76132377 fraktur metakarpall fredy

49
BAB I PENDAHULUAN A. Definisi Fraktur Metakarpal adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner Suddarth.2002) atau fraktur yang terjadi pada ujung jari karena trauma pada sendi interfalang, atau terjadi pada metacarpal karena karena tidak tahan terhadap trauma langsung ketika tangan mengepal dan dislokasi basis metacarpal I (Arief Mansjoer.2000) Berdasarkan jenisnya fraktur metacarpal dibagi menjadi 3, yaitu: Baseball Finger (Mallet Finger), Boxer Fracture (Street Fighter’s Fracture), dan Fracture Bennet Jenis-jenis fraktur metakarpal : 1. Baseball Finger (Mallet Finger) Baseball finger (Mallet finger) merupakan fraktur dari basis falang distal pada insersio dari tendon ekstensor. Ujung jari yang dalam keadaan ekstensi tiba-tiba fleksi pasif pada sendi interfalang distal karena trauma , sehingga terjadi avulsi fragmen tulang basis falang distal pada insersi tendon ekstensor jari.

Upload: imran-ahmad

Post on 11-Dec-2014

248 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi

Fraktur Metakarpal adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan

ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner Suddarth.2002) atau fraktur yang terjadi

pada ujung jari karena trauma pada sendi interfalang, atau terjadi pada metacarpal

karena karena tidak tahan terhadap trauma langsung ketika tangan mengepal dan

dislokasi basis metacarpal I (Arief Mansjoer.2000)

Berdasarkan jenisnya fraktur metacarpal dibagi menjadi 3, yaitu: Baseball

Finger (Mallet Finger), Boxer Fracture (Street Fighter’s Fracture), dan Fracture

Bennet

Jenis-jenis fraktur metakarpal :

1. Baseball Finger (Mallet Finger)

Baseball finger (Mallet finger) merupakan fraktur dari basis falang

distal pada insersio dari tendon ekstensor. Ujung jari yang dalam keadaan

ekstensi tiba-tiba fleksi pasif pada sendi interfalang distal karena trauma,

sehingga terjadi avulsi fragmen tulang basis falang distal pada insersi tendon

ekstensor jari.

Umumnya cedera atletik, Mallet Finger terjadi ketika sendi terluar dari

jari terluka. Pemain basket dan baseball secara rutin mengalami jammed finger,

tapi cedera dapat terjadi karena crush accident pada pekerjaan atau bahkan

karena jari terpotong saat bekerja di dapur.

Page 2: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

1. MANIFESTASI KLINIS :

Pasien tidak dapat melakukan gerakan ekstensi penuh pada ujung distal

falang. Ujung distal falang selalu dalam posisi fleksi pada sendi interfalang

distal dan terdapat hematoma pada dorsum sendi tersebut.

2. DIAGNOSIS :

Dalam banyak kasus, dokter akan menganjurkan foto rontgen agar dapat

mengetahui adanya fraktur utama dan sendi-sendi yang malalignment.

3. PENATALAKSANAAN :

Dilakukan imobilisasi menggunakan gips atau metal splinting dengan

posisi ujung jari hiperekstensi pada sendi interfalang distal sedangkan sendi

interfalang proksimal dalam posisi sedikit fleksi (Mallet splint).

Page 3: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

\

2. Boxer Fracture (Street Fighter’s Fracture)

Boxer fracture (street fighter’s fracture) merupakan fraktur kolum

metakarpal V, dan posisi kaput metakarpal angulasi ke volar/palmar. Terjadi pada

keadaan tidak tahan terhadap trauma langsung ketika tangan mengepal.

Page 4: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

1. MANIFESTASI KLINIS :

Terdapat bengkak, perubahan warna kulit dan disertai memar disekitar

tempat yang terluka. Ketika mengepal, jari yang patah akan lebih bengkok kearah

ibu jari, terdapat misalignment.

2. DIAGNOSIS :

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk memeriksa posisi jari dan kondisi

kulit. Pemeriksaan bisa mencakup beberapa berbagai tes gerakan dan penilaian

rasa di jari. Ini akan memastikan bahwa tidak ada kerusakan pada saraf. Sinar-X

mengidentifikasi lokasi dan luasnya fraktur.

3. PENATALAKSANAAN :

Reposisi tertutup dengan cara membuat sendi metakarpofalangeal dan

interfalang proksimal dalam keadaan fleksi 90°, kaput metakarpal V didorong ke

arah dorsal, lalu imobilisasi dengan gips selama 3 minggu

.

Page 5: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

3. Fracture Bennet

Fraktur Bennet merupakan fraktur dislokasi basis metakarpal I.

1. MANIFESTASI KLINIS :

Tampak pembengkakan di daerah karpometakarpal (CMC) I, nyeri tekan,

dan sakit ketika digerakkan.

2. DIAGNOSIS :

Seorang dokter harus mengkonsulkannya secepat mungkin.

Pembengkakan yang berkelanjutan dapat membuat tulang lebih sulit untuk

diluruskan kembali. Pengobatan tertunda akan membuat fraktur jauh lebih sulit

untuk diobati dan dapat menyebabkan hasil yang buruk. Padded splint dapat

digunakan untuk mencegah tulang dari bergerak lebih jauh keluar dari alignment.

Dokter akan memeriksa cedera, mengambil riwayat medis, dan

memerintahkan untuk mengambil sinar-X dari cedera.

3. PENATALAKSANAAN :

Dilakukan reposisi tertutup dengan cara melakukan ekstensi dan abduksi

dari ibu jari tangan, diimobilisasi. Kadang-kadang pada keadaan yang tidak

stabil, perlu reposisi terbuka dengan kawat Kirschner atau dilakukan reposisi

Page 6: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

tertutup di bawah C arm dan diikuti dengan asi dengan memakai wire

(percutaneus pinning).

Page 7: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

B. Etiologi Fraktur

Setiawan et al (2000, hal 112) menjelaskan bahwa fraktur dapat terjadi karena hal

berikut:

Karena adanya tekanan yang menimpa tulang lebih besar dari daya tahan tulang

Karena tulang yang sakit, dinamakan fraktur Patologik ialah kelemahan tulang akibat

penyakit kanker atau osteoporosis.

C. Patofisiologi

Trauma yang terjadi pada tulang dapat menyebabkan fraktur yang

menyebabkan seseorang memiliki keterbatasan gerak, gangguan keseimbnangan dan

nyeri. Nyeri disalurkan ke susunan syaraf pusat oleh dua sistem syaraf yang disebut

nociceftor, nociceftor ini distimulasi secara langsung dengan adanya kerusakan pada

sel. Nociceptor tersebut adalah zat-zat kimia seperti bradikinin, histamin,

prostaglandin dan sirotinin. Zat-zat kimia tersebut adalah suatu asam amino yang

dapat menyebabkan vaso dilatasi yang kuat dan meningkatkan permiabilitas kapiler,

kontraksi otot halus dan menstimulus reseptor. Impuls-impuls nyeri disalurkan ke

sum-sum tulang belakang oleh dua jenis serabut: Serabut serabut yang bermyelin

rapat serabut A-delta, serabut serabnuit lamban serabut C.

Nyeri dapat diterangkan sebagai nyeri tajam atau menusuk dan yang mudah

diketahui lokasinya akibat akibat dari impuls-impuls yang disalurkan serabut delta-A.

Serabut-serabut sarap aferen masuk ke spinal lewat melalu “dorsal root” dan sinaps

pada dorsal horn, terdiri dari lamina II dan III membentuk substansial yang disebut

substantia gelatinosa. Impuls-impuls nyeri menyeberangi sum-sum belakang pada

interneuron-interneuron dan bersambung dengan jalur spinal asendens, yaitu

spinothalamic tract (STT) dan spinoreticuler tract (SRT). STT merupakan sistem

yang diskriminatif dan membawa informasi mengenai sifat dan lokasi dari stimulus

kepada thalamus kemudian ke korteks untuk diinterpretasikan (Long 1996, l 220).

Akibat nyeri menimbulkan keterbatasan gerak disebabkan nyeri bertambah bila

Page 8: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

digerakkan(Setiawan 2000, hal 112). Akibat nyeri menyebabkan enggan untuk

bergerak termasuk toiletening, menyebabkan penumpukan faeses dalam colon. Colon

mereabsorpsi cairan faeses sehingga faeses menjadi kering dan keras dan timbul

konstipasi (Long, 1996, hal 224). Apabila luka menjadi robek, hal ini akan

menyebabkan resiko infeksi, risiko disfungsi neurovaskuler, dan risiko kerusakan

pertukaran gas akibat cedera vaskuler. (Doenges, hal 773, 776, 778).

Nyeri bisa merangsang susunan syaraf otonom mengaktifasi norepinephrin,

sarap msimpatis terangsang untuk mengaktifasi RAS di hipothalamus mengaktifkan

kerja organ tubuh sehingga REM menurun menyebabkan gangguan tidur. (Standar

asuhan keperawatan Muhammadiyah, 1998 hal 12)

Imobilisasi sendiri mengakibatkan berbagai masalah, salah satunya dekubitus,

yaitu luka pada kulit akibat penekanan yang terlalu lama pada daerah bone

promenence

Perubahan struktur yang terjadi pada tubuh dan perasaan ancaman akan

integritas stubuh, merupakan stressor psikologis yang bisa menyebabkan kecemasan.

Page 9: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

D.Patofisiologi fraktur sampai gangguan KDM

Rudapaksa atau trauma berat

Penyakit (Osteoporosis)

fraktur

Luka terbuka

Adanya Hubungan dengan dunia luar

Terputusnya kontinuitas jaringan

Organisme

merugikan mudah

masuk

Cedera vaskuler, pembentukan

trombus

Oedema

Disfungsi Neurovaskuler

Perubahan aliran darah

1

Nyeri saat pergerakan

Enggan untuk bergerak

Kerusakan mobilitas Fisik

Mobilisasi sekret terganggu

2 3

Merangsang nociceptor sekitar

untuk mengeluarka

histamin, bradikinin,

prostaglandin

Nyeri dihantarkan

melalui Serabut A-delta dan

Sumsum tulang belakang

Serabut saraf aferen

4

Resiko Infeksi

Kerusakan pertukaran gas

Kerusakan mobilitas Fisik

Disfungsi Neurovaskuler

Page 10: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

1 2 3 4

Perubahan membran Alveolar

(kapiler)

edema paru

Penekanan yang terlalu lama

Sirkulasi darah terganggu

Pemenuhan nutrisi dan O2 ke jaringan menurun

Ischemia

Nekrosis jaringan

Dekubitus

Ancaman integritas

Stressor

Tirah baring yang cukup lama

Bising usus menurun

Retensi faeces dalam colon

Cairan faeces direabsorpsi oleh

colon

faeces kering

Spinal melalui sinap pada dorsal

root dan sinap pada dorsal horn

Spinal assenden (STT/SRT)

Thalamus

Kortek Serebri

Timb

Merangsang RAS di Hipothalamus

REM Menururn

Sumber: Setiawan et al. (2000, hal 112), Long (1996, hal 224), Doenges, (hal 773, 776, 778).

Proses Penyembuhan Tulang

Terjaga

Dekubitus

Kerusakan

pertukaran gas

Timbul Nyeri

Konstipasi

Cemas

Page 11: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

Proses penyembuhan tulang pada fraktur terbagi atas 4 bagian tulang :

1. Penyembuhan fraktur pada tulang kortikal terdiri dari 5 fase, yaitu :

• Fase hematoma.

Pembuluh darah robek dan terbentuk hematom disekitar luka dan

didalam fraktur. Tulang pada permukaan fraktur yang tidak mendapatkan

persediaan darah akan mati sepanjang satu atau dua milimeter.

• Fase proliferasi seluler sub periosteal dan endosteal.

Terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu reaksi

penyembuhan karena adanya sel-sel osteogenik yang berfroliferasi dari

periosteum untuk membentuk kalus eksterna serta pada daerah endosteum

membentuk kalus interna sebagai aktivitas seluler dalam kanalis modularis.

• Fase pembentukan kalus (fase union secara klinis).

Setelah pembentukan jaringan seluler yang bertumbuh dari setiap

fragmen sel dasar yang berasal dari osteoblas dan kemudian pada kondroblas

membentuk tulang rawan. Tempat osteoblas diduduki oleh matriks

interseluler kolagen dan perlekatan polisakarida oleh garam-garam kalsium

membentuk suatu tulang yang imatur. Bentuk tulang ini disebut sebagai

woven bone, ini merupakan indikasi radiologik pertama terjadinya

penyembuhan fraktur.

• Fase konsolidasi (fase union secara radiologi).

Woven bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan-

perlahan diubah menjadi tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblas

Page 12: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

yang menjadi struktur lamelar dan kelebihan kalus akan diresorpsi secara

bertahap.

• Fase remodeling

Setelah union lengkap, maka tulang yang baru membentuk bagian

yang menyerupai bulbus meliputi tulang tetapi tanpa kanalis medularis. Pada

fase remodeling ini, perlahan-lahan terjadi resorbsi secara osteoklastik dan

tetap terjadi proses osteoblastik pada tulang dan kalus eksterna secara

perlahan-lahan menghilang. Kalus intermediat berubah menjadi tulang yang

kompak dan berisi sistem Haversian dan kalus bagian dalam akan mengalami

peronggaan untuk membentuk ruang sum-sum.

2. Penyembuhan fraktur pada tulang spongiosa.

Penyembuhan terutama oleh aktivitas endosteum dalam trabekula.

Bila vaskularisasi/kontak baik, maka penyembuhannya cepat.

3. Penyembuhan fraktur pada lempeng epifisis.

Fraktur epifisis sangat cepat penyembuhannya, oleh karena epifisis

aktif dalam pembentukan tulang.

4. Penyembuhan fraktur pada tulang rawan sendi

Penyembuhan sulit (vaskularisasi kurang/tidak ada). Bila ada celah

fraktur akan diisi oleh jaringan ikat. Penyembuhan kembali menjadi tulang

rawan hialin dimungkinkan bila dilakukan reposisi anatomis dan fiksasi

interna khusus dengan CPM (Continous Passive Movement).

Page 13: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

D. Tanda dan Gejala

1. Deformitas

Daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari

tempatnya perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti :

a. Rotasi pemendekan tulang

b. Penekanan tulang

2. Bengkak : edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah

dalam jaringan yang berdekatan dengan fraktur

3. Echumosis dari Perdarahan Subculaneous

4. Spasme otot spasme involunters dekat fraktur

5. Tenderness/keempukan

6. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari

tempatnya dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.

7. Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya

saraf/perdarahan)

8. Pergerakan abnormal

9. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah

10. Krepitasi (Black, 1993 : 199).

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Foto Rontgen

- Untuk mengetahui lokasi fraktur dan garis fraktur secara langsung

- Mengetahui tempat dan type fraktur

- Biasanya diambil sebelum dan sesudah dilakukan operasi dan selama

proses penyembuhan secara periodic

2. Skor tulang tomography, skor C1, Mr1 : dapat digunakan mengidentifikasi

kerusakan jaringan lunak.

Page 14: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

3. Artelogram dicurigai bila ada kerusakan vaskuler

4. Hitung darah lengkap HT mungkin meningkat ( hemokonsentrasi ) atau

menrurun ( perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada

trauma multiple)

Peningkatan jumlah SDP adalah respon stres normal setelah trauma

F. Komplikasi fraktur :

Komplikasi Fraktur

Burner (2000, hal 2365) membagi komplikasi fraktur kedalam empat

macam, antara lain :

a. Syok hipovolemik atau traumatik yang terjadi karena perdarahan.

b. Sindrome emboli lemak ( terjadi dalam 48 jam atau lebih setelah

cedera). Berasal dari sumsum tulang karena perubahan tekanan dalam

tulang, fraktur mendorong molekul-molekul lemak dari sumsum tulang

masuk ke sistem sirkulasi darah.

c. Sindrom Kompartemen terjadi karena perfusi jaringan dalam otot

kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan. Ini bisa diakibatkan

karena:

1. Penurunan ukuran kompartemen otot karena fasia yang membungkus

otot terlalu ketat, gips atau balutan yang terlalu menjerat.

2. Peningkatan isi kompartemen otot karena edema.

3. Emboli paru dan Koagulopati Intravaskuler Desiminata (KID) semua

fraktur terbuka dianggap mengalami kontaminasi. Merupakan

komplikasi akibat fraktur.

G. Penatalaksaan

Page 15: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

Menurut Setiawan et al (2000, hal 123) dan menurut Price dan Wilson

(1995, hal 1187) Pada klien dengan fraktur dapat dilakukan empat prinsip

perawatan dan pengobatan antara lain :

a. Rekognisi (Pengenalan)

Riwayat kecelakaan atau terjadinya fraktur harus diketahui dengan pasti, hal

ini menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya.

b. Reduksi/Reposisi

Merupakan upaya mengembalikan fragmen-fragmen tulang agar dapat

kembali seperti semula seoptimal mungkin dan dapat dilakukan dengan cara

:

1) Reposisi Tertutup (tanpa pembedahan)

Pada kebanyakan kasus, reposisi tertutup dilakukan dengan

mengembalikan fragmen tulang ke posisinya dengan manipulasi dan

traksi manual.

2) Reposisi Terbuka

Yaitu dilakukan melalui pembedahan sehingga bisa melihat kedudukan

yang patah.

c. Retensi – Reduksi/Fiksasi

Yaitu melakukan immobilisasi supaya terjadi penyambungan fragmen

tulang yang patah. Immobilisasi ini sangat penting dalam proses penyambungan

tulang, terutama dalam proses pembentukan kallus.

Cara fiksasi yaitu :

Page 16: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

1) Fiksasi Eksternal

Yaitu pemasangan alat bantu fiksasi yang dipasang di luar tulang,

gips, traksi)

2) Fiksasi Internal

Yaitu immobilisasi dengan proses pembedahan untuk memasukan

suatu alat fiksasi seperti paku, sekrup dan pen yang dipasang didalam

tulang. secara umum tujuannya adalah yang dipasang didalam tulang.

Secara umum tujuannya adalah proteksi fiksasi sampai sembuh.

Fiksasi dilakukan setelah sebelumnya dilakukan tindakan reposisi.

Akibat dari pemasangan fiksasi internal ini mengakibatkan oto-otot kaku,

sendi dan kekuatan ekstremitas yang berkurang karena otot atau sendi yang

jarang digunakan semaksimal mungkin. Setelah dalam jangka waktu yang

ditentukan dan ditunjang data-data bahwa fragmen tulang telah tersambung

atau adanya kelainan pemasangan pada alat ini (paku, sekrup, pen) harus

dikeluarkan melalui operasi.

3) Rehabilitasi/Reposisi

Yaitu perawatan atau tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan

atau memulihkan jaringan yang terganggu ke fungsi semaksimal mungkin.

Dilakukan segera dan sudah dilakukan bersamaan dengan pengobatan

fraktur, untuk menghindari atrofi dan kontrkatur.

Page 17: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian terhadap klien dengan gangguan muskuloskeletal meliputi

pengumpulan data dan analisa data. Dalam pengumpulan data, sumber data

diperoleh dari klien sendiri, keluarga klien, perawat, dokter atau dari catatan

medis.

Pengumpulan Data meliputi :

a. Biodata Klien dan Penanggung Jawab Klien

Biodata klien terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

status marital, agama, alamat, tanggal masuk RS, nomor catatan medis dan

diagnosa medis. Biodata penanggung jawab meliputi nama, umur,

pendidikan, pekerjaan, agama, alamat dan hubungan dengan klien.

b. Keluhan Utama

Keluhan yang paling menonjol dan dirasakan oleh pasien saat dilakukan

pengkajian. Biasanya klien yang mengalami fraktur mengeluh tidak dapat

melakukan pergerakan, nyeri, lemah, dan tidak dapat melakukan sebagian

aktivitas sehari – hari (Setiawan et al, 2000, hal 130)

c. Riwayat Kesehatan Sekarang

Berisi bagaimana terjadinya fraktur, kapan terjadinya, bagian mana yang

terkena, serta berisi status nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat tidur dan

personal higiene (Setiawan et al 2000, hal 131)

d. Riwayat Kesehatan Dahulu

Perlu dikaji untuk mengetahui apakah klien pernah mengalami sesuatu

penyakit yang berat atau penyakit tertentu yang memungkinkan akan

berpengaruh pada kesehatannya sekarang (Setiawan et al 2000, hal 131)

Page 18: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Perlu diketahui untuk menentukan apakah dalam keluarga ada penyakit

keturunan atau penyakit – penyakit karena lingkungan yang kurang sehat

yang berdampak negatif sehingga memperberat penyakitnya. Biasanya

fraktur tidak ada kecenderungan menurun dari keluarga karena penyebab

biasanya kecelakaan (Long, 1996, hal 356).

f. Data Aspek Biologis yang meliputi :

1) Keadaan Umum

Pada klien fraktur biasanya mengalami kelemahan, kebersihan diri

kurang, kurus, kesadaran kompos mentis. Pemeriksaan tanda – tanda vital

juga dilakukan biasanya terdapat perubahan yaitu tekanan darah

meningkat, suhu tubuh meningkat dan pernafasan cepat dan dangkal.

(Setiawan et al 2000, hal 132)

2) Sistem Neurosensori

Yang dikaji adalah fungsi serebral, fungsi saraf kranial, fungsi sensori

serta refleks. Pada klien dengan fraktur biasanya terjadi hilang gerakan

atau sensasi, spasme otot, kesemutan atau paraestesis. (Doengoes 2000, hal

762)

3) Sistem Pernafasan

Perlu dikaji mulai dari bentuk hidung, ada tidaknya sekret

pada lubang hidung, pergerakkan cuping hidung waktu bernafas,

auskultasi bunyi nafas. Hal ini penting karena imobilisasi

berpengaruh pada pengembangan paru dan mobilisasi sekret pada

jalan nafas. (Setiawan et al 2000, hal 132)

4) Sistem Kardiovaskuler

Kaji dari mulai warna konjungtiva, warna bibir, ada tidaknya

peninggian vena jugularis, ukur tekanan darah. Hypotensi,

Page 19: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

hipertensi, takikardi, pengisisan kapilaer lambat, pucat pada bagian

yang terkena. biasanya terjadi pada klien yang mengalami fraktur.

(Setiawan et al 2000, hal 132 dan Doengoes 2000, hal 762)

5) Sistem Gastrointestinal

Konstipasi, perubahan pola makan dan minum dari normal,

kurang kegiatan dan BAB harus menggunakan pispot juga merupakan

hal yang dapat menyebabkan perubahan pola eliminasi BAB.

(Setiawan et al 2000, hal 133)

6) Sistem Perkemihan

Biasanya tidak terdapat gangguan. (Doenges 2000, hal 762)

7) Sistem Muskuloskeletal

Terdapat nyeri pada daerah yang terkena, terjadi deformitas,

spasme otot dan kelemahan otot. (Doengoes 2000, hal 762 dan

Setiawan et al 2000, hal 133)

8) Sistem Genitourinaria

Biasanya tidak terdapat gangguan. (Doengoes 2000, hal 762)

9) Sistem Integumen

Pada fraktur biasanya terjadi pembengkakan kulit dan jaringan,

perubahan warna kulit, laserasi kulit, avulasi jaringan dan perubahan

suhu (Setiawan et al 2000, hal 134 dan Doengoes 2000, hal 762)

10) Sistem Endokrin

Pada sistem ini biasanya tidak mengalami gangguan.

(Doengoes 2000, hal 762)

2. Pengkajian Psikologis

Pada klien fraktur sering terdapat cemas, khawatir takut tidak

sembuh kembali dan takut di amputasi.

Page 20: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

3. Pengkajian Sosial

Interaksi sosial sering terganggu akibat kerusakan mobilisasi fisik

dan gangguan body image.

4. Pengkajian Spiritual

Jarang terjadi, klien dapat melaksanakan kewajibannya sebagai

muslim, kadang klien lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

5. Data Penunjang

Menurut Doenges (2000, hal 762) data penunjang yang harus

dilengkapi pada pasien dengan fraktur adalah:

a. Pemeriksaan rontgen, menentukan lokasi, luasnya fraktur.

b. Skan tulang, tomogram, skan CT / MRI, memperlihatkan

fraktur, juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan

jaringan lunak.

c. Laboratorium terutama hematokrit mungkin meningkat atau

menurun, peningkatan jumlah SDP, peningkatan kreatinin dan profil

koagulasi.

6. Dampak Masalah Terhadap Kebutuhan Dasar

Fraktur dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh lainnya dan

terhambatnya pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

Doenges (2000, hal 761) membagi dampak masalah terhadap

kebutuhan dasar akibat fraktur sebagai berikut, yaitu :

a. Kebutuhan Aktivitas

Klien yang mengalami fraktur akan berdampak pada

penurunan pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari, karena akan

kehilangan fungsi. Klien akan takut dan enggan bergerak karena nyeri

akibat fraktur (Carpenito, 2001, hal 244)

Page 21: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

b. Kebutuhan Rasa Nyaman

Karena adanya fraktur klien akan merasa nyeri berat secara

tiba-tiba pada saat cedera atau dimobilisasikan sehingga mengganggu

rasa nyaman

c. Integritas Kulit

Akibat immobilisasi dapat menyebabkan sirkulasi pada area

tertentu kurang lancar dan disertai adanya penekanan terus-menerus

dapat menyebabkan kerusakan kulit (dekubitus).

d. Kebutuhan Eliminasi B.A.K

Pada saluran perkemihan biasanya tidak terjadi perubahan atau

kerusakan.

e. Kebutuhan Nutrisi

Klien yang mengalami fraktur khususnya fraktur ekstremitas

akan berdampak pada pemenuhan nutrisi.

f. Kebutuhan Eliminasi B.A.B

Klien yang immobilisasi juga dapat menyebabakan konstipasi

karena kelemahan otot serta kemunduran reflek defekasi akibat

terlalu lama imobilitas di tempat tidur.

g. Kebutuhan Oksigen

Penurunan pernapasan yang disebabkan ketidakseimbangan O2

dan CO2. Sekresi juga akan terakumulasi dalam saluran pernapasan

akibat klien sulit batuk dan merubah posisi. Juga akibat oedema paru.

h. Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Faktor psikosomatik seperti rasa nyeri dan rasa tidak nyaman

terhadap lingkungan akan mengakibatkan aktifnya RAS di fomatio

Page 22: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

retikularis sehingga menurunkan aktivitas REM yang membuat klien

dalam keadaan terjaga

i. Kebutuhan Personal Hygine

Karena keadaan fisik yang kurang maksimal mengakibatkan

klien kurang mampu untuk merawat personal hyginenya sendiri.

j. Kebutuhan Rasa Aman/Cemas

Kurangnya pengetahuan dan informasi tentang penyakit dan

prosedur yang dilaksanakan akan menyebabkan klien menjadi cemas.

B. Diagnosa Keperawatan

Stiawan et al (2000, hal 136), Doengoes (2000, hal 761)

Kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami fraktur

diantaranya :

a. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan akibat fraktur.

b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan trauma jaringan

akibat fraktur.

c. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit dan terpajannya

dengan lingkungan akibat fraktur terbuka, fiksasi pen eksternal.

d. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik akibat

immobilisasi1

e. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi

dan terpasangnya alat fiksasi.

f. Kerusakan pola istirahat dan tidur behubungan dengan nyeri

g. Depisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan pergerakan

akibat fraktur.

h. Resiko disfungsi Neurovaskuler berhubungan dengan cedera vaskuler

i. Resiko pola nafas tidak efektif berhubungan dengan edema paru dan

mobilisasi sekret tidak adekuat

Page 23: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

j. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan

C. Tujuan, Intervensi dan Rasionalisasi

a. Nyeri Akut berhubungan dengan pergerakkan fragmen tulang dan

cedera jaringan lunak

- Tujuan : Keluhan nyeri tidak ada.

- Intervensi dan rasionalisasi dari diagnosa diatas, dapat dilihat

dari tabel dibawah ini.

Tabel .2.1Nyeri Akut berhubungan dengan Pergerakan Fragmen Tulang

dan Cedera Jaringan Lunak.

Intervensi Rasional

a. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips, pembebat, traksi.

b. Tinggikan dan sokong ekstremitas yang mengalami luka/fraktkur.

c. Kaji tngkat nyeri klien

d. Lakukan tekhnik distraksi dengan cara mengajak klien berbincang-bincang

e. Berikan alternatif tindakan kenyamanan, contoh pijatan, pijatan punggung, perubahan posisi.

f. Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif/aktif.

g. Dorong klien untuk menggunakan teknik manajemen stres, contoh

a. Menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang/tegangan jaringan yang cedera.

b. Untuk meingkatkan aliran darah balik vena, menurunkan edema, menurunkan nyeri.

c. Dengan menkaji tingkat nyeri klien untuk keefektifan pengawasan intervensi. Tingkat ansietas dapat mempengaruhi persepsi/reaksi terhadap nyeri.

d. Dengan melakukan teknik distraksi pada klien dengan cara berbincang-bincang, dapat mengalihkan perhatian klien tidak hanya tertuju pada nyeri.

e. Meningkatkan sirkulasi umum ; msnurunkan area tekanan lokal dan kelelahan otot.

f. Mempertahankan kekuatan/mobilitas otot yang sakit dan memudahkan resolasi inflamasi pada jaringan yang cedera.

g. Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol, dan dapat meningkatkan kemampuan koping dalam manajemen nyeri,

Page 24: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

relaksasi progresif, latihan napas dalam, imajinasi visualisasi. Sentuhan terapeutik.

yang mungkin menetap untuk periode lebih lama.

Sumber: Doenges et. al. (2000, hal 765) Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (edisi 3), EGC, Jakarta.

b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan trauma jaringan

akibat fraktur.

- Tujuan : Meningkatkan/mempertahankan mobilitas

pada tingkat paling tinggi yang mungkin.

- Intervensi dan rasionalisasi dari diagnosa diatas, dapat dilihat

dari tabel dibawah ini.

Tabel .2..2Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan

trauma jaringan akibat fraktur.

Intervensi Rasional

a. Lakukan rentang gerak aktif pada anggota gerak sehat sedikitnya 4 kali/hari

b. Lakukan latihan rentang gerak pasif pada anggota gerak yang sakit dengan hati-hati, dan sangga ekstrimitas yang fraktur.

c. Ubah posisi setiap 2-4 jam

d. Tingkatkan latihan gerak secara perlahan.- Hari

kedua post op, klien bisa duduk di tempat tidur dengan nyaman

- Hari ketiga post op, klien bisa turun dari tempat tidur dan jalan-jalan di sekitar dengan tangan yang

a. Mencegah/menurunkan insiden komplikasi kulit, menghindari spasme otot, dan gerak aktif meningkatkan kemandirian dalam pergerakkan

b. Gerak pasif dapat mencegah kontraktur, dan dengan cara disangga, agar tidak terjadi pergeseran pada tulang yang fraktur

c. Melancarkan sirkulasi sehingga mempercepat penyembuhan serta mencegah/menurunkan insiden komplikasi kulit.

d. Rentang grak secara bertahap dimungkinkan tidak menyebabkan keterkejutan pada klien

Page 25: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

fraktur disangga- Hari

keempat post op dan seterusnya, klien bisa turun dari tempat tidur

-Sumber: Carpenito. (2001, hal 245) . Buku saku Diagnosa

Keperawatan(edisi 8), EGC, Jakarta.

c. Resiko Infeksi berhubungan dengan Kerusakan Kulit

dan Terpajannya dengan Lingkungan Luar

- Tujuan : Mencapai penyembuhan luka sesuai waktu,

bebas drainase purulen atau eritema

- Intervensi dan rasionalisasi dari diagnosa diatas, dapat dilihat

dari tabel dibawah ini.

Tabel 2.3Resiko Infeksi berhubungan dengan Kerusakan Kulit

dan Terpajannya dengan Lingkungan Luar

Intervensi Rasionala. Kaji sisi pen/kulit perhatikan

keluhan peningkatan nyeri/rasa terbakar atau adanya edema, eritema, bau tak enak.

b. Berikan perawatan pen/kawat steril sesuai protokol dan latihan mencuci tangan.

c. Kaji tonus otot, reflek tendon dalam dan kemampuan untuk berbicara.

d. Selidiki nyeri tiba-tiba/keterbatasan gerakan dengan edema lokal/eritema ekstremitas cedera.

e. Berikan irigasi luka/tulang dan berikan sabun basah/hangat sesuai indikasi

f. Monitor tanda-tanda vital.

a. Dapat mengindikasikan timbulnya inifeksi lokal/nekrosis jatingan, yang dapat menimbulkan osteomielitis.

b. Dapat mencegah kontaminasi silang dan kemungkinan infeksi.

c. Kekuatan otot, spasme tonik otot rahang, dan disfagia menunjukkan terjadinya tetanus.

d. Dapat mengindikasikan terjadinya osteomielitis.

e. Debrideman lokal/pembersihan luka menurunkan mikroorganisme dan insiden infeksi sistemik.

f. Adanya peningkatan tanda-tanda vital merupakan salah satu tanda dan gejala adanya infeksi

g. Mengganti balutan untuk menjaga agar luka tetap bersih dan dapat

Page 26: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

g. Ganti balutan tiap hari dengan menggunakan alat yang seteril

h. Ajarkan teknik perawatan luka

i. Berikan antibiotik sesuai program pengobtan

j. Kolaborasi dengan tim laboratorium terutama peningkatan leukosit.

k. Berikan intake protein dan vitamin

mencegah terjadinya kontaminasi.

h. Dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam perawatan luka bila klien pulang

i. Antibiotik merupakan obat untuk mencegah/mengobati infeksi dengan cara membunuh kuman yang masuk.

j. Adanya peningkatan leukosit merupakan salah satu tanda adanya infeksi.

k. Protein sangat penting untuk mengembangkan keseimbangan nitrogen dan asam amino untuk metabolisme : protein dan vitamin C juga sangat penting untuk penyembuhan luka

Sumber: Doenges, et. al. (2000, hal 773). Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (edisi 3), EGC, Jakarta

d. Konstipasi berhubungan dengan Penurunan Peristaltik Akibat

Immobilisasi

- Tujuan : Bising usus kembali normal, tak ada keluhan

dalam eliminasi BAB

- Intervensi dan rasionalisasi dari diagnosa diatas, dapat dilihat

dari tabel dibawah ini:

Tabel 2.4Konstipasi berhubungan dengan

Penurunan Peristaltik Akibat Immobilisasi

Intervensi Rasional

a. Melatih klien untuk melakukakan pergerakan yang melibatkan daerah abdomen seperti miring ke

a. Dengan melakukan pergerakan yang melibatkan daerah abdomen akan meningkatkan ketegangan otot abdomen

b. kiri dan kanan.

c. Memberikan makanan

b. yang membantu peningkatan pristaltik usus sehingga pengeuaran feses akan lancar.

c. Makanan tinggi serat akan menarik cairan dari lumen usus,

Page 27: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

tinggi serat sehingga feses konsistensinya lembek dan mudah dikeluarkan

Sumber: Doengoes, et. al. (2000, hal 770). Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (edisi 3), EGC, Jakarta

e. Resiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Imobilisasi

dan Terpasangnya Alat Fiksasi.

- Tujuan : Menyatakan ketidak nyamanan hilang,

mencapai penyembuhan luka sesuai waktu/penyembuhan lesi

terjadi

- Intervensi dan rasionalisasi dari diagnosa diatas, dapat dilihat

dari tabel dibawah ini:

Tabel 2.5Resiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan

Imobilisasi dan Terpasangnya Alat Fiksasi.

Intervensi Rasionala. Kaji kulit untuk luka

terbuka, benda asing, kemerahan, perdarahan, perubahan warna, kelabu, memutih.

b. Masase kulit dan penonjolan tulang. Pertahankan tempat kering dan bebas kerutan. Tempatkan bantalan air/bantalan lain bawah kiku/tumit sesuai inidikasi.

c. Kaji posisi bebat pada alat traksi

d. Lakukan mobilisai aktif maupun pasif.

a. Memberikan informasi tentang sirkulasi kulit dan masalah yang mungkin disebabkan oleh alat dan/atau pemasangan bebat atau traksi, atau pembentukan edema yang membutuhkan intervensi medik lanjut.

b. Menurunkan tekanan konstan pada area yang peka da risik abrasi/kerusakan kulit

c. Posisi yang tak tepat dapat menyebabkan cedera kulit/kerusakan.

d. Dengan mobilisasi aktif maupun pasif sirkulasi darah pada daerah tertentu lancar dan penekanan-penekanan pada daerah tertentu tidak berlebihan

Page 28: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

Sumber: Doengoes, et. al. (2000, hal 771). Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (edisi 3), EGC, Jakarta

f. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan Nyeri

- Tujuan : Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi

- Intervensi dan rasionalisasi dari diagnosa diatas, dapat dilihat

dari tabel dibawah ini:

Tabel .2.6Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan Nyeri

Intervensi Rasionala. Berikan makanan

kecil, susu hangat sore harib. Turunkan jumlah

minum sore hari, lakuikan berkemih sebelum tidur

c. Batasi masukan makanan dan minuman mengandung kafein

d. Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik dan sedatif

a. Meningkatkan relaksasi dengan perasaan mengantuk

b. Menurunkan kebutuhan akan bangun untuk pergi ke kamar mandi

c. Kafein dapat memperlambat klien untuk tidur dan memopengaruhi tidur tahap REM.

d. Nyeri meruhi kemampuan klien untuk tidur, dsan sedatif obat yang tepat untuk menuiingkatkan istiraht

Sumber : Doengoes, et. al. (2000, hal 494, 385). Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (edisi 3), EGC, Jakarta

g. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Keterbatasan Pergerakan

Akibat Fraktur

- Tujuan : Kebutuhan perawatan diri terpenuhi

- Intervensi dan rasionalisasi dari diagnosa diatas, dapat dilihat

dari tabel dibawah ini:

Tabel 2.7Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan

Page 29: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

Keterbatasan Pergerakan Akibat Fraktur

Intervensi Rasionala. Beri informasi tentang

pentingnya perawatan diri bagi klien

b. Bantu dan fasilitasi klien dalam melakukan personal higiene

c. Jaga kebersihan pakaian dan alat tenun klien

d. Berikan lotion dan talk setelah mandi

a. Dengan memberikan informasi dapat menambah wawasan pengetahuan klien tentang cara perawatan diri yang benar

b. Dengan menyediakan dan mendekatkan akan mendorong kemandirian klien dalam hal melakukan aktivitas

c. Pakaian yang bersih dan alat tenun yang kering dapat mencegah terjadinya gatal.

d. Untuk meningkatkan rasa nyaman klien dan dapat mencegah terjadinya biang keringat

Sumber:Doengoes, et. al. (2000, hal 301). Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (edisi 3), EGC, Jakarta

h. Resiko Disfungsi Neurovaskuler berhubungan dengan

cedera vaskuler

- Tujuan : Perfusi jaringan adekuat

- Intervensi dan rasionalisasi dari diagnosa diatas, dapat dilihat

dari tabel dibawah ini:

Tabel 2.8Resiko Disfungsi Neurovaskuler berhubungan dengan

cedera vaskuler

Intervensi Rasionala. Lepaskan

perhiasan dari ekstrimitas yang sakit

b. Kaji aliran kapiler, warna kulit, dan kehangatan distal pada fraktur

c. Lakukan pengkajian neuromuskular, perhatikan perubahan fungsi

a. Dapat membendung sirkulasi bila terjad edema

b. Warna kulit putih menunjukkan gangguan arterial. Sianosis diduga gangguan vena

c. Gangguan perasaan kebas, kesemutan, peningkatan nyeri terjadi bila sirkulasi pada saraf tidak adekuat atau saraf rusak

Page 30: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

motor/sensor

d. Kaji keluhan rasa terbakar dibawah gips

e. Awasi posisi/lokasi cincin penyokong bebat

f. Selidiki tanda iskemia ekstrimitas tiba-tiba, contoh peniurunan suhu kulit, dan peningkatan nyeri]

g. Dorong pasien untuk melakukan ambulasi sesegera mungkin

h. Selidiki nyeri tekan, pembengkakan pada dorso fleksi kaki.

i. Awasi tanda vital.

d. Faktor ini disebabkan atau mengidentifikasikan tekanan mjaringan/iskemia, menimbulkan kerusakan atau nekrosis

e. Alat traksi dapat menyebabkan tekanan pada pembuluh darah/saraf, terutama pada aksila dan lipat paha.

f. Dislokasi fraktur sendi (khususnya lutut) dapat menyebabkan kerusakan arteriyang berdekatan, dengan akibata hilangnya aliran darah ke distal.

g. Meningkatkan sirkulasi dan menurunkan pengumpulan darah khususnya pada ekstrimitas bawah

h. Terdapat peningkatan untuk tromboplebitis dan emboli paru pada pasien imobilisasi selama lima hari

i. Perubahan tanda-tanda vital menunjukkan peningkatan sirkulasi

Sumber:Doengoes, et. al. (2000, hal 766). Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (edisi 3), EGC, Jakarta

i. Resiko pola nafas tidak efektif berhubungan dengan edema paru dan

mobilisasi sekret tidak efektif

- Tujuan : Mempertahankan fungsi pernafasan adekuat.

- Intervensi dan rasionalisasi dari diagnosa diatas, dapat dilihat

dari tabel dibawah ini:

Tabel 2.9 Resiko pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

Edema paru dan mobilisasi sekret tidak efektif

Intervensi Rasional

Page 31: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

a. Awasi frekuensi pernafasan dan upayanya. Perhatikan stridor, penggunaan otot bantu, retraksi,

a. Tarkifne, dispnea, dan perubahan dalam mental dan tanda dini insufisiensi pernafasan dan mungkin

terjadinya sianosis sentral.

b Auaskultasi bunyi nafas perhatikan terjadinya ketidak samaan

c. Atasi jaringan cedera/tulang dengan lembut, khusunya selama beberapa hari pertama

d. Bantu dalam latihan nafas dalam

e Observasi sputum untuk tanda adanya darah

hanya indikator terjadinya emboli paru tahap awal

b. Perubahan dalam bunyi adventisius menunjukan terjadinya komplikasi pernafasan

c. Dapat mencegah terjadinya emboli lemak, yang erat hubungannya dengan fraktur.

d. Menungkatkan ventilasi alveolar dan prfusi. Reposisi meningkatkan drimnage sekret dan menurunkan kongesti pada area dependen.

e. Hemodialisa dapat terjadi dengan emboli paru

Sumber:Doengoes, et. al. (2000, hal 768) . Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (edisi 3), EGC, Jakarta

j. Ansietas berhubungan dengan Kurang pengetahua

- Tujuan : Cemas hilang

- Intervensi dan rasionalisasi dari diagnosa diatas, dapat dilihat

dari tabel dibawah ini:

Page 32: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

Tabel 2.10Ansietas berhubungan dengan

Kurang pengetahua

Intervensi Rasionala. Jalin rasa percaya

b. Kaji ulang tingkat kecemasan klien

c. Berikan kesempatan mengekspresikan perasaannya

d. Berikan penjelasan tentang penyakit yang diderita

e. Berikan kesempatan bertanya untuk

a. Rasa percaya dapat melahirkan keterbukaan

b. Dapat mengetahui derajat kecemasan klien sehingga memudahkan intervensi selanjutnya

c. Beban kecemasan dapat berkurang dengan diekspresikan

d. Dengan mengetahui penyakit, dimungkinkan klien akan merasa tenang

e. Dimungkinkan dapat mengetahui hal yang tidak diketahui

Sumber: Carpenito. (2001, hal 245) . Buku saku Diagnosa Keperawatan (edisi 8), EGC, Jakarta.

Page 33: 76132377 Fraktur Metakarpall Fredy

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Orthopaedic Surgeons. 2011. Metacarpal Fracture. Di unduh dari http://orthoinfo.aaos.org/ pada 30 april 2013.

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah, EGC, Jakarta.

Grace, Pierce & Neil Borley. 2007. At A Glance: Ilmu Bedah, edisi III. Erlangga, Jakarta

Mansjoer, Arief ,2000, Kapita Selekta Kedokteran.edisi II, Aeschepalus, Jakarta.

Rasad, Sjahriar. 2008. Radiologi Diagnostik, edisi II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.