753-2487-1-sm

11
Pengaruh Pelatihan Harga Diri ....... (Faridah Ainur Rohmah) 53 PENGARUH PELATIHAN HARGA DIRI TERHADAP PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA Faridah Ainur Rohmah Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan harga diri terhadap penyesuaian diri pada remaja. Subjek penelitian adalah siswa MAN 1 Yogyakarta sebanyak 22 orang yang memilki gangguan penyesuaian diri yang tinggi. Subjek dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data yang diperoleh dianalisis dengan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat sebelum dilakukan penelitian harga diri, kondisi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda penyesuaian dirinya. Setelah pelatihan, terhadap perbedaan penyesuaian diri antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol (U=3.0; p<0.01), dengan demikian penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pelatihan harga diri terhadap penyesuaian diri pada remaja. Kata kunci : Pelatihan harga diri, penyesuaian diri, remaja Abstract The study intends to knoe the effect of self esteem training to self adaptation of adolescent. The subject are 22 srudents of MAN 1 Yogyakarta who have high self adaptation of problems. They didive into teo groups : experiment group and control group. The data is analyzed by man witney. The result shows that before research the condition of experiment and control group is not different in self adjusment. After research, there is adjusment between experimental group and control group ((U=3.0; p<0.01). Thus the research show there is affect of self esteem training to self adjusment of adolescent. Kata kunci : Self esteem training self adjusment: adolescent Pendahuluan Saat ini dunia telah memasuki era globalisasi. Pengaruh-pengaruh kebudayaan luar mudah masuk dan ikut mewarnai kehidupan individu. Seseorang dapat memperoleh berbagai informasi tanpa susah payah, misalnya melalui media audio, visual, dan audio-visual.sadar atau tidak sadar, individu mentransfer informasi- informasi tersebut, sehingga tiadak sedikit dari individu manjadi terpengaruh. Produk globalisasai bisa didasarkan dalam kehidupan individu misalnya pengaruh internet. Bagi kalangan tertentu internet sudah tidak asing lagi. Melalui internet berbagai data dan informasi bisa didapat baik alam bentuk teks, gambar, grafik atau foto dengan bebas hambatan, bebas sensor, dan bebas etika. Pengaruh media lain juga besar dampaknya pada kehidupan seseorang, yaitu media televisi. Misalnya saja pengaruh iklan, memalui kata dan dan gambar, iklan mampu mendorong seseorang menjadi tertarik untuk mengikuti slogan-slogan dan ajakan-ajakannya. Misalnya saja pada iklan bir bintang, jika seseorang ingin tampil istimewa serta menawan, atau bila ingin layak dapat bintang, maka semua

Upload: alhanun

Post on 12-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

753-2487-1-SM

TRANSCRIPT

Page 1: 753-2487-1-SM

Pengaruh Pelatihan Harga Diri ....... (Faridah Ainur Rohmah) 53

PENGARUH PELATIHAN HARGA DIRITERHADAP PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA

Faridah Ainur RohmahFakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan harga diri terhadap penyesuaian

diri pada remaja. Subjek penelitian adalah siswa MAN 1 Yogyakarta sebanyak 22 orang yang memilkigangguan penyesuaian diri yang tinggi. Subjek dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimendan kelompok kontrol.

Data yang diperoleh dianalisis dengan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwapada saat sebelum dilakukan penelitian harga diri, kondisi kelompok eksperimen dan kelompokkontrol tidak berbeda penyesuaian dirinya. Setelah pelatihan, terhadap perbedaan penyesuaian diriantara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol (U=3.0; p<0.01), dengan demikian penelitianini menunjukkan bahwa ada pengaruh pelatihan harga diri terhadap penyesuaian diri pada remaja.

Kata kunci : Pelatihan harga diri, penyesuaian diri, remaja

AbstractThe study intends to knoe the effect of self esteem training to self adaptation of adolescent. The

subject are 22 srudents of MAN 1 Yogyakarta who have high self adaptation of problems. Theydidive into teo groups : experiment group and control group.

The data is analyzed by man witney. The result shows that before research the condition of experimentand control group is not different in self adjusment. After research, there is adjusment between experimentalgroup and control group ((U=3.0; p<0.01). Thus the research show there is affect of self esteemtraining to self adjusment of adolescent.

Kata kunci : Self esteem training self adjusment: adolescent

Pendahuluan

Saat ini dunia telah memasuki eraglobalisasi. Pengaruh-pengaruh kebudayaan luarmudah masuk dan ikut mewarnai kehidupanindividu. Seseorang dapat memperoleh berbagaiinformasi tanpa susah payah, misalnya melaluimedia audio, visual, dan audio-visual.sadar atautidak sadar, individu mentransfer informasi-informasi tersebut, sehingga tiadak sedikit dariindividu manjadi terpengaruh.

Produk globalisasai bisa didasarkan dalamkehidupan individu misalnya pengaruh internet.Bagi kalangan tertentu internet sudah tidak asing

lagi. Melalui internet berbagai data dan informasibisa didapat baik alam bentuk teks, gambar,grafik atau foto dengan bebas hambatan, bebassensor, dan bebas etika. Pengaruh media lain jugabesar dampaknya pada kehidupan seseorang,yaitu media televisi. Misalnya saja pengaruh iklan,memalui kata dan dan gambar, iklan mampumendorong seseorang menjadi tertarik untukmengikuti slogan-slogan dan ajakan-ajakannya.Misalnya saja pada iklan bir bintang, jikaseseorang ingin tampil istimewa serta menawan,atau bila ingin layak dapat bintang, maka semua

Page 2: 753-2487-1-SM

Humanitas : Indonesian Psychologycal Journal Vol.1 No. 1 Januari 2004:53-6354

ditawari untuk memilih minuman yangmengandung alkohol. Hal ini merupakangambaran iklan setiap hari yang di tanyangkan ditelevisi nasional yang lengkap dengan tampilangambar serba berani, merangsang, dan hebat. Apalagi sekarang, berbagai jenis minuman kerassemakin membanjiri kota-kota besar dan semakinmeluas di beberapa daerah sehingga mudah untukmendapatkannya (Resmianton, 1996).

Semua lapisan umur dapat terpengaruh olehglobalisasi, termasuk golongan remaja. Salah satucontoh konkrit adalah adanya gejala-gejala yangberlebihan pada remaja untuk memiliki barangtertentu atau menggunakan prosduk tertentu untuksuatu ketentuan. Remaja akan merasa tidakmodern, atau merasa ketinggalan zaman bila tidakmerawat tubuhnya dengan cara tertentu ataubarang yang mencirikan hal modrn menurut yangditawarkan, walaupun banyak cara lain yangterkesan tidak modern yang barang kali lebihcocokbagi dirinya. Jadi, orang dirangsang untuk berpacudengan orang lain dalam hal pemilikan barang,akibatnya orang mudah kehilangan kepercayaandiri, menjadi kecewa pada diri sendiri, merasakalah, tidak berharga dalam hal pemilikan, danpemakaian barang dibanding orang lain (Singgih,dalam keluarga, 1994).

Banyak cara yang ditempuh oleh remajadalam menghadap[i laju kehidupan. Tidak sedikitremaja menutup diri dan mebgisolasi diri daripengaruh-pengaruh luar. Remaja cenderungmenutup diri, eksklusif, apriori terhadap semuapemikiran, pandangan, dan gagasan dari manapundatangnya. Banyak juga remaja yang berusahamenyerap pengaruh luar sekedar untukmempercantik penampilannya, tetapi ternyatamasyarakat mempersepsi lain, misalnya tidak etisatau tidak pantas. Remaja lain mempunyaiproblem yang berbeda yaitu ketidakmampuannyamengikuti perkembangan zaman dan tidakmampu mengikuti banyak hal yang ditawarkanoleh lingkungan luas karena keterbatasan fasilitasdan tidak adanya kesempatan.

Dalam kehidupan yang luas, kompleks,penuh dengan informasi, dan daya tarik, individudituntut untuk mampu menyesuaikan dengankondisi yang ada agar dapat eksis, dan berfungsidi lingkungan sekitarnya. Padahal dalam prosespenyesuaian diri, tidak jarang individu mengalamihambatan-hambatan. Akibatnya menjadi kurangpercaya diri, canggung dalam peranan sosialnya,ragu untuk bertindak, terlalu gelisah, dan sibukmemperhatikan pandangan orang lain tentangdirinya. Akhirnya individu menjadi cemas tentangsegala sesuatu yang ada pada dirinya.perasaancemas dan kurang aman akan menyebabkanhambatan bagi proses belajar seseorang dalambanyak hal dan akan mempengaruhi dalamkreativitas dan merespon (Hyatt, 1993).Kecemasan merupakan kondisi psikologis yangsangat tidal menyenangkan, karena pikiran danpendapat menjadi terganggu, perbuatan menjaditidak menentu dan kurang dapat dikontrolakhirnya timbul perasaan kehilangankeseimbangan mental. Hanya individu yangmempunyai kepribadian yang mantap yangmampu menyesuaikan dan menghadapi arusinformasi serta pengaruh-pengaruh yangditawarkan kepadanya. Salah satu aspekkepribadian yang penting dan harus dimiliki olehremaja adalah harga diri.

Para penganmat menyadari bahwa sungguhbesar kemungkinan harga diri pada remaja, karenaremaja masih memiliki banyak kesempatan danwaktu dalam mengarungi perjalanan hidupnya.Remaja adalah pemilik masa depan dan pelakusejarah umat manusia abad 21. (Muhammad,1996) menghimbau bahwa remaja perlu dilatihdan dididik sejak dini agar mampu menghadapiperubahan-perubahan yang bersifatmultidimensional. Salah satu cara yang dapatdilakukan untuk remaja adalah meningkatkanharga diri melalui pelatihan peningkatan hargadiri. Seperti John Vasconcellos pernah melakukanpelatihan harga diri untuk mengatasi harga diriyang rendah (Hyatt, 1993). Ternyata pelatihan

Page 3: 753-2487-1-SM

Pengaruh Pelatihan Harga Diri ....... (Faridah Ainur Rohmah) 55

tersebut efektif untuk mengatasi harga diri yangrendah terutama pada remaja.

Penelitian tentang harga diri yang dikaitkandengan aspek-aspek tertantu sudah banyakdilakukan, antara lain : pengaruh harga diriterhadap kecenderungan agresifitas, hubunganharga diri dengan sikap terhadap hak-hakkonsumen. Penelitian-penelitian tersebut bersifatkorelasional, sedangkan penelitian mengenaipelatihan harga diri belum pernah ada, oleh karenaitu peneliti tertarik untuk menyusun pelatihantersebut dan ingin meneliti lebih lanjut apakahada pengaruh pelatihan harga diri terhadappenyesuaian diri pada remaja.

Penyesuaian Diri

Schneiders (1964) mengatakan bahwapenyesuaian diri adalah proses kecakapan mentaldan tingkah laku seseorang dalam menghadapituntunan-tuntunan baik dari dalam diri sendirimaupun lingkungannya. Penyesuaian ditentukanoleh bagaimana seseorang dapat bergaul dengandiri orang lain secara baik. Tanggapan-tanggapanterhadap orang lain atau lingkungan sosial padaumumnya dapat dipandang sebagai cerminapakah seseorang dapat mengadakan penyesuaiandengan baik atau tidak.

Manson (dalam Meichati, 1974)mengemukakan tujuh faktor yang mempengaruhipenyesuaian diri yaitu kecemasan, depresi,kepekaan sosial, sentimen, kegagalan, kesepian,dan hubungan pribadi. Faktor-faktor iniselanjutnya dikembangkan oleh Manson untukmenyusun skala penyesuaian diri yang disebut “The Manson Evaluation”.

Menurut Tallent (1978) bahwa adaindividu yang berhasil dalam melakukanpenyesuaian diri tetapi ada yang terhambatpenyesuaian dirinya. Penyesuaian diri yang baikakan memberikan kepuasan yang lebih besar bagikehidupan seseorang. Hanya individu yangmempunyai kepribadian kuat yang mampumenyesuaikan diri secara baik. Salah satukepribadian yang penting adalah harga diri.

Harga Diri

Pendapat Coopersmith (1976) tentangharga diri adalah bahwa harga diri itu mengarahpada evaluasi diri yang dirancang dan dilakukanindividu yang dilakukan besar berasal dariinteraksi dengan lingkungan dan perlakuan oranglain terhadap dirinya. Menurut Miller (1990)harga diri berhubungan dengan ketidakcocokanantara ideal diri (bagaimana seharusnya) dengankonsep diri (bagaimana kondisi sebenarnya).Semakain besar perbedaannya, semakin kurangharga diri seseorang.

Harga diri pada umumnya penting dalamperkembangan kepribadian individu. Seseorangyang bermasalah dalam harga diri pada umumnyagagal dalam mengembangkan potensi diri secarapenuh. Individu cenderung menjadi pendiam danmenunjukkan gejala-gejala kecemasan, yaitugugup, sakit kepala, mudah tersinggung,canggung, merasa tidak aman, menarik diri,bahkan mengalami gangguan emosi. Adabeberapa cara untuk meningkatkan harga diriseseorang. Menurut Miller (1990) harga diri itumasih dimungkinkan untuk diubah dandiperbaiki. Menurut Coopersmith (1976), hal-halyang perlu diperhatikan dalam meningkatkanharga diri adalah :

a. SikapSikap yang negatif merefleksikan

keadaan individu yang lemah, inferior yangmengarah pada kesimpulan ketidakberhargaandan merasa tidak dapat mempengaruhi oranglain atau kelompok tertentu. Selain itu sikapjuga merefleksikan harapan-harapan individupada apa yang akan terjadi padanya dlam satusituasi yang baru. Harapan-harapan terhadapkesuksesan nampak pada sikap percaya diri,sedangkan harapan-harapan yang negatifmemunculkan kecemasan dan kurangpersisten. Jadi orang-orang dengan sikap diriyang negatif akan menempatkan nilai-nilaiyang berbeda pada partisipasi sosialnya dalamberusaha.

Page 4: 753-2487-1-SM

Humanitas : Indonesian Psychologycal Journal Vol.1 No. 1 Januari 2004:53-6356

b. PerilakuManifestasi perilaku yang memiliki

harga diri rendah dan tinggi itu berbeda.Individu yang harga dirinya tinggi cenderungdominan dan asertif, sedangkan orang yangharga dirinya rendah akan menarik diri daripergaulan sosial dan menilai dirinya negatif.

Secara ada tiga cara untuk memperbaikiharga diri yaitu :1. Meningkatkan kesadaran dalam tiga area:

a). Ideal diriIdeal diri merupakan diri (self) yang

diinginkan meliputi aspirasi, moral ideal,dan lain-lain. Hal yang penting dalamideal diri adalah realistis atau dapattidaknya tujuan ditetapkan itu terwujud.

b). Konsep dirimelihat diri sendiri secara jelas

merupakan komponen sangat pentingdalam perkembangan harga diri yangyang sehat. Metode untuk mengubahkonsep diri adalah belajar bagaimanamemo-nitor pernyataan diri yangdimiliki.

c). Ketidak sesuaian antara ideal diri dankonsep diri.

Individu menyadari adanya ketidaksesuaian antara ideal diri dan konsep diripada dirinya. Semakin lebar jarang antarakonsep diri dan ideal diri maka individuakan menolak diri dan membenci dirisendiri.

2. PenerimaanOrang yang mempunyai peneimaan diri

adalah orang yang menyadari area yangmasih perlu diubah dan dikembangkan.

3. Alternatif strategi memecahkan masalah.Ada tiga pendekatan namun yang dapat

dilkukan yaitu evaluasi ulang konsep diri,evaluasi ulang ideal, dan mengubah arah idealdiri.

Pelatihan Harga Diri

Berdasarkan teori-teori diatas, makapelatihan harga diri meliputi beberapa materidiantaranya:a. Distorsi kognitif, berisi tentang macam-

macam penyimpangan berfikir dan efek yangditimbulkan. Peserta diharapkan mampumenganalisa pikiran-pikira negatif yangselama ini muncul yang ikut mempengaruhiemosidan perilakunya. Selain itu peserta jugadiharapkan mengerti tentang dinamikamunculnya ketegangan, kecemasan, dan rasatidak aman dalam dirinya.

b. Manajemen konflik internal, berisa tentangbagaimana cara mengenali konflik dalam diridan bagaimana mengatasi. Pesertadiharapkan mampu mengidentifikasi situasi-situasi yang membuat dirinya kurang aman,tegang dan cemas, manyadari secara dinigejala-gejala stres, mengetahui cara-caramensikapi permasalahan yang dihadapisecara sehat dan tidak merugikan.

c. Manajemen konflik eksternal, berisi tentangbagaimana menghadapi konflik dengan oranglain. Peserta diharapkan mampu mengenalisumber-sumber konflik dan strategimengatasi konflik yang berhubungan denganorang lain.

d. Intropeksi, yaitu berisi tentang penjelasanpentingnya mengaca diri, untukmeningkatkan kesadaran diri. Pesertadiharapkan menyadari respon-responterhadap stimulus yang dihadapi sertakekurangan dan kelebihan yang dimiliki,dengan demikian diharapkan individu dapatberprilaku efektif dengan memanfaatkan apayang dimiliki.

e. Umpan balik, yaitu berisi tentang pentingnyameningkatkan kesadara diri lewat orang lain.Peserta diharapkan peka dan terbukaterhadap pendapat orang lain.

f. Konsep diri, berisi tentang gambaranindividu yang realistis. Peserta diharapkan

Page 5: 753-2487-1-SM

Pengaruh Pelatihan Harga Diri ....... (Faridah Ainur Rohmah) 57

mampu mengurangi jarak antara knsepdirinya dengan ideal dirinya, sehinggamempunyai gambaran tentang ideal diri yangrealistis.

Pelatihan harga diri ini merupakan paketprogram latihan yang menggunakan beberapateknik pemantauan diri, pengenalan diri, danpenerimaan diri.

a. Teknik pemantauan diri.Pemantauan diri merupakan awal dari

sederetan prosedur yang digunakan dalamintervensi perilaku. Pemantauan diri adalahalat untuk mengumpulkan data dan menuntutkeaktifan klien didalam pengamatan terhadapdirinya sendiri, faktor situasional dan jugapeilaku yang diharapkan. Pemantauan diridapat menjadi intervensi yang kurangbermanfaat secara langsung apabila tidakdiikuti oleh evaluasi diri dan perlakuan diri(Kanfer dalam Prewitasari 1989).

Pemantauan diri sebagai perlakuanyang berdiri sendiri maupun bersama-samadengan perlakuan yang lain berhasil dalammencapai perilaku yang dituju. Melaluipemantauan diri, perilaku yang ditargetkandapat berubah-ubah kearah positif (Kanferdalam Prewitasari, 1989). Subyek yangmemantau dan mencatat perilakunya sendiriakan mendapatkan umpan balik untukmemperbaiki perilakunya.

b. Teknik pengenalan diri.Pengenalan diri berarti mengetahui

benar kelebihan dan kelemahan yang adadalam dirinya. Pengenalan diri yang memadaimenurut pemahaman tentang hubungan atauperbedaan antara gambaran tentang diri yangdimiliki seseorang dengan dirinya menurutkeadaan yang sesungguhnya dan hubunganantara apa yang dipikirkan seseorang tentangdirinya dengan apa yang dipikirkan orang laintentang dirinya (Schultz, 1991).

Teknik pengenalan diri dapatdijelaskan dengan konsep Johari windowsebagai perwu-judan bagaimana seseorangberhubungan dengan orang lain (Higginsdalam Bastaman, 1995). Jendela tersebut

terdiri dari matrik empat sel, yaitu darerahterbuka daerah buta, daerah tertutup, dandaerah gelap.

Teknik pengenalan diri dilakukanmelalui dua tahap, yaitu pengungkapan diridan penerimaan umpan balik. Pada tahappengungkapan diri orang memperluas daerahtertutup dengan cara membuka diri terhadaporang lain. Penerimaan umpan balik dapatdilakukan dengan cara memperluas daerahbuta dengan menerima umpan balik dariorang lain.

Secara teknis, pengungkapan diriadalah merupakan penyajian atau persentasidiri seseorang didepan orang lain, sehinggadiharapkan individu mendapat umpan balikdari orang lain mengenai dirinya secaraobyektif apabila dalam dirinya terdapatkesesuaian antara penilaian diri sendiri,artinya seseorang telah dapat melihat dirinyasebagaimana orang lain melihatnya.

c. Teknik peneriman diri.Sartain, (dalam Handayani, 1997)

mengatakan bahwa penerimaan diri sebagaikesadaran seseorang untuk menerima dirinyasebagaimana adanya dan memahami dirinyaseperti apa adanya. Seseorang yang menerimadirinya berarti orang tersebut mengenalidimana dan bagaimana dirinya saat ini danmempunyai keinginan untuk terusmengembangkan diri. Jirsild (dalam Hurlock,1973) mendefinisikan penerimaan dirisebagai tingkat sejauh mana seseorangmenerima karakteristik personalnya danmenguna-kannya untuk menjalanikelangsungan hidupnya. Tingkat penerimaandiri seseorang menentukan penyesuaiankehidupannya. Rubin, (1974) menyatakanbahwa penerimaan diri merupakan sikapyang mencerminkan rasa senang sehubungandengan kenyataan diri sendiri. Sikap tersebutmerupakan perwujudan dari kepuasanterhadap kualitas kemampuan diri yangnyata. Hurlock (1973) menambahkan bahwapenerimaan diri akan ditentukan sejauh manakeberhasilan individu dalam membentuktingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilaiyang melingkupi kehidupannya. Lebih jauh

Page 6: 753-2487-1-SM

Humanitas : Indonesian Psychologycal Journal Vol.1 No. 1 Januari 2004:53-6358

hal ini akan mengarah pada aktualisasi dirisebagai motif utama individu yangmengarahkannya pada pengembanganpotensi sebagai individu yang unik. Orangyang tertarik pada dirinya akan mengagumidirinya dan memberi penghargaan padadirinya.

Berikut ini akan dijelaskan perananmasing-masing teknik yang dipergunakan dalampenelitian trsebut:1. Peranan teknik pemantauan diri terhadap

penyesuaian diri.Individu dituntut aktif dalam

melakukan pencatatan tentang perilakunyasendiri dan situasi-situasi sosial yang dapatmenimbulkan kecemasan, kebingungan, ataukecanggungan. Melalui catatan yang dimilki,individu akan mendapatkan umpan balikuntuk memperbaiki perilakunya.Pemantauan diri mempunyai efek reaktifyaitu perubahan perilaku (Bellak & Harsendalam Prawitsari, 1989)melalui pemantauandiri, perilaku yang ditargetkan dapat diubahkearah positif. Terbukti orang yangpemantauan dirinya tinggi termotivasi dancakap mengidenti-fikasi hubungan sosial daninterpersonal yang selaras dengan perilakuorang lain (Gerstein, 1989).sebaliknya orangyang pemantauan situasi sosial. Diharapkanindividu yang mempunyai perilaku yang tidakadaptif dapat berubah menjadi lebih baik danditerima orang lain.

2. Peranan teknik pengenalan diri terhadappenyesuaian diri.

Seseorang yang mengenal dirinyaberarti mengetahui benar kelemahan dankelebihan yang ada dalam dirinya. Selanjutnyadengan adanya pemahaman tersebut,dimungkinkan individu menggunakanlangkah-langkah yang tepat untukmemanfaatkan kelebihan dan mengatasikelemahannya sehingga dapat menjalanikehidupan secara efektif. Selain itu orangyang mengenali dirinya akan mampu

memahami hubungan atau perbedaan antaragambaran tentang diri yang dimiliki seseorangdengan dirinya menurut keadaansesungguhnya hubungan antara apa yangdipikirkan orang lain tentang dirinya(Schultz, 1991). Dengan demikian orangmenjadi tahu siapa dirinya dan harusbagaimana dalam menjalani kehidupannya.Selain itu individu pandai dalammenempatkan diri dalam keberagamankarakteristik individu dan kehidupannya yangkomplek.

3. Peranan teknik penerimaan diri terhadappenyesuaian diri.

Penerimaan diri merupakan kesadaranseseorang untuk menerima dirinya sebagaimanaadanya dan memahami dirinya seperti apaadanya (Sartain dalam Handayani 1997).Sedangkan Jersild (dalam Hurlock, 1973)mengartikan penerimaan diri sebagai tingkatsejauh mana seseorang menerima karakteristikpersoalannya dan menggunakannya untukmenjalani kelangsungan hidupnya. Pentingnyapenerimaan diri seseorang menentukanpenyesuaian kehidupannya. Orang yang tidakmenerima dirinya dan tidak menyukai dirinyaakan sulit untuk menyesuaikan dengan oranglain.

Seseorang yang dapat menerimadirinya mempunyai penilaian yang realistikterhadap potensi-potensi yang ada padadirinya disertai dengan penilaian yang positifakan harga dirinya (Hurlock, 1873). Orangyang mempunyai harga diri tinggi dapatmemberikan nilai keberartian dirinyaakibatnya mudah menyesuaikan diri denganpengalaman mentalnya.

Berdasarkan teori-teori yang telahdikemukakan hipotesis yang diajukan yaituada pengaruh pelatihan harga diri terhadappenyesuaian diri pada remaja. Subyek yangmengikuti pelatihan harga diri akanmeningkat penyesuaian dirinya.

Page 7: 753-2487-1-SM

Pengaruh Pelatihan Harga Diri ....... (Faridah Ainur Rohmah) 59

Metode Penelitian

1. Variabel tergantung : a. Penyesuaian Diri. b. Harga Diri.

2. Variabel bebas : Pelatihan Harga Diri.Dalam penelitian ini alat yang digunakan

untuk mengukur harga diri subyek adalah skalaharga diri, sedangkan penyesuaian diri subyekdiukur dengan alat ukur M. E. Hasil analisis altukur M. E. Ini merupakan sektor yang dapatdigunakan untuk melihat seberapa besar kadargangguan penyesuaian diri subyek penelitian.Smakin tinggi skor skala, semakin tinggikecenderungan gangguan seseorang.

Rancangan eksperimen yang digunakanadalah pre test-post test control design (Kerlinger,1990). Analisis terhadap data hasil penelitianmenggunakan analisis non parametrik U mann-whitney.

Hasil analisis dan pembahasan

Penelitian ini mengunakan dua kelompoksubyek yaitu kelompok eksperimen sebagaikelompok yang memperoleh pelatihan harga diridan kelompok kontrol sebagai kelompok yangakan memperoleh pelatihan harga diri setelahpenelitian ini selesai.

Untuk menguji hipotesis yang diajukandata dianalisis dengan analisis non parametricU mean-Whitney. Sebagai kovariabel adalah skorskala penyesuaian diri sebelum pelatihandilaksanakan.

Teknik analisis ini digunakan sekaligusuntuk mengetahui kondisi subyek penelitiansebelum eksperimen dilaksanakan. Dariperhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasilbahwa kovariabel atau skor penyesuaian dirisebelum perlakuan diberikan dari dua kelompoktersebut tidak berbeda. Dengan demikian, dapatdikatakan bahwa pembagian subyek menjadi duakelompok tersebut sudah memenuhi syarat.Maksudnya, kedua kelompok memiliki kondisiyang setara sebelum menerima perlakuan.

Ada perbedaan penyesuaian diri yangsangat signifikan (U=3.0 pada p<0.01) antaradua kelompok subyek penelitian setelahperlakuan diberikan. Kelompok eksperimenmenunjukkan penurunan gangguan penyesuaiandiri sebesar 12.200. Sedangkan pada kelompokkontrol tidak terjadi perubahan gangguanpenyesuaiandiri yang berarti. Hal itu menunjukanbahwa perubahan pada kelompok eksperimenkarena mendapat pelatihan harga diri. Inimembuktikan bahwa modul pelatihan harga diriyang penulis susun dapat digunakan untukmenangani individu-individu yang memilikigangguan penyesuaian diri yang tinggi.

Berdasarkan alat ukur M. E, nilai kritisuntuk wanit adalah 21, sedangkan untuk laki-lakiadalah 26, artinya subyek yan menunjukan nilaitersebut atau lebih dikatakan mengalamigangguan penyesuaian diri. Sebelum dilakukanpenelitian, terata nilai kritis kelompok eksperimenuntuk wanita adalah 28.4, sedangkan untuk laki-laki dalah sebesar 27, berarti angka tersebut diatasrata-rata nilai kritis M. E,. Setelah pelatihan skortersebut menurun menjadi 20.6 untuk wanita dan10.4 untuk laiki-laki, berarti angka-angka inimenunjukan kategori tidak mengalami ganggunpenyesuaian diri.

Pelatihan harga diri pernah dilakukan olehJohn Vasconcellos untuk mengatasi hambatanaktivitas dan problem-problem sosial sepertikriminalitas, ketergantungan obat, dan hamil masaremaja. Pelatihan ini juga efektif untuk mengatasimasalah pribadi misalnya selalu sedih, murung,dan terlalu sensitif (Hyatt, 1995).

Dalam penelitian ini, pelatihan harga diriyang dilakukan ingin membantu subyek yangmempunyai gangguan penyesuaian diri tingi dansangat tinggi. Ternyata pelatihan harga dirimampu untuk menangani masalah gangguanpenyesuaian diri. Hal ini tidak terlepas dariprosedur pelatihan harga diri itu sendiri. Pelatihanharga diri diawali dengan materi konsep diri.Materi tersebut bertujuan untuk mengetahui

Page 8: 753-2487-1-SM

Humanitas : Indonesian Psychologycal Journal Vol.1 No. 1 Januari 2004:53-6360

konsep diri masing-masing subyek. Konsep diriadalah seperangkat gagasan menilai diri seseorangyang bersifat deskriptif (Mussen, 1989). Konsepdiri merupakan konsep dasar yang perlu diketahuiuntuk mengerti perilaku dan pandangan subyekterhadap dirinya, masalahnya sertalingkungannya. (Keliat, 1994). Menurut Hurlock(1973) konsep diri berperan dalam mengatur danmengarahkan tingkah laku. Apabila seseorangmempunyai konsep diri negatif, maka akanmempengaruhi kehidupan pribadinya. Individucenderung memusatkan perhatian pada hal-halyang negatif dan sulit menemukan hal-hal yangpantas dihargai dalam diri sendiri. Konsep diriyang rendah akan mengakibatkan tingkah lakuseseorang kurang produktif, tidak efektif,terhambat bahkan bersifat destruktif, sehinggaindividu kurang berhasil dalam memenuhikebutuhan dan menyesuaikan tugas-tugas.Subyek selalu menciptakan ingatan yang pilih-pilih dan meneguhkan perasaan diri tidakberharga, maka seseorang sedang dilanda rasarendah diri. Harga diri erat sekali kaitannyadengan konsep diri, karena tanpa konsep diri yangbaik akan sulit tumbuh pada diri individu hargadiri yang kuat. Konsep diri positif pada akhirnyaakan membentuk harga diri yang kuat, dengankonsep diri positif seseorang akan tepat dalammemberikan nilai keberartian dirinyadan dapatmenyesuaikan diri dengan pengalamanmentalnya.

Materi konsep diri dilanjutkan denganmateri pengenalan diri yang terdiri dariintrospeksi dan umpan balik. Materi tersebutbertujuan agar subjek lebih mengenali diri sendiridan memahami proses-proses psikologis yangterjadi padanya. Materi pengenalan dirimemberikan kesempatan kepada individu untukmenemukan diri sehingga individu mempunyaikemampuan untuk memahami dirinya.Pemahaman diri terhadap kelebihan dankekurangan yang dimilki mempermudah individuuntuk mendapat menerima dirinya dan mengarahpada harapan-harapan yang realistik pada diri

individu.Subjek memilki kebebasan untuk

mengemukakan siapa dia, dan apa yang diarasakan, apa yang dipikirkan maupun apa yangia inginkan dari orang lain tanpa adanyakekhawatiran untuk dikritik. Dalam kondisiseperti ini subjek siap untuk membuka diri gunamendapatkan umpan balik langsung dari pesertalain. Dengan demikian mempermudah individuuntuk dapat mengenali potensi dirinya danmenerima dirinya yang mengarah kepadaharapan-harapan yang realistik. Bila seseorangtelah mampu mengenali diri maka akan memilkikepercayaan diri. Karena kepercayaan diridimulai dengan pengenalan diri, bagaimanaseseorang menilai dirinya, menerima, ataumenolaknya. Seseorang yang bersikap demikianakan sadar dan terbuka mengakui secarasungguh-sungguh kekurangan dan kelebihannya.

Kepercayaan diri bukan merupakansesuatu yang bersifat bawaan tetapi merupakansesuatu yang terbentuk dari interaksi denganorang lain. Interaksi langsung dengan orang laintersebut akan diperoleh informasi tentang dirinyadan dengan bersosialisasi seseorang akan dapatmenilai dirinya sendiri jika dibandingkan denganorang lain. Cara mengevaluasi diri ini, seseorangakan dapat memahami dirinya sendiri dan akantahu siapa dirinya yang kemudian akanberkembang menjadi kepercayaan diri.Selanjutnya hal ini akan menimbulkan rasa puas,ada keberhargaan diri yang akan mempengaruhiperkembangan mentalnya (Hurlock, 1987).Tetapi bias juga sebaliknya, ketika subjek beradadalam komunitas sosial, karena sikap danpenilaian orang lain, seseorang menjadi tidakpuas, merasa rendah diri, dan kecewa. Olehkarena itu, subjek dibekali materi distorsi kognitifdan manajemen konflik. Pikiran-pikiran negatifpada diri akan menciptakan suasana emosi yangtidak baik. Emosi itu dipengaruhi oleh carapandang seseorang terhadap segala hal. Secaraneurologis, sebelum seseorang mengalami sesuatuperistiwa maka sesuatu itu diproses dalam

Page 9: 753-2487-1-SM

Pengaruh Pelatihan Harga Diri ....... (Faridah Ainur Rohmah) 61

pikirannya dan akan memberi arti terhadapperistiwa tersebut, jika persepsinya tetap makaemosinya akan normal tapi jika menyimpangmaka tanggapan emosi akan abnormal (Burns,1988).

Materi manajemen konflikmenyempurnakan materi-materi sebelumnya.Materi tersebut bertujuan untuk mengatur konflikdalam diri dan konflik diluar diri agar konflik-konflik tersebut memberikan hasil yangmenguntungkan.

Selain materi-materi tersebut, kondisipelatihan yang tidak menegangkan, penuhpenerimaan, dan ada rasa harga menghargaimenyebabkan subjek tidak takut, cemas untukmengungkapkan segala hal tentang dirinya.Suasana tersebut mendukung keberhasilanpelatihan. Dalam kelompok subjek dapatmenemukan sesuatu tentang dirinya; akanmenerima sugesti, dukungan dan pemberiankeyakinan dari anggota kelompok lainnya.Kelompok juga dapat digunakan untuk berbagaimasalah dengan orang lain, dapat digunakanuntuk mengembangkan ketrampilan sosial,mengenal, mengubah perilaku, dan kondisianggota kelompok. Selain itu dengan kelompoksubjek belajar untuk bertanggung jawab terhadapapa yang dilakukannya dan menyadari petunjukdan bimbingan yang didapat dari orang lain.Pengalaman ini akan mengembangkan gambarandiri baik dari segi fisik maupun psikis, melaluirespon dan sikap orang lain terhadap dirinya.Individu merasa diterima, dihargai, dihormati, dandiakui keberadaanya. Perlakuan itulah kemudianmenyebabkan seseorang berfikir dan bersikaplebih baik tentang dirinya. Siap dan perilakuseperti itu berfungsi sebagai sebuah pengalamansekses individu, dalam hal ini kesuksesanmengekspresikan emosinya secara terbuka dantepat. Kesuksesan dapat dipandang sebagaihadiah, popularitas, dan kepuasan. Pengalamansukses yang diperoleh seseorang dapatmemberikan sumbangan yang cukup besarterhadap peningkatn harga diri (Coopersmith,

1967). Harga diri merupakan rasa nilai diri yangberasal dari seluruh pikiran, perasaan, sensasi,dan pengalaman yang telah dikumpulkansepanjang hidup (Clemes, 1995). Harga diri jugaberpengaruh pada tingkat emosi, keputusan yangdiambil bahkan berpengaruh terhadap nilai dantujuan hidup. Selain itu harga diri merupakankunci paling penting dalam pembentukanperilaku yang akan membawa seseorang kearahkeberhasilan atau kegagalan.

Individu yang mempunyai harga diri rendahdiliputi kekhawatiran tentang interaksi sosial dantidak yakin akan keberhasilannya. Individudigambarkan mempunyai sifat-sifat depresif,terlalu lemah untuk melawan kekurangan diri,disibukan oleh persoalan-persoalan pribadi,cenderung terisolir, tidak mampumengekspresikan diri, dan peka terhadap kritik.Individu lebih pasif, pesimis, kurang percaya diridalam interaksi sosial, cenderung menarik diri daripergaulan sosial dan lingkungannya(Coopersmith, 1976). Cooersmith (1976)mengemukakan bahwa tidak terpenihi kebutuhanakan harga diri menyebabkan munculnyaperasaan tidak bahagia, kurang ekspresif, danrelative mengalami kecemasan. Hal tersebutdidukung oleh Fuhrman (1990) yang mengatakanbahwa seseorang yang tidak terpenuhi kebutuhanharga dirinya akan merasa tidak aman dan cemas.Perasaan cemas dan kurang aman akanmenyebabkan hambatan bagi proses belajarseseorang dalam banyak hal dan akanmempengaruhi dalam beraktivatas dan merespon(Hyaat, 1993). Kecemasan merupakan kondisipsikologis yang sangat tidak menyenangkankarena pikiran dan pendapat menjadi terganggu,perbuatan menjadi tidak menentu dan jurangdapat dikontrol, akhirnya timbul perasaankehilangan keseimbangan mental. Dengan katalain individu tidak mampu menyesuaikan diridengan keadaan apapun. Menurut Manson(dalam Meichati, 1974) kecemasan merupakansalah satu faktor yang mempengaruhipenyesuaian diri.

Page 10: 753-2487-1-SM

Humanitas : Indonesian Psychologycal Journal Vol.1 No. 1 Januari 2004:53-6362

Selain persoalan-persoalan di atas,seseorang yang harga dirinya rendah tidak senangterhadap dirinya, tidak puas dengan dirinya dancenderung akan menolak dirinya sendiri. Jikaseseorang tidak menyukai dirinya, maka tidakakan mampu untuk menyesuaikan diri secarabaik. Tanggapan individu yang sehat terhadap diridan kehidupan merupakan landasan untukpenyesuaian diri yang sehat. (Meichati, 1972).Harga diri yang rendah akan membawa pengaruhpada perilaku yang negatif sedangkan harga diriyang tinggi akan membawa pengaruh padaperilaku yang positif.

Individu yang mempunyai harga diri tinggimampu melakukan penyesuaian psikologis. Adamotivasi kuat untuk menghadapi kegagalan danmencoba menghadapi situasi kompetitif. Merekalebih percaya diri dan lebih mampu (Maslow,dalam Globe 1991), cenderung cemerlang danlebih beraspirasi (Coopersmith,1967). Individuyang bersangkutan senantiasa berfikir positifterhadap apa yang akan terjadi dan tidak akanmudah putus asa, optimis, selalu mencoba untukmenghadapi serta memecahkan masalahnya dancenderung melihat dirinya berhasil. Harga diridiperlukan tiap orang karena dengan harga diriorang akan menemukan kepuasan dankebahagian. Menurut Daradjat (1985) harga dirimempunyai peran yang sangat menonjol dalampenyesuaian diri dan kesehatan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapatdisimpulkan bahwa :1. Ada beberapa gangguan penyesuaian diri yang

sangat signifikan antara kelompokeksperimen dan kelompok kontrol, dimanakelompok eksperimen mengalami penurunangangguan penyesuaian diri.

2. Ada peningkatan tingkat harga diri padakelompok eksperimen setelah mengikutipelatihan. Kelompok eksperimen memilkirerata yang lebih tinggi dibanding kelomokkontrol. Dengan demikian dapat dikatakanbahwa pelatihan tersebut mampumeningkatkan harga diri kelompokeksperimen.

3. Setelah mengikuti pelatihan, subjek menjadimengenal diri sendiri, tidak menyalahkan dirisendiri, berfikir positif, mampu melakukanhubungan sosial, mempunyai cita-cita dantujuan hidup, tidak mudah tersinggung, marahdan putus asa, lebih optimis, mampumengatasi masalah dan rasa rendah diriberkurang.

4. Keberhasilan pelatihan didukung olehpelatih, asisten, suasana pelatihan, motivasiyang tinggi, keaktifan subjek, disiplin yangtinggi, rasa ingin tahu yang besar, serta tingkatpemahaman yang tinggi.

Berdasarkan pada hasil penelitian,pembahasan dan juga kesimpulan diatas, makadiajukan beberapa saran-saran :1. Untuk subyek penelitian

Segala sesuatu yang diperoleh tidakhanya diketahui sebatas pengetahuan sajanamun benar-benar dipraktekkan dalamkehidupan sehari-hari.Selain itu hendaknyamembaca kembali makalah yang telahditerima atau buku-buku psikologi yang lainsebagai pendukung. Bagi yang kurangmendapatkan manfaat dari pelatihan untukselalu memotivasi diri agar mendapatkanlebih manfaatnya.

2. Untuk peneliti selanjutnya.Penelitian ini berlangsung empat hari

dan setiap pertemuan waktunya 160-190menit. Bagi peneliti selanjutnya disarankanuntuk mengurangi jam pertemuan danmenambah hari pelatihan. Pertimbangannyaadalah peserta cepat merasa jenuh mengikutipelatiahan, kondisi fisik cepat lelah karenapelatihan dilakukan setelah pulang sekolahatau sebaiknya pelatiahan jangan dilakukansetelah jam sekolah tapi waktu hari-hari libursekolah.

Subjek yang dipakai dalam penelitianini adalah siswa SMU Swasta dan untukpeneliti selanjutnya dapat meneliti siswaSMU Negeri dengan membandingkan dengansiswa SMU swasta karena faktor-faktorseperti lingkungan, intelegensi jugamempengaruhi perkembangan harga diri.

3. Untuk kalangan professionalHasil penelitian ini menunjukkan

Page 11: 753-2487-1-SM

Pengaruh Pelatihan Harga Diri ....... (Faridah Ainur Rohmah) 63

bahwa pelatihan harga diri efektif untukmengurangi gangguan penyesuaian diri,sehingga pelatihan ini dapat dipakai sebagaimetode untuk menangani gangguanpenyesuaian diri. Namun untuk gangguanpenyesuaian diri yang terlalu berat perlupenanganan khusus dan waktunyahendaknya ditambah.

Daftar Pustaka

Bustaman, H. D. 1996. Meraih Hidup Bermakna.Jakarta: Pramadina.

Burns, D. D. 1988. Terapi Kognitif. Pendekatan BaruBagi Penanganan Depresi. Jakarta: PenerbitErlangga.

Clemas, H. 1995. Bagaimana Meningkatkan HargaDiri Remaja. Jakarta: Binarupa aksara.

Coopersmith, S. 1967. The Antecendent of Self-esteem. San fransisco: W. H. Freeman andCompany.

Dradjat, Z. 1985. Kesehatan Mental. Jakarta:Penerbit Gunung Agung.

Fuhrman, B. S. 1990. Adolescence-Adolescent. ScondEdition. Illions. Scott, Foresman andCompany.

Gerstein., H. L. 1989. Self Monitoring Processand Hollannd Vocational PreferencesAmong College Student. Journal ofCounseling Psichology: 36, (2), 183-188.American Psichological Association. Inc.

Globe , F. 1987. Mazhab Ketiga PsikologiHumanistik Abraham Maslow. Yogyakarta:Kanisius.

Handayani, M. M. 1997. Efektifitas PelatihanPengenalan Diri Terhadapa PeningkatanPenerimaan diri dan Harga Diri. Skirsi.Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Hurlock, E. 1973. Adolescent Development. Tokyo:Mc Graw Hill Kogakusha Company. Ltd.

Hurlock, E. 1987. Psikologi Perkembangan suatuPendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.(Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hyaat, R. 1993. Psichology. Self-esteem: The Keystoneto Happiness. Dushkin Publishing Group.Inc. 174-175.

Keliat, B. A. 1994. Gangguan Konsep Diri. PenerbitBuku Kedokteran. EGC. Jakarta.

Kerlinger, 1990. Asas-asas Penelitian Behavioral.Edisi Ketiga. Yogyakarta: UGM Press

Meichati, S. 1975. Penyelidikan Tentang TanggapanRemaja Mengenal Diri dan Kehidupannya.Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Miller, S.M. et al. 1990. Anxiety in Children, Natureand Development: Handbook ofDevelopmental Psichology. New York.Plenum Press.

Muhammad, M. 1996. Mar’I dan andanganVisioner. Replubika. 8 Febuari 1996.Jakarta.

Mussen, P. H. 1989. Perkembangan dan KepribadianAnak. Penerbit Arcan.

Prawitasari, E. J. 1989. Pemantauan Diri: SalahSatu Cara Untuk MengendalikanKetegangan. Laporan Penelitian. (tidakditerbitkan). Yogyakarta: FakultasPsikologi UGM.

Resmianto, H. B. 1996. Minuman Keras, Perdadan Keberanian Kita. Republika. 25Oktober 1996. Jakarta.

Rubin, T. I. 1974. Dr. Rubin: Please Make MeHappy. New York: Arbor House.

Schneiders, A. 1964. Personal Adjustment andMental Heath. New York: Hold, Rinerhart& Winston.

Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Penterjemah:Yustinus. OFM. Yogyakarta: Kanisius.

Singgih, W. S. 1994. Tantangan Wanita DalamKeluarga di Zaman Modern Keluarga. IKAPI.DIY.

Tallent, N. 1978. Psychology of Adjustment. NewYork, D. Van Nostrand. Company.