71285352-referat-endoftalmitis

21
BAB I PENDAHULUAN Anatomi Bola Mata Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu 1 : a. Sklera, yang merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut cornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. b. Jaringan uvea, yang merupakan jaringan vaskular, yang terdiri atas iris, badan siliar dan koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinarmasuk ke dalam bola mata, yaitu otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata, yaitu otot dilatatur, sfingter iris dan otot siliar. Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera. c. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang 1

Upload: latoya-shop

Post on 05-Dec-2014

6 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

BAB I

PENDAHULUAN

Anatomi Bola Mata

Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu1:

a. Sklera, yang merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada

mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera

disebut cornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola

mata.

b. Jaringan uvea, yang merupakan jaringan vaskular, yang terdiri atas iris, badan siliar

dan koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur

jumlah sinarmasuk ke dalam bola mata, yaitu otot dapat mengatur jumlah sinar masuk

ke dalam bola mata, yaitu otot dilatatur, sfingter iris dan otot siliar. Badan siliar yang

terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor), yang

dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan

sklera.

c. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai

susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang

akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.

Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata, yang biasanya

terjadi akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk

radang supuratif di dalam rongga mata dan struktur di dalamnya1.

1

Page 2: 71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

Klasifikasi endoftalmitis2:

a. Endoftalmitis Purulen (Supuratif)

Yang memberikan gambaran abses di dalam badan kaca.

b. Endoftalmitis Non Purulen (non Supuratif)

Yang disebabkan oleh kuman non piogen seperti tuberkulosis, sepsis, lepra,

toksoplasmosis dan histoplasmosis yang akan memberikan gejala peradangan

uvea berat tanpa adanya supurasi.

c. Endoftalmitis Fakoanafilatik

2

Page 3: 71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

BAB II

ENDOFTALMITIS

2.1. Definisi

Endoftalmitis adalah peradangan berat yang terjadi pada seluruh jaringan

intraocular, yang mengenai dua dinding bola mata, yaitu retina dan koroid tanpa

melibatkan sklera dan kapsula tenon, yang biasanya terjadi akibat adanya infeksi1.

2.2. Epidemiologi

Angka kejadian endoftalmitis, setelah operasi terbuka bola mata di Amerika

adalah 5-14% dari semua kasus endoftalmitis1. Sedangkan endoftalmitis yang disebabkan

oleh trauma sekitar 10-30%, dan endoftalmitis yang disebabkan oleh reaksi antibody

terhadap pemasangan lensa yang dianggap sebagai benda asing oleh tubuh adalah 7-

31%3.

2.3. Etiologi

Penyebab endoftalmitis dapat dibagi menjadi dua, yaitu endoftalmitis yang

disebabkan oleh infeksi dan endoftalmitis yang disebabkan oleh imunologis atau auto

imun (non infeksi)1,3:

Endoftalmitis yang disebabkan oleh infeksi dapat bersifat:

a. Endogen

Endoftalmitis endogen terjadi akibat penyebaran bakteri, jamur ataupun parasit

dari fokus infeksi di dalam tubuh, yang menyebar secara hematogen ataupun

akibat penyakit sistemik lainnya, misalnya endocarditis1,3:

3

Page 4: 71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

b. Eksogen

Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder /

komplikasi yang terjadi pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata,

reaksi terhadap benda asing dan trauma tembus bola mata1,3. Bakteri gram positive

menyebabkan 56-90% dari seluruh kasus endoftalmitis3. Beberapa kuman

penyebabnya dalah staphylococcus epidermidis, staphylococcus aureus, dan

spesies streptococcus. Bakteri gram negatif seperti pseudomonas, escherichia coli

dan enterococcus dapat ditemukan dari trauma tembus bola mata3.

c. Endoftalmitis fakoanafilaktik merupakan endoftalmitis unilakteral ataupun

bilateral yang merupakan reaksi uvea granulomaosa terhadap lensa yang

mengalami ruptur. Endoftalmitis fakoanafilaktik merupakan suatu penyakit

autoimun terhadap jaringan tubuh (lensa) sendiri, akibat jaringan tubuh tidak

mengenali jaringan lensa yang tidak terletak di dalam kapsul. Pada tubuh

terbentuk antibodi terhadap lensa sehingga terjadi reaksi antigen antibodi yang

akan menimbulkan gejala endoftalmitis fakoanafilaktik1.

2.4. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis endoftalmitis dapat diketahui dari gejala subjektif dan objektif

yang didapatkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

a. Subjekif

Secara umum, gejala subjektif dari endoftalmitis adalah1,3,4:

- Fotofobia

- Nyeri pada bola mata

- Penurunan tajam penglihatan

- Nyeri kepala

- Mata terasa bengkak

- Kelopak mata bengkak, merah, kadang sulit untuk dibuka:

4

Page 5: 71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

Adanya riwayat tindakan bedah mata, trauma tembus bola mata disertai

dengan atau tanpa adanya penetrasi benda asing perlu diperhatikan karena adanya

kemungkinan penyebab eksogen. Mengenai penyebab endogen maka penderita perlu

di anamnesis mengenai ada atau tidaknya riwayat penyakit sistemik yang dideritanya.

Penyakit yang merupakan predisposisi terjadinya endoftalmitis di antaranya adalah

diabetes melitus, AIDS dan SLE yang dapat dihubungkan dengan imunitas yang

rendah. Sedangkan beberapa penyakit infeksi yang dapat menyebabkan endoftalmitis

endogen akibat penyebarannya secara hematogen adalah meningitis, endokorditis,

infeksi saluran kemih, infeksi paru-paru dan pielonefritis3. untuk endoftalmitis

fakoanafilaktik, dapat ditanyakan tentang adanya riwayat segala subjektif katarak

yang diderita pasien sebelumnya.

b. Objektif

Kelainan fisik yang ditemukan berhubungan dengan struktur bola mata yang

terkena dan derajat infeksi/peradangan2. Pemeriksaan yang dilakukan adalah

pemeriksaan luar, slit lamp dan funduskopi kelainan fisik yang dapat ditemukan dapat

berupa3:

- Udem Palpebra Superior

- reaksi konjungtiva berupa hiperemis dan kemosis

- Injeksi siliar dan injeksi konjungtiva

- Udem Kornea

- Kornea keruh

- keratik presipitat

- Bilik mata depan keruh

- Hipopion

- Kekeruhan vitreus

- Penurunan refleks fundus dengan gambaran warna yang agak pucat ataupun hilang

sama sekali.

5

Page 6: 71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

Gambar 1. Endoftalmitis

6

Page 7: 71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

Pada endoftalmitis yang disebabkan jamur, di dalam badan kaca ditemukan

masa putih abu-abu, hipopion ringan, bentuk abses satelit di dalam badan kaca,

dengan proyeksi sinar yang baik1.

2.5. Pemeriksaan Penunjang

Metode kultur merupakan langkah yang sangat diperlukan karena bersifat spesifik

untuk mendeteksi mikroorganisme penyebab. Teknik kultur memerlukan waktu 48 jam –

14 hari. Bahan-bahan yang dikultur diambil dari3,4:

o Cairan dari COA dan corpus viterous

Pada endoftalmitis, biasanya terjadi kekeruhan pada corpus viterous. Oleh sebab

itu, bila dengan pemeriksaan oftalmoskop, fundus tidak terlihat, maka dapat dilakukan

pemeriksaan USG mata.

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan apakah ada benda asing dalam bola

mata, menilai densitas dari vitreitis yang terjadi dan mengetahui apakah infeksi telah

mencapai retina3.

Pemeriksaan penunjang lainnya dilakukan untuk mengetahui dengan pasti kuman

penyebab endoftalmitis, terutama bila ada penyakit sistemik yang dapat menimbulkan

endoftalmitis, melalui penyebaran secara hematogen. Pemeriksaan penunjang tersebut

dapat berupa3

o Pemeriksaan darah lengkap, LED, kadar nitrogen, urea darah, kreatinin.

o Foto rontgen thoraks

o USG jantung

o Kultur darah, urin, LCS, sputum, tinja

7

Page 8: 71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

2.6. Diagnosis

Dengan mengetahui gejala subjektif dan gejala objektif yang didapatkan dari

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka diagnosis endoftalmitis sudah dapat

ditegakkan.

2.7. Diagnosis banding

a. Panuveitis

b. Tumor intraokuler

c. Panoftalmitis

2.8. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi jika proses peradangan mengenai ketiga lapisan

mata (retina, koroid dan sklera) dan badan kaca maka akan mengakibatkan panoftalmitis.

Panoftalmitis merupakan peradangan pada seluruh bola mata termasuk sklera dan kapsula

tenon1.

Berikut ini merupakan perbedaan endoftalmitis dan panoftalmitis

Endoftalmitis Panoftalmitis

Radang

Demam

Sakit bola mata

Pergerakan bola mata

Eksoftalmos

Bedah

Intraokular

Tidak nyata

Ada

Masih dapat

Tidak ada

Enukleasi

Intraokular, intraorbita

Nyata

Berat

Sakit tidak bergerak

Mata menonjol

Eviserasi bulbi

8

Page 9: 71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

2.9. Penatalaksanaan

Antibiotik yang sesuai dengan organisme penyebab.

Steroid secara topikal, konjungtiva, intravitreal, atau secara sistematik, yang

digunakan untuk pengobatan semua jenis endoftalmitis.

Sikloplegia tetes dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri, stabilisasi aliran darah

pada mata dan mencegah terjadinya sinekia.

Tindakan Vitrektomi.

Keadaan visus yang buruk pada endoftalmitis, dikarenakan virulensi

mikroorganisme penyebab yang memiliki enzim proteolitik dan produk toksin yang dapat

merusak retina, serta kemampuan multiplikasi yang cepat, juga jarak antara

ditegakkannya diagnosis sampai pada saat terapi diberikan. Oleh karena itu pengobatan

ditujukan bukan untuk memperbaiki visus, tapi untuk mengatasi proses inflamasi yang

terjadi, serta membatasi infeksi agar tidak terjadi penyulit dan keadaan yang lebih berat.

Teknik pengobatan pada endoftalmitis adalah dengan secepatnya memulai

pemberian antibiotik empiris yang sudah terbukti efektif terhadap organisme spesifik

yang diduga secara intravitreal dengan dosis dan toksisitas yang diketahui.

Pada endoftalmitis yang disebabkan oleh bakteri, terapi obat-obatan secara

intraviteral merupakan langkah pertama yang diambil. Pemberian antibiotik dilakukan

secepatnya bila dugaan endoftalmitis sudah ada, dan antibiotik yang sesuai segera

diberikan, bila hasil kultur sudah ada. Antibiotik yang dapat diberikan dapat berupa

antibiotik yang bekerja terhadapa membran set, seperti golongan penicilin, Cephalosporin

dengan antibiotik yang dapat menghambat sintesa protein dengan reseptor ribosomal,

seperti golongan Chloramphenicol, Aminoglycosida yang dapat terlihat pada tabel di

bawah ini3:

9

Page 10: 71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

Tabel Dosis Antibiotik Okular

Antibiotik Sistemik (mg) Topikal (%)Subkonjungtiva

(mg)Intravitreal

(mg)PENICILINAmpicilin 150-200mg/kg/hr IV - 100 5Carbenicillin 400-600mg/kg/hr IV 10 100 0.5-2.0Dicloxacilin 0.124-0.5g/6j PO/IM - - -Metchicilin 1-2g/4j IV/IM 10 100 2Nafcilin 1-2g/4j IV/IM - - -Oxacilin 1-2g/4j IV/IM 6.6 100 0.5Penicilin G 2-4jtU/4-6j IV 0.1 50,000-1 jt IU -Piperacilin 200-500m/kg/hr IV/IM 5-10 - 1.5Ticarcilin 250-300mg/kg/hr 5-10 100-150 3CEPHALOSPORINCefamandole 0.5g/6j-2g/4j IM/IV - 12.5 -Cefazoline 0.25g/8jam-2g/4j IM/IV 5-10 50-100 0.5-2Cefatoxime 1g/8j-2g/4j IM/IV 5-10 100 0.4Cefsulodin 1-1.5g/6j IV - 100 -Ceftazidime 1-2g/8-12j IM/IV - 125 2Ceftriaxone 1-2G/12-24J IM/IV - 100 2Chepalothin 0.5g/6-2j IM/IV 5 50-125 2Moxalactam 1g/8j-2g/4j IM/IV 10 100 1.25-2AMINOGLIKSODAAmikacin 15mg/hrjarak 8-12j IM/IV 0.5-1.5 25 0.4Gentamicin 3-5mg/hrjarak8j IM/IV 0.3-1.5 10-40 0.2Netilmicin 4-6.5mg/hrjarak 8j IM/IV - - 0.25Tobramycin 3-5mg/hr jarak 8j IM/IV 0.3-1.5 20-40 0.2Neomycin - 0.3-3.3 - -MICELLANEOUS -Aztreonam 1g/8j-2g/j IV - 0.1 -Bacitracin - 10,000 U/ml - -Ciprofloxasin 250-750mg/12 j PO - 1 -Clindamycin 150-450mg/6j PO

150-900mg/8j IV/IM1-5 50-100 2

Chloramphenicol 0.25-0.75g/6j PO50mg/kg/hr IM/IV

- - TMP1.6

Cotrimoxazole 2.5-5mg/kg/6j IV TMP16SM280 - -Asam Fusidic 500mg PO/IV - - 0.5Imipenem 0.5-1.0g/6j IVAM - - -Metronidazole 7.5mg/kg/6j IV - - -Teicoplanin 200mg/hr IV/IM 5 67 0.75Vancomycin 1g/12j/V - 25 1

10

Page 11: 71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

Antibiotik tersebut dapat diberikan secara tunggal ataupun kombinasi. Kombinasi

yang dianjurkan adalah gabunan antara golongan aminoglikosida. Pilihan kombinasi

tersebut merupakan yang terbaik, karena:

Toksisitas minimal terhadap retina dan jaringan ocular

Kombinasi tersebut lebih memiliki arti klinis dibandingkan pemberian antibiotik

tunggal maupun kombinasi lainnya.

Sebagai terapi awal yang agresif untuk mencegah kerusakan jaringan intraokular yang

luas, karena kadang mikroorganisme sulit di identifikasi dari endoftalmitis.

Biasanya endoftalmitis fungal terdiagnosis bila respon pasien setelah pemberian

antibiotik dosis tunggal atau kombinasi tidak ada. Ataupun ditemukan faktor-faktor

predisposisi seperti, pasien sedang dalam pengobatan antibiotik spektrum luas dalam

jangka waktu lama, pasien menderita keganasan ataupun dalam keadaan imunitas yang

buruk. Obat-obatan yang dapat diberikan antara lain:

Tabel Dosis Antifungi Okular

Antibiotik Sistemik (mg)Topikal

(%)Subkonjungtiva

(mg)Intravitreal

(mg)Amtoferisin B 0.25-0.5 mg/kg/hr IV 0.1-5.0 0.75 0.005-0.01

Econazol 30mg/kg/hr IV 200mg PO 1 5-10 -

Clotrimazol 60-100mg/kg/hrPO 1 - -

Fluconazol 50-400mg/kg/hrPO/IV - - 0.1

Flucitosin 0.125-0.5g/6jPO/IM 1 - 0.1

Itrakonazol 50-150mg/kg/hrPO - - 0.001

Ketokonazol 200-1200mg/hrPO 1 - 0.54

Terconazol - - 5 10

Terapi steroid pada penyakit mata adalah untuk mengurangi inflamasi yang

disertai eksudet dan untuk mengurangi granulasi jaringan. Kedua efek ini penting untuk

endoftalmitis, karena dasar dari endoftalmitis adalah inflamasi, dimana prognosis

visusnya dipengaruhi oleh inflamasi yang terus berlanjut. Sampai saat ini pemberian

kortikosteroid pada endoftalmitis masih kontroversi walaupun sudah banyak penelitian

menunjukkan hasil yang memuaskan dari pemberian Dexamethason dalam menghambat

11

Page 12: 71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

reaksi inflamasi dan reaksi imun abnormal yang dapat menimbulkan kerusakan luas pada

mata3. Dexamethason dapat diberikan secara intravitreal dengan dosis 400ug dan 1 mg

secara intraokular sebagai profilaksis3.

Pemberian Sikloplegik dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri, stabilisasi

aliran darah pada mata, mencegah dan melepas sineksia serta mengistirahatkan iris dan

benda siliar yang sedang mengalami infeksi.

Pada kasus yang berat dapat dilakukan Vitrektomi Pars Plana, yang bertujuan

untuk mengeluarkan organisme beserta produk toksin dan enzim proteolitiknya yang

berada dalam vitreous, meningkatkan distribusi antibiotik dan mengeluarkan membran

siklitik yang terbentuk, yang potensial menimbulkan ablasi, serta mengembalikan

kejernihan vitreous4.

Gambar 2. Ilustrasi dari vitrektomi

12

Page 13: 71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

Gambar 3. Vitrektomi

2.10. Prognosis

Endoftalmitis endogen lebih buruk daripada endoftalmitis eksogen. Karena

berhubungan dengan tipe organisme yang berhubungan (tingkat virulensi, organisme,

daya tahan tubuh penderita dan keterlambatan diagnosis)

Endoftalmitis yang diterapi dengan vitrektomi 74% pasien mendapatkan perbaikan

visus sampai 6/30.

13

Page 14: 71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

BAB III

KESIMPULAN

1. Endoftalmitis adalah peradangan berat yang terjadi pada seluruh jaringan intraokular,

yang mengenai dua dinding bola mata, yaitu retina dan koroid tanpa melibatkan

sklera, dan kapsula tenon.

2. Endoftalmitis dapat diklasfikasikan menjadi supuratif, non supuratif dan endoftalmitis

fakoanafilaktik

3. Penyebab endoftalmitis dapat di kelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu infeksi

yang dapat bersifat endogen dan eksogen serta yang disebabkan oleh imunologis.

4. Gejala subjektif antara lain adalah nyeri pada bola mata, penurun tajam penglihatan,

nyeri kepala, mata terasa bengkak kelopak mata merah, bengkak kadang sulit dibuka.

Sedangkan dari pemeriksaan fisik didapatkan udem pada palpebra superior, reaksi

konjungtiva berupa: hiperemis dan kemosis, udem pada kornea.

5. Pemeriksaan penunjang yang penting adalah kultur, Pengobatan pasien endoftalmitis

adalah dengan antibiotik atau antifingi, yang diberikan secepatnya secara intravitreal.

Sedangkan pemberian steroid masih kontroversi walaupun terbukti bermanfaat.

Kadang dapat diberikan pula sikloplegik.

6. Bila dengan pengobatan malah terjadi perburukan, tindakan, vitrektomi harus

dilakukan.

14

Page 15: 71285352-REFERAT-ENDOFTALMITIS

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, S.H. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 2006. hal.

175-8.

2. Miller, J.W. Endopthalmitis. Diunduh dari www.emedicine.com. Tanggal 22

September 2007.

3. Ilyas, S.H., Mailangkay, T.H. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter dan Mahasiswa

Kedokteran. Edisi ke-2, Jakarta, CV. Sagung Seto, 2002. hal. 98-101.

4. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta, Widya Medika, 2002. hal. 72.

5. Chaudry, A.N., Flynn. H.W. Ocular Trauma Principles and Practice. Page 293-300.

15