70949423 hydrant system

17
Hydrant System Pada sistem ini dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian : a). Hydrant Box Hydrant Box ini dapat dibagi menjadi dua yaitu berupa Indoor Hydrant ( terletak di dalam gedung ) atau Outdoor Hydrant ( terletak di luar gedung ). Pemasangan Hydrant Box ini biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dan luas ukuran ruangan serta luas gedung. Tetapi untuk ukuran minimalnya diharuskan pada tiap lantai terdapat minimal satu buah dan begitu pula untuk yang di luar gedung. Untuk pemasangan Hydrant Box di dalam ruangan pada bagian atasnya ( menempel pada dinding ) harus disertai pemasangan alarm bel. Pada Hydrant Box terdapat gulungan selang atau lebih dikenal dengan istilah Hose Reel. Gambar 8. 2. 8 Indoor Hydrant Box

Upload: otto-james

Post on 30-Dec-2015

81 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 70949423 Hydrant System

Hydrant System

Pada sistem ini dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian :

a). Hydrant Box

Hydrant Box ini dapat dibagi menjadi dua yaitu berupa Indoor Hydrant ( terletak

di dalam gedung ) atau Outdoor Hydrant ( terletak di luar gedung ). Pemasangan Hydrant

Box ini biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dan luas ukuran ruangan serta luas

gedung. Tetapi untuk ukuran minimalnya diharuskan pada tiap lantai terdapat minimal

satu buah dan begitu pula untuk yang di luar gedung. Untuk pemasangan Hydrant Box di

dalam ruangan pada bagian atasnya ( menempel pada dinding ) harus disertai

pemasangan alarm bel. Pada Hydrant Box terdapat gulungan selang atau lebih dikenal

dengan istilah Hose Reel.

Gambar 8. 2. 8 Indoor Hydrant Box

Page 2: 70949423 Hydrant System

Gambar 8. 2. 9 Outdoor Hydrant Box

Gambar 8. 2. 10 Hose Reel

b). Hydrant Pillar

Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari PAM dan GWR gedung disalurkan ke

mobil Pemadam Kebakaran agar Pemadam Kebakaran dapat menyiram air mobil ke

gedung yang sedang terbakar. Alat ini diletakan dibagian luar gedung yang jumlahnya

serta peletakannya disesuaikan dengan luas gedung.

Page 3: 70949423 Hydrant System

Gambar 8. 2. 11 Suplai Air untuk Hydrant Pillar

Gambar 8. 2. 12 Hydrant Pillar

c) Siamese Connection

Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari mobil Pemadam Kebakaran untuk

disalurkan ke dalam sistem instalasi pipa pencegahan dan penanggulangan kebakaran

yang terpasang di dalam gedung selanjutnya dipancarkan melalui sprinkler – sprinkler dan

hydrant box di dalam gedung. Alat ini diletakan pada bagian luar gedung yang jumlahnya

serta peletakannya disesuaikan dengan luas dan kebutuhan gedung itu sendiri.

Page 4: 70949423 Hydrant System

Gambar 8. 2. 13 Siamese Connection

Sesuai dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 887 Tahun 1981 tentang Persyaratan dan

Standar debit Aliran Hydrant Box untuk gedung dengan jenis kebakaran ringan harus

memiliki debit aliran ( Q ) sekurang – kurangnya 0,006 m3/s ( untuk satu hydrant box

pada tiap lantai ).

c. Sesuai dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 887 Tahun 1981 tentang

Persyaratan dan Standar debit Aliran Hydrant Box untuk gedung dengan jenis

kebakaran ringan harus memiliki debit aliran ( Q ) sekurang – kurangnya 0,019 m3/s (

untuk satu hydrant pillar pada satu halaman gedung ).

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 8 TAHUN 2008

TENTANG

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Pasal 19

(1) Sistem pipa tegak dan slang kebakaran serta hidran halaman sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 11 ayat (3)huruf c terdiri dari pipa tegak,slang kebakaran, hidran halaman,penyediaan air

dan pompa kebakaran.

Page 5: 70949423 Hydrant System

(2) Sistem pipa tegak dan slang kebakaran serta hidran halaman sebagaimana dimaksud pada ayat

(1)harus didasarkan pada klasifikasi potensi,bahaya kebakaran.

(3) Sistem pipa tegak dan slang kebakaran serta hidran halaman sebagaimana dimaksud pada ayat

(1)harus selalu dalam kondisi baik dan siap pakai.

(4) Ruangan pompa harus ditempatkan di lantai dasar atau bismen satu bangunan gedung dengan

memperhatikan akses dan ventilasi serta pemeliharaan.

(5) Untuk bangunan gedung yang karena ketinggiannya menuntut penempatan pompa kebakaran

tambahan pada lantai yang lebih tinggi ruangan pompa dapat ditempatkan pada lantai yang

sesuai dengan memperhatikan akses dan ventilasi serta pemeliharaan.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis dan tatacara pemasangan system pipa

tegak dan slang kebakaran,hidran halaman serta ruangan pompa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1)sampai dengan ayat (5)diatur dengan Peraturan Gubernur.

LEMBARAN DAERAH KHUSUS IBUKOTA

JAKARTA

NOMOR : 22 TAHUN : 1992 SERI : B NOMOR : 1

PERATURAN DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 3 TAHUN 1992

TENTANG

PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DALAM WILAYAH

DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

(2) Persyaratan hidran kota atau halaman adalah sebagai berikut:

a. masing-masing hidran berkapasitas minimum 1000 (seribu) liter/menit ;

Page 6: 70949423 Hydrant System

b. tekanan di mulut hidran minimum 2 (dua) kg/cm2 ;

c. maksimal jarak antara hidran 200 (dua ratus) meter.

Pasal 87

(1) Setiap bangunan pabrik selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 86 ayat (2), (3) dan (4), hams dilindungi pula dengan unit hidran kebakaran dengan

ketentuan bahwa panjang slang dan pancaran air yang ada

dapat menjangkau seluruh ruangan yang dilindungi.

(2) Setiap bangunan pabrik dengan ancaman bahaya kebakaran ringan yang

mempunyai luas lantai minimum 1000 (seribu) m2 dan maksimum 2000 (dua ribu)

m2 hams dipasang minimum 2 (dua) titik hidran, setiap penambahan luas lantai

maksimum 1000 (seribu) m2 harus ditambah minimum 1 (satu) titik hidran.

(3) Setiap bangunan pabrik dengan ancaman kebakaran sedang yang

mempunyai luas lantai minimum 800 (delapan ratus) m2 dan maksimum 1600

(seribu enam ratus) m2 harus dipasang minimum 2 (dua) titik hidran, setiap

penambahan luas lantai maksimum 800 (delapan ratus) m2 harus ditambah

minimum 1 (satu) titik hidran.

(4) Setiap bangunan pabrik dengan ancaman kebakaran tinggi yang mempunyai

luas lantai minimum 600 (enam ratus) m2 dan maksimum 1200 (seribu dua ratus)

m2 hams dipasang minimum 2 (dua) titik hidran, setiap penambahan luas lantai

maksimum 600 (enam ratus) m2 harus ditambah minimum 1 (satu) titik hidran.

Pasal 94

(1) Setiap bangunan umum/tempat pertemuan dan perdagangan selain

memenuhi ketentuan tersebut dalam Pasal 93 harus dilindungi dengan unit hidran

kebakaran dengan ketentuan panjang slang dan pancaran air yang ada dapat

menjangkau seluruh ruangan yang dilindungi.

(2) Setiap bangunan umum/tempat pertemuan, tempat hiburan, perhotelan,

Page 7: 70949423 Hydrant System

tempat perawatan, perkantoran, dan pertokoan/ pasar untuk setiap 800 (delapan

ratus) m2 harus dipasang minimum 1 (satu) titik hidran.

(3) Setiap bangunan tempat beribadat dan pendidikan untuk setiap 1000

(seribu) m2 harus dipasang minimum 1 (satu) titik hidran.

Pasal 99

(2) Setiap bangunan perumahan dengan luas minimum 1000 (seribu) m2 harus

memasang minimum 1 (satu) titik hidran.

Pasal 102

(1) Setiap rukun tetangga (RT) di lingkungan perumahan harus menyediakan

sebuah alat pemadam api ringan yang mempunyai daya padam minimum 2 A, 5 B

dan harus disediakan di tempat yang mudah terlihat dan digunakan.

(2) Pengawasan teknis dan administrasi dari alat tersebut pada ayat (1) pasal ini

dipertanggungjawabkan kepada Lurah setempat.

(3) Di samping ketentuan tersebut pada ayat (1) dan (2) pasal ini, setiap

lingkungan rukun warga (RW) yang rawan kebakaran minimal harus dilengkapi

dengan sebuah pompa kebakaran mudah jinjing dan tangki air/penampung air

atau hidran kebakaran yang tanggung jawab penyediannya dibebankan kepada

Pemerintah Daerah, sedangkan tanggung jawab penggunaan dan perawatannya

diserahkan kepada Lurah yang bersangkutan.

(4) Pengawasan teknis dan administrasi pompa kebakaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) pasal ini dilakukan oleh Dinas Kebakaran.

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

NOMOR 02/KPTS/1985

TENTANG

Page 8: 70949423 Hydrant System

KETENTUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PADA BANGUNAN GEDUNG

Pasal 20

HIDRAN KEBAKARAN

(1) Berdasarkan lokasi penempatan jenis hidran kebakaran dibagi menjadi :

a. Hidran gedung

b. Hidran halaman.

(2) Komponen Hidran Kebakaran terdiri dari :

a. Sumber persediaan air

b. Pompa-pompa kebakaran

c. Slang kebakaran

d. Kopling penyambung

e. Perlengkapan lain-lain.

(3) Persyaratan Teknis

Untuk hIdran kebakaran diperlukan persyaratan-persyaratan teknis sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang tersebut dibawah ini :

a. Sumber persediaan air untuk hidran kebakaran harus diperhitungkan minimum untuk

pemakaian selama 30 menit.

b. Pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus mempunyai aliran listrik

tersendiri dari sumber daya listrik darurat.

c. Slang kebakaran dengan diameter maksimum 1½ inci harus terbuat dari bahan yang

tahan panas, panjang maksimum slang harus 30 m.

d. Harus disediakan kopling penyambung yang sama dengan kopling dari Unit

Pemadam Kebakaran.

e. Semua peralatan hidran kebakaran harus di cat merah.

Page 9: 70949423 Hydrant System

(4) Pemasangan Hidran Kebakaran

a. Pipa pemancar harus sudah terpasang pada slang kebakaran

b. Hidran gedung yang menggunakan pipa tegak 6 inci (15 cm) harus dilengkapi

dengan kopling pengeluaran yang berdiameter 2,5 inci ( 6,25 cm ), dengan bentuk

dan ukuran yang sama dengan kopling dari unit pemadam kebakaran, dan

ditempatkan pada tempat yang mudah dicapai oleh unit pemadam kebakaran.

c. Hidran halaman, harus disambung dengan pipa induk dengan ukuran diameternya

minimum 6 inci ( 15 cm ) mampu mengalirkan air 250 gallon/menit atau 1.125

liter/menit untuk setiap kopling.

Penempatan hidran halaman tersebut harus mudah dicapai oleh mobil unit

kebakaran.

d. Hidran halaman yang mempunyai 2 kopling pengeluaran harus menggunakan katup

pembuka yang diameter minimum 4 inci ( 10 cm ), dan yang mempunyai 3 kopling

pengeluaran harus menggunakan pembuka berdiameter 6 inci ( 15 cm ).

e. Kotak hidran gedung harus mudah dibuka, dilihat, dijangkau dan tidak terhalang oleh

benda lain.

(5) Pemakaian Hidran Kebakaran

a. Pemakaian hidran kebakaran harus disesuaikan dengan klasifikasi bangunan gedung

seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Page 10: 70949423 Hydrant System

PERATURAN BUPATI BANDUNG

NOMOR 13 TAHUN 2010

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

A.2 KLASIFIKASI HIDRAN DAN KLASIFIKASI ANCAMAN BAHAYA KEBAKARAN

1. Hidran Kebakaran diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu :

a. Hidran Klas I;

b. Hidran Klas II;

c. Hidran Klas III;

2. Klasifikasi Bangunan menurut ketinggian dan jumlah lantai, terdiri atas :

Page 11: 70949423 Hydrant System

a. Kelas Bangunan Rendah (0 s/d 14 meter atau 4 lapis);

b. Kelas Bangunan Menengah (14 s/d 40 meter atau 5 s/d 8 lapis);

c. Kelas Bangunan Tinggi (diatas 40 meter atau 8 lapis).

3. Disamping faktor ketinggian gedung, maka luas bangunan dan jenis hunian

atas suatu gedung menjadi bahan pertimbangan untuk hidran kebakaran yang

digunakan.

A.3 TATA CARA PEMASANGAN HIDRAN

1. Sistem pipa tegak dan slang harus disediakan di bangunan gedung sebagai

berikut:

- Pipa tegak kering pada bangunan gedung yang mempunyai ketinggian

bangunan lebih dari 10 m, tetapi tidak melebihi 24 m.

- Pipa tegak basah pada bangunan gedung yang mempunyai ketinggian

lebih dari 24 m.

2. Sistem pipa tegak dan slang kelas I harus disediakan di bangunan gedung yang

mempunyai empat atau lebih lantai, atau yang mempunyai empat atau lebih

lantai besmen.

3. Sistem pipa tegak dan slang kelas I harus disediakan di bangunan gedung

dimana sekurang-kurangnya terdapat satu lantai yang dihuni lebih dari 10 m di

atas atau di bawah permukaan jalan masuk mobil pemadam kebakaran.

4. Sistem pipa tegak dan slang kelas I harus disediakan di bangunan gedung yang

tidak diproteksi seluruhnya oleh sebuah sistem sprinkler otomatik yang

disetujui, dimana sebuah ruangan atau daerah yang dihuni terletak lebih dari

45 m dari titik masuk instansi pemadam kebakaran ke dalam bangunan.

5. Kelas hidran yang dipasang pada bangunan harus didasarkan pada klasifikasi

Page 12: 70949423 Hydrant System

bangunan dan ancaman bahaya kebakaran.

6. Pada bangunan rendah dengan luas kurang dari 4.000 meter persegi, yang

mengandung ancaman bahaya kebakaran ringan, harus dilindungi dengan

hidran klas II atau selang gulung (hose reel) 1”.

7. Pada bangunan rendah mulai dengan ancaman bahaya kebakaran sedang,

tanpa tergantung pada ukuran luas lantai, harus sudah dilindungi dengan

hidran klas III.

8. Pada bangunan menengah dan tinggi harus sudah dilindungi dengan hidran

klas III, kecuali untuk bangunan dengan luas kurang dari 4.000 meter persegi

dengan ancaman bahaya ringan dapat dilengkapi/ditambahkan pemakaian

selang gulung (hose reel) 1 (satu) “.

9. Pada bangunan rendah dengan luas lantai lebih besar dari 4.000 meter persegi

dengan ancaman bahaya kebakaran berat diutamakan pemakaian hidran klas I.

10. Penggunaan selang gulung (hose reel) dengan pengeluaran 1 inci hanya

diperkenankan pada bangunan dengan ancaman bahaya kebakaran ringan

yang mempunyai karakteristik tertentu yang menurut pertimbangan

Dinas/Instansi/Lembaga Pemadam Kebakaran dapat menggunakan selang

gulung (hose reel).

A.4 PERPIPAAN SISTEM HIDRAN KEBAKARAN

1. Sistem hidran kebakaran yang diterapkan untuk penanggulangan kebakaran

adalah sistem pipa tegak basah.

2. Penggunaan sistem pipa tegak kering (dry riser) hanya diperbolehkan pada

bangunan yang masih dalam tahap pembangunan (under construction) dan

untuk bangunan terdahulu (existing building).

Page 13: 70949423 Hydrant System

3. Jumlah maksimum hidran per-lantai dalam 1 (satu) pipa tegak :

a. Setiap pipa tegak pada setiap lantai hanya diperkenankan melayani

maksimum 2 titik hidran.

b. Jika luas lantai bangunan yang ada tidak dapat mencakup/cover dengan

penempatan 2 (dua) titik hidran, maka untuk setiap penambahan 2 (dua)

titik hidran harus diikuti penambahan 1 (satu) pipa tegak.

A.17 KELENGKAPAN DAN PENEMPATAN KOTAK HIDRAN

1. Kelengkapan kotak hidran type A terdiri atas :

a. Kotak Hidran;

b. Rak Selang;

c. Selang;

d. Pipa Pemancar;

e. Lubang pengeluaran : 1,5 inci dan 2,5 inci (Landing Valve);

f. Bel alarm;

g. Tombol Manual;

h. Jack telepon.

2. Kelengkapan hidran type B terdiri atas :

a. Kotak Hidran;

b. Rak Selang;

c. Selang;

d. Pipa pemancar;

e. Lubang Pengeluaran : 1,5 inci dan 2,5 inci (Landing Valve).

3. Kotak hidran yang selalu terkunci harus menggunakan daun pintu yang tembus

pandang.

4. Kotak hidran harus diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau,

Page 14: 70949423 Hydrant System

pada ketinggian 0,9 meter sampai 1,5 meter diatas diatas lantai serta dapat

melindungi/melayani seluruh bagian ruangan/gedung pada lantai yang

bersangkutan.

5. Hidran halaman harus ditempatkan didaerah jangkauan/parimeter bangunan,

pada jarak maksimum 150 meter dari jalan masuk kesetiap bangunan.

6. Jarak antara titik hidran halaman maksimum 150 meter dan tidak boleh

ditempatkan pada jarak kurang dari 6 meter dari bangunan.

7. Penempatan hidran halaman harus mempertimbangkan kondisi lingkungan

yang berdekatan dengan hidran umum/hidran kota.

8. Hidran halaman harus ditempatkan berdekatan dengan pintu masuk atau posisi

yang dapat dimasuki oleh mobil tangga/mobil pompa Dinas Kebakaran.

9. Lokasi dan jalan menuju ke hidran halaman tidak terganggu oleh parkir,

bongkar muat, pertamanan dll.

10. Kotak hidran harus mudah dibuka untuk penggunaan sewaktu-waktu dan harus

terlindung dari kerusakan.

11. Pada kotak hidran harus dilengkapi dengan tulisan “HIDRAN

KEBAKARAN”warna putih minimal ukuran 50 millimeter huruf balok diatas

warna dasar merah.

A.18 PEMERIKSAAN, PENGUJIAN DAN PEMELIHARAAN

1. Setelah semua instalasi sistem hidran kebakaran terpasang, maka terhadap

sistem tersebut harus diadakan pengujian tekanan secara hidrostatis selama :

• 30 menit dengan tekanan tidak boleh kurang dari 21 bar atau 3,5 bar

diatas tekanan normal (21 bar)

• 2 jam dengan tekanan 13,5 bar atau 3,5 bar diatas tekanan maksimum

Page 15: 70949423 Hydrant System

(sebesar 10,3 bar)

2. Pemeriksaan atas kehandalan sistem hidran kebakaran harus dilaksanakan

dalam rangka memperoleh/mendapatkan rekomendasi dari Instansi yang

berwenang (Dinas/Instansi/Lembaga Pemadam Kebakaran) sebagai

persetujuan atas pemasangan instalasi yang dimaksud.

3. Agar kehandalan sistem tetap terpelihara (optimal) , maka harus diadakan

pemeliharaan secara teratur melalui serangkaian pegujian instalasi (baik secara

intern maupun melibatkan Dinas/Instansi/Lembaga Pemadam Kebakaran) pada

saat pemeriksaan berkala.

Pasal 3

(3) Persyaratan hidran kota atau hidran halaman adalah sebagai berikut :

a. masing-masing hidran berkapasitas minimal 1.000 (seribu) liter / menit.

b. tekanan dimulut hidran minimal 2 (dua) kg/m2.

c. maksimal jarak hidran 1000 (seribu) meter.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

NOMOR : 26/PRT/M/2008

TANGGAL 30 DESEMBER 2008

TENTANG

PERSYARATAN TEKNIS

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA

BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN

2.3.5.2. Tiap bagian dari jalur untuk akses mobil pemadam di lahan bangunan

gedung harus dalam jarak bebas hambatan 50 m dari hidran kota. Bila hidran

Page 16: 70949423 Hydrant System

kota tidak tersedia, maka harus disediakan hidran halaman (lihat gambar

2.3.5.2).

2.3.5.3. Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hidran halaman, maka

hidran-hidran tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil

pemadam sedemikian hingga tiap bagian dari jalur tersebut berada dealam

jarak radius 50 m dari hidran.

2.3.5.4. Pasokan air untuk hidran halaman harus sekurang-kurangnya 38 liter/detik

pada tekanan 3,5 bar, serta mampu mengalirkan air minimmal selama 30

menit.

Page 17: 70949423 Hydrant System