7 agribusiness kamis 26 april...

1

Upload: truongthu

Post on 09-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 7 AGRIBUSINESS KAMIS 26 APRIL 2018bigcms.bisnis.com/file-data/1/2613/045dcfd1_AsuransiAdiraDinamika... · kata dia saat membuka International Conference on ... dengan produk yang

7 AGRIBUSINESS

Oleh Happy Amanda Amalia

NUSA DUA – Menko Perekonomian Darmin Nasution menyatakan bahwa ko-moditas kelapa sawit tidak akan ditinggalkan konsumen global, meskipun kam-panye negatif atas komoditas tersebut terus digaungkan oleh sejumlah negara di dunia. Alasannya, kelapa sawit memiliki produktivitas jauh lebih tinggi dari tanaman penghasil minyak nabati lainnya dan paling efisien dalam penggunaan lahan. Artinya, kelapa sawit lebih mampu memberikan jaminan pemenuhan ke-butuhan minyak nabati yang terus meningkat di pasar global.

KAMIS 26 APRIL 2018

DIJUAL

Darmin menuturkan, kelapa sawit masih menjadi ko-moditas penting yang dimiliki Indonesia dibandingkan komoditas lainnya, sehingga pemerintah sangat concern agar kelangsungan industri sawit berjalan baik. “Ting-ginya produktivitas industri kelapa sawit dari minyak nabati lainnya menjadikannya tidak mungkin diting-galkan. Apalagi, kelapa sawit dipandang lebih mampu memberi jaminan pemenuhan kebutuhan minyak nabati dan turunannya yang terus meningkat secara global,” kata dia saat membuka International Conference on Oil Palm and the Environment (ICOPE) 2018 di Nusa Dua Bali, Rabu (25/4).

Namun keberlangsungan industri kelapa sawit tersandung kampanye negatif dari negara-negara di Eropa. Mereka beranggapan minyak kelapa sawit adalah sumber masalah utamanya sebagai penyebab kerusakan lingkungan. Menko Darmin Nasution pun membantah tudingan tersebut. Inti permasalahannya adalah kebutuhan pangan global yang terus meningkat dan harus diimbangi dengan peningkatan produksi dengan produk yang paling efisien, penanaman yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan, dan teknologi tinggi guna meningkatkan produktivitas. “Dunia boleh saja banyak yang mengkambinghitamkan kelapa sawit sebagai perusak lingkungan, namun itu tidak benar,” jelas Darmin.

Minyak kelapa sawit, kata Darmin, adalah yang paling efisien karena membutuhkan lahan yang sedikit untuk menghasilkan minyak dibandingkan dengan minyak yang dapat dimakan lainnya, seperti kacang kedelai, rapeseed, dan bunga matahari. “Kita menggunakan lahan yang sudah ditebang sejak 30-60 tahun yang lalu. Kalau tidak ditanami kelapa sawit, hancur tanahnya. Dengan adanya kelapa sawit yang produktivitasnya sangat tinggi, sebetulnya bisa lebih menjamin pemenuhan kebutuhan dunia terhadap min-yak nabati dan turunannya. Sehingga secara logika, kelapa sawit tidak bisa ditinggalkan karena paling produktif,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Darmin Nasution, kampanye negatif dari sejumlah negara di Eropa tidak akan menyele-saikan masalah. Dalam kampanye negatif itu, produk minyak sawit khususnya dari Indonesia dituding tidak ramah lingkungan dan tidak dikelola dengan berkelan-jutan, sehingga mendiskreditkan produk tersebut. Semua itu muncul karena adanya persaingan dan ke-bijakan proteksionisme yang diambil negara tertentu. “Yang betul adalah, mari kita bicara supaya komoditas efisien dan produktif ini sejalan dengan kebutuhan mengenai lingkungan,” tambah dia.

Oleh karenanya, Darmin menilai positif ajang ICOPE 2018 yang bertujuan membuat solusi bersama terkait industri kelapa sawit yang berkelanjutan. ICOPE 2018 menjadi menarik karena semua duduk bersama, baik pekebun, aktivis, maupun pemilik kebun kelapa sawit, dengan environmentalist, bersama-sama dengan para pakar, yang mungkin mendukung atau pun mungkin agak kritis kepada sawit. “Justru karena keberagaman-

nya, acara ini menjadi menarik sehingga dialog dan diskusi di dalamnya akan membawa dampak, bukan hanya dampak berdiskusi tapi saling memahami. Pada akhirnya, solusi itu kerja sama, bukan saling bertahan di posisi masing-masing,” jelas dia.

Sementara itu, Chairman and CEO Sinar Mas Agri-business and Food Franky Oesman Widjaja juga menilai kehadiran ICOPE dapat menyatukan selisih pendapat yang

JAKARTA – Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas menggelontorkan dana US$ 103,80 juta untuk pencega-han dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sebanyak US$ 100 juta di antaranya telah diinvestasikan hingga 2018, sedangkan US$ 3,80 juta sisanya dikhususkan untuk persiapan menjelang dan selama Asian Games berlangsung sepanjang Mei-Oktober 2018.

Sebagai bagian program pencegahan karhutla, APP Sinar Mas juga menginisiasi program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yakni upaya pember-dayaan masyarakat yang dikombinasikan dengan pelestarian alam dan lingkungan sekitar. Melalui DMPA, masyarakat diarahkan mengelola lahan secara agroforestri dengan bercocok tanam hortikultura, tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan olahan makanan untuk konsumsi sendiri atau dijual. Untuk program tersebut, APP Sinar Mas menyediakan alat, benih, pendampingan, hingga membantu memasarkan produk. Program tersebut ditargetkan menjangkau 500 desa sampai 2020 di sekitar dan dalam wilayah konsesi pemasok APP Sinar Mas dengan menyalurkan dana bergulir senilai US$ 10 juta. (eme)

marak. Selama ICOPE 2018, secara bersama-sama semua pihak bisa menunjukkan kepada dunia apa yang sudah dilakukan dan bagaimana masa depan yang berkelanjutan untuk kelapa sawit. Untuk mencapai kesuksesan, seluruh pihak yakni akademisi, pemain industri, pemerintah, konsumen, anggota masyarakat, LSM dan ilmuwan harus bersatu dan selaras pada pemahaman dan tujuan bersama,” ujarnya.

Menurut Franky, keberlanjutan hanya dapat dicapai ketika ada keseimbangan antara peluang ekonomi, per-lindungan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menjadi kunci dari sektor sawit berkelanjutan dan merupakan komponen kunci dari tema ICOPE 2018 yakni Solusi untuk Produksi Lokal.

Peserta TerbesarSedangkan Chairman ICOPE 2018 JP Caliman menje-

laskan, selama 11 tahun sejak dimulai pada 2007, ICOPE tetap teguh dalam menangani isu-isu dampak lingkungan dari produksi minyak sawit. ICOPE juga telah mendapat pengakuan global dalam komunitas ilmiah sebagai sumber daya yang berguna dan tidak bias untuk hal-hal berkaitan dengan produksi minyak sawit dan keberlanjutan. ICOPE satu-satunya konferensi internasional yang didedikasikan

untuk kelapa sawit dan lingkungan dengan jumlah peserta sebesar itu.

ICOPE dimulai 11 tahun yang lalu oleh tiga mitra yang berbagi nilai sama untuk tujuan mencapai keberlanjutan in-dustri sawit, bersemangat untuk bekerja dalam kolaborasi, dan merengkuh kepercayaan dalam sains. Caliman meny-ampaikan keberhasilan ICOPE dalam perkembangannya selama 11 tahun tidak lepas dari dukungan berkelanjutan Pemerintah Indonesia. “Kami percaya ini adalah kunci yang berkontribusi terhadap keberhasilan ICOPE. Pada penyelenggaraan ICOPE 2018, Pemerintah Prancis mela-lui kedutaan besarnya di Jakarta dan Singapura bersedia bergabung. Ke depan, kami berharap mendapatkan lebih banyak lagi partisipasi dari pemerintahan tambahan di tahun-tahun mendatang,” ujar Caliman.

Tidak hanya dukungan yang konsisten dari pemerintah, ICOPE juga didukung oleh beberapa badan sertifikasi seperti RSPO dan ISPO yang menyambut inisiatif untuk ke-berlanjutan industri kelapa sawit. Tema ICOPE 2018 adalah Embracing Sustainable Palm Oil: Solutions for Local Produc-tion and Global Change yang bertujuan mencari solusi yang berkontribusi terhadap perubahan global dari tren atau risiko negatif saat ini dengan tetap mendukung usaha para petani dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

benny
Typewriter
26 APRIL 2018 - INVESTOR DAILY | HAL.7