6850fc51d01

13
1 PENTINGNYA LANDASAN SOSIAL BUDAYA DAN PLITIK EKONOMI DALAM MENGATASI PROBLEMA PENDIDIKAN DI INDONESIA  PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang palig dekat dengan kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas dari unsur social budaya. Sebab sebagian terbesar dari kegiatan manusia dilakukan secara berkelompok. Pekerjaan di rumah, di kantor, di perusahaan, di perkebunan, di bengkel, dan sebagainya, hampir semua nya dikerjaka n oleh le bih dari seora n. Ini bera rti unsur sosial a da pada kegiatan-kegiatan itu. Selanjutnya tentang apa yang dikerjakan dan cara mengerjakannya serta bentuk yang diingikan merupakan unsur dari suatu budaya. Membenahi kebun di rumah misalnya, dikerjakan oleh pembantu di bawah arahan ibu rumah tangga, bertujuan agar kebun itu bersih dan indah. Alat untuk bekerja dan cara mengerjakan dengan baik  juga merupakan suatu budaya Landasan social budaya yang membahas sosiologi, kebudayaan, masyarakat, dan kondisi masyarakat indonesia dikaitkan dengan pendidikan memberi konsep pendidikan, antara lain lembaga pendidkan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat, keduanya saling menunjang, dan lembaga pendidikan seharusnya menjadi agen pembangunan di masyarakat. Akibat kebudayaan masa kini, ada kemungkinan pergeseran paradigma pendidikan, yaitu dari sekolah kemasyarakat luas dengan berbagai pengalaman yang luas pula. Untuk kepentingan paradigma baru tersebut kebudayaan perlu ditertibkan, antara lain pada materi tayangan televisi dan perilaku negative masyarakat, ujian Negara harus diubah 1

Upload: elok-nurfaiqoh

Post on 08-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 6850FC51d01

8/6/2019 6850FC51d01

http://slidepdf.com/reader/full/6850fc51d01 1/13

1

” PENTINGNYA LANDASAN SOSIAL BUDAYA DAN PLITIK EKONOMI

DALAM MENGATASI PROBLEMA PENDIDIKAN DI INDONESIA” 

PENDAHULUAN

1.  Latar Belakang

Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang palig dekat dengan

kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas dari unsur social

budaya. Sebab sebagian terbesar dari kegiatan manusia dilakukan secara berkelompok.

Pekerjaan di rumah, di kantor, di perusahaan, di perkebunan, di bengkel, dan sebagainya,

hampir semuanya dikerjakan oleh lebih dari seoran. Ini berarti unsur sosial ada pada

kegiatan-kegiatan itu. Selanjutnya tentang apa yang dikerjakan dan cara mengerjakannya

serta bentuk yang diingikan merupakan unsur dari suatu budaya. Membenahi kebun di

rumah misalnya, dikerjakan oleh pembantu di bawah arahan ibu rumah tangga, bertujuan

agar kebun itu bersih dan indah. Alat untuk bekerja dan cara mengerjakan dengan baik 

 juga merupakan suatu budaya

Landasan social budaya yang membahas sosiologi, kebudayaan, masyarakat, dan

kondisi masyarakat indonesia dikaitkan dengan pendidikan memberi konsep pendidikan,

antara lain lembaga pendidkan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat, keduanya saling

menunjang, dan lembaga pendidikan seharusnya menjadi agen pembangunan di

masyarakat. Akibat kebudayaan masa kini, ada kemungkinan pergeseran paradigma

pendidikan, yaitu dari sekolah kemasyarakat luas dengan berbagai pengalaman yang luas

pula. Untuk kepentingan paradigma baru tersebut kebudayaan perlu ditertibkan, antara lain

pada materi tayangan televisi dan perilaku negative masyarakat, ujian Negara harus diubah

1

Page 2: 6850FC51d01

8/6/2019 6850FC51d01

http://slidepdf.com/reader/full/6850fc51d01 2/13

2

menjadi ujian sekolah, sejalan dengan pergeseran system sentralisasi menjadi system

desentralisasi sehingga tujuan pendidikan nasional lebih mudah diwujudkaan Selain

landasan social budaya pendidikan juga tiak terlepas dari landasan politik dan ekonomi,

dari segi landasan ekonomi, ekonomi mempunyai peranan yang sangat besar dalam

pengembangan konsep-konsep pendidikan. Yang mana Fungsi ekonomi dalam dunia

pendidikan itu sendiri adalah untuk menunjang kelancaran proses pendidikan, sedangkan

segi politik fakta dan realitas objektif selama tiga puluh tahu terakhir menunjukkan bahwa

kehidupan berbangsa dan bernegara kurang dapt berkembang sebagaimana diharapkan.

Dalam bidang pendidikan terdapat sejumlah indikator yang menunjukkkan terhambatnya

perkembangan tersebut. Etatisme dalam bidang pendidikan tidak memberi peluang kepada

masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan mereka serta perkembangn teknologi

2. Rumusan Masalah 

Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dijabarkan rumusan

masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:

1. Bagaimanakah hubungan sosiologi dengan pendidikan ?

2. Bagaimanakah hubungan kebudayaan dengan pendidikan ?

3. Apa fungsi sosial budaya terhadap pendidikan ?

4. Apa peranan ekonomi dalam pendidikan ?

5.. Apa dampak  Konsep Pendidikan Dalam Masyarakat Indonesia

Page 3: 6850FC51d01

8/6/2019 6850FC51d01

http://slidepdf.com/reader/full/6850fc51d01 3/13

3

3. Tujuan 

Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan antara sosiologi dengan pendidikan.

2. Untuk mengetahui hubungan antara kebudayaan dengan pendidikan.

3. Untuk mengetahui fungsi sosial budaya terhadap pendidikan ?

4. Untuk mengetahui peranan ekonomi dalam pendidikan

5. Untuk mengetahui dampak Konsep Pendidikan Dalam Masyarakat Indonesia

PEMBAHASAN

Pendidikan pada hakikatnya adalah kegiatan sadar dan disengaja secara penuh

tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari

keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan yang dilakukan

secara bertahap berkesinambungan di semua lingkungan yang saling mengisi (rumah

tangga, sekolah, masyarakat). Kegiatan pendidikan merupakan proses interaksi antara dua

individu, dua generasi yang memungkinkan generasi muda mengembangkan dirinya.

Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi dalam lembaga yang disebut SEKOLAH.

Sekolah sengaja dibentuk oleh masyarakat agar pola dan kegiatan pendidikan semakin

intensif (Umar Tirtarahardja, 2005:95).Unsur sosial merupakan aspek individual alamiah

yang ada sejak manusia itu lahir. Langeveld mengatakan “setiap bayi yang lahir dikaruani

potensi sosialitas atau kemampuan untuk bergaul, saling berkomunikasi yang pada

hakikatnya terkandung unsur saling memberi dan saling menerima (Umar Tirtarahardja,

2005:18).Aktivitas sosial tercermin pada pergaulan sehari-hari, saat terjadi interaksi sosial

antarindividu yang satu dengan yang lain atau individu dengan kelompok, serta antar

Page 4: 6850FC51d01

8/6/2019 6850FC51d01

http://slidepdf.com/reader/full/6850fc51d01 4/13

4

kelompok. Di dalam interaksi ini ada keterkaitan saling mempengaruhi (Abu Ahmadi,

2003:13).

1. Hubungan Sosiologi dengan Pendidikan 

Unsur sosial merupakan aspek individual alamiah yang ada sejak manusia itu

lahir. Langeveld mengatakan “Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas atau

kemampuan untuk bergaul, saling berkomunikasi yang pada hakikatnya terkandung unsur

saling memberi dan saling menerima (Umar Tirtarahardja, 2005:18). Aktivitas sosial

tercermin pada pergaulan sehari-hari, saat terjadi interaksi sosial antarindividu yang satu

dengan yang lain atau individu dengan kelompok, serta antar kelompok. Di dalam interaksi

ini ada keterkaitan saling mempengaruhi (Abu Ahmadi, 2003:13). Langeveld dalam Abu

Ahmadi menyatakan, tiap-tiap pergaulan orang dewasa (orang tua) dengan anak 

merupakan lapangan atau suatu tempat dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.

(2003:15). Dalam hubungannya dengan pendidikan, sosiologi merupakan ilmu yang

mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya,

selain mempelajari cara manusia berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya

serta susunan dan keterkaitan unit-unit masyarakat atau unit sosial dalam suatu wilayah

(Made Pidarta, 2000:145). Salah satu bagian sosiologi yang dapat dipandang sebagai

sosiologi khusus adalah sosiologi pendidikan. Dapat pula dikatakan ilmu ini merupakan

analisa ilmiah terhadap proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem

pendidikan.Wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi pendidikan meliputi : 1) interaksi

guru-siswa; 2) dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah; 3) struktur dan

fungsi sistem pendidikan dan; 4) sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan.

Wujud dari sosiologi pendidikan adalah tentang konsep proses sosial. Menurut Made

Pidarta, pembentukan karakter berdasarkan interaksi sosial melalui empat bentuk :

Page 5: 6850FC51d01

8/6/2019 6850FC51d01

http://slidepdf.com/reader/full/6850fc51d01 5/13

5

1. . Imitasi (peniruan)

2. Sugesti (menerima atau tertarik pada pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa

atau berwenang atau mayoritas. Dalam hal ini sugesti bisa terjadi baik melalui

himbauan atau paksaan)

3. Identifikasi (berusaha menyamakan dirinya dengan orang lain secara sadar ataupun

dibawah sadar)

4. Simpati (terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang lain atau berdasarkan

kesenangan).

menurut Karyono, pembentukan karakter manusia melalui interaksi sosial ditambahkan

menjadi :

5. Empati (ikut merasakan yang dirasakan orang lain)

6. Introspeksi ( menelaah yang telah dilakukan dalam interaksi)

Untuk mempermudah sosialisasi dalam pendidikan, maka seorang guru harus

menciptakan situasi, terutama pada dirinya, agar faktor-faktor yang mendasari sosialisasi

itu muncul pada diri peserta didik. Interaksi sosial akan terjadi apabila memenuhi dua

syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga

bentuk yaitu : 1) kontak antar individu; 2) kontak antar individu dengan kelompok atau

sebaliknya; 3) kontak antar kelompok.Dalam dunia pendidikan ada istilah kelompok sosial.

Kelompok ini dapat berbentuk kelompok personalia sekolah, kelompok guru, kelompok 

siswa, kelas, subkelas, kelompok belajar di rumah dan sebagainya. Suatu kelompok sosial

dikatakan dinamis dan stabil, jika kelompok ini berusaha maju mengikuti arah

perkembangan zaman atau mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi dengan tetap

memperhatikan kestabilan kelompok. Wuradji (1988) menyebutkan tiga prisip yang

melandasi kestabilan kelompok, yaitu : integritas, ketenangan dan konsensus. Untuk 

Page 6: 6850FC51d01

8/6/2019 6850FC51d01

http://slidepdf.com/reader/full/6850fc51d01 6/13

6

menciptakan dinamika yang stabil di sekolah, sebaiknya sekolah berperan sebagai micro

order atau keteraturan kecil (Broom,1988) atau sekolah kecil sebagai masyarakat kecil.

Dalam sosiologi, perilaku manusia bertalian dengan nilai-nilai, dan sekolah-sekolah harus

memperhatikan pengembangan nilai-nilai ini pada peserta didik di sekolah. Tugas-tugas

tersebut harus sejalan dengan salah satu pasal dalam UU pendidikan RI yang mengatakan

bahwa sekolah/pemerintah, orang tua, siswa dan masyarakat secara bersama-sama

bertanggung jawab atas lancarnya pelaksanaan pendidikan. Hal ini senada dengan

pendapat Wuradji (1988) yang mengemukakan sekolah sebagai kontrol sosial dan sebagai

perubahan sosial.

2. Hubungan Kebudayaan dengan Pendidikan 

Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti

keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama yaitu nilai-nilai. Pendidikan membuat

orang berbudaya, pendidikan dan budaya bersama dan memajukan. Makin banyak orang

menerima pendidikan makin berbudaya orang itu dan makin tinggi kebudayaan makin

tinggi pula pendidikan atau cara pendidiknya.Karena ruang lingkup kebudayaan sangat

luas, mencakup segala aspek kehidupan manusia, maka pendidikan sebagai salah satu

aspek kehidupan dalam kebudayaan. Pendidikan yang terlepas dari kebudayaan akan

menyebabkan alienasi dari subjek yang dididik dan seterusnya kemungkinan matinya

kebudayaan itu sendiri. Oleh karena itu kebudayaan umum harus diajarkan pada semua

sekolah. Sedangkan kebudayaan daerah dapat dikaitkan dengan kurikulum muatan lokal,

dan kebudayaan populer juga diajarkan dengan proporsi yang kecil.Maka dapat kita

simpulkan bahwa pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Bila kebudayaan berubah

maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah

kebudayaan. Pendidikan adalah suatu proses membuat orang memasukkan budaya,

Page 7: 6850FC51d01

8/6/2019 6850FC51d01

http://slidepdf.com/reader/full/6850fc51d01 7/13

7

membuat orang berprilaku mengikuti budaya yang memasuki dirinya. Sekolah sebagai

salah satu dari tempat enkulturasi suatu budaya sesungguhnya merupakan bahan masukan

bagi anak dalam mengembangkan dirinya

3. Fungsi Sosial Budaya terhadap Pendidikan

Kegiatan pendidikan merupakan proses interaksi antara dua individu, dua generasi

yang memungkinkan generasi muda mengembangkan dirinya. Kegiatan pendidikan yang

sistematis terjadi dalam lembaga yang disebut SEKOLAH. Sekolah sengaja dibentuk oleh

masyarakat agar pola dan kegiatan pendidikan semakin intensif (Umar Tirtarahardja,

2005:95).Interaksi antar individu, antar kelompok, terjadi karena ada aksi dan reaksi

(dalam fisika dinyatakan sebagai Hukum 3 Newton), yaitu hubungan antara gaya dua benda

yang besarnya sama namun arahnya berlawanan. Interaksi ini terjadi dalam dunia

persekolahan sebagai bagian kecil dari masyarakat pendidikan yang membentuk karakter

peserta didik.

Dari interaksi sosial ini akan memunculkan budaya-budaya, seperti : budaya

berpakaian, budaya bertingkah laku, budaya berkarakter, budaya belajar, budaya menulis,

budaya mendengarkan, budaya mengajar, serta budaya-budaya yang lain yang terjadi dari

interaksi sosial tersebut. Secara normatif benturan-benturan sosiokultural dapat di-asimilasi

dalam Budaya Pancasila sebagaimana butir-butir sila yang ada dan sudah dijalan sejak dulu

kala, namun perkembangan kemajuan, perkembangan zaman, perkembangan pergaulan

masyarakat lokal, nasional, regional, global menuntut adanya peningkatan hubungan

tersebut. Sosiologi pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi kegenerasi, agar

kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap terpelihara. Sosial

budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari,

dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari unsur sosial budaya.Dalam

Page 8: 6850FC51d01

8/6/2019 6850FC51d01

http://slidepdf.com/reader/full/6850fc51d01 8/13

8

perkembangan landasan sosial budaya memiliki fungsi yang amat penting dalam dunia

pendidikan yaitu :

1. Mewujudkan masyarakat yang cerdas

Yaitu masyarakat yang Pancasilais yang memiliki cita-cita dan harapan bangsa, demokratis

dan beradab, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dan bertanggung jawab dan

berakhlak mulia tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif serta memiliki

kesadaran dan solidaritas antar generasi dan antara bangsa.

2. Transmisi budaya

Sekolah berfungsi sebagai reproduksi budaya menempatkan sekolah sebagai pusat

penelitian dan pengembangan. Fungsi semacam ini merupakan fungsi pada perguruan

tinggi. Pada sekolah-sekolah yang lebih rendah, fungsi ini tidak setinggi pada tingkat

pendidikan tinggi.

3. Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial berfungsi memberantas atau memperbaiki suatu perilaku yang

menyimpang. Pengendalian sosial juga berfungsi melindungi kesejahteraan masyarakat

seperti lembaga pemasyarakatan dan lembaga pendidikan.

4. Meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Tuhan YME

Pendidikan sebagai budaya haruslah dapat membuat anak-anak mengembangkan kata hati

dan perasaannya taat terhadap ajaran-ajaran agama yang dipeluknya.

5. Analisis Kedudukan Pendidikan dalam Masyarakat

Hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dapat dianalogikan sebagai

selembar kain batik. Dalam hal ini motif-motif atau pola-pola gambarnya adalah lembaga

pendidikan dan kain latarnya adalah masyarakat. Antara lembaga pendidikan dengan

Page 9: 6850FC51d01

8/6/2019 6850FC51d01

http://slidepdf.com/reader/full/6850fc51d01 9/13

9

masyarakat terjadi hubungan timbal balik simbiosis mutualisme. Pendidikan atau sekolah

memberi manfaat untuk meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyrakat.

4. peranan pembangunan ekonomi dalam pendidikan

landasan pembangunan ekonomi mempunyai peranan yang sangat besar dalam

pengembangan konsep-konsep pendidikan. Yang mana Fungsi ekonomi dalam dunia

pendidikan itu sendiri adalah untuk menunjang kelancaran proses pendidikan. Bukan

merupakan modal untuk dikembangkan, bukan untuk mendapatkan keuntungan. Ekonomi

dalam pendidikan sama fungsinya dengan sumber-sumber pendidikan yang lain, seperti

guru, kurikulum, alat peraga, dan sebagainya, untuk menyukseskan misi pendidikan, yang

semuanya bermuara pada perkembangan peserta didik. Implikasi dari pembangunan

ekonomi secara makro adalah munculnya sejumlah sekolah unggul, sekolah ini didirkan

oleh orang kaya atau konglemerat, sudah barang tentu kondisi sekolah seperti ini berbeda

dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Sekolah ini lebih unggul dalam prasarana dan

sarana pendidikan, lebih unggul dalam menggaji pendidik-pendidiknya. Dengan

mendirikan sekolah sendiri menunjukkan kepada kita bahwa sebagian dari penghasilan

mereka sudah disumbanglan dalam wujud persekolahan, sekolah unggul ini tetap diterima

oleh negara maupun masyarakat selama masih mengikuti dan tunduk pada undang-undang

atau aturan pemerintah tentang pendidikan dan tidak menanamkan kebudayaan asing yang

tidak cocok dengan kebudayaan Indonesia

5. Konsep Pendidikan Dalam Masyarakat Indonesia

Melihat keberagaman masyarakat indonesia ditinjau dari aspek sosial budaya

politik dan ekonomi maka konsep pendidikan dalam masyarakat Indonesia adalah konsep

pendidikan multikultu. Hal ini di sebabkan karena paradigma pendidikan

multikulturalisme sangat bermanfaat untuk membangun kohesifitas, soliditas dan intimitas

di antara keragamannya etnik, ras, agama, budaya dan kebutuhan di antara kita. Paparan di

atas juga memberi dorongan dan spirit bagi lembaga pendidikan nasional untuk mau

menanamkan sikap kepada peserta didik untuk menghargai orang, budaya, agama, dan

keyakinan lain. Harapannya, dengan implementasi pendidikan yang berwawasan

multikultural, akan membantu siswa mengerti, menerima dan menghargai orang lain yang

berbeda suku, budaya dan nilai kepribadian. Lewat penanaman semangat multikulturalisme

Page 10: 6850FC51d01

8/6/2019 6850FC51d01

http://slidepdf.com/reader/full/6850fc51d01 10/13

10

di sekolah-sekolah, akan menjadi medium pelatihan dan penyadaran bagi generasi muda

untuk menerima perbedaan budaya, agama, ras, etnis dan kebutuhan di antara sesama dan

mau hidup bersama secara damai. Agar proses ini berjalan sesuai harapan, maka

seyogyanya kita mau menerima jika pendidikan multikultural disosialisasikan dan

didiseminasikan melalui lembaga pendidikan, serta, jika mungkin, ditetapkan sebagai

bagian dari kurikulum pendidikan di berbagai jenjang baik di lembaga pendidikan

pemerintah maupun swasta. Apalagi, paradigma multikultural secara implisit juga menjadi

salah satu concern dari Pasal 4 UU N0. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional.

Dalam pasal itu dijelaskan, bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis, tidak 

diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan

kemajemukan bangsa.

Pada konteks ini dapat dikatakan, tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah untuk 

menanamkan sikap simpati, respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan

budaya yang berbeda. Lebih jauh lagi, penganut agama dan budaya yang berbeda dapat

belajar untuk melawan atau setidaknya tidak setuju dengan ketidak-toleranan

(l’intorelable) seperti inkuisisi (pengadilan negara atas sah-tidaknya teologi atau ideologi),

perang agama, diskriminasi, dan hegemoni budaya di tengah kultur monolitik dan

uniformitas global. 

Page 11: 6850FC51d01

8/6/2019 6850FC51d01

http://slidepdf.com/reader/full/6850fc51d01 11/13

11

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam sosiologi, perilaku manusia bertalian dengan nilai-nilai, dan sekolah-sekolah

harus memperhatikan pengembangan nilai-nilai ini pada peserta didik di sekolah. Tugas-

tugas tersebut harus sejalan dengan salah satu pasal dalam UU pendidikan RI yang

mengatakan bahwa sekolah/pemerintah, orang tua, siswa dan masyarakat secara bersama-

sama bertanggung jawab atas lancarnya pelaksanaan pendidikan. Antara pendidikan dan

kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan dengan

suatu hal yang sama yaitu nilai-nilai. Pendidikan membuat orang berbudaya, pendidikan

dan budaya bersama dan memajukan. Makin banyak orang menerima pendidikan makin

berbudaya orang itu dan makin tinggi kebudayaan makin tinggi pula pendidikan atau cara

pendidiknya. Sosiologi pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi kegenerasi,

agar kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap terpelihara.

Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan

sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari unsur sosial budaya..

Harapannya, dengan implementasi pendidikan yang berwawasan multikultural, akan

membantu siswa mengerti, menerima dan menghargai orang lain yang berbeda suku,

budaya dan nilai kepribadian. Lewat penanaman semangat multikulturalisme di sekolah-

sekolah, akan menjadi medium pelatihan dan penyadaran bagi generasi muda untuk 

menerima perbedaan budaya, agama, ras, etnis dan kebutuhan di antara sesama dan mau

hidup bersama secara damai

Page 12: 6850FC51d01

8/6/2019 6850FC51d01

http://slidepdf.com/reader/full/6850fc51d01 12/13

12

DAFTAR PUSTAKA

Made, Pidarta. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.Jakarta: Rineka Cipta, 2000

Ruswandi, Uus. Hermawan Heris, A. Nurhamzah. Landasan Pendidikan. Bandung: CV.

Miarso, Yusufhadi (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan: Pustekkom dan

Kencana

Pupu Saeful Rahmat. Wacana Pendidikan Multikultural Di Indonesia. (Sebuah Kajianterhadap Masalah-Masalah Sosial yang Terjadi Dewasa ini). Staf Pengajar pada

Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan

Ali Maksum..2008” Pengembangan Kurikulum Berwawasan Multikultural” , dosen tetap IAIN Sunan Ampel Surabaya

Page 13: 6850FC51d01

8/6/2019 6850FC51d01

http://slidepdf.com/reader/full/6850fc51d01 13/13

13

MATA KULIAH : LANDASAN DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

MAKALAH

” PENTINGNYA LANDASAN SOSIAL BUDAYA DAN POLITIK EKONOMI

DALAM MENGATASI PROBLEMA PENDIDIKAN DI INDONESIA” 

DI SUSUN OLEH :

NAMA : RADEN MUHAMMAD TOHIR

PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN

SEMESTER : 1 (pertama)

KELAS : A (SORE)

DOSEN PENGAMPUH : 1. Prof. Waspodo, M.Ed.PhD

2. Dr. AISYAH.AR, M.Pd :

PENDIDIKAN PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA SEPTEMBER 2011