67607188 dental ergonomi (1)
TRANSCRIPT
Dental Ergonomi
Ergonomi merupakan sains yang berhubungan dengan interaksi antara manusia dengan
linkungan kerja mereka. Oleh itu, dental ergonomi merupakan pengetahuan yang mempelajari
tentang operator dan linkungan pekerjaannya agar tidak menimbulkan kelelahan, ketakutan dan
kebosanan pasien. dental ergonomi juga termasuk desain kursi yang khusus khas untuk dokter
gigi agar postur badan yang neutral tetap dapat dipertahankan.
Tujuan ergonomi
i) Untuk mendapatkan hasil yang optimal pada pekerjaan dokter gigi. hal ini dapat dicapai
dengan mengausai pengetahuan dan teknik kerja.
ii) Menghemat waktu. Dengan menguasai urutan kerja dan prosedur, dokter gigi dapat berkerja
secara efisien dan cepat tanpa ragu-ragu dan ini dapat menghematkan waktu dalam perawatan.
iii) Untuk bekerja secara efisien. Efisiensi kerja dapat ditingkatkan dengan cara meletakkan
peralatan dan bahan disusun secara berurutan dengan tahap prosedur kerja yang dilakukan.
iv) Supaya dokter gigi dapat bekerja dengan nyaman. Hal ini dapat dicapai dengan cara
meletakkan dental chair, meja peralata, lampu serta posisi operator dan asistennya.
v) Untuk mendapatkan kepercayaan dari pasien. kerja yang efisien dan kenyamanan pasien akan
memberikan rasa kepercayaan pasien kepada dokter gigi dan membina hubungan yang positif
antara pasien dengan dokter gigi.
Dental ergonomi juga bertujuan untuk memberikan keselesaan kepada dokter gigi saat
bekerja. dokter gigi mungkin menderita musculoskeletal disorder yang berhubungan dengan
kerja atau work-related musculoskeletal disorder (WMSDs). Tanda dan gejala dari WMSD
adalah:
i) Leher sakit pada waktu malam
ii) Punggung berasa kaku pada waktu pagi
iii) Pergelangan tangan sakit
iv) Rasa kebas pada jari
Salah satu tipe WMSD adalah Sindrom Karpal Tunnel. Sindrom ini terjadi akibat
kompresi pada nervus median yang bermula dari pleksus brachial yang menginervasi jari tangan.
Etiologi dari sindrom ini adalah pergerakan yang berulang atau aspek lain dari postur tubuh yang
kurang baik. oleh itu, ergonomi penting dalam mempertahankan postur badan yang neutral ketika
operator duduk pada praktek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi neutral adalah sedikit
lebih kurang dari 90˚ untuk kepala, tubuh, lengan dan paha yang merupakan posisi yang paling
baik.
Gambar menunjukkan bagian pada tangan yang diinervasi pleksus branchial yang akan terpengaruh apabila menderita Sindrom Karpal Tunnel
Gambar menunjukkan proses injuri sel syaraf pada Sindrom Karpal Tunnel
Prinsip Ergonomi
i) Eliminate yaitu mengurangi alat-alat dan gerakan yang tidak perlu
ii) Combine yaitu mengabungkan dua alat atau gerakan yang lebih
iii) Rearrange yaitu mempersiapkan alat-alat, prosedur dan jadwal yang baik
iv) Simplify yaitu menyederhanakan alat-alat dan prosedur
Bagian-Bagian dari Ergonomi
1. Visual Ergonomi
i) Surgical loupe yang dapat disesuaikan sudut deklinasi mata dapat memberikan postur leher
yang baik dan sebagai pembantu visual. Apabila prosedur yang dikerjakan berubah, sudut
deklinasi dapat disesuaikan untuk mengakomodasi operator. Kemampuan untuk menyesuaikan
sudut deklinasi menghindari kesakitan mata, leher dan punggung. Kebanyakan dokter gigi
mengatakan bahwa tidak membutuhkan magnifikasi (pembesaran) karena penglihatan mereka
baik. tetapi, dengan penglihatan yang baik, kita cenderung untuk membengkok bila melihat
objek yang kecil sehingga dapat menyebabkan postur tubuh yang kurang baik.
ii) illuminasi harus sejajar dengan garis penglihatan
operator.
Gambar menunjukkan kepentingan menggunakan surgical loupes. Apabila melihat objek yang kecil, operator cenderung untuk membengkok ke depan dan menyebabkan rasa sakit pada punggung
2. Cara Menduduk dan Desain Krusi
Apabila medulla spinalis tidak dipertahankan pada kurva yang aslinya, mungkin akan terjadinya
sakit pada bagian bawah punggung, leher dan bahu. cara menduduk dengan sudut pada sendi
paha kurang lebih 45˚ dan paha dalam posisi yang abduksi dapat mengeliminasi kebanyakan
risiko musculoskeletal disorder yang berhubungan dengan waktu duduk yang lama. Pelvis harus
pada keadaan yang stable dengan orientasi yang tegak untuk mempertahankan kurva spinalis
yang neutral. Telapak kaki harus rata pada lantai dan paha dalam keadaan terdukung dan
memberikan dukungan kepada tubuh. Hal ini dapat menghindari hambatan terhadap sirkulasi
darah ke kaki dan telapak kaki.
Krusi saddle dapat memberikan posisi yang tegak ketika operator duduk. Desain dari krusi
saddle dapat mempertahankan medulla spinalis pada susunan yang benar sehingga rasa sakit
pada punggung dapat dikurangi dengan tekanan yang minimal pada diskus vertebra.
3. Cara
Memegang Instrumen
Cara memegang instrumen tangan atau instrumen rotatori
adalah modified pen grasp. Cara alat dipegang adalah
dengan menggunakan jari tengah, jari telunjuk, dan ibu jari.
Jari telunjuk dan ibu jari berada berdekatan dengan gagang
Gambar menunjukkan desains dari krusi untuk operator yang dapat memberikan posisi yang tegak ketika operator duduk agar medulla spinalis dapat dipertahankan dalam posisi yang neutral
alat pada sisi yang berseberangan, sedangkan jari tengah berada di atas leher alat. Jari telunjuk
ditekuk pada ruas kedua dan berada di atas jari tengah pada sisi yang sama dari alat. Ibu jari
ditempatkan di antara telunjuk dan jari tengah pada sisi yang berseberangan. Dengan posisi
ketiga jari yang demikian didapatkan efek tripod yang akan mencegah terputarnya alat secara tak
terkontrol pada waktu tekanan dilepaskan sewaktu instrumentasi. Selain itu, keuntungan dari
cara pemegangan instrumen ini adalah dimungkinkan sensasi taktil oleh jari tengah yang
diletakkan di atas leher alat.
4. Tumpuan dan Sandaran Jari
Tumpuan dan sandaran jari adalah menunjukkan penempatan jari manis dari tangan yang
memegang alat baik secara intra-oral atau ekstra oral untuk dapat mengkontrol kerja alat dengan
lebih baik. sandaran jari digunakan untuk memperbesarkan aksi instrumen dan dengan
memperbesarkan instrumen akan menjadi pengungkit. Dengan cara demikian, aplikasi tekanan
akan bertambah baik dan stabilisasi alat semakin terjamin. Pergelangan tangan dan lengan
operator berperan sebagai tuas yang merupakan suatu kesatuan dengan tumpuan. Sandaran jari
bisa intra oral atau ekstra oral. Sandaran intra oral berupa:
i) Konvensional. Jari manis bersandar pada permukaan gigi tetangga dari gigi yang
diinstrumentasi. Cara ini paling sering digunakan.
ii) Berseberangan. Jari manis bersandar pada permukaan gigi yang berseberangan pada lengkung
rahang yang sama.
iii) Berlawanan. Jari manis bersandar pada permukaan gigi di lengkung rahang yang berlawanan.
iv) Jari di atas jari. Jari manis bersandar di atas telunjuk ibu jari tangan yang tidak bekerja.
G erak P ergelangan T angan dan L engan
Pada waktu instrumentasi, pergelangan tangan dan lengan bawah harus menyatu dengan alat dan
tumpun supaya pekerjaan dapat dilakukan secara efisien. Gerakan pergelangan tangan dan
lengan haruslah mulus dan efisien. kadang-kadang pergelangan tangan terpaksa ditekukkan,
namun otot-otot telapak tangan dan lengan bawah meregang dan bergerak sebagai satu unit.
Instrumentasi dengan menekukkan pergelangan tangan atau dengan gerak jari ke atas dan ke
bawah akan menyebabkan cepat lelah dan instrumentasi tidak efektif. Selain itu, instrumentasi
dengan menekukkan pergelangan tangan atau gerak jari saja akan menyebabkan Sindrom Karpal
Tunnel dan inflamasi pada ligamen dan saraf pergelangan tangan.
5. Posisi Operator dan Pasien
Posisi pasien mempengaruhi kemampuan operator untuk bekerja secara nyaman dan efisien.
untuk instrumentasi, kursi dental ditidurkan agar pasien bersandar pada posisi telantang dengan
kepala terdukung. Kursi diatur sehingga pasien hampir sejajar dengan lantai dan punggung kursi
sedikit dinaikkan. Kepala pasien harus berada dekat puncak sandaran kursi. Posisi pasien pada
perawatan kwandran kiri dan kanan rahang atas harus sehorizontal mungkin. Manakala
perawatan pada kwandran kiri rahang bawah, pasien harus berbaring di krusi dengan posisi
sandaran krusi 30˚ dari bidang horizontal. Untuk kwandran rahang bawah, pasien harus
berbaring dengan sudut 40˚ dari bidang horizontal.
Gambar menunjukkan posisi pasien pada perawatan kwandran kiri dan kanan rahang atas yang berbaring sehorizontal mungkin
Posisi operator bervariasi tergantung pada sisi mana instrumentasi dilakukan. Posisi operator
dikaitakan dengan arah jarum jam. Posisi pukul 8 – 12 adalah posisi bagi operator normal, sedangkan
posisi pukul 12 – 4 adalah posisi bagi operator kidal. Tabel di bawah menunjukkan posisi operator yang
bukan kidal pada waktu melakukan perawatan pada pasien.
Rahang Sisi Posisi
Maksila
Labial anterior 8.00 – 9.00 atau 11.00 – 12.00
Palatal anterior 8.00 – 9.00 atau 11.00 – 12.00
Bukal kanan 9.00
Palatal kanan 9.00 – 11.00
Bukal kiri 9.00 – 11.00
Palatal kiri 9.00
Labial anterior 8.00 – 9.00
Lingual anterior 11.00 – 12.00
Bukal kanan 8.00 – 9.00
Gambar menunjukkan posisi pasien yang berbaring 30˚ terhadap bidang horizontal pada perawatan kwadran kiri rahang bawah.
Gambar menunjukkan posisi pasien yang berbaring dengan sudut 40˚ terhadap bidang horizontal pada perawatan kwandran kanan rahang bawah.
Mandibula
Lingual kanan 9.00 – 11.00
Bukal kiri 9.00 – 11.00
Lingual kiri 8.00 – 9.00
Clock concept
Dalam konsep Four Handed Dentistry
dikenal konsep pembagian zona kerja disekitar. Dental Unit yang disebut Clock Concept. Bila
kepala pasien dijadikan pusat dan jam 12 terletak tepat di belakang kepala pasien, maka arah jam
11 sampai jam 2 disebut Static Zone, arah jam 2 sampai jam 4 disebut Assisten’s Zone, arah jam
4 sampai jam 8 disebut Transfer Zone. Kemudian dari arah jam 8 sampai jam 11 disebut
Operator’s Zone sebagai tempat pergerakan dokter gigi. Transfer Zone adalah daerah tempat alat
dan bahan dipertukarkan antara tangan dokter gigi dan tangan perawat gigi. Operator’s Zone
sebagai tempat pergerakan dokter gigi. Static Zone adalah daerah tanpa pergerakan dokter gigi
maupun perawat gigi serta tidak terlihat oleh pasien, zona ini untuk menempatkan meja
instrumen bergerak (Mobile Cabinet) yang berisi Instrumen Tangan serta peralatan yang dapat
membuat takut pasien. Assistant’s Zone adalah zona tempat pergerakan perawat gigi, pada dental
unit di sisi ini dilengkapi dengan semprotan air/angin dan penghisap ludah, serta Light Cure Unit
pada Dental Unit yang lengkap.
Selain pergerakan yang terjadi di seputar Dental Unit, pergerakan lain yang perlu
diperhatikan ketika membuat desain tata letak alat adalah pergerakan dokter gigi, pasien, dan
perawat gigi di dalam ruangan maupun antar ruangan. Jarak antar peralatan serta dengan dinding
bangunan perlu diperhitungkan untuk memberi ruang bagi pergerakan dokter gigi, perawat gigi,
dan pasien ketika masuk atau keluar ruang perawatan, mengambil sesuatu dari Dental Cabinet,
serta pergerakan untuk keperluan sterilisasi.
6. Tata Letak Penempatan Alat
Ruang Periksa adalah ruang utama dalam praktek dokter gigi, tata letak peralatan dalam
ruangan ini berorientasi memberi kemudahan dan kenyamanan bagi dokter gigi, perawat gigi,
berserta pasiennya ketika proses perawatan dilakukan. Ukuran minimal ruang perawatan untuk
satu Dental Unit adalah 2,5 X 3,5 meter, dalam ruangan ini dapat dimasukan satu buah Dental
Unit, Mobile Cabinet, serta dua buah Dental Stool. Unsur penunjang lain dapat turut dimasukan
seperti audio-video atau televisi untuk hiburan pasien yang sedang dirawat. Perhatian pertama
dalam mendesain penempatan peralatan adalah terhadap Dental Unit. Alat ini bukan kursi statis
tetapi dapat direbahkan dan dinaik-turunkan. Pada saat posisi rebah panjang Dental Unit adalah
sekitar 1,8-2 meter. Di belakang Dental Unit diperlukan ruang sebesar satu meter untuk
Operator’s Zone dan Static Zone, oleh karena itu jarak ideal antara ujung bawah Dental Unit
dengan dinding belakang atau Dental Cabinet yang diletakkan di belakang adalah 3 meter;
sementara jarak antara ujung bawah Dental Unit dengan dinding depan minimal 0,5 meter.
Dental Unit umumnya memiliki lebar 0,9 meter, bila Tray dalam kondisi terbuka keluar maka
lebar keseluruhan umumnya 1,5 meter. Jarak dari tiap sisi minimal 0,8 meter untuk pergerakan di
Operator’s Zone dan Asistant’s Zone. Mobile Cabinet sebagai tempat menyimpan bahan dan alat
yang akan digunakan pada saat perawatan diletakan di Static Zone. Zona ini tidak akan terlihat
oleh pasien dan terletak dianatara Operator’s Zone dan Assistant Zone sehingga baik doktergigi
maupun perawat gigi akan dengan mudah mengambil bahan maupun alat yang diperlukan dalam
perawatan. Alat besar terakhir yang berada di Ruang Perawatan adalah Dental Cabinet sebagai
tempat penyimpanan utama bahan maupun alat kedokteran gigi. Umumnya berbentuk bufet
setengah badan seperti Kitchen Cabinet dengan ketebalan 0,6-0,8 meter. Bila hanya satu sisi,
lemari ini ditempatkan di Static Zone, sedangkan bila berbentuk L, ditempatkan di Static Zone
dan Assistant’s Zone. Keberadaan Dental Cabinet akan menambah luas ruangan yang
diperlukan untuk menempatkannya.
Four-Handed Destistry adalah teknik dalam kedokteran gigi dimana dokter gigi dan perawat gigi secara bersama melakukan tindakan perawatan kepada pasien.
Metode ini dilakukan bertujuan untuk mempercepat proses dan mengurangi kelelahan baik itu untuk pasien dan tenaga kesehatan gigi. Tujuan four-handed dentistry yang lainnya adalah untuk memperpendek waktu perawatan gigi yang diberikan kepada pasien dan meningkatkan kualitas pekerjaan.
Metode ini sangat efektif dipergunakan, karena transfer alat antara dokter gigi dan perawat gigi bisa lebih cepat, tidak hanya mempercepat tranfer alat tetapi juga mempercepat penyiapan bahan-bahan untuk perawatan. Misalnya pada saat dilakukan penambalan gigi, dokter gigi melakukan reparasi dan setelah reparasi bahan tumpatan bisa langsung diaplikasikan dengan cepat karena sudah dipersiapkan perawat gigi sebagai partnernya.
Patut disadari bahwasannya dalam kasus tertentu misalnya melakukan bedah, seorang dokter gigi tidak akan dapat bekerja sendiri sehingga perlu rekan atau partner kerja, nah posisi perawat gigi inilah yang mendampingi agar perawatan dapat terlaksana dan berjalan dengan baik.
Pekerjaan dalam dunia kedokteran gigi bisa dibilang cukup berat, disini dibutuhkan ketelitian dan tenaga sebagai pendukungnya. Coba kita bayangkan jika seorang dokter gigi melakukan pencabutan gigi sehari 10 pasien saja yang dikerjakan sendiri, bisa sakit pasti otot tangannya. Dengan menggunakan metode four handed dentistry dimana didalamnya terjadi kerjasama antara dokter gigi dan perawat gigi maka pekerjaan yang dilakukan jauh lebih ringan.
Strategi yang dapat digunakan untuk melakukan teknik four-handed dentistry agar berjalan efektif menurut saya adalah dokter gigi dan perawat gigi perlu mengembangkan serangkaian sinyal komunikasi verbal dan non-verbal dalam komunikasinya yang disepakati dan dimengerti bersama. Dengan komunikasi yang baik maka apa yang diinginkan dokter gigi dan apa yang diberikan dokter gigi bisa sejalan.
Posisi Kerja Dalam FHD
Dental Assistant bertugas sebagai asisten yang mengisi Rekam Medis, melakukan tindakan Preventive Dentistry seperti membersihkan karang gigi secara mandiri, serta membantu dokter gigi mengambil alat, menyiapkan bahan, mengontrol saliva, membersihkan mulut, serta mengatur cahaya lampu selama suatu prosedur perawatan sedang dilakukan
Pada saat suatu pelayanan kedokteran gigi dilakukan hanya akan ada 2 orang yang berada disekitar pasien yaitu Dokter Gigi dan Perawat Gigi. Tugas kedua orang ini berbeda namun saling mendukung, ini kemudian melahirkan istilah Four Handed Dentistry.PEMBAGIAN POSISI KERJA
-Posisi ini merupakan posisi yang diidentikkan dengan arah jarum jam, dengan asumsi kepala pasien sebagai pusat (jam12).
-Posisi kerja dapat berubah-ubah tergantung lingkungan klinik, perawatan, serta kenyamanan dalam kerja.
-Posisi kerja antara asisten dan operator dibagi-bagi ke dalam zona kerja tertentu.
Pembagian zona kerja (clock concept)
1. Zona operator
Posisi jam 7-12. Zona ini merupakan zona untuk pergerakan operator saat melakukan perawatan
2. Zona asisten
Posisi jam 2-4. Zona ini merupakan zona untuk pergerakan asisten. Posisi asisten dapat berubah-ubah menyesuaikan posisi operator.
3. Zona statis
Posisi jam 12-2. Zona ini digunakan untuk tempat meja instrumen dan bahan.
4. Zona transfer
Posisi jam 4-7. Merupakan zona yang digunakan untuk mentransfer alat2 dari asisten ke operator.
Posisi operator dan asisten berdasarkan arah jarum jam
Dahulu digunakan untuk merawat bagian anterior rahang. Akan tetapi saat ini sudah jarang digunakan, karena :
- tubuh operator menutup cahaya lampu
- posisi tubuh operator miring ke kanan
Kaca mulut untuk meretrak pipi
Pandangan dan sinar langsung
Bagian palatal dan oklusal
Tangan melingkari pasien
Bantuan pandangan dan cahaya dari kaca mulut
Kepala pasien lurus ke depan
Sandaran jari kaca mulut di insisivus central/lateral
Sandaran HP di bukal M1/M2 meretraks bibir scr otomatis
Quadran 2
Bagian palatal, dan oklusal
Kepala serong/menengok ke kanan
Kaca mulut jauh dr oklusal, mendekati oklusal rahang bawah
Sandaran jari di bukal M1/M2
Bagian bukal
Kepala serong/menengok ke kanan
Kaca mulut untuk meretrak pipi
Quadran III
Bagian bukal
Kepala menghadap ke operator
Pandangan dan sinar secara langsung
Kaca mulut meretrak mukosa bibir
Bagian lingual dan oklusal
Kepala serong ke kanan
Pandangan secara langsung
Kaca mulut untuk menghantarkan sinar
Quadran IV
Bagian bukal dan oklusal
Kaca mulut untuk meretrak pipi
Sinar dan pandangan langsung
Bagian lingual
kepala serong ke kanan
Pandangan langsung/tidak langsung
Kaca mulut untuk meretrak pipi atau menghantarkan sinar
Palatal anterior rahang atas
Pasien menghadap ke depan
Sinar dan pandangan melalui kaca mulut
Labial anterior rahang atas
Pandangan dan sinar langsung
Kaca mulut untuk meretrak bibir depan
Lingual anterior rahang bawah
Pandangan langsung, sinar tidak langsung
Labial anterior rahang bawah
Pandangan tidak langsung, sinar langsung
Kondisi berikut menunjukkan beberapa tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomik:
1. Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan
2. Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan
3. Pekerja sering melakukan kesalahan (human error)
4. Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang
5. Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja
6. Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang
7. Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok
8. Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup
9. Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan
10. Komitmen kerja yang rendah
11. Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan
Faktor yang mendukung dari MSD : 1. Gerakan berulang-ulang: mereka merujuk pada gerakan yang sama atau suksesi gerakan yang dibuat secara berkala atau terus-menerus untuk jangka waktu yang panjang. Mereka dikaitkan dengan tingkat presisi yang tinggi, dan dilakukan pada wilayah yang sangat terbatas.2. Posisi tidak nyaman (operator dan posisi yang tidak benar pasien): posisi postural persyaratan otot minimal untuk semua tingkat (posisi netral), baik dalam posisi berdiri atau bekerja dalam satu duduk. Postur yang berbeda dari yang satu ini menyiratkan suatu strain otot meningkat hingga tingkat tertentu.3. Waktu yang lama kegiatan yang lebih dari gerakan berulang atau postur tidak nyaman dipertahankan.4. Kurangnya istirahat dalam aktivitas atau istirahat tidak teratur (kurangnya relaksasi otot).5. Gerakan kuat yang terkait dengan tangan menggenggam instrumen.6. Getaran - mereka dapat mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh, misalnya tangan, ketika menggunakan peralatan mekanik yang menghasilkan getaran lokal. Getaran dapat juga diberikan pada para pekerja seluruh tubuh, misalnya dengan peralatan pneumatik pengeboran.7. Lingkungan sekitarnya tidak nyaman - misalnya peningkatan suhu dan kelembaban, kebisingan yang berlebihan, petir tidak benar.8. Karena organisasi yang salah dari kegiatan ini (misalnya tekanan waktu, jawaban atas kecemasan pasien dll) stres.