55861820 makalah penyakit malaria

17
Makalah Penyakit Malaria Thx wat yg dah ngasih softfile makalah ini : Angga n Gita (08) BAB I PENDAHULUAN Penyakit malaria di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia bagian timur. Di daerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah endemis malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan insiden rate penyakit malaria masih tinggi di daerah tersebut. Malaria merupakan penyakit global yang paling sering terjadi di daerah tropis, tetapi penularannya juga dapat terjadi didaerah beriklim sedang. Pada abad ke-19 dan ke-20 awal, spesies Plasmodium secara luas terdistribusi di Amerika. Distribusi ini termasuk Amerika Serikat Selatan, Mississippi River Valley, dan Minnesota dan Michigan. Sekarang, parasit Plasmodium menyebabkan lebih dari 100 juta kasus malaria per tahun terutama didaerah tropis. Hasil yang diperkirakan dari 1-2.000.000 kematian per tahun, banyak dari mereka adalah anak-anak. Bahkan, lebih besar dari 90% kejadian malaria mengancam jiwa anak-anak. Distribusi dari vektor nyamuk dan prevalensi penyakit dalam suatu populasi merupakan factor utama yang menentukan distribusi parasit Plasmodium. Daerah yang penuh dengan nyamuk, seperti rawa-rawa,

Upload: miftahul-husnah

Post on 06-Aug-2015

86 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 55861820 Makalah Penyakit Malaria

Makalah Penyakit Malaria

Thx wat yg dah ngasih softfile makalah ini : Angga n Gita (08)

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit malaria di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.

Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia bagian timur. Di

daerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah yang endemis

dan tidak endemis malaria, di daerah endemis malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar

biasa (KLB) malaria Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan insiden rate penyakit

malaria masih tinggi di daerah tersebut.

Malaria merupakan penyakit global yang paling sering terjadi di daerah tropis, tetapi

penularannya juga dapat terjadi didaerah beriklim sedang. Pada abad ke-19 dan ke-20 awal,

spesies Plasmodium secara luas terdistribusi di Amerika. Distribusi ini termasuk Amerika Serikat

Selatan, Mississippi River Valley, dan Minnesota dan Michigan. Sekarang, parasit Plasmodium

menyebabkan lebih dari 100 juta kasus malaria per tahun terutama didaerah tropis. Hasil yang

diperkirakan dari 1-2.000.000 kematian per tahun, banyak dari mereka adalah anak-anak.

Bahkan, lebih besar dari 90% kejadian malaria mengancam jiwa anak-anak. Distribusi dari

vektor nyamuk dan prevalensi penyakit dalam suatu populasi merupakan factor utama yang

menentukan distribusi parasit Plasmodium. Daerah yang penuh dengan nyamuk, seperti rawa-

rawa, telah lama memiliki hubungan dengan tingginya angka serangan malaria. Lingkungan

yang mendukung seperti genangan air menyebabkan munculnya sarang nyamuk. Saat ini, yang

merupakan daerah endemik antara lain Karibia, Amerika Selatan bagian utara, Amerika Tengah,

Afrika, India, Australia, Asia Tenggara, dan Asia kepulauan Pasifik. Malaria juga terjadi secara

sporadik di daerah non endemik, dalam banyak kasus berupa penyakit laten. Penyakit malaria

yang kambuh disebabkan oleh reaktivasi fase laten hipnozoit P vivax dan P ovale (Wilson,

2001).

Dewasa ini upaya pemberantasan penyakit malaria dilakukan melalui, pemberantasan vektor

penyebab malaria (nyamuk Anopheles) dan dilanjutkan dengan melakukan pengobatan kepada

mereka yang diduga menderita malaria atau pengobatan juga sangat perlu diberikan pada

Page 2: 55861820 Makalah Penyakit Malaria

penderita malaria yang terbukti positif secara laboratorium. Dalam hal pemberantasan malaria

selain dengan pengobatan langsung juga sering dilakukan dengan jalan penyemprotan rumah dan

lingkungan sekeliling rumah dengan racun serangga, untuk membunuh nyamuk dewasa upaya

lain juga dilakukan untuk memberantas larva nyamuk.

BAB II

PERMASALAHAN

Infeksi malaria terbesar pada lebih dari 100 negara di benua Afrika, Asia, Amerika (bagian

Selatan) dan daerah Oceania dan Karibia. Lebih dari 1,6 triliun manusia terpapar oleh malaria

dengan dugaan morbiditas 200-300 juta dan mortalitas lebih dari 1 juta per tahun. Beberapa

daerah yang bebas malaria adalah Amerika Serikat, Canada, Negara di Eropa (kecuali Rusia),

Israel, Singapura, Hongkong, Jepang, Taiwan, Korea, Brunei, dan Australia. Negara tersebut

terhindar dari malaria karena vector kontrolnya yang baik, walaupun di Negara tersebut makin

banyak dijumpai kasus malaria yang import karena pendatang dari Negara malaria atau

penduduknya mengunjungi daerah-daerah malaria.

P. falciparum dan P. malariae umumnya dijumpai pada semua Negara dengan malaria; di Afrika,

Haiti, dan Papua Nugini umumnya P. falciparum; P. vivax banyak di daerah Amerika Latin. Di

Amerika Selatan, Asia Tenggara, Negara Oceania dan India umumnya P. falciparum dan P.

ovale, P. vivax biasanya hanya di Afrika. Di Indonesia kawasan timur sampai ke utara, Maluku,

Irian Jaya dan dari Lombok sampai Nusa Tenggara Timur merupakan daerah endemis malaria P.

falciparum dan P. vivax. Beberapa daerah di Sumatra mulai dari Lampung, Riau, Jambi dan

Batam kasus malaria cenderung meningkat.

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang

eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Infeksi malaria

memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia, dan splenomegali. Dapat berlangsung

akut ataupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komlikasi ataupun mengalami

komlikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat. Sejenis infeksi parasit yang menyerupai

Page 3: 55861820 Makalah Penyakit Malaria

malaria ialah infeksi babesiosa yang menyebabkan babesiosis.

Plasmodium yang sering dijumpai adalah Plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana

(Benign Malaria) dan Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika (Malignan

Malaria). Plasmodium malariae pernah juga dijuumpai pada suatu kasus, tetapi sangat jarang.

Plasmodium ovale pernah dilaporkan dijumpai di Irian Jaya, pulau Timor, pulau Owi (utara Irian

Jaya).

1. Keluhan dan Gejala

Manifestasi klinik malaria tergantung pada imunitas penderita, tingginya transmisi infeksi

malaria, berat atau ringannya infeksi dipengaruhi oleh jenis Plasmodium (P. falciparum sering

memberikan komplikasi), daerah asal infeksi (pola resistensi terhadap pengobatan), umur (usia

lanjut dan bayi sering lebih berat), ada dugaan konstitusi genetik, keadaan kesehatan dan nutrisi,

kemoprofilaktis dan pengobatan sebelumnya.

Ada 4 jenis plasmodium yaitu, P. vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan

malaria tertiana/vivax, P. falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai

perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria

tropika/falciparum, P. malariae, cukup jarang namun dapat menimbulkan sindroma nefrotik dan

menyebabkan malaria kuartana/malariae dan P. ovale dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik

barat, memberikan infeksi yang paling ringan dan sering sembuh spontan tanpa pengobatan,

menyebabkan malaria ovale.

Manifestasi Umum Malaria

Malaria mempunyai gambaran karakteristik demam periodik, anemia, dan splenomegali. Masa

inkubasi bervariasi pada masing-masing plasmodium. Keluhan prodromal dapat terjadi sebelum

terjadinya demam berupa kelesuan, malaise, sakit kepala, sakit belakang, merasa dingin di

punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan

kadang-kadang dingin. Keluhan prodromal sering terjadi pada P. vivax dan ovale, sedangkan

pada P. falciparum dan malariae keluhan prodromal tidak jelas bahkan gejala dapat mendadak.

Gejala yang klasik yaitu terjadinya “Trias Malaria” secara berurutan: periode dingin (15-60

menit): mulai menggigil, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada

saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, diikuti dengan

meningkatnya temperature, diikuti dengan periode demam: penderita muka merah, nadi cepat,

Page 4: 55861820 Makalah Penyakit Malaria

dan panas badan tetap tinggi beberapa jam, diikuti dengan keadaan berkeringat; kemudian

periode berkeringat: penderita berkeringat banyak dan temperature turun, dan penderita merasa

sehat. Trias malaria lebih sering terjadi pada infeksi P. vivax, pada P. falciparum menggigil dapat

berlangsung berat ataupun tidak ada. Periode tidak panas berlangsung 12 jam pada P. falciparum,

36 jam pada P. vivax dan ovale, pada 60 jam pada P. malariae. Anemia merupakan gejala yang

sering dijumpai pada infeksi malaria. Beberapa mekanisme terjadinya anemia ialah: pengrusakan

eritrosit oleh parasit, hambatan eritropoiesis sementara, hemolisis oleh karena proses complemen

mediated immune complex, eritrofagositosis, penghambatan pengeluaran retikulosit, dan

pengaruh sitokin. Pembesaran limpa (splenomegali) sering dijumpai pada penderita malaria,

limfa akan teraba setelah 3 hari dari serangan infeksi akut, limpa menjadi bengkak, nyeri dan

hiperemis. Limfa merupakan organ yang penting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi

malaria, penelitian pada binatang percobaan limpa menghapuskan eritrosit yang terinfeksi

melalui perubahan metabolisme, antigenic dan rheological dari eritrosit yang terinfeksi.

Manifestasi Klinik Malaria Non Falciparum

a. Manifestasi Klinis Malaria Tertiana/M. Vivax atau M. Benigna

Inkubasi 12-17 hari, kadang-kadang lebih panjang 12-20 hari. Pada hari-hari pertama panas

irregular, kadang-kadang remiten atau intermiten, pada saat tersebut perasaan dingin atau

menggigil jarang terjadi. pada akhir minggu tipe panas menjadi intermiten dan periodic setiap 48

jam dengan gejala klasik Trias Malaria. Serangan paroksismal biasanya terjadi pada waktu sore

hari. Kepadatan parasit mencapai maksimal dalam waktu 7-14 hari. Pada minggu kedua limpa

mulai teraba. Parasitemia mulai menurun setelah 14 hari, limpa masih mebesar dan panas masih

berlangsung, pada akhir minggu ke-5 panas mulai turun secara krisis. Pada malaria vivax

manifestasi klinik dapat berlangsung secara berat tetapi kurang membahayakan. Limpa dapat

membesar sampai derajat 4 atau 5 (ukuran Hackett). Malaria serebral jarang terjadi. Edema

tungkai disebabkan karena hipoalbuminemia. Mortalitas malaria vivax rendah tetapi morbiditas

tinggi karena seringnya terjadi relapse. Pada penderita yang seimune perlangsungan malaria

vivax tidak spessifik dan ringan saja; parasitemia hanya rendah; serangan demam hanya pendek

dan penyembuhan lebih cepat. Reistensi terhadap kloroquin pada malaria vivax juga dilaporkan

di Irian Jaya dan didaerah lainnya. Relapse sering terjadi karena keluarnya bentuk hipnozoit yang

tertinggal di hati pada saat stastus imun tubuh menurun.

Page 5: 55861820 Makalah Penyakit Malaria

b. Manifestasi Klinis Malaria Malariae/M. Quartana

M. Malariae banyak dijumpai didaerah Afrika, Amerika Latin, sebagian Asia. Penyebarannya

tidak seluas P. vivax dan P. falciparum. Masa inkubasi 18-40 hari. Manifestasi klinik seperti

pada malaria vivax hanya berlangsung lebih ringan. Anemia jarang terjadi, splenomegali sering

dijumpai walaupun pembesaran ringan. Serangan paroksismal terjadi tiap 3-4 hari, biasanya pada

waktu sore dan parasitemia sangat rendah <1%.

Komplikasi jarang terjadi, syndrome nefrotik dilaporkan pada infeksi Plasmodium malariae pada

anak-anak Afrika. Diduga komplikasi ginjal disebabkan oleh karena deposit kompleks immune

pada glomerolus ginjal. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan Ig M bersama peningkatan

titer antibodinya. Pada pemeriksaan dapat dijumpai edema, esites, proteinuria yang banyak,

hipoproteinemia tanpa uremia dan hipertensi. Keadaan ini prognosisnya jelek. Respon terhadap

pengobatan antimalaria tidak menolong, diet dengan kurang garam dan tinggi protein, dan

diuretic boleh dicoba, steroid tidak berguna.

c. Manifestasi Klinis Malaria Ovale

Merupakan bentuk yang paling ringan dari semua jenis malaria. Masa inkubasi 11-16 hari,

serangan paroksismal 3-4 hari terjadi malam hari dan jarang lebih dari 10 kali walaupun tanpa

terapi. Apabila terjadi infeksi campuran dengan plasmodium lain, maka P.ovale tidak akan

tampak di darah tepi tetapi plasmodium yang lain yang akan ditemukan. Gejala klinis hamper

sama dengan malaria vivax, lebih ringan, pouncak panas lebih rendah dan perlangsungan lebih

pendek, dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan. Serangan menggigil jarang terjadi dan

splenomegali jarang sampai dapat diraba.

Manifestasi Malaria Tropika atau M. Falciparum

Malaria tropika merupakan bentuk yang paling berat diitandai dengan panas yang ireguler,

anemia, splenomegali, parasitemia sering dijumpai, dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi

9-14 hari. Malaria tropika mempunyai perlangsungan yang cepat dan parasitemia yang tinggi dan

menyerang semua bentuk eritrosit. Gejala prodromal yang sering dijumpai yaitu sakit kepala,

nyeri belakang atau tungkai, lesu, perasaan dingin, mual, muntah, dan diare. Parasit sulit ditemui

pada penderita dengan pengobatan supresif. Panas biasanya ireguler dan tidak periodic, sering

Page 6: 55861820 Makalah Penyakit Malaria

terjadi hiperpireksia dengan temperature di atas 40oC. gejala lain berupa konvulsi, pneumonia

aspirasi dan banyak keringat walaupun temperature normal. Apabila infeksi memberat nadi

cepat, nausea, muntah, diare menjadi berat dan diikuti kelainan paru (batuk). Splenomegali

dijumpai lebih sering dari hepatomegali dan nyeri pada perabaan; dan hati membesar dapat

disertai timbulnya ikterus. Kelainan urin dapat berupa albuminuria hialin dan Kristal yang

granuler. Anemia lebih menonjol dengan leucopenia dan monositosis (Sudoyo, 2006).

2. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Malaria

Diagnosa malaria sering memerlukan anamnesa yang teppat tentang asal penderita apakah dari

daerah endemic malaria, riwayat bepergian ke daerah malaria, riwayat pengobatan kuratif

maupun preventif.

- Pemeriksaan Tetes Darah untuk Malaria

Pemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan adanya parasit malaria sangat penting

untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan satu kali dengan hasil negatik tidak menyampingkan

diagnosa malaria. Pemeriksaan darah tepi 3 kali dan hasil negative, maka diagnose malaria dapat

dikesampingkan. Adapun pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan melalui:

- Tetesan preparat darah tebal

- Tetesan darah tipis

- Tes antigen: P-F test

- Tes serologi

- Pemeriksaan PCR (Polimerase Chain Reaction)

Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan teknologi amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup

cepat dan sensitivitas maupun spesifitasnya tinggi. Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit

sangat sedikit dapat memberikan hasil positif. Tes ini baru dipakai sebagai sarana penelitian dan

belum untuk pemeriksaan rutin.

- Pemeriksaan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay)

3. Etiologi

Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, yang selain menginfeksi malaria juga menginfeksi

binatang seperti golongan burung, reptile dan mamalia. Termasuk genus Plasmodium dari family

plasmodidae. Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit (sel darah merah) dan

Page 7: 55861820 Makalah Penyakit Malaria

mengalami pembiakan aseksual dijaringan hati dan eritrosit. Pembiakan seksual terjadi pada

tubuh nyamuk yaitu Anopheles betina. Nyamuk ini biasanya akan menggigit mulai pukul 18.00

sampai pukul 06.00.

Klasifikasi Ilmiah Plasmodium

Kingdom : Haemosporodia

Divisio : Nematoda

Subdivisio : Laveran

Kelas : Spotozoa

Ordo : Haemosporidia

Genus : Plasmodium

Species : P. falcifarum, P. ovale, P. malariae, P. vivax, dll

Klasifikasi Ilmiah Nyamuk Anopheles

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Superfamili : Culicoidea

Famili : Culicidae

Subfamili : Anophelinae

Genus : Anopheles

(Wikipedia, 2010)

Malaria ditransmisikan ke manusia oleh nyamuk anopheles betina dan ada sekitar 430 spesies

Anopheles dan 3500 spesies nyamuk. Anopheles gambiae merupakan vector yang paling

signifikan di Afrika. Siklus hidup Anopheles umumnya sama dengan nyamuk yang lain yaitu

dari telur – larva – pupa – nyamuk (Cross, 2004).

Hospes definitif dan vektor dari parasit yang disebabkan oleh plasmodium adalah nyamuk

Anopheles betina. Perkembangbiakan aseksual dan gametogenesis terjadi di hospes perantara

yaitu manusia. Dari semua jenis Plasmodium memiliki siklus hidup yang sama. Infeksi sporozoit

berasal dari nyamuk Anopheles betina yang akan ditransmisikan ketika nyamuk menggigit

manusia. Sporozoit akan bermigrasi melewati pembuluh darah meuju ke hati kemudian

Page 8: 55861820 Makalah Penyakit Malaria

menginfeksi hati dan memulai perkembangbiakan aseksual. Di hati, schizonts akan terbentuk dan

di dalamnya terdiri dari banyak merozoit. Setelah terjadi pematangan schizont yang mengandung

merozoit, maka schizont akan pecah dan merozoit akan menuju aliran darah. Dan di dalam aliran

darah merozoit akan menginfeksi sel darah merah (siklus eritrositer). Di dalam darah sebagian

parasit akan membentuk gamet jantan dan gamet betina, bila nyamuk menghisap darah manusia

yang sakit akan terjadi siklus seksual dalam tubuh nyamuk. Setelah terjadi perkawinan akan

tebentuk zygote dan menjadi lebih bergerak menjadi ookinet yang menembus dinding nyamuk

dan akhirnya menjadi bentuk oocyst yang akan menjjadi masak dan mengeluarkan sporozoit

yang akan bermigrasi ke kelenjar ludah nyamukk dan siap menginfeksi manusia (Wilson, 2001).

4. Cara Pencegahan

Pemahaman tentang kebiasaan dan perilaku nyamuk Anopheles betina sanat berguna dalam

pencegahan penyakit. Tempat-tempat rawa dan lingkungan mikro yang tenang dapat mendukung

perkembangbiakan nyamuk Anopheles. Menghindarki tempat yang dipenuhi nyamuk dan

membersihkan tempat perindukan dapat mengurangi kemungkinan gigitan nyamuk.

Tindakan pencegahan untuk mengindarkan diri dari gigitan nyamuk yaitu dengan cara:

1. Tidur dengan kelambu, sebaiknya dengan kelambu impregnated (dicelup peptisida: pemethrin

atau deltamethrin)

2. Menggunakan obat pembunuh nyamuk (mosquitoes repellents): gosok, spray, asap, elektrik

3. Mencegah berada di alam bebas dimana nyamuk dapat menggigit atau harus memakai proteksi

(baju lengan panjjang, kaos atau stocking). Nyamuk akan menggigit diantara jam 18.00 – 06.00.

nyamuk jarang pada ketinggian di atas 2000 meter.

4. Memproteksi tempat tinggal atau kamar tidur dari nyamuk dengan kawat anti-nyamuk

Vaksinasi terhadap malaria masih tetap dalam pengembangan. Hal yang menyulitkan adalah

banyaknya antigen yang terdapat pada plasmodium selain pada masing-masing bentuk stadium

pada daur plasmodium, yang paling berbahaya adalah P. falciparum sekarang baru diitujukan

pada pembuatan vaksin untuk proteksi terhadap P. falciparum. Pada dasarnya ada 3 jenis vaksin

yang dikembangkan yaitu vaksin sporozoit (bentuk intrahepatik), vaksin terhadap bentuk

aseksual dan vaksin transmission working untuk melawan bentuk gametosit. Vaksin dalam

bentuk aseksual yang pernah dicoba ialah SPF-66 atau yang dikenal sebagai vaksin Patarroyo,

Page 9: 55861820 Makalah Penyakit Malaria

yang pada penelitian akhir-akhir ini tidak dapat dibuktikan manfaatnya.

Kontrol terhadap Malaria

Kontrol Vektor

- Menghindarkan diri dari tempat-tempat yang penuh dengan nyamuk teutama Anopheles.

- memakai pakaian yang dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk setiap sore dan malam

hari.

- Menggunakan obat pembunuh nyamuk (mosquito repellant)

- Semprot kain-kain untuk tidur dan kelambu dengan pestisida pemethrin

- Kecuali untuk keperluan yang penting, ibu hamil sebaiknya tidak bepergian ke daerah endemic

P. falciparum.

Ukuran profilaksis

- Klorokuin merupakan obat yang dapat digunakan pada daerah yang tidak

Resisten terhadap klorokuin.

- Meflokuin digunakan pada daerah yang diketahui resisten terhadap klorokuin.

- Doxycycline dapat digunakan jika meflokuin tidak dapat digunakan, kecuali pada ibu hamil,

anak < 8 tahun atau orang yang hipersensitif terhadap doxycyclin.

- Cloroquin proguanil dapat diberikan hanya pada pasien yang tidak dapat diberi meflokuin atau

doxycyclin.

Emergency Self Treatment of Possible Malaria

(Wilson,2001)

5. Cara Pengobatan

Dalam pengobatan malaria terapi antiplasmodium dan perawatan suportif sangat penting untuk

mengurangi morbiditas dan mortalitas. Klorokuin merupakan obat anti malaria yang efektif

terhadap P. falciparum yang sensitive terhadap klorokuin. Keuntungannya tidak menyebabkan

hipoglikemi dan tidak mengganggu kehamilan. Namun, dengan meluasnya resistensi terhadap

klorokuin, maka obat ini sudah jarang dipakai untuk pengobatan malaria berat. Kona merupakan

obat anti-malaria yang sangat efektif untuk semua jenis plasmodium dan dipilih sebagai obat

utama untuk menangani malaria berat karena masih berefek kuat terhadap P.falciparum yang

resisten terhadap klorokuin. Meskipun kina dapat digunakan pada masa kehamilan, tetapi dapat

Page 10: 55861820 Makalah Penyakit Malaria

menyebabkan kontraksi uterus dan memberikan kontribusi untuk hipoglikemia (Wilson,2001).

6. Prognosis

Pada infeksi malaria hanya terjadi mortalitas bila mengalami malaria berat. Pada malaria berat,

tergantung pada kecepatan penderita tiba di RS, kecepatan diagnose dan penanganan yang tepat.

Walaupun demikian mortalitas penderita malaria berat di dunia masih cukup tinggi antara 15%-

60% tergantung fasilitas pemberi pelayanan. Makin banyak jumlah komplikasi akan diikuti

dengan peningkatan mortalitas, misalnya penderita dengan malaria serebral dengan hipoglikemi,

peningkatan kreatinin, dan peningkatan bilirubin mortalitasnya lebih tinggi dari pada malaria

serebral saja.

Prognosis untuk malaria nonfallciparum secara umum baik pada penderita yang responsive untuk

melakukan terapi. Relaps P. ovale dan P. vivax dapat dihindari dengan terapi yang sesuai. P.

malariae dapat ditangani dengan terapi yang baik sehingga tidak ada kontribusi untuk

menyebabkan mortalitas dan morbiditas. Prognosis malaria falciparum, terutama untuk nonimun

perlu berhati-hati. Kerusakan organ secara multisystem dapat meningkatkan angka morbiditas

dan mortalitas yang tinggi (Wilson,2001).

BAB IV

PENUTUP

1. Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang

eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah.

2. Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium. ada 4 jenis plasmodium penyebab penyakit

malaria yaitu Plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana (Benign Malaria) dan

Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria). Plasmodium

malariae, dan Plasmodium ovale.

3. Dalam menginfeksi manusia, plasmodium membutuhkan vector yaitu nyamuk Anopheles.

4. Gejala klasik yang ditimbulkan yaitu Trias Malaria, yang memiliki 3 stadium yaitu stadium

diingin, stadium demam, dan stadium berkeringat.

5. Manifestasi klinik malaria tergantung pada imunitas penderita, tingginya transmisi infeksi

malaria, berat atau ringannya infeksi dipengaruhi oleh jenis Plasmodium.

6. Pemeriksaan penunjang diagnostik dapat menggunakan PCR dan ELISA

Page 11: 55861820 Makalah Penyakit Malaria

7. Pengobatan dapat dilakuukan dengan terapi dan perawatan suportif. Terjadinya komplikasi

menyebabkan tingginya angka kesakitan dan angka kematian.

8. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengontrol vector dan perlindungan terhadap tubuh dari

gigitan nyamuk.

9. Prognosis baik untuk malaria non falciparum

DAFTAR PUSTAKA

Cross, C. 2004. The Life Cycle of Anopheles Mosquitoes.

http://malaria.welcoome.ac.uk/mosquito. diakses pada tanggal 28 Mei 2010.

Sudoyo, A. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI: Jakarta.

Wilson, R. 2001. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. The McGraw – Hill

Companies, Inc united states of America.

http://en.wikipedia.org/wiki/anopheles

http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/lifecycleofmalaria