malaria adalah penyakit yang menyerang manusia
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
1/24
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANGMalaria adalah penyakit yang menyerang manusia, yang disebabkan oleh
infeksi protozoa genus plasmodium. World Health Organization (WHO),
memperkirakan terdapat 300-500 juta orang terinfeksi malaria tiap tahunnya,
dengan angka kematian berkisar 1,5 juta sampai 2,7 juta pertahun. Penyakit ini
menjadi masalah kesehatan dilebih dari 90 negara, dan mengenai hampir 40 %
populasi dunia. Lebih dari 90 % kasus malaria terjadi di sub-Sahara Afrika.
Di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001,
terdapat 15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian tiap tahunnya. Diperkiraan
35 % penduduk Indonesia tinggal didaerah yang beresiko tertular malaria. Dari
293 kabupaten / kota, 167 diantaranya merupakan daerah endemis. Daerah dengan
kasus malaria tertinggi adalah Papua, Nusa Tenggara Timur, Maluku.
= low 0-1/1000
= moderate 1- 5/1000
= 5-49/1000
= high 50-100/1000
= > 100
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
2/24
2
Terdapat 4 jenis spesies parasit yang berbeda, yaitu Plasmodium
falsiparum, P.Vivax, P. Ovale dan P. Malariae. Malaria Tropika yang disebabkan
oleh P. falsiparum, merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria.
Plasmodium falsiparum sering dapat menyebabkan malaria berat. Plasmodium ini
membunuh > 1 juta orang tiap tahunnya.
Malaria dengan komplikasi digolongkan sebagai malaria berat, yaitu
menurut definisi WHO tahun 2006, merupakan infeksi Plasmodium falsiparum
stadium aseksual dengan satu atau lebih komplikasi berupa : malaria cerebral,
anemia berat, gagal ginjal akut, edema paru, hipoglikemi, syok, perdarahan,
kejang, asidosis dan makroskopis hemoglobinuriaulawesi Tenggara.
Malaria Berat merupakan keadaan yang emergensi. Terapi yang tepat dan
cepat dihara kan dapat mengurangi mortalitas akibat penyakit ini. Untuk itulah
tinjauan kepustakan ini akan diuraikan mengenai malaria berat, patogenesis,
manifestasi klinik dan penatalaksanaannya.
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
3/24
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Malaria BeratMalaria berat adalah penyakit malaria akibat infeksi Plasmodium falsiparum
aseksual dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut (WHO 2006) :
1. Malaria serebral: koma tidak bisa dibangunkan, derajat penurunankesadaran dilakukan penilaian GCS (Glasgow Coma Skale), < 11 , atau lebih
dari 30 menit setelah serangan kejang yang tidak disebabkan oleh penyakit
lain.
2. Anemia berat (Hb < 5 gr% atau hematokit < 15%) pada hitung parasit
>10.000/L, bila anemianya hipokromik / mikrositik dengan
mengenyampingkan adanya anemia defisiensi besi,talasemia/hemoglobinopati
lainya.
3. Gagal ginjal akut (urin < 400 ml/ 24 jam pada orang dewasa atau < 12
ml/kgBB pada anak setelah dilakukan rehidrasi, dan kreatinin >3 mg%).
4. Edema paru / ARDS (Adult Respitatory Distress Syndrome)
5. Hipoglikemi: gula darah
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
4/24
4
2. Kelemahan otot (tak bisa duduk / berjalan) tanpa kelainan neurologik
3. Hiperparasitema >5% pada daerah hipoendemik atau daerah tak stabil malaria
4. Ikterik (bilirubin >3 mg%)
5. Hiperpireksia (temperatul rektal >400 C) pada orang dewasa /anak.
2. Etiologi Malaria BeratMalaria Berat biasanya disebabkan oleh Plasmodium Falsiparum, jarang
disebabkan oleh Plasmodium Vivax. Di Indian tahun 2007 ditemukan 3 kasus
malaria berat yang disebabkan oleh Plasmodium Vivax dengan komplikasi kejang
dan keluhan meningoencepalitis difus, setelah 2 hari diterapi dengan Artesunat
pasien sadar dan dipindahkan keruang rawatan biasa dan dari slide darah tepi
tidak ditemukan parasit lagi, kemudian diberikan Primakuin selama 14 hari,
setelah 1 bulan follow up tidak ditemukan gejala sisa neurologi lagi.
3. Faktor Parasit
1. Intensitas transmisi
Tingkat parasitemia yang terjadi selama puncak transmisi adalah 14 x lebih tinggi
dibandingkan saat tingkat transmisi rendah. Rendahnya parasitemia pada saat
transmisi disebabkan oleh karena adanya imunitas yang telah diperoleh saat
puncak transmisi. Sedangkan tingginya parasitemia saat puncak transmisi
disebabkan karena meningkatnya jumlah gigitan nyamuk infeksius.
2. Densitas parasit
Hubungan antara tingkat parasitemia dan mortalitas akibat malaria falsiparum
pertama kali dilaporkan oleh Field dan Niven. Mortalitas meningkat padaparasitemia 100.000/L. Tingkat parasitemia dapat digunakan untuk menilai
beratnya penyakit. Meskipun demikian, pada daerah endemis malaria, parasitemia
yang tinggi sering ditemukan pada individu yang asimptomatik. Dilain pihak
terdapat kasus kematian akibat malaria dengan tingkat parasitemia yang rendah.
Beratnya penyakit lebih ditentukan oleh jumlah parasit yang bersekuestrasi ke
dalam jaringan dari pada jumlah parasit dalam sirkulasi.
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
5/24
5
3. Virulensi parasit
Virulensi parasit ditentukan oleh daya multiplikasi parasit, strain parasit,
kemampuan melakukan sitoadherens dan rosseting. Ringwald dan Carlson
melaporkan adanya hubungan antara virulensi parasit dengan kemampuan
pembentukan roset pada penderita di Gambia dan Malagasi. Namun Al-Yaman
tidak menemukan hubungan ini pada penelitian di Papua Nugini.
Faktor Host
Faktor penjamu yang berperan dalam terjadinya malaria berat adalah endemisitas,
genetik, umur, status nutrisi dan status imunologi.
Endemisitas
Pada daerah endemis malaria yang stabil, malaria berat terutama terdapat
pada anak kecil sedangkan orang dewasa umumnya hanya menderita malaria
ringan. Di daerah dengan endemisitas rendah, malaria berat terjadi tanpa
memandang usia.
Genetik
Kelainan genetik yang saat ini diketahui mempunyai efek protektif terhadap
malaria berat adalah kelainan dinding eritrosit dan HLA kelas I serta II yaitu
HLA-Bw 53, HLA-DRBI 1302, HLA-DQB 0501.
Umur
Bayi berusia 3-6 bulan yang lahir dari seorang ibu yang imun, mempunyai
imunitas yang diturunkan, sehingga meskipun terdapat hiperparasitemia dan
demam, tetapi jarang mengalami malaria berat. Primigravida yang tinggal
didaerah hipoendemis lebih rentan terhadap malaria serebral. Keadaan ini diduga
disebabkan oleh menurunnya imunitas dengan mekanisme yang belum diketahui.
Status NutrisiMalaria berat sangat jarang ditemukan pada anak-anak dengan marasmus atau
kwashiorkor. Defisiensi zat besi dan riboflavin juga dilaporkan mempunyai efek
protektif terhadap malaria berat.
Imunologi
Mekanisme imunologi malaria berat melibatkan imunitas selular dan humeral
yang komplek. Limpa memegang peranan penting dalam mekanisme imunologi
malaria, karena limpa memfagositosis eritrosit. Proses pembersihan oleh limpa
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
6/24
6
merupakan mekanisme penting dalam pertahanan tubuh dan patogenesis anemia
pada malaria.
3. PatogenesisPenelitian patogenesis malaria berat berkembang pesat, meskipun demikian
penyebab pasti belum jelas. Titik perhatian dalam patogenesis malaria berat
adalah sekuestrasi eritrosit yang berisi parasit dalam mikrovaskular organ vital.
Faktor lain seperti induksi sitokin oleh toksin parasit dan produksi nitrit oksida
diduga mempunyai peranan penting dalam patogenesis malaria berat.
Setelah sporozoit dilepas sewaktu nyamuk anopeles betina menggigit
manusia, akan masuk kedalam sel hati dan terjadi skizogoni ektsra eritrosit.
Skizon hati yang matang akan pecah dan selanjutnya merozoit akan menginvasi
sel eritrosit dan terjadi skizogoni intra eritrosit, menyebabkan eritrosit mengalami
perubahan seperti pembentukan knob,sitoadherens, sekuestrasi dan rosseting.
Eritrosit Parasit (EP)
EP memulai proses patologik infeksi malaria falsiparum dengan
kemampuan adhesi dengan sel lain yaitu endotel vaskular, eritrosit dan
menyebabkan sel ini sulit melewati kapiler dan filtrasi limpa. Hal ini berpengaruh
terjadinyasitoadherens dansekuestrasi.
Sitoadherens
Sitoadherens adalah melekatnya EP matang di permukaan endotel
vaskular. Sitoaherens merupakan proses spesifik yang hanya terjadi di kapiler dan
venula post kapiler. Penumpukan EP di mikrovaskular menyebabkan gangguan
aliran mikrovaskular sehingga terjadi anoksia/hipoksia jaringan.
Sekuestrasi
Sitoadherens menyebabkan EP bersekuestrasi dalam mikrovaskular organvital. Parasit yang bersekuestrasi menumpuk di otak, paru, usus, jantung, limpa,
hepar, otot dan ginjal. Sekuestrasi menyebabkan ketidak sesuaian antara
parasitemia di perifer dan jumlan total parasit dalam tubuh. Penelitian di Vietnam
melaporkan bahwa sekuestrasi di otak terjadi baik pada kasus malaria serebral
maupun non serebral dengan jumlah kuantitatif lebih tinggi pada malaria serebral.
Dilaporkan juga tidak ada kasus malaria serebral yang tidak mengalami
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
7/24
7
sekustrasi. Dengan demikian sekuentrasi diperlukan dalam patogenesa malaria
serebral.
Rosetting
Rosetting adalah perlekatan antara satu buah EP matang yang diselubungi
oleh sekitar 10 atau lebih eritrosit non parasit sehingga berbentuk seperti bunga.
Rosetting berperan dalam terjadinya obstruksi mikrovaskular. Meskipun
demikianperanan rosetting dalam patogenesis malaria berat masih belum jelas.
Sitokin
Kadar TNF-alfa di daerah perifer meningkat secara nyata pada penderita
malaria terutama malaria berat. Kadar IFN-gamma, IL-1, IL-6, LT dan IL-3 juga
meningkat pada malaria berat. Sitokin-sitokin ini saling berinteraksi dan
menghasilkan efek patologi Meskipun demikian peranan sitokin dalam
patogenesis malaria berat masih dalam perdebatan.
Patogenesis Malaria
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
8/24
8
4. Manifestasi Klinik Malaria BeratManifestasi malaria berat bervariasi, dari kelainan kesadaran sampai
gangguan organ-organ tertentu dan gangguan metabolisme. Manifestasi ini dapat
berbeda menurut umur (anak/dewasa), pada daerah tertentu berdasarkan
endemisitas setempat.
Malaria Berat
Malaria serebral merupakan keadaan gawat darurat yang harus segera
ditangani. Sebagian penderita terjadi gangguan kesadaran yang lebih ringan
seperti apatis, somnolen, delirium dan perubahan tingkah laku. Kelainan
neurologik pada orang dewasa berupa kejang di Thailand dilaporkan 20-50%, di
Indonesia lebih jarang. Retraksi leher dan hilangnya fleksibilitas leher dapat
terjadi, tetapi kaku kuduk dan photophobia tidak pernah terjadi pada malaria
serebral. Reaksi pupil normal., funduskopi normal atau dapat terjadi perdarahan
retina 6-35 % kasus. Papil edema jarang. Mata deviasi kesatu arah dilaporkan
pada kasus di Afrika. Gejala sisa (sequele) sering dijumpai (khususnya bila terjadi
hipoglikemia), yang sering terjadi ialah hemiplegia, kebutaan kortikal, ataxia,
perubahan tingkah laku dan gejala neurologik fokal. Pada penelitian Richie dkk di
Minahasa tahun 1998 yang meliputi 52 kasus adalah malaria cerebral yang terdiri
dari 25 penderita (48%) dengan GCS 3-8 mortalitasnya 28%, 27 penderita (52%)
dengan GCS 3-8 mortalitasnya 67%.
Gagal ginjal akut (GGA)
Kelainan fungsi ginjal sering terjadi pada penderita malaria dewasa. Mortalitas
dapat mencapai 45% pada malaria berat dibanding 10% tanpa kelainan.Kelainan fungsi ginjal dapat terjadi pre-renal karena dehidrasi (>50%) dan
hanya 5-10% disebabkan nekrosis tubulus akut. Gangguan ginjal diduga di
sebabkan adanya anoksia karena penurunan filtrasi pada glomerulus. Beberapa
faktor resiko yang mempermudah terjadinya GGA ialah hiperparasitemia,
hipotensi, ikterus, hemoglobinuria. Apabila oliguria tidak segera ditangani, akan
terjadi anuria. Akibat gagal ginjal akut dapat terjadi metabolik asidosis,
hiperurisemia. Pada tahap akhir dijumpai tanda uremia, perdarahan kulit dan
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
9/24
9
gastro-intestinal, dan septisemia. Penanganan penderita dengan kelainan fungsi
ginjal di Minahasa tanpa dialisis memberikan mortalitas 48%.
Kelainan Hati (Malaria Biliosa)
Jaundice atau ikterus sering dijumpai pada infeksi malaria falsiparum.
Terjadi penurunan aliran darah ke hepar, dan akan kembali normal pada fase
penyembuhan. Mungkin ini disebabkan karena sekuestrasi dan sitoadheren yang
menyebabkan obstruksi mikro-vaskuler.
Hipoglikemi
Hipoglikemi dilaporkan sebagai keadaan terminal pada binatang dengan
malaria berat. Hal ini disebabkan karena kebutuhan metabolik dari parasit telah
menghabiskan cadangan glikogen dalam hati. Pada orang dewasa sering
berhubungan dengan pengobatan kina. Hipoglikemi juga sering pada wanita hamil
khususnya pada primipara. Hipoglikemia dapat tanpa gejala pada penderita
dengan keadaan umum yang berat ataupun penurunan kesadaran. Penyebab
terjadinya hipoglikemi yang paling sering ialah karena pemberian terapi kina
(dapat terjadi 3 jam setelah infus kina). Penyebab lainnya ialah kegagalan
glukoneogenesis pada penderita dengan ikterik, hiperparasitemia oleh karena
parasit mengkonsumsi karbohidrat, dan karena TNF alfa yang meningkat. Gejala
hipoglikemia dapat terjadi karena sekresi adrenalin berlebihan dan akibat
disfungsi susunan saraf pusat (SSP). Gejala akibat sekresi adrenalin berupa
pusing, nyeri kepala, pandangan mata gelap, kebingungan, kejang dan
gangguan/penurunan kesadaran. Gejala hipoglikemia sering tidak terdeteksi dan
gula darah dapat sampai dibawah 5mg% bahkan 0 mg%.
Malaria Haemoglobinuri (Blackwater Fever)
Adalah suatu sindrom dengan gejala karakteristik serangan akut,
menggigil, demam, hipotensi, hemolisis intravaskuler, homoglobinemi,
hemoglobinuri dan gagal ginjal. Dahulu dilaporkan terjadi sebagai komplikasi dari
infeksi P.falciparum yang berulang-ulang pada orang non-imun dengan
pengobatan kina yang tidak teratur untuk profilak maupun pengobatan. Parasit
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
10/24
10
tidak dijumpai atau hanya sedikit. Penderita biasanya mengeluh nyeri
pinggang,muntah, diare, poliuria, diikuti oliguria dengan kencing warna hitam.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai hepatosplenomegali, anemia dan ikterik.
Malaria Algid
Adalah terjadinya syok vaskuler, ditandai dengan hipotensi (tekanan
sistolik kurang dari 70 mmHg), perubahan tahanan perifer dan berkurangnya
perfusi jaringan. Gambaran klinik berupa perasaan dingin dan basah pada kulit,
temperatur rektal tinggi, pernafasan dangkal, nadi cepat, tekanan darah turun.
Parasitemia biasanya padat dan sering dijumpai bentuk skizon. Adanya hipotensi
sering dihubungkan dengan terjadinya septisemia gram negatif, karena kultur
darah merupakan hal yang penting dilakukan. Selain itu perlu dikesampingkan
pengaruh kekurangan cairan (muntah, panas), edema paru, asidosis metabolik,
perdarahan gastro-intestinal dan efek dari pemberian obat malaria. Hipotensi
biasanya berespon dengan pemberian NaCI 0,9% dan obat inotropik disamping
pemberian obat malaria.
Edema Paru
Sering terjadi pada malaria dewasa dan jarang pada anak. Edema paru
merupakan komplikasi yang paling berat dari malaria tropika dan sering
menyebabkan kematian. Ada dua tipe edema paru yang dapat terjadi : pertama
karena kelebihan cairan, keadaan ini bila diketahui secepatnya dapat diobati
dengan pemberian diuretika, bentuk yang kedua ialah adult respiratory distress
syndrome, pada keadaan ini tekanan vena sentral normal dan pulmonary wedhe
pressure menurun. Dahulu keadaan ini diduga disebabkan karena peningkatanpermeabilitas membran kapiler, terjadinya emboli mikrovaskuler, koagulasi
intravaskuler atau disfungsi mikrosirkulasi pulmonal. Akhir-akhir ini diduga
terjadinya edema paru disebabkan karena peningkatan TNF-alfa. Beberapa faktor
yang memudahkan timbulnya edema paru ialah kelebihan cairan, kehamilan /
postpartum, malaria cerebral, hiperparasitemia, hipoglikemia, hipotensi, asidosis
dan uremia. Adanya peningkatam respirasi merupakan gejala awal, bila frekuensi
pernapasan > 35 x / menit prognosanya jelek.Tanpa pemeriksaan radiologik yang
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
11/24
11
baik sulit dibedakan dengan bronkhopneumonia akut ataupun edema paru akut.
Pada malaria sering terjadi takipnea yang dibedakan dengan pernafasan yang
pendek/dangkal, sedangkan pada edema paru atau asidosis pernafasan dalam dan
cepat.
Perdarahan
Perdarahan spontan berupa perdarahan gusi, epistaksis, petekie,
purpura,hematoma dapat terjadi karena trombositopenia akibat infeksi malaria
tropika. Gangguan koagulasi intravaskuler yang menyebabkan terjadinya
perdarahan jarang terjadi (5% (225.000/L). Ada
hubungan yang erat antara hiperparasitemia dan mortalitas khususnya untuk
penderita yang tidak imun. Bila parasitemia kurang dari 100.000/L angka
kematian ialah 1% dan bila parasitemia 500.000/L angka kematian ialah 50%
Umumnya penderita dengan parasitemia >20% hampir selalu memberikan
kematian. Penderita tersebut memburuk dengan cepat, memberikan gejala malaria
serebral, gagal ginjal akut, ikterik, anemia, asidosis, hipoglikemia dan gagal
respirasi akut dalam beberapa jam. Bila terjadi hiperparsitemia biasanya dijumpai
bentuk skizon didarah tepi. Kebalikan dari hiperparasitemia (hitung
parasitrendah), tidak selalu berarti penderita tidak mengalami manifestasi berat.Hal ini disebabkan adanya sekuestrasi parasit yang mengakibatkan pemeriksaan
parasit di darah tepi tidak cocok dengan adanya parasit sebenarnya di dalam
jaringan.
Manifestasi Gastro-Intestinal
Manifestasi gastro-intestinal sering dijumpai pada malaria, adalah
perasaan tak enak diperut, flatulensi, mual, muntah, kolik, diare dan konstipasi.
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
12/24
12
Kadangkadang gejala menjadi berat berupa sindroma bilious remittent fever
yaitu gejala gastro-intestinal dengan hepatomegali, ikterik (hiperbilirubinemia dan
peningkatan SGOT/SGPT) dan gagal ginjal. Hiponatremia sering dijumpai pada
penderita malaria falsiparum Terjadinya hiponatremia dapat disebabkan karena
kehilangan cairan melalui muntah dan mencret ataupun terjadinya sindroma
abnormalitas hormon antidiuretik.
Asidosis metabolik
Asidosis metabolik ditandai dengan hiperventilasi (pernafasan Kussmaul),
auskultasi lapangan paru normal, peningkatan asam laktat, pH turun (
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
13/24
13
5. Pemeriksaan Penunjang MalariaPemeriksaan mikroskopis
Pemeksaan darah tebal atau tipis di puskesmas, lapagan atau rumah sakit
untuk menentukan ada tidaknya :
Parasit atau malaria ( positif atau negatif) Untuk menentukan species atau plasmodium Kepadatan parasit :
Semi kuantitatif
- = Tidak ditemukan parasit pada 100 LPB+ = Ditemukan 1-10 / 100 LPB
++ = Ditemukan 11-100/ 100 LPB
+++ = Ditemukan 1-10/1 LBP
++++ = Ditemukan > 10 / 1LPB
Kuantitatif
Jumlah parasit per mikro siter darah pada sediaan darah tebal
(leukosit), atau darah tebal ( eritrosit ).
Untuk penderita tersangka malaria berat perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Bila pemeriksaan darah pertama negatif perlu diulang 6 jam sampai 3 hariberturut-turut.
2. Bila sediaan diperiksa 3 hari berturut turut dan masih nefgatif, diagnosamalaria perlu disingkirkan.
Pemeriksaan dengan diagnosis cepat ( Rapid diagnostic test )
Kemampuan Rapid test yang beredar ada 2 jenis :
1. Single : hanya untuk mendiagnosa adanya P. Falciparum2.
Combo : untuk mendiagnosa P. Falcparum dan Non P. Falciparum.
Pemeriksaan penunjang lainya :
1. Hemoglobin dan hematokrit2. Hitung jumlah Leukosit dan trombosit.3. Kimia darah4. EKG (Elektrokardiogram)5. Foto Thorax.6. Urinalisa
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
14/24
14
7. Analisa cairan cerebrospinal8. Biakan darah dan uji serologi.
6. Diagnosa BandingDiagnosa banding dari malaria berat tergantung manifestasi organ yang
terlibat seperti :
1. Penurunan kesadaran karena ensefalopati yang disebabkan oleh infeksi
2. bakteri, virus, jamur, metabolik, trauma kepala, alkoholisme .
3. Leptospirosis.
4. Demam tifoid, demam kuning, sindrom syok dengue.
5. Penyakit sistem biliaris (kolesistitis).
6. Glomerulonefritis.
7. Hipoglikemia penderita diabetes melitus, sepsis, insulinoma
8. Hipotensi dibedakan hipotensi karena gangguan sirkulasi
9. Gagal pernafasan oleh karena sebab lain seperti infeksi paru akut.
8. Penatalaksanaan Malaria Berat
Penanganan malaria berat yang cepat dan benar akan menyelamatkan
penderita dari kematian. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang luas tentang
manifestasi malaria berat, evaluasi fungsi organ yang terlibat, deteksi parasit
dengan cepat serta langkah-langkah tindakan dan pengobatan. Penanganan
Malaria berat secara garis besar terdiri dari 3 komponen, yaitu :
1. Tindakan Umum
Sebelum diagnosa dapat dipastikan melalui pemeriksaan darah malaria,
beberapa tindakan perlu dilakukan pada penderita dengan dugaan malaria beratberupa tindakan perawatan intensif (ICU) yaitu :
1. Pertahankan fungsi vital : kesadaran, temperatur, nadi, tensi, dan respirasi
kebutuhan oksigen.
2. Hindarkan trauma : dekubitus, jatuh dari tempat tidur.
3. Hati-hati komplikasi :kateterisasi, defekasi, edema paru karena overhidrasi
4. Perhatikan timbulnya ikterus dan perdarahan.
5. Monitoring : ukuran dan reaksi pupil, kejang, tonus otot.
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
15/24
15
6. Pertahankan sirkulasi: bila hipotensi lakukan posisi Tredenlenburgs
perhatikan warna dan temperatur kulit.
7. Cegah hiperpireksi dengan antipiretik
8. Menjaga keseimbangan cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basa.
9. Diet : porsi kecil & sering, cukup kalori, karbohidrat dan garam
10. Kebersihan kulit : mandikan tiap hari dan keringkan
11. Perawatan mata : hindarkan trauma, tutup dengan kain
2. Pengobatan Untuk Parasit Malaria
1. Pemberian Obat Anti Malaria (OAM)
Setelah diagnosa malaria ditegakkan biasanya dijumpai Plasmodium falciparum
sebagai penyebab malaria berat. Penggunaan OAM pada malaria berat berbeda
dengan malaria biasa karena pada malaria berat diperlukan daya membunuh
parasit secara cepat dan bertahan cukup lama di darah. Oleh karenanya sering
dipilih pemakaian obat per parenteral Karena meningkatnya resistensi klorokuin
maka WHO tahun 2006 merekomendasikan pengobatan malaria dengan
menggunakan obat ACT (Artemisin base Combination Therapy) sebagai lini
pertama pengobatan malaria,baik malaria tanpa komplikasi atau malaria berat.
Resistensi Floroquin
Derivat Artemisinin
Merupakan pilihan pertama untuk pengobatan malaria berat, mengingat
keberhasilan selama ini dan mulai didapatkannya kasus malaria falsiparum yang
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
16/24
16
resisten terhadap klorokuin. Sejak tahun 2006 WHO merekomendasikan terapi
Artemisin sebagai lini pertama untuk terapi malaria berat. Golongan artemisin
yang dipakai untuk pengobatan malaria berat :
OBAT MALARIA DOSIS
Derivat
Artemisinin
Artesunate: 2,4 mg/kg ( Loading dose )
IV, selanjutnya
1,2 mg/kg setelah 12 jam, kemudian 1,2
mg/kg/hari selama 6
hari, jika pasien dapat makan, obat dapat
diberikan oral
Artemether: 3,2 mg/kg ( Loading dose )
IM pada hari I
selanjutnya 1,6 mg/kg/hari (biasanya
diberikan 160 mg
dilanjutkan dengan 80 mg) sampai pasien
dapat makan, obat
dapat diberikan oral dengan kombinasi
Artesunat dan
Amodiaquin selama 3 hari.
Arteether: 150 mg sekali sehari
intramuskular untuk 3
Hari
KINA Loading dose: Kina dihidrokhlorida 20
mg / kg BB
diencerkan dalam 10 ml/kg BB (2mg/ml)dektrose 5% atau
dalam infuse dektrose dalam 4 jam.
Dosis Maintenen : Kina dihidrokhlorida
10 mg /kgBB
diencerkan dalam 10 ml/kg BB (1mg/ml )
dektrose 5 % ,pada
orang dewasa dosis dapat diulang tiap 8
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
17/24
17
jam dan pada anakanak
tiap 2 jam, diulang tiap 12 jam, sampai
pasien dapat
makan.
Kina oral: Kina sulfat 10 mg /kg, tiap 8
jam sampai 7 hari
Suatu penelitian besar di Asia tahun 2007 yang membandingkan terapi
Artesunate intravena dengan kina pada 1461 pasien malaria berat dimana
Artesunate lebih bermanfaat menurunkan angka kematian, dimana dengan terapi
Artensunate angka kematian 15 % dibanding dengan kinin angka kematian 22 %,
disamping efek samping Artesunate lebih rngan dari kina seperti
hipoglikemia.Suatu penelitian Sequamat di Bangladesh, Myanmar, Indonesia,
India mendapatkan penurunan angka kematian 34,7 % dengan menggunakan
Artesunate dibandingkan dengan terapi Kina intra vena.
B. Kina (kina HCI/dihidro-klorida/kinin Antipirin)
Kina merupakan obat anti malaria yang sangat efektif untuk semua jenis
plasmodium dan efektif sebagai schizontocidal maupun gametocidal. Dipilih
sebagai obat utama untuk malaria berat karena masih berefek kuat terhadap
P. falciparum yang resisten terhadap klorokuin, dapat diberikan dengan cepat dan
cukup aman.
1. Dosis loading tidak dianjurkan untuk penderita yang telah mendapat kina
atauMmeflokuin 24 jam sebelumnya, penderita usia lanjut atau penderita dengan
pemanjangan QT interval / aritmia.2. Kina dapat diberikan secara intramuskuler bila melalui infus tidak
memungkinkan. Dosis loading 20 mg/Kg BB diberikan i.m terbagi pada 2 tempat
suntikan, kemudian diikuti dengan dosis 10 mg/Kg BB tiap 8 jam sampai
penderita dapat minum per oral.
3. Pemberian kina dapat diikuti dengan terjadinya hipoglikemi karenanya perlu
diperiksa gula darah 8-12 jam
4. Pemberian dosis diatas tidak berbahaya bagi wanita hamil.
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
18/24
18
5. Bila pemberian sudah 48 jam dan belum ada perbaikan, atau gangguan fungsi
hepar/ginjal belum membaik, dosis dapat diturunkan setengahnya Pada penelitian
di Minahasa ternyata dosis awal 500 mg/8jam per infus memberikan mortalitas
yang lebih rendah dibandingkan dosis awal 1000mg. Di AS untuk daerah yang
tidak resisten dengan klorokuin, klorokuin masih merupakan pilihan untuk terapi
malaria berat, sedangkan untuk daerah yang resisten dapat diberikan kombinasi
Atovaquane dan Proguanil, kombinasi kinin oral dengan tetrasiklin
/doksisiklin/klindamisin atau meflokuin.
C. Kinidin
Bila kina tidak tersedia maka isomernya yaitu kinidin cukup aman
danefektif. Dosis loading 15mg basa/kg BB dalam 250 cc cairan isotonik
diberikan dalam 4 jam, diteruskan dengan 7,5mg basa/kg BB dalam 4 jam tiap 8
jam, dilanjutkan per oral setelah sadar, kinidin efektif bila sudah terjadi resistensi
terhadap kina, kinidin lebih toksik terhadap jantung dibandingkan kina.
D. Klorokuin
Klorokuin masih merupakan OAM yang efektif terhadap P. Falciparum
yang sensitif terhadap klorokuin. Keuntungannya tidak menyebabkan hipoglikemi
dan tidak mengganggu kehamilan. Dosis loading : klorokuin 10 mg basa/Kg BB
dalam 500 ml cairan isotonis dalam 8 jam diulang 3 x. Bila cara per infus tidak
memungkinkan dapat diberikan secara i.m atau subkutan dengan cara 3,5mg/Kg
BB klorokuin basa tiap 6 jam, dan 2,5 mg/Kg BB klorokuin tiap 4 jam.
E. Injeksi kombinasi sulfadoksin-pirimetamim (fansidar)
- Ampul 2 ml : 200 mg S-D + 10 mg pirimetamin
- Ampul 2,5 ml : 500 mg S-D + 25 mg pirimetamin
2.Exchange transfusion (transfusi ganti)Tindakan exchange transfusion dapat mengurangi parasitemi dari 43%
menjadi 1%. Penelitian MILLER melaporakan kegunaan terapi untuk
menurunkan parasitemia pada malaria berat. Tindakan ini berguna mengeluarkan
eritrosit yang berparasit, menurunkan toksin parasit, serta memperbaiki anemia.
Indikasi Tranfusi tukar (Rekomendasi CDC) :
1. Parasitemia >30 % tanpa komplikasi berat
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
19/24
19
2. Parasitemia > 10 % disertai komplikasi berat
3. Parasitemia >10% dengan gagal pengobatan.
Komplikasi tranfusi tukar :
1. Overload cairan.
2. Demam, reaksi alergi
3. Kelainan metabolic (hipokalsemia)
4. Penyebaran infeksi.
3. Pengobatan Komplikasi.
1. Pengobatan malaria serebral
1. Pemberian steroid pada malaria serebral, justru memperpanjang lamanya koma
dan menimbulkan banyak efek samping seperti pneumoni dan perdarahan gastro
intestinal
2. Heparin, dextran, cyclosporine, epineprine dan hiperimunglobulin tidak terbukti
berpengaruh dengan mortalitas.
3. Anti TNF, pentoxifillin, desferioxamin, prostasiklin, asetilsistein merupakan
obat-obatan yang pernah dicoba untuk malaria serebral
4. Anti-Konvulsan (diazepam 10 mg i.v)
Pengobatan Pada Gagal Ginjal Akut
1. Cairan
Bila terjadi oliguri infus Normal Salin untuk rehidrasi sesuai perhitungan
kebutuhan cairan, kalau produksi urin < 400 ml/24 jam, diberikan furosemid 40-
80 mg. bila tak ada produksi urin (gagal ginjal) maka kebutuhan cairan dihitung
dari jumlah urin + 500 ml cairan/24 jam.
2. Protein
Kebutuhan protein dibatasi 20gram/hari (bila kreatinin meningkat) dankebutuhan kalori diberikan dengan diet karbohidrat 200 gram/hari
3. Diuretika
Setelah rehidrasi bila tak ada produksi urin, diberikan furosemid 40 mg.
setelah 2-3 jam tak ada urin (kurang dari 60cc/jam) diberikanfurosemid lagi 80
mg, ditunggu 3-4 jam, dan bila perlu furosemid 100-250 mg dapat diberikan i.v
pelan.
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
20/24
20
4. Dopamin
Bila diuretika gagal memperbaiki fungsi ginjal dan terjadi hipotensi, dopamin
dapat diberikan dengan dosis 2,5-5,0 ugr/kg/menit. Penelitian di Thailand
pemberian dopamin dikombinasikan dengan furosemide mencegah memburuknya
fungsi ginjal dan memperpendek lamanya gagal ginjal akut pada penderita dengan
kreatinin 5mg% tidak bermanfaat.
5. Dialis dini
Bila kreatinin makin meningkat atau gagal dengan pengobatan diuretika
dialisis harus segera dilakukan. Indikasi dialisis secara klinis dijumpai gejala
uremia, adanya tanda overhidrasi, asidosis dan hiperkalemia.
6. Tindakan terhadap hiperkalemi (serum kalium >5,5 meg/L
Diberikan regular insulin 10 unit i.v/ i.m bersama-sama 50 ml dekstrose
40% dan monitor gula darah dan serum kalium. Pilihan lain dapat diberikan 10-20
ml kalsium glukonat 10% i.v pelan-pelan.
7. Hipokalemi
Hipokalemi terjadi 40% dari penderita malaria serebral. Bila kalium 3.0-
3,5 meq/L diberikan KCL perinfus25 meq, kalium 2.0-2,9 meq/L diberikan KCL
perinfus 50 meq.
8. Hiponatremi
Hiponatremi dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Pada malaria
serebral, hiponatremi terjadi karena kehilangan elektrolit lewat muntah dan diare
ataupun kemungkinan sindroma abnormalitas hormon anti diuretik.
9. Asidosis
Asidosis (pH
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
21/24
21
2. Bila ikterik disebabkan karena intravaskuler hemolisis, kina dihentikan dan
diganti klorokuin dengan dosis 5mg/kg BB
3. Bila anoreksi berat berikan 10% glukose Iv, untuk mencegah hipoglikemia
4. Pada hiperbilirubinemia berat sebaiknya dihindarkan suntikan intra muskuler
karena bahaya perdarahan/hematom/DIC
5. Vitamin K dapat diberikan 10mg/hari i/v selama 3 hari untuk memperbaiki
faktor koagulasi.
6. Hati-hati dengan obat yang mengganggu fungsi hati seperti parasetamol,
tetrasiklin
7. Pada ikterik berat dapat diberikan colesteramin
Bila pengobatan malaria diberikan dengan adekuat maka penurunan bilirubin akan
terjadi dengan cepat pada hari ke 3 dapat turun lebih dri 50%
4. Hipoglikemia
Periksa kadar gula darah secara cepat pada setiap penderita malaria berat. Bila
kadar gula darah kurang dari 40mg% maka :
1. Beri 50ml dekstrose 40% i.v dianjutkan dengan
2. Glukosa 10% per infus 4-6 jam
3. Monitor gula darah tiap 4-6 jam
4. Bila perlu obat yang menekankan produksi insulin seperti, glukagon atau
somatostatin analog 50 mg subkutan.
5. Penanganan Edema Paru
Edema paru merupakan komplikasi yang fatal, oleh karenanya pada
malaria berat sebaiknya dilakukan penanganan mencegah terjadinya edema paru:
1. Pemberian cairan dibatasi, sebaiknya menggunakan monitoring dengan CVP.
Pemberian cairan melebihi 1500 ml menyebabkan edema paru.2. Bila anemi (HB
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
22/24
22
6. Penanganan terhadap infeksi sekunder/sepsis
Infeksi sekunder yang sering terjadi yaitu pneumonia karena aspirasi, sepsis yang
berasal dari infeksi paru, infeksi saluran kencing karena pemasangan kateter.
Antibiotika yang dianjurkan sebelum diperoleh hasil kultur ialah kombinasi
ampisilin dan gentamisin, atau sefalosporin generasi ke III.
9. PrognosisPrognosa penderita malaria berat tergantung pada :
Kecepatan / ketepatan diagnosis dan pengobatan. Makin cepat dan tepatdiagnosis dan pengobatannya makin baik prognosisnya.
Kegagalan fungsi organ. Semakin sedikit organ vital yang terganggusemakin baik prognosisnya.
Kepadatan Parasit. Semakin padat parasitnya semakin buruk prognosisnya.
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
23/24
23
BAB III
KESIMPULAN
Malaria berat (WHO 2006), merupakan infeksi Plasmodium falsiparum
stadium aseksual dengan satu atau lebih komplikasi berupa : malaria cerebral,
anemia berat, gagal ginjal akut, edema paru, hipoglikemi, syok, perdarahan,
kejang, asidosis dan makroskopis hemoglobinuria. Penyebab Malaria Berat sering
karena infeksi plasmodium falsiparum, tapi plasmodium vivax juga dapat
menyebabkan malaria berat Patogenesis malaria berat masih belum jelas, diduga
adanya sitoaderen dan sekuestrasi eritrosit yang berisi parasit dalam
mikrovaskular organ vital. Sejak tahun 2006 WHO merekomendasikan pemakaian
derivat Artesunate untuk terapi malaria berat.
-
8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia
24/24
DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Gebrak Malaria.Dep Kes RI.2006
2. Harijanto.Malaria. Epidemiologi, Patogenesis Manifestasi Klinis, &Penanganan.2000.
3. Sarkar S.Bhatacharya P.Cerebral Malaria Caused by Plasmodium Vivax InAdult Subjects.Indian Journal of Critical Care Medicine.2008
4. Pan American Health Organization. New Malaria Treatment Guideline Issued.
2006.
5. Zulkarnain I.Setiawan B.Malaria Berat.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
III.ed IV.2006.
6. World Health Organization.Management of Severe Malaria.2000
7.World Health Organization. Treatment of Severe Falciparum Malaria.
Guidelines For The Treatment of Malaria.2006
7. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Malaria Berat.Konsensus Penanganan Malaria.2003.
8. CDC. New Medication for Severe Malaria Available Under an InvestigationalNew Drug Protocol.