malaria adalah penyakit yang menyerang manusia

Upload: navis-alissa-fitri

Post on 04-Jun-2018

255 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    1/24

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. LATAR BELAKANGMalaria adalah penyakit yang menyerang manusia, yang disebabkan oleh

    infeksi protozoa genus plasmodium. World Health Organization (WHO),

    memperkirakan terdapat 300-500 juta orang terinfeksi malaria tiap tahunnya,

    dengan angka kematian berkisar 1,5 juta sampai 2,7 juta pertahun. Penyakit ini

    menjadi masalah kesehatan dilebih dari 90 negara, dan mengenai hampir 40 %

    populasi dunia. Lebih dari 90 % kasus malaria terjadi di sub-Sahara Afrika.

    Di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001,

    terdapat 15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian tiap tahunnya. Diperkiraan

    35 % penduduk Indonesia tinggal didaerah yang beresiko tertular malaria. Dari

    293 kabupaten / kota, 167 diantaranya merupakan daerah endemis. Daerah dengan

    kasus malaria tertinggi adalah Papua, Nusa Tenggara Timur, Maluku.

    = low 0-1/1000

    = moderate 1- 5/1000

    = 5-49/1000

    = high 50-100/1000

    = > 100

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    2/24

    2

    Terdapat 4 jenis spesies parasit yang berbeda, yaitu Plasmodium

    falsiparum, P.Vivax, P. Ovale dan P. Malariae. Malaria Tropika yang disebabkan

    oleh P. falsiparum, merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria.

    Plasmodium falsiparum sering dapat menyebabkan malaria berat. Plasmodium ini

    membunuh > 1 juta orang tiap tahunnya.

    Malaria dengan komplikasi digolongkan sebagai malaria berat, yaitu

    menurut definisi WHO tahun 2006, merupakan infeksi Plasmodium falsiparum

    stadium aseksual dengan satu atau lebih komplikasi berupa : malaria cerebral,

    anemia berat, gagal ginjal akut, edema paru, hipoglikemi, syok, perdarahan,

    kejang, asidosis dan makroskopis hemoglobinuriaulawesi Tenggara.

    Malaria Berat merupakan keadaan yang emergensi. Terapi yang tepat dan

    cepat dihara kan dapat mengurangi mortalitas akibat penyakit ini. Untuk itulah

    tinjauan kepustakan ini akan diuraikan mengenai malaria berat, patogenesis,

    manifestasi klinik dan penatalaksanaannya.

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    3/24

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Definisi Malaria BeratMalaria berat adalah penyakit malaria akibat infeksi Plasmodium falsiparum

    aseksual dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut (WHO 2006) :

    1. Malaria serebral: koma tidak bisa dibangunkan, derajat penurunankesadaran dilakukan penilaian GCS (Glasgow Coma Skale), < 11 , atau lebih

    dari 30 menit setelah serangan kejang yang tidak disebabkan oleh penyakit

    lain.

    2. Anemia berat (Hb < 5 gr% atau hematokit < 15%) pada hitung parasit

    >10.000/L, bila anemianya hipokromik / mikrositik dengan

    mengenyampingkan adanya anemia defisiensi besi,talasemia/hemoglobinopati

    lainya.

    3. Gagal ginjal akut (urin < 400 ml/ 24 jam pada orang dewasa atau < 12

    ml/kgBB pada anak setelah dilakukan rehidrasi, dan kreatinin >3 mg%).

    4. Edema paru / ARDS (Adult Respitatory Distress Syndrome)

    5. Hipoglikemi: gula darah

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    4/24

    4

    2. Kelemahan otot (tak bisa duduk / berjalan) tanpa kelainan neurologik

    3. Hiperparasitema >5% pada daerah hipoendemik atau daerah tak stabil malaria

    4. Ikterik (bilirubin >3 mg%)

    5. Hiperpireksia (temperatul rektal >400 C) pada orang dewasa /anak.

    2. Etiologi Malaria BeratMalaria Berat biasanya disebabkan oleh Plasmodium Falsiparum, jarang

    disebabkan oleh Plasmodium Vivax. Di Indian tahun 2007 ditemukan 3 kasus

    malaria berat yang disebabkan oleh Plasmodium Vivax dengan komplikasi kejang

    dan keluhan meningoencepalitis difus, setelah 2 hari diterapi dengan Artesunat

    pasien sadar dan dipindahkan keruang rawatan biasa dan dari slide darah tepi

    tidak ditemukan parasit lagi, kemudian diberikan Primakuin selama 14 hari,

    setelah 1 bulan follow up tidak ditemukan gejala sisa neurologi lagi.

    3. Faktor Parasit

    1. Intensitas transmisi

    Tingkat parasitemia yang terjadi selama puncak transmisi adalah 14 x lebih tinggi

    dibandingkan saat tingkat transmisi rendah. Rendahnya parasitemia pada saat

    transmisi disebabkan oleh karena adanya imunitas yang telah diperoleh saat

    puncak transmisi. Sedangkan tingginya parasitemia saat puncak transmisi

    disebabkan karena meningkatnya jumlah gigitan nyamuk infeksius.

    2. Densitas parasit

    Hubungan antara tingkat parasitemia dan mortalitas akibat malaria falsiparum

    pertama kali dilaporkan oleh Field dan Niven. Mortalitas meningkat padaparasitemia 100.000/L. Tingkat parasitemia dapat digunakan untuk menilai

    beratnya penyakit. Meskipun demikian, pada daerah endemis malaria, parasitemia

    yang tinggi sering ditemukan pada individu yang asimptomatik. Dilain pihak

    terdapat kasus kematian akibat malaria dengan tingkat parasitemia yang rendah.

    Beratnya penyakit lebih ditentukan oleh jumlah parasit yang bersekuestrasi ke

    dalam jaringan dari pada jumlah parasit dalam sirkulasi.

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    5/24

    5

    3. Virulensi parasit

    Virulensi parasit ditentukan oleh daya multiplikasi parasit, strain parasit,

    kemampuan melakukan sitoadherens dan rosseting. Ringwald dan Carlson

    melaporkan adanya hubungan antara virulensi parasit dengan kemampuan

    pembentukan roset pada penderita di Gambia dan Malagasi. Namun Al-Yaman

    tidak menemukan hubungan ini pada penelitian di Papua Nugini.

    Faktor Host

    Faktor penjamu yang berperan dalam terjadinya malaria berat adalah endemisitas,

    genetik, umur, status nutrisi dan status imunologi.

    Endemisitas

    Pada daerah endemis malaria yang stabil, malaria berat terutama terdapat

    pada anak kecil sedangkan orang dewasa umumnya hanya menderita malaria

    ringan. Di daerah dengan endemisitas rendah, malaria berat terjadi tanpa

    memandang usia.

    Genetik

    Kelainan genetik yang saat ini diketahui mempunyai efek protektif terhadap

    malaria berat adalah kelainan dinding eritrosit dan HLA kelas I serta II yaitu

    HLA-Bw 53, HLA-DRBI 1302, HLA-DQB 0501.

    Umur

    Bayi berusia 3-6 bulan yang lahir dari seorang ibu yang imun, mempunyai

    imunitas yang diturunkan, sehingga meskipun terdapat hiperparasitemia dan

    demam, tetapi jarang mengalami malaria berat. Primigravida yang tinggal

    didaerah hipoendemis lebih rentan terhadap malaria serebral. Keadaan ini diduga

    disebabkan oleh menurunnya imunitas dengan mekanisme yang belum diketahui.

    Status NutrisiMalaria berat sangat jarang ditemukan pada anak-anak dengan marasmus atau

    kwashiorkor. Defisiensi zat besi dan riboflavin juga dilaporkan mempunyai efek

    protektif terhadap malaria berat.

    Imunologi

    Mekanisme imunologi malaria berat melibatkan imunitas selular dan humeral

    yang komplek. Limpa memegang peranan penting dalam mekanisme imunologi

    malaria, karena limpa memfagositosis eritrosit. Proses pembersihan oleh limpa

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    6/24

    6

    merupakan mekanisme penting dalam pertahanan tubuh dan patogenesis anemia

    pada malaria.

    3. PatogenesisPenelitian patogenesis malaria berat berkembang pesat, meskipun demikian

    penyebab pasti belum jelas. Titik perhatian dalam patogenesis malaria berat

    adalah sekuestrasi eritrosit yang berisi parasit dalam mikrovaskular organ vital.

    Faktor lain seperti induksi sitokin oleh toksin parasit dan produksi nitrit oksida

    diduga mempunyai peranan penting dalam patogenesis malaria berat.

    Setelah sporozoit dilepas sewaktu nyamuk anopeles betina menggigit

    manusia, akan masuk kedalam sel hati dan terjadi skizogoni ektsra eritrosit.

    Skizon hati yang matang akan pecah dan selanjutnya merozoit akan menginvasi

    sel eritrosit dan terjadi skizogoni intra eritrosit, menyebabkan eritrosit mengalami

    perubahan seperti pembentukan knob,sitoadherens, sekuestrasi dan rosseting.

    Eritrosit Parasit (EP)

    EP memulai proses patologik infeksi malaria falsiparum dengan

    kemampuan adhesi dengan sel lain yaitu endotel vaskular, eritrosit dan

    menyebabkan sel ini sulit melewati kapiler dan filtrasi limpa. Hal ini berpengaruh

    terjadinyasitoadherens dansekuestrasi.

    Sitoadherens

    Sitoadherens adalah melekatnya EP matang di permukaan endotel

    vaskular. Sitoaherens merupakan proses spesifik yang hanya terjadi di kapiler dan

    venula post kapiler. Penumpukan EP di mikrovaskular menyebabkan gangguan

    aliran mikrovaskular sehingga terjadi anoksia/hipoksia jaringan.

    Sekuestrasi

    Sitoadherens menyebabkan EP bersekuestrasi dalam mikrovaskular organvital. Parasit yang bersekuestrasi menumpuk di otak, paru, usus, jantung, limpa,

    hepar, otot dan ginjal. Sekuestrasi menyebabkan ketidak sesuaian antara

    parasitemia di perifer dan jumlan total parasit dalam tubuh. Penelitian di Vietnam

    melaporkan bahwa sekuestrasi di otak terjadi baik pada kasus malaria serebral

    maupun non serebral dengan jumlah kuantitatif lebih tinggi pada malaria serebral.

    Dilaporkan juga tidak ada kasus malaria serebral yang tidak mengalami

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    7/24

    7

    sekustrasi. Dengan demikian sekuentrasi diperlukan dalam patogenesa malaria

    serebral.

    Rosetting

    Rosetting adalah perlekatan antara satu buah EP matang yang diselubungi

    oleh sekitar 10 atau lebih eritrosit non parasit sehingga berbentuk seperti bunga.

    Rosetting berperan dalam terjadinya obstruksi mikrovaskular. Meskipun

    demikianperanan rosetting dalam patogenesis malaria berat masih belum jelas.

    Sitokin

    Kadar TNF-alfa di daerah perifer meningkat secara nyata pada penderita

    malaria terutama malaria berat. Kadar IFN-gamma, IL-1, IL-6, LT dan IL-3 juga

    meningkat pada malaria berat. Sitokin-sitokin ini saling berinteraksi dan

    menghasilkan efek patologi Meskipun demikian peranan sitokin dalam

    patogenesis malaria berat masih dalam perdebatan.

    Patogenesis Malaria

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    8/24

    8

    4. Manifestasi Klinik Malaria BeratManifestasi malaria berat bervariasi, dari kelainan kesadaran sampai

    gangguan organ-organ tertentu dan gangguan metabolisme. Manifestasi ini dapat

    berbeda menurut umur (anak/dewasa), pada daerah tertentu berdasarkan

    endemisitas setempat.

    Malaria Berat

    Malaria serebral merupakan keadaan gawat darurat yang harus segera

    ditangani. Sebagian penderita terjadi gangguan kesadaran yang lebih ringan

    seperti apatis, somnolen, delirium dan perubahan tingkah laku. Kelainan

    neurologik pada orang dewasa berupa kejang di Thailand dilaporkan 20-50%, di

    Indonesia lebih jarang. Retraksi leher dan hilangnya fleksibilitas leher dapat

    terjadi, tetapi kaku kuduk dan photophobia tidak pernah terjadi pada malaria

    serebral. Reaksi pupil normal., funduskopi normal atau dapat terjadi perdarahan

    retina 6-35 % kasus. Papil edema jarang. Mata deviasi kesatu arah dilaporkan

    pada kasus di Afrika. Gejala sisa (sequele) sering dijumpai (khususnya bila terjadi

    hipoglikemia), yang sering terjadi ialah hemiplegia, kebutaan kortikal, ataxia,

    perubahan tingkah laku dan gejala neurologik fokal. Pada penelitian Richie dkk di

    Minahasa tahun 1998 yang meliputi 52 kasus adalah malaria cerebral yang terdiri

    dari 25 penderita (48%) dengan GCS 3-8 mortalitasnya 28%, 27 penderita (52%)

    dengan GCS 3-8 mortalitasnya 67%.

    Gagal ginjal akut (GGA)

    Kelainan fungsi ginjal sering terjadi pada penderita malaria dewasa. Mortalitas

    dapat mencapai 45% pada malaria berat dibanding 10% tanpa kelainan.Kelainan fungsi ginjal dapat terjadi pre-renal karena dehidrasi (>50%) dan

    hanya 5-10% disebabkan nekrosis tubulus akut. Gangguan ginjal diduga di

    sebabkan adanya anoksia karena penurunan filtrasi pada glomerulus. Beberapa

    faktor resiko yang mempermudah terjadinya GGA ialah hiperparasitemia,

    hipotensi, ikterus, hemoglobinuria. Apabila oliguria tidak segera ditangani, akan

    terjadi anuria. Akibat gagal ginjal akut dapat terjadi metabolik asidosis,

    hiperurisemia. Pada tahap akhir dijumpai tanda uremia, perdarahan kulit dan

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    9/24

    9

    gastro-intestinal, dan septisemia. Penanganan penderita dengan kelainan fungsi

    ginjal di Minahasa tanpa dialisis memberikan mortalitas 48%.

    Kelainan Hati (Malaria Biliosa)

    Jaundice atau ikterus sering dijumpai pada infeksi malaria falsiparum.

    Terjadi penurunan aliran darah ke hepar, dan akan kembali normal pada fase

    penyembuhan. Mungkin ini disebabkan karena sekuestrasi dan sitoadheren yang

    menyebabkan obstruksi mikro-vaskuler.

    Hipoglikemi

    Hipoglikemi dilaporkan sebagai keadaan terminal pada binatang dengan

    malaria berat. Hal ini disebabkan karena kebutuhan metabolik dari parasit telah

    menghabiskan cadangan glikogen dalam hati. Pada orang dewasa sering

    berhubungan dengan pengobatan kina. Hipoglikemi juga sering pada wanita hamil

    khususnya pada primipara. Hipoglikemia dapat tanpa gejala pada penderita

    dengan keadaan umum yang berat ataupun penurunan kesadaran. Penyebab

    terjadinya hipoglikemi yang paling sering ialah karena pemberian terapi kina

    (dapat terjadi 3 jam setelah infus kina). Penyebab lainnya ialah kegagalan

    glukoneogenesis pada penderita dengan ikterik, hiperparasitemia oleh karena

    parasit mengkonsumsi karbohidrat, dan karena TNF alfa yang meningkat. Gejala

    hipoglikemia dapat terjadi karena sekresi adrenalin berlebihan dan akibat

    disfungsi susunan saraf pusat (SSP). Gejala akibat sekresi adrenalin berupa

    pusing, nyeri kepala, pandangan mata gelap, kebingungan, kejang dan

    gangguan/penurunan kesadaran. Gejala hipoglikemia sering tidak terdeteksi dan

    gula darah dapat sampai dibawah 5mg% bahkan 0 mg%.

    Malaria Haemoglobinuri (Blackwater Fever)

    Adalah suatu sindrom dengan gejala karakteristik serangan akut,

    menggigil, demam, hipotensi, hemolisis intravaskuler, homoglobinemi,

    hemoglobinuri dan gagal ginjal. Dahulu dilaporkan terjadi sebagai komplikasi dari

    infeksi P.falciparum yang berulang-ulang pada orang non-imun dengan

    pengobatan kina yang tidak teratur untuk profilak maupun pengobatan. Parasit

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    10/24

    10

    tidak dijumpai atau hanya sedikit. Penderita biasanya mengeluh nyeri

    pinggang,muntah, diare, poliuria, diikuti oliguria dengan kencing warna hitam.

    Pada pemeriksaan fisik dijumpai hepatosplenomegali, anemia dan ikterik.

    Malaria Algid

    Adalah terjadinya syok vaskuler, ditandai dengan hipotensi (tekanan

    sistolik kurang dari 70 mmHg), perubahan tahanan perifer dan berkurangnya

    perfusi jaringan. Gambaran klinik berupa perasaan dingin dan basah pada kulit,

    temperatur rektal tinggi, pernafasan dangkal, nadi cepat, tekanan darah turun.

    Parasitemia biasanya padat dan sering dijumpai bentuk skizon. Adanya hipotensi

    sering dihubungkan dengan terjadinya septisemia gram negatif, karena kultur

    darah merupakan hal yang penting dilakukan. Selain itu perlu dikesampingkan

    pengaruh kekurangan cairan (muntah, panas), edema paru, asidosis metabolik,

    perdarahan gastro-intestinal dan efek dari pemberian obat malaria. Hipotensi

    biasanya berespon dengan pemberian NaCI 0,9% dan obat inotropik disamping

    pemberian obat malaria.

    Edema Paru

    Sering terjadi pada malaria dewasa dan jarang pada anak. Edema paru

    merupakan komplikasi yang paling berat dari malaria tropika dan sering

    menyebabkan kematian. Ada dua tipe edema paru yang dapat terjadi : pertama

    karena kelebihan cairan, keadaan ini bila diketahui secepatnya dapat diobati

    dengan pemberian diuretika, bentuk yang kedua ialah adult respiratory distress

    syndrome, pada keadaan ini tekanan vena sentral normal dan pulmonary wedhe

    pressure menurun. Dahulu keadaan ini diduga disebabkan karena peningkatanpermeabilitas membran kapiler, terjadinya emboli mikrovaskuler, koagulasi

    intravaskuler atau disfungsi mikrosirkulasi pulmonal. Akhir-akhir ini diduga

    terjadinya edema paru disebabkan karena peningkatan TNF-alfa. Beberapa faktor

    yang memudahkan timbulnya edema paru ialah kelebihan cairan, kehamilan /

    postpartum, malaria cerebral, hiperparasitemia, hipoglikemia, hipotensi, asidosis

    dan uremia. Adanya peningkatam respirasi merupakan gejala awal, bila frekuensi

    pernapasan > 35 x / menit prognosanya jelek.Tanpa pemeriksaan radiologik yang

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    11/24

    11

    baik sulit dibedakan dengan bronkhopneumonia akut ataupun edema paru akut.

    Pada malaria sering terjadi takipnea yang dibedakan dengan pernafasan yang

    pendek/dangkal, sedangkan pada edema paru atau asidosis pernafasan dalam dan

    cepat.

    Perdarahan

    Perdarahan spontan berupa perdarahan gusi, epistaksis, petekie,

    purpura,hematoma dapat terjadi karena trombositopenia akibat infeksi malaria

    tropika. Gangguan koagulasi intravaskuler yang menyebabkan terjadinya

    perdarahan jarang terjadi (5% (225.000/L). Ada

    hubungan yang erat antara hiperparasitemia dan mortalitas khususnya untuk

    penderita yang tidak imun. Bila parasitemia kurang dari 100.000/L angka

    kematian ialah 1% dan bila parasitemia 500.000/L angka kematian ialah 50%

    Umumnya penderita dengan parasitemia >20% hampir selalu memberikan

    kematian. Penderita tersebut memburuk dengan cepat, memberikan gejala malaria

    serebral, gagal ginjal akut, ikterik, anemia, asidosis, hipoglikemia dan gagal

    respirasi akut dalam beberapa jam. Bila terjadi hiperparsitemia biasanya dijumpai

    bentuk skizon didarah tepi. Kebalikan dari hiperparasitemia (hitung

    parasitrendah), tidak selalu berarti penderita tidak mengalami manifestasi berat.Hal ini disebabkan adanya sekuestrasi parasit yang mengakibatkan pemeriksaan

    parasit di darah tepi tidak cocok dengan adanya parasit sebenarnya di dalam

    jaringan.

    Manifestasi Gastro-Intestinal

    Manifestasi gastro-intestinal sering dijumpai pada malaria, adalah

    perasaan tak enak diperut, flatulensi, mual, muntah, kolik, diare dan konstipasi.

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    12/24

    12

    Kadangkadang gejala menjadi berat berupa sindroma bilious remittent fever

    yaitu gejala gastro-intestinal dengan hepatomegali, ikterik (hiperbilirubinemia dan

    peningkatan SGOT/SGPT) dan gagal ginjal. Hiponatremia sering dijumpai pada

    penderita malaria falsiparum Terjadinya hiponatremia dapat disebabkan karena

    kehilangan cairan melalui muntah dan mencret ataupun terjadinya sindroma

    abnormalitas hormon antidiuretik.

    Asidosis metabolik

    Asidosis metabolik ditandai dengan hiperventilasi (pernafasan Kussmaul),

    auskultasi lapangan paru normal, peningkatan asam laktat, pH turun (

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    13/24

    13

    5. Pemeriksaan Penunjang MalariaPemeriksaan mikroskopis

    Pemeksaan darah tebal atau tipis di puskesmas, lapagan atau rumah sakit

    untuk menentukan ada tidaknya :

    Parasit atau malaria ( positif atau negatif) Untuk menentukan species atau plasmodium Kepadatan parasit :

    Semi kuantitatif

    - = Tidak ditemukan parasit pada 100 LPB+ = Ditemukan 1-10 / 100 LPB

    ++ = Ditemukan 11-100/ 100 LPB

    +++ = Ditemukan 1-10/1 LBP

    ++++ = Ditemukan > 10 / 1LPB

    Kuantitatif

    Jumlah parasit per mikro siter darah pada sediaan darah tebal

    (leukosit), atau darah tebal ( eritrosit ).

    Untuk penderita tersangka malaria berat perlu diperhatikan hal-hal berikut :

    1. Bila pemeriksaan darah pertama negatif perlu diulang 6 jam sampai 3 hariberturut-turut.

    2. Bila sediaan diperiksa 3 hari berturut turut dan masih nefgatif, diagnosamalaria perlu disingkirkan.

    Pemeriksaan dengan diagnosis cepat ( Rapid diagnostic test )

    Kemampuan Rapid test yang beredar ada 2 jenis :

    1. Single : hanya untuk mendiagnosa adanya P. Falciparum2.

    Combo : untuk mendiagnosa P. Falcparum dan Non P. Falciparum.

    Pemeriksaan penunjang lainya :

    1. Hemoglobin dan hematokrit2. Hitung jumlah Leukosit dan trombosit.3. Kimia darah4. EKG (Elektrokardiogram)5. Foto Thorax.6. Urinalisa

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    14/24

    14

    7. Analisa cairan cerebrospinal8. Biakan darah dan uji serologi.

    6. Diagnosa BandingDiagnosa banding dari malaria berat tergantung manifestasi organ yang

    terlibat seperti :

    1. Penurunan kesadaran karena ensefalopati yang disebabkan oleh infeksi

    2. bakteri, virus, jamur, metabolik, trauma kepala, alkoholisme .

    3. Leptospirosis.

    4. Demam tifoid, demam kuning, sindrom syok dengue.

    5. Penyakit sistem biliaris (kolesistitis).

    6. Glomerulonefritis.

    7. Hipoglikemia penderita diabetes melitus, sepsis, insulinoma

    8. Hipotensi dibedakan hipotensi karena gangguan sirkulasi

    9. Gagal pernafasan oleh karena sebab lain seperti infeksi paru akut.

    8. Penatalaksanaan Malaria Berat

    Penanganan malaria berat yang cepat dan benar akan menyelamatkan

    penderita dari kematian. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang luas tentang

    manifestasi malaria berat, evaluasi fungsi organ yang terlibat, deteksi parasit

    dengan cepat serta langkah-langkah tindakan dan pengobatan. Penanganan

    Malaria berat secara garis besar terdiri dari 3 komponen, yaitu :

    1. Tindakan Umum

    Sebelum diagnosa dapat dipastikan melalui pemeriksaan darah malaria,

    beberapa tindakan perlu dilakukan pada penderita dengan dugaan malaria beratberupa tindakan perawatan intensif (ICU) yaitu :

    1. Pertahankan fungsi vital : kesadaran, temperatur, nadi, tensi, dan respirasi

    kebutuhan oksigen.

    2. Hindarkan trauma : dekubitus, jatuh dari tempat tidur.

    3. Hati-hati komplikasi :kateterisasi, defekasi, edema paru karena overhidrasi

    4. Perhatikan timbulnya ikterus dan perdarahan.

    5. Monitoring : ukuran dan reaksi pupil, kejang, tonus otot.

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    15/24

    15

    6. Pertahankan sirkulasi: bila hipotensi lakukan posisi Tredenlenburgs

    perhatikan warna dan temperatur kulit.

    7. Cegah hiperpireksi dengan antipiretik

    8. Menjaga keseimbangan cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basa.

    9. Diet : porsi kecil & sering, cukup kalori, karbohidrat dan garam

    10. Kebersihan kulit : mandikan tiap hari dan keringkan

    11. Perawatan mata : hindarkan trauma, tutup dengan kain

    2. Pengobatan Untuk Parasit Malaria

    1. Pemberian Obat Anti Malaria (OAM)

    Setelah diagnosa malaria ditegakkan biasanya dijumpai Plasmodium falciparum

    sebagai penyebab malaria berat. Penggunaan OAM pada malaria berat berbeda

    dengan malaria biasa karena pada malaria berat diperlukan daya membunuh

    parasit secara cepat dan bertahan cukup lama di darah. Oleh karenanya sering

    dipilih pemakaian obat per parenteral Karena meningkatnya resistensi klorokuin

    maka WHO tahun 2006 merekomendasikan pengobatan malaria dengan

    menggunakan obat ACT (Artemisin base Combination Therapy) sebagai lini

    pertama pengobatan malaria,baik malaria tanpa komplikasi atau malaria berat.

    Resistensi Floroquin

    Derivat Artemisinin

    Merupakan pilihan pertama untuk pengobatan malaria berat, mengingat

    keberhasilan selama ini dan mulai didapatkannya kasus malaria falsiparum yang

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    16/24

    16

    resisten terhadap klorokuin. Sejak tahun 2006 WHO merekomendasikan terapi

    Artemisin sebagai lini pertama untuk terapi malaria berat. Golongan artemisin

    yang dipakai untuk pengobatan malaria berat :

    OBAT MALARIA DOSIS

    Derivat

    Artemisinin

    Artesunate: 2,4 mg/kg ( Loading dose )

    IV, selanjutnya

    1,2 mg/kg setelah 12 jam, kemudian 1,2

    mg/kg/hari selama 6

    hari, jika pasien dapat makan, obat dapat

    diberikan oral

    Artemether: 3,2 mg/kg ( Loading dose )

    IM pada hari I

    selanjutnya 1,6 mg/kg/hari (biasanya

    diberikan 160 mg

    dilanjutkan dengan 80 mg) sampai pasien

    dapat makan, obat

    dapat diberikan oral dengan kombinasi

    Artesunat dan

    Amodiaquin selama 3 hari.

    Arteether: 150 mg sekali sehari

    intramuskular untuk 3

    Hari

    KINA Loading dose: Kina dihidrokhlorida 20

    mg / kg BB

    diencerkan dalam 10 ml/kg BB (2mg/ml)dektrose 5% atau

    dalam infuse dektrose dalam 4 jam.

    Dosis Maintenen : Kina dihidrokhlorida

    10 mg /kgBB

    diencerkan dalam 10 ml/kg BB (1mg/ml )

    dektrose 5 % ,pada

    orang dewasa dosis dapat diulang tiap 8

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    17/24

    17

    jam dan pada anakanak

    tiap 2 jam, diulang tiap 12 jam, sampai

    pasien dapat

    makan.

    Kina oral: Kina sulfat 10 mg /kg, tiap 8

    jam sampai 7 hari

    Suatu penelitian besar di Asia tahun 2007 yang membandingkan terapi

    Artesunate intravena dengan kina pada 1461 pasien malaria berat dimana

    Artesunate lebih bermanfaat menurunkan angka kematian, dimana dengan terapi

    Artensunate angka kematian 15 % dibanding dengan kinin angka kematian 22 %,

    disamping efek samping Artesunate lebih rngan dari kina seperti

    hipoglikemia.Suatu penelitian Sequamat di Bangladesh, Myanmar, Indonesia,

    India mendapatkan penurunan angka kematian 34,7 % dengan menggunakan

    Artesunate dibandingkan dengan terapi Kina intra vena.

    B. Kina (kina HCI/dihidro-klorida/kinin Antipirin)

    Kina merupakan obat anti malaria yang sangat efektif untuk semua jenis

    plasmodium dan efektif sebagai schizontocidal maupun gametocidal. Dipilih

    sebagai obat utama untuk malaria berat karena masih berefek kuat terhadap

    P. falciparum yang resisten terhadap klorokuin, dapat diberikan dengan cepat dan

    cukup aman.

    1. Dosis loading tidak dianjurkan untuk penderita yang telah mendapat kina

    atauMmeflokuin 24 jam sebelumnya, penderita usia lanjut atau penderita dengan

    pemanjangan QT interval / aritmia.2. Kina dapat diberikan secara intramuskuler bila melalui infus tidak

    memungkinkan. Dosis loading 20 mg/Kg BB diberikan i.m terbagi pada 2 tempat

    suntikan, kemudian diikuti dengan dosis 10 mg/Kg BB tiap 8 jam sampai

    penderita dapat minum per oral.

    3. Pemberian kina dapat diikuti dengan terjadinya hipoglikemi karenanya perlu

    diperiksa gula darah 8-12 jam

    4. Pemberian dosis diatas tidak berbahaya bagi wanita hamil.

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    18/24

    18

    5. Bila pemberian sudah 48 jam dan belum ada perbaikan, atau gangguan fungsi

    hepar/ginjal belum membaik, dosis dapat diturunkan setengahnya Pada penelitian

    di Minahasa ternyata dosis awal 500 mg/8jam per infus memberikan mortalitas

    yang lebih rendah dibandingkan dosis awal 1000mg. Di AS untuk daerah yang

    tidak resisten dengan klorokuin, klorokuin masih merupakan pilihan untuk terapi

    malaria berat, sedangkan untuk daerah yang resisten dapat diberikan kombinasi

    Atovaquane dan Proguanil, kombinasi kinin oral dengan tetrasiklin

    /doksisiklin/klindamisin atau meflokuin.

    C. Kinidin

    Bila kina tidak tersedia maka isomernya yaitu kinidin cukup aman

    danefektif. Dosis loading 15mg basa/kg BB dalam 250 cc cairan isotonik

    diberikan dalam 4 jam, diteruskan dengan 7,5mg basa/kg BB dalam 4 jam tiap 8

    jam, dilanjutkan per oral setelah sadar, kinidin efektif bila sudah terjadi resistensi

    terhadap kina, kinidin lebih toksik terhadap jantung dibandingkan kina.

    D. Klorokuin

    Klorokuin masih merupakan OAM yang efektif terhadap P. Falciparum

    yang sensitif terhadap klorokuin. Keuntungannya tidak menyebabkan hipoglikemi

    dan tidak mengganggu kehamilan. Dosis loading : klorokuin 10 mg basa/Kg BB

    dalam 500 ml cairan isotonis dalam 8 jam diulang 3 x. Bila cara per infus tidak

    memungkinkan dapat diberikan secara i.m atau subkutan dengan cara 3,5mg/Kg

    BB klorokuin basa tiap 6 jam, dan 2,5 mg/Kg BB klorokuin tiap 4 jam.

    E. Injeksi kombinasi sulfadoksin-pirimetamim (fansidar)

    - Ampul 2 ml : 200 mg S-D + 10 mg pirimetamin

    - Ampul 2,5 ml : 500 mg S-D + 25 mg pirimetamin

    2.Exchange transfusion (transfusi ganti)Tindakan exchange transfusion dapat mengurangi parasitemi dari 43%

    menjadi 1%. Penelitian MILLER melaporakan kegunaan terapi untuk

    menurunkan parasitemia pada malaria berat. Tindakan ini berguna mengeluarkan

    eritrosit yang berparasit, menurunkan toksin parasit, serta memperbaiki anemia.

    Indikasi Tranfusi tukar (Rekomendasi CDC) :

    1. Parasitemia >30 % tanpa komplikasi berat

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    19/24

    19

    2. Parasitemia > 10 % disertai komplikasi berat

    3. Parasitemia >10% dengan gagal pengobatan.

    Komplikasi tranfusi tukar :

    1. Overload cairan.

    2. Demam, reaksi alergi

    3. Kelainan metabolic (hipokalsemia)

    4. Penyebaran infeksi.

    3. Pengobatan Komplikasi.

    1. Pengobatan malaria serebral

    1. Pemberian steroid pada malaria serebral, justru memperpanjang lamanya koma

    dan menimbulkan banyak efek samping seperti pneumoni dan perdarahan gastro

    intestinal

    2. Heparin, dextran, cyclosporine, epineprine dan hiperimunglobulin tidak terbukti

    berpengaruh dengan mortalitas.

    3. Anti TNF, pentoxifillin, desferioxamin, prostasiklin, asetilsistein merupakan

    obat-obatan yang pernah dicoba untuk malaria serebral

    4. Anti-Konvulsan (diazepam 10 mg i.v)

    Pengobatan Pada Gagal Ginjal Akut

    1. Cairan

    Bila terjadi oliguri infus Normal Salin untuk rehidrasi sesuai perhitungan

    kebutuhan cairan, kalau produksi urin < 400 ml/24 jam, diberikan furosemid 40-

    80 mg. bila tak ada produksi urin (gagal ginjal) maka kebutuhan cairan dihitung

    dari jumlah urin + 500 ml cairan/24 jam.

    2. Protein

    Kebutuhan protein dibatasi 20gram/hari (bila kreatinin meningkat) dankebutuhan kalori diberikan dengan diet karbohidrat 200 gram/hari

    3. Diuretika

    Setelah rehidrasi bila tak ada produksi urin, diberikan furosemid 40 mg.

    setelah 2-3 jam tak ada urin (kurang dari 60cc/jam) diberikanfurosemid lagi 80

    mg, ditunggu 3-4 jam, dan bila perlu furosemid 100-250 mg dapat diberikan i.v

    pelan.

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    20/24

    20

    4. Dopamin

    Bila diuretika gagal memperbaiki fungsi ginjal dan terjadi hipotensi, dopamin

    dapat diberikan dengan dosis 2,5-5,0 ugr/kg/menit. Penelitian di Thailand

    pemberian dopamin dikombinasikan dengan furosemide mencegah memburuknya

    fungsi ginjal dan memperpendek lamanya gagal ginjal akut pada penderita dengan

    kreatinin 5mg% tidak bermanfaat.

    5. Dialis dini

    Bila kreatinin makin meningkat atau gagal dengan pengobatan diuretika

    dialisis harus segera dilakukan. Indikasi dialisis secara klinis dijumpai gejala

    uremia, adanya tanda overhidrasi, asidosis dan hiperkalemia.

    6. Tindakan terhadap hiperkalemi (serum kalium >5,5 meg/L

    Diberikan regular insulin 10 unit i.v/ i.m bersama-sama 50 ml dekstrose

    40% dan monitor gula darah dan serum kalium. Pilihan lain dapat diberikan 10-20

    ml kalsium glukonat 10% i.v pelan-pelan.

    7. Hipokalemi

    Hipokalemi terjadi 40% dari penderita malaria serebral. Bila kalium 3.0-

    3,5 meq/L diberikan KCL perinfus25 meq, kalium 2.0-2,9 meq/L diberikan KCL

    perinfus 50 meq.

    8. Hiponatremi

    Hiponatremi dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Pada malaria

    serebral, hiponatremi terjadi karena kehilangan elektrolit lewat muntah dan diare

    ataupun kemungkinan sindroma abnormalitas hormon anti diuretik.

    9. Asidosis

    Asidosis (pH

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    21/24

    21

    2. Bila ikterik disebabkan karena intravaskuler hemolisis, kina dihentikan dan

    diganti klorokuin dengan dosis 5mg/kg BB

    3. Bila anoreksi berat berikan 10% glukose Iv, untuk mencegah hipoglikemia

    4. Pada hiperbilirubinemia berat sebaiknya dihindarkan suntikan intra muskuler

    karena bahaya perdarahan/hematom/DIC

    5. Vitamin K dapat diberikan 10mg/hari i/v selama 3 hari untuk memperbaiki

    faktor koagulasi.

    6. Hati-hati dengan obat yang mengganggu fungsi hati seperti parasetamol,

    tetrasiklin

    7. Pada ikterik berat dapat diberikan colesteramin

    Bila pengobatan malaria diberikan dengan adekuat maka penurunan bilirubin akan

    terjadi dengan cepat pada hari ke 3 dapat turun lebih dri 50%

    4. Hipoglikemia

    Periksa kadar gula darah secara cepat pada setiap penderita malaria berat. Bila

    kadar gula darah kurang dari 40mg% maka :

    1. Beri 50ml dekstrose 40% i.v dianjutkan dengan

    2. Glukosa 10% per infus 4-6 jam

    3. Monitor gula darah tiap 4-6 jam

    4. Bila perlu obat yang menekankan produksi insulin seperti, glukagon atau

    somatostatin analog 50 mg subkutan.

    5. Penanganan Edema Paru

    Edema paru merupakan komplikasi yang fatal, oleh karenanya pada

    malaria berat sebaiknya dilakukan penanganan mencegah terjadinya edema paru:

    1. Pemberian cairan dibatasi, sebaiknya menggunakan monitoring dengan CVP.

    Pemberian cairan melebihi 1500 ml menyebabkan edema paru.2. Bila anemi (HB

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    22/24

    22

    6. Penanganan terhadap infeksi sekunder/sepsis

    Infeksi sekunder yang sering terjadi yaitu pneumonia karena aspirasi, sepsis yang

    berasal dari infeksi paru, infeksi saluran kencing karena pemasangan kateter.

    Antibiotika yang dianjurkan sebelum diperoleh hasil kultur ialah kombinasi

    ampisilin dan gentamisin, atau sefalosporin generasi ke III.

    9. PrognosisPrognosa penderita malaria berat tergantung pada :

    Kecepatan / ketepatan diagnosis dan pengobatan. Makin cepat dan tepatdiagnosis dan pengobatannya makin baik prognosisnya.

    Kegagalan fungsi organ. Semakin sedikit organ vital yang terganggusemakin baik prognosisnya.

    Kepadatan Parasit. Semakin padat parasitnya semakin buruk prognosisnya.

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    23/24

    23

    BAB III

    KESIMPULAN

    Malaria berat (WHO 2006), merupakan infeksi Plasmodium falsiparum

    stadium aseksual dengan satu atau lebih komplikasi berupa : malaria cerebral,

    anemia berat, gagal ginjal akut, edema paru, hipoglikemi, syok, perdarahan,

    kejang, asidosis dan makroskopis hemoglobinuria. Penyebab Malaria Berat sering

    karena infeksi plasmodium falsiparum, tapi plasmodium vivax juga dapat

    menyebabkan malaria berat Patogenesis malaria berat masih belum jelas, diduga

    adanya sitoaderen dan sekuestrasi eritrosit yang berisi parasit dalam

    mikrovaskular organ vital. Sejak tahun 2006 WHO merekomendasikan pemakaian

    derivat Artesunate untuk terapi malaria berat.

  • 8/13/2019 Malaria Adalah Penyakit Yang Menyerang Manusia

    24/24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Gebrak Malaria.Dep Kes RI.2006

    2. Harijanto.Malaria. Epidemiologi, Patogenesis Manifestasi Klinis, &Penanganan.2000.

    3. Sarkar S.Bhatacharya P.Cerebral Malaria Caused by Plasmodium Vivax InAdult Subjects.Indian Journal of Critical Care Medicine.2008

    4. Pan American Health Organization. New Malaria Treatment Guideline Issued.

    2006.

    5. Zulkarnain I.Setiawan B.Malaria Berat.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid

    III.ed IV.2006.

    6. World Health Organization.Management of Severe Malaria.2000

    7.World Health Organization. Treatment of Severe Falciparum Malaria.

    Guidelines For The Treatment of Malaria.2006

    7. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Malaria Berat.Konsensus Penanganan Malaria.2003.

    8. CDC. New Medication for Severe Malaria Available Under an InvestigationalNew Drug Protocol.