50666280-makalah-iufd

4
KEMATIAN JANIN DALAM KANDUNGAN A. Pengertian Adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan. Kematian janin dalam kandungan (KJDK) atau intra uterine fetal deadth (IUFD), sering dijumpai baik pada kehamilan dibawah 20 minggu maupun sesudah kehamilan 20 minggu Sebelum 20 minggu : Kematian janin dapat terjadi dan biasanya berakhir dengan abortus. Bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dan tetap tinggal dalam rahim disebut missed abortion. Sesudah 20 minggu : Biasanya ibu telah merasakan gerakan janin sejak kehamilan 20 minggu dan seterusnya. Apabila wanita tidak merasakan gerakan janin dapat disangka terjadi kematian dalam rahim. B. Etiologi 1. Perdarahan : plasenta previa dan solusio placenta 2. Pre eklamsi dan eklamsi 3. Penyakit-penyakit kelainan darah 4. Penyakit-penyakit infeksi dan penyakit menular 5. Penyakit-penyakit saluran kencing : bakteriuria, peelonefritis, glomerulonefritis dan payah ginjal 6. Penyakit endokrin : diabetes melitus, hipertiroid 7. Malnutrisi dan sebagainya. Diagnosis : 1. Anamnesis

Upload: ari-setiyo-sidik

Post on 02-Dec-2015

110 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tyui

TRANSCRIPT

Page 1: 50666280-makalah-iufd

KEMATIAN JANIN DALAM KANDUNGAN

A. Pengertian

Adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam

kandungan. Kematian janin dalam kandungan (KJDK) atau intra

uterine fetal deadth (IUFD), sering dijumpai baik pada kehamilan

dibawah 20 minggu maupun sesudah kehamilan 20 minggu

Sebelum 20 minggu :

Kematian janin dapat terjadi dan biasanya berakhir dengan

abortus. Bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dan

tetap tinggal dalam rahim disebut missed abortion.

Sesudah 20 minggu :

Biasanya ibu telah merasakan gerakan janin sejak kehamilan 20

minggu dan seterusnya. Apabila wanita tidak merasakan gerakan

janin dapat disangka terjadi kematian dalam rahim.

B. Etiologi

1. Perdarahan : plasenta previa dan solusio placenta

2. Pre eklamsi dan eklamsi

3. Penyakit-penyakit kelainan darah

4. Penyakit-penyakit infeksi dan penyakit menular

5. Penyakit-penyakit saluran kencing : bakteriuria, peelonefritis,

glomerulonefritis dan payah ginjal

6. Penyakit endokrin : diabetes melitus, hipertiroid

7. Malnutrisi dan sebagainya.

Diagnosis :

1. Anamnesis

Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau

gerakan janin sangat berkurang. Ibu merasakan perutnya tidak

bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilan tidak

seperti biasanya. Atau wanita belakangan ini merasakan perutnya

sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau

melahirkan.

2. Inspeksi

Tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat

terutama pada ibu yang kurus.

Page 2: 50666280-makalah-iufd

3. Palpasi

Tinggi fundus > rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak

teraba gerakanan janin. Dengan palpasi yang teliti, dapat

dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin.

4. Auskultasi

Baik memamakai setetoskop monoral maupun dengan Deptone

akan terdengar DJJ.

5. Reaksi kehamilan

Reaksi kehamilan baru negatif setelah beberapa minggu janin

mati dalam kandungan.

6. Rontgen Foto Abdomen

Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar

janin

Tanda Nojosk : adanya angulasi yang tajam tulang belakang janin.

Tanda Gerhard : adanya hiperekstensi kepala tulang leher janin

Tanda Spalding : overlaping tulang-tulang kepala (sutura) janin

Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri tegak

Kepala janin kelihatan seperti kantong berisi benda padat.

7. Ultrasonografi

Tidak terlihat DJJ dan gerakan-gerakan janin.

Penanganan

Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim, tidak usah

terburu-buru bertindak, sebaiknya diobservasi dulu dalam 2-3

minggu untuk mencapai kepastian diagnosis.

Biasanya selama masih menunggu ini, 70-90% akan terjadi

persalinan yang spontan.

Bila setelah 3 minggu kematian janin dalam kandungan atau 1

minggu setelah didiagnosis, partus belum mulai, maka wanita

harus dirawat agar dapat dilakukan induksi partus.

Induksi partus dapat dimulai dengan pemberian estrogen untuk

mengurangi efek progesteron atau langsung dengan pemberian

oksitoxsin drip, dengan atau tanpa amniotomi.

Page 3: 50666280-makalah-iufd

Pengaruh Terhadap Ibu

Kematian janin dalam kandungan 3-4 minggu, biasanya tidak

membahayakan ibu. Setelah lewat 4 minggu maka kemungkinan

terjadinya kelainan darah (hipo fibrigenemia) akan lebih besar.

Karena itu pemeriksaan pembekuan darah harus diakukan setiap

minggu setelah diagnosis ditegakkan. Bila terjadi

hipofibrinogenemia. Bahayanya adalah perdarahan post partum.

Terapinya adalah dengan pemberian darah segar atau pemberian

fibrinogen.

C. Komplikasi

1. Trauma emosional yang berat terjadi bila waktu antara kematian

janin dan persalinan cukup bulan.

2. Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah.

3. Dapat terjadi koagulasi bila kematian janin berlangsung > 2

minggu.

D. Penanganan

1. Periksa TTV

2. Periksa radiologi

3. USG

4. Berikan dukungan mental pada pasien

5. Pilih cara persalinan dengan induksi/ekspektatif.

6. Jika ersalinan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun

dan serviks belum matang, matangkan servik dengan misoprostol.

- Tepatkan misoprostol 25 mcg di puncak vagina,

dapat diulangi sesudah 6 jam.

- Jika tidak ada respon sesudah 2x 25 mcg

isoprostol naikkan dosis menjadi 50 mcg setiap 6 jam.