5. analisa data 5.1. analisa kuisioner pemasaran · masak pt. elson bernardi, sebanyak 149...
TRANSCRIPT
51Universitas Kristen Petra
5. ANALISA DATA
5.1. Analisa Kuisioner Pemasaran
Dari hasil kuisioner pemasaran diperoleh beberapa kesimpulan yang
berkaitan dengan perilaku dan keinginan konsumen antara lain:
? Seluruh responden merupakan pengguna bumbu masak dan produk bumbu
masak yang paling sering digunakan adalah produk pelezat serbaguna
sebanyak 159 responden dan yang paling jarang digunakan adalah produk
kaldu sapi sebesar 104 responden, sedangkan untuk merk produk bumbu
masak yang paling sering digunakan adalah merk Royco sebesar 164
responden dan yang paling jarang digunakan adalah merk Kikkoman sebesar
18 responden.
? Dari total 500 responden yang ada, 271 orang pernah mendengar/tahu/melihat
produk bumbu masak PT. Elson Bernardi. Responden yang pernah
mendengar/tahu/melihat produk bumbu masak ini sebagian besar mengetahui
langsung dari supermarket (116 responden) dan dari promosi yang ada (106
responden). Dan produk bumbu masak PT. Elson Bernardi yang paling banyak
didengar/tahu/lihat adalah produk saos tiram sebanyak 89 responden.
? Dari total 271 responden yang pernah mendengar/tahu/melihat produk bumbu
masak PT. Elson Bernardi, sebanyak 149 responden pernah mencoba produk
bumbu masak ini dengan produk saos tiram yang merupakan produk yang
paling banyak dipilih oleh para konsumen (76 responden). Alasan responden
tidak pernah mencoba produk bumbu masak ini adalah sebagian besar karena
faktor terbiasa dengan produk bumbu masak lain (79 responden).
? Dari responden yang pernah mencoba produk bumbu masak PT. Elson
Benardi, sebanyak 61 responden yang merasa tidak puas dengan produk ini
terutama dalam faktor produk yaitu sebanyak 29 responden, padahal hal
tersebut sangat mempengaruhi responden untuk membeli kembali produk
bumbu masak ini.
Universitas Kristen Petra
52
? Menurut konsumen hal yang paling mempengaruhi dalam membeli suatu
produk bumbu masak adalah dilihat dari faktor produknya yaitu sebanyak 220
responden dari total 500 responden.
Dari hasil analisa kuisioner di atas dapat disimpulkan bahwa
sebenarnya produk bumbu masak PT. Elson Bernardi memiliki peluang yang
cukup besar dalam memiliki pasar karena hampir seluruh masyarakat Surabaya
saat ini pada umumnya adalah pengguna bumbu masak, apalagi responden yang
mengetahui produk bumbu masak tersebut lebih dari 50% jadi sebenarnya
promosi dari perusahaan sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah
responden yang mengetahui produk ini dari promosi dan promosi bukanlah alasan
mereka tidak mencoba bumbu masak tersebut. Penyebab dari sedikitnya pengguna
bumbu masak ini adalah (pengguna bumbu masak PT. Elson Bernardi hanya
sekitar 30% dari total responden) karena responden telah terbiasa dengan produk
bumbu masak lain.
Dari pengguna bumbu masak PT. Elson Bernardi ini, sayangnya
hampir separuh bagian merasa kurang puas dengan produk ini terutama tidak puas
dengan produknya dan hal ini tentu sangat berpengaruh bagi konsumen. Karena
dengan demikian konsumen akan berpikir kembali jika ingin membeli produk ini
di kemudian hari. Oleh karena itu pada Tugas Akhir ini perbaikan yang akan
dilakukan dalam meningkatkan minat masyarakat terhadap produk bumbu masak
PT. Elson Bernardi adalah perbaikan pada produk bumbu masak itu sendiri.
Selain itu dari hasil analisa perilaku konsumen diketahui bahwa faktor yang paling
mempengaruhi dan menjadi pertimbangan sebagian besar responden dalam
membeli dan mengkonsumsi produk bumbu masak adalah faktor produk.
Oleh karena itu digunakan metode QFD untuk memperbaiki produk
dari bumbu masak PT. Elson Bernardi.
5.2. Analisa QFD untuk Produk Pelezat Serbaguna Umami
Dari hasil kuisioner QFD diperoleh tingkat kepentingan dan evaluasi
kompetitif sebagai berikut:
Universitas Kristen Petra
53
Tabel 5.1. Daftar Voice of Customer, Tingkat Kepentingan dan EvaluasiKompetitif yang Telah Diurutkan
No Voice of Customer TingkatKepentingan
EvaluasiKompetitif
1. Ukuran kemasan 4.187 1.69
2. Banyaknya pemakaian 4.113 2.30
3. Informasai nilai gizi 3.813 1.77
4. Bentuk kemasan 3.633 2.25
5. Kadar bahan pengawet 3.57 2.19
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ukuran kemasan merupakan hal
terpenting bagi konsumen. Tetapi setelah dilakukan benchmarking, sayangnya
ukuran kemasan produk pelezat serbaguna Umami ini masih kurang dapat
bersaing jika dibandingkan dengan produk kompetitor. Sampai saat ini PT. Elson
Bernardi hanya menyediakan 1 pilihan ukuran untuk produk pelezat serbaguna
Umami yaitu ukuran 140 ml padahal kompetitor-kompetitor lain berlomba-lomba
memenuhi dan memuaskan harapan serta kebutuhan konsumen dengan
menyediakan produk dalam berbagai ukuran khususnya untuk ukuran yang lebih
ekonomis. Hal inilah yang mungkin dirasa kurang bersaing oleh konsumen pada
produk pelezat Umami jika dibandingkan dengan produk kompetitor.
Selain itu dalam hal informasi pada label untuk produk pelezat
serbaguna ini dirasa masih kurang oleh konsumen jika dibandingkan dengan
produk kompetitor yaitu pada informasi nilai gizi, padahal informasi ini juga
dianggap cukup penting oleh konsumen, karena pada umumnya konsumen saat ini
mulai sadar dan memperhatikan kesehatan khususnya kesehatan pada makanan.
Oleh karena itu konsumen mengharapkan adanya informasi nilai gizi yang jelas
dari produk ini.
Sedangkan untuk variabel banyaknya pemakaian, bentuk kemasan dan
kadar bahan pengawet, konsumen menilai produk pelezat serbaguna Umami ini
kurang lebih sama dengan produk kompetitor lain. Dilihat dari angka
kepentingannya sebenarnya variabel-variabel tersebut juga dianggap cukup
penting oleh konsumen khususnya untuk variabel banyaknya pemakaian.
Konsumen menginginkan produk dengan jumlah pemakaian sedikit
Universitas Kristen Petra
54
(pemakaiannya hemat), tetapi setelah dilakukan benchmarking ternyata produk
pelezat Umami ini dianggap konsumen telah cukup bersaing dengan produk lain.
Tetapi hal ini tidak boleh menjadikan perusahaan puas dan tidak mengembangkan
produknya. Perusahaan tetap harus terus mengembangkan produknya untuk lebih
memuaskan kebutuhan konsumen, demikian juga untuk variabel bentuk kemasan
dan kandungan pengawet.
Dari hasil analisa di atas kemudian dilakukan pembuatan House of
Quality hingga menghasilkan usulan perbaikan. Usulan perbaikan ini diperoleh
setelah dilakukan koordinasi dengan perusahaan untuk mengetahui respon teknis
yang dapat dilakukan perusahaan. Respon teknis ini kemudian dijabarkan dan
diolah hingga diperoleh prioritas langkah-langkah perbaikan yang harus
dijalankan melalui perhitungan bobot kolom. Tetapi dalam menentukan prioritas
ini dilakukan koordinasi dengan perusahaan, karena hanya perusahaanlah yang
dapat memutuskan langkah-langkah perbaikan apa yang harus diprioritaskan
terlebih dahulu. Dalam hal ini untuk produk pelezat serbaguna Umami,
perusahaan melakukan perbaikan terhadap ukuran kemasan terlebih dahulu yaitu
dengan menambahkan alternatif ukuran yaitu ±200ml, ±100ml, dan bentuk sachet
setelah itu baru dilakukan perbaikan untuk penampilan fisik dari produk ini.
Untuk komposisi bahan dan rasa produk (banyaknya pemakaian) yang
berdasarkan hasil evaluasi kompetitif telah cukup baik tidak diprioritaskan oleh
perusahaan.
Pada gambar 5.1. dapat dilihat desain label usulan untuk produk
pelezat serbaguna Umami. Desain label ini disesuaikan dengan harapan konsumen
akan adanya informasi nilai yang jelas. Dengan demikian untuk desain label
usulan ini kami hanya menambahkan informasi nilai gizi tanpa mengubah
tampilan awal dari desain label sebelumnya. Selain itu ada sedikit perubahan pada
ukuran label dan peletakkan informasi pada label. Peletakkan informasi pada label
disesuaikan dengan ukuran label dimana ukuran label yang ada disesuaikan
dengan ukuran kemasan produk.
Universitas Kristen Petra
55
Gambar 5.1. Label Kemasan Pelezat Serbaguna Umami
Sedangkan pada gambar 5.2. merupakan desain label usulan tampak
depan dan belakang untuk produk jenis sachet. Usulan ini dibuat berdasarkan
harapan konsumen akan adanya kemasan ekonomis untuk produk pelezat
serbaguna Umami.
Gambar 5.2. Label Kemasan Sachet Pelezat Serbaguna Umami
5.3. Analisa QFD untuk Produk Saos Tiram Wei Wang/Masyhur
Di bawah ini adalah tabel perbandingan antara tingkat kepentingan dan
evaluasi kompetitif yang diperoleh dari kuisioner, yaitu:
Universitas Kristen Petra
56
Tabel 5.2. Daftar Voice of Ccustomer, Tingkat Kepentingan dan EvaluasiKompetitif yang Telah Diurutkan
No Voice of Customer TingkatKepentingan
EvaluasiKompetitif
1. Ukuran kemasan 4.38 1.46
2. Kemudahan penggunaan kemasan 4.288 1.46
3. Banyaknya pemakaian 4.184 2.40
4. Banyaknya kandungan MSG 4.016 2.22
5. Banyaknya kandungan pengawet 4.004 2.21
6. Saran penyajian 4.004 1.74
7. Bahan kemasan 3.952 1.48
Dari tabel di atas diketahui bahwa ukuran kemasan kembali menjadi
hal yang terpenting bagi konsumen untuk produk saos tiram Wei Wang/Masyhur
dan dari hasil evaluasi kompetitif ternyata konsumen menganggap ukuran
kemasan produk ini kurang bagus jika dibandingkan dengan kompetitor lain.
Sama halnya dengan produk pelezat serbaguna Umami, rendahnya penilaian
konsumen terhadap produk saos tiram ini disebabkan karena hingga saat ini
produk saos tiram Wei Wang/Masyhur ini hanya tersedia dalam 1 ukuran yaitu
240 gr, sedangkan konsumen menginginkan adanya ukuran yang lebih ekonomis.
Demikian juga untuk variabel kemudahan penggunaan kemasan yang
dianggap penting oleh konsumen juga kurang memuaskan jika dibandingkan
produk kompetitor. Yang dimaksud kemudahan penggunaan kemasan dalam hal
ini adalah kemudahan dalam membuka tutup produk ini, karena hingga saat ini
produk saos tiram Wei Wang/Masyhur ini masih menggunakan kempyeng untuk
tutupnya. Hal inilah yang dianggap konsumen kurang jika dibandingkan
kompetitor lain, karena saat ini pada umumnya masyarakat menyukai hal-hal yang
praktis dan instan. Oleh karena itu konsumen menganggap hal tersebut penting
dan berharap agar kebutuhan mereka tersebut dapat terpenuhi.
Untuk variabel saran penyajian, konsumen menganggap variabel ini
cukup penting karena saos tiram ini merupakan bumbu masak tambahan
khususnya untuk masakan asia sehingga sebagian konsumen merasa bahwa perlu
adanya saran penyajian sebagai informasi penggunaan bagi mereka yang kurang
Universitas Kristen Petra
57
paham dengan penggunaan saos tiram ini, tetapi sayangnya pada saos tiram Wei
Wang/Masyhur ini masih belum terdapat saran penyajian tersebut. Oleh karena itu
konsumen menilai produk saos tiram Wei Wang/Masyhur masih kurang jika
dibandingkan dengan kompetitor yang bahkan menyediakan resep untuk
konsumen. Sedangkan untuk bahan kemasan, variabel ini dianggap cukup penting
bagi konsumen karena sebagain besar konsumen merasa kurang nyaman dengan
bahan kemasan produk saos tiram Wei Wang/Masyhur saat ini yang terbuat dari
kaca dan mudah pecah padahal saat ini kompetitor telah memproduksi saos tiram
dalam kemasan plastik. Hal inilah yang mengakibatkan konsumen merasa produk
saos tiram Wei Wang/Masyhur kurang bersaing jika dibandingkan dengan
kompetitor. Untuk variabel banyaknya pemakaian, banyaknya kandungan MSG,
dan banyaknya kandungan pengawet memang cukup penting bagi konsumen,
tetapi ketiga variabel ini dianggap oleh konsumen sudah sama baiknya dengan
kompetitor lain.
Dari analisa yang ada, maka dilakukan pembuatan House of Quality
yaitu mengolah voice of customer untuk mengetahui respon teknis apa yang dapat
dilakukan oleh perusahaan dalam usaha memenuhi keinginan dan harapan dari
konsumen. Respon teknis ini didapatkan setelah dilakukan koordinasi dengan
perusahaan, kemudian respon teknis ini dijabarkan lebih lanjut pada matrik ke II
dan matrik ke III House of Quality sehingga didapatkan langkah-langkah apa saja
yang harus diprioritaskan oleh perusahaan dalam melakukan perbaikan produk
saos tiram Wei Wang/Masyhur. Langkah-langkah perbaikan apa yang harus
diutamakan oleh perusahaan ini didasarkan pada hasil perhitungan bobot kolom
pada House of Quality. Tetapi dalam menentukan prioritas ini dilakukan
koordinasi bersama perusahaan dengan evaluasi kompetitif sebagai bahan
pertimbangan untuk memutuskan langkah-langkah perbaikan apa yang harus
diprioritaskan terlebih dahulu. Dalam hal ini untuk produk saos tiram Wei
Wang/Masyhur, perusahaan melakukan perbaikan terhadap ukuran kemasan
terlebih dahulu yaitu dengan menambahkan alternatif ukuran yaitu ±200ml,
±100ml, dan bentuk sachet setelah itu baru dilakukan perbaikan untuk penampilan
fisik dari produk ini terutama untuk bahan kemasan, kemudahan penggunaan
kemasan (kemudahan membuka tutup), dan pencantuman saran penyajian pada
Universitas Kristen Petra
58
label. Sedangkan untuk komposisi bahan dan rasa produk (banyaknya pemakaian)
berdasarkan hasil evaluasi kompetitif telah cukup baik tidak diprioritaskan oleh
perusahaan.
Pada gambar 5.3. dan 5.4. merupakan usulan desain label bagi produk
saos tiram Wei Wang/Masyhur. Pada label usulan tidak ada perubahan tampilan,
tetapi hanya menambahkan saran penyajian. Hal ini sesuai dengan harapan
konsumen dimana konsumen menginginkan label dengan informasi tambahan
saran penyajian. Peletakan informasi pada label juga mengalami perubahan, hal
ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan ukuran label dimana ukuran label
ini juga disesuaikan dengan ukuran botol yang ada.
Gambar 5.3. Label Kemasan Saos Tiram Wei Wang
Gambar 5.4. Label Kemasan Saos Tiram Masyhur
Universitas Kristen Petra
59
Sedangkan mengenai harapan konsumen yang menginginkan adanya
ukuran ekonomis pada produk saos tiram Wei Wang/Masyhur ini, maka diusulkan
produk dalam ukuran sachet dimana tampilan label usulannya dapat dilihat pada
gambar 5.5. untuk saos tiram Wei Wang dan 5.6. untuk saos tiram Masyhur.
Gambar 5.5. Label Kemasan Sachet Saos Tiram Wei Wang
Gambar 5.6. Label Kemasan Sachet Saos Tiram Masyhur
Universitas Kristen Petra
60
5.4. Analisa QFD untuk Produk Chicken/Beef Stock Wei Wang
Dari hasil kuisioner diperoleh tingkat kepentingan dan evaluasi
kompetitif sebagai berikut:
Tabel 5.3. Daftar Voice of Customer, Tingkat Kepentingan dan EvaluasiKompetitif yang Telah Diurutkan
No Voice of Customer TingkatKepentingan
EvaluasiKompetitif
1. Ukuran kemasan 4.413 1.602. Kemudahan penggunaan kemasan 4.35 1.453. Kepekatan rasa kaldu 4.204 2.444. Saran penyajian 4.054 1.675. Banyaknya kandungan MSG 3.908 2.336. Banyaknya kandungan pengawet 3.879 2.217. Bahan kemasan 3.75 1.688. Bentuk produk 3.738 1.53
Dari tabel di atas diketahui bahwa ukuran kemasan kembali menjadi
hal yeng terpenting bagi konsumen produk bumbu masak chicken/beef stock Wei
Wang dan konsumen kembali menilai ukuran kemasan ini masih kurang jika
dibandingkan dengan kompetitor karena hingga saat ini hanya terdapat satu
pilihan ukuran untuk produk chicken/beef stock Wei Wang yaitu ukuran 265 gr.
Untuk kemudahan penggunaan kemasan sama dengan produk saos
tiram Wei Wang/Masyhur yang dinilai konsumen masih kurang jika dibandingkan
dengan kompetitor lain dalam hal kemudahan membuka tutup dan harapan
konsumen adalah desain tutup yang mudah dibuka dan praktis.
Untuk variabel saran penyajian dan bahan kemasan sama dengan
produk saos tiram Wei Wang/ Masyhur, dimana variabel ini juga dianggap cukup
penting oleh konsumen dan kurang bersaing jika dibandingkan dengan produk
kompetitor. Konsumen menginginkan bahan kemasan yang tidak mudah pecah
dan pencantuman saran penyajian agar konsumen dapat lebih memahami
penggunaan dari produk ini. Dan untuk bentuk produk, konsumen menginginkan
produk ini dalam bentuk bubuk ataupun blok sebagai alternatif lain selain bentuk
cair. Hal ini dinilai konsumen cukup penting karena konsumen beranggapan
bahwa bentuk produk bubuk dan blok merupakan bentuk produk yang paling
praktis selain karena ukurannya yang kecil, produk dalam bentuk ini juga mudah
Universitas Kristen Petra
61
disimpan. Sayangnya hingga saat ini perusahaan belum mengeluarkan produk
kaldu dalam bentuk bubuk ataupun blok. Oleh karena itu konsumen menilai
produk chicken/beef stock Wei Wang ini masih kurang bersaing dengan
kompetitor lain.
Untuk variabel kepekatan rasa kaldu, banyaknya kandungan pengawet,
dan banyaknya kandungan MSG juga dianggap cukup penting oleh konsumen,
tetapi menurut konsumen variabel-variabel tersebut sudah cukup bersaing dengan
produk kompetitor.
Dari penjelasan di atas maka langkah selanjutnya adalah pembuatan
House of Quality agar menghasilkan usulan-usulan yang sesuai dengan harapan
dan keinginan konsumen. Prioritas-prioritas perbaikan yang harus dilakukan
terlebih dahulu oleh perusahaan didapat dari perhitungan bobot kolom pada
respon teknis yang ada. Kemudian respon teknis tersebut juga dijabarkan dan
diolah agar didapat prioritas langkah-langkah apa saja yang dilakukan. Tetapi
dalam menentukan prioritas ini dilakukan koordinasi dengan perusahaan dengan
menggunakan evaluasi kompetitif sebagai bahan pertimbangan. Dengan demikian
perusahaan dapat memutuskan langkah-langkah perbaikan apa yang harus
diprioritaskan terlebih dahulu. Dalam hal ini sama dengan produk saos tiram Wei
Wang/Masyhur, untuk produk chicken/beef stock ini perusahaan melakukan
perbaikan terhadap ukuran kemasan terlebih dahulu yaitu dengan menambahkan
alternatif ukuran yaitu ±200ml, ±100ml, dan bentuk sachet. Setelah itu baru
dilakukan perbaikan untuk penampilan fisik dari produk ini terutama untuk bahan
kemasan, kemudahan penggunaan kemasan (kemudahan membuka tutup), dan
pencantuman saran penyajian pada label.
Untuk alternatif bentuk produk yaitu dengan menambah bentuk produk
dalam bubuk atau blok perlu pertimbangan-pertimbangan lebih lanjut dari
perusahaan, karena dalam untuk memproduksi kaldu dalam bentuk bubuk atau
blok diperlukan penambahan mesin dan tenaga kerja, sehingga perusahaan
memerlukan pertimbangan yang benar-benar matang. Untuk komposisi bahan dan
rasa produk (banyaknya pemakaian) berdasarkan hasil evaluasi kompetitif telah
cukup baik tidak diprioritaskan oleh perusahaan.
Universitas Kristen Petra
62
Pada gambar 5.5. merupakan label dari produk Chicken/Beef Stock
Wei Wang yang diusulkan untuk memenuhi harapan konsumen yaitu dengan
menambahkan informasi saran penyajian. Label usulan ini sama seperti label
usulan produk bumbu masak PT. Elson Bernardi lainnya yaitu tidak merubah
tampilan luar hanya ada sedikit perubahan pada peletakan informasinya juga
perubahan ukuran label akibat dari penyesuaian terhadap ukuran botol itu sendiri.
Gambar 5.7. Label Kemasan Chicken/Beef Stock Wei Wang
Pada gambar 5.6 dapat dilihat usulan pembuatan label untuk kemasan
sachet. Hal ini dilakukan karena adanya harapan dan keinginan konsumen akan
adanya ukuran ekonomis untuk produk Chicken/Beef Stock Wei Wang.
Gambar 5.8. Label Kemasan Sachet Chicken/Beef Stock Wei Wang
Universitas Kristen Petra
63
5.5. Analisa Kemasan dengan AHPUntuk menentukan usulan perbaikan desain kemasan, maka
dibandingkan langsung beberapa desain kemasan dari supplier. Desain kemasan
ini dibuat untuk semua produk bumbu masak PT. Elson Bernardi, dengan
pertimbangan biaya dan minimum order yang telah dikoordinasikan dengan
perusahaan. Perbandingan kemasan ini dilakukan dengan memperhatikan
beberapa kriteria baik dari faktor subjektif maupun faktor objektif dari kemasan,
seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini:
PEMILIHAN BOTOL
Alternatif ukuran
Kemudahan perakitan
Berat botol
Model tutup
Model kemasan
Lama pesanHarga Min order Volume isi
Botol CBotol BBotol A
Gambar 5.9. Hierarki Pemilihan Jenis Botol
Setelah dilakukan pembuatan hierarki, kemudian dilakukan
perbandingan antar kriteria tersebut untuk menentukan kemasan mana yang
terbaik yang seharusnya digunakan oleh perusahaan. Di bawah ini merupakan
beberapa alternatif desain kemasan dari supplier sebagai bahan pertimbangan
dengan kriteria sebagai berikut:
Universitas Kristen Petra
64
Tabel 5.4. Alternatif Desain Kemasan
Botol A Botol B Botol CHarga Rp 360,- ++/btl Rp 70 juta + biaya
produksi = Rp 360,-++/btl
Rp 400 juta + biayaproduksi = Rp 360,-++/btl
Minimal order 100 30 ribu 30 ribuLamapemesanan
Ready stock 1,5 bulan 1,5 bulan
Modelkemasan
Standar Sesuai permintaan Sesuai permintaan
Model tutup Kerucut Flip top dengan ulir +aluminium foil
Flip top + aluminiumfoil
Alternatifukuran
2 (275 ml dan140 ml)
Sesuai permintaan Sesuai permintaan
Volume/beratbotol
13 dan 17 gram 13 dan 17 gram 13 dan 17 gram
Kemudahanperakitan
Mesin baru Manual Dapat menggunakanmesin yang ada
Volume isi 275 ml dan 140ml
Sesuai permintaan Sesuai permintaan
Berdasarkan pertimbangan kriteria di atas dilakukan pengambilan
keputusan untuk menentukan jenis kemasan yang akan digunakan dengan
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Untuk pengolahan
metode AHP ini digunakan software Expert Choice.
Pengolahan tersebut dilakukan dengan koordinasi dari perusahaan
terutama untuk departemen produksi, R&D, dan marketing sebagai decision
maker pada penentuan jenis kemasan tersebut. Keterlibatan departemen ini
sebagai decision maker disebabkan karena departemen-departemen tersebut
langsung terlibat dengan produk bumbu masak PT. Elson Bernardi. Hasil
kuisioner AHP ini dapat dilihat pada lampiran 21-23.
Setelah dilakukan pengolahan dengan software Expert Choice
diketahui bahwa hasil kuisioner yang dilakukan oleh decision makers cukup
konsisten (= 0.1), sehingga diperoleh hasil bahwa jenis kemasan yang terbaik
adalah dengan menggunakan botol B dengan desain sesuai permintaan, tutup flip
top dengan ulir dan aluminium foil, harga yang cukup terjangkau, dengan pilihan
alternatif ukuran yang sesuai. Hasil output dari software Expert Choice ini dapat
dilihat pada lampiran 24.