bab ii kajian pustaka a. sumber pustaka · permainan masak-masakan kini jauh lebih modern....
TRANSCRIPT
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sumber Pustaka
1. Rujukan (konsep sejenis)
Bermain adalah salah satu kegiatan yang sangat menyenangkan dan sering
dilakukan oleh anak-anak. Kegiatan bermain sangat penting bagi anak-anak,
karena bermain membantu anak mengembangkan imajinasi, mengasah kreatifitas
dan membantu anak untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Menurut Moeslichatoen (1999:32) bermain sangat menyenangkan bagi
semua orang. Banyak para ahli menyatakan bahwa bermain sangat berpengaruh
terhadap kehidupan manusia. Bermain akan memuaskan tuntutan kebutuhan
perkembangan motorik, kognitif / kreativitas, bahasa, sosial, nilai-nilai dan sikap
hidup.
“Bigot dalam Sukintaka (1992:5) berpendapat bahwa bermain yang bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan material bukan bermain yang sesungguhnya.
Dalam bermain terdapat kebebasan, pengharapan dan juga kesenangan.
Selain itu akan melatih diri untuk mengatasi kesukaran-kesukaran sehingga
dengan demikian berarti anak dapat mengembangkan kegiatan, baik
jasmaniah maupun rokhaniah. Bermain yang dilakukan dengan sungguh-
sungguh akan mempengaruhi anak dalam mengembangkan kepribadiannya.
Suasana bermain akan lebih terasa bila anak melakukan permainan bersama-
sama yaitu setiap permainan merasa menjadi bagian dari suatu kelompok
yang mempunyai tujuan yang sama.”
Takdiroatun Musfiroh, Cerdas Melalui Bermain. Jakarta: Grasindo, 2006.
Buku ini menyebutkan bahwa sebagian orang menyatakan bermain sama
fungsinya dengan bekerja, tetapi anak memiliki persepsi sendiri mengenai
bermain anak. Menurut Hurlock (1997), bermain adalah kegiatan yang dilakukan
atas dasar suatu kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan
5
tersebut dilakukan secara suka rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar
(Hurlock, 1997).
“Piaget (1976: 220) mengatakan bahwa kegiatan bermain merupakan
latihan untuk mengkonsolidasi berbagai pengetahuan dan
keterampilan kognitif yang baru dikuasai, sehingga dapat berfungsi
secara efektif. Melalui kegiatan bermain, semua proses mental yang
baru dikuasai dapat diinternalisasi oleh anak. Selanjutnya, Vigotsky
(1976: 222) mengemukakan bahwa kegiatan bermain secara langsung
berperan dalam berbagai usaha pengembangan kemampuan kognitif
anak. Semua pendapat para ahli tersebut didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Liberman (1997), bermain aktif yang terjadi di
taman kanak-kanak secara signifikan berhubungan dengan tingginya
skor dalam divergent thinking (kemampuan berfikir berbeda) anak
tersebut. Brunner (1972) mengemukakan bahwa, bermain mendukung
anak melakukan berbagai kegiatan dalam memecahkan berbagai
masalah melalui penemuan. Dengan demikian, bermain memperkuat
kemampuan dan keterampilan anak dalam pemecahan masalah
(Sylvia, Brunner dan Genova, 1972).”
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bermain
dapat membantu mengembangkan kreatifitas dan keterampilan serta kemampuan
bersosialisasi dan berkomunikasi dengan sesama manusia.
a. Bermain Khayal/Bermain Peran
Bermain khayal merupakan suatu kegiatan bermain yang dilakukan anak-
anak dengan cara menirukan peran sebuah karakter yang ia ketahui dan yang biasa
ia lihat di kehidupan sehari-hari. Bermain khayal bisa juga disebut dengan
berakting atau berpura-pura menjadi seseorang.
Mayke S. Tedjasaputra (2001: 57) dalam bukunya mengemukakan bahwa
bermain khayal merupakan salah satu jenis bermain aktif, yang diartikan sebagai
pemberian atribut tertentu terhadap benda, situasi dan anak memerankan tokoh
6
yang ia pilih. Apa yang dilakukan anak tampil dalam tingkah laku yang nyata dan
dapat diamati dan melibatkan penggunaan bahasa.
Mayke S. Tedjasaputra dalam bukunya yang berjudul “Bermain, Mainan
dan Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Dini” juga mengatakan bahwa
kegiatan bermain khayal banyak disukai dan sering dilakukan oleh anak usia
sekitar 2 sampai 7 atau 8 tahun, hal tersebut dapat bersifat produktif atau kreatif
dan bisa juga reproduktif (menirukan kegiatan sehari-hari yang dilihat oleh anak).
Dalam kegiatan bermain khayal anak mempunyai peran penting. Ia dapat
menirukan karakter yang dikaguminya atau ditakutinya baik yang ia temui dalam
kehidupan sehari-hari maupun dari tokoh yang ia tonton di film atau ia baca di
buku bacaan. Aktor atau pemegang peran yang lain adalah mainannya, berbagai
jenis boneka ataupun teman mainnya. Kegiatan bermain khayal lebih bersifat
reproduktif atau merupakan pengulangan dari apa yang dilihat atau dialami anak
dan dilakukan sendirian. Seiring bertambahnya usia, kegiatan bermain khayal
lebih bersifat produktif karena dari segi perkembangan kognisi, anak sudah lebih
mampu mengkreasikan ide-ide yang original dan dengan adanya teman bermain,
anak akan bermain khayal bersama temannya. Bermain khayal akan berkurang
setelah anak memasuki usia sekolah karena kemampuan berpikir lebih realistis
tapi kadang-kadang masih dilakukan terutama kalau teman-temannya juga
berminat terhadap bermain khayal. Manfaat yang bisa diperoleh dari bermain
khayal adalah membantu penyesuaian diri anak. Dengan memerankan tokoh-
tokoh tertentu ia belajar tentang aturan-aturan atau perilaku apa yang bisa diterima
oleh orang lain, baik dalam berperan sebagai ibu, ayah, guru, murid, dan
seterusnya. Anak juga belajar untuk memandang suatu masalah dari kacamata
tokoh-tokoh yang ia perankan sehingga diharapkan dapat membantu pemahaman
sosial pada diri anak. Manfaat lain adalah anak dapat memperoleh kesenangan
dari kegiatan yang dilakukan atas usaha sendiri, belajar menjadi pengikut, dalam
artian mau memerankan tokoh-tokoh tertentu yang ditetapkan oleh teman
mainnya dan tidak hanya memerankan tokoh yang diinginkan oleh anak.
Perkembangan bahasa juga dapat ditingkatkan karena adanya penggunaan bahasa
7
didalam kegiatan bermain ini. mau tidak mau ia akan mendengar informasi baru
dari teman mainnya sehingga perbendaharaan kata makin luas. (Mayke S.
Tedjasaputra, 2001: 57).
b. Boneka
Menurut Wikipedia Indonesia, kata boneka berasal dari bahasa Portugis
yaitu “boneca” yang artinya permainan yang tercipta dalam beberapa bentuk.
Boneka sudah ada sejak jaman Yunani, Romawi, dan Mesir kuno, jadi boneka
termasuk mainan yang paling tua. Pada awalnya boneka dibuat sebagai alat untuk
ritual dan hal-hal yang bersifat gaib, akan tetapi sekarang sudah beralih fungsi
menjadi mainan anak-anak.
Perkembangan boneka dari jaman ke jaman dimulai dari bentuk boneka
yang sangat sederhana yang terbuat dari kayu dan fungsi utama boneka pada saat
itu adalah alat untuk upacara ritual. Semakin berkembangnya jaman, wujud
boneka diperbaiki terus menerus hingga menjadi sempurna seperti boneka-boneka
yang dapat dijumpai sekarang. Pada jaman sekarang boneka banyak terbuat dari
plastik maupun kain yang diisi kapas.
c. Permainan Panggung Boneka
Permainan panggung boneka adalah sebuah jenis permainan yang dilakukan
dengan cara menggerakkan boneka, dan kita sebagai pengisi suaranya agar seolah-
olah yang berbicara adalah boneka. Orang yang menggerakan boneka-boneka
tersebut bersembunyi dibalik kardus, kursi, atau apapun bendanya yang terpenting
orang yang menggerakkan boneka tidak terlihat oleh penonton, jadi yang terlihat
hanya tangan yang menggerakan boneka saja.
Aisyah Fad (2014: 45) dalam bukunya mengatakan bahwa permainan
panggung boneka lebih sering dimainkan anak perempuan. Pemain bisa berganti-
ganti peran, sesuai karakter boneka yang dimainkannya. Semakin banyak boneka
yang dimiliki maka semakin banyak peran yang dimainkan. Akan tetapi, tidak
menutup kemungkinan satu boneka memerankan banyak tokoh. Permainan ini
akan menjadi semakin seru jika pemainnya bertambah banyak. Pengayaan cerita
dan memperbanyak bahan bacaan oleh si anak, membantu anak untuk
8
mengembangkan cerita dan akan lebih memfokuskan karakternya. Sebaiknya anak
juga memainkan boneka berdasarkan picture book, sehingga ada perpaduan antara
imajinasi dan kemampuan aplikasi bacaan. (Aisyah Fad, 2014: 45).
Gambar 2.1 Panggung Boneka
Sumber: http://little1academymatarammedan.blogspot.com/
21/07/2015 14.43 WIB
d. Permainan Masak-masakan
Permainan pasaran dimainkan oleh anak perempuan, yang disebut juga
dengan masak-masakan. Dalam permainan ini ada yang menjadi ibu, anak, dan
tamu. Permainan ini persis seperti kehidupan sehari-hari. Bahan-bahan yang
dipakai berupa tumbuhan yang tumbuh di alam sekitar. Salah satu daun yang
dipakai pada umumnya daun mangkuk, ditumbuk dan diperas sebagai minyak
goreng. Bunga sepatu ditumbuk dan diperas dianggap sebagai sirup. Benalu tali
putri sebagai mi dan tumbukan batu bata menjadi sambal. Dibandingkan dulu,
permainan masak-masakan kini jauh lebih modern. Peralatan mainan masak-
masakan anak modern sudah banyak tersedia, seperti kompor, wajan, dan benda
lainnya. Begitu juga permainan pasaran/masak-masakan secara virtual sudah
diwujudkan dalam Sandwich Store, Hellokitty Cafe, Cooking Master, dan lain-
lain. Permainan masak-masakan dapat membantu anak mengenal flora.
Pengembangan bisa dilakukan dengan memperbanyak flora yang digunakan untuk
9
memasak. Misalnya tumbukan daun bunga melati untuk parfum. (Aisyah Fad,
2014: 22).
Gambar 2.2 Permainan Masak-masakan
Sumber: https://cerya07.wordpress.com/category/cerita-sore/page/2/
21/07/2015 14.36 WIB
Gambar 2.3 Mainan Masak-masakan
Sumber: http://pelangimainan.com/blog/mainan-masak-masakan/
21/07/2015 14.20 WIB
10
Gambar 2.4 Permainan Tradisional Anjang-anjangan
Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1527/permainan-anjang-
anjangan
21/07/2015 14.08 WIB
e. Permainan Sekolah-sekolahan
Sekolah-sekolahan mempunyai arti berpura-pura berada di sekolah. Pemain
memilih satu orang diantara mereka untuk menjadi guru. Sementara yang tidak
terpilih menjadi guru berpura-pura menjadi murid. Semua anak yang menjadi
murid duduk manis berjajar berhadapan dengan guru. Kemudian guru tersebut
memberi sapaan di sekolah. Murid bertanya dan guru menjawab layaknya di
sekolah. (Aisyah Fad, 2014: 42). Terkadang permainan sekolah-sekolahan juga
membutuhkan buku dan pensil untuk pura-pura sedang mencatat pelajaran yang
disampaikan oleh anak yang berperan sebagai guru.
2. Referensi (kajian teoritis seni rupa)
Komponen Karya Seni
a. Subject Matter atau Tema
Tema merupakan gagasan yang hendak dikomunikasikan pencipta karya
seni kepada khalayak. (Nooryan Bahari, 2008: 22). Tema/subject matter yang
dimaksudkan adalah sebagai pokok soal, yaitu ide yang akan dituangkan dalam
suatu karya snei. Tema/subject matter dalam seni merupakan suatu persoalan atau
ide yang akan diungkapkan pada suatu karya, sering kali juga disebut pokok
persoalan atau ide. Dengan kata lain, tema adalah sesuatu yang diungkapkan
dalam suatu karya. (Mikke Susanto, 2011:383).
11
Subject matter dalam karya tugas akhir penulis adalah kebebasan anak-anak
ketika bermain bersama bonekanya. Penulis tertarik untuk membuat tema tentang
permainan anak perempuan bersama boneka dan memvisualisasikannya ke dalam
karya seni lukis.
b. Komposisi
Komposisi adalah suatu realisasi dari suatu aktifitas pencipta dalam
mewujudkan idenya, merupakan suatu bentuk pernyataan yang dapat ditanggapi
oleh penghayat atau penanggapnya. Komposisi ada dua macam, yaitu komposisi
terbuka adalah komposisi dimana dalam suatu bidang atau ruang, unsur-unsur
komposisinya merupakan bagian yang memberi kesan menerus, tersebar, meluas
dari pusat bidang atau ruang komposisi tersebut. Sedangkan yang dimaksud
komposisi tertutup adalah jika unsur-unsur tersebut seakan-akan didalam bagian,
mengumpul, menyempit, sehingga terlihat adanya pengelompokan unsur-unsur itu
kedalam pusat bidang atau ruang komposisi. (Arfial Arsad Hakim,1987: 31).
Penulis menggunakan komposisi terbuka pada karya yang penulis buat,
karena objek yang dimunculkan tata letaknya menyebar sehingga menimbulkan
kesan kebebasan anak saat bermain.
c. Bentuk
Bentuk merupakan sebagai totalitas karya. Bentuk adalah organisasi dari
segenap unsur yang mewujudkan suatu karya seni. Bentuk itu merupakan
kumpulan dari beberapa titik, susunan dari garis, warna, bidang dan ruang yang
merupakan bentuk-bentuk mendasar dalam sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur
tersebut diorganisir, meliputi: balance, ritme, dominan, harmoni, dan lain-lain. (P.
Mulyadi, 1998:29).
Bentuk pada karya penulis berwujud dua dimensi, gabungan antara bidang-
bidang dan warna yang senada.
d. Isi
Isi disebut kualitas yang ada di dalam suatu karya seni. Isi juga dimaksudkan
sebagai final statement, mood (suasana hati) atau pengalaman penghayat, isi
merupakan arti yang esensial daripada bentuk, dan seringkali dinyatakan sebagai
12
bentuk emosi, aktifitas intelektual atau asosiasi yang kita lakukan terhadap suatu
karya seni. Apabila ada suatu usaha untuk menganalisa mengapa bentuk dari suatu
karya menimbulkan emosi dan ekspresi terhadap kita, atau menstimulasi aktifitas
intelektual penghayatnya, sebenarnya kita sedang berhadapan dengan isi atau arti.
(P. Mulyadi, 1998:16-17).
Dalam karya tugas akhir ini, isi bagi penulis merupakan kenangan tentang
pengalaman-pengalaman di waktu kecil ketika bermain bersama boneka-
bonekanya, dan disitu hanya terdapat keceriaan.
e. Distorsi
Distorsi adalah perubahan bentuk, penyimpangan, atau keadaan yang
dibengkokkan. Dalam fotografi disebut pemiuhan. Dibutuhkan dalam berkarya
seni, karena merupakan salah satu cara untuk mencoba menggali kemungkinan
lain pada suatu bentuk/figur (Mikke Susanto, 2011: 107).
Karya lukis yang penulis buat mengalami perubahan bentuk pada manusia
yang penulis buat. Perubahan bentuk yang penulis buat seperti bentuk anggota
tubuh yang dibuat tidak wajar, seperti bentuk mata yang dibuat hanya dengan satu
titik.
f. Deformasi
Deformasi adalah mengubah atau memisah-misahkan bagian bentuk tetapi
tidak meninggalkan kesatuan dan keselaran (Popo Iskandar,2000:14).
Deformasi pada karya yang penulis buat meliputi penggambaran objek
utama seorang anak dengan mainan dan barang-barang yang ada di dalam rumah
yang ditempatkan secara tidak teratur. Hal tersebut menggambarkan kebebasan
dan keceriaan ketika seorang anak sedang bermain.
g. Ornamen
Ornamen adalah hiasan yang dibuat dengan digambar, dipahat, maupun
dicetak, untuk mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda atau
karya seni. Ornamen seringkali dihubungkan dengan berbagai corak dan ragam
hias yang ada (Mikke Susanto, 2012:284).
13
Pemberian ornamen pada karya lukis yang penulis buat meliputi ornamen-
ornamen yang terdapat pada karpet, baju, tirai dan sebagainya. Ornamen yang
penulis terapkan berbentuk floral, motif bergaris dan sejenisnya.
h. Elemen Seni Rupa
1. Garis
Perpaduan sejumlah titik-titik yang sejajar dan sama besar. Garis
memiliki dimensi memanjang juga punya arah, bisa panjang, pendek, halus,
tebal, berombak melengkung, serta lurus. Hal inilah yang menjadi ukuran
garis. Garis memiliki ukuran yang bersifat nisbi, yakni ukuran yang panjang-
pendek, tinggi-rendah, besar-kecil, tebal-tipis. Sedangkan arah garis ada tiga:
horizontal, vertikal, diagonal, meskipun garis bisa melengkung, bergerigi
maupun acak (Mikke Susanto, 2011: 148).
Garis dimulai dari sebuah titik, merupakan jejak yang ditimbulkan oleh
titik-titik yang berhimpit. Goresan atau sapuan yang sempit dan panjang
sehingga membentuk seperti benang atau pita. Wujud suatu garis terdiri dari
garis aktual/nyata dan garis ilusif/semu (Arfial Arsad, 1987: 42).
Garis semu merupakan garis batas suatu benda, batas warna, dan batas
ruang. Kehadiran garis ini tidak bersifat nyata, tetapi hanya sebatas semu dan
ilusi. Garis semu terjadi karena pengulangan unsur (Sadjiman Ebdi Sanyoto,
2010: 92).
Penulis menggunakan tiga jenis garis untuk menghasilkan visual yang
diinginkan. Garis nyata akan digunakan untuk membuat dekorasi pada objek,
garis semu muncul karena adanya batasan antara bidang dan warna, dan garis
ekspresif yang dimunculkan secara spontan. Garis yang ada pada karya
penulis adalah garis lengkung dan garis lurus digunakan untuk membuat
dekorasi pada objek yang akan dibuat.
2. Bidang (Shape)
Bidang (shape) adalah suatu bentuk yang sekelilingnya dibatasi oleh
garis. Secara umum garis dikenal dalam dua jenis, bidang yaitu bidang
geometris dan organis. Bidang geometris seperti lingkaran atau bulatan, segi
14
empat, segi tiga dan segi-segi lainnya, sementara bidang organis dengan
bentuk bebas yang terdiri dari aneka macam bentuk yang tidak terbatas
(Nooryan Bahari, 2008:100).
Pada hakikatnya, suatu bentuk dua dimensional yang diikat atau dibatasi
oleh contour (garis pinggir/batas; garis formal maupun garis ilusif), adalah
shape. Dengan perkataan lain, ada yang mengartikan shape adalah contour itu
sendiri (Arfial Asrad Hakim, 1987: 63).
Macam-macam bentuk bidang meliputi bidang geometri dan non
geometri. Bidang geometri yaitu bidang teratur yang dibentuk secara
matematika, yang meliputi segitiga, segiempat, segilima, segienam, lingkaran
dan sebagainya. Sedangkan bidang non geometri adalah bidang yang dibentuk
secara bebas. Bidang non geometri dapat berbentuk bidang organik, bidang
bersudut bebas, bidang gabungan, dan bidang maya, serta bentuk yang tidak
terbatas (Sadjiman Ebdi Sunyoto, 2010: 104).
Pada karya penulis yang sering dimunculkan adalah bidang geometris
dan bidang non geometris. Dikarenakan karya lukis yang penulis buat
memunculkan bentuk-bentuk benda yang ada disekitar ruangan.
3. Warna
Warna adalah gelombang cahaya dengan frekuensi yang dapat
mempengaruhi penglihatan kita. Warna memiliki tiga dimensi dasar yaitu hue,
nilai (Value), dan intensitas (Intensity). Hue adalah gelombang khusus dalam
spektrum dan warna tertentu. Misalnya, spektrum warna merah disebut hue
merah, nilai (Value) adalah nuansa yang terdapat pada warna, seperti nuansa
cerah atau gelap, sedangkan intensitas adalah kemurnian dari hue warna.
(Nooryan Bahari, 2008:100).
Warna yang digunakan penulis adalah gradasi warna terang ke warna
gelap, penulis juga menggunakan warna-warna cerah dan berkesan ceria
seperti kuning, merah, hijau, dan biru yang menggambarkan keceriaan anak
ketika melakukan kegiatan bermain.
15
4. Tekstur
Tekstur adalah sifat permukaan dari suatu benda atau bidang, yang
memberi karakter atas suatu benda atau bidang/permukaan tersebut, apakah
permukaannya halus, sedang atau kasar. Tekstur nyata atau actual/virtual
texture (nyata, sesungguhnya) atau disebut juga tactile texture (dapat diraba,
dirasakan). Tekstur tersebut dapat berupa tekstur alami, maupun tekstur
buatan. Tekstur semu merupakan hasil yang didapatkan terlihat seolah-olah
permukaan itu sangat kasar atau mungkin sangat licin atau seakan-akan terdiri
dari serat-serat dan sebagainya, padahal jika diraba yang dirasakan hanya
kehalusan permukaan kertas atau bidang gambar tersebut (Arfial Arsad
Hakim, 1987: 100).
Tekstur adalah kesan halus dan kasarnya suatu permukaan lukisan atau
gambar, atau perbedaan tinggi rendahnya permukaan suatu lukisan atau
gambar. Tekstur juga merupakan rona visual yang menegaskan karakter suatu
benda yang dilukis atau digambar. Ada dua macam jenis tekstur atau barik.
Pertama adalah tekstur nyata, yaitu nilai permukaannya nyata atau cocok
antara tampak dengan nilai rabanya. Misalnya sebuah lukisan menampakkan
tekstur yang kasar, ketika lukisan tersebut diraba, maka yang dirasakan adalah
rasa kasar sesuai tekstur lukisan tersebut. Sebaliknya kedua, tekstur semu
memberikan kesan kasar karena penguasaan teknik gelap terang pelukisnya,
ketika diraba maka rasa kasarnya tidak kelihatan, atau justru sangat halus.
(Nooryan Bahari, 2008:101).
Tekstur yang digunakan penulis adalah tekstur semu, karena penulis
mengecat lukisan dengan cara gradasi warna. Tekstur ini terbentuk karena
penumpukan warna berkali-kali sehingga menimbulkan kesan seperti dapat
diraba.
i. Prinsip Organisasi Unsur-Unsur Rupa
1. Kesatuan (unity)
Kesatuan atau keutuhan merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa.
Kesatuan dapat juga disebut keutuhan seluruh bagian-bagian atau semua unsur
16
menjadi satu kesatuan. Tanpa adanya satu kesatuan, sebuah karya seni tidak
sempurna atau tidak enak untuk dilihat. Prinsip kesatuan sesungguhnya
"adanya saling hubungan" antar unsur yang disusun di dalam karya seni
(Sadjiman Ebdi Sunyoto, 2009: 213).
Kesatuan dalam karya penulis adalah penggabungan objek anak
perempuan bersama boneka dengan unsur lain seperti penggambaran benda-
benda yang terdapat di sekitar ruangan, penulis juga menampilkan background
pada karya penulis.
2. Keseimbangan (balance)
Persesuaian materi-materi dari ukuran berat dan memberi tekanan pada
stabilitas suatu komposisi karya (Mikke Susanto, 2011: 46). Keseimbangan
merupakan suatu keadaan, semua bagian sebuah karya seni tidak ada yang
lebih dibebani. Sebuah karya seni dikatakan seimbang manakala di semua
bagian pada karya bebannya sama, sehingga pada karya tersebut akan
membawa rasa tenang dan enak dilihat, di dalam keseimbangan ada
keseimbangan simetri (symmetrical balance), keseimbangan memancar (radial
balance), keseimbangan sederajat (obvious balance) (Sadjiman Ebdi Sunyoto,
2009: 237).
Penulis menggunakan keseimbangan simetris, agar karya tersebut
terlihat dinamis, tidak kaku, dan terkesan hidup.
3. Keselarasan (Ritme)
Ritme merupakan gerak pengulangan yang tetap, terus menerus, dan
teratur (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2010: 161).
Ritme (irama) suatu istilah yang dipakai di dalam musik dan puisi.
Dalam seni rupa ritme berarti suatu susunan teratur yang ditimbulkan dari
pengulangan sebuah atau beberapa unsur sehingga menimbulkan gerak karena
pengulangan objek yang satu ke objek yang lainnya. Repetitif yaitu ritme yang
ditimbulkan dari pengulangan unsur-unsur yang sama atau hampir sama.
Alternatif (pergantian) yaitu ritme yang ditimbulkan dari pergantian (selang-
seling) antara unsur-unsur yang bertentangan/kontras. Progresif adalah ritme
17
yang ditimbulkan dari pengulanga suatu elemen dengan perubahan
pembesaran atau pengurangan ukuran (Arfial Arsad Hakim, 1997: 18).
Pada karya yang penulis ciptakan juga menggunakan ritme, yang muncul
dari penggunaan warna, bidang dan garis yang berulang-ulang.
4. Perbandingan (Proportion)
Proporsi berasal dari bahasa Inggris proportion yang artinya
perbandingan. Proporsi dapat diartikan perbandingan atau kesebandingan
dalam suatu objek antara bagian satu dengan bagian lainnya. Proporsi pada
dasarnya menyangkut perbandingan ukuran yang sifatnya sistematis
(Sadjiman Ebdi Sunyoto, 2009: 249).
Penulis menggunakan perbandingan objek lukisan dengan ukuran ruang
dan ukuran karya penulis adalah 100x150cm.
5. Penekanan (Domination)
Dominasi dalam karya seni disebut sebagai keunggulan, keistimewaan,
keunikan, keganjilan, dan kelainan. Dominasi merupakan salah satu prinsip
dasar tata rupa yang harus ada pada karya seni, agar diperoleh karya seni yang
artistik atau memiliki nilai seni. Jadi dominasi bertugas sebagai pusat
perhatian dan daya tarik (Sadjiman Ebdi Sunyoto, 2009: 225).
Setiap bentuk dari suatu bentuk ciptaan hendaknya mendapat perhatian
atau tingkat kekuatan (dominans) yang layak. Bagian tertentu yang
mendominasi di dalam suatu bentuk ciptaan, akan menjadi titik perhatian yang
menonjol. Kelayakan tingkat dominans dari unsur-unsur pendukung suatu
disain akan mencapai harmoni, akhirnya kesatuan hubungan (Arfial Arsad
Hakim, 1987: 19).
Pada karya penulis didominasi dengan bentuk tokoh anak perempuan
dengan boneka, beserta beberapa objek pendukung.
18
B. Referensi Karya
1. Alessandra Placucci
Alessandra adalah seorang seniman yang berasal dari Cesna, Italia. Ia
merupakan seorang pelukis dan ilustrator. Ia sering berpartisipasi dalam berbagai
pameran. Karya-karyanya yang ditandai dengan adanya karakter kecil yang
terkesan bergerak dengan berbagai warna termasuk kupu-kupu, gelembung,
payung dan balon. Dalam setiap karyanya ia selalu memunculkan sosok anak
kecil yang lucu, menggemaskan dan kadang terlihat nakal. Lukisan Alessandra
seringkali menggambarkan isu-isu sosial yang berkaitan dengan anak-anak.
Gambar 2.5
Sulla porta di casa
Alessandra Placucci
Oil on canvas
Sumber: www.aplacucci.it 00:56 27/02/2015
Karya Alessandra Placucci yang berjudul “Sulla porta di casa”
menggambarkan sekumpulan anak-anak yang sedang asyik bermain di halaman
depan rumah, mereka asyik dengan mainan yang mereka punyai. Ada yang
sedang memainkan boneka-bonekanya, bermain kuda, bermain kelereng, dan ada
19
pula yang sedang bermain mainan kereta api. Suasana yang tampak pada saat itu
sangat riang dan ramai sekali, hal tersebut terpancar dari penggambaran ekspresi
anak-anak yang sedang bermain tersebut.
Gambar 2.6
La nana
Alessandra Placucci
Oil on canvas
Sumber: www.aplacucci.it 00:53 27/02/2015
Karya Alessandra Placucci yang berjudu “la nana” menggambarkan tiga
anak yang sedang tertidur pulas di atas kasur yang besar dengan selimut yang
hangat dan ditemani boneka. Kegiatan tidur bersama atau biasa disebut nginep
sangat sering dilakukan oleh anak-anak, mereka akan melakukan hal tersebut pada
saat libur sekolah. Tidur bersama-sama sahabat merupakan kegiatan yang sangat
menyenangkan bagi anak-anak.
20
Gambar 2.7
La nuova bambola
Alessandra Placucci
Oil on canvas
Sumber: www.aplacucci.it 00:51 27/02/2015
Karya Alessandra Placucci yang berjudul “La nuova bambola”
menggambarkan seorang anak yang duduk di atas bangku berwarna merah dan
terlihat sedang memangku boneka kesayangannya. Keseluruhan background
hingga motif pada baju yang dikenakan anak tersebut merupakan motif floral, hal
tersebut menjadikan karya Alessandra Placucci terlihat senada dengan pewarnaan
yang juga serasi.
Beberapa hal yang menarik dari karya-karya Alessandra Placucci tersebut
adalah penggambaran tokoh anak-anak yang sebagian besar digambarkan dengan
tubuh berisi atau gemuk dan juga setiap anak memiliki mainan kesayangannya.
Penulis juga tertarik dengan pewarnaan yang senada dan dibuat sangat berwarna
warni yang menggambarkan keceriaan anak-anak,
21
2. Ada Breedveld
Ada Breedveld adalah seniman lukis asal Belanda yang lahir di Dordrecht
tahun 1944. Ada selalu bereksperimen dengan warna, bahan, dan tema yang
berbeda. Bersama-sama dengan seniman lain, yang memiliki kegemaran dalam
aliran seni surealisme dan realisme magis, ia melakukan perjalanan ke Spanyol,
Jerman dan Perancis dalam rangka untuk mengunjungi museum utama di Berlin,
Paris, Madrid dan Barcelona. Hal ini juga memberinya kesempatan untuk
berbicara dengan seniman dan mengunjungi galeri baru. Dia menemukan inspirasi
gambar dan lukisan yang berwarna-warni. Dia mendapat inspirasi dari banyak
perjalanan asing dan pertemuan dengan penulis, penyair dan seniman grafis. Ada
terinspirasi oleh seniman seperti: Marcel Duchamp, Paul Klee, Salvador Dali dan
Félecien merampas.
Gambar 2.8
High Tea
Ada Breedveld
2015
Sumber: https://adabreedveld.nl/en/works 13:47 26/06/2016
Karya Ada Breedveld yang berjudul “high tea” memperlihatkan seorang
wanita gemuk yang mengenakan gaun berwarna merah. Ia terlihat seperti sedang
22
membuat minuman teh, namun cara yang ia gunakan sangat unik, ia meletakkan
teko di atas kepala dan cangkir di ujung jari kaki yang gunakan sebagai pengganti
meja karena meja yang untuk meletakkan barang tersebut ia gunakan sebagai
tempat duduk untuk menopang tubuhnya yang gemuk. Pada saat itu pula kegiatan
tersebut disaksikan oleh binatang-binatang kesayangannya, seekor kucing
berwarna hitam dan seekor burung.
Gambar 2.9
Kaartspelers
Ada Breedveld
2014
Sumber: https://adabreedveld.nl/en/works 13:47 26/06/2016
Karya yang bejudul “kaartpelers” menggambarkan sekumpulan wanita
yang terlihat seperti sedang arisan, namun sebenarnya mereka sedang melakukan
permainan kartu. Wanita-wanita tersebut berpakaian dengan menirukan beberapa
tokoh yang ada di dalam kartu tersebut, seperti berpakaian menyerupai ratu dan
raja pada kartu.
23
Gambar 2.10
Kennismaking
Ada Breedveld
2011
Sumber: https://adabreedveld.nl/en/works 13:47 26/06/2016
Karya yang berjudul “kennismaking” menggambarkan dua orang wanita
yang sedang berbincang-bincang di meja makan, membicaran hal-hal yang
membuat mereka bangga. Salah satu dari wanita tersebut terlihat sedang
membanggakan anjing kesayangannya. Perbincangan di meja makan tersebut
terlihat dari penggambaran background yang didominasi dengan alat-alat dapur
seperti teko. Pakaian yang dikenakan semuanya memiliki motif-motif bunga, yang
membuat kesan feminim lebih terasa.
24
Gambar 2.11
Home Sweet Home
Ada Breedveld
2008
Sumber: https://adabreedveld.nl/en/works 13:47 26/06/2016
Seperti yang tertera pada judulnya “home sweet home” menggambarkan
seseorang anak yang berada jauh dari rumahnya, dan ketika ia berada dirumah, ia
menumpahkan segala rasa kerinduan kepada ibunya. Ibu yang sangat
menyayanginya terlihat sedang memangku anak tersebut, dan anak tersebut
memeluk ibunya. Pada karya tersebut sangat jelas terlihat kasih sayang seorang
ibu kepada anaknya, dan juga sebaliknya anak yang sangat menyayangi ibunya.
Hal-hal yang menarik dalam karya Ada Breedveld adalah penggambaran
ornamen yang sebagian besar digambarkan dengan motif floral dan pewarnaan
yang dibuat dengan warna-warna lembut sangat menggambarkan kesan feminim
pada karya yang diciptakan, yang keseluruhannya menggambarkan wanita-wanita
bertubuh subur.
25
Penulis tertarik dengan pengungkapan rasa senang dan keceriaan anak-anak
pada karya Alessandra Placucci yang berjudul “sulla porta di casa” karena
menggambarkan kebebasan berekspresi dan berimajinasi anak-anak. Hal tersebut
penulis terapkan pada karya lukis yang diciptakan yang berjudul “bajak laut”,
namun karya yang penulis ciptakan dengan karya Alessandra Placucci sangatlah
berbeda. Perbedaan yang terlihat sangat jelas, yaitu penyampaian ekspresi dan
imajinasi. Karya penulis yang berjudul “bajak laut” menyampaikan imajinasi
anak yang menganggap boneka yang ia tumpangi adalah sebuah kapal.
Ketertarikan penulis pada karya Alessandra Placucci yang berjudul “la
nana” menginspirasi penulis untuk menciptakan karya lukis yang berjudul “bisa
terbang”. Karya Alessandra dan penulis sangat berbeda, perbedaannya terletak
pada kegiatan anak yang penulis gambarkan. Ketertarikan penulis pada karya
Alessndra Placucci yang berjudul “la nana” hanya sebatas ketertarikan pada
kegiatan anak-anak yang dilakukan di atas tempat tidur dan pewarnaan yang
bernuansa malam hari.
Karya Alessandra Placucci yang berjudul “la nuova bambola”
memperlihatkan ornamen-ornamen floral pada dinding yang dibuat dengan cara
emboss. Hal tersebut menjadikan penulis tertarik untuk menciptakan karya lukis
yang memiliki dekorasi yang dibuat agar terlihat emboss, dan diterapkan pada
karya penulis yang berjudul “bisa terbang”. Ornamen floral emboss bisa dilihat
pada pembuatan motif sprei.
Penulis tertarik dengan keempat karya Ada Breedveld yang menggambarkan
motif-motif floral yang menjadikan karya Ada Breedveld lebih terkesan feminim.
Hal tersebut menginspirasi penulis untuk menciptakan karya-karya lukis yang
sebagian besar pembuatan dekorasi pada baju yang digunakan karakter yang
diciptakan bernuansa bunga-bunga.
Keseluruhan karya dari Alessandra Placucci dan Ada Breedveld yang
menjadi referensi di atas penulis sangat tertarik dengan karya-karya tersebut.
Penggambaran keceriaan anak-anak dan warna-warna yang beragam dari
26
Alessandra Placucci, dan penggambaran motif dan warna yang sangat mendukung
untuk menunjukan sifat feminim perempuan dari karya Ada Breedveld,
menjadikan penulis terinspirasi dengan karya-karya tersebut. Karya lukis yang
penulis buat sangatlah berbeda dan tidak bemaksud untuk menjiplak karya-karya
seniman yang ada pada referensi di atas, dilihat dari segi proses pembuatan karya,
cara mengolah warna, dan karakter dari karya penulis.