bab ii kajian pustaka a. sumber pustaka · permainan masak-masakan kini jauh lebih modern....

23
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan (konsep sejenis) Bermain adalah salah satu kegiatan yang sangat menyenangkan dan sering dilakukan oleh anak-anak. Kegiatan bermain sangat penting bagi anak-anak, karena bermain membantu anak mengembangkan imajinasi, mengasah kreatifitas dan membantu anak untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Menurut Moeslichatoen (1999:32) bermain sangat menyenangkan bagi semua orang. Banyak para ahli menyatakan bahwa bermain sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Bermain akan memuaskan tuntutan kebutuhan perkembangan motorik, kognitif / kreativitas, bahasa, sosial, nilai-nilai dan sikap hidup. Bigot dalam Sukintaka (1992:5) berpendapat bahwa bermain yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan material bukan bermain yang sesungguhnya. Dalam bermain terdapat kebebasan, pengharapan dan juga kesenangan. Selain itu akan melatih diri untuk mengatasi kesukaran-kesukaran sehingga dengan demikian berarti anak dapat mengembangkan kegiatan, baik jasmaniah maupun rokhaniah. Bermain yang dilakukan dengan sungguh- sungguh akan mempengaruhi anak dalam mengembangkan kepribadiannya. Suasana bermain akan lebih terasa bila anak melakukan permainan bersama- sama yaitu setiap permainan merasa menjadi bagian dari suatu kelompok yang mempunyai tujuan yang sama.Takdiroatun Musfiroh, Cerdas Melalui Bermain. Jakarta: Grasindo, 2006. Buku ini menyebutkan bahwa sebagian orang menyatakan bermain sama fungsinya dengan bekerja, tetapi anak memiliki persepsi sendiri mengenai bermain anak. Menurut Hurlock (1997), bermain adalah kegiatan yang dilakukan atas dasar suatu kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan

Upload: vankiet

Post on 15-Aug-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sumber Pustaka

1. Rujukan (konsep sejenis)

Bermain adalah salah satu kegiatan yang sangat menyenangkan dan sering

dilakukan oleh anak-anak. Kegiatan bermain sangat penting bagi anak-anak,

karena bermain membantu anak mengembangkan imajinasi, mengasah kreatifitas

dan membantu anak untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Menurut Moeslichatoen (1999:32) bermain sangat menyenangkan bagi

semua orang. Banyak para ahli menyatakan bahwa bermain sangat berpengaruh

terhadap kehidupan manusia. Bermain akan memuaskan tuntutan kebutuhan

perkembangan motorik, kognitif / kreativitas, bahasa, sosial, nilai-nilai dan sikap

hidup.

“Bigot dalam Sukintaka (1992:5) berpendapat bahwa bermain yang bertujuan

untuk mendapatkan keuntungan material bukan bermain yang sesungguhnya.

Dalam bermain terdapat kebebasan, pengharapan dan juga kesenangan.

Selain itu akan melatih diri untuk mengatasi kesukaran-kesukaran sehingga

dengan demikian berarti anak dapat mengembangkan kegiatan, baik

jasmaniah maupun rokhaniah. Bermain yang dilakukan dengan sungguh-

sungguh akan mempengaruhi anak dalam mengembangkan kepribadiannya.

Suasana bermain akan lebih terasa bila anak melakukan permainan bersama-

sama yaitu setiap permainan merasa menjadi bagian dari suatu kelompok

yang mempunyai tujuan yang sama.”

Takdiroatun Musfiroh, Cerdas Melalui Bermain. Jakarta: Grasindo, 2006.

Buku ini menyebutkan bahwa sebagian orang menyatakan bermain sama

fungsinya dengan bekerja, tetapi anak memiliki persepsi sendiri mengenai

bermain anak. Menurut Hurlock (1997), bermain adalah kegiatan yang dilakukan

atas dasar suatu kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan

5

tersebut dilakukan secara suka rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar

(Hurlock, 1997).

“Piaget (1976: 220) mengatakan bahwa kegiatan bermain merupakan

latihan untuk mengkonsolidasi berbagai pengetahuan dan

keterampilan kognitif yang baru dikuasai, sehingga dapat berfungsi

secara efektif. Melalui kegiatan bermain, semua proses mental yang

baru dikuasai dapat diinternalisasi oleh anak. Selanjutnya, Vigotsky

(1976: 222) mengemukakan bahwa kegiatan bermain secara langsung

berperan dalam berbagai usaha pengembangan kemampuan kognitif

anak. Semua pendapat para ahli tersebut didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Liberman (1997), bermain aktif yang terjadi di

taman kanak-kanak secara signifikan berhubungan dengan tingginya

skor dalam divergent thinking (kemampuan berfikir berbeda) anak

tersebut. Brunner (1972) mengemukakan bahwa, bermain mendukung

anak melakukan berbagai kegiatan dalam memecahkan berbagai

masalah melalui penemuan. Dengan demikian, bermain memperkuat

kemampuan dan keterampilan anak dalam pemecahan masalah

(Sylvia, Brunner dan Genova, 1972).”

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bermain

dapat membantu mengembangkan kreatifitas dan keterampilan serta kemampuan

bersosialisasi dan berkomunikasi dengan sesama manusia.

a. Bermain Khayal/Bermain Peran

Bermain khayal merupakan suatu kegiatan bermain yang dilakukan anak-

anak dengan cara menirukan peran sebuah karakter yang ia ketahui dan yang biasa

ia lihat di kehidupan sehari-hari. Bermain khayal bisa juga disebut dengan

berakting atau berpura-pura menjadi seseorang.

Mayke S. Tedjasaputra (2001: 57) dalam bukunya mengemukakan bahwa

bermain khayal merupakan salah satu jenis bermain aktif, yang diartikan sebagai

pemberian atribut tertentu terhadap benda, situasi dan anak memerankan tokoh

6

yang ia pilih. Apa yang dilakukan anak tampil dalam tingkah laku yang nyata dan

dapat diamati dan melibatkan penggunaan bahasa.

Mayke S. Tedjasaputra dalam bukunya yang berjudul “Bermain, Mainan

dan Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Dini” juga mengatakan bahwa

kegiatan bermain khayal banyak disukai dan sering dilakukan oleh anak usia

sekitar 2 sampai 7 atau 8 tahun, hal tersebut dapat bersifat produktif atau kreatif

dan bisa juga reproduktif (menirukan kegiatan sehari-hari yang dilihat oleh anak).

Dalam kegiatan bermain khayal anak mempunyai peran penting. Ia dapat

menirukan karakter yang dikaguminya atau ditakutinya baik yang ia temui dalam

kehidupan sehari-hari maupun dari tokoh yang ia tonton di film atau ia baca di

buku bacaan. Aktor atau pemegang peran yang lain adalah mainannya, berbagai

jenis boneka ataupun teman mainnya. Kegiatan bermain khayal lebih bersifat

reproduktif atau merupakan pengulangan dari apa yang dilihat atau dialami anak

dan dilakukan sendirian. Seiring bertambahnya usia, kegiatan bermain khayal

lebih bersifat produktif karena dari segi perkembangan kognisi, anak sudah lebih

mampu mengkreasikan ide-ide yang original dan dengan adanya teman bermain,

anak akan bermain khayal bersama temannya. Bermain khayal akan berkurang

setelah anak memasuki usia sekolah karena kemampuan berpikir lebih realistis

tapi kadang-kadang masih dilakukan terutama kalau teman-temannya juga

berminat terhadap bermain khayal. Manfaat yang bisa diperoleh dari bermain

khayal adalah membantu penyesuaian diri anak. Dengan memerankan tokoh-

tokoh tertentu ia belajar tentang aturan-aturan atau perilaku apa yang bisa diterima

oleh orang lain, baik dalam berperan sebagai ibu, ayah, guru, murid, dan

seterusnya. Anak juga belajar untuk memandang suatu masalah dari kacamata

tokoh-tokoh yang ia perankan sehingga diharapkan dapat membantu pemahaman

sosial pada diri anak. Manfaat lain adalah anak dapat memperoleh kesenangan

dari kegiatan yang dilakukan atas usaha sendiri, belajar menjadi pengikut, dalam

artian mau memerankan tokoh-tokoh tertentu yang ditetapkan oleh teman

mainnya dan tidak hanya memerankan tokoh yang diinginkan oleh anak.

Perkembangan bahasa juga dapat ditingkatkan karena adanya penggunaan bahasa

7

didalam kegiatan bermain ini. mau tidak mau ia akan mendengar informasi baru

dari teman mainnya sehingga perbendaharaan kata makin luas. (Mayke S.

Tedjasaputra, 2001: 57).

b. Boneka

Menurut Wikipedia Indonesia, kata boneka berasal dari bahasa Portugis

yaitu “boneca” yang artinya permainan yang tercipta dalam beberapa bentuk.

Boneka sudah ada sejak jaman Yunani, Romawi, dan Mesir kuno, jadi boneka

termasuk mainan yang paling tua. Pada awalnya boneka dibuat sebagai alat untuk

ritual dan hal-hal yang bersifat gaib, akan tetapi sekarang sudah beralih fungsi

menjadi mainan anak-anak.

Perkembangan boneka dari jaman ke jaman dimulai dari bentuk boneka

yang sangat sederhana yang terbuat dari kayu dan fungsi utama boneka pada saat

itu adalah alat untuk upacara ritual. Semakin berkembangnya jaman, wujud

boneka diperbaiki terus menerus hingga menjadi sempurna seperti boneka-boneka

yang dapat dijumpai sekarang. Pada jaman sekarang boneka banyak terbuat dari

plastik maupun kain yang diisi kapas.

c. Permainan Panggung Boneka

Permainan panggung boneka adalah sebuah jenis permainan yang dilakukan

dengan cara menggerakkan boneka, dan kita sebagai pengisi suaranya agar seolah-

olah yang berbicara adalah boneka. Orang yang menggerakan boneka-boneka

tersebut bersembunyi dibalik kardus, kursi, atau apapun bendanya yang terpenting

orang yang menggerakkan boneka tidak terlihat oleh penonton, jadi yang terlihat

hanya tangan yang menggerakan boneka saja.

Aisyah Fad (2014: 45) dalam bukunya mengatakan bahwa permainan

panggung boneka lebih sering dimainkan anak perempuan. Pemain bisa berganti-

ganti peran, sesuai karakter boneka yang dimainkannya. Semakin banyak boneka

yang dimiliki maka semakin banyak peran yang dimainkan. Akan tetapi, tidak

menutup kemungkinan satu boneka memerankan banyak tokoh. Permainan ini

akan menjadi semakin seru jika pemainnya bertambah banyak. Pengayaan cerita

dan memperbanyak bahan bacaan oleh si anak, membantu anak untuk

8

mengembangkan cerita dan akan lebih memfokuskan karakternya. Sebaiknya anak

juga memainkan boneka berdasarkan picture book, sehingga ada perpaduan antara

imajinasi dan kemampuan aplikasi bacaan. (Aisyah Fad, 2014: 45).

Gambar 2.1 Panggung Boneka

Sumber: http://little1academymatarammedan.blogspot.com/

21/07/2015 14.43 WIB

d. Permainan Masak-masakan

Permainan pasaran dimainkan oleh anak perempuan, yang disebut juga

dengan masak-masakan. Dalam permainan ini ada yang menjadi ibu, anak, dan

tamu. Permainan ini persis seperti kehidupan sehari-hari. Bahan-bahan yang

dipakai berupa tumbuhan yang tumbuh di alam sekitar. Salah satu daun yang

dipakai pada umumnya daun mangkuk, ditumbuk dan diperas sebagai minyak

goreng. Bunga sepatu ditumbuk dan diperas dianggap sebagai sirup. Benalu tali

putri sebagai mi dan tumbukan batu bata menjadi sambal. Dibandingkan dulu,

permainan masak-masakan kini jauh lebih modern. Peralatan mainan masak-

masakan anak modern sudah banyak tersedia, seperti kompor, wajan, dan benda

lainnya. Begitu juga permainan pasaran/masak-masakan secara virtual sudah

diwujudkan dalam Sandwich Store, Hellokitty Cafe, Cooking Master, dan lain-

lain. Permainan masak-masakan dapat membantu anak mengenal flora.

Pengembangan bisa dilakukan dengan memperbanyak flora yang digunakan untuk

9

memasak. Misalnya tumbukan daun bunga melati untuk parfum. (Aisyah Fad,

2014: 22).

Gambar 2.2 Permainan Masak-masakan

Sumber: https://cerya07.wordpress.com/category/cerita-sore/page/2/

21/07/2015 14.36 WIB

Gambar 2.3 Mainan Masak-masakan

Sumber: http://pelangimainan.com/blog/mainan-masak-masakan/

21/07/2015 14.20 WIB

10

Gambar 2.4 Permainan Tradisional Anjang-anjangan

Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1527/permainan-anjang-

anjangan

21/07/2015 14.08 WIB

e. Permainan Sekolah-sekolahan

Sekolah-sekolahan mempunyai arti berpura-pura berada di sekolah. Pemain

memilih satu orang diantara mereka untuk menjadi guru. Sementara yang tidak

terpilih menjadi guru berpura-pura menjadi murid. Semua anak yang menjadi

murid duduk manis berjajar berhadapan dengan guru. Kemudian guru tersebut

memberi sapaan di sekolah. Murid bertanya dan guru menjawab layaknya di

sekolah. (Aisyah Fad, 2014: 42). Terkadang permainan sekolah-sekolahan juga

membutuhkan buku dan pensil untuk pura-pura sedang mencatat pelajaran yang

disampaikan oleh anak yang berperan sebagai guru.

2. Referensi (kajian teoritis seni rupa)

Komponen Karya Seni

a. Subject Matter atau Tema

Tema merupakan gagasan yang hendak dikomunikasikan pencipta karya

seni kepada khalayak. (Nooryan Bahari, 2008: 22). Tema/subject matter yang

dimaksudkan adalah sebagai pokok soal, yaitu ide yang akan dituangkan dalam

suatu karya snei. Tema/subject matter dalam seni merupakan suatu persoalan atau

ide yang akan diungkapkan pada suatu karya, sering kali juga disebut pokok

persoalan atau ide. Dengan kata lain, tema adalah sesuatu yang diungkapkan

dalam suatu karya. (Mikke Susanto, 2011:383).

11

Subject matter dalam karya tugas akhir penulis adalah kebebasan anak-anak

ketika bermain bersama bonekanya. Penulis tertarik untuk membuat tema tentang

permainan anak perempuan bersama boneka dan memvisualisasikannya ke dalam

karya seni lukis.

b. Komposisi

Komposisi adalah suatu realisasi dari suatu aktifitas pencipta dalam

mewujudkan idenya, merupakan suatu bentuk pernyataan yang dapat ditanggapi

oleh penghayat atau penanggapnya. Komposisi ada dua macam, yaitu komposisi

terbuka adalah komposisi dimana dalam suatu bidang atau ruang, unsur-unsur

komposisinya merupakan bagian yang memberi kesan menerus, tersebar, meluas

dari pusat bidang atau ruang komposisi tersebut. Sedangkan yang dimaksud

komposisi tertutup adalah jika unsur-unsur tersebut seakan-akan didalam bagian,

mengumpul, menyempit, sehingga terlihat adanya pengelompokan unsur-unsur itu

kedalam pusat bidang atau ruang komposisi. (Arfial Arsad Hakim,1987: 31).

Penulis menggunakan komposisi terbuka pada karya yang penulis buat,

karena objek yang dimunculkan tata letaknya menyebar sehingga menimbulkan

kesan kebebasan anak saat bermain.

c. Bentuk

Bentuk merupakan sebagai totalitas karya. Bentuk adalah organisasi dari

segenap unsur yang mewujudkan suatu karya seni. Bentuk itu merupakan

kumpulan dari beberapa titik, susunan dari garis, warna, bidang dan ruang yang

merupakan bentuk-bentuk mendasar dalam sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur

tersebut diorganisir, meliputi: balance, ritme, dominan, harmoni, dan lain-lain. (P.

Mulyadi, 1998:29).

Bentuk pada karya penulis berwujud dua dimensi, gabungan antara bidang-

bidang dan warna yang senada.

d. Isi

Isi disebut kualitas yang ada di dalam suatu karya seni. Isi juga dimaksudkan

sebagai final statement, mood (suasana hati) atau pengalaman penghayat, isi

merupakan arti yang esensial daripada bentuk, dan seringkali dinyatakan sebagai

12

bentuk emosi, aktifitas intelektual atau asosiasi yang kita lakukan terhadap suatu

karya seni. Apabila ada suatu usaha untuk menganalisa mengapa bentuk dari suatu

karya menimbulkan emosi dan ekspresi terhadap kita, atau menstimulasi aktifitas

intelektual penghayatnya, sebenarnya kita sedang berhadapan dengan isi atau arti.

(P. Mulyadi, 1998:16-17).

Dalam karya tugas akhir ini, isi bagi penulis merupakan kenangan tentang

pengalaman-pengalaman di waktu kecil ketika bermain bersama boneka-

bonekanya, dan disitu hanya terdapat keceriaan.

e. Distorsi

Distorsi adalah perubahan bentuk, penyimpangan, atau keadaan yang

dibengkokkan. Dalam fotografi disebut pemiuhan. Dibutuhkan dalam berkarya

seni, karena merupakan salah satu cara untuk mencoba menggali kemungkinan

lain pada suatu bentuk/figur (Mikke Susanto, 2011: 107).

Karya lukis yang penulis buat mengalami perubahan bentuk pada manusia

yang penulis buat. Perubahan bentuk yang penulis buat seperti bentuk anggota

tubuh yang dibuat tidak wajar, seperti bentuk mata yang dibuat hanya dengan satu

titik.

f. Deformasi

Deformasi adalah mengubah atau memisah-misahkan bagian bentuk tetapi

tidak meninggalkan kesatuan dan keselaran (Popo Iskandar,2000:14).

Deformasi pada karya yang penulis buat meliputi penggambaran objek

utama seorang anak dengan mainan dan barang-barang yang ada di dalam rumah

yang ditempatkan secara tidak teratur. Hal tersebut menggambarkan kebebasan

dan keceriaan ketika seorang anak sedang bermain.

g. Ornamen

Ornamen adalah hiasan yang dibuat dengan digambar, dipahat, maupun

dicetak, untuk mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda atau

karya seni. Ornamen seringkali dihubungkan dengan berbagai corak dan ragam

hias yang ada (Mikke Susanto, 2012:284).

13

Pemberian ornamen pada karya lukis yang penulis buat meliputi ornamen-

ornamen yang terdapat pada karpet, baju, tirai dan sebagainya. Ornamen yang

penulis terapkan berbentuk floral, motif bergaris dan sejenisnya.

h. Elemen Seni Rupa

1. Garis

Perpaduan sejumlah titik-titik yang sejajar dan sama besar. Garis

memiliki dimensi memanjang juga punya arah, bisa panjang, pendek, halus,

tebal, berombak melengkung, serta lurus. Hal inilah yang menjadi ukuran

garis. Garis memiliki ukuran yang bersifat nisbi, yakni ukuran yang panjang-

pendek, tinggi-rendah, besar-kecil, tebal-tipis. Sedangkan arah garis ada tiga:

horizontal, vertikal, diagonal, meskipun garis bisa melengkung, bergerigi

maupun acak (Mikke Susanto, 2011: 148).

Garis dimulai dari sebuah titik, merupakan jejak yang ditimbulkan oleh

titik-titik yang berhimpit. Goresan atau sapuan yang sempit dan panjang

sehingga membentuk seperti benang atau pita. Wujud suatu garis terdiri dari

garis aktual/nyata dan garis ilusif/semu (Arfial Arsad, 1987: 42).

Garis semu merupakan garis batas suatu benda, batas warna, dan batas

ruang. Kehadiran garis ini tidak bersifat nyata, tetapi hanya sebatas semu dan

ilusi. Garis semu terjadi karena pengulangan unsur (Sadjiman Ebdi Sanyoto,

2010: 92).

Penulis menggunakan tiga jenis garis untuk menghasilkan visual yang

diinginkan. Garis nyata akan digunakan untuk membuat dekorasi pada objek,

garis semu muncul karena adanya batasan antara bidang dan warna, dan garis

ekspresif yang dimunculkan secara spontan. Garis yang ada pada karya

penulis adalah garis lengkung dan garis lurus digunakan untuk membuat

dekorasi pada objek yang akan dibuat.

2. Bidang (Shape)

Bidang (shape) adalah suatu bentuk yang sekelilingnya dibatasi oleh

garis. Secara umum garis dikenal dalam dua jenis, bidang yaitu bidang

geometris dan organis. Bidang geometris seperti lingkaran atau bulatan, segi

14

empat, segi tiga dan segi-segi lainnya, sementara bidang organis dengan

bentuk bebas yang terdiri dari aneka macam bentuk yang tidak terbatas

(Nooryan Bahari, 2008:100).

Pada hakikatnya, suatu bentuk dua dimensional yang diikat atau dibatasi

oleh contour (garis pinggir/batas; garis formal maupun garis ilusif), adalah

shape. Dengan perkataan lain, ada yang mengartikan shape adalah contour itu

sendiri (Arfial Asrad Hakim, 1987: 63).

Macam-macam bentuk bidang meliputi bidang geometri dan non

geometri. Bidang geometri yaitu bidang teratur yang dibentuk secara

matematika, yang meliputi segitiga, segiempat, segilima, segienam, lingkaran

dan sebagainya. Sedangkan bidang non geometri adalah bidang yang dibentuk

secara bebas. Bidang non geometri dapat berbentuk bidang organik, bidang

bersudut bebas, bidang gabungan, dan bidang maya, serta bentuk yang tidak

terbatas (Sadjiman Ebdi Sunyoto, 2010: 104).

Pada karya penulis yang sering dimunculkan adalah bidang geometris

dan bidang non geometris. Dikarenakan karya lukis yang penulis buat

memunculkan bentuk-bentuk benda yang ada disekitar ruangan.

3. Warna

Warna adalah gelombang cahaya dengan frekuensi yang dapat

mempengaruhi penglihatan kita. Warna memiliki tiga dimensi dasar yaitu hue,

nilai (Value), dan intensitas (Intensity). Hue adalah gelombang khusus dalam

spektrum dan warna tertentu. Misalnya, spektrum warna merah disebut hue

merah, nilai (Value) adalah nuansa yang terdapat pada warna, seperti nuansa

cerah atau gelap, sedangkan intensitas adalah kemurnian dari hue warna.

(Nooryan Bahari, 2008:100).

Warna yang digunakan penulis adalah gradasi warna terang ke warna

gelap, penulis juga menggunakan warna-warna cerah dan berkesan ceria

seperti kuning, merah, hijau, dan biru yang menggambarkan keceriaan anak

ketika melakukan kegiatan bermain.

15

4. Tekstur

Tekstur adalah sifat permukaan dari suatu benda atau bidang, yang

memberi karakter atas suatu benda atau bidang/permukaan tersebut, apakah

permukaannya halus, sedang atau kasar. Tekstur nyata atau actual/virtual

texture (nyata, sesungguhnya) atau disebut juga tactile texture (dapat diraba,

dirasakan). Tekstur tersebut dapat berupa tekstur alami, maupun tekstur

buatan. Tekstur semu merupakan hasil yang didapatkan terlihat seolah-olah

permukaan itu sangat kasar atau mungkin sangat licin atau seakan-akan terdiri

dari serat-serat dan sebagainya, padahal jika diraba yang dirasakan hanya

kehalusan permukaan kertas atau bidang gambar tersebut (Arfial Arsad

Hakim, 1987: 100).

Tekstur adalah kesan halus dan kasarnya suatu permukaan lukisan atau

gambar, atau perbedaan tinggi rendahnya permukaan suatu lukisan atau

gambar. Tekstur juga merupakan rona visual yang menegaskan karakter suatu

benda yang dilukis atau digambar. Ada dua macam jenis tekstur atau barik.

Pertama adalah tekstur nyata, yaitu nilai permukaannya nyata atau cocok

antara tampak dengan nilai rabanya. Misalnya sebuah lukisan menampakkan

tekstur yang kasar, ketika lukisan tersebut diraba, maka yang dirasakan adalah

rasa kasar sesuai tekstur lukisan tersebut. Sebaliknya kedua, tekstur semu

memberikan kesan kasar karena penguasaan teknik gelap terang pelukisnya,

ketika diraba maka rasa kasarnya tidak kelihatan, atau justru sangat halus.

(Nooryan Bahari, 2008:101).

Tekstur yang digunakan penulis adalah tekstur semu, karena penulis

mengecat lukisan dengan cara gradasi warna. Tekstur ini terbentuk karena

penumpukan warna berkali-kali sehingga menimbulkan kesan seperti dapat

diraba.

i. Prinsip Organisasi Unsur-Unsur Rupa

1. Kesatuan (unity)

Kesatuan atau keutuhan merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa.

Kesatuan dapat juga disebut keutuhan seluruh bagian-bagian atau semua unsur

16

menjadi satu kesatuan. Tanpa adanya satu kesatuan, sebuah karya seni tidak

sempurna atau tidak enak untuk dilihat. Prinsip kesatuan sesungguhnya

"adanya saling hubungan" antar unsur yang disusun di dalam karya seni

(Sadjiman Ebdi Sunyoto, 2009: 213).

Kesatuan dalam karya penulis adalah penggabungan objek anak

perempuan bersama boneka dengan unsur lain seperti penggambaran benda-

benda yang terdapat di sekitar ruangan, penulis juga menampilkan background

pada karya penulis.

2. Keseimbangan (balance)

Persesuaian materi-materi dari ukuran berat dan memberi tekanan pada

stabilitas suatu komposisi karya (Mikke Susanto, 2011: 46). Keseimbangan

merupakan suatu keadaan, semua bagian sebuah karya seni tidak ada yang

lebih dibebani. Sebuah karya seni dikatakan seimbang manakala di semua

bagian pada karya bebannya sama, sehingga pada karya tersebut akan

membawa rasa tenang dan enak dilihat, di dalam keseimbangan ada

keseimbangan simetri (symmetrical balance), keseimbangan memancar (radial

balance), keseimbangan sederajat (obvious balance) (Sadjiman Ebdi Sunyoto,

2009: 237).

Penulis menggunakan keseimbangan simetris, agar karya tersebut

terlihat dinamis, tidak kaku, dan terkesan hidup.

3. Keselarasan (Ritme)

Ritme merupakan gerak pengulangan yang tetap, terus menerus, dan

teratur (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2010: 161).

Ritme (irama) suatu istilah yang dipakai di dalam musik dan puisi.

Dalam seni rupa ritme berarti suatu susunan teratur yang ditimbulkan dari

pengulangan sebuah atau beberapa unsur sehingga menimbulkan gerak karena

pengulangan objek yang satu ke objek yang lainnya. Repetitif yaitu ritme yang

ditimbulkan dari pengulangan unsur-unsur yang sama atau hampir sama.

Alternatif (pergantian) yaitu ritme yang ditimbulkan dari pergantian (selang-

seling) antara unsur-unsur yang bertentangan/kontras. Progresif adalah ritme

17

yang ditimbulkan dari pengulanga suatu elemen dengan perubahan

pembesaran atau pengurangan ukuran (Arfial Arsad Hakim, 1997: 18).

Pada karya yang penulis ciptakan juga menggunakan ritme, yang muncul

dari penggunaan warna, bidang dan garis yang berulang-ulang.

4. Perbandingan (Proportion)

Proporsi berasal dari bahasa Inggris proportion yang artinya

perbandingan. Proporsi dapat diartikan perbandingan atau kesebandingan

dalam suatu objek antara bagian satu dengan bagian lainnya. Proporsi pada

dasarnya menyangkut perbandingan ukuran yang sifatnya sistematis

(Sadjiman Ebdi Sunyoto, 2009: 249).

Penulis menggunakan perbandingan objek lukisan dengan ukuran ruang

dan ukuran karya penulis adalah 100x150cm.

5. Penekanan (Domination)

Dominasi dalam karya seni disebut sebagai keunggulan, keistimewaan,

keunikan, keganjilan, dan kelainan. Dominasi merupakan salah satu prinsip

dasar tata rupa yang harus ada pada karya seni, agar diperoleh karya seni yang

artistik atau memiliki nilai seni. Jadi dominasi bertugas sebagai pusat

perhatian dan daya tarik (Sadjiman Ebdi Sunyoto, 2009: 225).

Setiap bentuk dari suatu bentuk ciptaan hendaknya mendapat perhatian

atau tingkat kekuatan (dominans) yang layak. Bagian tertentu yang

mendominasi di dalam suatu bentuk ciptaan, akan menjadi titik perhatian yang

menonjol. Kelayakan tingkat dominans dari unsur-unsur pendukung suatu

disain akan mencapai harmoni, akhirnya kesatuan hubungan (Arfial Arsad

Hakim, 1987: 19).

Pada karya penulis didominasi dengan bentuk tokoh anak perempuan

dengan boneka, beserta beberapa objek pendukung.

18

B. Referensi Karya

1. Alessandra Placucci

Alessandra adalah seorang seniman yang berasal dari Cesna, Italia. Ia

merupakan seorang pelukis dan ilustrator. Ia sering berpartisipasi dalam berbagai

pameran. Karya-karyanya yang ditandai dengan adanya karakter kecil yang

terkesan bergerak dengan berbagai warna termasuk kupu-kupu, gelembung,

payung dan balon. Dalam setiap karyanya ia selalu memunculkan sosok anak

kecil yang lucu, menggemaskan dan kadang terlihat nakal. Lukisan Alessandra

seringkali menggambarkan isu-isu sosial yang berkaitan dengan anak-anak.

Gambar 2.5

Sulla porta di casa

Alessandra Placucci

Oil on canvas

Sumber: www.aplacucci.it 00:56 27/02/2015

Karya Alessandra Placucci yang berjudul “Sulla porta di casa”

menggambarkan sekumpulan anak-anak yang sedang asyik bermain di halaman

depan rumah, mereka asyik dengan mainan yang mereka punyai. Ada yang

sedang memainkan boneka-bonekanya, bermain kuda, bermain kelereng, dan ada

19

pula yang sedang bermain mainan kereta api. Suasana yang tampak pada saat itu

sangat riang dan ramai sekali, hal tersebut terpancar dari penggambaran ekspresi

anak-anak yang sedang bermain tersebut.

Gambar 2.6

La nana

Alessandra Placucci

Oil on canvas

Sumber: www.aplacucci.it 00:53 27/02/2015

Karya Alessandra Placucci yang berjudu “la nana” menggambarkan tiga

anak yang sedang tertidur pulas di atas kasur yang besar dengan selimut yang

hangat dan ditemani boneka. Kegiatan tidur bersama atau biasa disebut nginep

sangat sering dilakukan oleh anak-anak, mereka akan melakukan hal tersebut pada

saat libur sekolah. Tidur bersama-sama sahabat merupakan kegiatan yang sangat

menyenangkan bagi anak-anak.

20

Gambar 2.7

La nuova bambola

Alessandra Placucci

Oil on canvas

Sumber: www.aplacucci.it 00:51 27/02/2015

Karya Alessandra Placucci yang berjudul “La nuova bambola”

menggambarkan seorang anak yang duduk di atas bangku berwarna merah dan

terlihat sedang memangku boneka kesayangannya. Keseluruhan background

hingga motif pada baju yang dikenakan anak tersebut merupakan motif floral, hal

tersebut menjadikan karya Alessandra Placucci terlihat senada dengan pewarnaan

yang juga serasi.

Beberapa hal yang menarik dari karya-karya Alessandra Placucci tersebut

adalah penggambaran tokoh anak-anak yang sebagian besar digambarkan dengan

tubuh berisi atau gemuk dan juga setiap anak memiliki mainan kesayangannya.

Penulis juga tertarik dengan pewarnaan yang senada dan dibuat sangat berwarna

warni yang menggambarkan keceriaan anak-anak,

21

2. Ada Breedveld

Ada Breedveld adalah seniman lukis asal Belanda yang lahir di Dordrecht

tahun 1944. Ada selalu bereksperimen dengan warna, bahan, dan tema yang

berbeda. Bersama-sama dengan seniman lain, yang memiliki kegemaran dalam

aliran seni surealisme dan realisme magis, ia melakukan perjalanan ke Spanyol,

Jerman dan Perancis dalam rangka untuk mengunjungi museum utama di Berlin,

Paris, Madrid dan Barcelona. Hal ini juga memberinya kesempatan untuk

berbicara dengan seniman dan mengunjungi galeri baru. Dia menemukan inspirasi

gambar dan lukisan yang berwarna-warni. Dia mendapat inspirasi dari banyak

perjalanan asing dan pertemuan dengan penulis, penyair dan seniman grafis. Ada

terinspirasi oleh seniman seperti: Marcel Duchamp, Paul Klee, Salvador Dali dan

Félecien merampas.

Gambar 2.8

High Tea

Ada Breedveld

2015

Sumber: https://adabreedveld.nl/en/works 13:47 26/06/2016

Karya Ada Breedveld yang berjudul “high tea” memperlihatkan seorang

wanita gemuk yang mengenakan gaun berwarna merah. Ia terlihat seperti sedang

22

membuat minuman teh, namun cara yang ia gunakan sangat unik, ia meletakkan

teko di atas kepala dan cangkir di ujung jari kaki yang gunakan sebagai pengganti

meja karena meja yang untuk meletakkan barang tersebut ia gunakan sebagai

tempat duduk untuk menopang tubuhnya yang gemuk. Pada saat itu pula kegiatan

tersebut disaksikan oleh binatang-binatang kesayangannya, seekor kucing

berwarna hitam dan seekor burung.

Gambar 2.9

Kaartspelers

Ada Breedveld

2014

Sumber: https://adabreedveld.nl/en/works 13:47 26/06/2016

Karya yang bejudul “kaartpelers” menggambarkan sekumpulan wanita

yang terlihat seperti sedang arisan, namun sebenarnya mereka sedang melakukan

permainan kartu. Wanita-wanita tersebut berpakaian dengan menirukan beberapa

tokoh yang ada di dalam kartu tersebut, seperti berpakaian menyerupai ratu dan

raja pada kartu.

23

Gambar 2.10

Kennismaking

Ada Breedveld

2011

Sumber: https://adabreedveld.nl/en/works 13:47 26/06/2016

Karya yang berjudul “kennismaking” menggambarkan dua orang wanita

yang sedang berbincang-bincang di meja makan, membicaran hal-hal yang

membuat mereka bangga. Salah satu dari wanita tersebut terlihat sedang

membanggakan anjing kesayangannya. Perbincangan di meja makan tersebut

terlihat dari penggambaran background yang didominasi dengan alat-alat dapur

seperti teko. Pakaian yang dikenakan semuanya memiliki motif-motif bunga, yang

membuat kesan feminim lebih terasa.

24

Gambar 2.11

Home Sweet Home

Ada Breedveld

2008

Sumber: https://adabreedveld.nl/en/works 13:47 26/06/2016

Seperti yang tertera pada judulnya “home sweet home” menggambarkan

seseorang anak yang berada jauh dari rumahnya, dan ketika ia berada dirumah, ia

menumpahkan segala rasa kerinduan kepada ibunya. Ibu yang sangat

menyayanginya terlihat sedang memangku anak tersebut, dan anak tersebut

memeluk ibunya. Pada karya tersebut sangat jelas terlihat kasih sayang seorang

ibu kepada anaknya, dan juga sebaliknya anak yang sangat menyayangi ibunya.

Hal-hal yang menarik dalam karya Ada Breedveld adalah penggambaran

ornamen yang sebagian besar digambarkan dengan motif floral dan pewarnaan

yang dibuat dengan warna-warna lembut sangat menggambarkan kesan feminim

pada karya yang diciptakan, yang keseluruhannya menggambarkan wanita-wanita

bertubuh subur.

25

Penulis tertarik dengan pengungkapan rasa senang dan keceriaan anak-anak

pada karya Alessandra Placucci yang berjudul “sulla porta di casa” karena

menggambarkan kebebasan berekspresi dan berimajinasi anak-anak. Hal tersebut

penulis terapkan pada karya lukis yang diciptakan yang berjudul “bajak laut”,

namun karya yang penulis ciptakan dengan karya Alessandra Placucci sangatlah

berbeda. Perbedaan yang terlihat sangat jelas, yaitu penyampaian ekspresi dan

imajinasi. Karya penulis yang berjudul “bajak laut” menyampaikan imajinasi

anak yang menganggap boneka yang ia tumpangi adalah sebuah kapal.

Ketertarikan penulis pada karya Alessandra Placucci yang berjudul “la

nana” menginspirasi penulis untuk menciptakan karya lukis yang berjudul “bisa

terbang”. Karya Alessandra dan penulis sangat berbeda, perbedaannya terletak

pada kegiatan anak yang penulis gambarkan. Ketertarikan penulis pada karya

Alessndra Placucci yang berjudul “la nana” hanya sebatas ketertarikan pada

kegiatan anak-anak yang dilakukan di atas tempat tidur dan pewarnaan yang

bernuansa malam hari.

Karya Alessandra Placucci yang berjudul “la nuova bambola”

memperlihatkan ornamen-ornamen floral pada dinding yang dibuat dengan cara

emboss. Hal tersebut menjadikan penulis tertarik untuk menciptakan karya lukis

yang memiliki dekorasi yang dibuat agar terlihat emboss, dan diterapkan pada

karya penulis yang berjudul “bisa terbang”. Ornamen floral emboss bisa dilihat

pada pembuatan motif sprei.

Penulis tertarik dengan keempat karya Ada Breedveld yang menggambarkan

motif-motif floral yang menjadikan karya Ada Breedveld lebih terkesan feminim.

Hal tersebut menginspirasi penulis untuk menciptakan karya-karya lukis yang

sebagian besar pembuatan dekorasi pada baju yang digunakan karakter yang

diciptakan bernuansa bunga-bunga.

Keseluruhan karya dari Alessandra Placucci dan Ada Breedveld yang

menjadi referensi di atas penulis sangat tertarik dengan karya-karya tersebut.

Penggambaran keceriaan anak-anak dan warna-warna yang beragam dari

26

Alessandra Placucci, dan penggambaran motif dan warna yang sangat mendukung

untuk menunjukan sifat feminim perempuan dari karya Ada Breedveld,

menjadikan penulis terinspirasi dengan karya-karya tersebut. Karya lukis yang

penulis buat sangatlah berbeda dan tidak bemaksud untuk menjiplak karya-karya

seniman yang ada pada referensi di atas, dilihat dari segi proses pembuatan karya,

cara mengolah warna, dan karakter dari karya penulis.