4.regulasi terkait penyanggaan tambang bawah tanah

23
Azaria Indrawardhana Inspektur Tambang Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA REGULASI TERKAIT PENYANGGAAN TAMBANG BAWAH TANAH

Upload: alec-miller

Post on 09-Nov-2015

70 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

coks

TRANSCRIPT

Inspeksi Penyanggaan TBT

Azaria IndrawardhanaInspektur Tambang Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALDIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARAREGULASI TERKAIT PENYANGGAAN TAMBANG BAWAH TANAH

III. PERATURAN KESELAMATAN TERKAIT PENYANGGAANIII. 1 Tambang Bijih Bawah TanahIII. 2 Tambang Batubara Bawah TanahIII. PERATURAN KESELAMATAN TERKAIT PENYANGGAANKepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Pengawas Operasional harus melakukan (Psl 300 Ayat 4):Pemeriksaan seluruh saluran ventilasi setiap selang waktu tidak lebih dari 30 hari,Pemeriksaan sepanjang jalan yang tidak umum digunakan, tetapi dapat dilakukan sebagai jalan darurat alternatif, setiap selang waktu tidak lebih dari 3 bulanPemeriksaan terhadap potensi bahaya air dan atau lumpur yang terakumulasi dan melakukan tindakan pengamanan.Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Pengawas teknis harus melakukan (Psl 300 Ayat 5):Melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana penggunaan derek pada tambang bawah tanah dengan selang waktu tidak lebih dari 24 jam untuk derek yang digunakan untuk mengangkut orang dan selang waktu 7 hari untuk derek yang digunakan mengangkut barang,Pemeriksaan sarana transportasi orang dan barang setiap level,Pemeriksaan pompa-pompa pengeringan tambangPemeriksaan terhadap kondisi penyanggaan.

Tugas Dan Kewajiban Pekerja Tambang Bawah Tanah (Pasal 301-ayat 2), a.l:Pekerja tambang harus memeriksa secara teliti pada:Permuka kerja;Jalan yang sedang di bongkar atau diperbaiki danPenyangga yang sedang dipasang atau di bongkar;Terutama apabila di sekitar tempat tersebut baru dilakukan kegiatan peledakan.

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Kontrol Batuan, Penyangga Dan Cara Melakukannya (Pasal 346):Kepala Teknik Tambang harus melakukan pengendalian gerakan lapisan batuan atap di dalam tambang bawah tanah dan bilamana diperlukan harus menyangga atap dan dinding suatu bukaan di setiap tempat kerja.

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 III. 1. TAMBANG BIJIH BAWAH TANAHPenyangga Alami (Pasal 347):Penyangga alami harus disediakan untuk melindungi sumuran dan jalan keluar.Penyangga alami harus disediakan untuk pengamanan apabila di atas tambang tersebut terdapat danau, sungai dan bendungan.Penyangga alami harus disediakan apabila di atas tambang tersebut terdapat fasilitas umum.Kepala Teknik Tambang haurs mengirimkan peta perencanaan tambang, peta geologi atau peta perencanaan kepada Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang apabila terdapat kondisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2), dan (3).Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dapat merubah ukuran penyangga alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2), dan (3) termasuk persyaratan lainnya.Dilarang menambah dan mengurangi ukuran penyangga alami kecuali telah mendapat persetujuan dari Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Batas Tambang (Pasal 348):Penyangga alami harus disediakan sepanjang perpotongan lapisan bahan galian dengan batuan dasar kecuali batuan dasar cukup padat dan kuat.Lapisan bahan galian sebagai penyangga alami harus disediakan antara tingkat dengan tingkat dan antara blok dengan blok penambangan termasuk penyangga mahkota alami (crown Pillar).

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Permuka Kerja (Pasal 349):Dilarang menambang dengan cara potong bawah (Under cut) apabila bahan galian dapat runtuh secara tiba-tiba.Jarak antara permuka kerja dengan ruang yang diisi harus sedekat mungkin, tetapi masih memungkinkan untuk orang bekerja.

Tugas para pekerja (Pasal 350):Pekerja tambang bawah tanah harus diberi petunjuk untuk mengenal tanda-tanda runtuhnya batuan.Apabila diperkirakan batuan segera runtuh, tanda bahaya harus dibunyikan dan semua pekerja harus meninggalkan daerah tersebut.Pekerja tambang harus memeriksa kondisi tempat kerjanya setiap memulai pekerjaan.Batuan lepas harus digugurkan atau disangga sebelum pekerjaan di tempat itu dilakukan.Pengawas Operasional harus mengamati pelaksanaan pedoman kerja dan memeriksa kondisi tempat kerja. Kondisi jalan di tambang termasuk jalan angkutan harus diuji secara periodik.

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Penyanggaan(Pasal 351):Kepala Teknik Tambang harus membuat pedoman penyanggaan untuk setiap jenis bukaan.Bukaan yang memerlukan penyanggaan harus dilakukan sesuai dengan jenis batuan dan metoda penambangan.Dilarang melepas atau merubah penyangga yang sudah terpasang, kecuali diperintah dan diawasi.Dilarang melepas atau merubah lantai, atap, alas, kayu batangan atau balok kayu, dan sejenisnya apabila hal tersebut akan menimbulkan bukaan berbahaya kecuali dalam pengawasan ketat.Material penyangga harus cukup kuat dan dalam jumlah yang cukup serta siap pakai.Apabila bahan penyangga tidak tersedia dan kondisi tempat kerja berbahaya, maka kegiatan pada tempat kerja tersebut harus dihentikan.

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Kayu Penyangga (Pasal 352):Kayu untuk penyangga di daerah kerja yang aktif harus terpasang benar, apabila diperlukan dipasang baja untuk mengencangkan sehingga fungsi penyangaan maksimum tercapai.Setiap penyangga batang dari kayu (prop set) untuk atap atau dinding permuka kerja atau jalan tambang harus dipasang pada alas yang kokoh.Kayu penyangga yang rusak, longgar atau terlepas yang menimbulkan kondisi yang tidak aman harus segera diperbaiki atau diganti.Pekerja tambang yang bekerja di bukaan produksi yang menggunakan penyangga kubus harus memperhatikan bahwa lantai sejajar dengan balok atas (cap) terutama setelah peledakan dan bila dianggap perlu kayu panyangga kubus tersebut dipaku.Penyangga kubus pada bukaan produksi harus dilengkapi dengan baik dan pasak yang dipasang pada dinding dan atap serta pada bagian teratas penyangga kubus harus dipasang penahan atap (top lagging), sedangkan ruang terbuka antara penahan atap dengan atap batuan harus disangga dengan balok kayu (pigsties) atau balok-balok dipasang diatas penyangga tegak dari penyangga kubus.

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Pemasangan Baut Batuan (Rock Bolting)(Pasal 353):Apabila baut batuan untuk penyanggaan, maka baut batuan secepat mungkin dipasang setelah terbentuknya bukaan.Tata cara pengujian penjangkaran harus dibuat untuk mengetahui kemampuan penjangkaran dan hasil pengujian tersebut dibuat, ditulis serta disimpan di kantor tambang.Pada penggunaan baut batuan puntiran maka daya puntirnya harus tidak melebihi ukuran dari hasil uji.Dilarang memberikan daya puntir melebihi kekuatan penjangkaran.

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Peraturan Perusahaan Mengenai Penyanggaan (Pasal 361):Pada suatu tambang yang memerlukan penyangga, maka Kepala Teknik Tambang harus membuat peraturan perusahaan mengenai penyanggaan dalam bentuk gambar tampak depan, tampak samping, tampak atas atau diagram sistem penyanggaan termasuk tatacara pemasangan dan pembongkaran yang mudah dimengerti oleh pekerja tambang yang melakukan pekerjaan tersebut.Kopi peraturan perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus ditempelkan pada jalan masuk ke bagian tempat kerja yang menggunakan penyangga dan mudah terlihat.

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Penyangga Sistematis (Pasal 538), a.l:Penyangga Sistematis harus dibuat untuk menyangga batuan atap dan dinding dari:a. Setiap permuka kerja;b.Setiap lubang maju;c.Setiap persimpangan dua atau lebih lorong apabila kendaraan atau ban berjalan melalui salah satu dari lorong tersebut dand.Setiap lorong dimana ada orang yang sedang bekerja.Pelaksana Inspeksi Tambang dapat memerintahkan secara tertulis kepada Kepala Teknik Tambang untuk membuat ketentuan Penyangga Sistematis pada tempat-tempat atau ruas jalan tertentu didalam tambang selain dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) danKepala Pelaksana Inspeksi tambang dapat memberlakukan ketentuan Penyangga Sistematis pada tambang lain selain tambang batubara bawah tanah.Dilarang mencegah seseorang untuk memasang penyangga tambahan pada suatu sistem penyanggaan yang ada apabila hal tersebut diperlukan untuk keselamatan.

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 III. 2. TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAHPeraturan Perusahaan Penyanggaan (Pasal 539):Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 361 maka salinan peraturan perusahaan penyanggaan harus dimiliki oleh setiap orang yang bertugas memasang dan membongkar penyanggaan atau mengawasi pekerjaan tersebut.Dalam hal pekerja tambang mendapat kesulitan bahasa atau buta huruf maka pengawas yang bersangkutan harus memberikan petunjuk dan perintah secara lisan.Salinan semua peraturan perusahaan penyanggaan yang masih berlaku harus disimpan dikantor tambang atau pada tempat lain yang disetujui atau yang telah ditentukan oleh Pelaksana Inspeksi Tambang.Pelaksana Inspeksi Tambang dapat merubah suatu peraturan perusahaan penyanggaan secara tertulis dalam buku tambang.

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Pedoman Penyanggaan Pada Kondisi Khusus (Pasal 540):Peraturan perusahaan penyanggaan untuk jalan yang merupakan bagian kegiatan penambangan sistem ruang dan penyangga alami atau pembuatan lubang maju penambangan sistem lorong panjang atau lorong pendek harus memuat rincian tentang urutan pemasangan, memajukan dan jarak maksimum antara:Baris terakhir dengan permuka lubang maju tidak lebih dari 1,0 meter;Tiap baris penyangga baut batuan atau penyangga lain tidak lebih dari ,,25 meter;Penyangga batang palang baut batuan atau penyangga lain dengan penyangga disamping lainnya tidak lebih dari 1,25 meter;Penyangga busur atau penyangga balok tidak lebih dari 1,25 meter danPenyangga kubus tidak lebih dari 1,50 meter

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Pedoman Penyanggaan Pada Kondisi Khusus (Pasal 540):Peraturan perusahaan penyanggaan pada sistem penambangan lorong panjang atau lorong pendek harus mencakup penyanggaan terhadap seluruh panjang dan lebar atap permuka kerja dan harus menentukan metoda dan cara melepas penyangga.Jarak maksimum antar penyangga harus:Jarak antar baris penyangga batang harus tidak boleh lebih dari 1 meter;Jarak antar deret penyangga batang kesamping pada baris yang sama haris tidak boleh lebih dari 1,25 meter danJarak antar baris penyangga batang terdepan dengan permuka kerja harus sedekat mungkin.

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Pedoman Penyanggaan Pada Kondisi Khusus (Pasal 540):8.Penyangga Sementara:Pada tempat penggalian tetapi bukan pada permuka lorong panjang atau pemotong atap pedoman penyanggan harus mencakup ketentuan penyanggaan yang sesuai dari penggalian tersebut. Apabila sistem penyangga yang sesuai tersebut menggunakan penyangga batang dan palang, maka ketentuan dalam Pedoman Penyanggaan harus memuat pemasangan penyangga batang sementara dengan jarak tidak lebih dari 1,0 meter dimuka penyangga terakhir yang terpasang dan jarak antar penyangga batang tidak lebih 1,25 meter;

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Pedoman Penyanggaan Pada Kondisi Khusus (Pasal 540):8.Penyangga Sementara:Pada tempat penggalian batubara tetapi bukan pada permuka lorong panjang, atau pemotongan atap pedoman penyanggan harus mencakup ketentuan penyanggaan yang sesuai dari penggalian tersebut. Apabila sistem penyangga yang sesuai sebagaimana disebut diatas menggunakan penyangga batang dan palang.Ketentuan tersebut harus memuat pemasangan penyangga batang sementara dengan jarak tidak lebih dari 1,0 meter dimuka penyangga terakhir yang terpasang dan jarak antar penyangga batang tidak lebih dari 1,25 meter.

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Pedoman Penyanggaan Pada Kondisi Khusus (Pasal 540):Penyangga busur atau penyangga balok pada lubang maju (roadhead).Apabila sistem penyanggan atap dan dinding pada permuka lubang maju dilakukan dengan menggunakan penyangga busur atau penyangga balok, maka pedoman penyanggaan harus memuat rincian jarak maksimum antar penyangga tidak lebih dari 1,25 meter.10.Baut Batuan Atap:Dilarang menggunakan baut batuan sebagai satu-satunya penyangga pada permuka kerja lorong panjang kecuali untuk tujuan pembongkaran penyangga bertenaga dan Apabila baut atap digunakan sebagai penyangga, pedoman penyanggaan harus memuat pola, selang jarak dan nilai daya puntir yang dipakai. Pengunaan baut atap harus sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 353.

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Pedoman Penyanggaan Pada Kondisi Khusus (Pasal 540):11.Kontrol Lapisan Batuan Atap dengan Bronjong:Apabila bronjong digunakan untuk mengendalikan sebagian besar pergerakan lapisan batuan atap, maka pedoman penyanggaan harus memuat:Jarak maksimum antara permuka kerja dengan dinding bagian depan bronjong yang berdiri berlawanan dengan permuka kerja;Lebar minimum bronjong danJarak maksimum antar bronjong

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995 Tugas Dalam Peraturan Perusahaan Penyanggaan (Pasal 541), a.l:Pengawas operasional atau orang berkemampuan yang ditunjuk untuk bertanggung jawab terhadap suatu bagian kerja yang pada tempat tersebut penyangga dipasang, dimajukan atau dibongkar, atau bertanggung jawab terhadap orang yang tugasnya memasang, memajukan atau membongkar penyangga, harus memastikan bahwa peraturan perusahaan penyanggaan dilaksanakan. Orang tersebut juga harus memastikan bahwa apabila terlihat suatu kondisi yang memerlukan penyangga tambahan maka penyangga tambahan tersebut harus dipasang segera walaupun hal tersebut tidak tercantum dalam peraturan perusahaan penyanggaan.2. dst

Kepmen PE No. 555.K Tahun 1995

Terima Kasih