45042004200911572
TRANSCRIPT
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 1/20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Minuman Karbonasi
Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol,
merupakan minuman olahan dalam bentuk cair mengandung bahan baku dan
bahan tambahan lainnya baik alami atau sintetik yang dikemas dalam kemasan
yang siap untuk dikonsumsi. Minuman ringan terdiri dari 2 jenis, minuman
ringan tanpa karbonasi dan minuman ringan dengan karbonasi (Anonim,2007)
Minuman ringan dengan karbonasi adalah minuman yang dibuat
dengan mengabsorpsikan CO2
ke dalam air. Minuman ringan tanpa karbonasi
adalah minuman selain minuman ringan dengan karbonasi (Anonim, 2007)
Karbonasi merupakan proses penginjeksian gas-gas CO2
( Karbondioksida) Ke dalam minuman sehingga memiliki penampilan
gelembung-gelembung yang memberi kesan segar. Gelembung-gelembung
CO2
tersebut juga memberi efek kepuasan yang sangat khas apabila
dikonsumsi yaitu rasanya yang menggigit di lidah (Anonim, 2006)
B. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu adalah teknik-teknik kegiatan-kegiatan operasional
yang dilakukan untuk memahami persyaratan mutu meliputi monitoring suatu
proses, melakukan tindakan koreksi bila ada ketidaksesuaian dan
menghilangkan penyebab timbulnya hasil yang kurang baik pada tahapan
rangkaian mutu yang relevan untuk mencapai efektivitas yang ekonomis
(Soekarno, 1990)
Dalam industri pengolahan mutu sangat berkaitan erat dengan pola
pengelolaan dalam industri. Citra mutu produk ditegakkan oleh pimpinan
perusahaan dan dijaga oleh seluruh bagian atau satuan kerja dalam perusahaan
atau industri. Dalam industri pangan yang maju pengendalian mutu sama
4
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 2/20
pentingnya dengan proses produksi. Program-program pengendalian mutu
akan didukung penuh oleh pimpinan perusahaan, karena progam itu
merupakan penjabaran yang terinci dari kebijaksanaan pimpinan perusahaan.
Kelemahan pengendalian mutu pada industri pangan dapat berakibat fatal.
Keteledoran bukan saja berakibat fatal bagi indutri yang bersangkutan yaitu
perusahaan dapat mengalami penutupan produktivitas, tetapi kerugian juga
dapat meluas ke perusahaan sejenis, pemerintahan, masyarakat umum dan
negara (Soekarto, 1990)
Pengendalian mutu produk pangan erat kaitannya dengan sistem
pengolahan yang melibatkan bahan baku, proses pengolahan, penyimpangan
yang terjadi dan hasil akhir. Sebagai ilustrasi internal (citra mutu pangan)
dapat dinilai atas ciri fisik (penampilan : warna, ukuran, bentuk, kombinasi
dan bau) serta atribut tersembunyi (nilai gizi dan keamanan mikrobia).
Sedangkan secara eksternal (citra perusahaan) ditunjukkan oleh kemampuan
untuk mencapai kekonsistenan mutu (syarat dan standart) yang ditentukan
oleh pembeli, baik di dalam maupun di luar. Pengendalian mutu pangan juga
bisa memberikan makna upaya pengembangan mutu produk pangan yang
dihasilkan oleh perusahaan atau produsen untuk memenuhi kesesuaian mutu
yang dibutuhkan konsumen. (Hubeis, dalam makalah Binsar Nababan dan
kawan-kawan, 2001)
Menurut Kadarisma (2001), dalam makalah falsafah sains program
pasca sarjanah IPB, untuk mempertahankan mutu produk pangan sesuai
dengan yang diharapkan konsumen dan mampu bersaing secara global, maka
secara umum dapat ditempuh dengan upaya-upaya sebagai berikut :
1. Pengadaan bahan baku
Aspek- aspek penting yang perlu diperhatikan yaitu : persyaratan-
persyaratan dan kontrak pembelian, pemilihan pemasok, kesepakatan
tentang jaminan mutu, perencanaan dan pengendalian pemeriksaan, dan
catatan- catatan mutu penerimaan bahan.
2. Pengendalian produksi
Adapun kegiatan-kegiatan pengendalian mutu proses produksi
5
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 3/20
meliputi : pengendalian bahan dan kemampuan telusur, yaitu investor
system, yang bertujuan mengendalikan kerusakan bahan, pengendalian
dan pemeliharaan alat, pengendalian proses yaitu proses produksi yang
sangat penting terhadap mutu produk, dan perubahan proses.
3. Pengemasan.
Pengemasan dilakukan dengan benar-benar agar bisa memenuhi
persyaratan teknis untuk kepentingan distribusidan promosi. Dalam
industri pangan pengemasan merupakan tahap terrakhir produksi sebelum
di distribusikan. Pengemasan mempunyai fungsi sebagai berikut : wadah
untuk memuat produk, memelihara kesegaran dan kemantapan produk
selama penyimpanan dan distribusi, melindungi pangan dari kontaminasi
luingkungan dan manusia, mencegah kehilangan volume selama
pengangkutan, dan media komunikasi atau media promosi.
4. Penyimpanan dan penanganan produk akhir.
Penyimpanan dan penanganan produk akhir bertujuan untuk
mencegah kerusakan akibat vibrasi, shock, abrasi, korosi, pengaruh suhu,
RH, dan sinar matahari.
5. Pemeriksaan dan pengujian selama proses dan produk akhir.
Pemeriksaan dan pengujian selama proses dan produk akhir
bertujuan untuk mengetahui apakah item atau lot yang dihasilkan
memenuhi persyaratan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
6. Keamanan dan tanggung jawab produk.
Karakteristik mutu keamanan dalam industri pangan semakin hari
semakin penting karena banyak kasus yang terjadi baik di dalam maupun
di luar negeri. Oleh karena itu perlu dikembangkan metode atau peraturan
tentang pengolahan pangan yang baik.
Untuk mengetahui berhasil tidaknya pengendalian mutu maka
dilakukan pengawasan mutu.
Pengawasan mutu adalah kegiatan yang memastikan apakah
kebijaksanaan dalam hal mutu (standart) dapat tercermin dalam hasil
akhir, dengan kata lain pengawasan mutu merupakan usaha untuk
6
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 4/20
mempertahankan mutu dari bahan yang dihasilkan agar sesuai dengan
spesifikasi produk yang ditetapkan dengan berdasarkan kebijakan
pimpinan perusahaan. Dalam pengawasan ini semua performance barang
dicek menurut standart dan semua penyimpangan-penyimpangan dari
standart dicatat serta dianalisa semua penemuan-penemuan dalam hal ini
digunakan sebagai umpan balik (feed back) untuk para pelaksana sehingga
mereka dapat melakukan tindakan perbaikan produksi pada masa yang
akan datang (Assauri, 1980).
Ada perusahaan-perusahaan tertentu yang kualitas produksinya
banyak dipengaruhi oleh kualitas bahan baku yang dipakai, sehingga
perusahaan harus mencurahkan perhatian kepada pembelian bahan baku.
Mungkin juga faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas proses
produksinya, sehingga dalam proses produksilah masalah yang harus
benar-benar diawasi dengan seoptimal mungkin. Tetapi pengawasan yang
sering dilupakan oleh produsen adalah pengawasan selama barang tersebut
di pasaran. Sebab begitu barang keluar dari gudang maka banyak dari
produsen yang lepas tangan. Padahal pengawasan barang-barang di
pasaran tersebut tidak kalah pentingnya. Turunnya kualitas suatu barang
dapat terjadi ketika dalam pengangkutan maupun selama beredar dalam
pasaran. Tetapi sebagian besar kerusakan-kerusakan yang menyebabkan
turunnya kualitas adalah barang tersebut terlalu lama tidak terjual
sehingga mengalami kerusakan. Oleh karena itu, barang-barang yang tidak
tahan lama dan mudah terpengaruh oleh iklim perhatian terhadap
pengawasan pasar harus betul-betul diperhatikan (Nitisemito, 1981).
Pengawasan mutu adalah kegiatan untuk memastikan kebijakan
dalam hal mutu atau standar dapat tercermin dalam hasil akhir. Hal-hal
yang dapat membantu dalam pengawasan mutu yaitu :
1. Maksud dan tujuan pengawasan mutu :
a. Agar hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah
ditetapkan.
b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi seminimal
7
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 5/20
mungkin.
c. Mengusahakan agar biaya design produk proses dengan
menggunakan mutu produksi tertentudapat menjadi seminimal
mungkin.
d. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah
mungkin.
2. Tugas pengawasan mutu pabrik adalah.
a. Penerimaan bahan baku.
b. Kegiatan diberbagai tingkat proses dan diantara tingkat tersebut.
c. Bagian terakhir barang jadi.
d. Tes- tes dari para pemakai.
e. Penyelidikan atas sebab-sebab kesalahan yang timbul selama
pembuatan.
3. Teknik dan alat-alat pengawasan mutu, meliputi :
a. Cara-cara menjalankan pengawasan.
b. Hal-hal yang mempengaruhi derajat pengtawasan mutu misalnya :
Kemampuan proses.
Spesifikasi yang berlaku.
Parameter yang dapat diterima.
Ekonomisnya kegiatan produksi.
c. Variabilitas proses produksi misalnya :
Jenis-jenis perubahan (variabilitas) dibagi
penyetelan (setting) dan proses.
Ukuran dan variabilitas meliputi deviasi
standar, koefisien variabilitas, jarak atau
range.
Tabel pengontrol (control chart) meliputi
penyetelan proses dan kemunduran
proses.
d. Faktor yang membantu proses pengawasan yaitu :
8
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 6/20
Rangkaian/urutan.
Keseragaman.
Anilisis.
Penentuan tingkat tindakan yang akan
dilakukan.
Hubungan (relevance).
4. Pengambilan sample.
a. Pengambilan sample (sampling) terdiri dari :
1) Tujuan (obyektive)
pengambilan
sample :
• Untuk
memperol
eh
informasi
dengan biaya
yang lebih
kecil
daripada
melakuka
n
pemeriksa
an
keseluruh
an.
• Atau
dalam hal
dimana
pemeriksa
9
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 7/20
an
menyelur
uh tidak
dapat
dilakukan.
2) Keuntungan
menggunakan
sampling :
Informasi dapat diperoleh dengan
cepat.
Dapat dipakai dalam
pengetesan/pengujian pada hasil akhir
(finished product) yang merupakan
cara pengujian yang merusak
(destructive) atau semi destructive).
b. Cara-cara sampling :
Diklasifikasikan berdasarkan cara-cara pemeriksaan karakteristik:
1) Atribut.
2) Variabel diukur secara kuantitatif dan diklasifikasikan
menjadi:
(a) Single
sampling.
(b) Doubel
sampling
(sampling
pertama
dan
sampling
kedua)
(c) Sequential
sampling.
10
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 8/20
(Anonim, 2004)
C. Pengendalian Mutu Bahan Baku Dan Bahan Pembantu
Produksi Minuman Karbonasi
Bahan baku merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya
terhadap kualitas produk akhir. Bahkan didalam beberapa jenis perusahaan
tertentu pengaruh kualitas bahan baku ini sedemikian besarnya, sehingga
hampir kualitas produk akhir ditentukan oleh kualitas bahan bakunya. Oleh
karena itu tidak pada tempatnya apabila perusahaan meninggalkan
pengendalian kualitas. Bahan baku ini apabila perusahaan akan melaksanakan
pengendalian kualitas produk akhir dengan baik (Ahyari, 1987)
Menurut Ahyari, (1987) langkah-langkah pengendalian bahan baku
dan bahan tambahan diantaranya adalah:
1. Seleksi Sumber Bahan
• Pengalaman hubungan pada waktu yang lalu
• Evaluasi dengan daftar pertanyaan
• Penelitian dengan kualitas supplier
2. Pemeriksaan Dokumen Pembelian
3. Pemeriksaan penerimaan Bahan
• Rencana pemeriksaaan
• Pemeriksaan dasar
• Pemeriksaan sampel atau contoh bahan
•
Catatan pemeriksaan4. Penjagaan Gudang Fasilitas
Penyimpanan
• Penulisan identitas yang jelas bagi gudang dan isinya
• Pembungkusan atau pengepakan yang cukup baik
• Pengadaan rotasi pengambilan bahan untuk mencegah
terjadinya penungguan yang tidak merata
• Untuk bahan-bahan yang mempunya batas-batas waktu
11
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 9/20
penggunaan, maka atas waktu tersebut harus ditulis dengan
jelas agar tidak terjadi lewat batas waktu atau kadaluwarsa.
Perusahaan yang memproduksikan suatu produk dimana karakteristik
bahan ini langsung menjadi karakteristik produk, maka kualitas dari bahan
baku ini akan sangat besar pengaruhnya bagi kualitas produk akhir
perusahaan. Dengan demikian perlu adanya pengendalian kualitas bahan baku
ini dengan lebih teliti dan teratur untuk menjaga kualitas produk akhir
(Ahyari, 1987).
Dalam melaksanakan pengendalian bahan baku dan bahan tambahan
masalah penilaian persediaan tidak akan lepas daripadanya. Berbagai macam
cara/metode yang dapat dipergunakan, metode-metode tersebut antara lain
adalah : Identifikasi khusus, rata-rata sederhana, rata-rata tertimbang, rata-
rata bergerak, masuk terakhir keluar pertama, masuk pertama keluar pertama,
persediaan dasar, harga beli/pasar terendah, harga beli terakhir, harga standart.
Pemilihan metode penilian persediaan ini akan dikaitkan dengan kondisi
masing-masing perusahaan, terutama sistem pembukuan (pencatatan) bahan
dalam perusahaan tersebut. (Ahyari,A. 1987)
Bahan baku merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya
terhadap kualitas produk akhir. Bahkan didalam beberapa jenis perusahaan
tertentu pengaruh kualitas bahan baku ini sedemikian besarnya, sehingga
hampir seluruh kualitas produk akhir ditentukan oleh kualitas bahan baku.
Oleh karena itu tidak pada tempatnya apabila perusahaan meninggalkan
pengendalian kualitas bahan baku ini apabila perusahaan akan melaksanakan
pengendalian kualitas produk akhir dengan baik (Ahyari, A. 1987)
Bahan baku dan bahan pembantu untuk produksi minuman karbonasi
adalah air, gula, konsentrat, dan karbondioksida (CO2) dan pengawet
(Anonim, 2007)
1. Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: Zat kimia
ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan
untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula,
12
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 10/20
asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik (Anonim,
2005).
Air yang digunakan untuk pembuatan minuman karbonasi harus
mempunyai kualitas tinggi, yaitu : jernih, tidak berbau, tidak bewarna,
bebas dari mikroorganisme yang hidup dalam air, alkalitasnya <50 ppm,
total padatan terlarut <500 ppm, dan kandungan logam besi dan mangan
<0,1 ppm (Anonim, 2007)
Sederetan proses diperlukan untuk mendapatkan kualitas air yang
diinginkan, antara lain : klorinasi, penambahan kapur, koagulasi,
sedimentasi, filtrasi pasir, penyaringan dengan karbon aktif, dan
demineralisasi dengan ion exchanger (Anonim, 2007)
2. Gula
Gula merupakan sejenis pemanis yang telah digunakan oleh
manusia sejak 2000 tahun yang lalu. Menurut ahli sains yang dimaksud
gula adalah sukrosa atau sakarosa yang merupakan disakarida yang
berwarna putih. Gula yang diperjual belikan terbuat dari bahan tebu atau
bahan bit gula. Dalam istilah makanan gula berfungsi memberikan rasa
manis (Anonim, 2002)
Menurut Anonim (2007), bahan pemanis yang digunakan dalam
minuman ringan terbagi dalam dua kategori.
a. Natural (nutritive), antara lain gula pasir, gula cair, gula invert cair,
sirup jagung, dengan kadar fruktosa tinggi, dan dektrosa.
b. Sintetik (non nutritive), satu-satunya yang direkomendasikan oleh
FDA ( Food & Drugs Administration Standard , Amerika Serikat)
adalah sakarin. Pemanis atau gula digunakan untuk rasa manis dan
sebagai pengawet
Pemanis yang digunakan dalam produksi minuman karbonasi
adalah natural yaitu gula pasir yang berkualitas tinggi yang diimport dari
Thailand, Jerman, dan Vietnam.
Penanganan mutu gula dilakukan dengan cara menyimpan gula
digudang dengan tempat yang kering, kelembaban rendah, bebas dari
13
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 11/20
bakteri (Anonim, 2007)
3. CO2
(carbondioksida)
Karbondioksida (CO2) dalam pembuatan minuman karbonasi
berfungsi untuk menyegarkan dan mengawetkan karena mampu
memusnahkan bakteri-bakteri (Anonim, 2007).
Persyaratan mutunya adalah karbondioksida yang digunakan
harus semurni mungkin, tidak berbau, dan berbentuk gas (Anonim, 2007)
Cara penanganan CO2
untuk produksi minuman karbonasi adalah
penyimpanan dalam tangki agar tidak terjadi penguapan (Anonim, 2007).
4. Konsentrat
Konsentrat merupakan biang dari minuman Coca-Cola yang
berupa liquid dan powder. Konsentrat ini berfungsi untuk memberi rasa
aroma dan warna (Anonim, 2007). Konsentrat terdiri dari beberapa bagian
yaitu:
a. Pemberi aroma dan rasa
Pemberi aroma dan rasa dapat berupa : Ekstrak alkoholik , (menyaring bahan kering
dengan larutan alkoholik) misalnya : jahe,
anggur, lemon –lime, dan lain-lain.
Larutan alkoholik , (melarutkan bahan dalam
larutan air alkoholik) misalnya : strowberry,
cherry, cream soda, dan lain-lain.
Emulsi, (mencampur essencial oil dengan bahan pengemulsi, misalnya : vegetable gum)
misalnya untuk citrust flavor, rootber dan
cola.
Fruit juice, misalnya : orange, grape fruit,
lemon, dan grape.
Caffein, sebagai pemberi rasa pahit (bukan
sebagai stimulan)
14
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 12/20
Ekstrak biji kola.
Sintetik flavor , misalnya : ethylacetat/amylbutyrate yang memberikan aroma
grape (Anonim, 2007)
Pemberi aroma mempunyai peranan untuk memberikan aroma
pada minuman agar ada modifikasi antara produk minuman yang satu
dengan minuman yang lain agar tidak timbul kejenuhan flavor.
Spesifikasi konsentrat yang digunakan dalam pembuatan
minuman karbonasi adalah emulsi dengan mencampur essential oil
dengan bahan pengemulsi.
Langkah-langkah pengendalian mutunya adalah konsentrate
liquid dikemas dalam botol plastik dan ditaruh dalam kardus,
sedangkan konsentrate powder dikemas dalam plastik dan dimasukkan
dalam kardus. Kemudian konsentrate disimpan dalam ruangan yang
bersuhu di bawah 00 C agar kualitasnya tetap terjaga (Anonim, 2007).
b. Pewarna
Pewarna berfungsi untuk meningkatkan daya tarik minuman.
Macamnya antara lain:
1) Natural, misalnya dari
grape, strawberry,
cherry, dan lain-lain.
2) Semi sintetik, misalnya
caramel flavor.
3) Sintetik, dari 8 jenis
pewarna yang dapat
dimakan ( Food grade)
hanya yang
diperkenankan oleh
FDA untuk digunakan
sebagai pewarna dalam
15
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 13/20
minuman ringan
(Anonim, 2007)
Peranan pewarna adalah memberikan kesan lain (kesan warna
lain) antara produk yang satu dengan produk yang lain sesuai dengan
flavor yang ditambahkan sehigga menimbulkan kesan warna yang
unik dan tidak membosankan.
Spesifikasi pewarna yang digunakan adalah sintetik
Cara penanganan mutunya adalah pewarna dikemas dalam
kemasan botol besar dan dimasukkan dalam kardus dan disimpan
dalam ruangan dingin, suhunya dibawah 00 C (Anonim, 2007).
5. Pengawet
Penambahan zat pengawet pada makanan atau minuman bertujuan
untuk menghambat pertumbuhan jamur atau bakteri serta untuk
memperlambat oksidasi yang dapat merusak makanan. Peranan pengawet
adalah agar produk yang disimpan daya tahan atau daya simpan lebih
lama.
Pengawet yang digunakan adalah Natrium benzoat, zat itu aman
dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Dosis yang dianjurkan adalah 0,5%.
Cara penanganan mutunya adalah disimpan dalam kemasan plastik
dan dimasukkan dalam kardus disimpan dalam ruangan dingin, suhunya
dibawah 00C (Anonim, 2007).
D. Pengendalian Mutu Proses Produksi Minuman Karbonasi
Proses pembuatan minuman karbonasi dimulai dari pengolahan air,
pembuatan syrup, penambahan konsentrate, karbondioksida dan bahan
tambahan (Anonim, 2007)
1. Pengolahan Air
Cara pengolahan air menurut Waluyo S (1984), dengan proses
16
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 14/20
sebagai berikut :
a. Aerasi
Proses aerasi mempunyai kegunaan : menghilangkan gas-gas
atau pengotor air yang volatile seperti karbon dioksida, hydrogen
sulfide, bau-bau yang menyimpang dan lain- lain. Dan dapat juga
berfungsi untuk asidasi unsur-unsur yang terdapat dalam air seperti
besi, mangan menjadi bentuk yang tak sehingga bisa dipisahkan dari
air. Alat yang digunakan untuk aerasi adalah aerator. Pada dasarnya
aerator bisa dibagi menjadi tiga golongan (1) Aerator dimana air
dialirkan atau dipancarkan pada udara, (2) Aerator dimana
gelembung-gelembung udara dimasukkan kedalam air pada suatu
tangki yang terbuka, (3) Aerator dimana udara dipompa dandan
dilarutkan dalam air pada tekanan tinggi dalam suatu tangki tertutup.
Aerator golongan pertama cukup efisien bila bidang kontak antara air
dengan udara cukup besar. Bila dicapai cengan memperkecil tetes-
tetes air yang dipancarkan pada proses yang kontinyu, aerator jenis
kedua kurang efisien, sedangkan jenis no tiga mampu digunakan udara
secara efisien.
b. Sendimentasi
Sendimentasi adalah proses pemisahan zat-zat yang
tersuspensi tanpa bantuan atau tambahan koagulan. Ini dilakukan
dengan memperlambat aliran air sampai relative diam sehingga terjadi
pengendapan secara gravitasi. Sendimentasi hanya mengendapkan
sebagian zat tersuspensi. Derajat pemisahan tergantung pada ukuran
dan jenis zat yang tersuspensi, suhu dari air, dan waktu lamanya
proses sendimentasi.
c. Koagulasi
Apabila air yang belum dikoagulasi disaring maka akan
terlihat bahwa hasil saringan masih menunjukkan kekeruhan dan
sebagian besar penyebab warna air adalah komponen-komponen yang
sangat kecil sehingga tetap tembus dalam penyaringan. Koagulan yang
umum digunakan adalah : Alumunium sulfat, Feri sulfat, Fero sulfat,
17
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 15/20
Chlorinated, Copperas, Alu, ammonium alum atau kalium alum,
Natrium, aluminat, Tanah liat, Activated Silika, Polielektrolit.d. Settling
Settling adalah proses pengendapan air yang telah dikoagulasi.
e. Filtrasi
Type dari filter yang dipakai pada proses filtrasi air pada
umumnya adalah sama, yaitu dengan mempergunakan medium
penyaring yang berupa butiran-butiran seperti pasir atau anthrafilt,
yang biasanya dikenal sebagai saringan pasir.
2. Pembuatan Syrup
Parameter syrup adalah kental, warna syrup jernih dan mempunyai
0 brix : 54,85 (Anonim, 2007)
Cara pembuatan syrup yaitu :
a. Pencampuran gula dengan air dingin sampai homogen.
b. Kemudian dijernihkan dengan penambahan karbon
aktif.
c. Dilakukan penyaringan, bahan penyaring yang
digunakan dalam penyaringan menggunakan alat
berupa plat frame filter.
d. Larutan syrup kemudian dapat disterilkan dengan
ultraviolet dengan kapasitas 11.000 L/jam.
(Anonim, 2007)
3. Penambahan konsentrat, bahan tambahan dan karbodioksida.
Bahan tambahan dan karbondioksida diaduk dengan temperatur
tekanan diatur pada kondisi tertentu sampai syrup dan bahan tambahan
dan konsentrate tercampur rata. Syrup yang sudah tercampur rata
ditambahkan karbondiosida (Anonim, 2007)
4. Pengemasan
Produk akhir berupa minuman ringan karbonasi dikemas dalam
botol atau kaleng.
Tahap-tahap dalam pengemasan minuman karbonasi adalah :
18
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 16/20
a. Botol gelas dapat digunakan ulang (reuse) tanpa
mengalami pengolahan atau perubahan bentuk akantetapi harus melalui proses pencucian dan sterilisasi
dengan menggunakan deterjent dan soda kaustik.
b. Pengisian minuman karbonasi dalam botol.
c. Produk akhir minuman karbonasi sudah siap untuk
dikemas, pemasukan minuman karbonasi botol sudah
diatur volumenya secara otomatis.
d. Botol siap untuk ditutup.
(Anonim, 2006).
E. Pengendalian Mutu Produk Minuman Karbonasi
Mutu merupakan kebutuhan manusia yang melekat pada produk
karena mutu berkaitan dengan sesuatu yang dapat memberikan kepuasan
kepada manusia si pemakai produk tersebut. Mutu barang itu timbul
dikarenakan adanya pemanfaatan terhadap barang oleh manusia dan
barang tersebut mempunyai perbedaan nilai pemuas antara satu dengan
yang lain dalam hal pemanfaatanya (Susanto dan Suneto, 1994)
Mutu suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu
produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan
konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan
(Prawirosentono, 2002).
1 Hal-hal Yang Mempengaruhi Mutu Produk
a. Bahan baku dan bahan pembantu
Komoditas bahan baku dapat berupa produk yang dipasarkan
angsung ke konsumen atau berupa bahan mentah yang dijual ke
perusahaan industri pengolahan untuk diolah lebih lanjut atau berupa
produk olahan ( Processed products), yang kesemua bentuk komoditas itu
memerlukan pengawasan mutu.
Bahan mentah (raw materials) yaitu bahan yang baru dipanen atau
yang masih akan di olah lebih lanjut oleh industri. Mutu produk olahan
menyangkut produk setengah jadi (half finished product) dan produk jadi
19
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 17/20
( finished product). Produk setengah jadi yaitu hasil olahan yang belum
dapat langsung dikonsumsi melainkan masih perlu diolah lebuh lanjut,
misalnya tepung terigu,tapioka. Produk-produk ini akan menjadi bahan
mentah industri. Sedangkan produk jadi adalah hasil olahan yang dapat
langsung digunakan atau dikonsumsi manusia (Soekarto, Soewarno, 1990)
b. Proses Pengolahan
Pengolahan biasanya disertai dengan bentuk atau sifat bahan.
Dengan demikian pengolahan memegang peranan penting terhadap mutu
hasil olahan. Beberapa kelas mutu hasil olahan ditentukan oleh cara dan
tingkat pengolahan. Bahkan beberapa komoditas kelas mutunya justru
dibuat pada waktu pengolahan atau pembuatannya. Dengan mengatur
komposisi bahan baku dan tambahan maka dapat ditentukan mutu hasil
olahannya.
c. Penyimpanan dan Penanganan Produk
Bagi perusahaan-perusahaan yang memproduksi suatu produk,
dimana karakteristik bahan ini langsung menjadi karakteristik produk
(misalnya perusahaan meubel, perusahaan-perusahaan assembling dan lain
sebagainya) maka kualitas dari bahan baku ini akan sangat besar
pengaruhnya bagi kualitas produk akhir perusahaan. Dengan demikian
perlu adanya pengendalian kualitas bahan baku ini dengan lebih teliti dan
teratur untuk menjaga kualitas produk akhir. Dengan cara seleksi sumber
bahan, pemeriksaan dokumen pembelian, pemeriksaan penerimaan bahan,
dan penjagaan gudang fasilitas penyimpangan (Ahyari, A. 1987)
Penyimpanan dan penanganan produk jadi bertujuan untuk
mencegah akibat vibrasi, shock, abrasi, korosi, pengaruh suhu, RH, sinar
dan sebagainya selama penanganan produk, pengangkutan produk dan
penyimpanan produk (Kadarisman, 1994).
Penggudangan berpengaruh besar terhadap mutu produk. Selama
penggudangan terutama untuk penyimpanan jangka panjang perubahan
mutu berlangsung terus menerus. Faktor-faktor yang mempercepat
penurunan mutu produk dalam gudang penyimpanan adalah suhu,
20
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 18/20
kelembaban, penemaran serangga dan kebocoran (Soekarto, Soewarno,
1990).
2 Upaya Mempertahankan Mutu Produk
Untuk mempertahankan mutu produk pangan sesuai dengan yang
diharapkan konsumen dan mampu bersaing secara global, maka mengacu
Kadarisman (1994) secara umum dapat ditempuh upaya-upaya sebagai
berikut:
a. Pengadaan bahan baku
Baik bahan penolong maupun bahan tambahan industri harus
direncanakan dan dikendalikan dengan baik. Aspek-aspek penting yang
perlu diperhatikan, yaitu Persyaratan-persyaratan dan kontrak pembelian,
Pemilihan pemasok mampu, Kesepakatan tentang jaminan mutu,
Kesepakatan tentang metoda-metoda verifikasi, Penyelesaian perselisihan
mutu, Perencanaan dan pengendalian pemeriksaan, dan Catatan-catatan
mutu penerimaan bahan.
b. Pengendalian produksi
Pada proses produksi dilakukan pengendalian proses.
Pengendalian proses adalah analisa dan mengenali penyebab keragaman
produk dan kemudian melakukan tindakan koreksi atau perbaikan
terhadap proses produksi agar tercapai produk yang bermutu baik dan
seragam. Keragaman produk secara alamiah tidak ada dua produk pangan
yang betul-betul sama persis. Variasi atau keragaman produk dapat dirinci
menjadi keragaman sifat-sifat mutunya.
Pengukuran sifat-sifat mutu penting dalam rangka memantau
adanya keragaman produk atau penyimpangan proses. Penyebab
keragaman produk antara lain: Bahan mentah, formulasi produksi, proses
pengolahan, peralatan yang digunakan, dan hukum peluang (faktor acak).
Pengendalian proses dapat dilakukan dengan mengendalikan keragaman
dalam batas–batas yang masih dapat ditoleransi. Kegiatan pengendalian
21
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 19/20
proses dilakukan dengan bagan yaitu melalui: 1) Fungsi bagan
pengendalian yaitu wadah pencatatan parameter keragaman produk selama
berlangsungnya observasi dan memonitor terus menerus kondisi mutu
produk yang sedang diproduksi agar jika sewaktu-waktu timbul
penyimpangan mutu dapat segera dideteksi sedini mungkin. 2) Bagan
pengendalian proses adalah pemetaan harga, pengukuran sejumlah contoh
secara berkala selama produksi berlangsung dengan menggunakan batas–
batas toleransi sebagai parameter pengendalian, dan yang ke 3) Sifat
atribut adalah kriteria mutu yang tidak diukur tetapi yang dihitung atau
yang dipilih. (Soekanto Soewarno T, 1996).
Pengendalian produksi dilakukan secara terus menerus meliputi
kegiatan antara lain Pengendalian bahan dan kemampuan telusur, dengan
inti kegiatan adalah inventory system, dengan tujuan pengendalian
kerusakan bahan, Pengendalian dan pemeliharaan alat, Proses khusus,
yaitu proses produksi yang kegiatan pengendaliannya merupakan hal yang
sangat penting terhadap mutu produk, dan pengendalian dan perubahan
proses.
c. Pengemasan
Pengemasan dilakukan dengan benar dan memenuhi persyaratan
teknis untuk kepentingan distribusi dan promosi. Dalam industri pangan,
pengemasan merupakan tahap terakhir produksi sebelum di distribusikan.
Pengemasan berfungsi sebagai: Wadah untuk memuat produk, Memelihara
kesegaran dan kemantapan produk selama penyimpanan dan distribusi,
Melindungi pangan dari kontaminasi lingkungan dan manusia, Mencegah
kehilangan selama pengangkutan dan distribusi, dan Media komunikasi
atau promosi.
d. Penyimpanan dan penanganan produk jadi
Penyimpanan dan penanganan produk jadi bertujuan untuk
mencegah kerusakan akibat vibrasi, shock, abrasi, korosi, pengaruh suhu,
RH, sinar dan sebagainya selama penanganan, pengangkutan, dan
penyimpanan.
22
5/10/2018 45042004200911572 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/45042004200911572 20/20
e. Pemeriksaan dan pengujian selama proses dan produk akhir
Tujuan utama adalah untuk mengetahui apakah item atau lot yang
dihasilkan memenuhi persyaratkan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
f. Keamanan dan tanggung jawab produk
Pengawasan dan pengendalian mutu pada produk akhir dilakukan
setelah produk tersebut lulus dari kriteria pengawasan dan pengendalian
mutu pada proses produksi dan sebelun produk tersebut dipasarkan
kekonsumen.
23