4. refleksi kasus bayi sepsis (fix)
DESCRIPTION
Refleksi KasusTRANSCRIPT
REFLEKSI KASUS
“ BAYI ATERM + SMK + SEPSIS + HIPOGLIKEMIA +
HIPERBILIRUBINEMIA”
Nama : Irwan Muhaeimin H.M.
No. Stambuk : G 501 08 008
Pembimbing : dr. Kartin Akune, Sp.A
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PALU
MEI 2013
42
PENDAHULUAN
Sepsis adalah adanya mikroorganisme patogen atau toksinnya di dalam
darah atau jaringan lain. Sepsis pada neonatus adalah sindrom klinis dengan gejala
infeksi sistemik pada bulan pertama kehidupan. Dalam sepuluh tahun terakhir
terdapat beberapa perkembangan baru mengenai definisi sepsis. Salah satunya
menurut The International Sepsis Definition Conferences (ISDC,2001), sepsis
adalah sindrom klinis dengan adanya Systemic Inflammatory Response Syndrome
(SIRS) dan infeksi. Sepsis merupakan suatu proses berkelanjutan mulai dari
infeksi, SIRS, sepsis, sepsis berat, renjatan/syok septik, disfungsi multiorgan, dan
akhirnya kematian.
Berdasarkan waktu terjadinya, sepsis neonatorum dapat diklasifikasikan
menjadi dua bentuk yaitu sepsis neonatorum awitan dini (early-onset neonatal
sepsis) dan sepsis neonatorum awitan lambat (late-onset neonatal sepsis).
Tatalaksana sepsis terbagi menjadi 2 yaitu Manajemen umum dan
Manajemen Khusus. Manajemen Umum meliputi : Patensi jalan nafas,
oksigenisasi, Perbaiki sirkulasi dan Antibiotik. Antibiotik yang diberikan yaitu
Ampisilin dan Gentamisin untuk lini pertama dan Sefotaksim dan Gentamisin
untuk lini kedua sampai 7 hari. Sedangkan Manajemen Khusus meliputi
manajemen untuk penyakit penyerta dan komplikasi.
Komplikasi sepsis neonatorum antara lain: hipoglikemia dan
hiperbilirubinemia. Tatalaksana untuk Hipoglikemia terbagi menjadi 3 yaitu :
Memantau Kadar Glukosa Darah, Pencegahan Hipoglikemia, dan Perawatan
Hipoglikemia dengan cara koreksi segera dengan bolus dekstrosa 10%.
Sedangkan tatalaksana untuk hiperbilirubinemia meliputi Terapi sinar, Status
hidrasi dan pemberian minum, Monitoring kadar bilirubin, Transfusi Tukar,
Obat-obatan : Phenobarbital, Intra venous immunoglobulin, Mettaloporphyrins,
Cholestyramine.
Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus sepsis + hipoglikemia +
hiperbilirubinemia pada bayi aterm
43
REFLEKSI KASUS
A. IDENTITAS
Nama : By. Ny. J
Tanggal lahir : 25 Mei 2013
Jenis kelamin : laki- laki
Agama : Islam
Tanggal masuk : 25 Mei 2013 (14.00 WITA)
B. ANAMNESIS
Bayi laki-laki lahir tanggal 25 mei 2013 dirujuk dari RS. Siti Masita
dengan keluhan biru dan napas cepat Biru muncul saat diberi minum. Selain itu
bayi juga lemas, kurang aktif, tangi lemah dan sulit minum. Kondisi ini
memburuk secara cepat. Tidak ada gangguan kesadaran, tidak ada kejang, tidak
ada tremor, tidak kembung.
Riwayat kelahiran : bayi lahir tanggal 25 mei pukul 10.15 Wita, persalinan
secara SC atas indikasi Ketuban Pecah Dini di RS. Siti Masita. Ketuban pecah
sudah 6 jam dan persalinan ditolong oleh bidan, dan persalinan dilakukan
diruangan operasi yang steril. warna air ketuban tidak diketahui, air ketuban
bercampur mekonium disangkal, saat lahir bayi tidak langsung menangis, skor
APGAR 7-8. Tidak ada kelainan kongenital dan tidak ada trauma lahir. Ibu
riwayat demam sebelum persalinan dan tidak ada riwayat diabetes melitus.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Berat Badan : 3200 gram, Panjang Badan : 48 cm
Tanda Tanda Vital
Denyut Jantung : 132 x/menit Suhu : 37 ºC
Pernapasan : 67 x/menit CRT : < 2 detik
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar perut : 29 cm
Lingkar lengan : 10 cm
44
Sistem Pernapasan.
Sianosis (+) hilang dengan pemberian O2, merintih (-), apnea (-), retraksi
dinding dada (-), pergerakan dinding dada simetris (+), pernapasan cuping
hidung (-), stridor (-) bunyi napas: bronkovesikuler (+), bunyi tambahan (-).
Skor DOWN:
- Frekuensi napas: 1
- Retraksi: 0
- Sianosis: 1
- Udara masuk: 0
- Merintih: 0
Total skor: 2 ( Tidak ada gawat napas)
Sitem Hematologi.
Pucat (-), ikterus (+) sampai badan atas/ Kremer II
Sistem Kardiovaskuler.
Bunyi jantung murni reguler (+), murmur (-).
Sistem Saraf.
Aktivitas bayi letargi, tingkat kesadaran compos mentis, kejang (-).
Sistem Gastrointestinal.
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), massa/organomegali
(-), peristaltik (+), umbilikus : keluaran (-), warna kemerahan (-), edema (-) .
Sistem Genitalia.
Hipospadia (-), hidrokel (-), hernia (-), testis sudah turun ke skrotum.
Pemeriksaan Lain.
Ektremitas: akral hangat, turgor normal, kelainan kongengital (-), trauma
lahir: (-)
Skor BallardMaturitas Neuromuskuler Maturitas Fisik
Sikap Tubuh : 4 Kulit : 2Persegi Jendela : 4 Lanugo : 1Rekoil Lengan : 3 Permukaan Plantar : 3Sudut Poplitea : 4 Payudara : 2Tanda Salempang : 3 Mata/Telinga : 3 Tumit ke Kuping : 4 Genitalia : Laki-laki: 4
Total Skor : 37
45
Estimasi Umur Kehamilan : 38- 40 Minggu
Kecurigaan Sepsis
Kategori A: Gangguan nafas, kondisi memburuk secara cepat dan dramatis
Kategori B : Letargi, kurang aktif, gangguan minum
Hasil Pemeriksaan
GDS : 26 mg/dL
Darah rutin :
RBC : 5,37x1012/L
Hb : 15,9 g /dL
PLT : 264000 /mm3
Hct : 47,0 %
WBC : 21900/ mm3 ↑
D. DIAGNOSIS :
Bayi Aterm + SMK + Sepsis + Hipoglikemia + Ikterus
46
E. TERAPI :
- O2 2-3 lpm
- IVFD Dekstrose 5 % 18 tetes/ menit (GIR 24 tetes/menit)
- Bolus dekstrose 10% 6,5cc
- Inj. Cefotaxim 2x 150 mg/IV
- Inj. Gentamisisn 2x 8 mg
- ASI/ ASI Perah 8x 15-20 cc
Anjuran Periksaan :
- GDS, 30 menit setelah di bolus (Tidak bisa dilakukan karena
keterbatasan tenaga laboratorium)
- Darah rutin
- Pemeriksaan bilirubin direk, inderek, dan bilirubin total
Catatan :
GIR (mg/kg/min) = kec. cairan(tetes/menit) x kons, Dekstrose (%) 6x berat badan (Kg) = 24 x 5 6 x 3,2 = 6.25 mg/kg/min
F. FOLLOW UP
26 mei (Jam 07.00 WITA)
S: Bayi tampak kuning sampai badan atas
Bayi kurang aktif, refleks menghisap dan minum baik
O:
Tanda Tanda Vital:
Denyut Jantung : 130x/menit Suhu : 36,5 ºC
Pernapasan : 65x/menit CRT : < 2 detik
BBS: 3200 g
Keadaan Umum: bayi tenang
Sistem Pernapasan.
Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada (-),
pergerakan dinding dada simetris (+), Skor DOWN : 1
Sistem Kardiovaskuler.
Bunyi jantung reguler (+), murmur (-).
47
Sitem Hematologi.
Pucat (-), ikterus (+) Kremer II
Sistem Gastrointestinal.
Kelainan dinding abdomen (-), massa/organomegali (-).
Sistem Saraf.
Aktivitas bayi tenang, tingkat kesadaran compos mentis, fontanela
datar, kejang (-), febris (-)
Hasil Pemeriksaan
GDS : 95 mg/dL
A: Bayi Aterm + Sepsis + Ikterus
P :
- O2 2-3 lpm
- IVFD Dekstrosa 5 % 8 tetes/ menit
- Inj. Cefotaxim 2x 150 mg/IV
- Inj. Gentamisisn 2x 8 mg
- ASI/ ASI Perah 8 x 15-20 cc
27 mei 2013(Jam 07.00 WITA)
S: Bayi tampak kuning sampai badan atas
Bayi kurang aktif, refleks menghisap dan minum baik
O:
Tanda Tanda Vital:
Denyut Jantung : 120 x/menit Suhu : 37 ºC
Pernapasan : 65 x/menit CRT : < 2 detik
BBS: 3200 g
Keadaan Umum: bayi tenang
Sistem Pernapasan.
Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada (-),
pergerakan dinding dada simetris (+), Skor DOWN : 1
Sistem Kardiovaskuler.
Bunyi jantung reguler (+), murmur (-).
48
Sitem Hematologi.
Pucat (-), ikterus (+) Kremer II
Sistem Gastrointestinal.
Kelainan dinding abdomen (-), massa/organomegali (-).
Sistem Saraf.
Aktivitas bayi tenang, tingkat kesadaran compos mentis, fontanela
datar, kejang (-), febris (-)
Hasil Pemeriksaan
GDS : 95 mg/dL
Leukosit : 21900
A: Bayi Aterm + Sepsis + Ikterus
P :
- O2 2-3 lpm
- IVFD Dekstrosa 8 tetes/ menit
- Inj. Cefotaxim 2x 150 mg/IV
- Inj. Gentamisisn 2x 8 mg
- ASI/ ASI Perah 8 x 25 cc
28 mei 2013(Jam 07.00 WITA)
S: Bayi tampak kuning sampai badan bawah hingga tungkai
Bayi tenang, refleks menghisap dan minum baik
O:
Tanda Tanda Vital:
Denyut Jantung : 130x/menit Suhu : 36,5 ºC
Pernapasan : 60x/menit CRT : < 2 detik
Keadaan Umum: Baik, bayi aktif
Sistem Pernapasan.
Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada (-),
pergerakan dinding dada simetris (+), Skor DOWN : 0
Sistem Kardiovaskuler.
Bunyi jantung reguler (+), murmur (-).
49
Sitem Hematologi.
Pucat (-), ikterus (+) Kremer III
Sistem Gastrointestinal.
Kelainan dinding abdomen (-), massa/organomegali (-).
Sistem Saraf.
Aktivitas bayi tenang, tingkat kesadaran compos mentis, fontanela
datar, kejang (-), febris (-)
Hasil Pemeriksaan
Bilirubin: Total 8,2 mg/dL (Infant at Medium Risk, dan
menurut kurva panduan fototerapi, tidak ada indikasi
fototerapi)
A: Bayi Aterm + Sepsis + Ikterus
P :
- IVFD Dekstrosa 5 % 12 tetes/ menit
- Inj. Cefotaxim 2x 150 mg/IV
- Inj. Gentamisisn 2x 8 mg
- ASI/ ASI Perah 8x20 cc
- Pemeriksaan kadar Bilirubin Darah; Direk, Indirek, dan Total
29 mei 2013(Jam 07.00 WITA)
S: Kuning tampak bertambah sampai badan bawah hingga tungkai
Bayi tenang, refleks menghisap dan minum baik
O:
Tanda Tanda Vital:
Denyut Jantung : 130x/menit Suhu : 36,7 ºC
Pernapasan : 58x/menit CRT : < 2 detik
Keadaan Umum: Baik, bayi aktif
Sistem Pernapasan.
Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada (-),
pergerakan dinding dada simetris (+), Skor DOWN : 0
Sistem Kardiovaskuler.
50
Bunyi jantung reguler (+), murmur (-).
Sitem Hematologi.
Pucat (-), ikterus (+) Kremer IV
Sistem Gastrointestinal.
Kelainan dinding abdomen (-), massa/organomegali (-).
Sistem Saraf.
Aktivitas bayi tenang, tingkat kesadaran compos mentis, fontanela
datar, kejang (-), febris (-)
Hasil Pemeriksaan
Bilirubin: Total 18 mg/dL (Infant at Medium Risk, dan menurut
kurva panduan fototerapi, ada indikasi fototerapi)
A: Bayi Aterm + Sepsis + Hiperbilirubinemia
P :
- IVFD Dekstrosa 5 % 12 tetes/ menit
- Inj. Cefotaxim 2x 150 mg/IV
- Inj. Gentamisisn 2x 8 mg
- ASI/ ASI Perah 8x20 cc
- Fototerapi 24 Jam
30 mei 2013(Jam 07.00 WITA)
S: Kuning berkurang setelah fototerapi (17 Jam)
Bayi tenang, refleks menghisap dan minum baik
O:
Tanda Tanda Vital:
Denyut Jantung : 130x/menit Suhu : 36,6 ºC
Pernapasan : 60x/menit CRT : < 2 detik
Keadaan Umum: Baik, bayi aktif
Sistem Pernapasan.
Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada (-),
pergerakan dinding dada simetris (+), Skor DOWN : 0
Sistem Kardiovaskuler.
51
Bunyi jantung reguler (+), murmur (-).
Sitem Hematologi.
Pucat (-), ikterus (+) Kremer III
Sistem Gastrointestinal.
Kelainan dinding abdomen (-), massa/organomegali (-).
Sistem Saraf.
Aktivitas bayi tenang, tingkat kesadaran compos mentis, fontanela
datar, kejang (-), febris (-)
A: Bayi Aterm + Sepsis + Hiperbilirubinemia P :
- IVFD Dekstrosa 5 % 12 tetes/ menit
- Inj. Cefotaxim 2x 150 mg/IV
- Inj. Gentamisisn 2x 8 mg
- ASI/ ASI Perah 8x20 cc
- Fototerapi sampai 24 jam
31 mei 2013(Jam 07.00 WITA)
S: Kunig sudah berkurang
Bayi tenang, refleks menghisap dan minum baik
O:
Tanda Tanda Vital:
Denyut Jantung : 130x/menit Suhu : 36,5 ºC
Pernapasan : 60x/menit CRT : < 2 detik
Keadaan Umum: Baik, bayi aktif
Sistem Pernapasan.
Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada (-),
pergerakan dinding dada simetris (+), Skor DOWN : 0
Sistem Kardiovaskuler.
Bunyi jantung reguler (+), murmur (-).
Sitem Hematologi.
Pucat (-), ikterus (+) Kremer II
Sistem Gastrointestinal.
52
Kelainan dinding abdomen (-), massa/organomegali (-).
Sistem Saraf.
Aktivitas bayi tenang, tingkat kesadaran compos mentis, fontanela
datar, kejang (-), febris (-)
Hasil Pemeriksaan
Bilirubin: Total 8 mg/dL (Infant at Medium Risk, dan menurut
kurva panduan fototerapi, tidak ada indikasi fototerapi) dan
foto terapi bisa di hentikan
A: Bayi Aterm + Sepsis + Hiperbilirubinemia
P :
- IVFD Dekstrosa 5 % 12 tetes/ menit
- Inj. Cefotaxim 2x 150 mg/IV
- Inj. Gentamisisn 2x 8 mg
- ASI/ ASI Perah 8x20 cc
RAWAT JALAN
53
DISKUSI
Diagnosa utama pada pasien ini adalah Bayi Aterm + SMK + Sepsis +
Hipoglikemia + Hiperbilirubinemia. Bayi aterm adalah bayi yang memiliki usia
kehamilan antara 37-42 minggu dan Sesuai Masa Kehamilan untuk menilai berat
badan berdasarkan usia kehamilan menurut kurva Lubchenco.
Pada kasus ini di dapatkan gejala yang mengarah ke Sepsis. Sepsis pada
neonatus adalah sindrom klinis dengan gejala infeksi sistemik dan diikuti dengan
bakteremia pada bulan pertama kehidupan. Sepsis terbagi menjadi 2 yaitu: sepsis
awitan dini (SAD) merupakan infeksi perinatal yang terjadi segera dalam periode
pascanatal (kurang dari 72 jam) dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran
atau in utero dan sepsis awitan lambat (SAL) merupakan infeksi pascanatal (lebih
dari 72 jam) yang diperoleh dari lingkungan sekitar atau rumah sakit (infeksi
nosokomial). Proses infeksi pasien semacam ini disebut juga infeksi dengan
transmisi horizontal.
Gejala pada kasus ini mengarah ke Sepsis berdasarkan
kriteria kecurigaan sepsis yang ditegakkan berdasarkan kategori
berikut:
KATEGORI A
Persalinan di lingkungan kurang higienis.
Gangguan nafas: apnea, napas > 60 kali/ menit, retraksi
dinding dada, merintih, sianosis sentral)
Gangguan kesadaran,
Kejang.
Hipo/hipertermi.
Kondisi memburuk secara cepat dan dramatis
KATEGORI B
Tremor,
Letargi/ lunglai,
Iritabel/ rewel
Kurang aktif
54
Gangguan minum, muntah,
Kembung.
Tanda-tanda mulai muncul sesudah hari ke empat
Disebut kecurigaan sepsis karena pada kasus ini terdapat 2 atau lebih gejala
pada kategori A dan 3 atau lebih gejala pada kategori B dimana pada kasus ini
yang didapatkan adalah:
KATEGORI A
Gangguan nafas: napas > 60 kali/ menit,
Kondisi memburuk secara cepat dan dramatis
KATEGORI B
Letargi/ lunglai,
Kurang aktif
Gangguan minum
Sepsis pada kasus ini tergolong Sepsis Awitan Dini (SAD) yang salah satu
penyebabya adalah Ketuban Pecah Dini (KPD) yang berlangsung selama 6 jam
dimana pada ketuban pecah kurang 12 jam akan meningkatkan resiko SAD
sebanyak 1,5 kali. Sepsis neonatorum dini sering dihubungkan dengan KPD
karena infeksi dengan KPD saling mempengaruhi. Infeksi genital bawah dapat
mengakibatkan KPD, demikian pula KPD dapat memudahkan infeksi asendens.
Infeksi asendens ini dapat berupa amnionitis dan korionitis, gabungan keduanya
disebut korioamnionitis.
Jika dikaitkan dengan hipoglikemia dan hiperbilirubinemia yang terjadi pada
kasus ini, maka kedua gejala tersebut merupakan komplikasi dari sepsis yang
dialami bayi tersebut.
Penyebab hipoglikemia pada kasus ini yaitu akibat suatu
kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan,
salah satunya akibat sepsis
Sedangkan penyebab hiperbilirubinemia pada kasus ini karena peningkatan
produksi dan penurunan ekskresi bilirubin. Pada penyakit-penyakit neonatus
dengan jaundice akibat peningkatan produksi dan penurunan ekskresi bilirubin,
baik bilirubin terkonjugasi maupun bilirubin tak terkonjugasi dapat meningkat.
55
Sepsis bakterialis meningkatkan produksi bilirubin dengan menyebabkan
hemolisis eritrosit akibat hemolisis yang dihasilkan oleh kuman.
Hiperbilirubinemia pada kasus ini muncul pada hari ke 4 dengan kadar Bilirubin
Total dalam darah yaitu 18 mg/dL dan betdasarkan kurva panduan fototerapi, bayi
ini termasuk Infant at Medium Risk dan ada indikai untuk dilakukan fototerapi.
Kurva tersebut sebagai berikut
Kurva Panduan untuk Terapi Sinar pada Bayi dengan Usia Gestasi 35
Minggu atau Lebih
Selain itu gejala klinis berupa ikterus juga dapat mengambarkan kadar
bilirubin darah. Pasien ini menunjukkan gejala ikterus Kramer IV. Menurut
perkiraan dari Kramer: (3,4,5,11)
Derajat Ikterus
Daerah IkterusPerkiraan
kadar bilirubinI Daerah Kepala dan leher 5,0 mg %
II Sampai badan atas 9,0 mg%
III Sampai badan bawah hingga tungkai 11,4 mg%
IV Sampai daerah lengan, kaki bawah, lutut 12, 4 mg %
56
V Sampai daerah telapak tangan dan kaki 16,0 mg%Sehingga terapi yang diberikan antara lain, untuk gangguan napas ringan
maka diberikan O2 2-3 lpm menggunakan kateter nasal. Untuk hipoglikemik
(kadar glukosa <45mg/dL) diberikan bolus Dekstrosae 10% 2cc/kgBB sehingga
diberikan 6,5 cc dan menurut protab yang benar harus di periksa kembali GDS
setelah 30 menit pemberian bolus namun tidak dapat dilakukan karena
keterbatasan tenaga laboratorium. Selanjutnya dipasang infus Dekstrose 5%
dengan GIR 24 tetes/menit, namun jumlah tetesan yang diberikan yaitu 18
tetes/menit karena anak juga mendapatkan ASI yang mampu dihabiskan sebanyak
15-20 cc dengan 8 kali pemberian per hari. Untuk Sepsis diberi antibiotik
Cefotaxim (50mg/kgBB) 2x150mg dan Gentamisin 2x8 mg (5mg/kgBB). Untuk
hiperbilirubinemia dilakukan fototerapi selama 24 jam karena kadar bilirubin 18
mg/dL, dimana bayi ini tergolong Infant at Medium Risk dan menurut kurva
panduan fototerapi, ada indikasi dilakukan fototerapi, dan dihentikan jika kadar
bilirubin ≤ 12 mg/dL.
57
DAFTAR PUSTAKA
1. IDAI. 2010. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Badan Penerbit
IDAI. Jakarta.
2. IDAI. 2008. Buku Ajar Neonatalogi; Edisi pertama. IDAI. Badan Penerbit
IDAI.
3. Tim Paket Pelatihan Klinik PONED. Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan
Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Jakarta. 2008
4. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1998. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan
Anak. Infomedika .Jakarta.
5. Nelson, et al. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson; Volume II. EGC.
Jakarta.
6. Marshall, et al.———. Penatalaksanaan Neonatus Risiko Tinggi. EGC.
Jakarta.
7. DEPKES RI. 2007. Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar. DEPKES RI. Jakarta.
8. Markum A. H. & Ismail S. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak; Jilid 1.
Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
9. Robbins et al. 2007. Buku Ajar Patologi; Edisi 7 Volume 2. EGC. Jakarta.
10. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE. Neonatology, management, procedures, on call problems disease and drugs; edisi ke-5. New York : Lange Books/Mc Graw-Hill, 2004.
58