4-kriteria investasi

7
KRITERIA INVESTASI Pada hakekatnya melalui penilaian atau evaluasi kegiatan dapat menyimpulkan dua hal, yaitu: 1. Mengetahui apakah benefit bersih suatu kegiatan lebih besar atau lebih kecil daripada benefit bersih suatu kesempatan investasi kegiatan marginal. 2. Menyusun urutan berbagai kegiatan, sehingga kegiatan yang akan menghasilkan benefit yang lebih besar terletak dalam urutan atas dalam susunan kegiatan. Untuk menentukan ukuran menyeluruh sebagai dasar penerimaan/penolakan atau pengurutan suatu kegiatan, telah dikembangkan Investment Criteria atau Kriteria Investasi. Alat ukur atau indikator atau kriteria investasi yang menentukan apakah suatu kegiatan layak atau tidak layak dilaksanakan, antara lain : 1. Net Present Value (NPV) 2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 3. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) 4. Internal Rate of Return (IRR) 5. Payback Period (PP) 6. Profitability Ratio (PR) Kriteria yang sering digunakan untuk menilai kelayakan kegiatan : NPV, Net B/C dan IRR. 3.1. Net Present Value (NPV) NPV diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. NPV merupakan nilai sekarang (Present Value) dari selisih antara Benefit (Manfaat) dengan Cost (Biaya) pada Discount Rate tertentu. Jika NPV > 0 berarti kegiatan tersebut layak diusahakan. Sebaliknya jika NPV < 0 berarti kegiatan tersebut tidak layak diusahakan. Rumusnya : Keterangan: B = Benefit pada tahun ke-t C = Biaya pada tahun ke-t DF = Discount Factor (Tingkat bunga yang berlaku)

Upload: lazuardi-candra-aprilita

Post on 16-Dec-2015

98 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I

KRITERIA INVESTASI

Pada hakekatnya melalui penilaian atau evaluasi kegiatan dapat menyimpulkan dua hal, yaitu:

1. Mengetahui apakah benefit bersih suatu kegiatan lebih besar atau lebih kecil daripada benefit bersih suatu kesempatan investasi kegiatan marginal.

2. Menyusun urutan berbagai kegiatan, sehingga kegiatan yang akan menghasilkan benefit yang lebih besar terletak dalam urutan atas dalam susunan kegiatan.

Untuk menentukan ukuran menyeluruh sebagai dasar penerimaan/penolakan atau pengurutan suatu kegiatan, telah dikembangkan Investment Criteria atau Kriteria Investasi. Alat ukur atau indikator atau kriteria investasi yang menentukan apakah suatu kegiatan layak atau tidak layak dilaksanakan, antara lain :

1. Net Present Value (NPV)

2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

3. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)

4. Internal Rate of Return (IRR)5. Payback Period (PP)6. Profitability Ratio (PR)

Kriteria yang sering digunakan untuk menilai kelayakan kegiatan : NPV, Net B/C dan IRR.

3.1. Net Present Value (NPV)

NPV diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. NPV merupakan nilai sekarang (Present Value) dari selisih antara Benefit (Manfaat) dengan Cost (Biaya) pada Discount Rate tertentu. Jika NPV > 0 berarti kegiatan tersebut layak diusahakan. Sebaliknya jika NPV < 0 berarti kegiatan tersebut tidak layak diusahakan. Rumusnya :

Keterangan:

B= Benefit pada tahun ke-t

C= Biaya pada tahun ke-t

DF= Discount Factor (Tingkat bunga yang berlaku)n= Lamanya periode waktu

Tabel 1. Analisis Finansial Tahunke-tBenefit (B)(Rp 000)Cost (C)(Rp 000)Net Benefit(Rp 000) (2) (3)DF

(10%)NPV 10% (Rp 000) (4) x (5)

123456

0095(95)1,000(95,00)

1633(27)0,909(24,55)

22022(2)0,826(1,65)

32512130, 7519,76

43213190,68312,98

56015450,62127,94

66817510,56428,76

77019510,51326,16

87020500,46723,35

96528370,42415,69

106030300,38511,55

Jumlah47630417234,99

Lanjutan Tabel 1. Analisis Finansial PV(B)(Rp 000)(2) x (5)PV(C)(Rp 000)(3) x (5)DF

(13%)NPV 13%(Rp 000) (4) x (9)DF

(15%)NPV 15%(Rp 000)(4) x (11)

789101112

095,001,000(95,00)1,000(95,00)

5,4530,000,883(23,89)0,870(23,49)

16,5218,170,783(1,56)0,756(1,51)

18,789,010,6939,010,6588,55

21,868,880,61311,650,57210,87

37,269,320,54334,430,49722,36

38,359,590,48024,480,43222,03

35,919,750,42521,670,37619,18

32,699,340,37618,800,32716,35

27,5611,870,33812,510,28410,51

23,1011,550,2948,820,2477,41

257,48222,4810,92-2,74

Nilai NPV sebesar Rp 35.000 (35,00 x Rp 000), berarti kegiatan tersebut menguntungkan atau layak untuk diusahakan.

3.2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif. Net B/C menunjukkan berapa kali lipat Benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan.Rumus :

Contoh berdasar Tabel 1 (nilai NPV saat DF=10%) :

Nilai Net B/C = 1,3, lebih besar dari satu, kegiatan tersebut layak diusahakan karena benefitnya 1,3 kali lipat dari biayanya.

3.3. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)

Gross B/C adalah perbandingan antara jumlah Present Value Benefit (PV (B)) dengan Present Value Biaya (PV (C)). Cara perhitungan Gross B/C sebagai berikut :

Contoh perhitungan dari Tabel 1 :

Gross B/C > 1 maka, kegiatan tersebut layak untuk diusahakan, karena setiap mengeluarkan biaya RP 1, akan menghasilkan benefit Rp 1,16.3.4. Internal Rate of Return (IRR)

IRR digunakan untuk mengetahui prosentase keuntungan suatu kegiatan tiap tahun dan merupakan alat ukur kemampuan suatu kegiatan dalam mengembalikan bunga pinjaman.Terdapat dua jenis IRR berdasar analisis evaluasi kegiatan, yaitu : Finansial Internal Rate of Return (FIRR) dan Economic Internal Rate of Return (EIRR).Nilai IRR menunjukkan bahwa pada tingkat bunga tersebut (senilai IRR-nya), nilai PV (B) = PV (C), atau NPV = 0. Dengan demikian untuk mencari IRR, kita harus menaikkan Discount Factor (DF) sehingga tercapai NPV = 0. Berdasarkan hal tersebut, maka langkah-langkah perhitungan IRR sebagai berikut:1. Siapkan tabel Cash Flow suatu kegiatan.2. Pilih DF agar NPV = 0, (misal 13%), nilai NPV sebesar 10,92 (Tabel 1), bernilai positif, belum mencapai NPV = 0.3. Pilih DF berikutnya (misal 15%), nilai NPV =- 2,74, bernilai negatif, belum mencapai NPV = 0.4. Diperoleh nilai NPV positif dan negatif, harus dilakukan interpolasi antara DF saat NPV positif dan DF saat NPV negatif (interpolasi antara 13% dan 15%), dengan rumus :

Keterangan:

i1= DF (Tingkat Bunga) pertama saat NPV positif.

i2= DF (Tingkat Bunga) kedua, saat NPV negatif

5. Perhitungan berdasar Tabel 1 :

6. Jika pada saat itu bunga bank yang berlaku sebesar 10 persen, maka kegiatan dengan IRR=13,66% tersebut layak diusahakan. Karena kemampuan suatu kegiatan mengembalikan modal investasi lebih besar dari pada modal tersebut disimpan di bank pada tingkat bunga yang berlaku (IRR > opportunity cost of capital).

3.5 Payback Periods (PP)Payback Period menunjukkan jangka waktu kembalinya modal investasi suatu kegiatan, melalui keuntungan yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Semakin cepat waktu pengembalian modal investasi, kegiatan tersebut semakin baik untuk diusahakan.Kelemahan-kelemahan PP antara lain :1. Hanya mengukur kecepatan pengembalian modal investasi, tidak mengukur keuntungan.2. Mengabaikan benefit yang diperoleh sesudah modal investasi kembali.

Konsep PP tidak memperhitungkan nilai uang berdasar waktu (time value of money), sehingga dalam analisis tidak menggunakan DF. Rumus PP :

Nilai Net Benefit yang digunakan untuk menghitung PP ada 2, yaitu :1. Net Benefit Kumulatif.

2. Net Benefit rata-rata tiap tahun.

Tabel 2. Data Perhitungan PPTahunBenefit(Rp 000)Cost(Rp 000)Net Benefit (Rp 000)Net Benefit Kumulatif(Rp 000)

12345

00100(100)(100)

1630(24)(124)

2201010(114)

325520(94)

432428(66)

560555(11)

66866251

770862113

870862175

965560235

10701060295

Rata-rata29,5

a. Dengan menggunakan Net Benefit Kumulatif lamanya jangka waktu pengembalian investasi (PP) :

PP= 5 tahun + (12 bulan) = 5 tahun 2 bulanb. Dengan menggunakan Net Benefit rata-rata tiap tahun :

PP= = 3,4 tahun = 3 tahun 5 bulan3.6 Profitability Ratio (PR)

PR merupakan perbandingan PV Net Benefit selain investasi dengan PV Investasi. Rumusnya :

Mendasarkan data pada Tabel 1, PV Net Benefit selain investasi = 131,19 dan PV Investasi = 95, maka :

Nilai PR sebesar 1,38 menunjukkan bahwa kegiatan tersebut menghasilkan keuntungan 1,38 kali dari investasinya.

Sensitivity AnalysisApabila akan merencanakan suatu kegiatan, semua biaya yang akan dikeluarkan dan benefit yang akan diperoleh tiap tahun, semuanya diperkirakan berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan yang sudah ada atau dari teori yang berhubungan dengan kegiatan yang direncanakan.

Dengan demikian mungkin saja terjadi kekeliruan atau ketidaktepatan perkiraan biaya dan benefit yang telah disususn. Ketidaktepatan perkiraan itu diantaranya:

1. Terjadi kenaikan biaya, terutama biaya operasional.2. Dengan adanya kegiatan, produk meningkat yang memungkinkan untuk turunnya harga produk, sehingga akan menurunkan benefit.

3. Mundurnya waktu berproduksi sehingga menurunkan benefit.Mengatasi hal-hal tersebut diatas diperlukan adanya Sensitivity Analysis (Analisis Kepekaan). Banyaknya analisis kepekaan yang akan dianalisis tergantung dari asumsi-asumsi yang ditentukan. Contoh asumsi-asumsi yang biasa digunakan adalah:

1. Biaya naik 10 persen dari perkiraan semula, sedangkan benefit tetap.

2. Biaya tetap seperti semula, tetapi benefit turun 10 persen.3. Penurunan harga produk 5 persen. Seandainya asumsi yang dibuat sebanyak tiga, berarti analisis kepekaan yang dibuat sebanyak tiga. Jika kegiatan masih layak untuk diusahakan, maka dengan analisis kepekaan itu akan menambah kepercayaan atas kelayakan kegiatan yang akan diusahakan._1488667899.unknown

_1488668445.unknown

_1488679893.unknown

_1488680977.unknown

_1488669694.unknown

_1488667909.unknown

_1488662517.unknown

_1488663586.unknown

_1488664188.unknown

_1488666717.unknown

_1488662657.unknown

_1234567904.unknown

_1113678458.unknown