4. isi

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk dunia setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang semakin pesat. Pada tahun 1650 penduduk Amerika Selatan sebesar 113 juta jiwa, tahun 1750 menjadi 152,4 juta jiwa, dan tahun 1850 menjadi 325 juta jiwa. Jadi, dalam dua abad jumlahnya menjadi tiga kali lipat. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masalah kemiskinan dan kekurangan pangan di beberapa negara di dunia (Mantra, 2007). Sedangkan jumlah penduduk Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 adalah sebesar 255.461.686 jiwa. Jumlah penduduk yang besar ini dapat menyebabkan timbulnya suatu permasalahan baru, yaitu kepadatan penduduk. Jumlah manusia yang semakin bertambah secara tidak langsung akan berpengaruh pada lingkungannya karena memang sejak awal berada di muka bumi ini manusia telah berinteraksi dengan lingkungannya. Aktivitas hidup manusia akan terpenuhi dengan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam di sekitarnya. Bumi merupakan lingkungan tempat manusia melakukan aktivitas. Kebutuhan manusia di bumi semakin meningkat sehingga juga membutuhkan peningkatan sumber

Upload: dinarajengnuraziza

Post on 05-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pengling

TRANSCRIPT

Page 1: 4. Isi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah penduduk dunia setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang

semakin pesat. Pada tahun 1650 penduduk Amerika Selatan sebesar 113 juta jiwa,

tahun 1750 menjadi 152,4 juta jiwa, dan tahun 1850 menjadi 325 juta jiwa. Jadi,

dalam dua abad jumlahnya menjadi tiga kali lipat. Hal inilah yang menjadi salah satu

penyebab masalah kemiskinan dan kekurangan pangan di beberapa negara di dunia

(Mantra, 2007). Sedangkan jumlah penduduk Indonesia menurut data Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2015 adalah sebesar 255.461.686 jiwa. Jumlah penduduk yang

besar ini dapat menyebabkan timbulnya suatu permasalahan baru, yaitu kepadatan

penduduk. Jumlah manusia yang semakin bertambah secara tidak langsung akan

berpengaruh pada lingkungannya karena memang sejak awal berada di muka bumi ini

manusia telah berinteraksi dengan lingkungannya.

Aktivitas hidup manusia akan terpenuhi dengan memanfaatkan dan mengelola

sumber daya alam di sekitarnya. Bumi merupakan lingkungan tempat manusia

melakukan aktivitas. Kebutuhan manusia di bumi semakin meningkat sehingga juga

membutuhkan peningkatan sumber daya dan teknologi namun perkembangan

teknologi justru memberikan dampak terhadap lingkungan yang semakin

memprihatinkan (Utina & Baderan, 2013:4). Masalah lingkungan bukanlah sesuatu

yang berdiri sendiri, melainkan sangat erat hubungannya dengan masalah

kependudukan dalam konteks penduduk dan pembangunan. Dalam hal ini, kerusakan

lingkungan merupakan akibat dari bertambahnya jumlah penduduk serta

meningkatnya kebutuhan hidup manusia (Mantra, 2000 dalam Utina & Baderan,

2013:4).

Salah satu dampak kepadatan jumlah penduduk di Indonesia adalah adanya

perubahan iklim. Indonesia dengan keunikannya sebagai negara kepulauan,

keanekaragaman hayati yang tinggi, dan jumlah penduduk yang besar memiliki peran

atau kontribusi yang unik dalam konteks perubahan iklim. Saat ini, berita perubahan

1

Page 2: 4. Isi

2

iklim dan pemanasan global semakin menunjukkan peningkatan yang salah satunya

dipicu oleh perilaku penduduk yang semakin bertambah jumlahnya dan distribusinya

terkonsentrasi di beberapa daerah yang secara fisik merupakan daerah rentan

perubahan iklim (BkkbN, 2012). Pemanasan global memiliki dampak yang sangat

berbahaya. Perubahan iklim yang drastis serta naiknya permukaan air laut merupakan

sebagian contoh dampak dari efek Global Warming. Pertambahan penduduk yang

diiringi dengan laju pertumbuhan transportasi juga menyebabkan tidak terkontrolnya

pencemaran. Emisi gas buang kendaraan, polusi pabrik, efek rumah kaca dan

penebangan hutan secara besar merupakan hal utama penyebab Global Warming

(Pratama, 2015).

Pemanasan global masih merupakan sebagian kecil permasalahan yang

diakibatkan oleh aktivitas manusia terhadap lingkungan. Pertumbuhan penduduk

yang tinggi dan rendahnya kualitas penduduk yang disertai dengan pengaruh negatif

dari aktivitas dan pola konsumsi serta perkembangan teknologi menghasilkan tekanan

pada lingkungan. Tekanan penduduk yang melampai daya dukung dan daya tampung

lingkungan akan memicu berbagai permasalahan. Kepadatan penduduk pedesaan

mendorong gerak penduduk dari desa ke kota, yang membawa dampak di perkotaan

seperti meningkatnya jumlah pengangguran, kemiskinan, pemukiman liar, kawasan

kumuh, dan masalah tumpukan sampah. Secara global tekanan penduduk akan

meningkatkan beban pencemaran lingkungan, meningkatnya konversi lahan, dan

memicu kerawanan pangan serta meningkatnya penyediaan air bersih (BkkbN, 2012).

Adanya laju pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan menimbulkan

implikasi negatif yang cukup luas terhadap hasil pembangunan yang telah dicapai

selama ini, di antaranya adalah gangguan lingkungan karena daya dukung alam yang

tidak memadai dan tidak disesuaikan, semakin tingginya angka pengangguran

sehingga menambah jumlah kemiskinan, dan timbulnya berbagai permasalahan sosial

lainnya, seperti tindak kriminal, gelandangan, pengemis serta berbagai permasalahan

lainnya yang multidimensional yang cenderung merugikan pembangunan itu sendiri

dan mengancam keberlanjutannya (Ekwarso & Sari, 2010).

Page 3: 4. Isi

3

Beberapa permasalahan lingkungan yang telah disebutkan di atas merupakan

suatu hal yang perlu dikaji lebih lanjut. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan

dibahas mengenai dinamika kependudukan di Indonesia, masalah kependudukan di

Indonesia khususnya yang berkaitan dengan lingkungan, dan solusi masalah densitas

kependudukan di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1) bagaimanakah dinamika kependudukan di Indonesia?

2) bagaimanakah masalah densitas kependudukan di Indonesia yang berkaitan

dengan lingkungan?

3) bagaimanakah solusi masalah densitas kependudukan di Indonesia?

1.3 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh sebagai berikut:

1) untuk mengetahui dinamika kependudukan di Indonesia.

2) untuk mengetahui masalah densitas kependudukan di Indonesia yang berkaitan

dengan lingkungan.

3) untuk mengetahui solusi masalah densitas kependudukan di Indonesia.

Page 4: 4. Isi

4

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Dinamika Kependudukan di Indonesia

2.1.1 Pengertian Dinamika Kependudukan

Dinamika penduduk terdiri atas dua suku kata yaitu dinamika dan penduduk.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2010), dinamika merupakan gerak

atau kekuatan dan tenaga yang menggerakan. Penduduk merupakan sejumlah

manusia yang mendiami wilayah yang sama, berpemerintahan yang sama dan terikat

oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Sedangkan dalam bukunya

Syamsuri (1992) menyatakan, perubahan jumlah penduduk setiap tahunnya

dinamakan dinamika kependudukan. Oleh karena itu dinamika kependudukan

merupakan keadaan yang bersifat dinamis karena selalu mengalami perubahan

penduduk yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang

bersangkutan.

2.1.2 Faktor Penentu Dinamika Populasi Kependudukan

Beberapa faktor penentu terjadinya dinamika populasi kependudukan menurut

Syamsuri (1992) adalah sebagai berikut.

1) Natalitas

Natalitas atau laju kelahiran merupakan angka yang menunjukan jumlah bayi

yang dilahirkan untuk setiap 1000 orang penduduk pertahun. Laju kelahiran juga

sering disebut tingkat kelahiran, fertilitas, atau angka kelahiran. Laju kelahiran

memiliki beberapa macam, diantaranya:

a. Laju Kelahiran Kasar banyaknya kelahiran yang hanya membandingkan dengan

jumlah penduduk tanpa memperhatikan orang yang tidak mungkin melahirkan

seperti anak, pria, bujangan dan wanita yang telah mengalami menopause.

b. Laju Kelahiran Spesifik banyaknya kelahiran yang membandingkan dengan

jumlah wanita pada kelompok umur tertentu yang secara potensial dapat

melahirkan.

4

Page 5: 4. Isi

5

c. Laju Kelahiran Total banyaknya kelahiran yang membandingkan dengan 1000

wanita yang secara potensial mampu melahirkan.

Berikut merupakan tabel tingkat laju kelahiran berdasarkan laju kelahiran kasar.

Tabel 2.1Tabel Tingkat Laju Kelahiran

Rentang Kelajuan Kategori

< 20 Rendah

20 – 30 Sedang

> 30 Tinggi

Sumber: (Syamsuri, 1992: 80) dengan perubahan.

2) Mortalitas

Mortalitas atau laju kematian merupakan angka yang menunjukan banyaknya

kematian untuk setiap 1000 orang per-tahun. Laju kematian juga disebut tingkat

kematian, atau angka kematian. Macam laju kematian sebagai berikut:

a. Laju Kematian Kasar banyaknya kematian yang memperbandingkan dengan

semua penduduk.

b. Laju Kematian Spesifik banyaknya kematian yang menujukan untuk setiap

1000 orang yang berjenis kelamin tertentu pada umur tertentu pula.

Berikut merupakan tabel tingkat laju kematian berdasarkan laju kelahiran kasar.

Tabel 2.2 Tabel Tingkat Laju Kematian

Rentang Kelajuan Kategori

< 14 Rendah

14 – 18 Sedang

>18 Tinggi

Sumber: (Syamsuri, 1992: 81) dengan perubahan.

3) Migrasi

Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain.

Perpindahan tersebut dapat berlangsung dalam jarak dekat, dari desa ke desa atau

jauh misalnya menyebrangi lautan dan menuju negara lain. Berikut merupakan macan

migrasi:

Page 6: 4. Isi

6

a. Urbanisasi perpindahan penduduk yang berlangsung dari desa kecil menuju

kota yang lebih besar.

b. Transmigrasi perpindahan penduduk yang berlangsung dalam suatu negara.

c. Emigrasi perpindahan penduduk dari luar negeri menuju dalam negeri.

d. Imigrasi perpindahan penduduk dari dalam negeri keluar negeri.

2.1.3 Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan Penduduk merupakan kenaikan jumlah penduduk dari waktu ke

waktu. Pertumbuhan penduduk ditentukan oleh laju pertumbuhan penduduk, yaitu

angka yang menunjukan banyaknya pertumbuhan penduduk untuk setiap 1000 orang

penduduk pertahun dan ditentukan oleh selisih antara natalitas dengan mortalitas serta

oleh selisih imigrasi dan emigrasi. Rumus yang sering digunakan yaitu:

P = [l – m] + [i – e]

Keterangan: P = laju pertumbuhan penduduk (%)

l = laju kelahiran (%)

m = laju kematian (%)

i = jumlah imigran, dihitumg untuk setiap 100 penduduk (%)

e = jumlah emigran, dihitumg untuk setiap 100 penduduk (%)

Pertumbuhan penduduk yang berlangsung secara cepat disebut sebagai

pertumbuhan eksponensial, karena pertambahan penduduk berdasar suatu prosentase

yang konstan sehingga sering kali digambar berdasar deret ukur. Dan sering juga

disebut ledakan penduduk karena jumlah penduduk terus bertambah karena laju

pertumbuhan penduduk yang tinggi.

Menurut perkiraan para ahli, apabila pertumbuhan penduduk suatu negara

sebesar 1% pertahun, maka jumlah penduduknya akan berlipat dua kali dalam waktu

70 tahun, apabila sebesar 2% pertahun, maka penduduknya akan berlipat dua kali

dalam 35 tahun, dan apabila sebesar 3% pertahun akan berlipat dua kali dalam 24

tahun.

Page 7: 4. Isi

7

2.1.4 Persebaran Penduduk

Persebaran penduduk di Idonesia tidak merata. Meurut Badan Pusat Statistik

(BPS) pada tahun 2005 sebagian besar penduduk Indonesia yaitu 58.8% dari seluruh

populasi berada di pulau jawa yang luasnya hanya 6.9% dari seluruh pulau di

Indonesia.

Tabel 2.3 Distribusi Persentase Luas dan Penduduk menurut Pulau

Pulau

Luas

wilay

ah

(%)

Penduduk (%)

1930 1961 1971 1980 1985 1990 1995 2000 2005

1. Jawa dan

Madura 6.9 68.7 65.0 63.8 61.9 60.9 60.0 58.9 59.1 58.8

2. Sumatera 24.7 13.5 16.2 17.5 19.0 19.9 20.3 21.0 20.7 21.0

3.

Kalimantan 28.1 3.6 4.2 4.4 4.5 4.7 5.1 5.5 5.5 5.5

4. Sulawesi 9.9 6.9 7.3 7.1 7.1 7.0 7.0 7.3 7.3 7.2

5. Pulau

lainnya 30.4 7.3 7.3 7.2 7.5 7.5 7.6 7.3 7.4 7.5

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Asmanedi dan Wiyono, 2007.

2.2 Masalah Densitas Kependudukan di Indonesia yang Berkaitan dengan

Lingkungan

2.2.1 Pengertian Densitas Kependudukan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), densitas berarti kerapatan

atau kepadatan. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang

Page 8: 4. Isi

8

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, kependudukan adalah

hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran,

mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut

politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat.

Adapun definisi lain menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

a. Suatu keadaan akan dikatakan semakin padat bila jumlah manusia pada suatu batas

ruang tertentu semakin banyak dibandingkan dengan luas ruangannya (Sarwono,

1992).

b. Densitas kependudukan atau kepadatan penduduk adalah perbandingan antara

jumlah penduduk dengan luas wilayah yang dihuni (Mantra, 2007).

Merujuk dari beberapa definisi diatas, secara umum densitas kependudukan

dapat dikemukakan sebagai jumlah individu per satuan daerah.

2.2.2 Kriteria Densitas Kependudukan

Adapun kriteria atau penggolongan dari densitas kependudukan, yaitu:

a. Kepadatan Arithmatik

Kepadatan arithmatik adalah jumlah penduduk rata-rata per kilometer persegi

daerah tanpa memperhitungkan kualitas daerah maupun kualitas penduduk. Jenis

kepadatan ini merupakan kepadatan tradisional, paling mudah perhitungannya.

b. Kepadatan Fisiologis

Kepadatan fisiologis adalah jumlah penduduk setiap kesatuan wilayah luas dari

tanah produktif suatu daerah. Yang dimaksud tanah produktif dalam hal ini adalah

tanah yang digarap.

c. Kepadatan Agraris

Kepadatan agraris adalah jumlah penduduk yang bertani dari setiap kesatuan

tanah yang dikerjakan untuk pertanian.

d. Kepadatan Ekonomis

Kepadatan ekonomis adalah jumlah penduduk yang dapat dijamin

penghidupannya oleh tiap kesatuan wilayah tanah (kesatuan luas tanah). Perhitungan

Page 9: 4. Isi

9

ini tidak hanya tergantung dari sektor pertanian tapi juga sektor industri dan

perdagangan. Kepadatan jenis ini dipengaruhi oleh:

1) Kesuburan tanah,

2) Tingkat intensitas dalam bertani,

3) Jarak dengan kota industri makmur,

4) Tingkat kebutuhan rohani penduduk.

Berdasarkan kepadatan penduduknya, setiap daerah dapat digolongkan menjadi

tiga macam yaitu :

a. Kelebihan Penduduk (over population)

Kelebihan penduduk adalah keadaan daerah tertentu selama waktu yang

terbatas, bahan untuk keperluan hidup tidak mencukupi kebutuhan daerah tersebut

secara layak. Daerah yang mengalami kelebihan penduduk biasanya akan mengalami

kesulitan pemenuhan kebutuhan pokok penduduk (pangan, sandang dan tempat

tinggal).

b. Kekurangan Penduduk (under population)

Kekurangan penduduk adalah keadaan suatu daerah tertentu, dimana keadaan

jumlah penduduk sudah sedemikian kecilnya, sehingga sumber alam yang ada hanya

sebagian yang mampu untuk dimanfaatkan.

c. Penduduk Optimum (optimum population)

Penduduk optimum adalah jumlah penduduk yang sebaik-baiknya berdasarkan

daerah tertentu. Penduduk dapat berproduksi maksimum perkapita berdasarkan

sumber alam yang tersedia dan teknologi yang berkembang.

2.2.3 Hubungan Densitas Kependudukan dengan Masalah Lingkungan

Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas hidup penduduknya. Pada

daerah dengan kepadatan yang tinggi akan menimbulkan permasalahan sosial

ekonomi, kesejahteraan, keamanan, ketersediaan lahan, air bersih dan kebutuhan

pangan. Dampak yang paling besar adalah kerusakan lingkungan. Semua kebutuhan

manusia dipenuhi dari lingkungan, karena lingkungan merupakan sumber alam yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia (Christiani dkk., 2012).

Page 10: 4. Isi

10

Kepadatan penduduk di Indonesia lebih terkonsentrasi tinggi di daerah Pulau

Jawa. Ada beberapa asumsi penyebab kepadatan tersebut yaitu :

1) tingginya tingkat pertumbuhan penduduk,

2) banyaknya migrasi nasional dari pulau lain ke Pulau Jawa, yang umumnya

bertujuan untuk mencari penghidupan yang lebih baik,

3) kesadaran untuk bertransmigrasi masih rendah,

4) tinjauan historis, yaitu kerajaan besar zaman dahulu (yang memiliki kejayaan

besar) ada di Pulau Jawa, sehingga pusat kegiatan penduduk ada di daerah

tersebut.

Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin

meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu:

1) semakin berkurangnya lahan produktif, seperti sawah dan perkebunan karena

lahan tersebut dipakai untuk pemukiman.

2) semakin berkurangnya ketersediaan air bersih. Manusia membutuhkan air bersih

untuk keperluan hidupnya. Pertambahan penduduk akan menyebabkan

bertambahnya kebutuhan air bersih. Hal ini menyebabkan persediaan air bersih

menurun.

3) pertambahan penduduk juga menyebabkan arus mobilitas meningkat. Akibatnya,

kebutuhan alat tranportasi meningkat dan kebutuhan energi seperti minyak bumi

meningkat pula. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara dan membuat

persediaan minyak bumi makin menipis.

4) pertambahan penduduk juga menyebabkan makin meningkatnya limbah rumah

tangga, seperti sampah. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan

(Siregar, dkk, 2013).

Menurut Syamsuri (1992), masalah pokok kependudukan Indonesia, yaitu: (1)

laju pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi, (2) penyebaran penduduk yang

tidak merata, (3) kualitas penduduk yang masih harus ditingkatkan, (4) timbulnya

tekanan pada penduduk, (5) banyaknya pegangguran karena kurangnya lapangan

kerja, (7) masalah pangan, (8) sandang, (9) perumahan, (10) fasilitas kesehatan, (11)

pendidikan, dan (12) perhubungan.

Page 11: 4. Isi

11

2.3 Solusi Masalah Densitas Kependudukan di Indonesia

Masalah kependudukan adalah masalah dunia yang dirasakan oleh negara maju

maupun berkembang, namun dampaknya yang berbeda. Di negara maju, akibat

pertambahan penduduk lebih pada pencemaran lingkungan karena perkembangan

IPTEK. Sedangkan di negara berkembang permasalahannya mengenai cara

meningkatkan kualitas hidup penduduk serta cara meningkatkan penyediaan

kebutuhan pokok yang tidak sebanding dengan peningkatan pertumbuhan penduduk

(Syamsuri, 1992).

Masalah kependudukan merupakan masalah internasional maka pemecahannya

memerlukan kerjasama dan koordinasi antarnegara. Misalnya masalah pangan,

pendidikan, kesehatan, pencemaran, dan narkotika. PBB menetapkan tahun 1974

sebagai Tahun Kependudukan Dunia (World Population Year) (Syamsuri, 1992).

Selain itu, untuk mengatasi masalah kepadatan kependudukan dapat dilakukan

dengan upaya, yaitu :

1) melaksanakan sosialisasi pengendalian penduduk untuk mewujudkan

pembangunan berwawasan kependudukan terutama pada Pasangan Usia Subur

maupun kepada generasi muda melalui media massa baik cetak maupun

elektronik,

2) meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan. Dengan semakin sadar

akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka

diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan

keluarga berencana,

3) mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang  pendidikan, sehingga

keinginan untuk segera menikah dapat dihambat, dan

4) mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi. Dengan menyebar

penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah

diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara

jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia (Soemarwoto,

2007).

Page 12: 4. Isi

12

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pada pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.

(1) Dinamika kependudukan merupakan keadaan yang bersifat dinamis karena

selalu mengalami perubahan penduduk yang dapat menimbulkan perubahan

dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan. Dinamika kependudukan

dipengaruhi oleh natalitas, mortalitas, dan migrasi. Persebaran penduduk di

Idonesia tidak merata. Meurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2005

sebagian besar penduduk Indonesia yaitu 58.8% dari seluruh populasi berada

di pulau jawa yang luasnya hanya 6.9% dari seluruh pulau di Indonesia.

(2) Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas hidup penduduknya. Pada

daerah dengan kepadatan yang tinggi akan menimbulkan permasalahan sosial

ekonomi, kesejahteraan, keamanan, ketersediaan lahan, air bersih dan

kebutuhan pangan. Dampak yang paling besar adalah kerusakan lingkungan.

Semua kebutuhan manusia dipenuhi dari lingkungan, karena lingkungan

merupakan sumber alam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup

manusia.

(3) Masalah kependudukan merupakan masalah internasional maka pemecahannya

memerlukan kerjasama dan koordinasi antarnegara. Misalnya masalah pangan,

pendidikan, kesehatan, pencemaran, dan narkotika. PBB menetapkan tahun

1974 sebagai Tahun Kependudukan Dunia (World Population Year).

3.2 Saran

Saran yang diberikan penulis antara lain sebagai berikut.

(1) Mahasiswa sebaiknya mempelajari mengenai dinamika kependudukan dan

juga permasalahannya sehingga dapat memberikan solusi yang positif,

khususnya yang berkaitan dengan lingkungan.

(2) Mahasiswa perlu melaksanakan penelitian mengenai permasalahan lingkungan

hidup.

12