4. bab iv
DESCRIPTION
BAB IV KKN-PTRANSCRIPT
42
BAB IVPEMBAHASAN
4.1.Deskripsi Lokasi Studi4.1.1.Letak Administratif dan Letak GeografisKabupaten Madiun memiliki luas wilayah 1.010,86 km2 atau 101.086 Ha, secara administratif terbagi dalam 15 kecaamatan, 8 kelurahan dan 198 desa. Secara astronomis terletak pada posisi 7o12 7o4830 Bujur Timur. Kabupaten Madiun memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: Utara: Kabupaten Bojonegoro. Timur: Kabupaten Nganjuk. Selatan: Kabupaten Ponorogo. Barat: Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi.Kabupaten Madiun memiliki bentuk permukaan lahan wilayah sebagian besar (67.576 Ha) relatif datar dengan kemiringan lereng 0 15%. Berikut disajikan rincian kemiringan lereng di Kabupaten Madiun. 0 12%dengan persentase 43,80% seluas 44.278,37 Ha 2 15%dengan persentase 23,05% seluas 23.298,92 Ha 15 40%dengan persentase 15,59% seluas 15.585,00 Ha > 40%dengan persentase 16,85% seluas 17.140,00 HaSedangkan untuk pembagian tata guna lahan di wilayah Kabupaten Madiun mayoritas digunakan sebagai hutan dan sawah. Berikut rincian tata guna lahan di wilayah tersebut. Hutandengan persentase 40,08% seluas 40.511,00 Ha Sawahdengan persentase 30,62% seluas 30.951,00 Ha Pemukimandengan persentase 15,16% seluas 15.322,26 Ha Tegaldengan persentase 7,02% seluas 7.091,54 Ha Perkebunandengan persentase 2,45% seluas 2.472,00 Ha Perairandengan persentase 0,83% seluas 836,00 Ha Lain-laindengan persentase 3,86% seluas 3.090,20 Ha
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten MadiunSumber: http://jhepe4epel.blogspot.com/
Menurut hasil survei BPS Propinsi Jawa Timur, jumlah penduduk di Kabupaten Madiun pada tahun 2013 sebanyak 668.266 jiwa, yang terdidi dari 328.148 laki-laki dan 340.118 perempuan, dengan ratio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 96,48. Kepadatan penduduk di Kabupaten Madiun rata-rata sebesar 661,09 jiwa/km2 dengan nilai kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Kare sebesar 155,92 jiwa/km2 dan tertinggi di Kecamatan Jiwa sebanyak 1.608,72 jiwa/km2. Tabel 4.1 Data Demografi Kabupaten Madiun
Sumber: http://www.madiunkab.go.id/
4.1.2.Kondisi Klimatologi dan TopografiKondisi iklim di Kabupaten Madiun terutama di Kecamatan Pilangkenceng memilki temperatur pada dataran tinggi berkisar antara 18C sampai dengan 26C, sedangkan di daratan rendah adalah 27C sampai dengan 31C. Kabupaten Madiun memiliki iklim tropis yang mengalami dua musim, kemarau dan penghujan. Curah hujan paling tinggi terjadi pada bulan Desember, Januari, dan Februari. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli, Agustus, dan September. Kondisi topografi Kabupaten Madiun bervariasi mulai daratan rendah sampai pegunungan dengan ketinggian antara 92-2563 mdpl. Berdasarkan data yang ada, sebagian besar wilayah kabupaten ponorogo yaitu 58,79 % terletak di antara 100500 m dengan rata - rata berkisar curah hujan 2.250 mm/tahun. Berikut disajikan data curah hujan bulan Januari-Desember pada tahun 2013 hasil pencatatan stasiun penakar hujan di Kabupate Madiun.Tabel 4.2 Curah Hujan Menurut Bulan dan Lokasi Penakar Hujan 2013BulanLokasi Penakar Hujan
Kantor MadiunPG RejoagungPG KanigoroKlagen
Januari495304425352
Februari241181285265
Maret285202357287
April222142344192
Mei776719370
Juni15516558148
Juli59361048
Agustus0000
September0000
Oktober11114816
November276134262203
Desember423419295429
Jumlah2244166122772010
Sumber: http://www.madiunkab.bps.go.id/
Oleh karena itu secara spesifik Kabupaten Madiun merupakan daerah agraris dengan beberapa potensi sumber daya alam lain yang mendukung terhadap usaha pertanian. 4.1.3.Kondisi GeologiSecara fisiografi Kecamatan Pilangkenceng mayoritas termasuk dalam lajur solo, yang ditempati oleh batuan batuan gunung api kuarter. Sebagian kecil di wilayah Selatan, termasuk di dalam lajur Pegunungan Selatan Jawa Timur dan bagian wilyah utaranya termasuk di dalam rangkaian Pegunungan Kendeng.
4.1.4.Kondisi Lokasi Pengukuran Geolistrik4.1.4.1Titik Pengukuran 1
Gambar 4.2 Lokasi Titik Pengukuran Desa NgaleSumber: Google Earth
Desa Ngale, Kecamatan Pilangkenceng terletak Kabupaten Madiun. Jarak Desa Ngawe dengan pusat pemerintahan Kabupaten Madiun sekitar 24 km. Titik pengukuran berada pada koordinat 7o4250.8 LS dan 111o3658.1 BT. Pengambilan data dilakukan pada pagi hari pukul 08.30 WIB dengan kondisi cerah berawan. Untuk lokasi pengukuran sendiri terletak di tepi jalan raya yang cukup sepi. Pada titik pengukuran pertama ini terdapat sawah seluas 50 ha yang merupakan milik kelompok tani Margo Rukun. Sebelumnya di daerah tersebut sudah terdapat sebuah sumur yang kini telah tidak mengalirkan air lagi dikarenakan kering. Sehingga untuk irigasi sawah di sekitar lokasi menggunakan sumur lain yang jarakanya lebih jauh lagi. Untuk kondisi air sendiri, di musim penghujan air dapat memenuhi kebutuhan irigasi, akan tetapi di musim kemarau cadangan air hanya sebatas ada. Gambar 4.3 Dokumentasi di Titik Pengukuran Desa NgaleSumber: Dokumentasi Survei, 20154.1.4.2Titik Pengukuran 2
Gambar 4.4 Titik Pengukuran Desa PurworejoSumber: Google Earth
Desa Purwosari, Kecamatan Pilangkenceng terletak di Kabupaten Madiun. Jarak Desa Purwosari dengan pusat pemerintahan Kabupaten Madiun sekitar 25 km. Titik pengukuran berada pada koordinat 7o3034.3 LS dan 111o3807.7 BT. Pengambilan data di titik kedua ini dilakukan tepat setelah titik pengukuran 1 di Desa Ngale yaitu pada pukul 10.00 WIB. Pada saat pengukuran dilakukan kondisi di lapangan cukup cerah tanpa awan. Titik pengukuran kedua ini adalah wilayah dari kelompok tani Tirto Laras.Di sekitar lokasi pengukuran terdapat dua unit sumur bor dengan kedalaman 50 dan 125 meter. Keduanya merupakan sumur lama yang sudah kurang optimal penggunaannya. Pada saat musim kemarau, sumur hanya menyediakan sedikit dari kebutuhan air untuk irigasi dan pada musim penghujan, air yang tersedia hampir mencukupi kebutuhan keseluruhan daerah irigasi. Sekedar informasi tambahan, di kelompok tani Tirto Laras ini memakai pola tata tanam padi-padi-palawija. Gambar 4.5 Dokumentasi di Titik Pengukuran Desa PurworejoSumber: Dokumentasi Survei, 20154.1.4.3Titik Pengukuran 3
Gambar 4.6 Titik Pengukuran Desa WonoayuSumber: Google Earth
Desa Wonoayu, Kecamatan Pilangkenceng terletak di Kabupaten Madiun. Jarak Desa Wonoayu dengan pusat pemerintahan Kabupaten Madiun sekitar 30 km. Titik pengukuran berada pada koordinat 7o3055.3 LS dan 111o3904.0 BT. Titik pengukuran ketiga ini terletak cukup jauh dari jalan raya. Pengukuran dilakukan di saat pukul 11.15 WIB dengan cuaca yang sangat cerah, akan tetapi gerimis pada saat pengukuran hendak selesai. Lokasi sekitar merupakan sebuah persawahan yang cukup luas. Di persawahan area milik kelompok tani Wonoayu ini menggunakan pola tata tanam padi-padi-palawija. Di sekitar titik pengukuran terdapat sebuah sumur peninggalan zaman Belanda yang sudah tidak dimanfaatkan kembali. Sedangkan sumur terdekat lain merupakan milik P2T. Sumur milik P2T tersebut sebenarnya mampu menghasilkan air yang cukup banyak, akan tetapi jaraknya dianggap terlalu jauh dari lokasi sawah. Oleh karena itu dicoba untuk membuat sumur alternatif yang lebih dekat dari lokasi sawah. Gambar 4.7 Dokumentasi di Titik Pengukuran Desa WonoayuSumber: Dokumentasi Survei, 20154.2.Analisa Data4.2.1.Data Pengukuran Lapangan
Gambar 4.8 Salah Satu Proses Pengambilan DataSumber: Dokumentasi Survei
Dari pengambilan data diperoleh nilai tahanan jenis (R) lapisan geologi bawah permukaan yang berbedabeda berdasarkan nilai spasi elektroda yang digunakan pada saat pendugaan.Penyelidikan geolistrik resistivitas dengan menggunakan konfigurasi elektroda Schlumberger dilakukan dengan panjang bentang (line) di titik pendugaan yang terletak di tiap-tiap desa sepanjang 300 m. Pelaksanaan pendugaan dilakukan dengan menggunakan spasi elektroda yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan pengamatan di lapangan didapatkan data-data pengukuran sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran Titik Pendugaan di Desa NgaleNoAB/2MN/2 (m)I (mA)V (mV)V/I ()
12.515253660.69714
25150661.30.12115
37.5156632.30.05707
410142611.60.02723
512.5160813.90.02286
615165210.20.01564
717.516487.80.01204
82016426.90.01075
922.526064.40.00726
102527027.20.01026
1127.526467.30.01130
123026386.40.01003
133527375.20.00706
144026903.60.00522
154526603.10.00470
165027614.70.00618
175554523.40.00752
186056393.20.00501
196556055.20.00860
207056977.70.01105
217557436.70.00902
2280575650.00661
238556721.80.00268
2490581150.00617
259557274.10.00564
26100107628.40.01102
27110107366.10.00829
28120107874.30.00546
291301037010.50.02838
30140106816.80.00999
31150106524.40.00675
Sumber : Perhitungan
Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran Titik Pendugaan di Desa PurworejoNoAB/2MN/2 (m)I (mA)V (mV)V/I ()
12.516754230.62667
25145037.70.08378
37.5143010.50.02442
41016335.40.00853
512.515423.40.00627
61514608.20.01783
717.517336.10.00832
82017815.20.00666
922.527239.30.01286
102526926.20.00896
1127.527505.50.00733
123027445.30.00712
1335279050.00633
1440282350.00608
154526481.60.00247
1650270040.00571
175557473.40.00455
186057524.50.00598
196557413.90.00526
207057235.40.00747
217553339.40.02823
228057333.60.00491
238556072.10.00346
2490525910.00386
259552570.30.00117
26100102566.20.02422
27110106115.70.00933
28120106231.10.00177
29130102504.30.01720
301401026030.01154
31150102511.70.00677
Sumber : Perhitungan
Tabel 4.5 Data Hasil Pengukuran Titik Pendugaan di Desa WonoayuNoAB/2MN/2 (m)I (mA)V (mV)V/I ()
12.517013920.55920
25169039.80.05768
37.5163510.90.01717
41016907.90.01145
512.517215.40.00749
61517273.80.00523
717.517152.50.00350
82017924.20.00530
922.527402.50.00338
102527394.70.00636
1127.5276050.00658
123027343.40.00463
133526912.60.00376
144026823.10.00455
1545268330.00439
165027272.80.00385
175557476.20.00830
186057484.90.00655
196557113.70.00520
207056942.40.00346
2175571330.00421
228057523.20.00426
238557473.20.00428
249057542.60.00345
259557201.60.00222
261001070950.00705
27110107453.30.00443
281201054720.00366
29130107772.80.00360
30140107783.40.00437
31150107602.40.00316
Sumber : Perhitungan
4.2.2.Perhitungan Tahanan Jenis Semu (Resistivitas Semu)Tahanan jenis semu dirumuskan dengan :
a =
dengan :a= resistivitas semu (Ohm-m)K= faktor geometriV= beda potensial pada MN (Volt)I= kuat arus (Ampere)Karena nilai perbandingan antara beda potensial dan besarnya arus yang diinjeksikan (V/I) atau sama dengan nilai resistivitas hasil pendugaan (R), maka untuk rumus diatas berubah menjadi :a = K x R
dengan :R= besarnya resistivitas hasil pendugaan ()Perhitungan untuk nilai tahanan jenis semu dari model konfigurasi Schlumberger pada titik duga di desa Ngawe adalah sebagai berikut :Spasi elektroda AB/2(a)=2,5 mSpasi elektroda MN/2(b)= 1 mTegangan arus (V)= 0,366 mVKuat arus (I)=525 mAResistivitas pendugaan (R)= V/I=0,366/525=0,00070
Faktor Geometri (K) =
== 8.25 mNilai resistivitas semu (a)= K x R=8,25 x 0,00070= 0,00575 mHasil perhitungan tahanan jenis semu titik pengukuran selanjutnya ditabelkan sebagai berikut.Tabel 4.6 Tahanan Jenis Konfigurasi Schlumberger Titik Duga Desa NgaleNoAB/2MN/2 (m)I (mA)V (mV)R ()K (m)Pa (m)
12.515253660.697148.255.75143
25150661.30.1211537.714.56894
37.5156632.30.0570786.824.95465
410142611.60.02723155.574.23622
512.5160813.90.02286243.965.57747
615165210.20.01564352.005.50675
717.516487.80.01204479.685.77391
82016426.90.01075627.006.73879
922.526064.40.00726394.632.86526
102527027.20.01026487.935.00440
1127.526467.30.01130591.056.67909
123026386.40.01003704.007.06207
133527375.20.00706959.366.76887
144026903.60.005221254.006.54261
154526603.10.004701587.937.45845
165027614.70.006181961.1412.11218
175554523.40.00752942.867.09229
186056393.20.005011123.575.62665
196556055.20.008601320.0011.34545
207056977.70.011051532.1416.92611
217557436.70.009021760.0015.87079
2280575650.006612003.5713.25113
238556721.80.002682262.866.06122
2490581150.006172537.8615.64647
259557274.10.005642828.5715.95205
26100107628.40.011021555.7117.14961
27110107366.10.008291885.7115.62888
28120107874.30.005462247.1412.27791
291301037010.50.028382640.0074.91892
30140106816.80.009993064.2930.59786
31150106524.40.006753520.0023.75460
Sumber : Perhitungan
Tabel 4.7 Tahanan Jenis Konfigurasi Schlumberger Titik Duga Desa PurworejoNoAB/2MN/2 (m)I (mA)V (mV)V/I ()K (m)Pa (m)
12.516754230.626678.255.17000
25145037.70.0837837.713.15962
37.5143010.50.0244286.822.12006
41016335.40.00853155.571.32715
512.515423.40.00627243.961.53040
61514608.20.01783352.006.27478
717.517336.10.00832479.683.99187
82017815.20.00666627.004.17465
922.527239.30.01286394.635.07609
102526926.20.00896487.934.37161
1127.527505.50.00733591.054.33439
123027445.30.00712704.005.01505
1335279050.00633959.366.07188
1440282350.006081254.007.61847
154526481.60.002471587.933.92081
1650270040.005711961.1411.20653
175557473.40.00455942.864.29145
186057524.50.005981123.576.72350
196557413.90.005261320.006.94737
207057235.40.007471532.1411.44339
217553339.40.028231760.0049.68168
228057333.60.004912003.579.84019
238556072.10.003462262.867.82867
2490525910.003862537.869.79868
259552570.30.001172828.573.30183
26100102566.20.024221555.7137.67746
27110106115.70.009331885.7117.59177
28120106231.10.001772247.143.96767
29130102504.30.017202640.0045.40800
301401026030.011543064.2935.35714
31150102511.70.006773520.0023.84064
Sumber : Perhitungan
Tabel 4.8 Tahanan Jenis Konfigurasi Schlumberger Titik Duga Desa WonoayuNoAB/2MN/2 (m)I (mA)V (mV)V/I ()K (m)Pa (m)
12.517013920.559208.254.61341
25169039.80.0576837.712.17540
37.5163510.90.0171786.821.49032
41016907.90.01145155.571.78118
512.517215.40.00749243.961.82719
61517273.80.00523352.001.83989
717.517152.50.00350479.681.67720
82017924.20.00530627.003.32500
922.527402.50.00338394.631.33319
102527394.70.00636487.933.10320
1127.5276050.00658591.053.88851
123027343.40.00463704.003.26104
133526912.60.00376959.363.60974
144026823.10.004551254.005.70000
1545268330.004391587.936.97480
165027272.80.003851961.147.55323
175557476.20.00830942.867.82559
186057484.90.006551123.577.36029
196557113.70.005201320.006.86920
207056942.40.003461532.145.29848
2175571330.004211760.007.40533
228057523.20.004262003.578.52584
238557473.20.004282262.869.69363
249057542.60.003452537.868.75123
259557201.60.002222828.576.28571
261001070950.007051555.7110.97119
27110107453.30.004431885.718.35283
281201054720.003662247.148.21624
29130107772.80.003602640.009.51351
30140107783.40.004373064.2913.39148
31150107602.40.003163520.0011.11579
Sumber : Perhitungan
4.2.3.Pengolahan Data dengan SoftwarePengukuran dilakukan dengan menggunakan metode Schlumberger dengan tujuan sounding. Berdasarkan pengukuran di harapkan akan diperoleh data tahanan jenis dari tiap lapisan batuan yang ada di bawah titik pengukuran. Harga tahanan jenis yang diperoleh dari pembacaan di lapangan adalah harga tahanan jenis semu. Nilai tahanan jenis ini akan dikoreksi dengan rumusan empiris.Sesuai dengan langkah-langkah yang sudah dijelaskan pada metode penelitian ini maka dilakukan pengolahan data yang selanjutnya hasilnya disajikan dalam sebuah tabel. Hasil pengukuran geolistrik di tiap-tiap lokasi tersaji dalam gambar berikut (Observed data adalah data yang terbaca pada saat pengukuran, Calculated data adalah data tahanan jenis yang diperoleh dari rumusan empiris, error adalah perbedaan antara data semu dan hasil perhitungan empiris):4.2.3.1.Pengolahan Data Desa NgaleBerdasarkan hasil pengolahan menggunakan software IPI2WIN diperoleh hasil berupa grafik berikut.
Gambar 4.9 Hasil Analitis Data Program IPI2WIN Titik Desa NgaleSumber: Hasil Analisis
Dari hasil analisis software IPI2WIN di atas diperoleh nilai hambatan jenis semu, selanjutnya iintegrasikan ke dalam software PROGRESS 3.0 sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.
Gambar 4.10 Kurva Hubungan Jarak Elektroda Dan Hambatan JenisSumber: Hasil Analisis
Gambar 4.11 Tabel Interpretasi DataSumber: Hasil Analisis4.2.3.2.Pengolahan Data Desa PurworejoBerdasarkan hasil pengolahan menggunakan software PROGRESS 3 diperoleh hasil pendugaan lapisan tanah sebagai berikut.
Gambar 4.12 Hasil Analitis Data Program IPI2WIN Titik Desa PurworejoSumber: Hasil Analisis
Dari hasil analisis software IPI2WIN di atas diperoleh nilai hambatan jenis semu, selanjutnya iintegrasikan ke dalam software PROGRESS 3.0 sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.
Gambar 4.13 Kurva Hubungan Jarak Elektroda Dan Hambatan JenisSumber: Hasil Analisis
Gambar 4.14 Tabel Interpretasi DataSumber: Hasil Analisis
4.2.3.3.Pengolahan Data Desa WonoayuBerdasarkan hasil pengolahan menggunakan software PROGRESS 3 diperoleh hasil pendugaan lapisan tanah sebagai berikut.
Gambar 4.15 Hasil Analitis Data Program IPI2WIN Titik Desa WonoayuSumber: Hasil Analisis
Dari hasil analisis software IPI2WIN di atas diperoleh nilai hambatan jenis semu, selanjutnya iintegrasikan ke dalam software PROGRESS 3.0 sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.
Gambar 4.16 Kurva Hubungan Jarak Elektroda Dan Hambatan JenisSumber: Hasil Analisis
Gambar 4.17 Tabel Interpretasi DataSumber: Hasil Analisis4.2.4Interpretasi DataInterpretasi data yang dilakukan meliputi interpretasi data hasil pengolahan pengukuran lapangan yang diinterpretasikan ke dalam bentuk informasi tentang resistivitas batuan pada titik ukur, lapisan batuan dibawah titik ukur, serta prediksi potensi air tanah.4.2.4.1Interpretasi Data Desa NgaleHasil pengukuran geolistrik Desa Ngale sebagai berikut:AKUIFER
Gambar 4.18 Hasil Analisa Geolistrik Desa Ngale Sumber: Hasil AnalisisGambar di atas menunjukkan bahwa di lokasi Desa Ngale dapat diinterpretasikan terdiri dari 6 (enam) lapisan resistivitas. Dari kelima nilai tersebut akan dilakukan interpretasi jenis litologi yang ada di Desa Ngale sebagai berikut.
Tabel 4.9 Hasil Interpretasi Litologi Geolistrik di Desa NgaleKEDALAMANKETEBALANRESISTIVITYLITOLOGIKETERANGAN
(meter)(meter)(ohm meter)
00.570.5732.31Tanah Penutup
0.573.793.224Lempung
3.7911.948.155.76
11.9432.420.466.91
32.433.320.920.22
33.3299.365.982458.16Kerakal
99.3118.1618.8661.61Lempung
118.16131.0112.85196.43PasirAkuifer
131.01~~1015.96Kerakal
Sumber: Hasil Analisis
Litologi yang dijumpai antara lain tanah penutup (soil), lempung kerakal dan pasir. Lapisan pasir terletak pada titik pengamatan ini merupakan lapisan aquifer dengan kedalaman berkisar 118 meter, dengan ketebalan 12.85 meter. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai resitivity pada range airtanah. Lapisan pasir tesebut ditutup oleh kerakal dan lempung yang bersifat impermeable, dan didasari lapisan kerakal. Diperkirakan lapisan aquifer tersebut bersifat terkekang.
4.2.4.2Interpretasi Desa PurworejoHasil pengukuran geolistrik Desa Purworejo sebagai berikut:AKUIFERAKUIFER
Gambar 4.19 Hasil Analisa Geolistrik Desa Purworejo Sumber: Hasil Analisis
Gambar di atas menunjukkan bahwa di lokasi titik geolistrik yang berada di desa Purworejo dapat diinterpretasikan menjadi 8 (delapan) lapisan batuan berdasarkan nilai resistivity. Adapun lapisan tersebut Tabel 4.10 Hasil Interpretasi Litologi Geolistrik di Desa PurworejoKEDALAMANKETEBALANRESISTIVITYLITOLOGIKETERANGAN
(meter)(meter)(ohm meter)
02.092.096.68Tanah Penutup
2.092.510.420.1Lempung
2.516.894.38108.04PasirAkuifer
6.8914.157.260.84Lempung
14.1563.5649.412146.86Kerakal
63.5683.5119.9513.03Lempung
83.51103.519.99136.03PasirAkuifer
103.5133.530346.06
133.5~~597.94Kerakal
Sumber: Hasil Analisis
Litologi yang dijumpai adalah tanah penutup di bagian atas hingga kedalaman 2.09 m, selanjutnya lapisan lempung berselang dengan pasir dari kedalaman 2.09 m sampai 14.15 m, dilanjutkan lapisan kerakal sampai kedalaman 63.56 m, kemudian lapisan lempung sampai kedalaman 83.51 m dan barulah lapisan pasir dari kedalaman 83.51 m sampai 133.5 m dan diakhiri dengan lapisan kerakal. Dilihat dari nilai resitivitas lapisan, diperkirakan aquifer berada pada lapisan pasir pada kedalaman 83.51 m, dengan ketebalan lapisan 49.99 m. Akuifer diperkirakan bersifat terkekang, dikarenakan diapit oleh lapisan batuan berupa kerakal.
4.2.4.3Interpretasi Data Desa WonoayuHasil pengukuran geolistrik Desa Wonoayu sebagai berikut:AKUIFER
Gambar 4.20 Hasil Analisa Geolistrik Desa Wonoayu Kecamatan PilangkencengSumber: Hasil Analisis
Gambar di atas menampilkan bahwa di desa Wonoayu, lapisan tanahnya dapat diinterpretasikan menjadi 9 (sembilan) lapisan resistivity. Dari kesembilan nilai tersebut dapat dilakukan interpretasi jenis litologi sebagai berikut.Tabel 4.12 Hasil Interpretasi Litologi Geolistrik di Desa WonoayuKEDALAMANKETEBALANRESISTIVITYLITOLOGIKETERANGAN
(meter)(meter)(ohm meter)
02.012.015.77Tanah Penutup
2.015.563.550.54Lempung
5.5611.586.0251.87
11.5813.411.830.26
13.4156.5343.1212.59
56.5365.028.494.57
65.0294.0729.05725.6Kerakal
94.07123.9929.92130.43PasirAkuifer
123.99~~645.21Kerakal
Sumber: Hasil Analisis
Litologi yang dijumpai adalah tanah penutup di bagian atas hingga kedalaman 2.01 m, dilanjutkan lapisan lempung hingga kedalaman 65.02 yang kemudian diikuti oleh lapisan kerakal sampai kedalaman 94.07 m dan barulah ditemukan lapisan pasir di kedalaman 94.07 m sampai 123.99 m. Kemudian diakhiri oleh lapisan kerakal kembali.Dilihat dari nilai tahanan resistivitasnya, diperkirakan lapisan akuifer berada pada keadalaman setelah 94.07 m dengan ketebalan lapisan 29.92 meter.34