bab iv hasil pengembangan dan pembahasan 4

51
60 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengembangan Hasil penelitian dan pengembangan berupa modul elektronik berbasis kearifan lokal ngubat padi menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker pada kelas V Sekolah Dasar Tema 8. Modul yang dikembangkan menggunakan model pengembangan ADDIE. Langkah-langkah model ADDIE terdiri dari 5 tahapan yaitu : analisis (analysis), perencanaan (design), pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation). Namun, pada penelitian ini, modul yang akan dikembangkan tidak diimplementasikan ke peserta didik dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Modul yang akan dikembangkan di validasi oleh validator. 4.1.1 Tahap Analisis (analysis) Tahapan awal pada model pengembangan ADDIE adalah tahap analisis. Untuk tahap analisis peneliti menganalisis beberapa hal yang meliputi analisis kebutuhan, analisis karakteristik peserta didik, analisis bahan ajar, dan analisis kurikulum. Keempat analisis tersebut dijelaskan sebagai berikut: 4.1.1.1 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui gambaran awal guna mendapat informasi tentang tradisi ngubat padi dan pembelajaran berbasis kearifan lokal yang menunjang penelitian ini. Analisis kebutuhan dilakukan melalui wawancara tokoh adat, tokoh masyarakat, dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Tebo, guru kelas V, serta peserta didik di sekolah dasar. Wawancara

Upload: others

Post on 18-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

60

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengembangan

Hasil penelitian dan pengembangan berupa modul elektronik berbasis

kearifan lokal ngubat padi menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker pada

kelas V Sekolah Dasar Tema 8. Modul yang dikembangkan menggunakan model

pengembangan ADDIE. Langkah-langkah model ADDIE terdiri dari 5 tahapan

yaitu : analisis (analysis), perencanaan (design), pengembangan (development),

implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation). Namun, pada

penelitian ini, modul yang akan dikembangkan tidak diimplementasikan ke

peserta didik dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Modul yang akan

dikembangkan di validasi oleh validator.

4.1.1 Tahap Analisis (analysis)

Tahapan awal pada model pengembangan ADDIE adalah tahap analisis.

Untuk tahap analisis peneliti menganalisis beberapa hal yang meliputi analisis

kebutuhan, analisis karakteristik peserta didik, analisis bahan ajar, dan analisis

kurikulum. Keempat analisis tersebut dijelaskan sebagai berikut:

4.1.1.1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui gambaran awal guna

mendapat informasi tentang tradisi ngubat padi dan pembelajaran berbasis

kearifan lokal yang menunjang penelitian ini. Analisis kebutuhan dilakukan

melalui wawancara tokoh adat, tokoh masyarakat, dinas pendidikan dan

kebudayaan Kabupaten Tebo, guru kelas V, serta peserta didik di sekolah dasar.

Wawancara

Page 2: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

61

yang dilakukan membantu peneliti dalam mengembangkan produk yang

dikembangkan.

Pengembangan bahan ajar berbasis kearifan lokal penting untuk diterapkan

dalam proses pembelajaran karena dapat menanamkan nilai-nilai budaya yang ada

di lingkungan Adapun hasil wawancara kepada tokoh masyarakat dan tokoh adat

dalam menggali informasi tentang tradisi ngubat padi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Wawancara Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat

Nama Jabatan Hasil Wawancara

Bapak Halui Pemangku Adat Tradisi ngubat padi berasal dari Desa Teluk Kasai

Rambahan, Tebo Ulu, Tebo, Jambi. Dikenal dengan nama

ngubat padi karena padi-padi masyarakat sering diganggu

hewan-hewan seperti burung, tikus, dan hama lainnya yang

kemudian diselamatkan dengan cara diubat. Tradisi ini sudah

ada sejak zaman nenek moyang yang tidak dapat

diperkirakan berapa lamanya. Awal mula tradisi ini ialah

berasal dari mata pencaharian masyarakat berupa pertanian

padi. ketika padi belum siap panen kemudian terserang hama

seperti burung, tikus, dan hama lainnya yang dapat merusak

padi maka itu semua harus di basmi. Oleh karena itu,

masyarakat melaksanakan tradisi ngubat padi untuk mengusir

hama tersebut agar padi siap di panen. Setelah selesai

melaksanakan tradisi ngubat padi, terdapat pantangan yang

harus diingat oleh masyarakat yaitu agar tidak bertani,

merumput, atau melakukan hal-hal lain disekitar sawah

selama 3 hari. Hal ini untuk memastikan bahwa hama-hama

tersebut benar-benar hilang. Tahapan mulanya adalah

mempersiapkan segala perlengkapan dan bahan-bahan yang

dibutuhkan. Dalam kegiatannya ada masak ketupat,

memanggil bapak imam, bapak kades, dan seluruh

masyarakat desa. Urutan kegiatannya yaitu membaca surah

al-fatihah, kemudian surah al-ikhlas, do’a dan tahlil, adzan,

sembahyang hajat, makan bersama, dan pemberian pupuk.

Perlengkapan tradisi ini berupa makanan untuk dimakan

bersama seperti ketupat, ketan, kunyit, gula, kelapa, bubur

abang (merah), dan lain-lain serta obat-obatan untuk padi

seperti pupuk, air, dan lain-lain.

Bapak

Nasrudin

Masyarakat Tradisi ngubat padi dikenal karena padi-padi masyarakat

sering diganggu hewan-hewan seperti burung, tikus, dan

hama lainnya yang kemudian diselamatkan dengan cara

diubat. Tradisi ini dilakukan ketika padi berusia dua bulan.

Tahapan mulanya adalah mempersiapkan segala

Page 3: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

62

perlengkapan dan bahan-bahan yang dibutuhkan. Dalam

kegiatannya ada masak ketupat, memanggil bapak imam,

bapak kades, dan seluruh masyarakat desa. Urutan

kegiatannya yaitu membaca surah al-fatihah, kemudian surah

al-ikhlas, do’a dan tahlil, adzan, sembahyang hajat, makan

bersama, dan pemberian pupuk. Perlengkapan tradisi ini

berupa makanan untuk dimakan bersama seperti ketupat,

ketan, kunyit, gula, kelapa, bubur abang (merah), dan lain-

lain serta obat-obatan untuk padi seperti pupuk, air, dan lain-

lain.

Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh adat dan tokoh masyarakat di

Desa Teluk Kasai Rambahan, dapat disimpulkan bahwa tradisi ngubat padi telah

ada secara turun temurun dari nenek moyang. Pelaksanaan tradisi ngubat padi

yaitu pada saat padi yang ditanam berusia 2 bulan. Dinamakan ngubat padi karena

bermula saat padi-padi diserang hama seperti tikus, burung, dan lainnya yang

kemudian harus diubat agar padi dapat terhindar dari hama dan dapat dipanen.

Selain wawancara dengan tokoh adat dan tokoh masyarakat, peneliti juga

melakukan wawancara terhadap dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten

Tebo tentang tradisi ngubat padi serta pembelajaran di sekolah dasar di wilayah

Kabupaten Tebo. Adapun hasil wawancara dengan dinas pendidikan dan

kebudayaan Kabupaten Tebo adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Tebo

Nama Jabatan Hasil Wawancara

Bapak Sindi

SH, MH

Kepala Dinas

Pendidikan dan

Kebudayaan

Tradisi di kabupaten tebo ini sangat beragam, mulai

dari adat istiadat, tarian, tuturan dan lain-lain. Tarian

yang sangat terkenal sekarang adalah tari Nek pung dari

sungai keruh. Kalau tradisi ngubat padi seperti yang

akan kamu teliti itu bapak baru mengenalnya dan

memang ada di desa teluk kasai rambahan. Namun,

bapak belum pernah terlibat dalam tradisi ngubat padi

tersebut. Keterlibatan pemerintah dalam tradisi ngubat

padi ini lebih ditekankan pada dinas pendidikan dan

kebudayaan bagian kebudayaannya yang bertugas

mendata tradisi-tradisi yang ada di Tebo. Tanggapan

dari adanya tradisi ini ya bagus untuk dilestarikan karena

pastinya memiliki dampak positif. Dukungan dari

Page 4: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

63

pemerintah tentunya ada, dalam bentuk perhatian dan

pelestarian, kalau dari dana tidak ada.

Harapan pemerintah semoga kedepannya tradisi ini

tetap lestari, tradisi ini berdampak positif bagi

kelangsungan hidup masyarakatnya baik dari segi sosial

dan ekonomi masyarakat. Hal positif dari tradisi ngubat

padi ini tentunya dari segi kebersamaan masyarakatnya

dan hasil tradisi yaitu panen padi yang melimpah yang

berdampak positif terhadap perkembangan ekonomi.

tradisi di kabupaten Tebo yang diintegrasikan ke dalam

pembelajaran di sekolah dasar terdapat pada muatan

lokal lingkungan hidup (LH), dan belum

menggabungkan tradisi ngubat padi kedalamnya. Ada

keterkaitan antara tradisi ngubat padi dengan kondisi

sosial budaya ekonomi masyarakat. Hal ini dapat dilihat

dari runtutan kegiatan yang ada dalam kegiatan tradisi

ngubat padi serta hasil panen yang dirasakan

masyarakatnya.

Ibu Ika

Ramadhani

Bidang Kebudayaan

(Kepala Seksi Bidang

Kesenian)

Sebenarnya dari bidang kebudayaan selalu mendata

tradisi atau kebudayaan yang ada di Tebo, tetapi kalau

tradisi ngubat padi belum terdata dan justru dengan

adanya adik mengangkat tradisi ngubat padi ini maka

kami akan turun langsung untuk lebih mengenal tradisi

ngubat padi. Dukungan dana kalau dari dinas pendidikan

dan kebudayaan tidak ada. Tetapi pada tahun 2020

APBD dianggarkan untuk melaksanakan kegiatan

GSMS yaitu Gerakan Seniman Masuk Sekolah yang

bersifat umum tetapi tetap mendahulukan seniman lokal.

Harapan pemerintah semoga kedepannya tradisi ini tetap

lestari, tradisi ini berdampak positif bagi kelangsungan

hidup masyarakatnya baik dari segi sosial dan ekonomi

masyarakat. Kemudian harapannya semoga tradisi

ngubat padi ini dapat dikenal luas oleh masyarakat luar.

Bapak Guruh

Puji Raharjo

Kepala Seksi Bidang

Pembinaan PTK SD

Ada banyak tradisi yang ada. Contoh yang sedang

terkenal itu tari nek pung, tutur doak, tari lukah gilo, dan

lain-lain. Kalau tradisi ngubat padi saya kurang paham.

Kalau kaitannya dengan pembelajaran belum, tradisi di

kabupaten Tebo yang diintegrasikan ke dalam

pembelajaran di sekolah dasar terdapat pada muatan

lokal lingkungan hidup (LH), dan belum

menggabungkan tradisi ngubat padi kedalamnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Tebo dapat disimpulkan bahwa tradisi ngubat padi masih belum

banyak dikenal oleh khalayak umum. Tradisi ini memiliki banyak nilai positif.

Page 5: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

64

dinas pendidikan dan kebudayaan mendukung dan mengapresiasi pelestarian

tradisi ngubat padi ini. Namun, untuk kaitannya dengan pembelajaran, tradisi ini

masih belum diintegrasikan. Tradisi di Kabupaten Tebo yang diintegrasikan ke

dalam pembelajaran di sekolah dasar terdapat pada muatan lokal lingkungan

hidup (LH), dan belum menggabungkan tradisi ngubat padi kedalamnya.

4.1.1.2 Analisis Karakteristik Peserta Didik

Analisis karakteristik peserta didik dalam penelitian pengembangan modul

elektronik ini sangat penting dan diperlukan untuk mengetahui dan memahami

kondisi psikologis, fisik, dan emosional peserta didik dalam proses pembelajaran.

Analisis kemampuan awal peserta didik merupakan kegiatan untuk

mengidentifikasi peserta didik dari segi kebutuhan dan karakteristik dalam

menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku atau tujuan dan materi

(Taufik, 2019:2).

Usia peserta didik di kelas V Sekolah Dasar rata-rata yaitu 10-11 tahun.

Pada masa ini, peserta didik akan mempelajari sesuatu yang dikaitkan dengan

penglaman. Oleh karena itu penggunaan modul elektronik dengan memanfaatkan

teknologi dirasa mudah dipahami oleh peserta didik karena lebih memudahkan

peserta didik dalam memahami konsep. Kemudian, modul elektronik disajikan

dalam bentuk yang menarik untuk menimbulkan minat belajar siswa. Hal ini

sesuai dengan pendapat piaget dalam asrial (2019) yang menyatakan bahwa

“karakter peserta didik berada pada tahap operasional konkret (7-11 tahun), yaitu

peserta didik cenderung berpikir secara konkret (nyata) dalam belajar”. Selain itu,

peserta didik mulai berpikir kreatif dalam menata gagasan atau ide, namun dalam

penyelesaian masalah mereka masih membutuhkan bantuan orang lain.

Page 6: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

65

Peserta didik kelas V Sekolah Dasar jika ditinjau dari segi kognitif telah

mampu memahami adanya sebab akibat, suka bereksperimen, dan memiliki

kemampuan berkomunikasi atau berbicara yang baik. Dari segi psikomotorik

perkembangan peserta didik perempuan lebih cepat dibandingkan dengan peserta

didik laki-laki. Dari segi sosio-emosional peserta didik kelas V Sekolah Dasar

telah mampu mengenali dan memahami diri sendiri dan orang lain (SNF FEB UI,

2016). Peserta didik kelas V SD juga memiliki karakteristik senang mencoba hal-

hal yang baru. Dengan adanya pengembangan modul elektronik maka peserta

didik dapat belajar dari hal baru yang juga dapat memanfaatkan perkembangan

TIK.

4.1.1.3 Analisis Bahan Ajar

Bahan ajar berbasis kearifan lokal sangat penting dan diperlukan dalam

proses pembelajaran. Pembelajaran dengan mengaitkan kearifan lokal dapat

memberikan pengetahuan, keterampilan serta perilaku baik yang sesuai dengan

nilai dan aturan yang berlaku di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu,

pembelajaran kearifan lokal dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang bersifat

kontekstual.

Analisis bahan ajar dilakukan dengan mewawancarai guru kelas V Sekolah

Dasar dan peserta didik kelas V. Wawancara dilakukan di SD Negeri 55/I Sridadi.

Adapun hasil wawancara dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Hasil Wawancara Guru dan Peserta Didik

Nama Jabatan Hasil Wawancara

Ibu Ngian

Sawitri, S. Pd

Guru Kelas Vc Media pembelajaran TIK itu media pembelajaran

dengan memanfaatkan teknologi untuk menyampaikan

materi pembelajaran dengan menggunakan media

elektronik seperti laptop dan proyektor. Dalam proses

pembelajaran sudah pernah menggunakan media TIK

Page 7: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

66

bahkan lebih dari satu jenis media TIK diantaranya

adalah flash disk, laptop, dan proyektor. Media TIK

yang digunakan sangat membantu dalam menyampaikan

materi pelajaran. Selain itu, membantu siswa dalam

belajar karena lebih mempermudah dan dapat membantu

siswa untuk mengikuti perkembangan IPTEK. Proses

pembelajaran berlangsung tidak jauh beda dengan

pembelajaran yang menggunakan media cetak, proses

pembelajaran yang mengasikan dan menyenangkan serta

membantu siswa untuk belajar mandiri dan bekerja sama

dengan temannya. Artinya, respon peserta didik sangat

positif dalam penggunaan media TIK. Kendala yang

dihadapi yaitu ketika listrik padam dan kurangnya

peralatan di setiap kelas sehingga perlu menyesuaikan

dengan materi pembelajaran yang sekiranya memang

perlu menggunakan media TIK dan membagi jadwal

dengan guru yang lain.

Kearifan lokal itu budaya atau tradisi khas

masyarakat di suatu daerah atau tempat. Kearifan lokal

yang ada di Jambi sangat banyak dan beragam, seperti

tari sekapur sirih, tari joget batanghari, tradisi tapa

malenggang di Batanghari dan masih banyak lagi.

Pernah mengaitkan pembelajaran dengan kearifan lokal,

tetapi hanya lisan saja.

Bahan ajar yanag digunakan yaitu buku guru dan

buku siswa, dan jika diperlukan ditambah dengan koran,

video animasi, dan gambar yang disesuaikan dengan

materi pembelajaran. Tidak ada bahan ajar khusus yang

berisi kearifan lokal dalam pembelajaran. Bahan ajar

elektronik yaitu yang dibuat dengan aplikasi tertentu.

Harapan saya yaitu semoga modul elektronik yang

berbasis kearifan lokal ini dapat disahkan dan diterapkan

untuk membantu para guru serta peserta didik dalam

belajar baik dari pengetahuan dasar, keagamaan, budaya,

sosial masyarakat, dan ekonomi masyarakat setempat.

Kemudian saya harap modul yang nantinya akan

dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan peserta

didik.

Rendra Adi

Surya

Akbar

Afgan

Raka

Fanosa

Febri Cintia

Ristini

Peserta Didik Kelas

Vc

Peserta didik mengetahui tentang media TIK atau

media elektronik. 4 orang peserta didik dapat

mengoperasikan hp dan laptop. Pada saat pembelajaran

sudah menggunakan media elektronik. Menurut mereka,

suasana belajar dengan menggunakan media TIK asik,

menyenangkan, dan menarik karena ada gambar dan

video. Hasil belajar peserta didik berbeda-beda. 3 orang

peserta didik menjawab bahwa hasil belajar mereka

meningkat. Sedangkan yang lain menjawab tidak ada

perubahan hasil belajarnya. Peserta didik juga sudah

Page 8: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

67

mengetahui tradisi atau kebudayaan yang ada di Jambi.

kebudayaan yang mereka tahu diantaranya adalah tari

sekapur sirih, batik Jambi, baju melayu, yasinan, dan

lain-lain. Peserta didik pernah belajar tentang

kebudayaan sekitar pada saat proses pembelajaran di

kelas. Peserta didik tertarik jika ada modul elektronik

yang menghubungkan tradisi atau kebudayaan dengan

proses pembelajaran.

4.1.1.4 Analisis Kurikulum

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa kurikulum

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Oleh karena itu,

kurikulum dijadikan sebagai acuan sekolah dalam melangsungkan proses

pembelajaran. Sekolah Dasar Negeri 55/I Sridadi menerapkan pembelajaran

dengan kurikulum 2013. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan, guru

menggunakan buku siswa dan buku guru terbitan pemerintah.

Buku-buku yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan telah mengaitkan kearifan lokal didalamnya. Kearifan lokal yang

ada di buku tersebut berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Namun,

dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk memberikan pembelajaran yang

bermakna dan nyata yang dekat dengan lingkungan peserta didik. Kemudian,

guru mengalami kesulitan untuk menjelaskan pembelajaran kepada peserta didik

mengenai contoh yang terdapat pada buku karena kurang relevan dengan situasi

peserta didik. Oleh karena itu, perlu adanya bahan ajar pendukung berbasis

kearifan lokal provinsi Jambi yang disusun dan dirancang sesuai dengan

kebutuhan peserta didik. Bahan ajar yang dibutuhkan dapat berupa modul

Page 9: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

68

elektronik berbasis kearifan lokal dari provinsi Jambi. Modul yang

dikembangkan bukan sebagai pengganti buku guru dan buku siswa melainkan

sebagai sumber belajar pendukung yang digunakan secara beriringan dengan

buku siswa dan buku guru yang di produksi oleh KEMENDIKBUD. Selanjutnya,

untuk menyiapkan bahan ajar atau modul elektronik, diperlukan penjabaran

kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran agar produk yang

dikembangkan sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

Tabel 4.4 KD dan Indikator PPKn

Komptensi Dasar Indikator

1.3 Mensyukuri keragaman sosial masyarakat

sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa dalam

konteks Bhineka Tunggal Ika

1.3.1 Mensyukuri keragaman sosial masyarakat

sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa dalam

konteks Bhineka Tunggal Ika

2.3 Bersikap toleran dalam keragaman sosial

budaya masyarakat dalam konteks Bhineka

Tunggal Ika

2.3.1 Menunjukkan sikap toleran dalam

keragaman sosial budaya masyarakat dalam

konteks Bhineka Tunggal Ika

3.3 Menelaah keragaman sosial budaya

masyarakat

3.3.1 Mengidentifikasi keragaman sosial

budaya masyarakat

4.3 Menyelenggarakan kegiatan yang

mendukung keragaman sosial budaya

masyarakat

4.3.1 Membuat kegiatan yang mendukung

keragaman sosial budaya masyarakat

Tabel 4.5 KD dan Indikator Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator

3.8 Menguraikan urutan peristiwa atau tindakan

yang terdapat pada teks nonfiksi

3.8.1 Menganalisis urutan peristiwa atau

tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi

4.8 Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan

dengan memperhatikan latar cerita yang

terdapat pada teks fiksi

3.8.2 Mempertunjukkan peristiwa atau tindakan

dengan memperhatikan latar cerita yang

terdapat pada teks fiksi

Tabel 4.6 KD dan Indikator IPS

Page 10: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

69

Kompetensi Dasar Indikator

3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya

menyejahterakan kehidupan masyarakat di

bidang sosial dan budaya untuk memperkuat

kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia serta

hubungannya dengan karakteristik ruang

3.3.1 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya

menyejahterakan kehidupan masyarakat di

bidang sosial dan budaya untuk memperkuat

kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia serta

hubungannya dengan karakteristik ruang

4.3 Menyajikan hasil analisis tentang peran

ekonomi dalam upaya menyejahterakan

kehidupan masyarakat di bidang sosial dan

budaya untuk memperkuat kesatuan dan

persatuan bangsa

4.3.1 Menyelesaikan hasil analisis tentang

peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan

kehidupan masyarakat di bidang sosial dan

budaya untuk memperkuat kesatuan dan

persatuan bangsa

Berdasarkan penjabaran analisis kompetensi dasar dan indikator

pembelajaran maka kearifan lokal “tradisi ngubat padi” dapat diintegrasikan pada

tema 8 subtema 1 pembelajaran 3 di kelas V Sekolah Dasar. Hal ini dikarenakan

tradisi ngubat padi erat kaitannya dengan hubungan antara manusia dengan

lingkungannya, serta berkaitan dengan peran ekonomi masyarakat dalam upaya

menyejahterakan kehidupan di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat

kesatuan dan persatuan. Selain itu, tradisi ngubat padi ini merupakan tradisi yang

berkaitan dengan sumber daya alam dan sebagai bentuk rasa syukur serta menjaga

hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Oleh karena itu, melalui

pembelajaran kearifan lokal ngubat padi ini, peserta didik dapat memperoleh nilai

karakter seperti toleran dan selalu peduli lingkungan.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, analisis karakteristik peserta didik,

analisis kurikulum, dan analisis bahan ajar yang telah dijabarkan, dapat dipahami

bahwa tuntutan kurikulum yang diterapkan dalam proses pembelajaran

menekankan pada integrasi kearifan lokal atau potensi-potensi yang dimiliki

daerah masing-masing dalam pembelajaran. Bahan ajar berbasis kearifan lokal

dengan menggunakan aplikasi belum diterapkan dalam proses pembelajaran.

Peserta didik di kelas V Sekolah Dasar sudah mampu menggunakan media

Page 11: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

70

elektronik seperti HP, Laptop, dan lain-lain. Oleh karena itu, berdasarkan

pemaparan hasil temuan awal di sekolah dasar, dinas pendidikan dan kebudayaan

serta lingkungan masyarakat, maka peneliti mengevaluasi dengan cara membuat

sebuah modul elektronik berbasis kearifan lokal dengan menggunakan aplikasi.

Aplikasi yang digunakan untuk mengembangkan modul tersebut adalah aplikasi

kvisoft flipbook maker.

4.1.2 Tahap Perancangan (Design)

Setelah melalui tahap analisis, selanjutnya melakukan perancangan

terhadap modul yang akan di kembangkan.

4.1.2.1 Rancangan Awal Pembuatan Modul Elektronik

Tahapan ini dilakukan agar bahan ajar yang dikembangkan memperoleh

hasil yang maksimal dengan persiapan sebagai berikut:

a. Membaca literatur atau sumber mengenai tata cara pembuatan modul

elektronik.

b. Studi pustaka dan observasi mengenai tradisi Ngubat Padi.

c. Mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan

modul elektronik seperti desain cover, file pdf, musik, gambar, video

dan lainnya yang mendukung materi pembelajaran.

d. Aplikasi filmoraGo pada Hand Phone untuk mengedit video.

Page 12: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

71

Gambar 4.1 Aplikasi FilmoraGo

e. Menginstal aplikasi kvisoft flipbook maker untuk menampilkan produk.

Gambar 4.2 Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker

f. Memasukkan file pdf yang telah disiapkan kedalam aplikasi kvisoft

flipbook maker dengan menggunakan menu next document pada layar

aplikasi.

Gambar 4.3 Tampilan Menu Utama Aplikasi

Kvisoft Flipbook Maker

g. Pilih file dokumen dengan format pdf yang akan dimasukkan ke dalam

aplikasi.

Page 13: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

72

Gambar 4.4 Memilih dan Memasukkan File Pdf

h. Tunggu hingga menampilkan halaman awal file. Kemudian pilih menu

star. Setelah itu, tunggu proses hingga 100 %

a) Gambar Proses Awal File Pdf Menjadi Modul

b) Gambar Proses File Pdf Menjadi Modul

Gambar 4.5 Proses Mengubah File Pdf Menjadi Modul Elektronik

i. Memasukkan video kedalam file pdf yang telah ditambahkan pada

aplikasi kvisoft flipbook maker. Pilih menu edit page => pilih halaman

Page 14: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

73

yang akan dimasukkan video => pilih menu video => tarik kursor

hingga membentuk tabel pada layar => pilih file video yang akan

dimasukkan => Klik play video when enter the page=> klik open =>

pilih save and edit pada tampilan kanan atas menu.

a) Gambar Sebelum Ditambahkan Video

b) Gambar Sesudah Ditambahkan Video

Gambar 4.6 Menambahkan Video Dalam Modul Elektronik

j. Setelah semua tahap selesai, modul dapat langsung digunakan. Modul

juga dapat disimpan melalui menu Publish pada menu bagian atas =>

pilih format EXE => pilih start. Jika ingin keluar aplikasi maka pilih

close project dan kemudian save file.

Page 15: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

74

Gambar 4.7 Menyimpan Modul Elektronik

k. Modul elektronik telah disimpan dan dapat digunakan kembali.

4.1.2.2 Desain Fisik dan Isi Modul Elektronik

Halaman sampul didesain dengan gambar dan bentuk yang menarik dengan

perpaduan warna yang kontras. Pemilihan warna yang tepat dan menarik

bertujuan untuk menarik perhatian peserta didik ketika membuka modul,

sehingga peserta didik termotivasi untuk membacanya. Warna yang terdapat pada

halaman sampul modul ini yaitu warna hijau, putih, hitam, kuning, biru tua, dan

biru muda. Pada halaman sampul disisipkan gambar persawahan yang bertujuan

untuk menunjukkan bahwa modul elektronik tersebut berisi tentang pembelajaran

dengan mengaitkan kearifan lokal tradisi ngubat padi.

Halaman sampul bertuliskan judul “MODUL ELEKTRONIK” pada bagian

paling atas. Kemudian disusul kalimat “Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal

Tradisi Ngubat Padi”. Jenis huruf yang digunakan yaitu arial dengan format

WordArt. Ukuran 44 pt, 28 pt, 24 pt. Selanjutnya, pada bagian bawah halaman

sampul tertera tema, sub tema, dan pembelajaran yang menjadi fokus isi modul

elektronik serta ditujukan untuk kelas V SD/MI. Nama penulis modul juga

dicantumkan pada halaman sampul.

Page 16: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

75

Ukuran kertas yang digunakan dalam pembuatan modul elektronik

berukuran A4 21 cm x 29,7 cm. Margin pada kertas dibuat 0 cm. Pemilihan

ukuran ini disesuaikan dengan tata letak ilustrasi gambar, penulisan dan

sebagainya agar memudahkan produk untuk digunakan dan dibaca.

Warna pada modul elektronik harus dipertimbangkan agar tampilannya

menarik perhatian peserta didik. Warna memiliki efek yang lebih kuat dari

bentuk, warna juga dapat menciptakan tingkat perhatian yang tinggi (Oktaviana,

2017). Kemudian, terdapat warna-warna yang harus dihindari yaitu warna yang

terlalu menyala seperti merah terang, kuning cerah dan lain sebagainya yang

dapat membahayakan mata.

Adapun isi modul yang dikembangkan yaitu sebagai berikut:

1. Halaman Sampul

Gambar 4.8 Halaman Sampul

Halaman sampul atau cover modul berisi informasi terkait judul modul,

tema, subtema, pembelajaran, kelas, lambang Universitas Jambi, dan juga nama

penulis. Halaman sampul disajikan dengan memadukan warna yang kontras dan

pencahayaan warna yang sesuai yang dapat menarik minat pembaca.

Page 17: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

76

2. Kata Pengantar

Gambar 4.9 Kata Pengantar

Kata pengantar ditulis pada halaman kedua setelah halaman sampul. Kata

pengantar ditujukan untuk berkomunikasi dengan pembaca. Kata pengantar berisi

ucapan rasa syukur kepada Allah SWT serta pihak-pihak yang membantu dalam

mengembangkan modul elektronik. Selain itu, maksud dan tujuan pengembangan

modul juga dijelaskan secara singkat. Permohonan maaf atas kelemahan produk

yang dikembangkan dan pemberian saran serta masukan dari pembaca untuk

perbaikan modul elektronik kedepannya juga tertuang pada paragraf akhir kata

pengantar.

3. Daftar Isi

Gambar 4.10 Daftar Isi

Page 18: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

77

Daftar isi terletak pada halaman setelah kata pengantar. Daftar isi

bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam mengetahui isi serta memudahkan

dalam mencari halaman yang ingin dituju secara cepat. Hal ini dikarenakan pada

daftar isi disajikan gambaran isi secara keseluruhan dari bagian isi modul

elektronik.

4. Petunjuk Penggunaan Modul

Gambar 4.11 Petunjuk Penggunaan Modul

Petunjuk penggunaan modul elektronik terdiri dari dua jenis yaitu

petunjuk tata cara pengoperasian modul elektronik (disajikan diluar modul

elektronik) dan petunjuk penggunaan isi modul elektronik (disajikan pada modul

elektronik).

5. KI, KD, Indikator dan Tujuan Pembelajaran

Page 19: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

78

a) Gambar Kompetensi Inti

b) Gambar Kompetensi Dasar dan Indikator

c) Gambar Tujuan Pembelajaran

Gambar 4.12 KI, KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran

Penyajian kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran

disajikan secara berurutan pada modul elektronik. Penyajian ini bertujuan untuk

membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan

taksonomi bloom.

Page 20: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

79

6. Peta Konsep

Gambar 4.13 Peta Konsep

Peta konsep berisi bagan yang memuat antara satu konsep dengan konsep

lainnya. Bagan tersebut dibuat secara skematis tentang materi yang akan disajikan

dalam modul elektronik sehingga dapat memudahkan pembaca untuk mengetahui

sekilas isi modul.

7. Uraian Materi dan Kegiatan Peserta Didik

a) Gambar Uraian Materi Pembelajaran

Page 21: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

80

b) Gambar Kegiatan Peserta Didik

Gambar 4.14 Materi Pembelajaran Dan Kegiatan Peserta Didik

Materi pelajaran yang disajikan pada modul elektronik berpedoman pada

buku guru dan buku siswa. Proses pembelajaran atau kegiatan peserta didik dalam

modul elektronik disajikan melalui teks bacaan tentang tradisi yang dikaitkan

dalam pembelajaran, gambar, video, serta soal-soal latihan. Isi materi dan

kegiatan peserta didik disesuaikan dengan karakteristik peserta didik kelas tinggi

khususnya kelas V Sekolah Dasar.

8. Prakarya

Page 22: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

81

Gambar 4.15 Prakarya

Prakarya disajikan pada modul elektronik bertujuan untuk menilai

keterampilan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Prakarya yang disajikan

sesuai dengan kearifan lokal yang diangkat pada modul elektronik. Penyajian

gambar, daftar alat dan bahan, dan cara kerja dapat mempermudah peserta didik

dalam menyelesaikan kegiatannya.

9. Glosarium

Gambar 4.16 Glosarium

Glosarium ialah daftar istilah yang jarang ditemui. Glosarium terletak di

bagian akhir suatu buku dan menyertakan istilah-istilah dalam buku atau modul

tersebut. Glosarium dapat memudahkan pembaca untuk memperoleh pengetahuan

atau istilah baru yang belum diketahui.

Page 23: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

82

10. Daftar Pustaka

Gambar 4.17 Daftar Pustaka

Daftar Pustaka berisi literatur yang digunakan oleh penulis dalam

membuat modul elektronik. Daftar rujukan yang digunakan yaitu buku guru tema

8 kelas V, buku siswa tema 8 kelas V, link video dari youtube yang telah diadopsi

dan telah diberi izin oleh pemilik chanel youtube, serta skripsi penulis.

11. Biografi Penulis

Gambar 4.18 Biografi Penulis

Biografi penulis atau daftar riwayat penulis disajikan dengan tujuan untuk

mempermudah memberi informasi kepada pembaca. Hal ini juga untuk

memudahkan pembaca apabila hendak menghubungi penulis.

Page 24: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

83

4.1.3 Tahap Pengembangan (Development)

Tahap pengembangan yaitu tahap lanjutan dari desain yang telah

dirancang untuk menjadi sebuah produk. Produk yang telah dibuat harus melalui

tahap uji validasi agar produk tersebut layak dan praktis untuk digunakan.

Validasi dilakukan oleh dosen validator dan guru sekolah dasar yang berkaitan

dengan tingkatan kelas V Sekolah Dasar. Validasi yang dilakukan terdiri dari

validasi materi, validasi media, dan validasi bahasa yang divalidasi oleh dosen

validator. Sedangkan untuk validasi ahli praktisi dilakukan oleh guru sekolah

dasar. Penilaian berupa saran perbaikan menjadi pedoman bagi peneliti untuk

melakukan proses perbaikan modul elektronik.

4.1.3.1 Validasi Ahli Materi

Validasi materi divalidasi oleh dua validator yaitu Bapak Drs. Syahrial, M.

Ed., Ph. D dan Bapak Agung Rimba Kurniawan, S. Pd., M. Pd. Validasi dengan

Bapak Agung Rimba Kurniawan, S. Pd., M. Pd dilakukan pada tanggal 12

November 2020 dan validasi dari Bapak Drs. Syahrial, M. Ed., Ph. D pada tanggal

24 November 2020. Adapun hasil penilaian validator terhadap materi dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Penilaian Validator Materi

No Deskriptor Skor Perolehan

(Bapak Drs.

Syahrial, M.

Ed., Ph. D)

(Bapak Agung

Rimba

Kurniawan, S.

Pd., M. Pd)

1. Kesesuaian materi yang disajikan dengan

Kompetensi Inti (KI)

5 5

2. Kesesuaian materi yang disajikan dengan 5 5

Page 25: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

84

Kompetensi Dasar (KD)

3. Kesesuaian materi yang disajikan dengan tujuan

pembelajaran

5 5

4. Kesuaian konsep dengan materi dalam kurikulum

2013

5 5

5. Modul elektronik mudah dipahami sehingga dapat

membantu pemahaman konsep bagi peserta didik

4 4

6. Materi manusia dan lingkungan sesuai dengan

tuntutan kurikulum

5 5

7. Materi pada modul eleketronik mendorong peserta

didik untuk mencari informasi lebih dalam

5 5

8. Keruntutan materi sesuai dengan alur pikir peserta

didik

4 4

9. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai

dengan tingkat perkembangan intelektual peserta

didik

5 5

10. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai

dengan tingkat perkembangan sosio-emosional

peserta didik

4 5

Jumlah 47 48

Rata-rata 4,7 4,8

Median 5 5

Modus 5 5

Presentase 94% 96%

Kategori Sangat Valid Sangat Valid

Berdasarkan jumlah skor hasil validasi materi dari kedua validator, maka

diperoleh hasil dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

R = Rerata hasil penilaian para ahli/ praktisi

Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria

Page 26: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

85

n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai

m = banyaknya kriteria/nomor item

maka, jika dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil sebagai

berikut:

a. Validasi Materi oleh Bapak Drs. Syahrial, M. Ed., Ph. D (Validator I)

=

=

= 4,7

Hasil perhitungan penilaian validasi materi oleh Bapak Drs. Syahrial, M.

Ed., Ph. D dengan menggunakan rumus diperoleh hasil angka rata-rata adalah 4,7.

Sedangkan untuk median data diperoleh hasil angka 5, modus data diperoleh hasil

angka 5, dan presentase kevalidan diperoleh 94% yang diperoleh melalui

penghitungan dengan microsoft excel. Sedangkan untuk presentase hasil validasi

materi dapat disajikan dalam bentuk diagram pie chart sebagai berikut:

Gambar 4.19 Diagram Pie Chart Hasil Validasi Materi Validator I

Hasil data yang diperoleh termasuk dalam kategori sangat valid. Saran

perbaikan yang diberikan oleh validator yaitu urutan materi dipastikan kembali

70%

30%

Hasil Validasi Materi Validator I

Sangat Baik

Baik

Page 27: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

86

kesesuaiannya dengan alur pikir peserta didik dan tambahkan peta konsep untuk

memudahkan peserta didik memahami materi yang akan dipelajari. Modul harus

sesuai dengan karakteristik peserta didik untuk upaya mencapai kompetensi yang

diharapkan. (Anggraini, 2015: 288). Pada modul yang dikembangkan, materi yang

disajikan harus akurat dan lengkap. Sejalan dengan Nuralamsyah & Rosmiati

(2017) menyatakan bahwa pada modul harus terdapat kelengkapan isi. Artinya, isi

atau materi yang disajikan pada modul harus lengkap dibahas sehingga para

pembaca akan memahami isi tersebut.

b. Validasi Materi oleh Bapak Agung Rimba Kurniawan, S. Pd., M. Pd

(Validator II)

=

=

= 4,8

Hasil perhitungan penilaian validasi materi oleh Bapak Agung Rimba

Kurniawan, S. Pd., M. Pd dengan menggunakan rumus diperoleh hasil angka 4,8.

Sedangkan untuk median data diperoleh hasil angka 5, modus data diperoleh hasil

angka 5, dan presentase 96% yang diperoleh melalui penghitungan dengan

microsoft excel. Sedangkan untuk presentase hasil validasi materi dapat disajikan

dalam bentuk diagram pie chart sebagai berikut:

Page 28: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

87

Gambar 4.20 Diagram Pie Chart Hasil Validasi Materi Validator II

Hasil validasi materi dari validator II dapat dikategorikan sangat valid.

Kemudian validator II tidak memberikan saran perbaikan pada kolom yang telah

disediakan. Namun, tetap disampaikan bahwa materi dalam modul benar-benar

harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan sosio-emosional peserta didik

kelas V Sekolah Dasar dan sesuai dengan Kompetensi Dasar serta indikator yang

dikembangkan. Penyusunan materi harus sesuai dengan kompetensi dasar (Aji,

Hudha, & Rismawati, 2017: 47). Bahan ajar membantu siswa untuk mempelajari

suatu kompetensi atau kompetensi dasar sehingga mampu menguasai kompetensi

secara menyeluruh (Muqodas, Sumardi, dan Berman, 2015:108). Oleh karena itu,

peneliti menyesuaikan indikator yang dikembangkan berdasarkan tabel Kata

Kerja Operasional Taksonomi Bloom.

Berikut disajikan gambar saran perbaikan dari kedua validator ahli materi:

80%

20%

Hasil Validasi Materi Validator 1

Sangat Baik

Baik

Page 29: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

88

a. Saran perbaikan validator I

b. Saran perbaikan validator II

Gambar 4.21 Saran Perbaikan oleh Validator Ahli Materi

Saran dan perbaikan dari validator I dan validator II termasuk dalam

indikator kelayakan isi. Sedangkan pada validasi materi terdapat 3 indikator yaitu

kelayakan isi, komponen kebahasaan dan komponen penyajian. Komponen

Page 30: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

89

kebahasaan yaitu modul yang dikembangkan berisi gambar, diagram, dan ilustrasi

sesuai dengan kearifan lokal daerah dan sesuai untuk meningkatkan pemahaman

peserta didik. Istilah-istilah teknis sesuai dan berlaku dalam kehidupan sehari-

hari. Hal ini sejalan dengan peendapat Ardi, Nyeneng, & Ertikanto, 2015:71)

bahwa “isi materi sesuai dengan kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan rasa

ingin tahu siswa”. Oleh karena itu, sajian materi, gambar, dan ilustrasi pada modul

disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari dengan mengaitkan kearifan lokal

didalamnya. Komponen penyajian

4.1.3.2 Validasi Ahli Media

Validasi media divalidasi oleh dua validator yaitu Bapak Drs. Syahrial, M.

Ed., Ph. D dan Bapak Agung Rimba Kurniawan, S. Pd., M. Pd. Validasi dengan

Bapak Agung Rimba Kurniawan, S. Pd., M. Pd dilakukan pada tanggal 12

November 2020 dan validasi dari Bapak Drs. Syahrial, M. Ed., Ph. D pada tanggal

24 November 2020. Adapun hasil penilaian validator terhadap media dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8 Penilaian Validator Media

No Deskriptor Skor Perolehan

(Bapak Drs.

Syahrial, M. Ed.,

Ph. D)

(Bapak Agung

Rimba

Kurniawan, S.

Pd., M. Pd)

1. Kesesuaian ukuran modul elektronik dengan

standar ISO.

4 4

2. Modul elektronik dibuat sesuai dengan materi

pembelajaran

5 5

3. Penggunaan warna dan huruf dapat

memperjelas isi modul elektronik.

4 4

Page 31: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

90

4. Tampilan gambar modul elektronik bersih. 4 4

5. Modul elektronik dapat menarik minat belajar

peserta didik.

5 5

6. Desain tampilan modul elektronik yang

digunakan menarik.

4 4

7. Modul elektronik dibuat sesuai dengan

karakteristik peserta didik.

5 5

8. Modul elektronik yang digunakan dapat dibaca

dengan jelas.

4 4

9. Materi yang disajikan pada modul elektronik

memiliki penekanan konsep yang jelas.

4 5

10. Modul elektronik sangat praktis digunakan

dalam pembelajaran.

5 5

11. Modul elektronik menggunakan kalimat yang

efektif dan mudah dipahami.

5 5

12. Modul elektronik dibuat sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

5 5

13. Kemudahan dalam mengoperasikan modul

elektronik.

5 5

14. Modul elektronik dapat digunakan secara

berulang-ulang.

5 5

15. Modul elektronik disusun dengan penempatan

tata unsur letak (judul,subjudul,halaman,dll)

yang konsisten.

5 5

Jumlah 69 70

Rata-rata 4,6 4,6

Median 5 5

Modus 5 5

Presentase 92% 93%

Kategori Sangat Valid Sangat Valid

Berdasarkan jumlah skor hasil validasi media, maka diperoleh hasil dengan

menggunakan rumus sama seperti pada rumus validasi materi yaitu:

a. Validasi Media oleh Bapak Drs. Syahrial, M. Ed., Ph. D (Validator I)

Page 32: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

91

=

=

= 4,6

Hasil perhitungan penilaian validasi media oleh Bapak Drs. Syahrial, M.

Ed., Ph. D dengan menggunakan rumus diperoleh hasil angka 4,6. Kemudian

dengan menggunakan aplikasi microsoft excel diperoleh hasil median=5,

modus=5, dan presentase=92% . Sedangkan untuk presentase hasil validasi materi

dapat disajikan dalam bentuk diagram pie chart sebagai berikut:

Gambar 4.22 Diagram Pie Chart Hasil Validasi Media Validator I

Berdasarkan data yang diperoleh maka hasil validasi media oleh validator

I dapat dikategorikan dalam ketegori sangat valid. Saran perbaikan yang diberikan

yaitu untuk penyajian isi modul tulisannya lebih diperbesar agar dapat terlihat dan

terbaca dengan baik. Ukuran huruf sangat berpengaruh terhadap keterbacaan suatu

modul (Lubna, 2017:86). Hal ini dikarenakan prosedur dalam menulis, bahasa

yang akan digunakan (tingkat keterbacaan yang mudah dimengerti) (Habibi,

Chandra, & Azima, 2019:11).

60%

40%

Hasil Validasi Media Validator I

Sangat Baik

Baik

Page 33: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

92

b. Validasi Media oleh Bapak Agung Rimba Kurniawan, S. Pd., M. Pd

(Validator II)

=

=

= 4,6

Hasil perhitungan penilaian validasi media dengan menggunakan rumus diperoleh

hasil angka 4,6. Kemudian dengan menggunakan aplikasi microsoft excel

diperoleh hasil median=5, modus=5, dan presentase 93%. Sedangkan untuk

presentase hasil validasi materi dapat disajikan dalam bentuk diagram pie chart

sebagai berikut:

Gambar 4.23 Diagram Pie Chart Hasil Validasi Media Validator II

Hasil validasi media oleh validator II dapat dikatakan sangat valid. Saran

perbaikan yang diberikan oleh validator adalah cover atau halaman sampul kurang

menarik sehingga perlu perbaikan seperti penggunaan font huruf, ukuran huruf,

ukuran kertas, serta teknik pencahayaan. Selain itu, background pada isi modul

perlu diperhalus atau diperbaiki kembali. Tampilan halaman modul yang bewarna

cerah dapat membuat tulisannya konsisten dan jelas (Ditasari, Penitia, & Kasmui,

2013: 333). Oleh karena itu, peneliti memperbaiki halaman sampul sesuai dengan

67%

33%

Hasil Validasi Media Validator II

Sangat Baik

Baik

Page 34: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

93

saran validator dengan menggunakan warna cerah seperti hijau muda, putih, dan

biru pada halaman sampul modul. Kemudian untuk judul pada cover harus

disesuaikan tata letak dan fokus materi yang akan diajarkan. Judul bahan ajar

menggambarkan materi yang akan dituangkan di dalam modul (Purwati &

Suhirman, 2017:171).

a. Saran perbaikan validator I

b. Saran perbaikan validator II

Gambar 4.24 Saran Perbaikan oleh Validator Ahli Media

Page 35: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

94

Setelah saran perbaikan diberikan oleh validator, selanjutnya peneliti

melakukan revisi validasi media terhadap modul elektronik. Adapun hasil

perbaikan yang telah peneliti sesuaikan dengan saran perbaikan dari validator

adalah sebagai berikut:

a) Halaman Sampul Sebelum Revisi b) Halaman Sampul Sesudah Revisi

a) Background Sebelum Revisi b) Background Sesudah Revisi

Gambar 4.25 Sebelum dan Sesudah Revisi Validasi Media

4.1.3.3 Validasi Ahli Bahasa

Validasi Bahasa divalidasi oleh dua validator yaitu Bapak Drs. Syahrial,

M. Ed., Ph. D dan Bapak Agung Rimba Kurniawan, S. Pd., M. Pd. Validasi

dengan Bapak Agung Rimba Kurniawan, S. Pd., M. Pd dilakukan pada tanggal 12

Page 36: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

95

November 2020 dan validasi dari Bapak Drs. Syahrial, M. Ed., Ph. D pada tanggal

24 November 2020. Adapun hasil penilaian validator terhadap bahasa dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9 Penilaian Validator Bahasa

No Deskriptor Skor Perolehan

(Bapak Drs.

Syahrial, M.

Ed., Ph. D)

(Bapak

Agung

Rimba

Kurniawan,

S. Pd., M.

Pd)

1. Kalimat yang digunakan sesuai isi pesan atau

informasi yang ingin disampaikan sesuai dengan tata

kalimat bahasa yang benar

5 5

2. Kalimat yang digunakan berupa kalimat efektif yang

sederhana

5 5

3. Kalimat yang digunakan tidak menimbulkan makna

ganda

5 5

4. Istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar

Bahasa Indonesia

4 4

5. Pesan atau informasi disampaikan dengan bahasa

yang sederhana agar mudah dipahami

5 5

6. Pesan atau informasi disampaikan dengan bahasa

yang menarik dan lazim dalam komunikasi tulis

Bahasa Indonesia

5 5

7. Bahasa yang digunakan dapat membuat peserta didik

senang ketika membaca

4 4

8. Bahasa yang digunakan dapat menumbuhkan minat

peserta didik untuk membaca secara tuntas

4 4

9. Bahasa yang digunakan mendorong peserta didik

untuk bertanya

4 4

10. Bahasa yang digunakan memperjelas suatu konsep 5 5

11. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat

perkembangan kognitif peserta didik

5 5

12. Bahasa yang dgunakan sesuai dengan tingkat 5 5

Page 37: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

96

kematangan emosional peserta didik

13. Tata kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah

tata Bahasa Indonesia yang baik dan benar

4 5

14. Ejaan yang digunakan mengacu kepada pedoman

Ejaan Yang Disempurnakan

4 4

15. Penggambaran ikon atau simbol harus konsisten

antar-bagian dalam buku

5 5

Jumlah 79 70

Rata-rata 4,6 4,6

Median 5 5

Modus 5 5

Presentase 92% 93%

Kategori Sangat Valid Sangat Valid

Berdasarkan jumlah skor hasil validasi bahasa, maka diperoleh hasil dengan

menggunakan rumus sama seperti pada rumus validasi materi dan media yaitu:

a. Validasi Bahasa oleh Bapak Drs. Syahrial, M. Ed., Ph. D (Validator I)

=

=

= 4,6

Hasil perhitungan penilaian validasi media oleh Bapak Drs. Syahrial, M.

Ed., Ph. D dengan menggunakan rumus diperoleh hasil angka 4,6. Kemudian

dengan menggunakan aplikasi microsoft excel diperoleh hasil median=5,

modus=5, dan presentase=92%. Sedangkan untuk presentase hasil validasi materi

dapat disajikan dalam bentuk diagram pie chart sebagai berikut:

Page 38: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

97

Gambar 4.26 Diagram Pie Chart Hasil Validasi Bahasa Validator I

Hasil validasi media oleh validator I dapat dikatakan sangat valid. Saran

perbaikan yang diberikan oleh validator yaitu periksa kembali kalimat yang

kurang efektif dan juga penulisan yang salah-salah. Dengan penguasaan kalimat

efektif, maka akan mempermudah pembaca mengerti maksud penulis (Citra &

Afnita, 2019). Hal ini juga dikarenakan kebahasaan harus menggunakan bahasa

yang menarik dan komunikatif (Anggoro, 2015:125). Oleh karena itu, peneliti

memeriksa kembali kalimat yang terdapat pada modul.

b. Validasi Bahasa oleh Bapak Agung Rimba Kurniawan, S. Pd., M. Pd

(Validator II)

=

=

= 4,6

Hasil perhitungan penilaian validasi media pada tahap I dengan menggunakan

rumus diperoleh hasil angka 4,6. Kemudian dengan menggunakan aplikasi

microsoft excel diperoleh hasil median=5, modus=5, dan presentase=93%.

60%

40%

Hasil Validasi Bahasa Validator I

Sangat Baik

Baik

Page 39: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

98

Sedangkan untuk presentase hasil validasi materi dapat disajikan dalam bentuk

diagram pie chart sebagai berikut:

Gambar 4.27 Diagram Pie Chart Hasil Validasi Bahasa Validator II

Hasil validasi media oleh validator I dapat dikatakan sangat valid. Saran

perbaikan yang diberikan oleh validator yaitu periksa kembali penulisan yang

salah seperti penggunaan tanda baca, susunan huruf, kata, dan kalimat. Kalimat

yang ada di dalam modul harus lugas atau tidak mengandung makna ganda. Hal

ini dikarenakan bahan ajar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya

berdasarkan ilmu bahasa dan sastra Indonesia (Romansyah, 2016:63). Berikut

disajikan gambar saran perbaikan dari validator.

67%

33%

Hasil Validasi Bahasa Validator II

Sangat Baik

Baik

Page 40: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

99

a. Saran perbaikan validator I

b. Saran perbaikan validator II

Gambar 4.28 Saran Perbaikan oleh Validator Ahli Bahasa

Berdasarkan hasil validasi bahasa yang dilakukan terhadap modul

elektronik, validator memberikan saran perbaikan mengenai indikator lugas,

komunikatif, dan indikator kesesuaian dengan kaidah bahasa. Selain indikator

Page 41: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

100

tersebut, indikator dialogis dan interaktif, serta indikator kesesuaian dengan

perkembangan peserta didik juga menjadi acuan dalam pengembangan modul dari

segi bahasa.

4.1.3.4 Validasi Ahli Praktisi

Validasi ahli praktisi divalidasi oleh guru kelas V Sekolah Dasar. Di SD

Negeri 55/I Sridadi terdapat 3 guru yang mengajar di kelas V, yaitu Ibu Sugiah, S.

Pd., Ibu Muhibah, S. Pd., dan Ibu Ngian Sawitri S. Pd. Validasi dilakukan pada

tanggal 18 November 2020. Adapun hasil penilaian validator terhadap kepraktisan

modul dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10 Penilaian Validator Praktisi

No. Deskriptor Skor Perolehan

Ibu

Sugiah,

S. Pd

Ibu

Muhibah,

S. Pd

Ibu

Ngian

Sawitri,

S. Pd

1. Modul elektronik jelas penyajiannya rapi dalam

penyusunannya.

5 5 5

2. Modul elektronik dibuat rapi dalam

penyusunannya.

4 5 5

3. Modul elektronik bersih dalam penyajiannya 5 5 5

4. Modul elektronik menarik minat peserta didik. 5 5 5

5. Modul elektronik sesuai dengan karakteristik

peserta didik.

5 4 5

6. Modul elektronik sesuai dengan topik yang

diajarkan.

5 5 5

7. Modul elektronik mudah digunakan dan mudah

dipindahkan.

4 5 4

8. Modul Elektronik dapat digunakan secara berulang. 5 5 5

9. Modul elektronik berkualitas baik 5 5 5

Page 42: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

101

10. Modul elektronik sesuai dengan kebutuhan siswa

dan mudah dibawa ataupun disimpan.

5 5 4

Jumlah 48 49 48

Rata-rata 4,8 4,9 4,8

Median 5 5 5

Modus 5 5 5

Presentase 96% 98% 96%

Kategori Sangat

Praktis

Sangat

Praktis

Sangat

Praktis

Berdasarkan jumlah skor hasil validasi kepraktisan tahap I, maka diperoleh hasil

dengan menggunakan rumus sama seperti pada rumus validasi materi, media, dan

bahasa yaitu:

a. Validasi oleh Ibu Sugiah, S. Pd (Validator I)

=

=

= 4,8

Hasil perhitungan penilaian validasi kepraktisan pada tahap I oleh Ibu

Sugiah, S. Pd dengan menggunakan rumus diperoleh hasil angka 4,8. Kemudian

dengan menggunakan aplikasi microsoft excel diperoleh hasil median=5,

modus=5, dan presentase=96%. Sedangkan untuk presentase hasil validasi materi

dapat disajikan dalam bentuk diagram pie chart sebagai berikut:

Page 43: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

102

Gambar 4.29 Diagram Pie Chart Hasil Validasi Praktisi Validator I

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka penilaian dari validator I dapat

dikategorikan sangat praktis. Saran perbaikan yang diberikan oleh validator yaitu

modul elektronik yang dikembangkan dirasa agak sulit untuk digunakan karena

menggunakan laptop. Berikut gambar saran perbaikan yang diberikan oleh

validator I ahli praktisi:

Gambar 4.30 Saran Perbaikan Oleh Validator I Ahli Praktisi

b. Validasi oleh Ibu Muhibah, S. Pd (Validator II)

80%

20%

Hasil Validasi Praktisi Validator I

Sangat Baik

Baik

Page 44: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

103

=

=

= 4,9

Hasil perhitungan penilaian validasi kepraktisan pada tahap I oleh Ibu

Muhibah, S. Pd dengan menggunakan rumus diperoleh hasil angka 4,9. Kemudian

dengan menggunakan aplikasi microsoft excel diperoleh hasil median=5,

modus=5, dan presentase=98%. Sedangkan untuk presentase hasil validasi materi

dapat disajikan dalam bentuk diagram pie chart sebagai berikut:

Gambar 4.31 Diagram Pie Chart Hasil Validasi Praktisi Validator II

Berdasarkan hasil pemerolehan, maka validasi dari validator II dapat

dikategorikan dalam kategori sangat praktis. Saran perbaikan yang diberikan oleh

validator yaitu modul elektronik perlu dipastikan lagi kesesuaiannya dengan

karakteristik peserta didik. Modul harus sesuai dengan karakteristik peserta didik

sebagai upaya pencapaian kompetensi yang diharapkan (Anggraini, 2015:288).

Berikut gambar saran perbaikan yang diberikan oleh validator I ahli praktisi:

90%

10%

Hasil Validasi Praktisi Validator II

Sangat Baik

Baik

Page 45: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

104

Gambar 4.32 Saran Perbaikan Oleh Validator II Ahli Praktisi

c. Validasi oleh Ibu Ngian Sawitri, S. Pd (Validator III)

=

=

= 4,8

Hasil perhitungan penilaian validasi kepraktisan pada tahap I oleh Ibu

Ngian Sawitri, S. Pd dengan menggunakan rumus diperoleh hasil angka 4,8.

Kemudian dengan menggunakan aplikasi microsoft excel diperoleh hasil

median=5, modus=5, dan presentase 96%. Sedangkan untuk presentase hasil

validasi materi dapat disajikan dalam bentuk diagram pie chart sebagai berikut:

Page 46: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

105

Gambar 4.33 Diagram Pie Chart Hasil Validasi Praktisi Validator III

Hasil perolehan yang diberikan oleh validator III dapat dikategorikan

sangat praktis. Saran perbaikan yang diberikan oleh validator yaitu modul

elektronik tidak bisa dibagikan tanpa menggunakan aplikasi. Validator juga

menyampaikan bahwa “hal ini bukan kesalahan peneliti, namun alangkah baiknya

jika modul yang dikembangkan dapat digunakan dan dibagikan kepada peserta

didik agar lebih terbantu dalam proses pembelajaran daring ini”. Modul elektronik

memiliki keunggulan dalam hal kemudahan mengoperasikannya (Saddhono,

Sulaksono, & Rahim, 2019). Modul elektronik dengan menggunakan aplikasi

kvisoft flipbook maker dapat dijalankan pada Gom Player ataupun Pot Player

(Suyasa & Divayana, 2018:229). Sehingga pada intinya modul elektronik yang

dikembangkan harus dijalankan menggunakan aplikasi.

80%

20%

Hasil Validasi Praktisi Validator III

Sangat Baik

Baik

Page 47: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

106

Gambar 4.34 Saran Perbaikan Oleh Validator III Ahli Praktisi

Selain indikator validasi ahli praktisi yang telah dibahas oleh validator

tentang kesesuaian modul elektronik dengan karakteristik peserta didik dan

tentang kepraktisan dalam menggunakan modul, terdapat beberapa indikator

lainnya yang penting untuk diperhatikan dalam kepraktisan modul elektronik yang

dikembangkan. Penyajian modul elektronik yang dikembangkan harus menarik

minat peserta didik (Itriana, Amelia, dan Martaningsih, 2017:68). Selain itu,

modul elektronikm yang dikembangkan harus memuat tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai (Sumandya, 2016:55). Artinya, modul elektronik yang

dikembangkan cocok dengan sasaran.

Peneliti melakukan evaluasi terhadap tahapan pengembangan yang telah

dilakukan. Evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk melihat dan menilai produk

yang dikembangkan. Produk yang dikembangkan berupa modul elektronik

berbasis kearifan lokal ngubat padi menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker

Page 48: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

107

pada kelas V Sekolah Dasar tema 8. Evaluasi yang dilakukan berpedoman dari

hasil penilaian produk oleh validator kevalidan dan validator praktisi. Selama

tahap pengembangan, produk yang dikembangkan mendapat saran perbaikan dari

validator. Oleh karena itu, evaluasi dari tahap pengembangan ini yaitu peneliti

memperbaiki produk yang dikembangkan sesuai dengan arahan saran dan

perbaikan yang diberikan.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (Research &

Development). Produk yang akan dikembangkan pada penelitian ini berupa modul

elektronik berbasis kearifan lokal atau pembelajaran dengan mengaitkan kearifan

lokal. Pengembangan modul elektronik beracuan pada penerapan kurikulum 2013

dan berpedoman pada buku guru dan buku siswa yang digunakan dalam proses

pembelajaran di sekolah dasar. Produk yang akan dikembangkan pada penelitian

ini yaitu modul elektronik yang ditujukan pada tema 8 subtema 1 pembelajaran 3

kelas V SD/MI. Tema 8 “Lingkungan Sahabat Kita” dan subtema 1 “Manusia dan

Lingkungan” pembelajaran 3 memuat muatan pembelajaran PPKn, Bahasa

Indonesia, dan IPS.

Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model ADDIE yang

dirancang oleh Robert Maribe Branch. Alasan peneliti menggunakan model

ADDIE ini karena sifat model ADDIE yang sederhana dan tidak rumit. Kemudian

struktur pengembangan yang sistematis lebih mudah dipahami dan dilakukan.

Selain itu, model ADDIE telah banyak digunakan dan berhasil dalam penelitian

yang dilakukan oleh peneliti lain.

Page 49: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

108

Prosedur pengembangan ADDIE yaitu terdiri dari tahap analisis (analyze),

perancangan (design), pengembangan (development), implementasi

(implementation), dan evaluasi (evaluation). Namun pada penelitin ini peneliti

hanya dapat memfokuskan pada tahapan analisis, perancangan dan

pengembangan, dimana pada setiap tahapan yang dilakukan mengandung tahapan

evaluasi. Untuk tahapan implementasi tidak dapat dilakukan karena terkendala

pandemi covid-19. Sehingga peneliti tidak dapat melihat keefektivan modul

elektronik yang seharusnya dilihat dari respon peserta didik.

Pada tahap analisis yang dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan

informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan modul elektronik berbasis

kearifan lokal ngubat padi. Pada tahap analisis peneliti melakukan analisis

kebutuhan, analisis karakteristik peserta didik, analisis kurikulm dan analisis

bahan ajar. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui keberadaan kearifan

lokal yang juga menjadi fokus penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan

wawancara dengan tokoh adat, tokoh masyarakat dan dinas pendidikan dan

kebudayaan kabupaten tebo untuk mengetahui mengenai kearifan lokal ngubat

padi. Setelah itu, peneliti menganalisis karakteristik peserta didik khusunya

peserta didik kelas V Sekolah Dasar. Analasis bahan ajar dilakukan dengan

melakukan wawancara kepada guru kelas untuk mengetahui ketersediaan dan

penggunaan media elektronik atau media berbasis TIK dalam proses

pembelajaran. Selanjutnya analisis kurikulum dengan melihat kesesuaian kearifan

lokal yang akan diintegrasikan ke dalam modul elektronik dengan KI, KD, dan

Indikator yang dikembangkan.

Page 50: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

109

Sebelum produk dikembangkan, peneliti merancang terlebih dahulu desain

modul mulai dari ukuran modul, sampul modul, hingga isi modul. Selain itu,

peneliti memilih aplikasi kvisoft flipbook maker untuk membuat modul elektronik

tersebut. Pada tahap pengembangan, peneliti melakukan validasi modul elektronik

yang terdiri dari validasi ahli materi, validasi ahli media, dan validasi ahli bahasa.

Validasi ini dilakukan oleh dua validator, yaitu Bapak Drs. Syahrial, M. Ed., Ph.

D sebagai validator I dan Bapak Agung Rimba Kurniawan, S. Pd., M. Pd sebagai

validator II.

Setelah dilakukan penilaian terhadap modul elektronik, para validator

memberikan penilaian dan dapat dikategorikan sangat valid. Pada saat penilaian

validator tetap memberikan saran perbaikan yang kemudian peneliti revisi sesuai

arahan perbaikan tersebut. Selain menguji kevalidan modul elektronik, peneliti

juga menguji kepraktisan modul yang dinilai oleh validator. Validator ahli praktisi

yaitu guru yang mengajar di kelas V Sekolah Dasar. Pada produk yang

dikembangkan, validator ahli praktisi terdiri dari tiga validator yaitu Ibu Sugiah,

S. Pd sebagai validator I, Ibu Muhibah, S. Pd sebagai validator II, dan Ibu Ngian

Sawitri, S. Pd sebagai validator III. Setelah dilakukan penilaian dan perhitungan

angket validasi praktisi yang telah diberikan oleh validator, modul yang

dikembangkan dapat dikatakan sangat praktis. Peneliti merevisi modul elektronik

sesuai dengan arahan saran perbaikan dari validator.

Modul elektronik berbasis kearifan lokal yang dikembangkan layak

digunakan dalam proses pembelajaran. Kelayakan modul elektronik dapat

diperoleh dari hasil validasi kevalidan dan validasi kepraktisan. Hal ini dapat

Page 51: BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4

110

dilihat dari penilaian modul yang valid dan praktis dari validator ahli materi, ahli

media, ahli bahasa, dan juga ahli praktisi.

Produk yang dikembangkan memuat pembelajaran yang telah disesuaikan

dengan Kompetensi Dasar PPKn 1.3, 2.3, 3.3, dan 4.3 yang mana isi dari materi

pembelajaran merupakan hasil dari mengaitkan kearifan lokal tradisi ngubat padi.

Sikap yang ingin dikembangkan dari penyajian materi pembelajaran yaitu sikap

rasa syukur dan juga sikap toleran dalam keragaman sosial budaya masyarakat

dalam konteks Bhineka Tunggal Ika. Peserta didik diarahkan untuk menelaah

keragaman sosial budaya masyarakat dan juga membuat daftar kegiatan yang

mendukung keragaman sosial budaya masyarakat.

Selanjutnya, materi pembelajaran juga disesuaikan dengan Kompetensi

Dasar Bahasa Indonesia 3.8 dan 4.8 yang mana berisi tentang menguraikan urutan

peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi. Oleh karena itu teks

nonfiksi yang disajikan berupa teks tentang tradisi ngubat padi yang ada di

Kabupaten Tebo. Sedangkan untuk pembelajaran mengenai teks fiksi, peserta

didik diarahkan untuk bermain drama dengan mengadopsi cerita tentang tradisi

ngubat padi tersebut. Penyajian materi yang berkaitan dengan Kompetensi Dasar

IPS 3.3 dan 4.3 yaitu peserta didik diarahkan untuk mengamati video tentang

kegiatan tradisi ngubat padi dan menganalisis peran ekonomi dalam upaya

menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya.