4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 18 19 20 21 22 23 24 25 27...

2
---.~ inilahkoran o Selasa 0 Rabu • Kamls 0 Jumat 0 Sabtu o MliJggu 45678 9 10 11 12 13 18 19 20 21 22 23 24 25 @ 27 28 14 15 29 30 31 o Peb 0Mar 0Apr 0Mel OJun eJul 0 AgsO Sep OOIet iwayat Politi utu Loncal BERBAGAI fenomena tengah meriuhi konstelasi politik di Tanah Ail'. Salah satunya adalah indikasi penyeberangan JusufKaUa dari Partai Golkar ke Partai Demokrat, Kabar ini ditingkahi dengan fakta loncatnya 87 anggota I)P R dari berbagal parpol untuk bergabung dengan Partai NasionaII)elno]{rat (Nasdem) di Pernilu Legislatif2014. Alhasil, istilah 'politisi kutu loncat' menjelmajadi trending topic di berbagal ruang Junnunikasi.- ONoV ODes I Elsya 'J'riAhaddini Alumnus FH Universitas Padjadjaran D alam dinamika kegiatan . bernegara, parpol berperan dalam proses perjuangan nilai dan kepentingan (values and interests) dari konstituen yang ia wakili. Parpoljuga bertindak sebagai perantara dalam proses- proses pengambilan kebijakan publik, yang menghubungkan warga negara dengan institusi-institusi kenegaraan. Menurut Robert Michels dalam bukunya, Political Parties, A Sociological Study of the Oligarchical Tendencies of Modern Democracy, parpol merupakan satu-satunya sarana ekonomi atau politik untuk membentuk kemauan kolektif. Artinya, sebagai muara dari berbagai kepentingan publik, parpol merupakan mobilitas yang harus diperjuangkan. Berbagaiperangkathukum tentang pemilu memang tidak melarang kader untuk berganti parpol, itu merupakan hak prerogatifseseorang. Narnun, , perlu dipahami, politi~i ••.. • merupakan figur publik, . V sehingga setiap gagasan, ~ kebijakan, dan " langkahnya menjadi '-t~."/ sorotan. Maka, •.. ,j/;:, ketika ia berganti ~ ~ kendaraan politik, .ada If / ~ ~ beberapa ha! yang la 1;/k/;, t "selingkuhi', ~~~.;0~_ Di a?taranya ~ pengkhianatan ~ " terhadap konstituen dan simpatisan yang telah mempercayakan sang politisi untuk berjuang dalam kendaraan politik tertentu. Pasalnya, politisi tersebut -ternyata- tidak total dalam mengakomodasi tanggung jawab dukungan, melainkan lebih berorientasi pada kenyamanan ' jabatan dan posisi. Komunitas 'kutu Ioncat' juga telah mel~cehkan tanggungjawab terhad~p ideolog] partai, yang semestmya menjadi karakteristik dalarn setiap perilaku politisi yang bersangkutan. Dalam hal ini, terjadi pelanggaran asas, ideologi, dan visi parpol. Padahal, ideologi dalarn se~uah parpol merupakan symbolic unzverse meaning. Partai yang menjadi perahu baru bagi si kutu loncat, tentu dengan senang hati akan menerima peloncat, dengan pertimbangan bahwa para politisi tersebut bisa menjadi kekuatan plus dalam menggelembungkan pundi-pundi

Upload: hoangcong

Post on 12-May-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

---.~

inilahkorano Selasa 0 Rabu • Kamls 0 Jumat 0 Sabtu o MliJggu4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

18 19 20 21 22 23 24 25 @ 27 2814 15

29 30 31

oPeb 0Mar 0Apr 0Mel OJun eJul 0AgsO Sep OOIet

iwayat Politiutu Loncal

BERBAGAIfenomena tengah

meriuhi konstelasipolitik di Tanah

Ail'. Salah satunyaadalah indikasipenyeberangan

JusufKaUa dariPartai Golkar ke

Partai Demokrat,Kabar ini ditingkahi

dengan faktaloncatnya 87

anggota I)P Rdariberbagal parpol

untuk bergabungdengan Partai

NasionaII)elno]{rat(Nasdem) di Pernilu

Legislatif2014.Alhasil, istilah

'politisi kutu loncat'menjelmajadi

trending topic diberbagal ruang

Junnunikasi.-

ONoV ODes

•I

Elsya 'J'riAhaddini

Alumnus FH Universitas Padjadjaran

Dalam dinamika kegiatan. bernegara, parpol berperan

dalam proses perjuangannilai dan kepentingan (values andinterests) dari konstituen yangia wakili. Parpoljuga bertindaksebagai perantara dalam proses-proses pengambilan kebijakanpublik, yang menghubungkan warganegara dengan institusi-institusikenegaraan.

Menurut Robert Michelsdalam bukunya, Political Parties, ASociological Study of the OligarchicalTendencies of Modern Democracy,parpol merupakan satu-satunyasarana ekonomi atau politikuntuk membentuk kemauankolektif. Artinya, sebagai muaradari berbagai kepentingan publik,parpol merupakan mobilitas yangharus diperjuangkan.

Berbagaiperangkathukumtentang pemilu memang tidakmelarang kader untuk bergantiparpol, itu merupakan hakprerogatifseseorang. Narnun, ,perlu dipahami, politi~i ••.. •merupakan figur publik, . Vsehingga setiap gagasan, ~kebijakan, dan "langkahnya menjadi '-t~."/sorotan. Maka, •.. ,j/;:,ketika ia berganti ~ ~kendaraan politik, .ada If / ~ ~beberapa ha! yang la 1;/k/;, t"selingkuhi', ~~~.;0~_

Di a?taranya ~pengkhianatan ~ "terhadap konstituendan simpatisan yang telahmempercayakan sang politisiuntuk berjuang dalam kendaraanpolitik tertentu. Pasalnya, politisitersebut -ternyata- tidak totaldalam mengakomodasi tanggungjawab dukungan, melainkan lebihberorientasi pada kenyamanan 'jabatan dan posisi.

Komunitas 'kutu Ioncat' jugatelah mel~cehkan tanggungjawabterhad~p ideolog] partai, yangsemestmya menjadi karakteristikdalarn setiap perilaku politisi yangbersangkutan. Dalam hal ini, terjadipelanggaran asas, ideologi, dan visiparpol. Padahal, ideologi dalarnse~uah parpol merupakan symbolicunzverse meaning.

Partai yang menjadi perahubaru bagi si kutu loncat, tentudengan senang hati akan menerimapeloncat, dengan pertimbanganbahwa para politisi tersebut bisamenjadi kekuatan plus dalammenggelembungkan pundi-pundi

suaranya. Sebaliknya, bagi partaiyang ditinggalkan, hal ini merupakanprahara yang dapat berdampak padapelemahan infrastruktur partai padapemilu selanjutnya.

Tak terpungkiri, aksi pindahpartai merefleksikan inkonsistensidan dimensi pragrnatis kaumoportunis, dan tak lebih dari modusoperandi untuk melanggengkanjabatan. Pelakunya melihat peluangemas yang menjanjikanprofitberlimpah dan kekuatan politisekstra.

Fakta lainnya memperlihatkan,rnayoritas orang yang pindah kelain partai lebih didasarkan padaaspek kekecewaari, bukan alasan

lebih loyal terhadap partai, danmereka lebih terikat pada Iembagayang menaunginya itu. Sementaraitu, mayoritas parpol yang ada diIndonesia berbasis pada massa,bukan partai kader.

Pengamat politik Arbi Sanitmenyebutkan,hampirsemuapartai di Indonesia merupakanpartai massa yang cair, bukanpartai kader, sehingga berpindahparpol dianggap lumrah. Politisiakan terus mencari partai palingmenguntungkan, sernentara parpolhanya berpikir berapa banyak massayang bisa dibawa. Di sini berlakupolitik transaksional, negosiasi soalkebutuhan masing-rnasing pihak:

Partai Nasdem memangmenjanjikan modal kampanye dalamjumlah cukup fantastis, sekitar Rp5

miliar-lO miliar bagi 37anggota DPR yang

~)~direkrut. Padahallazimnya, caleg yang

diwajibkan menyetoriuran pada parpol. Gejalaini kian meneguhkanfakta bahwa ideologidemokrasi di Indonesia

'--Iidentik-dengan uang,I bukan lagi bagaimanamemperbaiki kondisibangsa.Harapan untuk

mendapatkan caleg-caleg yang lebihberkualitas pun kian pupus karenamereka bertarung untuk membelakepentingan diri sendiri, bukankepentingan publik. Pembelajaranpolitik yang sehat bagi masyarakatsipil tinggal impian ..

Riwayat kutu loncat inimengindikasikan gejala ketersesatanpola pikir, Posisi konstituen taklebih dari kornunitas manusia yangharus dimanfaatkan dalam setiapmomentum pemilu. Dampaknya,kepercayaan masyarakat terhadapparpol kian rontok, setidaknyaterbukti dari beberapa hasil survei.Angka golput pun sulit direduksi.

Jika muncul kontroversi,seyogianya politisi dapatmenyikapinya dengan san tun danpenuh tanggung jawab, serta beranimemperjuangkan idealisme tanpaberganti perahu politik. Esensinya,bagaimana komitmen dalamberpolitik menjelmajadi penetrasiyang menyatu serta membumi dalamperilaku politisi kita. Bagaimanapun,--seperti kata pengamat politikBurhanudin Muhtadi-- secara etikadan fats un politik sangat tidak elokkader berpindah-pindah partai. (*)

memperbaiki nasib bangsa danprestasi. Dalam dimensi lain, parpol-yang gemar merekrut kader potensialdari partai saingan seberiarnya .telah gagal dalam melakukansalah satu tugas utamanya, yaknikaderisasi. Demi mendapatkan solusicepat, parpol yang bersangkutanmemilih langkah instan denganmembajak kader parpollain.

Fenomena ini bukan yangpertama kali. Dalam dua tahunterakhir, tercatat 14kepala daerahpindah ke partai lain, dan 11orang diantaranya hijrah ke Partai Demokrat,tanpa melepas jabatan yang telahmereka peroleh melalui parpolsebelumnya.

Sementara itu, pascareformasi,Golkar jadi partai yang paling banyakditinggalkan kadernya. Kini, suaraGolkar tak lebih dari 20%. Merekayang bertahan di Golkar sebagianbesar politisi kader.

Politisi hasil kaderisasi cenderung