3strategi__20090303005257__2

18
 Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan 1 Executive Summary >> S S S T T T R R R  A  A  A T T T E E EG G GI I I  P P P E E E N N N G G G E E E L L L O O OL L L  A  A  A  A  A  A N N N  D D D  A  A  A N N N  P P P E E E M M M  A  A  A N N N F F F  A  A  A  A  A  A T T T  A  A  A N N N S S S U U U M M MB B B E E E R R R  D D D  A  A  A Y Y Y  A  A  A  K K K E E E L L L  A  A  A U U U T T T  A  A  A N N N  D D D  A  A  A N N N  P P PE E E R R R I I I K K K  A  A  A N N N  A  A  A N N  DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DIREKTORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN Email : [email protected] [email protected] ABSTRAK Kajian ini bertujuan untuk menyusun strategi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang mengintegrasikan pendekatan kelestarian untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, yang dapat digunakan sebagai acuan  penyusunan kebijakan operasional dan perencanaan bagi para stakeholders dan  pelaku usaha d i bidang kelautan da n perikanan. Metod e yang digunaka n dalam kajian ini mencakup pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah: pertama, pendekatan koridor keberlanjutan (sustainability corridor approach) yang berbasis pada analisis sistem pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan dalam konteks pengelolaan sumberdaya yang dapat pulih; kedua adalah pendekatan input-output pembangunan sektor kelautan dan perikanan  yang didasarkan pada analisis terhadap tabel input output. Dari analisis I-O dilakukan analisis multiplier dalam konteks besaran Incremental Capital Output Ratio (ICOR) dan Incremental Labor Output Ratio (ILOR). Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan pendekatan perencanaan stratejik sebagai derivasi dari hasil analisis kuantitatif untuk menyusun strategi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan.  Berdasarkan hasil kajian, dari tujuh sub-bidan g kelautan yaitu perikanan,  pertambanga n dan migas, industri maritim, angkutan laut, pariwisata bahari, bangunan kelautan, dan jasa laut lainnya; ternyata sub-bidang pariwisata dan  perikanan mempunyai nilai ICOR yang lebih rendah dibanding dengan sub-bidan g lainnya. Hal ini berarti bahwa sub-bidang pariwisata dan perikanan merupakan sub- bidang yang memiliki tingkat resiko investasi yang paling rendah dan efisien. Strategi  pengemban gannya dilakukan dengan mengemban gkan investasi untuk sarana,  prasarana , dan fasilitas pendukung lainnya yang berwawasa n lingkungan; dan melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaannya. Untuk menyiapkan perannya  yang semakin penting, arah kebijakan makro pembangun an kelautan dan perikanan ditekankan pada : (1) Menyatukan komitmen politik dari para penentu kebijakan, mengkaji dan menyusun Undang-Undang Kelautan Nasional yang sinergi dan terintegrasi sebagai payung hukum pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia; (2) Menentukan dan menetapkan batas-batas wilayah perairan pedalaman, zona tambahan, dan landas kontinen; (3) Meningkatkan pemahaman geopolitik dan geostrategis kepada seluruh komponen; (4) Mengembangkan armada laut baik secara kualitas maupun kuantitasnya dalam konteks menjaga keutuhan NKRI dan kekayaan sumber daya alam; dan (5) Meningkatkan penanganan kerusakan lingkungan dan rehabilitasi wilayah pesisir yang terdegradasi, mengembangkan daerah perlindungan, dan menindak tegas bagi para perusak lingkungan.

Upload: arham-rusli

Post on 19-Jul-2015

80 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 1/17

 

Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

1Executive Summary >>

SSSTTTRRRAAATTTEEEGGGIII PPPEEENNNGGGEEELLLOOOLLLAAAAAANNN DDDAAANNN PPPEEEMMMAAANNNFFFAAAAAATTTAAANNN SSSUUUMMMBBBEEERRR DDDAAAYYYAAA KKKEEELLLAAAUUUTTTAAANNN DDDAAANNN PPPEEERRRIIIKKKAAANNNAAANNN 

DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUPDIREKTORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN

Email : [email protected] [email protected] 

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk menyusun strategi pengelolaan dan pemanfaatan

sumber daya kelautan dan perikanan yang mengintegrasikan pendekatan kelestarian

untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, yang dapat digunakan sebagai acuan

 penyusunan kebijakan operasional dan perencanaan bagi para stakeholders dan

 pelaku usaha di bidang kelautan dan perikanan. Metode yang digunakan dalam kajian

ini mencakup pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif yang

digunakan adalah: pertama, pendekatan koridor keberlanjutan (sustainability

corridor approach) yang berbasis pada analisis sistem pemanfaatan sumberdayakelautan dan perikanan dalam konteks pengelolaan sumberdaya yang dapat pulih;

kedua adalah pendekatan input-output pembangunan sektor kelautan dan perikanan

 yang didasarkan pada analisis terhadap tabel input output. Dari analisis I-O

dilakukan analisis multiplier dalam konteks besaran Incremental Capital Output Ratio

(ICOR) dan Incremental Labor Output Ratio (ILOR). Analisis kualitatif dilakukan

dengan menggunakan pendekatan perencanaan stratejik sebagai derivasi dari hasil

analisis kuantitatif untuk menyusun strategi pengelolaan dan pemanfaatan

sumberdaya kelautan dan perikanan.

 Berdasarkan hasil kajian, dari tujuh sub-bidang kelautan yaitu perikanan,

 pertambangan dan migas, industri maritim, angkutan laut, pariwisata bahari,

bangunan kelautan, dan jasa laut lainnya; ternyata sub-bidang pariwisata dan

 perikanan mempunyai nilai ICOR yang lebih rendah dibanding dengan sub-bidang

lainnya. Hal ini berarti bahwa sub-bidang pariwisata dan perikanan merupakan sub-

bidang yang memiliki tingkat resiko investasi yang paling rendah dan efisien. Strategi

 pengembangannya dilakukan dengan mengembangkan investasi untuk sarana,

 prasarana, dan fasilitas pendukung lainnya yang berwawasan lingkungan; dan

melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaannya. Untuk menyiapkan perannya

 yang semakin penting, arah kebijakan makro pembangunan kelautan dan perikanan

ditekankan pada : (1) Menyatukan komitmen politik dari para penentu kebijakan,

mengkaji dan menyusun Undang-Undang Kelautan Nasional yang sinergi dan

terintegrasi sebagai payung hukum pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia;

(2) Menentukan dan menetapkan batas-batas wilayah perairan pedalaman, zona

tambahan, dan landas kontinen; (3) Meningkatkan pemahaman geopolitik dan

geostrategis kepada seluruh komponen; (4) Mengembangkan armada laut baik secara

kualitas maupun kuantitasnya dalam konteks menjaga keutuhan NKRI dan kekayaansumber daya alam; dan (5) Meningkatkan penanganan kerusakan lingkungan dan

rehabilitasi wilayah pesisir yang terdegradasi, mengembangkan daerah perlindungan,

dan menindak tegas bagi para perusak lingkungan.

Page 2: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 2/17

 

Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

2Executive Summary >>

1. Latar Belakang

Dalam kondisi ketersediaan sumber daya bagi pembangunan yang semakin

terbatas, eksplorasi, pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki menjadi

penting dan merupakan prioritas perhatian bagi setiap negara. Sebagai negara

kepulauan yang memiliki laut sangat luas, sumber daya kelautan dan perikananmempunyai potensi besar untuk dijadikan tumpuan ( prime mover ) pembangunan

ekonomi berbasis sumber daya alam (resource based economy). Sementara itu, kondisi

empiris menyatakan bahwa pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ini masihbelum optimal dalam peningkatan pendapatan nasional dan peningkatan kesejahteraan

rakyat.

Bidang kelautan dan perikanan dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan

ekonomi penting karena: (a) kapasitas suplai sangat besar, sementara permintaan terus

meningkat; (b) pada umumnya ouput  dapat diekspor, sedangkan input  berasal darisumber daya lokal; (c) dapat membangkitkan industri hulu dan hilir yang besar,

sehingga menyerap tenaga kerja cukup banyak; (d) umumnya berlangsung di daerah;dan (e) industri perikanan, bioteknologi dan pariwisata bahari bersifat dapat diperbarui

(renewable resources), sehingga mendukung pelaksanaan pembangunanberkelanjutan.

Dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya kelautan dan perikanan

perlu diperhatikan daya dukung dan kemampuan asimilasi wilayah laut, pesisir dan

daratan dalam hubungan ekologis, ekonomis, dan sosial. Kesinambungan ketersediaan

sumber daya ini merupakan kunci dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber dayakelautan dan perikanan. Oleh karena itu, Fiedheim (2000) mengingatkan agar semua

negara mampu mengembangkan suatu pola pemanfaatan yang berkelanjutan danmempelajari bagaimana mengimplementasikan prinsip pengelolaan kelautan (ocean

management ).

Namun, dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan

perikanan di Indonesia selama ini, banyak isu-isu mendesak yang perlu mendapat

perhatian, antara lain: pertambahan jumlah penduduk di wilayah pesisir yang cukup

pesat dan memerlukan sumber daya kelautan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya;

masih banyaknya praktek pemanfaatan sumber daya perikanan yang merusak dan

illegal; tidak seimbangnya pemanfaaatan sumberdaya antar kawasan dan antar jenis

sumber daya; adanya pemahaman yang sempit dalam implementasi otonomi daerahserta belum lengkapnya peraturan operasional; dan belum sinerginya pemanfaatan

sumber daya kelautan dan perikanan dalam satu kesatuan kebijakan dan perencanaanyang komprehensif.

Dengan memperhatikan kondisi dan permasalahan yang dihadapi, maka

diperlukan inovasi dan strategi kebijakan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber

daya kelautan dan perikanan, mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan yangseharusnya memiliki wawasan kelautan dalam pembangunan nasional.

Page 3: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 3/17

 

Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

3Executive Summary >>

2. Tujuan

Kajian ini ditujukan untuk menyusun strategi pengelolaan dan pemanfaatan

sumberdaya kelautan dan perikanan yang mengintegrasikan pendekatan kelestarian

dan manfaat sosial ekonomi, yang dapat dipakai sebagai acuan umum penyusunan

kebijakan operasional dan perencanaan bagi para stakeholders dan pelaku usaha dibidang kelautan dan perikanan.

Manfaat dari kajian ini adalah tersusunnya konsep rumusan strategi

pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan sebagai acuan di

tingkat operasional bagi semua pihak.

Lingkup kajian ini mencakup beberapa fokus, yaitu: (1) identifikasi lingkup

sumber daya kelautan dan perikanan; (2) perumusan strategi makro investasi usaha di

bidang kelautan dan perikanan; dan (3) penyusunan strategi makro pengelolaan danpemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan

3. Metodologi

3.1. Kerangka Analisis

Pembangunan kelautan dan perikanan merupakan pembangunan berbasissumberdaya alam (resources-based development ) yang dilakukan secara optimal dan

berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam konteks ini, maka

target pembangunan kelautan dan perikanan harus diupayakan tetap dalam koridor

berkelanjutan secara ekonomi, ekologi, dan sosial. Oleh karena itu analisis targetdalam studi ini dilakukan dengan pendekatan sistem dalam kerangka keberlanjutan

(sustainability corridor ) sebagai dasar pemikirannya. Sustainability corridor adalahsebuah daerah interval yang digunakan sebagai “koridor” bagi keberlanjutan sebuah

sistem (Moffat, 2001). Keterkaitan antar sub sistem dalam analisis tersebut

sebagaimana gambar berikut.

Gambar 1. Kerangka Analisis Target Pembangunan Kelautan dan Perikanan

EkosistemSumber DayaKelautan dan

Perikanan

Daya DukungEkosistem

Jasa danProduksi

Kelautan danPerikanan

Pemanfaatansaat ini

Sub SistemPerikanan Laut

Sub SistemPerikanan Darat

Sub SistemPariwisata Bahari

Sub SistemPertambangan dan

Energi (mineral)

Sub SistemTarnsportasi Laut

Sub Sistem JasaKelautan

AnalisisInput output

AnalisisSistem

Dinamik

TargetPembangunanKelautan dan

Perikanan

EkosistemSumber DayaKelautan dan

Perikanan

Daya DukungEkosistem

Jasa danProduksi

Kelautan danPerikanan

Pemanfaatansaat ini

Sub SistemPerikanan Laut

Sub SistemPerikanan Darat

Sub SistemPariwisata Bahari

Sub SistemPertambangan dan

Energi (mineral)

Sub SistemTarnsportasi Laut

Sub Sistem JasaKelautan

AnalisisInput output

AnalisisSistem

Dinamik

TargetPembangunanKelautan dan

Perikanan

Page 4: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 4/17

 

Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

4Executive Summary >>

Kegiatan kajian ini menitikberatkan pada pembangunan perikanan dan

kelautan yang berbasis sumber daya alam sehingga dihasilkan suatu rancangan strategikelautan yang terdiri dari strategi pemanfaaatan, investasi, dan pengelolaan sumber

daya kelautan dan perikanan.

3.2. Metoda Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini menggunakan analisis kuantitatif 

dan analisis kualitatif :

a.   Analisis kuantitatif, dengan menggunakan: (a) pendekatan keberlanjutan

(sustainability corridor approach) yang berbasis pada analisis sistem dinamis

(dynamic system); dan (b) pendekatan pembangunan ekonomi berdasarkan sub-bidang prioritas serta keterkaitan dari masing-masing sub-bidang dengan

analisis input-output dengan menggunakan tabel I-O Indonesia tahun 2000

(BPS, 2003). Selanjutnya dilakukan analisis incremental capital output ratio 

(ICOR) dan Incremental Labor Output Ratio (ILOR) untuk mengetahui

dampak investasi dan tenaga kerja yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi.

Nilai ICOR yang kecil menunjukkan tingkat efisiensi investasi yang tinggi,sedangkan nilai ILOR yang besar menunjukkan efisiensi penyerapan tenaga

kerja yang besar.b.   Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan pendekatan perencanaan

stratejik sebagai derivasi dari hasil analisis kuantitatif. Dalam konteks ini ada

dua fokus utama yang akan menjadi pusat analisis kualitatif, yaitu: (1) aspek 

desentralisasi di bidang perikanan dan kelautan sebagai implementasi dari

semangat otonomi daerah dalam pengelolaan serta pemanfaatan sumber daya

kelautan dan perikanan; dan (2) penyusunan strategi pengelolaan danpemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.

Gambar 2: Pendekatan Studi Penyusunan Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

Ruang Lingkup Sektor KP 

Identifikasi Potensi 

Sumberdaya KP 

Identifikasi Permasalahan Pembangunan 

SektorKP 

KebijakanDesentralisasi

“ Target”Pembangunan

KP

PerumusanKebijakan

PembangunanKP

RancanganStrategi

PembangunanKP

StrategiPengelolaan

StrategiPemanfaatan

StrategiInvestasi

Desk Study/

Content Analysis 

Overlay  Analysis 

Con t ent

 Analysis 

OceanOutlook  

SystemDynamic Analysis

Legal and Institutional Analysis

Qualitative Analysis

Input - Output  Analysis 

Strategi Pembangunan 

KP 

 

Ruang Lingkup Sektor KP 

Identifikasi Potensi 

Sumberdaya KP 

Identifikasi Permasalahan Pembangunan 

SektorKP 

KebijakanDesentralisasi

“ Target”Pembangunan

KP

PerumusanKebijakan

PembangunanKP

RancanganStrategi

PembangunanKP

StrategiPengelolaan

StrategiPemanfaatan

StrategiInvestasi

Desk Study/

Conten

t

 Analysis 

Overlay  Analysis 

Con t ent

 Analysis 

OceanOutlook  

SystemDynamic Analysis

Legal and Institutional Analysis

Qualitative Analysis

Input - Output  Analysis 

Strategi Pembangunan 

KP 

Page 5: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 5/17

 

Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

5Executive Summary >>

3.3. Data

Data yang digunakan didalam kajian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh melalui diskusi dengan nara sumber baik dari kalangan pemerintah,masyarakat maupun akademis, serta pengumpulan data dan informasi melalui survei

lapangan. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur dan kepustakaan berupa

buku, laporan, dan makalah-makalah yang terkait strategi pengelolaan sumber dayakelautan dan perikanan.

4.  Hasil Kajian dan Analisis

 Bidang Kelautan yang mencakup tujuh sub-bidang yaitu: (1) perikanan; (2)

pertambangan dan migas; (3) industri maritim; (4) angkutan laut; (5) pariwisata

bahari; (6) bangunan kelautan; serta (7) jasa laut lainnya, diarahkan sebagai penghasil

devisa negara. Dilihat dari kontribusi produk domestik bruto (PDB) yang dihitungberdasarkan harga konstan, bidang kelautan menunjukan kecendrungan yang terus

meningkat. Pada tahun 1995 PDB Kelautan sebesar 12,37 % dan pada tahun 2002

meningkat menjadi 22,36 % dari PDB nasional (PKSPL IPB). Dari ke tujuh sub-

bidang usaha tersebut, pertambangan dan migas memberikan kontribusi PDB pada

tahun 2002 sebesar 9,38 % terhadap PDB nasional, kemudian diikuti oleh sub-bidangperikanan, pariwisata, industri maritim, angkutan laut, bangunan laut, dan jasakelautan lainnya. Sub-bidang perikanan pada tahun 1995 kontribusinya pada PDB

nasional sebesar 1,43 % dan meningkat menjadi 2,69 % pada tahun 2002.

Tabel 1. Distribusi Prosentase Produk domestik Bruto Bidang Kelautan

tahun 1995-1998 atas Harga Konstan 

 

Prosentase ( %) Produk Domestik BrutoN

o.

Sub Bidang

Kelautan 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002

1. Perikanan 1,54 1,51 1,99 2,45 2,31 2,29 2,30 2,69

2. Pertambangan 4,16 4,01 3,85 4,65 7,23 10,02 9,17 9,38

3. Industri Maritim

-Pengilangan

Minyak Bumi

-LNG-Industri maritim

lainnya

1,05

0,990,70

1,03

1,110,73

1,58

1,490,90

1,40

1,881,20

1.20

1,081,10

1,22

1,031,07

1,59

1,101,08

1,89

1,121,10

4. Angkutan Laut 0,83 0,86 1,08 1,55 1,51 1,58 1,46 1,64

5. Pariwisata Bahari 0,79 0,73 0,86 2,21 1,53 1,44 1,61 2,24

6. Bangunan Kelautan 0,74 0,65 1,08 1,50 1,22 1,08 1,10 1,34

7. Jasa Kelautan

Lainnya.

0,97 0,78 1,56 1,19 1,15 1,10 1.09 1,23

Jumlah PDB

Sektor Kelautan

12,37 11,41 14,39 18,13 18,63 20,05 20,50 22.63

Jumlah PDB

Nasional

100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber : data BPS diolah,2000

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bidang kelautan, tiga hal yang perlu

dilakukan: (a) memperluas dan memperbesar diversifikasi pemanfaatan sumberdayakelautan; (b) meningkatkan efisiensi yang mencakup alokasi usaha yang optimum; dan

(c) memperbesar investasi dengan memberi dorongan kepada sub-bidang yang

Page 6: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 6/17

 

Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

6Executive Summary >>

mempunyai  ICOR yang relatif rendah (sub-bidang pariwisata bahari, dan perikanan),

seperti dapat dilihat pada tabel 2. di bawah.

Tabel 2. : Nilai ICOR Bidang Kelautan berdasarkan tabel I-O

No. Sub Bidang KelautanICOR

berdasarkan

Tabel IO 1995

ICOR

berdasarkan

Tabel IO 2000

1. Perikanan 3,42 3,312. Pertambangan 3,64 3,71

3. Industri Maritim

-Pengilangan Minyak Bumi

-LNG

-Industri maritim lainnya

3,56 3,39

4. Angkutan Laut 3,81 3,67

5. Pariwisata Bahari 3,10 2,92

6. Bangunan Kelautan 4,01 4,02

7. Jasa Kelautan Lainnya. 3,52 3,34

Sumber: (Perhitungan PKSPL-IPB, 2004)

Sub-bidang Pariwisata Bahari. Dari 17,508 pulau di seluruh Indonesia,

diidentifikasikan terdapat 36 kawasan pusat pertumbuhan dengan jumlah pulau yang

dapat dikembangkan sebanyak 4.557 pulau. Dari jumlah tersebut telah teridentifikasi146 pulau yang diprioritaskan untuk dikembangkan. Dalam bidang kelautan,

pariwisata bahari mempunyai ICOR terkecil yaitu sebesar 2,92 yang berarti memiliki

tingkat resiko investasi yang paling rendah dan efisien. Selain itu, dari hasil analisis I-

O, pariwisata bahari memiliki indeks derajat penyebaran (IDP) dan indeks derajat  

kepekaan (IDK) tertinggi masing-masing sebesar 1,57 dan 1,51, sehingga sangat

potensial untuk dikembangkan. Dalam jangka pendek pengembangan wisata bahari

masih mengalami kendala internal yakni adanya konflik sosial budaya, dan kepastianhukum dalam investasi di bidang ini masih belum kondusif.

Sub-bidang Perikanan. Analisis variable catch per unit effort (CPUE) pada perikanan

tangkap dapat menunjukan kinerja pemanfaatan sumber daya perikanan sesuai daya

dukung. Secara nasional CPUE menunjukan angka positif yang berarti penangkapan

ikan masih dapat dilaksanakan, namun untuk beberapa wilayah pengelolaan perikanan(WPP) seperti di laut Jawa dan selat Malaka telah terjadi penangkapan berlebih (over 

 fishing). Dari hasil simulasi untuk 10 tahun mendatang, produksi perikanan tangkap

secara keseluruhan akan menurun, sehingga perlu upaya optimalisasi penangkapan,

dan perlunya dilakukan pengurangan serta rasionalisasi jumlah armada tangkap.Sementara itu, perikanan budidaya untuk 5 tahun mendatang akan mengalami

kenaikan rata-rata sebesar 4 % per-tahun dari total produksi. Pada tahun 2009

diperkirakan total produksi perikanan budidaya sebesar 1,5 juta ton. Selain itu, pada

perikanan budidaya setiap tahun menunjukan trend peningkatan dalam volume ekspor,

luas lahan, dan konsumsi masyarakat. Dalam hal pengembangan perikanan budidaya

perlu diperhatikan pentingnya daya dukung lingkungan dan ketersediaan pakan yangberasal dari ikan.

Sub-bidang Pertambangan dan Migas. Indeks ICOR sebesar 3,71 menunjukkanbahwa investasi di sektor ini memiliki tingkat resiko yang paling besar. Dalam jangka

pendek sampai jangka menengah peranan pertambangan dan migas masih sangat besarterhadap bidang kelautan, namun dengan berkurangnya sumber minyak bumi,

Page 7: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 7/17

 

Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

7Executive Summary >>

peranannya akan berkurang apabila tidak ada intervensi teknologi. Diperkirakan

cadangan migas yang ada hanya dapat dimanfaatkan untuk kurun waktu 19 tahun lagi,namun liquid natural gas (LNG) untuk jangka panjang masih memiliki peranan yang

sangat penting sebagai sumber energi. Pengembangan energi di masa mendatangdiarahkan pada sumber daya terbarukan dan diversifikasi energi seperti; penggunaan

energi pasang surut/gelombang laut, angin, panas bumi/laut/matahari, dan

pengembangan energi yang berasal dari bahan pangan.

Sub-bidang Industri Maritim. Penurunan indeks ICOR industri maritim dari 3,59

menjadi 3,39 menunjukkan bahwa pengembangan industri maritim masih sangatmenjanjikan, mengingat dalam industri maritim tersebut termasuk pula kegiatan

pengilangan migas, dan industri perikanan. Pengembangannya selama ini belum

optimal, dan masih memerlukan inovasi kebijakan pemerintah. Industri perikanan

berbasis masyarakat memiliki dampak terhadap peningkatan ekonomi rakyat yang

sangat besar, mengingat struktur armada perikanan tangkap Indonesia lebih dari 80 %

didominasi oleh “armada semut” yaitu kapal-kapal penangkapan dengan tonase dibawah 10 gross ton. Industri perikanan dengan skala yang lebih besar, terpadu, serta

padat modal selama ini dikelola secara tidak profesional dan mengakibatkan 200

BUMN/BUMD perikanan bangkrut.

Sub-bidang Angkutan Laut. Adanya penurunan indeks ICOR yang cukup besar dari3,87 menjadi 3,61 menunjukkan bahwa angkutan laut cukup efisein untuk 

dikembangkan. Namun, pengembangan angkutan laut perlu sinergi dengan sub-bidang

bangunan kelautan, dan dalam pengembangannya agar peran swasta diberikan porsi

yang lebih besar.

Sub-bidang Bangunan kelautan. Dengan indeks ICOR sebesar 4,02 berarti bahwapeningkatan investasi untuk bangunan laut efisien tetapi belum prioritas. Namun,

mengingat bangunan laut terkait dengan pembangunan pelabuhan, dermaga,  platform,

yang sangat penting bagi pengembangan suatu wilayah, maka pengembangan

bangunan laut dalam konteks ekonomi sangat bergantung pada kelayakannya.

Sub-bidang Jasa Kelautan lainnya. Indeks ICOR turun dari 3,53 menjadi 3,34 yang

menunjukkan bahwa jasa kelautan masih cukup potensial untuk dikembangkanwalaupun memerlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang kelautan.

Sementara itu, implementasi otonomi dan desentralisasi masih diartikan sebagai

pelimpahan kewenangan administrasi dalam birokrasi kepemerintahan, dan belum

mencakup mekanisme dan pendekatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam

serta pentingnya peranan institusi lokal. Selain itu, pendapatan daerah yang berasaldari bagi hasil sumber daya non-migas (seperti perikanan) sangat kecil dibandingkan

dengan migas, walaupun persentase penerimaan untuk daerah besar, sebagaimana

diatur dalam UU. No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan

Daerah.

UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah antara lain mengatur wilayahlaut sebagai berikut : 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke

arah perairan kepulauan untuk provinsi, dan 1/3 dari wilayah kewenangan provinsi

Page 8: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 8/17

 

Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

8Executive Summary >>

untuk kabupaten/kota. Kewenangan daerah untuk mengelola wilayah laut meliputi :

(1) eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut; (2) pengaturanadministratif; (3) pengaturan tata ruang; (4) penegakan hukum terhadap peraturan

yang dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya olehPemerintah; (5) ikut serta dalam pemeliharaan keamanan; dan (6) Ikut serta dalam

pertahanan kedaulatan negara. Mencermati UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 25 tahun 2000, otonomi masih diartikansebagai kewenangan hanya berada di tangan pemerintah daerah, baik provinsi

maupun kabupaten/kota, sehingga otonomi belum mencakup “kewenangan rakyat” 

yang mencakup kesetaraan, demokratisasi, desentralisasi, dan partisipasi semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat.

Dalam konteks kelembagaan,  property right  ( private, public/state, communal)

merupakan institusi sosial yang penting dalam pertumbuhan ekonomi dan

perlindungan terhadap sumber daya alam. Dalam prakteknya untuk kepentingan

pembangunan ekonomi,  public   property right  dan  private property right  lebihdominan dibanding communal property right yang tujuannya lebih memberikan hak-

hak eksklusif terhadap suatu komunitas yang di dalamnya mengandung konvensi

sosial, norma, aturan-aturan yang ditegakan secara legal, dan prosedur-prosedur yang

mengatur pemanfaatannya. Oleh karena itu, kelembagaan dalam konteks desentralisasidan otonomi pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan harus dilihat sebagai

bentuk pengelolaan bersama pada level global, nasional, regional dan lokal. Khusus dilevel lokal, pengelolaan bersama harus mempertimbangkan hak masyarakat lokal,

hukum adat, institusi dan kearifan lokal dalam masyarakat sebagai wujud partisipasidan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan.

Kebijakan Makro Pembangunan Kelautan dan Perikanan

Pembangunan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan memerlukan keterpaduan

pembangunan pada masing-masing sektor. Kebijakan komprehensif di bidang kelautandan perikanan yang meletakkan prinsip keadilan (equity), demokratisasi dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat tersebut menjadi sebuah kebutuhan yang

mendesak. Dalam rangka meningkatkan semangat keterpaduan pembangunan kelautan

dan perikanan, arah kebijakan makro pembangunan bidang Kelautan dan Perikanan

adalah sebagai berikut:

(1) Menyatukan komitmen politik dari para penentu kebijakan dalam

mengedepankan pembangunan kelautan dan perikanan dan perlu menyusunUndang-Undang Kelautan Nasional yang sinergi dan terintegrasi.

(2) Menentukan dan menetapkan batas-batas wilayah perairan pedalaman,sehingga kapal dari negara lain tidak diperbolehkan melewati perairan tersebut

tanpa kecuali.

(3) Menentukan dan menetapkan batas-batas perairan zona tambahan (12-24 mil

laut), sehingga pemerintah Indonesia dapat melaksanakan kewenangan untuk 

mengontrol pelanggaran terhadap aturan-aturan di bidang bea dan cukai,

keuangan, karantina kesehatan, pengawasan imigrasi dan menjaminpelaksanaan hukum.

(4) Merevisi UU No 5 Tahun 1983 tentang ZEEI karena adanya perubahan titik 

pangkal perairan Indonesia, seperti yang tercantum dalam PP No 38 Tahun

Page 9: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 9/17

 

Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

9Executive Summary >>

2002 Daftar Koordinat Geografis Titik-Titik Garis Pangkal Kepulauan

Indonesia. Dengan demikian berbagai bentuk pelanggaran yang terjadi diwilayah ZEEI dapat ditindak sesuai dengan ketentuan tersebut.

(5) Mengkaji, menetukan dan menetapkan landas kontinen Indonesia di luar 200mil sampai 350 mil. Hasil kajian ini dapat dijadikan dasar dalam pengajuan

klaim ke Komisi Landas Kontinen PBB sebelum tanggal 16 November 2009.

(6) Meningkatkan pemahaman pentingnya laut dari aspek geopolitik dangeostrategis kepada seluruh komponen. Selain itu juga armada pengamanan

laut perlu di perkuat dan ditambah baik kualitas maupun kuantitasnya dalam

kaitannya untuk menjaga keutuhan NKRI dan keutuhan sumber daya alam.(7) Mengatasi masalah kerusakan lingkungan di wilayah pesisir, dilakukan

rehabilitasi lahan pesisir yang sudah terdegradasi, memperluas daerah-daerah

perlindungan bagi spesies yang langka dan menindak tegas para perusak 

lingkungan.

Strategi Investasi, Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan

Perikanan

Strategi pemanfaatan diturunkan dari beberapa kaidah pemanfaatan

berkelanjutan (sustainable uses), sesuai dengan koridor keberlanjutan sumber dayaalam kelautan dan perikanan yang menjadi topik bahasan. Sedangkan strategi investasi

terkait dengan strategi pemanfaatan sumber daya alam kelautan dan perikanan yangmenjadi basis bagi perhitungan nilai investasi yang diperlukan. Dalam konteks ini,

nilai investasi dianalisis berdasarkan keluaran indeks ICOR ( Incremental Capital

Output Ratio) dan dikombinasikan dengan beberapa sumber lainnya. Sementara itu,

strategi pengelolaan dikaitkan dengan rejim pengelolaan sumberdaya alam kelautan

dan perikanan, termasuk aspek desentralisasi pengelolaan sumberdaya kelautan dan

perikanan.

A. Strategi Investasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

Berdasarkan nilai ICOR, pariwisata bahari dan perikanan memiliki nilai yang kecildi bandingkan dengan 5 (lima) sub-bidang lainnya, yaitu : Jasa kelautan lainnya,Transportasi/Angkutan laut, Industri Bahari, Pertambangan, dan Bangunan

Kelautan. Nilai ICOR perikanan dan pariwisata bahari yang kecil ini berartimempunyai resiko yang kecil dalam pengembangan investasi. Oleh karena itu,

strategi investasi dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan hanya

memfokuskan pada dua sub-bidang ini.

(a)  Perikanan

Untuk perikanan tangkap, strategi yang diterapkan adalah : (1) hanya diperbolehkan

pada WPP yang masih memiliki potensi dengan memperhatikan kelestarian sumber

daya perikanan (total alowable catch 5,2 juta ton per tahun); (2) Jenis sumber daya

perikanan yang memiliki peluang untuk dimanfaat kan adalah pelagis besar, pelagis

kecil, udang, dan cumi-cumi; (3) pengembangan pemanfaatan sumber daya ikandiarahkan pada wilayah laut di atas 12 mil (ZEEI); (4) dilaksanakan rasionalisasi

 jumlah armada dan relokasi wilayah penangkapan, serta optimalisasi pengelolaan

perikanan; (5) Pengembangan perikanan budidaya diarahkan kepada budidaya yang

Page 10: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 10/17

 

Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

10

Executive Summary >>

I I  I  

I X I I I

I VV

VI I I

VI

VI I

Keterangan :== tidak tidak ada ada peluang peluang pengembangan pengembangan 

== Ada Ada Peluang Peluang Pengembangan Pengembangan I, Selat Malaka , II, Laut Cina Selatan , III, Laut Jawa, IV, Selat

Makassar dan Laut Flores, V, Laut Banda, VI, Teluk Tomini dan Laut

Maluku, VII,Laut Sulawesi dan Samudera Pasif ik, VIII , Laut Arafura IX,

Samudera Hindia

 

I I  I  

I X I I I

I VV

VI I I

VI

VI I

Keterangan :== tidak tidak ada ada peluang peluang pengembangan pengembangan 

== Ada Ada Peluang Peluang Pengembangan Pengembangan I, Selat Malaka , II, Laut Cina Selatan , III, Laut Jawa, IV, Selat

Makassar dan Laut Flores, V, Laut Banda, VI, Teluk Tomini dan Laut

Maluku, VII,Laut Sulawesi dan Samudera Pasif ik, VIII , Laut Arafura IX,

Samudera Hindia

 

Pelagis

Pelagis besar

Demersal

Pelagis Besar

Demersal

Pelagis Besar

Pelagis Kecil

Cumi-cumi

Pelagis Besar

Pelagis Kecil

Pelagis Besar

Pelagis Kecil

Cumi-cumi

Pelagis Besar

Pelagis KecilTidak ada peluang

Pengembangan

Pelagis Besar

Pelagis Kecil

Tidak ada peluang

Pengembangan

memiliki nilai ekonomi tinggi seperti: udang, kerapu, kakap, rumput laut, bandeng,

ikan hias, mutiara, kerang-kerangan, nila, emas, gurame, dan patin; mengingatpotensi lahan tambak, kolam, dan perairan laut nasional masih besar; (6)

peningkatan produksi dalam rangka pemenuhan protein hewani, serta peningkatannilai tambah produk perikanan.

Gambar 3 : Peluang Pengembangan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan berdasarkan WPP

(wilayah pengelolaan perikanan)

(b) Pariwisata Bahari 

Strategi pengembangan pariwisata bahari yang diterapkan, mencakup: (1)

mengembangkan investasi untuk sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung

lainnya yang berwawasan lingkungan; (2) melibatkan masyarakat lokal dalampengelolaan, serta mengembangkan nilai-nilai asli budaya masyarakat lokal; (3)

mengembangkan keragaman aktivitas wisata, dan paket-paket wisataterpadu/spesifik dan ekslusif; (4) meningkatkan promosi dan pemasaran, (5)

meningkatkan koordinasi sektoral dan lintas sektor serta meningkatkan kerjasama

antar negara; serta (6) mengembangkan data dan sistem informasi kawasan dan

objek pariwisata

B. Strategi Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, strategi pengelolaan pembangunankelautan dan perikanan disusun berdasarkan fokus rejim pengelolaan, termasuk dalam

hal ini aspek desentralisasi pengelolaan. Rejim pengelolaan sumber daya kelautan dan

perikanan dapat digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu: rejim pengelolaan berbasis

Page 11: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 11/17

 

Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

11

Executive Summary >>

pemerintah (state property regime), berbasis swasta ( private property regime) dan

masyarakat (communal property right ).

Berikut disajikan matriks pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan

menurut sub-bidang.

Page 12: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 12/17

 

 

12

Executive Summary >>

Matriks Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Menurut Sub-Bidang

StratNo Sub-Bidang Kebijakan

Investasi Pemanfa

a.  Menggalakkan perikanan budidaya

yang berdaya saing dan berwawasanlingkungan.

Pengembangan pe

pemanfaatan lahakawasan laut untu

1. Perikanan

b.  Memperkuat dan mengembangkan

usaha perikanan tangkap nasionalsecara efisien, lestari dan berbasiskerakyatan.

Investasi = 8,412 miliar

Penambahan Tenaga Kerja =0,5819 juta

Pemanfaatan deng

mempertimbangk kelestarian sumbeperikanan (TAC =

ton/tahun)

a.  Meningkatkan pariwisata pulau-pulaukecil secara berkelanjutan dan berbasis

masyarakat

2. Pariwisata Bahari

b.  Meningkatkan investasi pembangunanprasarana dan sarana pariwisata bahariuntuk meningkatkan kualitas pelayanan

terhadap wisatawan baik dalam negerimaupun mancanegara

Investasi = 4,239 miliarPenambahan Tenaga Kerja =

0,7239 juta

Optimalisasi pemkawasan pulau ke

erpotensi wisata

3. Jasa KelautanLainnya

Meningkatkan Program Rehabilitasi danKonservasi Sumber Daya Kelautan dan

Perikanan dan Ekosistemnya

Investasi = 3,307 miliarPenambahan Tenaga Kerja =

0,1596 juta

Pemeliharaan kuallingkungan kelaut

perikanan

a.  Meningkatkan armada transportasinasional yang melayani pelayaran antar

pulau yang ada di seluruh wilayahIndonesia dan internasional.

Investasi = 6,452 miliarPenambahan Tenaga Kerja =

0,1987 juta

Optimalisasi kekulokal dalam

kontekspeningkattambah transporta

 

4. Transportasi/ Angkutan Laut

b.  Mempercepat sertifikasi pelabuhan dankapal-kapal internasional yang dimilikiIndonesia dengan melakukan berbagai

kerjasama dengan negara-negara tujuanekspor.

Formatted: Swedish (Sweden)

Formatted: Finnish

 

Formatted: Finnish

Formatted: Swedish (Sweden)

Formatted: Swedish (Sweden)

Page 13: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 13/17

 

 

13

Executive Summary >>

StrategiNo Sub Bidang Kebijakan

Investasi Pemanfaatan

  c.  Meningkatkan aksesibilitas

dan mobilitas dalam upayamenjamin kelancaran

pergerakan manusia danbarang termasuk distribusi

bahan pokok pada sarana danprasarana yang telah dibangunkhususnya daerah/pulau

terpencil dan wilayah

perbatasan negara.a.  Mengembangkan dan

memperkokoh industripenanganan dan pengolahan

serta pemasaran hasilperikanan. 

5. Industri Bahari

b.  Mengembangkan dan

memperkuat industribioteknologi kelautan danperikanan.

Investasi = 13,452 miliar

Penambahan Tenaga Kerja =0,7239 juta

Optimalisasi nilai tamb

sumberdaya kelautan dperikanan secara

berkelanjutan

6. Pertambangan Pengembangan sumber daya energi

dan mineral mendukung upayapembangunan yang berkelanjutan

Investasi = 37,256 miliar

Penambahan Tenaga Kerja =0,3789 juta

Optimalisasi pemanfaat

sumberdaya energi danmineral secara berkelan

7. Bangunan Kelautan Pemenuhan kebutuhan infrastruktur

kelautan dan perikanan berbasispada kebutuhan nasional

Investasi = 4,484 miliar

Penambahan Tenaga Kerja =0,2145 juta

Memprioritaskan kegiat

rehabilitasi dan pemelihsarana dan prasarana

(Infrastruktur) transportlaut termasuk angkutankeperintisan

Formatted: Swedish (Sweden)

 

Formatted: Finnish

Formatted: Swedish (Sweden)

Formatted: Swedish (Sweden)

Formatted: Swedish (Sweden)

Formatted: Swedish (Sweden)

Formatted: Swedish (Sweden)

Page 14: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 14/17

 

Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

14

Executive Summary >>

5.  Kesimpulan dan Rekomendasi

5.1  Kesimpulan

1.  Bidang kelautan yang mencakup tujuh sub-bidang yaitu: perikanan, pertambangandan migas, industri maritim, angkutan laut, pariwisata bahari, bangunan kelautan,

 jasa laut lainnya, diarahkan untuk lebih dimanfaatkan dan dikelola secara optimal

untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Setiap sub-bidang mempunyai kebijakan dan strategi yang spesifik sebagai acuan operasional

bagi semua pihak. Strategi yang ditenpuh untuk setiap sub-bidang yang akan

dikembangkan sedikitnya harus mencakup 3 hal, yaitu strategi investasi, strategipemanfaatan, dan strategi pengelolaannya.

2.  Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bidang kelautan perlu dilakukan upaya

yang memperluas diversifikasi pemanfaatan sumber daya kelautan, meningkatkanefisiensi yang mencakup alokasi usaha yang optimum, dan memperbesar investasi

dengan memberi dorongan kepada sub-bidang yang mempunyai  ICOR yang relatif 

rendah.

3.  Sub-bidang pariwisata bahari dan perikanan mempunyai nilai ICOR yang rendah

dibanding dengan bidang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa berarti bidang

pariwisata dan perikanan merupakan bidang yang efisien dan memiliki tingkatresiko investasi yang paling rendah dan paling efisien.

4.  Untuk perikanan tangkap, strategi yang diterapkan adalah mengembangkan usaha

perikanan tangkap secara lestari dan efisien, termasuk pengembangan pemanfaatan

sumber daya ikan pada wilayah laut di atas 12 mil (ZEEI); dan menggalakkanperikanan budidaya, yang diarahkan kepada budidaya yang memiliki nilai ekonomi

tinggi, dan peningkatan nilai tambah produk perikanan.

5.  Strategi pengembangan pariwisata bahari dilakukan melalui pengembangan

investasi untuk sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung lainnya yangberwawasan lingkungan; melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan, dan

meningkatkan promosi dan pemasaran.

6.  Arah kebijakan makro pembangunan kelautan dan perikanan ditekankan pada : (1)Menyatukan komitmen politik dari para penentu kebijakan, mengkaji dan

menyusun Undang-Undang Kelautan Nasional yang sinergi dan terintegrasi sebagai

payung hukum pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia; (2) Menentukan

dan menetapkan batas-batas wilayah perairan pedalaman, zona tambahan, danlandas kontinen; (3) Meningkatkan pemahaman geopolitik dan geostrategis kepada

seluruh komponen; (4) Mengembangkan armada laut baik secara kualitas maupun

kuantitasnya dalam konteks menjaga keutuhan NKRI dan kekayaan sumber daya

alam; dan (5) Meningkatkan penanganan kerusakan lingkungan dan rehabilitasi

wilayah pesisir yang terdegradasi, mengembangkan daerah perlindungan, danmenindak tegas bagi para perusak lingkungan.

5.2  Rekomendasi

1.  Pembangunan kelautan dan perikanan tidak bersifat parsial, sehingga perludilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan pelibatan seluruh sektor dan

stakeholders, dan dilakukan berdasarkan daya dukung.

Formatted: English (U.K.)

 

Formatted: English (U.K.)

Formatted: English (U.K.)

Formatted: English (U.K.)

Formatted: Spanish (Spain-ModernSort)

Formatted: Spanish (Spain-ModernSort)

Formatted: English (U.K.)

Page 15: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 15/17

 

Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

15

Executive Summary >>

2.  Untuk mengembangkan produk-produk pariwisata bahari perlu diterapkan modelpengembangan pariwisata berkelanjutan, yang mampu memberi prioritas padakualitas lingkungan dan kualitas pengembangan masyarakat lokal. Sementara,

untuk mengembangkan sub-bidang perikanan, perlu adanya sinergi denganpengengambangan sub-bidang bangunan kelautan, industri kelautan, dan jasa

kelautan.

3.  Perlunya memperkuat pengawasan dan pengendalian serta pengembangan

penelitian dan IPTEK dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.

Page 16: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 16/17

 

Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

16

Executive Summary >>

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, L. 2003. Desentralisasi Kelautan Plus. Artikel Sinar Harapan, 18 Juli 2003

Baehaqie A. Ernan, R dan M Yamin, 2003 Mengayun Dayung, Menyisir Ombak,Menggapai Harapan. Perencanaan Pembangunan Berbasis Masyarakat di

Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Kepulauan Seribu.

Beckmann Benda von F , Keebet von Benda Beckmann dan J. Koning, 2001.

Sumberdaya Alam dan Jaminan Sosial. Pustaka Pelajar. (editor).

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2004. Rencana Program Pembangunan Kelautandan Perikanan Transisi Tahun 2005.

Departemen Kelautan dan Perikanan dan PKSPL-IPB. 2001. Studi Tarif Pemanfaatan

Sumberdaya Ikan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia oleh Kapal Asing.

Laporan Akhir.

Departemen Kelautan dan Perikanan dan PKSPL-IPB. 2001. Penyusunan Rencana

Umum Pembangunan Pulau-pulau Kecil. Laporan Akhir.

Departemen Kelautan dan Perikanan dan PKSPL-IPB. 2001. Identifikasi Permasalahan

Pola Pergeseran Sistem Pengelolaan Dari Rejim Sentralistik Kepada Otonomi

Daerah. Laporan Akhir.

Departemen Kelautan dan Perikanan dan PKSPL-IPB. 2000. Reevaluasi Potensi

Sumberdaya Ikan - Updating Potensi Sumberdaya Ikan Ekonomis Penting.Laporan Akhir.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan Pusat Penelitian dan Pengembangan

Pariwisata UGM. 2001. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan WisataBahari. Buku II : Program Pengembangan.

Dirjen Perikanan Departemen Pertanian dan PKSPL-IPB. 1999. Kajian Kebutuhan

Investasi Pembangunan Perikanan dalam Pembangunan Lima TahunMendatang (1993-2003). Laporan Akhir.

Marut, D. K. 2001. Tinjauan Umum Desentralisasi dan Pengelolaan Sumberdaya Alam.

Kumpulan Tulisan dalam buku “Otonomi dam Lingkungan Hidup: Prospek 

Pengelolaan Lingkungan Hidup di Jawa, Papua, Kalimantan, Sumatera,Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku pada era Otonomi daerah.

Semakin Buruk atau Baik?. Penerbit KHOPALINDO.

Haris, S, M. Pabottingi, Syarif H. Alfitra S. Tri Ratnawati dan Lili, R, 2003.Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Naskah Akademik dan RUU Usulan

LIPI. Penerbit Pusat Penelitian Politik LIPI, Jakarta.

Page 17: 3strategi__20090303005257__2

5/16/2018 3strategi__20090303005257__2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3strategi200903030052572 17/17

 

Kajian Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

17

Executive Summary >>

Hidayat, S, 2000. Otonomi Daerah dalam Perspektif Perilaku Elit Lokal. Tulisan dalambuku “ Indonesia menapak Abad 21” Kajian Ekonomi Politik. PenerbitMillennium Publisher.

Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup RI dan PKSPL-IPB. 2001. KebijakanPelestarian Ekosistem Mangrove Sebagai Jalur Hijau Pantai (Green Belt)

Dalam Konteks Otonomi Daerah. Laporan Akhir.

Kent, George and Valencia, Mark J. 1985. Marine Policy in Southeast Asia.University of California Press, LTD. United States of America.

KHOPALINDO dan JALA, 2002. Membedah Persoalan Nelayan Tradisional Sumatera

Utara. Masyarakat Pinggiran yang Kian Terlupakan.

Soen’an A. D. C, 2000. Persoalan Dalam Pelaksanaan Undang-Undang no. 25 Tahun

1999. Tulisan dalam buku “ Indonesia menapak Abad 21” Kajian Ekonomi

Politik. Penerbit Millennium Publisher.

Puslitbang Oseanologi – LIPI dan PKSPL-IPB. 2000. Kajian Konstribusi SektorKelautan Dalam Pembangunan Nasional. Laporan Akhir..

Puslitbang Oseanologi – LIPI dan PKSPL-IPB. 2000. Konsep Kebijakan, Strategi dan

Rncang Tindak Pengelolaan Terumbu Karang Indonesia. Buku I dan II.

Puslitbang Oseanologi – LIPI dan PKSPL-IPB. 1998. Sejarah Pembangunan Kelautan

di Indonesia.

Puslitbang Oseanologi – LIPI dan PKSPL-IPB. 1998. Strategi Pembangunan Kelautandi Indonesia.

Puslitbang Oseanologi – LIPI dan PKSPL-IPB. 1998. Rencana Aksi Pembangunan

Berkelanjutan Sumberdaya Pesisir dan Kelautan Indonesia. Buku Utama..

Rustiadi. E, 2001. Perencanaan Wilayah di dalam Menngatasi Kerusakan Lingkungandan Disparitas antar Wilayah di Era Otonomi Daerah. Makaah disampaikan

pada serial Diskusi Program Certification, Environment Justice and Natural

Asset yang diselenggarakan oleh Lembaga Alam Tropika Indonesia tanggal

27 Juli 2001 di Perdikan Latin, Situ Gede, Bogor.

Tim Lapera, 2001. Otonomi Pemberian Negara. Kajian Kritis atas Kebijakan Otonomi

Daerah. Penerbit Lapera Pustaka Utama.

Formatted: Swedish (Sweden)