3,pemilihan tehnik anestesi, 56-85

Upload: nila-hermawati

Post on 07-Jul-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    1/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    Pemilihan tehnik anestesi 

    Tehnik yang akan digunakan saat melakukan anestesi disesuaikan dengan indikasi operasi, jenis

    operasi (elektif / emergency), keadaan fisik ibu dan janin serta kemampuan dari pemberi anestetiknya

    a. Anestesi umum

    • Persalinan pervaginam terjadi relaksasi uterus.

    • Sectio caesarea

    • epresi terhadap bayi minimal

    • !aik untuk ibu

    • "emberikan fasilitas optimal pada operator.

    • Tehnik dikuasai anestesinya.b. Regional anestesia

    • Pervaginam# menghilangkan nyeri.

    • Sectio caesarea mengurangi bahaya aspirasi.

    • $fek depresi terhadap bayi kurang.

      PRE EKLAMSIA / EKLAMSIA

    Syndrom# hipertensi, proteinuria dan edema. %ematian ibu, karena pulmonary edema, perdarahancerebral, abruptio placenta, renal failure

    Penatalaksanaan pre eklamsia / eklamsia

    a. !erikan obat anti hipertensi

     b. &egah terjadinya kejang

    Anestesi yang digunakan

    a. $pidural / spinal anestesia (kontroversia)

     b. 'nestesi umum

    • icegah pemanjangan paralise

    • %ontrol hipertensi

    • &egah gagal ginjal

    PERDARAHAN ANTEPARTUM

    • Penyebab plasenta previa dan solutio plasenta.

    • 'nestesi umum dengan %etamin.

    Befan W Dzr, Collection 56

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    2/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    • atihati penggunaan o*ytocin.

    PENYAKIT JANTUNG

    • +ebih baik gunakan $pidural anestesi

    • &egah peningkatan curah jantung

    • atihati penggunaan ergometrin

    PENDERITA DIABETES

    • isiko terjadi abnormalitas fetus.• "engontrol metabolisme

    • Sebaiknya dengan epidural / spinal

    • apat dengan anestesi umum.

    1. ANESTESI PADA BEDAH DA!AT.a. Persiapan sebelum anestesi

    • Stabilisasi hemodinamik pada perdarahan

    • Stabilisasi hemodinamik pada kehilangan cairan.

    • Pencegahan aspirasi

    • Pemeriksaan laboratorium.

    b. Prosedur anestesi

    • - anestesi

    • 'nestesi umum

    • ecovery room# observasi '!&

    OPERASI AKUT GASTROINTESTINAL

    alhal yang harus diperhatikan

    ☞ Pemeriksaan fisik lengkap dan riayat penyakit.

    ☞ Pemeriksaan terapi yang telah diberikan

    ☞ Pencegahan aspirasi penderita

    ☞ 0mur dan berat badan penderita.

    alhal yang dapat menimbulkan aspirasi

    ☞ "akan kurang dari 1 jam sebelum induksi

    ☞ Selalu muntah aktif 

    ☞ 'kut abdomen

    ☞ %esakitan karena trauma

    ☞ amil atau ascites

    ☞ 2bstruksi oesophagus

    Befan W Dzr, Collection 57

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    3/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    ☞ iayat muntah

     KEGAWATAN GASTROINTESTINAL

    ☞ ' dan ! apakah terdapat gangguan fungsi pernapasan

    ☞ & tentukan derajat dehidrasi

    ☞ %alau perlu pasang &P

    ☞ Periksa tilt test dengan cara (Perbandingan "'P berbaring dan duduk (head up)

    Penurunan "'P lebih dari 34 mmg masih terjadi defisit."'P 5 diastole 6 3/7 (sistole 8 

    diastole)

    DE"ISIT CAIAN E#STASE$

    apat diketahui dari klinis pasien pada SSP, kardiovascular, jaringan dan urine.

    a. Defisit ringan

    • 9ejala SSP ()

    • %ardiovascular terjadi tachicardia

    • "ukosa lidah kering, turgor menurun

    • 0rine pekat

    • efisit 7: ; !!

    b. Defisit sedang

    • "engantuk, apatis, respon lambat, anoreksia, aktivitas menurun• Tachicardia, hipotensi ortostatik, nadi lemah, vena kolaps

    • +idah kecil, lunak, keriput, turgor lebih menurun.

    • 0rine pekat, jumlah turun.

    • efisit

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    4/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    - + =4>4 cc / kgbb / jam

    -- + ? (:444=444) < jam 5 =:4 cc

    %ebutuhan 5 344 cc

    --- ? (:444=444) 3< jam 5 344 cc

    %ebutuhan 344 cc

    %. ANESTESI PADA BEDAH AWAT &A$AN 'DA( S!)E(*

    ❀ Pembedahan kecil atau sedang dan terencana

    ❀ 'nestesi lokal atau umum

    ❀ Penderita "S dan %S pada hari yang sama

    Keuntungan penderita poliklinis

    • !iaya lebih murah

    • isiko infeksi nosokomial kurang

    • "engurangi daftar tunggu pasien

    • "engurangi gangguan emosional pada anakanak 

    Unsur-unsur yang tersangkut

    • Pasien

    • 'hli bedah

    • Peraat

    • Penanggungjaab (keluarga)

    • 'hli anestesi

    • Persiapan penderita yang tertulis.

    Masalah di RR

    • "asalah nyeri

    • "asalah mualmuntah

    • Penyulit pasca anestesi

    Kriteria pemulangan pasien

    • Test klinis

    • 'ldrete scoring system• Steard scoring system

    • obertson scoring systemBefan W Dzr, Collection 59

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    5/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    • %linis penderita.

    Penundaan pemulangan

    • "ual dan muntah yang terus menerus

    • ertigo karena postural hypotensi

    • +aryng edema pasca intubasi

    • Perdarahan karena pembedahan

    • Penyulit pembedahan yang lain

    Aspek medicolegal

    • "elengkapi fasilitas untuk menanggulangi keadaan darurat.

    • Penderita / keluarga harus mendapat pesanan yang baik.• Pemeriksaan teliti sekali lagi pra anestesia.

    • Persetujuan operasi dan anestesi

    • Pemilihan tehnik anestesi yang baik 

    • Pemulangan dilakukan ahli anestesia.

    ANESTESI PADA PASIEN DENGAN

    )AN))!AN "!N)SI )IN&A$

    @ang perlu dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang dilakukan tindakan

    anestesi dan pembedahan adalah sebagai berikut #

    ☞ $valuasi kondisi pasien.

    ☞ Perkiraan masalah selama dan pasca operasi.

    ☞ "anagement selama operasi.

    ☞ "anagement pasca bedah.

    1. Evaluasi kondisi pasien.

    a. +akukan anamnesa # kapan A, akut A

     b. Periksa # dalam bentuk apaA, seperti produksi urine sangat menurun

    'dakah gangguan lainnya seperti hipertensi, dekompensasi kordis, anemia yang sudah

     berlangsung lama (kronik depresi pada glomerulus sehingga erytropoietic terganggu), gastric

    empty delayed dan gejala neuropathy.

    c. Perkirakan causanya seperti apakah obstruksi, gangguan parenchym atau penyebab pre

    renal.

    d. +akukan pemeriksaan laboratorium seperti

    Befan W Dzr, Collection 6

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    6/30

    ml ! menit " #$ % age& ' #(eight in kg&

    7) ' #serum creatinine mg ! dl&

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    0rinalisis, !0B creatinin, creatinin clearence, elektrolit terutama %6, asam basa, hemostasis,

    albumin.

    e. +akukan pemeriksaan penunjang lainnya seperti $%9, foto thorak.

    f. +akukan penghitungan estimated creatinine clearance

    engan rumus

    Kriteria hasil

    • C :4 ml/mnt (normal) # trust us normal patient

    • 74:4 ml/mnt (moderat) # compromise avoid dehidration, nefroto*in agent

    • 3474 ml/mnt (no renal reserve) # consider preoperatif dialisis

    • D 34 ml/mnt ($nd stage renal diseases 8 $S) # dialisis ith => hr preoperatif 

    Pemeriksaan serum creatinin seaktu tidak menggambarkan keadaan sebenarnya. 2leh karena itu,

     pemeriksaan serum creatinin pada gangguan ginjal dengan penyulit harus dilakukan secara serial.

    Pemasangan &P dilakukan untuk menilai fungsi ekskresi ginjal. (nilai normalnya D =4 menit).

    g. +akukan penyeimbangan cairan yang masuk dan keluar (fluid balance).

    • Pastikan intake lancar.

    • Produksi urine hari sebelumnya harus diketahui.

    • +akukan monitor &P

    • %etahui penyulit seperti hipertensi, dekompensasi dan aritmia.

    h. 9angguan ginjal yang bisa menyebabkan E"atiF cepat karena fluid overload dan

    hiperkalemia.

    . Pe!ki!aan "asala# pe!iode p!e ope!asi

    a. Anestesi.

    • Pasien puasa  lakukan hidrasi adekuat.• Premedikasi.

    • -nduksi

    • -ntubasi  Scolin menyebabkan peningkatan %6 =7

    • 2bat anestesi yang menyebabkan !G dan 9G menurun.

    • ela*an yang diekskresi leat ginjal atau dimetabolisme.

    •  Barcotik yang diekskresi atau dimetabolisme.

    b. Bedah

    Perdarahan.

    Befan W Dzr, Collection 6*

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    7/30

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    8/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

     g. Prinsip

    Pertahankan !G dan serum creatinin se normal mungkin. (normovelemia, normotensi dan

    ketahui pengaruh obat anestesi terhadap !G

    Pen&a!u# o(a' anes'esi 'e!#adap R)*

    a. Premedikasi.

      Sulfas 'tropin, Scopolamin, 9licopirolat cukup aman tidak mempengaruhi fungsi renal.

    9licopirolat lebih terpilih karena pengaruh &BS lebih kecil. !ronchodilator mempunyai efek 

    menurunkan keasaman dan volume lambung.

      "idaHolam

    0ntuk sedasi cukup baik, tidak mendepresi respirasi dan kardiovaskuler. imetabolisme di

    hepar dan dapat menaikkan diuresis dengan menaikkan kadar anti diuretik hormon inhibitor.

    iaHepam bisa digunakan sebagai alternatif.

      "orphin / Pethidin

    "erangsang ' sehingga diuresis menurun. "etabolic "orphin ("orphin7  9locoronid)

    masih aktif bersifat analgesic dan depresi respirasi. "etabolic Pethidin (Bor "epheridin)

    menyebabkan iritabilitas dan kejangkejang. $kskresi leat ginjal, dian+urkan tidak dipakai.

      roperidol, pengaruhnya sedikit.

      Gentanyl

    Dosis sedang sampai besar dian+urkan untuk risiko tinggi, karena dapat menurunkan kadar 

    katekolamin dan meningkatkan klirens air serta eliminasinya bergantung pada metabolisme

    hepar.

    b. ,nduksi.

      Propofol

    "erupakan obat lebih terpilih karena mula kerja dan masa kerjanya paling singkat diantara

    obatobat intravena.

      Pentothal.

    apat menurunkan resistensi vasculer renalis sehingga aliran darah renal lebih baik. Pentothal

    terikat

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    9/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

      Succinylcholin

    Sebagai fasilitas intubasi dapat diberikan jika tidak ada hiperkalemia. Sebaiknya tidak 

    menggunakan Succinylcholin apalagi kondisi asidosis dan trauma pembedahan, cukup

    menunjang terjadinya hiperkalemia.Succinylcholin 3 mg/kgbb dapat menaikkan % 6 5 4.=4.:

    m$J/l, ada laporan peningkatan % 6 mencapai 4.K m$J/l

      ecuronium

    $kskresi hanya =:; melalui ginjal selebihnya melalui empedu.

      'tracurium

    Tidak diekskresikan melalui ginjal tetapi spontan melalui system offman.

      Pancuronium

    elatif aman karena ekskresinya meleati ginjal (>414;) dan hepar (:34;)

    +. %ana&e"en' pas,a (eda#.

    a. eflecement cairan selama operasi cukup.

     b. Gluid therapi s 6 i 6 output. Pada kasus jeeelek perlu dipasang &P.

    c. %alori

    • Pemberian kalori cukup 74>4 %cal / kgbb / hari, yang berasal dari karbohidrat.

    • 'pabila kurang mengakibatkan terjadinya pemecahan protein yang dapat menyebabkan produksi urea meningkat yang menimbulkan toksis.

    • Pemberian asam amino essensial dan karbohidrat masih merupakan perdebatan

    • 9lukosa diberikan =4>4;. Langan diberikan + karena % 6 ikut masuk.

    d. "onitoring

    • Gluid balance.

    • Produksi urine.

    • +aboratorium serial.

    e. 2liguri / anuria.

    • Periksa post renal  pastikan kateter dalam keadaan baik.

    • Pre renal  hidrasi cukup

    • ' 6 aldosteron.

    • !ila !G menurun vasoaktif (opamin).

    f. Perhatikan

    • Produksi urine dan serum creatinin

    • b minimal

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    10/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    • Tekanan darah sistolik dipertahankan D 314 mmg dan diastolik D 334 mmg.

    • +akukan pengecekan efek pemberian premedikasi dan induksi terhadap sirkulasi ( terutama

    tekanan darah).

    TANS !ETA$ +" THE P+STATE ' T!P *

    ilakukan untuk menghilangkan penyumbatan yang disebabkan oleh !enigna Prostatic

    iperthropy (!P). +arutan yang digunakan untuk irrigasi adalah larutan yang non ioniHed seperti

    9lycine, "anitol, 0rea, &ytal, 9lucosa.

    iifus melalui trans uretral untuk #

    a. istensi dan visualisasib bladder 

     b. "embersihkan darah dan jaringan.

    Lika sinus venosus terbuka, dapat menyebabkan cairan irrigasi akan masuk kedalan sirkulasi dalam

     jumlah yang significant.

    Gaktor yang mempengaruhi cairan yang masuk ke dalam sirkulasi #

    a. 0kuran kelenjar prostat.

     b. +amanya aktu reseksi.

    c. Pengalaman operator.

    d. Tekanan cairan irrigator lebih tinggi dari tekanan venosus.

    T!P s-nroma.

    "erupakan kumpulan gejala (&onstellation of symptom) yang disebabkan dari #

    • 2verload sirkulasi.

    • Mater into*icasi.

    • iponatremia.

    • 9lycine to*icity.

    • 'mmonia to*icity.

    • emolisis.

    • &oagulopathy.

    • !acteriemia, septicemia atau to*emia.

    a. +/erloa /ol0me intra/asc0ler terai ika

    Befan W Dzr, Collection 65

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    11/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

      Systolik / diastolik &P meningkat.

      Tandatanda edema paru.

      Tandatanda gagal jantung.

    2. Dil0tional hi3onatremia 'Ser0m Na4 5 1661%6 mE78l* en9an 9eala

       Byeri kepala

      Perubahan status mental seperti lethargi, agitasi dan seiHures

      "ual muntah.

      Perubahan visual.

    c. Pada pasien den&an &ene!al anes'esi 'idak "enun-ukkan 'anda'anda

    a(no!"ali'/ sa"pai 'e!-adi #ipo'ensi dan dis!#/'"ia.

    . 0ipe!vole"ia dan #/pona'!e"ia se!in& "un,ul (e!sa"aan.

    e.  T#e!ap/ sind!o"a TRP

      iuresis dengan Gurosemid

      +arutan salin hipertonik 7:; (

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    12/30

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    13/30

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    14/30

    ) deficit #& " 6 ' // #kg& ' target 2a:

      #Actual 2a:& ; *

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    • Primary hipodipsi

    • "ineralocorticoid e*cess

    b. e!ala dan tanda

    • 9angguan status mental.

    •  Bausea.

    • SeiHures

    • -ntracranial hemorrhage.

    c. "erapi

    +arutan hipotonik seperti :; sesuai kebutuhan dengan rumus

    %oreksi jangan diturunkan lebih dari 4,: m$J l / jam karena bila terlalu cepat dapat menyebabkan

    terjadinya kejang, edema otak dan kerusakan neurologis permanen.

    HIP+#A$E:IA '# 4 = >.< mE7 8 l*

    a. Etiologi

    • Pseudohipokalemia

    • &ellular % 6 uptake

    • -ntake % 6yang kurang

    • 9- loss

    • enal loss

    b. e!ala dan tanda

    • ypomotilitas.

    • %elemahan otot skelet atau paralise.

    • 9ambaran $%9 0 ave.

    c. "erapi

    % 6 oral non infus 34=4 m$J / jam atau 4 m$J / hari. Langan berikan de*trose untuk mencegah hyperglikemia dan sekresi insulin sekunder.

    HIP+NATE:IA 'Na4 = 1>< mE7 8 l*

    a. Etiologi

    • Pseudohiponatremia.

    • Pure ater into*ication

    Befan W Dzr, Collection 69

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    15/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    • yponatremia ith appropriate ' secretion

    • ypovolemia

    • &ongestive herth failure

    • $ndocrine pathies.

    • cirrhosis

    • Syndrome of in appropriate of antidiuretics hormon

    • -diopatic

    • rug induced

    • Pulmonary diaseases

    • &BS diseases

    • "alignancyb. e!ala dan tanda

    •  Bausea

    • 9angguan status mental dan kejang.

    •  Beuromuskular irritability

    c. "herapi

    %oreksi sesuai kebutuhan dengan rumus

    +akukan koreksi dengan Ba6  33,: m$J / l /jam. !ila koreksi terlalu cepat mengakibatkan

    demyelinisasi pons yang dapat menimbulkan kerusakan neurulogis permanen.

    Salin fisiologis  3:> m$J / l.

    !I!EM INHA"A!I

    1. SISTE: +PEN

    a# !istem open penuh

    1) CO2 dibuang 100%, dihisap kembali fresh gas 100%

    2) Tidak ada soda lime.

    Contoh alat anaestesi sistem open penuh.

    $% &ackson Reese#

    a) Digunakan untuk anak dengan BB ≤ 20 kg BB 10!20 kg)

    b) Tidak digunakan untuk orang de"asa karena boros O2

    #) $ika diberi 1 minute olume &') maka udara ( gas ekhalasi tidak semua

    dikeluarkan, ada ang dihisap kembali.

    Befan W Dzr, Collection 7

    2a : reuire " .6 ' // #kg& ' #target 2a : ; 2a Plasma&

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    16/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    d) *+* ang dihasilkan adalah 2, ! - &'

    Tidal olume T') nak!anak /! ##(kg BB

    De"asa !10 ##(kg BB

    &inute olum &') 3 T'

    Contoh anak 10 kg

    T' 310 kg 0 ##

    &' -0 3 0 ## 2400 ##

    *+* 2400 ## 3 - 5200 ##

      2400 ## 3 2, /000 ##

    $adi *+* pada alat re6s tube dan $a#kson reese 2,!- &' /!5,2 ##.

    '% Ayre(s Piece#

    a) Digunakan pada neonatus 0!2 hari) dengan berat badan 0!10 kg

    b) 7eonatus batas berat badan ± 4! kg, definisi neonatus 8angan memakai batasan

    berat badan tetapi pakai batasan umur.

    #) Bai prematur dikatagorikan sebagai neonatus.

    d) $ika berat badan bai tersebut rendah misal 4 kg tetapi umur umur bai tersebut

    mele"ati umur neonatus maka penanganana seperti neonatus menggunakan

     re6s T Tube

    e) re6s T 9ie#e *+*na 2,!- &'

    f) $ika pasien apnea kita dapat memberikan pernapasan bantuan dengan #ara

    menutup tube dengan 8empol

    g) 'olume dead spa#e sama dengan minute olume.

    9an8ang pipa re6s T 9ie#e 2 kali minute olume.

    Lika terlalu panjang menyebabkan adanya rebrething, kalau terlalu pendek menyebabkan

     banyak obat terbuang sehingga pasien lama tidak tidur (anestesia) :istem open pada

    anak dipilih karena sel!sel pada tubuh anak sedang dalam pertumbuhan sehingga

    tidak boleh diberi CO2 berlebihan, sel!sel ang sedang tumbuh memerlukan O2

    $ika ada Capnometer alat untuk mengukur kadar CO2 dalam darah) pada

    anestesi dapat digunakan sistem lain pada anak dengan berat badan 20 kg.

    )# !istem semi open

    1) :ebagian CO2 dihisap kembali tanpa diubah rebreathing)

    2) CO2 diserap kembali, dikeluarkan ± 0!4 %.

    -) Tergantung penetelan katup ekshalasi.

    4) Tidak ada soda lime.

    Contoh alat anastesi semi openBefan W Dzr, Collection 7*

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    17/30

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    18/30

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    19/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    f. euntungan tidak boros obat anestesi dan panas dipertahankan stabil

    :oda lime adalah at ang mengikat CO2 dan diubah men8adi>

    Berdasarkan letak aporiser semi #lose dibagi men8adi dua aitu

    a. Out #ir#le semi #lose sistem lebih banak dipakai).

    b. En #ir#le semi #lose sistem.

    Prinsip ker0a 1aporiser#

    a. &emperluas permukaan penguapan ( suhu.

    1) liran berkelok!kelok.

    2) +elombang gas melalui at anestesi.

    b. 9intu aliran gas ang masuk ruang penguapan diatur dengan meter dial.

    #. Fntuk men#egah alat men8adi dingin karena proses penguapan digunakan

    1) Bahan tembaga CF).

    2) 9elindung air.

    O2 G 9a O2 7 ( lebih tinggi

    Fap air diganti dengan O2 dari *+* ke#il sekali

    0kg !1% uap air 

    T' 0 3 10 ##

    Udara luar Al1eoli ,Udara ehalasi%*' '$2

    *' 3433352

    N' 672

    H'* ,uap air% kecil sekali

    *' $82

    *' $2

    Uap air kecil sekali

    Si2a' uda!a 3 &as "edik

    1. ering g menebabkan risiko infeksi krn sekret men8adi kental sehingga sulit dikeluarkan.

    2. Dingin ang menebabkan hipotermia sehingga pada setelah operasi risiko ter8adina apnea

    biasana ter8adi pada

    a. Fdara ang dihisap dingin sekali.

    b. :ering ter8adi pada anak ke#il.

    #. Cek temperatur saat operasi.

    d. :ebelum induksi C dimatikan dulu.

    -. Temperatur ruangan O 20!22 oC

    a. C ( pendingin untuk kenamanan operator karena ruangan kedap.

    b. 9enaluran udara>

    Befan W Dzr, Collection 7$

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    20/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

      P+SISI PASIEN PADA PE:BEDAHAN

    /eberapa hal 8 => ;Trendelenburg

    +ateral # gall, blader < 8 34 ;

    eserve terdelenburg / head up

    itotom< >idak signifikan

     Sistem kardiovaskuler 

    • Tredelenburg meningkatkan venous return ke jantung.

    • ead up tilt menurunkan venous return, dapat menyebabkan hipotensi dan syok.Posisi lateral.

    ☞ "engganggu pernafasan.

    ☞ apat menyebabkan hipotensi

    ☞ iusahakan aktunya sependek mungkin.

    Saraf superficial yang cenderung kena trauma # B. ulnaris, B. poplitea lateralis, B. fasialis dan B.

    trigeminal, Perubahan posisi dapat menimbulkan rasa sakit pada penderita dengan # kekakuan

    sendi, osteoporosis, pagetRs disease, obesitas, paraplegia / Juadriplegia Perubahan posisimendadak dapat terjadi hipotensi berat.Perubahan posisi kepala dan leher.

    Pada pasien dengan kardiak output menurun dan pada pasien dengan carotid arteri occlusive

    dapat mengganggu supply darah cerebral bila dilakukan rotasi kepala dan hipere*tensi leher.

     Posisi supine # terlentang & =

    "enghindari penekanan dan peregangan saraf (ple*us brachialis, B. a*ilaris, B. ulanaris) dengan

    cara # +engan dibungkus merapat tubuh dengan lembaran penarik yang diletakkan di baah

     belakang tubuh pasien. Mrist steap (sabuk pengaman) yang diletakkan pada meja operasi.

    !ila diperlukan abduksi ? tangan padded board / padded arm 8 table.

      Sebaiknya leher, lutut dan punggung sedikit fle*i dan bagian kulit yang menyentuh meja operasi

    Befan W Dzr, Collection 75

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    21/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

      dilindungi dari penekanan !!.

    >rendelenburg ! kepala lebih rendah.

    Pada pasien dengan deasa muda #

    Tidak ada perubahan tekanan partial 2= / &2= pada darah arterial dan perubahan p.

    espirasi rate.Pada beberapa pasien (pasien dengan massa di abdomen) dapat menyebabkansianosis, dypsnoe, penurunan vital capacity (bila S) karena massa di abdomen

    mendorong diafragma.

    &yanosis dapat terjadi di muka dan leher pad pasien gemuk akibat stagnant hipo*ia disebabkan

    gravitasi, meskipun ventilasinya adeJuate.

    !ila dengan abduksi, siku sebaiknya sedikit fle*i dan pronasi untuk mencegah teregangnya ple*us

     brachialis dan posisi kepala menoleh ke lengan abduksi. Malaupun demikian bila mungkin posisi

    ini dihindari. !ila aktu lama terjasi cerebral edema dan retinal detachment.

    "eningkatkan venous return yang terbaik dengan cara menaikkan kaki dengan tubuh tetap pada

     posisi datar.

    Posisi trendelenburg dapat dipertahankan dengan #

      Penahanan pada bahu (dapat terjadi lesi ple*us brachialis)

      "engikat lutut dan paha (dapat terjadi trombo 8 phlebitis vena kulit)

      'lat khusus (ogier ard) dipasang di krista iliaka.

      +angton heerRs corrogated matras (dapat terjadi penekanan dan peregangan saraf tulang belakang)

    Prone position # tengkurap &

      !antal diletakkan di baah bahu dan dibaah pelvis sehingga tidak menggangu pernafasan dan

    tidak ada penekanan / tekanan pada abdomen dan vena besar.

      Pada pemindahan / perubahan posisi penderita tidak sadar mudah terjadi trauma skeletal.

      Penderita gemuk sukar mentoleransi posisi ini.

      Perlu kaf / balon $T yang baik untuk menjaga aspirasi asam lambung.

    Perhatian khusus =

      !! dapat menekan dinding abdomen # keterbatasan gerakan diafragma dan penurunan T.

      apat terjadi peningkatan tekanan intra abdomen # penurunan bagian baah tubuh dan

    e*tremitas baah.

      Penekanan pada ibu jari.

      Pencegahan trauma cervical.,ndikasi operasi =

    Befan W Dzr, Collection 76

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    22/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    • +aminectomy dan lumbal spinal fusion.

    • Posterior sservikal dan osc. Surgery.

    • ectal perineal surgery dan sigmoiskopy.

    • $*plorasi adrenal dan biopsy rectal.

    Perubahan posisi pada pasien dalam anestesi general dapat membahayakan pasien #

    • Trauma lengan. Terutama pada bed / strectcher lebar.

    • Pada anestesi dangkal # hipertensi bukan hipotensi (reflek vasokonstriksi dan kontraksi otot

     jantung bertambah)

    • Sebelum membalikkan harus diperhatikan hal 8hal tersebut di baah ini #

    ☞ ditingkatkan.

    ☞ Perhatikan khusus pencegahan fraktur servikal.

    ☞ Pencegahan trauma pada mata.

    ☞ - line.

    ☞ Pengukuran tekanan darah segera setelah posisi selesai.

    ☞ iconect pada sircuit anestesi.

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    23/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    √ Pasien tidak boleh posisi head up karena dapat terjadi gangguan cardiovaskuler dan &!G.

    PERU9AHAN :AA" AKI9A ANE!E!I

     PE#A$%& A#E'"E'I "E$&A(AP )%#'I *I"A+

    A. /R4A> #/*&

    •  (ead space berubah

    - anatomis tetap

    - mekanis dengan tube (6/) dengan pemakaian masker (6)

    - fisiologis berubah

    • istribusi gas dapat melalui tube (turbulence) atau fisiilogis (laminal)

    • 0nit shunting meningkat (alveoli menguncup atau darah kapiler berkurang sehingga akan

    mempengaruhi ventilasi dan perfusi kapiler (/Q)

    • Pengaruh terhadap otot bronkus bisa terjadi konstriksi atau dilatasi

    - ether # pertama terjadi konstriksi kemudian dilatasi

    - halotan / isoflurane # dilatasi

    /. /D #/)&

    • Terhadap jantung akan berpengaruh pada #

    - kekuatan konstraksi menurun (pada semua obat anestesi kecuali ketamin)

    - kecepatan konstraksi

    - konduksi impuls

    - thresshold terhadap rangsangan menurun dan sensitifitas meningkat

    • Pada pembuluh darah akan terjadi #

    - P (peripheral vaskuler resisten) akan menurun pada sebagian besar obat

    - resistensi arteri pulmonal (arterial pulmonal hipertensi) pada kelainan kongenital

    sperti 'S / S akan sangat berpengaruh

    C. C42>RA 24R?@ ,>4 #/-&

    • 'kan terjadi hipnotik, analgesik dan relaksasi Lika terlalu dalam akan dapat mendepresi napas dan

    sistem kardiovaskulerTerjadi perubahan T-% serta tekanan peredaran darah otak (T' 8 T-%) dan

    terjadi auto regulasi

    • Pengaruh terhadap hipofise akan terjadi peningkatan '

    D. >RA0>@ 1A>R ,2>4>,2A #/$&

    • Terjadi perubahan +!G (liver blood flo)

    Befan W Dzr, Collection 78

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    24/30

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    25/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    " menurun (dose dependent), meningkat (tidak secara dose dependent), reversal terjadi pada

     prolonged e*posure

      $BG+0'B$, '+2T'B 'B S$2G+0'B$

    " menurun, meningkat dan T menurun (dose dependent), pada enflurane pemakaian yang

    lama T akan meningkat dan tetap sehingga " juga akan meningkat.

    ). Pengaturan 2apas

    • epresi pada pusat napas (hypo*ic ventilatory drive)

    • %urve &2= bergerak ke kanan dan slope depresed (drive response &2=)

    -soflurane dibandingkan dengan enflurane dan halotan ternyata depresi drive lebih ringan terhadap

    enflurane dan halotan tanpa memperhitungkan "'&. esting Pa&2= akan turun jika ada surgical

    stimulation.

    Pada B=2 dosis 3 8 3.: "'& Pa&2= tidak berubah, depresi &2= respon curve terjadi pada 3.: "'&

    dan hipo*ic ventilation drive terjadi pada konsentrasi rendah.

     PE#A$%& PA(A O"O" PE$#APA'A# 

    Pada isoflurane pergerakan/respon otot dada menurun sedangkan pada enflurane dan halotan terjadi

     penurunan terhadap &2= challenge.

    Pergerakan otot diafragma terganggu karena pengaruh terhadap neuro junction dan konstraksi otot.

     PE#A$%& "E$&A(AP "O#%' O"O" B$O#K%' 

    • ,soflurane

    Tonus bronchomotor menurun (dilatasi), pulmonary compliance menurun (tahanan dari kontriksi

     bronkus dan kolaps alveoli)

    • 4nflurane

    !ronkus tonus menurun sama dengan halotan

    "ukosiliare function menurun (dose dependent) pada B=2 6 morfin, enflurane dan halotan.

     PE#A$%& "E$&A(AP MEKA#IK (A# A' E-C&A#E 

    *. Anestesi umum pada penderita dengan posisi supine

    G& akan menurun (bisa ditanggulangi dengan meningkatkan T dan P$$P)

    'telektasis terjadi karena T lebih kecil daripada closing capacity (terjadi airay closure).

    &losing capacity terjadi pada unit tertentu yaitu jika volume kurang dari jumlah normal

    menyebabkan kolaps juga pada alveoli

    ). Pemberian ,PP? bisa men

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    26/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    /Q mismatching lebih besar dibandingkan dengan spontaneous breath

     Bon dependen area mendapatkan ventilasi lebih besar dari dependen area dan non dependen area

    mendapat blood flo lebih kecil daripada dependen area sehingga meningkatkan dead space dan

    shunting dibandingkan dengan napas spontan (cepat terjadi hipoksia jika tidak ada 2= yang

    masuk)

    -. Diafragmatic disfungsi

    Pada posisi supine dengan general anestesi letak diafragma lebih cephalad karena itu akan mendesak 

    isi diafragma/abdomen ke atas.Pada general anestesi dengan muscle relaksan dan -PP akan merubah

     pergerakan diafragma, gerakan non dependen area lebih kuat dari dependen area sehingga terjadi

     perubahan ventilasi dan perfusi paru (/Q).

     PE#A$%& "E$&A(AP $E%+A'I PE$#APA'A# 

    3. espon terhadap hypercarbia menurun akibat anestesi inhalasi, barbiturat dan opioid. Pa&2=

    meningkat pada spontan ventilasi dengan anestesi umum, apneic threshold juga akan meningkat

    =. espon terhadap hipoksia juga menurun akibat anestesi inhalasi, barbiturat, opioid. Pengaruh ini

    sangat dirasakan pada pasien &2P, dimana ventilasi drive disebabkan oleh keadaan hipoksia

     E)EK "E$&A(AP )%#'I 'I+IA

    Pada general anestesi dengan high flo akan mengakibatkan

    - sekret kental

    - fungsi silia kan menurun

    - mudah terkena infeksi sehingga terjadi kerusakan epithel respirasi

    al ini dapat dihindari dengan anestesi lo flo dan heater humidifier.

     PE#A$%& A#E'"E'I PA(A 'I'"EM KA$(IO*A'K%+E$

    •  Kontraktility menurun sesuai dengan CO

    Gaktor yang mempengaruhi #

    - Preload after load

    -   heart rate

    Penurunan kontraktilitas terjadi pada isoflurane, halotan dan enflurane tetapi pada B=2 6

    enflurane/halotan penurunan tidak bertambah jika perbandingan B=2 4; terjadi mild vasokontriksi

    Befan W Dzr, Collection 8*

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    27/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    • Cardiac output 

    - Penurunan kardiak output pada halotan lebih besar dari enflurane dan isoflurane

    alotan merupakan potent dilatasi pada serebral sedangkan isoflurane menyebabkan vasodilatasi

     paling baik di perifer. Pada tekanan darah yang sama isoflurane lebih baik dipakai.

    •  &eart rate- ,soflurane # meningkat (tidak dose dependent)

    - 4nflurane # meningkat (dose dependent)

    - alotan # tidak berubah

    - 2) # peningkatan yang minimal

    • "ekanan darah

    - Pada isoflurane, enflurane dan halotan terjadi penurunan yang dose dependent

    -

    engan B=2 terjadi peningkatan minimal- Pada kombinasi B=2 6 halotan/isoflurane terjadi peningkatan sedangkan kombinasi B=2 6

    enflurane tekanan darah normal

    •  Aritmia akibat katekolamin

    osis maksimal adrenalin yang diberikan dan bisa diulang setelah ? jam untuk menanggulangi

    aritmia

    - alotan # = mcg/kg !!

    -

    ,soflurane# 34 mcg/kg !!- 4nflurane # < mcg/kg !!

    • Coronary circulation

    -soflurane, enflurane dan halotan terjadi vasodilatasi (dose dependent) terutama pada PL% coronary

    •  &epatic blood flo1

    - ,soflurane # tekanan arteri hepatica meningkat dan portal volume menurun sehingga

    total !G menurun

    -

    4nflurane dan halotan terjadi penurunan keduanya•  $enal effect 

    -soflurane, halotan dan enflurane dapat menurunkan !G dan 9G 

     PE#A$%& A#E'"E'I PA(A '%'%#A# 'A$A) P%'A" 

     PE#A$%& "E$&A(AP CB) 2 A%"O$E%+A'I O"AK 

    • ose dependent, &!G dan autoregulasi sangat dipengaruhi oleh dosis jika lebih dari 4,< "'& (& 

    menurun dan &!G akan meningkat).

    • "enurunkan cerebral metabolik oksigen utiliHation• "engganggu autoregulasi

    Befan W Dzr, Collection 8)

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    28/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    3. -S2G+0'B$

    & menurun dan &!G meningkat lebih ringan dari pada halotan dan enflurane. &!G meningkat

     pada kondisi 3 "'& atau lebih, autoregulasi terganggu minimal sesuai dengan "'&.

    =. $BG+0'B$

    &!G meningkat lebih besar dari isoflurane dan lebih ringan dari halotan. 'utoreulasi hilang pada

    3.4 "'&

    7. '+2T'B (potent cerebral vasodilatation), &!G meningkat namun dapat dikurangi dengan

    hiperventilasi karena peningkatan &!G sesuai dengan peningkatan Pa&2=. 9angguan autoregulasi

    terjadi pada 3.4 "'& dan & adaptation terjadi setelah 3:4 menit.

    >. B=2

    Pengaruh terhadap &!G masih dipertanyakan, kombinasi dengan morfin tidak mengganggu

    autoregulasi.

    Pada trepanasi kombinasi B=2 6 morfin 6 isoflurane diberikan ma*. 3.4 "'& sedangkan

    kombinasi B=2 6 morfin 6 halotan/enflurane diberikan ma*. kurang dari 3.4 "'&

     PE#A$%& "E$&A(AP ICP /Intra Cranial Pressure0

    2bat inhalasi akan sangat berpengaruh terhadap &!G, &!, &SG.

    3. -S2G+0'B$, &! akan meningkat (pada anjing dan transient) serta -&P akan meningkat

    namun dapat dikurangi dengan hiperventilasi

    =. $BG+0'B$,&! meningkat (pada anjing), keadaan hiperventilasi akan dapat menimbulkan

    kejang (seiHure)

    7. '+2T'B,&! meningkat (pada anjing), peningkatan icp dapat diatasi dengan hiperventilasi

    dan dilakukan induksi dengan halotan

    >.  B=2,Peningkatan -&P dapat dikurangi dengan hiperventilasi, barbiturat dan benHodiaHepin

     PE#A$%& A#E'"E'I PA(A 'I'"EM %$OE#I"A+

    "eskipun blood pressure dan &2 normal namun selama anestesi tetap menyebabkan gangguan

    fungsi renal yang mungkin disebabkan oleh gangguan intrarenal (distribusi).

     I#(I$EC" E))EC" /efek tak langsung0

      alotan, isoflurane, enflurane dan penthotal akan menyebabkan myocard depresion baik karena

    hipotensi, renal meningkat, dan 9G yang menurun sehingga terjadi cathecolamine discharge

    oleh karena redistribution flo renal cortical.

      Surgical stimulation akan menyebabkan peningkatan ' (yang diperberat dengan adanya

    dehidrasi sebelum induksi)

      Pada spinal/epidural anestesi !G, 9G dan produksi urine akan menurun

    Befan W Dzr, Collection 8-

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    29/30

  • 8/18/2019 3,Pemilihan Tehnik Anestesi, 56-85

    30/30

    Pemilihan Tehnik Anestesi

    • anitidine sifat inhibitidnya lebih kecil dari cimetidine, kedua obat ini akan berefek terhadap

    -  penurunan gastric acid gastric metabolisme activity akan menurun

    -  penurunan !G

    A#%A# )%#'I +I*E$ PO'" A#E'"E'I (I'EBABKA# O+E& 3

    *. urgical

    !G akan menurun dan terjadi obstruksi biliary sistem yang disebabkan oleh karena #

    - Shock 

    - trauma/hematom

    -  pemakaian vasopressor yang lama

    - massive transfuse

    =. 2on urgical, yang disebabkan oleh #

    - 2bat

    - iral hepatitis

    -  &holelitiasis

    -   Stress

    -  'lkohol

    7. alothane, yang dipengaruhi oleh faktor #

    -  pemakaian berulang

    -  penyakit hepar sebelumnya

    - obesitas

    - drug allergic

    - geriatri dan female ( gender )

    alotan tidak hepatotoksik tetapi hepatosensitifitas yang menyebabkan sensitifitas hepar meningkat

    (pada rentang aktu penggunaan lebih dari 3 bulan). Lika operasi harus diulang kurang dari 3 bulanmaka #

    • deasa harus diganti pada anakanak bisa digunakan tapi sebaiknya diganti