3_mb_5_3_nov13_kartina.pdf

Upload: dany-setyanto

Post on 21-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    1/21

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    2/21

    2013 Kartina Natalylova

    163

    PENDAHULUAN

    ada dasarnya, pelaku CSR sebaiknya tidak

    memisahkan aktifitas CSR dengan GoodCorporate Governance, Karena keduanyamerupakan satu continuum (kesatuan), danbukan merupakan penyatuan dari beberapabagian yang terpisahkan (Murwaningsari, 2009).Sepeti dua sisi mata uang, keduanya memilikikedudukan yang kuat dalam dunia bisnis namunberhubungan satu sama lain. Tanggungjawabsosial berorientasi kepada para stakeholdershal ini sejalan dengan salah satu prinsip darilima prinsip utama Good Corporate Governanceyaitu Responsibility.

    Tujuan perusahaan dalam penerapanGood Corporate Governance adalah untukmembangun citra perusahaan dan memenuhitanggungjawab kepada pemegang saham, ma-syarakat dan kesejahteraan karyawan. Untukmemenuhi tujuan tersebut perusahaan dapatmelaksanakan CSR sehingga tercipta hubunganpositif dengan Corporate Financial Performance.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa GCG,

    CSR dan CFP saling berkaitan dan merupakansatu kesatuan.Untuk menerapkan GCG perusahaan

    memenuhi tanggungjawab sosial kepada masya-rakat dan pemegang saham. Tanggungjawabsosial atau lebih dikenal dengan CorporateSocial Responsibility dapat didefinisikan sebagaitanggungjawab moral suatu perusahaan kepadapara stakeholder-nya, terutama komunitas ataumasyarakat disekitar wilayah kerja dan operasi-nya. Suatu perusahaan dapat dikatakan bertang-

    gungjawab secara sosial, ketika manajemennyamemiliki visi atas kinerja operasional yang tidakhanya merealisasikan profit, akan tetapi dapatmeningkatkan kesejahteraan masyarakat ataulingkungan sosialnya.

    Pedoman yang digunakan untuk mem-buat laporan pertanggungjawaban sosial dapatdiketahui melalui Corporate SustainabilityReporting yang merupakan pengungkapan ataupelaporan tanggung jawab perusahaan dalamsegi financial lingkungan, dan sosial yang mema-

    dai kepada stakeholders baik internal maupuneksternal. Pelaporan ini telah diwajibkan melaluipasal 66 ayat 2 undang-undang No.40 tahun

    2007 tentang Perseroan Terbatas. Sampai saatini, hanya sedikit perusahaan di Indonesia yangtelah mengungkapkan CSRdalam laporan ter-sendiri, Hal ini disebabkan karena di Indonesiabelum adanya standar atau pedoman baku ten-tang pelaporan CSR. Sehingga, perusahaan-perusahaan yang melaksanakan CSR maupunmembuat Sustainabiility Reportsebagian besarmasih mengacu pada G3 Global ReportingGuideliness (G3 GRI Guidliness).

    Penulis memilih perusahan-perusahaanyang mendapatkan award ISRA pada tahun2011, 2010 dan 2009, karena perusahaan-perusahaan yang mendapatkan award ISRAadalah perusahaan-perusahaan terbaik yangtelah membuat dan melaporkan CorporateSustainability Report (CSR) atau laporan keber-lanjutan baik dalam bentuk terpisah maupunterintegrasi dalam laporan tahunan perusahaan(annual report) dan pemilihan perusahaan iniadalah untuk melihat apakah penerapan G3

    Global Reporting Intiatif Guideliness (G3GRIGuidliness) telah sepenuhnya dipenuhi olehperusahaan-perusahaan yang mendapatkanaward tersebut dan bagaimana pengaruh ka-rakteristik perusahaan-perusahaan tersebut,yang diantaranya adalah kepemilikan publik,kepemilikan institusional, ukuran dewan komi-saris dan komite audit.

    Indonesia Sustainability Reporting Awards(ISRA) adalah penghargaan yang diberikankepada perusahaan-perusahaan yang telah

    membuat pelaporan atas kegiatan yang me-nyangkut aspek lingkungan dan sosial disampingaspek ekonomi untuk memelihara keberlanjutan(sustainability) perusahaan itu sendiri. ISRAmerupakan penghargaan terhadap perusahaan-perusahaan yang telah menyelenggarakanlaporan keberlanjutan (sustainability report)baik yang diterbitkan secara terpisah maupunterintegrasi dalam laporan tahunan (annualreport).

    P

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    3/21

    Media Bisnis Edisi Khusus November

    164

    Berdasarkan latar belakang masalahtersebut, maka penulis tertarik untuk menge-tahui pengaruh Corporate Governance yang

    diproksikan dengan kepemilikan publik, ke-pemilkan institusional, ukuran dewan komisarisdan komite audit dengan Corporate SocialResponsibilitydan kinerja perusahaan padaperusahaan yang memperoleh IndonesiaSustainability Reporting Awards.

    Penelitian ini mereplikasi penelitian yangdilakukan oleh Murwaningsari, 2009 Hubunganantara Corporate Governance, CorporateSocial Responsibility dan Corporate FinancialPerfomanceDalam Satu Continuum.

    Berdasarkan latar belakang penelitianmaka rumusan masalah penilitian adalah sebagaiberikut (1) apakah terdapat pengaruh antarastruktur Corporate Governance yang diproksikandengan kepemilikan publik, kepemilkan insti-tusional, ukuran dewan komisaris dan komiteaudit terhadap Corporate Social Responsibility?(2) Apakah terdapat pengaruh antara strukturCorporate Governance yang diproksikan dengankepemilikan publik, kepemilkan institusional,

    ukuran dewan komisaris dan komite audit ter-hadap Kinerja Perusahaan yang diproksikandengan TOBINSQ? (3) Apakah terdapat peng-aruh antara Corporate Social Responsibilityterhadap Kinerja Perusahaan yang diproksikandengan TOBINSQ? (4) Apakah terdapat peng-aruh antara jenis industri terhadap CorporateSocial Responsibility? (5) Apakah terdapat peng-aruh antara komite nominasi dan remunerasiterhadap Kinerja Perusahaan yang diproksikandengan TOBINSQ?

    RERANGKA TEORITIS

    Perspektif hubungan keagenan meru-pakan dasar yang digunakan untuk memahamicorporate governance.Jensen dan Meckling(1976) dalam Ujiantho, 2007 menyatakan bahwahubungan keagenan adalah sebuah kontrakantara manajer (agent) dengan investor (principal).Konflik kepentingan antara pemilik dan agenterjadi karena kemungkinan agen tidak selalu

    berbuat sesuai dengan kepentingan principal,sehingga menimbulkan biaya keagenan (agencycost).

    Implementasi prinsip-prinsip GoodCorporate Governance dalam lingkup pasarmodal di Indonesia dapat dijabarkan melaluiupaya-upaya Bapepam mendorong perusahaanuntuk memperhatikan dan melaksanakan prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance.Prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governanceyang disusun oleh OECD terdiri dari lima aspekyaitu Transparancy, Accountability, Responsibility,Independency, dan Fairness atau disingkat de-ngan TARIF.1. Transparancy, dapat diartikan sebagai

    keterbukaan informasi, baik dalam prosespengambilan keputusan maupun dalammengungkapkan informasi material danrelevan mengenai perusahaan.

    2. Accountabili ty, adalah kejelasan fungsi,struktur, sistem, dan pertanggungjawabanorgan perusahaan sehingga pengelolaanperusahaan terlaksana secara efektif. Dengankata lain prinsip ini menegaskan bagaimana

    bentuk pertanggungjawaban manajemenkepada perusahaan dan para pemegangsaham.

    3. Responsibilitas, pertanggungjawaban per-usahaan adalah kesesuaian (kepatuhan) didalam pengelolaan perusahaan terhadapprinsip korporasi yang sehat serta peraturanperundangan yang berlaku.

    4. Independency atau kemandirian adalahsuatu keadaan dimana Prinsip ini me-nekankan bahwa pengelolaan perusahaan

    harus secara profesional tanpa benturankepentingan dan pengaruh atau tekanandari pihak manapun, sehingga dalam peng-ambilan keputusan tidak akan ada tekananatau pengaruh dari pihak manapun dandapat menghasilkan keputusan yang obyektif.

    5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran) yaituperlakuan adil dan setara didalam me-menuhi hak-hak stakeholder yang timbulberdasarkan perjanjian serta peraturanperundang-undangan yang berlaku.

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    4/21

    2013 Kartina Natalylova

    165

    Kepemilikan saham publik adalah be-sarnya jumlah kepemilikan saham oleh masya-rakat umum yang terdapat pada perusahaan.

    Semakin besarnya kepemilikan saham publikyang terdapat di perusahaan, maka mengindi-kasikan semakin banyaknya kegiatan operasio-nal perusahaan yang diketahui oleh publik.Hasibuan (2001) Rasio kepemilikan publik yangtinggi diprediksikan akan melakukan tingkatpengungkapan sosial yang lebih, hal ini dikait-kan dengan tekanan dari pemegang saham,agar perusahaan lebih memperhatikan tang-gungjawabnya terhadap masyarakat.

    Pemegang saham institusional biasanyaberbentuk entitas seperti perbankan, asuransi,dana pensiun, reksa dana, dan institusi lain.Investor institusional umumnya merupakanpemegang saham yang cukup besar karenamemiliki pendanaan yang besar. Tingkat kepe-milikan institusional yang tinggi menimbulkanusaha pengawasan yang lebih besar untukmenghalangi perilaku opportunistic manajer.Menurut Mursalim (2007) dalam Rustiarini, 2009,kepemilikan institusional dapat dijadikan sebagai

    upaya untuk mengurangi masalah keagenandengan meningkatkan proses monitoring.Pemegang saham institusional juga memilikiopportunity, resources, dan expertise untukmenganalisis kinerja dan tindakan manajemen.Investor institusional sebagai pemilik sangatberkepentingan untuk membangun reputasiperusahaan. Semakin tinggi kepemilikan institu-sional maka semakin tinggi corporate financial

    perfomamce.Berdasarkan teori agensi, dewan komi-

    saris dianggap sebagai mekanisme pengendalianintern tertinggi, yang bertanggungjawab untukmemonitor tindakan manajemen puncak. Tujuanperusahaan untuk mendapatkan legitimasi daristakeholders dengan mengungkapkan tang-gungjawab sosial akan dapat diperoleh karenakeberadaan dewan komisaris independen akanmemberikan pengendalian dan pengawasan.Berkaitan dengan ukuran dewan komisaris, da-lam Utami dan Rahmawati (2009) menyatakanbahwa semakin besar jumlah dewan komisaris,

    maka akan semakin mudah untuk mengendali-kan CEO dan monitoring yang dilakukan akansemakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan

    Corporate Social Responsibility Disclosure,maka tekanan terhadap manajemen juga akansemakin besar untuk mengungkapkannya.

    Komisaris independen merupakan posisiterbaik untuk melaksanakan fungsi monitoringagar tercipta perusahaan yang Good CorporateGovernance, Wulandari, 2006. Struktur dariGovernance di Indonesia memisahkan antaradewan komisaris dengan dewan direksi. Jumlahdewan komisaris independen disarankan adalah20% dari jumlah total dewan komisaris yangberasal dari luar pemilik atau dari kalanganprofesional. Semakin banyak jumlah dewankomisaris semakin baik kinerja perusahaan.

    Keputusan Menteri BUMN Nomor 117/Tahun 2000, dan Undang-undang BUMN Nomor19/2003, pembentukan komite audit merupakansuatu keharusan. Komite audit merupakan salahsatu komite yang memilikin peranan pentingdalam Corporate Governance. Komite auditharus terdiri dari individu-individu yang mandiri

    dan tidak terlibat dengan tugas sehari-hari darimanajemen yang mengelola perusahaan, danyang memiliki pengalaman untuk melaksanakanfungsi pengawasan secara efektif. Salah satudari beberapa alasan utama kemandirian iniadalah untuk memelihara integritas serta pan-dangan yang objektif dalam laporan sertapenyusunan rekomendasi yang diajukan olehkomite audit dikarenakan individu yang mandiricenderung lebih adil dan tidak memihak sertaobjektif dalam menangani suatu permasalahan.

    Komite nominasi dalam Murwaningsi, 2009diartikan sebagai komite yang terdiri dari tigasampai lima eksternal member yang mewakilistakeholders yang berpengaruh ditambah be-berapa komisaris dalam menentukan profitkandidat untuk nominasi dewan komisaris dandireksi walaupun tidak harus ketua sebaiknyamerupakan satu dari komisaris independen.

    Berdasarkan Kepmen BUMN Nomor:KEP-117/M-MBU/2002 komite nominasi bertugasmenyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    5/21

    Media Bisnis Edisi Khusus November

    166

    bagi anggota komisaris atau dewan pengawas,direksi dan para eksekutif lainnya di dalamBUMN yang bersangkutan, membuat sistem

    penilaian dan memberikan rekomendasi tentangjumlah anggota komisaris atau dewan penga-was dan direksi BUMN yang bersangkutan.

    Komite remunerasi adalah komite yangterdiri dari dua sampai tiga eksternal memberprofesional dalam executive compensationsystem. Komite bertanggungjawab kepadadewan komisaris dan membantu board ofcommissionersdalam menentukan remunerasimereka sendiri yang diusulkan kepada share-holder.Walaupun tidak harus, ketua komite danremunerasi sebaiknya merupakan satu komisarisindependen. Perusahaan yang memiliki komiteremunerasi akan memperhatikan kinerja per-usahaan. Komite Renumerasi dan Nominasiterdiri atas seorang Ketua dan dua orang anggotadengan komposisi sebagai berikut: a) Satuorang anggota Komisaris yang menjadi Ketuamerangkap anggota. b) Anggota lainnya dapatberasal dari dalam (termasuk Komisaris) ataudari luar Perusahaan. Anggota Komite harus

    memiliki komitmen yang teguh dan integritasyang tinggi, kemampuan berkomunikasi secaraefektif dan pengetahuan serta pengalaman kerjayang cukup dibidang yang dibutuhkan bagipelaksanaan tugasnya. Anggota Komite tidakmemiliki benturan kepentingan terhadap Peru-sahaan dalam melaksanakan tugasnya.

    Jenis industri dilihat dari kelompok per-usahaan yang termasuk high profile. Perusahaanyang termasuk dalam kelompok perusahaan high

    profileakan memberikan laporan yang lengkap

    karena tanggungjawab kepada masyarakat,stakeholderdan investor juga semakin besar.Karena perusahaan besar memiliki biaya ke-agenan yang lebih tinggi dengan pengungkapansosial bisa mengurangi biaya keagenan tersebut.Pemegang saham perusahaan besar mempunyaitanggungjawab lebih kepada masyarakat dandengan laporan keuangan pemegang sahamakan mengungkapkan tanggungjawab sosialnyakepada masyarakat. Perusahaan yang termasukdalam kelompok high profile akan lebih membe-

    rikan perhatian terhadap aktivitas pengungkapansosial untuk meningkatkan dan mempertahankaneksistensi perusahaan (Hendra et al,2008).

    Tanggungjawab sosial perusahaan(Corporate Social Responsibility) adalah suatukewajiban bagi perusahaan untuk mengkomu-nikasikan semua kegiatan operasional dan nonoperasional perusahaan dan akibatnya terhadapsosial dan lingkungan sekitarnya. CSR sangatberkaitan dengan proses pembangunan berke-lanjutan, maksudnya seluruh kegiatan opera-sional dan non operasional perusahaan tidakhanya untuk memenuhi dan memperoleh keun-tungan dari aspek financial, tetapi harus lebihmemperhatikan aspek sosial dan lingkungansekitarnya Wakidi dan Siregar, 2011.

    Standar pengungkapan CSR yang telahberkembang di Indonesia merujuk pada GRI(Global Reporting Initiatives). Ikatan AkuntansiIndonesia, Kompartemen Akuntan Manajemen(IAM-KAM) atau sekarang dikenal dengan Ikatan

    Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) merujukstandar yang dikembangkan oleh GRI dalampemberian penghargaan Indonesia Sustainability

    Report Awards (ISRA) kepada perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam membuatlaporan keberlanjutan atau sustanability report.

    Kinerja perusahaan adalah hasil banyakkeputusan yang dibuat secara terus-menerusoleh pihak manajemen perusahaan untuk men-capai suatu tujuan tertentu secara efektif danefisien Samsinar, 2010. Kinerja merupakansebuah konsep yang sulit, baik definisi maupundalam pengukurannya, karena sebagai sebuahkonstruk, kinerja bersifat multi dimensional dan

    oleh karena itu pengukuran dengan mengguna-kan dimensi tunggal tidak mampu memberikanpemahaman komprehensif.

    Laporan tahunan merupakan salah satusumber informasi guna mendapatkan gambarankinerja perusahaan. Informasi ini diberikan olehpihak manajemen perusahaan sebagai gam-baran tentang kinerja perusahaan kepada parastakeholder dalam Titisari (2009). BerdasarkanSucipto, 2003 kinerja keuangan adalah penen-tuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat meng-

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    6/21

    2013 Kartina Natalylova

    167

    ukur keberhasilan suatu perusahaan dalammenghasilkanlaba. Dalam mengukur kinerjakeuangan perlu dikaitkan antara organisasi

    perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban.Dalam melihat organisasi perusahaan dapatdiketahui besarnya tanggungjawab manajeryang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerjakeuangan. Namun demikian mengatur besarnyatanggungjawab sekaligus mengukur prestasikeuangan tidaklah mudah sebab ada yang dapatdiukur dengan mudah dan ada pula yang sukaruntuk diukur.

    Kepemilikan Publik dan Kinerja PerusahaanHasil penelitian Tona et al,2011 menya-

    takan bahwa meningkatnya kepemilikan publikdalam struktur kepemilikan dapat meningkatkankinerja finansial dan operasional. Kepernilikanpublik merupakan satu-satunya pembentukstruktur kepemilikan. Penyertaaan saham olehmasyarakat mencerminkan adanya harapanmasyarakat bahwa pihak manajemen perusa-haan akan mengelola saham tersebut dengansebaik-baiknya dan dibuktikan dengan tingkat

    laba dan kinerja perusahaan yang baik (Purba,2004). Imbal hasil penjualan (ROS) menjadipembentuk kinerja finansial dan operasionalnamun hanya mampu meningkatkan profitabilitas.Namun, kepemilikan publik tidak mampu me-ningkatkan efisiensi operasi, investasi modal,pembayaran deviden dan tidak mampu menurun-kan tenaga kerja dan leverage. Hasil penelitianHardinigsih, 2010; Musandi dan Rakhmawati,2009 menunjukkan bahwa terdapat pengaruhnegatif kepemilikan saham oleh publik terhadap

    integritas laporan keuangan.

    Kepemilikan Institusional dan Kinerja Peru-sahaan

    Keberadaan investor institusional dinilaimampu menjadi mekanisme monitoring yangefektif dalam setiap keputusan yang diambiloleh manajer. Hal ini disebabkan investor insti-tusional terlibat dalam pengambilan strategissehingga tidak mudah percaya terhadap tindakanmanipulasi laba. Pendapat ini didukung oleh

    hasil penelitian Ujiyantho dan Pramuka, 2007kepemilikan institusional memiliki kemampuanuntuk mengurangi insentif para manajer yang

    mementingkan diri sendiri melalui tingkat peng-awasan yang intensif. Kepemilikan institusionaldapat menekan kecenderungan manajemenuntuk melakukan kecurangan (fraud) dalamlaporan keuangan. Menurut Murwaningsih 2009semakin besar kepemilikan institusional semakinberpengaruh terhadap kinerja perusahaan, hasilpenelitian ini tidak sejalan dengan penelitianWulandari, 2006 yang menyatakan tidak adapengaruh antara kepemilikan institusional dankinerja perusahaan.

    Ukuran Dewan Komisaris dan Kinerja Peru-sahaan

    Ujiyantho dan Pramuka, 2007 menyim-pulkan bahwa dewan komisaris yang berukurankecil akan lebih efektif dalam melakukan tindak-an pengawasan dibandingkan dewan komisarisberukuran besar. Ukuran dewan komisaris yangbesar dianggap kurang efektif dalam menjalankanfungsinya karena sulit dalam komunikasi, koor-

    dinasi serta pembuatan keputusan. Hasil pene-litian yang dilakukan oleh Hardiningsih, 2010dan Wulandari 2006 menunjukan bahwa ukurandewan komisaris tidak berpengaruh terhadapkinerja sedangkan Ujiyantho dan Pramuka, 2007menyatakan bahwa komisaris independenberpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

    Komite Audit dan Kinerja PerusahaanSalah satu cara auditor mempertahan-

    kan independensinya adalah dengan membentuk

    komite audit (Supriyono, 1998). Sesuai denganfungsi dan tujuan dibentuknya komite audit,yang salah satunya yaitu memastikan laporankeuangan yang dihasilkan tidak menyesatkandan sesuai dengan praktik akuntansi yang ber-laku umum, maka sedikit banyak keberadaandan efektivitas komite audit dalam perusahaanberpengaruh terhadap kualitas dan integritaslaporan keuangan yang dihasilkan. Penelitianyang dilakukan oleh Hardiningsih, 2010 tidakberpengaruh terhadap nilai perusahan.

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    7/21

    Media Bisnis Edisi Khusus November

    168

    Komite nominasi dan remunerasi dan KinerjaPerusahaan

    Komite nominasi bertanggungjawab

    kepada dewan komisaris dan membantu ko-misaris dalam memenentukan profit kandidatuntuk nominasi dewan komisaris dan direksiwalaupun tidak harus, ketua komite sebaiknyamerupakan satu dari komisaris independen.Perusahaan yang memiliki komite nominasiremunerasi semakin baik kinerja perusahaan.Penelitian Murwaningsari, 2009 menyatakanadanya pengaruh antara komite nominasi re-munerasi terhadap kinerja perusahaan.

    Kepemilikan Publik dan Corporate SocialResponsibility

    Porsi kepemilikan saham publik me-nurut penelitian Ainun dan Rakhman (2000)menyatakan bahwa adanya perbedaan dalamproporsi saham yang dimiliki oleh investor luardapat memepengaruhi kelengkapan pengung-kapan oleh perusahaan. Hal ini disebabkankarena semakin banyak pihak yang membutuh-kan informasi tentang perusahaan, semakinbanyak pula detail-detail butir yang dituntut

    untuk dibukakan, dengan demikan maka peng-ungkapan perusahaan akan semakin luas.Penelitian Simanjuntak dan Widiastuti (2004)dan Anissa (2004) menyatakan bahwa rasiokepemilikan publik berpengaruh terhadap luas-nya pengungkapan sosial. Economic agencytheory yang membawa manajemen atau agenakan berupaya mengoperasikan dan memenuhikeinginan publik dengan melakukan pengung-kapan yang diinginkan publik (Anissa, 2004).Penelitian yang dilakukan Sembiring (2005),

    Badjuri (2011) dan Wakidi (2011) menunjukanhasil yang negatif antara kepemilikan publikdengan pengungkapan sosial laporan tahunan.Ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulumendorong penulis untuk melakukan pengujianterhadap variabel ini.

    Kepemilikan Institusional dan CorporateSocial Responsibility

    Kepemilikan institusional adalah kepemi-likan saham perusahaan oleh institusi (badan).

    Tingkat kepemilikan institusional yang tinggiakan menimbulkan usaha pengawasan yanglebih besar oleh pihak investor institusional

    sehingga dapat menghalangi perilaku opportunisticmanajer Murwaningsih, 2009. Wakidi danSiregar, 2011; Rustiarini, 2009; Utami danRahmawati, 2009; Hapsoro, 2007 menyatakanbahwa kepemilikan institusional tidak berpeng-aruh terhadap pengungkapan tanggung jawabsosial perusahaan, namun Nofandrilla (2008)menyatakan bahwa kepemilikan institusionalberpengaruh terhadap pengungkapan tanggung-

    jawab sosial perusahaan.

    Ukuran Dewan Komisaris dan Corporate SocialResponsibility

    Dewan komisaris merupakan salah satuelemen yang paling penting dalam mekanismecorporate governance. Dewan komisaris ber-peran dalam mengawasi pelaksanaan bisnisperusahaan yang sedang dikelola oleh dewandireksi mereka dengan sebaik-baiknya (Said, et al.,2009 dalam Handayani, 2011). Pada penelitiansebelumnya Utami dan Rahmawati, 2009 menya-takan bahwa adanya pengaruh positif antara

    ukuran dewan komisaris dengan CorporateSocial Responsibility Disclosure. Penelitian inisejalan dengan penelitian Wakidi dan Siregar,2011; Veronica, 2009; Sembiring, 2005;Permatasari dan Kholisoh, 2009 berpengaruhpositif terhadap pengungkapan tanggungjawabsosial. Hasil penelitian Badjuri, 2011 bertentang-an yang menyatakan ukuran dewan komisaristidak mempengaruhi corporate social responsibilityperusahaan manufaktur dan sumber daya alamdi Indonesia.

    Komite Audit dan Corporate Social Responsibility

    Corporate Social Responsibility Disclosuremerupakan alat formal untuk memberikan ma-najemen puncak tentang temuan auditor yangsignifikan serta rekomendasinya. Selain itulaporan yang dibuat untuk pihak manajemeneksekutif dan dewan komisaris melalui komiteatau team audit memiliki dua tujuan yaitu meng-komunikasikan apa yang telah dikerjakan oleh

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    8/21

    2013 Kartina Natalylova

    169

    pemeriksaan intern (laporan kegiatan) danmenggambarkan apa yang telah ditemukan(Suyatmin dan Nursiam, 2003). Badjuri, 2011

    menyatakan bahwa komite audit berpengaruhpositif terhadap Corporate Social Responsibility.Perusahaan yang memiliki komite audit akanmengungkapkan laporan keuangan secara lebihbaik dan bertanggungjawab kepada masyarakat.

    Sembiring (2005) menemukan adanyahubungan yang positif dan signifikan antaraukuran komite audit dengan pengungkapantanggungjawab sosial perusahaan. Semakinbesar ukuran komite audit maka pengungkapan

    tanggungjawab sosial perusahaan semakin luas.Hal ini dikarenakan semakin besar ukurankomite audit, maka peran komite audit dalammengendalikan dan memantau manajemenpuncak akan semakin efektif. Hal ini mengaki-batkan pengungkapan tanggungjawab sosialperusahaan semakin luas.

    Jenis Industri dan Corporate Social Responsibility

    Perusahaan yang termasuk dalamkelompok high profile akan lebih memberikan

    perhatian terhadap aktivitas pengungkapansosial untuk meningkatkan dan mempertahankan

    eksistensi perusahaan (Hendra et al,2008).Berdasarkan penelitian Murwaningsari (2009),Hossain et al, (2006), Sembiring (2005), Hackson

    dan Milne (1996), Utomo (2000), Marianty (2005),Johan dan lekok (2005), Henny dan Murtanto(2001) dan Hasibuan (2001) menyatakan ada-nya pengaruh antara jenis industri dan pengung-kapan tanggung jawab sosial.

    Corporate Social Responsibility dan KinerjaPerusahaan

    Murwaningsari, 2009 menyatakan bahwaCorporate Social Responsibility mempengaruhi

    kinerja perusahaan artinya semakin banyakperusahaan mengungkapkan laporan keuanganmaka kinerja perusahaan akan semakin mening-kat. Hasil penelitian ini didukung oleh Anwaret al, 2010 yang menyatakan bahwa pengung-kapan CSR memberikan pengaruh positifhubungan antara kinerja keuangan perusahaandengan harga saham dipasar modal. Pengung-kapan CSR sebagai variabel pemoderasi ter-bukti berpengaruh positif secara statistis padahubungan return on asset dan nilai perusahaan

    menurut Yuniasih dan Wirakusuma, 2008.

    Variabel Independen Variabel Intervening Variabel Dependen

    H2 H3

    H1

    Variabel KontrolH4

    H5

    Gambar 1. Kerangka Penelitian

    Kepemilikan Publik

    Kepemilikan Institusional

    Ukuran Dewan Komisaris

    Komite Audit

    Corporate SocialResponsibility(CSR)

    Indeks

    Kinerja perusahaan

    (Tobins Q)

    Jenis Industri (High-Low-Profile)

    Komite Nominasi & Remunerasi

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    9/21

    Media Bisnis Edisi Khusus November

    170

    HipotesisH1aKepemilikan publik berpengaruh terhadap kinerja perusahaanH1bKepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan

    H1cUkuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja perusahaanH1dKomite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaanH2a Kepemilikan publik berpengaruh terhadap Corporate Social ResponsibilityH2b Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap Corporate Social ResponsibilityH2cUkuran dewan komisaris berpengaruh terhadap Corporate Social ResponsibilityH2dKomite Audit berpengaruh terhadap Corporate Social ResponsibilityH3 Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap kinerja perusahaanH4 Jenis Industri berpengaruh terhadap Corporate Social ResponsibilityH5 Komite nominasi dan remunerasi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

    METODA PENELITIAN

    Penelitian ini menggunakan data sekun-der yang diperoleh dari bursa efek Indonesia(BEI), Official website, website lainnya dansumber lainnya. Populasi dari penelitian iniadalah perusahaan-perusahaan yang mendapat-kan Indonesia Sustainability Reporting Award(ISRA) pada tahun 2009-2011. Perusahan-perusahaan yang mendapatkan ISRA padatahun 2009, 2010 dan 2011 digunakan sebagai

    populasi, karena perusahaan-perusahaan terse-but adalah perusahaan terbaik yang telah mem-buat dan melaporkan Corporate SustainabilityReport(CSR) atau laporan keberlanjutan dalambentuk terpisah maupun terintegrasi dalamlaporan tahunan perusahaan (annual report).Pemilihan perusahaan ini adalah untuk melihatapakah penerapan G3 Global Reporting InitiatifGuidliness (G3 GRI Guidliness)telah sepenuhnyadipenuhi oleh perusahaan-perusahaan yangmendapatkan award tersebut dan bagaimana

    pengaruh karakteristik perusahaan terhadappengungkapan tanggungjawab sosial (CorporateSocial Responsibility)pada perusahan tersebutselama tahun 2006-2011.

    Pada penelitian ini check listdigunakanuntuk melihat pengungkapan tanggungjawabsosial perusahaan dan kriteria yang digunakandalam penelitian adalah sebagai berikut:1. Perusahaan yang memperoleh Indonesia

    Suistainability Reposting Awards (ISRA)periode 2009 sampai 2011yang ditetapkan

    oleh Institut Akuntan Manajemen Indonesia(IAMI-d/h IAI-KAM) dan National Center forSustainability Reporting (NCSR).

    2. Perusahaan yang mempublikasikan secaralengkap laporan tahunan, laporan keuanganyang telah diaudit dengan menggunakantahun buku yang berakhir 31 Desemberdibursa efek Indonesia pada tahun 2006,2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011.

    Definisi Operasional Variabel dan Pengukur-

    annya

    Kinerja keuangan adalah variabel de-penden dalam penelitian ini. Kinerja keuangandiukur menggunakan Tobins Q yang dikem-bangkan oleh Klepper dan Love (2002) dalamMurwaningsih (2009). Skala yang digunakanadalah skala rasio.

    Tobins q= (MVE + DEBT) / TA

    MVE = Harga penutupan saham diakhir tahun

    buku X banyaknya saham biasa beredar.PS = Nilai likuidasi dari saham preferen yangberedar.

    Debt = (Utang lancar aktiva lancar) + nilaibuku sediaan + utang jangka panjang

    TA = Nilai buku total aktiva.

    Rasio kepemilikan publik digambarkandengan proporsi saham perusahaan yang dimilikipublik. Skala pengukuran rasio kepemilikanpublik dihitung dengan membandingkan jumlah

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    10/21

    2013 Kartina Natalylova

    171

    3AuditKomiteAnggotaJumlahtKomiteAudi

    saham yang dimiliki publik dengan jumlah sahamyang beredar. Rasio kepemilikan publik yangtinggi diprediksi akan melakukan pengungkapan

    yang lebih lengkap (Wakidi, 2011). Dengan rumussebagai berikut:

    Jumlah saham publik% Kepemilikan Publik =

    Jumlah saham beredar

    Kepemilikan Institusi menunjukkan per-sentase saham yang dimilikioleh pemilik institusidan kepemilikan oleh blockholder, yaitu kepe-milikan individuatau atas nama perorangan diatas 5%, tetapi tidak termasuk kedalam go-

    longan kepemilikan insider. Kepemilikan olehblockholder dimasukkan kedalam kepemilikaninstitusi (Agrawal dan Knouber, 1996). Variabelini diukur dari jumlah persentase saham yangdimiliki oleh institusi pada akhir tahun. Variabelini akan menggambarkan tingkat kepemilikansaham olehinstitusi dalam perusahaan. Variabelkepemilikan institusi diperoleh dari laporan ke-uangan pada bagian shareholders.

    % Kepemilikan Institusional =

    Jumlah saham institusi + Jumlah saham block holder

    Jumlah saham beredar

    Ukuran dewan komisaris adalah ba-nyaknya jumlah anggota dewan komisarisdalam suatu perusahaan menurut Wakidi danSiregar, 2011. Perusahaan yang memiliki dewankomisaris akan mengungkapkan lebih dalamlaporan tahunan dan bertanggungjawab kepadapemegang saham serta masyarakat. Skala yang

    digunakan adalah skala nominal berdasarkanjumlah anggota komisaris.

    Komite audit adalah komite yang terdiridari individu-individu yang mandiri dan tidakterlibat dengan tugas sehari-hari dari manajemenyang mengelola perusahaan, dan yang memilikipengalaman untuk melaksanakan fungsi peng-awasan secara efektif. Ukuran komite auditmerupakan jumlah anggota komite audit dalamsuatu perusahaan. Skala yang digunakan untukukuran komite audit adalah rasio. Indikator ukuran

    komite audit yang digunakan dalam penelitianini yaitu proporsi jumlah anggota komite auditsuatu perusahaan terhadap jumlah minimal

    anggota komite audit sesuai dengan PeraturanBapepam Nomor IX.I.5 Tahun 2004. BerdasarkanPeraturan Bapepam Nomor IX.I.5 Tahun 2004,komite audit terdiri dari sekurang-kurangnyasatu orang Komisaris Independen dan sekurang-kurangnya dua orang anggota lainnya berasaldari luar Emiten atau Perusahaan Publik. Ber-dasarkan penelitian Handayani, 2011 skala yangdigunakan untuk mengukur komite audit adalahskala rasio dengan rumus sebagai berikut:

    Dalam menganalisis laporan tahunandan laporan keberlanjutan penulis menggunakanindikator pengungkapan CSR berdasarkan KeyPerfomance Indikator (KPI) yang dikeluarkanoleh G3 GRI pada tahun 2006 sebagai standar,yang terdiri dari 6 indikator pertama:a. Economic Perfomance Indicator

    Indikator ini menggambarkan kinerja ekonomi

    perusahaan, nilai ekonomi langsung yangdihasilkan dan didistribusikan oleh perusa-haan (termasuk pendapatan, biaya operasidan lain sebagainya), market presencedandampak ekonomi tidak langsung.

    b. Enviroment Perfomance IndicatorIndikator ini merefleksikan input, output, dandampak operasi perusahaan mengeloladan menjaga kelestarian lingkungan danmenjaga keanekaragaman hayati sertamengelolah limbah yang dihasilkan oleh

    perusahaan.c. Society Perfomance Indicator

    Indikator ini menjelaskan tentang aktivitasdan program perusahaan untuk mengeloladampak operasinya terhadap komunitas,usaha perusahaan untuk mencegah danmengatasi dan mengatasi korupsi, public

    policy, anti-competitive behavior, sertatingkat kepatuhan perusahaan terhadapperaturan atau Undang-Undang yang berlaku.

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    11/21

    Media Bisnis Edisi Khusus November

    172

    n

    ijXCSRIj

    d. Labor Practise and Decent Work Indicator.Indikator ini menjelaskan tentang pegawaiperusahaan, hubungan perusahaan dengan

    manajemen, kesehatan dan keselamatanpekerja, pelatihan dan pendidikan untukpegawai, serta kesempatan yang adil bagipara pegawai.

    e. Human Rights Perfomance IndicatorIndikator ini menguraikan tentang bagaimanaperusahaan memperhatikan hak-hak asasimanusia didalam menjalankan kegiatanusahanya, sebagai contoh tidak melakukandiskriminasi, tidak memperkejakan tenagakerja dengan paksaan dan tenaga kerjadibawah umur, serta jumlah kecelakaandan tindakan, kejahatan yang terjadi ditempat kerja.

    f. Product Responsibility Perfomance Indicator.Indiikator ini menjelaskan tentang tanggung-

    jawab perusahaan dalam menghasilkanproduk dan jasanya seperti bagaimanatingkat keamanan dan kesehatan produkbagi konsumen, ketentuan dalam pemberianlabel produk dan bagaimana komunikasiperusahaan.

    Dalam penelitian ini, pengungkapantanggung jawab sosial merupakan variabeldependen. Berdasarkan penelitian Wyna, 2010pengungkapan tanggung jawab sosial meru-pakan data yang diungkap oleh perusahaanberkaitan dengan aktivitas sosialnya. Informasimengenai jumlah pengungkapan tanggungjawabsosial yang dilakukan oleh perusahaan diperolehdari laporan tahunan, laporan keuangan, danlaporan keberlanjutan untuk periode 2006-2011terhadap indikator yang dikeluarkan G3 GRI yang

    terdiri dari 6 bagian yaitu ekonomi, lingkungan,praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak,hak asasi manusia, masyarakat dan tanggung

    jawab produk. Dengan total 79 item pengung-kapan yang harus dipenuhi perusahaan untukmengungkapkan tanggungjawab sosial. Adapunrumus untuk menghitung indeks pengungkapantanggungjawab sosial adalah:

    CSRIj: Corporate Social Responsibility DisclosureIndeks perusahaan j

    N : Jumlah item untuk perusahaan j, nj 79

    Xij : dummy variabel : 1 = jika item i diungkapkan;0 = jika item i tidak.

    Jenis industri adalah variasi dampakoperasi perusahaan terhadap lingkungan danmasyarakat berdasarkan high profile dan low

    profile (Sembiring, 2005). Pada penelitian ini,skala untuk mengukur profile digunakan skalanominal dengan variabel dummy, yaitu high

    profileakan diberi nilai 1 yaitu untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang (Hasibuan,

    2001 dalam sembiring, 2005): perminyakan danpertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif,agrobisnis, tembakau dan rokok, makanan danminuman, media dan komunikasi, kesehatan,transportasi dan pariwisata. Nilai 0 diberikanuntuk perusahaan low profile, yang meliputibidang bangunan, keuangan dan perbankan,suplier peralatan medis, retailer, tekstil danproduk tekstil, produk personal dan produk rumahtangga.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan

    oleh Murwaningsih, 2009 komite nominasi danremunerasi diukur berdasarkan skala nominal.Dengan variabel dummyyaitu pemberian skor1 untuk perusahaan yang memiliki komite nomi-nasi dan remunerasi dan 0 untuk yang tidakmemiliki.

    HASIL PENELITIAN

    Berikut ini akan dijelaskan statistikdeskriptif yaitu menjelaskan deskripsi data dari

    seluruh variabel yang akan dimasukkan dalammodel penelitian. Variabel yang digunakandalam penelitian ini terdiri dari variabel eksogenyaitu Corporate social responsibility dan GoodCorporate Governance, serta variabel endogenkepemilikan publik, kepemilikan institusional,ukuran dewan komisaris, komite audit, jenisindustri, komite nominasi dan remunerasi.Deskriptif data ini dilakukan dengan menggu-nakan SPSS 11,5. Berikut ini penjelasan darihasil peneletian yang didapat peneliti:

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    12/21

    2013 Kartina Natalylova

    173

    Tabel 1. Descriptive Statistics

    Deskriptif terhadap Corporate financialperformance yang diukur dengan 6 variabelyaitu ukuran dewan komisaris dengan rata-ratasebesar 6,7843 berarti rata-rata jumlah dewankomisaris berukuran kecil dan akan lebih efektifdalam melakukan tindakan pengawasan diban-dingkan dewan komisaris berukuran besar.

    Ukuran dewan komisaris yang besar dianggapkurang efektif dalam menjalankan fungsinyakarena sulit dalam komunikasi, koordinasi sertapembuatan keputusan.

    Hasil deskriptif variabel komite auditmenunjukkan rata-rata sebesar 1,4184 yangberarti rata-rata perusahaan membentuk komiteaudit yang terdiri dari 3 orang anggota komiteaudit, jumlah anggota ini sesuai dengan per-aturan Bapepam-LK No. IX.1.5: Komite auditwajib bekerja sama dengan pihak yang melak-

    sanakan fungsi internal audit dan minimal terdiridari 3 Orang yaitu minimal 1 orang komisarisindependen menjadi ketua komite audit danminimal 2 orang pihak independen dari luaremiten, salah seorang memiliki latar belakangpendidikan akuntansi atau keuangan dan anggotakomite audit yang merupakan komisaris inde-penden bertindak sebagai ketua komite audit.

    Proporsi kepemilikan saham publikrata-rata 0.3226 artinya rata-rata saham yang

    dimiliki publik cukup kecil yaitu sebesar 32.26%dari seluruh saham yang beredar. Kepemilikanpublik dalam sebuah perusahaan tidak terlalubesar dibandingkan dengan kepemilikan insti-tusional.

    Pengukur corporate governance yangterakhir adalah kepemilikan institusional yang

    memiliki rata-rata 0,5093 yang berarti rata-ratasaham yang didukung oleh faktor institusionalcukup besar yaitu sebesar 50,93 % dari seluruhsaham yang beredar.

    Sebagai variable kontrol, jenis industrimenunjukkan rata-rata 0,53 yang berarti seba-gian besar sampel terdiri dari perusahan high

    profile. Jenis industri sebagai dummy variabelyang ukurannya berupa 1 (High Profile) per-usahaan-perusahaan yang bergerak dibidang(Hasibuan, 2001 dalam sembiring, 2005): permi-

    nyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas,otomotif, agrobisnis, tembakau dan rokok,makanan dan minuman, media dan komunikasi,kesehatan, transportasi dan pariwisata. Nilai 0diberikan untuk perusahaan low profile, yangmeliputi bidang bangunan, keuangan danperbankan, suplier peralatan medis, retailer,tekstil dan produk tekstil, produk personal, danproduk rumah tangga.

    Variable n Sum Mean Std. Deviation

    CSR 102 59.11 .5795 .15987

    TOBINSQ 102 117.79 1.1548 1.03188

    BDSIZE 102 692.00 6.7843 2.00310

    KA 102 144.68 1.4184 .45891

    KP 102 32.91 .3226 .14856

    INST 102 51.95 .5093 .24085

    JI 102 54 .53 .502

    KNR 102 84 .82 .383

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    13/21

    Media Bisnis Edisi Khusus November

    174

    Komite nominasi dan remunerasi se-bagai variabel kontrol yang kedua dan diukurdengan dummy variabel yaitu 1 untuk peru-

    sahaan yang memiliki komite nominasi danremunerasi sedangkan 0 untuk perusahaanyang tidak memiliki komite nominasi dan re-munerasi. Hasil rata-rata dari statistik deskriptifadalah 0,82 yang berati sebagian besar perusa-haan memiliki komite nominasi dan remunerasi.

    Sedangkan untuk hasil deskriptif variabelcorporate social responsibility memiliki rata-ratasebesar 0,5795 atau sebesar 57,95 % yangmenunjukkan bahwa sebagian besar data

    perusahaan sudah melakukan pengungkapansosial sesuai berdasarkan Key PerformanceIndikator (KPI) yang dikeluarkan oleh G3 GRIpada tahun 2006.

    Hasil deskriptif terhadap kinerja ke-uangan yang diukur dengan menggunakanTobinsq diperoleh rata-rata sebesar 1,1548

    yang berarti rata-rata perusahaan memilikimarket value equitydan debtlebih besar diban-dingkan dengan jumlah total buku aktiva. Hasilini menunjukan bahwa sebagian besar aktivaperusahaan dibiayai oleh debtdan investasi dariinvestor terhadap saham perusahaan.

    Untuk menguji normalitas distribusidata yang digunakan dalam analisis, penelitimenggunakan uji statistik yang telah disediakandalam program AMOS 6.Asumsi normalitas

    terpenuhi jika2,58

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    14/21

    2013 Kartina Natalylova

    175

    Tabel 3. Tabel Goodness of FitModel Pengukuran

    Index Cut off Value Hasil Evaluasi Model

    Chi Square(X2) Mendekati 0 129,060 Tidak Baik

    P-Value 0,05 0,000 Tidak Siginifikan

    CMIN/DF 2,00 64.530 Model tidak fit

    RMSEA 0,08 0,193 Model tidak fit

    GFI Mendekati 1( 0,90) 1,000 Model fit

    AGFI Mendekati 1( 0,90) 0,707 Model tidak fit

    TLI Mendekati 1( 0,90) -15.915 Model tidak fit

    CFI Mendekati 1( 0,90) 1,000 Model fit

    Dari tabel di atas, nilai hasil pengujiantelah sesuai kriteria Goodness of Fit berikutpenjelasannya:1. Chi Square (X2) adalah 129,060 dengan

    tingkat signifikan penerimaan yang direko-mendasikan adalah P=0,000 0,05. Hal inimenunjukkan bahwa terdapat perbedaanyang signifikan antara matriks input sebe-narnya dengan matriks input yang diprediksi

    berbeda secara statistik atau dengan katalain dinyatakan beda.

    2. Nilai CMIN/DF yang direkomendasikansebesar 64.530 2,00 maka kesesuaianmodel tidak fit.

    3. Nilai GFI dalam hasil pengujian mencer-minkan tingkat kesesuaian model secarakeseluruhan. Tingkat penerimaan yangdidapat sebesar 1,000 0,90 maka modelyang diuji memiliki kesesuaian yang sangatbaik atau model fit.

    4. Nilai RMSEA menunjukkan Goodness of Fitterhadap model diestimasikan dalam popu-lasi. Nilai RMSEA menunjukkan goodnesof fit yang dapat diharapkan bila modeldiestimasi dalam populasi. Nilai penerimaanyang direkomendasikan 0,193 0,08 menun-

    jukkan bahwa model tidak fit.5. Dengan hasil AGFI sebesar 0,707 0,90

    maka pengujian terhadap model yangdigunakan tidak fit.

    6. Nilai TLI yang direkomendasikan sebagaitingkat kesesuaian yang baik adalah 0,000 0,90. Hal ini menunjukkan bahwa tingkatkesesuaian berada pada kriteria yang tidakfit.

    7. CFI digunakan untuk mengukur kesesuaiansebuah model dengan tidak dipengaruhiukuran sampel. Dari hasil pengujian modelyang diuji memiliki kesesuaian yang sangat

    baik atau model fit karena nilai CFI sebesar1,000 0,90.

    Analisis Statistik dan Pengujian Hipotesisantara Good Corporate governance terhadapCorporate Social Responsibilitydan CorporateFinancial Perfomance

    Untuk mengetahui apakah terdapatpengaruh Corporate Governance terhadapCorporate Social Responsibility dan CorporateFinancial Perfomance juga untuk mengetahuipengaruh Corporate Social Responsibili tyterhadap Corporate Financial Perfomancepadaperusahaan yang memperoleh IndonesiaSustainability Reporting Awards secara parsial,peneliti menggunakan pendekatan kuantitatifdengan uji statistik regression weight. Untukmelakukan pengujian, peneliti menggunakanbantuan program Amos 6 dan hasil perhitungandapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    15/21

    Media Bisnis Edisi Khusus November

    176

    Tabel 4. Regression Weights

    Keterangan Estimate S.E. C.R. P Label

    csr

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    16/21

    2013 Kartina Natalylova

    177

    Governance kemungkinan disebabkankarena jumlah kepemilikan saham yanghampir sama dan tidak signifikannya peru-

    bahan data laporan keuangan dari tahun2006-2011. Selain itu didukung oleh keada-an Indonesia yang mendukung terjadinyadata heterogen.

    Pengujian Hipotesis pengaruh Good CorporateGovernance terhadap Corporate Social Res-

    ponsibilitya. Hasil pengujian Ha2a diketahui p-value

    0,315 alpha 0,05, maka Ha2a tidak dapatdidukung dan Ho2aditerima. Nilai koefisienregresi sebesar 0,108 menunjukkan bahwapengaruh Variabel KP (kepemilikan publik)terhadap variabel csr (corporate socialresponsibility) adalah negatif. Artinya jikakepemilikan publik naik sebesar 1% makacorporate social responsibility akan meng-alami penurunan sebesar 0,108.

    b. Hasil pengujian Ha2bdiketahui p-value 0,315 alpha 0,05, maka Ha2b dan Ho2bditerimatidak dapat didukung. Nilai koefisien regresi

    sebesar 0,066 menunjukkan bahwa peng-aruh Variabel INST (kepemilikan Institusional)terhadap variabel csr (corporate socialresponsibility) adalah negatif. Artinya jikakepemilikan Institusional naik sebesar 1%maka corporate social responsibility akanmengalami penurunan sebesar 0,066.

    c. Hasil pengujian Ha2c diketahui p-value0,315 alpha 0,05, maka Ha2c dan Ho2a diterima tidak dapat didukung. Nilai koefisienregresi sebesar 0,08 menunjukkan bahwa

    pengaruh Variabel BDSIZE (Ukuran dewankomisaris) terhadap variabel csr (corporatesocial responsibility) adalah negatif. Artinya

    jika Ukuran dewan komisaris naik sebesar1% maka corporate social responsibilityakan mengalami penurunan sebesar 0,08.

    d. Hasil pengujian Ha2d diketahui p-value0,315 alpha 0,05, maka Ha2d dan Ho2dditerima tidak dapat didukung. Nilai koefisienregresi sebesar 0,035 menunjukkan bahwapengaruh Variabel KA (komite audit) terhadap

    variabel csr (corporate social responsibility)adalah negatif. Artinya jika Ukuran dewankomisaris naik sebesar 1% maka corporate

    social responsibility akan mengalami penu-runan sebesar 0,035.

    e. Hasil pengujian Ha4 variabel kontrol yaituVariabel JI (Jenis Industri) hasil regresimenunjukkan karena koefisien jalur sebesar0,032 dan probabilitas 0,315 0,05, makamaka Ha4 tidak dapat didukung dan Ho4diterima hal ini menunjukkan bahwa Jenisindustry tidak memiliki pengaruh dalamcorporate social responsibility.

    Dengan kata lain hasil pengujian menya-takan bahwa dalam Good Corporate Governance,baik kepemilikan publik, kepemilikan instutisional,ukuran dewan komisaris dan dewan komiteaudit serta jenis industri tidak memiliki pengaruhterhadap corporate social responsibility. Tidaksignifikannya variabel Corporate Governancekemungkinan disebabkan karena penerapanGood Corporate Governance baru dirasakandampaknya dalam jangka waktu yang panjang,

    setelah semua aturan dilaksanakan sesuaimekanisme yang ada. Dalam penyesuaian inimembutuhkan waktu yang cukup lama, sehinggabelum terbukti berpengaruh secara signifikanterhadap Corporate Social Responsibility. Dandata penelitian bersifat heterogen, serta terdapatbeberapa perusahaan yang tidak memilikiinformasi mengenai kepemilikan publik ataupunkepemilikan institusional. Karena kepemilikansaham perusahaan lebih banyak didominasioleh pemerintah.

    Pengujian Hipotesis pengaruh CorporateSocial Responsibility terhadap Kinerja Peru-sahaan

    Dari hasil pengujian Ha3 diketahui p-value 0,312 alpha 0,05, maka Ha3 tidak dapatdidukung dan Ho3 diterima. Nilai koefisien regresisebesar 0,645 menunjukkan bahwa pengaruhVariabel CSR (Corporate Social Responsibility)terhadap variabel tobinsq (kinerja perusahaan)adalah negatif. Artinya jika Corporate Social

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    17/21

    Media Bisnis Edisi Khusus November

    178

    .02

    kp.06

    inst

    3.97

    bdsize

    .21

    ka

    csr

    tobinsq

    .11

    .07

    .01

    .03

    .69

    .43

    .05

    .22

    .00

    .00

    .00

    .00

    .00

    .00

    .03

    e1

    1.05

    e2

    1

    1

    .65

    .25

    ji

    .00

    .00

    .00

    .00.03

    .15

    knr

    .00

    .00

    .00

    .00

    .00

    .27

    Responsibilitynaik sebesar 1% maka corporatesocial responsibility akan mengalami penurunansebesar 0,645.

    Hal ini disebabkan karena sifat CorporateSocial Responsibility berdampak positif maupunnegatif terhadap kinerja keuangan. Hal ini ter-gantung dari efektif tidaknya tindakan CorporateSocial Responsibility yang dilakukan oleh paraperusahaan untuk meningkatkan image peru-sahaan. Jika Corporate Social Responsibilitycukup efektif, maka informasi yang terkandungdalam laporan tahunan akan dinilai pemodal

    akan prospek yang bagus bagi perusahaansehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan.Sebaliknya jika Corporate Social Responsibility

    tidak efektif, maka justru sebaliknya, pihakpemakai informasi laporan keuangan sepertiinvestor, kreditur, regulator, publik dan lainnyaakan menganggap bahwa manajemen telahbersikap opportunity, atau tindakan manipulasilaba, dan hal ini akan menurunkan nilai perusa-haan. Dengan demikian pengaruh CorporateSocial Responsibility ini sudah konsisten dalammeningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

    Gambar 2. Final Model

    Analisis Statistik Pengaruh Good CorporateGovernance terhadap Corporate SocialResponsibilitydan Kinerja Keuangan secaraSimultan

    Untuk mengetahui apakah terdapatpengaruh Corporate Governance terhadap

    Corporate Social Responsibility dan CorporateFinancial Performance secara simultan, dalamprogram AMOS 6 dapat dilihat melalui hasilperhitungan Square Multiple Correlations. Nilaiestimasi dari Square Multiple Correlations men-

    jelaskan besarnya kontribusi variabel secarasimultan terhadap variabel lainnya. Pada tabel4.13 menunjukkan bahwa variabel KP, INST,BDSIZE, KA dan JI memiliki peran sebesar 4,8%(estimate = 0,048) terhadap CSR (CorporateSocial Responsibility). Dan KP, INST, BDSIZE,

    KA dan KNR memiliki peran sebesar 6,4 %(estimate = 0,064) terhadap Tobinsq (CorporateFinancial Perfomance. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa secara bersama-sama ter-dapat pengaruh KP, INST, BDSIZE, KA dan KNRterhadap CSR (Corporate Social Responsibility).

    Pengaruh Langsung dan Pengaruh TidakLangsung

    Berdasarkan hasil analisis menunjukkanbahwa Corporate Governance yang diteliti me-lalui 4 variabel yaitu, kepemilikan publik (KP),kepemilikan institusional (INST), ukuran komisaris(BDSIZE), komite audit (KA) tidak terbukti ber-pengaruh secara signifikan terhadap CorporateSocial Responsibility. Hasil pengaruh langsungdan tidak langsung dapat dilihat pada tabel 4.14.

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    18/21

    2013 Kartina Natalylova

    179

    Tabel 5. Pengaruh langsung dan Pengaruh tidak langsung

    Standardized Direct Effects

    knr ji ka bdsize inst kp csr

    Csr .000 .098 .098 .098 .098 .098 .000

    Tobinsq .097 .000 .097 .097 .097 .097 .099

    Standardized Indirect Effects

    knr ji ka bdsize inst kp csr

    Csr .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

    Tobinsq .000 .010 .010 .010 .010 .010 .000

    Berdasarkan tabel di atas dapat diketa-hui bahwa pengaruh langsung Good CorporateGovernance melalui 6 variabel yaitu kepemilikanpublik (KP), kepemilikan institusional (INST),ukuran dewan komisaris (BDSIZE), komite audit(KA), jenis industri (JI) dan komite nominasi danremunerasi (KNR) terhadap kinerja perusahaanmasing-masing sebesar 0,097; 0,097; 0,097;0,097; 0,000 dan 0,097. Pengaruh tidak lang-sungnya sebesar 0,010; 0,010;0,010; 0,010;0,010 dan 0,000.

    Sedangkan untuk Corporate SocialResponsibility hanya memiliki pengaruh secaralangsung sebesar 0,099. Dengan demikiandapat disimpulkan bahwa corporate socialresponsibility mampu memediasi hubunganantara Corporate Governance dengan CorporateFinancial Performance. Karena dalam pencapaiankinerja perusahaan yang baik, tindakan pihak

    manajer perlu diawasi oleh pihak akuntan pro-fesional untuk mencegah terjadinya tindakanyang dapat merugikan pemilik.

    Tindakan manajemen (pengelola) sesuaimodel dasar teori agensi dibentuk karena ada-nya sikap atau perilaku manajer yang inginmenguasai perusahaan untuk mendapatkankeuntungan lebih dari perjanjian atau kontrakyang telah disepakati dengan pihak pemilik.

    Melaksanakan CSR secara konsistendalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa

    keberterimaan masyarakat terhadap kehadiranperusahaan. Kondisi seperti ini yang pada gilir-annya dapat memberikan keuntungan ekonomibisnis kepada perusahaan yang bersangkutan.Keuntungan ekonomi-bisnis perusahaan ditandaidengan meningkatnya nilai perusahaan (firmvalue) dan laba perusahaan (earnings). Hal iniberarti perusahaan manufaktur yang telah meng-ungkapkan informasi pertanggungjawaban sosialmemiliki citra positif dimasyarakat umumnya dankhususnya kalangan bisnis karena perusahaanselain memperhatikan kepentingan shareholder,

    juga kepentingan stakeholder serta lingkungan.Akibatnya, perusahaan akan mendapatkan respondari masyarakat eksisitensi dan keberlanjutanperusahaan yang nantinya akan meningkatkannilai perusahaan.

    PENUTUP

    Mayoritas perusahaan yang memper-oleh Indonesia Sustainability Reporting Awards(ISRA) 2009-2011 dan terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2006-2011 sudah melakukanpraktik pengungkapan tanggungjawab sosial.Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian perusa-haan terhadap lingkungan dan kesejahteraantenaga kerja yang merupakan aset perusahaan.Pengujian hipotesis penelitian ini menghasilkantemuan sebagai berikut:

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    19/21

    Media Bisnis Edisi Khusus November

    180

    1. Variabel KP (Kepemilikan Publik) tidakberpengaruh secara signifikan terhadapCorporate Social Responsibility, Hasil pe-

    nelitian konsisten dengan yang dilakukanSembiring (2005), Badjuri (2011) danWakidi (2011).

    2. Variabel INST (kepemilikan Institusional)juga tidak berpengaruh terhadap CorporateSocial Responsibility, Hasil ini konsistendengan Murwaningsih, 2009; Wakidi danSiregar, 2011; Rustiarini, 2009; Utami danRahmawati, 2009; Hapsoro, 2007 menyata-kan bahwa kepemilikan institusional tidakberpengaruh terhadap pengungkapan tang-gungjawab sosial perusahaan.

    3. Variabel BDSIZE (Ukuran Dewan Komisaris)tidak terdapat pengaruh terhadap terhadapCorporate Financial Perfomance (kinerjaperusahaan), Hasil penelitian yang dilaku-kan oleh Hardiningsih, 2010 dan Wulandari2006 sedangkan Ujiyantho dan Pramuka,2007 menyatakan bahwa komisaris inde-penden berpengaruh terhadap kinerja peru-sahaan.

    4.

    Variabel KA (komite audit) tidak terdapatpengaruh terhadap terhadap CorporateFinancial Perfomance(kinerja perusahaan),Hasil penelitian ini konsisten dengan yangdilakukan oleh Hardiningsih, 2010.

    5. Variabel KP (kepemilikan publik) tidakberpengaruh secara signifikan terhadapCorporate Financial Perfomance (kinerjaperusahaan), Hasil ini sesuai dengan pene-litian Purba, 2004. Penelitian Ton et al,2011menyatakan hasil yang bertentangan yaitu

    terdapat hubungan positif antara kepemilikanpublik dengan kinerja finansial dan personal.6. Variabel INST (kepemilikan Institusional)

    tidak terdapat pengaruh terhadap terhadapCorporate Financial Perfomance (kinerjaperusahaan), Hasil penelitian kepemilikaninstitusional tidak konsisten dengan pene-litian sebelumnya oleh Murwaningsih 2009.Wulandari, 2006 menyatakan tidak adapengaruh antaran kepemilikan institusionaldan kinerja perusahaan.

    7. Variabel BDSIZE (Ukuran dewan komisaris)juga tidak berpengaruh terhadap corporatesocial responsibility, Hasil ini didukung oleh

    penelitian Badjuri, 2011.8. Variabel KA (komite audit) tidak berpenga-

    ruh terhadap Corporate Social Responsibility,Hasil penelitian ini tidak sejalan denganBadjuri, 2011. Hasil penelitian ini sesuaidengan penelitan Hardiningsih, 2010 yangmenyatakan tidak ada pengaruh antarakomite audit dengan integritas laporan ke-uangan.

    9. Dari hasil pengujian Corporate Social Res-ponsibility terbukti tidak memiliki pengaruhterhadap kinerja keuangan. Hasil penelitianini konsisten dengan penelitian sebelumnya.

    10.Variabel JI (Jenis Industri) hal ini menunjuk-kan bahwa Jenis industri tidak memiliki peng-aruh dalam Corporate Social Responsibility.Hasil ini sejalan dengan penelitian Murwa-ningsari, 2009.

    11.Variabel KNR (Komite nominasi dan remu-nerasi) tidak terdapat pengaruh terhadapCorporate Financial Perfomance (kinerja

    perusahaan), Hasil ini sejalan dengan pene-litian Murwaningsih 2009.

    Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan per-timbangan bagi peneliti berikutnya agar menda-patkan hasil yang lebih baik.1. Sampel penelitian hanya terbatas pada

    perusahan yang memperoleh IndonesiaSustainability Reporting Awards2009-2011.

    2. Hasil uji normalitas yang menunjukan datanormal secara multivariate, akan tetapi uji

    kesuaian model hanya GFI dan CFI yangmenerima model penelitian selain itu menolak.

    3. Dari hasil uji hipotesis tidak ada variabelindependen yang mempengaruhi CorporateSocial Responsibilty dan Corporate FinancialPerfomance.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwacorporatate governanceyang diproksikan dengankepemilikan publik, kepemilikan insititusional,ukuran dewan komisaris dan komite audit tidak

  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    20/21

    2013 Kartina Natalylova

    181

    berpengaruh terhadap corporate social res-ponsibility dan kinerja perusahaan. Denganpenelitian ini diharapkan dapat memberikan

    manfaat sebagai berikut: Perusahaan dapatmengetahui bahwa terdapat faktor lain untukmeningkatkan kinerja perusahaan selain corporategovernance. Akan tetapi dengan diterapkannyacorporate governance dan corporate socialresponsibilitydapat meningkatkan citra perusa-haan menjadi lebih baik; Dengan hasil penelitianini diharapkan mahasiswa dapat menggunakanfaktor lain yang mempengaruhi corporate socialresponsibility dan kinerja perusahaan; Bagimasyarakat dapat meningkatkan informasi yangdiperoleh mengenai perusahaan-perusahaan

    yang mengikuti Indonesia Sustainability ReportingAwards.Untuk penelitian berikutnya sebaiknya memper-

    hatikan hal-hal sebagai berikut:1. Menggunakan jumlah sampel yang lebih

    banyak untuk penelitian.2. Menambah jumlah data yang akan diolah

    bukan memperpanjang periode penelitian3. Penambahan variabel-variabel lainnya yang

    mempunyai pengaruh seperti rasio likuiditas,opini audit, rasio profitabilitas dan umurperusahaan.

    4. Menggunakan program AMOS dan SPSSversi terbaru untuk hasil yang sesuai dengankebutuhan penelitian.

    REFERENSI:

    Apriwenni, Prima, 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social ResponsibilityPada Laporan Tahunan Perusahaan Untuk Industri Manufaktur Tahun 2008. Jurnal Ekonomi dan Bisnis,Vol. 6, No.1.

    Badjuri, Achmad, 2011. Faktor-Faktor Fundamental, Mekanisme Coorporate Governance, PengungkapanCoorporate Social Responsibility(CSR) Perusahaan Manufaktur Dan Sumber Daya Alam Di Indonesia,Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 3, No. 1, Hal: 38-54.

    Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2000. Teori Akuntansi. Penerbit: Universitas Dipenogoro. Hal: 235-248.

    Ghozali, Imam, 2005. Model Persamaan Struktural Konsep Dan Aplikasi Dengan Program Amos Ver. 5.0. BadanPenerbit Universitas Dipenogoro.Hardiningsih, Pancawati, 2010. Pengaruh Independensi, Corporate Governance, Dan Kualitas Audit Terhadap

    Integritas Laporan Keuangan, Kajian Akuntansi, Vol. .2, No.1, Hal: 61-76.Herly, Miranty, 2011. Corporate Governance And Firm Performance: Evidence FromIndonesia. International

    Journal of Governancewww.ijgmagzine.com,Vol. 1 No. 1.Hidayati, Naila Nuur dan Sri Murni, Pengaruh Pengungkapan Corporate Social ResponsibilityTerhadapEarningss

    Response Coefficient Pada Perusahaan High Profile.Jurnal Bisnis dan akuntansi. Vol. 11, No. 1, Hlm 1-18.Hossain, Mohammed and Helmi Hammami, 2009.Voluntary disclosure in the annual reports of an emerging country:

    The case of Qatar.Advances in Accounting, incorporating Advances in International Accounting.Hal. 255265.

    Johan dan Widyawati Lekok. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kelengkapan PengungkapanInformasi Laporan Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 8. No. 1, Hal 70-91.

    Marianty, Fanty. 2005 Analisis Pengaruh Sisi Internal Dan Eksternal Perusahaan Dalam Pengungkapan Sosial(Voluntary Disclosures) Perusahaan Go PublicDi Indonesia. Balance, 2 (Maret), hal 1-20. FakultasEkonomi Universitas Katolik Atma Jaya.

    Murni, Siti Aisah. 2004. Pengaruh Luas Ungkapan Sukarela Dan Asimetri Informasi Terhadap Cost Of Equity Capital Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 7. No. 2, Hal 192-206.Surabaya: Universitas Wijaya Kusuma.

    Murwaningsari, Etty, 2009. Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibilities dan CorporateFinancial Performance Dalam Satu Continuum. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, No. 1,Mei 2009: 30-41.

    Naim, Ainun dan Fuad Rakhman, 2000. Analisis Hubungan Antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan KeuanganDengan Struktur Modal Dan Tipe Kepemilikan Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.Vol. 15. No. 1, Hal 70-82. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

    http://www.ijgmagzine.com/http://www.ijgmagzine.com/http://www.ijgmagzine.com/
  • 7/24/2019 3_MB_5_3_Nov13_Kartina.pdf

    21/21

    Media Bisnis Edisi Khusus November

    182

    Permata Sari, Nur. M, dan Luluk Kholisoh, 2009. Effect Of Company Characteristics To Corporate SocialResponsibility Disclosure On Manufacture Companies. Jakarta : Universitas Gunadharma.

    Musnadi, Said dan Rakhmawati, Lenny 2009. Karakteristik Tipe Pengendali dan Kinerja Keuangan Perusahaan.

    Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 8, No. 3, Hal: 198-20.Rustiarini, Ni Wayan, 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Pada Pengungkapan Corporate Social

    Responsibility. Bali: Universitas Mahasaraswati Denpasar.Samsinar, Anwar.,Siti Haerani., dan Gagaring Pagalung., 2010. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social

    Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Dan Harga Saham.Sembiring, Eddy R., 2005. Karakteristik Perusahaan Dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris

    Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta. SNA.Vol. VIII. Solo: Universitas Katolik St. ThomasSumatera Utara.

    Simanjuntak, Binsar H., dan Lussy Widiastuti. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan PengungkapanLaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset AkuntansiIndonesia. Vol. 7, No. 3, Hal 351-366. Universitas Trisakti.

    Sucipto, 2003. Penilaian Kinerja keuangan. Universitas Sumatera Utara. Digital library

    Suwaldiman, 2000. Pentingnya Pertimbangan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Penetapan TujuanLaporan Keuangan Dalam Conceptual Framework Pelaporan Keuangan Indonesia. JAAI.Vol. 4. No.1,Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

    Suyatmin dan Nursiam, 2003. Audit Pertanggungjawaban Sosial. Jurnal Akuntansi dan keuangan, Vol.2, No.2,Hal: 113-125. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    Takato, Kato dan Cherly Long, 2005. CEO Turnover, Firm Performance, and Corporate Governance in ChineseListed Firms. Colgate University, Hamilton.

    Tona, A.l., Ubus, S., Djumahir., dan Made, S., 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Finansialdan Operasional, Keunggulan Daya Saing berkelanjutan Berdasarkan Reputasi Ukuran Akuntansi, danKinerja Pasar (Studi pada BUMN Tbk). Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 9, No. 4, Hal: 1517-1525.

    Titisari, Kartika Hendra., 2009. Corporate Social Responsibility (CSR) Dan Kinerja Perusahaan Dinamika Manajemen, Vol. 1, No. 1, Hal: 32-46.

    Untari, lisna, 2010. Effect On Company Characteristics Corporate Social Responsibility Disclosures In CorporateAnnual Report Of Consumption Listed In Indonesia Stock Exchange. Jakarta: Universitas Gunadharma.

    Utami, Indah D., dan Rahmawati, 2009. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, KepemilikanInstitusional, Kepemilikan Asing, dan Umur Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosurepada Perusahaan Property dan Real Estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Surakarta: UniversitasSebelas Maret.

    Uwuigbe, Uwalomwa, 2011. An Empirical Investigation Of The Association Between Firms Characteristics AndCorporate Social Disclosures In The Nigerian Financial Sector.Journal of sustainable development inafrica, Vol. 13, No.1.

    Veronica, Theodora M., 2009. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung JawabSosial Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jakarta :Universitas Gunadharma.

    V.Purba., J.H., 2004. Pengaruh Proporsi Saham Publik Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Ilmiah Ranggagading,Vol. 4, No. 2, Hal: 109-116.

    Wakidi, Rivi H., dan Siregar, Hasan S., 2011. Pengaruh Sisi Internal Dan Eksternal Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. JurnalEkonom, Vol. 14, No. 4.

    White, Gerald I., Ashwinpaul C. Shondi, and Dov Fried, 2003.Financial statement 3thedition.Wiley InternationalEdition.

    Yuniasih, N.W., dan Wirakusuma M, G., 2007. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan DenganPengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Sebagai VariabelPemoderasi. Denpasar: Universitas Udayana.