3.bab i

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia karena prevalensi tinggi dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi diseluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiaptahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidakmendapatkan pengobatan secara adekuat. Di Amerika Serikat, sekitar 77.900.000 (1 dari setiap 3) orang dewasa memiliki tekanan darah tinggi.Tekanan darah tinggi yang terdaftar di sertifikat kematian sebagai penyebab utama kematian dari 61.762 Amerika pada tahun 2009.Tekanan darah tinggi tercatat sebagai penyebab utama atau memberikan kontribusi kematian pada sekitar 348.102 darilebih dari 2,4 juta kematian AS pada tahun 2009.Proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2030, prevalensi hipertensiakan meningkat 7,2 % dari perkiraan tahun 2013. Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat.Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk menderita 1

Upload: muhammad-rizki-ramadana

Post on 31-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bab I

TRANSCRIPT

Page 1: 3.BAB I

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia karena

prevalensi tinggi dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit

kardiovaskular.Menurut WHO dan the International Society of Hypertension

(ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi diseluruh dunia, dan 3 juta di

antaranya meninggal setiaptahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut

tidakmendapatkan pengobatan secara adekuat.

Di Amerika Serikat, sekitar 77.900.000 (1 dari setiap 3) orang dewasa

memiliki tekanan darah tinggi.Tekanan darah tinggi yang terdaftar di sertifikat

kematian sebagai penyebab utama kematian dari 61.762 Amerika pada tahun

2009.Tekanan darah tinggi tercatat sebagai penyebab utama atau memberikan

kontribusi kematian pada sekitar 348.102 darilebih dari 2,4 juta kematian AS pada

tahun 2009.Proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2030, prevalensi

hipertensiakan meningkat 7,2 % dari perkiraan tahun 2013.

Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat.Hasil Survei

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3%

penduduk menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004.

Hasil SKRT 1995, 2001 dan 2004 menunjukkanpenyakit kardiovaskuler

merupakan penyakit nomor satupenyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20–

35% darikematian tersebut disebabkan oleh hipertensi. Penelitianepidemiologi

membuktikan bahwa hipertensi berhubungansecara linear dengan morbiditas dan

mortalitas penyakitkardiovaskular.

Sekitar 85-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut sebagai

hipertensi primer (hipertensi essensial atau idiopatik). Hanya sebagian kecil

hipertensi yang dapat ditetapkan penyebabnya (hipertensi sekunder).Tidak ada

data akurat mengenai prevalensi hipertensi sekunder dan sangat tergantung

dimana angka itu diteliti. Diperkirakan terdapat sekitar 6 % pasien hipertensi

sekunder sedangkan dipusat rujukan dapat mencapai sekitar 35%. Hampir semua

hipertensi sekunder didasarkan pada 2 mekanisme yaitu gangguan sekresi hormon

1

Page 2: 3.BAB I

dan gangguan fungsi ginjal.

Hipertensi sekunder juga harus dipertimbangkan pada pasien dengan

hipertensi resisten, dan onset awal atau terlambat hipertensi.Prevalensi hipertensi

sekunder dan etiologi yang paling umum bervariasi menurut kelompok

umur.Sekitar 5 sampai 10 persen dari orang dewasa dengan hipertensi memiliki

penyebab sekunder.Pada orang dewasa muda, terutama perempuan, stenosis arteri

renalis disebabkan oleh fibromuskular dysplasia adalah salah satu etiologi

sekunder yang paling umum.Pada orang dewasa setengah baya, aldosteronisme

adalah penyebab sekunder yang paling umum dari hipertensi, dan uji diagnostik

awal yang direkomendasikan adalah rasio aldosteron / renin . Sampai dengan 85

persen anak-anak dengan hipertensi memiliki penyebab yang dapat

diidentifikasikan, paling sering adalah penyakit parenkim ginjal.

2