39573497-laporan-presentasi-estuaria
TRANSCRIPT
TugasKelompok
TEKNIK REHABILITASI EKOSISTEM LAUT
Pemanfaatandan PengelolaanWilayah
Estuaria
OLEH :
KELOMPOK IKRISYE L111 07
ILHAM ANTARIKSA L111 07
MARFU’A L111 08 001
RABUANAH HASANUDDIN L111 08 005
HERMANSYAH PRASYAD L111 08 101
SITI SYAMSINAR L111 08 251
HARYANTO KADIR L111 08 252
MUSRIADI L111 08 254
AHMAD FAIZAL RUSLAN L111 08 255
ANDRI PURNAMA PUTRA L111 08 256
JANUAR TRIADI L111 08 257
TEKNIK PENGELOLAAN KAWASAN PERLINDUNGAN LAUT
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan di dunia
yang mempunyai wilayah pantai dan laut yang cukup luas. Memiliki
sekitar 17.508 pulau besar dan kecil dtivitas muara lebih tinggi dari
pengan luas wilayah laut sekitar 5,8 juta km2 dengan panjang garis
pantai sekitar 81.000 km serta 472 sungai besar dan sungai kecil
(Departeman kehutanan, 1999 dalam rustam 2001).
Pada muara-muara sungai terbentuk ekosistem estuaria yang
merupakan percampuran air tawar dan air laut yang menjadikan
wilayah ini unik dengan terbentuknya air payau dengan salinitas
yang berfluktuasi. Perbedaan salinitas mengakibatkan terjadinya
lidah air tawar dan pergerakan massa di muara. Aliran tawar dan air
laut yang terus menerus membawa mineral, bahan organic, serta
sedimen dari hulu sungai menuju laut dan sebaliknya dari laut ke
muara. Unsure hara ini mempengaruhi produktivitas wilayah
perairan muara. Karena itu, produktivitas muara lebih tinggi dari
produktivitas ekosistem laut lepas dan perairan tawar.
Estuaria merupakan ekosistem khas yang pada umumnya
terdiri atas hutan mangrove, gambut, rawa payau dan daratan
lumpur. Ekosistem ini mempunyai fungsi yang sangat pentung
untuk mendukung berbagai kehidupan. Wilayah estuaria
merupakan habitat yang penting bagi sejumlah besar udang dan
ikan untuk emijah dan membesarkan anak-anaknya. Bberapa lrva
ikan yang dipijahkan di laut lepas juga bermigrasi ke estuaria pada
fase larvanya. Wilayah ini dapat dianggap sebagai wilayah perairan
peralihan (ekoton) antara habitat air tawar dengan habitat laut yang
sangat dipengaruhi oleh pasang surut dan karakter lokasinya serta
morfologisnya yang landai. Wilayah estuaria sangat rentang
terhadap kerusakan lingkungan dan perubahan alami atau buatan.
Pembuanagn limbah, penggunaan perairan sebagai sarana
pengangkutan, serta berubahnya sistem daerah aliran sungai,
merupakan sebagian dari penyebab degradasi kualitas ekosistem
estuaria.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan laporan presentasi ini adalah untuk
mengetahui pemanfaatn dan pengelolaan kawasan estuaria.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Estuaria
Estuaria adalah perairan yang semi tertutup yang
berhubungan bebasdengan laut, sehingga air laut dengan salinitas
tinggi dapat bercampur dengan airtawar (Pickard, 1967). Kombinasi
pengaruh air laut dan air tawar tersebut akanmenghasilkan suatu
komunitas yang khas, dengan kondisi lingkungan yangbervariasi,
antara lain 1. tempat bertemunya arus sungai dengan arus
pasangsurut, yang berlawanan menyebabkan suatu pengaruh yang
kuat pada sedimentasi,pencampuran air, dan ciri-ciri fisika lainnya,
serta membawa pengaruh besar padabiotanya. 2. pencampuran
kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifatfisika
lingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun
sifat airlaut. 3. perubahan yang terjadi akibat adanya pasang surut
mengharuskankomunitas mengadakan penyesuaian secara
fisiologis dengan lingkungansekelilingnya. 4. tingkat kadar garam di
daerah estuaria tergantung pada pasangsurutair laut, banyaknya
aliran air tawar dan arus-arus lain, serta topografi daerahestuaria
tersebut.
Estuariamerupakansalahsatubentukdariekosistemalahanbasa
h, dimanalahanbasah di Indonesia luasnyaadalah 38 juta ha
(wibowo, et al, 1996 dalamRustam
2001).Kawasanlahanbasahtermasukmengalamikerusakan yang
sangatseriuskarenaSecara umum estuaria mempunyai peran
ekologis penting antara lain :sebagai sumber zat hara dan bahan
organik yang diangkut lewat sirkulasi pasangsurut (tidal circulation),
penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan yangbergantung
pada estuaria sebagai tempat berlindung dan tempat mencari
makanan(feeding ground) dan sebagai tempat untuk bereproduksi
dan/atau tempat tumbuhbesar (nursery ground) terutama bagi
sejumlah spesies ikan dan udang. Perairanestuaria secara umum
dimanfaatkan manusia untuk tempat pemukiman,
tempatpenangkapan dan budidaya sumberdaya ikan, jalur
transportasi, pelabuhan dankawasan industri (Bengen, 2004).
Secaraumumestuariadimenfaatkanolehmanusiasebagaiberiku
t :
1. Sebagaitempatpemukiman
2. Sevagaitempatpenangkapandanbudidayasumberdayaikan
3. Sebagaijalurtransportasi
4. Sebagaipelabuhandankawasan industry
5. Sebagai areal hutan
6. Sebagaitempatpariwisata
7. Sebagaitempatperkebunan
B. Ancaman Wilayah Estuaria
Aktifitas yang ada dalam rangka memanfaatkan potensi yang
terkandungdi wilayah pesisir, seringkali saling tumpang tindih,
sehingga tidak jarangpemanfaatan sumberdaya tersebut justru
menurunkan atau merusak potensi yangada. Hal ini karena
aktifitas-aktifitas tersebut, baik secara langsung maupun
tidaklangsung, mempengaruhi kehidupan organisme di wilayah
pesisir, melaluiperubahan lingkungan di wilayah tersebut. Sebagai
contoh, adanya limbahbuangan baik dari pemukiman maupun
aktifitas industri, walaupun limbah inimungkin tidak mempengaruhi
tumbuhan atau hewan utama penyusun ekosistempesisir di atas,
namun kemungkinan akan mempengaruhi biota penyusun
lainnya.Logam berat, misalnya mungkin tidak berpengaruh
terhadap kehidupan tumbuhanbakau (mangrove), akan tetapi
sangat berbahaya bagi kehidupan ikan dan udang-
udangnya(krustasea) yang hidup di hutan tersebut (Bryan, 1976).
C. UpayaPengelolaan Wilayah Estuaria
Fungsiwilayahestuariasangatstrategisuntukdimanfaatkanseba
gaitempatpemukiman, penangkapanikandanbudidaya,
jalurtransportasi, petabuhandankawasanindustri.Wilayah
estuariajugamerupakanekosistemproduktifkarenadapatberperanseb
agaisumberzathara.Denganmemperhatikanfungsidanmanfaatterseb
ut, makapotensimenjadiwilayahestuarimenjadisangattinggi,
sehinggadiperlukanadanyasuatutindakanpengelolaan di
wilayahtersebut.Adapunhal-hal yang perludilakukan di
antaranyaadalah:
1. Memperbaiki Daerah Lahan Alas (up-land) Upaya yang
dapatdilakukandalamMengurangi
dampakkerusakanpadaekosistemperairanwilayahestuariayaitudenganmenatake
mbalisistempengelolaandaerahatas.
KhususnyapenggunaanlahanpadawiIayahdaratan yang memilikisungai.
Jeleknyapengelolaanlahanatassudahdapatdlpastikanakanmerusakekosistem
yang ada di perairanpantai. Olehkarenaitu,
pembangunanlahanatasharusmemperhitungkandanmempertimbangkanpenggun
aanlahan yang ada di wilayahpesisir.
Jikapenggunaanlahanwilayahpesisirsebagailahanperikanantangkap,
budidayaataukonservasimakapenggunaanlahanatasharus bersifatkonservatif.
Perairanpesisir yang penggunaanlahannyasebagailahanbudldaya yang
memerlukankualitasperairan yang
baikmakapenggunaanlahanatastidakdiperkenankanadanyaindustri yang
memproduksibahan yang dapatmenimbulkanpencemaranataulimbah.
Limbahsebelumdibuangkesungaiharusmelaluipengolahanterlebihdahulusesuaid
enganbakumutu yang telahditetapkan.
2. Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Secara Optimal Wilayah Estuaria yang
berfungsi sebagai penyedia habitat sejumlah spesies untuk berlindung dan
mencari makan serta tempat reproduksi dan tumbuh, oleh karenanya di
dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan khususnya di wilayah estuaria
diperlukan tindakan-tindakan yang bijaksana yang berorientasi pemantaatan
secara optimal dan lestari. Pola pemanfatan sebaiknya memperhatikan daya
dukung lingkungan (carrying capacity).
3. Konservasi Hutan Mangrove Perlindungan hutan mangrove pada wilayah
estuaria sangat penting, karena selain mempunyai fungsi ekologis juga
ekonomis. Secara ekologis hutan mangrove adalah sebagai penghasil
sejumlah besar detritus dari serasah, daerah asuhan (nursery ground),
mencari makan (feeding ground) dan sebagai tempat pemijahan (spawning
ground). Secara fisik, hutan mangrove dapat berperan sebagai filter sedimen
yang berasal dari daratan melalui system perakarannya dan mampu
meredam terpaan angin badai. Secara ekonomis, dalam konservasi hutan
mangrove juga akan diperoleh nilai ekonomis sangat tinggi. Nilai ekonomi
total rata-rata sekitar Rp37,4 jutalha/tahun yang meliputi manfaat langsung
(kayu mangrove), manfaat tidak langsung (serasah daun, kepiting bakau,
nener bandeng ikan tangkap dan ikan umpan), option value dan existence
value (SUPRIYADI & WOUTHUVZEN, in Press dalam Supriadi 2001).
Upaya konservasi tersebut juga mempunyai nilai dampak positip terhadap
sosial-ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah estuaria,
yaitu mampu memberikan beberapa altematit jenis mata pencaharian dan
pendapatan.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasan mengenai pemanfaatan dan
pengelolaan wilayah estuaria adalah begitu banyaknya ancaman
terhadap wilayah estuaria, maka perlu dilakukan pengelolaan yang
efektif bagi wilayah tersebut, mengingat banyaknya manfaat
wilayah estuaria bagi manusia, baik dari segi ekologi, ekonomi, fisik
serta aspek sosial.
Penataan kawasan lindung dimaksudkan untuk menjaga atau
melindungi ekosistem yang terdapat di kawasan tersebut dari
kerusakan lingkungan. Pengelolaan sumberdaya alam sudah
seharusnya mempertimbangkankan faktor ekologis sebagai dasar
pijakan dalam perencanaan pembangunan untuk mengatasi
berbagai permasalahan lingkungan seperti sedimentasi dan abrasi,
penurunan kualitas sumberdaya perikanan di teluk, pencemaran,
pembuangan sampah dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Rustam. 2001. Perencanaan Pengelolaan Kawasan Estuaria secara Terpadu dan Berkelanjutan. (http://rudyct.com/PPS702.ipb/02201/rustam.htm). Dakses tanggal 19 september 2010.
Supriadi, Burlalo H. 2001. Dinamika Estuaria Tropik.(http://www.coremap.or.id/downloads/0163.pdf) diakses 19 september 2010
Pertanyaan:
1. Manfaat ekologi, fisik, ekonomi, sosial dan budaya ekosistem
mangrove?
Jawab:..............................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
2. Pencegahan sebelum terjadinya pengrusakan mangrove!
Jawab:..............................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
3. Upaya pengembalian kondisi ekosistem mangrove yang stabil!
Jawab:..............................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................