38764227-lp-ca-mamae
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker payudara adalah masalah kesehatan utama di Amerika Serikat. Identitas
keseluruhannya meningkat sampai 54% dalam 40 tahun, antara tahun 1950 sampai 1989 angka
insidens meningkat secara konstan sampai 1% setiap tahun, hingga 1980-an. Ketika angka
tersebut melonjak hingga 4% selama tahun 1970 dan 1980-an insiden keseluruhan kanker
payudara meningkat hingga 21% diantara wanita dan terus meningkat sampai 42% akibat kanker
payudara tetap tidak berubah selama 40 tahun, yang menunjukkan bahwa pengobatan terbaru
dengan pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi hanya menghasilkan perbaikan kecil untuk
kelangsungan hidup.
Sekarang ini tidak ada penyembuhan untuk kanker payudara, karena insidennya yang terus
meningkat, angka kematian yang tidak berubah, dan tidak adanya penyembuhan. Penasehat dan
aktivis telah menarik perhatian social dan politik dan telah menjadikannya sorotan nasional,
aktivitas telah menuntut dan mendapatkan bantuan federal yang meningkat untuk program
kanker payudara nasional yang ditujukan untuk menentukan penyembuhan.
Statistic terakhir menunjukkan bahwa resiko sepanjang hidup untuk mengalami kanker
payudara adalah 1 dari 8 wanita. Resiko ini tidak sama untuk semua kelompok usia. Melihat hal
diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini menjadi judul Asuhan Keperawatan
Pada Ny. R dengan Gangguan Sistem Reproduksi Ca Mammae.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penulisan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan gangguan
system repsoduksi kanker mammae adalah agar penyusun dan pembaca dapat
menggambarkan, mengerti, dan mendisksuikan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan
gangguan system repsoduksi Ca Mammae di ruangan R2 Bedah RSUP H. Adam Malik
Medan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1
Adapun tujuan khusus dari para penulis asuhan keperawatan Ny. R dengan gangguan
system reproduksi Ca Mammae adalah :
• Mampu melakukan pengkajian pada Ny. R dengan gangguan system reproduksi : Ca
Mammae.
• Mampu merumuskan diagnose keperawatan pada Ny. R dengan gangguan system
reproduksi Ca Mammae.
• Mampu membuat perencanaan tindakan keperawatan yang sesuai pada Ny. R dengan
gangguan system reproduksi Ca Mammae.
• Mampu melakukan tindakan keperawatan terhadap Ny. R dengan gangguan system
reproduksi Ca Mammae.
• Mampu mengevaluasi dari tindakan keperawatn yang telah diberikan pada Ny. R
dengan gangguan system reproduksi Ca Mammae.
1.1 Sistem Penulisan
System penulisan makalah ini terdiri dari empat bab yaitu :
a. BAB I : Pendahuluan terdiri dari : Latar belakang, tujuan, dan system penulisan.
b. BAB II : Landasan teoritis Medis dan Keperawatan.
c. BAB III : Tinjauan kasus.
d. BAB IV : Kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2
2.1 Landasan Teoritis Medis
2.1.1 Definisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan itu
tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian
tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun diatas tulang
belikat. Selain itu, sel-sel kanker bisa bersarang ditulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
(Erik T, 2005, hal: 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
berubah menjadi ganas (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu tanggal 29-8-2005,
sumber : Harianto, dkk).
Kanker payudara adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung menginvansi
jaringan disekitarnya dan menyebar ketempat-tempat jauh (Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin,
hal. 96).
2.1.2 Etiologi
Penyebab spesifik kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun beberapa factor
resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu:
1. Riwayat pribadi kanker payudara beresiko mengalami kanker payudara sebelahnya.
2. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur
genetic (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
3. Masa reproduksi yang relative panjang
• Menarche (menstruasi) pada usia muda sebelum usia 12 tahun..
• Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun).
• Wanita yang belum mempunyai anak, lebih lama terpapar dengan hormone esterogen
relative lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
1. Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
2. Riwayat tumor payudara.
3
3. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masalah pubertas dan sebelum usia 30 tahun.
4. Kontrasepsi oral.
5. Wanita gemuk (obesitas)
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
6. Preparat hormone estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
7. Factor genetic
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 x lebih besar pada wanita yang
ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
8. Alcohol.
9. Tidak pernah melahirkan anak.
10. DES (dietilstilbestrol).
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko tinggi
menderita kanker payudara.
11. Stres hebat
(Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2 Brunner & Suddarth ; 1958)
(Erik T, 2005, hal : 43-46)
2.1.2 Anatomi Fisiologi
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus,
ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke
aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan
ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormone. Perubahan pertama ialah
mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan
menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesterone yang diproduksi ovarium dan
juga hormone hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua ialah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan
menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelumnya menstruasi berikutnya
4
terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama
beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan
fisik, terutama palapasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto
mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai,
semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi
besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormone prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh
sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus keputing susu.
5
Gambar : Anatomi Fisiologi Mammae
2.1.3 Patofisiologi
Perubahan Genetik Mutasi Gen Normal
Berkembangbiaknya sel secara tidak terkendali
Infiltrasi sel ke jaringan sekitar sambil merusaknya
Neoplasma ganar mengenai payudara
6
Takut & koping tidak efektif
– Klien sering bertanya tentang penyakitnya
– Wajah cemas– Klien sering melamun
Obstruksi sirkulasi Infiltrasi ke pemb. Limfe Peningkatan kebutuhan jaringan
Hipoksia pada sel kanker Bendungan pada limfe setempat Hipermetabolisme jaringan
Nekrosis Edema sekitar tumor Penurunan massa otot dan BB
Ukuran pada permukaan payudara Peau d’orange
○ Pori-pori kulit membesar○ Kulit menebal○ Keras dengan batas yang tidak normal○ Tidak dapat digerakkan○ Perubahan warna kulit
2.1.2 Manifestasi Klinis
– Terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, dari mulai ukuran kecil
kemudian menjadi besar dan teraba seperti melekat pada kulit, biasanya memiliki
pinggiran yang tidak teratur,
– Keluar cairan abnormal dari puting susu, berupa nanah, darah, cairan encer padahal ibu
tidak sedang hamil,
– Ada perlengketan dan lekukan pada kulit,
– Perubahan warna atau tekstur kulit pada payudara,
– Payudara tampak kemerahan dan kulit disekitar puting susu bersisik,
– Terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama,
7
Kerusakkan lategritas kulit
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Gangguan rasa nyaman : nyeri
– Rasa tidak enak dan tegang,
– Retraksi puting,
– Pembengkakan local,
– Konsistensi payudara yang keras dan padat,
– Benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam
stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker diluar payudara.
– Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi
pada areola mammae,
– Edema dengan peant d’orange (keriput seperti kulit jeruk),
– Pengelupasan papilla
mammae,
– Ditemukan lessi pada
pemeriksaan
mammografi,
– Pada stadium lanjut,
bisa timbul nyeri
tulang, penurunan berat
badan, pembengkakan
lengan atau ulserasi
kulit.
2.1.2 Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium meliputi morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA)
dalam serum/plasma, pemeriksaan sitologis.
2. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal
ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
3. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
4. CT Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carcinoma payudara pada organ lain.
5. Sistologi biopsy aspirasi jarum halus.
6. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada
peredaran darah dengan sedimental dan sentriifugasi darah.
8
2.1.2 Penatalaksanaan
Pembedahan
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor local dan penyinaran).
Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas
dengan kulit yang terkena)
2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
dilateral otocpectoralis minor.
3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi seluruh payudara, semua atau sebagian jaringan
aksial.
– Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
– Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.
Non Pembedahan
1. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut;
pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
Penyinaran radiasi biasa dilakukan setelah insisi massa tumor untuk mengurangi
kecenderungan kekambuhan dan menyingkirkan kanker residual. Radiasi penyinaran eksternal
dengan foton yang diberi melalui akselarasi limer, di beri setiap hari selama > 45 minggu dari
seluruh ragio payudara pasca radiasi.
Efek samping bersifat sementara yaitu reaksi kulit sekitar 2 minggu setelah pengobatan
komplikasi radiasi mencakup pneumonitis, fraktur iga dan fibrosis payudara yang jarang terjadi.
2. Kemotrapi
Adjuvan sistemik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut. Kombinasi obat-
obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak dengan cepat atau menekan
perkembangbiakannya dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja
hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel
kanker di seluruh tubuh.
9
Preparat yang sering digunakan dalam kombinasi adalah : cytoxan ©, methorexate (m),
fluorouracil (F) dan adrilamycin (A) kombinasi yang biasa digunakan adalah cmf atau CAF.
Pemberian kombinasi kemoterapi didasarkan pada usia, status fisik, penyakit, dan akut tidaknya
dalam percobaan klinik.
Efek samping : Mual, muntah, perubahan rasa kecap, alopesra, mukosis, demotitis,
keletihan, peningkatan BB, depresi sumsum tubuh.
3. Terapi hormone dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi
adrenalektomi hipofisektomi.
Keputusan pemberian terapi hormonal didasarkan pada indeks reseptor astrogen.
Progesterone dari pemeriksaan uji jaringan tumor diambil saat biopsy.
Preparat yang digunakan :
• Temoxifen
Indikasi : pasca menopause dengan reseptor estrogen dan nodus aksilaris +.
Efek samping : mual, muntah, rasa panas, refeni cairan, dan depresi.
• Diethyustriibestrol
Menghambat pelepasan FSH dan IH untuk menurunkan ekstrogen dan ikatan ekstrogen.
Efek samping : peningkatan BB, fetasi cairan, mual.
• Mengestrol untuk menurunkan reseptor ekstrogen.
Efek samping : peningkatan BB, peningkatan nafsu makan.
• Auksimesteron (halotestin) yang menekan ekstrogen dengan menekan IH dan FSH.
Efek samping : veriksasi (peningkatan pertumbuhan bulu wajah, suara lebih dalam).
• Amihognitotimid (cytodren) yang mengubah androgen menjadi astrogen.
Efek samping : ruam, frasitus.
2.1.2 Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru, pleura, tulang dan hati.
2.1.3 Tindakan Pencegahan
Kanker payudara dapat dicegah dengan cara:
1. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama.
2. HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol.
10
3. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), setiap bulan.
4. Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya.
5. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya sering
mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang
kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang bermanfaat untuk
mengurangi resiko terjadinya kanker payudara.
6. Lakukan olahraga secara teratur.
7. Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi.
8. Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi.
9. Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari.
2.1 Landasan Teoritis Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
AKTIVITAS ISTIRAHAT
Data subjek : Masih memerlukan bantuan untuk BAB, BAK, dan kebersihan
diri/personal hygiene.
Gelisah dan susah tidur malam hari atau adanya factor yang
mempengaruhi tidur, ansietas.
Data objek : Bau badan tidak sedap, mata merah, konjungtiva pucat, BB turun.
MAKANAN/CAIRAN
Data subjek : Kebiasaan diet buruk, misal rendah serat, tinggi lemak, bahan pengawet.
Data objek : Kehilangan napsu makan, perubahan berat badan, berkurangnya massa
otot, perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema, mual, muntah.
INTEGRITAS EGO
11
Data subjek : Stress konstan (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) menunda mencari
pengobatan.
Stress/takut tentang diagnose, prognosis, harapan yang akan dating.
Data objek : Alopesia, lesi meat, pembedahan, depresi, kehilangan control.
NEUROSENSORI
Data subjek : Pusing, sinkope.
Data objek : Kesadaran menurun.
NYERI/KENYAMANAN
: Nyeri pada penyakit yang luas/metastatic (nyeri local jarang terjadi pada
keganasan dini).
Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan “lucu” pada
jaringan payudara.
Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya mengindikasikan
penyakit fibrokistik.
KEAMANAN
Data subjek : Pemajanan kimia toksik, karsiogen.
Data objek ; Demam, ruam kulit, ulserasi, edema, eritema pada kulit sekitar.
INTERAKSI SOSIAL
Data subjek : Kekuatan system pendukung.
Data objek : Rasa bersalah, menarik diri, marah.
SEKSUALITAS
Data subjek ‘: Perubahan pada tingkat kepuasan.
Data objek : Nuligravida lebih besar dari 30 tahun.
Multigravida.
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Membantu pasien/orang terdekat menerima stress situasi/prognosis.
2. Mencegah komplikasi.
3. Membuat program rehabilitasi individual.
4. Memberikan informasi tentang penyakit, prosedur, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
12
TUJUAN PEMULANGAN
1. Menerima situasi secara nyata.
2. Komplikasi dicegah/minimal.
3. Program latihan dilakukan.
4. Proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis, dan program terapi dipahami.
2.1.2 Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1. Diagnosa Keperawatan :
Takut dan koping tidak efektif berhubungan dengan diagnosis kanker payudara, pengobatan,
dan prognosisnya.
Hasil yang Diharapkan/Kriteria evaluasi pasien :
– Penurunan stress emosional, ketakutan, dan ansietas.
– Klien dapat mengerti tentang penyakitnya.
Intervensi/Implementasi Keperawatan Rasional
1) Mulai lakukan persiapan emosional
pasien (dan pasangannya) secepat
setelah ia diinformasikan tentang
diagnosis tentative.
2) Kaji :
• Pengalaman pribadi klien dan
pengetahuan tentang kanker payudara.
1) Hal ini memberdayakan pasien untuk
mengerahkan respons koping.
2) Factor-faktor ini sangat
mempengaruhi perilaku dan
kemampuan pasien menghadapi
diagnosis, pembedahan, dan
13
• Mekanisme koping saat krisis
• System pendukung
• Perasaan mengenal diagnosis.
1) Informasikan pasien tentang riset
terakhir dan modalitas pengobatan
terbaru mengenai kanker payudara.
2) Uraikan pengalaman-pengalaman
yang akan dialami pasien untuk
mengajukan pertanyaan.
3) Lengkapi pasien dengan sumber-
sumber yang tersedia untuk
memfasilitasi penyembuhan.
pengobatan tindak lanjut. Jika pasien
mempunyai saudara atau teman dekat
yang meninggal akibat kanker
payudara, kemungkinan ia akan
berespons secara berbeda dari pasien
yang mempunyai teman yang selamat
dari kanker payudara dan mempunyai
kualitas hidup yang sangat baik.
3) Pilihan-pilihan yang meningkat dan
perbaikan hasil baik secara statistic
maupun secara kosmetik sangat
mengurangi ketakutan dan
meningkatkan penerimaan rencana
pengobatan.
4) Ketakutan akan ketidaktahuan
menurun.
5) Informasi tentang prostetik baru,
spesialis rekonstruksi, dan sumber-
sumber lainnya menguatkan bahwa
perhatian yang besar telah diberikan
pada metode pengobatan terbaru untuk
kanker payudara.
2. Diagnosa Keperawatan :
Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,
infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi
kanker.
Kriteria Hasil yang Diharapkan/Kriteria evaluasi pasien :
– Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas.
14
– Melaporkan nyeri yang dialaminya.
– Mengikuti program pengobatan.
– Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang
mungkin.
Intervensi/Implementasi Keperawatan Rasional
1) Tentukan riwayat nyeri : lokasi,
frekuensi, durasi intensitas.
2) Evaluasi terapi : pembedahan, radiasi,
kemoterapi.
3) Beri tindakan kenyamanan dasar
(reposisi, gosokkan punggung dan
aktivitas hiburan).
4) Dorong penggunaan keterampilan
manajemen nyeri.
5) Evaluasi penghilangan nyeri nilai
aturan obat bila perlu.
1) Informasi memberi data dasar untuk
mengevaluasi kebutuhan/keefektifan
intervensi.
2) Ketidaknyamanan tentang luas adalah
umum tergantung pada proseduryang
digunakan.
3) Meningkatkan relaksasi dan
membantu memfokuskan kembali
perhatian.
4) Memungkinkan pasien untuk
berpartisipasi secara aktif dan
meningkatkan rasa control.
5) Tujuannya adalah kontrol nyeri
maksimum dengan pengaruh minim
pada aksila.
3. Diagnosa Keperawatan :
Kerusakkan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan edema di sekitar tumor, ulkus
pada permukaan payudara.
Kriteria Hasil yang diharapkan :
– Ulkus tidak membesar.
– Tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
Intervensi/Implementasi Keperawatan Rasional
1) Anjurkan menggunakan pakaian
lembut dan longgar pada area tersebut,
anjurkan untuk tidak memakai bra jika
1) Kulit sangat sensitive selama
pengobatan dan setelahnya.
15
menimbulkan tekanan.
2) Cuci kulit dengan segera memakai
sabun dan air bila agen antineoplastik
tercecer pada kulit yang tidak
terlindungi.
3) Ganti balutan/beri perawatan pada
kulit yang terkena serta indikasi.
4) Awasi semua sisi untuk tanda atau
infeksi luka ; peningkatan edema
nyeri.
2) Mengencerkan obat menurunkan
risiko iritasi kulit/luka bakar kimia.
3) Penggantian balutan atau perawatan
kulit untuk menghindari kerusakan
lebih lanjut/infeksi mempertahankan
area bersih meningkatkan
penyembuhan dan kenyamanan.
4) Mengganggu penyembuhan dimana
dapat memperlambat karena
perubahan disebabkan oleh kanker.
4. Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik
berkenaan dengan kanker.
Hasil yang diharapkan :
– Diet yang disajikan habis.
– BB tidak menurun (meningkat sesuai tinggi badan).
Intervensi/Implementasi Keperawatan Rasional
1) Pantau intake makanan setiap hari.
2) Timbang dan ukur BB, TB, dan
ketebalan lipatan kulit trisep. Pastikan
penurunan berat badan saat ini.
Timbang BB setiap hari atau sesuai
indikasi.
1) Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi
nutrisi.
2) Membantu dalam identifikasi
malnutrisi protein-kalori, khususnya
bila BB kurang dari normal.
3) Kebutuhan jaringan metabolic
16
3) Dorng klien untuk makan diet tinggi
kalori kaya nutrien dengan intake
cairan yang adekuat. Dorong
penggunaan suplemen dan makan
sering dengan porsi kecil dan sedang.
4) Nilai diet sebelumnya dan segera
setelah pengobatan. Berikan cairan 1
jam sebelum atau 1 jam setelah
makan.
5) Kontrol factor lingkungan, seperti bau
busuk atau bising.
6) Anjurkan teknik relaksasi visualisasi
bimbingan imajinasi, latihan sedang
sebelum makan.
7) Beri antimetik pada jadwal regular
sebelum/selama dan setelah pemberian
agen antineoplasma dan sesuai.
8) Evaluasi keefektifa antimetik.
Kolaborasi :
9) Tinjau pemeriksaan laboratorium
sesuai indikasi jumlah limfosit, serum
transfenin, dan albumin.
ditingkatkan begitu juga cairan (untuk
menghilangkan produk sisa).
Suplemen dapat memainkan peran
penting dalam mempertahankan
masukan kalori dan protein adekuat.
4) Keefektifan penilaian diet sangat
individual dalam menghilangkan mual
pascaterapi. Pasien harus mencoba
untuk menemukan solusi/kombinasi
terbaik.
5) Dapat mencegah mual muntah,
distensi berlebihan, dispepsia yang
menyebabkan penurunan nafsu makan
serta mengurangi stimulus berbahaya
yang dapat meningkatkan ansietas.
6) Untuk menimbulkan perasaan ingin
makan/membangkitkan selera makan.
7) Mual muntah paling menurun
kemampuan dan efek samping
psikologis kemotrapi yang
menimbulkan stress.
8) Individu berespons secara berbeda-
beda pada semua otot-otot, antimetik
mungkin tiidak bekerja, memerlukan
perubahan atau kombinasi terapi obat.
9) Membantu mengidentifikasi derajat
ketidakseimbangan
biokimia/malnutrisi dan
mempengaruhi intervensi diet.
10)- Antimetik bekerja untuk
17
10) Beri obat sesuai indikasi.
– Fenotiazin, proklomperazin,
antidopaminergik : metoklorpamid.
– Vitamin : A, D, E, B6
– Antacid
mempengaruhi stimulasi pusat muntah
dan kemoresptur.
– Mencegah kekurangan karena
penurunan abserpsi vitamin larut
dalam lemak.
– Meminimalkan iritasi lambung dan
mengurangi resiko ulserasi mukosa.
BAB III
TINJAUAN KASUS
18
I. BIODATA
A. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 02 Februari 1968
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Setia Budi No. 88
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Register : 212
Ruangan/Kamar : Rindu/B2 bedah
Golongan darah : O
Diagnose Medis : Ca Mammae
Tanggal Masuk RS : 01/07/2010
Jam : 10.15 WIB
Tanggal Pengkajian : 02/07/2010
B. Penanggung Jawab
Nama : Tn. A. Saleh
Hubungan dengan klien : Suami klien
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Setia Budi No. 88
I. Keluhan Utama
Pembengkakan, nyeri, dan luka yang luas pada payudara kiri.
II. Resume
Pasien masuk RS 01 Juli 2010 pada pukul 10.15 WIB dengan keluhan pembengkakan, nyeri, dan
luka yang luas pada payudara kiri. TTV: TD: 110/60 mmHg, RR: 24x/i, Pols: 112x/i, T: 37oC.
19
III. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Factor Pencetus : Benjolan di payudara kiri
2. Lamanya keluhan : ± 7 hari
3. Timbulnya Keluhan : Bertahap
4. Bagaimana dirasakan :
Pasien merasakan nyeri di seluruh bagian payudara sebelah kiri dan mengeluarkan bau
yang tidak sedap sehingga merasakan mual, muntah, dan tidak nafsu makan.
5. Bagaimana dilihat :
Pasien tampak gemetar, ketakutan, gelisah, dan meringis kesakitan. Payudara sebelah kiri
tampak membengkak melebihi yang kanan dan lama kelamaan pecah sehingga
mengalami ulkus yang meluas dan tampak memperberat aktivitas pasien dengan sedikit
bergerak, badan tampak lemah, skala nyeri 5-6 (sedang).
6. Factor yang memperberat :
Anggota tubuh yang mengalami benjolan atau pembengkakan (payudara sebelah kiri).
7. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya sendiri :
Istirahat.
8. Upaya yang dilakukan oleh orang lain:
Membawa ke Rumah Sakit.
9. Diagnose Medik : Ca Mammae
I. Riwayat Kesehatan yang lalu
1. Penyakit yang pernah dialami
a. Masa kanak-kanak : Demam tinggi
b. Riwayat kecelakaan : Tidak ada
20
c. Pernah dirawat/penyakit : Tidak pernah
d. Operasi : Tidak pernah
1. Riwayat alergi
a. Tipe alergi : Tidak ada
b. Reaksi : Tidak ada
c. Tindakan : Tidak ada
1. Imunisasi : Lengkap
I. Kebutuhan Dasar
1. Pola Nutrisi
No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit
a. Diet tipe MB MB TKTP
b. Pola diet Diet yang disajikan
habis 1 porsi
Diet yang disajikan
habis ½ porsi
c. Kehilangan selera makan Tidak ada Berkurang (anoreksia)
d. Mual dan Muntah Tidak ada Ada
e. Frekuensi makan 3x1 3x1
f. Makanan yang disukai Tidak ada yang khusus Tidak ada yang khusus
g. Jumlah makanan 1400 kkal 1000 kkal
h. BB/TB 65kg/170cm 58kg/170cm
2. Kebutuhan Cairan
No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit
a. Jumlah minum 1500-2500cc 1000-2000cc
b. Pola minum 5-8 gelas 4-6 gelas
c. Jenis minum Air putih Air putih
d. Minuman yang disukai Teh manis Teh manis
3. Pola Eliminasi
a. BAB
21
No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit
a. Frekuensi 2x1 2x1
b. Waktu Pagi/Malam Pagi/Malam
c. Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
d. Konsistensi Lunak Lunak
b. BAK
No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit
a. Frekuensi 6x1 hari 5x1 hari
b. Warna Kuning jernih Kuning jernih
c. Bau Khas Khas
d. Jumlah 1500cc 1500cc
1. Pola Istirahat dan Tidur
No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit
a. Waktu siang 14.00-16.00 WIB
(2 jam)
15.00-15.30 WIB
( ½ jam)
b. Waktu malam 22.00-05.30 WIB
(7,5 jam)
24.00-05.00 WIB
(5 jam)
c. Lama tidur/hari 9,5 jam 5 jam
d. Kesulitan tidur Tidak ada Suara berisik
e. Cara mengatasi Tidak ada Ruangan harus tenang
2. Kebersihan dan Personal Hygiene
No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit
a. Pemeliharaan badan (mandi) 2x1 hari 1x1 hari
b. Pemeliharaan gigi dan mulut 2x1 hari 1x1 hari
c. Pemeliharaan kuku 2x1 minggu 1x1 minggu
d. Pemeliharaan rambut 1x2 hari 1x3 hari
e. Hambatan dalam melakukan
personal hygiene
Tidak ada Adanya luka yang
dibalut oleh perban
22
3. Pola Kegiatan/Aktivitas
No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit
a. Olahraga/jenis/frekuensi Tidak ada Tidak ada
b. Kegiatan waktu luang Mengurus pekerjaan
rumah
Istirahat, makan, nonton
TV
c. Jenis pekerjaan Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga
d. Jumlah jam kerja Tidak tentu -
e. Kesulitan/keluhan dalam hal Tidak ada Adanya pembengkakan
di payudara kiri
memberatkan pasien
beraktiivitas dengan
sedikit bergerak.
I. Riwayat Keluarga
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
Keterangan genogram : Yang tinggal 1 rumah
23
II. Riwayat Lingkungan
a. Kebersihan lingkungan rumah : Bersih
b. Bahaya : Jauh dari bahaya
c. Polusi : Tidak ada polusi
I. Riwayat/Keadaan Psikososial
1. Psikologis
• Persepsi terhadap penyakit : Pasien yakin penyakitnya akan sembuh.
• Konsep diri : Pasien bertanya-tanya tentang penyakitnya.
• Emosi : Stabil
• Adaptasi : Dapat beradaptasi pada lingkungan.
1. Social
• Hubungan antara keluarga : Baik
• Hubungan dengan orang lain : Baik
• Perhatian terhadap lawan bicara : Baik
• Kegemaran : Tidak ada
• Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
1. Spiritual
• Pola ibadah : - Sebelum masuk RS : kadang-kadang
- Sesudah masuk RS : semakin sering
• Keyakinan tentang kesehatan : Pasien yakin penyakitnya akan sembuh.
I. Pengkajian Fisik
24
Tanda-tanda Vital : TD : 110/60 mmHg
RR : 112x/i
Pols : 80x/i
Temp : 37oC
TB : 170 cm
BB : 58 kg
Kepala : Bentuk : Lonjong
Ukuran : Normal
Posisi : Tegak
Warna dan bentuk rambut : Hitam dan ikal
Kebersihan kulit kepala : Kurang bersih
Mata/penglihatan : Bentuk : Simetris
Sclera : Icterus
Konjungtiva : Anemis
Pupil : Tidak ada kelainan
Posisi : Simetris kanan kiri
Ketajaman penglihatan : Baik, normal 6/6 artinya seorang dapat
melihat dengan sebelah mata dengan
jarak 6 meter.
Pemakaian alat bantu : Tidak ada
Hidung/penciuman : Bentuk : Simetris
Peradangan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Polip/sumbatan : Tidak ada
Fungsi penciuman : dapat membedakan bau-bauan.
Telinga/pendengaran : Bentuk : Normal
Peradangan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Cairan : Tidak ada
Fungsi pendengaran : Baik
Pemakaian alat bantu : Tidak ada
Mulut dan faring : Bibir : Normal
25
Mukosa gigi : Normal
Lidah : Kotor
Gigi : Lengkap dan tidak ada karies
Tonsil/faring : Tidak membesar
Peradangan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Kebersihan : Kurang
Bau : Tidak ada bau khas
Fungsi pengecapan : Dapat merasakan manis, asam, pahit
Kemampuan menelan : Baik
Leher : Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar tiroid : Tidak membesar
Vena jugularis : Tidak ada peningkatan
Kekakuan : Tidak ada
Thorax : Bentuk rongga : Simetris
Bunyi napas : Bronchial
Irama pernapasan : Tidak teratur
Bunyi jantung : Normal lup-lup
Nyeri dada : Nyeri pada dada sebelah kiri
Produksi sputum : Tidak ada
Abdomen : Bentuk : Baik
Hepar : Tidak ada pembesaran
Lien : Tidak ada kelainan
Ginjal : Tidak ada kelainan
Nyeri tekan : Tidak ada
Bising usus : Normal 12x/i
Neurologi : Kesadaran : Compos Mentis
Status orientasi : Waktu (√), tempat (√), orang (√)
Memori saat ini : Pasien masih ingat memori saat ini
Memori masa lalu : Pasien masih ingat memori yang lain
Perineum dan genetalia: Kebersihan : Bersih
Peradangan : Tidak ada
26
Haemoroid : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Alat genetalia : Bersih
Ekstremitas atas : Bentuk dan kekuatan : Simetris dan lemah
Rentang gerak : Terbatas
Reflek : Baik
Ekstremitas bawah : Bentuk dan kekuatan : Simetris dan lemah
Rentang gerak : Terbatas
Reflek : Baik
Eliminasi : Pola BAB : 2 kali dengan konsistensi feses lunak.
Riwayat perdarahan : Tidak ada
Pola BAK : 5x1 dengan frekuensi : 300cc 1 kali
BAK
Jumlah urin : 1500cc
Retensi urin : Tidak mengalami retensi urin
Karakter urin : Kuning jernih
Integument : Warna : Sawo matang
Integritas : Jelek disekitar payudara sebelah kiri
Kelainan pada kulit : Mengalami ulkus disekitar payudara
sebelah kiri.
II. Data Penunjang Lain
1. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 9,1 gr/dl
Albumin : 2,08 gr/dl
27
2. Pada foto thorax : bentuk normal/tidak tampak kelainan.
3. USG : korteks/medulla baik, pelvio balik tidak melebar, tidak tampak batu.
4. Pemberian terapi :
• Antibiotic (amoxin) 3x500mg
• Anti analgetik (as. Mefenamat) 3x500mg
• Anti ulsecaria/cimelidin 3x500mg
• Sulfas ferosus 2x1
• Vit C 2x2
• Vitamin : A, D, E, B6
• Antacid
• Inj. RL 5/5 D5%
ANALISA DATA
No. Symptom Etiologi Problem
28
1.
2.
3.
DS : Pasien mengatakan tidak nafsu
makan, mual, dan muntah.
DO : Pasien tampak lemah.
• Diet yang disajikan habis ½
porsi
• BB sebelum sakit 65 kg
• BB setelah sakit 58 kg
DS : Pasien mengatakan merasa nyeri
diseluruh bagian payudara sebelah
kiri.
DO : Payudara sebelah kiri tampak
membengkak melebihi yang kanan
dan lama kelamaan pecah.
• Mengalami ulkus yang meluas
• Skala nyeri 5-6 (sedang)
DS : Pasien mengatakan daerah ulkus
mengeluarkan bau yang tidak sedap.
DO : Tampak ulkus yang meluas
disekitar payudara sebelah kiri.
• Integritas kulit disekitar
payudara sebelah kiri jelek
DS : Pasien mengatakan takut
mengahadapi perubahan dalam
tubuhnya.
Penurunan massa otot
dan penurunan BB
Ulkus pada
permukaan payudara
Kerusakan permukaan
kulit/jaringan disekitar
payudara kiri
Perubahan nutrisi :
kurang dari kebutuhan
tubuh
Nyeri
Kerusakan integritas
kulit
29
4.
DO : Pasien tampak gemetar,
ketakutan, dan gelisah.
Ancaman perubahan
pada status kesehatanTakut dan koping
tidak efektif
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri berhubungan dengan ulkus pada permukaan payudara ditandai dengan pasien
mengatakan merasa nyeri diseluruh bagian payudara sebelah kiri. Pasien tampak meringis
kesakitan, payudara sebelah kiri tampak membengkak melebihi yang kanan dan lama
kelamaan pecah. Mengalami ulkus yang meluas. Skala nyeri 5-6 (sedang).
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan massa otot
dan penurunan BB ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual, dan
muntah, pasien tampak lemah. Diet yang disajikan habis ½ porsi, BB sebelum sakit 65 kg,
BB setelah sakit 58 kg.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit/jaringan
disekitar payudara kiri ditandai dengan pasien mengatakan daerah ulkus mengeluarkan bau
yang tidak sedap. Tampak ulkus yang meluas disekitar payudara sebelah kiri. Integritas kulit
disekitar payudara sebelah kiri jelek.
4. Takut dan koping tidak efektif berhubungan dengan ancaman perubahan pada status
kesehatan ditandai dengan pasien mengatakan takut mengahadapi perubahan dalam
tubuhnya. Pasien tampak gemetar, ketakutan, dan gelisah.
30
31
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. RDENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI : CA MAMMAE
DIRUANG DI RUANG RINDU B2 (BEDAH) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Dx Medis : Ca Mammae
Nama Klien : Ny. R
Ruang : Rindu B2 (bedah)
No Tgl Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)
32
1. 01
Juli
2010
Dx I Rasa nyeri
teratasi.
KH :
Nyeri
berkurang/hil
ang.
1) Tentukan
riwayat
nyeri :
lokasi,
frekuensi,
durasi
intensitas.
2) Evaluasi
terapi :
pembedaha
n, radiasi,
kemoterapi.
3) Beri
tindakan
kenyamana
n dasar
(reposisi,
gosokkan
• Informasi
memberi data
dasar untuk
mengevaluasi
kebutuhan/kee
fektifan
intervensi.
• Ketidaknyama
nan tentang
luas adalah
umum
tergantung
pada
proseduryang
digunakan.
• Meningkatkan
relaksasi dan
membantu
memfokuskan
kembali
08.00
08.30
09.00
10.00
11.30
• Menentukan
riwayat nyeri :
lokasi di sekitar
payudara
sebelah kiri,
frekuensi setiap
melakukan
pergerakan,
durasi intensitas
selama
pergerakan.
• Mengevaluasi
terapi :
pembedahan
masih dalam
perencanaan,
radiasi tidak ada
benjolan.
• Memberi
tindakan
kenyamanan
dasar (reposisi,
gosokkan
S :
Pasien mengatakan
merasa nyeri
diseluruh bagian
payudara sebelah kiri.
O :
Pasien tampak
meringis kesakitan,
payudara sebelah kiri
tampak membengkak
melebihi yang kanan
dan lama kelamaan
pecah. Mengalami
ulkus yang meluas.
Skala nyeri 5-6
(sedang).
A :
Masalah belum
teratasi.
P :
Intervensi
dilanjutkan.
• Tentukan
33
2. 01
Juli
2010
Dx II Kebutuhan
nutrisi
terpenuhi.
KH :
punggung
dan
aktivitas
hiburan).
4) Dorong
penggunaan
keterampila
n
manajemen
nyeri.
5) Evaluasi
penghilanga
n nyeri.
Kolaborasi :
6) Nilai aturan
obat sesuai
indikasi.
perhatian.
• Memungkinka
n pasien untuk
berpartisipasi
secara aktif
dan
meningkatkan
rasa kontrol.
• Tujuannya
adalah kontrol
nyeri
maksimum
dengan
pengaruh
minim pada
aksila.
• Membantu
mempercepat
12.00
12.30
09.15
09.30
punggung
dengan aktifitas
hiburan) : posisi
semi-fowler,
massasse
punggung,
mendengarkan
musik.
• Mendorong
penggunaan
keterampilan
manajemen
nyeri : relaksasi
(napas dalam).
• Mengevaluasi
penghilangan
nyeri : nyeri
disekitar
payudara
sebelah kiri.
• Menilai aturan
obat sesuai
riwayat
nyeri :
lokasi,
frekuensi,
durasi
intensitas.
• Evaluasi
terapi :
pembedahan
, radiasi,
kemoterapi.
• Beri
tindakan
kenyamanan
dasar
(reposisi,
gosokkan
punggung
dan aktivitas
hiburan).
• Dorong
penggunaan
keterampilan
manajemen 34
35
CATATAN PERKEMBANGAN I
No Tgl Dx Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)
1.
2.
02
Juli
2010
02
Juli
2010
Dx I
Dx II
08.00
08.15
08.30
09.00
09.30
09.45
10.00
• Mengajari pasien
mengurangi nyeri
dengan menarik
napas dalam dan
mengeluarkan pelan
napas dalam melalui
mulut.
• Menganjurkan
pasien untuk
berimajinasi dengan
tidak memfokuskan
pikiran dengan rasa
nyeri.
• Menjelaskan pada
pasien bahwa jika
pasien masih mampu
mentoleransi
nyerinya maka tidak
perlu diberikan obat
pada nyeri karena
akan menimbulkan
adikasi.
• Memantau makanan
setiap hari.
• Mengukur BB
pasien setiap hari.
• Menjelaskan pada
pasien bahwa perlu
makanan yang tinggi
S :
Pasien masih merasakan
nyeri di bagian payudara
sebelah kiri.
O :
Klien cooperative dengan
teknik distraksi yang
diajarkan.
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Intervensi dilanjutkan.
S :
Pasien mengatakan tidak
nafsu makan.
O :
Diet yang disajikan habis ½
porsi.
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Intervensi dilanjutkan.
36
3.
4.
02
Juli
2010
02
Juli
2010
Dx III
Dx IV
11.00
11.30
11.45
12.00
12.30
kalori, kaya nutrisi
dengan masukan
cairan adekuat.
• Menganjurkan
pasien makan porsi
kecil tetapi sering.
• Menganjurkan
pasien mamakai
pakaian longgar
• Mengeringkan
daerah sekitar luka.
• Menjelaskan kepada
pasien bahwa daerah
luka tidak boleh
digaruk.
• Mengganti balutan
setiap hari.
• Menganjurkan
kepada pasien agar
selalu berdoa.
• Memberi penjelasan
tentang penyakitnya.
• Memberi
semangat/motivasi
kepada pasien.
• Mengatakan pada
S :
Pasien mengatakan luka
mengeluarkan bau tidak
sedap.
O :
Ulkus yang makin
membesar.
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Intervensi dilanjutkan.
S :
Pasien sering bertanya
tentang penyakitnya.
O :
Pasien tampak gemetar,
ketakutan, dan gelisah.
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Intervensi dilanjutkan.
37
pasien bahwa bukan
ia saja yang
mengalami penyakit
tersebut, tetapi
masih banyak wanita
lain.
CATATAN PERKEMBANGAN II
No Tgl Dx Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)
38
1.
2.
3.
03
Juli
2010
03
Juli
2010
03
Juli
2010
Dx I
Dx II
Dx III
08.00
08.30
09.00
09.15
09.30
09.45
10.00
11.00
11.30
11.45
• Menilai skala nyeri.
• Mengatur posisi
pasien senyaman
mungkin.
• Memberikan asam
mefemanat 500mg
oral.
• Menjelaskan kepada
pasien dan keluarga
manfaat nutrisi.
• Menganjurkan
keluarga memberi
makanan tambahan
dari luar, mis : susu,
daging yang sesuai
indikasi.
• Menganjurkan
kepada keluarga
supaya
memperhatikan
kebersihan mulut.
• Menganjurkan
kepada keluarga
memberikan
makanan selingan.
S :
Pasien mengatakan nyeri
yang dialaminya berkurang.
O :
Pasien tidak meringis lagi.
A :
Masalah teratasi sebagian.
P :
Intervensi dilanjutkan.
S :
Pasien mengeluh kurang
nafsu makan.
O :
Diet yang disajikan habis ½
porsi.
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Intervensi dilanjutkan.
S :
Pasien mengatakan bau
tidak sedapnya berkurang.
O :
Ulkus tidak basah.
39
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
• Pengkajian pada pasien Ca Mammae yaitu Ny. R dilakukan dengan adanya kerjasama
yang baik antara pasien, keluarga pasien, dan penyusun sehingga permasalahan-
permasalahan dapat ditemukan.
• Perencanaan pada Ca Mammae juga melibatkan pasien dan keluarga pasien dimana
mereka diajak bersama-sama merencanakan tindakan dan keperawatan yang akan
dilakukan pasien. Ternyata pasien dan keluarga pasien mempunyai respoon yang baik
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
• Pada pelaksanaan tindakan keperawatan untuk menanggulangi masalah pasien Ca
Mammae didasarkan atas rencana keperawatan yang telah ditetapkan.
• Evaluasi pada pasien Ca Mammae sebagian masalah dapat teratasi.
1.1 Saran
• untuk dapat berhasil dan berdaya guna, asuhan keperawatan yang diberikan pada klien
Ca Mammae perlu motivasi untuk tetap berusaha membuat catatan perkembangan dari
klien dan melanjutkan tindakan keperawatan.
40
• Dalam melaksanakan asuhan keperawatan perlu adanya hubungan interpersonal yang
terbuka antara mahasiswa, perawat, pasien/keluarga pasien, dokter maupun tim
kesehatan lainnya, sehingga terjalin kerjasama dalam peningkatan mutu keperwatan.
41