3510991105

15

Upload: fadilah-rahmawati

Post on 19-Jul-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/17/2018 3510991105 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3510991105 1/15

Oseanologi dan Limnologi di Indonesia (2009) 35(1): 91~105 ISSN 0125 - 9830

KLASIFIKASI TINGKAT PENCEMARAN DAS CILIWUNG

BERDASARKAN INDEKS KIMIA KmCHOFF

oleh

TRI SURYONO, YOYOK SUDARSO, GUNAWAN PRATAMA YOGA

DAN IWAN RIDWANSYAH

Pusat Penelitian Limnologi-LIPIReceived 15 April 2008, Accepted 17 February 2009

ABSTRAK

Penelitian mengenai kualitasperairan DAS Ciliwung yang merupakan salah

satu sungai besar di Jawa Barat dan DKI Jakarta dan memiliki peranan yang sangatpenting dalam mendukung aktivitas disepanjang DAS nya telah dilakukan pada

bulan Juni, Juli dan Agustus tahun 2002. Kondisi perairan Sungai Ciliwung saat inisudah tidak sesuai Iagi dengan peruntukkannya akibat tekanan lingkungan maupun

beban pencemaran yang masuk ke perairan sungai. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui tingkat status pencemaran perairan Sungai Ciliwung berdasarkan

hasil perhitungan indeks kimia KIRCHOFF (1991) dan parameter pencemar yangpaling berpengaruh terhadap kualitas air dengan menggunakan uji analisis AKD.Lokasi pengambilan sampel air sungai sebanyak 15 stasiun di sepanjang SungaiCiliwung yang terdiri dari 8 stasiun di bagian hulu, 4 stasiun bagian tengah dan 3

stasiun merupakan bagian hilir. Hasil perhitungan beberapa parameter denganmenggunakan perhitungan indeks KIRCHOFF (1991) menunjukkan tingkatpencemaran di Sungai Ciliwung pada bagian hulu masih belum tercemar sampaitercemar ringan dengan kisaran nilai 79,73 - 86,079; bagian tengah mulai tercemar

ringan hingga sedang dengan kisaran nilai indek sebesar 31,975 - 72,971 dan bagianhilir pencemaran yang terjadi sudah tergolong berat dengan nilai indek antara 12,733

- 14,842. Parameter yang paling berpengaruh terhadap lokasi pengambilan sampelberdasarkan analisis AKD adalah untuk bagian hulu sampai pertengahan adalah

oksigen terlarut, ketinggian dan kecepatan arus sungai.

Kata kunci; Klasifikasi, Pencemaran, DAS Ciliwung dan Indek KIRCHOFF.

5/17/2018 3510991105 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3510991105 2/15

SU RYON o.. SU DA RSO . Y OGA & RIDW ANSY AH

ABSTRACT

CLASSIFICATION LEVEL OF CONTAMINATION CILIWUNGWATERSHEED BASED ON CHEMISTRY INDEX KIRCHOFF. Researchabout water quality of Ciliwung watershed has been done in June, July and August

the year 2002. Ciliwung river is one of great river in West Java and Jakarta has areal important role in supporting activity along the length of its. Condition of waterCiliwung river of the existing have been inappropriate again by destines it as result

of environmental pressure and also pollution load stepping into river water

territory. Purpose of this research is to know level of contamination status of waterterritory of Ciliwung river based on result of calculation chemistry indexKIRCHOFF (1991) and pollutant parameter that is very influential to water quality

by using analysis test AKU. Location of River water sampling composes 15 stations

along the length of Ciliwung watershed consisted of8 station in part of upstream, 4centered station and 3 station is part of downstream. Result of calculation some

parameters by using calculation index KIRCHOFF ( 1991) shows level of

contamination in Ciliwung river at part of upstream still have not polluted untilslightly polluted with the range of value 79,73 - 86,079; midlle stream started is

slightly polluted until moderately polluted with the range of value index31,975 -

72,971 and part of contamination downstream happened has heavily polluted withvalue index between 12,733 - 14,842. Parameter that is very influential to location

of sampling based on analysis AKU is part of upstream until mid is dissolvedoxygen, height and riverflow velocity.

Keyword: Classification, Pollution, Ciliwung Watershed and KIRCHOFF Index.

PENDAHULUAN

Sungai Ciliwung yang merupakan salah satu sungai besar di daerah JawaBarat, sebagian besar aimya bersumber dari Gunung Mas dan bermuara di TelukJakarta. Sungai tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung

aktivitas masyarakat dan industri disepanjang DAS Ciliwung. Besarnya aktivitas

perindustrian dan domestik di daerah sekitar DAS saat ini dapat menimbulkandampak pencemaran yang serius terhadap sungai tersebut. Beban pencemar yangdominan di Sungai Ciliwung dan sungai-sungai lainnya umumnya akibat tingginya

konsentrasi bahan organik dan logam berat. Keberadaan bahan pencemar tersebutmenyebabkan penurunan kualitas air Sungai Ciliwung terutama di bagian tengah danhilir, sehingga tidak sesuai lagi dengan jenis peruntukannya (misalnya untuk

pertanian, perikanan dan sebagainya.), serta hilangnya keanekaragaman hayati

92

5/17/2018 3510991105 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3510991105 3/15

KLASIFIKASI TINGKAT PENCEMARAN DAS

khususnya spesies aslilendemik sungai tersebut (KHOSLA et al. 1995 dan

BRAHMANAT &FIRDAUS 1997).Indeks kimia dari KIRCHOFF (1991) telah digunakan untuk

mengklasifikasikan status pencemaran yang disebabkan oleh bahan organik disungai seperti yang pernah dilakukan pada Sungai Citarum Hulu (SURYONO &

SUDARSO 2000). Indeks tersebut cukup sederhana dan mudah untuk dikerjakan,

sehingga dapat dipergunakan secara berkelanjutan untuk rnemonitor kualitas .air.

tetapi metode indeks kimia ini mempunyai keterbatasan, khususnya dalam evaluasivariabel/parameter yang paling mempengaruhi kualitas air. serta pengelompokkan

status pencemaran yang terjadi di sungai tersebut. Penggabungan analisis statistikmultivariate dengan metode tersebut dianggap perlu untuk dapat melihat klasifikasi

status air sungai baik dari sifat fisik maupun kimia yang dominan dalammencirikannya secara lebih sempurna, sehingga penggunaannya dalam rnenejemen

dan pengelolaan sungai dapat Iebih terarah.Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan

sebagai berikut: 1) untuk mengetahui tingkat pencemaran bahan organik disepanjang Sungai Ciliwung didasarkan pada indeks kimia KIRCHOFF (1991); 2)mengetahui tingkat perbedaan dari daerah-daerah/lokasi pengambilan sampel

ditinjau dari persamaan indeks kimianya; 3) menentukan variabel-variabel yang

dominan dalam mencirikan kualitas air dan keterkaitan dengan variabellainnya padamasing-masing lokasi tempat pengambilan sampel.

METODOLOGI

Penelitian ini dilakukan pada DAS Ciliwung mulai dari hulu yaitu beberapaanak sungai yang nantinya masuk ke Sungai Ciliwung utama sebagai daerah yangdiharapkan masih bagus (reference). bagian tengah dimana aktivitas pencemaran

yang terjadi tidak terlalu tinggi serta bagian hilir yang merupakan bagian dengankondisi pencemaran yang sudah melewati batas toleransi (Gambar 1).

Pengambilan sampel air dilakukan 3 kali pada musim kemarau yaitu bulanJuni, Juli dan Agustus 2002. Hal ini dilakukan pada musim kemarau untuk

menghindari data hasil pengukuran yang bias kalau dilakukan pada musim hujanakibat banjir. Sedangkan parameter kimia air sampel yang dianalisis untuk

perhitungan indeks kimia KIRCHOFF meliputi:1. Kondisi oksigen jenuh yang diukur dengan menggunakan alat ukur Water

Quality Checker (WQC rnerk Horiba V-I0) dan dikonversikan menggunakan

grafik monograf guna menghitung prosentase oksigen terlarut berdasarkanvariasi suhu, tekanan dan ketinggian (KIRCHOFF 1991).

2. Konsentrasi BODs diukur dengan metoda Pengenceran dan Titrasi.3. Konsentrasi ammonia < : N H 4 ) , diukur dengan metoda Thenate (APHA 1995).4. Konsentrasi Nitrat (N03). diukur dengan metoda Brucine (APHA 1995).

5. Konsentrasi orto posphat (O-P04), diukur denganmetoda Ascorbic Acid (APRA1995).

93

5/17/2018 3510991105 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3510991105 4/15

SURY ONO, SUD ARSO, Y OG A & R IDWANSY AH

6. Kondisi pH dan konduktivitas diukur dengan menggunakan alat ukur Water

Quality Checker (WQC merk Horiba V-IO).

Beberapa parameter yang diukur dilapangan secara langsunglinsitu, yaitu: pH,suhu, konduktivitas dan oksigen terlarut (DO), sedangkan parameter yang lainnya

dianalisis di Laboratorium Pengendalian Pencemaran Perairan Darat, Puslitbang

Limnologi- LIPI, Cibinong yang sebelumnya telah diawetkan mengikuti metoda

yang ditentukan oleh APHA (1995).

Hasil analisis parameter kimia di atas selanjutnya digunakan untuk

perhitungan nilai indeks kimia yang diperoleh dari rumus indeks KIRCHOFF (1991)

sebagai berikut:

n wiCI= Oqi

;=1

Dimana:

CI adalah Nilai Indeks Kimia Kirchoff dari air Sungai Ciliwung pada setiap

titik sampling

q .adalah Nilai dari kurva baku sub indek parameter dengan skala

pembobotan 0 - 100

w adalah nilai konstanta bobot kepentingan dari setiap parameter. nilainya

dari 0 sampai 1.

Tahap berikutnya adalah menggolongkan nilai indeks yang didapatkan ke dalam

kriteria sebagai berikut:

• 0 sampai27: digolongkan sebagai air yang sangat tercemar

• 28 sampai 56 : digolongkan sebagai air yang tercemar sedang

• 57 sampai 83 : digolongkan sebagai air yang tercemar ringan

• 84 sampai 100 : digolongkan sebagai air yang belum tercemar

sumber LAW A dalam KIRCHOFF (1991).

Analisis Data

Analisis data dengan menggunakan uji statistik ANOV A (Uji-F) satu arahdengan selang kepercayaan 99% (p=0.01). Hasil uji Anova dilanjutkan dengan post

hoc comparison dengan menggunakan uji Duncan range test dan selanjutnya

digambarkan dalam grafik Boxplots dengan tingkat signifikansi (Confidence

interval) 99%. Analisis statistik uji-F dan post hoc comparison dilakukan dengan

menggunakan bantuan software MVSP@ versi 3.

Evaluasi masalah lingkungan perairan pada umumnya membutuhkan banyak

pengukuran variabel kualitas air, sehingga diperlukan analisis multivariate dalam

interprestasi hasil pengukuran tersebut. Principle Component analysis (PCA) atauAnalisis Komponen Utama (AKU) merupakan teknik ordinasi yang paling umum

digunakan dalam analisis multivariate/multivariabel (NORRIS 1995). Adapuntujuan dari dilakukannya teknik ordinasi tersebut adalah: 1) menurunkan dimensi

ruang dari data multivariate/multivariabel yang kompleks dengan meminimalkan

informasi yang hilang dati data tersebut. 2). Mengekstraksi kumpulan datalvariabel

94

5/17/2018 3510991105 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3510991105 5/15

KLASIFIKASI TINGKA T PENCEMARAN DAS

P .l a 1 lt Ik P en g; lI lI bl lo n S am p le

Gambar 1. Peta lokasi pengambilan sampel di DAS Ciliwung.

Figure 1. Map of sampling site in CiJiwung watershed.

H

~ .•

yang tidak saling berkorelasi dari kumpulan datalvariabel yang saling berkorelasi

yang disebut dengan komponen atau faktor. Variabel atau tempat lokasi sampling

diplotkan ke dalam ruang multidimensi yang ditunjukkan sebagai axis/sumbu. Jarak

diantara ke dua sampeI yang diplotkan ke dalam ruang tersebut merupakan

korespondensi diantara keduanya, yang menunjukkan tingkat

ketidaksamaanldisimilaritas. Adapun jarak yang dipergunakan dalam AKU yaitu

dengan jarak euclidean. SumbU/faktor yang baru terbentuk didefinisikan sebagai

kombinasi linear dari pengukuran masing-masing variabeI (NORRIS & GEORGES

1993). VAN WIJNGAARDEN et at. (1995) telah menggunakan analisis AKUtersebut untuk mengevaluasi respon komunitas terhadap pemaparan bahan polutan

dan perubahan habitatnya. AKU juga dianggap cocok diterapkan di Sungai

Ciliwung hulu untuk melihat karakter dari variabel yang mencirikan di sungai

tersebut.

Data hasil pengukuran distandarisasi terlebih dahulu sebelum dilakukan

analisis lebih lanjut. (BENGEN 2000). Perbedaan variabel yang mencirikan kualitas

air diantara perbedaan bulan pengambilan sampel dianalisis dengan menggunakan

AKU. Variabel-variabel yang sebelumnya telah diketahui memiliki autokorelasi,

misalmya BOD dengan oksigen terlarut (DO), nitrat dengan nitrit, dipilih salah satu,

guna memudahkan dalam interprestasi. Kemiripan diantara stasiun pengambilan

yang didasarkan pada kesamaan indeks kimia dikelompokkan dengan menggunakan

analisis AKU dengan menggunakan softwear MVSP versi 3.1.

95

5/17/2018 3510991105 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3510991105 6/15

SURYONO. SUDARSO. YOGA & RIDWANSYAH

Tabell. Diskripsi kondisi fisik lokasi pengambilan sampel pada DAS Ciliwung.

Table 1. Physical description of sampling site in Ciliwung watershed.

No. Station

Stream Altitude

Source Pollutionorde 1m )

1. Cimandala 1 I 1285 Natural from deterioration of leaf, stick,

and rock decay

2. Cimandala 2 I 1155 Natural from deterioration of leaf, stick,

and rock decay

3. Cimandala 3 II 1152 Natural from deterioration of leaf, stick,

and rock decay

4. Cimegamendung I 1077 Natural from deterioration of leaf. stick,

and rock decay

5. Cisukabirus 1 I 896 Natural from deterioration of leaf, stick.

and rock decay6. Cisukabirus 2 I 895 Natural from deterioration of leaf, stick.

and rock decay

7. Cisukabirus 3 II 890 Natural from deterioration of leaf, stick,

and rock decay

8 . GunungMas I 1284 Natural from deterioration of leaf, stick,

and rock decay

9 . Ds. Leuwimalang III 735 Agriculture and domestic

10. Ds. Gadok III 503 Agriculture and domestic

I I . Katulampa IV 374 Agriculture and domestic

12. Bojong Gede IV 163 Agriculture and domestic

13. Kalibata IV 84 Domestic of urban14. Manggarai IV 40 Domestic of urban

15. Kali Ancol IV 21 Domestic of urban

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis terhadap beberapa parameter fisika-kimia pada setiap lokasipengambilan sampel tersaji seperti pada Tabel 2 di bawah. Disini terlihat nilai hasil

analisis kisarannya tidak terlalu besar antara lokasi Ciliwung bagian hulu sampai

Ciliwung bagian tengah (Cimandala sampai dengan Bojong Gede) dengan

konsentrasi oksigen terlarut rata-rata berkisar antara 7 - 8 mg/l, hal ini terjadi

kemungkinan karena kondisi alamiah dari lokasi pengambilan sampling yang masih

tergolong bagus dan juga pengaruh faktor geologi daerah aliran sungai yang

memiliki jeram-jeram sehingga air sungai teraerasi secara alami dengan baik.

Konsentrasi tersebut sangat bagus untuk mendukung kehidupan aquatik, karena

konsentrasi oksigen terlarut dalam perairan minimal 2 ppm agar cukup mendukung

kehidupan aquatik secara normal (pESCOD 1973; WELCH 1980). Jumlah oksigenterlarut yang ada dalam suatu perairan dipengaruhi oleh suhu, tekanan parsial gas-

gas baik yang ada di udara maupun di air, kadar garam serta adanya bahan-bahan

yang mudah teroksidasi dalam air (HUTCHINSON 1967; WETZEL 1983),

96

5/17/2018 3510991105 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3510991105 7/15

KLASIFIKASI TINGKA T PENCEMARAN DAS

sedangkan untuk bagian hilir yaitu mulai Kalibata hingga Kali Ancol konsentrasi

oksigen terlarut berkisar antara 1 - 2 mg/l, hal ini dimungkinkan karena tingginya

konsentrasi bahan pencemar organik yang ada dalam air sungai sebagai hasil

aktvitas domestik maupun industri.Kisarannilai pH yang tercatat pada pengamatan in situ antara 6 -7. Kondisi

pH ini merupakan kondisi yang normal di perairan, Kondisi pH ini masih dalam

kondisi netral dan mendukung kehidupan aquatik danau. Nilai pH ini sangat

mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir

pada kondisi pH rendah, selain itu juga akan mempengaruhi peningkatan sifat

toksisitas logam yang ada dalam perairan (NOVOTNY & OLEM 1994). Nilai

konduktivitas yang diperoleh dari pengukuran air Sungai Ciliwung mulai hulu

hingga hilir menunjukkan peningkatan dimana pada bagian huiu kisaran nilainya

0,041 - 0,094 mS/cm, sedangkan mulai bagian tengah hingga hilir nilai

konduktivitas berkisar antara 0,117 - 0,689 mS/cm. nilai konduktivitas merupakangambaran garam-garam terlarut dalam perairan, nilai ini bervariasi antara sungai

yang satu dengan lainnya, bahkan juga bervariasi antara satu temp at dalam satu

badan sungai, karena adanya faktor jenis batuan, tanah, hujan dan vegetasi (PAYNE

1986).

Konsentrasi basil analisa Nitrat sebagai N pada perairan Sungai Ciliwung

dari hulu sampai hilir diperoleh kisaran 0,018 sampai 1,69 mg/l, hal ini

menunjukkan bahwa konsentrasi nitrat perairan Sungai Ciliwung masih dibawah

baku mutu pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air sesuai PP. NO.

82 TH 2001 yaitu batas konsentrasi nitrat yang diijinkan untuk kelas air Idan II

sebesar 10 mgll. Begitu juga dengan konsentrasi parameter lain seperti Ammonia

dari hulu sampai tengah (St. Bojong Gede) diperoleh kisaran 0,27 mg/l sampai 0,106

mg/l ( St. Cimandala 3), dimana batas ambang yang di perbolehkan adalah sekitar

0,5 mg/l untuk golongan air kelas I, sesuai dengan batas ambang tersebut maka

kondisi perairan Sungai Ciliwung bagian hulu sampai pertengahan tergolong bagus

karena masih dibawah baku mutu yang ditetapkan (pP. NO. 82 TH 2001 ), tetapi

beberapa stasiun bagian hilir mulai St. Kalibata sampai Kali Ancol konsentrasi

amonia menunjukkan kurang baik untuk kehidupan aquatik yaitu berkisar antara 2,6

- 5,2 mg/l, Karena untuk perlindungan kehidupan aquatik konsentrasi amonia tidak

terionisasi (NH3) harus tidak meIebihi dati 0,02 rngIL amonia atau 0,016 N-NH3mgIL (ANNONYMOUS dalam MC NEELY et aI1979).

Hasil analisa beberapa parameter kimia air tersebut selanjutnya dilakukan

perhitungan dengan menggunakan rumus indeks kimia KIRCHOFF (1991) dan

diperoleh nilai klasifikasi status pencemaran yang terjadi seperti pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3 di atas terlihat bahwa hampir semua stasiun

pengambilan sampel sudah mengalarni pencemaran dati sedang sampai berat. Hanya

dua stasiun yang termasuk belum tercernar yaitu Stasiun Cimandala 1 dan Gunung

Mas. Pencemaran yang terjadi di bagian hulu biasanya karena proses pembusukan

alami dari daun-daunan, ranting dan pohon yang mati serta proses pelapukan tanah

97

5/17/2018 3510991105 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3510991105 8/15

\000 T obel2 . H uB onalisis pan meierk fm iao ir D AS C i l iW U D . g .

T aW e 2 . ~liUl~ uf W-d. l . I! rlHl:ubtrJ lJillitillt5l..tir auW~is Cil iwwlK, Witl.t=1~btru..

~!) SrarlcnpH CDudukt . DO Temp. );OJ ~lL PO. BOD!

[- I [mSicm] [lUi'I] ['C) [mlo'i1 [lUill] [m&ilJ [mg/l]

1 Cimandala 1 (1 J 7 .0 1 = 0.25 0 .0 6 1" " 0 .0 1 8 .6 10 .. U ti 1 8 .9 . . 0 .+ 1 - 0 .2 5 5 .. 0 .09 0.029 = 0.01 0.008 = 0.01 1 i.6 3 . . 1 8.1 9 til

2 . C i m a: :u ia la 1 (l) 6 .8 1 .. 1) ,19 1 ).1 )4 8. 0.01 S .~ S 5; 1 .:: :9 19 .4 3 . . Q . ': l 0198 .. 0.0 6 0 .0 39 = 0 .0 3 0 .0 35 .. 0 .0 4 3 0.5 8 . . 2 6. 18~

3. Cimandala 3 ( 1) 6.92 .. 0.21 0.055 .. 0.02 S.6·H : LO ti 1 9 .~ 3 :; ; L l 55 0 .1 6+ = 0 .1 S 0 .1 06 = 0 .1 6 0 .0 10 .. O .o t 1 3. 08 3 '" 1 +.0 6 ~

+. Cimegamendung (1 ) 7 .6 + . . 0 .' :9 0 .0 82 = 0 .0 1 8 .6 51 :: 1 .1 2 18.4 9 . . 0 .5 0 0.336 = O.D 0 .0 43 = 1 ). 03 0 .1 )2 6 . . 0 .0 3 2UL7=H.10 9til, Sukabirus iu: i .' )+ ' " 0 .7 1 0 .0 92 :; 0 .0 1 8 .5 13 .. 0 .+ + 19.78", 0.23 0.15 8 .. 0.12 0. 1) 17 = 0 .0 2 0 .021 = 0.02 17 .8 23 = 19.15 §6. S u ka bL ru s ~ [ 1) 7 .0 3 = 0 .2 0 o .o s - '" O . O ~ 9 .0 t9 = 0 .+ 0 1 9 .* . . 0 .+ + 0.2.14=0.13 0 .0 38 = 0 .0 4 0 .0 82 :: 0 .0 9 1 3.9 9 = 1 8.6 5 ~i. Su ka bi ru s 3 ( 2 ) 6 .6 7 ", 0 .9 i" O.l}9-1= 0.02 2 0.6 7" , O .S l 0.168 = 0.15 0 .04 -= 0 .0+ 0.02 +:: O .O~ 18.43"= ~ 3. 72

til

8.452= 0.15 ~O

8. GuulJ l lg )'las (1) r03 = 0.64 0 .041 = 0.01 8.460; 0.71 1 9.4 1 = 0 .2 7 Q.4·H", O.t( 1).0+:5 = .04 O.OLL=: 0.01 22.933 = = 17.+1- - . . . <

0

9. Leuwi ma 1a ug ( 3) 7.:5 == 0.22 0.12 8 = 0.03 s.o34 == 1.51 ~4.0S == 2.04- 0.093 = = 0.15 0.065 = MIS 1) .148 , ; 0 . 24 22.997 = = 29 .18 0

> -10 . Gadok(3) 1.61:; 0.18 0.2 8-1::: 016 7 .8 97 = 1 .1 3 1 5 . 2 7 = : ! . O O 0.721 = 0.17 0.062 = = 0.07 0 .0 38 "" 0 .0 3 16.113 =: 12.62 R < >

11 . Kat ul am pa ( 4 ) 7 . 4 - 1 == 0.38 0.117:0.03 7.617 == 0.89 27 .3 ::: 0.62 0 .780::: 0 .10 0.074= 0.05 0 .027::: 0.02 2 9.387 = 36.76 S12 . Bo)ong Gede (4 ) 6 .5 9 ", 0 .9 3 0 .1 94 = 0 .0 4 7 .4 13 = 0 .:5 9 2,5.28 = 0.33 L693= 0.77 0.11S = 0.11) 0.03 = 0.04 23 .19 = 2 7 .37 ~

B. Ka: ib at a (4) 6.7=0.57 0 .2 18 '" O .OS 2 .304= US 1S.~7 = 0.39 0 .94 = 0.16 2.591 = = 3.03 CU4O=O.10 +3.5 1 = 41.75 ~til

14 . ) ' langgarai (4 ) 15 . 8 4= O . ~2 0 .3 89 = 0 .1 6 U S5 "" 1 ,17 2 8 .5 9 ", 0 .3 0 G . 185 = 0 . . 1 9 3.+28",3.35 0.2 04= 0.15 2 8 .:5 8 .. 13 .l9 ~15 . KaJi Anco: (4 ) 6 .9 5 = 0 .+ 4 0 .689 = 0.11 U1a = 1.20 2 9 .4 3 = 0.97 O.OlS = 0.03 5 .2 23 = 2 .+9 0 .961 :: : 0 . 4 -9 7 6 .3 8 :: : 9 0 .5 9

::t

seurce : P rim a r y d a ta la b or at or y o rL 1m n o lo gy -L I P I

5/17/2018 3510991105 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3510991105 9/15

KLASIFIKASI TINGKA T PENCEMARAN DAS

Tabel3. Hasil perhitungan indeks kimia KIRCHOFF (1991).

Table 3. Result of calculation chemistry index KIRCHOFF (1991).

No. Sampling siteIndex value

WaterKirchoff 1991

1. Cimandala 1 (I ) 85.067 ± 4.94 Not polluted

2. Cimandala 2 ( I ) 82.080 ± 3,89 Slightly polluted

3. Cimandala 3 ( II ) 80.180 ± 8.86 Slightly polluted

4. Cimegamendung ( I ) 85.079 ± 6.25 Not polluted

5. Sukabirus 1 (I ) 82.669 ± 5.43 Slightly polluted

6. Sukabirus 2 ( I ) 82.131 ± 4.07 Slightly polluted

7. Sukabirus 3 ( II ) 79.730 ± 8.87 Slightly polluted

8. Gunung Mas ( I ) 82.831 ± 6.60 Slightly polluted

9. Leuwimalang ( III ) 7S.084± 4.10 Slightly polluted

10. Gadok (III) 74.067 ± 5.58 Slightly polluted

11. Katulampa ( IV ) 69.584 ± 4.45 Slightly polluted

12. Bojong Gede (IV) 72.971 ± 4.35 Slightly polluted

13. Kalibata (IV) 31.975 ± 10.88 Moderatly polluted

14. Manggarai ( IV ) 14.842 ± 8.02 Heavily polluted

15. Kali Ancol ( IV ) 12.733 ± 11.07 Heavily polluted

dan batuan, keberadaan vegetasi riparian sangat penting karena mempengaruhi

fungsi dan kualitas ekosistem perairan (GREGORY et al 1991), Perubahan pada

zona ini (kerusakan hutan, pertanian dan pemukiman) akan mempengaruhi struktur

dan proses pada ekosistem perairan. Menurut KARR & SCHLOSSER (1978)

riparian mampu mengurangi nonpoint source sediment dan nutrien dari daerah

pertanian. Nilai indeks perhitungan KIRCHOFF (1991) pada umumnya di stasiun

bagian hulu berkisar antara 79 sampai 82 dan tergolong tercemar ringan, Sedangkan

untuk bagian tengah (Leuwimalang sampai Bojong Gede) masih termasuk dalamkategori tereemar ringan akan tetapi kisaran nilai indeks yang diperoleh lebih rendah

dari bagian hulu yaitu 69,584 sampai 75,084, kemungkinan hal ini dipengaruhi juga

oleh zona penutupan tanaman tepian disepanjang bantaran sungai, karena menurut

HEARTSILL-SCALLEY & AIDE (2003) terdapat adanya hubungan positif antara

penutupan pohon dengan persentasi oksigen terlarut pada perairan di dekatnya dan

hubungan negatif antara penutupan pohon dengan penumpukan sedimen dari tanah

yang tererosi. Stasiun Kalibata termasuk tereemar sedang dan terakhir bagian hilir

yaitu Manggarai dan Aneol termasuk kategori tercemar berat dengan nilai indeks 12

sampai 14. Meningkatnya status pencemaran pada bagian hilir dikarenakan di

sepanjang tepian sungai berdiri banyak rumah penduduk dan industri yangkebanyakan membuang limbahnya ke badan air sehingga terakumulasi menjadi

tinggi.

99

5/17/2018 3510991105 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3510991105 10/15

SURYONO, SUDAR,SO, YOGA & RIDWANSYAH

xwC

~ 50....I

<Co~w 30: : r :o

:c ±Std. Dev.

CJ ±S td . E r r.

IJ Mean

1 0

90

70

·10 '---_,___..-.....__,___..-~.,........~~_.__~-._-__._-~_,_---'

Cmdl1 Cmdl 3 , CSkbr1 Cskbr 3 Lwmlng Ktlmp Klbta Klancol

Cmdl 2 Gn Mas Cskbr 2 Cmgdng Gadok Bjgede Mgrai

STATION

Gambar 2. Grafik Boxplot status pencemaran diDASCiliwung.

Figure 2. Graph Boxplot contamination status in Ciliwungwatershed.

Hasil uji-F terhadap indeks kimia dari setiap stasiun pengambilan sampel di

DAS Ciliwung dari hulu sampai hilir mernperlihatkan adanya perbedaan yang

signifikan (p=O,Ol). Dilihat dari grafik boxplot yang didasarkan pada

pengelompokkan standard deviasi dengan selang kepercayaan 99 % diperoleh hasil

seperti Gambar 2, di sini terlihat bahwa dari stasiun Cimandala 1,2 dan 3;

Cisukabirus 1,2 dan 3; Cimegamendung; Gunung Mas, Leuwimalang, Gadok,

Katulampa dan Bojong Gede tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signiftkan

(p>O,OI). Stasiun Kalibata posisinya berdiri sendiri yaitu berbeda nyata dengan

stasiun Cimandala sampai BojongGede dan stasiun Mangarai sampai Kali Ancol

(p<O,Ol). Sedangkan dua stasiun terakhir di bagian hilir yaitu Manggarai dan Kali

Ancol tidak memiliki perbedaan yang nyata (p>O,Ol). Jadi disini terlibat adanya tiga

pengelornpokan yang didasarkan atas perbedaan indeks kimianya pada stasiun di

DAS Ciliwung dari hulu sampai hilir, Secara garis besar stasiun mulai Cirnandala 1

sampai Bojong Gede dikategorikan dalam belum tercemar sampai tercemar ringan

sedangkan stasiun kalibata tergolong tercemar sedang dan dua stasiun di bagian hilir

yaitu Manggarai sampai Kali Ancol tergolong tercemar berat. Jadi stasiun Kalibata

seperti telab dijelaskan sebelumnya bahwa stasiun ini merupakan peralihan dar i

tercemar ringan ke berat karena berbeda nyata dengan semua stasiun yang lain.

100

5/17/2018 3510991105 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3510991105 11/15

KLASIFIKA~I TINGKAT PENCEMARAN DAS

sumbu2

Gambar 3. Korelasi antara variabel dari DAS Ciliwung pada sumbu faktorial

utama dengan menggunakan analisis AKU.Figure 3. Correlation between variables from Ciliwung watershed at axis main

factorial by using AKU analysis.

Hasil analisis dengan menggunakan AKU di atas (Gambar 3) dapatdiketahui kekuatan dari masing-masing variabel lingkungan dalam mencirikanstasiun pengambilan sampeJ disini untuk menghindari adanya kerancuan akibatautokorelasi dalam analisis statistik dengan AKU dari parameter nitrat dan ammonia

maka diambil parameter TN dan TP. Dari hasil analisis kosinus kuadratnyamenunjukkan kualitas representasi titik pada sumbu utama. Dari hasil analisa

tersebut dapat dilihat adanya beberapa pengelompokan yang dipengaruhi ataudicirikan oleh masing-masing variabel lingkungan dimana kelompok pertamastasiun yang berada di bagian hulu terdiri dari Cimandala 1,2 dan 3; Cisukabirus 1,2

dan 3; Cimegamendung; Gunung Mas dan Leuwimalang, sedangkan kelompokkedua adalah untuk stasiun bagian tengah sampai hilir yaitu stasiun Bojong Gede,Kalibata, Manggarai dan Kali Aneol. Stasiun-stasiun ini mencirikan sumbu 1

dimana variabel lingkungan yang berpengaruh pada stasiun Cimandala 1,2 dan 3;

Cisukabirus 1, 2 dan 3; Cimegamendung; Gunung Mas dan Leuwimalang yangmerupakan daerah perairan belum tercemar ini dicirikan oleh oksigen terlarut yangtinggi (8 sampai 9,7 mg/l) dan faktor ketinggian tempat (700 m dpI) sedangkan

konsentrasi nutrien seperti TN, TP, turbiditas dan konduktivitasnya cenderung keeil.

Tingginya konsentrasi oksigen terlarut yang ditemukan di stasiun Cimandala 1,2 dan3; Cisukabirus 1,2 dan 3; Cimegamendung; Gunung Mas dan Leuwimalang diduga

akibat dad adanya jeram-jeram air yang mengakibatkan adanya kontak lansung

101

5/17/2018 3510991105 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3510991105 12/15

SURYONO, SUDARSO, YOGA & RIDWAN SY AH

antara air dengan udara, hal ini juga berkaitan erat dengan faktor ketinggian temp at

dan kecepatan arus air, seperti pendapat yang dikemukakan WELCH (1952) bahwa

oksigen terlarut dalam air pada umumnya berasal dari: 1) difusi oksigen secara

langsung dari udara ke dalam air melalui lapisan permukaan air; 2) melalui arus

(aliran air); 3) melalui hujan dan 4) melalui proses fotosintesis dalam air. Sumbu 2

dicirikan oleh variabel lingkungan TP, kecepatan arus dan lebar ternpat dimana

stasiun yang dicirikan sumbu 2 ini adalah Gadok dan Katulampa (tercemar ringan)

yang dicirikan dengan tingginya kecepatan arus sungai (0,6 sampai 0,87 m/dt) dan

lebar sungai (13,68 sampai 33,33 rn). Sedangkan konsentrasi TP pada kedua stasiun

ini kecil (0,03 sampai 0,05 mg/l), Untuk stasiun-stasiun yang berada di bagian

tengah sampai hilir yaitu rnulai Bojong Gede, Kalibata (tercernar sedang),

Manggarai sampai Kali Ancol (tercemar berat) dicirikan dengan ditemukannya

variabel lingkungan yang tinggi seperti TN, TP, Turbiditas dan Konduktivitas, hal

ini diduga akibat pengaruh dari besarnya beban pencemar dari kegiatan pertanian,dornestik dan industri yang masuk ke dalam air sungai sedangkan variabel seperti

oksigen terlarut dan ketinggian sangat kecil pengaruhnya. KhUSllS stasiun Bojong

Gede ada tarnbahan satu variabel lagi yang sangat rnencirikan yaitu lebar tepian

sungai (36 m). Stasiun Kalibata, Manggarai sampai Kali Ancol memiliki

konsentrasi TN dan TP tinggi yaitu berturut-turut 6,2 sarnpai 11.4 mg/l serta 0,2

sampai 1,3 mg/l, tingginya konsentrasi nutrien ini diduga karena adanya masukan

limbah domestik rnaupun industri ke dalam perairan sungai seperti yang

dikemukakan MAHIDA (1986) bahwa dalam air limbah yang sudah mengalami

pernbusukan kadar nitrit clapat diperoleh dalam konsentrasi yang tinggi, Sedangkan

sumber utama unsur fosfor adalah dari peneemaran industri, hanyutan pupuk, limbahdomestik, haneuran bahan organik dan mineral-mineral fosfat (RIADI 1984).

Tingginya nilai konduktivitas di stasiun ini lebih dari 0,117 - 0,689 mS/em diduga

juga pengaruh dari ion-ion yang masuk ke perairan sungai bersama limbah dari

dornestik maupun industri, BOYD (1990) menyebutkan konduktivitas merupakan

ukuran dari kemampuan air dalam menghantarkan arus listrik dan sangat

dipengaruhi oleh besamya konsentrasi ion-ion yang ada dalam air. Konsentrasi

oksigen terlarut di stasiun Kalibata, Manggarai sampai Kali Ancol umumnya rendah

2,3 - 1,1 mg/I (Kali Aneol) hal ini di duga karena proses penguraian kandungan

peneemar oleh mikroorganisme yang menggunakan oksigen terlarut yang ada di

perairan. Menurut WELCH (1952) konsentrasi oksigen terlarut dalam air dapat

berkurang karena : 1) dipergunakan oleh hewan air untuk respirasi; 2) dipakai dalam

proses penguraian bahan organik secara biokimia (BOD) dan 3) dipakai dalam

proses penguraian bahan organik secara kimiawi (COD).

KESIMPULAN

Dari hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Seeara umum perhitungan indeks kimia dengan menggunakan metode

KIRCHOFF (1991) mampu mendeteksi status pencemaran yang terjadi pada

102

5/17/2018 3510991105 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3510991105 13/15

KLASIFIKASI TINGKAT PENCEMARAN DAS

beberapa stasiun di sepanjang DAS Ciliwung dari huiu sampai hilir.

Besamya nilai indeks tersebut mampu memisahkan stasiun-stasiun sesuai

dengan tingkatan pencemaran yang terjadi berdasarkan nilai indeks yang

diperoleh, di sini dapat ketahui bahwa kondisi daerah yang belum tercemar(Cimandala 1 dan Gunung Mas), stasiun yang tecemar ringan (Cimandala 2

sampai Bojong Gede), stasiun yang tercemar sedang yaitu Kalibata dan

stasiun yang tercemar berat (Manggarai dan Kali Ancol).

2 . Dari hasil analisis multivariate dengan menggunakan AKU diketahui

besamya kekuatan atau kontribusi dar i variabellingkungan kualitas air pada

setiap stasiun sepanjang DAS Ciliwung dari hulu sampai hilir. Pada

umumnya stasiun di bagian hulu (Cimandala 1 sampai Leuwimalang)

dicirikan oleh tingginya variabel oksigen terlarut (8 - 9.7 mg/l) dan faktor

ketinggian. Sedangkan pada stasiun bagian hilir (Manggarai sampai Kali

Ancol) dicirikan dengan rendahnya oksigen terlarut (2,3 - 1,1 mg/l) tetapi

konsentrasi tinggi pada stasiun bagian hilir ini diperoleh dari parameter TN,

konduktivitas dan turbiditas.

PERSANTUNAN

Penelitian nu merupakan bagian kegiatan Tolok UkurPengendalian/Pengelolaan Pencemaran Lingkungan, Sub. Kegiatan Penyusunan

Model Acuan Sungai, DIPA Pusat Penelitian Limnologi-LIPI tahun Anggaran 2002.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Puslit Limnologi-LIPI atas segala

dukungan fasilitas sarana dan prasarananya yang diberikan serta semua pihak yang

membantu terlaksananya kegiatan penelitian ini dengan baik.

DAFTARPUSTAKA

APHA 1995. Standard methods for the examination of water and wastewater. 19th

Edition. American Public Health Association! American Water Work

Association/Water Environment Federation Washington. De, Usa: 1100

pp.

BENGEN, D.G. 2000. Sinopsis teknik pengambilan contoh dan analisis data biofisik

sumber daya pesisir. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Ke la u ta n Institut Pertanian Bogor: 1-89.

BOYD, C. E. 1990. Water quality in ponds for aquaculture, Alabama Agricultural

Experiment Station: 482 pp.

103

5/17/2018 3510991105 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3510991105 14/15

SURYONO. SUDARSO, YOGA & RIDWANSY AH

BRAHMANAT S. S and A. FIRDAUS 1997. Eutrophication in three reservoirs at

Citarum River, its relation to beneficial uses, Proceedings Workshop On

Ecosystem Approach ToLake And Reservoir Management: 199 -"-211.

GREGORY, S. V., F. J. SWANSON, W. A. MCKEE and K. W. CUMMINS 1991.

An ecosystem prespective of riparian zones. Bio Science 41: 540-551.

HEARTSILL-SCALLEY, T. and T. M. AIDE 2003. Riparian vegetation and stream

condition in a tropical agriculture-secondary forest mosaic. Ecological

Application 13: 225-234.

HUTCHINSON, G. E. 1967. A Treatise on limnology. II. John Wiley Inc. New

York: 660 pp.

KARR, J. R. and 1. J. SCHLOSSER 1978. Water resources and the land-water

interfaces. Science 201: 229-234.

KHOSLA M.R., G.H. ALAN and L.A. PAUL 1995. Assessing water quality

interdisciplinary problems and approaches. Interdisciplinary Science

Reviews 20 (3): 229-240.

KIRCHOFF, W. 1991. Water quality assessment based on physical, chemical and

biological parameters for the Citarum River Basin. Paper presented in the

Workshop on Water Quality Assesment and standard water qualitymanagement, Bandung: 12 pp.

MAHIDA, N. U. 1986. P encem aran air dan pemanfaatan l imbah industri. C.V.

Rajawali, Jakarta: 543 hal.

MC. NEELY, R.N., V.P. NELMANIS and L. DWA YER 1979. Water quality sourcebook, A guide to water quality parameter. Inland Water Directorate, Water

Quality Branch, Ottawa, Canada: 89 pp. '

NORRIS, R.H. 1995. Biological monitoring, the dilemma of data analysis, J.North.Am. Benthol. Soc 14(3): 440-450.

NORRIS, R.H. and A. GEORGES. 1993. Analysis and interpretation of benthic

macroinvertebrate surveys. In: D. M. ROSENBERG and V. H. RESH,

(eds). Freshwater biomonitoring and benthic macroinvertebrates.

Routledge Chapman & Hall, Inc., New York. USA: 234-286.

NOVOTNY. V. and H. OLEM 1994. Water quality: prevention, identification, andmanagement of diffuse pollution. Van Nostrand Reinhold, New York: 1054

pp.

104

5/17/2018 3510991105 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/3510991105 15/15

KLASIFIKASI TINGKA T PENCE MARAN DAS

PAYNE, A. L. 1986. The ecology of tropical lakes and rivers. John Wiley & Sons.

New York, Toronto: 301 pp.

\

PP No 82 Tahun 2001. Tanggal 14 Desember 2001. Tentang Pengelolaan kualitasair dan pengendalian pencemaran air: 46 hal.

PESCOD, M; B. 197. Investigation of rational effluent and stream standards for

tropical countries. AlT, Bangkok: 59 pp.

RIADI, S. 1984. Pencemaran air. Karya Anda. Surabaya. Indonesia: 181 pp.

SURYONO, T. dan Y. SUDARSO 2000. Klasifikasi status pencemaran air sungai

Citarum hulu. Limnotek VII (1): 37 - 49.

VAN WIJNGAARDEN, R.A., P.l. VANDENBRINK, lH. VOSHAAR and P.

LEEUW ANGAH 1995. Ordination techniques for analysing response of

biological communities to toxic stress in experimental ecosystem,

Ecotoxicology 4: 61 -77 pp.

WELCH E. B., 1980. Ecological effect a/wastewater. Cambridge University Press,

London: 357 pp.

WELCH, P. S. 1952. Limnology. Me Graw Hill Book Co., Inc. New York: 350 pp.

WETZEL, R. G. 1983. Limnology. 2ndEd. Saunders Colledge Philadelphia: 860 pp.

105