351.077 ind p · 2021. 1. 21. · pedoman indikator program kesmas dalam rpjmn dan renstra tahun...
TRANSCRIPT
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 1
PEDOMAN INDIKATOR
PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RPJMN DAN RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2020-2024
KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2020
351.077
Ind
p
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 1
PEDOMAN INDIKATOR
PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RPJMN DAN RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2020-2024
KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2020
351.077
Ind
p
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 2
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
351.077 Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal p Kesehatan Masyarakat Pedoman Indikator Program Kesehatan Masyarakat Dalam RPJMN dan Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024.— Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2020 ISBN 978-623=301-002-3 1. Judul I. MINISTRY OF HEALTH PLANNING II. HEALTH POLICY III. GOVERNMENT PROGRAMS IV. PUBLIC HEALTH
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 3
KATA SAMBUTAN
Sesuai arahan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. RPJMN 2020-2024 telah mengarusutamakan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dimana Target-target dari 17 SDGs beserta indikatornya telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam 7 agenda pembangunan Indonesia ke depan.
Pada agenda ke 3 Pembangunan Nasional; meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing; sektor kesehatan harus fokus untuk meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi. Strategi yang digunakan untuk mencapai hal tersebut adalah peningkatan kesehatan ibu, anak, dan KB dan kesehatan reproduksi, percepatan perbaikan gizi, peningkatan pengendalian penyakit, pembudayaan perilaku hidup sehat melalui gerakan masyarakat hidup sehat, serta penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan. Kegiatan pada RPJMN 2020-2024 yang terkait dengan Program Kesehatan Masyarakat berfokus pada penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, penurunan prevalensi stunting dan wasting pada balita yang kemudian diikuti dengan indikator-indikator pendukung. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 yang tengah disusun juga memuat indikator yang selaras dan mendukung indikator RPJMN 2020-2024.
Indikator merupakan suatu ukuran yang dapat menunjukan atau mengindikasikan keberhasilan suatu program dan datanya didapatkan melalui pencatatan dan pelaporan. Setiap indikator yang dilaporkan kepada pusat perlu dimonitor capaiannnya.
Saya harap dengan adanya pedoman indikator RPJMN dan Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 ini, pelaksanaan pencatatan dan pelaporan program kesehatan masyarakat dapat berjalan lancar, sesuai dengan definisi operasional dan formula yang telah ditetapkan serta datanya dilaporkan secara rutin sesuai ketentuan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah menyusun buku pedoman ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi seluruh pemegang program kesehatan masyarakat di Indonesia dalam melaksanakan kegiatannya.
Jakarta, 14 September 2020 Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Ttd dr. Kirana Pritasari, MQIH
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 3
KATA SAMBUTAN
Sesuai arahan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. RPJMN 2020-2024 telah mengarusutamakan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dimana Target-target dari 17 SDGs beserta indikatornya telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam 7 agenda pembangunan Indonesia ke depan.
Pada agenda ke 3 Pembangunan Nasional; meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing; sektor kesehatan harus fokus untuk meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi. Strategi yang digunakan untuk mencapai hal tersebut adalah peningkatan kesehatan ibu, anak, dan KB dan kesehatan reproduksi, percepatan perbaikan gizi, peningkatan pengendalian penyakit, pembudayaan perilaku hidup sehat melalui gerakan masyarakat hidup sehat, serta penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan. Kegiatan pada RPJMN 2020-2024 yang terkait dengan Program Kesehatan Masyarakat berfokus pada penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, penurunan prevalensi stunting dan wasting pada balita yang kemudian diikuti dengan indikator-indikator pendukung. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 yang tengah disusun juga memuat indikator yang selaras dan mendukung indikator RPJMN 2020-2024.
Indikator merupakan suatu ukuran yang dapat menunjukan atau mengindikasikan keberhasilan suatu program dan datanya didapatkan melalui pencatatan dan pelaporan. Setiap indikator yang dilaporkan kepada pusat perlu dimonitor capaiannnya.
Saya harap dengan adanya pedoman indikator RPJMN dan Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 ini, pelaksanaan pencatatan dan pelaporan program kesehatan masyarakat dapat berjalan lancar, sesuai dengan definisi operasional dan formula yang telah ditetapkan serta datanya dilaporkan secara rutin sesuai ketentuan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah menyusun buku pedoman ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi seluruh pemegang program kesehatan masyarakat di Indonesia dalam melaksanakan kegiatannya.
Jakarta, 14 September 2020 Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Ttd dr. Kirana Pritasari, MQIH
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 4
KATA PENGANTAR
Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasioal Tahun 2020-2024 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, maka Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat menyusun Pedoman Indikator Program Kesehatan Masyarakat tahun 2020-2024. Pedoman ini memberikan informasi secara detail tentang indikator dan target yang seharusnya dicapai dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 sehingga mudah dipahami oleh daerah dan mengurangi kesalahan pencatatan pelaporan program kesehatan masyarakat. Pedoman ini memuat informasi tentang indikator, cara perhitungan, definisi operasional, pelaksana kegiatan, tempat pelaksaaan, waktu pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan, serta waktu pelaporan. Peningkatan kualitas pedoman indikator ini menjadi perhatian kami, masukan dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan pedoman di tahun yang akan datang. Semoga pedoman ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan dan pengembangan program di masa mendatang.
Jakarta, 14 September 2020
Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat, Ttd
drg. Kartini Rustandi, M. Kes
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 5
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ............................................................................................ 3 KATA PENGANTAR .......................................................................................... 4 DAFTAR ISI ..................................................................................................... 5 DAFTAR TABEL ............................................................................................... 9 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT TENTANG PEDOMAN INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL DAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024 ......... 10 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT TENTANG PEDOMAN INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL DAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024 .......................... 13 BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 13 1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 13 1.2. Tujuan ................................................................................................... 14 1.3. Sasaran .................................................................................................. 14 1.4. Dasar Hukum ......................................................................................... 14
BAB 2 INDIKATOR DAN TARGET PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RPJMN DAN RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024 ........................................................................................... 15 2.1. Indikator Program Kesehatan Masyarakat pada RPJMN
Tahun 2020-2024 .................................................................................. 15 2.2. Indikator Program Kesehatan Masyarakat dalam Renstra
Tahun 2020-2024 ................................................................................. 19 2.2.1. Indikator Kinerja Program Kesehatan Masyarakat ................................. 19 2.2.2. Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Kesehatan Keluarga .................. 19 2.2.3. Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat ........................ 20 2.2.4. Indikator Kinerja Kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga ..................... 20 2.2.5. Indikator Kinerja Kegiatan Penyehatan Lingkungan ............................... 20 2.2.6. Indikator Kinerja Kegiatan Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat ................................................................... 21 2.2.7. Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kesehatan Masyarakat ............................................................ 21
BAB 3 INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT PADA RPJMN TAHUN 2020-2024 ..................................................................... 22 3.1. Angka Kematian Ibu (AKI) ..................................................................... 22 3.2. Angka Kematian Bayi (AKB) .................................................................. 22
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 5
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ............................................................................................ 3 KATA PENGANTAR .......................................................................................... 4 DAFTAR ISI ..................................................................................................... 5 DAFTAR TABEL ............................................................................................... 9 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT TENTANG PEDOMAN INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL DAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024 ......... 10 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT TENTANG PEDOMAN INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL DAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024 .......................... 13 BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 13 1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 13 1.2. Tujuan ................................................................................................... 14 1.3. Sasaran .................................................................................................. 14 1.4. Dasar Hukum ......................................................................................... 14
BAB 2 INDIKATOR DAN TARGET PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RPJMN DAN RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024 ........................................................................................... 15 2.1. Indikator Program Kesehatan Masyarakat pada RPJMN
Tahun 2020-2024 .................................................................................. 15 2.2. Indikator Program Kesehatan Masyarakat dalam Renstra
Tahun 2020-2024 ................................................................................. 19 2.2.1. Indikator Kinerja Program Kesehatan Masyarakat ................................. 19 2.2.2. Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Kesehatan Keluarga .................. 19 2.2.3. Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat ........................ 20 2.2.4. Indikator Kinerja Kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga ..................... 20 2.2.5. Indikator Kinerja Kegiatan Penyehatan Lingkungan ............................... 20 2.2.6. Indikator Kinerja Kegiatan Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat ................................................................... 21 2.2.7. Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kesehatan Masyarakat ............................................................ 21
BAB 3 INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT PADA RPJMN TAHUN 2020-2024 ..................................................................... 22 3.1. Angka Kematian Ibu (AKI) ..................................................................... 22 3.2. Angka Kematian Bayi (AKB) .................................................................. 22
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 6
3.3. Angka Kematian Neonatal (AKN) ........................................................... 23 3.4. Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) pada Balita ................ 23 3.5. Prevalensi Wasting (Kurus dan Sangat Kurus) pada Balita .................... 24 3.6. Persentase Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan ....................... 25 3.7. Cakupan Kunjungan Antenatal ............................................................. 27 3.8. Cakupan Kunjungan Neonatal .............................................................. 28 3.9. Jumlah Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan 3.10. Pelayanan Kesehatan Usia Reproduksi ................................................. 29 3.11. Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif ....... 32 3.12. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) ................................ 33 3.13. Persentase Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Surveilans Gizi .......... 34 3.14. Persentase Balita yang Dipantau Pertumbuhan
dan Perkembangannya ......................................................................... 36 3.15. Jumlah Balita yang Mendapatkan Suplementasi Gizi Mikro .................. 37 3.16. Jumlah Kabupaten/Kota Sehat (KKS) ................................................... 38 3.17. Persentase Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan
(SBS) .................................................................................................... 39 3.18. Persentase Sarana Air Minum yang Diawasi/Diperiksa
Kualitas Air Minumnya sesuai Standar ................................................. 41 3.19. Persentase Kabupaten/Kota yang Menerapkan Kebijakan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ........................................................ 42 3.20. Jumlah Pedoman/Regulasi/Rekomendasi Kebijakan
Penerapan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ....................................... 44 3.21. Persentase Kabupaten/Kota dengan Minimal 80% Posyandu Aktif ........ 45 3.22. Persentase Kabupaten/Kota Melaksanakan
Pembinaan Posyandu Aktif ................................................................... 47 3.23. Jumlah Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Kesehatan Kerja ............ 48 3.24. Persentase Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia ......................................................... 50 3.25. Jumlah Fasyankes yang Memiliki Pengelolaan Limbah Medis
sesuai Standar ...................................................................................... 51 3.26. Jumlah Tenaga Kesehatan yang Dilatih Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal ......................................................................... 53 BAB 4 INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT PADA RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024 ............................. 55 4.1. Indikator Kinerja Program Kesehatan Masyarakat ................................. 55 4.1.1. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) ................................ 55 4.1.2. Persentase Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan ....................... 56 4.1.3. Persentase Kabupaten/Kota yang Menerapkan Kebijakan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ........................................................ 57
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 7
4.1.4. Persentase Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) .................................................................................................... 59
4.2. Indikator Kinerja Kegiatan Gizi Masyarakat .......................................... 61 4.2.1. Persentase Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Surveilans Gizi .......... 61 4.2.2. Persentase Puskesmas Mampu Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita ...... 63 4.2.3. Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif ....... 64 4.3. Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Kesehatan Keluarga .................. 65 4.3.1. Jumlah Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir ..................................... 65 4.3.2. Jumlah Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Balita ................................................................... 68 4.3.3. Jumlah Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Usia Anak Usia Sekolah dan Remaja ................... 69 4.3.4. Jumlah Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Usia Reproduksi ................................................. 72 4.3.5. Persentase Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia ......................................................... 75 4.4. Indikator Kinerja Kegiatan Penyehatan Lingkungan .............................. 77 4.4.1. Jumlah Kabupaten/Kota Sehat (KKS) ................................................... 77 4.4.2. Persentase Desa/Kelurahan dengan Stop Buang Air Besar
Sembarangan (SBS) .............................................................................. 78 4.4.3. Persentase Sarana Air Minum yang Diawasi/Diperiksa Kualitas
Air Minumnya sesuai Standar ............................................................... 80 4.4.4. Jumlah Fasyankes yang Melaksanakan Pengelolaan Limbah Medis
sesuai Standar ..................................................................................... 81 4.4.5. Persentase Tempat dan Fasilitas umum (TFU)
yang Dilakukan Pengawasan sesuai Standar ........................................ 83 4.4.6. Persentase Tempat Pengelolaan Pangan (TPP)
yang Memenuhi Syarat sesuai Standar .................................................. 85 4.5. Indikator Kinerja Kegiatan Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat ............................................................ 86 4.5.1. Persentase Kabupaten/Kota yang Menerapkan Kebijakan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ........................................................ 86 4.5.2. Persentase Kabupaten/Kota Melaksanakan
Pembinaan Posyandu Aktif ................................................................... 88 4.6. Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Kesehatan Kerja
dan Olahraga ........................................................................................ 90 4.6.1. Jumlah Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Kesehatan Kerja ............ 90 4.6.2. Jumlah Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Kesehatan Olahraga ...... 91 4.7. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
pada Program Kesehatan Masyarakat ................................................... 92
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 7
4.1.4. Persentase Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) .................................................................................................... 59
4.2. Indikator Kinerja Kegiatan Gizi Masyarakat .......................................... 61 4.2.1. Persentase Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Surveilans Gizi .......... 61 4.2.2. Persentase Puskesmas Mampu Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita ...... 63 4.2.3. Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif ....... 64 4.3. Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Kesehatan Keluarga .................. 65 4.3.1. Jumlah Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir ..................................... 65 4.3.2. Jumlah Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Balita ................................................................... 68 4.3.3. Jumlah Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Usia Anak Usia Sekolah dan Remaja ................... 69 4.3.4. Jumlah Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Usia Reproduksi ................................................. 72 4.3.5. Persentase Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia ......................................................... 75 4.4. Indikator Kinerja Kegiatan Penyehatan Lingkungan .............................. 77 4.4.1. Jumlah Kabupaten/Kota Sehat (KKS) ................................................... 77 4.4.2. Persentase Desa/Kelurahan dengan Stop Buang Air Besar
Sembarangan (SBS) .............................................................................. 78 4.4.3. Persentase Sarana Air Minum yang Diawasi/Diperiksa Kualitas
Air Minumnya sesuai Standar ............................................................... 80 4.4.4. Jumlah Fasyankes yang Melaksanakan Pengelolaan Limbah Medis
sesuai Standar ..................................................................................... 81 4.4.5. Persentase Tempat dan Fasilitas umum (TFU)
yang Dilakukan Pengawasan sesuai Standar ........................................ 83 4.4.6. Persentase Tempat Pengelolaan Pangan (TPP)
yang Memenuhi Syarat sesuai Standar .................................................. 85 4.5. Indikator Kinerja Kegiatan Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat ............................................................ 86 4.5.1. Persentase Kabupaten/Kota yang Menerapkan Kebijakan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ........................................................ 86 4.5.2. Persentase Kabupaten/Kota Melaksanakan
Pembinaan Posyandu Aktif ................................................................... 88 4.6. Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Kesehatan Kerja
dan Olahraga ........................................................................................ 90 4.6.1. Jumlah Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Kesehatan Kerja ............ 90 4.6.2. Jumlah Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Kesehatan Olahraga ...... 91 4.7. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
pada Program Kesehatan Masyarakat ................................................... 92
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 8
4.7.1. Nilai Reformasi Birokrasi pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat ......................................................................... 92
4.7.2. Persentase Kinerja RKA-K/L pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat .......................................................................... 93
BAB 5 PENCATATAN DAN PELAPORAN ........................................................... 95 5.1. Pendahuluan ........................................................................................ 95 5.2. Pencatatan ........................................................................................... 95 5.3. Pelaporan ............................................................................................. 95
BAB 6 PENUTUP ............................................................................................... 97 BAB 7 TIM PENYUSUN .................................................................................... 98
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 9
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Contoh cara penghitungan indikator pelayanan kesehatan usia reproduksi ................................................. 31
Tabel 2. Contoh cara penghitungan indikator pelayanan kesehatan usia reproduksi ................................................. 74
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 9
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Contoh cara penghitungan indikator pelayanan kesehatan usia reproduksi ................................................. 31
Tabel 2. Contoh cara penghitungan indikator pelayanan kesehatan usia reproduksi ................................................. 74
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 10
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT NOMOR: HK.02.02/I/836/2020
TENTANG
PEDOMAN INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL DAN
RENCANA STRATEGI KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, telah disusun indikator program kesehatan masyarakat tahun 2020-2024;
b. bahwa agar indikator program kesehatan masyarakat tahun 2020-2024 sebagaimana dimaksud dalam huruf a dapat dipahami oleh seluruh penanggung jawab program Kesehatan Masyarakat baik pusat maupun daerah, maka perlu disusun Pedoman Indikator Program Kesehatan Masyarakat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasionl dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat tentang Pedoman Indikator Program Kesehatan Masyarakat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024;
Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 11
3. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);
4. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 174;
5. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10)
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 945);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT TENTANG PEDOMAN INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL DAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024.
KESATU : Pedoman Indikator Program Kesehatan Masyarakat dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini.
KEDUA : Pedoman Indikator Program Kesehatan Masyarakat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU sebagai panduan bagi penanggung jawab program kesehatan masyarakat tingkat pusat, dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota dan Puskesmas dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan evaluasi, pencatatan dan pelaporan program kesehatan masyarakat.
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 11
3. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);
4. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 174;
5. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10)
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 945);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT TENTANG PEDOMAN INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL DAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024.
KESATU : Pedoman Indikator Program Kesehatan Masyarakat dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini.
KEDUA : Pedoman Indikator Program Kesehatan Masyarakat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU sebagai panduan bagi penanggung jawab program kesehatan masyarakat tingkat pusat, dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota dan Puskesmas dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan evaluasi, pencatatan dan pelaporan program kesehatan masyarakat.
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 12
KETIGA : Pelaksanaan Indikator Program Kesehatan Masyarakat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 dicatat dalam aplikasi Komunikasi Data Program Kesehatan Masyarakat dan dilaporkan secara berjenjang.
KEEMPAT : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 September 2020 DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT, Ttd
KIRANA PRITASARI
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 13
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT NOMOR HK.02.02/I/836/2020 TENTANG PEDOMAN INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL DAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sesuai dengan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah
2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Pembangunan Indonesia tahun 2020-2024 ditujukan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya saing, sehat, cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter. Dalam Peraturan Presiden No. 18 tahun 2020 tentang RPJMN, disebutkan arah dan kebijakan strategi RPJMN 2020-2024 adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi yang dijabarkan dalam Program Prioritas (PP), Kegiatan Prioritas (KP), Proyek Prioritas (PP) dan Proyek K/L. Masing-masing memiliki indikator dan target tahun 2020-2024.
Secara bersamaan, Kementerian Kesehatan menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024, dimana Direktorat Jenderal Kesehatan Mayarakat mengusulkan 4 (empat) Indikator Kinerja Program (IKP) dan 20 (dua puluh) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Tiap indikator RPJMN dan Renstra 2020-2024 perlu dijelaskan secara rinci, mulai dari definisi operasional, cara perhitungan, mekanisme pencatatan dan pelaporan serta petugas yang ditunjuk untuk melaporkan indikator tersebut.
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 13
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT NOMOR HK.02.02/I/836/2020 TENTANG PEDOMAN INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL DAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sesuai dengan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah
2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Pembangunan Indonesia tahun 2020-2024 ditujukan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya saing, sehat, cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter. Dalam Peraturan Presiden No. 18 tahun 2020 tentang RPJMN, disebutkan arah dan kebijakan strategi RPJMN 2020-2024 adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi yang dijabarkan dalam Program Prioritas (PP), Kegiatan Prioritas (KP), Proyek Prioritas (PP) dan Proyek K/L. Masing-masing memiliki indikator dan target tahun 2020-2024.
Secara bersamaan, Kementerian Kesehatan menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024, dimana Direktorat Jenderal Kesehatan Mayarakat mengusulkan 4 (empat) Indikator Kinerja Program (IKP) dan 20 (dua puluh) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Tiap indikator RPJMN dan Renstra 2020-2024 perlu dijelaskan secara rinci, mulai dari definisi operasional, cara perhitungan, mekanisme pencatatan dan pelaporan serta petugas yang ditunjuk untuk melaporkan indikator tersebut.
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 14
Oleh sebab itu, untuk memudahkan dan menyamakan persepsi antara pengelola program kesehatan masyarakat tingkat pusat dan daerah dalam memahami indikator tersebut, maka Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat menyusun buku Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesehatan Masyarakat menurut RPJMN dan Renstra tahun 2020-2024.
1.2. Tujuan
Memberikan panduan bagi penanggung jawab program kesehatan masyarakat tingkat pusat dan daerah dalam melakukan pencatatan dan pelaporan indikator program kesehatan masyarakat pada RPJMN dan Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024.
1.3. Sasaran
Penanggung jawab program kesehatan masyarakat di dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota, dan Puskesmas.
1.4. Dasar Hukum
1) Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
3) Peraturan Pemerintah RI Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standard Pelayanan Minimal
4) Peraturan Presiden RI Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024
5) Peraturan Presiden RI Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan
6) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 656 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Kesehatan
7) Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional No.5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024
8) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standard Pelayanan Minimal Kesehatan Bidang Kesehatan
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 15
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 15
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 16
BAB 2 INDIKATOR DAN TARGET
PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RPJMN DAN RENSTRA TAHUN 2020-2024
2.1. Indikator Program Kesehatan Masyarakat pada RPJMN 2020-2024
PP/KP/PRO-P/ PROYEK KL
INDIKATOR RPJMN 2020-2024
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
PP: Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Angka kematian ibu (AKI) (per 100.000 kelahiran hidup)
230 217 205 194 183
Angka kematian bayi (AKB) (per 1000 kelahiran hidup)
20.6 19.5 18.6 17.6 16
Angka kematian neonatal (per 1.000 kelahiran hidup)
12.9 12.2 11.6 11 10
Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita (persen)
24.1 21.1 18.4 16 14
Prevalensi wasting (kurus dan sangat kurus) pada balita (persen)
8.1 7.8 7.5 7.3 7
KP: Peningkatan kesehatan ibu, anak, keluarga bencana (KB), dan kesehatan reproduksi Pro P: Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
87 89 91 93 95
Cakupan kunjungan antenatal (persen)
80 85 90 92 95
Cakupan kunjungan neonatal (persen)
86 88 90 92 95
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 17
PP/KP/PRO-P/ PROYEK KL
INDIKATOR RPJMN 2020-2024
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
Pelatihan tenaga kesehatan dalam kegawatdaruratan maternal dan neonatal
Jumlah tenaga kesehatan yang dilatih kegawatdaruratan maternal dan neonatal
960 960 960 960 960
Pro-P: Peningkatan KB dan Kesehatan Reproduksi
Pelayanan kesehatan usia reproduksi
Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia reproduksi
120 200 320 470 514
KP: Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif
40 45 50 55 60
Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
16 14.5 13 11.5 10
Prevalensi wasting (kurus dan sangat kurus) pada balita
8.1 7.8 7.5 7.3 7
Pro-P: Penurunan Stunting
Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi
51 70 90 100 100
Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil
Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
16 14.5 13 11.5 10
Pemantauan tumbuh kembang balita
Persentase balita yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya
60 70 75 80 85
Suplementasi gizi mikro pada balita
Jumlah balita yang mendapatkan suplementasi gizi mikro
90.000 140.000 190.000 240.000 290.000
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 17
PP/KP/PRO-P/ PROYEK KL
INDIKATOR RPJMN 2020-2024
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
Pelatihan tenaga kesehatan dalam kegawatdaruratan maternal dan neonatal
Jumlah tenaga kesehatan yang dilatih kegawatdaruratan maternal dan neonatal
960 960 960 960 960
Pro-P: Peningkatan KB dan Kesehatan Reproduksi
Pelayanan kesehatan usia reproduksi
Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia reproduksi
120 200 320 470 514
KP: Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif
40 45 50 55 60
Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
16 14.5 13 11.5 10
Prevalensi wasting (kurus dan sangat kurus) pada balita
8.1 7.8 7.5 7.3 7
Pro-P: Penurunan Stunting
Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi
51 70 90 100 100
Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil
Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
16 14.5 13 11.5 10
Pemantauan tumbuh kembang balita
Persentase balita yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya
60 70 75 80 85
Suplementasi gizi mikro pada balita
Jumlah balita yang mendapatkan suplementasi gizi mikro
90.000 140.000 190.000 240.000 290.000
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 18
PP/KP/PRO-P/ PROYEK KL
INDIKATOR RPJMN 2020-2024
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
Pelaksanaan surveilans dan intervensi gizi berkualitas di kabupaten/kota
Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi
51 70 90 100 100
KP: Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
Jumlah kabupaten/kota sehat
110 220 280 380 420
Pro-P: Pengembangan Lingkungan Sehat
Persentase desa/kelurahan Stop Buang air besar Sembarangan (SBS)
40 50 60 70 90
Jumlah kabupaten/kota sehat
110 220 280 380 420
Pembinaan pelaksanaan kabupaten/kota sehat
Jumlah kabupaten/kota sehat
110 220 280 380 420
Pembinaan pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Persentase desa/kelurahan Stop Buang air besar Sembarangan (SBS)
40 50 60 70 90
Pengawasan kualitas air minum
Persentase sarana air minum yang diawasi/diperiksa kualitas air minumnya sesuai standar
60 64
68 72 76
Pro-P: Penguatan Promosi Germas
Persentase kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan Germas
30 35 40 45 50
Persentase kabupaten/kota dengan minimal 80% Posyandu Aktif
25 35 50 60 70
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 19
PP/KP/PRO-P/ PROYEK KL
INDIKATOR RPJMN 2020-2024
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
Pembinaan kabupaten/kota dalam menerapkan kebijakan Germas
Persentase kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan Germas
30 35 40 45 50
Pelaksanaan kesehatan kerja di tempat kerja
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan kerja
308 334 360 385 411
Penyusunan pedoman/regulasi/ rekomendasi kebijakan penerapan Germas
Jumlah pedoman/regulasi/ rekomendasi kebijakan penerapan Germas
3 6 9 12 15
Pembinaan Posyandu aktif
Persentase kabupaten/kota melaksanakan pembinaan posyandu aktif
51 70 90 100 100
ProP: Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
Pelayanan kesehatan lansia
Persentase kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan lanjut usia
45 50 55 60 65
ProP: Pembangunan Fasilitas Pengolahan Limbah B3 Medis dan Limbah B3 Terpadu
Pengelolaan limbah medis
Jumlah Fasyankes yang memiliki pengelolaan limbah medis sesuai standar
2.600 3.000 4.850 6.250 8.800
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 19
PP/KP/PRO-P/ PROYEK KL
INDIKATOR RPJMN 2020-2024
TARGET 2020 2021 2022 2023 2024
Pembinaan kabupaten/kota dalam menerapkan kebijakan Germas
Persentase kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan Germas
30 35 40 45 50
Pelaksanaan kesehatan kerja di tempat kerja
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan kerja
308 334 360 385 411
Penyusunan pedoman/regulasi/ rekomendasi kebijakan penerapan Germas
Jumlah pedoman/regulasi/ rekomendasi kebijakan penerapan Germas
3 6 9 12 15
Pembinaan Posyandu aktif
Persentase kabupaten/kota melaksanakan pembinaan posyandu aktif
51 70 90 100 100
ProP: Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
Pelayanan kesehatan lansia
Persentase kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan lanjut usia
45 50 55 60 65
ProP: Pembangunan Fasilitas Pengolahan Limbah B3 Medis dan Limbah B3 Terpadu
Pengelolaan limbah medis
Jumlah Fasyankes yang memiliki pengelolaan limbah medis sesuai standar
2.600 3.000 4.850 6.250 8.800
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 20
2.1. Indikator Program Kesehatan Masyarakat dalam Renstra 2020-2024 2.1.1. Indikator Kinerja Program Kesehatan Masyarakat
No Indikator Target 2020 2021 2022 2023 2024
1 Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF)
87 89 91 93 95
2 Persentase desa/ kelurahan dengan Stop Buang air besar Sembarangan (SBS)
40 50 60 70 90
3 Persentase Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
16 14.5 13 11.5 10
4
Persentase kabupaten/ kota yang menerapkan kebijakan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas)
30 35 40 45 50
2.1.2. Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Kesehatan Keluarga
No Indikator Target 2020 2021 2022 2023 2024
1 Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
120 200 320 470 514
2 Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan balita
120 200
320
470
514
3 Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja
125 150
200
275
350
4 Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia reproduksi
120 200
320
470
514
5 Persentase kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan lanjut usia
45 50 55 60 65
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 21
2.1.3. Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat No Indikator Target
2020 2021 2022 2023 2024 1 Persentase kabupaten/kota yang
melaksanakan surveilans gizi 51 70 90 100 100
2 Persentase Puskesmas mampu tatalaksana gizi buruk pada balita
10 20 30 45 60
3 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
40 45 50 55 60
2.1.4. Indikator Kinerja Kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga
No Indikator Target 2020 2021 2022 2023 2024
1 Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan kerja
308 334 360 385 411
2 Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan olahraga
308 334 360 385 411
2.1.5. Indikator Kinerja Kegiatan Penyehatan Lingkungan
No Indikator Target 2020 2021 2022 2023 2024
1 Persentase desa/kelurahan dengan Stop Buang air besar Sembarangan (SBS)
40 50 60 70 90
2 Jumlah kabupaten/kota sehat 110 220 280 380 420 3 Persentase sarana air minum yang
diawasi/diperiksa kualitas air minumnya sesuai standar
60 64 68 72 76
4 Jumlah fasyankes yang memiliki pengelolaan limbah medis sesuai standar
2.600 3.000 4.850 6.250 8.800
5 Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) yang memenuhi syarat sesuai standar
38 44 50 56 62
6 Persentase tempat dan fasilitas umum (TFU) yang dilakukan pengawasan sesuai standar
55 60 65 70 75
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 21
2.1.3. Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat No Indikator Target
2020 2021 2022 2023 2024 1 Persentase kabupaten/kota yang
melaksanakan surveilans gizi 51 70 90 100 100
2 Persentase Puskesmas mampu tatalaksana gizi buruk pada balita
10 20 30 45 60
3 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
40 45 50 55 60
2.1.4. Indikator Kinerja Kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga
No Indikator Target 2020 2021 2022 2023 2024
1 Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan kerja
308 334 360 385 411
2 Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan olahraga
308 334 360 385 411
2.1.5. Indikator Kinerja Kegiatan Penyehatan Lingkungan
No Indikator Target 2020 2021 2022 2023 2024
1 Persentase desa/kelurahan dengan Stop Buang air besar Sembarangan (SBS)
40 50 60 70 90
2 Jumlah kabupaten/kota sehat 110 220 280 380 420 3 Persentase sarana air minum yang
diawasi/diperiksa kualitas air minumnya sesuai standar
60 64 68 72 76
4 Jumlah fasyankes yang memiliki pengelolaan limbah medis sesuai standar
2.600 3.000 4.850 6.250 8.800
5 Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) yang memenuhi syarat sesuai standar
38 44 50 56 62
6 Persentase tempat dan fasilitas umum (TFU) yang dilakukan pengawasan sesuai standar
55 60 65 70 75
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 22
2.1.6. Indikator Kinerja Kegiatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
No Indikator Target
2020 2021 2022 2023 2024
1 Persentase kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan gerakan masyarakat hidup sehat
30 35 40 45 50
2 Persentase kabupaten/kota melaksanakan pembinaan posyandu aktif
51 70 90 100 100
2.1.7. Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya pada Program Kesehatan Masyarakat No Indikator Target
2020 2021 2022 2023 2024
1 Nilai reformasi birokrasi pada program pembinaan kesehatan masyarakat
56.5 57.5 58.5 59.5 60
2 Persentase kinerja RKAKL pada program pembinaan kesehatan masyarakat
80 82,5 85 87,5 90
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 23
BAB 3 INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT
PADA RPJMN TAHUN 2020-2024
3.1. Angka Kematian Ibu (AKI) 3.1.1. Definisi Operasional
Kematian ibu adalah kasus kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses yang berhubungan dengan kehamilan (termasuk kehamilan ektopik), persalinan, abortus (termasuk abortus mola), dan masa dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia gestasi, dan tidak termasuk di dalamnya sebab kematian akibat kecelakaan atau kejadian insidental.
3.1.2. Rumus Penghitungan Indikator
Jumlah kasus kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, abortus, dan masa dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia gestasi, dan tidak termasuk di dalamnya sebab kematian akibat kecelakaan atau kejadian insidental di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi 100.000 kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama.
3.1.3. Waktu Pelaksanaan dan Sumber Data
Data dapat didapatkan dari Sensus Penduduk (SP) yang dilakukan 10 tahun sekali dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) yang dilakukan 10 tahun sekali (diantara 2 Sensus Penduduk).
3.2. Angka Kematian Bayi (AKB) 3.2.1. Definisi Operasional
Kematian bayi adalah bayi usia 0-11 bulan (termasuk neonatal) yang meninggal di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.
3.2.2. Rumus Penghitungan Indikator
Angka Kematian Bayi adalah jumlah bayi usia 0-11 bulan (termasuk neonatal) yang meninggal di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi 1.000 kelahiran hidup di wilayah tersebut dan pada kurun waktu yang sama dibagi 1.000 kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama.
3.2.3. Waktu Pelaksanaan dan Sumber Data
Data dapat didapatkan dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) yang dilakukan 5 tahun sekali dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) yang dilakukan 10 tahun sekali.
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 23
BAB 3 INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT
PADA RPJMN TAHUN 2020-2024
3.1. Angka Kematian Ibu (AKI) 3.1.1. Definisi Operasional
Kematian ibu adalah kasus kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses yang berhubungan dengan kehamilan (termasuk kehamilan ektopik), persalinan, abortus (termasuk abortus mola), dan masa dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia gestasi, dan tidak termasuk di dalamnya sebab kematian akibat kecelakaan atau kejadian insidental.
3.1.2. Rumus Penghitungan Indikator
Jumlah kasus kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, abortus, dan masa dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia gestasi, dan tidak termasuk di dalamnya sebab kematian akibat kecelakaan atau kejadian insidental di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi 100.000 kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama.
3.1.3. Waktu Pelaksanaan dan Sumber Data
Data dapat didapatkan dari Sensus Penduduk (SP) yang dilakukan 10 tahun sekali dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) yang dilakukan 10 tahun sekali (diantara 2 Sensus Penduduk).
3.2. Angka Kematian Bayi (AKB) 3.2.1. Definisi Operasional
Kematian bayi adalah bayi usia 0-11 bulan (termasuk neonatal) yang meninggal di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.
3.2.2. Rumus Penghitungan Indikator
Angka Kematian Bayi adalah jumlah bayi usia 0-11 bulan (termasuk neonatal) yang meninggal di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi 1.000 kelahiran hidup di wilayah tersebut dan pada kurun waktu yang sama dibagi 1.000 kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama.
3.2.3. Waktu Pelaksanaan dan Sumber Data
Data dapat didapatkan dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) yang dilakukan 5 tahun sekali dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) yang dilakukan 10 tahun sekali.
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 24
3.3. Angka Kematian Neonatal (AKN) 3.3.1. Definisi Operasional
Kematian Neonatal adalah kematian bayi lahir hidup pada masa 0-28 hari setelah lahir di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.
3.3.2. Rumus Penghitungan Indikator
Angka Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi lahir hidup yang terjadi pada masa 0-28 hari setelah lahir di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi 1.000 kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama.
3.3.3. Waktu Pelaksanaan dan Sumber Data
Data bisa didapatkan dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) yang dilakukan 5 tahun sekali dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) yang dilakukan 10 tahun sekali.
3.4. Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) pada Balita 3.4.1. Definisi Operasional
Balita stunting (pendek dan sangat pendek) adalah anak umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) memiliki Z-score kurang dari -2SD. Standar prosedur : Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Standar sarana/fasilitas : antropometri kit, aplikasi ePPGBM Standar tenaga : mampu melakukan pemantauan pertumbuhan
3.4.2. Rumus Perhitungan Indikator
Jumlah balita stunting (pendek dan sangat pendek) dibagi jumlah balita yang diukur indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) dikali 100%
3.4.3. Pelaksana Kegiatan
Dilaksanakan oleh tenaga pelaksana gizi atau kader yang mampu melakukan pengukuran panjang/tinggi badan
3.4.4. Tempat Pelaksaaan
Wilayah kerja Puskesmas seperti di Posyandu dan fasilitas pendidikan anak usia dini
3.4.5. Waktu Pelaksanaan
Pemantauan pertumbuhan setiap bulan
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 25
3.4.6. Pencatatan dan Pelaporan 1) Pengukuran dilakukan dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan setiap
bulan pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja Puskesmas, baik di Posyandu maupun fasilitas pendidikan anak usia dini
2) Hasil pengukuran dicatat/dientri ke dalam ePPGBM untuk mengetahui kategori status gizinya berdasarkan indeks PB/U atau TB/U
3) Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3.4.7. Sumber Data 1) Pemantauan pertumbuhan di bulan Februari dan Agustus 2) Survei Status Gizi Indonesia
3.4.8. Waktu Pelaporan
Setiap tahun
3.4.9. Pedoman Pelaksanaan 1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar
Antropometri Anak 2) Pedoman Pemantauan Pertumbuhan 3) Panduan Pemantauan Pertumbuhan bagi Kader Posyandu 4) Pedoman Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi 5) Panduan Sistem Informasi Gizi
3.5. Prevalensi Wasting (Kurus dan Sangat Kurus) pada Balita 3.5.1. Definisi Operasional
Anak umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan Z-score kurang dari -2SD. Menurut Permenkes Nomor 2 Tahun 2020, balita wasting (kurus dan sangat kurus) adalah balita gizi kurang dan gizi buruk. Standar prosedur : pedoman pemantauan pertumbuhan Standar sarana/fasilitas : antropometri kit, aplikasi ePPGBM Standar tenaga : mampu melakukan pemantauan pertumbuhan 3.5.2. Rumus Perhitungan Indikator
Jumlah alita memiliki indeks BB/PB-TB
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 25
3.4.6. Pencatatan dan Pelaporan 1) Pengukuran dilakukan dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan setiap
bulan pada seluruh sasaran balita di wilayah kerja Puskesmas, baik di Posyandu maupun fasilitas pendidikan anak usia dini
2) Hasil pengukuran dicatat/dientri ke dalam ePPGBM untuk mengetahui kategori status gizinya berdasarkan indeks PB/U atau TB/U
3) Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3.4.7. Sumber Data 1) Pemantauan pertumbuhan di bulan Februari dan Agustus 2) Survei Status Gizi Indonesia
3.4.8. Waktu Pelaporan
Setiap tahun
3.4.9. Pedoman Pelaksanaan 1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar
Antropometri Anak 2) Pedoman Pemantauan Pertumbuhan 3) Panduan Pemantauan Pertumbuhan bagi Kader Posyandu 4) Pedoman Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi 5) Panduan Sistem Informasi Gizi
3.5. Prevalensi Wasting (Kurus dan Sangat Kurus) pada Balita 3.5.1. Definisi Operasional
Anak umur 0 sampai 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan Z-score kurang dari -2SD. Menurut Permenkes Nomor 2 Tahun 2020, balita wasting (kurus dan sangat kurus) adalah balita gizi kurang dan gizi buruk. Standar prosedur : pedoman pemantauan pertumbuhan Standar sarana/fasilitas : antropometri kit, aplikasi ePPGBM Standar tenaga : mampu melakukan pemantauan pertumbuhan 3.5.2. Rumus Perhitungan Indikator
Jumlah alita memiliki indeks BB/PB-TB
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 27
3.6.3. Pelaksana Kegiatan Dokter/dokter spesialis kandungan atau bidan atau perawat dengan
ketentuan tenaga penolong minimal dua orang terdiri dari: a. Dokter dan bidan, atau b. Dokter dan perawat, atau c. 2 orang bidan, atau d. Bidan dan perawat
3.6.4. Tempat Pelaksanaan
Dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, klinik, rumah sakit, praktek mandiri bidan)
3.6.5. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan setiap ada ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan
3.6.6. Pencatatan dan Pelaporan
Petugas yang melayani mencatat pelayanan ibu hamil dan ibu bersalin dalam kohort ibu dan melaporkan ke pengelola Sistem Informasi Puskesmas (SIP). Petugas pengelola data kabupaten/kota memasukan dalam aplikasi Komunikasi Data Kesehatan Masyarakat (Komdat Kesmas).
3.6.7. Waktu Pelaporan
Setiap bulan
3.6.8. Sumber Data Laporan rutin
3.6.9. Pedoman Pelaksanaan 1) Pedoman Asuhan Persalinan Normal (APN) 2) Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dasar dan Rujukan 3) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
5) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 27
3.6.3. Pelaksana Kegiatan Dokter/dokter spesialis kandungan atau bidan atau perawat dengan
ketentuan tenaga penolong minimal dua orang terdiri dari: a. Dokter dan bidan, atau b. Dokter dan perawat, atau c. 2 orang bidan, atau d. Bidan dan perawat
3.6.4. Tempat Pelaksanaan
Dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, klinik, rumah sakit, praktek mandiri bidan)
3.6.5. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan setiap ada ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan
3.6.6. Pencatatan dan Pelaporan
Petugas yang melayani mencatat pelayanan ibu hamil dan ibu bersalin dalam kohort ibu dan melaporkan ke pengelola Sistem Informasi Puskesmas (SIP). Petugas pengelola data kabupaten/kota memasukan dalam aplikasi Komunikasi Data Kesehatan Masyarakat (Komdat Kesmas).
3.6.7. Waktu Pelaporan
Setiap bulan
3.6.8. Sumber Data Laporan rutin
3.6.9. Pedoman Pelaksanaan 1) Pedoman Asuhan Persalinan Normal (APN) 2) Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dasar dan Rujukan 3) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
5) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 28
3.7. Cakupan Kunjungan Antenatal (Persen) 3.7.1. Definisi Operasional
Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4x dengan distribusi waktu 1x pada trimester 1, 1x pada trimester ke 2, 2x pada trimester ke 3 di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Pelayanan antenatal 4 kali dilakukan sesuai standar kualitas melalui 10 T yaitu: 1) pengukuran berat badan dan tinggi badan; 2) pengukuran tekanan darah; 3) pengukuran lingkar lengan atas (LiLA); 4) pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri); 5) penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin; 6) pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi; 7) pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet; 8) tes laboratorium; 9) tata laksana/penanganan kasus; dan
10) temu wicara (konseling) 3.7.2. Rumus Penghitungan Indikator
Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4x dengan distribusi waktu 1x pada trimester 1, 1x pada trimester ke 2, 2x pada trimester ke 3 di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah sasaran seluruh ibu hamil yang ada di wilayah tersebut pada kurun waktu yang sama dikali 100%.
3.7.3. Pelaksana Kegiatan
Dokter umum/dokter spesialis kandungan atau bidan atau dilakukan oleh tim yang melibatkan perawat
3.7.4. Tempat Pelaksanaan
Dilaksanakan di Polindes, Poskesdes, fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, klinik, rumah sakit, tempat praktek mandiri bidan)
3.7.5. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan minimal 4 kali dengan ketentuan: a. Satu kali pada trimester pertama b. Satu kali pada trimester kedua c. Dua kali pada trimester ketiga
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 29
3.7.6. Pencatatan dan Pelaporan Petugas yang melayani mencatat pelayanan ibu hamil ke dalam kohort ibu
dan buku KIA, kemudian melaporkan ke pengelola Sistem Informasi Puskesmas (SIP). Petugas pengelola data kabupaten/kota memasukan dalam aplikasi Komunikasi Data Kesehatan Masyarakat (Komdat Kesmas).
3.7.7. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap bulan
3.7.8. Pedoman Pelaksanaan 1) Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu 2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
3) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
3.8. Cakupan Kunjungan Neonatal (Persen) 3.8.1. Definisi Operasional
Cakupan bayi baru lahir usia 0 - 28 hari yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada usia 6 - 48 jam, 1 kali pada usia 3 – 7 hari, dan 1 kali pada usia 8 – 28 hari setelah lahir di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Pelayanan neonatal esensial setelah lahir (6 jam-28 hari), meliputi: a. konseling perawatan bayi baru lahir dan asi ekslusif b. memeriksa kesehatan dengan pendekatan MTBM c. Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasyankes atau belum nedapatkan
injeksi vitamin K1 d. Imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 29
3.7.6. Pencatatan dan Pelaporan Petugas yang melayani mencatat pelayanan ibu hamil ke dalam kohort ibu
dan buku KIA, kemudian melaporkan ke pengelola Sistem Informasi Puskesmas (SIP). Petugas pengelola data kabupaten/kota memasukan dalam aplikasi Komunikasi Data Kesehatan Masyarakat (Komdat Kesmas).
3.7.7. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap bulan
3.7.8. Pedoman Pelaksanaan 1) Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu 2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
3) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
3.8. Cakupan Kunjungan Neonatal (Persen) 3.8.1. Definisi Operasional
Cakupan bayi baru lahir usia 0 - 28 hari yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada usia 6 - 48 jam, 1 kali pada usia 3 – 7 hari, dan 1 kali pada usia 8 – 28 hari setelah lahir di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Pelayanan neonatal esensial setelah lahir (6 jam-28 hari), meliputi: a. konseling perawatan bayi baru lahir dan asi ekslusif b. memeriksa kesehatan dengan pendekatan MTBM c. Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasyankes atau belum nedapatkan
injeksi vitamin K1 d. Imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 31
• skrining kesehatan bagi calon pengantin, minimal pemeriksaan status gizi meliputi: (pemeriksaan berat badan, tinggi badan, penentuan indeks masa tubuh, pemeriksaan Lingkar Lengan Atas/LiLA) dan tanda anemia (pemeriksaan konjungtiva dan pemeriksaan Hb)
b. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan dan atau perawat dan atau petugas gizi)
2) Seluruh Puskesmas di wilayah kerja mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan Puskesmas yang mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan dengan metoda cara modern (AKDR/pil/suntik/kondom/MAL/implan/ vasektomi) dilakukan dalam kurun waktu 0-42 hari setelah ibu melahirkan. KB Pasca Persalinan (KB PP) adalah pelayanan KB yang diberikan kepada pasangan usia subur setelah persalinan sampai kurun waktu 42 hari, dengan tujuan untuk menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri kesuburan. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan). Mempunyai minimal 2 (dua) orang tenaga kesehatan yang kompeten yaitu : a. dokter dan atau b. bidan yang sudah mendapatkan pelatihan Contraceptive Technolgy Update
(CTU)/pelatihan keluarga berencana (KB)/orientasi KB Pasca Persalinan (KBPP)
3.9.2. Rumus Penghitungan Indikator
Rumus perhitungan definisi operasional: 1) Jumlah Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi calon
pengantin (kespro catin) dibagi dengan Jumlah seluruh Puskesmas di wilayah kerja dikali 100 persen. Jika hasilnya minimal 50% maka memenuhi kriteria
2) Jumlah Puskesmas mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan dibagi dengan Jumlah seluruh Puskesmas di wilayah kerja dikali 100 persen. Jika hasilnya mencapai 100% (seluruh) maka memenuhi kriteria
Rumus perhitungan indikator: Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia reproduksi Contoh kasus : Di Provinsi “G” terdapat 4 Kabupaten/Kota. Kemudian telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan reproduksi. Rekapitulasi hasil pelayanan kesehatan reproduksi di Provinsi “G” pada akhir tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini:
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 31
• skrining kesehatan bagi calon pengantin, minimal pemeriksaan status gizi meliputi: (pemeriksaan berat badan, tinggi badan, penentuan indeks masa tubuh, pemeriksaan Lingkar Lengan Atas/LiLA) dan tanda anemia (pemeriksaan konjungtiva dan pemeriksaan Hb)
b. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan dan atau perawat dan atau petugas gizi)
2) Seluruh Puskesmas di wilayah kerja mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan Puskesmas yang mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan dengan metoda cara modern (AKDR/pil/suntik/kondom/MAL/implan/ vasektomi) dilakukan dalam kurun waktu 0-42 hari setelah ibu melahirkan. KB Pasca Persalinan (KB PP) adalah pelayanan KB yang diberikan kepada pasangan usia subur setelah persalinan sampai kurun waktu 42 hari, dengan tujuan untuk menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri kesuburan. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan). Mempunyai minimal 2 (dua) orang tenaga kesehatan yang kompeten yaitu : a. dokter dan atau b. bidan yang sudah mendapatkan pelatihan Contraceptive Technolgy Update
(CTU)/pelatihan keluarga berencana (KB)/orientasi KB Pasca Persalinan (KBPP)
3.9.2. Rumus Penghitungan Indikator
Rumus perhitungan definisi operasional: 1) Jumlah Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi calon
pengantin (kespro catin) dibagi dengan Jumlah seluruh Puskesmas di wilayah kerja dikali 100 persen. Jika hasilnya minimal 50% maka memenuhi kriteria
2) Jumlah Puskesmas mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan dibagi dengan Jumlah seluruh Puskesmas di wilayah kerja dikali 100 persen. Jika hasilnya mencapai 100% (seluruh) maka memenuhi kriteria
Rumus perhitungan indikator: Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia reproduksi Contoh kasus : Di Provinsi “G” terdapat 4 Kabupaten/Kota. Kemudian telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan reproduksi. Rekapitulasi hasil pelayanan kesehatan reproduksi di Provinsi “G” pada akhir tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 32
Tabel 1. Contoh cara penghitungan indikator pelayanan kesehatan reproduksi
Kabupaten/ Kota
Jumlah Puskes
mas
Puskesmas yang memberikan pelayanan
kespro catin
Puskesmas mampu dan memberikan pelayanan
KBPP Keterangan
(a) (b) (c) (d) (e) 1. Kabupaten A 4 2 (50%) 2 (50%) Tidak (karena
Pusk mampu dan memberikan pelayanan KBPP belum 100%)
Puskemas A Memberikan pelayanan kespro catin, meliputi
konseling/KIE dan skrining kesehatan
ya Memberikan pelayanan KB PP 20
orang Mempunyai 1 orang petugas kompeten
tidak
Puskesmas B Memberikan pelayanan kespro catin, meliputi skrining kesehatan,
tetapi tidak melakukan konseling/KIE
tidak Memberikan pelayanan KB PP 30
orang Mempunyai 2 orang petugas kompeten
ya
Puskesmas C Tidak memberikan pelayanan kespro catin, meliputi konseling/KIA dan skrining kesehatan
tidak Memberikan pelayanan KB PP 50
orang Mempunyai 4 orang petugas kompeten
ya
Puskesmas D Memberikan pelayanan kespro catin, meliputi
konseling/KIA dan skrining kesehatan
ya Tidak melakukan pelayanan KB PP
Mempunyai 2 orang petugas kompeten
tidak
2. Kota B 5 3 (60%) 5 (100%) Ya (sesuai kriteria)
3. Kabupaten C 8 3 (37,5%) 8 (100%) Tidak (Pusk yang
memberikan pelayanan
kespro catin (< 50%)
4.Kabupaten D 6 4 (67%) 6 (100%) Ya (sesuai kriteria)
Hasil rekapitulasi selama setahun, jumlah kabupaten di Provinsi G yang telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan reproduksi sebanyak 2 kabupaten/kota.
3.9.3. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan adalah pengelola program kesehatan reproduksi/keluarga berencana dinas kesehatan kabupaten/kota, pengelola program kesehatan reproduksi di Puskesmas, pengelola program keluarga berencana di Puskesmas.
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 33
3.9.4. Tempat Pelaksanaan Puskesmas
3.9.5. Waktu Pelaksanaan Pelayanan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
3.9.6. Pencatatan dan Pelaporan Petugas melakukan pelayanan dan mencatatkan dalam kohort kesehatan
usia reproduksi dan melaporkan melalui laporan program/Sistem Informasi Puskesmas (SIP) yang selanjutnya dikirim ke kabupaten/kota untuk dimasukan dalam aplikasi Komunikasi Data Kesehatan Masyarakat (Komdat Kesmas)
3.9.7. Sumber Data
Laporan rutin
3.9.8. Waktu Pelaporan Dilaporkan setiap bulan
3.9.9. Pedoman Pelaksanaan a. Pedoman Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil b. Pedoman Pelayanan KB Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan/Pedoman
Pelayanan KB
3.10. Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif 3.10.1. Definisi Operasional
Bayi umur 0 sampai 5 bulan 29 hari yang hanya diberi ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral. Standar prosedur : Pedoman PMBA Standar sarana/fasilitas : buku KIA Standar tenaga : kemampuan pengetahuan dan keterampilan PMBA
3.10.2. Rumus Penghitungan Indikator
Jumlah bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif dibagi seluruh bayi usia kurang dari 6 bulan dikali 100%
3.10.3. Pelaksana Kegiatan
Tenaga pelaksana gizi dan bidan
3.10.4. Tempat Pelaksanaan Posyandu
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 33
3.9.4. Tempat Pelaksanaan Puskesmas
3.9.5. Waktu Pelaksanaan Pelayanan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
3.9.6. Pencatatan dan Pelaporan Petugas melakukan pelayanan dan mencatatkan dalam kohort kesehatan
usia reproduksi dan melaporkan melalui laporan program/Sistem Informasi Puskesmas (SIP) yang selanjutnya dikirim ke kabupaten/kota untuk dimasukan dalam aplikasi Komunikasi Data Kesehatan Masyarakat (Komdat Kesmas)
3.9.7. Sumber Data
Laporan rutin
3.9.8. Waktu Pelaporan Dilaporkan setiap bulan
3.9.9. Pedoman Pelaksanaan a. Pedoman Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil b. Pedoman Pelayanan KB Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan/Pedoman
Pelayanan KB
3.10. Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif 3.10.1. Definisi Operasional
Bayi umur 0 sampai 5 bulan 29 hari yang hanya diberi ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral. Standar prosedur : Pedoman PMBA Standar sarana/fasilitas : buku KIA Standar tenaga : kemampuan pengetahuan dan keterampilan PMBA
3.10.2. Rumus Penghitungan Indikator
Jumlah bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif dibagi seluruh bayi usia kurang dari 6 bulan dikali 100%
3.10.3. Pelaksana Kegiatan
Tenaga pelaksana gizi dan bidan
3.10.4. Tempat Pelaksanaan Posyandu
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 34
3.10.5. Waktu Pelaksanaan Dilaporkan setiap Bulan
3.10.6. Pencatatan dan Pelaporan
1) Mencatat hasil recall 24 jam ASI Eksklusif setiap bulan 2) Menentukan jumlah bayi yang masih ASI Eksklusif 3) Rekapitulasi hasil recall ASI Eksklusif setiap bulan Februari dan Agustus
3.10.7. Sumber Data Laporan Rutin
3.10.8. Waktu Pelaporan
Setiap bulan Februari dan Agustus
3.10.9. Pedoman Pelaksanaan 1) Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang ASI 2) Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak 3) Pedoman Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi 4) Pedoman Sistem Informasi Gizi Terpadu
3.11. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) 3.11.1. Definisi Operasional
Ibu hamil dengan risiko Kurang Energi Kronis (KEK) yang ditandai dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm. Standar prosedur : Pedoman ANC Terpadu Standar sarana/fasilitas : pita LiLA atau metline LiLA (bagian dari
Antropometri Kit) Standar tenaga : mampu melakukan pengukuran LiLA
3.11.2. Rumus Perhitungan Indikator
Jumlah ibu hamil KEK dibagi jumlah ibu hamil yang periksa LiLA dikali 100%
3.11.3. Pelaksana Kegiatan
Dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mampu melakukan pengukuran LiLA
3.11.4. Tempat Pelaksanaan
Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 35
3.11.5. Waktu Pelaksanaan Pemeriksaan LiLA dilaksanakan pada saat pemeriksaan kehamilan (K1, K2,
K3 atau K4)
3.11.6. Pencatatan dan Pelaporan 1) Hasil pengukuran LiLA pada saat pemeriksaan kehamilan dicatat kedalam
kohort ibu dan dientry kedalam aplikasi ePPGBM. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan
2) Ibu hamil yang menderita KEK hanya dihitung 1 (satu) kali selama periode kehamilannya
3) Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan 3.11.7. Sumber Data
Laporan Rutin atau Survei Status Gizi Indonesia 3.11.8. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap bulan
3.11.9. Pedoman Pelaksanaan 1) Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil
Tahun 2015 2) Buku KIA 3) Pedoman ANC Terpadu 4) Petunjuk Teknis Surveilans Gizi 5) Pedoman Sistem Informasi Gizi Terpadu
3.12. Persentase Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Surveilans Gizi 3.12.1. Definisi Operasional
Kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi adalah kabupaten/kota yang minimal 70% dari jumlah Puskesmas melakukan kegiatan pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, serta diseminasi informasi: a) Pengumpulan data adalah Puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota
melakukan entry data sasaran balita dan ibu hamil serta data pengukuran melalui Sistem Informasi Gizi Terpadu, rerata setiap bulan mencapai minimal 60% sasaran ibu hamil dan balita
b) Pengolahan dan analisis data adalah Puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota melakukan konfirmasi dan identifikasi penyebab masalah gizi pada seluruh balita gizi buruk
c) Diseminasi informasi adalah Puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota melakukan penyusunan rencana kegiatan berdasarkan hasil surveilans gizi dan di-upload kedalam sistem setiap triwulan
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 35
3.11.5. Waktu Pelaksanaan Pemeriksaan LiLA dilaksanakan pada saat pemeriksaan kehamilan (K1, K2,
K3 atau K4)
3.11.6. Pencatatan dan Pelaporan 1) Hasil pengukuran LiLA pada saat pemeriksaan kehamilan dicatat kedalam
kohort ibu dan dientry kedalam aplikasi ePPGBM. Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan
2) Ibu hamil yang menderita KEK hanya dihitung 1 (satu) kali selama periode kehamilannya
3) Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan 3.11.7. Sumber Data
Laporan Rutin atau Survei Status Gizi Indonesia 3.11.8. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap bulan
3.11.9. Pedoman Pelaksanaan 1) Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil
Tahun 2015 2) Buku KIA 3) Pedoman ANC Terpadu 4) Petunjuk Teknis Surveilans Gizi 5) Pedoman Sistem Informasi Gizi Terpadu
3.12. Persentase Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Surveilans Gizi 3.12.1. Definisi Operasional
Kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi adalah kabupaten/kota yang minimal 70% dari jumlah Puskesmas melakukan kegiatan pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, serta diseminasi informasi: a) Pengumpulan data adalah Puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota
melakukan entry data sasaran balita dan ibu hamil serta data pengukuran melalui Sistem Informasi Gizi Terpadu, rerata setiap bulan mencapai minimal 60% sasaran ibu hamil dan balita
b) Pengolahan dan analisis data adalah Puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota melakukan konfirmasi dan identifikasi penyebab masalah gizi pada seluruh balita gizi buruk
c) Diseminasi informasi adalah Puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota melakukan penyusunan rencana kegiatan berdasarkan hasil surveilans gizi dan di-upload kedalam sistem setiap triwulan
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 36
Standar prosedur : Pedoman Pelaksanaan Teknis Surveilans GIzi Standar sarana/fasilitas : alat antropometri, aplikasi ePPGBM Standar tenaga : a) Mampu melakukan pemantauan pertumbuhan (keterampilan penggunaan alat,
penggunaan aplikasi) b) Mampu melakukan analisis dan diseminasi hasil surveilans gizi
3.12.2. Rumus Perhitungan Indikator
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi dibagi seluruh kabupaten/kota dikali 100%
3.12.3. Pelaksana Kegiatan
Dilaksanakan oleh tenaga gizi atau bidan
3.12.4. Tempat Pelaksanaan Wilayah kerja Puskesmas seperti di Posyandu atau fasilitas pelayanan
kesehatan
3.12.5. Waktu Pelaksanaan Pemantauan pertumbuhan dilakukan setiap bulan sehingga entry data dan
analisis dapat dilakukan setiap bulan. Namun untuk upload rencana kegiatan dilakukan setiap triwulan.
3.12.6. Pencatatan dan Pelaporan
1) Pencatatan/entri data dilakukan setiap waktu, pada saat dilakukan pelayanan kesehatan balita.
2) Entri data sasaran dibandingkan dengan jumlah seluruh sasaran yang ada
3) Upload rencana kegiatan berdasarkan data yang ada 4) Menghitung jumlah Puskesmas yang melakukan surveilans 5) Entri data konfirmasi dan identifikasi penyebab masalah gizi pada
seluruh balita gizi buruk 6) Menghitung persentase kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi
dengan membagi jumlah kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi terhadap jumlah seluruh kabupaten/kota yang ada
7) Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan
3.12.7. Waktu Pelaporan Setiap bulan
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 37
3.12.8. Sumber Data Laporan rutin
3.12.9. Pedoman Pelaksanaan
1) Pedoman Pemantauan Pertumbuhan 2) Buku pegangan Kader 3) Buku KIA 4) Pedoman Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi 5) Pedoman Sistem Informasi Gizi Terpadu
3.13. Persentase Balita yang dipantau Pertumbuhan dan Perkembangannya 3.13.1. Definisi Operasional
Balita (0-59 bulan) yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya yaitu balita yang ditimbang sedikitnya 8 kali dalam satu tahun, diukur panjang badan atau tinggi badannya sedikitnya 2 kali dalam satu tahun dan dipantau perkembangannya (motorik kasar, motorik halus, bicara-bahasa, sosialisasi kemandirian) sedikitnya 2 kali dalam satu tahun. Pemantauan perkembangan menggunakan ceklis Buku KIA atau KPSP (kartu pra skrining perkembangan) atau instrument baku lainnya. 3.13.2. Rumus Penghitungan Indikator
Jumlah balita yang di pantau pertumbuhan dan perkembangannya dibagi jumlah seluruh balita di wilayah Puskesmas dikali 100% 3.13.3. Pelaksana Kegiatan
1) Dokter/Bidan/Perawat/Ahli Gizi/Promkes 2) Kader/Guru PAUD
3.13.4. Tempat Pelaksanaan Dilaksanakan di Puskesmas/Fasyankes/Posyandu/BKB/Paud/TK/RA/
Panti/LKSA
3.13.5. Waktu Pelaksanaan Pelayanan dilaksanakan dalam waktu satu tahun
3.13.6. Pencatatan dan Pelaporan Petugas yang memberikan pelayanan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan balita mencatatkan hasil pelayanan pada Buku KIA dan pencatatan di Puskesmas/Fasyankes/Posyandu/BKB/Paud/TK/RA/Panti/LKSA. Hasil pelayanan di wilayah kerja Puskesmas direkap dalam register kohort bayi dan balita. Selanjutnya, Puskesmas melaporkan ke pengelola Sistem Informasi
-
Pedoman Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 37
3.12.8. Sumber Data Laporan rutin
3.12.9. Pedoman Pelaksanaan
1) Pedoman Pemantauan Pertumbuhan 2) Buku pegangan Kader 3) Buku KIA 4) Pedoman Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi 5) Pedoman Sistem Informasi Gizi Terpadu
3.13. Persentase Balita yang dipantau Pertumbuhan dan Perkembangannya 3.13.1. Definisi Operasional
Balita (0-59 bulan) yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya yaitu balita