33-60-1-sm

9
67 Volume 1, Nomor 2 (2014) Jurnal Pharmascience Jurnal Pharmascience, Vol 1, No. 2, Oktober 2014, hal: 67 - 75 ISSN : 2355 5386 Research Article Formulasi Tablet Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaja L.) dengan Bahan Pengikat Polyvinylpyrrolidone (PVP) *Mutiara Herawati, Yandi Syukri, Lutfi Chabib Prodi Farmasi FMIPA Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta *Email: [email protected] Abstrak Selama ini daun pepaya (Carica papaja L.) hanya digunakan sebatas sebagai sayuran pelengkap makanan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dapat digunakan untuk pengobatan antikanker. Ekstrak daun pepaya diperoleh dari metode penyarian maserasi dengan menggunakan cairan penyari etanol. Sediaan tablet ekstrak daun pepaya diharapkan dapat menjadi alternatif pengobatan antikanker yang mudah dikonsumsi oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi Polyvinylpirrolidone (PVP) sebagai bahan pengikat sehingga didapatkan formula sediaan tablet dengan karakterisktik tablet yang baik. PVP berperan dalam meningkatkan gaya kohesifitas serbuk atau granul, sehingga jika dikompresi akan membentuk massa yang kohesif dan kompak sebagai tablet. Tablet dibuat 3 formula variasi bahan pengikat PVP (4%; 6%; 8%) dengan metode granulasi basah. Granul diuji waktu alir, sudut diam, pengetapan, dan Carrs Index sedangkan tablet diuji keseragaman bobot dan ukuran, kerapuhan, kekerasan, dan waktu hancur. Hasil uji sifat fisik tablet menunjukkan bahwa meningkatnya variasi kadar pengikat PVP tidak berpengaruh pada kekerasan dan kerapuhan tablet, tetapi menyebabkan waktu hancur semakin lama. Formula I dengan bahan pengikat PVP 4% merupakan formula yang paling baik karena memiliki nilai kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur yang relatif lebih baik dibandingkan formula lain. Kata kunci : ekstrak daun pepaya, Carica papaja L., antikanker, PVP. Abstract The use of papaya’s leaf (Carica papaja L.) is only consumed as vegetable to complete the main food. Based on previous research, the result showed that extract of papaya’s leaf can be used for anticancer treatment. That’s why the preparation tablet of extract of papaya’s leaf is hoped to be the alternative of anticancer treatment which are easily to the patients who consume it. The purpose of this research is to obtain the formulation of the tablet by knowing the optimal concentration of PVP as a binding material in producing the best physical characteristic of the tablet it self. PVP plays role in improving the cohesiveness, so as it is compressed, then it will form the cohesive and compact as a tablet. The tablets were made from 3 formula with the PVP binding-material variation (4%, 6%, 8%) using the wet granulation method. Granules obtained were tested in the flow time, angle of repose, tapping, and Carrs Index. Tablet that was finally processed then its physical properties included uniformity of weight and size, friability, hardness, and disintegration time. The result of the test shows the characteristic physical tablet indicated the raising of binding level of PVP variation does not affect the hardness and friability of the tablets, but giving an effect related to the longer the disintegration time. Formula I which contains combination of PVP 4% is the best tablet formula compare to the other formula. Key words : papaya’s leaf extract, Carica papaja L., anticancer, PVP.

Upload: lisa-damayanti

Post on 11-Jul-2016

7 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

33-60-1-SM

TRANSCRIPT

Page 1: 33-60-1-SM

67

Volume 1, Nomor 2 (2014) Jurnal Pharmascience

Jurnal Pharmascience, Vol 1, No. 2, Oktober 2014, hal: 67 - 75

ISSN : 2355 – 5386

Research Article

Formulasi Tablet Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaja L.)

dengan Bahan Pengikat Polyvinylpyrrolidone (PVP)

*Mutiara Herawati, Yandi Syukri, Lutfi Chabib

Prodi Farmasi FMIPA Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

*Email: [email protected]

Abstrak

Selama ini daun pepaya (Carica papaja L.) hanya digunakan sebatas sebagai sayuran

pelengkap makanan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya dapat digunakan untuk pengobatan antikanker. Ekstrak daun

pepaya diperoleh dari metode penyarian maserasi dengan menggunakan cairan penyari

etanol. Sediaan tablet ekstrak daun pepaya diharapkan dapat menjadi alternatif pengobatan

antikanker yang mudah dikonsumsi oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui konsentrasi Polyvinylpirrolidone (PVP) sebagai bahan pengikat sehingga

didapatkan formula sediaan tablet dengan karakterisktik tablet yang baik. PVP berperan

dalam meningkatkan gaya kohesifitas serbuk atau granul, sehingga jika dikompresi akan

membentuk massa yang kohesif dan kompak sebagai tablet. Tablet dibuat 3 formula variasi

bahan pengikat PVP (4%; 6%; 8%) dengan metode granulasi basah. Granul diuji waktu alir,

sudut diam, pengetapan, dan Carrs Index sedangkan tablet diuji keseragaman bobot dan

ukuran, kerapuhan, kekerasan, dan waktu hancur. Hasil uji sifat fisik tablet menunjukkan

bahwa meningkatnya variasi kadar pengikat PVP tidak berpengaruh pada kekerasan dan

kerapuhan tablet, tetapi menyebabkan waktu hancur semakin lama. Formula I dengan bahan

pengikat PVP 4% merupakan formula yang paling baik karena memiliki nilai kekerasan,

kerapuhan, dan waktu hancur yang relatif lebih baik dibandingkan formula lain.

Kata kunci : ekstrak daun pepaya, Carica papaja L., antikanker, PVP.

Abstract

The use of papaya’s leaf (Carica papaja L.) is only consumed as vegetable to complete the

main food. Based on previous research, the result showed that extract of papaya’s leaf can be

used for anticancer treatment. That’s why the preparation tablet of extract of papaya’s leaf is

hoped to be the alternative of anticancer treatment which are easily to the patients who consume

it. The purpose of this research is to obtain the formulation of the tablet by knowing the optimal

concentration of PVP as a binding material in producing the best physical characteristic of the

tablet it self. PVP plays role in improving the cohesiveness, so as it is compressed, then it will

form the cohesive and compact as a tablet. The tablets were made from 3 formula with the PVP

binding-material variation (4%, 6%, 8%) using the wet granulation method. Granules obtained

were tested in the flow time, angle of repose, tapping, and Carrs Index. Tablet that was finally

processed then its physical properties included uniformity of weight and size, friability, hardness,

and disintegration time. The result of the test shows the characteristic physical tablet indicated

the raising of binding level of PVP variation does not affect the hardness and friability of the

tablets, but giving an effect related to the longer the disintegration time. Formula I which

contains combination of PVP 4% is the best tablet formula compare to the other formula.

Key words : papaya’s leaf extract, Carica papaja L., anticancer, PVP.

Page 2: 33-60-1-SM

68

Volume 1, Nomor 2 (2014) Jurnal Pharmascience

I. PENDAHULUAN

Obat tradisional telah lama dikenal dan

digunakan oleh masyarakat Indonesia. Obat

tradisional lebih mudah diterima oleh

masyarakat karena selain telah akrab dengan

masyarakat, obat ini lebih murah dan mudah

didapat. Sementara ini, penggunaan tanaman

obat atau obat tradisional relatif lebih aman

dibandingkan obat sintesis (Yifang, 2002).

Pemikiran tersebut melatarbelakangi

pemanfaatan daun pepaya (Carica papaja L.)

yang digunakan sebagai salah satu bahan alami

yang digunakan untuk pengobatan antikanker

karena daunnya mengandung metabolit

sekunder alkaloid yang cukup banyak

dibandingkan dengan yang terdapat dalam buah

(Dalimarta, 2004).

Selama ini pemanfaatan daun pepaya hanya

digunakan sebagai sayuran pelengkap makanan.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan

bahwa fraksi kloroform daun pepaya (Carica

papaja L.) memiliki aktivitas antikanker

terhadap sel mieloma dengan nilai LC50 sebesar

104,4 μg/ml pada hewan percobaan mencit dan

mampu menginduksi apoptosis dan berdasarkan

hasil analisis kromatogram lapis tipis dan

densitometri fraksi kloroform daun pepaya

(Carica papaja L.) mengandung senyawa

alkaloida (Sukardiman, 2006). Pemanfaatan

daun pepaya agar menghasilkan suatu produk

dengan dosis yang tepat untuk dikonsumsi

sebagai alternatif pengobatan antikanker salah

satunya adalah bentuk sediaan tablet. Formula

sediaan tablet menggunakan bahan tambahan

yang dapat mendukung kestabilan dari tablet

tersebut, karena ekstrak kental daun pepaya

memiliki daya lekat yang kecil sehingga

dibutuhkan suatu formula tablet untuk menjaga

kestabilan ikatan antar ekstrak kental daun

pepaya dengan bahan tambahan untuk

menghasilkan tablet dengan karakteristik tablet

yang baik. Salah satu pendukung kestabilan fisik

tablet adalah bahan pengikat yang memiliki

fungsi untuk meningkatkan gaya kohesifitas

serbuk, sehingga jika dikompresi akan

membentuk massa yang kohesif dan kompak

sebagai tablet serta menghasilkan daya tahan

tablet yang optimal dengan merekatkan partikel

serbuk membentuk granul (Niazi, 2004).

Bahan pengikat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Polyvinylpyrrolidone (PVP)

berwarna putih, tidak berasa, serbuk yang

higroskopis, dapat berfungsi sebagai bahan

penghancur, membantu disolusi dan sebagai

pengikat tablet. Polyvinylpyrrolidone sebagai

bahan pengikat memiliki keuntungan sebagai

perekat yang baik dalam pelarut air atau alkohol,

Polyvinylpyrrolidone juga mempunyai

kemampuan sebagai pengikat kering (Anonim,

2007). PVP bagus untuk penggranulan, hasil

granul cepat kering, memiliki sifat alir yang baik,

sudut diam minimum dan menghasilkan daya

kompaktabilitas lebih baik (Rowe, 2005).

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan

Januari 2011 sampai bulan April 2011 di

Page 3: 33-60-1-SM

69

Volume 1, Nomor 2 (2014) Jurnal Pharmascience

Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas

MIPA Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah serbuk kering daun pepaya (Carica

papaja L.), etanol 96 %, kloroform, methanol,

pereaksi Dragendroff, PVP (kualitas farmasi),

laktosa (DMV Fonterra, farmasetis), Primojel ®

(kualitas farmasi), dan magnesium stearat (Peter

Greven, farmasetis).

2. Cara Penelitian

a. Pengambilan bahan

Daun papaya diambil di Jl. Lawu

Tawangmangu, Karang Anyar, Jawa Tengah.

Daun yang diambil berwarna hijau tua dari

pohon papaya yang belum berbuah.

b. Determinasi tanaman

Determinasi tanaman dilakukan di

laboratorium Biologi Farmasi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Islam Indonesia yang mengacu pada

buku acuan Flora (Steenis, 1949). Bagian daun

pepaya (Carica papaja L.) yang digunakan

adalah daun pepaya yang diambil adalah yang

memiliki warna hijau yang mengandung getah,

tidak terlalu tua, ataupun terlalu muda dan masih

menempel didahan .

c. Pembuatan serbuk daun pepaya

Daun pepaya yang berwarna hijau yang

banyak mengandung getah yang telah terkumpul

dicuci sampai bersih untuk menghilangkan

kotoran berupa tanah, bagian tanaman lain dan

bagian tanaman yang rusak. Dilanjutkan dengan

pengeringan yang bertujuan untuk mencegah

timbulnya bakteri dan kapang. Pengeringan

dilakukan menggunakan mesin pengering.

Simplisia yang telah kering, diserbukkan hingga

menjadi serbuk (Agoes, 2007).

d. Pembuatan ekstrak secara maserasi

Senyawa aktif daun pepaya (senyawa

flavopiridol) memiliki sifat tidak tahan dalam

suhu lebih dari 70°C, sehingga maserasi

merupakan proses ekstraksi yang paling tepat.

Satu kilogram serbuk daun pepaya yang akan

dimaserasi dibasahi terlebih dahulu dengan

penyari etanol 96 % secukupnya sampai serbuk

menjadi basah, dalam bejana tertutup selama 3

hari. Setelah dimaserasi, ekstrak cair dipekatkan

menjadi ekstrak kental dengan rotary

evaporator diatur suhu tidak lebih dari 60°C.

Ekstrak yang sudah agak mengental, diuapkan

diatas penangas air, agar sisa air dari etanol 96

% dapat menguap keluar dari ekstrak.

Ekstrak kental yang sudah diperoleh

kemudian diserbukkan secara manual melalui

penambahan laktosa yang sebelumnya sudah

dilakukan optimasi untuk mengetahui

perbandingan antara laktosa dengan ekstrak

daun pepaya hingga diperoleh serbuk kering.

e. Identifikasi flavonoid ekstrak etanol daun

papaya menggunakan KLT

Uji KLT ini dilakukan untuk mengetahui

apakah senyawa flavopiridol yang termasuk

alkaloid golongan piperidina masih terkandung

Page 4: 33-60-1-SM

70

Volume 1, Nomor 2 (2014) Jurnal Pharmascience

dalam ekstrak kental. Pengujian ini bersifat

kualitatif (Sukardiman, 2006). Berikut ini KLT

yang menggunakan fase diam silica gel F60254,

fase gerak kloroform : metanol (5 : 1) dan

pendeteksi Dragendroff.

f. Penentuan Dosis

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

bahwa dosis serbuk daun pepaya yang memiliki

aktivitas sebagai antikanker yaitu 50 mg/ 20

gram pada hewan percobaan yaitu mencit [2]

.

Karena ekstrak daun pepaya akan dibuat

menjadi sediaan tablet, sehingga untuk dapat

digunakan oleh manusia, maka perlu dilakukan

konversi dosis dengan rumus sebagai berikut :

Dosis penelitian pada mencit = 50 mg / 20g

Konversi dari mencit 20g ke manusia70 kg =

387,9

Dosis konversi ke manusia = dosis mencit/BB

mencit x konversi= 50 mg / 20 g x 387,9 (70 kg)

= 969,75 mg / 70kg ≈ 970,0 mg / 70 kg

Berat rata-rata orang Indonesia adalah 60

kg maka dosisnya sebesar 831 mg. Dalam 1

tablet mengandung zat aktif 277 mg, jadi dosis 1

x minum sebanyak 3 tablet.

g. Formula Tablet Ekstrak Daun Pepaya

Formula tablet ekstrak daun pepaya (Carica

papaja L.) dengan menggunakan bahan pengikat

PVP pada berbagai konsentrasi dapat dilihat

pada tabel dibawah ini (Parikh, 2005).

Tabel I. Formula tablet ekstrak daun pepaya dengan

variasi konsentrasi PVP

Bahan (mg)

F I

PVP

4%

F II

PVP

6%

F III

PVP

8 %

Ekstrak daun pepaya 277 277 277

Laktosa 308 295 282

PVP 26 39 52

Primojel 5% 32,5 32,5 32,5

Mg Stearat 1% 6,5 6,5 6,5

3. Analisis Data

Analisis hasil dilakukan secara teoritis yang

diperoleh dari pengujian dibandingkan dengan

persyaratan-persyaratan yang terdapat dalam

Farmakope Indonesia edisi IV, USP NF edisi 32,

dan pustaka-pustaka lain yang telah diketahui,

adalah sebagai berikut:

a. Parameter penyimpangan bobot.

b. Parameter kekerasan yang baik adalah 4 - 10

kg.

c. Parameter kerapuhan yang baik < 1 %.

Waktu hancur tablet kurang dari 15 menit.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Determinasi tanaman

Determinasi dilakukan untuk

mengidentifikasi tanaman yang akan diteliti

berdasarkan ciri-ciri fisik sehingga peneliti

yakin bahwa tanaman yang digunakan sesuai

dengan yang dimaksud. Berdasarkan

determinasi yang telah dilakukan dengan

menggunakan buku acuan Flora, diperoleh hasil

identifikasi untuk tanaman pepaya yang

digunakan dalam penelitian sebagai berikut : 1b

– 2b – 3b – 4b – 6b – 7b – 9b – 10b – 11b – 12b

– 13b – 14a – 15a ( golongan 8) 109b – 119b –

120a – 121b – 124b – 125a – 126a (Famili 85.

Caricaceae).

Page 5: 33-60-1-SM

71

Volume 1, Nomor 2 (2014) Jurnal Pharmascience

Hasil determinasi menunjukkan bahwa daun

pepaya yang digunakan dalam penelitian adalah

benar – benar daun pepaya yang dimaksud,

dengan nama latin Carica papaja L.

2. Hasil ekstrak kental daun papaya

Ekstrak kental daun pepaya yang dihasilkan

berwarna hijau kehitaman, berbau khas

menyengat, rasa pahit, dan konsistensi ekstrak

kental dimana waktu daya lekatnya adalah 1,38

detik. Waktu daya lekat cepat, oleh karena itu,

ekstrak kental daun pepaya yang akan dibuat

menjadi tablet diperlukan konsentrasi bahan

pengikat yang optimal agar memperbaiki daya

lekat ekstrak dengan bahan tambahan tablet

lainnya.

Uji kekentalan dilakukan untuk mengetahui

suatu ekstrak memiliki daya hambat terhadap

putaran rotor. Semakin kental suatu ekstrak

maka daya hambatnya semakin tinggi terhadap

perputaran rotor. Hasil uji kekentalan dapat

dilihat pada tabel II dimana diketahui bahwa

ekstrak kental daun pepaya memiliki nilai rata-

rata 834,41 Cp. Dengan demikian ekstrak daun

pepaya memiliki konsistensi yang kental.

Dari hasil percobaan uji kadar air ekstrak

kental didapatkan rata-rata kadar air sebesar

22,46 %. Hasil tersebut dinyatakan baik sesuai

dalam literatur yang menyatakan bahwa kadar

air ekstrak yang baik adalah 20 – 30 %. Ekstrak

kental daun pepaya bersifat higroskopis, oleh

karena itu, penyimpanan harus diperhatikan.

Penyimpanan yang salah berakibatkan ekstrak

menjadi rusak karena adanya pertumbuhan

bakteri atau jamur. Oleh karena itu, ekstrak

kental ini disimpan dalam wadah yang ditutup

dengan aluminium foil dan disimpan didalam

oven dengan suhu 50°C.

Tabel II. Hasil uji kualitas ekstrak kental daun

pepaya

3. Hasil identifikasi flavonoid ekstrak etanol

daun papaya menggunakan KLT

Analisis KLT dilakukan oleh laboratorium

pengujian LPPT-UGM dengan menggunakan

fase diam silika gel F254 dengan fase gerak

kloroform - metanol (5:1). Penampak noda yang

digunakan adalah sinar UV λ 254 nm dan sinar

UV λ 365 nm, kemudian plat KLT disemprot

dengan penyemprot identifikasi alkaloid yaitu

pereaksi dragendorff yang kemudian dilihat

perubahan warna menjadi warna kuning yang

dapat dilihat dibawah sinar visibel. Hasil uji

KLT seperti terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Foto KLT dengan sinar UV λ 254 nm, 365 nm

dan sinar visible. Keterangan foto: P

(Pembanding = Quinine) dan S (Sampel =

ekstrak daun pepaya)

Pembanding yang digunakan adalah Quinin

(golongan alkaloid) dikarenakan kandungan zat

Jenis Uji Hasil Uji

Rendemen simplisia (%) 4,4

Uji daya lekat (detik) 1,38 ± 0,01

Uji kekentalan (Centipoise) 834,41± 26,15

Uji kadar air (%) 22,46 ± 2,93

Page 6: 33-60-1-SM

72

Volume 1, Nomor 2 (2014) Jurnal Pharmascience

aktif dalam ekstrak daun pepaya adalah senyawa

flavopiridol yang merupakan alkaloid.

Dari gambar diatas terlihat pada saat disinari

dengan penampak UV 365 nm tidak tampak

adanya bercak yang menutupi perpendaran plat

KLT. Sedangkan jika menggunakan sinar UV

254 nm menunjukkan bahwa ekstrak kental

daun papaya mengandung alkaloid yang

ditunjukkan dengan bercak yang menutupi

perpendaran plat KLT yang menghasilkan

positif ekstrak daun pepaya mengandung

alkaloid dimana termasuk senyawa flavopiridol

didalamnya. Hasil positif tersebut dilihat dari

harga Rf ekstrak daun pepaya yaitu 0,35

mendekati harga Rf dari senyawa

pembandingnya yaitu 0,40. Selain itu pula,

setelah plat KLT dilakukan penyemprotan

dengan pereaksi dragendorff dan dilihat pada

sinar visibel menghasilkan perubahan warna

kuning yang merupakan identifikasi dari

alkaloid setelah disemprot dengan dragendorff,

sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada

perubahan kualitas ekstrak daun pepaya selama

pengolahan menjadi ekstrak kental

4. Tablet ekstrak daun papaya

Ekstrak kental daun papaya yang telah

melewati proses granul kemudian dilakukan

pencetakan tablet dengan menggunakan mesin

cetak tablet single punch (Gaur, 2009).

Tablet ekstrak daun pepaya dapat dibuat

dengan variasi bahan pengikat PVP yang

menghasilkan tablet dengan sifat granul yang

baik setelah dilakukan uji sifat fisik tablet

meliputi uji keseragaman bobot, keseragaman

ukuran, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur

tablet.

Tabel III. Hasil uji sifat fisik tablet ekstrak daun

pepaya dengan variasi konsentrasi

PVP.

Jenis Uji

Formula

I

(PVP

4%)

Formula

II

(PVP

6%)

Formula

III

(PVP

8%)

Bobot tablet dan CV

a. Bobot rata-rata

(mg)

647,60 ±

5,96

652,90 ±

6,13

652,20±

5,48

b. CV (%) 0,92 0,94 0,84

c. Bobot rata-rata

dalam range

85% - 115%

550,46 –

744,74

554,97 –

750,84

554,37 –

750,03

Ukuran tablet (mm)

a. Diameter 12,12 ±

0,05

12,09 ±

0,03

12,08 ±

0,03

b. Tebal 4,23 ±

0,03

4,27 ±

0,03

4,32 ±

0,04

Kekerasan (kg)

4,86 ±

0,40

4,67 ±

0,42

4,61 ±

0,36

Kerapuhan (%) 0,08 ± 0 0,08 ± 0 0,13 ± 0

Waktu hancur

(menit)

3,30 ±

0,73

4,18 ±

0,89

8,04 ±

0,74

Pada tabel III diketahui bahwa pengujian

yang dilakukan pada tablet ekstrak daun pepaya

diantaranya sebagai berikut :

a. Organoleptik

Tablet ekstrak daun pepaya yang dihasilkan

yang memiliki bentuk bulat padat, tidak lengket,

dan tidak mengalami kerusakan fisik pada tablet.

Hal ini terkait dari kelembaban granul sebelum

dicetak yang masih dapat diterima yaitu 4-6 %.

Granul yang kelembaban tinggi mengakibatkan

pada saat proses pencetakan tablet akan lengket

pada punch, sehingga akan terjadi kerusakan

fisik tablet seperti sticking. Tablet ekstrak daun

pepaya berwarna hijau kehitaman, tidak berbau,

dan rasa pahit.

b. Keseragaman Bobot

Dari setiap formula tablet ekstrak daun

pepaya dengan variasi PVP memiliki koefisien

Page 7: 33-60-1-SM

73

Volume 1, Nomor 2 (2014) Jurnal Pharmascience

variasi kurang dari 5%, dimana Coefisien

Variation (CV) merupakan parameter yang

digunakan untuk menentukan apakah berat

tablet tersebut konstan atau tidak. Selain itu

pula, tidak ada satu pun tablet yang memiliki

bobot diluar batas dari 85 %- 115 %. Oleh

karena itu, pada pengujian keseragaman bobot

dinyatakan semua formula memiliki bobot tablet

yang konstan. Keseragaman bobot ini

dipengaruhi oleh sifat alir granul. Sifat alir

granul yang dapat dilihat pada tabel III

menghasilkan 100 gram granul dapat mengalir

kurang dari 10 detik, sehingga sifat alir

dinyatakan baik sesuai literatur. Sifat alir yang

baik berkaitan dengan keseragaman dosis atau

zat aktif disetiap tablet. Sehingga dengan bobot

yang konstan maka dihasilkan keseragaman zat

aktif yang baik antar tablet.

c. Keseragaman Ukuran

Diameter tablet antara formula I, II, dan III

relatif konstan karena pada saat dilakukan

pencetakan tablet digunakan mesin cetak tablet

dari punch dan die yang sama (cetakan tablet

sama). Sedangkan tebal tablet dipengaruhi oleh

kompresibilitas tablet, hal ini terkait pada bahan

pengikat yang digunakan. Penambahan PVP

sebagai bahan pengikat meningkatkan adhesi

dan kohesi partikel granul sehingga akan

meningkatkan kompresibilitas tablet. Oleh

karena itu, diameter dan tebal tablet memiliki

nilai yang seragam dari semua formula.

d. Kekerasan

Data hasil uji kekerasan yang dapat dilihat

pada tabel III menunjukan bahwa ketiga formula

telah memenuhi syarat kekerasan tablet dengan

harga kekerasan yang paling tinggi dimiliki oleh

formula I yaitu 4,86 ± 0,40 kg sedangkan

kekerasan yang paling rendah adalah formula III

yaitu 4,61 ± 0,36 kg. Kekerasan diatur dengan

pengaturan tekanan yang konsisten supaya

diperoleh kekerasan tablet yang seragam. Secara

teoritis seharusnya semakin tinggi konsentrasi

bahan pengikat PVP maka menghasilkan tablet

dengan kekerasan yang tinggi pula, namun pada

penelitian ini didapatkan hasil semakin kecil

konsentrasi bahan pengikat PVP, tablet yang

dihasilkan memiliki kekerasan yang tinggi. Hal

ini dikarenakan bahan pengikat PVP yang

digunakan dalam bentuk kering. Pada saat,

pencampuran dengan ekstrak kental,

dimungkinkan pengaktifan PVP tidak optimal,

sehingga pada konsentrasi PVP yang semakin

besar, pelarut pada ekstrak kental daun pepaya

tidak mampu mengaktifkan PVP tersebut. Oleh

karena itu, semakin besar PVP yang digunakan

mengalami penurunan kekerasan tablet.

e. Kerapuhan

Formula III memiliki kerapuhan kurang dari

1% merupakan kerapuhan yang paling besar

yaitu 0,13 % ± 0,09 dan formula I dengan nilai

kerapuhan yang paling kecil yaitu 0,08 % ± 0.

Tingkat kerapuhan tablet mempunyai hubungan

berbanding terbalik dengan kekerasan tabletnya.

Pada kerapuhan kekuatan fisik yang terberat

adalah bagian luar tablet. Bila dikaitkan dengan

Page 8: 33-60-1-SM

74

Volume 1, Nomor 2 (2014) Jurnal Pharmascience

kekerasan tablet, maka tablet dengan kekerasan

yang tinggi akan memiliki tingkat kerapuhan

yang rendah, karena tablet memiliki permukaan

luar yang sangat kuat sehingga tahan terhadap

goncangan mekanik sesuai dengan kekerasan

tablet.

Faktor lain yang mempengaruhi kerapuhan

adalah kelembaban, dimana granul dengan kadar

air yang rendah memiliki kohesif yang kecil,

sehingga menghasilkan tablet dengan

kerapuhan yang lebih tinggi.

f. Waktu hancur

Waktu hancur tablet merupakan waktu yang

dibutuhkan untuk hancurnya tablet menjadi

partikel-partikel penyusunnya bila kontak

dengan cairan. Waktu hancur tablet juga

menggambarkan cepat atau lambatnya tablet

hancur dalam cairan pencernaan. Data hasil uji

waktu hancur yang dapat dilihat pada tabel III

diketahui bahwa formula III memiliki waktu

hancur yang paling lama yang membutuhkan

waktu selama 8,04 menit ± 0,74 sedangkan

formula I memiliki waktu hancur yang paling

cepat yaitu 3,30 menit ± 1,01. Hal ini

membuktikan bahwa harga waktu hancur

sebanding dengan konsentrasi bahan pengikat

dimana konsentrasi PVP yang paling rendah

menghasilkan waktu hancur yang cepat

sedangkan formula dengan konsetrasi PVP yang

tinggi akan menghasilkan waktu hancur yang

lama. Namun demikian dari pengujian waktu

hancur didapatkan bahwa dari semua formula

menunjukan tablet memiliki waktu hancur rata-

rata kurang dari 15 menit. Sehingga waktu yang

dibutuhkan tablet untuk hancur didalam cairan

pencernaan kurang dari 15 menit. Sehingga

waktu hancur tablet sesuai dengan literatur.

Perbedaan waktu hancur dari setiap formula

terlihat jelas secara signifikan. Semakin tinggi

konsentrasi bahan pengikat PVP menghasilkan

tablet dengan waktu hancur yang lebih lama

dibandingkan dengan konsentrasi PVP yang

rendah. Hal ini diakibatkan karena terjadi ikatan

granul yang lebih kuat untuk mempertahankan

tablet untuk tidak mudah hancur dalam air.

Apabila dikaitkan dengan mekanisme

pengikatan dari PVP adalah ketika bercampur

dengan air akan mengakibatkan PVP menjadi

berbentuk gel. Gel tersebut menghambat

masuknya air kedalam tablet, sehingga semakin

tinggi konsentrasi PVP akan semakin sukar

penetrasi air kedalam tablet dan juga dengan

konsentrasi PVP yang semakin tinggi

menghasilkan tablet dengan bentuk yang lebih

kompak dan porositas yang kecil sehingga

menghambat penetrasi air kedalam tablet dan

akhirnya memperlama waktu hancur tablet.

Hasil uji sifat fisik tablet menunjukkan bahwa

meningkatnya variasi kadar pengikat PVP tidak

berpengaruh pada kekerasan dan kerapuhan

tablet, tetapi menyebabkan waktu hancur

semakin lama. Formulasi tablet dengan

konsentrasi PVP yang optimal adalah formula I.

Hal ini disebabkan, formula I dengan

konsentrasi PVP 4 % menghasilkan pengaktifan

PVP yang lebih optimal dibandingkan formula

lainnya bila penambahan PVP dalam bentuk

kering. Hasil pada formula I menunjukkan nilai

kekerasan (4,86 kg ± 0,40), kerapuhan (0,08 ±

Page 9: 33-60-1-SM

75

Volume 1, Nomor 2 (2014) Jurnal Pharmascience

0), dan waktu hancur (3,30 menit ± 0,73) yang

baik dan sesuai dengan literatur. Didapatkan

kesimpulan bahwa dengan konsentrasi bahan

pengikat PVP yang kecil mampu menghasilkan

tablet dengan karakteristik yang baik, sehingga

diperoleh sediaan tablet yang baik dibandingkan

dengan formula yang lain.

IV. KESIMPULAN

Tablet ekstrak daun pepaya dengan

konsentrasi PVP 4% dapat menghasilkan

karakteristik tablet yang memenuhi persyaratan

sifat fisik tablet yang paling baik dibandingkan

dengan formula yang lain. Sehingga dengan

konsentrasi bahan pengikat PVP yang kecil

mampu menghasilkan tablet yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes G., 2007, Teknologi Bahan Alam, ITB

Press, Bandung, 21,38 – 39.

Anonim, 2007, US Pharmacopoeia 30-NF25,

United States Pharmacopoeia, American.

Dalimarta, S., 2004, Atlas Tumbuhan Obat

Indonesia, Penerbit Trubus Agriwidya,

Jakarta, 1 -5, 76-77.

Gaur, R., Azizi, M., et al., 2009, British

Pharmacopoiea 2009, British

Pharmacopoeia Commission Laboratory,

Queen’s Road, Teddington, UK, 6581, 6582.

Niazi, S.K., 2004, Handbook of Pharmaceutical

Manifacturing Formulations Compressed

Solid Product, Volume 1, CRC Press, USA,

70.

Parikh, D.M., 2005, Handbook of

Pharmaceutical Granulation Technology,

Second Edition, Sython Pharmaceuticals Inc.

U.S.A., 19-32, 79-103, 357.

Rowe, R. C., Paul, J.S., and Sian, C.O., 2005,

Handbook of Pharmaceutical Excipients,

Fifth Edition, Royal Pharmaceutical Society

of Great Britain, London, UK, 634-639.

Sukardiman, Ekasari W., Hapsari P.P., 2006,

Aktivitas Antikanker dan Induksi Apoptosis

Fraksi Kloroform Daun Pepaya (Carica

papaja L.) terhadap Kultur Sel Kanker

Mieloma, Media Kedokteran Hewan, 22 :

104-110.

Steenis, Van, 1949, Determinasi Tumbuhan,

Saduran dari buku Flora disusun oleh Suryo,

Moeso Suryowiyoto, 2003, Fak. MIPA

jurusan Farmasi, UII, Jogjakarta.

Yifang, Yang, 2002, Chinese Herbal Medicines

Comparisons and Characteristics, Churchill

Livingstone, London.