32015-3-729153261631
TRANSCRIPT
MODULTEORI AKUNTANSI
TTM 3 : TEORI AKUNTANSI DALAMTATARAN PENALARAN LOGIS
Bahan Perkuliahan Mahasiswa Jurusan AkuntansiSemester Genap Tahun Akademik 2008/2009
Oleh :
Rahmawati,SE.MM
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MERCU BUANA
J A K A R T A2 0 0 9
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 1
Teori Akuntansi
dalam Tataran Penalaran Logis
A. TEORI AKUNTANSI SEBAGAI PENALARAN LOGIS
Penalaran oleh Nickerson dalam Suwarjono
Reasoning ecompasses many of the processes we use to form and
evaluate beliefs about the world, abou people, about the truth or falsity of claims
we encounter or make. It involves the production and evaluation of arguments,
the making of inferences and the drawing of conclusions, the generation and
testing of hypotheses. It requires both deduction and induction, both analysis and
synthesis, and bot criticality and creativity.
Da[at dikatakan bahwa penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis
untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu
pernyataan atau asersi. Pernyataan dapat berupa teori tentang suatu fenomena
atau realitas alam, ekonomik, politik atau social . Penalaran perlu diajukan dan
dijabarkan untuk membentuk dan mempertahankan atau mengubah keyakinan
bahwa sesuatu(teori, pernyataan, atau penjelasan) adalah benar.
Penalaran melibatkan inferensu yaitu proses penurunanan konsekwensi logis
dan melibatkan pula proses penarikan simpulan/konklusi dari serangkaian
pernyataan atau asersi.
Proses penurunana simpulan bisa induktif atau deduktif.
Penalaran mempunyai peran yang penting dalam pengembangan, penciptaan,
pengevaluasian dna pengujian suatu teori atau hipotesis.
Teori→sarana untuk menyatakan suatu keyakinan
Penalaran →proses mendukung keyakinan
Struktur dan proses penalaran
Teori Akuntansi dapat didefinisikan sebagai seperangkat koherent prinsip-
prinsip yang hipotesis, konseptual dan pragmatis yang membentuk suatu
kerangka umum untuk menyelidiki sifat akuntansi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 2
Teori Akuntansi dapat didefinisikan sebagai seperangkat koherent prinsip-
prinsip yang hipotesis, konseptual dan pragmatis yang membentuk suatu kerangka
umum untuk menyelidiki sifat akuntansi.
Pembentukan suatu teori umumnya berawal dari fenomena yang terjadi
dalam kehidupan manusia. Fenomena yang menimbulkan suatu pertanyaan yang
membutuhkan jawaban.
Lima pertanyaan dasar dirumuskan menjadi beberapa dimensi, yaitu :
1. Dimensi ontologis pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang ilmuwan
adalah apa sebenarnya hakikat dari sesuatu yang dapat diketahui (knowable),
atau apa sebenarnya hakikat dari suatu realitas (reality). Dengan demikian
dimensi yang dipertanyakan adalah hal yang nyata (what is nature of reality?).
2. Dimensi epistemologis oleh seorang ilmuwan adalah: Apa sebenarnya
hakikat hubungan antara pencari ilmu (inquirer) dan object yang ditemukan
(know atau knowable?).
3. Dimensi axiologis, yang dipermasalahkan adalah peran-peran nilai-nilai
dalam suatu kegiatan penelitian,
4. Dimensi retorika yang dipermasalahkan adalah bahasa yang digunakan
dalam penelitian,
5. Dimensi metodologis, seorang ilmuwan harus menjawab pertanyaan:
bagaimana cara atau metodologi yang dipakai seseorang dalam menemukan
kebenaran? Jawaban terhadap kelima dimensi pertanyaan ini, akan
menemukan posisi pradigma ilmu untuk menentukan paradigma apa yang
akan dikembangkan seseorang dalam kegiatan keilmuan.
Teori harus diekspresikan dalam bentuk bahasa yang baik yang bersifat
verbal dan matematis. Teori yang dapat dinyatakan dalam bentuk kata dan simbol,
yang disebut dalam filsafat pengetahuan dengan istilah semiology. Semiology
terdiri dari 3 unsur teori yaitu :
a. Sintektik: Studi tentang tata bahasa atau hubungan antar simbol dengan
simbol,
b. Semantik: menunjukkan makna atau hubungan antara kata, tanda atau simbol
dengan objek yang ada didunia nyata. Kebenaran nilai atau keakuratan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 3
semantik suatu pernyataan ditentukan oleh keakuratan, deskriptif yang ada di
dunia nyata.
c. Pragmatis: Hubungan pragmatis menunjukkan pengaruh kata-kata atau
simbol terhadap seseorang. Dalam kaitannya dengan akuntansi, aspek
pragmatis berkaitan dengan bagaimana konsep dan praktik akuntansi
mempengaruhi perilaku seseorang.
Sebagai bahasa komunikasi, Teori Akuntansi telah didefinisikan oleh
AICPA (1953) sebagai: Seni (art), mencetak, mengklarifikasikan dan meringkas
transaksi atau peristiwa yang dilakukan sedemikian rupa dalam bentuk uang, atau
paling sedikit tidak memiliki sifat keuangan dan menginterpretasikan hasilnya.
Penekanan definisi ini adalah pada art bukan sebagai body of knowledge,
dalam artian bukan ilmu pengetahuan murni (science). Kemudian AICPA (1966)
mendefinisikan akuntansi itu sebagai: Proses mengidentifikasi, mengukur dan
mengkomunikasikan informasi untuk membantu pemakai dalam membuat
keputusan atau pertimbangan yang benar.
Definisi diatas menunjukkan bahwa akuntansi merupakan media/alat yang
dapat digunakan sebagai informasi pada pemakai. Selanjutnya APB statement
No. 4 (1970) menyatakan ba hwa: Akuntansi adalah kegiatan jasa. Fungsinya
adalah memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang
entitas ekonomi, yang diharapkan bermanfaat bagi pengambilan keputusan
ekonomi. Teori itu terus dievaluasi dengan menggunakan daya nalar yang
berkembang.
Perumusan teori akuntansi timbul karena adanya kebutuhan untuk
memberikan logika penalaran tentang apa yang dilakukan oleh akuntansi dan apa
yang akan dilakukan oleh Akuntansi.
Kemudian Hendriksen (1982) menawarkan rumusan teori akuntansi
sebagai suatu penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip-prinsip yang
saling terkait (coherent) yang bersifat hipotesis, konseptual dan pragmatis yang
membentuk kerangka referensi umum, untuk mengevaluasi praktik akuntansi dan
memberikan pedoman dalam mengembangkan praktik dan prosedur akuntansi
yang baru.
Berbeda dengan ilmu pasti (natural science) dimana teori dikembangkan
dari hasil observasi empiris, akuntansi cenderung dikembangkan atas dasar
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 4
pertimbangan nilai (value judgement) yang dipengaruhi oleh lingkungan tempat
akuntansi diaplikasikan.
Berdasarkan pada kecenderungan ini, akuntansi dikembangkan dari modul
spesifik bukannya dikembangkan secara sistematik dari teori yang terstruktur.
Selanjutnya Chambers mengemukakan: Akuntansi telah digambarkan sebagai a
body of practice yang dikembangkan sebagai tanggapan terhadap kebutuhan
praktik bukannya dikembangkan dari pemikiran yang sistematik dan terencana.
Teori akuntansi telah dikembangkan namun tidak satupun dari teori-teori
tersebut yang mampu secara tuntas dan menyeluruh tentang apa yang dinamakan
teori akuntansi. Belkaoui (1993:56) mengatakan: bahwa sampai saat ini tidak ada
teori akuntansi yang bersifat komprehensif. Teori yang sekarang muncul dari
pemakaian pendekatan yang berbeda, bukannya dihasilkan dari satu teori tunggal
yang komprehensif.
Seperti Komite American Accounting Association (AAA,1977:1-2) telah
mengadakan konfirmasi mengenai pendapat ini, dengan menandaskan tidak ada
teori akuntansi tunggal yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan pemakai.
Yang ada dalam literatur akuntansi keuangan bukanlah teori akuntansi, tetapi
koleksi teori yang digambarkan sesuai dengan perbedaan pemakainya.
B. PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI
Teori akuntansi ini dapat dirumuskan berdasarkan sudut pandang yang
berbeda. Sofyan S. Harahap (2001:116) telah mengembangkan penjelasan
Belkaoui tentang perumusan teori akuntansi dengan dibagi dalam 2
(dua/segmentasi yaitu Pendekatan Informal dan Pendekatan Teoritis).
1. Pendekatan Informal (non-teoritis)
Menurut pendekatan ini prinsip akuntansi yang dipakai adalah
didasarkan pada kegunaannya bagi para pemakai laporan keuangan dan
relevansinya dengan proses pengambilan keputusan. 2) Pendekatan Otoriter.
Perumusan teori akuntansi adalah organisasi profesi yang mengeluarkan
pernyataan-pernyataan yang mengatur praktik akuntansi.
2. Deduktif
Langkah yang digunakan dalam merumuskan teori akuntansi, adalah:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 5
a. Menentukan tujuan pelaporan keuangan.
b. Memilih postulate akuntansi sesuai dengan kondisi ekonomi, praktik dan
sosiologi.
c. Menentukan prinsip akuntansi.
d. Mengembangkan teori akuntansi.
Keuntungan pendekatan deduktif adalah kemampuan untuk
merumuskan struktur teori yang konsisten, terkoordinasi, lengkap dan setiap
tahapan berjalan secara logis. Jika dalam pengujian teori ini diterima dalam
praktik, maka teori itu verified, dan jika tidak diterima disebut fasified. Model
yang dihasilkan dari pendekatan deduktif dapat digunakan sebagai standart
dalam mengevaluasi induktif berbagai praktik akuntansi.
3. Induktif: Proses penalaran yang menggunakan pendekatan induktif
didasarkan pada konklusi yang digeneralisasikan berdasarkan hasil observasi
dan pengukuran yang terinci.
a. Mengumpulkan semua observasi.
b. Analisis dan golongan informasi berdasarkan hubungan yang berulang-
ulang dan sejenis, seragam, mirip.
c. Ditarik kesimpulan umum dan prinsip akuntansi yang menggambarkan
hubungan yang berulang-ulang tadi.
d. Kesimpulan umum diuji kebenarannya.
Beberapa pemikiran berkembang seperti Moonitz (1961) menyatakan
bahwa observasi terhadap data akuntansi kelihatannya lebih tepat dengan
menggunakan induktif. Schrader (1962:645) mendukung gagasan itu dengan
statement bahwa perumusan teori akuntansi dapat dilakukan secara induktif
dengan cara mengobservasi dalam keuangan yang dihasilkan dari transaksi
bisnis. Littleton (1953) menyatakan bahwa prinsip akuntansi dapat dihasilkan
secara induktif dengan melakukan pengujian empiris terhadap kegiatan
akuntansi.
4. Pendekatan Etika. Pendekatan etika didasarkan pada konsep kebenaran
(truth), keadilan (justice) dan kewajaran (fairness). Disajikan kebenaran dalam
arti laporan yang benar dan akurat tanpa mengundang salah tafsir dan
kewajaran dalam arti penyajiannya wajar, tidak bias dan tidak sebagian-
sebagian.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 6
5. Pendekatan Sosiologi: Socio responsibility accounting yang dicoba untuk
dikembangkan, bertujuan untuk mendorong perusahaan akuntabel kegiatan
usahanya pada lingkungan sosial melalui pengukuran, interudiksi dan
pengungkapan dampak sosial dari kegiatan perusahaan dalam laporan
keuangan.
6. Pendekatan Ekonomi: a) Teknik dan kebijaksanaan akuntansi harus dapat
menggambarkan realitas ekonomi. b) Pilihan terhadap teknik akuntansi harus
tergantung pada konsekuensi ekonomis.
7. Pendekatan Elektrik. Jika dalam perumusan teori akuntansi digunakan tidak
hanya suatu pengetahuan, tetapi berbagai kombinasi pendekatan maka
disebut eklektik. Pengetahuan mampu dikembangkan manusia disebabkan dua
hal yakni pertama, manusia mempunyai bahasa yang mampu
mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi
informasi tersebut. Sebab kedua, adalah kemampuan berpikir menurut suatu
alur kerangka berpikir tertentu secara garis besar cara berpikir seperti itu
disebut penalaran (reasoning power).
C. PENALARAN
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik satu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berpikir maka
penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri yang pertama ialah adanya suatu pola
berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Ciri yang kedua dari penalaran
adalah sifat analitik dari proses berfikirnya. Disamping itu masih ada ciri lain
manusia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan Jakni; wahyu.
Seiring dengan proses peradaban global yang mengalami 4 era, yaitu
gelombang I dikenal sebagai era agriculture dimana Alvin Toffler menyebut
gelombang ini merupakan peradaban global dan merupakan langkah signifikan
dalam penanjakan perkembangan manusia serta bagian dari revolusi biologis,
disusul oleh gelombang II yaitu era industri ditandai oleh konsep waktu yang
tegas yang menuntut produktifitas yang efisien, era ke-3 (gelombang 3) disebut
juga sebagai era informatika ditandai dengan ketelitian serta kecermatan dan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 7
dibarengi kecenderungan materialistis, persaingan yang kurang sehat karena
berambisi saling menaklukkan. Namun dalam era ke-4 (gelombang ke-4) yaitu
respritualisasi masyarakat yang mengedepankan pentingnya refleksi batin yang
mendalam (a deep inner reflection) dan sering dibarengi oleh cooperation, dan
competition tidak lagi mentoleransikan keserakahan (greedness), ternyata
wawasan pemikiran berubah, bukan rasio dan logika saja yang menjadi landasan
intelektual, melainkan juga inspirasi, kreativitas, moral, instituism, dan juga needs
(kebutuhan).
1. Teori Pemilikan
Selaras dengan perkembangan era atau gelombang ini, teori akuntansi
mengalami gelombang sesuai dengan needs dengan munculnya, Teori
Pemilikan, menfokuskan analisa kekayaan neto pemilik, dengan rumus
persamaan:
Asset (A) – Liabilities (L) = Equity (E).
Aktiva dinilai dan neraca disusun agar dapat mengukur perubahan hak
milik dan kekayaan. Teori ini mengantar pada suatu kesimpulan apakah badan
usaha itu memiliki Asset lebih dari Liabilities (negative asset).
2. Teori Kesatuan
Teori Kesatuan, melihat bukan pemilik yang menjadi pusat perhatian
tetapi satuan usahalah yang menjadi fokus konsentrasi, dengan persamaan:
A = L + E
Ini adalah yang diterapkan dalam konglomerasi Indonesia pada saat-
saat awan kelabu membayangi perekonomian Indonesia. Sebab dibandingkan
dengan teori pemilikan A – L = E, dapat dilihat perbedaan antara bumi dan
langit.
Sebagai contoh: Konglomerasi memiliki Asset+Rp.100 m, dan
Liabilities–Rp.200 m, maka Equitynya menjadi negatif Rp.100,- Bila
dikembangkan pada kedua persamaan diatas, akan terlihat sbb:
I : A – L = E II : A = L + E
100 – 200 = -100 100 = 200 – 100
Dari persamaan di atas, berdasarkan teori kepemilikan, maka
konglomerasi itu sudah berada dalam posisi bangkrut, dan sebaiknya
dibubarkan saja, sebab Equitynya cerminan milik bersih badan usaha itu
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 8
menunjuk negatif Rp.100 M. Sebaliknya dengan memiliki teori kesatuan, fokus
perhatian ditujukan pada Asset. Konglomerasi itu memiliki Asset Rp.100 M,
tatkala badan usaha itu memohon suntikan dana dari bank, bank melihat wajar
diberikan suntikan dana.
Pemilihan kedua teori ini mana yang akan diterapkan akan
menghasilkan keputusan yang berbeda karena memakai map yang berbeda.
Konglomerat hitam berkolaborasi dengan pihak bank dan kekuasaan
menggunakan teori Kesatuan yang menjadi cikal bakal kehancuran sistem
perbankan nasional.
3. Teori Dana
Teori dana: Dasar akuntansi bukanlah pemilik atau, satuan tetapi
sekelompok Asset dan kewajiban-kewajiban yang bersangkutan serta batas-
batasan yang mengatur pemakaian aktivalah yang menjadi dasar akuntansi.
Seperti Achmed Belkaoui, merumuskan teori dana mengatakan setiap dana
yang berimbang menyebabkan pemisahan laporannya melalui pemisahan
sistem akuntansi. Artinya jumlah dana yang dipergunakan oleh setiap lembaga
yang bertujuan tidak untuk keuntungan akan tergantung kepada jumlah dan
bentuk aktivitasnya sedang penggunaan aktiva yang dipercayakan kepadanya
akan dibatasi oleh peraturan hukum.
Delapan macam dana (account) disarankan untuk ditetapkan pada
pemerintahan yaitu:
a. The General Fund, mengakun seluruh transaksi keuangan yang tidak tepat
kalau di akun dengan dana yang lain.
b. Special Revenue Fund, mengakun hasil sumber penghasilan khusus
(selain dari pembebanan khusus) atau membiayai aktivitas khusus
sebagaimana yang dipersyaratkan hukum atau aturan administratif.
c. Debt Service Fund, mengakun pembayaran bunga dan pelunasan pokok
pinjaman hutang jangka panjang selain pembebanan khusus dan obligasi
berpenghasilan.
d. Capital Project Fund, mengakun penerimaan dan pengeluaran uang yang
dipergunakan untuk pemberian fasilitas modal selain dari yang dibiayai oleh
pembebanan khusus dan enterprise funds.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 9
e. Enterprise Funds, mengakun pembiayaan pelayanan masyarakat umum
yang seluruhnya atau sebagian terbesar dari biaya yang bersangkutan
dibayar dalam bentuk beban-beban oleh para pemakai pelayanan tersebut.
f. Trust and Agency Funds, mengakun aktiva yang ditahan oleh suatu satuan
pemerintah sebagai wali atau agen bagi perseorangan, organisasi swasta,
dan satuan pemerintah lainnya.
g. Intragovernmental Service Funds, mengakun pembiayaan aktifitas khusus
dan pelayanan khusus yang dilaksanakan oleh suatu satuan organisasi
yang ditunjuk didalam daerah kekuasaan hukum suatu pemerintah bagi
satuan organisasi lain yang masih berada dalam daerah kekuasaan hukum
pemerintah yang sama.
h. Special Assessment Fund, mengakun pembebanan-pembebanan khusus
yang dipungut untuk membiayai pelayanan umum atau perbaikan umum
yang dipertimbangkan bermanfaat bagi kekayaan yang dipungut beban.
D. SIFAT-SIFAT AKUNTANSI
Teori Akuntansi ini yang rentan pada akomodasi dari multi lingkungan
strategis, tetapi lembaga profesi telah berhasil untuk menformulasikan sifat-sifat
dasar akuntansi itu, baik sebagai teori mampu–applikasinya, yaitu:
1. Conservatism. Karena lingkungan mengandung aspek ketidakpastian
(uncertainty), maka pencatatan transaksi dipilih angka yang paling rendah.
Misalnya pendapatan belum bisa dicatat sebagai pendapatan apabila belum
direalisasikan walaupun sudah ada gambaran yang mengandung kepastian
bahwa bakal terjadi pendapatan, sedang biaya dapat dicatat sebagai biaya
walaupun belum direlasir.
2. Measurement. Harus dapat diukur, dan alat pengukurnya jelas.
3. Verifiability. Harus dapat ditelusuri dan diuji sampai ke bukti-bukti pendukung
dan sah.
4. Timeliness. Laporan keuangan harus bisa menyuguhkan period dan cut off
date.
5. Consistency. Sistem dan metode yang digunakan harus konsisten dari waktu
ke waktu.
6. Going concern. Memahami laporan akuntansi itu harus dengan asumsi bahwa
entity akan terus beroperasi dengan berkesinambungan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 10
7. Materiality. Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting
dan signifikan.
8. Netral. Akuntansi itu tidak memihak kecuali pada prinsip akuntansi sendiri.
9. Relevance. Relevan yang memiliki nilai prediktif.
10. Reliability. Dapat dipercaya kebenarannya.
11. Comparability. Dapat dibandingkan.
12. Predictivity. Dapat digunakan untuk meramalkan dan mengakomodasi trend
yang bakal terjadi berdasarkan pengembangan asumsi-asumsi yang dapat
dikembangkan oleh nalar dan analitikal, serta berdasarkan logika yang
rationalistis.
E. PENDEKATAN PERISTIWA
1. Alur Pikir
Pendekatan demi pendekatan telah diuraikan diatas dan tercantum
dalam semua buku-buku teori akuntansi secara universal. Namun, sebuah
pendekatan yang dapat dimasukkan menambah pendekatan yang diatas ialah
pendekatan peristiwa (event approach). Beberapa literatur telah diterbitkan
dengan judul Event Approach, tapi belum dimasukkan pendekatan peristiwa
tersebut secara baku dalam teori akuntansi.
Gulielmo Ferrero yang menyatakan: “Teori yang memberi nilai dan
signifikansi pada fakta-fakta, seringkali sangat bermanfaat sekalipun jika
sebagian teori itu salah, karena teori itu menyoroti fenomena yang belum
pernah diamati siapapun, teori ini mendorong dilakukannya pemeriksaan, baik
sudut, atas faktor-faktor yang belum pernah diteliti atau dikembangkan lebih
meluas oleh siapapun sampai sekarang ini, dan teori itu menumbuhkan minat
untuk melakukan riset-riset yang lebih ekstensif dan lebih produktif”.
2. Struktur Pengetahuan Ilmiah
Sebuah hipotesis yang telah teruji secara formal diakui sebagai
pernyataan ilmiah yang baru yang memperkaya khasanah ilmu yang telah ada.
Sekiranya pengetahuan ilmiah itu kemudian dinyatakan salah oleh kelengahan
dalam perjalanan prosesnya, maka pengetahuan itu akan sendirinya tersesat.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 11
Tidaklah benar asumsi bahwa ilmu hanya dikembangkan oleh
innovator yang genius seperti Einstein, Newton, dll, akan tetapi ilmu itu adalah
secara kuantitatif dikembangkan oleh masyarakat. Pengetahuan ilmiah itu
pada dasarnya mempunyai 3 fungsi yaitu, Tantum, Possumus, Quantum
Scimus yaitu menjelaskan, meramalkan dan mengontrol.
Secara garis besar terdapat empat jenis pola penjelasan tentang ilmu
yaitu: 1) Deduktif, 2) Probabilistik, 3) Fungsional atau Teologis dan 4) Genetik
(Nagel:1961:20–26). Penjelasan deduktif mempergunakan cara berfikir
deduktif dalam menjelaskan suatu gejala dengan menarik kesimpulan secara
logis dari premis-premis yang telah ditetapkan sebelumnya, probabilistik
merupakan penjelasan yang ditarik secara induktif dari sejumlah kasus yang
dengan demikian tidak memberikan kepastian seperti penjelasan deduktif
melainkan penjelasan yang bersifat seperti “kemungkinan”, kemungkinan besar
atau “hampir” dapat dipastikan, sedangkan fungsional atau teleologis
merupakan penjelasan yang meletakkan sebuah unsur dalam kaitannya
dengan sistem secara keseluruhan yang mempunyai karakteristik atau arah
perkembangan tertentu, sedang genetik mempergunakan faktor-faktor yang
timbul sebelumnya dalam menjelaskan gejala yang muncul kemudian.
Kemudian untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka
diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistika.
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam
seluruh proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut pada orang lain. Dilihat
dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan antara berpikir deduktif dan berpikir
induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses
logika deduktif dan logika induktif. Matematika adalah bahasa yang
melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan.
Lambang-lambang matematika bersifat artifisial dan baru mempunyai arti
setelah sebuah makna diberikan padanya. Tanpa itu, maka matematika hanya
merupakan kesimpulan rumus yang mati (North). Matematika mengembangkan
bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara
kuantitatif.
Para pelopor statistika telah mengembangkan theory of error
(Abraham Demoivra) dimana konsep sering dikaitkan dengan distribusi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 12
variable yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Teknik kuadrat terkecil
(least squares) simpangan baku, standard error of the mean dikembangkan
Karl Friedrich Gaus (1777–1855), dan Ronald Plylmer Fisher (1880–1962)
disamping analysis variance dan covariant, distribusi z, distribusi t, uji signifikan
dan theory of estimation. Penelitian ilmiah, baik yang berupa survei maupun
experimen, dilakukan dengan cermat dan teliti.
Semua pernyataan ilmiah adalah bersifat faktual, dimana
konsekuensinya dapat diuji baik dengan jalan mempergunakan panca indera,
maupun dengan menggunakan alat-alat membantu panca indera tersebut
(Kneller:1964). Pengujian secara empiris merupakan salah satu mata rantai
dalam metode ilmiah yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan
yang lain.
Pengujian mengharuskan kita menarik kesimpulan yang bersifat
umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Kesimpulan mana
berdasarkan logika induktif. Dipihak lain maka penyusunan hipotesis
merupakan penarikan kesimpulan pula yang bersifat khas dari pernyataan
yang bersifat umum dengan menggunakan deduksi. Kedua penarikan itu tidak
bisa dicampur adukkan. Logika deduktif berpaling pada matematika, sedang
logika induktif berpaling kepada statistika.
Para pengamat mengedepankan argumentasinya berdasarkan
pengamatannya, seperti: Logika induktif dibenarkan oleh (Chalmers:1978),
sedang Karl Popper tidak puas lalu memperkenalkan Falsificationism yang
menyatakan bahwa tujuan penelitian ilmiah adalah membuktikan kesalahan
(falsify) hipotesis, bukannya membuktikan kebenaran hipotesis tersebut.
Selanjutnya Thomas Kuhn (1972) yang terkenal dengan pradigma dan
revolusinya, menyatakan bahwa kemajuan pengetahuan bukan merupakan
hasil evolusi seperti dianut oleh induktivisme dan falsifikasinisme. Kemajuan
pengetahuan adalah merupakan hasil revolusi. Teori ini dapat diganti dengan
teori lain yang tidak cocok dengan teori tersebut. Kemajuan pengetahuan
merupakan kemajuan-kemajuan yang berakhir terbuka (open-ended progress).
Didalam akuntansi revolusi Kuhn hanya digunakan sebagai metode
scientific dalam proyek riset. Wells, Belkaoui, telah menggunakannya
menggambarkan bahwa akuntansi sebagai multi-paradigm science. Namun
banyak peneliti menganggap inducitivist interpretation merupakan filsafat ilmu
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 13
yang relevan untuk akuntansi, karena peneliti merumuskan hipotesis dan
berusaha membuktikan kebenaran hipotesis tersebut.
Argumentasi terbuka makin berkembang, sampai Wells dan Flamholtz
berpendapat bahwa revolusi Kuhn sangat relevan untuk digunakan dalam
memahami perkembangan akuntansi saat ini. Sebab Kuhn menyatakan bahwa
revolusi science terjadi dalam lima tahap, yaitu:
a. Akumulasi anomali,
b. Periode krisis,
c. Perkembangan dan perdebatan alternatif ide,
d. Identifikasi alternatif dari pelbagai pandangan,
e. Pradigma baru yang mendunia.
3. Analisis Pendekatan Peristiwa (Event Approach)
Yang dimaksud dengan pendekatan peristiwa (event approach) adalah
untaian kejadian yang diumumkan (published) terexpose secara nasional.
Pengujian pengendalian yang menguji apakah kejadian dipublikasikan
berpengaruh signifikan terhadap peranan akuntansi dalam segmentasi
pengendalian dan pemeriksaan. Sama halnya pengujian terhadap informasi
untuk menguji pasar modal dalam bentuk setengah kuat, apakah berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
Seperti Timbul tahun 2004 telah berhasil mengadakan penelitian dan
merampungkannya dalam format disertasi tentang Efisiensi Pasar Modal
Indonesia Menggunakan Pendekatan Multi-Event Sosial, Politik & Ekonomi.
Timbul menganalisa 51 peristiwa terdiri dari 28 peristiwa sosial politik, 6
peristiwa itu dikategorikan sebagai good news, dan 22 bad news, dan 23
peristiwa ekonomi terdiri dari 14 good news dan 9 bad news.
Dengan meneliti pengaruhnya terhadap 85.5% jumlah saham yang
beredar di BEJ, dan 80.04% kapitalisasi yang direpresentasikan oleh 46
perusahaan go public yang terdaftar di BEJ, Timbul menemukan bahwa pasar
dengan cepat mengadakan reaksi secara signifikan positif dan negatif, dan
beliau menemukan: bahwa Pasar Modal Indonesia disebut efisien, sesuai
dengan teori yang mengatakan: “Jika pasar bereaksi cepat dan akurat dan
telah mencerminkan semua informasi yang tersedia dan relevan yang
dipublikasikan, maka pasar seperti itu disebut efisien”.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 14
Yang menarik dari hasil penelitian itu dapat ditemukan adalah implikasi
ilmiahnya yaitu: bahwa tidak seluruhnya event good news menghasilkan
abnormal return positif dan bad news menghasilkan abnormal return negatif.
Karena disegmen sosial politik 5 (lima) peristiwa good news menghasilkan
abnormal return negatif dan 2 (dua) bad news menghasilkan positive abnormal
return, sedang disegmen ekonomi, 3 (tiga) peristiwa good news menghasilkan
abnormal return negatif. Temuan ini sekaligus menggugat teori yang telah
mendominasi pasar modal selama ini, yang menyimpulkan bahwa peristiwa
good news akan menghasilkan abnormal return positif dan bad news
menghasilkan abnormal return negatif.
Pendekatan kejadian ditetapkan pertama kali dengan tegas setelah
suatu perbedaan pendapat diantara para anggota Komite The American
Accounting Association yang menerbitkan Statement of Basic Accounting
Theory tahun 1966. Sebagian besar anggota komite menyenangi pendekatan
nilai terhadap akuntansi, hanya seorang anggota, Profesor Ilmu Akuntansi
bernama George Sortev, mempertahankan pendekatan kejadian. Selanjutnya
pendekatan kejadian mengusulkan bahwa tujuan akuntansi adalah
memberikan informasi tentang kejadian ekonomi yang relevan yang dapat
dimanfaatkan dalam pelbagai kemungkinan model-model keputusan.
Pendekatan peristiwa (event approach) dalam pidato ini tidak
seluruhnya sama dengan pendekatan yang diusulkan oleh George Sortev
tahun 1966, sebab dalam usulnya itu , kecenderungan dapat dilihat kepada
pendekatan nilai.
Pendekatan peristiwa ini adalah pendekatan peristiwa yang dipublikasikan
seperti yang terungkap atas peristiwa penyogokan KPU atas BPK 8 April 2005
yang lalu.
E. KARAKTERISTIK TEORI AKUNTANSI.
1. Karakteristik Seni:
Keterampilan mengerjakan sesuatu atau menerapkan suatu
konsep/pengetahuan yang memerlukan perasaan, intuisi, pengalaman,
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 15
bakat, dan pertimbangan (judgment).
Keahlian dan pengalaman untuk memilih perlakuan terbaik dalam rangka
mencapai suatu tujuan.
Nilai (moral, ekonomik, dan sosial) menjadi basis pertimbangan.
Karakteristik akuntansi sebagai seni:
Akuntansi sebagai bidang pengetahuan keterampilan, keahlian, dan
kerajinan yang menuntut praktik untuk menguasainya.
Akuntansi menuntut pertimbangan (judgment) dalam penerapannya.
Pertimbangan harus dituntun oleh pengalaman dan pengetahuan
(profesionalisma).
2. Karakteristik sains:
Pengetahuan untuk menjelaskan dan meramalkan gejala alam dan sosial
seperti apa adanya dengan metoda ilmiah.
Menguji dan menetapkan kebenaran penjelasan atau pernyataan tentang
suatu masalah.
Bebas nilai (value-free).
Karakteristik: koherensi, korespondensi, keterujian, dan keuniversalan.
Karakteristik akuntansi sebagai sains:
Akuntansi sebagai bidang pengetahuan yang menjelaskan fenomena
akuntansi secara objektif, apa adanya, dan bebas nilai.
Penjelasan dinyatakan dalam bentuk aksioma, proposisi, prinsip umum,
atau hipotesis yang tidak langsung berkaitan dengan kebijakan (praktik).
Pertimbangan dan penyimpulan dituntun oleh kaidah ilmiah (rules of
science).
3. Karakteristik teknologi:
Seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu (produk) yang
bermanfaat. Teknologi meliputi teknologi lunak.
Penggunaan pengetahuan ilmiah dalam suatu masyarakat pada suatu
saat untuk memecahkan masalah nyata yang dihadapinya sesuai dengan
budaya dan nilai yang dianut.
Perekayasaan melekat pada proses pemikiran untuk menentukan cara
terbaik.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 16
Karakteristik akuntansi sebagai teknologi:
Penggunaan pengetahuan ilmiah dalam suatu wilayah negara untuk
menyediakan informasi keuangan dalam rangka mencapai tujuan sosial
dan ekonomik.
Perekayasaan pelaporan keuangan dalam suatu masyarakat (negara)
dalam rangka pencapaian tujuan negara.
F. PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI
Pengertian teori akuntansi bergantung pada apakah akuntansi dipandang
sebagai sains atau teknologi.
Sebagai sains, teori akuntansi bersifat positif.
Sebagai teknologi, teori akuntansi bersifat normatif.
1. Teori akuntansi sebagai sains
Seperangkat konsep, definisi, dan proposisi (pernyataan) yang saling
berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan
memprediksi fenomena akuntansi.
Fenomena akuntansi yang menjadi perhatian adalah keputusan atau
perilaku pihak (manusia) yang berkepentingan dengan akuntansi.
Menggunakan metoda yang diemulasi dari metoda ilmiah dalam ilmu alam
dengan sasaran menguji kebenaran pernyataan/penjelasan secara ilmiah.
Tidak menghasilkan prinsip akuntansi, metoda akuntansi, atau teknik
akuntansi yang menjadi pilihan kebijakan akuntansi.
2. Teori akuntansi sebagai teknologi:
Penalaran logis yang melandasi praktik akuntansi.
Proses penalaran untuk menjustifikasi kelayakan praktik akuntansi atau
prinsip akuntansi tertentu.
Teknologi melekat pada perekayasaan pelaporan keuangan.
Hasil perekayasaan didokumentasi dalam bentuk rerangka konseptual.
3. Manfaat penalaran logis yang dituangkan dalam bentuk rerangka
konseptual
Mengevaluasi dan membenarkan serta mempengaruhi dan mengembangkan
praktik:
Acuan evaluasi praktik akuntansi berjalan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 17
Haluan pengembangan praktik akuntansi baru
Basis penurunan standar akuntansi
Basis perbaikan praktik akuntansi berjalan
Pedoman pemecahan masalah potensial.
a. Perspektif teori akuntansi
Perspektif-perspektif dalam teori akuntansi dapat dibedakan menurut:
1. Sasaran yang ingin dicapai
2. Tataran semiotika dalam teori komunikasi
3. Penalaran yang digunakan
b. PerspeKtif teori akuntansi menurut sasarannya
Menurut sasaran yang ingin dicapai, teori akuntansi dibedakan menjadi:
teori akuntansi positif dan teori akuntansi normatif.
(1) Teori akuntansi positif mencakup penjelasan atau penalaran untuk
menunjukkan secara ilmiah kebenaran pernyataan atau fenomena
akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta. Dengan kata lain, fakta
sebagai sasaran.
(2) Teori akuntansi normatif mencakup penjelasan atau penalaran untuk
menjustifikasi kelayakan suatu perlakuan akuntansi yang paling sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Nilai sebagai sasaran.
G. TATARAN SEMIOTIKA DALAM TEORI AKUNTANSI
1. Teori akuntansi semantik membahas penyimbolan kegiatan atau realitas fisis
menjadi simbol-simbol (elemen-elemen) statemen keuangan.
2. Teori akuntansi sintaktik membahas pengukuran, pengakuan, dan penyajian
elemen- elemen dalam statemen keuangan serta struktur akuntansi.
3. Teori akuntansi pragmatik membahas apakah informasi keuangan efektif
(bermanfaat) bagi yang dituju dalam perekayasaan akuntansi. Apakah
informasi mempengaruhi perilaku pemakai.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.
TEORI AKUNTANSI 18