32015-3-729153261631

26
MODUL TEORI AKUNTANSI TTM 3 : TEORI AKUNTANSI DALAM TATARAN PENALARAN LOGIS Bahan Perkuliahan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Semester Genap Tahun Akademik 2008/2009 Oleh : Rahmawati,SE.MM PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB ti, SE. MM. TEORI AKUNTANSI 1

Upload: yuli-astuti

Post on 13-Aug-2015

12 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 32015-3-729153261631

MODULTEORI AKUNTANSI

TTM 3 : TEORI AKUNTANSI DALAMTATARAN PENALARAN LOGIS

Bahan Perkuliahan Mahasiswa Jurusan AkuntansiSemester Genap Tahun Akademik 2008/2009

Oleh :

Rahmawati,SE.MM

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MERCU BUANA

J A K A R T A2 0 0 9

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 1

Page 2: 32015-3-729153261631

Teori Akuntansi

dalam Tataran Penalaran Logis

A. TEORI AKUNTANSI SEBAGAI PENALARAN LOGIS

Penalaran oleh Nickerson dalam Suwarjono

Reasoning ecompasses many of the processes we use to form and

evaluate beliefs about the world, abou people, about the truth or falsity of claims

we encounter or make. It involves the production and evaluation of arguments,

the making of inferences and the drawing of conclusions, the generation and

testing of hypotheses. It requires both deduction and induction, both analysis and

synthesis, and bot criticality and creativity.

Da[at dikatakan bahwa penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis

untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu

pernyataan atau asersi. Pernyataan dapat berupa teori tentang suatu fenomena

atau realitas alam, ekonomik, politik atau social . Penalaran perlu diajukan dan

dijabarkan untuk membentuk dan mempertahankan atau mengubah keyakinan

bahwa sesuatu(teori, pernyataan, atau penjelasan) adalah benar.

Penalaran melibatkan inferensu yaitu proses penurunanan konsekwensi logis

dan melibatkan pula proses penarikan simpulan/konklusi dari serangkaian

pernyataan atau asersi.

Proses penurunana simpulan bisa induktif atau deduktif.

Penalaran mempunyai peran yang penting dalam pengembangan, penciptaan,

pengevaluasian dna pengujian suatu teori atau hipotesis.

Teori→sarana untuk menyatakan suatu keyakinan

Penalaran →proses mendukung keyakinan

Struktur dan proses penalaran

Teori Akuntansi dapat didefinisikan sebagai seperangkat koherent prinsip-

prinsip yang hipotesis, konseptual dan pragmatis yang membentuk suatu

kerangka umum untuk menyelidiki sifat akuntansi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 2

Page 3: 32015-3-729153261631

Teori Akuntansi dapat didefinisikan sebagai seperangkat koherent prinsip-

prinsip yang hipotesis, konseptual dan pragmatis yang membentuk suatu kerangka

umum untuk menyelidiki sifat akuntansi.

Pembentukan suatu teori umumnya berawal dari fenomena yang terjadi

dalam kehidupan manusia. Fenomena yang menimbulkan suatu pertanyaan yang

membutuhkan jawaban.

Lima pertanyaan dasar dirumuskan menjadi beberapa dimensi, yaitu :

1. Dimensi ontologis pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang ilmuwan

adalah apa sebenarnya hakikat dari sesuatu yang dapat diketahui (knowable),

atau apa sebenarnya hakikat dari suatu realitas (reality). Dengan demikian

dimensi yang dipertanyakan adalah hal yang nyata (what is nature of reality?).

2. Dimensi epistemologis oleh seorang ilmuwan adalah: Apa sebenarnya

hakikat hubungan antara pencari ilmu (inquirer) dan object yang ditemukan

(know atau knowable?).

3. Dimensi axiologis, yang dipermasalahkan adalah peran-peran nilai-nilai

dalam suatu kegiatan penelitian,

4. Dimensi retorika yang dipermasalahkan adalah bahasa yang digunakan

dalam penelitian,

5. Dimensi metodologis, seorang ilmuwan harus menjawab pertanyaan:

bagaimana cara atau metodologi yang dipakai seseorang dalam menemukan

kebenaran? Jawaban terhadap kelima dimensi pertanyaan ini, akan

menemukan posisi pradigma ilmu untuk menentukan paradigma apa yang

akan dikembangkan seseorang dalam kegiatan keilmuan.

Teori harus diekspresikan dalam bentuk bahasa yang baik yang bersifat

verbal dan matematis. Teori yang dapat dinyatakan dalam bentuk kata dan simbol,

yang disebut dalam filsafat pengetahuan dengan istilah semiology. Semiology

terdiri dari 3 unsur teori yaitu :

a. Sintektik: Studi tentang tata bahasa atau hubungan antar simbol dengan

simbol,

b. Semantik: menunjukkan makna atau hubungan antara kata, tanda atau simbol

dengan objek yang ada didunia nyata. Kebenaran nilai atau keakuratan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 3

Page 4: 32015-3-729153261631

semantik suatu pernyataan ditentukan oleh keakuratan, deskriptif yang ada di

dunia nyata.

c. Pragmatis: Hubungan pragmatis menunjukkan pengaruh kata-kata atau

simbol terhadap seseorang. Dalam kaitannya dengan akuntansi, aspek

pragmatis berkaitan dengan bagaimana konsep dan praktik akuntansi

mempengaruhi perilaku seseorang.

Sebagai bahasa komunikasi, Teori Akuntansi telah didefinisikan oleh

AICPA (1953) sebagai: Seni (art), mencetak, mengklarifikasikan dan meringkas

transaksi atau peristiwa yang dilakukan sedemikian rupa dalam bentuk uang, atau

paling sedikit tidak memiliki sifat keuangan dan menginterpretasikan hasilnya.

Penekanan definisi ini adalah pada art bukan sebagai body of knowledge,

dalam artian bukan ilmu pengetahuan murni (science). Kemudian AICPA (1966)

mendefinisikan akuntansi itu sebagai: Proses mengidentifikasi, mengukur dan

mengkomunikasikan informasi untuk membantu pemakai dalam membuat

keputusan atau pertimbangan yang benar.

Definisi diatas menunjukkan bahwa akuntansi merupakan media/alat yang

dapat digunakan sebagai informasi pada pemakai. Selanjutnya APB statement

No. 4 (1970) menyatakan ba hwa: Akuntansi adalah kegiatan jasa. Fungsinya

adalah memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang

entitas ekonomi, yang diharapkan bermanfaat bagi pengambilan keputusan

ekonomi. Teori itu terus dievaluasi dengan menggunakan daya nalar yang

berkembang.

Perumusan teori akuntansi timbul karena adanya kebutuhan untuk

memberikan logika penalaran tentang apa yang dilakukan oleh akuntansi dan apa

yang akan dilakukan oleh Akuntansi.

Kemudian Hendriksen (1982) menawarkan rumusan teori akuntansi

sebagai suatu penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip-prinsip yang

saling terkait (coherent) yang bersifat hipotesis, konseptual dan pragmatis yang

membentuk kerangka referensi umum, untuk mengevaluasi praktik akuntansi dan

memberikan pedoman dalam mengembangkan praktik dan prosedur akuntansi

yang baru.

Berbeda dengan ilmu pasti (natural science) dimana teori dikembangkan

dari hasil observasi empiris, akuntansi cenderung dikembangkan atas dasar

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 4

Page 5: 32015-3-729153261631

pertimbangan nilai (value judgement) yang dipengaruhi oleh lingkungan tempat

akuntansi diaplikasikan.

Berdasarkan pada kecenderungan ini, akuntansi dikembangkan dari modul

spesifik bukannya dikembangkan secara sistematik dari teori yang terstruktur.

Selanjutnya Chambers mengemukakan: Akuntansi telah digambarkan sebagai a

body of practice yang dikembangkan sebagai tanggapan terhadap kebutuhan

praktik bukannya dikembangkan dari pemikiran yang sistematik dan terencana.

Teori akuntansi telah dikembangkan namun tidak satupun dari teori-teori

tersebut yang mampu secara tuntas dan menyeluruh tentang apa yang dinamakan

teori akuntansi. Belkaoui (1993:56) mengatakan: bahwa sampai saat ini tidak ada

teori akuntansi yang bersifat komprehensif. Teori yang sekarang muncul dari

pemakaian pendekatan yang berbeda, bukannya dihasilkan dari satu teori tunggal

yang komprehensif.

Seperti Komite American Accounting Association (AAA,1977:1-2) telah

mengadakan konfirmasi mengenai pendapat ini, dengan menandaskan tidak ada

teori akuntansi tunggal yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan pemakai.

Yang ada dalam literatur akuntansi keuangan bukanlah teori akuntansi, tetapi

koleksi teori yang digambarkan sesuai dengan perbedaan pemakainya.

B. PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI

Teori akuntansi ini dapat dirumuskan berdasarkan sudut pandang yang

berbeda. Sofyan S. Harahap (2001:116) telah mengembangkan penjelasan

Belkaoui tentang perumusan teori akuntansi dengan dibagi dalam 2

(dua/segmentasi yaitu Pendekatan Informal dan Pendekatan Teoritis).

1. Pendekatan Informal (non-teoritis)

Menurut pendekatan ini prinsip akuntansi yang dipakai adalah

didasarkan pada kegunaannya bagi para pemakai laporan keuangan dan

relevansinya dengan proses pengambilan keputusan. 2) Pendekatan Otoriter.

Perumusan teori akuntansi adalah organisasi profesi yang mengeluarkan

pernyataan-pernyataan yang mengatur praktik akuntansi.

2. Deduktif

Langkah yang digunakan dalam merumuskan teori akuntansi, adalah:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 5

Page 6: 32015-3-729153261631

a. Menentukan tujuan pelaporan keuangan.

b. Memilih postulate akuntansi sesuai dengan kondisi ekonomi, praktik dan

sosiologi.

c. Menentukan prinsip akuntansi.

d. Mengembangkan teori akuntansi.

Keuntungan pendekatan deduktif adalah kemampuan untuk

merumuskan struktur teori yang konsisten, terkoordinasi, lengkap dan setiap

tahapan berjalan secara logis. Jika dalam pengujian teori ini diterima dalam

praktik, maka teori itu verified, dan jika tidak diterima disebut fasified. Model

yang dihasilkan dari pendekatan deduktif dapat digunakan sebagai standart

dalam mengevaluasi induktif berbagai praktik akuntansi.

3. Induktif: Proses penalaran yang menggunakan pendekatan induktif

didasarkan pada konklusi yang digeneralisasikan berdasarkan hasil observasi

dan pengukuran yang terinci.

a. Mengumpulkan semua observasi.

b. Analisis dan golongan informasi berdasarkan hubungan yang berulang-

ulang dan sejenis, seragam, mirip.

c. Ditarik kesimpulan umum dan prinsip akuntansi yang menggambarkan

hubungan yang berulang-ulang tadi.

d. Kesimpulan umum diuji kebenarannya.

Beberapa pemikiran berkembang seperti Moonitz (1961) menyatakan

bahwa observasi terhadap data akuntansi kelihatannya lebih tepat dengan

menggunakan induktif. Schrader (1962:645) mendukung gagasan itu dengan

statement bahwa perumusan teori akuntansi dapat dilakukan secara induktif

dengan cara mengobservasi dalam keuangan yang dihasilkan dari transaksi

bisnis. Littleton (1953) menyatakan bahwa prinsip akuntansi dapat dihasilkan

secara induktif dengan melakukan pengujian empiris terhadap kegiatan

akuntansi.

4. Pendekatan Etika. Pendekatan etika didasarkan pada konsep kebenaran

(truth), keadilan (justice) dan kewajaran (fairness). Disajikan kebenaran dalam

arti laporan yang benar dan akurat tanpa mengundang salah tafsir dan

kewajaran dalam arti penyajiannya wajar, tidak bias dan tidak sebagian-

sebagian.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 6

Page 7: 32015-3-729153261631

5. Pendekatan Sosiologi: Socio responsibility accounting yang dicoba untuk

dikembangkan, bertujuan untuk mendorong perusahaan akuntabel kegiatan

usahanya pada lingkungan sosial melalui pengukuran, interudiksi dan

pengungkapan dampak sosial dari kegiatan perusahaan dalam laporan

keuangan.

6. Pendekatan Ekonomi: a) Teknik dan kebijaksanaan akuntansi harus dapat

menggambarkan realitas ekonomi. b) Pilihan terhadap teknik akuntansi harus

tergantung pada konsekuensi ekonomis.

7. Pendekatan Elektrik. Jika dalam perumusan teori akuntansi digunakan tidak

hanya suatu pengetahuan, tetapi berbagai kombinasi pendekatan maka

disebut eklektik. Pengetahuan mampu dikembangkan manusia disebabkan dua

hal yakni pertama, manusia mempunyai bahasa yang mampu

mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi

informasi tersebut. Sebab kedua, adalah kemampuan berpikir menurut suatu

alur kerangka berpikir tertentu secara garis besar cara berpikir seperti itu

disebut penalaran (reasoning power).

C. PENALARAN

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik satu

kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berpikir maka

penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri yang pertama ialah adanya suatu pola

berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Ciri yang kedua dari penalaran

adalah sifat analitik dari proses berfikirnya. Disamping itu masih ada ciri lain

manusia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan Jakni; wahyu.

Seiring dengan proses peradaban global yang mengalami 4 era, yaitu

gelombang I dikenal sebagai era agriculture dimana Alvin Toffler menyebut

gelombang ini merupakan peradaban global dan merupakan langkah signifikan

dalam penanjakan perkembangan manusia serta bagian dari revolusi biologis,

disusul oleh gelombang II yaitu era industri ditandai oleh konsep waktu yang

tegas yang menuntut produktifitas yang efisien, era ke-3 (gelombang 3) disebut

juga sebagai era informatika ditandai dengan ketelitian serta kecermatan dan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 7

Page 8: 32015-3-729153261631

dibarengi kecenderungan materialistis, persaingan yang kurang sehat karena

berambisi saling menaklukkan. Namun dalam era ke-4 (gelombang ke-4) yaitu

respritualisasi masyarakat yang mengedepankan pentingnya refleksi batin yang

mendalam (a deep inner reflection) dan sering dibarengi oleh cooperation, dan

competition tidak lagi mentoleransikan keserakahan (greedness), ternyata

wawasan pemikiran berubah, bukan rasio dan logika saja yang menjadi landasan

intelektual, melainkan juga inspirasi, kreativitas, moral, instituism, dan juga needs

(kebutuhan).

1. Teori Pemilikan

Selaras dengan perkembangan era atau gelombang ini, teori akuntansi

mengalami gelombang sesuai dengan needs dengan munculnya, Teori

Pemilikan, menfokuskan analisa kekayaan neto pemilik, dengan rumus

persamaan:

Asset (A) – Liabilities (L) = Equity (E).

Aktiva dinilai dan neraca disusun agar dapat mengukur perubahan hak

milik dan kekayaan. Teori ini mengantar pada suatu kesimpulan apakah badan

usaha itu memiliki Asset lebih dari Liabilities (negative asset).

2. Teori Kesatuan

Teori Kesatuan, melihat bukan pemilik yang menjadi pusat perhatian

tetapi satuan usahalah yang menjadi fokus konsentrasi, dengan persamaan:

A = L + E

Ini adalah yang diterapkan dalam konglomerasi Indonesia pada saat-

saat awan kelabu membayangi perekonomian Indonesia. Sebab dibandingkan

dengan teori pemilikan A – L = E, dapat dilihat perbedaan antara bumi dan

langit.

Sebagai contoh: Konglomerasi memiliki Asset+Rp.100 m, dan

Liabilities–Rp.200 m, maka Equitynya menjadi negatif Rp.100,- Bila

dikembangkan pada kedua persamaan diatas, akan terlihat sbb:

I : A – L = E II : A = L + E

100 – 200 = -100 100 = 200 – 100

Dari persamaan di atas, berdasarkan teori kepemilikan, maka

konglomerasi itu sudah berada dalam posisi bangkrut, dan sebaiknya

dibubarkan saja, sebab Equitynya cerminan milik bersih badan usaha itu

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 8

Page 9: 32015-3-729153261631

menunjuk negatif Rp.100 M. Sebaliknya dengan memiliki teori kesatuan, fokus

perhatian ditujukan pada Asset. Konglomerasi itu memiliki Asset Rp.100 M,

tatkala badan usaha itu memohon suntikan dana dari bank, bank melihat wajar

diberikan suntikan dana.

Pemilihan kedua teori ini mana yang akan diterapkan akan

menghasilkan keputusan yang berbeda karena memakai map yang berbeda.

Konglomerat hitam berkolaborasi dengan pihak bank dan kekuasaan

menggunakan teori Kesatuan yang menjadi cikal bakal kehancuran sistem

perbankan nasional.

3. Teori Dana

Teori dana: Dasar akuntansi bukanlah pemilik atau, satuan tetapi

sekelompok Asset dan kewajiban-kewajiban yang bersangkutan serta batas-

batasan yang mengatur pemakaian aktivalah yang menjadi dasar akuntansi.

Seperti Achmed Belkaoui, merumuskan teori dana mengatakan setiap dana

yang berimbang menyebabkan pemisahan laporannya melalui pemisahan

sistem akuntansi. Artinya jumlah dana yang dipergunakan oleh setiap lembaga

yang bertujuan tidak untuk keuntungan akan tergantung kepada jumlah dan

bentuk aktivitasnya sedang penggunaan aktiva yang dipercayakan kepadanya

akan dibatasi oleh peraturan hukum.

Delapan macam dana (account) disarankan untuk ditetapkan pada

pemerintahan yaitu:

a. The General Fund, mengakun seluruh transaksi keuangan yang tidak tepat

kalau di akun dengan dana yang lain.

b. Special Revenue Fund, mengakun hasil sumber penghasilan khusus

(selain dari pembebanan khusus) atau membiayai aktivitas khusus

sebagaimana yang dipersyaratkan hukum atau aturan administratif.

c. Debt Service Fund, mengakun pembayaran bunga dan pelunasan pokok

pinjaman hutang jangka panjang selain pembebanan khusus dan obligasi

berpenghasilan.

d. Capital Project Fund, mengakun penerimaan dan pengeluaran uang yang

dipergunakan untuk pemberian fasilitas modal selain dari yang dibiayai oleh

pembebanan khusus dan enterprise funds.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 9

Page 10: 32015-3-729153261631

e. Enterprise Funds, mengakun pembiayaan pelayanan masyarakat umum

yang seluruhnya atau sebagian terbesar dari biaya yang bersangkutan

dibayar dalam bentuk beban-beban oleh para pemakai pelayanan tersebut.

f. Trust and Agency Funds, mengakun aktiva yang ditahan oleh suatu satuan

pemerintah sebagai wali atau agen bagi perseorangan, organisasi swasta,

dan satuan pemerintah lainnya.

g. Intragovernmental Service Funds, mengakun pembiayaan aktifitas khusus

dan pelayanan khusus yang dilaksanakan oleh suatu satuan organisasi

yang ditunjuk didalam daerah kekuasaan hukum suatu pemerintah bagi

satuan organisasi lain yang masih berada dalam daerah kekuasaan hukum

pemerintah yang sama.

h. Special Assessment Fund, mengakun pembebanan-pembebanan khusus

yang dipungut untuk membiayai pelayanan umum atau perbaikan umum

yang dipertimbangkan bermanfaat bagi kekayaan yang dipungut beban.

D. SIFAT-SIFAT AKUNTANSI

Teori Akuntansi ini yang rentan pada akomodasi dari multi lingkungan

strategis, tetapi lembaga profesi telah berhasil untuk menformulasikan sifat-sifat

dasar akuntansi itu, baik sebagai teori mampu–applikasinya, yaitu:

1. Conservatism. Karena lingkungan mengandung aspek ketidakpastian

(uncertainty), maka pencatatan transaksi dipilih angka yang paling rendah.

Misalnya pendapatan belum bisa dicatat sebagai pendapatan apabila belum

direalisasikan walaupun sudah ada gambaran yang mengandung kepastian

bahwa bakal terjadi pendapatan, sedang biaya dapat dicatat sebagai biaya

walaupun belum direlasir.

2. Measurement. Harus dapat diukur, dan alat pengukurnya jelas.

3. Verifiability. Harus dapat ditelusuri dan diuji sampai ke bukti-bukti pendukung

dan sah.

4. Timeliness. Laporan keuangan harus bisa menyuguhkan period dan cut off

date.

5. Consistency. Sistem dan metode yang digunakan harus konsisten dari waktu

ke waktu.

6. Going concern. Memahami laporan akuntansi itu harus dengan asumsi bahwa

entity akan terus beroperasi dengan berkesinambungan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 10

Page 11: 32015-3-729153261631

7. Materiality. Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting

dan signifikan.

8. Netral. Akuntansi itu tidak memihak kecuali pada prinsip akuntansi sendiri.

9. Relevance. Relevan yang memiliki nilai prediktif.

10. Reliability. Dapat dipercaya kebenarannya.

11. Comparability. Dapat dibandingkan.

12. Predictivity. Dapat digunakan untuk meramalkan dan mengakomodasi trend

yang bakal terjadi berdasarkan pengembangan asumsi-asumsi yang dapat

dikembangkan oleh nalar dan analitikal, serta berdasarkan logika yang

rationalistis.

E. PENDEKATAN PERISTIWA

1. Alur Pikir

Pendekatan demi pendekatan telah diuraikan diatas dan tercantum

dalam semua buku-buku teori akuntansi secara universal. Namun, sebuah

pendekatan yang dapat dimasukkan menambah pendekatan yang diatas ialah

pendekatan peristiwa (event approach). Beberapa literatur telah diterbitkan

dengan judul Event Approach, tapi belum dimasukkan pendekatan peristiwa

tersebut secara baku dalam teori akuntansi.

Gulielmo Ferrero yang menyatakan: “Teori yang memberi nilai dan

signifikansi pada fakta-fakta, seringkali sangat bermanfaat sekalipun jika

sebagian teori itu salah, karena teori itu menyoroti fenomena yang belum

pernah diamati siapapun, teori ini mendorong dilakukannya pemeriksaan, baik

sudut, atas faktor-faktor yang belum pernah diteliti atau dikembangkan lebih

meluas oleh siapapun sampai sekarang ini, dan teori itu menumbuhkan minat

untuk melakukan riset-riset yang lebih ekstensif dan lebih produktif”.

2. Struktur Pengetahuan Ilmiah

Sebuah hipotesis yang telah teruji secara formal diakui sebagai

pernyataan ilmiah yang baru yang memperkaya khasanah ilmu yang telah ada.

Sekiranya pengetahuan ilmiah itu kemudian dinyatakan salah oleh kelengahan

dalam perjalanan prosesnya, maka pengetahuan itu akan sendirinya tersesat.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 11

Page 12: 32015-3-729153261631

Tidaklah benar asumsi bahwa ilmu hanya dikembangkan oleh

innovator yang genius seperti Einstein, Newton, dll, akan tetapi ilmu itu adalah

secara kuantitatif dikembangkan oleh masyarakat. Pengetahuan ilmiah itu

pada dasarnya mempunyai 3 fungsi yaitu, Tantum, Possumus, Quantum

Scimus yaitu menjelaskan, meramalkan dan mengontrol.

Secara garis besar terdapat empat jenis pola penjelasan tentang ilmu

yaitu: 1) Deduktif, 2) Probabilistik, 3) Fungsional atau Teologis dan 4) Genetik

(Nagel:1961:20–26). Penjelasan deduktif mempergunakan cara berfikir

deduktif dalam menjelaskan suatu gejala dengan menarik kesimpulan secara

logis dari premis-premis yang telah ditetapkan sebelumnya, probabilistik

merupakan penjelasan yang ditarik secara induktif dari sejumlah kasus yang

dengan demikian tidak memberikan kepastian seperti penjelasan deduktif

melainkan penjelasan yang bersifat seperti “kemungkinan”, kemungkinan besar

atau “hampir” dapat dipastikan, sedangkan fungsional atau teleologis

merupakan penjelasan yang meletakkan sebuah unsur dalam kaitannya

dengan sistem secara keseluruhan yang mempunyai karakteristik atau arah

perkembangan tertentu, sedang genetik mempergunakan faktor-faktor yang

timbul sebelumnya dalam menjelaskan gejala yang muncul kemudian.

Kemudian untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka

diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistika.

Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam

seluruh proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat

komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut pada orang lain. Dilihat

dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan antara berpikir deduktif dan berpikir

induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses

logika deduktif dan logika induktif. Matematika adalah bahasa yang

melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan.

Lambang-lambang matematika bersifat artifisial dan baru mempunyai arti

setelah sebuah makna diberikan padanya. Tanpa itu, maka matematika hanya

merupakan kesimpulan rumus yang mati (North). Matematika mengembangkan

bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara

kuantitatif.

Para pelopor statistika telah mengembangkan theory of error

(Abraham Demoivra) dimana konsep sering dikaitkan dengan distribusi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 12

Page 13: 32015-3-729153261631

variable yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Teknik kuadrat terkecil

(least squares) simpangan baku, standard error of the mean dikembangkan

Karl Friedrich Gaus (1777–1855), dan Ronald Plylmer Fisher (1880–1962)

disamping analysis variance dan covariant, distribusi z, distribusi t, uji signifikan

dan theory of estimation. Penelitian ilmiah, baik yang berupa survei maupun

experimen, dilakukan dengan cermat dan teliti.

Semua pernyataan ilmiah adalah bersifat faktual, dimana

konsekuensinya dapat diuji baik dengan jalan mempergunakan panca indera,

maupun dengan menggunakan alat-alat membantu panca indera tersebut

(Kneller:1964). Pengujian secara empiris merupakan salah satu mata rantai

dalam metode ilmiah yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan

yang lain.

Pengujian mengharuskan kita menarik kesimpulan yang bersifat

umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Kesimpulan mana

berdasarkan logika induktif. Dipihak lain maka penyusunan hipotesis

merupakan penarikan kesimpulan pula yang bersifat khas dari pernyataan

yang bersifat umum dengan menggunakan deduksi. Kedua penarikan itu tidak

bisa dicampur adukkan. Logika deduktif berpaling pada matematika, sedang

logika induktif berpaling kepada statistika.

Para pengamat mengedepankan argumentasinya berdasarkan

pengamatannya, seperti: Logika induktif dibenarkan oleh (Chalmers:1978),

sedang Karl Popper tidak puas lalu memperkenalkan Falsificationism yang

menyatakan bahwa tujuan penelitian ilmiah adalah membuktikan kesalahan

(falsify) hipotesis, bukannya membuktikan kebenaran hipotesis tersebut.

Selanjutnya Thomas Kuhn (1972) yang terkenal dengan pradigma dan

revolusinya, menyatakan bahwa kemajuan pengetahuan bukan merupakan

hasil evolusi seperti dianut oleh induktivisme dan falsifikasinisme. Kemajuan

pengetahuan adalah merupakan hasil revolusi. Teori ini dapat diganti dengan

teori lain yang tidak cocok dengan teori tersebut. Kemajuan pengetahuan

merupakan kemajuan-kemajuan yang berakhir terbuka (open-ended progress).

Didalam akuntansi revolusi Kuhn hanya digunakan sebagai metode

scientific dalam proyek riset. Wells, Belkaoui, telah menggunakannya

menggambarkan bahwa akuntansi sebagai multi-paradigm science. Namun

banyak peneliti menganggap inducitivist interpretation merupakan filsafat ilmu

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 13

Page 14: 32015-3-729153261631

yang relevan untuk akuntansi, karena peneliti merumuskan hipotesis dan

berusaha membuktikan kebenaran hipotesis tersebut.

Argumentasi terbuka makin berkembang, sampai Wells dan Flamholtz

berpendapat bahwa revolusi Kuhn sangat relevan untuk digunakan dalam

memahami perkembangan akuntansi saat ini. Sebab Kuhn menyatakan bahwa

revolusi science terjadi dalam lima tahap, yaitu:

a. Akumulasi anomali,

b. Periode krisis,

c. Perkembangan dan perdebatan alternatif ide,

d. Identifikasi alternatif dari pelbagai pandangan,

e. Pradigma baru yang mendunia.

3. Analisis Pendekatan Peristiwa (Event Approach)

Yang dimaksud dengan pendekatan peristiwa (event approach) adalah

untaian kejadian yang diumumkan (published) terexpose secara nasional.

Pengujian pengendalian yang menguji apakah kejadian dipublikasikan

berpengaruh signifikan terhadap peranan akuntansi dalam segmentasi

pengendalian dan pemeriksaan. Sama halnya pengujian terhadap informasi

untuk menguji pasar modal dalam bentuk setengah kuat, apakah berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

Seperti Timbul tahun 2004 telah berhasil mengadakan penelitian dan

merampungkannya dalam format disertasi tentang Efisiensi Pasar Modal

Indonesia Menggunakan Pendekatan Multi-Event Sosial, Politik & Ekonomi.

Timbul menganalisa 51 peristiwa terdiri dari 28 peristiwa sosial politik, 6

peristiwa itu dikategorikan sebagai good news, dan 22 bad news, dan 23

peristiwa ekonomi terdiri dari 14 good news dan 9 bad news.

Dengan meneliti pengaruhnya terhadap 85.5% jumlah saham yang

beredar di BEJ, dan 80.04% kapitalisasi yang direpresentasikan oleh 46

perusahaan go public yang terdaftar di BEJ, Timbul menemukan bahwa pasar

dengan cepat mengadakan reaksi secara signifikan positif dan negatif, dan

beliau menemukan: bahwa Pasar Modal Indonesia disebut efisien, sesuai

dengan teori yang mengatakan: “Jika pasar bereaksi cepat dan akurat dan

telah mencerminkan semua informasi yang tersedia dan relevan yang

dipublikasikan, maka pasar seperti itu disebut efisien”.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 14

Page 15: 32015-3-729153261631

Yang menarik dari hasil penelitian itu dapat ditemukan adalah implikasi

ilmiahnya yaitu: bahwa tidak seluruhnya event good news menghasilkan

abnormal return positif dan bad news menghasilkan abnormal return negatif.

Karena disegmen sosial politik 5 (lima) peristiwa good news menghasilkan

abnormal return negatif dan 2 (dua) bad news menghasilkan positive abnormal

return, sedang disegmen ekonomi, 3 (tiga) peristiwa good news menghasilkan

abnormal return negatif. Temuan ini sekaligus menggugat teori yang telah

mendominasi pasar modal selama ini, yang menyimpulkan bahwa peristiwa

good news akan menghasilkan abnormal return positif dan bad news

menghasilkan abnormal return negatif.

Pendekatan kejadian ditetapkan pertama kali dengan tegas setelah

suatu perbedaan pendapat diantara para anggota Komite The American

Accounting Association yang menerbitkan Statement of Basic Accounting

Theory tahun 1966. Sebagian besar anggota komite menyenangi pendekatan

nilai terhadap akuntansi, hanya seorang anggota, Profesor Ilmu Akuntansi

bernama George Sortev, mempertahankan pendekatan kejadian. Selanjutnya

pendekatan kejadian mengusulkan bahwa tujuan akuntansi adalah

memberikan informasi tentang kejadian ekonomi yang relevan yang dapat

dimanfaatkan dalam pelbagai kemungkinan model-model keputusan.

Pendekatan peristiwa (event approach) dalam pidato ini tidak

seluruhnya sama dengan pendekatan yang diusulkan oleh George Sortev

tahun 1966, sebab dalam usulnya itu , kecenderungan dapat dilihat kepada

pendekatan nilai.

Pendekatan peristiwa ini adalah pendekatan peristiwa yang dipublikasikan

seperti yang terungkap atas peristiwa penyogokan KPU atas BPK 8 April 2005

yang lalu.

E. KARAKTERISTIK TEORI AKUNTANSI.

1. Karakteristik Seni:

Keterampilan mengerjakan sesuatu atau menerapkan suatu

konsep/pengetahuan yang memerlukan perasaan, intuisi, pengalaman,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 15

Page 16: 32015-3-729153261631

bakat, dan pertimbangan (judgment).

Keahlian dan pengalaman untuk memilih perlakuan terbaik dalam rangka

mencapai suatu tujuan.

Nilai (moral, ekonomik, dan sosial) menjadi basis pertimbangan.

Karakteristik akuntansi sebagai seni:

Akuntansi sebagai bidang pengetahuan keterampilan, keahlian, dan

kerajinan yang menuntut praktik untuk menguasainya.

Akuntansi menuntut pertimbangan (judgment) dalam penerapannya.

Pertimbangan harus dituntun oleh pengalaman dan pengetahuan

(profesionalisma).

2. Karakteristik sains:

Pengetahuan untuk menjelaskan dan meramalkan gejala alam dan sosial

seperti apa adanya dengan metoda ilmiah.

Menguji dan menetapkan kebenaran penjelasan atau pernyataan tentang

suatu masalah.

Bebas nilai (value-free).

Karakteristik: koherensi, korespondensi, keterujian, dan keuniversalan.

Karakteristik akuntansi sebagai sains:

Akuntansi sebagai bidang pengetahuan yang menjelaskan fenomena

akuntansi secara objektif, apa adanya, dan bebas nilai.

Penjelasan dinyatakan dalam bentuk aksioma, proposisi, prinsip umum,

atau hipotesis yang tidak langsung berkaitan dengan kebijakan (praktik).

Pertimbangan dan penyimpulan dituntun oleh kaidah ilmiah (rules of

science).

3. Karakteristik teknologi:

Seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu (produk) yang

bermanfaat. Teknologi meliputi teknologi lunak.

Penggunaan pengetahuan ilmiah dalam suatu masyarakat pada suatu

saat untuk memecahkan masalah nyata yang dihadapinya sesuai dengan

budaya dan nilai yang dianut.

Perekayasaan melekat pada proses pemikiran untuk menentukan cara

terbaik.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 16

Page 17: 32015-3-729153261631

Karakteristik akuntansi sebagai teknologi:

Penggunaan pengetahuan ilmiah dalam suatu wilayah negara untuk

menyediakan informasi keuangan dalam rangka mencapai tujuan sosial

dan ekonomik.

Perekayasaan pelaporan keuangan dalam suatu masyarakat (negara)

dalam rangka pencapaian tujuan negara.

F. PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI

Pengertian teori akuntansi bergantung pada apakah akuntansi dipandang

sebagai sains atau teknologi.

Sebagai sains, teori akuntansi bersifat positif.

Sebagai teknologi, teori akuntansi bersifat normatif.

1. Teori akuntansi sebagai sains

Seperangkat konsep, definisi, dan proposisi (pernyataan) yang saling

berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan

memprediksi fenomena akuntansi.

Fenomena akuntansi yang menjadi perhatian adalah keputusan atau

perilaku pihak (manusia) yang berkepentingan dengan akuntansi.

Menggunakan metoda yang diemulasi dari metoda ilmiah dalam ilmu alam

dengan sasaran menguji kebenaran pernyataan/penjelasan secara ilmiah.

Tidak menghasilkan prinsip akuntansi, metoda akuntansi, atau teknik

akuntansi yang menjadi pilihan kebijakan akuntansi.

2. Teori akuntansi sebagai teknologi:

Penalaran logis yang melandasi praktik akuntansi.

Proses penalaran untuk menjustifikasi kelayakan praktik akuntansi atau

prinsip akuntansi tertentu.

Teknologi melekat pada perekayasaan pelaporan keuangan.

Hasil perekayasaan didokumentasi dalam bentuk rerangka konseptual.

3. Manfaat penalaran logis yang dituangkan dalam bentuk rerangka

konseptual

Mengevaluasi dan membenarkan serta mempengaruhi dan mengembangkan

praktik:

Acuan evaluasi praktik akuntansi berjalan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 17

Page 18: 32015-3-729153261631

Haluan pengembangan praktik akuntansi baru

Basis penurunan standar akuntansi

Basis perbaikan praktik akuntansi berjalan

Pedoman pemecahan masalah potensial.

a. Perspektif teori akuntansi

Perspektif-perspektif dalam teori akuntansi dapat dibedakan menurut:

1. Sasaran yang ingin dicapai

2. Tataran semiotika dalam teori komunikasi

3. Penalaran yang digunakan

b. PerspeKtif teori akuntansi menurut sasarannya

Menurut sasaran yang ingin dicapai, teori akuntansi dibedakan menjadi:

teori akuntansi positif dan teori akuntansi normatif.

(1) Teori akuntansi positif mencakup penjelasan atau penalaran untuk

menunjukkan secara ilmiah kebenaran pernyataan atau fenomena

akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta. Dengan kata lain, fakta

sebagai sasaran.

(2) Teori akuntansi normatif mencakup penjelasan atau penalaran untuk

menjustifikasi kelayakan suatu perlakuan akuntansi yang paling sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan. Nilai sebagai sasaran.

G. TATARAN SEMIOTIKA DALAM TEORI AKUNTANSI

1. Teori akuntansi semantik membahas penyimbolan kegiatan atau realitas fisis

menjadi simbol-simbol (elemen-elemen) statemen keuangan.

2. Teori akuntansi sintaktik membahas pengukuran, pengakuan, dan penyajian

elemen- elemen dalam statemen keuangan serta struktur akuntansi.

3. Teori akuntansi pragmatik membahas apakah informasi keuangan efektif

(bermanfaat) bagi yang dituju dalam perekayasaan akuntansi. Apakah

informasi mempengaruhi perilaku pemakai.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rahmawati, SE.

TEORI AKUNTANSI 18