3. rmk tahap pengauditan dan perencanaan audit
DESCRIPTION
Ringkasan Mata Kuliah: Tahap Pengauditan dan perencanaanTRANSCRIPT
RINGKASAN MATERI KULIAH PENGAUDITAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
Tahap pengauditan & Perencanaan audit
Oleh:MOCHAMMAD RIZA HARI MUKTI
NIM. F1314060FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
A. TAHAP AUDIT KINERJA Adalah tahapan atau urutan kegiatan yang harus dilalui dalam suatu audit kinerja. Terdiri dari tiga tahapan, yaitu: Tahap Perencanaan (Tahap Perencanaan strategis dan tahap Persiapan)
Tahap Pelaksanaan (Kegiatan Utama)
Tahap Tindak Lanjut
Sedangkan menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
Tahap PelaporanSecara garis besar pelaksanaan audit kinerja dapat dikelompokkan kedalam tiga tahap, yaitu :
1. Perencanaan Tingkat Tim : Survei Pendahuluan
Bertujuan untuk memperoleh informasi yang bersifat umum mengenai semua bidang dan aspek dari entitas yang diaudit serta kegiatan dan kebijakan entitas dalam waktu singkat.
Hasil survei bertujuan akan memberikan dua pertimbangan, yaitu :
a. Pertimbangan untuk melanjutkan ke tahap pengujian terinci, dengan hasil survei pendahuluan untuk menyusun program pengujian terinci.
b. Pertimbangan untuk tidak melanjutkan ke tahap selanjutnya Kegiatan dan Aktvitas dari Perencanaan Audit (Survey Pendahuluan)
NoKegiatanInputAktivitasOutput
1Pemahaman Entitas Gambaran umum entitas
Proses bisnis
Info eksternal Wawancara
Review kebijakan dan laporan
Analisis input-proses-outputLaporan Pemahaman entitas dan lingkungannya
2Identifikasi area kunciPemahaman entitas dan lingkungannyaPenilaian resiko, signifikasi, dampak dan auditabilitiesArea yang akan diaudit
3Penetapan tujuan dan lingkup auditArea yang akan diaudit Menetapkan TAO menjadi FAO
Menetapkan lingkup audit FAO
Lingkup Audit
4Penetapan kriteria audit FAO
Lingkup Audit Mencari sumber kriteria
Menetapkan kriteria auditModel pengelolaan yang baik
5Identifikasi jenis dan sumber buktiModel pengelolaan yang baik Pemahaman entitas
Kriteria audit Mengumpulkan bukti
Menganalisis bukti
6Laporan survei pendahuluan Kriteria audit
Jenis dan sumber bukti auditPenulisan laporan survei pendahuluanKesimpulan apakah audit dilakukan atau tidak
7Program auditHasil semua proses pendahuluan Penyusunan prosedur auditProgram pengujian terinci
2. Pelaksanaan Audit / Pengujian Terinci
Tujuan :
a. Menilai kesesuaian kinerja entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan
b. Membuat kesimpulan mengenai ketercapaian tujuan audit
c. Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki kinerja entitas yang diaudit yang akan dituang kan dalam rekomendasi kepada auditeeKegiatan dan Aktvitas dari Pelaksanaan Audit
NoKegiatanInputAktivitasOutput
1Pengumpulan dan analisis bukti Program audit Mengumpulkan bukti
Menganalisis buktiBukti yang cukup kompeten dan relevan
2Kertas kerja auditBukti audit
Analisis bukti auditMendokumentasikan pelaksanaan prosedur auditKertas Kerja Audit
3Temuan auditPengumpulan dan analisis bukti audit Menguji bukti audit
Membandingkan kondisi dan kriteria
Menyusun dan mengembangkan temuan
Temuan audit
4Pelaporan hasil auditBukti Audit
KKA
Temuan auditMenyusun laporan auditTemuan, simpulan dan rekomendasi
3. Tindak Lanjut
Bertujuan untuk meyakinkan auditor bahwa auditee telah memperbaiki kelemahan yang telah diidentifikasi. Kegiatan dan Aktvitas dari Pelaksanaan Audit
NoKegiatanInputAktivitasOutput
1Tindak lanjutLaporan hasil auditMemonitor tindak lanjut hasil auditLaporan hasil monitor
Dalam Pembahasan kali ini akan dibatasi pembahasan tahap audit yang pertama yaitu tentang Perencanaan Tingkat Tim (Survey Pendahuluan), Untuk tahap pelaksanaan dan tindak lanjut akan dibahas pada pertemuan selanjutnyaB. Perencanaan Tingkat Tim : Survei Pendahuluan Bertujuan secara umum untuk mengumpulkan data dalam rangka memahami entitas (rumah sakit), menentukan area kunci dan menentukan adanya indikasi ketidakhematan, ketidakefisienan dan ketidakefektifan sehingga dapat ditentukan perlu atau tidaknya audit dilakukan dengan pengujian terinci.Secara khusus, tujuan survei pendahuluan adalah untuk:
a. Memberi pemahaman memadai bagi auditor atas arti penting dan substansi dari dokumen yang menjadi sumber informasi kinerja.
b. Membantu auditor dalam hal:
analisis terhadap konteks kinerja yang dievaluasi, khususnya yang berkaitan dengan sistem pengukuran kinerja,
memahami arti penting capaian kinerja sampai periode yang diaudit, termasuk implementasi peraturan terkait bidang/unit;
merumuskan pernyataan sasaran audit, yaitu apa yang di rencanakan sebagai outcome atau pengaruh dari penugasan audit tersebut;
merumuskan pertanyaan audit yang harus didapat jawabannya sesuai dengan pernyataan sasaran-sasaran audit.
c. Memperoleh gambaran tentang:
Jenis dan jumlah indikator kinerja yang digunakan rumah sakit;
Sumber data kinerja (data primer atau sekunder);
Struktur organisasi, khusus ke pihak yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan dan melaporkan data kinerja kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik untuk pemakai internal/eksternal dari RSD;
Saat pengumpulan dan pelaporan informasi kinerja (transaksi/even/periodik);
Bagaimana metodologi yang digunakan dalam pengumpulan dan pengolahan data kinerja (manual atau terkomputerisasi);
Bagaimana hasil data kinerja yang dikumpulkan, dianalisis, dikaji dan digunakan dalam proses pengambilan keputusanKegiatan dalam Perencanaan Tingkat Tim (Survey Pendahuluan) meliputi :
1. Pemahaman entitas
Merupakan penjelasan kegiatan entitas berdasarkan data yang diperoleh selama melaksanakan kegiatan memahami entitas yang diaudit. Penjelasan tersebut dapat berupa gambaran umum rumah sakit yang diaudit yang merupakan entitas yang sedang diaudit. Gambaran umum tersebut dapat berupa:
a) Informasi yang berkenaan dengan Rumah Sakit/ profil RS Dasar pendirian rumah sakit.
Lokasi.
Struktur organisasi (termasuk susunan Direksi).
Sejarah pendirian.
Jumlah karyawan/SDM yang terlibat didalamnya.
Kebijakan-kebijakan organisasi.
Kewajiban-kewajiban hukum yang melekat.
Type rumah sakit.
Status BLUD (nomor dan tanggal SK Penetapan BLUD).
b) Peraturan perundang-undangan terkait dengan pengelolaan Rumah Sakit. c) Rencana Strategis Bisnis (RSB), Rencana Bisnis Anggaran (RBA), uraian Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit.d) Laporan kinerja Rumah Sakit dan dokumen lain yang berkaitan dengan informasi kinerja manajemen.e) Kebijakan rumah sakit, kebijakan pemerintah yang dipublikasikan ke masyarakat.f) Informasi relevan lainnya.g) Diskusi dengan manajemen, pegawai dan stakeholders lainnya2. Identifikasi Area KunciIdentifikasi area kunci dilakukan untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya audit agar lebih efisien dan efektif. Hal tersebut dapat memfokuskan sumberdaya pada area audit yang memiliki nilai tambah mengingat luasnya bidang, program dan kegiatan entitas yang diaudit.
Pendekatan idenfikasi Area kunci meliputi
Risiko Manajemen: Risiko yang ditanggung manajemen dari sisi 3E, yang meliputi :
Pengeluaran di bawah atau di atas anggaran
Tidak tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
Tingginya mutasi pegawai
Manajemen tidak bereaksi atas kelemahan yang ditemukan
Ekspansi program secara mendadak
Hubungan tanggung jawab yang tumpang tindih, tidak jelas atau membingungkan
Aktivitas yang bersifat rumit dalam suatu lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian
Signifikansi: Dampak yang dihasilkan area tersebut terhadap objek audit secara keseluruhan. Batas keberhasilan menunjukkan pentingnya suatu area dalam menentukan keberhasilan suatu entitas. Visibilitas atau kejelasan suatu area berkaitan erat dengan dampak eksternal dari kegiatan yang berkaitan dengan faktor sosial, ekonomi dan lingkungan serta pentingnya kegiatan tersebut terhadap program pemerintahan atau masyarakat Dampak audit : Nilai tambah yang diharapkan dari audit tersebut yang mengarah ke perbaikan/ peningkatan 3E
Auditabilitas : kemampuan tim audit untuk melaksanakan audit sesuai dengan standar profesi
3. Penetapan Tujuan dan Lingkup Audit
Merupakan Alasan dilaksanakan suatu auditAudit Kinerja pada Rumah Sakit bertujuan salah satunya untuk mengukur tingkat capaian hasil pengelolaan Rumah Sakit sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 209/Menkes/SK/I/2011 tanggal 31 Januari 2011 yang meliputi aspek keuangan dan non keuangan, menilai capaian SPM, evaluasi penyusunan dan pelaksanaan RBA serta memberikan perbaikan dalam upaya peningkatan kinerja Rumah Sakit. Aspek kinerja non keuangan didasarkan penilaian berdasarkan :a. Kinerja Pelayanan, danb. Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat bagi MasyarakatLingkup Audit merupakan batasan dari suatu audit yang dapat berupa
a. Luasnya tujuan audit yang akan dilaksanakan
b. Permasalahan yang akan diperiksa
c. Waktu yang diperlukan dalam audit dan besaran sampel yang diambilDalam hal ini lingkup audit kinerja Rumah Sakit meliputi penilaian dan pengukuran tingkat kesehatan menurut perspektif keuangan dan non keuangan serta capaian standar pelayanan minimal Rumah Sakit dalam tahun yang diaudit termasuk informasi penting yang terjadi.4. Penetapan Kriteria Audit
Merupakan Standar, ukuran, harapan dan praktik terbaik yang seharusnya dilakukan oleh entitas yang diaudit. Kriteria audit terdapat dua pendekatan yaitu Kriteria Proses dan Kriteria Hasil. Salah satu kriteria dalam penilaian audit kinerja meliputi: Aspek keuangan yang terdiri dari
a) Imbalan Investasi (Return on Investment)b) Rasio Kas (Cash Ratio)c) Rasio Lancar (Current Ratio)d) Collection Periods (CP)e) Perputaran Persediaan (PP)f) Perputaran Total Asetg) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Aspek non keuangan yang terdiri dari
a) Indikator Kinerja Pelayanan1) Pertumbuhan Produktivitas: (Rata-rata kunjungan rawat jalan/ inap per hari, Rata Operasi/ Pemeriksaan Laboratorium)2) Efisiensi Pelayanan (Bed Occupancy Rate (BOR), Average Length of Stay (AVLOS), Bed Turn Over (BTO),Turn Over Internal (TOI))3) Pertumbuhan Daya Saing (Sales Growth (SALG), Activity Growth)4) Pengembangan SDM (Program diklat serta Penghargaan dan sanksi)5) Penelitian dan Pengembanganb. Indikator Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat Bagi Masyarakat1) Mutu Pelayanan (Emergency response time rate, Angka kematian gawat darurat, Angka infeksi nosokomial, Kecepatan pelayanan resep obat jadi, Waktu tunggu sebelum operasi)2) Kepedulian Kepada Masyarakat (Penyuluhan kesehatan (PKMRS), Rasio tempat tidur kelas III, Pemanfaatan tempat tidur (BOR) kelas III, Persentase pasien tidak mampu)3) Kepuasan Pelanggan (Penanganan komplain, Lama waktu tunggu di Poliklinik, Kemudahan pelayanan)5... Identifikasi Jenis dan Sumber Bukti
Berguna Untuk mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi audit
Bukti audit penentu keberhasilan pelaksanaan audit
Jenis Bukti :
Bukti Fisik : Tersedianya Pendukung Pelayanan Rumah Sakit Bukti Dokumenter : SOP, DIPA/DPA, Kuitansi Bukti Kesaksian : Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit Bukti Analitis : Rasio Keuangan, Rasio PelayananSumber Bukti : Internal, eksternal, dan sumber-sumber lain6. Laporan Survey Pendahuluan
Berguna untuk menentukan apakah audit akan dilanjutkan ke tahap pengujian terinci yang diwujudkan dalam program audit atau hanya cukup sampai pada tahap survey pendahuluan saja.7. Program Audit
Merupakan pedoman yang menjabarkan prosedur terperinci untuk melakukan audit yang bertujuan:
Menetapkan hubungan tujuan audit, metodologi audit dan kemungkinan pekerjaan lapangan yang harus dikerjakan
Mengidentifikasi dan dokumentasi prosedur audit yang harus dilaksanakan
Memudahkan Supervisi dan review
Membantu dalam pengumpulan bukti audit guna mendukung simpulan audit
Audit MedisAudit Medis dilakukan dalam rangka monitoring dan peningkatan mutu pelayanan medis (KMK no 496 tahun 2005)
Tujuan Audit Medis :
Untuk melakukan evaluasi mutu pelayan medis
Untuk mengetahui penerapan standar pelayanan medis
Untuk melakukan perbaikan-perbaikan pelayanan medis sesuai kebutuhan pasien dan standar pelayanan medis1. Pelaksana Audit MedisDirektur rumah sakit harus membentuk tim pelaksana audit medis berikut uraian tugasnya. Tim pelaksana tersebut dapat merupakan tim atau panitia yang dibentuk di bawah komite medis atau panitia yang dibentuk khusus untuk itu2. Persyaratan audit medis Pelaksanaan audit medis harus penuh tanggung jawab, dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan bukan untuk menyalahkan atau menghakimi seseorang
Pelaksanaan audit medis harus obyektif, independen dan memperhatikan aspek kerahasiaan pasien dan wajib simpan rahasia kedokteran
Pelaksanaan analisa hasil audit medis harus dilakukan oleh kelompok staf medis terkait yang mempunyai kompetensi, pengetahuan dan keterampilan sesuai bidang pelayanan dan atau kasus yang di audit
Publikasi hasil audit harus tetap memperhatikan aspek kerahasiaan pasien dan citra rumah sakit di masyarakat
3. Pelaksanaan Audit Medis Pemilihan Topik yang akan dilakukan audit
Penetapan standar dan kriteria
Penetapan jumlah kasus/ sampel yang akan diaudit
Membandingkan standar/ kriteria dengan pelaksanaan pelayanan
Melakukan analisa kasus yang tidak sesuai dengan standar dan kriteria
Tindakan korektif
Rencana re-audit9