3 polimer revised
TRANSCRIPT
![Page 1: 3 Polimer Revised](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082503/5571f98049795991698fb7e8/html5/thumbnails/1.jpg)
LAMPIRAN 3
POLIMER
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari sub materi ini, kalian diharapkan mampu:
1. Meramalkan reaksi pembentukan polimer dari molekul yang diberikan.
Meramalkan molekul penyusun dari struktur polimer yang diberikan
2. Menentukan molekul lain yang mungkin dihasilkan dalam reaksi
polimerisasi yang diberikan.
3. Menentukan nama polimer dari struktur polimer yang diberikan.
4. Menentukan struktur suatu polimer dari nama polimer yang disebutkan.
5. Menggolongkan polimer ke dalam kategori yang diminta.
6. Membandingkan sifat fisis dan kimia polimer berdasarkan struktur yang
diberikan.
7. Mengingat kembali aplikasi makromolekul dalam kehidupan sehari-hari.
8. Mengidentifikasi pencemaran lingkungan yang dapat ditimbulkan oleh
sampah plastik.
9. Mengevaluasi solusi yang ditawarkan guna mengatasi masalah lingkungan
akibat sampah plastik
Pada Materi ini Dipelajari:
1. Polimer dan Senyawa yang Berpotensi Membentuk Polimer
2. Reaksi Pembentukan Polimer
3. Penggolongan Polimer
93
![Page 2: 3 Polimer Revised](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082503/5571f98049795991698fb7e8/html5/thumbnails/2.jpg)
a. Berdasarkan asalnya
b. Berdasarkan jenis monomer penyusun
4. Sifat Kimia dan Fisika Polimer
5. Plastik dan Akibatnya
6. Penanganan Limbah Plastik
URAIAN MATERI
Polimer
Makromolekul atau polimer merupakan senyawa yang terdiri atas beribu-
ribu molekul yang lebih kecil atau monomer, yang berikatan satu sama lain secara
berulang. Protein merupakan polimer yang terdapat dalam makhluk hidup dengan
fungsi yang bervariasi. Tubuh manusia terdiri atas sekitar 15% protein yang
membentuk otot, rambut, kuku, dan tulang rawan; sedangkan karbohidrat adalah
polimer yang merupakan bahan utama dalam tumbuh-tumbuhan.
Beberapa polimer terbentuk secara alami, seperti selulosa, namun ada pula
yang dibuat oleh manusia, seperti plastik. Keberhasilan menciptakan polimer
sintetis memicu kreativitas manusia sehingga terbentuk berbagai industri.
1. Polimer dan Senyawa yang Berpotensi Membentuk Polimer
Makromolekul (molekul-molekul raksasa) atau polimer (dari bahasa
Yunani: poly = banyak + meros = bagian) adalah molekul besar yang tersusun dari
pengulangan sejumlah besar molekul sederhana yang disebut monomer (dari
bahasa Yunani: monos = satu + meros = bagian). Molekul sederhana yang
berpotensi sebagai monomer adalah senyawa-senyawa yang memiliki ikatan
94
![Page 3: 3 Polimer Revised](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082503/5571f98049795991698fb7e8/html5/thumbnails/3.jpg)
rangkap (dua atau tiga) dan senyawa-senyawa yang memiliki gugus fungsi seperti
gugus karboksil (–COOH), gugus hidroksil (–OH), atau gugus amino (–NH2).
2. Reaksi Pembentukan Polimer
Reaksi pembentukan polimer dari monomernya disebut polimerisasi.
Polimerisasi dapat berlangsung dengan bantuan suatu katalis. Dalam suatu reaksi
polimerisasi, produk pertama yang dihasilkan adalah dimer (dua bagian),
kemudian trimer, tetramer, dan akhirnya setelah sederet tahap yang reaksi yang
panjang akan terbentuk molekul polimer. Contoh polimerisasi vinilklorida
membentuk polivinilklorida (PVC):
Gambar 1. Polimerisasi Vinilklorida Membentuk Polivilklorida
Persamaan polimerisasi di atas dapat pula dinyatakan dalam bentuk yang
lebih sederhana, seperti pada penulisan polimerisasi vinilklorida berikut, dengan n
berarti sejumlah besar.
Gambar 2. Polimerisasi Vinilklorida dalam Penulisan yang Singkat
Pembuatan polimer terbentuk melalui dua jenis reaksi yaitu polimerisasi
adisi dan polimerisasi kondensasi. Kedua jenis reaksi ini berbeda pada gugus
fungsional yang dimiliki monomer penyusun suatu polimer.
95
![Page 4: 3 Polimer Revised](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082503/5571f98049795991698fb7e8/html5/thumbnails/4.jpg)
a. Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap
(tidak jenuh), hasilnya disebut polimer adisi. Polimer adisi dibentuk oleh ikatan
langsung antar monomernya. Pada reaksi ini monomer membuka ikatan
rangkapnya lalu berikatan dengan monomer lain sehingga menghasilkan polimer
yang berikatan tunggal (jenuh). Suatu polimer adisi biasanya diberi nama
menurut nama monomernya, dengan diawali imbuhan poli di depannya. Beberapa
contoh polimer adisi disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Contoh Polimer yang Terbentuk Melalui Polimerisasi Adisi
No MONOMER POLIMER KEGUNAAN1. Etena (etilena) Polietena
(polietilena)Kemasan makanan, kantung plastik, jas hujan, ember, panci dan sebagainya.
2. Stirena Polistirena Peralatan medis, mainan, alat olah raga, sikat gigi, kabin radio, TV, tape, pendingin (freezer), boneka, botol plastik bening, karton telur dan stirofom untuk kemasan makanan.
3. Tetrafluoroetena Politetrafluoroetilena (teflon)
Pelapis panci anti lengket, pelapis tangki di pabrik kimia, pipa anti patah, dan kabel listrik.
4. Kloroetena(Vinilklorida)
Polivinilklorida Pipa paralon, jas hujan, selang, kantong kemas, isolator kabel listrik, ubin plastik, piringan hitam, fiber, kulit imitasi untuk dompet, dan pembalut kabel.
5. Propena Polipropena Alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci dan mobil, pembungkus, tekstil, tali plastik, bak air, kabel listrik (insulator) serta botol.
6. Stirena dan butadiena SBR Ban mobil7. 2-metil-1,3-butadiena
(Isoprena )Poliisoprena(karet alam)
Karet tervulkanisir digunakan untuk ban dan bola-bola karet
8. Akronitril Poliakrilonitril(orlon)
Kaos kaki, pakaian wol sintetis, karpet.
9. 2-kloro-1,3-butadiena(kloroprena)
Polikloroprena(neoprena)
Selang oli
96
![Page 5: 3 Polimer Revised](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082503/5571f98049795991698fb7e8/html5/thumbnails/5.jpg)
b. Polimer Kondensasi
Polimerisasi kondensasi terjadi pada monomer yang memiliki setidaknya
dua gugus aktif. Pada polimerisasi kondensasi, monomer-monomer saling
berkaitan dengan melepaskan molekul kecil, seperti air, asam klorida, ammonia,
atau etanol. Suatu polimer kondensasi biasanya diberi nama menurut jenis ikatan
penghubung yang terbentuk, dengan diawali kata poli di depannya, namun
demikian, nama dagang lebih sering digunakan. Beberapa contoh polimer
kondensasi disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Contoh Polimer yang Terbentuk Melalui Polimerisasi Kondensasi
KelompokJenis
PolimerMonomer Kegunaan
- Bakelit Fenol dan formaldehida Fitting lampu dan peralatan listrik
Poliamida Nilon 66 Asam adipat dan Heksametilendiamin
Tali, parasut, jas hujan, kaos kaki, dan tenda.
Nilon 46 Asam adipat danTetrametilendiamin
Serat tekstil
Kevlar Asam tereftalat dan Fenilendiamin
Rompi anti peluru, pelapis jok mobil
Poliester Dakron Asam tereftalat dan etilen glikol
Serat tekstil, mylar
Polipeptida Protein Asam-asam amino Zat pembangun tubuh, tekstilPolisakarida Amilum Monosakarida Sumber tenaga/energi
3. Penggolongan Polimer
Polimer dapat digolongkan berdasarkan beberapa aspek antara lain:
a. Berdasarkan Asalnya
Polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer sintetis. Polimer alam
merupakan polimer yang terdapat di alam. Contoh polimer alam: karet alam
97
![Page 6: 3 Polimer Revised](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082503/5571f98049795991698fb7e8/html5/thumbnails/6.jpg)
(poliisoprena), protein seperti wol, sutera, telur, daging, enzim, dan hormon; serta
karbohidrat seperti sukrosa (gula pasir), pati/amilum dan selulosa.
Polimer sintetis merupakan polimer hasil kreasi manusia, yang diproduksi
baik di laboratorium maupun di pabrik dalam skala besar. Polimer sintetis
meliputi semua jenis plastik, serat sintetis, dan karet sintetis. Beberapa polimer
sintetis adalah polietilena, PVC, polipropilena, dan teflon.
b. Berdasarkan Jenis Monomer Penyusunnya
Polimer dapat dibedakan berdasarkan jenis monomer penyusunnya
menjadi dua macam polimer yaitu homopolimer dan kopolimer.
1) Homopolimer
Homopolimer merupakan polimer yang tersusun dari satu jenis monomer,
(homo = sama). Contoh homopolimer yaitu polietilena, polipropilena, polistirena,
PVC, teflon, amilum (pati), selulosa, dan poliisoprena (karet alam).
2) Kopolimer
Kopolimer merupakan polimer yang disusun oleh beberapa jenis monomer
yang direaksikan secara bersamaan atau bergantian. Contoh kopolimer, yaitu:
nilon 66, kevlar dan dakron.
c. Berdasarkan Pengaruh Panas terhadap Polimer
Pengaruh panas terhadap polimer membagi polimer menjadi dua
golongan, yaitu polimer termoplastik dan polimer termoseting.
1) Polimer Termoplastik (Meliat Panas)
Polimer termoplastik adalah polimer yang dapat dilunakkan dan
dikeraskan berulang kali, sehingga bisa didaur ulang.
98
![Page 7: 3 Polimer Revised](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082503/5571f98049795991698fb7e8/html5/thumbnails/7.jpg)
Contohnya adalah polietilena, PVC, dan polipropilena.
2) Polimer Termoseting (Memadat Panas)
Polimer termoseting (memadat panas) adalah polimer yang hanya dapat
dilunakkan dan dikeraskan sekali saja. Polimer jenis termoseting tidak dapat
dibentuk ulang. Contohnya adalah bakelit, yaitu plastik yang digunakan untuk
peralatan listrik.
Perbedaan sifat antara polimer termoplastik dan termoseting terletak pada
strukturnya. Polimer termoplastik terdiri atas molekul-molekul rantai lurus atau
bercabang, sedangkan polimer termoseting terdiri atas polimer yang saling
berikatan silang antar rantai, sehingga terbentuk bahan yang keras dan lebih kaku.
4. Plastik dan Limbahnya
Penumpukkan sampah plastik disebabkan oleh sifatnya yang sangat sulit
terurai secara alami. Akibatnya, di manapun plastik terbuang lambat laun akan
menimbulkan masalah. Beberapa masalah lingkungan yang dapat ditimbulkan
oleh sampah plastik antara lain:
a. Sampah plastik di permukaan tanah mengotori lingkungan.
b. Sampah plastik di saluran air/drainase menghambat lajunya air selokan
sehingga mengakibatkan banjir.
c. Sampah plastik yang ada di dalam tanah, menyebabkan tanah tidak
kompak (labil) sehingga mudah terkena erosi. Jika banyak terkumpul di dalam
tanah dengan kemiringan tinggi, tanah menjadi labil dan mudah longsor.
99
![Page 8: 3 Polimer Revised](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082503/5571f98049795991698fb7e8/html5/thumbnails/8.jpg)
5. Penanganan Limbah Plastik
Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengatasi limbah plastik
adalah dengan mendaur ulang, insinerasi, dan membuat plastik yang dapat terurai
secara alami (biodegradable).
a. Daur Ulang
Plastik termoplastik dapat dibentuk ulang melalui pemanasan. Proses daur
ulang melalui tahap-tahap pengumpulan, pemisahan (sortir), pelelehan, dan
pembentukan ulang. Sampah plastik seringkali merupakan campuran berbagai
jenis plastik sehingga sulit memilah sampah sesuai jenisnya. Akibatnya, daur
ulang menghasilkan plastik bermutu rendah.
Tahapan tersulit dalam daur ulang plastik adalah pengumpulan dan
pemisahan, hal ini akan lebih mudah dilakukan apabila masyarakat dengan
disiplin dan kesadaran tinggi turut berpartisipasi membuang sampah plastik
dengan benar.
b. Insinerasi
Limbah plastik memiliki nilai kalor yang tinggi sehingga dapat digunakan
sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik
membakar batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas sebagai
sumber tenaganya. Pembakaran sampah plastik pada suhu tinggi guna
memanfaatkan kalor yang dikandungnya disebut insinerasi. Namun, insinerasi
dapat menimbulkan pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti PVC
menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Gas-gas korosif ini menyebabkan
incinerator cepat berkarat. Polusi yang paling serius adalah dilepaskannya gas
100
![Page 9: 3 Polimer Revised](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082503/5571f98049795991698fb7e8/html5/thumbnails/9.jpg)
dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang mengandung klorin,
seperti PVC. Oleh sebab itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan
yang baik untuk mengurangi polusi udara.
c. Plastik biodegradabel
Upaya pembuatan plastik berbahan dasar zat tepung banyak dilakukan
guna menghasilkan plastik yang dapat terurai secara alami (bio atau
fotodegradabel), sebagai pengganti plastik berbahan dasar minyak bumi yang sulit
terurai.
101