3 mempelajari tektsur makanan
DESCRIPTION
laporan sensoriTRANSCRIPT
I. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya praktikum mempelajari tekstur makanan ini adalah
sebagai berikut :
1. Mempelajari sifat-sifat tekstur dari bermacam-macam jenis makanan.
2. Mengenal perbedaan tekstur dari suatu jenis makanan atau bahan dengan
jenis makanan yang lainnya.
3. Mengenal sifat tekstur yang harus dipunyai oleh suatu jenis makanan.
II. TEORI DASAR
Secara sederhana tekstur berarti tampang permukaan atau raut, tampak
rupa dari suatu benda atau bidang. Setiap permukaan mempunyai nilai atau ciri
khas, yaitu kasar, halus, polos, bermotif, mengkilat, buram, licin, kasar, keras dan
lunak.
Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan, baik itu nyata maupun
semu. Suatu permukaan mungkin kasar, halus, keras atau lunak, kasar atau licin.
Tekstur merupakan karakter nilai raba yang dapat dirasakan secara fisik dan
secara imajiner. Tekstur kasar ketika diraba secara fisik memang menunjukkan
suatu permukaan yang kasar, sedangkan tekstur semu hanya nampak oleh mata
karakternya kasar namun ketika diraba tidak dapat dirasakan sebagamana yang
dilihat sehingga tekstur semacam ini hanya memberi kesan imajinatif pada
perasaan.
Tekstur dapat terbentuk melalui proses alam dan buatan. Tekstur bersifat
kasat mata, keberadaanya dapat mempengaruhi penampilan suatu benda secara
visual dan sensasional atau berdasarkan kesan terhadap perasaan. Jenis tekstur
terdiri dari tekstur raba, yaitu keadaan permukaan yang dapat dirasakan lewat
indera peraba (ujung jari) yang bersifat nyata, misalnya kasar-halus, licin-kasar,
dan keras- lunak, rata-bergelombang, dan lainnya. Tekstur lihat, yaitu merupakan
tekstur yang dirasakan lewat indera penglihatan, bersifat semu, mengandung
unsur yang dapat menipu penglihatan kita seolah suatu benda bertekstur tertentu,
padahal tidak.
Tekstur dan konsistensi bahan akan mempengaruhi cita rasa suatu bahan.
Perubahan tekstur dan viskositas bahan dapat mengubah rasa dan bau yang
timbul, karena dapat mempengaruhi kecepatan timbulnya rasa terhadap sel
reseptor alfaktori dan kelenjar air liur, semakin kental suatu bahan penerimaan
terhadap intensitas rasa , bau dan rasa semakin berkurang . Kenaikan temperatur
akan menaikkan ransangan pada rasa manis tetapi akan menurunkan ransangan
pada rasa asin dan pahit.
Tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau
perabaan dengan jari,dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus.Tekstur dan
konsistensi bahan akan mempengaruhi cita rasa suatu bahan. Perubahan tekstur
dan viskositas bahan dapat mengubah rasa dan bau yang timbul, karena dapat
mempengaruhi kecepatan timbulnya rasa terhadap sel reseptor alfaktori dan
kelenjar air liur, semakin kental suatu bahan penerimaan terhadap intensitas rasa ,
bau dan rasa semakin berkurang . Kenaikan temperatur akan menaikkan
ransangan pada rasa manis tetapi akan menurunkan ransangan padarasa asin dan
pahit.Pengaruh pendinginan pada tekstur buah dan sayur pada dasarnya tidak
mengubah tekstur buah dan sayur ( tidak terjadi perubahan ). Perubahan akan
terjadi jika buah dan sayur mengalami chilling injury.
Tekstur sering kali memberikan citra dan prestise terhadap produk yang
tentunya akan meningkatkan minat konsumen. Szczesniak dan Klyen( 1963 )
melakukan penelitian terhadap konsumen mengenai tekstur dan menemukan
bahwa tekstur mempengaruhi citra makanan itu. Szczesniak ( 1963 ),
mengelompokkan ciri – citri tekstur ke dalam tiga golongan yaitu:
1. Ciri mekanis.
2. Ciri geometris.
3. Ciri lain, yang berkaitan.
Tekstur merupakan cara bagaimana berbagai komponen dan unsur struktur
ditata dan digabungkan menjadi mikro dan makrostruktur yang dinyatkan sebagai
aliran dan deformasi. Tekstur merupakan segi penting dari mutu makanan,bahkan
lebih penting dari bau dan rasa. Adapun tekstur yang paling penting adalah pada
makanan lunak dan makanan renyah. Indera tubuh yang digunakan untuk menilai
tekstur yaitu indera peraba, pendengar, penglihat, dan pencicip.
III. Alat dan bahan
Alat :
Sendok
Piring
gelas
pisau
Bahan :
- Teh - Singkong rebus
- Pindakas - Permen
- Mentimun - Nenas
- Kerupuk - Koya
- Kopi - Saus tomat
IV. Prosedur Percobaan
4 . 1. Karakteristik Tekstur Air Teh dan Saus Tomat
1. Berdasarkan penglihatan
Mengambil satu sendok cairan kemudian secara perlahan tuangkan
kembali ke dalam wadah asalnya.
Memberikan gambaran kekentalan atau kepekatan dan kelembutan cairan
tersebut, dan mencatat pada lembaran hasil pengamatan.
2. Berdasarkan perabaan jari tangan
Meneteskan cairan yang disediakan di antara dua jari tangan.
Menggambarkan tekstur yang dirasakan sesuai dengan sifat tekstur yang
tertera pada pendahuluan. Dapat pula dijelaskan sesuai dengan istilah
yang dikenal.
3. Berdasarkan perabaan yang dapat dirasakan melalui indera mulut (bibir,
langit-langit, lidah, dan gigi).
Mengambil sedikit cairan contoh., disuapkan, kemudian dikunyah
dengan menggerakkan lidah, lalu ditekan perlahan-lahan.
Memberikan gambaran tekstur yang didapat pada lembaran pengamatan.
Dapat pula menggunakan istilah lain yang dikenal.
4 . 2 Karakteristik tekstur dari permen, koya, kerupuk, dan pindakas
1. Berdasarkan perabaan dengan jari tangan
Meletakkan contoh yang disajikan di antara dua jari tangan.
Memberikan gambaran tekstur yang dirasakan, apakah terasa halus, kasar
ataukah berbutir. Kemudian ditekan sedikit diantara jari tangan, apakah
terasa lembek, kenyal, padat atau keras.
2. Berdasarkan perabaan dengan indera mulut
Mengambil contoh dan dikunyah perlahan-lahan, apakah terasa lembek,
rapuh, empuk, lengket, berpasir atau berminyak.
3. Berdasarkan pendengaran
Memotong kerupuk dengan tangan, mengamati bunyi yang
ditimbulkannya. Bunyi yang didengar menunjukkan kerenyahan.
Memberi gambaran tekstur, apakah sangat renyah, renyah, agak renyah,
tidak renyah ataukah lembek.
4 . 3 Karakteristik Tekstur Nenas dan Singkong rebus
1. Berdasarkan perabaan oleh indera mulut
Mengunyah contoh yang disajikan perlahan-lahan, kemudian rasakan
teksturnya, apakah kering, lembab, atau berair.
2. Mengamati tekstur nenas, apakah terasa berpasir, gembos, empuk, kenyal
atau liat.
3. Mengamati tekstur ubi rebus, apakah berbutir seperti tepung, seperti bubur,
atau lengket.
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Praktikum kali ini dilakukan untuk mengetahui tektur pada makanan.
Pengujian tekstur dilakukan dengan indera peraba, pendengar, penglihat, dan
pencicip berkaitan dengan kekerasan, kerapuhan, , viskositas atau kekentalan dan
yang lainnya, tapi ciri yang sering dijadikan acuan untuk tekstur adalah kekerasan,
dan kandungan air atau kebasahan. Adapun sampel yang digunakan yaitu teh,
kopi, kerupuk, nenas, permen, saus tomat, koya, ubi rebus, pindakas, dan
mentimun.
Pengujian pertama dilakukan pada sampel cair, seperti air teh, saus tomat,
dan air kopi. Pengujian dilakukan dengan berdasarka penglihatan dan
perabaan/sentuhan.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengujian Tekstur pada Bahan Cair
ContohKarakteristik Tekstur Berdasarkan Penglihatan
Kekentalan Kehalusan
Air Teh Encer Halus
Saus Tomat Kental Halus
Air kopi Encer Halus
ContohKarakteristik Tekstur Berdasarkan Perabaan / Sentuhan
Jari TanganKekentalan Kehalusan
Air Teh Encer Halus
Saus Tomat Kental Halus
Air kopi Encer Halus sedikit berpasir
Contoh
Karakteristik Tekstur Berdasarkan Perabaan / Sentuhan Indera Mulut
Kekentalan Kehalusan Kebasahan -berminyak
Air Teh Encer Halus Basah, tidak berminyak
Saus Tomat Kental Halus Agak basah, berminyak
Air kopi Encer Halus Basah, tidak berminyak
Berdasarkan hasil pengamatan tektur pada bahan cair diatas air teh dan air
kopi hampir memiliki karakteristik tektur yang sama, hanya ada sedikit beberapa
perbedaan, seperti pada pengujian tekstur dengan menggunakan sentuhan, tesktur
pada kopi sedikit lebih berpasir karena adanya kopi yang tidak larut dalam air,
sehingga butiran tersebut memberikan kesan berpasir pada saat dirasakan oleh jari
tangan. Meskipun memiliki karakteristik hampir sama, keduanya baik kopi
maupun teh memiliki perbedaan. Air teh memiliki tingkat kehalusan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kopi, dimana tingkat kehalusan larutan dipengaruhi
oleh besarnya molekul komponen padat terlarut,semakin besar molekul komponen
padat maka tingkat kehalusan akan berkurang. Sampel saos tomat memiliki
karakteristik tekstur paling berbeda dibandingkan dengan kedua sampel cair
lainnya. Berdasarkan penglihatan, sampel saos tomat terlihat lebih kental dan
ketika dilakukan pengujian dengan menggunakan jadi tangan sampel saos
memang memiliki tekstur lebih kental dan ketika dilakukan pengujian dengan
menggunakan indra mulut, sampel ini memiliki kesan berminyak. Saus tomat
memiliki padatan terlarut dengan konsentrasi yang cukup besar, dimana padatan
tersebut berasal dari butiran-butiran tomat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin besar konsentrasi zat padat maka larutan akan semakin kental.
Rata-rata setiap sampel memiliki tekstur halus saat pengujian baik
pengujian dengan menggunakan penglihatan maupun perabaan, hanya saja tingkat
kehalusan dari sampel-sampel tersebut berbeda. Sampel teh memiliki tingkat
kehalusan lebih tinggi, diikuti oleh sampel saos tomat, terakhir sampel air kopi..
Air kopi memiliki tingkat kehalusan paling kecil diantara sampel lainnya karena
adanya bahan yang tidak larut pada air sehingga bahan terebut meninggalkan
kesan sedikit kasar ketika dilakukan pengujian. Tingkat kehalusan larutan
dipengaruhi oleh besarnya molekul komponen padat terlarut,semakin besar
molekul komponen padat maka tingkat kehalusan akan berkurang
Selanjutnya pengujian dilakukan pada beberapa sampel padat, seperti
permen, koya, kerupuk, dan pindekas, dengan hasil pengamatan sebagai berikut.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengujian Tekstur pada Bahan Padat
Contoh
Karakteristik Tekstur
Lembut - keras
Keras/liat – rapuh
Halus -kasar Lainnya
Permen Keras Liat Halus -
Koya Kasar Rapuh Agak kasar, berpasir -
Kerupuk Kasar Liat, rapuh Kasar -
Pindakas Lembut - Agak kasar, berpasir Berminyak
ContohKarakteristik Tekstur
Lembut Keras Empuk Lengket rapuh Berlemak
Permen √ √ √
Koya √ √
Kerupuk √ √ √
Pindakas √ √ √
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, setiap sampel memiliki karakteristik
tekstur yang berbeda-beda. Permen memiliki tekstur yang keras dibandingkan
yang lainnya, hal tersebut disebabkan karena struktur permen lebih kompak dan
padat akibat adanya proses pemanasan dan pencetakan pada pembuatan permen,
disamping itu permen memiliki tekstur yang halus disebabkan karena adonannya
yang homogen. Permen teksturnya lengket karena kandungan utamanya gula.
Koya merupakan salah satu jenis makanan yang disukai oleh anak-anak,
selain pengaruh dari rasa dan warnanya yang bermacam-macam, hal ini juga
disebabkan oleh teksturnya yang lembut, rapuh, dan empuk. Koya juga bertekstur
lengket karena kandungan utamanya yaitu gula.
Kerupuk merupakan jenis makanan pelengkap, bisa juga dikategorikan
sebagai snack. Kerupuk memiliki tekstur keras, liat, rapuh, dan kasar. Tekstur
yang liat pada kerupuk disebabkan karena terlalu lamanya disimpan diruangan
terbuka sehingga kerupuk tersebut telah mengikat air yang mengakibatkan ikatan
molekul pada kerupuk menjadi elastis. Tekstur rapuh pada kerupuk disebabkan
karena banyaknya pori-pori, dimana semakin banyak pori-pori pada bahan maka
bahan akan semakin rapuh, pori-pori tersebut terbentuk pada saat proses
pembuatan. Kerupuk juga agak lengket pada saat dimulut, hal ini karena pengaruh
bahan baku yang digunakannya.
Pindakas memiliki tekstur lembut sedikit agak kasar dan berpasir, dan
sedikit berminyak. Sensasi berminyak ini disebabkan oleh adanya mentega pada
pinekas tersebut, karena pindekas merupakan bahaan makanan yang tebuat dari
kacang dan mentega.
Pengujian selanjutnya dilakukan untuk mengetahui tektur bahan pangan
denga menggunakan pendengaran. Pengujian dilakukan paa sampel kerupul dan
mentimun dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Tekstur Berdasarkan Pendengaran
Contoh KerenyahanKerupuk Berbunyi reyah +Mentimun Berbunyi renyah +++
Tingkat kerenyahan pada sampel kerupuk dan mentimun dapat
menentukan karakterisitk tekstur kedua bahan tersebut. Sampel kerupuk memiliki
tingkat kerenyahan lebih kecil dibandingkan dengan sampel mentimun karena
sampel tersebut sudah terlalu lama disimpan di tempat terbuka telah mengikat air
yang mengakibatkan ikatan molekul pada kerupuk menjadi elastis dan tingkkat
kerenyahan berkurang. Sampel mentimun memiliki tingkat kerenyahan yang
cukup baik dengan teredengarnya bunyi renyah pada saat dilakukan pengujian.
Pengujian terakhir dilakukan untuk mengetahui karakteristik tekstur pada
nenas dan singkong rebus. Karakteristik kedua bahan tersebut dinilai dinilai
berdasarkan perabaan menggunakan indera mulut dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil Pengamatan Pengujian Tekstur pada Nenas dan Singkong Rebus
ContohKarakteristik Tekstur
Kering – lembab
Empuk - liatBerpasir – kasar
Rasa bubur - bergetah
Nenas Basah Liat Kasar -Singkong Rebus
Lembab Empuk Berpasir Bubur
Nenas memiliki tekstur yang basah, liat, dan kasar. Hal ini karena
merupakan jenis buah yang memiliki kadar air yang tinggi. Singkong memiliki
tekstur lembab, empuk dan berpasir, dimana keempukan ini disebabkan karena
singkong telah mengalami proses perebusan yang dapat melunakkan tekstur,
lembab karena kandungan air di dalamnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi kadar air suatu bahan, maka kelembabannya semakin tinggi dan
semakin basah.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Tesktur pada kopi sedikit lebih berpasir karena adanya kopi yang tidak larut
dalam air.
2. Air teh memiliki tingkat kehalusan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kopi.
3. Saos tomat memiliki karakteristik tekstur paling berbeda dibandingkan
dengan kedua sampel cair lainnya.
4. Setiap sampel baik air teh, kopi, maupun saus tomat, memiliki tekstur halus
saat pengujian, hanya saja tingkat kehalusan dari sampel-sampel tersebut
berbeda.
5. Permen memiliki tekstur yang keras dibandingkan yang lainnya, hal tersebut
disebabkan karena struktur permen lebih kompak dan padat akibat adanya
proses pemanasan dan pencetakan.
6. Koya bertekstur lengket karena kandungan utamanya yaitu gula.
7. Kerupuk memiliki tekstur keras, liat, rapuh, dan kasar.
8. Pindakas memiliki tekstur lembut sedikit agak kasar dan berpasir, dan sedikit
berminyak.
9. Sampel kerupuk memiliki tingkat kerenyahan lebih kecil dibandingkan
dengan sampel mentimun karena sampel tersebut sudah terlalu lama disimpan
di tempat terbuka.
10. Nenas memiliki tekstur yang basah, liat, dan kasar, sedangkan singkong
memiliki tekstur lembab, empuk dan berpasir.
6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah sebaiknya suasana dalam ruang pengujian
dibuat lebih kondusif agar tidak mengganggu kosentrasi panelis dalam menilai
suatu uji. Selian itu, sampel yang digunakan seharusnya baru untuk setiap orang,
sehingga hasil yang didapat lebih akurat dan tidak adanya cacat pada sampel-
sampel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Sifat-sifat Organoleptik Dalam Pengujian Terhadap Bahan Makanan . Available on: http://fppb.ubb.ac.id/?Page=artikel_ubb&&id=130 (Diakses Tanggal 20 Maret 2013)
Bambang Kartika, dkk. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Penerbit : PAU Pangan dan Gizi Universitas Gdjah Mada, Yogyakarta.
Sofiah, Betty, Tjutju S. Achyar. 2008. Penilaian Indera.Jurusan Teknologi Industri Pangan FTIP, UNPAD.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta
Diskusi
1. Dari pengalaman saudara setiap hari, sebutkan jenis makanan yang lain
diamana tekstur memegang peranan penting yang berpengaruh
terhadap mutu.
Jawab: Jenis-jenis makanan dimana tekstur memegang peranan penting
yang berpengaruh terhadap mutu bahan pangan tersebut diantaranya adalah
keripik, kerupuk, cake, roti, daging, ikan, buah-buahan, dan makanan snack
yang renyah.
2. Apakah tekstur juga penting untuk bahan/barang lainya selain
makanan? Jelaskan!
Jawab: Tekstur memiliki peran yang penting dalam penentuan kualitas suatu
barang pangan.. Bahan atau barang lainnya selain makanan juga penting
memiliki tekstur yang baik contohnya adalah baju, kain, kayu, kertas,dan
lain-lain. Tekstur juga penting dalam penentuan mutu atau kualitas suatu
barang, karena tekstur ini memiliki arti yang luas tidak sebatas kerenyahan,
kelembaban, kehalusan dimulut tapi juga dapat menentukan penilaian
terhadap keadaan permukaan suatu bahan seperti kehalusan permukaan meja,
kekentalan cat dan lainnya.
3. Seandainya saudara akan mengrimkan buah pisang kepasar yang
jaraknya lebih dari 100 Km, Manakah yang akan saudara pilih: pisang
yang masih hijau, matang hijau, masak, atau yang sudah lembek?
Jelaskan!
Jawab: Jika ingin mengirimkan pisang ke pasar yang jaraknya lebih dari 100
km, pisang yang dipilih sebaiknya adalah pisang yang masih hijau atau green
mature. Buah pisang bersifat klimaterik, dimana tetap melakukan reaksi kimia
dan biokimianya yaitu proses metabolisme (respirasi) dibantu oleh etilen, dan
menggunakan seluruh komponen yang terdapat didalamnya sebagai sumber
energi dalam melakukan respirasi sampai habis. Pisang juga mengalami masa
pelayuan dan pembusukan setelah pemetikan. Maka dari itu proses
pematangan pada buah pisang akan tetap berlanjut selama perjalanan, maka
dengan memilih buah pisang yang masih hijau (green mature) sesampainya
ditujuan buah tersebut telah dalam keadaan matang dan tidak berubah
menjadi busuk atau terlalu matang. Bila dipilih buah pisang yang matang,
maka setibanya di lokasi akan sangat matang dan bahkan kerusakan mekanis
(memar,luka,dan sebagainya) akan cukup besar.
4. Petani jagung dapat menjual hasil panenya dalam tiga bentukyang
berbeda. Benarkan demikian? Berapa cara/teknik yang dapat saudara
sarankan!
Jawab: Petani jagung dapat menjual hasil panennya dalam tiga bentuk yang berbeda, yaitu misalnya jagung utuh atau jagung segar, jagung kering atau jagung pipilan, dan jagung yang sudah dioleh seperti jagung rebus dan jagung bakar