tingkat kemandirian mempelajari bahan mata … file(58,93%) daripada jumlah siswa yang termasuk...
TRANSCRIPT
TINGKAT KEMANDIRIAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN
PARA SISWA TAHUN KE II SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2008/2009
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
Aldes Dwi Pikal
0 4 1 1 1 4 0 2 3
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
i
TINGKAT KEMANDIRIAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN
PARA SISWA TAHUN KE II SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2008/2009
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
Aldes Dwi Pikal
0 4 1 1 1 4 0 2 3
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
ii
iii
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO :
“ ...... Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau
perbuatan, lakukanlah semua itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil
mengucap syukur oleh Dia kepada Allah...... ”
(Kolose 3: 17)
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini ku persembahkan kepada
Orang tuaku tersayang Bapak Anjiu dan Ibu Minim
Serta adik-ku tersayang Nonie Mega Dini, Yeremia Herling, Nataleo dan Felikx Untung
Elisabeth Dwi Suryati dan Almamater-ku
v
ABSTRAK
TINGKAT KEMANDIRIAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN
PARA SISWA TAHUN KE II SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2008/2009
Aldes Dwi Pikal
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2009
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif bidang bimbingan akademik dengan
menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki dan
siswa perempuan kelas II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dengan jumlah 105 siswa (49
putera dan 56 puteri). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran, dengan jumlah 64 item pernyataan.
Instrumen penelitian ini dibuat sendiri oleh penulis, berdasarkan masalah penelitian,
variabel penelitian dan kajian teoritis.
Masalah penelitian ini adalah adalah; (1) Bagaimana tingkat kemandirian
mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putra tahun ke II SMP BOPKRI 3
Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009? (2) Bagaimana tingkat kemandirian mempelajari
bahan mata pelajaran para siswa putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2008/2009? (3) Apakah ada perbedaan tingkat kemandirian mempelajari bahan
mata pelajaran para siswa putra dan para siswa putri tahun ke II SMP BOPKRI 3
Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009?
Hasil penelitian ini adalah; (1) Jumlah siswa putera yang termasuk kategori tinggi
dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran lebih banyak (63,27%) daripada
jumlah siswa putera yang termasuk dalam kategori rendah dalam kemandirian
mempelajari bahan mata pelajaran (36,73%). (2) Jumlah siswa puteri yang termasuk
kategori rendah dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran lebih banyak
(58,93%) daripada jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi dalam kemandirian
mempelajari bahan mata pelajaran (41,07%). (3) Uji hipotesis membuktikan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemandirian mempelajari bahan mata
pelajaran, antara siswa putra dan siswa putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2008/2009.
vi
ABSTRACT
THE INDEPENDENCE LEVEL OF THE SECOND YEARS STUDENTS IN
BOPKRI 3 JUNIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA IN STUDYING
SCHOOL’S SUBJECT
IN 2008/2009
Aldes Dwi Pikal
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2009
This research was a descriptive research in academic guidance using survey method.
The population of this research was limited population, they were all of the students both
male and female in grade II in BOPKRI 3 junior high school Yogyakarta, that consisted
of 105 students (male: 49 and female: 56). The instrument in this research was
questionnaire about the independence level in studying school’s subject which consisted
of 64 statements. The instrument in this research was based on the problems of research,
variable of research and theoretical review.
The problems of this research were; (1) What is the independence level of male
students in BOPKRI 3 junior high school Yogyakarta in studying school’s subject in
2008/2009? (2) What is the independence level of female student in BOPKRI 3 junior
high school Yogyakarta in studying school’s subject in 2008/2009? (3) Is there any
difference in the independence level among male and female students in BOPKRI 3
junior high school Yogyakarta in studying school’s subject in 2008/2009?
The results of this research were; (1) the total of male students who had high level of
independence studying school’s subject (63, 27%) was more than the amount of students
who had low level of independence studying school’s subject (36, 73%). (2) The total of
female students who had low level of independence studying school’s subject (58, 93%)
was more than the amount of students who had high level of independence studying
school’s subject (41, 07%). (3) The hypothesis test showed that there was a difference in
independence studying school’s subject level among male and female students in
BOPKRI 3 Junior high school Yogyakarta in 2008/2009.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Wens Tanlain, M.Pd., Dosen Pembimbing yang dengan tulus
memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan dan perhatian hingga penyelesaian
skripsi ini.
2. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan memberikan ijin
kepada penulis untuk melakukan penulisan skripsi ini.
3. Segenap dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta dan dosen yang pernah mendidik penulis selama masa perkuliah di
Program Studi bimbingan dan konseling.
4. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan studi.
5. Bapak Pariadi, S. Pd., kepala Sekolah SMP BOPKRI 3 Yogyakarta yang dengan
tulus menerima dan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
6. Ibu Yanti, S. Pd dan Bapak Catur, S. Psi., Koordinator dan staff bimbingan &
konseling di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dan Para siswa kelas II SMP BOPKRI 3
Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 yang telah banyak membantu segala
kelancaran selama penulis melakukan penelitian.
viii
7. Orangtuaku tercinta Bapak Anjiu dan Ibu Minim serta adik-adiku (Felix Untung,
Nataleo, Yeremia Herling dan Nonie Mega Dini), atas dukungan dana, doa, daya,
perhatian dan kegembiraan kepada penulis.
8. Bapak Slamet Raharjo dan Ibu serta keluarga serta di Yogyakarta, keluarga Ev.
Amir Siden, keluarga Pak along Agen, keluarga Mak endek Martini, keluarga Pak
de Jumadi di Pontianak, keluarga Pak de Rahmat di Mentebah, keluarga Usu
Sarimo, kendek Dadau dan Sr. Desi Mariani (Sr. Eva) yang telah banyak membantu
kelancaran studi penulis.
9. Elisabeth Dwi Suryati, atas dukungan doa, perhatian dan kasih sayang kepada
penulis.
10. Saudara seperjuangan dari tanah Bamban, bang Benny dan bang Andreas, teman-
teman KKY; Asep, Sepri, Sigit, Kris, Tius, Aloysz, Pitra, kak Iren, kak Sony, Sr.
Brigita, Sr. Yus, Sr. hil, Sr. Lina, Uno, Arsen, Tio, Ria, Tina, Natalia, Irna, Tian,
Aca, Rini, Pimpom, Ardhy, Anting, Mbk Angga, Mbk Erna, Bismo dan mbak Putri.
Teman-teman PMK Efata; mas Bayu, Christo, Bayu, Silvi, Asih, Vivi, Tyas, Riri,
Duon, Robie, Ezra, Rolie, Bob, Nancy, Wahyu, Wisnu, Ester, Nike dan masih
banyak lagi atas dukungan doa, perhatian, semangat dan kebersamaan selama ini.
11. Teman-teman Bimbingan & Konseling angkatan 2004 dan atas perhatian, kerjasama
dan kebersamaan yang selama ini kita jalani bersama selama perkuliahaan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya bagi mereka yang memerlukan.
Yogyakarta, 19 September 2009
Penulis
ix
x
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................….……..... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN....................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................ v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR.............................................................................................. vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................. ix
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………………. x
DAFTAR ISI............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
1. Tujuan Penelitian........................................................................................... 4
2. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
D. Batasan Variabel................................................................................................ 4
xii
BAB II KAJIAN TEORITIS ................................................................................. 5
A. Sekolah Menengah Pertama (SMP).................................................................. 5
1. Kurikulum SMP .......................................................................................... 6
a. Pengertian Kurukulum Sekolah ………………………………………. 6
b. Isi Kurikulum SMP …………………………………………………… 7
c. Struktur kurikulum SMP ……………………………………………… 7
B. Kegiatan Kelas ……………………...……………………..………………… 9
1. Pengajaran Kelas ........................................................................................ 9
a. Dialog Guru dan Siswa ........................................................................... 9
b. Siswa Latihan di Kelas ........................................................................... 9
2. Bimbingan Belajar........................................................................................ 11
a. Latihan Pengaturan Jadwal belajar.......................................................... 11
b. Latihan Sikap Belajar.............................................................................. 11
c. Latihan Penggunaan Sumber Belajar Tertulis ........................................ 13
d. Latihan Penggunaan Sumber Bahan: Masyarakat .................................. 14
C. Kemandirian Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran …..…………........... 15
1. Pengertian Kegiatan Mandiri Siswa …..……………………….................. 15
2. Kegiatan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Secara Mandiri......... 17
D. Jenis Kelamin Siswa ....................................................................................... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 22
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 22
B. Alat Pengumpul Data ....................................................................................... 22
1. Kuesioner Tingkat Kemandirian Mempelajhan Mata Pelajaran.................. 22
2. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................ 23
a. Validitas …………………………………………………………… 23
xiii
b. Reliabilitas ………………………………………………………… 24
3. Skoring ....................................................................................................... 26
4. Kategori Tingkat Kemandirian Mempelajari Bahan Mata Pelajaran ......... 26
C. Populasi............................................................................................................ 27
D. Pengumpulan Data .......................................................................................... 27
E. Teknik Analisis Data …………..………………………………….…………. 28
1. Penghitungan Koefisien Reliabilitas Kuesioner........................................... 28
2. Penghitungan Koefisien Validitas Kuesioner .............................................. 29
3. Mean............................................................................................................. 29
4. Chi-Kuadrat ................................................................................................. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……............................. 31
A. Hasil Penelitian................................................................................................. 31
1. Tingkat Kemandirian Mempelajari Bahan Para Siswa Putera ……….….. 31
2. Tingkat Kemandirian Mempelajari Bahan Para Siswa Puteri …………… 32
3. Uji Hipotesis………………………………………………………….…... 33
B. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................................ 35
BAB V PENUTUP…………………………........................................................... 37
A. Kesimpulan....................................................................................................... 37
B. Saran Untuk Kegiatan Bimbingan ................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 40
LAMPIRAN............................................................................................................. 42
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1 : Struktur kurikulum SMP ……………………………………......... 8
Tabel 2 : Kisi-kisi kuesioner penelitian ……………………………………. 24
Tabel 3 : Koefisien validitas dan reliabilitas kuesioner kemandirian
mempelajari bahan mata pelajaran …………................................. 25
Tabel 4 : Klasifikasi koefisien alat ukur …………………………………… 25
Tabel 5 : Skor Kuesioner …………………………………………………… 26
Tabel 6 : Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran
para siswa putera tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2008/2009 ………………………………………….. 32
Tabel 7 : Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran
para siswa puteri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2008/2009 …………………………………………... 33
Tabel 8 : Distribusi frekwensi kemandirian mempelajari bahan
mata pelajaran para siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3
Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ……………………………… 34
Tabel 9 : Kuesioner Kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran ………. 42
Tabel 10 : Penghitungan koefisien validitas dan reliabilitas dengan teknik
belah dua ganjil-genap ……………………………………………… 48
Tabel 11 : Skor kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran ………………… 55
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 : Kuesioner kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran ……….. 42
Lampiran 2 : Tabel penghitungan koefisien validitas dan reliabilitas
dengan teknik belah dua ganjil-genap ………………………….….. 48
Lampiran 3 : Tabel skor kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran …………. 55
Lampiran 4 : Surat izin penelitian di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta ……………... 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang yang belum
dewasa susila bersama orang yang berpribadi dewasa susila dengan tujuan
iapun mencapai pribadi yang dewasa pula. Pendidikan dapat terjadi dalam
lingkungan keluarga, dalam sekolah dan dalam masyarakat. Pendidikan
dalam sekolah meliputi kegiatan pengajaran untuk pengembangan kecerdasan
siswa, pembimbingan untuk pengembangan penyesuaian diri siswa dan
pelatihan untuk pengembangan keterampilan siswa.
Kegiatan pengajaran dalam sekolah dilaksanakan oleh guru dan siswa
berdasarkan kurikulum dan program yang telah dibuat oleh sekolah. Kegiatan
pengajaran bertujuan agar siswa mengetahui cara mempelajari bahan mata
pelajaran di sekolah, sehingga dapat mempelajari dan menguasai mata
pelajaran yang bersangkutan. Kegiatan ini dilakukan siswa sejak ia masuk
sekolah. Siswa Sekolah Menengah Pertama juga melakukan hal yang sama
sejak ia masuk kelas I.
Kegiatan pengajaran mencakup kegiatan dalam kelas dan kegiatan
pengajaran di luar kelas. Pengajaran kelas dimulai dengan dialog antara guru
dan siswa untuk mengenal bahan mata pelajaran. Kemudian dilanjutkan
dengan guru memberikan tugas atau latihan kepada siswa baik secara
perorangan ataupun secara kelompok. Tugas latihan dikerjakan di sekolah,
2
dan ada juga tugas yang dikerjakan di rumah (tugas rumah). Siswa, baik
perorangan atau berkelompok mulai untuk berlatih mengerjakan tugas dan
latihan yang diberikan oleh guru.
Selain siswa mengerjakan tugas atau latihan yang diberikan oleh guru,
siswa juga mempelajari bahan mata pelajaran atas inisiatif sendiri tanpa
pendampingan dan penugasan dari guru dengan menggunakan buku catatan
yang dimiliki, buku paket mata pelajaran, kamus, televisi dan radio.
Kebiasaan siswa mempelajari secara mandiri bahan mata pelajaran akan
memperlancar siswa untuk mencapai tujuan pendidikan SMP.
Siswa berlatih dan mengenal cara mempelajari bahan mata pelajaran
secara mandiri sehingga ia menguasai dan secara teratur menggunakannya
dalam mengerjakan soal-soal latihan di sekolah, mengerjakan tugas rumah
dan mempelajari sendiri. Siswa yang memiliki kemandirian mempelajari
bahan mata pelajaran dengan baik akan semakin mahir dalam menguasai
bahan dan memahaminya dengan baik serta mampu mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Bimbingan belajar merupakan pemberian informasi dan latihan mengenai
cara berlatih, cara berpraktek dan cara pemecahan masalah yang berkaitan
dengan program pendidikan sekolah oleh guru pembimbing dan siswa baik
perorangan maupun kelompok, sehingga siswa mahir menggunakannya
dalam kegiatan belajarnya. Bimbingan belajar bertujuan, siswa memiliki
sikap dan menggunakan cara-cara mempelajari bahan mata pelajaran
terutama dalam belajar mandiri. Siswa berlatih menghargai dan menyukai
3
setiap kegiatan sekolah dan menggunakan cara mempelajari sendiri bahan
mata pelajaran dengan menggunakan sumber bahan mata pelajaran buku
catatan, buku pelajaran, buku ilmu, kamus, telivisi, radio dan lingkungan
mayarakat melelui bimbingan belajar. Siswa mampu melakukan kegiatan
belajar sendiri atas inisiatif sendiri dengan menyusun jadwal dan teratur
menggunakannya. Timbul pertanyaan: apakah mereka sudah melakukan?
Sejauh mana mereka melakukannya?
Jawaban terhadap pertanyaan di atas dapat diperoleh melalui penelitian.
Penelitian terhadap kelompok siswa dipusatkan pada para siswa tahun ke II
SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 dengan alasan siswa
tahun ke II sudah mampu menyesuaikan diri dalam situasi sekolah dan sudah
stabil dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para
siswa putra tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran
2008/2009?
2. Bagaimana tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para
siswa putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran
2008/2009?
3. Apakah ada perbedaan tingkat kemandirian mempelajari bahan mata
pelajaran para siswa putra dan para siswa putri tahun ke II SMP BOPKRI
3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009?
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kemandirian para
siswa putra dan putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2008/2009 dalam mempelajari bahan mata pelajaran.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan
Konseling untuk mengembangkan program Bimbingan dan Konseling
belajar.
D. Batasan Variabel
1. Kemandirian siswa mempelajari bahan mata pelajaran
Kemandirian siswa mempelajari bahan mata pelajaran adalah
kegiatan siswa mengolah bahan mata pelajaran atas inisiatifnya sendiri
yang terinci dalam penggunaan jadwal belajar, sumber belajar, cara
belajar dan diukur dengan Kuesioner Kemandirian Belajar Siswa. Ada
dua kategori tingkat kemandirian siswa mempelajari bahan mata
pelajaran, yaitu kategori rendah dan tinggi.
2. Jenis kelamin siswa
Jenis kelamin siswa adalah identitas siswa sebagai pria atau wanita.
Ada kelompok siswa putra dan kelompok siswa putri
5
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang dibentuk sedemikian
rupa guna memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat. Selama siswa
bersekolah ia melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terprogram dalam
kurikulum sekolah. Kegiatatan-kegiatan pendidikan yang terjadi di sekolah
meliputi kegiatan pengajaran, bimbingan dan pelatihan. Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 menegaskan bahwa
pendidikan adalah
“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
(Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003 : 5).
Sekolah Mengengah Pertama (SMP) merupakan lembaga pendidikan
formal setelah Sekolah Dasar (SD) dan merupakan persiapan untuk
melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekolah Menengah Pertama
yang akan ditempuh oleh siswa selama tiga tahun ini dilalui tahap demi tahap
yaitu tahun pertama sampai tahun ketiga yang dikenal dengan pengelompokan
kelas dari kelas I, kelas II dan kelas III. Perpindahan jenjang dari Sekolah
Dasar ke jenjang pendidikan lanjut merupakan langkah yang cukup penting
bagi siswa, karena alasan siswa akan mendapat tambahan mata pelajaran yang
berbeda dari jenjang sekolah sebelumnya (Winkel dan Hastuti, 2005: 141)
6
1. Kurikulum SMP
a. Pengertian Kurikulum Sekolah
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Tujuan pendidikan tertentu itu meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal I menegaskan bahwa
kurikulum adalah:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”
(Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 7).
Kurikulum memuat arti kata adalah jarak tempuh yang harus
dilalui dalam batas waktu tertentu. Kemudian kurikulum digunakan
dalam konteks sekolah. Anderson mendefinisikan kurikulum sebagai
“...... the kind and quality of experiences planned and provided by the
school” (Lueck, 1968 : 25). Kurikulum sekolah berarti pengalaman
yang ditempuh siswa pada program pendidikan tertentu. Pengalaman
tersebut dialami tiap-tiap siswa mulai dari siswa masuk sekolah sampai
menamatkan sekolah. Kurikulum sekolah dibentuk dan dilaksanakan
berdasarkan situasi dan kondisi alam, sosial, dan budaya masyarakat
7
b. Isi Kurikulum SMP
Penerapan kurikulum pendidikan dalam sekolah menekankan pada
pendalaman materi melalui proses yang terjadi antara guru dan siswa
dalam kelas, sebab itu pembelajaran yang dilaksanakan melibatkan
peserta didik dan guru sebagai mediator dan fasilitator. Materi-materi
mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa selama proses tertentu
dimuatan dalam isi kurikulum.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 37 ayat 1 menegaskan
bahwa:
“Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu
Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan
Olahraga, Ketrampilan, dan Muatan Lokal” (Departemen
Pendidikan Nasional, 2003: 7).
Kurikulum disusun berdasarkan kebutuhuhan siswa. Kurikulum
sekolah menggambarkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, dan kondisi serta tuntutan lingkungan, terutama yang
berkembang sekarang.
c. Struktur Kurikulum SMP
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran
yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Mata pelajaran satuan pendidikan yang harus dikuasai oleh siswa
sesuai dengan beban belajar, tercantum dalam struktur kurikulum.
8
Struktur kurikulum SMP menurut Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 memuat Mata Pelajaran, Muatan
Lokal Pengembangan Diri dan secara rinci disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 1: Struktur Kurikulum SMP
Komponen
Kelas dan Alokasi
Waktu
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pend Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
2 2 2
10. Teknologi Informasi dan
Komunikasi
2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2
9
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)
Jumlah 32 32 32
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
B. Kegiatan Kelas
1. Pengajaran Kelas
a. Dialog Guru dan Siswa
Guru dan siswa berperan penting dalam proses pencapaian tujuan
kegiatan pengajaran di kelas. Dialog antara guru dan siswa mengenai
bahan mata pelajaran. Di dalam kelas guru menjelaskan materi bahan mata
pelajaran kepada siswa. Guru juga bertanya kepada siswa tentang
penguasaan materi yang akan dipelajari, kemudian dilanjutkan dengan
tugas latihan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
pengetahuan dan menerapkan pengetahuan yang terhadap tugas latihan.
Tugas yang dikerjakan secara individu maupun kelompok. Tugas itu ada
yang dikerjakan di sekolah dan ada juga yang dikerjakan di rumah. Tugas
yang dikerjakan dirumah biasa dikenal dengan tugas rumah. Hasil siswa
dalam mengerjakan tugas akan tampak dalam penyelesaian tugas tersebut.
b. Siswa Latihan di Kelas
Mempelajari bahan mata pelajaran dikelas merupakan proses tindakan
siswa dalam berlatih mengolah bahan mata pelajaran, bahan bimbingan
dan bahan pelatihan, menurut cara yang sudah diajarkan oleh guru
10
sehingga ia memperoleh kemampuan baru dan menyempurnakan
kemampuan yang sudah di miliki sebelumnya. Kegiatan ini berupa latihan
yang diberikan guru kepada siswa secara individual maupun secara
kelompok dengan menggunakan petunjuk yang sudah diberikan oleh guru
sebelumnya.
Siswa yang mengerjakan tugas secara individu, mengerjakan tugas
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Siswa yang mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas secara individual dapat bertanya
kepada guru untuk mengatasi kesulitannya. Hal yang dapat dilakukan
berupa, membuat ringkasan bahn-bahan pelajaran yang telah dipelajari,
menghafalkan bahan-bahan pelajaran, mengerjakan soal latihan, membaca
bahan-bahan pelajaran dari berbagai sumber informasi selain buku-buku
pelajaran, dan lain sebagainya.
Begitu juga dengan tugas yang dikerjakan secara kelompok, siswa
mulai masuk dalam kelompok untuk mengerjakan tugas mereka. Siswa
yang mengalami kesulitan dapat bertanya kepada siswa lain dalam
kelompok untuk mendapat pemahaman, demikian juga sebaliknya siswa
yang sudah memahami bahan dapat membantu siswa lain yang mengalami
kesulitan. Adapun yang dapat dilakukan belajar dalam kelompok antara
lain, membahas penyelesaian soal-soal yang sulit, saling bertanya jawab
untuk memperdalam penguasaan bahan-bahan pelajaran, dan
mendiskusikan bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti.
11
2. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar dalam sekolah berbentuk bimbingan kelas.
Bimbingan kelas merupakan kegiatan sekelompok siswa atau mahasiswa
yang berkumpul dalam satu kelas untuk kegiatan pengajaran (Winkel dan
Hastuti, 2005: 561). Bimbingan belajar merupakan suatu kegiatan
bimbingan antara guru pembimbing dan siswa dalam satu ruang kelas
untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing.
a. Latihan Pengaturan Jadwal Belajar
Siswa mempelajari bahan mata pelajaran yang diberikan oleh guru,
di luar sekolah diatur oleh siswa sendiri. Siswa perlu mengatur jadwal
mempelajari bahan mata pelajaran terutama dalam belajar mandiri.
Pengaturan jadwal belajar dapat membantu siswa untuk melakukan
belajar yang maksimal.
Siswa perlu menyadari pentingnya sebuah jadwal belajar. Jadwal
belajar yang digunakan dengan baik dapat membantu siswa untuk
mempelajari bahan mata pelajaran secara teratur, sehingga waktu yang
dimiliki tidak terbuang. Pembuatan jadwal belajar, penting dilakukan
oleh tiap siswa setiap masuk tahun ajaran baru (Gie, 1988: 74).
b. Latihan Sikap Belajar
Sikap merupakan keadaan psikologis dimana individu mulai
memutuskan untuk berprilaku terhadap situasi. Allport mengemukakan
bahwa sikap adalah “keadaan mental dan syaraf dari kesiapan yang
diatur melalui pengalaman yang memberikan pengeruh dimamik atau
12
terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang
berkaitan dengannya.”
Sikap belajar yang baik juga perlu dimiliki oleh siswa. Sikap
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk merespon
sesuatu pilihan, baik respon menolak atau menerima sesuatu. Sikap
siswa mempelajari bahan mata pelajaran berupa respon menerima atau
menolak mata pelajaran. Sikap siswa yang menerima mata pelajaran
akan mendorong siswa menggunakan waktunya untuk mempelajari
bahan mata pelajaran yang ditugaskan oleh guru dan mempelajari bahan
mata pelajaran atas inisiatif sendiri.
c. Latihan Penggunaan Sumber Bahan Tertulis
Buku catatan, buku ilmu, buku bahan mata pelajaran dan lain-lain
sebagai sumber bahan tertulis dapat digunakan siswa untuk mempelajari
bahan mata pelajaran. Guru pembimbing menuntun siswa berlatih
menggunakan sumber bahan tertulis. Latihan penggunaan sumber
belajar tertulis dapat dilakukan dengan latihan menggunakan metode
SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Uraian mengenai
metode SQ3R sebagai berikut:
1) Langkah Orientasi (Survey)
Pada langkah ini siswa mengamati secara keseluruhan untuk
memperoleh gambaran secara umum mengenai isi tiap judul
dengan memusatkan diri pada tiap bagian judul. Tujuan utama dari
13
langkah ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai nomor
urut bahan yang akan dipelajari.
2) Langkah Bertanya (Question)
Pada langkah ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada
tiap nomor urut bahan hasil orientasi dan pertanyaan-pertanyaan ini
akan dicari jawabannya lebih lanjut. Pertanyaan ini mengenai kata-
kata baru yang belum dimengerti oleh siswa, isi masing-masing
kalimat, dan isi tiap alinea. Pertanyaan dirumuskan secara tertulis
dan dipusatkan menurut urutan bagian-bagian bahan tertulis.
3) Langkah Membaca (Read)
Pada langkah ini siswa membaca tiap nomor urut bahan dan
mencari jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti
yang disebutkan pada nomor 2 di atas. Tujuan utama dari kegiatan
membaca dengan cara ini adalah siswa memahami secara terinci isi
bacaan.
4) Langkah Merumuskan (Recite)
Pada langkah ini siswa merumuskan kembali dalam bahasa sendiri
arti kata-kata yang baru dibacanya. Disini terletak makna
“mereproduksi”. Dengan langkah ini siswa dapat mengetahui
apakah yang dirumuskannya benar atau tidak, dilihat dari isi
bacaan.
14
5) Langkah Merangkum (Review)
Pada langkah ini siswa merangkum atau memadukan semua yang
sudah dirumuskan menjadi satu keseluruhan. Dengan langkah ini
siswa memperdalam pengetahuan dan pengertiannya terutama
tentang hubungan-hubungan isi bahan satu sama lain, juga dengan
pengetahuan dan pengertian yang sudah dimilikinya.
Bimbingan belajar yang dilaksanakan ini semakin membantu siswa
dalam kegiatan akademiknya, sebab siswa menguasai cara
menggunakan sumber bahan tertulis.
d. Latihan Penggunaan Sumber Bahan: Lingkungan Masyarakat
Kegiatan dan apa yang terjadi di masyarakatyang terjadi di
masyarakat sekitar dapat digunakan siswa sebagai sumber bahan.
Sumber bahan yang terjadi di masyarakat dapat berupa orang-orang dan
lingkungan sekitar. Penggunaan masyarakat sebagai sumber bahan
dikenal dengan metode projek. Guru pembimbing menuntun siswa
berlatih menggunakan metode ini. Berikut langkah-langkah yang dilalui
dalam metode proyek:
1) Siswa memilih permasalahan dalam hidup sehari-hari yang
menarik perhatiannya dan ingin ia pecahkan. Sebelum
memecahkan masalah itu, siswa harus sungguh-sungguh menyadari
permasalahannya. Siswa lalu menegaskan masalah-masalah yang
terkandung didalamnya dan merumuskannya dalam bentuk-bentuk
15
pertanyaan. Siswa membuat rumusan-rumusan pertanyaan yang
akan dijawab.
2) Siswa mengajukan jawaban-jawaban sementara terhadap tiap
pertanyaan itu berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Jawaban sementara berupa rumusan-rumusan sementara.
3) Siswa mengadakan observasi lapangan dan mengumpulkan
informasi-informasi yang dibutuhkan dalam menjawab tiap
pertanyaan.
4) Siswa menganalisis informasi-informasi yang sudah terkumpul dan
mengaitkannya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah
dibuatnya tadi.
5) Siswa membandingkan hasil-hasil analisis dengan jawaban-
jawaban semantara di atas dan pada akhirnya siswa menarik
kesimpulan-kesimpulan sendiri.
Metode ini digunakan siswa untuk memahami masalahnya yang
terjadi dalam masyarakat secara ilmiah.
C. Kemandirian Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran
1. Pengertian Kegiatan Mandiri Siswa
Menurut Barnadib (1982), kemandirian meliputi "perilaku mampu
berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa
percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang
lain”. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Kartini dan Dali (1987) yang
16
mengatakan bahwa kemandirian adalah “hasrat untuk mengerjakan segala
sesuatu bagi diri sendiri” (Mu’tadin, 2002: e-psikologi.com).
Latihan mandiri atau independent study menurut Houle adalah
merupakan
“….a wholly self-guided way of designing and controlling an
educational activity, it can be examined in depth only by one who
analyzes his own experience on that reported to him” (Houle,
1987: 91).
Latihan mandiri siswa disini merupakan kegiatan siswa mempelajari
bahan mata pelajaran atas inisiatif sendiri untuk mengembangkan potensi
diri yang tidak terikat dengan kehadiran guru. Skager menyebutnya
“studying independently is obviously indicate of self direction”
(Skager,1984: 104).
Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara
bebas menentukan tujuan belajarnya, arahan belajarnya,
merencanakan proses belajarnya, strategi belajarnya,
menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, membuat
keputusan-keputusan akademik dan melakukan kegiatan-kegiatan
untuk tercapainya tujuan belajarnya (Yamin, 2007: 115)
Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara
kumulatif selama perkembangan. Individu akan terus berusaha untuk
bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan.
Individu lalu berusaha berpikir dan bertindak sendiri. Dengan
kemandiriannya seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat
berkembang tanpa bergantung penuh pada orang lain.
Kegiatan mandiri siswa berarti siswa memiliki keinginan atas inisiatif
sendiri untuk berlatih di luar kelas dan siswa berlatih sendiri. Latihan ini
17
berupa mempelajari bahan mata pelajaran termasuk latihan mengerjakan
soal-soal yang terdapat di buku ilmu tanpa perintah guru. Siswa yang
melakukan kegiatan belajar atas inisiatif sendiri dapat dibedakan menjadi
dua tingkat yaitu: siswa yang tingkat belajar mandirinya tinggi dan siswa
yang tingkat belajar mandirinya rendah (Skager, 1984: 177).
2. Kegiatan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Secara Mandiri
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang diatur oleh siswa sendiri,
dengan demikian siswa membuat jadwal sendiri dan memilih sendiri
sumber bahan yang akan digunakan. Belajar mandiri yang dilaksanakan
oleh siswa berdasarkan keinginan atau inisiatif sendiri, dengan begitu
siswa memiliki kesempatan untuk mempelajari bahan ajar. Belajar atas
inisiatif sendiri merupakan sarana untuk mengembangkan pribadi siswa.
Kegiatan belajar mandiri yang dilaksanakan siswa dapat membantu siswa
dalam mengembangkan kemampuan dan kompetensi-kompetensi yang
sudah dimiliki sebelumnya dan selanjutnya dapat digunakannya untuk
mendapatkan informasi-informasi baru sehingga membuat siswa semakin
memahami situasi di lingkungan sekitarnya.
Kegiatan belajar mandiri siswa dapat berupa meringkas materi dan
mengerjakan soal-soal latihan dengan bantuan buku catatan, buku paket
mata pelajaran, jurnal penelitian, majalah, internet, media audiovisual
a. Cara menggunakan buku catatan
Buku catatan tiap mata pelajaran sangat penting karena buku catatan
merupakan hasil rangkuman tiap pertemuan antara guru dengan siswa.
18
Buku catatan akan membantu siswa dalam mengingat kembali pokok
pembicaraan yang terjadi dalam kelas. Buku catatan dapat digunakan
dengan cara membaca kembali dan menghafal informasi, kemudian
informasi yang sudah ada dirumuskan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi.
b. Cara menggunakan buku paket mata pelajaran
Buku paket yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk
digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku paket yang digunakan
sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata pelajaran tidak harus
hanya satu jenis. Mempelajari dan menggunakan bahan tertulis ini
dapat dipelajari dengan metode SQ3R (Survey, Question, Read,
Recite, Review).
c. Cara menggunakan buku kamus
Buku kamus merupakan kumpulan kosa kata yang diterbitkan.
Terdapat banyak jenis kamus, bik itu kamus bahasa maupun kamus
disiplin ilmu. Siswa menggunakan buku kamus untuk mencari arti
kata-kata yang baru yang belum ia mengerti, dengan metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review). Setelah siswa menemukan
arti kata-kata tersebut siswa menghafalkan artinya dan
menggunakannya mempelajari sumber bahan yang lain.
d. Cara menggunakan majalah.
Penerbitan berkala seperti Majalah, Koran banyak memuat informasi
yang berkenaan dengan bahan ajar. Penyajian dalam koran-koran atau
19
Majalah mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah
dipahami. Siswa menggunakan majalah sebagai media informasi
untuk menambah pengetahuannya. Media seperti ini juga dapat
dipelajari dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question,
Read, Recite, Review).
e. Cara menggunakan internet
Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet
kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar. Bahkan
satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita
peroleh melalui internet. Menggunakan media seperti ini siswa dapat
mengakses alamat website yang diinginkan dan menemukan informasi
yang ada didalamnya.
f. Cara menggunakan media audiovisual (Radio, TV, VCD,
dan kaset audio)
Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk
berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi,
kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi. Biasanya
dalam acara Discovery Canel. Siswa dapat menggunakan media ini
untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan,
mengamati, memahami dan merumuskan kembali sesuai dengan
masalah yang inin diselesaikan
20
g. Cara menggunakan lingkungan sekitar
Berbagai lingkungan seperti pengetahuan akan lingkungan alam,
lingkungan sosial, lengkungan seni budaya, yang terjadi di masyarakat
dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar. Siswa dapat melakukan
observasi terhadap sejumlah peristiwa yang ingin diketahui di
masyarakat dengan menggunakan metode proyek.
Kegiatan siswa dalam mempelajari bahan mata pelajaran dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu menghafal, menggunakan,
menemukan, dan memilih. Siswa menghafal; Ada dua jenis menghafal,
menghafal kata-kata dan menghafal arti seperti merumuskan apa adanya.
Terdapat materi pelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa
adanya. Sebaliknya ada juga materi pelajaran yang dapat diungkapkan
dengan bahasa atau kalimat sendiri. Siswa menggunakan/mengaplikasikan;
Materi yang dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau
diaplikasikan.
D. Jenis Kelamin Siswa
Masa pembuahan merupakan salah satu bagian terpenting dalam
hidupan. Jenis kelamin sebagai istilah biologis berdasarkan pada perbedaan
anatomi dan fisik antara laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin selalu
merujuk pada individu, dan peran sosial, yang mampu menunjukan identitas
seorang laki-laki atau perempuan dalam lingkunganmya (Baron, 2003: 187)
21
Jenis kelamin anak mempengaruhi perkembangan anak. Pengaruh jenis
kelamin pada perkembangan berasal dari kondisi hormon. Sejak anak
dilahirkan akan muncul tekanan sosial yang kuat dari lingkungan pada anak
untuk pola budaya bagi jenis kelaminnya. Sepanjang masa kanan-kanak baik
laki-laki maupun perempuan kehidupan sosial mereka dibentuk oleh keluarga,
selanjutnya dibentuk oleh teman sebaya baik di lingkungan rumah maupun
sekolah dan kemudian kelompok masyarakat sesuai dengan jenis kelaminnya.
Sebuah penelitian membuktikan bahwa orang tua tiga kali lebih lama
bercakap-cakap dengan anak laki-lakinya seputar ilmu pengetahuan dibanding
dengan anak perempuan. Sementara topik diluar sains, lama percakapan telatif
sama. (Hurlock, 2005 : 56-57; Baron, 2003: 189)
Hasil temuan ini akhirnya dapat menjelaskan bahwa perbedaan jenis
kelamin mempengaruhi minat anak terhadap ilmu pengetahuan. Minat
terhadap ilmu pengetahuan, anak laki-laki tampak lebih pantas dibanding
dengan anak perempuan. Tingkah laku laki-laki cendrung lebih kuat, dominan,
asertif, sementara wanita lebih cenderung perhatian, peduli, sensitif, dan
ekspresif secara emosional. (Baron, 2003: 187-191)
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei.
“Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status
gejala pada saat penelitian dilakukan” (Furchan, 2005: 447). Penelitian
deskriptif yang dilakukan ini bersifat murni, artinya tidak ada perlakuan yang
dikendalikan oleh peneliti seperti pada penelitian eksperimen. Tujuan
penelitian dengan metode survei ini bertujuan mengumpulkan informasi
tentang variabel dan mendeskripsikan tingkat kemandirian mempelajari bahan
mata pelajaran para siswa tahun ke II (kelas II) SMP BOPKRI 3 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2008/2009
B. Alat Pengumpul Data
1. Kuesioner tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner tingkat kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran. Kuesioner
ini disusun berdasar masalah penelitian, variabel penelitian, dan isi kajian
teoritis. Kuesioner yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah
kuesioner yang terdiri dari empat bagian, yaitu bagian yang pertama berisi
identitas, bagian yang kedua berisi tujuan, bagian yang ketiga petunjuk dan
bagian ke empat berisi 64 pernyataan tentang tingkat kemandirian
23
mempelajari bahan mata pelajaran para siswa tahun ke II (kelas II) SMP
BOPKRI 3 Yogyakarta
2. Validitas dan Reliabilitas
Penelitian selalu bergantung pada pengukuran, alat ukur penelitian
digunakan untuk memperoleh data tentang variabel. Ada dua ciri penting
yang harus dimiliki oleh alat ukur yaitu validitas dan reliabilitas (Furchan,
2005: 293).
a. Validitas
Validitas menunjuk pada “sejauh mana suatu alat mampu
mengukur apa yang sebenarnya diukur oleh alat tersebut” (Furchan,
2005: 293). Validitas suatu alat selalu bergantung kepada situasi dan
tujuan khusus penggunaan alat yang bersangkutan (Furchan, 2005:
294). Item-item kuesioner disusun berdasarkan uraian BAB II
mengenai tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para
siswa tahun ke II SMP.
Kuesioner tingkat kemandirian mempelajari bahan mata
pelajaran, disusun berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian,
dan kajian teoritis dengan maksud item-item kuesioner mengenai hal-
hal yang harus diukur (valid). Kisi-kisi kuesioner tertuang dalam tabel
dibawah ini.
24
Tabel 2: Kisi-kisi kuesioner penelitian
No. Aspek-aspek Nomor item
1. Menggunakan jadwal 1, 2, 3, 4,
2. Menggunakan buku catatan di rumah 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12
3. Menggunakan buku paket mata
pekajaran di rumah
13, 14, 15, 1617, 18,
19, 20, 21, 22, 23, 24
4. Menggunakan buku kamus di rumah 25, 26, 27, 28
5. Menggunakan majalah di rumah 29, 30, 31, 32,
6. Menggunakan internet di
rumah/warnet
33, 34, 35, 36, 37, 38,
7. Menggunakan audio visual (Kaset
rekaman suara, VCD, dan Tv) di
rumah
39, 40, 41, 42, 43, 44,
45, 46, 47, 48, 49,50,
51, 52, 53, 54, 55, 56,
8. Menggunakan lingkungan sekitar
rumah
57, 58, 59, 60, 61, 62,
63, 64
Tingkat validitas kuesioner ditunjukan oleh koefisien validitas.
Koefisien validitas kuesioner oot
r = 0,91
b. Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat ukur menunjuk pada “derajat keajekan alat
tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya” (Furchan, 2005:
310). Derajat keajegan ditunjuk oleh koefisien realibilitas. Reliabilitas
ditentukan oleh keadaan sampel dan jumlah item. Semakin banyak
25
item, semakin luas wilayah pengukuran dan diharapkan memberikan
hasil yang dipercaya. Koefisien reliabilitas tt
r = 0,84
Hasil penelitian menunjukan bahwa koefisien validitas dan
koefisien reliabilitas kuesioner kemandirian mempelajari bahan mata
pelajaran sebagai berikut:
Tabel 3: Koefisien validitas dan reliabilitas kuesioner kemandirian
mempelajari bahan mata pelajaran
Koefisien Hasil penelitian
Validitas 0,91
Reliabilitas 0,84
Koefisien validitas dan reliabilitas diinterpretasikan dengan
mengacu pada pedoman yang dikemukakan oleh Garrett (1967 : 176)
berikut ini.
Tabel 4: Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,70 - ±1,00 Tinggi – sangat tinggi
0,40 - ±0,70 Cukup
0,20 - ±0,40 Rendah
0,00 - ±0,20 Tidak ada – sangat rendah
Jadi, validitas dan reliabilitas kuesioner kemandirian mempelajari
bahan mata pelajaran termasuk dalam klasifikasi tinggi-sangat tinggi.
26
3. Skoring
Pernyataan berisi tentang kemandirian mempelajari bahan mata
pelajaran para siswa tahun ke II. Ada empat pilihan jawaban yaitu;
selalu, banyak kali, kadang-kadang dan tidak pernah. Skor tiap pilihan
jawaban tertuang dalam tabel berikut.
Tabel 5: Skor kuesioner
Selalu Banyak kali Kadang-kadang Tidak pernah
4 3 2 1
4. Kategori tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran
Ada dua kategori tingkat kemandirian mempelajari bahan mata
pelajaran para siswa yaitu rendah dan tinggi. Penentuan kategori ini
berdasarkan pertimbangan :
a. Perkembangan diri siswa berkaitan dengan hal tertentu, ada siswa
yang maju seperti yang diharapkan dan ada siswa yang belum.
Misalnya dalam hal penyesuaian diri, ada siswa yang menyesuaikan
diri dengan baik dan ada siswa yang belum menyesuaikan diri dengan
baik. Begitu pula dalam perkembangan tingkat kemandirian
mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putra dan putri.
b. Pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk memahami keadaan
variabel menggunakan nilai-nilai statistik Mean.
27
C. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua siswa putra dan putri tahun ke II
SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Sebanyak 105 siswa.
Populasi ini merupakan populasi terbatas.
D. Pengumpulan Data
Kuesioner yang telah disusun, dipergunakan untuk mengumpulkan data
penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2009 di SMP BOPKRI 3
Yogyakarta yang melibatkan 49 putera dan 56 puteri, melalui tahap-tahap
berikut.
1. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SMP BOPKRI 3 Yogyakarta
melalui guru BK.
2. Meminta surat pengantar penelitian dari Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
3. Menyerahkan surat pengantar penelitian dari Program Studi Bimbingan
dan Konseling kepada koordiantor BK.
4. Melakukan koordinasi dengan Koordinator Bimbingan dan Konseling
untuk pengaturan jadwal penelitian.
28
E. Teknik Analisis Data
1. Perhitungan koefisien reliabilitas kuesioner dengan teknik belah dua :
a. Menghitung koefisien korelasi skor-skor ganjil dan genap dengan
teknik korelasi product-moment dari Pearson, dengan rumus :
xyr =
2222YYNXXN
YXXYN (Arikunto, 1993: 254)
Keterangan :
xy
r : Koefisien korelasi ganjil genap
N : Jumlah subyek
X : Skor-skor item belahan ganjil
Y : Skor-skor item belahan genap
b. Menghitung koefisien reliabilitas (tt
r ) dengan rumus Spearman and
Brown:
ttr =
xy
xy
r
r
1
2 (Guilford, 1965 : 457)
Keterangan :
tt
r : Koefisien reliabilitas
xy
r : Koefisien korelasi skor ganjil-genap
29
2. Perhitungan koefisien validitas kuesioner dengan rumus :
oot
r =tt
r (Guilford, 1965 : 443)
Keterangan Rumus :
oot
r : Koefisien validitas
tt
r : Koefisien reliabilitas
3. Mean
Mean merupakan nilai kelompok yang dipandang konstan dan karena
itu digunakan untuk menetapkan batas tinggi atau rendah suatu skor. Skor
yang < Mean dikategorikan rendah. Skor yang ≥ Mean dikategorikan
tinggi. Perhitungan mean skor total menggunakan :
N
XM
Keterangan Rumus :
M : Mean
X : Jumlah skor
N : Jumlah siswa
4. Chi-Kuadrat
Chi-Kuadrat digunakan untuk menghitung perbedaan tingkat
kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putra dan putri.
Derajat Kebebasan (db)= 1 dengan Taraf Signifikansi 5%. Rumus yang
digunakan dalam menghitung Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:
30
χ2 =
)()(
2
DBCADCBA
BCADN
Keterangan :
χ² : Chi-Kuadrat
N : Jumlah subjek
A : Jumlah pada kolom 1 baris 1
B : Jumlah pada kolom 2 baris 1
C : Jumlah pada kolom 1 baris 2
D : Jumlah pada kolom 2 baris 2
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Tingkat Kemandirian Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Para Siswa putra
tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009
Kemandirian siswa mempelajari bahan mata pelajaran adalah
kegiatan siswa mengolah bahan mata pelajaran atas inisiatifnya sendiri
mencakup penggunaan jadwal belajar, sikap belajar, sumber belajar, cara
belajar dan diukur dengan Kuesioner Kemandirian Belajar Siswa. Ada
dua kategori tingkat kemandirian siswa mempelajari bahan mata
pelajaran, yaitu kategori rendah dan tinggi. Patokan yang digunakan
untuk menentukan skor yang termasuk kategori tinggi adalah Mean.
Mean = 130. Skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi dan skor < Mean
termasuk kategori rendah. Penggunaan dua kategori yaitu rendah dan
tinggi berdasarkan pertimbangan bahwa dalam perkembangan diri siswa.
Ada siswa yang maju seperti yang diharapkan dan ada siswa yang belum.
Penggunaan Mean sebagai patokan berdasarkan pendekatan kuantitatif
statistik dan nilai Mean dipandang sebagai nilai tendensi sentral yang
stabil. Hasil analisis disajikan dalam tabel berikut.
32
Tabel 6: Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para
siswa putera tahun ke II SMP BOPKRI 3 Tahun Ajaran
2008/2009.
Kemandirian Jumlah
Tinggi 31
Rendah 18
Jumlah siswa 49
Berdasarkan hasil di atas disimpulkan bahwa jumlah siswa putera
yang termasuk kategori tinggi dalam kemandirian mempelajari bahan
mata pelajaran lebih banyak (63,27%) daripada jumlah siswa putera yang
termasuk dalam kategori rendah dalam kemandirian mempelajari bahan
mata pelajaran (36,73%).
2. Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putri
tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009
Tingkat kegiatan belajar mandiri digolongkan menjadi dua tingkat
yaitu rendah dan tinggi. Patokan yang digunakan untuk menentukan skor
yang termasuk kategori rendah dan skor yang termasuk kategori tinggi
adalah Mean. Mean = 130 Skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi skor <
Mean termasuk kategori rendah. Hasil analisis disajikan dalam tabel
berikut ini.
33
Tabel 7: Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para
siswa puteri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Tahun Ajaran
2008/2009.
Kemandirian Jumlah
Tinggi 23
Rendah 33
Jumlah Siswa 56
Berdasarkan hasil di atas disimpulkan bahwa jumlah siswa puteri
yang termasuk kategori rendah dalam kemandirian mempelajari bahan
mata pelajaran lebih banyak (58,93%) daripada jumlah siswa yang
termasuk kategori tinggi dalam kemandirian mempelajari bahan mata
pelajaran (41,07%).
3. Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian
Ada perbedaan signifikan antara tingkat kemandirian mempelajari bahan
mata pelajaran para siswa putera dan puteri tahun ke II SMP BOPKRI 3
Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.
Hipotesis statistik
Terdapat perbedaan secara signifikan antara jumlah siswa putera dan
jumlah siswa puteri dalam tingkat kemandirian mempelajari bahan mata
pelajaran.
34
Hipotesis nol
Tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara jumlah siswa puteri
dan jumlah siswa puteri dalam tingkat kemandirian mempelajari bahan
mata pelajaran.
Uji hipotesis dengan mengunakan teknik Chi-Kuadrat. Perhitungan
nilai Chi-Kuadrat dengan menggunakan data pada tabel 2 × 2 berikut ini.
Tabel 8: Distribusi frekuensi kemandirian mempelajari bahan mata
pelajaran para siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3 Tahun
Ajaran 2008/2009.
JK
TKM
L P ∑
T 31 23 54
R 18 33 51
∑ 49 56 105
2 =
)()(
2
DBCADCBA
BCADN
= 56495154
4141023105 ²
= 27442754
609105 ²
= 976.556.7
370.881105
= 976.556.7
505.942.38
2 = 5,15
35
Nilai Chi-Kuadrat = 5,15. Nilai ini lebih besar dari nilai 2 tabel
3,841. Jadi, ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat kemandirian
mempelajari bahan mata pelajaran antara para siswa putera dan para
siswa puteri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yoyakarta Tahun Ajaran
2008/2009.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran
pata siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009
adalah; (1) Jumlah siswa putera yang termasuk kategori tinggi dalam
kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran lebih banyak (63,27%)
daripada jumlah siswa putera yang termasuk dalam kategori rendah dalam
kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran (36,73%). (2) Jumlah siswa
puteri yang termasuk kategori rendah dalam kemandirian mempelajari bahan
mata pelajaran lebih banyak (58,93%) daripada jumlah siswa yang termasuk
kategori tinggi dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran
(41,07%). (3) Terdapat perbedaan yang singifikan dalam kemandirian
mempelajari bahan mata pelajaran, antara siswa putra dan siswa putri tahun
ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta.
Aktivitas siswa di sekolah maupun di luar sekolah, terpusat pada
pelaksanaan program pendidikan siswa. Siswa mempelajari bahan mata
pelajaran, melakukan kegiatan ekstrakulikuler dan kegiatan-kegiatan
pengembangan diri. Siswa perlu melakukan kegiatan secara teratur dan tetap
36
serta menggunakan cara berlatih yang sistematik. Siswa membuat jadwal
belajar dan siswa menggunakannya untuk mempelajari bahan mata pelajaran.
Dengan demikian lambat laun siswa akan membentuk suatu kebiasaan
mempelajari bahan pelajaran secara mandiri.
Siswa sadar akan tugasnya yang harus ia selesaikan dengan baik akan
mengerjakan tugas-tugasnya baik tugas yang diberikan oleh guru maupun
yang ia rencanakan sendiri.
Siswa memiliki beberapa alasan dalam kegiatan belajar mandiri antara
lain; (1) para siswa sadar akan pentingnya kemandirian dalam mempelajari
bahan mata pelajaran, (2) para siswa sadar akan pentingnya membuat jadwal
belajar dan dorongan untuk menggunakannya, (3) siswa berlatih
menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review).
Siswa yang memiliki kesadaran dan dorongan di atas karena ia
menempuh kegiatan pelayanan konseling, terutama kegiatan bimbingan dan
konseling belajar. Guru pembimbing menuntun siswa berlatih membuat
jadwal belajar, berlatih menggunakan sumber bahan tertulis dan membarikan
motivasi-motivasi terkait kegiatan belajar mandiri. Siswa juga berlatih
menggunakan sumber belajar tertulis dengan menggunakan metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review). Hasil dari bimbingan belajar yang
dilaksanakan adalah siswa semakin menguasai cara mempelajari
menggunakan bahan dari sumber bahan tertulis, maupun masyarakat.
37
37
BAB V
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Kesimpulan hasil penelitian tingkat kemandirian mempelajari bahan mata
pelajaran pata siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran
2008/2009 adalah;
1. Jumlah siswa putera yang termasuk kategori tinggi dalam kemandirian
mempelajari bahan mata pelajaran lebih banyak (63,27%) daripada
jumlah siswa putera yang termasuk dalam kategori rendah dalam
kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran (36,73%).
2. Jumlah siswa puteri yang termasuk kategori rendah dalam kemandirian
mempelajari bahan mata pelajaran lebih banyak (58,93%) daripada
jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi dalam kemandirian
mempelajari bahan mata pelajaran (41,07%).
3. Terdapat perbedaan yang singifikan dalam kemandirian mempelajari
bahan mata pelajaran, antara siswa putra dan siswa putri tahun ke II SMP
BOPKRI 3 Yogyakarta.
38
B. Saran Untuk Kegiatan Bimbingan
Ada dua saran untuk pengembangan kegiatan bimbingan di SMP
BOPKRI 3 Yogyakarta:
1. Kegiatan bimbingan belajar perlu dikembangkan dengan kerjasama antara
guru pembimbing dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan staf
pengajar yang lain, demi perkembangan siswa. Program bimbingan
belajar difokuskan pada pengembangan sikap positif siswa terhadap
kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran. Siswa perlu dilatih cara
mempelajari bahan mata pelajaran secara teratur dan tetap baik cara
berlatih di kelas, cara berlajar di rumah, sampai pada cara belajar
mandiri. Selain itu, siswa juga dilatih untuk membuat jadwal belajar
sendiri. Jadwal belajar biasanya akan lebih menyadarkan siswa akan
tugasnya sebagai pelajar. Pengaturan jadwal belajar yang tepat dapat
membantu siswa untuk melakukan belajar yang maksimal.
2. Kegiatan bimbingan belajar terus ditingkatkan, khusus bagi mereka yang
rendah dalam melaksanakan kegiatan belajar mandiri. Program
bimbingan belajar bagi siswa bertujuan untuk mendorong siswa yang
masih memiliki tingkat kegiatan belajar mandiri rendah dan dipusatkan
pada latihan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read,
39
Recite, Review) dalam mempelajari sumber bahan tertulis dan
masyarakat. Guru pembimbing melatih siswa bagaimana menggunakan
metode SQ3R ini ke dalam kelompok-kelompok kecil. Tiap siswa dilatih
secara berulang-ulang sehingga siswa mahir dalam menggunakan metode
yang diajarkan. Dengan demikian siswa yang masih memiliki tingkat
kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran rendah dapat
menggunakan metode SQ3R ini dengan baik, baik secara individu
maupun kelompok.
40
DAFTAR PUSTAKA
Baron, Robert A. dan Byrne, Donn. 2003. Psikologi sosial. Ciracar, Jakarta.
Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang System Pendidikan
Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jendral
Departemen Pendidikan Nasional.
Furchan, Arief H. 2005. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Gie,The Liang. 1988. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan
Studi.
Guilford, J. P. 1965. Fundamental Statistics In Psychology And Education. 4th
.
Ed. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.
Garret, Henry. 1976. Statistics In psychology and Education. Landon: Longmans
Geen and Co, Ltd.
Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik Jilid II. Yogyakarta: Andi
Lueck, William R. 1968. Effective Secondary Education. United States of
America: Burgess Publishing Company.
Mu'tadin, Zainun. 2002. Artikel: Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis
Pada Remaja. e-psikologi.com
Houle, Cyril. 1978. The Design Of Education. San Fransisco, California: Jossey-
Bass Publishers.
Pasaribu, L. & Simanjuntak, B. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Tarsito.
Skager, R. 1984. Organizing Schools to Encourage Self- Direction in Learners.
New York: Fergamon Fress.
Sears, Dkk. 1985. Psikologi Sosial. Jakarta. Erlangga.
Winkel, WS. dan Hastuti, Sri. 2005. Bimbingan dan Konseling di Instirusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
41
Wlodkowski, Raymond J. & Jaynes, Judith H. 2004. Hasrat Untuk Belajar:
terjemahan Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Yamin, H. Martin. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta.
42
KUESIONER
KEMANDIRIAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN
Identitas
1. Jenis kelamin : ......................................
2. Kelas/ tahun ke : ......................................
A. Tujuan:
Kuesioner ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai
tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa tahun ke II
SMP BOPKRI 3 Yogyakarta. Anda diharapkan menjawab kuesioner
kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran ini secara jujur sesuai dengan
keadaan diri Anda.
B. Petunjuk:
Dibawah ini terdapat 64 pernyataan mengenai kemandirian mempelajari
bahan mata pelajaran. Pilihlah jawaban dengan cara memberi tanda centang
(√) pada salah satu pilihan jawaban di lembar jawab yang tersedia.
Tugas Anda bacalah setiap pernyataan dan nilailah/tentukanlah berapa
sering Anda mengalami apa yang dinyatakan dalam item-item tersebut sesuai
dengan keadaan diri Anda sendiri. Jawablah semua pernyataan jangan ada
yang terlewati!
Adapun arti alternatif jawaban tersebut adalah:
SL : bila pernyataan tersebut Selalu anda alami (SL)
BK : bila pernyataan tersebut Banyak kali anda alami (BK)
KK : bila pernyataan tersebut Kadang-kadang anda alami (KK)
TP : bila pernyataan tersebut Tidak pernah anda alami (TP)
C. Item-item
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SL BK KK TP
1. Saya membuat jadwal belajar setiap semester
baru
2. Saya membuat jadwal belajar setiap semester
baru bersama teman-teman
3. Saya belajar dengan teratur sesuai jadwal
sendiri
Lampiran 1
43
4. Saya belajar dengan teratur sesuai jadwal
bersama teman-teman
5. Saya menghafal isi bahan pelajaran dari buku
catatan
6. Saya menghafal isi bahan pelajaran dari buku
catatan bersama teman-teman
7. Saya merumuskan kembali isi buku catatan
8. Saya merumuskan kembali isi buku catatan
bersama teman-teman
9. Saya berlatih menggunakan rumus-rumus
yang ada di buku catatan
10. Saya berlatih menggunakan rumus-rumus
yang ada di buku catatan bersama teman-teman
11. Saya berlatih ulang mengerjakan soal-soal
latihan yang ada di buku catatan
12. Saya berlatih ulang mengerjakan soal-soal
latihan yang ada di buku catatan bersama
teman-teman
13. Saya menghafal isi bahan mata pelajaran dari
buku pelajaran
14. Saya menghafal isi bahan mata pelajaran dari
buku pelajaran bersama teman-teman
15. Saya mencatat kata-kata penting yang ada di
buku pelajaran
16. Saya mencatat kata-kata penting yang ada di
buku pelajaran bersama teman-teman
17. Saya merumuskan arti kata-kata penting yang
ada di buku pelajaran
18. Saya merumuskan arti kata-kata penting yang
ada di buku pelajaran bersama teman-teman
44
19. Saya mengerjakan soal-soal yang ada di dalam
buku pelajaran
20. Saya mengerjakan soal-soal yang ada di dalam
buku pelajaran bersama teman-teman
21. Saya menyusun pertanyaan-pertanyaan sendiri
untuk menguasai isi buku pelajaran
22. Saya menyusun pertanyaan-pertanyaan
bersama teman-teman untuk menguasai isi
buku pelajaran
23. Saya mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang telah saya buat
24. Saya mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang telah di buat bersama teman-
teman
25. Saya menghafal kosa kata yang ada dalam
buku kamus
26. Saya menghafal kosa kata yang ada dalam
buku kamus bersama teman-teman
27. Saya merumuskan kembali kosa kata yang ada
dalam buku kamus
28. Saya merumuskan kembali kosa kata yang ada
dalam buku kamus bersama teman-teman
29. Saya menghafal isi artikel penting yang telah
saya kumpulkan dari majalah
30. Saya menghafal isi artikel penting yang telah
saya kumpulkan dari majalah bersama teman-
teman
31. Saya merumuskan kembali isi artikel yang
telah saya kumpulkan
32. Saya merumuskan kembali isi artikel yang
45
telah saya kumpulkan bersama teman-teman
33. Saya mengunjungi wabsite tertentu untuk
memperluas bahan pelajaran
34. Saya mengunjungi wabsite tertentu untuk
memperluas bahan pelajaran bersama teman-
teman
35. Saya menggunakan internet untuk mencari
jawaban soal-soal latihan
36. Saya menggunakan internet untuk mencari
jawaban soal-soal latihan bersama teman-
teman
37. Saya mencari contoh soal-soal latihan dan cara
mengerjakannya melalui warnet
38. Saya mencari contoh soal-soal latihan dan cara
mengerjakannya melalui warnet bersama
teman-teman
39. Saya mendengarkan kaset rekaman percakapan
untuk memahami bahan pelajaran tertentu
40. Saya mendengarkan kaset rekaman percakapan
untuk memahami bahan pelajaran tertentu
bersama teman-teman
41. Saya menghafal isi rekaman percakapan
pelajaran tertentu
42 Saya menghafal isi rekaman percakapan
pelajaran tertentu bersama teman-teman
43. Saya merangkum isi rekaman percakapan
pelajaran tertentu
44. Saya merangkum isi rekaman percakapan
pelajaran tertentu bersama teman-teman
45. Saya memperoleh pengetahuan melelui video
46
CD yang saya putar di rumah mengenai
pelajaran tertentu
46. Saya memperoleh pengetahuan melelui video
CD yang saya putar di rumah mengenai
pelajaran tertentu bersama teman-teman
47. Saya mencatat informasi yang saya peroleh
melalui video CD yang saya putar di rumah
48. Saya mencatat informasi yang saya peroleh
melalui video CD yang saya putar di rumah
bersama teman-teman
49. Saya menghafal informasi yang saya peroleh
melalui video CD yang saya putar di rumah
50. Saya menghafal informasi yang saya peroleh
melalui video CD yang saya putar di rumah
bersama teman-teman
51. Saya mengikuti siaran televisi yang berkaitan
dengan mata pelajaran tertentu
52. Saya mengikuti siaran televisi yang berkaitan
dengan mata pelajaran tertentu bersama teman-
teman
53. Saya mengingat informasi dari siaran televisi
54. Saya mengingat informasi dari siaran televisi
bersama teman-teman
55. Saya merumuskan kembali informasi dari
siaran televisi
56. Saya merumuskan kembali informasi dari
siaran televisi bersama teman-teman
57. Saya mengamati objek sekitar yang
berhubungan dengan mata pelajaran tertentu
58. Saya mengamati objek sekitar yang
47
berhubungan dengan mata pelajaran tertentu
bersama teman-teman
59 Saya mencatat informasi tentang objek sekitar
yang berhubungan dengan bahan mata
pelajaran tertentu
60 Saya mencatat informasi tentang objek sekitar
yang berhubungan dengan bahan mata
pelajaran tertentu bersama teman-teman
61. Saya mengolah informasi tentang objek
sekitar yang berhubungan dengan mata
pelajaran tertentu
62. Saya mengolah informasi tentang objek
sekitar yang berhubungan dengan mata
pelajaran tertentu bersama teman-teman
63. Saya menyusun kesimpulan berdasarkan
informasi tentang objek sekitar yang
berhubungan dengan mata pelajaran tertentu
64. Saya menyusun kesimpulan berdasarkan
informasi tentang objek sekitar yang
berhubungan dengan mata pelajaran tertentu
bersama teman-teman
48
Tabel : Penghitungan Koefisien Relianilitas dan Validitas Dengan
Teknik Belah Dua Ganjil- Genap
No X Y X² Y² XY
1 83 73 6889 5329 6059
2 93 87 8649 7569 8091
3 63 69 3969 4761 4347
4 71 59 5041 3481 4189
5 79 78 6241 6084 6162
6 85 58 7225 3364 4930
7 54 40 2916 1600 2160
8 87 82 7569 6724 7134
9 74 54 5476 2916 3996
10 85 64 7225 4096 5440
11 75 77 5625 5929 5775
12 64 74 4096 5476 4736
13 95 69 9025 4761 6555
14 75 58 5625 3364 4350
15 80 64 6400 4096 5120
16 79 63 6241 3969 4977
17 82 76 6724 5776 6232
18 47 40 2209 1600 1880
19 82 68 6724 4624 5576
20 81 72 6561 5184 5832
21 60 51 3600 2601 3060
Lampiran 2
49
22 67 50 4489 2500 3350
23 61 41 3721 1681 2501
24 103 67 10609 4489 6901
25 81 66 6561 4356 5346
26 64 52 4096 2704 3328
27 66 52 4356 2704 3432
28 78 64 6084 4096 4992
29 61 63 3721 3969 3843
30 62 58 3844 3364 3596
31 72 66 5184 4356 4752
32 79 89 6241 7921 7031
33 51 48 2601 2304 2448
34
35
116
61
90
61
13456
3721
8100
3721
10440
3721
36
37
72
77
53
62
5184
5929
2809
3844
3816
4774
38
39
96
79
76
64
9216
6241
5776
4096
7296
5056
40 83 53 6889 2809 4399
41 64 61 4096 3721 3904
42 76 63 5776 3969 4788
43 73 59 5329 3481 4307
44 61 55 3721 3025 3355
50
45 75 57 5625 3249 4275
46 71 54 5041 2916 3834
47 78 71 6084 5041 5538
48 52 40 2704 1600 2080
49 77 63 5929 3969 4851
50 68 64 4624 4096 4352
51 99 78 9801 6084 7722
52 62 43 3844 1849 2666
53 57 56 3249 3136 3192
54 71 71 5041 5041 5041
55 65 46 4225 2116 2990
56 65 43 4225 1849 2795
57 51 45 2601 2025 2295
58 58 38 3364 1444 2204
59 52 45 2704 2025 2340
60 65 57 4225 3249 3705
61 57 48 3249 2304 2736
62 58 36 3364 1296 2088
63 62 41 3844 1681 2542
64 80 58 6400 3364 4640
65 80 75 6400 5625 6000
66 81 54 6561 2916 4374
67 60 49 3600 2401 2940
51
68 77 50 5929 2500 3850
69 61 58 3721 3364 3538
70 62 58 3844 3364 3596
71 80 81 6400 6561 6480
72
73
56
77
39
77
3136
5929
1521
5929
2184
5929
74 78 69 6084 4761 5382
75
76
108
56
68
38
11664
3136
4624
1444
7344
2128
77
78
51
65
44
61
2601
4225
1936
3721
2244
3965
79
80
64
64
71
69
4096
4096
5041
4761
4544
4416
81 55 46 3025 2116 2530
82 68 58 4624 3364 3944
83 87 54 7569 2916 4698
84 64 48 4096 2304 3072
85 75 67 5625 4489 5025
86 85 58 7225 3364 4930
87 54 32 2916 1024 1728
88 81 70 6561 4900 5670
89 76 59 5776 3481 4484
90 88 70 7744 4900 6160
52
91 91 76 8281 5776 6916
92 76 54 5776 2916 4104
93 72 60 5184 3600 4320
94 58 54 3364 2916 3132
95 63 37 3969 1369 2331
96 54 38 2916 1444 2052
97 70 60 4900 3600 4200
98 49 65 2401 4225 3185
99 77 64 5929 4096 4928
100 49 34 2401 1156 1666
101 64 57 4096 3249 3648
102 77 56 5929 3136 4312
103 98 72 9604 5184 7056
104 48 48 2304 2304 2304
105 56 48 3136 2304 2688
∑ 7475 6189 552011 382035 453860
1. Hasil penghitungan koefisien korelasi genap-ganjil
xyr =
2222YYNXXN
YXXYN
Keterangan :
xy
r : Koefisien korelasi ganjil genap
N : Jumlah subyek
53
X : Skor-skor item belahan ganjil
Y : Skor-skor item belahan genap
xyr =
2261893820351057475552011105
)6189)(7475(453860105
xyr =
38303721401136755587562557961155
4626277547655300
xyr =
18099542085530
1392525
xyr =
6203774713365
1392525
xyr = 72,0
16,1942862
1392525
2. Hasil penghitungan koefisien reliabelitas (rtt)
ttr =
xy
xy
r
r
1
2
Keterangan :
ttr : Koefisien reliabilitas
xyr : Koefisien korelasi skor ganjil-genap
ttr =
72,01
72,02
ttr =
72,1
44,1= 0,84
54
3. Hasil penghitungan koefisien validitas
ootr =
ttr
Keterangan Rumus :
ootr : Koefisien validitas
ttr : Koefisien reliabilitas
ootr = 84,0
ootr = 0,91
4. Hasil penghitungan mean
N
XM
Keterangan Rumus :
M : Mean
X : Jumlah skor
N : Jumlah siswa
105
7475M
105
7475M = 130,13
55
Tabel : Skor Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran
No L/P Skor Total Kategori
1 L 156 T
2 L 180 T
3 L 132 T
4 L 130 R
5 L 157 T
6 L 143 T
7 L 94 R
8 L 169 T
9 L 128 R
10 L 149 T
11 L 152 T
12 L 138 T
13 L 164 T
14 L 133 T
15 L 144 T
16 L 142 T
17 L 158 T
18 L 87 R
19 L 150 T
20 L 153 T
21 L 111 R
Lampiran 3
56
22 L 117 R
23 L 102 R
24 L 170 T
25 L 147 T
26 L 116 R
27 L 118 R
28 L 142 T
29 L 124 R
30 L 120 R
31 L 138 T
32 L 168 T
33 L 99 R
34 L 206 T
35 L 122 R
36
37
L
L
125
139
R
T
38 L 172 T
39 L 143 T
40
41
L
L
136
125
T
R
42 L 139 T
43 L 132 T
44 L 116 R
57
45 L 132 T
46 L 125 R
47 L 149 T
48 L 92 R
49 L 140 T
50 P 132 T
51 P 177 T
52 P 105 R
53 P 113 R
54 P 142 T
55 P 111 R
56 P 108 R
57 P 96 R
58 P 96 R
59 P 97 R
60 P 122 R
61 P 105 R
62 P 94 R
63 P 103 R
64 P 138 T
65 P 155 T
66 P 135 T
67 P 109 R
58
68 P 127 R
69 P 119 R
70 P 120 R
71 P 161 T
72 P 95 R
73 P 154 T
74 P 147 T
75
76
P
P
176
94
T
R
77 P 95 R
78 P 126 R
79 P 135 T
80 P 133 T
81 P 101 R
82
83
P
P
126
141
R
T
84 P 112 R
85 P 142 T
86 P 143 T
87 P 86 R
88 P 151 T
89 P 135 T
90 P 158 T
59
91 P 167 T
92 P 130 R
93 P 132 T
94 P 112 R
95 P 100 R
96 P 92 R
97 P 130 R
98 P 114 R
99 P 141 T
100 P 83 R
101 P 121 R
102 P 133 T
103 P 170 T
104 P 96 R
105 P 104 R
60
Lampiran 4