tinjauan mata kuliah ibd mempelajari · pdf file ... a.manusia dan cinta kasih, ... adalah...
TRANSCRIPT
IBD
Tinjauan
Mata Kuliah IBD mempelajari :1. Nilai-nilai kehidupan / norma- norma2. Kebudayaan3. Berbagai masalah manusia dalam kehidupan sehari-hari
http://newarr.weebly.com/ibd-bab-1-tinjauan-ilmu-budaya-dasar.html
Harapan
Harapan mahasiswa mempelajari IBD agar dapat memperlihatkan:
1. Minat dan kebiasaan mnyelidiki dan mempelajari hal-hal di sekitar dan diluar lingkungannya2. Kesadaran akan nilai-nilai yang dianutnya dan menghubungkan nilainya tersebut dalam kehidupan sehari-hari3. Kerelaan memikirkan kembali nilai tersebut untukmengetahui dirinya membenarkan nilai tersebut untuk dirinya
Latar Belakang IBD
1. Keanekaragaman bangsa Indonesia yang tidak bias lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan.2. Proses pembangunan yang menimbulkan perubahan dan pergeseran system budaya yang mempengaruhi mental manusia3. Kemajuan IPTEK yang merubah kondisi kehidupan manusia
Tujuan MKDU
1. Berjiwa pancasila yang mendahulukan kepentingan nasional dan manusia sebagai sarjana Indonesia2. Taqwa terhadap TUHAN YME, berprilaku sesuai ajaran agamanya, dan saling menghargai antar pemeluk agama.3. Memiliki wawasan komfrehensif dan pendekatan integral dalam menyikapi permasalah kehidupan baik social ekonomi, kebudayaan ataupun pertahanan keamanan.
Pengertian IBD
Adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Tujuan IBD
1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa akan lingkungan budaya, dalam penyesuaian dirinya terhadap lingkungan yang baru.2. Memberi kesempatan mahasiswa memperluas pandangannya dan mengembangkan daya kritisnya akan masalah kemanusiaan dan budaya.3. Mengusahakan agar mahasiswa tidakjatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan perkotaan disiplin yang ketat.4. Menguasai wahana komunikasi para akademisi agar berdialog dengan baik.
Ruang lingkup Ilmu Budaya Dasar
1.Masalah Pokok
a.Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakanungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapatdidekati dengan menggunakan pengetahuan budaya,
b.Hakekat manusiayang satu atau universal, akan tetapiberaneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.
2.Pokok Bahasan
a.Manusia dan Cinta Kasih,
b.Manusia dan Keindahan
c.Manusia dan Penderitaan,
d.Manusia dan Keadilan,
e.Manusia dan Pandangan Hidup
f.Manusia dan Tanggung Jawab,
g.Manusia dan Kegelisahan,
h.Manusia dan Harapan.
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Jasad,Hayat,Ruh,Nafs
Manusia Sebagai Satu Kepribadian
Mengandung Tiga Unsur ID,EGO,SUPER EGO
HAKEKAT MANUSIA
Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiridari tubuh dan jiwa sebagai satu
kesatuan yang utuh
Makhluk ciptaan Tuhan yansempurna, jika dibandingkan dengan
mahluk lainnya, misalnya:
Perasaan Intelektual.,PerasaanEstetis,Perasaan Etis,PerasaanDiri,Perasaan Sosial,Perasaan
Religius
Makhluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Makhluk ciptaan Tuhan yang terikatdengan lingkungan (ekologi)
Unsur- Unsur Kebudayaan
Menurut Melville J. Herkovits :alatteknologi, sistem ekonomi, keluarga
dan kekuatan politik
Menurut Bronislaw Malinowski:sistem norma, organisasi ekonomi,
alat-alat atau lembaga ataupunpetugas pendidikan dan organisasi
kekuatan
Menurut C. Kluckhon :Sistemreligi,Sistem organisasikemasyarakatan,Sistem
pengetahuan,Sistem matapencaharian hidup dan sistemekonomi,Sistem teknologi dan
peralatan,Bahasa,Kesenian
Wujud KebudayaanKompleks gagasan, konsep, dan
pikiran manusia;Kompleksaktivitas;Wujud sebagai benda.
KATA PENGANTAR
Segala puji kami hanturkan kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa mencurahkan segala nikmat dan karunianya kepada saya, yang
dengan nikmat dan karunia itu saya senantiasa diberi kekuatan untuk menyelesaikan segala tugas dan kewajiban saya. Yang salah satunya
adalah saya bisa menyelesaikan tugas membuat makalah dalam mata kuliah IBD ini selesai pada waktunya.Salam shalawat dan sejahtera
senantiasa kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Khususnya saya ucapkan kepada guru saya Bpk. Muhammad Burhan Amin selaku dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, yang telah
memberi tugas makalah ini sehingga sangat memberi saya pelajaran akan hal-hal yang baru buat saya dalam penyusunan sebuah makalah.
Juga saya ucapkan kepada Orang tua dan teman-teman saya yang senantiasa mendukung dan memotivasi saya, serta memberi masukan-
masukan yang sangat berguna dalam penyelesaian tugas makalahini.
Makalah ini diberi judul “Peran Budaya Daerah Memperkokoh Ketahanan Budaya Nasional” yakni makalah yang menerangkan
bagaimana suatu budaya daerah yang bangsa indonesia ini berperan untuk dalam memperkokoh ketahanan budaya nasional. Yang kita
lihat di masa ini banyak dari budaya kita yang telah memudar ditelan modernnya zaman ini. Dan terlebih ada dari pihak lain yang
mencoba mencuri dan mengakui budaya yang asli dari daerah kita diakui sebagai milik mereka. Maka dari ini makalah ini saya susun
selain sebagai tugas kuliah saya, juga saya mencoba menerangkan peran-peran budaya daerah, yang harus kita lestarikan sehingga
mampu menjadi suatu budaya yang kuat yang mampu memperkokoh ketahanan budaya nasional sebagai citra dari bangsa Indonesia yang
kaya akan kebudayaan.
Bekasi,11Oktober2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Hal.
Pernyataan............................................................................................................................................ii
Kata pengantar....................................................................................................................................iii
Daftar isi.................................................................................................... ..........................................iv
Bab 1 Pendahuluan
Latar belakang ..........................................................................................................................1
Tujuan.......................................................................................................................................1
Sasaran......................................................................................................................................2
Bab 2 Permasalahan
Kekuatan...................................................................................................................................3
Kelemahan................................................................................................................................4
Peluang ..................................................................................................................... ...............6
Tantangan/hambatan.................................................................................................................7
Bab 3 Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan.............................................................................................................................10
Rekomendasi..........................................................................................................................11
Referensi.................................................................................................................... .............12
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan, dengan keberagaman kebudayaan di setiap daerah dan wilayah yang dimilik bangsa
Indonesia. Adalah suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia yang dengan keberagaman kebudayaan itu masyarakatnya tetap bersatu tanpa
memandang perbedaan antar budaya yakni bersatu sebagai bangsa Indonesia.
Dari masing-masing kebudayaan daerah yang dimiliki Bangsa Indonesia memiliki suatu karakteristik yang unik dan berbeda-beda antar
daerahnya. Yakni ciri khas yang hanya dimiliki tiap daerah tersebut. Inilah yang membuat bangsa indonesia yang unik di mata dunia.
Setiap kebudayaan itu memiliki peran yang sangat kuat akan ketahanan budaya nasional. Kita lihat dengan keseniannya, lalu tiap-tiap
daerah memiliki rumah dan pakaian adat yang berbeda-beda, adat dan istiadatnya hal ini sangat menarik perhatian masyarakat luar bangsa
Indonesia. Sehingga menjadi suatu daya tarik yang kuat bagi bangsa asing mau datang ke Negeri Indonesia ini. Begitu pula pada masa ini
telah banyak sebagian orang dari bangsa asing mau mempelajari kebudayaan bangsa indonesia.
Namun sangat disayangkan di masa ini, bahkan generasi muda masyarakat kita sendiri sedikit yang mau mempelajari kebudayaannya
sendiri. Mereka-mereka lebih tertarik akan kebudayaan asing yang dimata mereka dipandang lebih modern. Sehingga banyak dari
kebudayaan kita ini mulai memudar akan kelestariannya. Padahal justru banyak dari pihak-pihak asing sangat mengagumi akan
kebudayaan kita. Terlebih sekarang ini ada dari phak asing yang kini telah mengakui dan mengklem kebudayaan asli kita sebagai
kebudayaan dari mereka. Tentu hal ini tidak bisa kita biarkan. Perlu adanya peningkatan akan peran-peran kebudayaan tiap daerah dalam
mempertahaan kan kautuhan dan ketahanan kebudayaan bangsa kita ini. Sehingga bangsa kita tetap menjadi bangsa yang utuh dan kuat
yang kaya akan kebudayaan. Sehingga tak ada satu pihakpun dari negara asing yang berani mengklem dan mengakui kebudayaan kita
sebagai kebudayaannya.
2. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. sebagai syarat saya dalam menyelesaikan tugas pada mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
2. sebagai bahan pelajaran saya dan para pembaca sekalian mengetahui akan peran budaya daerah yang perlu kita tingkatkan sebagai
ketahanan kebudayaan bangsa kita Indonesia
3. memberikan kepada saya akan mempelajari hal-hal baru dalam menyusun sebuah makalah,
Penulisan ini ditujukan kepada para pemeran budaya yakni masyarakat khususnya para pemuda dan mahasiswa yang
dengannyalah generasi kebudayaan bangsa kita ini ditentukan. Apakah kebudayaan bangsa kita dimasa mendatang nanti akan tetap lestari
dan tetap eksotik dimata dunia. Sebagai citra akan bangsa indonesia yang hebat yang kaya akan alam dan kebudayaannya.
BAB II PERMASALAHAN
Analisis permasalahan peran budaya daerah memperkokoh ketahanan budaya nasionaldengan memperhatikan dan mempertimbangkan
kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek :
1. Kekuatan (Strength)
a. Kekuatan seni dan budaya sebagai produk di suatu daerah merupakan inti dari kekuatan bangsa. Pengetahuan dan kepemilikan seni
dan budaya mencerminkan sikap kita dalam mengarungi interaksi mengikuti modernisasi dan tata pergaulan antarbangsa. Ini dapat kita
lihat saat menyaksikan suatu pergelaran seni, pertemuan seni dan budaya tradisi dan modern masing-masing mampu memberikan
kekuatan tersendiri
b. Karakter nasional menyangkut tentang faktor manusia (masyarakat) dan aspek kualitas yaitu sifat moral serta intelektualisme yang
fundamental yang merupakan ciri-ciri khas suatu bangsa. Dari situ, kita secara awam mengatakan sebagai watak, karakter atau sifat suatu
bangsa. Maka dari itu dikenal ada bangsa yang dinilai keras seperti negara-negara Islam dan negara lemah seperti negara-negara di Asia.
Berbagai suku bangsa yang ada dalam suatu negara dengan berbagai karakter budaya yang telah dibentuk oleh zaman dan kondisi dapat
memberikan suatu bentuk karakter nasional tersendiri terhadap suatu negara dan akan menjadi potensi dan kekuatan suatu negara.
Bangsa Indonesia yang memiliki kerajaan yang megah dan berjaya pada masa Sriwijaya dan Majapahit mestinya saat ini dapat menjadi
negara dan bangsa yang kuat dan gagah perkasa.
c. Potensi budaya lokal dapat menjadi kekuatan pengembangan desa wisata di beberapa daerah Indonesia. potensi tersebut perlu
dipadukan dengan potensi lainnya guna menarik minat wisatawan mengunjungi desa wisata. sejumlah desa wisata di daerah memiliki
potensi budaya dan adat istiadat lokal yang masih hidup dan dilestarikan masyarakat setempat. Potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh
setiap kabupaten mendapat perioritas utama untuk dijadikan objek andalan untuk mendapatkan sumber devisa daerahnya.
d. Kehadiran budaya populer tidaklah salah, namun yang perlu dicermati adalah mengapa kita perlu untuk tidak meninggalkan budaya
lama ketika kita memilih untuk menganut sebuah budaya populer? Seseorang bisa memegang memegang budaya tanpa meninggalkan
identitas budaya daerahnya. Alasannya adalah budaya secara filosofis merupakan jembatan antar generasi dan budaya daerah juga
merupakan warisan yang harus tetp dilestarikan dan sebanrnya dapat disisasati sebagai alat pembangun daerah. Dua konsep inilah
yang harus tersosialisasi dan harus dilekatkan pada masyarakat Indonesia terlebih dahulu. Sehingga pada akhirnya masyarakat memilki
loyalitas terhadap budayanya sendiri. Ini adalah pondasi awal membangun sebuah kampung budaya.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Aturan tidak selamanya sebagai penjamin adanya suatu kebaikan bersama (bonum commune). Negara Indonesia yang terbentuk
sebagai suatu kesepakatan bersama (konvensi) memiliki tugas untuk melindungi, mengayomi, memimpin serta menghantar
masyarakatnya menuju kesejahteraan bersama. Termasuk dalam konvensi itu, kebudayaan yang melingkupi seni tarian, lagu, legenda,
dan sebagainya merupakan kekayaan yang mendatangkan keuntungan besar bagi Negara karena mampu mendatangkan devisa bagi
Negara dengan menarik minat para wisatawan baik lokal maupun internasional. Pemerintah melaui UU No. 19 tahun 2002 tentang Hak
Cipta pada pasal 10 ayat 2 berbunyi Negara sebagai pemegang hak cipta atas folklor dan hasil kebudayaan masyarakat yang merupakan
kekayaan bersama (cerita, hikayat, dongeng, legenda, tarian, koreografi, kaligrafi, dan karya seni lainnya). Dalam peraturan ini
pemerintah dengan tegas mau melindungi kekayaan budaya yang berada dalam wilayahnya baik secara de facto dan de jure dari pelbagai
tindakan tidak terpuji dari Negara lain. Salah satu bias dari adanya pelbagai peraturan yang bertujuan untuk melindungi, mengayomi
maupun menjaga ialah pertanda adanya banyak pelanggaran atau keburukan yang terjadi. Aturan dibuat karena adanya banyak bentuk
pelanggaran. Hal ini yang sedang dialami bangsa kita saat ini. Meskipun telah ada peraturan atau perundang-undangan yang berlaku
tetapi pelanggaran masih terus berlanjut. Demikian juga dengan peraturan di atas, meskipun telah ada peraturannya tetapi sering terjadi
pembajakan terhadap karya cipta orang lain. Mengacu pada kejadian ini, pemerintah tidak mendalaminya secara serius bahkan
kelihatannya membiarkan saja hal itu terjadi.
b. Ketiadaan inventarisasi kebudayaan seluruh wilayah di Indonesia dan ketegasan pemerintah. Pemerintah telah menghimbau
kepada seluruh kepala daerah untuk melakukan pengecekan dan mengiventarisasikan hasil, bentuk, dan karya seni budaya di daerahnya
masing-masing dan melaporkannya kepada jajaran terkait. Meskipun demikian sampai saat ini (per KOMPAS, 31 Agustus 2009) baru
tercatat tiga propinsi ( Bali, Daerah Istimewa Jogjakarta, dan Nusa Tenggara Barat ) yang memasukan daftar khasanah seni dan
budayanya dari tiga puluh tiga propinsi yang ada di Indonesia. Kelalaian seperti ini tidak “dihadiahi‟ sanksi. Akibatnya mudah ditebak
bahwa pemerintah sampai saat ini belum memiliki draft atau daftar inventarisasi seluruh kekayaan budayanya mulai dari Sabang sampai
Merauke. Tidak heran bila kasus ini merebak di permukaan Indonesia sebagai Negara yang merdeka tapi ia tidak dapat menggugat
Malaysia secara hukum melalui Lembaga Internasional Perlindungan Hak Cipta di Genewa. Ini diakibatkan oleh kelalaian karena belum
mendaftarkan seluruh aset seni dan budaya pada lembaga tersebut.
c. Birokrasi yang panjang dan sulit. Masyarakat yang berkarya menghasilkan sesuatu yang berhubungan dengan seni budaya
diminta melakukan pendaftaran pada pemerintah melalui Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Depertemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia untuk memperoleh Hak Patent atas karyanya itu. Birokrasi pendataan hak cipta sejak 2002 sampai 2009 ada 24.603
permintaan untuk memperoleh hak patent yang belum terselesaikan. Mengapa didaftar sejak tahun 2002 hingga 2009 belum selesai
urusannya? Rupanya birokrasi yang panjang dan sulit menjadi momok serius dalam direktorat ini dan juga pada instansi-instansi
pemerintah lainnya. Bukan menjadi hal yang baru bila ada uang semua urusan yang berkaitan dengan administrasi akan selesai dengan
cepat, sekali masuk membawa setumpuk uang, maka pulang dengan membawa Hak Patent atas karya yang baru didaftarkannya itu.
Sehingga tidak mengherankan bila sejak tahun 2002 belum kelar administrasinya, dan mudah-mudahan dengan adanya kasus klaim seni
dan budaya oleh Malaysia dapat meringankan kaki untuk berlangkah dan tangan untuk bekerja cepat menyelesaikan daftar sejak tahun
2002.
d. Promosi yang lamban. Pemerintah harus melakukan promosi budaya. Menurut Jero Wacik (Menteri Kebudayaan dan Pariwisata)
biasanya dibuat pementasan di luar negeri. Menurut saya merupakan pernyataan yang kurang luas, sempit, dan terbatas. Bila hanya
melakukan pementasan di luar negeri tidaklah efektif untuk memperkenalkan kekayaan budaya bangsa kepada masyarakat internasional.
Kita dapat memasang iklan di media massa dan elektronik bahkan melalui internet yang sekarang dapat diakses dengan mudah dan cepat
oleh semua orang. Bila setiap kali kita melakukan pementasan di luar negeri terkesan tidak proporsional dan tidak hemat biaya.
Bandingkan saja setiap pementasan memerlukan berapa banyak penari yang terlibat, biaya makan dan minum, tempat penginapan, biaya
transportasi, dan segala macam urusan yang menyangkut passport, visa, belum lagi ditambah dengan undangan yang hadir pada saat
pementasan pasti terbatas undangannnya dan juga mungkin yang menghadirinya adalah orang-orang yang berkelut dalam dunia politik.
e. Lemahannya cinta pada produk sendiri. Di zaman globalisasi sekarang ini membuat orang lupa pada budayanya sendiri.
Westernisasi/kebarat-baratan terjadi di mana-mana. Orang lebih suka pada warna rambut yang pirang, pintal, memakai pakaian luar
negeri dibandingkan dengan warna rambut hitam, atau pakaian dengan merk dalam negeri seperti batik. Demikian pula yang terjadi
dengan kecintaan pada budaya kita. Paranawe, dance, judo dipelajari dan didalami sedangkan tari bidu, caci, silat kampong tidak diminati
sama sekali.
3. Peluang (Opportunity)
a. Perubahan lingkungan yang sangat cepat dipengaruhi oleh kebijakan utama pemerintah daerah dan satu rangkaian komitmen
penting dari para pembuat undang-undang/peraturan. Keseluruhan efek prakarsa ini untuk membangun suatu kerangka lebih kokoh dalam
mendukung pengembangan seni dan budaya Daerah dan demikian seharusnya mengimbas kedalam masyarakat seni dan budaya.
Khususnya perencanaan strategis yang dikerjakan oleh para pembuat Undang-Undang dan peraturan daerah telah menetapkan dimensi
dan arah yang luas untuk perubahan paradigma bahwa pemerintah saat ini telah bergerak untuk memberikan dukungan.
Dalam konteks nasional, beberapa kalangan yang berkecimpung dalam wilayah seni dan budaya telah mengajukan kepada pemerintah
agar memberikan dukungan pada konsep-konsep pembangunan system industri budaya nasional. Sebagai bagian dari proses ini, kalangan
ini juga memperkenalkan peranan produksi budaya sebagai unsur kompleks dalam komunikasi antar masyarakat, suatu posisi yang secara
formal diterima oleh pemerintah. Sehingga pemerintah meski memberikan kesanggupan juga menyatakan kondisi yang sangat kompleks
ini sulit memberikan jaminan untuk implementasi kebijakan dalam seni dan budaya.
b. Dengan energi dan pengetahuan dalam bidang dan pernyataan untuk memberikan dukungan agar memungkinkan seni praktis di
Daerah menjadi lebih efektif, suatu program pengembangan yang fleksibel dan inovatif sebagai sebuah pilot project pantas
dipertimbangkan. Program seperti ini memerlukan fleksibelitas, masyarakat pengguna yang belajar strategi, menawarkan potensi sebagai
panutan untuk dillanjutkan di luar periode dan wilayah dari segla kursus spesifik , dan menggunakan teknologi informasi. Kurikulum ini
akan membawa bersama-sama perencanaan strategis ketrampilan, pengembangan komunitas dan pengetahuan budaya, dan strategi
pembelajaran secara fleksibel. Program akan meliputi pelajaran work-based, kapan waktu memulai dan mengakhiri sebuah pekerjaan
sehingga tanggung jawab kerja lain tidak terlupakan. Dengan kritis, program akan membangun model jaringan pendukung, dan
memudahkan proses lanjutan dalam kelompok yang belajar hubungan setelah periode yang formal telah disimpulkan.
c. Globalisasi merupakan media yang dapat difungsikan oleh Bangsa Indonesia untuk mengelola budaya nasional menjadi go
internasional. Sehingga masyarakat dunia mengetahui bahwa Indonesia itu luas dan budayanya beranekaragam. Indonesia tidak hanya
pulau Bali, tetapi Indonesia ada Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Papua dan lainnya. Film “Love, eat and pray” yang sebagian ceritanya
di Bali menjadi media promosi budaya nasional pada dunia internasional bagi Indonesia, walaupun Bali sudah menjadi trade mark
pariwisata Indonesia. Berdasarkan konsep tersebut juga bahwa kekuatan nasional suatu bangsa tidak hanya terletak pada kekuatan militer
saja. Tetapi dengan berakhirnya era perang dingin, maka kekuatan nasional suatu bangsa juga terletak pada kekuatan ekonomi yang dapat
dicapai dengan cara mengelola dan memanfaatkan sebaik-baiknya budaya nasional. Walaupun kita juga mengetahui bahwa tantangan
budaya Barat atau westernisasi juga dirasakan begitu kuat pengaruhnya pada bangsa Indonesia saat ini. Dengan ditetapkannya Batik
sebagai bagian dari kebudayaan oleh UNESCO, maka pada dasarnya bangsa Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar untuk terus
mengembangkan budaya-budaya nasional yang lain dari berbagai daerah untuk menjadi bagian dari kebudayaan dunia.
d. Interaksi kebudayaan yang terjadi di Daerah baik yang dibawa oleh orang Barat dengan kebudayaannya dan kebudayaan
pribumi lebih menunjukkan sifat pleksibel dan adaptatif, senantiasa mampu menerima dan mengolah unsure-unsur Barat(asing) didalam
rangka memperkaya kebudayaannya sendiri tanpa harus melenyapkan kepribadian sendiri. Salah satu contoh ragam hias tradisional di
Bali diperkaya oleh Patra Cina, Patra Mesir, Patra Welanda). Bahkan yang paling penting dalam interaksi budaya tersebut dapat
membentuk ketahanan budaya yang membangkitkan local genius dari kebudayaan Bali. (Mc Kean,Philip Frick.p.63). Kalau kita
berbicara budaya sebenarnya itu merupakan sebuah istilah yang sampai sekarang masih banyak yang memperdebatkan baik dari segi
konsep maupun kajiannya. Hal ini disebabkan karena setiap negara didunia memiliki karakteristik masing-masing.
4. Tantangan/Hambatan (Threats)
a. Tantangan Sistem Global Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini, mau tidak mau kita harus dihadapkan dengan
system global. Dalam hal ini, sebagai bangsa yang mempunyai kekayaan budaya yang luar biasa, seharusnya kita juga mempersiapkan
diri „bersaing‟ dalam membina persahabatan antar bangsa, khususnya dalam bidang kebudayaan.
Lingkungan seni dan budaya Daerah telah mengalami peningkatan perubahan oleh kenyataan globalisasi, hal ini merupakan dampak dari
semakin cepatnya perkembangan lintas batas dari pekerja seni budaya, ide-ide budaya dan produktivitas. Globalisasi memberikan
tantangan dan terbuka untuk setiap kemungkinan baru. Ini bisa menguatkan budaya local atau memfasilitasi interaksi kreatif antara
sumberdaya seni dan budaya local dengan dunia. Mau tidak mau, hal ini telah menjadi bagian dari produk globalisasi dengan segala
kontradiksinya.
Dalam 15 tahun terakhir telah menandakan pendewasaan dan pengakuan sumber daya seni dan budaya masyarakat Daerah, yang
didalamnya seni budaya memainkan peran penting sebagai tawaran solusi perubahan cara pandang terhadap masyarakat Daerah dengan
peluang dan tantangan dari kompleksitas masyarakat Daerah sendiri; yang menempatkan seni dan budaya sebagai representasi Daerah
terhadap dirinya sendiri dan kepada dunia. Tentu saja dengan catatan bahwa penguatan seni dan budaya dikemudikan oleh pengakuan
terhadap nilai keragaman budaya. Peran yang kritis untuk dimainkan oleh praktisi seni budaya yang secara cultural berbeda dalam
praktek revitalisasi. Tugas kita disini adalah memastikan bahwa pengenalan ini diubah secara efektif kedalam produk seni dan budaya.
b. Terobosan pemerintah daerah dalam pembelanjaan program-program jangka panjangnya mengindikasikan bahwa kompetisi
telah meningkat untuk dana terbatas. Dan kelompok yang trampil dalam menyambut peluang prioritas sekarang akan lebih sukses
dibanding kelompok baru yang belum bisa bekerja pada sistem ini. Simpang siurnya kebijakan yang dibuat juga mempengaruhi
komitmen yang akan dan telah dibuat..Selagi pemerintah menekankan kesanggupannya untuk mendukung perkembangan seni budaya,
investasi yang ada sering tidak sesuai kebutuhan yang diperlukan. Ini pertanyaan menyangkut keselarasan antara statemen pemerintah
dan bantuan pemerintah. Keselarasan ini akan menghasilkan konsekwensi penting bagi kemampuan dan kapasitas organisasi kecil untuk
mencapai tujuan artistik mereka.
c. Perkembangan industri budaya (ekonomi kreatif) dewasa ini, sector kebudayaan menjadi „komoditi‟ dalam dunia industri.
Terkait dengan hal ini selain melestarikan kebudayaan Indonesia secara dinamis, juga membutuhkan seniman-seniman yang kreatif dan
inovatif. Tetapi kreatifitas itu sendiri perlu rambu-rambu untuk melindungi karya-karya seni proses kreatif tersebut. Dalam kesertaan kita
dalam sistem global tersebut maka perlu meratifikasi berbagai perangkat perundang-undangan yang sifatnya melindungi karya-karya
kreatif tersebut. Keikut sertaan Indonesia dalam berbagai organisasi internasional yang terkait dengan sistem global tersebut , misalnya
WTO, WIPO, TRIPs, penandatanganan perjanjian kerjasama (MoU) dengan berbagai negara serta ratifikasi undang-undang yang terkait
dengan kebudayaan (sebenarnya sifatnya lebih ke arah individualistik, monoplistik dan kapitilistik) harus benar-benar
mempertimbangkan kepentingan kebudayaan Indonesia. Oleh sebab itu ke depan harus melakukan penguatan kebudayaan lokal dengan
memberikan pemahaman seni dalam konteks industri (nasional dan internasional) serta mengembangkan gerakan kebudayaan lokal yang
mandiri dan sinambung. Kemungkinan-kemungkinan adanya kolaborasi kebudayaan antar negara juga harus disikapi dari sisi tantangan
dan peluang yang menguntungkan dari berbagai aspek.
d. Bangsa Indonesia mestinya dapat menjadikan rasa patriotisme/nasionalisme sebagai semangat terhadap pembangunan bangsa
dalam semua aspek kehidupan, mulai dari semangat pendidikan, semangat pengembangan ekonomi nasional, semangat pengembangan
teknologi dan sebagainya sehingga semangat nasionalisme ini menjadi dasar semua nafas dan gerak masyarakat Indonesia tidak ada yang
menyimpang dari semangat nasionalisme Indonesia. Serta tidak dipengaruhi oleh westernisasi dan lainnya.
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
a. keberadaan seni budaya tradisi yang selama ini ter-. jaga akan semakin lestari dan berkembang manakala komunitas yang
menjaganya tetap eksis. Karena tanpa didukung oleh ko-munitas-komunitas seni budaya yang mumpuni, keberadaan seni budaya tersebut
lambat laun akan hilang dengan sendirinya. mereka memiliki potensi, bukan hanya potensi seni dan budaya yang masing-masing mereka
bawa dari daerah, tetapi juga potensi kebersamaan dan kekompakan. karena tumbuhnya kebersamaan di antara sesama anggota komunitas,
tidak hanya mampu menciptakan rasa toleransi, juga merasakan sependeritaan dan sepenanggungan sebagai sesama orang daerah. Lebih
dari itu, juga akan mampu menciptakan suatu karya. Saat ini, tidak jarang bangsa.yang minim kreativitas dengan kekuatan tertentu bisa
mengklaim produk seni budaya tertentu, apalagi bila itu didukung dengan ketentuan internasional.
b. Disadari sepenuhnya bahwa Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat majemuk sekali. Kekayaan kebudayaan ini terkait
dengan masalah kesuku bangsaan dan kebudayaan-kebudayaan yang tumbuh akibat akulturasi dan berbagai proses hubungan dinamis
manusia dan lingkungannya, sehingga kekayaan kebudayaan Indonesia menjadi sangat majemuk.
Kekayaan kebudayaan ini sendiri perlu dilestarikan dalam arti yang dinamis, sesuai dengan perkembangan manusianya dan kebudayaan
itu sendiri. Untuk melestarikan dinamis ini, hingga saat ini kita belum memiliki peta kebudayaan Indonesia dan Data kebudayaan
Indonesia yang reliable. Untuk melestarikan, dalam arti melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan kebudayaan tersebut, kita harus
mempunyai data yang lengkap dan akurat. Sejauh mana data yang kita miliki tentang kekayaan kebudayaan kita? Ini merupakan
pertanyaan yang sangat penting dan susah untuk dijawab, stidaknya sampai saat ini.
c. Kebanggan sebagai bangsa tak lepas dari kekuatan pemikiran. Jika tidak pernah ada rangsangan dan gairah menyala-nyala atas
tradisi berpikir kebudayaan, kita tidak akan pernah menemukan letak kebanggaan itu dan tanpa sadar melarutkan diri ke tengah pusaran
negativitas globalisasi, menjadi bangsa inlander kembali. Maka untuk berakar secara kuat pada budaya sendiri, pemerintah perlu
membuat inventarisasi seluruh seni dan budaya secara serius yang kemudian diteruskan pada lembaga atau instansi terkait,
merampingkan dan memudahkan proses birokrasi untuk memperoleh hak patent atas karya seni yang dihasilkan dengan kemampuan
sendiri sehingga kita tidak perlu ragu melainkan secara tegas, dan berani menuntut kembali milik kita yang diklaim secara sepihak oleh
pihak asing.
d. Merambahnya budaya asing ke Indonesia melalui sarana multi media massa (elektronik, cetak) serta media dunia maya (internet)
sangat mempengaruhi perkembangan budaya Indonesia. Dampak yang ditimbulkan ada yang bersifat positif dan ada yang negatif. Jika
kebudayaan asing yang bersifat negatif memasuki sendi-sendi kehidupan bangsa, terutama para generasi muda tanpa diimbangi upaya
pelestarian nilai-nilai budaya bangsa dikhawatirkan Bangsa Indonesia akan kehilangan jati diri sebagai bangsa. Melakukan berbagai
kegiatan upacara adat yang di setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri, merupakan salah satu upaya untuk lebih mencintai budaya
sendiri. Dengan menonjolkan kegiatan-kegiatan adat/tradisi/budaya yang beraneka ragam di nusantara, diharapkan menjadi modal utama
untuk mempertahankan identitas bangsa dari rongrongan budaya barat yang belum tentu cocok dengan kebudayaan di Indonesia. Budaya
Daerah harus terus kita lestarikan dan kita pertahankan. Dengan „nguri-uri‟ (melestarikan) budaya leluhur pada peringatan hari jadi,
diharapkan dapat menjadi landasan untuk lebih mencintai budaya sendiri, di era Bangsa Indonesia semakin maju
2. Rekomendasi
a. Pengalaman nyata dari para pelaku seni dan budaya serta organisasi yang bergerak dalam wilayah seni dan budaya di Daerah
menunjukkan bahwa sangat dibutuhkan pola-pola pengembangan kualitas dan kapasitas teknis demi menjaga keberlangsungan partisipasi
aktif dalam mengkreasikan keragaman seni dan budaya praktis. Keprihatinan tetap ada untuk mengefektifkan apa yang telah mendapat
dukungan pemerintah, terutama sekali dalam konteks perubahan struktur sebuah organisasi seni dan budaya yang bersifat dinamis dalam
konteks yang disesuaikan dengan kebutuhan local namun berwawasan global dan pencitraan baru dari pengalaman selama ini yang
menunjukkan perbedaan antara pendapat masyarakat dengan pemerintah mengenai khasanah seni dan budaya daerah
b. Untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pengelola budaya, salah satu hal yang dilakukan adalah dengan jalur
pendidikan bagi pemangku kepentingan, baik bagi pihak pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak yang terkait dengan budaya itu sendiri.
Pendidikan ini tidak hanya berdampak bagi peningkatan kompetensi sumber daya manusianya, tetapi juga membangun kreatifitas yang
berdampak pada pengembangan sumber daya budaya itu sendiri, sehingga mampu mewujudkan jati diri dan „bersaing‟ dalam system
global.
c. Selain peningkatan kapasitas dan kemampuan mengelola kebudayaan, pendidikan seni juga harus situmbuh kembangkan di
sektor-sektor formal melalui pendidikan budaya, baik pelajaran tentang budaya itu sendiri serta penanaman nilai-nilai seni itu melalui
jalur pendidikan formal. Penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan akan lebih efektif ditanamkan lewat jalur pendidikan.
Beberapa hal yang akan dilakukan sinergi dengan instansi terkait, yaitu dengan bidang pendidikan adalah dalam pelaksanaan:
o Optimalisasi Pendidikan Kebudayaan di sekolah-sekolah formal, maupun informal;
o Bersinergi merancang kurikulum untuk mewujudkan Paradigma Pendidikan Seni yang berwawasan Indonesia
o Menggali Pola Alternatif Pendidikan Seni Berbasis Tradisi Indonesia;
o Peningkatan Apresiasi Terhadap Sejarah Seni di Tanah Air;
o Mengembangkan tradisi kritik dan riset Seni;
o Perluasan Pendidikan Formal Seni untuk Kawasan Timur Indonesia.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan kebudayaan masyarakat selain masyarakatnya itu sendiri adalah
o perlunya dukungan media massa (cetak dan elektronik)
o Peningkatan peran media massa
o Peningkatan komodifikasi dan substansi seni dalam berbagai bidang
o Membuka akses seluas-luasnya berekspresi dan mengeksplorasi seni yang bersumber dari seni tradisional maupun seni urban;
o Mengembangkan penguatan kebudayaan tradisional dengan pemanfaatan kebudayaan-kebudayaan popular (Popular culture) yang
lebih mandiri;
o Pengembangan Industri Seni (Budaya) di masyarakat terkait ekonomi gelombang ke empat (kreatif ekonomi);
o Lomba dan
o Memberikan Anugerah Seni (pelaku seni dan pemerhati seni).
Referensi
http://www.google.com/search?q=kekurangan+budaya+daerah&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-
US:official&client=firefox-a#sclient=psy&hl=en&client=firefox-a&hs=ke1&rls=org.mozilla:en-
US%3Aofficial&source=hp&q=kekurangan+budaya+dan+seni+daerah&aq=f&aqi=&aql=&oq=kekurangan+budaya+dan+seni
+daerah&gs_rfai=&psj=1&fp=9f2370386c77b788
http://www.balimanistourandtravel.com/InfoBaliDetail.php?IDI=IBL-22/52
http://xeanexiero.blogspot.com/2010/06/kesenian-indonesia-dan-tantangan-ke.html
http://blog.beswandjarum.com/suprayogi/2010/03/19/menggerakkan-pelestarian-kebudayaan-daerah-dan-
pembangunan-daerah-melalui-program-kampung-budaya/
KELAS : 1EA26
NAMA : HANA DWI NUR UTAMI
NPM : 13211171
MANUSIA DAN CINTA KASIH
A. Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya
W.J.S. Poerwadarminta cinta adalah rasa sangat suka,
sayang, ataupun sangat tertarik hatinya.
Cinta menurut Dr. Sarlito W. Sarwono memiliki tiga
unsur, yaitu :
1. Keterikatan (Cinta Setia)2. Keintiman (Cinta Saudara) 3. Kemesraan (Cinta Rayuan)
Cinta tingkat rendah adalah cinta yang paling keji , hina dan merusak rasa
kemanusiaan. Karena itu ia adalah cinta rendahan, bentuknya beraneka
ragam misalnya :
Cinta memiliki tiga tingkatan: tinggi (Allah dan Rasulnya
dan berjihad di jalan Allah), menengah (orang tua,
anak, saudara, istri/suami dan kerabat) dan rendah
(keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal).
1. Cinta kepada
thagut (syetan), selain
Allah, dalam surat Al
Baqarah: oranG- orang
yang menyembah
tandingan-tandingan
Allah;
2. Cinta berdasarkan hawa nafsu 3. Cinta lebih
mengutamakan kecintaan
kepada orang tua, anak, istri,
perniagaan dan tempat
tinggal.
KELAS : 1EA26
NAMA : HANA DWI NUR UTAMI
NPM : 13211171
5 MANUSIA DAN KEINDAHAN
Keindahan adalah suatu konsep abstrak yang tidak
dapat dinikmati karena tidak jelas.
Perbedaan keindahan menurut luasnya pengertian
yaitu:Keindahan dalam arti yang luas. Pengertian
keindahan yang seluas-luasnya meliputi keindahan seni,
keindahan alam, keindahan moral, dan keindahan
intelektual.
Keindahan dalam arti estetis murni, menyangkut
pengalaman estetis dari seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang
diserapnya.
B. Nilai Estetik
Nilai estetik adalah nilai suatu
benda yang menyebabkan
menarik minat seseorang atau
suatu golongan
Nilai digolongkan menjdi: Nilai
ekstrinsik : sifat baik suatu benda
sebagai alat untuk sesuatu hal
lainnya,
Nilai intrinsik : sifat baik dari
benda yang bersangkutan atau
sebagai suatu tujuan ataupun demi
kepentingan benda itu sendiri
Keindahan dalam arti terbatas, lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut benda yang diserapnya
dengan penglihatan.
KELAS : 1EA26
NAMA : HANA DWI NUR UTAMI
NPM : 13211171
3 KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR
DALAM KESUSASTERAAN
B. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan
Prosa Istilah prosa banyak padanannya. Kadang-
kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau
hanya fiction saja
Prosa Lama meliputi : 1. Dongeng, 2. Hikayat, 3. Sejarah,
4. Epos, 5. Cerita Pelipur Lara.
Prosa Baru meliputi : 1. Cerpen, 2. Novel, 3. Biogr,
4. Kisah, 5. Otobiografi
C. Nilai-nilai dalam prosa fiksi
1. Prosa fiksi memberikan
kesenangan Keistimewaan
kesenangan yang diperoleh dari
membaca fiksi adalah
pembaca mendapatkan
pengalaman sebagaimana
mengalami sendiri peristiwa
tersebut.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi
yang tidak terdapat di dalam
ensiklopedi.
3. Prosa fiksi memberikan
warisan kultural Prosa fiksi dapat
menstimuli imaginasi, dan
merupakan sarana bagi
pemindahan yang tak henti-
hentinya dan warisan budaya
bangsa.
4. Prosa memberikan
keseimbangan wawasan Lewat
prosa fiksi seseorang dapat
menilai kehidupan berdasarkan
pengalaman-pengalaman
dengan banyak individu.
KELAS : 1EA26
NAMA : HANA DWI NUR UTAMI
NPM : 13211171
PENGERTIAN KEADILANKeadilan menurut Aristoteles adalah
kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan
sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrim yang terlalu
banyak terlalu sedikit
7 MANUSIA DAN KEADILAN
1. Plato, keadilan diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang dapat mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
2. Socrates, memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. 3. Kong Hu Chu, keadilan terjadi apabila anak sebagai
anak,ayah sebagai ayah, dan raja sebagai raja, masing-masing telah
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan
itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak
dan kewajiban
B. KEADILAN SOSIAL
Berbicara tentang keadilan kita akan
ingat dasar Negara kita yaitu Pancasila
sila kelima yang berbunyi “keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
hal ini mengandung pengertian tidak
ada kemiskinan dalam Indonesia
merdeka
Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk yaitu :
a. perbuatan luhur ynag
mencerminkkan sikap dan suasana kekeluargaan
b. sikap adil terhadap sesama c. sikap suka memmberi
pertolongan terhadap yang membutuhkan
d. sikap suka bekerja keras e. sikap menghargai hasil karya
orang lain
Asas terciptanya keadilan sosial dituangkan dalam berbagai langkah melalui 8 jalur
pemerataan yaitu : 1. pemerataan pemenuhan
kebutuhan pokok 2. pemerataan memperoleh
pendidikan dan pelayanan kesehatan
3. pemerataan pembagian pendapatan
4. pemerataan kesempatan kerja 5. pemerataan kesempatan berusaha 6. pemerataan kesempatan
berpartisipasi dalam pembangunan
7. pemerataan penyebaran pembangunan
8. pemerataan memperoleh keadilan
1
KELAS : 1EA26
NAMA : HANA DWI NUR UTAMI
NPM : 13211171
PENGERTIAN KEADILANKeadilan menurut Aristoteles adalah
kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan
sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrim yang terlalu
banyak terlalu sedikit
7 MANUSIA DAN KEADILAN
1. Plato, keadilan diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang dapat mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
2. Socrates, memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. 3. Kong Hu Chu, keadilan terjadi apabila anak sebagai
anak,ayah sebagai ayah, dan raja sebagai raja, masing-masing telah
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan
itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak
dan kewajiban
B. KEADILAN SOSIAL
Berbicara tentang keadilan kita akan
ingat dasar Negara kita yaitu
Pancasila sila kelima yang berbunyi
“keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia” hal ini mengandung
pengertian tidak ada kemiskinan
dalam Indonesia merdeka
Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk yaitu :
a. perbuatan luhur ynag
mencerminkkan sikap dan suasana kekeluargaan
b. sikap adil terhadap sesama c. sikap suka memmberi
pertolongan terhadap yang membutuhkan
d. sikap suka bekerja keras e. sikap menghargai hasil karya
orang lain
Asas terciptanya keadilan sosial dituangkan dalam berbagai langkah melalui 8 jalur
pemerataan yaitu : 1. pemerataan pemenuhan
kebutuhan pokok 2. pemerataan memperoleh
pendidikan dan pelayanan kesehatan
3. pemerataan pembagian pendapatan
4. pemerataan kesempatan kerja 5. pemerataan kesempatan berusaha 6. pemerataan kesempatan
berpartisipasi dalam pembangunan
7. pemerataan penyebaran pembangunan
8. pemerataan memperoleh keadilan
1
KELAS : 1EA26
NAMA : HANA DWI NUR UTAMI
NPM : 13211171
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
8 MANUSIA DAN PANDANGAN
HIDUP
A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan
yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk
hidup di dunia berdasarkan pengalaman sejarah
menurut waktu dan tempat hidupnya
Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya
yang terdiri dari 3 macam, yaitu:
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu
pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa Ideologi, yang
disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang
terdapat pada negara tersebut.
3. Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan
hidup yang relatif kebenarannya.
B. CITA-CITA
Cita-cita adalah keinginan, harapan,
tujuan, yang selalu ada dalam
pikiran. Cita-cita merupakan
pandangan masa depan dan
pandangan hidup dimasa yang akan
datang
Ada 3 faktor yang menentukan
seseorang dapat atau tidak mencapai
cita-citanya, yaitu:
1. Manusianya yang memiliki
cita-cita;
2. Kondisi yang dihadapi
selama mencapai apa yang
dicita-citakan;
3. Seberapa tinggi cita-cita
yang hendak dicapai
Faktor manusia yang ingin
mencapai cita-citanya ditentukan
oleh kualitas manusianya
Faktor kondisi yang
mempengaruhi tercapainya cita-
cita, pada umumnya dapat disebut
yang menguntungkan dan yang
menghambat
Faktor tingginya cita-cita
merupakan faktor ketiga dalam
mencapai cita-cita. Memang ada
pepatah lama yang mengatakan
gantungkan cita-citamu setinggi
langit namun harus
memperhatikan situasi dan
kondisi yang ada.
1
Manusia dan kegelisahan
Pengertian kegelisahan Kegelisahan berasal dari kata gelisah
yang berarti tidak tentram hatinya
selalu merasa kawatir, tidak tenang,
tidak sabar, cemas.
Menurut Sigmud Fread
(ahli pisikoqnqlisa) ,
kecemasan ada 3
macam.
a. Kecemasan obyektif.
Kecemasan tentangkenyataan
adalah suatu pengalaman
perusaan sebagai akibat
pengamatan atau suatau
bahaya dalam dunia luar.
b. Kecemasan Neoritis (syaraf)
kecemasan ini dibagi 3
macam, yaitu:
1. Kecemasan yang timbul
kerena penyesuaian
lingkungan.
2. Bentuk ketakutan yang
tegang dan irisional
(phobia)
3. Rasa takut lain iyalah rasa
gugup, gagap, dan
sebayanya.
c. Kecemasan Moril.
Kecemasan moril disebabkan
kerena pribadi seseorang. (iri,
benci, dendam, dengki,
marah, gelisah dan cinta)
b. sebab-sebab orang
gelisah
Kerena pada hakikatnya orang takut
kehilangan hak-haknya.
Mengatasi kegelisahan ini pertama-
tama harus mulai dari diri sendirai,
yaitu kita harus bersikap tenang.
Keterusingan berasal dari kata
berusing dan kata itu adalah dasar
dari kata asing
c. usaha –usaha
mengatasi kegelisahan
D. keteasingan
1
Manusia dan harapan
A.Pengertian harapan a. Harapan berasal dari kata harap
yang berarti keinginan sesuatu
terjadi.
b. Arti harapan adalah sesuatu ytang
diinginkan dapat terjadi dengan
demikian harapan itu menyangkut
masa depan.
Dorongan kodrat Kordat iyalah sifat atau keadaan atau
pembawaan alamiyah industry berjelema dalam
diri manusia sejak manusia diciptakan Tuhan
misalnya , bergembira,dan sebagainya.
Dorongan Kebutuhan
Hidup
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang kita
butuhkan dalam keseharian kita. Misalnya:
makan, minum dan lain-lain.
Kebutuhan Rohani
Adalah kebutuhan batin yang hanya dapat di
penuhi.
Misalnya: Agama. Ketenangan jiwa.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan
kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia adalah:
a.) Kelangsungan hidup(snrvival)
b.) Keamanan (selfety)
c.) Hak & kewajiban mencintai & dicintai
(be loving and love)
d.) Diakui lingkungan (status)
e.) Perwujutan cita-cita (selfactualization)
Manusia memiliki tiga
kebutuha pokok
a.sandang adalah: kebutuhan manusia yang
berguna untuk melindungi dirinya seperti
pakaian.
b. Pangan adalah: kebutuhan manusia meliputi
kebutuhan sehari-hari seperti makanan &
minuman.
c. papan adalah: kebutuhan hidup manusia untuk
berlindung setiap hari.
1