manfaat dan kerugian mempelajari semua mata pelajaran

Upload: tiara-eka

Post on 13-Jul-2015

489 views

Category:

Documents


39 download

TRANSCRIPT

Manfaat dan Kerugian Mempelajari Semua Mata Pelajaran pada Jenjang Sekolah Menengah Atas

KARYA TULIS

Disusun Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Evaluasi BUGEMM Tahap II dan Ujian Praktik Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh Tiara Eka M NIS 2525 XII PSIA 5

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga SMA PLUS Negeri 17 Palembang 2011

Manfaat dan Kerugian Mempelajari Semua Mata Pelajaran pada Jenjang Sekolah Menengah Atas

KARYA TULIS

Disusun Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Evaluasi BUGEMM Tahap II dan Ujian Praktik Bahasa dan Sastra Indonesia

Palembang, 26 Februari 2011 Pembimbing, Penulis,

Drs. H. Muslim, M.Pd. NIP 196809011997031003

Tiara Eka M NIS 2525

Mengetahui Kepala Sekolah

Drs.H Syaiful Bahri NIP 195709071983011002

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan ridha-Nyalah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Penulis juga tak henti-hentinya salawat serta salam saya sampaikan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw. Penelitian ini dilakukan berdasarkan keingintahuan penulis terhadap manfaat dan kerugian mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang sekolah menengah atas. Penelitian ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari bantuan oleh beberapa pihak. Sehubungan itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Drs. H. Syaiful Bahri selaku kepala sekolah yang telah mengesahkan dan memperlancar jalannya kegiatan Bugemm. 2. Drs. H. Muslim, M.Pd. yang sangat membantu dalam pengerjaan penelitian, baik dalam struktur penulisan, jalannya pemikiran penulis juga memotivasi penulis dalam penelitian yang dilakukan dalam waktu yang singkat. 3. Siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang yang telah membantu saya dalam pengisian kuisioner yang memudahkan saya menganalisis penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada beberapa jejaring internet yang telah membantu dan memberikan informasi tentang penelitian yang saya lakukan serta beberapa referensi yang memberikan informasi mengenai karya tulis yang sedang saya buat. Mudah-mudahan karya tulis ini bisa bermanfaat bagi siswa sekolah menengah atas. Saran, tanggapan, bahkan kritikan dari para pembaca sangat diharapkan agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Februari 2011

Penulis

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................................i Halaman Pengesahan............................................................................................................. ii Kata Pengantar...................................................................................................................... iii Daftar Isi............................................................................................................................... iv BAB I. Pendahuluan............................................................................................................1 1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................. 2 1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................2 BAB II. Tinjauan Pustaka....................................................................................................3 2.1 Sekolah Menegah Atas.........................................................................................3 2.2 Maksud, Tujuan, Visi dan Misi Pendidikan Nasional......................................... 3 2.3 Definisi Sistem Pembelajaran.............................................................................. 4 2.4 Mata Pelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Sekolah Menengah Atas di Indonesia5 2.5 Sekilas Mengenai Penggunaan Sistem Pembelajaran hanya Mempelajari Mata Pelajaran Tertentu di Negara Maju5

BAB III. Metodologi Penelitian..........................................................................................8 3.1 Jenis Penelitian.....................................................................................................8 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................................8 3.3 Populasi dan Sempel Penelitian............................................................................8 3.4 Metode Pengumpulan Data..................................................................................8 BAB IV. Hasil dan Pembahasan..........................................................................................9 4.1 Pendapat Siswa Mengenai Sistem Pembelajaran Mempelajari Semua Mata Peajaran pada Jenjang Sekolah Menengah Atas..9 4.2 Penggunaan Sistem Pembelajaran Mempelajari Semua Mata Pembelajaran pada Jenjang Sekolah Menengah Atas di Indonesia10 4.3aKelebihan dari Penggunaan Sistem Pembelajaran Mempelajari Semua Mata Pelajaran pada Jenjang Sekolah Menengah Atas12 4.4 Kerugian dari Penggunaan Sistem Pembelajaran Mempelajari Semua Pelajaran pada Jenjang Sekolah Menengah Atas12iv

BAB V. Simpulan dan Saran..............................................................................................14 5.1 Simpulan...............................................................................................................14 5.2 Saran.....................................................................................................................14 Daftar Pustaka ........................................................................................................................16 Lampiran............................................................................................................................... 17

v

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Kurikulum merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan. Keberhasilan atau

kegagalan sistem pendidikan sangat dipengaruhi oleh faktor ini. Pengembangan kurikulum terus dilakukan demi memperbaiki sistem pendidikan. Tuntutan kurikulum merupakan salah satu penyebab pelajaran dianggap sulit dan berat untuk dipelajari oleh siswa. Misalnya untuk pelajaran fisika, kurikulum fisika yang ada seharusnya tidak diberikan pada tingkat sekolah menengah, karena materi yang harus diberikan sangat banyak dan terlalu sulit, belum lagi jam pelajaran yang tersedia sangat terbatas dan siswa tidak hanya belajar fisika. Siswa juga harus belajar matematika, biologi, kimia, agama, ekonomi, sejarah dan lainlain. Hal ini tampaknya tidak bijaksana jika siswa dipaksa untuk memahami semua materi dalam kurikulum. Kurikulum yang padat ini mungkin bisa diikuti oleh sebagian siswa dengan baik, lalu bagaimana dengan siswa yang tidak dapat mengikuti sistem kurikulum tersebut? Berapa banyak siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik akibat kurikulum pendidikan yang padat pada jenjang SMA di Indonesia? Kurikulum merupakan suatu sistem pendidikan yang dibuat oleh menteri pendidikan untuk diikuti oleh semua siswa, jadi tidak hanya oleh siswa yang pandai. Masih dalam sampel untuk pelajaran fisika, misalnya dalam bab hukum termodinamika, perlu waktu yang lama, dan itu masih belum bisa dipastikan bahwa semua siswa akan mengerti, karena kemampuan setiap siswa berbeda-beda. Sebagai akibatnya, tidak cukup waktu yang tersedia untuk menyelesaikan semua materi yang ada dalam kurikulum dengan baik. Dengan demikian sering terjadi sistem mengajar di sekolah yang mengutamakan tuntutan materi kurikulum selesai sesuai waktu yang telah ditentukan. Hal ini menyebabkan keindahan ilmu pengetahuan dan penerapan pelajaran akan tertutup oleh kekhawatiran bagaimana menyelesaikan soal-soal ujian nasional dengan benar. Baru-baru ini banyak terdengar keluhan dari siswa, khususnya siswa pada jenjang SMA bahwa mereka merasa bosan dengan metode pengajaran seperti ini, tapi apa yang harus siswa lakukan untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan pada saat ujian nasional dengan baik? Jadi sebenarnya vi

apakah maksud dari pemerintah memberikan sistem pendidikan mempelajari semua mata pelajaran kepada siswa SMA?

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain: 1. Apakah manfaat mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang sekolah menengah atas? 2. Apakah kerugian mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang sekolah menengah atas?

1.3 Tujuan Penelitian Karya tulis ini disusun dengan tujuan untuk mendeskripsikan manfaat dan kerugian mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang sekolah menengah atas.

1.4 Manfaat Penelitian Karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, antara lain: 1. Siswa dan guru dapat memahami tujuan pembelajaran, khususnya pada jenjang sekolah menengah atas, dimana siswa masih sangat labil dalam tingkat emosi belajar. 2. Merangsang semangat siswa dalam belajar dengan menyajikan perbandingan antara sistem pendidikan Indonesia dan pendidikan di negara maju.

vii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sekolah Menengah Atas Sekolah menengah merupakan suatu bagian lembaga pendidikan yang menyediakan semua atau bagian dari pendidikan menengah. Istilah High School ini berasal di Skotlandia dengan dunia tertua menjadi Royal High School (Edinburgh) pada 1505. Royal High School digunakan sebagai model untuk sekolah tinggi publik pertama di Amerika Serikat, Inggris High School didirikan di Boston, Massachusetts, pada tahun 1821. Tahapan pendidikan formal berbeda dari satu negara ke negara lainnya. Di Indonesia, sekolah menengah dibagi menjadi dua tahap, yaitu sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Ada juga satu lembaga mirip dengan SMA, tetapi mereka fokus pada satu karir tertentu yang dikenal sebagai sekolah menengah kejuruan atau SMK. Sayangnya, berdasarkan data dari Kompas (18:2010) SMK masih dipandang sebelah mata oleh warga Indonesia. Hal ini dibuktikan dari masih sangat minimnya peminat SMK dibandingkan peminat SMA. Sistem pendidikan Indonesia dikelola oleh Departemen Pendidikan Indonesia dan dinyatakan dalam konstitusi Indonesia dimana setiap warga negara memiliki hak untuk belajar.

2.2 Maksud, Tujuan, Visi dan Misi Pendidikan Nasional Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan tujuan ini, diperlukan perjuangan seluruh masyarakat. Maksud dan Tujuan Pendidikan NasionalPendidikan merupakan pilar menjunjung tinggi bangsa; Melalui pendidikan nasional akan mampu menjaga martabat jujur. Dalam konstitusi Republik Indonesia 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 3, disebutkan "Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter bangsa serta peradaban martabat dalam rangka

viii

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa untuk menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah, moralitas, sehat, berilmu, mampu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan akuntabel.

Visi dan misi pendidikan nasional telah menjadi formula dan dituangkan dalam "penjelasan" untuk konstitusi Republik Indonesia 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Visi dan misi pendidikan nasional ini adalah bagian dari trategi reformasi sistem pendidikan. Visi Sistem Pendidikan NasionalPendidikan nasional memiliki visi pendidikan sebagai perwujudan dari lembaga sosial yang kuat dan kewenangan untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia berkualitas untuk dapat secara proaktif menjawab tantangan dan era yang selalu berubah.

Misi Pendidikan NasionalBerdasarkan visi sistem pendidikan nasional, maka didapat misi pendidikan nasional sebagai berikut: 1. Mengejar ekspansi dan distribusi kesempatan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia; 2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi bangsa sebagai keseluruhan anak di usia dini sampai akhir hidup dalam rangka menciptakan masyarakat belajar; 3. Meningkatkan kesiapan dan kualitas input proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian moral; 4. Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat peradaban pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global, dan 5. Memberdayakan partisipasi masyarakat dalam pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.3 Definisi Sistem Pembelajaran Menurut Dame Sybil Hathaway, sistem pembelajaran adalah seperangkat entitas berinteraksi atau saling bergantung membentuk proses komunikatif antara sumber daya yang komprehensif-terpadu pembelajaran interaktif, guru dan siswa untuk saling bertukar informasi. ix

Keterampilan yang diambil dari kata terampil yang berarti kecakapan dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat. Di dalamnya ada unsur kreativitas, ketahanan untuk mengubah kegagalan menjadi keberhasilan dan kemampuan mengatasi masalah ini secara menyeluruh.

2.4 Mata Pelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Sekolah Menengah Atas di Indonesia Berdasarkan silabus RPP KTSP tingkat SMA, adapun mata pelajaran yang wajib dipenuhi oleh siswa tingkat SMA di Indonesia adalah sebagai berikut: No. Kelas X Kelas XI dan XII IPA Kelas XI dan XII IPS Kelas XI dan XII Bahasa 1. 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Pend. Agama Kewarganegaran B. Indonesia B. Inggris Matematika Biologi Fisika Kimia Sejarah Geografi Ekonomi Sosiologi Seni Budaya Pend. Agama Kewarganegaraan B. Indonesia B. Inggris Matematika Biologi Fisika Kimia Sejarah Seni Budaya Pend. Jasmani TIK Keterampilan / Mulok x Pend. Agama Kewarganegaraan B. Indonesia B. Inggris Matematika Sejarah Geografi Ekonomi Sosiologi Seni Budaya Pend. Jasmani TIK Keterampilan / Mulok Pend. Agama Kewarganegaraan B. Indonesia B. Inggris Matematika Sastra Indonesia Antropologi Bahasa Asing Sejarah Seni Budaya Pend. Jasmani TIK Keterampilan / Mulok

14. 15. 16.

Pend. Jasmani TIK Keterampilan / Mulok

4.2 Sekilas Mengenai Penggunaan Sistem Pembelajaran hanya Mempelajari Mata Pelajaran Tertentu di Negara Maju Data ini diambil berdasarkan kajian literatur dan wawancara dengan beberapa siswa yang pernah menempuh pendidikan di negara maju, seperti di Negara Amerika Serikat. Pada jenjang sekolah menengah atas di beberapa negara maju telah menggunakan sistem kredit semester. Sehingga siswa diberi kebebasan lebih dalam proses pembelajaran, seperti pindah ke ruang kelas berbeda untuk mata pelajaran yang berbeda dan diizinkan untuk memilih beberapa mata pelajaran kelas mereka (pilihan). Biasanya, dimulai di kelas satu SMA, Oleh karena itu, siswa didorong untuk bertanggung jawab lebih untuk pendidikan mereka sendiri. Siswa diminta untuk mengambil sejumlah minimum mata pelajaran tertentu dari mata pelajaran wajib, tetapi dapat memilih mata pelajaran tambahan (pilihan) untuk mengisi waktu studi yang telah ditentukan. Berikut mata pelajaran minimum yang wajib di ambil oleh setiap siswa, yang kemudian dibagi lagi menjadi beberapa mata pelajaran yang dapat dipilih oleh siswa: a. Sains, terdiri dari mata pelajaran pilihan biologi, kimia dan fisika. b. Matematika, terdiri dari mata pelajaran pilihan aljabar, geometri, pra-kalkulus, statistik, dan kalkulus. c. Bahasa Inggris, terdiri dari mata pelajaran pilihan sastra, humaniora, komposisi, bahasa lisan, dll d. Ilmu sosial, terdiri dari mata pelajaran pilihan sejarah dan ekonomi. Selain itu setiap sekolah juga menyajikan mata pelajaran pilihan tambahan yang berbedabeda mengingat kebutuhan tenaga ahli suatu negara, seperti dalam bidang kesehatan, olahraga, kesenian dan keterampilan lainnya. Sistem pembelajaran seperti ini sangat membantu siswa dalam menentukan minat dan bakat siswa dalam mempelajari suatu hal. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Finlandia, xi

Jepang, dan lainnya sangat mempertimbangkan peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang akan dihasilkan. Sehingga siswa diberi kebebasan untuk memilih jadwal mereka sendiri sesuai dengan minat dan bakat. Selain itu, karena dalam pelajaran diberikan cukup waktu untuk melakukan teori dan penelitian, sehingga pembelajaran yang tidak hanya memahami teori tetapi juga penerapannya. Dengan cara itu, akan ada banyak ahli di segala bidang. Hal ini dapat berjalan dengan baik, karena ada perhatian besar dari pemerintah dan dari keluarga yang menaruh perhatian besar terhadap pendidikan, disamping itu faktor utama yang membuat berjalan baiknya suatu program pendidikan adalah karena ada sistem ekonomi negara yang ikut andil besar, misalnya untuk keperluan studi astronomi, sekolah-sekolah tersebut telah mendapatkan bantuan oleh pemerintah untuk menyediakan peralatan belajar astronomi yang lengkap.

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penulisan deskriptif analisis yang dilaksanakan dengan tujuan memperoleh gambaran tentang pandangan pelajar SMA mengenai sistem pembelajaran di Indonesia, khususnya pada jenjang sekolah menengah atas.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lingkungan SMA Plus Negeri 17 Palembang, pada Bulan JanuariFebruari 2011.

3.3 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah pelajar SMA dan wakil kurikulum pendidikan sekolah menengah atas. Selanjutnya, dari populasi tersebut diambil seratus pelajar secara acak dan satu orang wakil kurikulum SMA Plus Negeri 17 Palembang.

3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode kuisioner, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan dalam bentuk angket pada para siswa sekolah menengah atas. 2. Metode wawancara, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan kepada wakil kurikulum SMA Plus Negeri 17 Palembang mengenai sistem pembelajaran di tingkat sekolah menengah atas.

xiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendapat Siswa Mengenai Sistem Pembelajaran Mempelajari Semua Mata Peajaran pada Jenjang Sekolah Menengah Atas Faktor utama bagi sebuah negara untuk mencapai kemakmuran, kesejahteraan dan pengakuan oleh negara-negara lain yaitu degan memiliki sumber daya manusia yang intelektual. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah upaya perbaikan sistem pendidikan oleh hampir setiap negara.

Begitu juga dengan Indonesia, negara berkembang yang sangat menghargai pentingnya arti pendidikan. Hal ini terbukti dari kebijakan-kebijakan yang telah banyak dikeluarkan oleh pemerintah mengenai sistem pendidikan Indonesia untuk mencapai tujuan negara, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seperti yang kita ketahui, pendidikan di Indonesia menggunakan sistem pembelajaran mempelajari semua mata pelajaran di setiap jenjang pendidikan selama dua belas tahun. Siswa tidak diberi kebebasan untuk memilih mata pelajarannya sendiri. Siswa harus patuh kepada kurikulum yang telah dibuat oleh pemerintah. Lalu sebenarnya bagaimana pendapat siswa mengenai sistem pembelajaran mempelajari semua mata pelajaran di jenjang sekolah menengah atas: Tabel. Pendapat Siswa Mengenai Sistem Pembelajaran Mempelajari Semua Mata Pelajaran di Jenjang Sekolah Menengah Atas Pertanyaan Apakah Anda setuju dengan sistem pembelajaran mempelajari semua mata pelajaran di jenjang sekolah menengah atas? Pilihan Setuju Tidak Setuju Frekuensi 28 72 Persentase 28 % 72 %

xiv

80 70 60 50 40 30 20 10 0 frekuensisetuju tidak setuju

Grafik. Pendapat Siswa Mengenai Sistem Pembelajaran Mempelajari Semua Mata Pelajaran di Jenjang Sekolah Menengah Atas

Dari hasil data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa 28% siswa setuju mengenai sistem pembelajaran mempelajari semua pelajaran di jenjang sekolah menengah atas di Indonesia dan 72% siswa menyatakan tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan tidak setuju mengenai sistem pembelajaran mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang SMA di Indonesia. Siswa memiliki banyak alasan untuk ketidaksetujuan mereka, tetapi alasan utama adalah karena mereka merasa kebijakan pemerintah untuk mempelajari semua mata pelajaran di tingkat SMA adalah sebuah beban yang cukup berat dan membuat kondisi belajar yang tidak fokus. Sebaliknya, sekitar seperempat dari sampel siswa menyatakan setuju dengan kebijakan pemerintah tersebut, karena mereka berpikir bahwa hal itu dilakukan oleh pemerintah bagi kemajuan pendidikan di Indonesia serta memberikan waktu bagi siswa untuk memilih dan mengambil jurusan di perguruan tinggi.

4.2 Penggunaan Sistem Pembelajaran Mempelajari Semua Mata Pembelajaran pada Jenjang Sekolah Menengah Atas di Indonesia Seperti kita ketahui bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai

xv

agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan tujuan ini, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Pancasila sebagai sumber dari semua kebijakan, termasuk pendidikan. Ini berarti bahwa setiap kebijakan mengenai pendidikan yang dikeluarkan harus diterjemahkan terhadap nilai-nilai pancasila. Misalnya nilai ketuhan dalam sila pertama pancasila, sehingga dimasukkanlah pelajaran agama dalam kurikulum sekolah, begitu juga nilai kemanusiaan dan kehidupan bangsa, yang kemudian dimasukkan ke dalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan, selain itu masih banyak lagi ilmu serapan yang layaknya wajib dipelajari pada masa sekarang untuk mempersiapkan generasi yang siap bersaing dalam era globalisasi. Karena pertimbangan semacam inilah yang menyebabkan siswa diwajibkan mempelajari seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum, yang notabennya sangat banyak. Selain itu, berdasarkan wawancara dengan Bapak Drs. H. Muslim, sebagai wakil dari kurikulum di SMA Plus Negeri 17 Palembang mengatakan bahwa alasan utama bagi pemerintah dalam menerapkan sistem pembelajaran mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang sekolah menengah atas adalah tuntutan negara-negara berkembang yang membutuhkan banyak pengetahuan baru demi mempersiapkan sumber daya manusia yang siap bersaing di era globalisasi mendatang. Berdasarkan tanggapan siswa atas kuesioner yang telah dibagikan sebelumnya, secara umum siswa telah mengetahui tujuan dan alasan pemerintah tentang penerapan sistem pembelajaran ini. Namun, karena baik pemerintah maupun sekolah tidak pernah menegaskan alasan dari tujuan ini, sehingga jawaban siswa terkesan ragu-ragu. Sebenarnya, hal ini dapat menyebabkan pertanyaan dari siswa, misalnya apakah tujuan mempelajari semua mata pelajaran. Sedangkan pada akhirnya siswa juga akan diminta untuk memilih jurusan yang sudah sangat spesifik di perguruan tinggi. Sebenarnya, keinginan pemerintah untuk mempersempit mata pelajaran di tingkat SMA sudah ada lama dan terus berusaha dilakukan oleh pemerintah, tetapi karena Indonesia masih menjadi negara berkembang masih perlu untuk memenuhi tuntutan sebagai negara berkembang tersebut. Selain itu, kendala terbesar bagi pemerintah dalam membuat kebijakan baru untuk pendidikan di Indonesia adalah kurangnya sumbangsih dari pemerintah, hal ini juga dikarenakan tidak mungkinnya perekonomian Indonesia hanya dipusatkan untuk pendidikan, selain itu yang menjadi kendalanya juga adalah kesiapan siswa dan kurangnya partisipasi orang tua, fasilitas belajar dan tenaga kerja pengajar.

xvi

4.3aKelebihan dari Penggunaan Sistem Pembelajaran Mempelajari Semua Mata Pelajaran pada Jenjang Sekolah Menengah Atas Sistem pembelajaran mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang sekolah menengah atas telah diterapkan di Indonesia sejak awal kemerdekaan Indonesia, sistem pendidikan di Indonesia juga besar dipengaruhi oleh sistem pendidikan yang pernah diterapkan negara-negara kolonial. Kebijakan yang telah berlangsung cukup lama ini, rasanya sangat tidak mungkin jika tidak ada pertimbangan yang baik pula untuk kemajuan sistem pendidikan Indonesia. Meskipun sistem pembelajaran yang terkesan membosankan, tetapi memiliki banyak keuntungan, seperti: a. Siswa akan mendapatkan banyak ilmu pengetahuan yang mungkin suatu saat akan berguna. b. Siswa memiliki waktu yang cukup untuk mengenali potensi mereka, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk memilih satu jurusan di perguruan tinggi, sesuai dengan minat dan bakat. c. Apabila siswa benar-benar aktif dalam mengikuti semua yang diajarkan di sekolah, dapat dipastikan bahwa siswa Indonesia siap untuk bersaing dengan siswa dari negara-negara maju.

4.4 Kerugian dari Penggunaan Sistem Pembelajaran Mempelajari Semua Pelajaran pada Jenjang Sekolah Menengah Atas Dari hasil data yang diperoleh menegaskan bahwa sebagian besar siswa menyatakan tidak setuju dengan sistem pembelajaran mempelajari semua mata pelajaran, mereka menyatakan bahwa sistem pembelajaran seperti ini memiliki sisi negatif yang lebih banyak daripada sisi positifnya, seperti: a. Mereka menganggap bahwa sistem pembelajaran mempelajari semua mata pelajaran merupakan kebijakan pemerintah yang kurang bijak, karena terlalu banyak pelajaran dalam kurikulum membuat suatu pelajaran kurang terfokuskan. Tidak jarang pula terdapat permasalahan siswa yang kurang suka mempelajari suatu pelajaran tertentu, maka ia hanya akan mempelajarinya sebagai tuntutan kurikulum, dan jika ada perasaan seperti ini dapat menyebabkan rasa beban bagi siswa dalam belajar.

xvii

b. Ketidakseimbangan antara waktu dan jadwal belajar yang diberikan, menyebabkan keindahan ilmu pengetahun dan penerapan pelajaran akan tertutup oleh kekhawatiran bagaimana menyelesaikan soal-soal ujian nasional dengan benar. Padahal apabila jadwal disusun sesuai dengan waktu setiap semesternya, maka SMA adalah waktu yang tepat untuk masa pra kuliah. Dengan demikian, kemampuan siswa telah disiapkan sejak awal sesuai dengan fakultas yang diinginkan atau sesuai dengan minat dan bakat. Dengan begitu, diharapkan setelah menempuh pendidikan di perguruan tinggi akan mengeluarkan sumber daya manusia yang berkualitas. c. Mata pelajaran yang sangat banyak pada kurikulum pendidikan di tingkat SMA, menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami minat dan bakat untuk memilih jurusan di perguruan tinggi, karena di tingkat SMA, siswa diwajibkan untuk mempelajari semua mata pelajaran tanpa memandang apakah siswa memahami dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari atau tidak.

xviii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Sebagian besar siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang menyatakan tidak setuju dengan sistem pembelajaran mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang sekolah menengah atas. 2. Berdasarkan hasil wawancara dan kajian pustaka, sistem pendidikan di Indonesia telah mengupayakan yang terbaik bagi pendidikan Indonesia. 3. Alasan utama pemerintah Indonesia masih menerapkan sistem pembelajaran mempelajari semua mata pelajaran adalah karena masih adanya tuntutan sebagai negara berkembang, yangmana masih banyak membutuhkan materi-materi dasar dalam setiap bidang ilmu pengetahuan. 4. Manfaat utama dalam penerapan sistem pembelajaran mempelajari semua mata pelajaran adalah siswa menerima lebih banyak ilmu pengetahuan, yangmana diharapkan akan berguna bagi masa mendatang. 5. Kerugian utama dalam penerapan sistem pembelajaran mempelajari semua mata pelajaran adalah kurangnya fokus bagi siswa dalam mempelajari suatu bidang ilmu pengetahuan dan kurangnya kesesuaian antara waktu yang diberikan berdasarkan kurikulum dan jumlah materi pelajaran, terutama dalam pembelajaran yang berkaitan dengan aplikasi.

5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang didapat, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi pemerintah, hendaknya diadakan pengamatan ulang mengenai rencana sistem pendidikan Indonesia ke depan, yaitu dengan mempertimbangkan minat dan bakat siswa, serta dengan memperhatikan sumber daya manusia yang berkualitas yang akan dihasilkan. xix

2. Bagi pihak sekolah, hendaknya mengadakan pelatihan atau sosialisasi bagi siswa sekolah menengah atas dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa serta menjelaskan mengenai kurikulum yang dipakai oleh sistem pendidikan Indonesia. 3. Bagi siswa, hendaknya lebih meningkatkan motivasi diri dan mendukung kebijakan pemerintah dalam pendidikan. Dengan begitu diharapkan akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas hasil dari sitem pendidikan yang berkualitas.

xx

DAFTAR PUSTAKA

Adams, M. J. and Collins, A. 1985. Sekolah Menengah Atas, (Online), (http://www.google.com, diakses 2 Februari 2011).

Bhezt. 2010. Perbedaan Kurikulum Amerika dan Indonesia, (Online), (http://www.google.com, diakses 2 Februari 2011).

Hathaway, Dame Sybil. 1999. Definisi Sistem Pendidikan, (Online), (http://www.wikipedia.com, diakses 2 Februari 2011).

Izard, Carroll E. 1971. Basic Curricular Structure in Developed Country. New York: Appleton-CenturyCroft.

Menteri Pendidikan Indonesia. 2003. Visi dan Misi-Tujuan Pendidikan Indonesia, (Online), (http://www.wikipedia.com, diakses 2 Februari 2011).

Powell, Don R. 2001. Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Pustaka Delataprasa.

Soekisno. 2007. Perjalanan Kurikulum di Indonesia. Bandung: Angkasa.

xxi

xxii