3. kelompok 5
TRANSCRIPT
TUGAS RESUME SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
“STANDARDISASI”
oleh :
KELOMPOK 5
KELAS A 2014
SEMESTER IV
Hanifah Dyah Pusparini (25010114120008)
Susi Yunita Haryanti (25010114120035)
M. Aldi Ardiansyah (25010114120044)
Menik Samiyati (25010114120058)
Asnia Uliya Devi (25010114120070)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015/2016
DEFINISI STANDARISASI
Membandingkan rate penyakit pada populasi yg mempunyai distribusi
karakteristik populasi yg berbeda dan karakteristik tersebut berhubungan dengan
penyakit. Dengan metode umum yaitu menggunakan standarisasi langsung dan
standarisasi tidak langsung. (Nurul, kesmas Esa Unggul 2013)
Standarisasi juga merupakan suatu prosedur untuk menghilangkan
perbedaan dalam komposisi umur. Menghasilkan ukuran tunggal (summary
index) untuk perbandingan populasi. Biasanya yang perlu di-adjust: umur dan
jenis kelamin. Standarisasi diperlukan karena membaca/meneliti angka kasar
dapat menyesatkan jika populasi yang diamati berbeda dalam struktur penduduk.
(Sarni, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik 2012 )
Menurut Webb et al (2005), standardisasi merupakan suatu metode yang
digunakan untuk menghasilkan ukuran yang setara atau komparabel antara
beberapa populasi atau sub- grup, dengan memperhitungkan konfounding utama,
seperti perbedaan umur dan sex pada komposisi populasi atau sub grop yang
berbeda. Sedangkan, menurut Rothman (2002), standardisasi adalah sebuah
metode dengan menggabungkan angka rata-rata kategori spesifik ke dalam nilai
kesimpulan tunggal dengan mengambil rata-rata yang telah ditakar.
Istilah istilah dalam standarisai antara lain
Rate sering digunakan untuk menggambarkan kejadian (dlm demografi;
epidemiologi) . Dalam aplikasi membandingkan rate antar populasi yang berbeda
atau dalam populasi yang sama namun periode yang berbeda.Rate memberi
informasi yang lebih lengkap karena mengandung informasi tetang jumlah
kejadian, jumlah populasi dari mana kejadian terjadi , periode waktu kejadian
terjadi.Rate juga memberi kondisi yang komperabel karena dapat untuk
membandingkan frekwensi kejadian secara lebih komperabel seperti frekwensi
kejadian penyakit di populasi dari waktu ke waktu , frekwensi kejadian penyakit
diantara satu populasi dengan populasi lain dan frekwensi kejadian penyakit
diantara sub populasi.
1. Angka kasar merupakan indikator populasi secara umum yang mewakili
populasi dan dipengaruhi oleh tingkat perbedaan pada setiap sub
kelompok (misalnya:umur,sex,ras,dll)
2. Angka adjusted merupakan indikator fiktif yang dihitung menggunakan
prosedur standarisasi yang mewakili populasi dan tidak dipengaruhi oleh
perbedaan pada setiap sub kelompok.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Rate Keuntungan Kerugian
Crude Rate 1.Aktual
2.Mudah dihitung untuk
perbandingan internasional
( banyak digunakan meskipun
keterbatasan )
Sejak populasi bervariasi
dalam komposisi
(misalnya , usia ) ,
perbedaan tingkat sulit
untuk menafsirkan
Spesific Rate 1.Subkelompok homogen
2. Lebih rinci yang berguna untuk
epidemiologi dan tujuan
kesehatan masyarakat
Rumit untuk
membandingkan banyak
subkelompok dari dua
atau lebih populasi
Adjusted Rate 1. Laporan Ringkasan
2. Perbedaan komposisi kelompok
" dihapus " , yang memungkinkan
berisi perbandingan
1. Fiksi
2.Magnitud mutlak
tergantung pada standar
populasi yang dipilih
MANFAAT STANDARDISASI
Manfaat standardisasi yaitu untuk menghasilkan ukuran yang setara atau
komparabel antara beberapa populasi atau sub grup. Dengan memperhitungkan
konfounding utama seperti perbedaan umur dan sex pada komposisi populasi atau
sub grup yang berbeda-Webb et al (2005). Misalnya yaitu untuk melakukan
perbandingan angka kesakitan atau kematian pada dua negara atau lebih
PERBEDAAN METODE STANDARDISASI
Perbedaan Standardisasi Langsung dan Tidak Langsung
Standardisasi Langsung Standardisasi Tidak
Langsung
Metode Angka rata-rata studi
diaplikasikan pada populasi
standar
Angka rata-rata pada
populasi standar
diaplikasikan pada populasi
studi
Populasi studi Angka spesifik rata-rata
umur-jenis kelamin (Age-sex
specific rates)
Komposisi dan total
kematian atau kasus variabel
umur-jenis kelamin (Age-sex
composition +total deaths
(or cases)
Populasi standar Komposisi variabel umur-
jenis kelamin
Rata-rata variabel umur-jenis
kelamin dan rata-rata
keseluruhan
Hasil Angka rata-rata umur-jenis
kelamin yang
terstandardisasi (Age-sex
adjusted rate)
Rasio angka kematian-
kesakitan yang
terstandardisasi(Standardised
mortality (morbidity)
ration(+age-sex adjusted
rate)
METODE STANDARISASI LANGSUNG (DIRECT)
Cara kalkulasi
Menggunakan specific rate berdasarkan variabel yang akan dikontrol
(misal umur, sex dll) pada populasi studi . Specific rate tadi diaplikasikan pada
populasi standard berdasarkan variabel yang akan dikontrol (umur, sex dll)
Standarisasi ini menggambarkan :
Apa yang akan terjadi dengan crude rate pada populasi studi jika distribusi
dari variabel yang dikontrol (misal umur, sex) sama dengan populasi standard
Data Yang Harus Tersedia :
a. Specific Rate dari Variabel Populasi Studi /Populasi Yang Akan Dikontrol
b. Distribusi Variabel Yang Akan di Kontrol Pada Populasi Standard
Prosedur perhitungan
a. Dapatkan category-specific rates populasi yang dibandingkan
b. Tentukan standard populasi
c. Hitung jumlah “expexted deaths/cases”
d. Hitung rate yang distandardisasi
RUMUS:
Penghitngan angka kematian
Dalam cara langsung ini, dua daerah yang akan dibandingkan harus mempunyai
data kematian menurut umur (ASDR), sedangkan daerah yang akan dijadikan
standar adalah daerah yang mempunyai jumlah penduduk menurut umur baik
empirik maupun teoritis, atau bahkan salah satu dari daerah yang akan
dibandingkan menjadi penduduk standar.
Total “Expected deaths/cases”Total populasi standar
Keterangan : Expected death pada kolom terakhir didapatn dengan mengalikan
ASDR masing-masing kelompokumur dengan jumlah penduduk standar pada
kelompok umur yang bersangkutan.
Contoh:
1. Expected death untuk kelompok umur 0-14 th daerah A adalah
4
1000x1500=6
2. Expected death untuk kelompok umur 60-74 th daerah B adalah
35
1000x600=1,2
3. Angka kematian daerah A yang sudah distandarisasi :
1245500
x1000=22,5/1000
4. Angka kematian daerah B yang sudah distandarisasi :
1035500
x1000=18,8/1000
5. Rasio kematian daerah A dan B = 22,516,7
=1,2
Dengan standarisasi terlihat bahwa anagka kematian, alam hal ini CDR unutk
daerah A yang tadinya dianggap lebih rendah, ternyata setelah dilakukan
standarisasi berubah lebih tinggi . Hal ini terjadi karena adanya komposisi
penduduk menurut umur yang berbeda.Kalau diperhatikan pada daerah A jumlah
kelompok umur yang ASDR-nya tertinggi (150/1000) adalah kelompok umur 75+
tahun keatas dengan jumlah 1000 orang. Sedangkan pada daerah B, kelompok
umur yang ASDR-nya tertinggi adalah kelompok umu 75+ dengan jumah hanya
400 orang.
METODE STANDARDISASI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT)
Dalam standarisasi tidak langsung, tidak mempunyai ASDR hanya ada CDR dan
penduduk menurut kelompok umur dalam suatu daerah tertentu.
Prosedur Perhitungan:
Tentukan category-specific rates populasi standard
Dapatkan distribusi populasi yang dibandingkan
Hitung jumlah “expexted deaths/cases”
Hitung SMR :
Jumlah kematian yang di observasi
Jumlah “expected deaths”
Hitung rate yang distandardisasi:
SMR x Crude Death Rate populasi standard
Sumber : (Chandra, 1995)
Untuk mendapatkan angka kematian yang distandarisasi, diperlukan perhitungan
indeks angka kematian dan faktor koreksi dengan perhitungan seperti dibawah ini.
Indeks angka kematian daerah
A= 82
6100x1000=13,4 /1000
B= 191,76100
x1000=31,4 /1000
Faktor koreksi untuk kematian kasar ASDR daerah :
A= 24,531,4
=1,83
B= 24,531,4
=0,77
Rasio angka kematian yang sudah distandarisasi daerah A dan B :
= 20,1318,56
=1,1
Indirect Method
Pada keadaan tertentu kita hanya mengetahui jumlah kematian berdasarkan
kelompok umur, maka kita harus melakukan standarisasi secara indirect.
DAFTAR
PUSTAKA
Alrasyid, Harun. 2013. Metode Epidemiologi. Diakses dari
https://www.academia.edu/4911150/2013_METODE_EPIDEMIOLOGI_-
STANDARDISASI_LANGSUNG
HCA.2005. Rates. Diakses dari
(https://faculty.unlv.edu/ccochran/HCA202_2005/HCA202_2004/lectures/
HCA202_Rates_04.html)
Donny, Drg.Pangemanan, dkk,. BAB X Statistik Vital. Diakses dari
http://repository.maranatha.edu/2522/11/Metlit%20BAB%20X.pdf
Najmah, SKM, MPH.2013.Metode Epidemiologi Standarisasi Langsung
Rizki, Ahmad. 2013. Surveilans Epidemiologi. Diakses dari
https://www.academia.edu/13088266/Surveilans_Epidemiologi
Wahidin, Mugi. 2014. Standardisasi Rate dalam Epidemiologi. Diakses dari
http://slideplayer.info/slide/3005876/#
SOAL
1. Yang sudah ada dalam perhitungan standarisasi tidak langsung adalah....
a. ASDR c. CFR
b. CDR d. ASFR
2. Indikator populasi yang dipengaruhi oleh tingkat perbedaan pada setiap sub
kelompok disebut ...
a. Angka kasar
b. Angka adjusted
c. Variabel confounding
d. Observed
3. Berikut ini data yang harus tersedia dalam metode standardisasi tidak
langsung, yaitu kecuali..............
a. Crude rate pada populasi studi
b. Crude rate pada populasi standar
c. Distribusi variabel yang akan dikontrol pada populasi studi
d. Distribusi variabel yang akan dikontrol pada populasi standar
4. Manakah yang bukan bagian dari prosedur penghtungan standarisasi secara
langsung?
a. Dapatkan category-specific rates populasi yang dibandingkan
b. Tentukan standard populasi
c. Hitung jumlah “expexted deaths/cases”
d. Hitung standar deviasi
5. Yang termasuk metode standarisasi surveilans epidemiologi yaitu..
a. Standarisasi terbuka
b. Standarisasi tertutup
c. Standarisasi langsung
d. Standarisasi umum