makalah modul 5 php - kelompok 3

24
TUGAS PERKULIAHAN MODUL 5 APLIKASI PENAWARAN DAN PERMINTAAN Makalah Disusun untuk memenuhi tugas dari Dosen Novi Haryati S.P, M.P. Selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemasaran Hasil Pertanian Oleh: Kelompok 3 FEBRY EKA FITRIANI 135040118133001 MUKTI RAHAYUNINGTYAS 135040118113006 RENI DWI ASTUTIK 135040118133011 VIDIA OKTAVIA SARI 135040118113007 YOGANATA 135040118113003 YUDHA KUSUMA WARDHANA 135040107113010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KAMPUS IV KEDIRI

Upload: yoga-nata

Post on 30-Sep-2015

276 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

TUGAS PERKULIAHAN MODUL 5APLIKASI PENAWARAN DAN PERMINTAANMakalahDisusun untuk memenuhi tugas dari Dosen Novi Haryati S.P, M.P.Selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemasaran Hasil Pertanian

Oleh:Kelompok 3FEBRY EKA FITRIANI135040118133001MUKTI RAHAYUNINGTYAS135040118113006RENI DWI ASTUTIK135040118133011VIDIA OKTAVIA SARI135040118113007YOGANATA135040118113003YUDHA KUSUMA WARDHANA135040107113010

UNIVERSITAS BRAWIJAYA KAMPUS IV KEDIRIFAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI AGRIBISNISOKTOBER, 2014BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangAdanya peran pemerintah dalam pembangunan ekonomi suatu negara merupakan hal yang tidak diperdebatkan dalam teori-teori ataupun khazanah pemikiran ekonomi.Hampir semua negara di dunia baik negara berkembang maupun negara maju melakukan intervensi terhadap komoditi bahan pangan, (Pranolo, 2000).Namun besarnya intervensi pemerintah pada komoditi pangan antara satu negara dengan negara lain berbeda. Jepang misalnya memberikan proteksi yang besar bagi perlindungan petani dalam negeri. Sedangkan di Indonesia perlindungan terhadap komoditi beras juga dilakukan melalui instrumen kebijaksanaan Pemerintah dalam stabilisasi harga beras, (Pranolo, 2000).Saat ini yang sering dihadapi petani adalah masalah fluktuasi harga, fluktuasi harga yang tinggi seringkali merugikan petani daripada pedagang, karena petani umumnyatidak dapat mengatur waktu penjualannya untuk mendapatkan harga jual yang lebih menguntungkan, (Simatupang, 1999).Untuk itu diperlukan harga maksimum dan harga minimum untuk mencegah para penjual dan pembeli dari permainan harga yang ada di pasar. Namun penerapan harga maksimum dan minimum ini tidaklah mudah, butuh pengawasan dalam pelaksanaannya agar mampu berjalan sesuai rencana. Untuk itu dalam makalah ini akan membahas mengenai aplikasi penawaran dan permintaan berupa intervensi pemerintah, harga produksi pertanian yang fluktuatif serta dorongan untuk membatasi hasil pertanian, dampak ekspor dan dampak harga maksimum dan minimum.

1.2 Identifikasi Masalah1.2.1 Jelaskan dengan singkat dan jelas rasionalisasi mengapa pemerintah perlu melakukan intervensi pada pasar komoditi pertanian?.1.2.2 Jelaskan dengan singkat dan jelas mengapa harga hasil pertanian berfluktuasi?.1.2.3 Jelaskan dengan singkat dan jelas mengapa produksi hasil pertanian perlu dibatasi?1.2.4 Jelaskan dengan singkat dan jelas apa saja manfaat dari adanya teknologi atau inovasi baru, serta siapa yang menikmati?1.2.5 Jelaskan dengan singkat dan jelas bagaimana ekspor dapat berpengaruh terhadap harga pangan?1.2.6 Jelaskan dengan singkat dan jelas bagaimana dampak dari kebijakan harga maksimum dan harga minimum pada pasar komoditi pertanian?

1.3 Tujuan1.3.1 Untuk mengetahui perlunya intervensi pemerintah pada pasar komoditi pertanian1.3.2 Untuk mengetahui harga hasil pertanian yang berfluktuasi.1.3.3 Untuk mengetahui perlunya pembatasan produksi hasil pertanian.1.3.4 Untuk mengetahui dari adanya teknologi atau inovasi baru.1.3.5 Untuk mengetahui pengaruh ekspor terhadap harga pangan.1.3.6 Untuk mengetahui dampak dari kebijakan harga maksimum dan harga minimum pada pasar komoditi pertanian.

1.4 Kegunaan1.4.1 Dapat mengetahui perlunya intervensi pemerintah pada pasar komoditi pertanian.1.4.2 Dapat mengetahui harga hasil pertanian yang berfluktuasi.1.4.3 Dapat mengetahui perlunya pembatasan produksi hasil pertanian.1.4.4 Dapat mengetahui manfaat dari adanya teknologi atau inovasi baru.1.4.5 Dapat mengetahui pengaruh ekspor terhadap harga pangan.1.4.6 Dapat mengetahui dampak dari kebijakan harga maksimum dan harga minimum pada pasar komoditi pertanian.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Jelaskan dengan singkat dan jelas rasionalisasi mengapa pemerintah perlu melakukan intervensi pada pasar komoditi pertanian?

Menurut Huala (2005), Intervensi adalah sebuah istilah dalam dunia politik dimana ada negara yang mencampuri urusan negara lainnya yang jelas bukan urusannya. Adapula definisi intervensi adalah campur tangan yang berlebihan dalam urusan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Sehingga negara yang melakukan intervensi sering dibenci oleh negara-negara lainnya.Pembangunan Pertanian di Indonesia merupakan hal terpenting dari keseluruhan pembangunan ekonomi, apalagi semenjak sektor pertanian ini menjadi penyelamat perekonomian nasional karena justru pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain pertumbuhannya negatif. Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia :(1) Potensi sumberdayanya yang besar dan beragam(2) Pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar(3) Besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, dan(4) Menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.Pada era reformasi, paradigma pembangunan pertanian meletakkan petani sebagai subyek, bukan semata-mata sebagai peserta dalam mencapai tujuan nasional. Karena itu pengembangan kapasitas masyarakat guna mempercepat upaya memberdayakan ekonomi petani, merupakan inti dari upaya pembangunan pertanian atau pedesaan. Upaya tersebut dilakukan untuk mempersiapkan masyarakat pertanian menjadi mandiri dan mampu memperbaiki kehidupannya sendiri. Peran Pemerintah adalah sebagai stimulator dan fasilitator, sehingga kegiatan sosial ekonomi masyarakat petani dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan pada paradigma tersebut maka visi pertanian memasuki abad 21 adalah "pertanian modern, tangguh dan efisien". Untuk mewujudkan visi pertanian tersebut, misi pembangunan pertanian adalah "memberdayakan petani menuju suatu masyarakat tani yang mandiri, maju, sejahtera dan berkeadilan". Hal ini akan dapat dicapai melalui pembangunan pertanian dengan strategi: Optimasi pemanfaatan sumber daya domestik (lahan, air, plasma nutfah, tenaga kerja, modal dan teknologi); Perluasan spektrum pembangunan pertanian melalui diversifikasi teknologi, sumber daya, produksi dan konsumsi; Penerapan rekayasa teknologi pertanian spesifik lokasi secara dinamis; Peningkatan efisiensi sistem agribisnis untuk meningkatkan produksi pertanian dengan kandungan IPTEK dan berdaya saing tinggi, sehingga memberikan peningkatan kesejahteraan bagi petani dan masyarakat secara berimbang.(Adi, Isbandi Rukminto, 2008)Sejalan dengan perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era domokratisasi serta perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi, maka pembangunan sektor pertanian dimasa datang dihadapkan pada dua tantangan pokok sekaligus. Tantangan pertama adalah tantangan internal yang berasal dari domestik, dimana pembangunan pertanian tidak saja dituntut untuk mengatasi masalah-masalah yang sudah ada, namun dihadapkan pula pada tuntutan demokratisasi yang terjadi di Indonesia. Sedangkan tantangan kedua adalah tantangan eksternal, dimana pembangunan sektor pertanian diharapkan mampu untuk mengatasi era globalisasi dunia. Kedua tantangan internal dan eksternal tersebut sulit dihindari dikarenakan merupakan kesepakatan nasional yang telah dirumuskan sebagai arah kebijakan pembangunan nasional di Indonesia. Tujuan Pemerintah melakukan intervensi terhadap komoditi pertanian di Indonesia adalah : Melindungi atau meningkatkan pendapatan petani. Mengurangi ketidakstabilan harga dan pengendalian inflasi. Menjamin keseimbangan antara produksi dan konsumsi dalam negeri.Intervensi melalui mekanisme harga dilakukan dengan mempengaruhi tingkat harga di pasar. Pola pelaksanaan intervensi tersebut adalah dengan cara : Membeli beras produsen pada saat terjadinya musim panen dan menyimpannya menjadi buffer stole atau melakukan pengadaan beras melalui impor apabila tingkat produksi petani tidak bisa menutupi kekurangan konsumsi. Melepaskan sick cadangannya pada saat terjadinya musim kemarau.(Suharmen, 2000)Jadi dapat di simpulkan bahwa Pemerintah perlu melakukan intervensi dalam memutus mata rantai perdagangan komoditas pertanian dengan langsung meghubungkan petani produesn ke industri selaku pemakai komoditas, sehingga jalur distribusi semakin pendek yang akan berdampak harga lebih stabil dan kesejahteraan petani semakin meningkat.2.2Jelaskan dengan singkat dan jelas mengapa harga hasil pertanian berfluktuasi?Menurut kelompok kami, Hal-hal yang menyebabkan harga hasil pertanian berfluktuasi adalah : Ketergantungan proses produksi pertanian terhadap musim dan faktor alam lainnya, serangan hama atau penyakit sehingga pasokan produksi tidak bisa dipastikan. Pada musim-musim tertentu harga bisa naik drastis dan turun dratis jadi musim intinya sangat berpengaruh terhadap hasil pertanian pada umumnya. Hal tersebut menjadi perubahan yang sulit diramalkan oleh para petani. Dan agar mendapatkan hasil yang maksimal para petani harus pintar dalam membaca musim. Serta petani mengetahui tanaman apa yang cocok ditanam yang dalam jangka panjang atau pendeknya kemugkinan besar tidak terserang hama atau penyakit saat dilahan pada musim tertentu. Permintaan kondisi pertanian bersifat inelastis.Dan kondisi di atas pada umumnya dipengaruhi oleh : Sifat komoditi pertanian yang mudah rusak dan tidak tahan lama. Dalam penyimpanannya memerlukan tempat yang lebih luas daripada produk industri. Karena kalau tempatnya terlalu sempit menjadikan produk pertanian tersebut lecet atau rusak yang menyebabkan busuk pada produk tersebut.Dan membuat harga jual rendah atau bahakan tidak laku dipasarkan apabila dipasar tersebut produsennya jeli atau melakukan sortasi. Dalam penyimpanan memerlukan perlakuan khusus, misalnya tempat tidak boleh lembab, harus kering, masuk freezer, tidak boleh dibanting dll.Hal tersebut harus senantiasa dijaga agar produk tersebut tidak mudah rusak dan memiliki nilai jual yang tinggi.Terlihat pada tanaman sayuran dan buah-buahan. Penawaran produk pertanian bersifat inelastis. Ada time log (selisih waktu) antara tanam dan panen untuk tanaman semusim. Time log ini bisa satu bulan, tiga sampai empat bulan untuk tanaman tahunan. Adanya selisih waktu menyebabkan banyak hal-hal yang tidak bisa diprdiksi. Contohnya perubahan harga jual, perubahan selera konsumen dll.2.3Jelaskan dengan singkat dan jelas mengapa produksi hasil pertanian perlu dibatasi?Produksi hasil pertanian perlu dibatasi karena permintaan hasil pertanian yang bersifat inelastis akhirnya mendorong para petani untuk membatasi hasil produksi pertanian agar pendapatan kotor dari hasil pertanian dapat meningkat. Permintaan dikatakan inelastis apabila jumlah permintaan mengalami sedikit perubahan ketika harga berubah yakni ed < 1, (Mankiw, 2006).Namun umumnya hal ini sulit dicapai oleh para petani secara individual dalam pencapaian target yang direncanakan. Karena para petani yang berusaha meningkatkan hasil pertanian (untuk menaikkan penawaran) dalam usahanya untuk mendapatkan harga yang tinggi, perlu suatu program yang dapat mengatur penawaran. Oleh sebab itu, program untuk meningkatkan pendapatan petani perlu didukung kebijakan pemerintah demi mencegah peningkatan penawaran dalam jumlah besar yang dapat menurunkan harga pasar bagi petani.Misalnya saja Campur tangan pemerintah dalam ekonomi perberasan antara lain dilakukan melalui lembaga pangan yang bertugas melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang perberasan baik yang menyangkut aspek pra produksi, proses produksi, serta pasca produksi. Salah satu lembaga pangan yang diberi tugas pemerintah untuk menangani masalah pasca produksi, khususnya dalam bidang harga, pemasaran dan distribusi adalah Badan Urusan Logistik (Bulog), (Pranolo, 2000).Menurut Purwono dan Heni (2007), sejauh ini batasan untuk tanaman pangan adalah kelompok tanaman sumber karbohidrat dan protein. Namun secara sempit, tanaman pangan biasanya dibatasi pada kelompok tanaman yang berumur semusim. Batasan ini dimasa mendatang harus diperbaiki karena akan menyebabkan sumber karbohidrat menjadi terbatas. Tanaman pangan sebaiknya memasukkan jenis tanaman lain yang dapat menjadi sumber karbohidrat tanpa dibatasi pada kelompok tanaman semusim. Dengan perbaikan batasan ini, tanaman umbian selain ubi kayu, ubi jalar, dan talas dapat masuk kedalam kelompok tanaman pangan, misalnya garut, ganyong, dan kimpul. Demikian juga dengan buah yang merupakan sumber karbohidrat dapat masuk ke dalam tanaman pangan, misalnya sukun.2.4Jelaskan dengan singkat dan jelas apa saja manfaat dari adanya teknologi atau inovasi baru, serta siapa yang menikmatinya?Menurut kelompok kami, adanya teknologi pertanian dapat menaikkan kurva penawaran kekanan. Penggunaan teknologi atau inovasi baru ini dapat mengakibatkan penggunaan tenaga kerja yang sedikit yang diperlukan oleh pengusaha, karena hampir semua kegiatan produksi dilakukan mesin. Hal ini tentunya mengurangi biaya pengusaha/petani, sehingga pengusaha atau petani akan meningkatkan penawarannya. Keuntungan dari pengurangan biaya akibat adanya teknologi pertanian hanya berdampak kepada konsumen dengan pemberian harga yang murah selama pengurangan biaya teknologi ini berlangsung.Penikmat dari adanya teknologi pertanian adalah petani sebagai pengusaha dan juga konsumen. Ada beberapa alasan mengapa petani perlu mengadopsi teknologi pertanian yang baru dan terus mengurangi biaya produksi selama bercocok tanam,karena pengusaha atau petani yang pertama yang memakai teknologibaru itu akan mendapatkan untung dari pada mereka yang mengadopsi teknologi kemudian. Untuk konsumen dengan adanya teknologi ini akan memenuhi tuntutan konsumen yang sering kali berubah-ubah,sehingga konsumen tetap akan memenuhi kebutuhannya.2.5Jelaskan dengan singkat dan jelas bagaimana ekspor dapat berpengaruh terhadap harga pangan?Dari berbagai aspek ekonomi pangan, harga merupakan salah satu aspek penting yang perlu mendapat perhatian. Pentingnya harga pangan terutama di tingkat petani-produsen (dengan tetap melindungi konsumen), dilakukan oleh pemerintah di berbagai negara melalui kebijakan intervensi. Secara umum tujuan kebijakan pemerintah di bidang pangan (harga) adalah untuk mencapai salah satu atau kombinasi dari beberapa hal berikut:(1) Membantu meningkatkan pendapatan petani,(2) Melindungi petani kecil untuk tetap memiliki insentif menghasilkan pangan,(3) Mencapai swasembada pangan dan mengurangi ketergantungan impor,(4) Menurunkan ketidakstabilan harga dan pendapatan petani, dan(5) Memperhatikan daya beli konsumen agar kebutuhan pangan penduduk terpenuhi. Beberapa instrumen kebijakan harga pangan dalam rangka melindungi petani produsen yang umum dilakukan pemerintah adalah melalui :(1) Penetapan harga tertinggi-terendah dan atau harga pembelian pemerintah,(2) Penetapan waktu dan atau volume impor,(3) Pengaturan volume stok (cadangan) pangan pemerintah dan pelepasan stok ke pasar, dan(4) Penetapan larangan ekspor. Terminologi analisis harga (pangan) biasanya mengacu pada analisis kuantitatif dari keterkaitan antara aspek permintaan - penawaran - harga. Dalam hal demikian umumnya penggunaan alat analisis ekonometrik merupakan metode analisis yang sering digunakan. Namun demikian, penggunaan tabel-tabel sederhana dan atau grafik dengan pembahasan secara deskriptif analitis juga menjadi alternatif metode yang sering digunakan dalam analisis harga.(Aliman dan A.B.Purnomo. 2001)Dapat di simpulkan bahwa pengaruh perdagangan internasional terasa pada harga, pendapatan nasional, dan tingkat kesempatan kerja negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional tersebut. Ekspor akan meningkatkan permintaan masyarakat, yaitu jumlah barang dan jasa yang diinginkan masyarakat di dalam negeri. Sebaliknya, impor akan menurunkan permintaan masyarakat di dalam negeri. Permintaan masyarakat akan memengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan nasional, dan di antara lain akan tergantung pada besarnya ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dan impor. Bila ekspor neto positif, berarti ekspor lebih besar dari pada impor, kesempatan kerja dan pendapatan nasional cenderung akan naik. Besarnya ekspor neto sangat ditentukan oleh nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan. Misalnya, nilai rupiah turun dibandingkan dengan dolar AS, harga barang ekspor dari Indonesia relatif akan lebih murah di AS, sehingga ekspor akan cenderung meningkat. Sebaliknya, harga barang-barang dari AS relatif menjadi mahal sehingga impor akan akan cenderung menurun. Dengan demikian, penurunan nilai kurs mata uang sendiri akan cenderung meningkatkan ekspor neto, demikian pula sebaliknya. Jadi, kegiatan serta kejadian internasional akan memengaruhi ekonomi dalam negeri, melalui pengaruh nilai kurs mata uang pada impor, ekspor, dan akhirnya permintaan masyarakat.2.6Jelaskan dengan singkat dan jelas bagaimana dampak dari kebijakan harga maksimum dan harga minimum pada pasar komoditi pertanian?Menurut Moekijat (2000), Kebijakan harga adalah suatu keputusan-keputusan mengenai harga-harga yang akan diikuti untuk suatu jangka tertentu. Pada umumnya kebijakan harga di bagi menjadi dua, yaitu :1. Kebijakan Harga Maksimum (Price Ceiling)Kebijakan ini dilakukan pemerintahapabilaharga di pasar bebas dianggap terlalu tinggi, sehingga dikhawatirkan membawa dampak yang tidak diinginkan seperti terjadinya inflasi dan juga mempengaruhi pada kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, jumlah permintaan (Qd) lebih besar dari jumlah penawaran (Qs). Kondisi inilah yang kemudian dikenal dengan shortage dimana terjadi kekurangan pasokan barang. Pada keadaan seperti ini produsen berlomba-lomba untuk menjualkan barang dagangannya dengan harga yang lebih tinggi, sehingga peran pemerintahlah mengeluarkan kebijakan ini. Kemudian adab atasan harga tertinggi yang bisa dilakukan oleh produsen untuk menjual barangannya yang berada dibawah harga pasar. Hal ini dilakukan untuk melindungi konsumen.Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebijakan harga maksimum mempengaruhi:-Menurunnya harga-Menciptakan kelebihan permintaan-Berkurangnya penawaran-Menurunnya kuantitas yang diperjual belikan (shortage)Berikut ini adalah kurva yang menunjukkan terjadinya kebijakan harga maksimum dimana PC (Price Ceiling) berada di bawah PE (Price Equilibrium) atau dengan kata lain PC lebih kecil dibanding PE.

2. Kebijakan Harga Minimum (Price Floor)Kebijakan ini adalah lawan dari kebijakan harga minimum dimana harga yang berlaku di pasar dianggap terlalu rendah dan akan merugikan produsen. Dalam hal ini, jumlah penawaran (Qs) lebih besar dari jumlah permintaan (Qd) sehingga menyebabkan kondisi surplus dimana jumlah pasokan barang yang beredar di masyarakat sangat banyak. Karena permintaan yang sedikit, produsen menjual barangnya dengan harga semurah-murahnya agar bisa habis terjual. Sehingga harga pun menjadi begitu rendahnya dan mengancam si produsen. Peran pemerintahlah yang kemudian mengeluarkan kebijakan menetapkan batas harga terendah yang bisa dijual oleh produsen untuk melindungi mereka.Sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa kebijakan harga minimum akan mempengaruhi:-Menaikkan harga pasar.-Menciptakan kelebihan penawaran.-Berkurangnya permintaan.-Menurunnya kuantitas yang diperjual belikan.-Menaikkan atau menurunkan penerimaan produsen.Berikut ini adalah gambar kurva yang menunjukkan terjadinya kebijakan harga minimum dimana PF (price floor) berada di atas PE (Price Equilibrium) atau dengan kata lain PF lebih besar dari PE.

Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa dampak dari adanya kebijakan harga maksimum dan minimum pada pasar komoditi pertanian adalah Fenomena produksi, perdagangan dan konsumsi komoditas pertanian menuntut peran pemerintah agar produsen dan konsumen domestik dapat dilindungi. Peran tersebut diharapkan mampu menstabilkan harga yang dapat dilakukan melalui kebijakan harga agar mengurangi ketidak pastian petani dan menjamin harga menjadi lebih stabil bagi konsumen.Namun dalam pelaksanaan kebijakan harga menghadapi dua masalah utama. Masalah eksternal adalah lingkungan strategis perdagangan internasional cenderung semakin meningkatnya derajat liberalisasi. Masalah internal adalah semakin terbatasnya anggaran pemerintah mendukung pembangunan. Dua masalah itu menyebabkan masih adanya inkonsistensi kebijakan. Ada kelompok yang ingin pemerintah tetap mendukung produksi pangan domestik, tetapi ada juga yang ingin menyerahkan masalah pangan pada mekanisme pasar.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanIntervensi adalah sebuah istilah dalam dunia politik dimana ada negara yang mencampuri urusan negara lainnya yang jelas bukan urusannya. Adapula definisi intervensi adalah campur tangan yang berlebihan dalam urusan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Sehingga negara yang melakukan intervensi sering dibenci oleh negara-negara lainnya.Pemerintah perlu melakukan intervensi dalam memutus mata rantai perdagangan komoditas pertanian dengan langsung meghubungkan petani produesn ke industri selaku pemakai komoditas, sehingga jalur distribusi semakin pendek yang akan berdampak harga lebih stabil dan kesejahteraan petani semakin meningkat.Hal-hal yang menyebabkan harga hasil pertanian berfluktuasi adalah ketergantungan proses produksi pertanian terhadap musim dan faktor alam lainnya, serangan hama atau penyakit sehingga pasokan produksi tidak bisa dipastikan dan permintaan kondisi pertanian bersifat inelastis.Produksi hasil pertanian perlu dibatasi karena permintaan hasil pertanian yang bersifat inelastis akhirnya mendorong para petani untuk membatasi hasil produksi pertanian agar pendapatan kotor dari hasil pertanian dapat meningkat. Permintaan dikatakan inelastis apabila jumlah permintaan mengalami sedikit perubahan ketika harga berubah.Adanya teknologi pertanian dapat menaikkan kurva penawaran kekanan. Penggunaan teknologi atau inovasi baru ini dapat mengakibatkan penggunaan tenaga kerja yang sedikit yang diperlukan oleh pengusaha, karena hampir semua kegiatan produksi dilakukan mesin. Penikmat dari adanya teknologi pertanian adalah petani sebagai pengusaha dan juga konsumen.Harga pasar menjadi pedoman bagi konsumen untuk melaksanakan putusan pembelian atau konsumsinya, dan juga bagi produsen untuk melaksanakan produksi dan penjualan di pasar. Penetapan harga dasar komoditas pertanian memberikan insentif kepada produsen untuk memproduksi komoditas lain sehingga produksi pertanian meningkat, ketahanan pangan makin kuat, dan kepastian harga juga terjamin.3.2Saran

DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto., 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Adolf, Huala. 2005. Hukum Ekonomi Internasional Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Aliman dan A.B.Purnomo. 2001. Kausalitas antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi, hal. 122.137. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 16, No. 2, 2001.Anindita, Ratya. 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Papyrus. SurabayaMoekijat, 2000. Tata Laksana Kantor, Cetakan Kedelapan. Mandar Madju. Bandung.N. Gregory Mankiw. 2006. Makro ekonomi Edisi 6, Erlangga:JakartaPranolo, Tito, 2000. Peran Bulog Sebagai Lembaga Distribusi dan Cadangan Pangan Nasional, Makalah Round Table Kebijaksanaan Harga Gabah. Deptan, Jakarta.Purwono, Heni. 2006. Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya : Jakarta.Simatupang, P. 1999. Sektor Pertanian sebagai andalan Pembangunan Ekonomi Indonesia: Konsep Dasar dan Argumen teoritis. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi. Bogor. Indonesia.Suharmen, 2000. Analisis Dampak Subsidi Beras terhadap Kesejahteraan. Jakarta : UI Press.