3. bab i

15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pencapaian target pelayanan kesehatan gigi 2010 telah dilakukan berbagai program, baik promotif, preventif, protektif, kuratif maupun rehabilitatif. Berbagai indikator telah ditentukan WHO, antara lain anak umur 5 tahun 90% bebas karies, anak umur 12 tahun mempunyai tingkat keparahan kerusakan gigi (indeks DMF- T) sebesar 1 (satu) gigi. Belum tercapainya target kesehatan gigi 2010 dilaporkan dari hasil survei Riskesdas (2007) bahwa pada kelompok usia 5-9 tahun prevalensi gigi yang bermasalah adalah 21,6% dan menerima perawatan 30,9% (Departemen Kesehatan RI, 2008). Masyarakat pada umumnya menggosok gigi setiap hari pada waktu mandi pagi dan atau sore 90,7%. Proporsi masyarakat yang menggosok gigi setiap hari sesudah makan pagi hanya 12,6% dan sebelum tidur malam hanya 1

Upload: bramita

Post on 16-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

nbljgljh

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangUpaya pencapaian target pelayanan kesehatan gigi 2010 telah dilakukan berbagai program, baik promotif, preventif, protektif, kuratif maupun rehabilitatif. Berbagai indikator telah ditentukan WHO, antara lain anak umur 5 tahun 90% bebas karies, anak umur 12 tahun mempunyai tingkat keparahan kerusakan gigi (indeks DMF-T) sebesar 1 (satu) gigi. Belum tercapainya target kesehatan gigi 2010 dilaporkan dari hasil survei Riskesdas (2007) bahwa pada kelompok usia 5-9 tahun prevalensi gigi yang bermasalah adalah 21,6% dan menerima perawatan 30,9% (Departemen Kesehatan RI, 2008).Masyarakat pada umumnya menggosok gigi setiap hari pada waktu mandi pagi dan atau sore 90,7%. Proporsi masyarakat yang menggosok gigi setiap hari sesudah makan pagi hanya 12,6% dan sebelum tidur malam hanya 28,7%. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan gigi-mulut, juga adanya wilayah yang masih sulit terjangkau informasi akibat keadaan geografi yang bervariasi (Departemen Kesehatan RI, 2008).Usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan bagi terwujudnya manusia yang berkualitas. Penyelenggaraan kesehatan di sekolah dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan praktik hidup sehat bagi peserta didik. Pengetahuan dan pendidikan mengenai kesehatan gigi dan mulut perlu diajarkan sejak masa anak usia sekolah. Pengetahuan yang diperoleh anak akan membantu membentuk kebiasaan anak. Landasan pengetahuan kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut akan turut menentukan kualitas sumber daya manusia. Pengetahuan, pendidikan dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan satu rangkaian usaha kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah (Departemen Kesehatan RI, 1996). Kinerja program UKGS ditentukan oleh cakupan pelayanan UKGS dan status kesehatan gigi dan mulut. Cakupan pelayanan UKGS terdiri atas beberapa subvariabel, yaitu cakupan sekolah yang melaksanakan UKGS, cakupan sekolah yang melaksanakan sikat gigi massal, cakupan siswa jenjang terpilih (selektif) yang memperoleh perawatan, serta frekuensi pembinaan petugas kesehatan ke sekolah (Departemen Kesehatan RI, 1996).Upaya kesehatan gigi dan mulut serta Usaha Kesehatan Sekolah di Puskesmas merupakan bagian dari program pengembangan (Tode, 2011). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa program pengembangan ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di sekitar masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas (Kepmenkes RI, 2004 cit. Sulaeman, 2009). Data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa provinsi D.I. Yogyakarta merupakan provinsi dengan indeks DMF-T tertinggi kedua di Indonesia yaitu sebesar 6,53 (Departemen Kesehatan RI, 2008). Pada tahun 2010, persentase murid Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Sleman yang telah mendapat pemeriksaan gigi dan mulut adalah 97,32%. Persentase tersebut akan ditingkatkan menjadi 100% dalam pelaksanaan Pembangunan Kesehatan dengan mengacu Visi Indonesia Sehat 2015 (Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, 2012). Salah satu usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan gigi adalah pelayanan kesehatan gigi pada anak sekolah yang dilaksanakan melalui kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut di puskesmas dan diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatan pokok UKS dalam bentuk program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) (Departemen Kesehatan RI, 1996). Oleh karena itu, untuk meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut Kabupaten Sleman, serta demi mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2015 dengan cakupan SD/MI yang dilakukan UKGS mencapai 100%, kegiatan UKGS ini dilaksanakan di SDN Tajem yang berada di wilayah kecamatan Maguwohardjo, Sleman, Yogyakarta. Hasil pemeriksaan UKGS yang diperoleh selanjutnya diserahkan kepada pihak sekolah dan FKG UGM untuk ditindaklanjuti.

B. Pengertian UKGSUsaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah bagian intergral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dimana kegiatannya adalah melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana kepada para siswa terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD) dalam kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket Minimal, paket Standar dan paket Optimal (Departemen Kesehatan RI, 1996).

C. Kegiatan UKGS1. Upaya promotifUpaya promotif dilakukan dengan pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi serta pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh guru sesuai kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994 (Departemen Kesehatan RI, 1996).2. Upaya preventifUpaya preventif meliputi sikat gigi bersama dengan menggunakan pasta gigi mengandung fluor dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut (Departemen Kesehatan RI, 1996).3. Upaya kuratifUpaya kuratif yang dilaksanakan di UKGS adalah pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit, pelayanan medik dasar baik berdasarkan permintaan maupun sesuai kebutuhan dan rujukan bagi siswa yang memerlukan perawatan (Departemen Kesehatan RI, 1996).

D. Tahap-Tahap UKGSMenurut Departemen Kesehatan RI (1996) terdapat 3 tahap UKGS, yaitu :1. Tahap I (paket minimal UKS)Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang meliputi :a. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru sesuai dengan Kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994 (Buku Pendidikan Kesehatan).b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI yaitu sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.c. Untuk siswa SLTP/SLTA disesuaikan dengan program UKS daerah masing-masing.2. Tahap II ( paket standar UKS)Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang terbatas, meliputi seluruh paket minimal UKS atau UKGS Tahap I ditambah dengan :a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut (terintegrasi).b. Penjaringan kesehatan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti dengan pencabutan gigi susu yang sudah waktunya tanggal.c. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.d. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada kelas I sampai kelas VI (care on demand).e. Rujukan bagi yang memerlukan.3. Tahap III (paket optimal UKS)Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang sudah memadai. UKGS tahap III memakai sistem inkremental dengan pemeriksaan ulang setiap 2 tahun untuk gigi tetap. Paket optimal UKS yaitu UKGS Tahap III meliputi seluruh paket standar UKS atau UKGS Tahap II ditambah dengan pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan (treatment need).

E. Sasaran UKGSMenurut Departemen Kesehatan RI (1996) sasaran progam UKGS adalah semua murid usia sekolah yang dalam lingkup wilayah kerja puskesmas yaitu :1. 100% SD melaksanakan pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sesuai kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.2. Minimal 80% SD/MI melaksanakan sikat gigi massal.3. Minimal 50% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan (care on demand).4. Minimal 30% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi atas dasar kebutuhan perawatan (treatment need). Sasaran kegiatan UKGS yang dilakukan oleh mahasiswa kepaniteraan di bagian IKGP dan IKGM, FKG UGM angkatan 60 adalah seluruh siswa SD Negeri Tajem, Maguwohardjo, Sleman, Yogyakarta yang telah menjalin kerjasama dengan FKG UGM.

F. Tujuan UKGSTujuan UKGS menurut Departemen Kesehatan RI (1996) adalah :1. Tujuan umum Tujuan umum dari UKGS adalah tercapainya kesehatan gigi dan mulut siswa yang optimal. Mengacu pada indikator menurut WHO (1995) di wilayah Eropa, maka pencapaian pelayanan kesehatan gigi 2010 adalah minimal 90% anak usia 5 tahun bebas karies dan anak usia 12 tahun mempunyai nilai DMF-T 1 (WHO, 1995 cit. Departemen Kesehatan RI, 2008).2. Tujuan khususa. Siswa mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.b. Siswa mempunyai sikap/kebiasaan pelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut.c. Siswa binaan UKS paket standar, paket optimal mendapat pelayanan medik gigi dasar atas permintaan (care on demand).d. Siswa sekolah binaan UKS paket optimal pada jenjang kelas terpilih telah mendapat pelayanan medik gigi dasar yang diperlukan (treatment need).

G. Tenaga Pelaksana UKGSUKGS dijalankan oleh tim kesehatan gigi sebagai tenaga inti yaitu dokter gigi, perawat gigi dan pembantu. Dalam pelaksanaannya kegiatan tim kesehatan dibantu oleh tenaga kesehatan non-dental antara lain petugas UKS, guru dan orang tua murid. Berdasarkan Departemen Kesehatan RI (1996), tenaga pelaksana UKGS terdiri dari:1. Tenaga yang berasal dari sekolah yaitu :a. Guru SDPeran guru SD dalam kegiatan UKGS antara lain :1) Membantu tenaga kesehatan gigi dalam pengumpulan data (screening).2) Pendidikan kesehatan pada siswa.3) Pembinaan dokter kecil.4) Latihan gosok gigi5) Rujukan bila menemukan siswa dengan keluhan penyakit gigi6) Membina kerjasama dengan petugas kesehatan dalam kesehatan lingkungan dan makanan yang dijual di lingkungan sekolah.7) Membantu guru dalam sikat gigi bersama.b. Dokter kecilPeran Dokter kecil dalam kegiatan UKGS antara lain :1) Membantu guru dalam memberi dorongan agar siswa berani untuk diperiksa giginya.2) Membantu guru dalam memberikan penyuluhan kesehatan gigi. 3) Memberi petunjuk kepada siswa mengenai tempat berobat gigi (klinik gigi).2. Tenaga dari Puskesmas yaitu :a. Kepala PuskesmasPeran kepala puskesmas dalam kegiatan UKGS antara lain :1) Sebagai koordinator pelaksanaan UKGS2) Sebagai pembimbing dan motivator3) Bersama dokter gigi melakukan perencanaan kesehatan gigi dan mulut.b. Dokter gigiPeran dokter gigi dalam kegiatan UKGS antara lain :1) Sebagai penanggung jawab pelaksanaan operasional UKGS2) Bersama kepala puskesmas dan perawat gigi menyusun rencana kegiatan, memonitoring program dan evaluasi.3) Membina integrasi dengan unit-unit terkait di tingkat Kecamatan, Dati II dan Dati I.4) Memberi bimbingan dan pengarahan kepada tenaga perawat gigi, UKS, guru SD dan dokter kecil.5) Dapat bertindak sebagai pelaksana UKGS jika tidak ada perawat gigi.c. Perawat gigiPeran perawat gigi dalam kegiatan UKGS antara lain :1) Bersama dokter gigi menyusun rencana UKGS dan pemantauan SD2) Membina kerjasama dengan tenaga UKS dan Depdikbud3) Melakukan persiapan atau lokakarya mini untuk menyampaikan rencana kepada pelaksana terkait.4) Pengumpulan data yang diperlukan dalam UKGS berupa data sosiodemografis dan data epidemiotologis.5) Melakukan kegiatan analisis teknis dan edukatif, seperti: a) Pengarahan kepada tenaga UKS, Guru SD, Dokter kecil dan orang tua siswab) Pembersihan karang gigic) Pelayanan medik gigi (menerima rujukan dari guru dan petugas kesehatan lainnya).6) Monitoring pelaksanaan UKGS7) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan8) Evaluasi programd. Petugas UKS Peran Petugas UKS dalam kegiatan UKGS antara lain :1) Terlibat secara penuh dalam penentuan SD, pembinaan guru dan dokter kecil, monitoring program dan hubungan dengan Depdikbud.2) Pemeriksaan siswa (screening)3) Melaksanakan rujukan4) Menunjang tugas perawat gigi dalam penyuluhan dan pendidikan kesehatan gigi.Tenaga pelaksana yang terlibat dalam kegiatan UKGS di SD Negeri Tajem Kecamatan Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta adalah mahasiswa kepaniteraan di bagian Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan dan Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta angkatan 60 yang berjumlah 12 mahasiswa.4