27961516 joint venture

Upload: bihancool

Post on 18-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tutyutyu

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tidak semua kegiatan usaha bisa dilakukan sendiri, karena berbagai alasan, baik alasan teknis produksi, alasan penguasaan pasar, maupun semata-mata alasan keuangan. Maka beberapa orang atau beberapa pihak bersama-samamendirikan satu perusahaan, baik dengan pihak-pihak dalam satu negara bahkan lintas negara. Pada era globalisasi seperti sekarang, sudah biasa melihat perusahaan patungan dengan pemegang saham yang berasal dari banyak negara. Karena itu sudah menjadi makin susah untuk menyebut negara asal mana yang mendominasi satu perusahaan.Usaha patungan atau yang biasa disebut Joint Venture merupakan suatu pengertian yang luas. Dia tidak saja mencakup suatu kerja sama dimana masing-masing pihak melakukan penyertaan modal (equity joint ventures) tetapi juga bentuk-bentuk kerjasama lainnya yang lebih longgar, kurang permanen sifatnya serta tidak harus melibatkan partisipasi modal. Yang pertama mengarah pada terbentuknya suatu badan hukum, sedangkan pola yang kedua perwujudannya tampak dalam berbagai bentuk kontrak kerjasama (contractual joint ventures)dalam bidang manajemen (management contract), pemberian lisensi (licenseagreement), bantuan teknik dan keahlian (technical assistance and know-howagreement), dan sebagainya. Dengan joint venture diharapkan dapat menghimpun sinergi dari berbagai pihak, khususnya pihak yang menguasai pasar dan pihakyang menguasai teknologi produksi.Pengertian Dan Prinsip Joint VentureJoint Venture adalah suatu unit terpisah yang melibatkan dua atau lebih peserta aktif sebagai mitra. Joint venture merupakan kerja samapemerintah dan swasrta dimanatanggung jawab dan kepemilikan ditanggung bersama dalam hal penyediaan struktur. Menurut Peter Mahmud joint venture merupakan suatu kontrak antara dua perusahaan untuk membentuk satu perusahaan baru, perusahaan baru inilah yang disebut dengan perusahaan joint venture. Sedangkan pengertian menurut Erman Rajagukguk ialah suatu kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional berdasarkan perjanjian, jadi pengertian tersebut lebih condong pada joint venture yang bersifat internasional. Kedua pengertian tersebut mempunyai satu kesepakatan bahwasanya joint venture ialah suatu perjanjian, maka harus memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian menurut ketentuan dalam Pasal 1320 KUH Perdata.

Dalam kerja sama ini masing-masing pihak mempunya posisi tang seimbang. Dalam perusahaan. Kerja sama ini bertujuan untuk memadukan keunggulan sektor swasta seperti mdal, teknologi, kemampuan manajemen, dengan keunggulan pemerintah yakni kewenangan dan keprcayaan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat kita ketahui unsur-unsur yang terdapat dalam joint venture ialah :

a. kerja sama antara pemilik modal asing ataupun swasta dan pemerintahb. membentuk perusahaan baru antara pengusaha asing dan nasional

c. didasarkan pada kontraktual atau perjanjian

d. bertujuan untuk memadukan keunggulan masing-masing pihak

Dalam hal ini, perlu diperhatikan pemegang saham mayoritas dan minoritas karena hal ini berkaitan dengan kekuasaan dalam menjalankan perusahaan dan menentukan kebijakan perusahaan karena prinsip kerjasama ini satu saham satu suara. Dibawah joint venture pemerintah dan swasta harus bekerja sama dai tahap awal pembentukan lembaga sampai pada pembangunan proyek.

Pengaturan Joint Venture:

1. Pasal 23 UU Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing

2. PP Nomor 17 Tahun 1992 jo. PP Nomor 7 Tahun 1993 tentang Pemilik Saham Perusahaan Penanaman Modal Asing

3. PP Nomor 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing

4. SK Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 15/SK/1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal asing.

Alasan Pembentukan Joint Venturea. Alasan internal:

1. Membangun kekuatan perusahaan

2. Menyebarkan biaya dan risiko

3.Menambah akses ke sumber daya keuangan

4.Ekonomi skala dan keuntungan kekuatan

5.Akses ke teknologi dan pelanggan baru

b.Tujuan persaingan :

1.Mempengaruhi evolusi struktural industri

2. Kompetisi sebelum selesai

3.Tanggapan defensif untuk menghapuskan batas-batas industri

4.Penciptaan unit kompetisi yang kuat

5.Kecepatan pasar

6. Menambah ketangkasan Tujuan strategi : 1.Sinergi

2.Transfer teknologi/kecakapan

3.DiversifikasiJenis-Jenis Kontrak Joint Venture:

1. Joint Venture domestic

2. Joint Venture internasioanal

Menurut pasal 8 ayat (1) SK Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 15/SK?1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing, bidang usaha yang wajib mendirikan perusahaan Joint Venture adalah:1. Pelabuhan

2. Produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik untuk umum

3. Telekomunikasi

4. Pelayanan

5. Penerbangan

6. Air minum

7. Kereta api umum

8. Pembangkit tenaga atom

9. Mass media

Faktor PMA wajib mengadakan usaha patungan (Joint Venture) dengan perusahaan domestic adalah kerena usaha-usaha tersebut tergolong penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak. Sedangkan yang dilarang untuk penanaman modal asing adalah bidang-bidang yang berkaitan dengan pertahanan Negara, sperti produksi senjata, mesiu, alat-alat peledak dan peralatan perang.Manfaat Joint VentureManfaat Joint Venture:

Menurut Raaymakers, manfaat dari kontrak Joint Venture:

1. Pembetasan resiko

2. Pembiayaan

3. Menghemat tenaga

4. Rentabilitas

5. Kemungkinan optimasi know-how

6. Kemungkinan pembetasan kongkurensi (saling ketergantungan)

Bentuk Dan Substansi Kontrak Joint VentureMenurut Raaysmaker, unusr-unsur pokok yang perlu termuat dalam kontrak Joint Venture:

1. Uraian tenteng pihak-pihak di dalam kontrak

2. Pertimbangan atau konsiderans

3. Uraian tentang tujuan

4. Waktu

5. Ketentuan-ketantuan perselisihan

6. Organisasi dari kerjasama

7. Pembiayaan

8. Dasar penilaian

9. Hubungan khusu antara partner dan perusahaan Joint Venture

10. Peralihan saham

11. Bentuk hukum dan pilihan hukum

12. Pemasukan oleh partner

Para Pihak dan Objek dalam Kontrak Joint Venture:

Para pihak yang terkait dalam kontrak ini adalah perusahaan penanaman modal asig (PMA) dengar warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia. Badan hukum Indinesia ini terdiri dari Bdan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Koperasi, perusahaan PMA, perusahaan PMDN, perusahaan Non-PMA/PMDN.

Objek dari kontrak Joint Venture adalah adanya kerja sama patungan antara perusahaan penanaman modal asing (PMA) dengan warga Negara Indonesia dan/atau bahan hukum Indonesia.Jangka Waktu Kontrak Joint Venture

Ditentukan oleh para pihak, yang dituangkan dalam kontrak Joint Venture. Berdasarkan hasil kajian, angka waktu yang ditentukan adalah selama 20 tahun dan dapat diperpanjang. Dalam PP Nomor 20 Tahun 1994, penanaman modal asing diberikan izin usaha untuk jagka waktu 30 tahun terhitung sejak perusahaan berproduksi komersial.

Penyelesaian SengketaHukum yang digunakan dalam kontrak Joint Venture adalah hukum Indonesia. Sedangkan penyelesaian sengketa yang tidak dapat diselesaikan oleh para pihak, maka harus tunduk pada ketentuan International Chambers of Commerce (ICC).

RUMUSAN MASALAH

Ruang Lingkup Join venture

Konsolidasi proporsional adalah suatu metode akuntansi dimana bagian venturer atas setiap aset, liabilitas, penghasilan dan beban dari pengendalian bersama entitas digabungkan satu per satu dengan unsur yang serupa dalam laporan keuangan venturer atau dilaporkan sebagai unsur baris terpisah dalam laporan keuangan venturer.

1. Laporan keuangan tersendiri

2. Metode ekuitas

3. Pengaruh signifikan

4. Pengendalian

Karakteristik umum venture bersama adalah :

Dua atau lebih venturer terikat oleh suatu perjanjian kontraktual; dan Perjanjian kontraktual tersebut membentuk pengendalian bersama.

PENGENDALIAN BERSAMA Pengendalian bersama dapat terhalang jika investee mengalami:

reorganisasi legal atau kebangkrutan, atau beroperasi dalam pembatasan ketat jangka panjang dalam kemampuannya untuk mengalihkan dana kepada venturer. Jika pengendalian bersama berlanjut, maka kejadian tersebut tidak cukup untuk menjustifikasi tidak menerapkan akuntansi untuk ventura bersama. Membedakan dengan investasi pada entitas asosiasi. Aktivitas yang tidak memiliki perjanjian kontraktual untuk membentuk pengendalian bersama bukan merupakan ventura bersama. Perjanjian kontraktual tersebut membentuk pengendalian bersama atas ventura bersama. Kontrak, notulen rapat, akte dan AD/ART ventura bersama Aktivitas, jangka waktu, dan kewajiban pelaporan ventura bersama Dewan direksi dan komisaris (organ pengatur) dan hak suara venturer Kontribusi modal venturer Pembagian output, penghasilan, beban atau hasil

A.Perjanjian kontraktual

Perjanjian kontraktual mengidentifikasi satu venturer sebagai operator atau manajer dari ventura bersama. Operator tidak mengendalikan, tetapi bertindak dalam kebijakan keuangan dan operasi yang sudah disepakati oleh venturer sesuai dengan perjanjian ontraktual. Jika operator memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi dari aktivitas ekonomi, maka operator mengendalikan venture dan venture tersebut merupakan entitas anak dari operator dan bukan merupakan ventura bersama.

B. Pengendalian Bersama Operasi (PBO)

Operasi dari beberapa ventura bersama melibatkan penggunaan aset dan sumber daya lainnya dari venturer. Setiap venturer menggunakan aset tetap dan persediaannya. Venturer menanggung beban dan kewajiban dan memperoleh pembiayaan, yang mewakili kewajibannya. Aktivitas ventura bersama dapat dilaksanakan oleh karyawan venturer bersamaan dengan aktivitas venturer yang serupa. Perjanjian ventura bersama mengatur sedemikian sehingga pendapatan dari penjualan produk bersama dan beban yang terjadi dibagi antar venturer.

C. Pengendalian Bersama Aset (PBA) Kepemilikan bersama, oleh venturer atas satu atau lebih aset yang dikontribusikan dan didedikasikan untuk tujuan dari ventura bersama. Aset tersebut digunakan untuk memperoleh manfaat bagi venturer. Setiap venturer dapat mengambil suatu bagian keluaran dari aset dan menanggung suatu bagian yang disetujui dari beban yang terjadi. Ventura bersama tersebut tidak melibatkan pendirian suatu perusahaan. Pengendalian Bersama Entitas (PBE)

Pengendalian bersama entitas adalah ventura bersama yang melibatkan pendirian suatu perseroan terbatas, persekutuan atau entitas lainya yang mana setiap venturer mempunyai bagian partisipasi. Entitas tersebut beroperasi dalam cara yang sama seperti entitas lainnya, kecuali adanya perjanjian kontraktual antar venturer yang menciptakan pengendalian bersama atas aktivitas ekonomi entitas.

D.Struktur Pembiayaan

Dalam kerja sama join venture ini, pihak swasta dan pemerintah harus berkontribusi dalam pembiayaan dari sejak awal , mulai dari pembiayaan studi kelayakan proyek sampai mempersiapkan investasi pada perusahaan baru ketika telah terbentuk. Modal bersama PPP ini memerlukan kesepakatan sebelumnya untuk menanggung risiko dan membagi keuntungan sacara bersama-sama. Dengan kata lain, masing-masing pihak harus memiliki kontribusi melalui proyek pembanginan dan implementasinya. Secara optimal, perusahaan seharusnya membiayai secara independen. Tapi bagaimanapun tidak menutup kemungkinan pemerintah memberikan subidi pada perusahaan atau pada penggunaannya, namun hal ini dilakukan jika sangat mendesak dan diusahakan agar dihindari. E. Jenis Joint Venture

Jenis perjanjian joint venture antara lain :

a. Joint venture domestik

Joint venture domestik didirikan antara perusahaan yang terdapat di dalam negeri.

b. Joint venture Internasional

Joint venture internasional ini didirikan di Indonesia oleh dua perusahaan dimana salah satunya perusahaan asing.F. Penanaman ModalPengertian penanaman modal asing menurut Pasal 1 UU Nomor 1 Tahun 1967 Pengertian penanaman modal asing di dalam Undang-undang ini hanyalah meliputi modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia.

Kepemilikan atas investasi dalam joint venture dapat dilakukan secara bervariasi. Pada skala besar, perusahaan joint venture didirikan atas adanya perjanjian antara investor asing dan nasional. Perjanjian kerja sarna ini memuat hak dan kewajiban para pihak. Kedudukan para pihak dalam pengurusan ditentukan berdasarkan prosentase pemilikan saham perusahaan. Presentase saham antara investor asing dan nasional biasanya tidaklah sama. Pada umumnya investor nasional adalah pemegang saham minoritas, sedangkan investor asing adalah mayoritas. Hal ini menyebabkan kelompok pemegang saham mayoritas cenderung menguasai pengelolaan perusahaan joint venture.

Ada 2 (dua) sifat khas penanaman modal asing, menurut Robert Gilpin, yaitu:

a. Perusahaan multi/trans nasional (PMN/PTN) melakukan penanaman modal langsung di negara-negara asing (foreign direct investment, FDI), melalui pendirian anak atau cabang perusahaan atau pengambilalihan sebuah perusahaan asing, dengan sasaran melakukan pengawasan manajemen terhadap suatu unit produksi di suatu negara asing, yang berbeda dengan penanaman modal fortofolio pembelian saham dalam suatu perusahaan.

b. Suatu PMN ditandai dengan adanya perusahaan induk dan sekelompok anak perusahaan atau cabang perusahaan di berbagai negara dengan satu penampung bersama sumber-sumber manajemen, keuangan dan teknik dengan integrasi vertikal dan sentralisai pengambilan keputusan. Ditinjau dari negara yang terkait dalam PMN, maka ada 2 (dua) negara yang terkait yaitu negara asal investasi (home state) dengan negara tuan rumah (host state) atau negara yang merupakan pusat PMN (home country) dengan negara lain yang merupakan tempat perusahaan tersebut melakukan operasi atau kegiatanya (host country).

Dalam rangka menarik penanaman modal asing ke Indonesia pada umumnya menyangkut tiga hal yaitu adanya peluang di bidang ekonomi, kepastian hukum, dan stabilitas politik. Adapun syarat-syarat untuk menarik modal asing adalah:

a. Syarat keuntungan ekonomi (economic opportunity)

Yaitu adanya kesempatan ekonomi bagi investor, seperti dekat dengan sumber daya alam, tersedianya bahan baku, tersedianya lokasi untuk mendirikan pabrik, tersedianya tenaga kerja dan pasar yang prospektif.

b. Syarat Kepastian Hukum (legal certainity)

Pemerintah harus mampu menegakkan hukum dan memberikan jaminan keamanan. Penerapan peraturan dan kebijakan, terutama konsistensi penegakan hukum dan keamanan serta memperbaiki sistem peradilan dan hukum merupakan suatu syarat yang sangat penting dalam rangka menarik investor.

c. Syarat stabilitas politik (political stability)

Penanaman modal asing pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh faktor stabilitas politik (political stability). Konflik yang terjadi di antara elit politik atau dalam masyaratkat akan berpengaruh terhadap iklim penanaman modal. Selain itu, belum mantapnya kondisi sosial politik mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap arus penanaman modal.

Penanaman modal memberikan keuntungan kepada semua pihak, tidak hanya bagi investor saja, tetapi juga bagi perekonomian negara tempat modal itu ditanamkan serta bagi negara asal para investor. Pemerintah menetapkan bidang-bidang usaha yang memerlukan penanaman modal dengan berbagai peraturan. Selain itu, pemerintah juga menentukan besarnya modal dan perbandingan antara modal nasional dan modal asing. Hal ini dilakukan agar penanaman modal tersebut dapat diarahkan pada suatu tujuan yang hendak dicapai. Bukan haya itu seringkali suatu negara tidak dapat menentukan politik ekonominya secara bebas, karena adanya pengaruh serta campur tangan dari pemerintah asing.

Hal ini mengingat karena terbatasnya modal, skill dan teknologi yang dimiliki negara kita, serta banyaknya negara yang memerlukan kehadiran investor asing untuk menanamkan modal di negaranya. Pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan penerimaan pajak, hasil ekspor migas dan non migas, tabungan dalam negeri dan bantuan luar negeri. Apabila hanya mengandalkan sumber-sumber tersebut maka angka pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan meningkat, untuk itulah diperlukan adanya penanaman modal asing. Indonesia memerlukan modal asing karena:

a. Untuk menyediakan lapangan kerja;

b. Melaksanakan substitusi import untuk meningkatkan devisa;

c. Mendorong ekspor untuk mendapatkan devisa;

d. Membangun daerah-daerah tertinggal dan sarana prasarana;

e. Untuk industrialisasi atau alih teknologi.

Penanaman modal asing diharapkan sebagai salah satu sumber pembiayaan dalam pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, telekomunikasi, perhubungan udara, air minum, listrik, air bersih, jalan, rel kereta api. Penanaman modal asing diperlukan untuk mengembangkan teknologi dan peningkatan ilmu pengetahuan, oleh karena itu diperlukan dana yang cukup besar.G. Masalah yang kerap terjadi di Join Venturea. Umumnya joint venture dengan pihak Asia jarang berhasil dikarenakan perbedaanbudaya.b. Adanya pembagian saham 49 % (nasional) -51% (asing) membuat perusahaan asing dapat mengambil keputusan penting karena sahamnya lebih dari setengah, sedangkan bagi perusahaan nasional walaupun sahamnya mendekati 50 % namun tetap saja tidak dihitung sebagai setengah pemilik saham sehingga umumnya tidak dapat mengambil kepuusan pentingc. Begitu juga dengan joint venture yang merupakan gabungan lebih dari dua perusahaan, misalkan 5 perusahaan. Maka pembagian sahampun biasanya kecil kecil, kemungkinan masing-masing hanya punya 20 % saja. Kemudian masalahnya adalah dalam pengambilan suatu keputusan akan terjadi pengoperan saham ke pihak lain, karena ketidakpuasand. Yang bermasalah lagi adalah bila joint venture dengan susunan 50%-50%, maka keputusan tak dapat diambil,apalagi kalau tak ada yang mau mengalah. Karena itu jangan pernah membuat jointventure dengan susunan sama seperti itu.H. Penyelesaian sengketaBerdasarkan pasal 32 UUPM, penyelesaian sengketa antara pemerintah dengan penanam modal para pihak terlebih dahulu menyelesaikan sengketa melalui musyawarah untuk mufakat. Jika tidak tercapai penyelesaian sengketa dilakukan melalui arbitrase atau pengadilan. Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman modal asing para pihak akan menyelesaikan sengketa melalui arrbitrase internasional yang disepakati para pihak.KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselasaikan. Tak lupa juga penulis sampaikan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing serta semua pihak yang telah membantu baik secara materi maupun dukungan dalam penyusunan makalah ini, makalah ini dibuat dengan maksud dapat digunanakan dengan mahasiswa sebagai bahan pelajaran khususnya mata kuliah Partnership Kesehatan Lingkungan.

Penulis merasakan bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu bila ada koreksi, komentar atau saran saran yang bersifat konstruktif akan penulis terima dengan senag hati demi kesempurnaan makalah ini.

Harapan Penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat adanya. Dan dapat digunakan oleh pembaca sebagaimana yang diharapkan penulis

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

PADANG, 1 maret 2015

Penulis