260110140078_ayu apriliani_b1

24
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II MIKROMERTIKA NAMA : AYU APRILIANI HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS, 07 MEI 2015 ASISTEN :1. NOVIA EKA PUTRI 2. RIMBA T LABORATORIUM FARMASI FISIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2015

Upload: ayu-apriliani

Post on 15-Jan-2016

274 views

Category:

Documents


57 download

DESCRIPTION

Farmasi fisika

TRANSCRIPT

Page 1: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II

MIKROMERTIKA

NAMA : AYU APRILIANI

HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS, 07 MEI 2015

ASISTEN :1. NOVIA EKA PUTRI

2. RIMBA T

LABORATORIUM FARMASI FISIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2015

Page 2: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

ABSTRAK

Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel

yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran

diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan

sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata . Tujuan

dari praktikum ini yaitu menentukan ukuran partikel secara mikroskopik,

menentukan kerapatan partikel dengan piknometer, menentukan kerapatan alir

serbuk dan sudut istirahat, menentukan kerapatan curah ( ruah, longgar, bulk) dan

kerapatan mampat serta menentukan sifat aliran serbuk. Metode yang digunakan

dalam praktikum ini adalah pengukuran waktu yang dibutuhkan untuk sejumlah serbuk

amprotab yang diletakkan di dalam satu corong sampai seluruh serbuk itu turun dan

perhitungan kerapatan amprotab yang diperoleh serbuk amprotab dalam gelas ukur yang

dimampatkan sampai volumenya tetap dengan alat tapping density. Hasil yang didapat

kerapatan sejati amprotab adalah 1,496 gram/ml, sudut istirahat 42,17 °, kerapatan

curah 0,47 gram/ml dan kerapatan mampat adalah 0,533 gr/ml dan 0,54 gr/ml.Sifat

aliran serbuk yaitu sangat buruk berdasarkan sudut istirahat dan bersifat sangat

baik berdasarkan Indeks Carr.

Kata kunci: mikromeritika, kecepatan alir serbuk, kerapatan partikel,

kerapatan mampat, kerapatan curah, sudut istirahat, Indeks

Carr.

Page 3: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

ABSTRACT

Mikromeritika usually defined as the science and technology of small

particles. The particle size can be expressed in various ways. The size of the

diameter average, the size of the surface area average, the average of volume and

so on. Understanding particle size is the size of the diameter average. The purpose

of this practicum is to determine the microscopic particle size, particle density to

determine the pycnometer, determine the density of powder flow and rest angle,

determines the bulk density (bulk, loose, bulk) and the density of compressible

and determine the flow properties of powders. The method used in this practicum

is the measurement of the time required for a number of disintegrator powder is

placed in a funnel until all of the powder was dropped and the calculation of

density disintegrator obtained powder in a measuring cup remain compressed until

its volume by means of tapping density. The results obtained disintegrator true

density is 1.496 g / ml, 42.17 ° rest angle, bulk density of 0.47 g / ml and

compressed density is 0.533 g / ml and 0.54 g / ml. The flow properties of

powders is very bad based on the rest angle and be very good by Carr index.

Keywords: mikromeritika, powder flow rate, particle density, compressed

density, bulk density, angle of rest, Carr index.

Page 4: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

I. Tujuan Percobaan

1. Menentukan ukuran partikel secara mikroskopik

2. Menentukan kerapatan partikel dengan piknometer

3. Menentukan kerapatan alir serbuk dan sudut istirahat

4. Menentukan kerapatan curah ( ruah, longgar, bulk) dan kerapatan

mampat

5. Menentukan sifat aliran serbuk

II. Prinsip Percobaan

1. Kalibrasi mikrometer

Kalibrasi sebuah micrometer yaitu adjustment kembali ketitik nol untuk

mendapatkan hasil ukur yang lebih presisi (Takarina, 2014).

2. Kerapatan sejati

Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbuka

dan tertutup (Mochtar,1990).

3. Kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat

Kecepatan alir diperoleh dari waktu dalam detik yang diperlukan sejumlah

tertentu serbuk untuk mengalir melewati corong. Sudut istirahat diperoleh

dengan mengukur tinggi dan diameter tumpukan serbuk yang terbentuk

(Lachman, 1994).

4. Kerapatan curah dan kerapatan mampat

Kerapatan curah adalah ketika volume diukur pori intra partikel dan pori

antarpartikel.

Kerapatan mampat adaah volume yang dilihat ketika fluid bergerak

melewati partikel (Gibson.2004).

5. Adhesi dan Kohesi

Adhesi didefinisikan sebagai gaya tarik menarik antar partikel yang

berbeda jenis.

Kohesi didefinisikan sebagai gaya tarik menarik antar partikel sejenis

(Febriyani,2014).

6. Gravitasi

Page 5: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel

yang memiliki massa di alam semesta (Mesuji,2014).

III. Reaksi

-

IV. Teori Dasar

Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel

yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran

diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan

sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata

(Takeuchi, 2008).

Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran

kurang lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat halus

mencapai ukuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk

ini mempunyai standar, maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah

“very coarse, coarse, moderately coarse, fine and very fine”, yang dihubungkan

dengan bagian serbuk yang mempu melalui lubang-lubang ayakan yang telah

distandarisasi yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu

ketika diadakan pengadukan dan biasanya pada alat pengaduk ayakan secara

mekanis (Ansel, 1989).

Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu :

1. Menghitung luas permukaan

2. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat

3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral,

suntikan dan topikal

4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi

5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).

Page 6: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah

menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuran

lubang tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang

tiap inchi linear (Parrot, 1970).

Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel:

a. Mikroskopi Optik

Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak

diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Di

bawah mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikel terlihat, diletakkan

mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam

mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut

lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah

disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur. Kerugian dari metode ini

adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel

tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh

untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini. Tambahan

lagi, jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan

suatu perkiraan yang baik dari distribusi , menjadikan metode tersebut memakan

waktu dan jelimet. Namun demikian pengujian mikroskopis dari suatu sampel

harus selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikel

lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu komponen

seringkali bisa dideteksi dengan metode ini (Martin, 2008).

b. Pengayakan

Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran

partikel adalah metode analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran

geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya

lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak

dibawa pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel, yang

ukurannya lebih kecil daripada lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya.

Page 7: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

Mereka membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada

ayakan, membentuk bahan kasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada

penimbangan 40-150 g setelah kira-kira 9 menit) ditentukan melalui

penimbangan, persentase mana dari jumlah yang telah ditimbang ditahan kembali

pada setiap ayakan (Martin, 2008).

c. Dengan cara sedimentasi

Cara ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi Stocks.

Dasar untuk metode ini adalah Aturan Stokes:

Metode yang digunakan dalam penentuan partikel cara sedimentasi ini adalah

metode pipet, metode hidrometer dan metode malance (Martin, 2008).

Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran

kurang lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat halus

mencapai ukuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk

ini mempunyai standar, maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah

“very coarse, coarse, moderately coarse, fine and very fine”, yang dihubungkan

dengan bagian serbuk yang mempu melalui lubang-lubang ayakan yang telah

distandarisasi yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu

ketika diadakan pengadukan dan biasanya pada alat pengaduk ayakan secara

mekanis (USU, 2011).

Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam

farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan

sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya (Moechtar, 1990).

Page 8: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

V. Alat , Bahan dan Gambar Alat

Bahan

1. Acetosal

2. Amprotab

3. Parafin cair

4. Parasetamol

5. Primojel

6. Starch 1500

Alat

1. Alat pengukur kecepatan aliran sebuk

2. Alat pemampat serbuk

3. Gelas ukur 100 ml

4. Neraca analitik

5. Piknometer mulut lebar 25 ml

6. Spatel

Gambar Alat

Alat Pengukur kecepatan Alat pempat serbuk Gelas Ukur

Aliran serbuk

Page 9: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

Neraca analitik Piknometer Spatel

VI. Prosedur

1. Menentukan kerapatan partikel dengan piknometer

Ditimbang piknometer kosong yang akan digunakan untuk penentuan

kerapatan suatu zat. Setelah didapat masa piknometer kosong, dimasukkan

kedalam piknometer tersebut paraffin cair selaku solvent kemudian ditimbang

kembali piknometer. Lalu dituangkan 2-3 ml larutan solvent, kemudian kedalam

piknometer yang sama dimasukkan amprotab sebagai sampel, lalu ditambahkan

paraffin cair ad sampai penuh. Lalu piknometer tersebut ditimbang. Sehingga

akan didapat data berat piknometer, berat sampel, dan berat solvent.

2. Menentukan kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat

Ditimbang sampel sebanyak 25-40 g, kemudian sampel tersebut dimasukkan

kedalam corong alat yang bagian bawahnya tertutup. Setelah semua zat sampel

dipastikan telah berada dalam corong, ditutup bawah dibuka lalu dihitung dan

dicatat waktu selama sampel mengalir sampai sampel habis. Percobaan tersebut

dilakkan dengan dan tanpa alat penggetar. Serbuk yang mengalir akan

membentuk tumpukkan, maka diukur diameter dari tumpukkan tersebut dengan

Page 10: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

mengukurnya dari 4 sisi dan diambil rata-ratanya. Diukur pula tinggi dari

tumpukkan tersebut untuk menentukan sudut istirahat sampel.

3. Menentukan kerapatan curah dan keraparan mampat

Ditimbang sampel sebanyak 50 g, kemudian dimasukkannya kedalam gelas

ukur dalam alat dan dicatat volume sampel sebelum diberi perlakuan apapun.

Gelas ukur berisi sampel disimpan dalam alat pemampat. Dilakukan pengetukkan

dengan tempo mulai dari 50 ketukkan sampai 300 ketukkan. Dan dicatat volume

sampel setiap ketukan berhenti.

VII. Data Pengamatan

1. Menentukan kecepatan partikel

W1 = bobot piknometer kosong = 10,68 gram

W2 = bobot piknometer solven = 15,02 gram

W3 = bobot sampel = 0,5 gram

W4 = bobot piknometer solven dan sampel = 15,23 gram

W2 = Wi – W1 = 15,02 gram - 10,68 gram = 4,34 gram

W4 = W5 – W1 = 15,02 gram - 10,68 gram = 4,55 gram

W2 = Bobot solven

W4 = bobot pelarut dan sampel

Page 11: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

2. Sudut istirahat

a. )

b. )

c. )

Rata-rata = 42,17

3. Menentukan laju alir dan sudut istirahat

pengulangan Waktu (S) Diameter (

cm )

Tinggi ( cm

) Tan

1 - 9,3 4 0,86

2 - 8,8 4,1 0,93

3 - 9,0 4,2 0,93

Rata-rata 9,03 4,1 0,89

4. Menenentukan kerapatan curah dan kerapatan mampat

Jumlah

kelarutan

Volume

(ml)

Kerapatan

(gr/ml)

Rasio

hausner

kompresibilitas Indeks

carr`s

50 75 0,533 1,134 11,819 11,9

100 74 0,540 1,148 12,96 13

125 74 0,540 1,148 12,96 13

200 74 0,540 1,148 12,96 13

250 74 0,540 1,148 12,96 13

300 74 0,540 1,148 12,96 13

Page 12: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

Volume awal/curah = 85 ml

= 40 gr / 85 ml = 0,470 gr/ml

⁄ = 0,533 gr/ml

⁄ = 0,540 gr/ml

0,540

gr/ml

a. Rasio hausner

a.1 jumlah ketukan 50

a.2 jumlah ketukan 100-300

b. % kompresibilitas (indeks konsolidasi)

b.1 % kompresibilitas 50

Page 13: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

b.2 % kompresibilitas 100-300

c. Indeks carr`s

(

)

c.1 ketukan 50

(

)

c.2 ketukan 100-300

(

)

Page 14: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

VIII. Pembahasan

Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel

yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran

diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan

sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata. Masalah

seperti ukuran partikel ini dalam bidang farmasi sangat diperhitungkan sekali atau

dapat dikatakan sangat penting. Pengetahuan dan kontrol dari ukuran partikel juga

penting dalam ilmu farmasi dan material. Ukuran dan juga luas permukaan

partikel, dapat berhubungan dengan sifat fisik, sifat kimia dan sifat-sifat

farmakologi dari obat-obatan. Secara klinis, ukuran partikel obat dapat

mempengaruhi pelepasan dari bentuk sediaan yang diberikan secara oral,

parenteral, rektal dan topikal. Formulasi yang baik dari suspensi, emulsi dan

tablet, baik stabilitas fisika dan respon farmakologi juga tergantung pada ukuran

partikel yang ada dalam produk. Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama

mikromeritik oleh Dalla Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu

kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi

farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang

mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada

dalam kisaran ayakan.

Dalam praktikum mikromeritika ini bertujan untuk menentukan ukuran

partikel secara mikroskopik, kerapatan partikel dengan piknometer, kerapatan alir

serbuk dan sudut istirahat, kerapatan curah ( ruah, longgar, bulk), kerapatan

mampat dan sifat aliran serbuk.

Dalam menentukan ukuran partikel cukup banyak metode yang digunakan,

namun yang sering digunakan dalam bidang farmasi antara lain mikroskopis,

pengayakan, pengendapan/sedimentasi, dan penentuan volume ukuran. Praktikum

kali ini kita hanya melakukan percobaan menentukan kerapatan partikel dengan

piknometer, menentukan kecepatan laju alir dan sudut istirahat, menentukan

kecepatan curah (ruah) dan kerapatan mampat.

Page 15: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

Kerapatan Sejati (true density) ρ, adalah kerapatan bahan padat sebenarnya.

Kerapatan sejati ditentukan secara piknometris. Pada penentuan kerapatan sejati,

digunakan piknometer kosong yang ditimbang beserta dengan penutupnya.

Diperoleh sebesar 10,68 gram. Piknometer yang bersih, dipegang menggunakan

tissue. Hal ini dikarenakan pada tangan manusia tedapat partikel atau zat yang

dapat mempengaruhi bobot piknometer yang sesungguhnya. Pada penentuan

bobot jenis zat, piknometer yang bersih ditimbang dan diisi dengan air suling

hingga penuh. Diperoleh sebesar 15,02 gram, Sampel amprotab sebesar 0,5 gram

dimasukkan ke dalam piknometer dan ditimbang kembali. Sehingga didapatkan

kerapatan sejati amprotab yaitu .

Untuk selanjutnya penentuan kecepatan aliran dan sudut istirahat dengan

menggunakan floutester(alat pengukur kecepatan aliran serbuk) dan corong gelas,

dalam praktikum ini kami menggunakan amprotab 25-50 gram. Massa cetak

diletakkan dalam corong alat pengukur kecepatan aliran serbuk yang bagian

bawahnya ditutup. Massa amprotab yang keluar dari alat tersebut dihitung

kecepatan alirannya dengan menghitung waktu yang diperlukan oleh sejumlah

serbuk untuk turun melalui corong alat penguji dengan menggunakan stopwatch

dari mulai dibukanya tutup bagian bawah hingga semua massa serbuk mengalir

keluar dari alat uji. Timbunan serbuk dapat digunakan untuk menghitung sudut

istirahat. Diameter rata-rata timbunan serbuk dan tinggi puncak timbunan serbuk

diukur. Sudut Istirahat: Arc Tangen = Tan =

. Percobaan ini dilakukan selama

tiga kali untuk mendapatkan nilai yang lebih presisi. Didapatkan rata sudut

istirahatnya yaitu 42,17

Hubungan sudut istirahat dengan sifat aliran serbuk

Sudut Istirahat Sifat Aliran

< 25 Sangat baik

25 – 30 Baik

Page 16: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

30 – 40 Cukup

> 40 Sangat buruk

Jika melihat dari hasil percobaan, dan dibandingkan dengan tabel hubungan antara

sifat aliran dengan sudut istirahat, maka dapat disimpulkan bahwa sifat aliran

serbuk tersebut adalah sangat buruk, karena sudut istirahatnya lebih dari 40°.

Untuk menentukan kerapatan curah dan kerapatan mampat kelompok kami

menggunakan alat berupa gelas ukur dan alat pemampat serbuk. Kerapatan Curah

(bulk density) didefinisikan sebagai massa dari serbuk dibagi dengan volume

bulk. Kerapatan curah ditentukan dengan mengukur volume serbuk di dalam gelas

ukur dari sejumlah tertentu yang telah ditimbang. Volume total serbuk yaitu 85 ml

sedangakan massa serbuk amprotab itu sendiri yaitu 40 gram. Dihitung kerapatan

curahnya

= 40 gr / 85 ml = 0,470 gr/ml. Sehinga kerapatan curah yang

dihasilkan yaitu 0,470 gr/ml.

Setelah dilakukan penentuan kerapatan curah di atas, kemudian ditentukan

kerapatan mampat. Kerapatan Mampat (tapped density) adalah kerapatan yang

diperoleh jika serbuk di dalam gelas ukur diketuk-ketukkan ( dimampatkan)

sampai volumenya tetap dengan alat tapping density. Ketuk-ketukan gelas ukur

tersebut dengan menggunakan alat uji kompresibilitas hingga volume serbuk

konstan. Kerapatan mampat adalah massa serbuk dibagi dengan volume serbuk

konstan

. Untuk jumlah ketukan 50 didapat kerapatan mampat sebesar

0,533 gr/ml, sedangkan untuk jumlah ketukan 100-300 didapat kerapatan mampat

sebesar 0,540 gr/ml. Selanjutnya ditentukan rasio hausner yaitu perbandingan

antara kerapatan mampat dengan kerapatan curah. Untuk ketukan sebanyak 50

kali didapat nilai rasio hausnernya sedangakan untuk ketukan sebanyak

100-300 ketuk nilai rasio hausnernya .

Selanjutnya penentuan kompresibilitas dari serbuk amprotab. Penentuan

kompresibilitas digunakan untuk menghasilkan tablet yang baik. Kompresibilitas

dapat dilihat dari harga indeks Carr yang sangat bergantung pada kerapatan curah

Page 17: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

maupun kerapatan mampat dari serbuk yaitu dengan cara kerapatan mampat

dikurangi kerapatan curah, lalu dibagi dengan kerapatan mampat. Kompresibilitas

serbuk dinyatakan dalam persen.

Kompresibilitas =

Kompresibilitas untuk 50 ketuk sebesar 11, 819% sedangkan untuk yang 100-300

ketuk sebesar 12, 96%. Sedangkan untuk Indeks Carr adalah indikasi dari

kompresabilitas dari serbuk, formulanya adalah :

(

)

Untuk nilai Indeks Carr yang berjumlah 50 ketuk yaitu 11,9 sedangkan untuk

yang berjumlah 100 ketuk adalah 13.

Hubungan antara indeks Carr dengan jenis aliran granul.

Indeks Konsolidasi (Carr)

(%)

Sifat Aliran

5 – 15 Sangat baik

12 – 16 Baik

18 – 21 Cukup

23 – 35 Buruk

33 – 38 Sangat buruk

> 40 Sangat buruk sekali

Hasil percobaan menunjukkan bahwa hasil Indeks Carr serbuk amprotab berada

pada rentang 5-15. Dilihat dari table diatas, ternyata termasuk dalam kategori sifat

aliran serbuk yang sangat baik.

Page 18: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

IX. Kesimpulan

1. Kerapatan sampel serbuk amprotab dengan piknometer adalah sebesar

.

2. Sudut rata-rata sampel serbuk amprotab adalah 42,17 °.

3. Kerapatan curah amprotab yaitu 0,47 gram/ml, kerapatan mampat pada 50

ketukan yaitu 0,533 gram/ml dan pada 100 ketukan yaitu 0,54 gram/ml.

4. Sifat aliran serbuk berdasarkan sudut istirahat sangat buruk karena

melebihi dari 40°. Sedangkan berdasarkan Indeks Carr yang dipunyai oleh

amprotab sifat aliran serbuk sangat baik karena nilai Indeks Carr berada

pada rentang 5-15.

Page 19: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

Daftar Pustaka

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI-Press.

Febriyani, Eka.2014. Adhesi-Kohesi. Available at http://www.informas-

pendidikan.com/2014/12/kohesi-dan-adhesi.html?m=1 (Diakses 7 Mei

2015).

Gibson, Mark. 2004. Pharmaceutical Preformulation and Formulation. United

States of Amerika.

Lachman, L., H. A. Lieberman & J.L Kanig. 1994. Teori dan Praktek Farmasi

Industri Jilid I Edisi II. diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia.

Martin, A. 2008. Kimia Fisika Edisi ke-3.Jakarata : UI Press.

Mesuji, Dudung. 2014. Pengertian Gravitasi Bumi menurut Hukum Newton.

Available at http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-gravitasi-bumi-

menurut-hukum-newton/ (Diakses 7 Mei 2015).

Mochtar. 1990. Fisika Farmasi. Yogyakarta : UGM Press.

Parrot, L. 1970. Pharmaceutical Technologi. Mineapolish: Burgess Publishing.

Takarina,M. 2014. Cara Kalibrasi Mikrometer. Available at

http://www.pipercomex.com/2011/10/cara-kalibrasi-micrometer.html

(Diakses 7 Mei 2015).

Takeuchi, Y. 2008. Mikromeritika. Available at http://www.chem-is-

try.org/materi_kimia/kimia_dasar/mikromeritika_ukuran_partikel/

(Diakses 7 Mei 2015).

USU. 2011. Mikromeritika. Available at

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29343/4/Chapter%20II.pdf

(Diakses 7 Mei 2015).

Page 20: 260110140078_Ayu Apriliani_B1

Lampiran

Page 21: 260110140078_Ayu Apriliani_B1
Page 22: 260110140078_Ayu Apriliani_B1
Page 23: 260110140078_Ayu Apriliani_B1
Page 24: 260110140078_Ayu Apriliani_B1