21060111130089_mkp

6
A-1 1 Mahasiswa JurusanTeknikElektro UNDIP 2 Staf PengajarJurusanTeknikElektro UNDIP Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES TELEMETERING ARUS PADA PT. PLN DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG UNIT APD GAMBIR Frangky Chandra [1] , Wahyudi, ST, MT [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Jalan Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia. Abstrak Sistem tenaga listrik di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Unit vital dari sistem tenaga listrik adalah sistem pembangkit listrik, saluran transmisi dan distribusi serta konsumen (beban). Dibutuhkan penyaluran listrik yang handal dan bermutu untuk meningkatkan mutu sistem tenaga listrik di Indonesia. Untuk mewujudkan penyaluran listrik yang handal dan bermutu diperlukan pengawasan yang konstan terhadap besaran listrik yang disuplai. Untuk mewujudkan pengawasan konstan ini, dilakukan proses telemetering. Telemetering adalah proses pengiriman besaran ukur jarak jauh melalui media komunikasi data. Dari kerja praktek ini diketahui bahwa telemetering arus dalam sistem SCADA dilakukan menggunakan Current Transformer (CT) yang memiliki perbandingan rasio 300/5A. Dari CT arus listrik dikondisikan lagi menggunakan transducer arus yang memiliki perbandingan rasio 5/0,01 A, dari transducer arus listrik dibaca oleh RTU lalu dikonversi dalam bentuk digital untuk dikirimkan ke master station. Sekarang, penggunaan transducer pada proses telemetering mulai digantikan oleh IED (Intelligent Electronic Device) yang dapat mengirimkan hasil pengukuran dari CT langsung dalam bentuk data ke RTU yang selanjutnya dikirimkan ke master station. Kata Kunci : IED, Transducer, telemetering, current transformer, master station, gardu induk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem tenaga listrik di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Unit vital dari sistem tenaga listrik adalah sistem pembangkit listrik, saluran transmisi dan distribusi serta konsumen (beban). Dibutuhkan penyaluran listrik yang handal dan bermutu untuk meningkatkan mutu sistem tenaga listrik di Indonesia. Adapun sistem tenaga listrik di Indonesia dikelola oleh PT. PLN (Persero) yang mempunyai cabang diseluruh wilayah Indonesia. Pengelolaan sistem tenaga listrik secara terpadu mempunyai tujuan agar dapat mengoperasikan sistem secara ekonomis namun mutu dan keandalan dapat maksimal, sehingga dapat memberikan pelayanan terhadap pelanggan secara berkesinambungan. Untuk `memperoleh sistem yang demikian dibutuhkan suatu perencanaan dan pengendalian sistem operasi yang handal serta akurat. Untuk mewujudkan penyaluran listrik yang handal dan bermutu diperlukan pengawasan yang konstan terhadap besaran listrik yang disuplai. Untuk mewujudkan pengawasan konstan ini, dilakukan proses telemetering. Telemetering adalah proses pengiriman besaran ukur jarak jauh melalui media komunikasi data. 1.2 Tujuan 1. Mengenal dan memahami tentang sistem SCADA pada Area Pengatur Distribusi PT. PLN (Persero) Jakarta Raya dan Tangerang. 2. Untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja dari proses telemetering arus pada PT. PLN (Persero) Jakarta Raya dan Tangerang. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada kerja praktek ini hanya pembahasan mengenai sistem SCADA secara umum dan proses telemetering arus pada PT. PLN (Persero) Jakarta Raya dan Tangerang. II. DASAR TEORI Sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) merupakan kesatuan dari beberapa peralatan yang saling berkomunikasi untuk menjalankan fungsi pengukuran (Telemetering), kendali (Telecontrol) dan permintaan pengiriman data (Telestatus) secara real time. Pada PT. PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang, SCADA terdiri dari subsistem master station (pusat kendali), media komunikasi, dan Remote Terminal Unit (RTU)

Upload: zionees01

Post on 22-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Telemetering Arus PT PLN

TRANSCRIPT

  • A-1

    1Mahasiswa JurusanTeknikElektro UNDIP

    2Staf PengajarJurusanTeknikElektro UNDIP

    Makalah Seminar Kerja Praktek

    PROSES TELEMETERING ARUS PADA PT. PLN DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN

    TANGERANG UNIT APD GAMBIR

    Frangky Chandra[1]

    , Wahyudi, ST, MT[2]

    Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

    Jalan Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia.

    Abstrak

    Sistem tenaga listrik di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan

    perkembangan teknologi yang semakin canggih. Unit vital dari sistem tenaga listrik adalah sistem pembangkit

    listrik, saluran transmisi dan distribusi serta konsumen (beban). Dibutuhkan penyaluran listrik yang handal dan

    bermutu untuk meningkatkan mutu sistem tenaga listrik di Indonesia.

    Untuk mewujudkan penyaluran listrik yang handal dan bermutu diperlukan pengawasan yang konstan

    terhadap besaran listrik yang disuplai. Untuk mewujudkan pengawasan konstan ini, dilakukan proses

    telemetering. Telemetering adalah proses pengiriman besaran ukur jarak jauh melalui media komunikasi data.

    Dari kerja praktek ini diketahui bahwa telemetering arus dalam sistem SCADA dilakukan menggunakan

    Current Transformer (CT) yang memiliki perbandingan rasio 300/5A. Dari CT arus listrik dikondisikan lagi

    menggunakan transducer arus yang memiliki perbandingan rasio 5/0,01 A, dari transducer arus listrik dibaca

    oleh RTU lalu dikonversi dalam bentuk digital untuk dikirimkan ke master station. Sekarang, penggunaan

    transducer pada proses telemetering mulai digantikan oleh IED (Intelligent Electronic Device) yang dapat

    mengirimkan hasil pengukuran dari CT langsung dalam bentuk data ke RTU yang selanjutnya dikirimkan ke

    master station.

    Kata Kunci : IED, Transducer, telemetering, current transformer, master station, gardu induk

    I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

    Sistem tenaga listrik di Indonesia

    mengalami perkembangan yang cukup pesat

    seiring dengan perkembangan teknologi yang

    semakin canggih. Unit vital dari sistem tenaga

    listrik adalah sistem pembangkit listrik, saluran

    transmisi dan distribusi serta konsumen

    (beban). Dibutuhkan penyaluran listrik yang

    handal dan bermutu untuk meningkatkan mutu

    sistem tenaga listrik di Indonesia.

    Adapun sistem tenaga listrik di Indonesia

    dikelola oleh PT. PLN (Persero) yang

    mempunyai cabang diseluruh wilayah

    Indonesia. Pengelolaan sistem tenaga listrik

    secara terpadu mempunyai tujuan agar

    dapat mengoperasikan sistem secara

    ekonomis namun mutu dan keandalan dapat

    maksimal, sehingga dapat memberikan

    pelayanan terhadap pelanggan secara

    berkesinambungan. Untuk `memperoleh

    sistem yang demikian dibutuhkan suatu

    perencanaan dan pengendalian sistem operasi

    yang handal serta akurat.

    Untuk mewujudkan penyaluran listrik

    yang handal dan bermutu diperlukan

    pengawasan yang konstan terhadap besaran

    listrik yang disuplai. Untuk mewujudkan

    pengawasan konstan ini, dilakukan proses

    telemetering. Telemetering adalah proses

    pengiriman besaran ukur jarak jauh melalui

    media komunikasi data.

    1.2 Tujuan 1. Mengenal dan memahami tentang sistem

    SCADA pada Area Pengatur Distribusi

    PT. PLN (Persero) Jakarta Raya dan

    Tangerang.

    2. Untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja dari proses telemetering

    arus pada PT. PLN (Persero) Jakarta

    Raya dan Tangerang.

    1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada kerja praktek ini

    hanya pembahasan mengenai sistem SCADA

    secara umum dan proses telemetering arus

    pada PT. PLN (Persero) Jakarta Raya dan

    Tangerang.

    II. DASAR TEORI Sistem SCADA (Supervisory Control and

    Data Acquisition) merupakan kesatuan dari

    beberapa peralatan yang saling berkomunikasi

    untuk menjalankan fungsi pengukuran

    (Telemetering), kendali (Telecontrol) dan

    permintaan pengiriman data (Telestatus) secara

    real time.

    Pada PT. PLN Distribusi Jakarta dan

    Tangerang, SCADA terdiri dari subsistem

    master station (pusat kendali), media

    komunikasi, dan Remote Terminal Unit (RTU)

  • 2.1 Master Station . Master station merupakan kumpulan

    perangkat keras dan lunak yang ada di control

    center yang berfungsi sebagai pusat kendali

    SCADA. Master Station terdiri dari Front End,

    HMI (Human Machine Interface) dan server.

    Gambar 1 Konfigurasi master station PT. PLN

    Disjaya dan Tangerang

    2.2 Media Komunikasi Untuk menghubungkan dua perangkat

    komputer di pusat kontrol dengan remote

    terminal unit diperlukan media komunikasi

    sehingga dua perangkat tersebut dapat saling

    berkomunikasi satu dengan yang lain. Apabila

    kedua perangkat telah terhubung dan dapat

    berkomunikasi, maka pusat kontrol dapat

    melakukan perintah seperti membuka/menutup

    LBS/PMT, melalui Remote Terminal Unit

    (RTU) perintah tersebut dapat dieksekusi.

    RTU dapat melakukan pengiriman status

    switch, alarm dan data pengukuran ke pusat

    kontrol. Pada PT. PLN Disjaya dan Tangerang digunakan media berupa kabel kontrol, radio,

    fiber optic, dan GPRS.

    2.3 Remote Terminal Unit RTU adalah satu bagian dari sistem

    SCADA yang terpasang pada gardu yang

    dikontrol atau dipantau yang didalamnya

    terdapat processor yang berfungsi untuk

    mengambil data baik status maupun data

    pengukuran secara scanning (polling). Fungsi

    lain dari RTU adalah melaksanakan perintah-

    perintah dari HMI yaitu seperti buka tutup CB,

    melaporkan realisasi apa yang diperintahkan

    HMI lengkap dengan keadaan RTU saat itu

    (real time).

    Semua rangkaian proses di sisi site atau

    gardu baik metering maupun status CB yang

    diproses oleh RTU , selanjutnya data tersebut

    disimpan dalam data memory (RAM) sebelum

    diminta oleh front end pada control center,

    selain itu juga RTU berfungsi untuk

    melaksanakan komando (buka tutup CB)

    dengan permintaan dari HMI .

    III. ANALISA DAN PEMBAHASAN Telemetering adalah proses pengiriman

    besaran ukur jarak jauh melalui media

    komunikasi data. Di PT. PLN Disjaya dan

    Tangerang, proses telemetering hanya

    dilakukan pada kabel spindle 20 kv di gardu

    induk. Proses telemetering arus dalam sistem

    SCADA dilakukan menggunakan Current

    Transformer (CT) yang memiliki

    perbandingan rasio 300/5A. Dari CT arus

    listrik dikondisikan lagi menggunakan

    transduser arus yang memiliki perbandingan

    rasio 5/0,01 A, dari transducer arus listrik

    dibaca oleh RTU lalu diubah dalam bentuk

    digital untuk dikirimkan ke master station.

    Sekarang, penggunaan transducer pada

    proses telemetering mulai digantikan oleh IED

    (Intelligent Electronic Device) yang dapat

    mengirimkan hasil pengukuran dari CT

    langsung dalam bentuk data ke RTU yang

    selanjutnya dikirimkan ke master station.

    3.1 Current Transformer Pada proses telemetering, Current

    Transformer (CT) digunakan sebagai

    instrumen pengukuran arus listrik AC tegangan

    tinggi. Ketika arus pada sebuah sirkuit terlalu

    besar untuk diukur secara langsung dengan alat

    pengukur, CT menghasilkan arus kecil yang

    proporsional terhadap arus pada sirkuit

    tersebut, sehingga dapat dikoneksikan ke alat

    pengukur atau perekam. Dengan menggunakan

    CT, alat pengukur terhindar dari tegangan

    tinggi pada sirkuit yang diamati. CT biasanya

    digunakan dalam pengukuran dan relay

    proteksi pada industri ketenagalistrikan.

    Seperti transformer pada umumnya, CT

    memiliki lilitan primer, inti besi, dan lilitan

    sekunder. Arus AC pada lilitan primer

    menghasilkan medan magnet di inti besi, yang

    lalu menginduksi arus AC pada lilitan

    sekunder yang besarnya proporsional terhadap

    arus AC di lilitan primer. Hubungan antara

    arus sekunder, arus primer dengan jumlah

    lilitan primer dan sekunder dinyatakan oleh

    persamaan :

    s

    p

    psN

    NII

    Dimana Is adalah arus sekunder, Ip

    adalah arus primer, Np adalah lilitan primer

    dan Ns adalah lilitan sekunder.

  • Gambar 2 CT pada cubicle di gardu induk

    3.2 Intelligent Electronic Device Intelligent Electronic Device (IED)

    adalah alat kendali peralatan sistem ketenagaan

    yang berbasis mikroprosesor yang

    melaksanakan fungsi-fungsi proteksi

    kelistrikan, pengendalian, pengawasan proses,

    dan komunikasi dengan sistem SCADA. IED

    menerima data dari sensor dan dapat

    melakukan kendali, seperti tripping Circuit

    Breaker (CB) jika IED mendeteksi adanya

    lonjakan arus, atau menaikan dan menurunkan

    tegangan untuk menjaga tegangan tetap pada

    besaran yang diinginkan.

    Pada proses telemetering arus di PLN

    Disjaya, IED berfungsi mengubah besaran

    analog dari CT menjadi data digital, lalu

    mengirimkan data digital tersebut ke RTU.

    IED juga berfungsi menampilkan besaran arus

    dan daya di gardu induk dan memerintahkan

    tripping CB bila terjadi lonjakan arus.Di PLN

    Disjaya, digunakan IED jenis MC- 30 merek

    Microelettrica Scientifica.

    Gambar 3 IED jenis MC- 30 merk

    Microelettrica Scientific

    3.3 Current Transducer Sebelum IED mulai digunakan di PT.

    PLN Disjaya dan Tangerang, proses

    telemetering dilakukan menggunakan current

    transducer. Hal ini dikarenakan arus dari CT

    yang berkisar antara 0-5 A masih terlalu besar

    sebagai masukan RTU sehingga harus

    dikonversi menjadi kisaran 0-10 mA. Konversi

    ini dilakukan menggunakan current transducer

    yang memiliki rasio 5/0,01 A sehingga

    menghasilkan besaran arus yang dapat diproses

    RTU.

    Gambar 4 Current Transducer 5/0,01A

    3.4 RTU EPC 3200 RTU EPC 3200 merupakan RTU

    pabrikasi dari Perancis dan telah digunakan

    sejak tahun 90an. Dibandingkan dengan jenis

    RTU yang lain seri EPC 3200 merupakan jenis

    yang paling handal dan perawatan serta

    perbaikannya mudah dilakukan.

    Gambar 5 EPC 3200

    RTU seri EPC 3200 memiliki kapasitas

    fungsi sebagai berikut :

    1. Telesignal : 1024 2. Remote Control : 256 3. Telemeasuring : 128 Arsitektur dari RTU ditunjukan pada

    Gambar 4.8 yang terbagi menjadi beberapa

    bagian yaitu :

    1. CPU (Central Processing Unit) terdiri dari card MP49, MP41, MP43

    2. Peripheral, terdiri dari card RL00 dan card AL05, khusus untuk gardu induk

    (GI) ditambah card AA03 dan card AA11

    untuk fungsi telemetering

    3. Power Supply, terdiri dari card AI01 dan card AI02.

  • Gambar 6 Arsitektur RTU EPC 3200

    3.5 RTU FOXBORO SCD 5200 Dengan menggunakan RTU jenis SCD

    5200, proses telemetering dapat dilakukan

    dengan menggunakan IED. SCD5200 adalah

    perkembangan dari seri pendahulunya RTU50

    dengan arsitektur yang diperbarui.

    Perkembangan utama dari seri SCD ini adalah

    integrasi CPU, OptoNet, Power Supply, dan

    Ethernet kedalam satu modul board prosesor

    utama.

    Gambar 7 SCD5200

    Modul modul yang terdapat pada SCD5200 adalah :

    1. Modul Power Supply 100 watt Modul ini merupakan penyedia daya

    dengan daya keluaran maksimum 100

    watt.

    2. Modul CPU / OptoNet / Power Supply / Ethernet (COPE)

    Modul ini merupakan modul terintegrasi

    yang terdiri CPU, Optonet, power supply,

    dan port Ethernet. Power supply di modul

    ini merupakan power supply cadangan

    apabila modul power supply 100 Watt

    mengalami gangguan. Di modul ini juga

    terdapat port RS 232 dan RS 485 untuk

    komunikasi dengan PC

    3. Modul komunikasi 8 channel RS-485/RS-232

    Modul komunikasi 8 channel RS-485/RS-

    232 dapat digunakan untuk komunikasi

    lokal dengan IED yang dapat digunakan

    sebagai relay proteksi maupun

    telemetering. Protokol dalam tiap-tiap

    channel dapat dikonfigurasikan berbeda-

    beda.

    4. Modul Digital output Berfungsi untuk melakukan eksekusi

    permintaan membuka atau menutup CB

    dari pusat kontrol. Jumlah digital input

    pada modul ini bervariasi tergantung jenis

    modul.

    5. Modul Digital input Memiliki fungsi telesignaling untuk

    pemantauan status CB, DS, LI, ES, dan

    tap trafo. Jumlah relay modul digital

    input bervariasi tergantung jenis modul.

    IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

    Dari makalah yang telah dibuat, dapat

    diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

    1. SCADA atau Supervisory Control And Data Acquisition adalah sistem untuk

    pengendalian dan pemantauan jarak jauh.

    SCADA bertujuan untuk membantu

    mendapatkan sistem pengoperasian optimal

    sesuai dengan berbagai kenyataan

    kekurangan-kekurangan maupun segala

    kelebihan yang terdapat pada suatu sistem.

    2. Komponen yang berperan untuk proses telemetering arus antara lain Current

    Transformer (CT), IED/Transducer, RTU,

    media komunikasi, dan master station.

    3. Current Transformer berfungsi mengubah arus listrik yang besar menjadi besaran

    yang lebih kecil secara proporsional agar

    dapat diukur.

    4. IED (Intelligent Electronic Device) adalah alat kendali peralatan sistem ketenagaan

    yang berbasis mikroprosesor yang

    melaksanakan fungsi-fungsi proteksi

    kelistrikan, pengendalian, pengawasan

    proses, dan komunikasi dengan sistem

    SCADA. , IED berfungsi mengubah

    besaran analog dari CT menjadi data, lalu

  • mengirimkannya ke RTU. IED juga

    berfungsi menampilkan besaran arus dan

    daya di gardu induk dan memerintahkan

    tripping CB bila terjadi lonjakan arus.

    5. Remote Terminal Unit (RTU) adalah perangkat elektronik berbasis

    mikroprosesor yang menghubungkan objek

    di lapangan ke SCADA dengan cara

    mengirimkan data pengukuran ke master

    station, dan mengendalikan objek yang

    terhubung sesuai perintah master station.

    RTU dilengkapi dengan mikrokomputer

    yang memiliki memori dan pengolah logika

    sehingga dapat melakukan beberapa fungsi

    otomatis tanpa ada perintah langsung dari

    master station.

    6. Master Station merupakan kumpulan perangkat keras dan lunak yang ada di

    control center yang terdiri dari front

    end, HMI, dan Server. 4.2 Saran

    Beberapa saran yang dapat diberikan antara

    lain :

    1. Peralatan RTU yang ada sudah tua, ada baiknya diadakan pemeliharaan rutin dan

    penggantian komponen secara berkala.

    2. Untuk kedepannya diharapkan agar proses telemetering dilakukan seluruhnya

    menggunakan IED.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Kadarisman, Pribadi dan Wahyudin

    Sarimun N. 1979. Current Transformer

    (Trafo Arus). Jakarta

    [2] Team. 2009. Overview SCADA TEL, PT.

    PLN (Persero) Pusat Pendidikan Dan

    Pelatihan. Semarang.

    [3] Ogata, Katsuhiko. 2002. Modern Control

    of Engineering 4thEdition. Teheran:

    Aeizh.

    BIODATA PENULIS

    Frangky Chandra

    (21060110130089), Lahir di

    Jakarta, 5 April 1994. Telah

    menempuh pendidikan di

    SDS Betania, SMPN 83

    Jakarta, dan SMAN 19

    Jakarta. Saat ini tercatat

    sebagai mahasiswa Teknik

    Elektro Universitas Diponegoro, angkatan

    2011, konsentrasi Teknik Kontrol dan

    Instrumentasi.

    Menyetujui

    Dosen Pembimbing

    Wahyudi, ST. MT

    NIP. 19690612199031