skripsidigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/digital... · 2021. 1. 2. · ii skripsi...

90
SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN HAIRIL A31108280 kepada JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

SKRIPSI

ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

ASHARI RAMADHAN HAIRILA31108280

kepada

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2013

Page 2: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

ii

SKRIPSI

ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO

disusun dan diajukan oleh

ASHARI RAMADHAN HAIRILA31108280

telah diperiksa dan disetujui untuk diujiankan

Makassar, Agustus 2013

Pembimbing I,

Drs. H.M. NatsirKadir, M.Si., Ak.

Pembimbing II,

Dra. Hj. Nirwana, M.Si, Ak.NIP. 19530812198703 1 00 NIP. 19651127 1991032 001

Ketua Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin Makassar

Dr. H. Abd. Hamid Habbe, S.E., M.Si., Ak.NIP. 196305151992031003

Page 3: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Ashari Ramadhan Hairil

Nim : A31108280

Jurusan/program studi : Akuntansi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO

adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakn, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Makassar, Agustus 2013

Yang membuat pernyataan,

Ashari Ramadhan Hairil

Page 4: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

iv

PRAKATA

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa

karena berkat limpahan dan kasih sayangnya sehingga skripsi ini dengan judul

Analisis Kinerja Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo dapat diselesaikan.

Sholawat dan salam juga senantiasa kita haturkan kepada Nabiullah Rasulullah

Muhammad SAW sang pembawa kebenaran dan sang penyempurna akhlakul

karimah.

Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat

yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Fakulas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Hasanuddin khususnya jurusan akuntansi untuk memperoleh gelar sarjana

ekonomi. Dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit kesulitan yang ditemui baik

tenaga maupun keterbatasan pengetahuan, sehingga sangat memerlukan

bantuan dari berbagai pihak baik berupa bantuan moral maupun materil.

Penulis juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-

tinggi dan sedalam-dalamnya kepada orang tua ayahanda Muh. Hairil Santun

Tahir dan ibunda Asni Rahim dan seluruh keluarga penulis yang telah sangat

berjasa memberikan bantuan selama dalam proses pendidikan. Selain itu penulis

juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu dosen khususnya

kepada bapak Drs. H. M. Natsir Kadir., M. Si., Ak. beserta ibu Dra. Hj. Nirwana.,

M. Si., Ak selaku dosen pembimbing dan staf akademik yang telah memberikan

bantuan dan bimbingan selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Hasanuddin. Terakhir penulis mengucapkan terima kasih

kepada teman-teman Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin yang

telah memberikan bantuan materil dan moral kepada penulis.

Page 5: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

v

Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat

kesalahan sebagaimana pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak”,

hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Oleh

sebab itu, saran, bimbingan dan kritik yang bersifat konstruktif sangat

diharapkan.

Makassar, Agustus 2013

Penulis

Page 6: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

vi

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO

Ashari Ramadhan HairilMuh. Natsir Kadir

Nirwana

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran aktual mengenai kegiatan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo dan untuk mengetahui apakah kegiatan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo telah efektif dan efesien. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi. Temuan dari penelitian ini menunjukkan pelaksanaan kegiatan pemantauan terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo selama ini belum diprogramkan secara rutin dalam Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT). Selain itu penelitian ini juga menemukan bahwa pelaksanaan kegiatan pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo belum efektif dan efisien.

Kata Kunci: kinerja, inspektorat daerah, temuan, sistem pengendalian intern, tindak lanjut hasil pemeriksaan.

The purpose of this study was to determine the actual description of themonitoring activities Follow up Examination (TLHP) BPK conducted by the Regional Inspectorate Wajo and to determine whether the activities ofMonitoring Follow-Up Examination (TLHP) BPK conducted by the Regional Inspectorate has effectively Wajo and efficiently. This study usesprimary data and secondary data. Primary data obtained throughinterviews and secondary data obtained through the study documentation. The findings of this study demonstrate the implementation of the monitoring activities of the Follow-Up Examination (TLHP) BPK conductedby the Regional Inspectorate Wajo has not been programmed on a regular basis in the Annual Work Programme Examination (PKPT). In addition, this study also found that monitoring activities Follow-up Examination(TLHP) BPK conducted by the Regional Inspectorate Wajo yet effectiveand efficient.Key Word: performnace, regional inspectorate, findings, internal control

systems, the follow-up examination.

Page 7: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN . ............................................................................... ii

KATA PENGANTAR. ........................................................................................ iii

ABSTRAK . ....................................................................................................... iv

DAFTAR ISI . ......................................................................................................v

DAFTAR TABEL . ........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN . ............................................................................... 1

1.1 Konteks Penelitian ...................................................................... 1

1.2 Fokus Penelitian ........................................................................ . 7

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... . 8

1.4 Kegunaan Penelitian. ....................................................................8

1.4.1 Kegunaan Teoritis .............................................................8

1.4.2 Kegunaan Praktis . ........................................................... 9

1.5 Organisasi/Sistematika . .............................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 10

2.1 Tinjauan Teoritik dan Konsep .................................................... 10

2.1.1 Kinerja .......................................................................... . 10

2.1.2 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ....................... . 13

2.1.3 Pengawasan Intern ....................................................... . 16

2.1.4 Inspektorat Daerah Kabupaten/Kota ............................. . 19

2.1.5 Laporan Hasil Pemeriksaan .......................................... . 25

2.1.6 Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan .................................. . 26

2.2 Tinjauan Empirik ....................................................................... . 27

Page 8: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

viii

2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................. . 28

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 31

3.1 Rancangan Penelitian ……………………………………………… 31

3.2 Kehadiran Peneliti …………………………………………………... 31

3.3 Lokasi Penelitian ……………………………………………………. 32

3.4 Sumber Data ………………………………………………………… 32

3.4.1 Data Primer ………………………………………………… 32

3.4.2 Data Sekunder ……………………………………………… 32

3.5 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………. ..33

3.5.1 Wawancara …………………………………………………. 33

3.5.2 Teknik Dokumentasi ……………………………………….. 34

3.6 Analisis Data ………………………………………………………… 34

3.7 Pengecekan Validitas Data ………………………………………... 36

3.8 Tahap-tahap Penelitian .,…………………………………………... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . ................................... 38

4.1 Gambaran Umum Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo ............ 38

4.1.1 Visi dan Misi Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo . .......... 39

4.1.1.1 Visi Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo . ............ 39

4.1.1.2 Misi Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo ............. 39

41.2 Struktur Organisasi ............................................................ 39

4.1.3 Satuan Kerja Perangkat Daerah . ...................................... 40

4.2 Informan Penelitian . .................................................................. 42

4.3 Hasil Penelitian . ........................................................................ 43

4.3.1 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Daerah

Kabupaten Wajo . ............................................................. 43

Page 9: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

ix

4.3.2 Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa

Keuangan . ....................................................................... 46

4.3.3 Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan

Pemeriksa Keuangan ....................................................... 50

4.4 Pembahasan . ........................................................................... 53

4.4.1 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Daerah

Kabupaten Wajo . ............................................................. 53

4.4.2 Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa

Keuangan . ....................................................................... 58

4.4.3 Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan

Pemeriksa Keuangan ....................................................... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 70

5.1 Kesimpulan ............................................................................. 70

5.2 Saran ...................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73

LAMPIRAN .......................................................................................................76

Page 10: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan pada

Pemerintah Kabupaten Wajo ............................................................ . 4

Tabel 4.1 Informan Penelitian .......................................................................... 43

Tabel 4.2 Opini BPK atas LKPD Kabupaten Wajo . .......................................... 56

Tabel 4.3 Jumlah Kasus Kelemahan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Kabupaten Wajo . ............................................................................. 57

Page 11: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran . ................................................................... 30

Page 12: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Penelitian

Pengelolaan keuangan negara yang akuntabel dan transparan dapat tercapai

jika seluruh tingkat pimpinan menyelenggarakan kegiatan pengendalian atas

keseluruhan kegiatan di instansi masing-masing.Untuk mecapai hal tersebut

maka diperlukan sebuah sistem pengendalian intern yang bertujuan untuk

memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui

kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan

aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan.Berdasarkan pemikiran tersebut maka pemerintah merancang sebuah

sistem pengendalian intern yang dikenal dengan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60

Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Sistem pengendalian intern pemerintah dalam peraturan tersebut terdiri dari

lima unsur yang mengacu pada unsur sistem pengendalian intern yang

telahdipraktikkan di lingkungan pemerintahan di berbagai negara, yang meliputi:

a. lingkungan pengendalian,

b. penilaian risiko,

c. kegiatan pengendalian,

d. informasi dan komunikasi,

e. pemantauan.

Pimpinan lembaga pemerintah bertanggung jawab atas efektivitas sistem

pengendalian intern di lingkungan masing-masing.Untuk memperkuat dan

menunjang efektivitas tersebut maka dilakukan pengawasan intern dan

1

Page 13: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

2

pembinaan penyelenggaran SPIP yang dilakukan oleh aparat pengawasn intern

pemerintah.

Pasal 1 (3) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah menjelaskan bahwa pengawasan intern adalah

seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan pengawasan

lain terhadap penyelenggaraan tugas, dan fungsi organisasi dalam rangka

memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan

sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk

kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

Inspektorat daerah kabupaten/kota merupakan salah satu aparat pengawasan

intern pemerintah. Pasal 1 (7) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah mengatur bahwa inspektorat

daerah kabupaten/kota merupakan aparat pengawasan intern pemerintah yang

bertanggungjawab langsung kepada bupati/walikota.

Pengawasan intern yang dilakukan oleh inspektorat daerah kabupaten/kota

untuk memperkuat dan menunjang efektifitas sistem pengendalian intern

pemerintah meliputi pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka

penyelenggaraan tugas, fungsi satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota

yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Berdasarkan pasal 26 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

pengawasan tersebut meliputi pengawasan terhadap :

1. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota;

2. pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintah desa;

3. pelaksanaan urusan pemerintah desa.

Page 14: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

3

Pelaksanaan pengawasan intern yang dilakukan oleh inspektorat daerah

kabupaten/kota berdasarkan pasal 48 (2) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada dilakukan melalui :

1. audit,

2. reviu,

3. evaluasi,

4. pemantauan,

5. kegiatan pengawasan lainnya.

Salah satu kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh inspektorat

kabupaten/kota untuk memperkuat sistem pengendalian intern pemerintah

adalah melakukan pemantauan.Pemantauan dilaksanakan melalui kegiatan

pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, tindak lanjut hasil pemeriksaan

(audit), dan reviu lainnya.Salah satu kegiatan pematuan yang dilakukan adalah

pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan (audit) oleh BPK selaku pengawas

eksternal pemerintah.Temuan dan rekomendasi hasil pengawasan melalui

pemeriksaan (audit) BPK harus segera ditindak lanjuti oleh pemerintah daerah.

Tangung jawab pemerintah daerah setelah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)

BPK diterima sebagai entitas yang diperiksa sesuai dengan Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) tahun 2007 adalah menindaklanjuti

rekomendasi BPK, serta menciptakan suatu proses untuk memantau status

tindak lanjut atas rekomendasi yang dimaksud. Inspektorat daerah

kabupaten/kota ditunjuk sebagai koordinator dan penghubung kepada BPK

dalam rangka menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK.Oleh karena itu

inspektorat daerah kabupaten/kota berhak menanyakan tindak lanjut hasil

pemeriksaan BPK kepada pimpinan instansi sesuai dengan kewenangannya.

Dalam rangka kegiatan tindak lanjut tersebut maka

Page 15: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

4

inspektoratdaaerahkabupaten/kota sebagai aparat pengawas intern pemerintah

melakukan pemantauan untuk mendorong pemerintah daerah untuk segara

menindaklanjuti temuan dan rekomendasi hasil pemeriksaan (audit) BPK.

Salah satu misi Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo untuk periode 2009-2014

adalah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah

daerah.Misi tersebut mempunyai tujuan untuk meningkatkan efektifitas

pengawasan terhadap hambatan dan penyimpangan dalam pelaksanaan tugas

pemerintah daerah.Salah satu indikator dari misi tersebut adalah terlaksananya

monitoring dan evaluasi tindak lanjut.

Dalam rangka pencapain tujuan dari misi tersebut maka Inspektorat Daerah

Kabupaten Wajo melaksanakan program peningkatan sistem pengawasan

internal dan pelaksanaan pengendalian kebijakan KDH. Salah satu kegitan yang

dilakukan dalam program ini adalah pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan

(audit) dari pihak ekternal (BPK).Jumlah pemantauan tindak lanjut hasil

pemeriksaan BPK atas LKPD Pemerintah Kabupaten Wajo dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Jumlah Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo

No. Periode Temuan Rekomendasi

Status Tindak Lanjut

SesuaiRekomendasi

Belum Sesuai

dan Dalam Proses

Belum Ditindak Lanjuti

1. 2008 15 27 19 6 22. 2009 12 18 6 11 13. 2010 44 128 87 37 44. 2011 12 39 33 6 -5. 2012 18 41 28 13 -

Jumlah 101 253 173 73 7Sumber : IHPS I Tahun 2012 BPK (diolah)

Page 16: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

5

Data di atas menunjukkan bahwa di tahun 2008 terdapat 15 temuan pemeriksaan

dengan 27 rekomendasi, dari rekomendasi tersebut 19 telah ditindak lanjuti

sesuai rekomendasi, 6 rekomendasi ditindak lanjuti belum sesuai rekomedasi

dan dalam proses tindak lanjut, dan 2 rekomendasi yang belum ditindak lanjuti.

Tahun 2009 terdapat 12 temuan pemeriksaan dengan 18 rekomendasi, dari

rekomendasi tersebut 6 telah ditindak lanjuti sesuai rekomendasi, 11

rekomendasi ditindak lanjuti belum sesuai rekomendasi dan dalam proses tindak

lanjut, dan 1 rekomendasi yang belum ditindak lanjuti. Tahun 2010 terdapat 44

temuan pemeriksaan dengan 128 rekomendasi, dari rekomendasi tersebut 87

telah ditindak lanjuti sesuai rekomendasi, 37 rekomendasi ditindak lanjuti belum

sesuai rekomedasi dan dalam proses tindak lanjut, dan 4 rekomendasi yang

belum ditindak lanjuti. Tahun 2011 terdapat 12 temuan pemeriksaan dengan 39

rekomendasi, dari rekomendasi tersebut 33 telah ditindak lanjuti sesuai

rekomendasi, dan 6 rekomendasi ditindak lanjuti belum sesuai rekomedasi dan

dalam proses tindak lanjut. Tahun 2012 (semester I) terdapat 18 temuan

pemeriksaan dengan 41 rekomendasi, dari rekomendasi tersebut 28 telah

ditindak lanjuti sesuai rekomendasi, dan 13 rekomendasi ditindak lanjuti belum

sesuai rekomedasi dan dalam proses tindak lanjut.

Data dari tabel di atas juga menunjukkan bahwa total temuan BPK atas

pemeriksaan LKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo dalam periode 2008-

2012 sebanyak 101 dengan rekomendasi sebanyak 253, namun masih terdapat

tujuh rekomendasi yang belum ditindak lanjuti oleh pemerintah daerah.

Rekomendasi BPK yang belum ditindak lanjuti tersebut masing-masing pada

tahun 2008 (2 rekomendasi), 2009(1 rekomendasi), dan 2010(4 rekomendasi).

Dalam pasal 20 (2) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara mengatakan bahwa

Page 17: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

6

pejabat wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK tentang tindak

lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan. Jawaban kepada BPK

disampaikan selambat-lambatnya enam puluh hari setelah laporan hasil

pemeriksaan diterima.

Kinerja inspektorat daerah kabupaten/kota sebagai aparat pengawas intern

pemerintah daerah khususnya dalam pelaksanaan pemantauan tindak

rekomendasi lanjut hasil pemeriksaan (audit) oleh pihak eksternal merupakan

salah satu indikator keberhasilan dari pelaksaan tugas dan fungsi pengawasan

yang dijalankannya.Pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan merupakan

kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan efektifitas pengawasan khususnya

dalam mencegah penyimpangan dalam pelaksanaan pemerintah daerah.Sujamto

dalam Bima (2011:356) menyatakan bahwa pengawasan yang tidak diikuti

dengan tindak lanjut pemeriksaan bukan hanya merupakan pemborosan yang

sia-sia tetapi lebih dari itu justru merusak citra pengawasan itu sendiri.

Kinerja Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo berdasarkan data dari tabel di atas

khususnya dalam pelaksanaan pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil

pemeriksaan BPK belum optimal.Hal tersebut dapat dilihat dari masih adanya

rekomendasi hasil pemeriksaan oleh BPK yang belum ditindak lanjuti oleh

pemerintah daerah.Berdasarkan dari uraian dan fakta di atas maka peneliti

bermaksud melakukan penelitian mengenai kinerja Inspektorat Daerah

Kabupaten Wajo khususnya dalam pelaksanaan pemantauan tindak lanjut

rekomendasi hasil pemeriksaan BPK.Penelitian ini kemudian dirumuskan ke

dalam sebuah judul “Analisis Kinerja Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo”.

Page 18: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

7

1.2 Fokus Penilitian

Sistem pengendalian intern pemerintah dirancang untuk memberikan keyakinan

memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan

efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan.Sistem pengendalian intern pemerintah

dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam peratutran tersebut sistem pengendalian

intern pemerintah terdiri dari lima unsur yaitu :

a. lingkungan pengendalian,

b. penilaian risiko,

c. kegiatan pengendalian,

d. informasi dan komunikasi,

e. pemantauan.

Penerapan kelima unsur tersebut harus dilakukan secara terintegrasi dan

menjadi bagian integral dari kegiatan instansi pemerintah untuk mewujudkan

SPIP yang kuat dan efektif.Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas kelima

unsur tersebut maka dilakukan pengawasan intern dan pembinaan

penyelenggaran SPIP yang dilakukan oleh aparat pengawasan intern

pemerintah.Salah satu kegiatan yang dilakukan pengawasan intern yang

dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah adalah pemantauan tindak

lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan.

Data dari IHPS I Tahun 2012 BPK menunjukkan masih adanya temuan

pemeriksaan atas LKPD dan rekomendasi hasil pemeriksaan yang belum

ditindak lanjuti oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo.Hal ini mengindikasikan

bahwa sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh Pemerintah daerah

Kabupaten Wajo belum efektif dan efisien.Rekomendasi hasil pemeriksaan yang

Page 19: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

8

belum ditindak lanjuti juga mengindikasikan pelaksanaan kegiatan pemantauan

tindak lanjut hasil pemeriksaan dalam rangka memperkuat dan menunjang

efektifitas SPIP yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo belum

optimal.

Berdasarkan uraian dan fakta di atas maka penelitian ini akan difokuskan

untuk menjawab rumusan masalah yaitu bagaimana pelaksanaan kegiatan

pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK yang dilakukan oleh

Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penilitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui gambaran aktual mengenai kegiatan Pemantauan Tindak

Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK yang dilakukan oleh Inspektorat

Daerah Kabupaten Wajo.

2. Untuk mengetahui apakah kegiatan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan (TLHP) BPK yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten

Wajo telah efektif dan efesien.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis

maupun secara praktis. Kegunaan teoritis dan keguanaan praktis yang dimaksud

adalah sebagai berikut.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Memberikan gambaran mengenai kinerja Inspektorat Daerah Kabupaten

Wajo khusunya dalam pelaksanaan kegiatan pemantauan terhadap tindak lanjut

hasil pemeriksaan BPK. Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan referensi

bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama.

Page 20: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

9

1.4.2 Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis.

1.5 Organisasi/Sistematika Penulisan

Bahasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bahasa Indonesia.

Penelitian ini akan terdiri dari lima bab seperti berikut.

1. Bab I Pendahuluan

Bab ini merupakan bagian pertama dalam penelitian ini. Bab ini terdiri dari

konteks penelitian (latar belakang), fokus penelitian (rumusan masalah), tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, dan organisasi/sistematika penulisan.

2. Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini terdiri tiga bagian. Bagian pertama adalah tinjauan teori dan konsep.

Bagian kedua adalah tinjauan empirik dan bagian ketiga berisi tentang kerangka

pemikiran.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab ini akan menjelaskan mengenai metode penelitian yang akan digunakan

dalam penelitian ini. Bab ini terdiri dari : rancangan penelitian, kehadiran peneliti,

lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data,

pengecekan validitas temuan, dan tahap-tahap penelitian.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang data dan temuan yang diperoleh dengan

menggunakan metode dan prosedur yang telah diuraikan dalam Bab III. Uraian

ini terdiri atas paparan data yang disajikan dengan topik sesuai fokus penelitian.

5. Bab V Pentup

Bab ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama mengenai kesimpulan

penelitian. Bagian kedua mengenai saran peneliti.

Page 21: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritik dan Konsep

2.1.1 Kinerja

Kinerja (performance) menurut Azhar dalam tesisnya (2008:2) dapat diartikan

sebagai aktivitas terukur dari suatu entitas selama periode tertentu sebagai

bagian dari keberhasilan dari suatu pekerjaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) Android (2012) mendefiniskan kinerja adalah sesuatu yang dicapai,

prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja.Direktorat Aparatur Negara

Bapenas (2006:13) mendeskripsikan kinerja sebagai penampilan, unjuk kerja,

atau prestasi.Sedangkan Bastian (2006:274) menjelaskan kinerja adalah

gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan

dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi.

Ada dua sistem kinerja yang dikenal selama ini yaitu : (1) sistem kinerja

tradisional, dan (2) sistem kinerja modern. Menurut Direktorat Aparatur Negara

Bapenas (2006:13) sistem kinerja tradisional lebih memfokuskan pada faktor

personal, namun dalam kenyataanya, kinerja sering dikaitkan dengan faktor-

faktor lain di luar faktor personal yang mempengaruhi kinerja.Pada sistem kinerja

modern menurut Direktorat Aparatur Negara Bapenas (2006:13) mengatakan

bahwa kinerja tidak semata dinilai dari sisi personal seperti pada sistem kinerja

tradisional, tapi lebih memfokuskan pada tingkat pencapaian hasil atau degree of

accomplishment.

Tradisi penilaian kinerja pemerintah di Indonesia menurut Keban (2000:2)

masih didasarkan pada paradigma birokrasi klasik atau sistem kinerja tradisional

dimana kinerja diukur dari kemampuan lembaga pemerintahan mendanai input,

10

Page 22: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

11

dan dari sampai seberapa jauh lembaga pemerintahan mengikuti proses serta

target yang ditentukan, tetapi sangat minim perhatian kepada pencapaian hasil

akhir atau tujuan.

Kinerja sektor publik di Indonesia sering digambarkan sebagai organisasi yang

tidak produktif, tidak efisien, rendah kualitas, miskin inovasi dan kreatifitas, dan

berbagai kritikan lainya.Reformasi sektor publik kemudian bertujuan untuk untuk

menghapus stigma terhadap organisasi sektor publik. Penerapan manajemen

berorientasi pada peningkatan kinerja (performance based management) atau

disebut pula manajemen kinerja (performance management) di lingkungan

instansi pemerintah membutuhkan suatu proses yang sistematis sehingga perlu

dibuat desain sistem manajemen kinerja yang tepat untuk mencapai kinerja

optimal (high performance).

Lebih jauh Keban dalam Direktorat Aparatur Negara Bapenas (2006:14)

mengklasifikasikan kinerja menurut pelakunya sebagai berikut :

1. kinerja individu, kinerja individu menggambarkan sampai seberapa jauh

seseorang telah melaksanakan tugas-tugasnya sehingga dapat memberikan

hasil yang ditetapkan oleh kelompok atau institusinya;

2. kinerja kelompok, menggambarkan sampai seberapa jauh suatu kelompok

telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pokoknya sehingga mencapai hasil

sebagaimana institusi;

3. kinerja institusi, berkenaan dengan sampai seberapa jauh suatu institusi telah

melaksanakan semua kegiatan pokok sehingga mencapai mencapai misi atau

visi institusi;

4. kinerja program/kebijakan, berkenaan dengan sampai seberapa jauh

kegiatan-kegiatan dalam program atau kebijakan telah dilaksanakan sehingga

dapat mencapai tujuan program atau kebijakan tersebut.

Page 23: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

12

Sementara Swanson dalam Direktorat Aparatur Negara Bapenas

mengklasifikasikan kinerja berdasarkan tingkatanyayaitu : (i) kinerja organisasi,

(ii) kinerja proses, dan (iii) kinerja individu.

Kinerja sektor publik di Indonesia sering dihubungkan dengan kinerja pemerintah.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja sektor publik menurut Mahmudi

(2005:21) adalah:

1. faktor personal/individu, meliputi pengetahuan, keterampilan (skill),

kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh

setiap individu;

2. faktor kepemimpinan, meliputi kualitas dalam memberikan dorongan,

semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader;

3. faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh

rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,

kekompakan dan keeratan anggota tim;

4. faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang

diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja organisasi;

5. faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan lingkungan

eksternal dan internal.

Untuk menilai kinerja maka dipelukan sebuah ukuran. Pengukuran kinerja

organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan mengunakan indikator kinerja.

Indikator kinerja menurut LAN (2003:13) adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif

yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah

ditetapkan. Indikator kinerja yang ditetapkan dikategorkan dalam kelompok

sebagai berikut :

1. masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan

kegiatan dan program dapat berjalan atau da!am rangka menghasilkan

Page 24: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

13

output, misalnya sumber daya manusia, dana, material, waktu, teknologi,

dan sebagainya;

2. keluaran(output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau

non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan

program berdasarkan masukan yang digunakan;

3. hasil(outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran kegiatan pada jangka menengah, outcomes merupakan ukuran

seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan

masyarakat;

4. manfaat(benefits) adalah kegunaan suatu keluaran (output) yang dirasakan

langsung oleh masyarakat berupa tersedianya fasilitas yang dapat diakses

oleh publik;

5. dampak(impacts) adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan

atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian kinerja setiap

indikator dalam suatu kegiatan.

2.1.2 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sistem pengendalian intern dalam pasal 1 (1) Peraturan Pemerintah Nomor

60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah proses

yang integral pada tingkatan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus

oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas

terciptanya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan

pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap

peraturan perundang-undangan. Sistem pendendalian intern pemerintah dalam

pasal 3 (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah terdiri dari lima unsur yaitu :

1. lingkungan pengendalian;

Page 25: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

14

2. penilaian risiko;

3. kegiatan pengendalian;

4. informasi dan komunikasi;

5. pemantauan pengendalian intern.

Sistem pengendalian intern pemerintah yang kuat dan efekif dapat diwujudkan

dengan penerapan kelima unsur SPIP tersebut secara terintegrasi dan menjadi

bagian integral dari kegiatan intansi-instansi pemerintah.Penerapan secara

terintegrasi dimaksudkan agar seluruh unsur tersebut diterapkan, dimulai dari

pengembangan unsur lingkungan pengendalian, sampai pada unsur

pemantauan.

PeraturanPemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang

SistemPengendalianInternPemerintahmenegaskan bahwa pimpinan instansi

pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang

menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan SPIP dalam

lingkungan kerjanya (pasal 4), melakukan penilaian resiko (pasal 13),

menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas,

dan sifat dari tugas dan fungsi instansi pemerintah yang bersangkutan (pasal 18),

mengidenditifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk

dan waktu yang tepat (pasal 41), dan melakukan pemantauan terhadap

penerapan SPI (pasal 43). Menciptakan dan memelihara lingkungan

pengendalian merupakan unsur yang paling penting dalam penerapan SPIP dan

menjadi dasar untuk terselenggaranya unsur-unsur SPI lainnya.

Lingkungan pengendalian merupakan unsur pertama dalam SPIP.Pimpinan

Instansi Pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan dan memelihara

lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan

mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang

Page 26: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

15

sehat.Lingkungan pengendalian diwujudkan melalui : (a) penegakan integritas

dan nilai etika; (b)komitmen terhadap kompetensi; (c) kepemimpinan yang

kondusif; (d) pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;

(e) pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; (f)penyusunan

dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia;

(g) perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif; dan (h)

hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

Unsur pengendalian intern yang kedua adalah penilaian risiko.Penilaian risiko

diawali dengan penetapan maksud dan tujuan instansi pemerintah yang jelas dan

konsisten baik pada tingkat instansi maupun pada tingkat kegiatan. Selanjutnya

instansi pemerintah mengidentifikasi secara efisien dan efektif risiko yang dapat

menghambat pencapaian tujuan tersebut, baik yang bersumber dari dalam

maupun luar instansi, terhadap risiko yang telah diidentifikasi dianalisis untuk

mengetahui pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan.Pimpinan instansi

pemerintah merumuskan pendekatan manajemen risiko dan kegiatan

pengendalian risiko yang diperlukan untuk memperkecil risiko (Lampiran PP 60

tahun 2008:21).

Unsur sistem pengendalian intern yang ketiga adalah kegiatan pengendalian.

Kegiatan pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur yang dapat

membantu memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan instansi pemerintah

untuk mengurangi risiko yang telah diidentifikasi selama proses penilaian risiko

(Lampiran PP 60 tahun 2008:33).

Unsur pengendalian intern keempat adalah informasi dan komunikasi.Instansi

pemerintah harus memiliki informasi yang relevan dan dapat diandalkan baik

informasi keuangan maupun nonkeuangan, yang berhubungan dengan peristiwa-

peristiwa eksternal serta internal. Informasi tersebut harus direkam dan

Page 27: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

16

dikomunikasikan kepada pimpinan instansi pemerintah yang memerlukannya

dalam bentuk serta dalam kerangka waktu, yang memungkinkan yang

bersangkutan melaksanakan pengendalian intern dan tanggung jawab

operasional (Lampiran PP 60 tahun 2008:54)

Pemantauan merupakan unsur pengendalian intern yang kelima atau

terakhir.Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan melalui

pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil

audit dan reviu lainnya. Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui

kegiatan pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan

lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas. Evaluasi terpisah diselenggarakan

melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas Sistem Pengendalian

Intern yang dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah atau

pihak eksternal pemerintah dengan menggunakan daftar uji pengendalian intern

(Lampiran PP 60 tahun 2008:63).

2.1.3 Pengawasan Intern

Pengawasan intern menurut pasal 1 (3) Peraturan Pemerintah Nomor 60

Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah seluruh

proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan

lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka

memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan

sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk

kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

Pengawasan intern dilakukan untuk memperkuat dan menunjang

SPIP.Pengawsan intern yang dilakukan berdasarkan pasal 47 (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah terdiri atas :

Page 28: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

17

1. pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi

pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara;

2. pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Secara teknis pengawasan intern tersebut dilakukan oleh aparat pengawasan

intern pemerintah yang bertanggung jawab pada wilayah kerja masing-masing.

Aparat pengawas intern pemerintah berdasarkan pasal 49 (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah terdiri atas :

1. BPKP;

2. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan

pengawasan intern;

3. Inspektorat Provinsi; dan

4. Inspektorat Kabupaten/Kota.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah aparat

pengawasan intern yang bertanggung jawab langsung kepada

presiden.Inspektorat Jendaral (ITJEND) adalah aparat pengawasan intern yang

bertanggung jawab langsung kepada menteri atau pimpinan lembaga/pimpinan

lembaga. Inspektorat provinsi adalah aparat pengawas intern pemerintah yang

bertanggung jawab langsung kepada gubernur. Inspektorat kabupaten/kota

adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggungjawab langsung

kepada bupati/walikota.

Aparat pengawasan intern tersebut berdasarkan pasal 48 (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah melakukan pengawasan intern melalui :

a. audit;

b. reviu;

Page 29: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

18

c. evaluasi;

d. pemantauan; dan

e. kegiatan pengawasan lainnya.

Audit yang dilakukan terdiri dari audit kinerja dan audit dengan tujuan

tertentu.Audit kinerja merupakan audit atas pengelolaan keuangan negara dan

pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri atas aspek

kehematan, efisiensi, dan efektivitas.Audit dengan tujuan tertentu mencakup

audit yang tidak termasuk dalam audit kinerja.

Reviu dilakukan oleh aparat pengawas internal terhadap laporan keuangan

wilayah kerja masing-masing sebelum laporan keuangan tersebut disampaikan

kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Evaluasi dilakukan oleh aparat

pengawas intern pemerintah terhadap SPIP dan melaporkannya kepada

pimpinan wilayah kerja masing-masing. Evaluasi dilakukan oleh aparat

pengawasan intern pemerintah terhadap kegiatan pengendalian secara teratur

untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti

yang diharapkan.Kegiatan pemantauan dilaksanakan melalui kegiatan

pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, tindak lanjut hasil audit, dan reviu

lainnya. Kegiatan pengawasan lainnya antara lain berupa sosialisasi mengenai

pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan

konsultansi, pengelolaan hasil pengawasan, dan pemaparan hasil pengawasan.

2.1.4 Inspektorat Daerah Kabupaten/Kota

Inspektorat daerah kabupaten/kota merupakan aparat pengawasan intern

pemerintah yang ditetapkan melalui pasal 49 (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60

Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Inspektorat daerah

kabupaten kota dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab langsung

Page 30: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

19

kepada bupati/walikota sebagai pimpinan daerah. Inspektorat kabupaten/kota

melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka

penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah

kabupaten/kota yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) kabupaten/kota.

Inspektorat daerah kabupaten/kota diberikan wewenang dalam mengawasi

kegiatan pelaksanaan kegiatan pemerintah daerah. Kebijakan pengawasan ini

diatur dalam Pasal 184 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah yang berbunyi sebagai berikut.

Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dilaksanakan oleh

pemerintah daerah yang meliputi :

a. pengawasan atas pelaksanaan urusan pemeritahan di daerah;

b. pengawasan terhadap perturan daerah dan peraturan kepala daerah.

Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh

aparat pengwasanintern pemerintah sesuai perundang-undangan.

Pengawasan sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh aparat pengawas

internal pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengawas internal yang dimaksud pada pasal 184 (1), telah diatur pada pasal

222 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang

berbunyi sebagai berikut :

1. pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah secara

nasional dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri;

2. pembinaan dan pengawasan penyelanggaraan pemerintah daerah

sebagaimana dimaksud untuk kabupaten / kota dikoordinasikan oleh

gubernur;

Page 31: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

20

3. pembinaan dan pengawasan penyelengggaraan pemerintahan desa

dikoordinasikan oleh bupati / walikota;

4. bupati dan walikota dalam pembinaan dan pengawasan sebagaimana

dimaksud dapat melimpahkan kepada camat.

Pembinaan dan pengawasan yan dimaksud dalam Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah kemudian diatur pada pasal 24

Peraturan pemerintah nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, yang berbunyi sebagai

berikut.

1. Pengawasan terhadap urusan pemerintah di daerah dilaksanakan oleh

aparat pengawas intern pemerintah sesuai dengan fungsi dan

kewenangannya.

2. Aparat pengawas intern pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah Inspektorat Jendral Departemen, Unit Pengawasan Lembaga

Pemerintah non Departemen, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat

Kabupaten/Kota.

Tugas dan fungsi pengawasan internal oleh Inspektorat Dearah

Provinsi/Kabupaten/Kota kemudian diatur dalam pasal Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 64 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Dan Tata Kerja

Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/kota. Tugas dari Inspektorat Kabupaten/Kota

tercantum dalam pasal 3 yang berbunyi :

1. inspektorat provinsi mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi, pelaksanaan

pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota dan

pelaksanaan pemerintahan di daerah kabupaten/kota;

Page 32: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

21

2. inspektorat kabupaten/kota mempunyai tugas melakukan pengawasan

terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di kabupaten/kota, pelaksanaan

pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan

urusan pemerintah desa.

Fungsi Inspektorat Daerah tercantum dalam pasal 4 yang berbunyi bahwa

inspektorat provinsi/kabupaten/kota dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud dalam pasal 3 menyelenggrakanfungsi ;

a. perencanaan program pengawasan;

b. perumusan program pengawasan;

c. perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan;

d. pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan.

Atas dasar ketentuan di ataslah maka aparat pengawasan internal

pemerintah di suatu daerah (provinsi/kabupaten/kota) dilakukan oleh Badan

Pengawasan Daerah atau Inspektorat Daerah yang dibentuk sesuai dengan

perturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing daerah dengan

berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2007

Tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan

Kabupaten/Kota.

Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo merupakan aparat pengawasan intern

Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo yang bertanggungjawab langsung kepada

Bupati Wajo. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Inspektorat Daerah

Kabupaten Wajo telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Wajo

Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Teknis Daerah

Pemerintah Kabupaten Wajo. Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo mempunyai

tugas pokok membantu bupati dalam melaksanakan pengawasan terhadap

pelaksanaan urusan pemerintahan di Kabuapten Wajo, pelaksanaan pembinaan

Page 33: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

22

atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan

pemerintahan desa. Untuk melaksanakan tugas tersebut maka Inspektorat

Daerah Kabupaten Wajo mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan yang menjadi tanggung

jawabnya berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan yang menjadi tanggung

jawabnya;

3. pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan;

4. penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan

kegiatan;

5. monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan

pemerintah desa;

6. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelaksanaan pengawasan intern yang dilakukan oleh inspektorat daerah

kabupaten/kota berdasarkan pada pasal 48 (2) Peraturan Pemerintah Nomor 60

Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pasal dilakukan

melalui :

6. audit,

7. reviu,

8. evaluasi,

9. pemantauan,

10. kegiatan pengawasan lainnya.

Kegiatan audit yang dilakukan adalah audit kinerja dan audit dengan tujuan

tertentu. Audit kinerja merupakan audit atas pengelolaan keuangan negara dan

pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri atas aspek

Page 34: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

23

kehematan, efisiensi, dan efektifitas sedangkan audit untuk tujuan tertentu

meliputi audit yang tidak termasuk dalam audit kinerja.

Reviu dilakukan oleh inspektorat daerah kabupaten/kota atas LKPD sebelum

disampaikan bupati/walikota kepada BPK.Pemantauan dilaksanakan melalui

kegiatan pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, tindak lanjut hasil audit,

dan reviu lainnya.Pemantauan berkelanjutan adalah penilaian atas mutu kinerja

sistem pengendalian intern secara terus menerus dan menyatu dalam kegiatan

instansi pemerintah.Evaluasi terpisah adalah penilaian atas mutu kinerja sistem

pengendalian intern dengan ruang lingkup dan frekuensi tertentu berdasarkan

pada penilaian risiko dan efektivitas prosedur pemantauan yang

berkelanjutan.Evaluasi terpisah Instansi Pemerintah dilakukan dengan

mempertimbangkan lingkup dan frekuensi evaluasi, metodologi, dan sumber

daya.

Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan

rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam

pelaksanaan tugas. Pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan (audit) baik dari

pihak ekternal atau internal dilaksanakan melalui mekasnisme yang ditetapkan

oleh pemerintah.Pemerintah sebagai auditi berkepentingan untuk memantau

perkembangan TLHP fungsional yang dilaksanakan oleh seluruh instansi

pemerintah untuk koordinasi data dan informasi hasil pengawasan dan tindak

lanjutnya. Teknis pemantauan pemerintah terhadap berbagai hasil pengawasan

dilaksanakan oleh unit pemantau masing-masing instansi. Mekanisme

pemantauan TLHP BPK adalah sebagai berikut :

1. pemantauan TLHP BPK merupakan tanggung jawab pimpinan instansi

pemerintah yang secara teknis dilaksanakan oleh unit pemantau pada

instansi yang bersangkutan;

Page 35: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

24

2. unit pemantau pada instansi tersebut berkewajiban memantau perkembangan

TLHP dan melaporkan hasil pemantauan setiap 6 (enam) bulan kepada

pimpinan instansi pemerintah dan Menteri Negara PAN.

Mekanisme pemantauan TLHP APIP adalah sebagai berikut :

1. pemantauan TLHP APlP wajib dilaksanakan oleh unit pemantau masing-

masing instansi;

2. pemantauan TLHP oleh APlP dapat dilaksanakan dengan cara:

a. mengadakan rapat pemutakhiran data TLHP secara berkala dengan pejabat

yang bertanggung jawab melaksanakan tindak lanjut;

b. melakukan komunikasi lisan (mekanisme rapat atau kunjungan) dan

komunikasi tertulis (mekanisme pelaporan/teguran) dengan pejabat yang

bertanggung jawab untuk melaksanakan tindak lanjut;

c. mewajibkanAPlP dalam setiap penugasan untuk memantau TLHP atas hasil

pengawasan periode sebelumnya.

Mekanisme pemantauan TLHP Fungsional yang dilimpahkan kepada instansi

lain adalah sebagai berikut :

1. pemantauan TLHP fungsional mencakup tindakan penanganan temuan hasil

pengawasan BPK dan atau APlP oleh instansi lain sesuai dengan

kewenangannya;

2. penyelesaian temuan sebagaimana dimaksud pada butir 1 di atas, yang

berindikasi tindak pidana korupsi diserahkan kepada Aparat Penegak Hukum

oleh BPK, atau APlP untuk dilakukan penyelidikan, penyidikan, sampai

penuntutan;

3. temuan sebagaimana dimaksud pada butir 1 di atas, dilimpahkan kepada

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) oleh auditi jika tindak

Page 36: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

25

lanjutnya berupa penagihan yang mekanismenya melalui DJKN sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

4. pemantauan TLHP Fungsional dilimpahkan kepada instansi lain oleh auditi

dengan persetujuan BPK, jika tugas pokok dan fungsi auditi telah beralih

atau dipindahkan kepada instansi lain.

2.1.5 Laporan Hasil Pemeriksaan

Setelah BPK melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah

(LKP), maka BPK diwajibkan menyusun laporan hasil pemeriksaan. Hasil

pemeriksaan menurut pasal 1 (14) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006

tentang Badan Pemeriksa Keuangan adalah hasil akhir dari proses penilaian

kebenaran, kepatuhan, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan data/informasi

mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan

secara independen, objektif, dan professional berdasarkan standar pemeriksaan,

yang dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan sebagai keputusan BPK.

Hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan oleh BPK diserahkan

kepada DPR, DPD, dan DPRD, sesuai dengan kewenangannya untuk ditindak

lanjuti sesuai dengan undang-undang.Laporan hasil pemeriksaan BPK memuat

opini, temuan dan rekomendasi atas pemeriksaan LKP.Laporan hasil

pemeriksaan yang disampaikan kepada lembaga perwakilan dinyatakan terbuka

untuk umum, kecuali untuk informasi yang sesuai dengan ketentuan undang-

undang yang harus dirahasiakan, hal tersebut tercantum dalam pasal 7 (5)

Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

Laporan hasil pemeriksaan menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

(SPKN) mempunyai fungsi :

1. mengkomunikasikan hasil pemeriksaan kepada pihak yang berwewnag

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Page 37: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

26

2. memuat hasil pemeriksaan terhindar dari kesalah pahaman;

3. membuat hasil pemeriksaan sebagai bahan untuk menindaklanjuti tindakan

perbaikan oleh instansi terkait;

4. memudahkan pemantauan tindak lanjut untuk menentukan pengaruh tindakan

perbaikan yang semestinya telah dilakukan.

2.1.6 Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksaa Keuangan

Laporan hasil pemeriksaan BPK yang diserahkan kepada lembaga perwakilan

juga diserahkan kepada pemerintah sebagai auditan. Laporan tersebut

diserahkan untuk keperluan tindak lanjut hasil pemeriksaan. Dalam Pasal 20

Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Dan Pengelolaan

Tanggung Jawab Keuangan Negara menyebutkan bahwa pejabat wajib

menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan, selain itu pejabat

juga diwajibkan memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK tentang

tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.

Berdasarkan pada ketentuan tersebut maka pemerintah sebagai auditi wajib

menindaklanjuti rekomedasi BPK dengan menciptakan suatu sistem yang

mempercepat pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan tersebut. Dalam

rangka mempercepat proses tindak lanjut tersebut, maka BPK menunjuk Aparat

Pengawas Intern Pemerintah (APIP) sebagai koordinator dan penghubung

kepada BPK dalam rangka menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK. Oleh karena

itu aparat intern berhak menanyakan tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK kepada

pimpinan instansi sesuai dengan kewenangannya.

Page 38: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

27

2.2 Tinjuan Empirik

Bukan hanya fakta yang penulis cari untuk melengkapi latar belakang penulisan

ini.Namun penulis juga berusaha mencari penelitian sebelumnya yang dianggap

berhubungan dengan penelitian ini baik itu penelitian yang menggunakan metode

kuantitatif dan kualitatif.Adapun penelitian yang berhasil didapatkan adalah

penelitian yang dilakukan oleh Mifti (2009) tentang pengawasan dan kinerja di

Inspektorat Jendral Departemen Dalam Negeri.Selain itu penulis juga

menggunakan penlitian yang dilakukan oleh Fabanyo (2011) tentang

pelaksanaan fungsi pengawasan di Inspektorat Daerah Kota Tidore Kepulauan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mifti (2009) menyimpulkan bahwa :

1. pengawasan internal berpengaruh terhadap kinerja Inspektorat Jendral

Departemen Dalam Negeri;

2. program pengawasan internal dan kondisi sumber daya berpengaruh negatif

terhadap kinerja pengawasan, baik pada kinerja pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi, pengelolaan SDM, dan pengelolaan sarana dan prasarana;

3. pelaksanaan pengawasan, rekomendasi/tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan

koordinasi pengawasan berpengaruh positif pada kinerja pengawasan, baik

pada kinerja pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, pengelolaan SDM, dan

pengelolaan sarana dan prasarana;

4. peningkatan kemampuan aparat pengawasan internal berpengaruh positif

pada kinerja pengelolaan SDM, tetapi berpengaruh negatif pada kinerja

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dan pengelolaan sarana dan prasarana.

Sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh Fabanyo (2011) menyimpulkan

bahwa:.

Page 39: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

28

1. pelaksanaan fungsi pengawasan khususnya pada kantor Inspektorat Daerah

kota Tidore Kepulauan baik dilihat dari segi pemeriksaan, pengujian hingga

penyidikan, ternyata belum efektif hal ini disebabkan karena adanya

ketidaktepatan waktu dalam melakukan pengawasan, belum akuratnya data

penyimpangan yang ditemukan untuk aparatur pengawas di kantor

Inspektorat Daerah Kota Tidore;

2. faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penyelenggaraan fungsi

pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di kota Tidore adalah

meliputi aparatur petugas yang memiliki skill, pengetahuan di bidang

pekerjaan yang ditangani dan selain itu tersedianya sarana dan prasarana

yang mendukung pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Kantor

Inspektorat di kota Tidore Kepulauan.

Penilitian yang dilakukan oleh Mifti (2009) menganalisis kinerja Inspektorat

Jendaral Departemen Dalam Negeri dengan menggunakan indikator

pengawasan internal. Sementara Fabanyo menganalisis kinerja Inspektorat

Daerah kota Tidore kepulauan dengan menggunakan indikator pelaksanaan

fungsi pengawasan dalam pemeriksaan, pengujian, dan pengusutan. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan indikator pemantauan tindak lanjut hasil

pemeriksaan ekternal (BPK) dalam menganalisis kinerja Inspektorat Daerah

Kabupaten Wajo.

2.3 Kerangka Pemikiran

Tuntutan masyarakat akan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan

negara memerlukan suatu sistem pengendalian yang mampu menjawab tuntutan

tersebut. Terciptanya tata kelola pemerintah yang baik memerlukan sistem

pengendalian yang efektif baik yang dilakukan oleh lembaga ekstern ataupun

intern dalam melakukan pengawasan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab

Page 40: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

29

keuangan negara.Sistem pengendalian di Indonesia terdiri dari sistem

pengendalian ekstern dan intern.

Pengawasan ekstern pemerintah dilakukan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan.Lembaga ini dibentuk atas amanat UUD 1945.Dalam melaksanakan

tugasnya sebagai lembaga pengawas ekternal, BPK melakukan kegiatan

pemeriksaan atas pelaksanaan dan tanggung jawab keuangan negara, baik itu

pemerintah pusat ataupun daerah.Laporan hasil pemeriksaan BPK atas LKPD

diserahkan kepada DPRD.LHP terebut berisi tentang opini, temuan, dan

rekomendasi BPK atas LKPD.LHP tersebut juga diserahkan kepada kepala

daerah untuk dilakukan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan.

Inspektorat daerah kabupaten/kota merupakan salah satu aparat pengawasan

intern yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Sebagai pengawas intern

pemerintah maka inspektorat daerah kabipaten/kota melakukan kegiatan :

1. audit,

2. reviu,

3. evaluasi,

4. pemantauan,

5. kegiatan pengawasan lainnya.

Kegiatan pemantauaan tindak lanjut hasil pemeriksaan ekternal merupakan salah

satu indikator kinerja inspektorat daerah.Agar pemerintah daerah dapat segera

menindak lanjuti temuan dan rekomendasi dalam LHP, maka BPK menunjuk

inspektorat daerah provinsi/kabupaten/kota sebagai koordinator dan penghubung

kepada BPK dalam rangka menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK.Oleh karena

itu aparat intern berhak menanyakan tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK kepada

pimpinan instansi sesuai dengan kewenangannya.

Page 41: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

30

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud melakukan penelitian

tentang kinerja inspektorat daerah kabupaten/kota khusunya dalam melakukan

kegiatan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan ekternal yang dilakukan

BPK.Apabila kerangka pemikiran tersebut dirumuskan dalam bentuk bagan,

maka akan nampak seperti berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

SPIP

INSPEKTORAT DAERAH

FUNGSI :MONITORING DAN

EVALUASI PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN

DI DAERAH DAN PEMERINTAH DESA

RENCANA KERJA PENGAWASAN :

PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL

PEMERIKSAAN BPK

BPK:REKOMENDASI HASIL

PEMERIKSAAN

Sumber : Diolah Sendiri

Page 42: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif.Penilitian kualitatif menurut

Sangadji (2010:26) adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk

verbal dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik. Jenis penelitian

kualitatif dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Emzir (2010:20)

penelitian studi kasus adalah suatu penelitian kualitatif yang berusaha

menemukan makna, menyelidiki, proses, dan memperoleh pengertian dan

pemahaman yang mendalam dari individu, kelompok, atau situasi.

Penelitian kualitatif dipilih karena topik ini memerlukan ekplorasi yang dalam,

seperti variabel-varibel yang tidak mudah untuk diidentifikasi. Penelitian ini akan

menguraikan secara kualitatif mengenai kinerja Inspektorat Daerah Kabupaten

Wajo.

3.2 Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti sangat diperlukan sebagai instrumen utama karena peneliti

bertindak langsung sebagai perencana, pengumpul data, menganalisis data, dan

sebagai pelapor hasil penelitian.Kehadiran peneliti tersebut diketahui oleh

Inspektur Daerah kabupaten Wajo dan stafnya. Penelitian ini juga menggunakan

instrument tambahan berupa kamera, perekam suara, dan instrumen lain yang

dianggap perlu.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo yang

terletak di Jalan Kejaksaan, No. 3, Sengkang, Kecamatan Tempe, Kabupaten

31

Page 43: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

32

Wajo. Lokasi ini dipilih karena Sekertariat Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

berada di lokasi tersebut, sehingga peneliti dapat langsung berkomunikasi

dangan staf Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo.

3.4 Sumber Data

Istilah data merujuk pada material kasar yang dikumpulkan peneliti dari dunia

yang sedang diteliti.Menurut Emzir (2010:64) data adalah bagian khusus yang

membentuk dasar-dasar analisis. Penelitian ini menggunakan dua jenis data,

yaitu : (1) data primer, dan (2) data sekunder.

3.4.1 Data Primer

Sangadji (2010:171) mengatakan bahwa data primer merupakan sumber data

penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui

perantara).Data primer dapat berupa opini orang (subjek) secara individu

maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau

kegiatan, dan hasil pengujian.Data primer dalam penelitian ini merupakan data

yang dikumpulkan langsung oleh peneliti melalui wawancara.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah

tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan.

Sangadji (2010:172), mengatakan bahwa data sekunder pada umumnya tidak

dirancang secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan penelitian tertentu.Data

sekunder dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen yang dapat

memberikan informasi mengenai objek penelitian.

Page 44: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

33

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Wawancara

Hasan dalam Emzir (2010:50) mendefenisikan wawancara adalah interaksi

bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan

salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau

ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan

keyakinannya.Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara terbuka.Wawancara terbuka adalah wawancara yang dilakukan

peneliti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi

jawabannya.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan bertatap muka secara

langsung dengan informan yang dianggap potensial dan mempunyai

kapasitas.Informan adalah orang-orang yang dianggap potensial, dalam arti

orang-orang tersebut banyak memiliki informasi mengenai masalah yang

diteliti.Informan yang dianggap potensial dalam penelitian ini adalah Tim Tindak

Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional Pemerintah Daerah Kabupaten

Wajo.Adapun mengenai komposisi Tim Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

Fungsional Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo dapat dilihat di bawah ini.

I. Ketua : Wakil Bupati Wajo

II. Wakil Ketua : Sekertaris Daerah Kabupaten Wajo

Wakil Ketua : Asisten Administrasi Umum

III. Sekertaris : Kepala Bagian Hukum dan Perundang-undangan

IV Wakil Sekertaris : Kasubag. Tindak Lanjut Sekda Kabupaten Wajo

V. Anggota : 1. Kepala BKDD Kab. Wajo

2. Kepala BPKD Kab. Wajo

Page 45: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

34

3. Kepala Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

4. Sekertaris BPKD Kab. Wajo

5. Kasubag. Peraturan Perundang-undangan

Setda Kab. Wajo

6. Staf Bagian Hukum dan Per-UU Kab. Wajo

3.5.2 Teknik Domumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yang

relevan dengan tujuan penelitian.Data dalam bentuk dokumentasi tersebut harus

sesuai dengan fokus penelitian.Moleong (2002:160) mengemukakan bahwa studi

dokumentasi dapat dilakukan dengan cara peneliti mempelajari arsip-arsip, file-

file dan literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, seperti

catatan-catatan dan data-data yang ada di kantor Inspektorat Daerah Kabupaten

Wajo.

3.6 Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan dianalisis

secara kuailitatif.Menurut Sitorus dan Agusta dalam Wahda (2011:44) bahwa

analisis data kualitatif adalah upaya yang berlanjut, berulang, dan terus-menerus.

Analsis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan

Huberman. Menurut Miles dan Hubermen dalam Emzir, analisis data kualitatif

(2010:129) terdiri dari tiga macam kegiatan yaitu sebagai berikut.

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisis. Reduksi data

merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian

rupa hingga kesimpulan akhir dapat diambil.

Page 46: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

35

2. Model Data

Model data menurut Emzir (2010:131) adalah suatu kumpulan informasi tersusun

yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan.Model

data termasuk dalam teknik analisis data.

Model data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.Menganalisis data atau mengambil tindakan berdasarkan atas

pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian data tersebut. Model data

dalam penelitian ini adalah matriks, dan model lain yang diaggap perlu oleh

peneliti dalam menyajikan data hasil reduksi.

3. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan paling penting dalam analisis data

kualitatif. Kesimpulan-kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung

dengan cara ;

a. memikir ulang selama penulisan;

b. tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan,

c. peninjauan kembali dan tukar pikiran antara teman sejawat untuk

mengembangkan kesepakatan intersubjektif;

d. membaca berulang-ulang transkip wawancara.

3.7 Pengecekan Validitas Temuan

Pengecekan keabsahan temuan penelitian merupakan kegiatan penting

dalam upaya menjamin dan meyakinkan pihak lain bahwa temuan penelitiannya

benar-benar abash. Dalam penelitian uji validitas data dilakukan dengan

menggunakan caratriangulasi, analisis kasus negatif, dan memberchek.

Sejanjutnya perlu dilakukan pengecekakan dapat tidaknya ditransfer ke latar lain

(transferability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat

Page 47: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

36

tidaknya dikonfirmasi kepada sumbernya (confirmalibity).Berikut teknik pengujian

validitas temuan yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Triangulasi

Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan data, memanfaatkan sesuatu

yang lain di luar data tersebut bagi keperluan pengecekan atau sebagai bahan

pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi dalam pengujian kredibiltas

dilakukan dengan melakukan pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagi cara, dan berbagai waktu. Pengecekan validitas data dengan teknik

triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan triangulasi

sumber.

Triangulasi sumber adalah cara meningkatkan kepercayaan penelitian adalah

dengan mencari data dari sumber data yang beragam yang masih terkait satu

sama lain. Triangulasi sumber dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

membandingkan informasi yang diperoleh dari informan yang satu dengan yang

diungkap oleh informan lain.

2. Analisis Kasus Negatif

Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil

penelitian hingga pada saat tertentu.Dalam penelitian ini analisis kasus negatif

dilakukan jika terjadi pertentangan antara data yang telah ditemukan

sebelumnya. Jika hal tersebut terjadi maka peneliti akan mencari tahu secara

mendalam mengapa masih ada data berbeda.

3. Memberchek

Memberchek adalah proses pengecekan data yang diperloleh peneliti kepada

pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data,

berarti data tersebut valid sehingga dapat dipercaya.Memberchek dilakukan

kepada informan yang diwawancarai yaitu Wakil Bupati Wajo (Ketua Tim Tindak

Page 48: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

37

Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional), Inspektur Daerah Kabupaten Wajo

(Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo/Anggota Tim Tindak Lanjut). Auditor Muda

Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo (Auditor/Staf Inspektorat Daerah Kabupaten

Wajo), Staf Bagian Hukum dan Perundang-undangan Kabupaten Wajo (Anggota

Tim Tindak Lanjut).

3.8 Tahap-tahap Penelitian

Tahap penelitian merupakan urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam

penelitian. Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. pra lapangan,

2. pengajuan judul penelitian,

3. bimbingan dan penyusunan proposal penelitian,

4. seminar proposal,

5. pengurusan izin penelitian,

6. pengumpulan data,

7. pengolahan dan analisis data,

8. bimbingan penulisan laporan akhir penelitian skripsi,

9. ujian akhir penelitian skripsi.

Page 49: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo merupakan satu dari sembilan lembaga

teknis daerah yang berada dalam lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo

yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Nomor 7 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Wajo.

Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo mempunyai tugas pokok membantu bupati

dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan

di Kabuapten Wajo, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan

pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Untuk

melaksanakan tugas tersebut maka Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan yang menjadi tanggung

jawabnya berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan yang menjadi tanggung

jawabnya;

3. pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan;

4. penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program

dan kegiatan;

5. monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan

pemerintah desa;

6. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

38

Page 50: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

39

4.1.1 Visi dan Misi Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

4.1.1.1 Visi Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

Sesuai tugas pokok dan fungsinya, Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

serta melihat latar belakang dan mencermati fenomena yang ada, maka dalam

upaya mewujudkan harapan dan aspirasi para pengambil keputusan serta

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, maka visi dari Inspektorat Daerah

Kabupaten Wajo dirumuskan dalam pernyataan: “Mewujudkan Pengawasan

Yang Efektif Dan Akuntabel Untuk Menunjang Penyelengaraan Pemerintahan

Daerah Yang Baik Dan Akuntabel”. Penjelasan dari visi tersebut adalah adanya

hasrat untuk mewujudkan Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo agar berkembang

secara berkelanjutan (sustainable) dan mendukung visi Pemerintah Daerah

Kabupaten Wajo.

4.1.1.2 Misi Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin

dicapai.Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi

menjelaskan organisasi itu ada, apa yang akan dilakukan dan bagaimana

melakukannya. Adanya pernyataan misi yang jelas akan memberikan arahan

jangka panjang dan stabilitas dalam manajemen dan kepemimpinan .Adapun

misi dari Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo adalah sebagai berikut.

1. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah.

2. Melakukan pembinaan tenaga fungsional pengawasan dan pembinaan

penatausahaan keuangan daerah.

4.1.2 Struktur Organisasi

Inspektorat daerah Kabupaten Wajo dipimpin oleh seorang Inspektur

Daerah.InspekturDaerah Kabupaten Wajo merupakan jabatan struktural eselon

II.b yang diangkat langsung oleh Bupati Wajo. Dalam pelaksanaan tugas dan

Page 51: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

40

fungsinya maka Inspektur Daerah Kabupaten Wajo dibantu oleh seorang

sekertaris dan empat bidang yang mempunyai tugas pokok dan fungsi masing-

masing. Untuk mejalankan tugas pokok dan fungsinya masing-masing pejabat

sekertaris dibantu oleh tiga sub bagian, begitu pula pada setiap bidang yang

dibantu masing-masing oleh tiga seksi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi

masing-masing.

4.1.2 Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Wajo

Pembentukan satuan kerja perangkat daerah ditetapkan melalui peraturan

daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah. Untuk membantu bupati dalam

pelaksanaan urusan daerah maka perlu dibentuk dinas daerah. Pembentukan

dinas daerah dalam lingkup Pemrintah Daerah Kabupaten Wajo ditetapkan

dalam Peraturan Daerah Kabupaten wajo Nomor 6 Tahun 2008 tentang

organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo

dan beberapa perubahannya. Dalam perda tersebut, dinas daerah yang dibentuk

adalah sebagai berikut.

1. Dinas Pendidikan Kabupaten Wajo;

2. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Wajo;

3. Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo;

4. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

5. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika;

6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;

7. Dinas Pekerjaan Umum;

8. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Perindustrian Kabupaten

Wajo;

9. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Wajo;

Page 52: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

41

10. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wajo;

11. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wajo;

12. Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Wajo;

13. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo;

14. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Energi, dan Sumber Daya Mineral;

15. Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar.

Sementara untuk membantu bupati dalam penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan daerah yang bersifat spesifik maka dibentuk lembaga teknis daerah.

Pembentukan lembaga teknis daerah dalam lingkup Pemerintah Daerah

Kabupaten wajo ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Nomor 7

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan

beberapa perubahannya. Dalam perda tersebut, lembaga teknis daerah yang

dibentuk adalah sebagai berikut.

a) Lembaga teknis daerah yang berbentuk badan

1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Wajo;

2) Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kabupaten Wajo;

3) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten

Wajo;

4) Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian

Kabupaten Wajo;

5) Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Wajo;

6) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Wajo;

7) Badan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kabupaten Wajo;

8) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wajo;

9) Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Wajo;

10) Badan Pelayanan Perizinan Terpadu.

Page 53: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

42

b) Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Kantor

1) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah;

2) Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

3) Satuan Polisi Pamong Praja;

4) Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo;

5) SekertariatKorpri Kabupaten Wajo.

c) Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk badan layanan umum

1) Rumah Sakit Umum Daerah Lamadukelleng Sengkang;

2) Rumah Sakit Umum Daerah Siwa.

4.2 Informan Penelitian

Salah satu teknik pengumulan data yang yang digunakan dalam penelitian ini

dengan menggunakan teknik wawancara.Wawancara dilakukan dengan informan

yang dianggap potensial untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dalam

peneilitian ini. Informan dalam penelitian ini adalah :

1. Wakil Bupati Wajo,

2. Inspektur Daerah Kabupaten Wajo,

3. Auditor Muda Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo,

4. Staf Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo.

Untuk keakuratan data mengenai informan maka diperlukan penjelasan

mengenai data informan yang meliputi jabatan dan tingkat pendidikan.Data

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 4.2 Data Informan

No. Nama Jabatan Pendidikan

1. H. Amran Mahmud, S. Sos, M. Si Wakil Bupati Wajo S.2

2. Drs. Abd. Majid, M. M Inspektur Daerah

Kabupaten Wajo

S.2

Page 54: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

43

3. Drs. Andi Bahtiar BE, M. Si, M. M Auditor Muda

Inspektorat Daerah

Kabupaten Wajo

S.2

4. Patahuddin, S. H Staf Bag. Hukum

dan Perundang

Pemda Wajo

S.1

4.3 Hasil Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini maka perlu

diuraikan terlebih dahulu mengenai sistem pengendalian intern yang

diterapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo, tindak lanjut hasil

pemeriksaan BPK yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

Wajo. Hal tersebut perlu diuraikan terlebih dulu untuk lebih mengetahui

peran dan fungsi sebenarnya yang dijalankan oleh Inspektorat Daerah

Kabupaten Wajo

4.3.1 Sistem pengendalian Intern Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo

Pencapaian tujuan dari sebuah organisasi baik organisasi swasta dan

pemerintah dipengaruhi oleh beberapa faktor.Salah satu faktor yang sangat

penting adalah sistem pengendalian internnya. Sistem pengendalian intern

adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara

terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan

memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan

efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset, dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan. Tujuan dari pengendalian intern

adalah menjamin manajemen organisasi agar:

1. tujuanoranisasi yang ditetapkan akan dapat dicapai.

2. laporan keuangan yang dihasilkandapat dipercaya.

Page 55: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

44

3. kegiatanorganisasi sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Sistem pengendalian intern dalam organisasi pemerintah dikenal dengan istilah

sistem pengendalian intern pemerintah yang kemudian disebut dengan

SPIP.Sistem pengendalian intern pemerintah ditetapkan dalam berbagai

peraturan baik itu dalam instruksi presiden ataupun peraturan

pemerintah.Adapun perkembangan SPIP di Indonesia dapat dilihat sebagai

berikut.

1. Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengawasan dan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengawasan Melekat, Keputusan Menteri PAN No. 30 Tahun

1994 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat yang diperbaharui

dengan Keputusan Menteri PAN No. KEP/46/M.PAN/2004.

2. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP).

Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo merupakan salah satu organisasi

pemerintah.Untuk mencapai tujuannya maka Pemerintah Daerah Kabupaten

Wajo perlu menerapkan SPIP. Tujuan penerapan SPIP oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Wajo adalah untuk mencapai tujuan dari Pemerintah Daerah

Kabupaten Wajo yang ditetapkan, laporan keuangan yang dihasilkandapat

dipercaya, dan kegiatan pemerintah daerah sejalan dengan hukum dan

peraturan yang berlaku. Dalam penerapannya sistem pengendalian intern yang

diterapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo masih berdasar pada

Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengawasan dan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengawasan Melekat, Keputusan Menteri PAN No. 30 Tahun 1994

Page 56: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

45

tentang petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat yang diperbaharui dengan

Keputusan Menteri PAN No. KEP/46/M.PAN/2004.

Hasil penelitian di atas diperkuat oleh wawancara yang dilakukan kepada

tiga informan, yaitu Bapak Amran Mahmud (Wakil Bupati Wajo), Abdul Majid

(Inspektur Daerah Kabupaten Wajo) dan Andi Bahtiar (Auditor Muda Inspektorat

Daerah Kabupaten Wajo). Bapak Amran Mahmud mengatakan bahwa:

“Selama ini pemda telah menerapkan SPIP, namun sistem yang ada saat ini akan

kami perbarui sejalan dengan dikeluarkannya PP Nomor 60 Tahun 2008.SPIP sendiri

bertujan agar tujuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo yang ditetapkan akan

dapat dicapai, laporan keuangan yang dihasilkandapat dipercaya, dan kegiatan

pemerintah daerah sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku”.

Lebih lanjut Bapak Abdul Majid (Inspektur Daerah Kabupaten Wajo) mengatakan:

“Pemerintah daerah selama ini belum menerapkan sepenuhnya SPIP yang

berdasarkan pada PP Nomor 60 Tahun 2008.Kami baru dalam tahap

sosialisasi.Kami baru akan mengikuti bintek dari BPKP selaku pembina SPIP”.

Kedua pernyataan tersebut diperkuat kembali oleh bapak Andi Bahtiar yang

mengatakan bahwa :

“Sistem pengendalain intern Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo saat ini masih

berpedoman pada pengawasan melekat yang berdasarkan pada instruksi presiden.

Sistem ini lebih dikenal dengan pengawasan melekat (Waskat) yang terdiri dari

delapan unsur. Kami baru akan memulai penerapan SPIP sesuai PP Nomor 60

Tahun 2008 saat semua sarana dan prasarana untuk mendukung penerapan

tersebut telah siap. Saat ini kami baru pada tahap sosialisasi, dan baru akan

mengikuti bintek SPIP yang dilakukan oleh BPKP selaku pembina SPIP”.

Berdasarkan ketiga pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Pemerintah

Daerah Kabupaten Wajo belum menerapkan SPIP yang berdasarkan pada PP

Page 57: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

46

60 Tahun 2008. SPIP yang berlaku saat ini masih berpedoman pada Instruksi

Presiden No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan dan

Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengawasan Melekat, Keputusan Menteri PAN No. 30 Tahun 1994 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat yang diperbarui dengan Keputusan

Menteri PAN No. KEP/46/M.PAN/2004. Sistem pengendalian intern yang

dimaksud dalam peraturan tersebut dikenal dengan istilah pengawasan melekat

(Waskat).Waskat sendiri terdiri delapan unsur yaitu:

1. pengorganisasian,

2. pembinaan personel,

3. kebijakan,

4. perencanaan,

5. prosedur,

6. pencatatan,

7. pelaporan,

8. supervisi dan reviu intern.

4.3.2 Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan

Dalam pasal 20 (1) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang

berbunyi pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil

pemeriksaan. Rekomendasi yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah

rekomendasi yang diberikan BPK atas pemeriksaan yang telah dilakukan.Adapun

batas tindak lanjut rekomendasi pemeriksaan tersebut adalah enam puluh hari

terhitung LHP diterima oleh entitas yang diperiksa.

Berdasarkan pada pernyataan 00000ol,,ltersebut di atas maka Pemerintah

Daerah Kabupaten Wajo wajib menindaklanjuti setiap rekomendasi yang terdapat

Page 58: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

47

dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Wajo. Upaya yang dilakukan Pemerintah

Kabupaten Wajo dalam menindaklanjuti rekomendasi tersebut dengan

membentuk tim tindak lanjut. Pembentukan tim ini didasarkan pada Permendagri

Nomor 23 tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas

Penyenggraan Pemerintah Daerah. Tim tersebut kemudian

dikoordinasikan/diketuai oleh Wakil Bupati Wajo.

Pelaksanaan tindak lanjut yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

Wajo selama ini belum optimal, hal tersebut bisa dilihat bahwa selama periode

2008-2012 (semester 1) masih ada tujuh rekomendasi yang belum ditindak lanjuti

oleh pemerintah daerah (lihat tabel 1.1).Namun pada periode per 31 Januari

2013 dari ketujuh rekomendasi tersebut enam diantaranya telah diselsaikan dan

masih ada satu rekomendasi yang belum diselsaikan. Hal tersebut diungkapkan

oleh Bapak Patahuddin (Anggota Tim Tindak Lanjut) bahwa:

“Memang betul sampai pada periode semester satu tahun 2012 kemarin masih ada

tujuh yang belum kami tindak lanjuti, namun kami sudah berusaha dengan maksimal

untuk menyelesaikannya.Pada periode per 31 Januari 2013 yang lalu kami telah

menyelesaikan enam rekomendasi dan masih ada satu rekomendasi yang belum

diselsaikan.Rekomendasi tersebut merupakan rekomendasi dari subkelompok temuan

kekurangan penerimaan daerah dengan jenis temuan yaitu denda keterlambatan

pekerjaan belum disetor ke kas daerah.Rekomendasi yang belum diselesaikan

tersebut adalah berupa teguran terhada PPK salah satu SKPD.”

Keterlambatan penyelesaian tersebut dipengaruhi oleh bebarapa faktor yang

terjadi ketika di lapangan.Hal tersebut seperti yang diungkapakan oleh informan

berikut.

Bapak Amaran Mahmud (Wakil Bupati Wajo) mengatakan bahwa :

Page 59: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

48

“Pada dasarnya tindak ada rekomendasi yang tidak kami tidak lanjuti hanya saja

pelaksanaannya terdapat berbagai kendala misalnya, di sebuah SKPD terdapat

temuan, kepala SKPD yang menjabat saat terjadinya temuan tersebut telah dimutasi

ke SKPD lain. Hal ini tentunya akan menghambat proses tindak lanjut. Kendala lain

misalnya kebijakan bupati yang mengeluarkan kebijakan untuk menunda dulu

penyelesaian rekomendasi tersebut karena berbagai pertimbangan”.

Bapak Patahuddin (Aggota Tim Tindak Lanjut) juga mengatakan bahwa:

“Sebenarnya tidak ada rekomendasi yang kami tidak tindak lanjuti, hanya saja di

lapangan kami sering menemui kendala, misalnya mutasi. Adanya mutasi

akanmengahabat penyelesaian tindak lanjut. Misalnya ketika terjadi temuan di SKPD

kemudian kepala SKPD tersebut kemudian dimutasi, tentu ini akanmengahambat

proses, karena perlu memberikan lagi pemahaman kepada kepala SKPD yang baru

tentang rekomendasi tersebut. Hal lain yang bisa menghambat adalah kurangnya

pemaham SDM tentang langkah-langkah untuk penyelesaian tindak lanjut ini”.

Berdasarkan hasil wawancara dari dua informan tersebut dapat disimpulkan

bahwa dalam pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan terdapat beberapa

kendala yaitu adanya mutasi pegawai, pemahaman SDM yang rendah, dan

kebijakan dari bupati.

Dalam melaksanakan tugasnya tim tindak lanjut ini ditetapkan melalui surat

ketetapan bupati yang dipebarui setiap tahunnya, selain itu tim ini juga belum

mempunyai pedoman tentang pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK

yang dituangkan dalam peraturan bupati. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

wawancara berikut.

Bapak Andi Bahtiar (Auditor Muda Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo)

“Selama ini belum ada peraturan bupati yang mengatur tentang pedoman tindak lanjut

hasil pemeriksaan BPK. Tim yang dibentuk oleh bupati itu hanya bekerja berdasarkan

SOP yang ditetapkan bersama dan kebijakan dari ketua tim tersebut”.

Page 60: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

49

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Patahuddin (Anggota Tim Tindak

Lanjut) yang mengungkapkan sebagai berikut.

“Kami bekerja hanya berdasarkan dari SOP dan kebijakan ketua tim.Sampai sekarang

pedoman yang dituangkan dalam perbup belum ada.Pedoman tersebut tentu akan

sangat membantu pelaksanaan tindak lanjut.”

Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua pendapat tersebut adalah selama ini

tim tindak lanjut belum mempunyai pedoman tentang Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan (TLHP) BPK. Tim lanjut hasil pemeriksaan hanya bekerja

berdasarkan SOP yang disepakati bersama dan kebijakan dari ketua tim.

Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK memerlukan sebuah

mekanisme dan prosedur dalam menjalankan tugasnya. Mekanisme yang

dimaksud adalah cara kerja dari sebuah organisasi sedangkan prosedur adalah

tahap untuk menyelesaikan suatu aktivitas. SOP mengenai mekanisme dan

prosedur Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK yang dilakukan oleh tim

tindak lanjut dapat dilihat dari wawancara berikut.

Wawancara dengan Bapak Amran Mahmud (Wakil Bupati Wajo).

“SOP yang dijalankan oleh tim tindak lanjut dalam Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

(TLHP) BPK kami lakukan dengan rapat koordinasi dari seluruh anggota tim tindak

lanjut, kemudian masing-masing anggota tim memberikan pandangan-

pandangannya, dan kadang kami lakukan pemanggilan terhadap SKPD yang

menjadi temuan.”

Wawancara dengan Bapak Patahuddin (Anggota Tim Tindak Lanjut).

“Mekanisme yang dijalankan oleh tim dalam pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan (TLHP) BPK ini dimulai dengan rapat pembahasan TLHP setelah itu

merumuskan kebijakan TLHP. Setelah kebijakan disepakati baru kami menyurati

SKPD yang bersangkutan untuk menindaklanjuti sesuai kesepakatan tadi. Kalau

prosedurnya tentunya setelah kami terima LHP dari BPK lalu selama lima hari kami

Page 61: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

50

pelajari setelah kebijakan TLHP disepakati maka kami memberikan batasan waktu

lima belas hari kepada SKPD yang bersangkutan untuk menindakjanuti rekomendasi

tersebut. Kalau sampai pada batas waktu tersebut belum selesai maka kami

memanggil SKPD tersebut dan meminta jawaban, dan akan kami pantau kembali.”

Hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak adanya kejelasan

mekanisme dan prosedur TLHP yang dijalankan oleh tim tindak lanjut. Hal

tersebut terjadi karena dalam surat ketetapan bupati tidak diatur tupoksi dari

masing-masing anggota tim tersebut. Ketidakjelasan tersebut tentunya akan

menghambat kerja tim tersebut karena terjadi tumpang tindih pembagian tugas

dan fungsi dari masing-masing anggota tim.

4.3.3 Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa

Keuangan Yang Dilakukan Oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

Pengawasan intern dilakukan untuk memperkuat dan menunjang efektifitas

sistem pengendalian intern pemerintah.Pengawasan intern dilakukan oleh Aparat

Pengawas Intern Pemerintah (APIP).Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

merupakan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang berada dalam lingkup

kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo. Dalam pelaksanaan pengawasan

intern terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo maka Inspektorat Daerah

Kabupaten Wajo melakukan kegiatan sebagai berikut:

1. audit,

2. reviu,

3. evaluasi,

4. pemantauan,

5. kegiatan pengawasan lainnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut maka Inspektorat Daerah Kabupaten

Wajo menyusun rencana pengawasan tahunan. Rencana pengawasan tahunan

Page 62: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

51

tersebut disusun dalam bentuk Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)

dengan berpedoman pada kebijakan pengawasan. Program Kerja Pengawasan

Tahunan (PKPT) inilah yang kemudian menjadi pedoman bagi Inspektorat

Daerah Kabupaten Wajo dalam melakukan pengawasan terhadap Pemerintah

Daerah Kabupaten Wajo.

Kegiatan pemantauan terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK

yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo selama ini belum

diprogramkan secara rutin dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).

Hal tersebut dikarenakan tugas pemantauan selama ini diberikan kepada tim

tindak lanjut yang dibentuk oleh pemerintah daerah. Hal tersebut didapatkan

berdasarkan wawancara berikut.

Wawancara dengan Bapak Andi Bahtiar (Auditor Muda Inspektorat Daerah

Kabupaten Wajo) yang menyatakan bahwa:

“Dalam melaksanakan kegiatan pengawasan intern terhadap pemerintah daerah kami

berpedoman pada Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang ditetapkan

melalui SK Bupati Wajo.Di dalam PKPT tersebut kami memprogramkan kegiatan

pengawasan secara regular berkala dan juga non-regular khusus serta khusus kasus.

Untuk kegiatan pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK sampai

saat ini kami belum pernah memprogramkannya baik dalam regular berkala atau non-

regular khusus atau khusus kasus, karena pemantauan TLHP BPK tersebut

dijalankan oleh tim tindak lanjut TLHP yang dibentuk oleh pemerintah daerah.”.

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Bapak Patahuddin (Anggota Tim Tindak

Lanjut) yang mengatakan bahwa:

“Selain menindak lanjuti kami juga memantau perkembangan dari TLHP BPK

tersebut.Saya juga tidak tahu mengapa tugas tersebut tidak diserahkan kepada

inspektorat daerah”.

Page 63: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

52

Berdasarkan kedua pernyataan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemantauan terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK selama ini

belum dilakukan secara rutin oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo dalam

Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) karena tugas tersebut dijalankan

oleh tim TLHP BPK yang dibentuk oleh pemerintah daerah.

Lebih jauh lagi Bapak Bapak Andi Bahtiar (Auditor Muda Inspektorat Daerah

Kabupaten Wajo) yang menyatakan bahwa:

“Walaupun belum diprogram dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) tapi

kegiatan pemantauan terhadap TLHP BPK biasa kami lakukan juga jika ada

permintaan pemeriksaan khusus dari bupati. Misalnya setelah lewat dari enam puluh

hari sebuah temuan dengan lima rekomendasi belum bisa diselesaikan oleh SKPD A,

maka bupati memerintahkan untuk melakukan pemeriksaan khusus. Dalam

pemeriksaan khusus ini kami biasanya melakukan audit dan evaluasi jika diperlukan.

Setelah kami melakukan melakukan pemeriksaan khusus terhadap kasus ini maka

kami terus memantau perkembangannya sampai rekomendasi tersebut selesai

ditindak lanjuti oleh SKPD A tersebut”.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh bapak Patahuddin (Anggota Tim Tindak

Lanjut) yang menyatakan sebagai berikut.

“Inspektorat sering kami libatkan dalam pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

(TLHP) BPK, misalnya ketika kami meminta melakukan pemeriksaan khusus terhadap

sebuah temuan yang sudah lewat waktu tindak lanjutnya, setelah inspektorat daerah

melakukan pemeriksaan khusus, mereka terus memantau perkembangannya sampai

rekomendasi tersebut selesai ditindak lanjuti oleh SKPD yang bersangkutan”.

Dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemantauan

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK yang dilakukan oleh Inspektorat

Daerah Kabupaten Wajo selama ini merupakan kegiatan yang sifatnya

merupakan rangkaian dari kegiatan pemeriksaan khusus, misalnya dalam

Page 64: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

53

pemeriksaan khusus atas perintah bupati dan belum diprogramkan tersendiri

dalam PKPT.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo

Setiap organisasi baik itu swasta atau pemerintah membutuhkan sistem pengendalian

intern. Sistem pendengendalian intern yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Wajo masih berpedoman pada Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1983

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan dan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Melekat, Keputusan Menteri PAN No. 30

Tahun 1994 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat yang diperbarui

dengan Keputusan Menteri PAN No. KEP/46/M.PAN/2004.

Istilah sistem pengendalian intern dalam peraturan tersebut dikenal dengan istilah

pengawasan melekat yang kemudian disebut dengan Waskat.Menurut KEPMENPAN

Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat Dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan Pengawasan melekat merupakan salah satu bentuk

pengendalian aparat pemerintah di setiap instansi dan satuan organisasi dalam

meningkatkan mutu kinerja di dalam lingkungan tugasnya masing-masing agar tujuan

instansi/organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Waskat diarahkan untuk menciptakan penyelenggaraan pemerintah dan

pelayanan kepada masyarakat yang bersih, transparan, profesional dan memiliki

budaya kerja yang baik.Waskat terdiri dari delapan unsur sebagai berikut.

1. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan proses pembentukan organisasi yang

didesain sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan organisasi,

dan pelaksanaan fungsi manajerial secara menyeluruh.

2. Pembinaan Personil

Page 65: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

54

Pembinaan personil merupakan upaya menjaga agar faktor sumber daya

manusia yang menjalankan sistem dan prosedur instansi pemerintah memiliki

kemampuan secara profesional dan moral sesuai dengan kebutuhan tugas

dan tanggung jawabnya, yang dilakukan secara terus menerus sejak

perekrutan pegawai hingga pensiun.

3. Kebijakan

Kebijakan merupakan pedoman yang ditetapkan oleh manajemen secara

tertulis untuk mendorong tercapainya tujuan organisasi.

4. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses penetapan tujuan serta langkah-

langkah kegiatan yang akan dilakukan pada masa datang.

5. Prosedur

Prosedur merupakan rangkaian tindakan untuk melaksanakan aktivitas

tertentu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

6. Pencatatan

Pencatatan merupakan proses pendokumentasian transaksi/kejadian

secara sistematis yang relevan dengan kepentingan organisasi instansi.

Pencatatan juga mencakup proses pengelolaan data yang diperoleh menjadi

informasi dalam bentuk keluaran olahan data atau laporan.

7. Pelaporan

Pelaporan merupakan bentuk penyampaian informasi tertulis kepada unit

kerja yang lebih tinggi (pemberi tugas) atau kepada instansi lain yang

mempunyai garis kepentingan interaktif dengan instansi pembuat laporan.

8. Supervisi dan Reviu Intern

Supervisi merupakan pengawasan langsung dari pimpinan terhadap

pelaksanaan tugas staf, sedangkan reviu intern adalah suatu aktivitas untuk

Page 66: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

55

mengevaluasi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan yang telah

ditetapkan yang dilakukan oleh pimpinan atau pejabat yang berwenang

bersama-sama dengan staf pimpinan atau dilakukan oleh APIP, terhadap

pelaksaan tugas yang diberikan.

Adapun syarat-syarat keberhasilan waskat adalah sebagai berikut:

1. lingkungan pengendalian manajemen yang kuat;

2. kemampuan memprediksi dan mengantisipasi risiko;

3. aktivitas pengendalian yang memadai;

4. informasi dan komunisasi yang memadai;

5. adanya pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut.

Dalam perkembangan kondisi internal dan eksternal pemerintahan pelaksanaan

Waskat belum menunjukkan hasil yang kurang memadai dalam menunjang

sistem pengendalian intern pemerintah.Hasil pemeriksaan pada instansi

pemerintah oleh berbagai aparat pengawasan fungsional, baik internal maupun

eksternal, selama ini mengidentifikasikan bahwa penyimpangan, pelanggaran

dan pemborosan di hampir semua instansi pemerintah terjadi berulang-ulang

tanpa adanya perbaikan yang signifikan.

Salah satu lembaga pengawasan fungsional eksternal pemerintah adalah

BPK.Dalam melakukan pengawasan, BPK melakukan kegiatan pemeriksaan

terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).Laporan hasil

pemeriksaan tersebut menghasilkan opini atas LKPD yang diperiksa.Salah satu

yang mempengaruhi opini tersebut adalah penilaian terhadap sistem

pengendalian intern yang diterapkan oleh entitas.

Opini BPK atas LKPD Kabupaten Wajo menunjukkan bahwa sistem

pengendalian intern yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo

telah berjalan dengan baik namun masih terdapat beberapa unsur-unsur sistem

Page 67: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

56

pengendalian intern yang belum berjalan secara optimal. Berikut Opini BPK atas

LKPD Kabupaten Wajo dalam lima tahun terakhir.

Tabel. 4.3 Opini BPK atas LKPD Kabupaten Wajo

Tahun Pemeriksaan Opini

2008 WDP

2009 WDP

2010 WDP

2011 WDP

Sumber: IHPS BPK dari berbagai Tahun (diolah)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi opini yang dikeluarkan BPK atas LKPD Kabupaten Wajo adalah

penilaian terhadap sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh pemerintah

daerah. Opini WDP diberikan BPK disebabkan karena dari tahun 2008-2011

masih terdapat kelemahan terhadap sistem pengendalian intern pemerintah

daerah kabupaten Wajo. Kelemahan sistem pengendalian intern dibagai atas tiga

kategori kasus/temuan yaitu:

1. kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan;

2. kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan

belanja;

3. kelemahanstruktrur pengendalian intern.

Berdasarkan data yang berhasil diperoleh, pemeriksaan yang dilakukan oleh

BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Wajo dari

tahun 2008-2011 temuan/kasus kelemahan sistem pengendalian intern selalu

berulang tiap tahunnya. Berikut gambaran mengenai temuan/kasus kelemahan

sistem pengendalian intern Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo yang ditemukan

oleh BPK.

Page 68: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

57

Tabel 4.4 Jumlah Kasus Kelemahan Sistem Pengendalian Intern Pemda Wajo

Tahun

Pemeriksaan

Kelemahan Sistem

Pengendalian

Akuntansi Dan

Pelaporan

Kelemahan Sistem

Pengendalian

Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan

Dan Belanja

Kelemahan

Struktrur

Pengendalian

Intern

2008 3 1 0

2009 5 1 3

2010 3 3 3

2011 3 4 3

Sumber : IHPS BPK Dari Berbagai Tahun (diolah)

Dari data dari tabel 4.1 dan 4.2 di atas dapat disimpulan bahwa sistem

pengendalian intern yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo

telah berjalan dengan baik namun masih terdapat unsur-unsur sistem

pengendalian intern yang belum berjalan dengan optimal.

4.4.2 Tindak Lanjut Hasil Temuan Badan Pemeriksa Keuangan

Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK adalah tanggung jawab

pimpinan instansi pemerintah.Tindak lanjut hasil pemeriksaan tersebut dilakukan

sesuai dengan rekomendasi yang terdapat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP) BPK dan dalam batas waktu yang telah diatur dalam berbagai peraturan.

Dalam pasal 20 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara mengatur bahwa pejabat

wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan, selain itu

pejabat tersebut juga wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK

Page 69: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

58

tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan dalam

kurun waktu enam puluh hari setelah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) diterima.

Pejabat yang bertanggung jawab melaksanakan Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan (TLHP) BPK pada instansi pemerintah, meliputi:

a. atasan langsung dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab,

apabila saran dan rekomendasi yang diberikan merupakan tindakan

administratif kepegawaian sesuai dengan saran dan rekomendasi yang

dimuat dalam Laporan Hasil pemeriksaan (LHP);

b. pejabat yang disebutkan secara khusus dalam saran dan rekomendasi

pengawasan, apabila saran dan rekornendasi menyangkut tindakan perbaikan

administrasi pengelolaan anggaran dan kinerja;

c. pejabat lain yang berkompeten dalam kegiatan yang diperiksa, apabila saran

dan rekomendasinya merupakan tindakan yang substansinya harus

dilaksanakan atau dipenuhi oleh pejabat/instansi lain yang berwenang atau

pihak/instansi di luar instansi pemerintah.

Keterlambatan penyelesaian terhadap penyelesian rekomendasi hasil

pemeriksaan BPK merupakan sebuah pelanggaran terhadap undang-undang

yang berlaku. Dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

menyebutkan bahwa pemerintah wajib menindaklanjuti rekomendasi dari temuan

pemeriksaan BPK selambat-lambatnya enam puluh hari setelah LHP diterima.

Tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK merupakan kewajiban pemerintah yang

diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Dalam pasal

46 Peraturan pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah mengatakan bahwa tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan

Page 70: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

59

reviu lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) harus segera

diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian

rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan.

Kedua pernyataan dari peraturan di atas menegaskan bahwa dalam upaya

mempercepat Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK maka pemerintah

perlu menetapkan sebuah peraturan tentang pedoman TLHP yang digunakan

sebagai acuan bagi pemerintah dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK.

Penetapan peraturan pedoman TLHP BPK tersebut adalah agar tindak lanjut

terhadap hasil pemeriksaan BPK RI dapat dilaksanakan secara efektif, efisien

dan akuntabel, meliputi koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan

pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK. Pelaksanaan tindak

lanjut dilakukan dengan megikuti mekanisme yang diatur oleh pemerintah daerah

dengan berpeodoman pada Peraturan Meteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 9 tahun 2009 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan, Pemantauan,

Evaluasi, dan Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional. Adapun

mekanisme pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK sebagai

berikut.

a. Auditi bertanggung jawab dan berkewajiban untuk memberikan penjelasan

perkembangan pelaksanaan TLHP kepada BPK, atasannya, dan unit

pemantau di lingkungan instansi induknya;

b. Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) dilaporkan dengan

disertai data/bukti-bukti pendukung tindak lanjut kepada BPK dan dikirimkan

secara langsung atau melalui forum rapat pemantauan yang diselenggarakan

BPK dengan Auditi;

c. Tata cara penyampaian perkembangan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

(TLHP) BPK mengikuti ketentuan sebagaimana diatur oleh BPK.

Page 71: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

60

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Pemerintah Daerah

Kabupaten Wajo dalam pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP)

BPK selama ini belum mempunyai peraturan tentang pedoman TLHP BPK.

Dalam pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK, Pemerintah

Daerah Kabupaten Wajo membentuk tim tindak lanjut yang ditetapkan dalam

Surat Ketetapan (SK) Bupati Wajo dan diperbarui setiap tahunnya. Dalam SK

tersebut tidak diatur mekanisme dan prosedur TLHP BPK, sehingga tim tindak

lanjut tidak mempunyai pedoman mengenai mekanisme dan prosedur yang

dijalankan dalam pelaksanaan tugasnya. Akibat dari tidak adanya pedoman

tersebut menyebabkan terjadinya keterlambatan penyelesaian rekomendasi hasil

pemeriksaan BPK.

Tim tindak lanjut yang ditetapkan dalam SK tersebut juga menjalankan tugas

pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK. Pelaksanaan

kegiatan pemantauan terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK

merupakan tugas dan tanggung jawab dari Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

sebagai aparat pengawas intern pemerintah seperti yang diatur dalam berbagai

peraturan berikut.

1. Pasal 19 (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang

Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah pasal yang mengatur bahwa inspekturjenderal, inspektur provinsi

dan inspektur kabupaten/kota melakukan pemantauan dan pemutakhiran

atas pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah yang mengatur bahwa pemantauan tindak lanjut hasil

audit dan reviu lainnya harus segera diselesaikan sesuai dengan mekanisme

penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan.

Page 72: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

61

3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Tahun 2009

tentang Pedoman Umum Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan

Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional yang mengatur

bahwa lembaga pengawas, baik BPK maupun Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APlP) berkewajiban memantau Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan (TLHP) Fungsional oleh instansi pemerintah yang menjadi

auditi sesuai dengan peraturan perundangan-undangan dan standar audit

yang berlaku.

Tim tindak lanjut yang dibentuk berdasarkan SK Bupati Wajo seharusnya

hanya melakukan tugas tindak lanjut sedangkan pemantauan terhadap tindak

lanjut tersebut merupakan tugas dari Aparat Pengawasan intern (APIP) dalam

hal ini Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo. Standar operasi yang dijalankan

oleh tim tindak lanjut tersebut perlu ditetapkan dalam sebuah peraturan bupati

sehingga pelaksanaan kegiatan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK

dapat berjalan secara efektif, efisen, dan akuntabel. Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan (TLHP) BPK efektif apabila rekomendasi berdasarkan Laporan

Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK dapat ditindak lanjuti secara tepat dalam

tenggang waktu yang ditetapkan dalam peraturan yang telah ditetapkan. Tindak

Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK yang efisien apabila tim tindak lanjut

bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi sesuai dengan peraturan yang

ditetapkan. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK yang akuntabel

apabila pelaksanaan kegiatan tindak lanjut tersbut dapat dipertanggung

jawabkan.

Page 73: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

62

4.4.3 Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa

Keuangan Yang Dilakukan Oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

Tuntutan perkembangan dan pencapaian sasaran pembangunan sesuai

dengan aspirasi reformasi, peranan aparatur negara dirasakan semakin

penting. Hal tersebut diperkuat dengan maraknya tuntutan masyarakat untuk

mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik. Tata kelola pemerintahan yang

baik diperlukan untuk mencapai tujuan bernegara yaitu :

1. kegiatan efektif dan efisien;

2. keandalan laporan keuangan;

3. pengamanan asset;

4. ketaatan terhadap peraturan.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan peran dan fungsi pengawasan

baik internal atau eksternal.Pengawasan ekternal dan internal terhadap

pemerintah dilaksanakan oleh lembaga fugsional. Pengawasan eksternal

dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan, sedangkan pengawasan intern

dilakukan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP),

Inspektorat Jendral (ITJEND), Inpektorat Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota

(IRDA).

Terbitkanya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mengharuskan menteri/pimpinan

lembaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggung jawab atas efektivitas

penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan masing-masing.

Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern

tersebut maka dilakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan

fungsi instansi pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara.

Page 74: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

63

Pengawasan intern yang dimaksud tersebut dilakukan oleh Aparat Pengawas

Intern Pemerintah (APIP).Inspektorat daerah kabupaten/kota lembaga

pengawasan intern pemerintah daerah kabupaten/kota. Dalam melakukan

kegiatan pengawasan intern terhadap pemerintah daerah inspektorat daerah

kabupaten/kota dilakukan melalui kegiatan :

1. audit,

2. reviu,

3. evaluasi,

4. pemantauan,

5. kegiatan pengawasan lainnya.

Kegiatan pengawasan tersebut kemudian dirumuskan dalam sebuah rencana

kerja pengawasan tahunan dengan berpedoman pada kebijakan pengawasan

yang ditetapkan.Rencana kerja tersebut kemudian dituangkan dalam Program

Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang menjadi pedoman bagi inspektorat

daerah kabupaten/kota dalam melakukan pengawasan terhadap pemerintah

daerah dalam satu tahun berjalan.

Salah satu indikator keberhasilan inspektorat daerah dalam melakukan

pengawasan intern adalah dengan terlaksananya Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan (TLHP) fungsional yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) fungsional dalam hal ini

pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK merupakan kewajiban pemerintah daerah

yang diatur dalam Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) dan Undang-

undang Nomor 15 Tahun Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara. Untuk memastikan bahwa pemerintah daerah telah

melakukan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK dengan tepat maka

inspektorat daerah melakukan kegiatan pemantauan terhadap kegiatan tersebut.

Page 75: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

64

Pemantauan merupakan rangkaian tindakan mengikuti pelaksanaan suatu

kegiatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk mengetahui secara

dini kemungkinan terjadinya penyimpangan terhadap kebijakan maupun program

yang telah ditetapkan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pemantauan terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK bertujuan

untuk menentukan bahwa pejabat telah melaksanakan saran dan rekomendasi

hasil pemeriksaan/pengawasan dengan tepat dalam tenggang waktu yang telah

ditentukan.

Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo adalah Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) yang berada dalam lingkup kerja Pemerintah Daerah

Kabupaten Wajo.Dalam melaksanakan kegiatan pengawasan intern terhadap

Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo maka Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

berpedoman pada Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang disusun

berdasarkan kebijakan pengawasan dan ditetapkan melalui Surat Ketetapan (SK)

Bupati Wajo. Dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) terdapat tiga

program pengawasan yaitu :

1. program kerja pengawasan regular,

2. program kerja pengawasan non-reguler,

3. program kerja pengawasan khusus kasus.

Kegiatan pengawasan intern melalui pemantauan Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksan (TLHP) BPK yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten

Wajo selama ini tidak diprogramkan dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan

(PKPT).Hal tersebut terjadi karena kegiatan pemantauan terhadap Tindak Lanjut

Hasil Pemeriksan (TLHP) BPK dilakukan oleh Tim Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah yang dibentuk oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo.

Page 76: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

65

Hal tersebut bertentangan dengan beberapa peraturan yang dikeluarkan oleh

pemerintah mengenai pelaksanaan pemantauan tindak lanjut hasil

pemeriksaan.Dalam pasal 19 (1) Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 23

Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah. Dalam peraturan tersebut khususnya dalam menyebutkan

bahwa Inspektur Jenderal, Inspektur Provinsi dan Inspektur Kabupaten/Kota

melakukan pemantauan dan pemutakhiran atas pelaksanaan tindak lanjut hasil

pengawasan. Sedangkan dalam pasal 2 menyebutkan bahwa hasil pemantauan

dan pemutakhiran atas pelaksanaan tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) disampaikan kepada Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota.

Sementara dalam pasal 47 (1) Peraturan Pemerintah Daerah Nomor 60

Tahun 2008 tentang Sistem pengendalian Intern Pemerintah menyatakan bahwa

menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggung jawab

atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan

masing-masing. Lebih jauh dalam pasal 2 mengatur bahwa untuk memperkuat

dan menunjang efektivitas

Sistem Pengendalian Intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan:

a. pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi

pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara;

b. pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Pengawasan intern dalam pasal tersebut di atas kemudian dijelaskan lebih

jauh lagi dalam pasal 48 ayat 1 yang berbunyi Pengawasan intern sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2) huruf a dilakukan oleh aparat pengawasan

intern pemerintah. Kemudian dalam pasal 2 menjelaskan bahwa Aparat

pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan

pengawasan intern melalui:

Page 77: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

66

a. audit;

b. reviu;

c. evaluasi;

d. pemantauan; dan

e. kegiatan pengawasan lainnya.

Peraturan lain yaitu Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan

Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional mengatur mengenai

mekanisme Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional. Dalam

Permenpan tersebut mengatur bahwa lembaga pengawas, baik BPK maupun

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APlP) berkewajiban memantau Tindak

Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) Fungsional oleh instansi pemerintah yang

menjadi auditi sesuai dengan peraturan perundangan-undangan dan standar

audit yang berlaku. Pemerintah sebagai auditi berkepentingan untuk memantau

perkembangan TLHP Fungsional yang dilaksanakan oleh seluruh instansi

pemerintah untuk koordinasi data dan informasi hasil pengawasan dan tindak

lanjutnya. Adapun mekanisme Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

(TLHP) BPK yaitu sebagai berikut.

a. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK merupakan

tanggung jawab pimpinan instansi pemerintah yang secara teknis

dilaksanakan oleh unit pemantau pada instansi yang bersangkutan;

b. Unit pemantau pada instansi tersebut berkewajiban memantau perkembangan

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK dan melaporkan hasil

pemantauan setiap 6 (enam) bulan kepada pimpinan instansi pemerintah dan

Menteri Negara PAN.

Page 78: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

67

Berdasarkan dari tiga peraturan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pemantauan terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK dilakukan

oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).

Kegiatan pemantauan terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK

yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo selama ini dilakukan

jika ada perintah dari bupati untuk melakukan pemeriksaan khusus.Pemeriksaan

khusus dilakukan apabila temuan hasil pemeriksaan BPK telah melewati masa

tenggang tindak lanjut yaitu enam puluh hari.Setelah dilakukan pemeriksaan

khusus maka Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo kemudian melakukan

pemantauan terhadap temuan tersebut untuk menjamin hasil pemeriksan

tersebut dapat dilaksanakan oleh pemerintah daerah sehingga rekomendasi hasil

pemeriksan BPK dapat segera diselesaikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah yang mengatur bahwa pemantauan tindak lanjut hasil audit

dan reviu lainnya harus segera diselesaikan sesuai dengan mekanisme

penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan. Dari hal

tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh

Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo tidak sesuai mekanisme yang ditetapkan

melalui berbagai peraturan. Hal ini menyebabkan kegiatan pemantauan Tindak

Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah

Kabupaten Wajo belum efektif dan efisien. Dikatakan tidak efektif karena tujuan

dari kegiatan pemantauan adalah untuk memastikan agar pemerintah daerah

dapat menindaklanjuti hasil pemeriksaan sesuai dengan tepat dalam waktu yang

telah ditentukan dalam peraturan, sedangkan kegiatan pemantauan yang

dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo dilakukan pada saat

tenggang waktu tindak lanjut hasil pemeriksaan telah melewati batas waktu.

Page 79: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

68

Dikatakan tidak efisien karena dalam menjalankan tugas kegiatan pemantauan

oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo tidak dilakukan dengan tepat. Ketidak

tepatan tersebut dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan pemantauan yang tidak

diprogram secara rutin dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)

sesuai dengan Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara

Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan juga Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah.

Kegiatan pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK secara

rutin selama ini dilakukan oleh tim tindak lanjut yang dibentuk oleh Pemerintah

Daerah Kabupaten Wajo. Hal ini menunjukkan kelemahan sistem pengendalian

intern yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo.Kelehaman

tersebut dapat terdapat pada unsur lingkungan pengendalian.Kelemahan unsur

tersebut dapat dilihat dari peran aparat pengawasan intern yang tidak

efekif.Ketidak efektifan tersebut dapat dilihat dari pendelegasian tugas dan

tanggung jawab yang tidak tepat. Kegiatan pemantauan terhadap Tindak Lanjut

Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK secara rutin seharusnya dilakukan oleh Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam hal ini Inspektorat Daerah

Kabupaten Wajo tapi justru dilakukan oleh tim tindak lanjut yang dibetuk oleh

pemerintah daerah.

Pelaksanaan kegiatan pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP)

BPK seharusnya dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

dalam hal ini Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo. Kegiatan pemantauan

tersebut dilakukan sebagai bagian dari penegakan hukum, serta apa yang

direncanakan dapat tercapai. Keterlambatan Pemerintah Daerah Kabupaten

Wajo dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK disebabkan kurang

Page 80: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

69

optimalnya pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK oleh

Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo yang mempunyai kompetensi untuk

melaksanakan kegiatan tersebut. Sementara belum optimalnya kinerja

Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo dalam pemantauan terhadapTindak Lanjut

Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK dikarenakan kelemahan struktur pengedalian

intern Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo. Berdasarkan Ihktisar Hasil

Pemeriksaan (IHPS) BPK kelemahan tersebut disebakan karena tidak adanya

pemisahan tugas dan fungsi yang memadai sehingga satuan tugas pengawasan

intern yang ada tidak berjalan optimal.

Page 81: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya maka dapat

diperoleh kesimpulan mengenai kinerja Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

sebagai berikut.

1. Pelaksanaan kegiatan pemantauan terhadap Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan (TLHP) BPK yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah

Kabupaten Wajo selama ini belum diprogramkan secara rutin dalam

Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT). Kegiatan pemantauan

terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK dilakukan dalam

pemeriksaan khusus atas perintah bupati atau permintaan dari tim tindak

lanjut yang dibentuk oleh pemerintah daerah.

2. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

kegiatan pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK yang

dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo belum efektif dan

efisien. Ketidakefektifan pelaksanaan kegiatan pemantauan terhadap Tindak

Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK tersebut dapat dilihat dari

keterlambatan Pemerintah daerah dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan

BPK. Pelaksanaan kegiatan pemantauan terhadap Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan (TLHP) BPK yang tidak efisien terlihat dari pelaksanaannya

yang tidak sesuai dengan mekanisme pemantauan Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan (TLHP) BPK yang ditetapkan oleh pemerintah dalam berbagai

peraturan.

70

Page 82: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

71

3. Faktor-faktor yang menyebabkan belum efektif dan efisiennya kegiatan

pemantauan yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

disebabkan karena terdapat kelemahan terhadap struktur pengendalian

intern pemerintah diterapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo.

Kelemahan tersebut dapat dilihat dari pembagian tugas dan fungsi yang

yang belum memadai antara Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo dan Tim

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Aparat Pengawasan Fungsional yang

dibentuk oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo tersebut. Pembagian

tugas yang belum memadai tersebut dapat dilihat dari tugas pemantauan

terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK yang harusnya

dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo tapi justru dijalankan

oleh Tim Tindak Lanjut Lanjut Hasil Pemeriksaan Aparat Pengawasan

Fungsional.

4. Sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Wajo telah berjalan dengan baik namun masih terdapat unsur-

unsur sistem pengendalian intern yang belum berjalan dengan optimal.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran-saran sebagai

berikut.

1. Kepada Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo adapun saran yang diberikan

adalah sebagai berikut.

a. Memprogramkan kegiatan pemantauan terhadap Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan BPK dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)

secara rutin agar kegiatan pemantauan yang dilakukan dapat berjalan

lebih efektif dan efisien.

Page 83: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

72

b. Melaksanakan kegiatan gelar Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP)

BPK untuk memantau perkembangan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

(TLHP) BPK yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo.

2. Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo adapun saran yang diberikan

sebagai berikut.

a. Menetapkan pedoman mengenai mekanisme dan prosedur Tindak Lanjut

Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK dalam bentuk peraturan bupati agar lebih

efektif, efisien dan akuntabel .

b. Mempercepat penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPIP) sesuai

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, karena sistem

pengendalian intern yang sedang diterapkan sekarang sudah tidak mampu

lagi merespon perubahan lingkungan internal dan eksternal pemerintah

daerah.

c. Melakukan pemisahkan tugas tindak lanjut dan pamantauan terhadap

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK yang selama ini dilakukan

oleh Tim Tindak Lanjut Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo, kemudian

menyerahkan pelaksanaan pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

(TLHP) BPK kepada Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo.

Page 84: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

73

DAFTAR PUSTAKA

Azhar, M. K. S. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Sebelum Dan Setelah Otonomi Daerah. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2012. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2012. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (Online), (http://www.bpk.go.id/web/files/2012/10/IHPS-sem1-2012.pdf, diakses 7 Februari 2013).

Bisri, Hasan. 2008. Pemantapan Wawasan Kebangsaan Bagi Unsur Pimpinan dan Anggota DPRD Serta Pejabat Eselon II Pemerintah Daerah. Slide disajikan dalam Penataran Pemantapan WawasanKebangsaan Bagi Unsur Pimpinan dan Anggota DPRD Serta PejabatEselon II Pemerintah Daerah Angkatan XIX, Jakarta 20 Juni2008.

Direktorat Aparatur negara. 2006. Manajemen Yang Berorientasi Pada peningkatan Kinerja Instansi Pemerintah. Jakarta: Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers.

Fabanyo, Suriyanti. 2011. Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Di Inspektorat Daerah Kota Tiodre Kepulauan. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

Google Market. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Android. (Online), (http://googlemarket/kbbi, diakses 18 Juni 2012).

Krina P. Lalolo Loina. 2003 Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi dan Partisipasi, (Online),(http://goodgovernance.bappenas.go.id/gg/file/concept/good_governance.pdf, diakses 13 sepetember 2012).

Lexy J. Moleong. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mifti Sri, Lestraiyo N. B, Kowanda Anacosita. 2009. Pengawasan Internal dan Kinerja (Suatu Kajian di Kantor Inspektorat Jendral Departemen Dalam Negeri), (Online), Vol. 14, No.3, (http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/ekbis/article/viewFile/312/252, diakses 1 Dsember 2012).

Page 85: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

74

Murwanto. Rahmadi, Budiarsi. Adi, Ramadhana, F. H. 2005. Audit Sektor Publik: Suatu Pengantar Bagi Pembangunan Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Jakarta: Lembaga Pengkanjian Publik Dan Akuntansi Pemerintah Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. 2007. Jakarta: Menteri hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Wajo. 2008. Sengkang: Sekertariat Daerah Kabupaten Wajo.

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang pedoman Teknis organisasi dan tata kerja Inspektorat daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. 2007. Jakarta : Departemen Dalam Negeri RepublikIndonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. 2005. Jakarta: Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. 2008. Jakarta: Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentangPemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. 2004. Jakarta: Sekertariat Negara Republik Indonesia.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 2004. Jakarta: Sekertariat Negara Republik Indonesia.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 200 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Jakarta: Sekertariat Negara Republik Indonesia.

Sangadji. 2010. Metodologi Penelitian. Malang : Penerbit Andi.

Sekertariat Tim pemgembangan Kebijakan Nasional Tata Kepemerintah yang Baik-Bapenas, (2007). Penerapan Tata Kepemerintahan Yang Baik. Jakarta: Sekertariat Tim Pengembangan Kebijakan Nasional Tata Kepemerintahan Yang Baik Kementerian Negara Perencanaan Pemabangunann Nasional/Bappenas.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi. 2012. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Page 86: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

75

Undang-undang Republik Indonesia Nomr 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Negara . 2004. Jakarta: Sekertariat Negara Republik Indonesia.

Wahda, B. A. 2011. Upaya Masyarakat Dalam Pencegahan Bencana Banjir Musiman di Kelurahan Mattiro Tappareng Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan. Sripsi Tidak diterbitkan. Bandung: Jurusan Pengembangan Sosial Masyarakat Sekolah Tinggi Kesejahtraan Sosial.

Yeramis T, Keban. 2000. Good Governance dan Capacity Building Sebagai Indikator Utama dan Fokus Penilian Kinerja Pemerintah, (Online), (http://www.bappenas.go.id/node/48/2389/good-governance-dan-capacity-building-sebagai-indikator-utama-dan-fokus-penilaian-kinerja-pemerintahan-oleh-yeremias-t-keban/, dikases 10 November 2012)

Page 87: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

76

LAMPIRAN

Page 88: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

77

Lampiran Pedoman Wawancara

1. Identitas Informan

a. Nama :

b. Instansi :

c. Jabatan :

d. Pendidikan :

2. Pertanyaan Wawancara

a. Dari data IHPS Semester 1 Tahun 2012 masih terdapat tujuh

rekomendasi yang belum ditindak lanjuti oleh pemerintah

daerah, rekomendasi apa saja yang belu ditindak lanjuti tersebut

?

b. Mengapa rekomendasi tersebut belum ditindak lanjuti oleh

pemda ?

c. Apakah ada peraturan yang dikeluarkan oleh pemda tentang

pedoman Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Fungsional (BPK) ?

d. Bagaimana gambaran Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang

selama ini diterapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo

?

e. Bagaimana mekanisme dan prosedur Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan(TLHP) BPK yang diterapkan selama ini oleh

pemerintah daerah ?

f. Bagaimana mekanisme dan prosedur pemantauan Tindak

Lanjut Hasil Pemeriksaan yang diterapkan oleh Inspektorat

Daerah Kabupaten Wajo ?

Page 89: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

78

g. Apakah pelaksanaan kegiatan pemanatauan Tindak Lanjut

Hasil Pemeriksaan(TLHP) BPKdiprogram dalam Program Kerja

Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat

DaerahKbupatenWajo ?

h. Bagaimana bentuk kegiatan pemantauan Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan (TLHP) BPK yang selama ini dilakukan oleh

Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo?

Page 90: SKRIPSIdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 2. · ii SKRIPSI ANALISIS KINERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN WAJO disusun dan diajukan oleh ASHARI RAMADHAN

79

Lampiran Pedoman Studi Domumentasi

1. Gambaran Umum Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Wajo

2. Gambaran Umum Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

a. Visi dan Misi Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo

b. Struktur Organisasi

3. Jumlah temuan rekomendasi pemeriksaan BPK atas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo .

4. Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten

Wajo.

5. Surat Ketetapan Bupati Wajo tentang Pembentukan Tim Tindak Lanjut

dan Sekertariat Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Fungsional.

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang

Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 TAhun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah.

8. Peraturan Meteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 9 tahun

2009 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi,

dan Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional.

9. IHPS BPK Semester I Tahun 2008-2012.