2018 - kementerian pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakin pphh 2018.pdf · 2019. 8....

81
2018 DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA

Upload: others

Post on 20-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

2018

DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA

Page 2: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemaaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

i

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura Tahun

2018 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban atas mandat negara

dalam pengelolaan pembangunan hortikultura yang diukur berdasarkan

Perjanjian Kinerja Tahun 2018.

Capaian target pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura tahun 2018

sebagian besar telah sesuai dengan yang diharapkan. Atas keberhasilan ini

kami sampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada seluruh

pemangku kepentingan dan semua pihak yang telah bekerjasama dengan

baik, dan semoga ke depan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura

akan semakin baik dan berkontribusi signifikan dalam pembangunan

pertanian.

Sementara itu, berbagai masalah dan hambatan yang ditemui pada tahun

2018 ini akan menjadi bahan evaluasi dan perbaikan pelaksanaan program

dan kegiatan di masa mendatang.

Kami berharap informasi yang tertuang dalam Laporan Kinerja Direktorat

Pengolahan Hasil Hortikultura Tahun 2018 ini dapat menjadi bahan

pertimbangan dan rujukan untuk langkah-langkah perbaikan strategi

pembangunan hortikultura di tahun-tahun yang akan datang.

Direktur

Yasid Taufik

Page 3: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2018

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR LAMPIRAN vi

BAB. I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang

1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi

1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja

1.4 Dukungan Sumber Daya Manusia

1.5 Dukungan Anggaran

1

5

6

13

14

BAB. II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 16

2.1 Perencanaan Kinerja 16

2.1. Rencana Strategis

2.1.1. Visi

2.1.2. Misi

2.1.3. Tujuan dan Sasaran

16

17

17

18

2.1.4. Strategi

2.1.5. Arah Kebijakan

2.1.6. Program dan Kegiatan

20

20

27

2.2 Perjanjian Kinerja 35

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 40

3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan

3.2 Pencapaian Kinerja Tahun 2018

40

40

3.3 Evaluasi dan Analisis Pencapaian

Kinerja Tahun 2018

3.3.1 Evaluasi dan Analisis Pencapaian

Sertifikasi Standar, Mutu dan

Pemasaran Hortikultura

60

60

3.3.2 Evaluasi dan Analisis Pencapaian

Fasilitas Pascapanen dan

Pengolahan Cabai dan Bawang

Merah

61

Page 4: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemaaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

iii

BAB IV. PENUTUP 65

LAMPIRAN

Halaman

3.3.3 Evaluasi dan Analisis Pencapaian

Fasilitas Teknis Dukungan

Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura

3.3.4 Evaluasi dan Analisis Pencapaian

Fasilitas Pascapanen dan

Pengolahan Hortikultura Lainnya

62

62

3.4 Akuntabilitas Penganggaran 63

Page 5: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2018

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

(Januari, 2018)

36

Tabel 2. Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

(Juli, 2018)

37

Tabel 3. Struktur Output Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

38

Tabel 4. Struktur Anggaran Dit Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura Berdasarkan

Struktur Output Tahun 2018

39

Tabel 5. Struktur Anggaran Dit Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura Berdasarkan

Kewenangan Pusat dan Daerah Tahun 2018

39

Tabel 6. Capaian Kinerja Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura Berdasarkan

Perjanjian Kinerja Tahun 2018

41

Tabel 7. Volume Ekspor Hortikultura Tahun 2018 42

Tabel 8. Target dan Realisasi Volume Ekspor

Hortikultura Tahun 2018

43

Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP)

Komoditas Hortikultura Tahun 2018

44

Tabel 10. Capaian Realisasi Rasio Ketersediaan Informasi

Pasar Komoditas Hortikultura Terhadap

Informasi yang Dibutuhkan

46

Tabel 11. Fasilitas Sarana Prasarana Pascapanen dan 48

Page 6: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemaaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

v

Pengolahan Hortikultura

Tabel 12. Realisasi Kegiatan Sertifikasi, Standar, Mutu

dan Pemasaran Hortikultura

52

Tabel 13. Realisasi Kegiatan Fasilitas Pascapanen dan

Pengolahan Cabai dan Bawang Merah

53

Tabel 14. Pengukuran Kinerja Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

56

Tabel 15. Pengukuran Kinerja Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

57

Tabel 16. Realisasi Anggaran Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

Berdasarkan Kewenangan

58

Tabel 17. Realisasi Anggaran Kegiatan Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

64

Page 7: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2018

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Launching Ekspor Manggis di Kabupaten

Limapuluh Kota, Sumatera Barat

43

Gambar 2. Pemanfaatan Bangunan dan Fasilitas Sarana

Pascapanen di Kampar, Riau

49

Gambar 3. Pemanfaatan Bangunan dan Fasilitas Sarana

Pascapanen di Nunukan, Kalimantan Utara

49

Gambar 4. Fasilitas Sarana Pengolahan di Simalungun 49

Gambar 5. Praktek Pemanfaatan Fasilitas Sarana

Pengolahan di Kampar, Riau

49

Page 8: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemaaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Direktur Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

(Januari, 2018)

Lampiran 2. Perjanjian Kinerja Direktur Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

(Juli, 2018)

Page 9: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komoditas hortikultura telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu

komoditas pertanian yang cukup diminati di pasar. Kondisi ini dipengaruhi

oleh semakin tingginya kesadaran konsumen akan arti pentingnya komoditas

hortikultura yang tidak hanya sebagai kebutuhan pangan tapi juga

mempunyai peran terhadap peningkatan aspek kesehatan, estetika dan

lingkungan. Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang

Hortikultura telah memberikan payung hukum penyelenggaraan

pembangunan hortikultura secara lebih komprehensif dan intensif. Dengan

adanya legislasi ini diharapkan tujuan dari penyelenggaran pembangunan

hortikultura dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan baik dari sasaran

produksi, produktivitas, mutu serta daya saing yang berkesinambungan. Di

sisi lain tuntutan kesehatan dan perkembangan gaya hidup masyarakat

menghendaki produk yang berkualitas baik, menyehatkan, dengan tampilan

menarik dan diproduksi secara ramah lingkungan. Sehubungan dengan hal

tersebut, pelaku usaha hortikultura dituntut untuk dapat meningkatkan daya

saing usahanya antara lain melalui penguasaan dan peningkatan teknologi,

penguasaan dan memanfaatkan teknologi informasi, meningkatkan

kerjasama dan kemitraan usaha, serta pemerintah memberikan dukungan,

fasilitasi dan pendampingan kepada pelaku usaha hortikultura.

Secara umum tantangan ke depan pembangunan hortikultura dalam kurun

waktu 5 tahun diantaranya: (1) Semakin ketatnya daya saing produk

hortikultura, (2) menyediakan lahan baru untuk pengembangan hortikultura,

Page 10: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

2

(3) pengelolaan rantai pemasaran yang efisien dan efektif dari lahan produksi

ke pusat-pusat pemasaran, (4) Penurunan ketersediaan sumber daya dan

akses modal investasi, dan (5) krisis global financial yang menyebabkan

permintaan menurun dan lain sebagainya.

Beberapa permasalahan pengembangan hortikultura di Indonesia,

diantaranya rendahnya produksi; produktivitas dan mutu produk hortikultura;

sumberdaya manusia yang kurang mampu atau terampil baik aspek

manajerial maupun aspek teknis;payung hukum yang belum sepenuhnya

menjadi acuan dalam program dan kegiatan hortikultura; kelembagaan

hortikultura yang masih lemah; masih belum optimalnya penerapan teknologi

pengembangan hortikultura khususnya di tingkat hilir (off farm). Hal ini

menyebabkan produk hortikultura nasional kurang berdaya saing baik untuk

pasar domestik maupun ekspor.

Oleh karena itu untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kontribusi sub

sektor hortikultura ke depan diperlukan dukungan semua pihak secara

terintegrasi dan bersinergi sesuai tugas dan fungsinya. Selain itu yang tidak

kalah penting, adalah pengaturan penyelenggaraan sistem pembangunan

hortikultura yang menuntut kejelasan kewajiban dan kewenangan pemerintah

pusat dan pemerintah daerah, serta hak dan kewajiban pelaku usaha dan

masyarakat.

Kebijakan pengembangan usaha hortikultura yang semula berorientasi

produksi diarahkan kepada penerapan konsep pengembangan usaha

agribisnis yang utuh yaitu usahatani yang fokus dan terpadu antara usaha

agro input (hulu) kegiatan produksi (on farm) dan pascapanen, pengolahan

(processing) serta pemasaran (off farm), dengan berorientasi pada

peningkatan produksi serta nilai tambah dan daya saing hasil hortikultura.

Wujud pengembangan usaha yang ditujua dalah berkembangnya agribisnis

Page 11: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

3

baik di hulu maupun di hilir oleh petani dan masyarakat di pedesaan. Hal

tersebut dimaksudkan agar nilai tambah atau added value berada di tingkat

petani dan usaha kelompok/koperasi dapat menjadi profit center di

pedesaan.

Dalam upaya menghasilkan produk hortikultura yang bermutu dan

mempunyai nilai tambah dan daya saing hortikultura, Direktorat Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Hortikultura (Dit PPHH) pada tahun 2018 melakukan

upaya-upaya seperti penanganan pascapanen dan pengolahan produk yang

baik. Penanganan pasca panen ditujukan agar produk panen tidak mudah

rusak, memperpanjang kesegaran serta kualitasnya tetap terjaga dengan

baik. Kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing

tersebut yaitu pengadaan bangsal pascapanen, cold storage, sarana

prasarana pengolahan dan pascapanen, fasilitasi penerapan jaminan mutu

dan pemasaran produk hortikultura. Dengan berbagai kegiatan tersebut

maka diperlukan pembinaan dalam rangka peningkatan nilai tambah dan

daya saing hortikultura. Pembinaan peningkatan nilai tambah dan daya

saing hortikultura merupakan upaya untuk memelihara dan mengembangkan

kegiatan penanganan pascapanen dan pengolahan hasil hortikultura agar

dapat memenuhi standar produk yang dibutuhkan oleh konsumen dalam dan

luar negeri.

Pemilihan dan penggunaan sarana dan prasarana yang tepat akan dapat

menghindari produk dari berbagai macam kerusakan, dan menjaga mutu

produk hortikultura yang dihasilkan sehingga dapat meningkatkan nilai jual

dan daya saing produk yang telah dihasilkan.

Dalam mendukung peningkatan nilai tambah dan daya saing produk

hortikultura, kegiatan Dit PPHH diarahkan untuk meningkatkan efisiensi

pengolahan, standardisasi mutu produk dan keamanan pangan, ramah

Page 12: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

4

lingkungan dan peningkatan nilai tambah yang berkeadilan (berkelanjutan).

Terdapat tiga kata kunci dalam pengembangan pengolahan hasil pertanian,

termasuk hortikultura, yaitu poktan/gapoktan, pedesaan, dan konsep zero

waste. Ketiga kata kunci tersebut penting dalam perkembangan industri

pertanian nasional. Sesuai dengan Perpres nomor 45 tahun 2015 maka

salah satu fungsi Direktorat Jenderal Hortikultura adalah merumuskan –

melaksanakan kebijakan, menyusun Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria

(NSPK), memberikan bimbingan teknis serta melaksanakan evaluasi dan

dukungan administrasi termasuk kepada usaha peningkatan pascapanen,

pengolahan, dan pemasaran hasil produksi khususnya pada komoditas

aneka cabai, bawang merah, aneka jeruk, dan tanaman hortikultura lainnya.

Kegiatan-kegiatan tersebut bermuara pada usaha dalam rangka pencapaian

nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan petani hortikultura.

Selanjutnya, sejalan dengan perubahan tugas dan fungsi organisasi di

lingkup Kementerian Pertanian, peningkatan daya saing juga masih menjadi

kebijakan prioritas dalam mendukung program Nawacita Presiden Jokowi

mewujudkan kedaulatan pangan dan peningkatan agroindustri.

Pembangunan hortikultura dari pemerintah bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan melalui

Kementerian Pertanian. Selanjutnya, Direktorat Jenderal Hortikultura

memiliki kebijakan mengalokasikan anggaran tersebut menjadi dana

dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan. Dukungan dana dekonsentrasi

dan tugas pembantuan tersebut dialokasikan untuk mendukung Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Hortikultura yang dilakukan oleh daerah

(provinsi/kabupaten/kota).

Page 13: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

5

Sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan program/kegiatan

pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura,setiap akhir tahun Dit PPHH

menyusun laporan kinerja yang mengacu pada Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun

2015 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Dalam melaksanakan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura, Dit

PPHH memiliki tugas dan fungsi yang mengacu pada dasar hukum berikut;

1) Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian

Pertanian, 2) Permentan Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3

Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.

Berdasarkan Permentan No. 43/2015, pasal 485 Dit PPHH mempunyai

tugas yaitu: “Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan,

standardisasi mutu dan pemasaran hasil hortikultura”. Dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Bab VII, Pasal 486 Dit

PPHH menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen,

pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran

dan investasi hortikultura;

Page 14: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

6

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan,

standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi

hortikultura;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang peningkatan

pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu

serta pemasaran dan hasil investasi hortikultura;

4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

pascapanen, pengolahan standardisasi dan penerapan standar mutu

serta pemasaran dan investasi hortikultura;

5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan

pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu

serta pemasaran dan investasi hortikultura;

6. Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar serta penerapan standar

mutu di bidang hortikultura; dan

7. Pelaksanaan urusan tata usaha Dit PPHH.

1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Sejalan dengan perombakan struktur organisasi yang terjadi di Kementerian

Pertanian pada pertengahan tahun 2015, struktur organisasi Direktorat

Jenderal Hortikultura mengalami perubahan, sehingga tugas dan fungsinya

juga mengalami penyesuaian.Oleh karena itu, sejak tahun 2016 susunan

organisasi dan tata laksana unit kerja Direktorat Jenderal Hortikultura

selanjutnya dijabarkan melalui unit-unit kerja Eselon II mengacu pada

Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang

Page 15: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

7

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian termasuk unit kerja Dit

PPHH

Seperti yang tercantum pada Permentan No. 43/2015 Pasal 487, susunan

organisasi pada Dit PPHH terdiri atas:

1. Subdirektorat Pascapanen;

2. Subdirektorat Pengolahan Hasil;

3. Subdirektorat Standardisasi dan Mutu;

4. Subdirektorat Pemasaran dan Investasi;

5. Subbagian Tata Usaha ; dan

6. Kelompok Jabatan Fungsional

Secara rinci, tugas dan fungsi unit kerja Eselon IIl lingkup Dit PPHH adalah

sebagai berikut:

1. Subdirektorat Pascapanen mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di

bidang peningkatan pascapanen hortikultura;

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas

Subdirektorat Pascapanen menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan

pascapanen sayuran dan tanaman obat, serta buah dan

florikultura;

Page 16: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

8

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan

pascapanen sayuran dan tanaman obat, serta buah dan

florikultura;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur,dan kriteria di

bidang peningkatan pascapanen sayuran dan tanaman obat, serta

buah dan florikultura.;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

pascapanen sayuran dan tanaman obat, serta buah dan

florikultura;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan pascapanen sayuran dan tanaman obat serta buah

dan florikultura.

Subdirektorat Pascapanen terdiri atas :

a. Seksi Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat; dan

b. Seksi Pascapanen Buah dan Florikultura

Secara rinci, Seksi Pascapanen Sayuran dan Tanaman obat

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma standar, prosedur dan

kriteria serta bimbingan teknis, supervisi, evaluasi dan pelaporan

kegiatan di bidang peningkatan pascapanen sayuran dan tanaman

obat.

Seksi Pascapanen Buah dan Florikultura mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma standar, prosedur dan kriteria serta bimbingan

Page 17: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

9

teknis, supervisi, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan pascapanen buah dan florikultura.

2. Subdirektorat Pengolahan Hasil mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur dan kriteria serta bimbingan teknis dan

evaluasi di bidang peningkatan pengolahan hasil hortikultura.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Subdirektorat Pengolahan Hasil

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan

pengolahan hasil sayuran dan tanaman obat, buah dan florikultura;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan

pengolahan hasil sayuran dan tanaman obat, buah dan florikultura;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di

bidang peningkatan pengolahan hasil sayuran dan tanaman obat,

buah dan florikultura;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

pengolahan hasil sayuran dan tanaman obat, buah dan florikultura;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan pengolahan hasil sayuran dan tanaman obat, buah dan

florikultura

Subdirektorat Pengolahan Hasil terdiri atas :

a. Seksi Pengolahan Hasil Sayuran dan Tanaman Obat; dan

b. Seksi Pengolahan Hasil Buah dan Florikultura

Page 18: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

10

Secara rinci, Seksi Pengolahan Hasil Sayuran dan Tanaman obat

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma standar, prosedur dan

kriteria serta bimbingan teknis, supervisi, evaluasi dan pelaporan

kegiatan di bidang pengolahan hasil sayuran dan tanaman obat.

Seksi Pengolahan Hasil Buah dan Florikultura mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma standar, prosedur dan kriteria serta bimbingan

teknis, supervisi, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

pengolahanhasil buah dan florikultura.

3. Subdirektorat Standardisasi dan Mutu mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis

dan evaluasi serta koordinasi di bidang perumusan dan harmonisasi

standar, dan penerapan standar mutu hasil hortikultura.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 496,

Subdirektorat Standardisasi dan Mutu menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan yiapan penyusunan

kebijakan di bidang standardisasi dan penerapan standar mutu

hasil hortikultura;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang standardisasi dan

penerapan standar mutu hasil hortikultura;

c. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang standardisasi

dan penerapan mutu hasil hortikultura;

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

standardisasi dan penerapan standar mutu hasil hortikultura; dan

Page 19: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

11

e. Penyiapan koordinasi perumusan dan harmonisasi standar serta

penerapan standar mutu di bidang hortikultura.

Subdirektorat Standardisasi dan Mutu terdiri atas :

a. Seksi Standardisasi; dan

b. Seksi Mutu

Secara rinci, Seksi Standardisasi mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan

teknis, supervisi, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

standardisasi serta koordinasi perumusan dan harmonisasi standar di

bidang hortikultura.

Seksi Pengolahan Mutu mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis,

supervisi, evaluasi dan pelaporan kegiatan serta koordinasi di bidang

penerapan standar mutu hasil hortikultura.

4. Subdirektorat Pemasaran dan Investasi mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan pemasaran hasil

dan investasi hortikultura.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Subdirektorat Pemasaran dan

Investasi menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan

pemasaran hasil, promosi dan investasi hortikultura.

Page 20: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

12

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan

pemasaran hasil, promosi, dan investasi hortikultura.;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

peningkatan pemasaran hasil, promosi dan investasi hortikultura;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

pemasaran hasil, promosi dan investasi hortikultura; dan

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan pemasaran hasil, promosi dan investasi hortikultura,

Subdirektorat Pemasaran dan Investasi terdiri atas :

a. Seksi Pemasaran dan Promosi; dan

b. Seksi Investasi

Secara rinci, Seksi Pemasaran dan Promosi mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma standar, prosedur dan kriteria serta bimbingan

teknis, supervisi, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatanpemasaran hasil dan promosi hortikultura.

Seksi Investasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma standar,

prosedur dan kriteria serta bimbingan teknis, supervisi, evaluasi dan

pelaporan kegiatan di bidang peningkatan investasi hortikultura.

5. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan

kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat

menyurat, serta kearsipan Dit Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura.

Page 21: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

13

6. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan

sesuai jabatan fungsional masing masing berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

- Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional

Pengawas Mutu Hasil Pertanian dan Analis Pasar Hasil Pertanian

masing masing dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang

ditunjuk Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.

- Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

menempatkan pejabat fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian

dan Analis Pasar Hasil Pertanian pada unit kerja eselon III sesuai

tugas masing masing jabatan fungsional.

- Jumlah pejabat fungsional sebagaimana dimaksud ditentukan

berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

- Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud diatur

berdasarkan peraturan perundang undangan.

Secara rinci struktur organisasi Dit PPHH disajikan pada Lampiran 1.

1.4. Dukungan Sumber Daya Manusia

Jumlah Sumberdaya manusia (SDM) yang dimiliki oleh Dit PPHH dalam

rangka mendukung pembangunan Pengolahan dan Pemasaran dan Hasil

Hortikultura Tahun 2016 adalah sebanyak 48 orang, dengan golongan I

tidak ada, golongan II sebanyak 7 orang, golongan III sebanyak 31 orang

dan golongan IV sebanyak 10 orang. Komposisi pegawai berdasarkan jenis

kelamin yaitu laki-laki sejumlah 24 orang, dan perempuan sebanyak 24

Page 22: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

14

orang. Sedangkan, rekapitulasi SDM berdasarkan tingkat pendidikan yaitu;

Doktor (S3) tidak ada, Master/Pasca Sarjana (S2) sebanyak 15 orang,

Sarjana (S1) sebanyak 18 orang, SLTA sebanyak 14 orang, SLTP tidak

ada, dan SD sebanyak 1 orang.

Potensi SDM yang dimiliki oleh Dit PPHH ini tersebar pada masing-masing

subdirektorat lingkup Dit PPHH dalam rangka mendukung pencapaian

kinerja sasaran Dit PPHH dan Direktorat Jenderal Hortikultura. Sebaran

pegawai per unit Eselon III adalah sebagai berikut Subdirektorat

Pascapanen sebanyak 10 orang, Subdirektorat Pengolahan Hasil sebanyak

4 orang, Subdirektorat Standardisasi dan Mutu sebanyak 7 orang,

Subdirektorat Pemasaran dan Investasi sebanyak 10 orang, Subbagian

Tata Usaha sebanyak 17 orang.

1.5. Dukungan Anggaran

Pagu anggaran untuk mendukung kegiatan Dit PPHH tingkat pusat dan

daerah pada tahun 2018 adalah sebesar Rp. 23.703.494.000,-. Pagu

anggaran tersebut terdiri dari anggaran yang dialokasikan di pusat sebesar

Rp. 2.409.169.000,- dan di daerah sebesar Rp. 21.294.325.000,-.

Sebagian besar anggaran yang diterima oleh Dit PPHH dialokasikan untuk

pelaksanaan kegiatan di daerah dalam bentuk dana dekonsentrasi dan

dana tugas pembantuan pada 50 satker di provinsi/kabupaten/kota dan 1

satker Direktorat Jenderal Hortikultura di pusat.

Alokasi dana di Satker Pusat dan Daerah sebesar Rp. 23.703.494.000,-.

Yang digunakan untuk mendukung kegiatan Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Hortikultura di daerah yang dialokasikan di 30 provinsi dan 19

kabupaten/kota senilai Rp. 21.294.325.000,-. yang terdiri dari kegiatan 1)

Sertifikasi Standar, Mutu dan Pemasaran Hortikultura, (2) Fasilitasi

Page 23: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

15

Pascapanen dan Pengolahan Cabai dan Bawang Merah, dan (3) Fasilitasi

Pascapanen dan Pengolahan Hortikultura Lainnya..

Alokasi dana di pusat sebesar Rp. 2.409.169.000,- dialokasikan untuk

Fasilitasi Teknis Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.

Page 24: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

16

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tersusun atas beberapa

komponen yang merupakan satu kesatuan. Komponen-komponen tersebut

antara lain; Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Evaluasi Kinerja. Komponen Perencanaan Kinerja meliputi;a) Indikator Kinerja

Sasaran Program (IKSP), b) Rencana Strategis (Renstra), c) Rencana Kinerja

Tahunan (RKT), dan Perjanjian Kinerja (PK). Berikut dipaparkan komponen

terkait Perencanaan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura:

2.1 Rencana Strategis 2016 - 2019

Rencana Strategis (Renstra) Dit PPHH 2016-2019 disusun dengan

mengacu kepada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Peraturan

Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 serta Peraturan Menteri

Pertanian Nomor: 19/Permentan/HK.140/4/2015 tentang Rencana

Strategi Kementerian Pertanian Tahun 2016-2019. Namun seiring dengan

dinamika pelaksanaan kegiatan dan perubahan struktur organisasi di

lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian pada

Tahun 2016 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil sebagai unit

kerja baru, maka dilakukan revisi pada Renstra Direktorat Jenderal

Hortikultura Tahun 2016-2019. Sehingga penyusunan Laporan Kinerja Dit

PPHH Tahun 2018 ini mengacu pada Renstra Kementerian Pertanian

Tahun 2015-2019 (Edisi Revisi), Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura

Tahun 2015-2019 (Edisi Revisi), dan Renstra Dit PPHH Tahun 2015-2019.

Page 25: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

17

Renstra Dit PPHH menjabarkan visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi

serta kebijakan sebagai berikut:

2.1.1 Visi

Visi Dit PPHH mengacu kepada visi Kementerian Pertanian yakni ”Terwujudnya

pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal

untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan

kesejahteraan petani”, maka visi Dit PPHH adalah ”Menjadi institusi yang

peduli dan memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan masyarakat

pertanian sejahtera, handal dan berdaya saing di bidang pengolahan

dan pemasaran hasil hortikultura melalui penyelenggaraan birokrasi

yang profesional dan berintegritas”.

2.1.2 Misi

Untuk mencapai Visi Dit PPHH mengemban Misi sebagai berikut:

1. Menumbuhkembangkan kelembagaan usaha pengolahan dan

pemasaran petani yang merupakan basis ekonomi perdesaan, yang

nantinya diharapkan sebagai wadah peningkatan peran dari petani

produsen menjadi petani pemasok melalui penerapan manajemen,

teknologi dan permodalan secara profesional.

2. Mengembangkan sistem agroindustri terpadu melalui keterpaduan

sistem penanganan pascapanen, pengolahan, pemasaran hasil

pertanian dan penerapan sistem jaminan mutu, sehingga mampu

memberikan peningkatan pendapatan petani, kesempatan kerja di

pedesaan dan peningkatan nilai tambah produk hortikultura secara adil

dan profesional.

Page 26: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

18

3. Mengembangkan penerapan sistem jaminan mutu hasil hortikultura

secara efektif dan operasional untuk meningkatkan daya saing produk

segar dan olahan, baik di pasar domestik maupun internasional.

4. Meningkatkan daya serap pasar domestik melalui kebijakan promosi

dan proteksi produk pertanian yang efektif dan efisien.

5. Meningkatkan akses pasar luar negeri hasil hortikultura melalui

kebijakan promosi dan proteksi produk pertanian yang efektif dan

efisien.

6. Mengembangkan kapasitas institusi Dit PPHH yang professional dan

berintegritas moral tinggi.

2.1.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan Strategis Dit PPHH adalah:

1. Meningkatkan produk hortikultura segar yang aman, bermutu dan

berdaya saing di pasar domestik maupun internasional.

2. Meningkatkan daya saing produk olahan hasil hortikultura melalui

pengembangan diversifikasi produk dan penggunaan teknologi tepat

guna.

3. Menguatkan kelembagaan kelompok/gapoktan dan koperasi dalam

mengembangkan kewirausahaan dan ekonomi kreatif sub sektor

hortikultura.

4. Menciptakan iklim investasi produk hortikultura yang menarik.

5. Meningkatkan pangsa pasar produk nusantara di pasar domestik.

6. Meningkatkan sarana dan kelembagaan pemasaran hasil hortikultura.

Page 27: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

19

7. Meningkatkan kerjasama/kemitraan antar pelaku usaha dan sinergi

antar instansi terkait.

8. Meningkatkan promosi dalam dan luar negeri.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan Sasaran yang ingin

dicapai oleh Dit PPHH yaitu:

1. Meningkatnya produk hortikultura segar yang aman, bermutu dan

berdaya saing di pasar domestik maupun internasional.

2. Meningkatnya daya saing produk olahan hasil hortikultura melalui

pengembangan diversifikasi produk dan penggunaan teknologi tepat

guna.

3. Menguatnya kelembagaan kelompok/gapoktan dan koperasi dalam

mengembangkan kewirausahaan dan ekonomi kreatif sub sektor

hortikultura.

4. Terciptanya iklim investasi produk hortikultura yang menarik.

5. Meningkatnya pangsa pasar produk nusantara di pasar domestik.

6. Meningkatnya sarana dan kelembagaan pemasaran hasil hortikultura.

7. Meningkatnya kerjasama/kemitraan antar pelaku usaha dan sinergi

antar instansi terkait.

8. Meningkatnya promosi dalam dan luar negeri.

Page 28: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

20

2.1.4.Strategi

Strategi yang dikembangkan dalam mewujudkan tujuan pembangunan

hortikultura diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut:

1. Penerapan dan pengawasan standar mutu komoditi strategis dan

keamanan pangan.

2. Pengembangan dan pengelolaan sarana kelembagaan pemasaran

produk hasil pertanian.

3. Pengembangan kewirausahaan dan investasi pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian

4. Pemenuhan permintaan pasar dalam negeri dan penguatan ekspor

komoditas strategis.

Sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Dit PPHH adalah (1) meningkatnya

ekspor produk hortikultura, (2) penurunan laju volume impor produk

hortikultura, dan (3) meningkatnya penguasaan pasar domestik produk

hortikultura nusantara.

2.1.5 Arah Kebijakan

Mengacu kepada arah kebijakan Kementerian Pertanian dan tugas pokok

dan fungsi Dit PPHH, maka kebijakan pengembangan Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018 ditetapkan sebagai berikut :

1. Kebijakan Pascapanen Hasil Hortikultura

Dalam upaya menekan kehilangan hasil produksi dan mempertahankan

mutu hasil hortikultura diperlukan dukungan sarana dan prasarana

penanganan pascapanen. Penanganan pascapanen yang baik harus

mampu menekan kehilangan hasil, memperpanjang umur simpan

Page 29: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

21

(selflife), mempertahankan kesegaran (vaselife), meningkatkan daya

saing, meningkatkan nilai tambah, meningkatkan efisiensi penggunaan

sumber daya sarana, memberikan keuntungan yang optimum untuk

pengembangan hortikultura yang berkelanjutan. Penanganan pascapanen

itu merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan terhadap produk

untuk siap jual.

Kebijakan mendorong penanganan pascapanen diarahkan pada

pembinaan dan bimbingan teknis serta dukungan fasilitasi bangsal

pascapanen/gudang pengering dan peralatan pascapanen lainnya pada

pengembangan kawasan, komoditas utama terutama cabai dan bawang

dan jeruk serta komoditas yang potensi dan berorientasi ekspor maupun

komoditas yang masif. Langkah operasional yang telah dilakukan antara

lain fasilitasi peralatan pascapanen, pengadaan bangsal pascapanen, dan

bimbingan teknis pascapanen.

2. Kebijakan Pengolahan Hasil Hortikultura

Dalam upaya pengembangan pengolahan hasil hortikultura, dengan

karakteristik usaha yang berskala kecil dengan berbagai keterbatasannya,

memerlukan kebijakan pengembangan yang memiliki keunggulan. Salah

satu pendekatan terintegrasi yang dipandang sesuai, adalah pendekatan

kelompok yang memiliki jaringan usaha yang terkait. Pendekatan

pengembangan aktifitas usaha pengolahan secara berkelompok dalam

kegiatan usaha yang sejenis, tentunya dapat meningkatkan kapasitas

serta daya saing usaha, yang kemudian dapat dikembangkan beberapa

usaha yang cakupannya berbeda tetapi masih saling terkait menjadi

bentuk klaster (inti dan plasma). Keunggulan pola klaster ini, mengacu

pada argumentasi bahwa sulit bagi usaha berskala kecil secara individual

Page 30: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

22

untuk bersaing dengan usaha berskala besar dalam suatu aktifitas yang

sama (economic of scale).

Pengembangan suatu usaha dengan pendekatan claster, dimana

kelompok usaha yang saling terkait dari berbagai jenis usaha dan

beroperasi dalam wilayah yang saling berdekatan, terbukti memiliki

kemampuan untuk tumbuh dan berkembang.

Usaha pengolahan yang berbasis klaster di beberapa negara,

menunjukkan kemampuannya secara berkesinambungan untuk mampu

menembus pasar ekspor, menghasilkan nilai tambah yang memadai,

mampu menyerap tenaga kerja dan sangat responsif terhadap

pemanfaatan inovasi teknologi. Dengan demikian, pengembangan

agroindustri pedesaan, dengan karakter dan kondisi yang ada, pola

pengembangan klaster (inti plasma) merupakan pilihan yang tepat, karena

pelaku usaha pengolahan dapat meningkatkan kapasitas produksi,

meningkatkan akses pasar dan efisiensi usaha sebagai dampak dari

aktifitas usaha yang saling bersinergi.

Optimalisasi potensi perempuan dalam meningkatkan produktivitas

pertanian dapat dilakukan melalui kegiatan produktif di mana kesetaraan

gender menjadi inti pengembangan program peningkatan nilai tambah dan

daya saing produk pertanian. Oleh karena itu, perencanaan pembangunan

sector pertanian, khususnya usaha usaha agroindustri pedesaan yang

responsif gender sangat diperlukan. Hal tersebut mempunyai peran untuk:

1) menjamin pelaksanaan pembangunan yang lebih mantap,

berkesinambungan, dan mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi,

dengan mempertimbangkan pengalaman, aspirasi, permasalahan dan

kebutuhan perempuan dan laki laki; 2) memperkecil kesenjangan gender

Page 31: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

23

yang terjadi di berbagai bidang pembangunan; 3) meningkatkan

pendapatan keluarga sehingga dapat mensejahterakan keluarga.

Secara teknis usaha agroindustri terpadu adalah unit usaha yang telah

memperhatikan dan mengembangkan aspek aspek penyiapan bahan

baku yang bermutu, menerapkan prinsip Good Agricultural Practices

(GAP), Good Handling Practices (GHP) dan Good Manufacturing

Practices (GMP), menerapkan sistem jaminan keamanan mutu hasil

pertanian khususnya pangan, serta telah memanfaatkan dan mengelola

limbah dengan baik (zero waste). Usaha agroindustri tersebut merupakan

industri pengolahan hasil pertanian skala kecil menengah dan skala rumah

tangga yang pada umumnya berada dan dimiliki warga di pedesaan yang

bergerak dalam usaha pengolahan makanan minuman, biofarmaka,

bioenergi, dan pengolahan hasil samping. Agroindustri terpadu ini

dikembangkan dengan tujuan : meningkatkan nilai tambah hasil panen di

pedesaan, baik untuk konsumsi langsung, maupun untuk bahan baku

agroindustri lanjutan; memberikan jaminan mutu dan harga sehingga

tercapai efisiensi agribisnis; mengembangkan diversifikasi produk sebagai

upaya penggulangan kelebihan produksi atau kelangkaan permintaan

pada periode tertentu; sebagai wahana pengenalan, penguasaan,

pemanfaatan teknologi tepat guna dan sekaligus sebagai wahana peran

serta masyarakat pedesaan dalam sistem agribisnis, dan menjaga

kelestarian lingkungan.

Kebijakan pengembangan pengolahan hasil hortikultura antara lain

dilaksanakan dengan peningkatan nilai tambah melalui agroindustri

pedesaan, peningkatan inovasi dan diseminasi teknologi pengolahan,

peningkatan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian melalui

optimalisasi dan modernisasi sarana pengolahan dan peningkatan

Page 32: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

24

kemampuan dan memberdayakan SDM pengolahan dan penguatan

lembaga usaha pengolahan hasil di tingkat petani.

3. Kebijakan Penerapan Jaminan Mutu Hortikultura

Kebijakan penerapan jaminan mutu hortikultura meliputi kebijakan di

bidang standardisasi dan mutu. Kebijakan standardisasi merupakan

bagian yang tak dapat dipisahkan dari pembinaan mutu hasil pertanian

sejak proses penyiapan bahan baku, produksi hingga produk di tangan

konsumen. Penerapan sistem standardisasi secara optimal sebagai alat

pembinaan mutu hasil pertanian bertujuan untuk meningkatkan efisiensi

proses produksi maupun produktivitas di bidang pertanian yang pada

akhirnya akan meningkatkan daya saing dan mendorong kelancaran

pemasaran komoditi pangan serta mendorng berkembangnya investasi di

sektor pertanian.

Untuk kebijakan mutu hasil pertanian, saat ini masih memfokuskan pada

aspek keamanan dan mutu produk merupakan salah satu syarat yang

harus dipenuhi untuk dapat memenangkan persaingan. Sistem keamanan

pangan dan mutu produk pangan hasil hortikultura harus sudah mulai

diterapkan sejak awal hingga akhir, sehingga diharapkan sistem berjalan

dengan baik. Di era pasar bebas ini industri pangan Indonesia mau tidak

mau harus mampu bersaing dengan masuknya produk industri pangan

negara lain yang telah mapan dalam sistem manajemen mutunya.

Kebijakan pengembangan standardisasi dan mutu yang dilaksanakan

dengan pengembangan standardisasi dan mutu.

4. Kebijakan dan Pemasaran Investasi

Kebijakan yang diambil dalam bidang pemasaran dan investasi

difokuskan pada pengembangan pemasaran dalam negeri yang

Page 33: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

25

diarahkan bagi terciptanya mekanisme pasar yang berkeadilan, sistem

pemasaran yang efisien dan efektif, meningkatnya posisi tawar

petani/pelaku usaha, serta meningkatnya pangsa pasar produk lokal di

pasar domestik, dan meningkatnya konsumsi terhadap produk pertanian

Indonesia, serta terpantaunya harga komoditas hasil hortikultura di

seluruh provinsi. Untuk mencapai hal tersebut maka kebijakan yang

dilaksanakan adalah pengembangan jaringan pemasaran domestik,

pengembangan sarana dan kelembagaan pasar, kebijakan pemantauan

pasar dan stabilisasi harga dan pengembangan Pelayanan Informasi

Pasar (PIP).

PIP bertujuan untuk menciptakan sistem Pelayanan Informasi Pasar yang

cepat, tepat, kontinu, terkini dan dapat dipercaya agar langsung dapat

dimanfaatkan oleh para pengguna informasi, meningkatkan kualitas data

dan informasi pasar, sehingga lebih akurat, terkini, kontinu dan lengkap

serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaksana kegiatan

pelayanan informasi pasar.

Untuk pengembangan pemasaran internasional dimaksudkan untuk

percepatan peningkatan ekspor hasil pertanian, baik dalam bentuk segar

maupun olahan, sehingga dapat meningkatkan pangsa pasar produk lokal

di pasar internasional dan sekaligus meningkatkan perolehan devisa

negara. Disamping itu, pengembangan pemasaran internasional juga

dimaksudkan untuk melindungi produk pertanian dalam negeri melalui

kebijakan yang kondusif dan tidak bertentangan dengan peraturan yang

berlaku pada WTO. Untuk mencapai hal tersebut maka kebijakan

pemasaran internasional yang dilaksanakan adalah peningkatan

negosiasi dan advokasi pemasaran internasional, perumusan dan

disiminasi kebijakan pemasaran internasional, peningkatan akses pasar

Page 34: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

26

komoditi segar/produk olahan ekspor, pengembangan market intelligence

dan database dan penguatan rantai pasok.

Kebijakan pengembangan usaha pertanian yang semula berorientasi

produksi diarahkan kepada penerapan konsep pengembangan usaha

agribisnis yang utuh yaitu usaha tani yang fokus dan terpadu antara

usaha agroinput (hulu) kegiatan produksi (on farm) dan pengolahan

(processing) serta pemasaran dengan berorientasi kepada peningkatan

kesejahter4aan petani dan pelaku usaha disamping peningkatan

produksi. Dengan perkataan lain bahwa wujud pengembangan usaha

yang dituju adalah berkembangnya agribisnis hulu hilir oleh petani dan

masyarakat di pedesaan. Hal tersebut dimaksudkan agar nilai tambah

atau added value berada pada petani dan usaha kelompok/koperasi

menjadi profit center di perdesaan. Kebijakan dalam pengembangan

investasi dilaksanakan dengan memperkuat 4 (empat) pilar agribisnis

yaitu : Sumberdaya (sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan

kelembagaan usaha), teknologi, permodalan dan pasar.

Untuk melaksanakan kebijakan tersebut maka dilaksanakan kegiatan

pengembangan kelembagaan usaha dan penguatan manajerial dan

ketrampilan usaha, pengembangan promosi produk dan investasi di

dalam dan di luar negeri, pengembangan dan fasilitasi kemitraan usaha,

pengembangan kawasan produk speciality, pengembangan agrowisata

(hortipark) dan pengembangan kewirausahaan dan ekonomi kreatif.

Page 35: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

27

2.1.6 Program dan Kegiatan

Program

Program Dit PPHH adalah : “Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing

Hortikultura”, dan hal ini telah sejalan dengan program Direktorat Jenderal

Hortikultura yaitu, “Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura”

Kegiatan

1. Kegiatan Pusat

Kegiatan pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura di

pusat lebih bersifat pada pembinaan dan pengawalan kegiatan secara

makro serta perumusan kebijakan kebijakan yang dapat memenuhi target

prioritas dari Direktorat Jenderal Hortikultura, meliputi : pengembangan

kebijakan, koordinasi perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan,

pembinaan,bimbingan dan pengawalan teknis terutama kegiatan fasilitasi

di daerah dan manajemen usaha, pengembangan data base dan sistem

informasi publik, promosi produk dan investasi di sektor hortikultura, serta

monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Dalam rangka penyelenggaran suatu organisasi tentunya memerlukan

dukungan/ fasilitasi layanan kantor yang didukung oleh kemampuan dan

kecekatan sumberdaya manusia yang baik. Hal ini akan berpengaruh

terhadap keberhasilan kinerja institusi, di samping tersedianya sumber

dana dan sarana yang memadai serta prosedur tata kelola administrasi

yang baik.

Proses dan pengelolaan kegiatan Dit PPHH didukung oleh layanan

perkantoran yang dilaksanakan dalam rangka memfasilitasi keperluan

sarana administrasi, pembinaan kegiatan lapangan, surat menyurat, rapat-

rapat/koordinasi dengan instansi terkait, verifikasi, evaluasi serta

Page 36: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

28

pendampingan kegiatan terkait fasilitasi barang kekayaan negara,

fasilitasi sarana administrasi, penggandaan laporan, pendataan, serta

kepegawaian di lingkungan perkantoran.

Agar kinerja perkantoran dapat tercapai dengan baik dan efisien, maka

perlu dukungan kemampuan SDM yang handal, tersedianya sarana dan

prasarana kerja yang memadai, prosedur tata kelola administrasi yang

baik dan dukungan dana yang optimal.

Tujuan dan sasaran dapat diwujudkan, Dit PPHH melakukan Peningkatan

Capacity Building bagi staf Dit PPHH. Peningkatan Capacity Building ini

bertujuan untuk pengembangan karakter, memberi motivasi,

meningkatkan persepsi dan kerja sama tim yang kuat.

2. Kegiatan Dekonsentrasi Provinsi

Kegiatan dekonsentrasi merupakan pelimpahan wewenang dari

pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di

daerah.Pendanaan dalam rangka dekonsentrasi dialokasikan untuk

kegiatan Dinas Pertanian Propinsi untuk melakukan pembinaan ke

kabupaten/kota, sehingga kegiatan yang dilaksanakan antara lain :

sinkronisasi, koordinasi, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan,

penyuluhan, pembinaan, pengawasan serta pengendalian sehingga

kegiatannya bersifat non fisik. Kegiatannya hampir sama dengan kegiatan

pusat hanya saja ruang lingkupnya lebih kecil yaitu pembinaan dan

pengawalan kegiatan di lingkup Dinas Pertanian kabupaten/kota dari

masing masing propinsi. Kegiatan tersebut meliputi Bangsal Pascapanen,

Sarana Prasarana Pengolahan, Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai

Tambah dan Daya Saing Hortikultura.

Page 37: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

29

a. Bangsal Pascapanen

Dalam rangka pengembangan produk hortikultura yang bermutu

dan berdaya saing di pasar domestik dan internasional, selain

penerapan budidaya yang baik dan benar (Good Agricultural

Practices/GAP), juga diperlukan penanganan pascapanen yang baik

dan benar (Good Handling Practices/GHP). Kegiatan pascapanen

produk hortikultura merupakan salah satu kegiatan dalam usahatani

yang perlu mendapat perhatian, karena menyangkut upaya menekan

kehilangan hasil baik dalam bobot maupun mutu dan memperpanjang

kesegaran produk dan umur simpan. Diperkirakan menurut FAO

tahun 1979 tingkat kerusakan dapat mencapai 30-50% bila

penanganan saat panen kurang tepat.

Penanganan pascpanen hortikultura merupakan salah satu

mata rantai dalam pencapaian standar mutu produk hortikultura.

Aneka ragam produk hortikultura sebelum dipasarkan ke berbagai

pasar atau dijual langsung kepada konsumen, perlu mengalami

perlakuan penyiapan yang pada umumnya dilakukan di bangsal

pascapanen (packing house).

Keterbatasan pengetahuan penanganan pascapanen

hortikultura di Indonesia menyebabkan banyak pelaku usaha

hortikultura yang belum melakukan praktek-praktek penanganan hasil

panen di bangsal pascapanen sehingga mengakibatkan menurunnya/

kehilangan hasil, memperpendek masa simpan dan menurunnya

mutu produk.

Page 38: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

30

b. Sarana Prasarana Pascapanen

Kenyataan di lapangan, walaupun petani sudah menghasilkan aneka

produk buah, sayur, tanaman obat dan florikultura bermutu baik,

namun seringkali masih terjadi kehilangan hasil yang tinggi dan

rendahnya ketersedian produk hortikultura sesuai standar. Petani dan

pelaku usaha masih sering melakukan melakukan penanganan

pascapanen tanpa memperhatikan karakteristik produk dan sarana

pascapanen yang tepat. Oleh karena itu perlu diupayakan

penanganan pascapanen yang baik dan konsisten sepanjang rantai

komoditas mulai pascapanen hingga ke konsumen.

Dalam pelaksanaan kegiatan pascapanen di bangsal pascapanen,

diperlukan juga sarana prasarana pascapanen yang menunjang

kegiatan pascapanen. Selain itu, kegiatan pascapanen yang

dilaksanakan di lapangan juga memerlukan sarana prasarana

pascapanen.

c. Bimbingan Teknis Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing

Hortikultura

Kegiatan bimbingan teknis peningkatan nilai tambah dan daya saing

hortikultura terdiri dari Fasilitasi Penerapan Sistem Jaminan Mutu

Hortikultura dan Fasilitasi Pemasaran Hortikultura.

Peningkatan daya saing produk pertanian dapat dilakukan melalui

mekanisme penjaminan mutu dan keamanan pangan. Bentuk jaminan

mutu produk hasil pertanian adalah sertifikat jaminan mutu dan atau

label yang menyatakan kesesuaian produk terhadap Standar

Page 39: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

31

Nasional Indonesia (SNI) atau persyaratan teknis minimal lain yang

diacu. Untuk mendapatkan sertifikat jaminan mutu dan keamanan

pangan, pelaku usaha pertanian harus menerapkan sistem jaminan

mutu dan mengajukan permohonan penilaian (registrasi/sertifikasi) ke

Lembaga Sertifikasi atau Otoritas Kompeten Keamanan

Pangan.Untuk produk pertanian non pangan penjaminan dapat

dilakukan melalui registrasi oleh instansi yang ditunjuk. Kegiatan

penerapan sistim jaminan mutu, pendampingan penerapan Internal

Control System (ICS) dan pendampingan pra inspeksi dalam proses

sertifikasi/registrasi. Sasaran kegiatan fasilitasi sistem jaminan mutu

dan keamanan pangan adalah poktan/gapoktan yang mengusahakan

komoditi hortikultura dan yang telah mendapatkan bantuan sarana

prasarana budidaya, penanganan pascapanen atau pengolahan hasil

hortikultura yang tepat. Kegiatan ini harus melibatkan pembina mutu

atau pendamping dari kabupaten/kota dan provinsi untuk melakukan

pendampingan dan monitoring pelaksanaan kegiatan dimaksud.

Dalam upaya meningkatkan akses pasar produk pertanian, diperlukan

berbagai perbaikan sarana dan prasarana fisik serta kelembagaan

pemasaran, guna memberikan manfaat yang optimal bagi semua

pelaku usaha yang terlibat. Fasilitasi pemasaran hortikultura

dilakukan dalam bentuk fasilitasi pemasaran di Sub Terminal

Agribisnis (STA), fasilitasi pemasaran untuk kelompok tani atau

gabungan kelompok tani serta fasilitasi untuk Petugas Informasi

Pasar (PIP) di daerah-daerah sentra utama.

Sub Terminal Agribisnis (STA) merupakan suatu tempat/sarana

pemasaran yang dibangun secara spesifik untuk melayani dan

melaksanakan kegiatan distribusi dan pemasaran hasil pertanian

Page 40: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

32

petani/pelaku usaha pertanian dari sumber produksi ke lokasi tujuan

pemasaran. STA merupakan suatu lembaga yang mapan dan mampu

mengelola pasokan hasil pertanian yang memenuhi syarat dari

sumber produksi ke lokasi tujuan pemasaran, kualitas, kuantitas,

kontinuitas dan harga produk hasil pertanian yang pantas diterima,

baik oleh petani maupun konssumen. Tujuan fasilitasi dan

kelembagaaan STA adalah sebagai sarana untuk menggerakkan dan

memperlancar distribusi/pemasaran hasil pertanian dari sumber

produksi ke lokasi permintaan produk (pasar/konsumen) dan sebagai

fasilitator pemasaran hasil pertanian bagi petani/pelaku usaha

pertanian lainnya. Fasilitasi sarana dan kelembagaan STA di daerah

di danai melalui dana dekonsentrasi berupa dana pengawalan dan

pembinaan STA.

Fasilitasi Pemasaran untuk Poktan/Gapoktan dilakukan untuk

memperkuat peran kelembagaan pemasaran hasil pertanian di tingkat

petani yaitu Poktan PHP (Kelompok Tani Pemasar Hasil Pertanian)

agar dapat membantu petani dalam memperluas jaaringan

pemasaran.Fasilitasi Pemasaran untuk Poktan/Gapoktan disediakan

bagi Poktan/gapoktan yang sudah melaksanakan kegiatan

pemasaran secara rutin namun masih memiliki keterbatasan dalam

penyediaan sarana/prasarana dan kemampuan manajemen

pemasaran.

Fasilitasi dan Pembinaan PIP bertujuan untuk menciptakan sistem

Pelayanan Informasi Pasar yang cepat, tepat, kontinu, terkini dan

dapat dipercaya agar langsung dapat dimanfaatkan oleh para

penggunan informasi, meningkatkan kualitas data dan informasi

pasar sehingga lebih akurat, terkini, kontinu dan lengkap

Page 41: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

33

meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaksana kegiatan

pelayanan informasi pasar.

d. Fasilitasi Pengolahan Hasil Hortikultura

Untuk mendukung keberhasilan terhadap pemanfaatan bantuan

sarana dan peralatan alat mesin pengolahan yang telah diadakan Dit

PPHH, maka perlu dilakukan pembinaan dan pengawalan terhadap

poktan/gapoktan penerima bantuan.Dalam melaksanakan pembinaan

dan pendampingan teknis maupun manajemen terhadap kelompok

tani/gapoktan/pelaku usaha dalam pengembangan pengolahan hasil

pertanian perlu dilakukan lebih insentif sehingga pemanfaatan

bantuan peralatan dan mesin dapat berjalan optimal serta

meningkatkan manajemen pengelolaan, efisiensi dan efektifitas unit

pengolahan hasil pertanian. Pembinaan, pengawalan dan

pendampingan dilakukan oleh petugas Dinas Propinsi dan

Kabupaten/Kota kepada kelompok tani/gapoktan/pelaku usaha di

sejauh mana perkembangan unit pengolahan hasil pertanian di

daerah saat ini wilayah yang menjadi binaannya. Implementasi

program peningkatan nilai tambah dan daya saing dan ekspor

diwujudkan dalam berbagai bentuk fasilitasi bantuan kepada

kelompok sasaran. Sehingga perlu dilihat sejauh mana

perkembangan program dan kegiatan di tingkat lapang.

Perkembangan pembangunan unit pengolah hasil pertanian di daerah

saat ini masih membutuhkan perhatian khusus dalam

operasionalisasinya. Hal ini memberikan gambaran bahwa

perkembangan pengolahan hasil pertanian di daerah harus

memberikan informasi yang dapat dideskripsikan antara lain UPH dan

Page 42: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

34

kelembagaannya, operasionalisasi, keragaan alat dan mesin, dan

pelaku usahanya.

3. Kegiatan Dana Tugas Pembantuan Propinsi

Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah

dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten atau kota

dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten atau kota kepada desa

untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan

mempertanggung jawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.

Dana Tugas Pembantuan Propinsi adalah dana yang berasal dari APBN

yang dilaksanakan oleh kabupaten/kota akan tetapi lokasi anggarannya

berada di propinsi. Pendanaan dalam rangka Tugas Pembantuan

dialokasikan untuk kegiatan bersifat fisik yaitu bantuan sarana prasarana

pascapanen, bangsal pascapanen dan sarana prasarana pengolahan.

4. Kegiatan Dana Tugas Pembantuan Kabupaten

Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah

dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten atau kota

dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten atau kota kepada desa

untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan

mempertanggung jawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.

Dana Tugas Pembantuan Kabupaten adalah dana yang berasal dari

APBN yang dilaksanakan oleh kabupaten/kota di mana lokasi

anggarannya berada di propinsi. Pendanaan dalam rangka Tugas

Pembantuan dialokasikan untuk kegiatan bersifat fisik yaitu bantuan

sarana prasarana pascapanen, bangsal pascapanen dan sarana

prasarana pengolahan.

Page 43: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

35

2.2 Perjanjian Kinerja

Dit PPHH telah menetapkan standar kinerja pada awal tahun 2018.

Standar kinerja tersebut dituangkan dalam bentuk Perjanjian

Kinerja/PK(terlampir). Perjanjian kinerja (PK) merupakan

kesepakatan/kontrak kerja antara Direktur Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Hortikultura dengan Direktur Jenderal Hortikultura untuk

melaksanakan Program dan Kegiatan yang mendukung Program

Direktorat Jenderal Hortikultura.

Pencapaian Sasaran Strategis Dit PPHH yaituberkembangnya komoditas

bernilai tambah dan berdaya saing diukur melalui indikator kinerja.

Anggaran Dit PPHH pada awalnya berjumlah Rp. 23.809.000.000,- .

Perjanjian Kinerja awal pada tahun 2018 ditampilkan pada Tabel 1 berikut.

Pada bulan Juli 2018, Dit PPHH mengalami pemotongan anggaran

menjadi Rp. 23.703.494.000,- dan Perjanjian Kinerja Tahun 2018

mengalami perubahan. Perjanjian Kinerja perubahan tersebut ditampilkan

pada Tabel 2. Perubahan Perjanjian Kinerja tersebut didasarkan atas

arahan pimpinan untuk menyesuaikan kinerja agar lebih realistis.

Page 44: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

36

Tabel 1. Perjanjian Kinerja (PK) Dit PPHH Tahun 2018 (Januari, 2018)

No Sasaran Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya pengolahan dan pemasaran hasil tanaman hortikultura untuk komoditas ekspor dan pengendali impor

1 Volume ekspor hortikultura

212.245,75 Ton*)

2 Rasio ketersediaan informasi pasar komoditas hortikultura terhadap informasi yang dibutuhkan

90%

2 Meningkatnya pemenuhan infrastruktur pertanian pascapanen dan pengolahan hortikultura

1 Rasio Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dan sarana prasarana pasca panen dan pengolahan hortikultura yang dimanfaatkan terhadap total Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dan sarana prasarana pasca panen dan pengolahan hortikultura

100%

Catatan : *) Volume ekspor hortikultura yang masuk program IKU yaitu mangga, Nenas, manggis, salak, pisang, krisan, kentang, jamur dan jahe

Sumber : Perjanjian Kinerja Dit PPHH Tahun 2018 (Januari, 2018)

Page 45: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

37

Tabel 2. Perjanjian Kinerja (PK) Dit PPHH Tahun 2018 (Juli, 2018)

No Sasaran Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya pengolahan dan pemasaran hasil tanaman hortikultura untuk komoditas ekspor dan pengendali impor

1 Volume ekspor hortikultura

212.246 Ton

2 Rasio ketersediaan informasi pasar komoditas hortikultura terhadap informasi yang dibutuhkan

70%

2 Meningkatnya pemenuhan infrastruktur pertanian pascapanen dan pengolahan hortikultura

1 Rasio Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dan sarana prasarana pasca panen dan pengolahan hortikultura yang dimanfaatkan terhadap total Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dan sarana prasarana pasca panen dan pengolahan hortikultura

90%

Sumber : Perjanjian Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura Tahun 2018 (Juli, 2018)

Struktur output kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura

pada tahun 2018 sesuai dengan RKAKL-2018 terdiri dari (1) Sertifikasi

Standar, Mutu dan Pemasaran Hortikultura (5887.055), (2) Fasilitasi

Pasca Panen dan Pengolahan Cabai dan Bawang Merah (5887.062), (3)

Fasilitasi Teknis Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

(5887.063) dan Fasilitasi Pascapanen dan Pengolahan Hortikultura

Page 46: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

38

Lainnya (5887.064). Struktur output Dit PPHH ditampilkan pada Tabel 3

berikut.

Tabel 3. Struktur Output Dit PPHH Tahun 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Meningkatnya Nilai tambah dan daya saing hasil hortikultura

1. Sertifikasi Standar, Mutu dan Pemasaran Hortikultura

100 Unit

2 Meningkatnya pemenuhan infrastruktur pertanian pascapanen dan pengolahan hortikultura

2. Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Cabai dan Bawang Merah

142 Unit

3. Fasilitas Teknis Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

12 Bulan

4. Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Hortikultura Lainnya

6 Unit

Sumber: RKAKL DIPA Tahun 2018

Anggaran Dit PPHH Tahun 2018 terdiri dari anggaran pusat dan daerah.

Adapun struktur anggaran Dit PPHH Tahun 2018 ditampilkan pada Tabel 4

dan 5.

Page 47: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

39

Tabel 4 .Struktur Anggaran Dit Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Berdasarkan Struktur Output Tahun 2018

No Output Anggaran (Rp) Target

1 Sertifikasi Standar, Mutu dan Pemasaran Hortikultura

5.705.500.000 100 Unit

2 Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Cabai dan Bawang Merah

15.110.875.000 142 Unit

3 Fasilitas Teknis Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

2.394.625.000 12 bulan

4 Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Hortikultura Lainnya

598.000.000 6 Unit

Sumber: RKAKL DIPA Tahun 2018

Tabel 5 .Struktur Anggaran Dit Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Berdasarkan Kewenangan Pusat dan Daerah

Tahun 2018

Anggaran Pusat (Rp) Anggaran Daerah (Rp) Total (Rp)

2.409.169.000 21.294.325.000 23.703.494.000

Sumber: RKAKL DIPA Tahun 2018

Page 48: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

40

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan

Gambaran kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Hortikultura Tahun 2018

dapat diketahui dari hasil pengukuran kinerja yang terdapat pada Perjanjian

Kinerja (PK) yaitu dengan membandingkan antara realisasi dengan target

yang ditentukan di awal tahun. Untuk mengukur tingkat capaian kinerja tahun

2016 tersebut digunakan metode scoring yang mengelompokkan capaian

kedalam 4 (empat) kategori kinerja, yaitu: 1) sangat berhasil (capaian

>100%), 2) berhasil (capaian 80 - 100%), 3) cukup berhasil (capaian 60 <

79%), dan 4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah

ditetapkan.

3.2 Pencapaian Kinerja Tahun 2018

Pengukuran capaian kinerja atas kegiatan pembangunan pengolahan dan

pemasaran hasil hortikultura yang telah difasilitasi melalui dukungan dana

APBN pada Tahun 2018 dilakukan dengan membandingkan target kinerja

yang telah ditetapkan dengan pencapaian realisasi target tersebut.

3.2.1 Pencapaian Kinerja Dit PPHH Berdasarkan Perjanjian Kinerja

Tahun 2018

Capaian kinerja Dit PPHH Tahun 2018 berdasarkan Perjanjian Kinerja

tahun 2018 ditampilkan pada Tabel 6 berikut.

Page 49: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

41

Tabel 6. Capaian Kinerja Dit PPHH Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2018

No Sasaran Indikator Kinerja

Target Realisasi Persentase

1 Meningkatnya pengolahan dan pemasaran hasil tanaman hortikultura untuk komoditas ekspor dan pengendali impor

1 Volume ekspor hortikultura

212.246 Ton

285.824,87 Ton

134,67%

2 Rasio ketersediaan informasi pasar komoditas hortikultura terhadap informasi yang dibutuhkan

70% 94,39% 134,85%

2 Meningkatnya pemenuhan infrastruktur pertanian pascapanen dan pengolahan hortikultura

1 Rasio Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dan sarana prasarana pasca panen dan pengolahan hortikultura yang dimanfaatkan terhadap total Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dan sarana prasarana pasca panen dan pengolahan hortikultura

90% 100% 111,11%

Sumber Data : Perjanjian Kinerja Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura Tahun 2018

Page 50: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

42

a. Volume Ekspor Hortikultura

Capaian kinerja volume ekspor komoditas hortikultura dilakukan

dengan menghitung volume ekspor produk pertanian hortikultura

berdasarkan perhitungan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

bulan Januari-Desember 2019, baik komoditas segar dan olahan.

Berdasarkan Perjanjian Kinerja tahun 2019, komoditas yang

diperhitungkan sebagai total volume ekspor ada 9 (Sembilan)

komoditas yaitu Kentang, Jamur, Mangga, Manggis, Nenas, Pisang,

Salak, Jahe dan Krisan

Berdasarkan perhitungan data volume ekspor komoditas hortikultura

untuk kesembilan komoditas di atas pada tahun 2018 adalah 433.999

ton. Berdasarkan nilai tersebut, diperoleh hasil bahwa capaian kinerja

volume ekspor hortikultura pada tahun 2018 adalah sebesar 204,48%

dari target sebesar 212.246 ton. Volume ekspor komoditas hortikultura

secara rinci ditampilkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Volume Ekspor Hortikultura Tahun 2018

No Komoditas Volume Ekspor (Ton)

1 Kentang 5.163

2 Jamur 4.008

3 Mangga 2.568

4 Manggis 38.831

5 Nenas 228.537

6 Pisang 30.373

7 Salak 1.233

8 Jahe 3.203

9 Krisan 59

Total 313.975

Sumber Data : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (2019)

Page 51: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

43

Tabel 8. Target dan Realisasi Volume Ekspor Hortikultura Tahun 2018

No Target (Ton) Realisasi (Ton) Persentase (%)

1 212.246 313.975 147,93

Keberhasilan pencapaian target ini, karena Direktorat Jenderal

Hortikultura melalui Dit PPHH senantiasa melakukan inisiasi dan

perluasan pasar dalam rangka akselerasi ekspor komoditas hortikultura

melalui kegiatan peningkatan nilai tambah dan daya saing hortikultura.

Beberapa negara tujuan ekspor yang mempersyaratkan rumah kemas

(packing house) yang teregistrasi serta suplai komoditas dari kebun yang

teregistrasi, Dit PPHH melakukan pengawalan dan pendampingan

terhadap pelaku usaha yang akan melakukan proses registrasi. Untuk

komoditas Manggis sendiri, telah dilaksanakan juga launching ekspor

Manggis di Bali dan Sumatera Barat.

Gambar 1. Launching Ekspor

Manggis di Kabupaten

Limapuluh Kota, Sumatera

Barat

Page 52: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

44

b. Rasio Ketersediaan Informasi Pasar Komoditas Hortikultura Terhadap

Informasi Yang Dibutuhkan

Rasio ketersediaan informasi pasar komoditas hortikultura yang

dibutuhkan dihitung dengan membandingkan data informasi pasar

komoditas hortikultura yang tersedia dengan kebutuhan informasi

pasar komoditas hortikultura. Kebutuhan informasi pasar didapatkan

berdasarkan analisis kebutuhan. Informasi pasar meliputi harga

komoditi baik di tingkat produsen maupun eceran, informasi

penawaran, informasi permintaan, ceruk pasar yang tersedia dan lain-

lain. Dalam hal ini, kebutuhan informasi pasar diperoleh dari daerah-

daerah yang mendapatkan alokasi dana Pelayanan Informasi Pasar

Komoditas Hortikultura pada T.A 2018 yang ditampilkan pada Tabel 8.

Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura

Tahun 2018

No Provinsi Unit PIP

Provinsi Kab/Kota

1 Aceh 1 1

2 Sumatera Utara 1 3

3 Sumatera Barat 1 3

4 Riau 1 1

5 Jambi 1 2

6 Sumatera Selatan 1 3

7 Bengkulu 1 1

8 Lampung 1 2

9 Bangka Belitung 1 1

10 Kepulauan Riau 1 1

Page 53: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

45

11 DKI Jakarta 1 5

12 Jawa Barat 1 8

13 Jawa Tengah 1 10

14 DIY 1 3

15 Banten 1 2

16 Jawa Timur 1 4

17 Bali 1 2

18 Nusa Tenggara Barat 1 4

19 Nusa Tenggara Timur 1 1

20 Kalimantan Barat 1 3

21 Kalimantan Tengah 1 1

22 Kalimantan Selatan 1 4

23 Kalimantan Timur 1 2

24 Sulawesi Utara 1 1

25 Sulawesi Tengah 1 2

26 Sulawesi Selatan 1 4

27 Gorontalo 1 3

28 Sulawesi Barat 1 2

Jumlah 28 79

Berdasarkan data pada Tabel 8, diperoleh informasi bahwa data informasi

yang diperlukan berasal dari 107 daerah (28 Provinsi dan 79 kab/kota).

Berdasarkan hasil evaluasi, diperoleh hasil bahwa informasi pasar yang

diperoleh tahun 2018 diperoleh dari 101 kabupaten/kota. Kabupaten/kota

yang tidak mengirimkan data antara lain adalah Kota Metro, Kota Jakarta

Selatan, Kota Jakarta Barat, Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta Utara dan

Page 54: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

46

Kota Palu. Berdasarkan data di atas, rasio ketersediaan informasi pasar

komoditas hortikultura terhadap informasi yang dibutuhkan pada tahun

2018 adalah sebesar 94,39%. Dengan target sebesar 70% dan realisasi

sebesar 94,39%, maka capaian realisasinya senilai 134,67%. Capaian

realisasi rasio ketersediaan informasi pasar komoditas hortikultura

terhadap informasi yang dibutuhkan ditampilkan pada Tabel 10.

Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Kota Jakarta Selatan, Kota

Jakarta Barat, Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta Utara pada tahun 2018

tidak melaporkan data PIP kepada server pusat Kementerian Pertanian,

tetapi melaporkannya pada Info Pangan Jakarta. Oleh karena itu, telah

disampaikan kepada pihak yang terkait untuk melaporkan data PIP

kepada server pusat Kementerian Pertanian.

Tabel 10. Capaian Realisasi Rasio Ketersediaan Informasi Pasar

Komoditas Hortikultura Terhadap Informasi yang

Dibutuhkan

No Target (%) Realisasi (%) Persentase (%)

1 70 94,39 134,85%

c. Rasio Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dan sarana prasarana pasca

panen dan pengolahan hortikultura yang dimanfaatkan terhadap total

Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dan sarana prasarana pasca panen

dan pengolahan hortikultura.

Rasio Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dan sarana prasarana pasca

panen dan pengolahan hortikultura yang dimanfaatkan terhadap total

Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dan sarana prasarana pasca panen

Page 55: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

47

dan pengolahan hortikultura dihitung dengan rumus atau formula

sebagai berikut :

Jumlah alsintan dan sarana prasarana pasca panen dan pengolahan hortikultura yang dimanfaatkan

Total alsintan dan sarana prasarana pasca panen dan pengolahan hortikultura

æ

èç

ö

ø÷x100%

Alat dan atau mesin pertanian yang selanjutnya disebut alsintan berdasarkan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Pengawasan Pengadaan, Peredaran dan Penggunaan Alat dan Atau Mesin

Pertanian adalah peralatan yang dioperasikan dengan motor penggerak maupun

tanpa motor penggerak untuk kegiatan budidaya tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan dan peternakan termasuk kegiatan panen dan pasca panen. Prinsip

dasar penanganan pasca panen berdasarkan Permentan 44 Tahun 2009 tentang

Pedoman Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian Asal Tanaman Yang Baik

(Good Handling Practices) merupakan rangkaian kegiatan setelah panen yang

dilakukan dalam tahapan waktu sesingkat mungkin untuk menghantarkan produk

hortikultura dari lahan produksi ke tangan konsumen dalam keadaan segar dan

baik.

Definisi sarana hortikultura berdasarkan Undang-Undang No. 13 tahun 2010

tentang Hortikultura dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25

tahun 2014 tentang Pemberian Fasilitas dan Insentif Usaha Hortikultura adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat dan/atau bahan yang

dibutuhkan dalam usaha hortikultura. Adapun definisi prasarana hortikultura

berdasarkan Undang-Undang No. 13 tahun 2010 tentang Hortikultura adalah

segala sesuatu yang menjadi penunjang utama usaha hortikultura.

Definisi pengolahan hortikultura berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 tentang Pemberian Fasilitas dan Insentif Usaha

Hortikultura adalah proses mengubah secara fisik, kimiawi dan biologis bahan

komoditas hortikultura menjadi produk turunan. Oleh karena itu sarana prasarana

pengolahan hortikultura adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai

alat dan/atau bahan serta penunjang utama yang dibutuhkan untuk mengubah

secara fisik, kimiawi dan biologis bahan komoditas hortikultura sebagai produk

turunan. Adapun contoh produk turunan hasil pengolahan hortikultura adalah

Page 56: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

48

bawang merah goreng, pasta cabai, saus cabai, pure buah, keripik buah dan lain-

lain.

Definisi sarana prasarana pascapanen adalah adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan sebagai alat dan/atau bahan serta penunjang utama yang dibutuhkan

untuk melakukan proses pascapanen. Berdasarkan definisi di atas, bangsal

pascapanen merupakan salah satu sarana prasarana pascapanen yang dapat

menunjang kegiatan hortikultura.

Tabel 11. Fasilitas Alsintan, Sarana Prasarana Pascapanen dan Pengolahan Hortikultura

No Provinsi/Kab/Kota Sarana Prasarana

Pascapanen Dan Alsintan

Sarana Prasarana

Pengolahan

Jumlah (Unit)

1 Jawa Barat 4 4 8

2 Kab Bandung 2 2 4

3 Sumedang 2 2

4 Garut 2 2

5 Majalengka 2 1 3

6 Grobogan 1 1

7 Temanggung 2 2

8 Jawa Tengah 6 3 9

9 Magelang 2 2 4

10 Karanganyar 2 2

11 DIY 4 1 5

12 Jawa Timur 4 1 5

13 Banyuwangi 2 2

14 Malang 2 2

15 Lumajang 2 1 3

16 Aceh 4 4

17 Sumatera Utara 4 4

18 Simalungun 2 1 3

19 Sumatera Barat 4 2 6

20 Solok 2 2

21 Riau 2 1 3

22 Jambi 4 4

23 Sumatera Selatan 4 1 5

24 Lampung 6 6

25 Kalimantan Barat 2 2

26 Kalimantan Tengah 2 2

27 Kalimantan Selatan 2 2

28 Kalimantan Timur 4 1 5

Page 57: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

49

29 Nunukan (Kalimantan Utara)

2 2

30 Sulawesi Utara 2 1 3

31 Minahasa 2 2

32 Donggala 2 2

33 Enrekang 4 2 6

34 Sulawesi Selatan 2 2

35 Bantaeng 1 1

36 Sulawesi Tenggara 4 4

37 Bali 2 1 3

38 Tabanan 2 2

39 Lombok Timur 2 2

40 Bengkulu 2 1 3

41 Banten 2 2 4

42 Bangka Belitung 2 2

43 Gorontalo 2 2

44 Kepulauan Riau 4 4

45 Bone 2 2

Total 120 28 148

Sumber : RKAKL-DIPA Tahun 2018

Pada tahun 2018, jumlah alat dan mesin pascapanen dan pengolahan

hortikultura yang dialokasikan adalah sejumlah 148 unit dan semuanya

mulai dapat dimanfaatkan. Oleh karena itu, realisasinya mencapai 100%.

Gambar 2. Pemanfaatan Bangunan dan Fasilitas Sarana Pascapanen (Kampar, Riau)

Gambar 3. Pemanfaatan Bangunan dan Fasilitas Sarana Pascapanen Di Nunukan, Kalimantan Utara

Page 58: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

50

3.2.2 Pencapaian Kinerja Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Berdasarkan RKAKL DIPA Tahun 2018

1. Sertifikasi Standar, Mutu dan Pemasaran Hortikultura

Kegiatan sertifikasi standar, mutu dan pemasaran hortikultura pada tahun

2018 sebanyak 100 unit, dialokasikan pada 22 Provinsi yaitu Jawa Barat,

Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan

Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara

Timur, Bengkulu dan Banten.

Berdasarkan pengukuran kinerja sertifikasi standar, mutu dan pemasaran

hortikultura Tahun 2018, dari target output sebanyak 100 unit, dapat

dicapai 85 unit (85%). Realisasi kinerja tersebut ditampilkan pada Tabel

9.

Gambar 4. Fasilitas Sarana Pengolahan di Kab Simalungun

Gambar 5. Praktek Pemanfaatan Fasilitas Sarana Pengolahan di Kab Kampar

Page 59: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

51

Beberapa daerah yang tidak dapat merealisasikan kegiatan sertifikasi

standar, mutu dan pemasaran hortikultura adalah sebagai berikut :

1. Provinsi DIY tidak dapat merealisasikan targetnya, dari target

sebanyak 6 unit, dapat terealisasi 5 unit. Tidak tercapainya target ini,

karena ada 1 (satu) kelompok tani yang mengundurkan diri dan tidak

siap melaksanakan sertifikasi, menjelang dilaksanakannya sertifikasi.

Kelompok tani yang tidak siap disertifikasi organik tersebut adalah

Kelompok Tani Kumpul Makmur, Jamblangan, Purwobinangun,

Pakem, Sleman.

2. Provinsi Aceh tidak dapat merealisasikan kegiatan sertifikasi standar

mutu dan pemasaran hortikultura yang ditargetkan sebanyak 3 unit.

Tidak terealisasinya kegiatan sertifikasi standar mutu dan pemasaran

hortikultura, karena pada saat mengajukan revisi anggaran, ada

perubahan peraturan terbaru, sehingga tidak dapat direvisi. Mutasi

jabatan di Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh juga menjadi alasan

keterlambatan melaksanakan revisi anggaran.

3. Provinsi Kalimantan Selatan tidak dapat merealisasikan kegiatan

sertifikasi standar mutu dan pemasaran hortikultura sebanyak 4 unit

dengan alasan pada saat akan dilaksanakan, kondisi di lapangan

sudah terlewat masa panen.

4. Kegiatan Sertifikasi Standar, Mutu dan Pemasaran Hortikulltura di

Provinsi Sulawesi Utara dengan target output sebanyak 5 unit juga

tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut karena keterlambatan

melaksanakan kegiatan, sehingga tidak sempat melaksanakan proses

sertifikasi, meski sudah melakukan penyusunan dokumen sistem mutu

(doksistu).

5. Kegiatan Sertifikasi Standar, Mutu dan Pemasaran Hortikulltura di

Provinsi Jawa Tengah dengan target output sebanyak 6 unit juga tidak

Page 60: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

52

dapat dilaksanakan. Hal tersebut karena sulit untuk mendapatkan

calon petani/calon lokasi (cp/cl) kelompok tani yang siap untuk

disertifikasi organik.

Walaupun begitu, terdapat Provinsi yang dapat merealisasikan kegiatan

sertifikasi standar, mutu dan pemasaran hortikultura melebihi dari target

yang ditetapkan, yairtu provinsi Sumatera Selatan. Di Provinsi Sumatera

Selatan, dari target sebanyak 5 unit, dapat direalisasikan sebanyak 9 unit.

Tabel 12. Realisasi Kegiatan Sertifikasi Standar, Mutu dan Pemasaran Hortikultura

No Provinsi/Kab/

Kota

Target

(Unit)

Realisasi

(Unit)

Persentase

(%)

1 Jawa Barat 6 6 100

2 Jawa Tengah 6 0 0

3 DIY 6 5 83,33

4 Jawa Timur 6 6 100

5 Aceh 3 0 0

6 Sumatera Utara 4 4 100

7 Sumatera Barat 6 6 100

8 Jambi 5 5 100

9 Sumatera Selatan 5 9 180

10 Lampung 5 5 100

11 Kalimantan Barat 2 2 100

12 Kalimantan Tengah 2 2 100

13 Kalimantan Selatan 4 0 0

14 Kalimantan Timur 3 3 100

15 Sulawesi Utara 5 0 0

16 Sulawesi Tengah 4 4 100

17 Sulawesi Selatan 6 6 100

Page 61: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

53

18 Bali 6 6 100

19 Nusa Tenggara Barat 4 4 100

20 Nusa Tenggara Timur 3 3 100

21 Bengkulu 5 5 100

22 Banten 4 4 100

Jumlah 100 85 85

2. Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Cabai dan Bawang Merah

Kegiatan Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Cabai dan Bawang

Merah di daerah berjumlah 142 unit yang dialokasikan untuk 24 provinsi

dan 21 kabupaten/kota. Alokasi dan realisasi kegiatan Fasilitas

Pascapanen dan Pengolahan Cabai dan Bawang Merah dapat

direalisasikan 100% (Tabel 13).

Tabel 13. Realisasi Kegiatan Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan

Cabai dan Bawang Merah

No Provinsi

Kabupaten/Kota Target

(Unit)

Realisasi

(Unit)

Persentase

(%)

1 Jawa Barat 8 8 100

2 Bandung 4 4 100

3 Sumedang 2 2 100

4 Garut 2 2 100

5 Majalengka 3 3 100

6 Grobogan 1 1 100

7 Jawa Tengah 9 9 100

8 Temanggung 2 2 100

9 Magelang 4 4 100

10 Karanganyar 2 2 100

11 DIY 5 5 100

Page 62: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

54

12 Jawa Timur 5 5 100

13 Banyuwangi 2 2 100

14 Malang 2 2 100

15 Lumajang 3 3 100

16 Aceh 4 4 100

17 Sumatera Utara 4 4 100

18 Simalungun 3 3 100

19 Sumatera Barat 5 5 100

20 Solok 2 2 100

21 Riau 3 3 100

22 Jambi 4 4 100

23 Sumatera Selatan 5 5 100

24 Lampung 6 6 100

25 Kalimantan Barat 2 2 100

26 Kalimantan Tengah 2 2 100

27 Kalimantan Selatan 2 2 100

28 Kalimantan Timur 4 4 100

29 Nunukan 2 2 100

30 Sulawesi Utara 3 3 100

31 Minahasa 2 2 100

32 Donggala 2 2 100

33 Sulawesi Selatan 2 2 100

34 Enrekang 6 6 100

35 Bantaeng 1 1 100

36 Bone 2 2 100

37 Sulawesi Tenggara 4 4 100

38 Bali 3 3 100

39 Tabanan 2 2 100

40 NTB Lombok Timur 2 2 100

41 Bengkulu 3 3 100

Page 63: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

55

42 Banten 4 4 100

43 Bangka Belitung 2 2 100

44 Gorontalo 2 2 100

Jumlah 142 142 100

3. Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Hortikultura Lainnya

Kegiatan Fasilitasi Pascapanen dan Pengolahan Hortikultura Lainnya

pada tahun 2018 berjumlah 6 unit yang dialokasikan untuk sarana

pascapanen dan pengolahan selain cabai dan bawang merah. Fasilitasi

pascapanen dan pengolahan hortikultura lainnya dialokasikan di 3

Provinsi, yaitu Provinsi Sumatera Barat (1 unit), Provinsi Kalimantan Timur

(1 unit) dan Provinsi Kepulauan Riau (4 unit).

Capaian kegiatan Fasilitas Pascapanen dan pengolahan hortikultura

lainnya pada tahun 2018 adalah sebanyak 6 unit atau terealisasi

semuanya.

4. Fasilitasi Teknis Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Hortikultura

Fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura

merupakan dukungan teknis untuk pengawalan dan pendampingan

kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura yang dialokasikan

di pusat. Kegiatan fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran

hasil hortikultura antara lain dalam bentuk bimbingan teknis pascapanen,

bimbingan teknis pengolahan, bimbingan tekis jaminan mutu komoditas

hortikultura strategis, pengawalan dan pendampingan serta monitoring

dan evaluasi kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura.

Terget kegiatan fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran

Page 64: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

56

hasil hortikultura adalah 12 bulan dan dapat terealisasi selama 12 bulan

(100%).

Pencapaian Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Tahun 2018 secara ringkas dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 14. Pengukuran Kinerja Dit PPHH Tahun 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target * Realisasi** % Kategori

1. Terpenuhinya standar mutu, nilai tambah dan daya saing produk hortikultura

1. Sertifikasi Standar, Mutu dan Pemasaran Hortikultura

Unit 100 85 85 Berhasil

2. Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Cabai dan Bawang Merah

Unit 142 142 100 Berhasil

3. Fasilitas Teknis Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Bulan 12 12 100 Berhasil

4. Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Hortikultura Lainnya

Unit 6 6 100 Berhasil

Sumber : Aplikasi Simonev dan OmSPAN

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian kinerja Dit PPHH dapat

dikatakan Berhasil. Hal ini dikarenakan adanya komitmen dan upaya keras dari

Dit PPHH yang dilakukan melalui sinergi dengan seluruh pemangku

kepentingan dan stakeholders untuk mewujudkan tercapainya kemajuan dan

peningkatan kinerja pembangunan hortikultura.

Page 65: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

57

Walaupun begitu terdapat beberapa daerah yang tidak dapat merealisasikan

kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura pada tahun 2018.

pengukuran kinerja sertifikasi standar, mutu dan pemasaran hortikultura Tahun

2018, dari target output sebanyak 100 unit, dapat dicapai 85 unit (100%).

Realisasi anggaran berdasarkan output adalah sebagai berikut :

1. Sertifikasi Standar, Mutu dan Pemasaran Hortikultura dengan jumlah

anggaran Rp. 5.495.500.000,- sebanyak 100 unit, terealisasi sejumlah Rp.

4.365.747.218,- (79,44%) sebanyak 85 unit (85%).

2. Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Cabai dan Bawang Merah dengan

jumlah anggaran Rp. 15.110.875.000,- dengan target output 142 unit

dapat direalisasikan Rp. 14.572.983.627,- (96,44%), dengan realisasi

output 142 unit (100%).

3. Fasilitas Teknis Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

dengan jumlah anggaran Rp. 2.409.169.000,- dengan target output 12

bulan, dapat direalisasikan Rp. 2.374.440.532,- (98,56%), dengan

realisasi output 12 bulan (100%).

4. Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Hortikultura Lainnya dengan

jumlah anggaran Rp. 598.000.000,- dengan target output 6 unit dapat

direalisasikan sebesar Rp. 566.487.750,,- (94,73%) dengan realisasi

output 6 unit (100%)

Tabel 15. Pengukuran Kinerja Dit PPHH Tahun 2018

Indikator Kinerja

Anggaran Output

Anggaran Realisasi Anggaran

Persentase

(%) Target

Realisasi Persentase

1. Sertifikasi Standar, Mutu dan

5.495.500.000 4.365.747.218 79,44 100 85 85

Page 66: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

58

Pemasaran Hortikultura (Unit)

2. Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Cabai dan Bawang Merah (Unit)

15.110.875.000 14.572.983.627 96,44 142 142 100

3. Fasilitas Teknis Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura (Bulan)

2.409.169.000 2.374.440.532 98,56 12 12 100

4. Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Hortikultura Lainnya (Unit)

598.000.000 566.487.750 94,73 6 6 100

Sumber : Aplikasi Simonev dan OmSPAN

Tabel 16. Realisasi Anggaran Dit PPHH Tahun 2018 Berdasarkan

Kewenangan

Kewenangan Anggaran Realisasi Persentase (%)

1. Pusat 2.409.169.000 2.374.440.532 98,56

2. Daerah 21.294.325.000 19.595.168.595 92,02

Total 23.703.494.000 21.969.609.127 92,69

Sumber : Aplikasi Simonev dan OmSPAN

Berdasarkan Tabel 16, dapat diketahui bahwa total realisasi anggaran kegiatan

pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura Rp. 21.969.609.127,- (92,69%)

Page 67: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

59

dari target Rp. 23.703.494.000,- (pusat dan daerah). Anggaran di daerah

adalah sebesar Rp. 21.294.325.000,- dengan realisasi Rp. 19.595.168.595,-

(92,02%). Sedangkan anggaran di pusat adalah sebesar Rp. 2.409.169.000,-

dengan realisasi sebesar Rp. 2.374.440.532,- (98,56%).

Page 68: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

60

3.3 Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja

Tahun 2018

Berdasarkan pengukuran kinerja Dit PPHH Tahun 2018, terdapat 4 (empat)

indikator kinerja sasaran kegiatan yaitu Sertifikasi Standar, Mutu dan

Pemasaran Hortikultura, Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Cabai dan

Bawang Merah, Fasilitas Teknis Dukungan Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Hortikultura, dan Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Hortikultura

Lainnya yang dikatakan berhasil.

3.3.1 Evaluasi dan Analisis Pencapaian Sertifikasi Standar, Mutu

dan Pemasaran Hortikultura

Dalam rangka mendukung pengembangan sistem jaminan mutu

hortikultura pada tahun 2018, Direktorat Jenderal Hortikultura telah

mengalokasikan Sertifikasi Standar, Mutu dan Pemasaran

Hortikultura yang keseluruhan berjumlah 100 unit pada 22 Provinsi

yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Aceh, Sumatera

Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung,

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,

Bengkulu dan Banten.

Provinsi yang tidak dapat merealisasikan output tersebut adalah

Provinsi Aceh (6 unit), DIY (1 Unit), Jawa Tengah (6 unit),

Kalimantan Selatan (4 Unit), dan Sulawesi Utara (4 unit). Provinsi

Sumatera Selatan dapat merealisasikan sebanyak 9 unit dari target

5 unit. Oleh karena itu capaian realisasi Sertifikasi Standar, Mutu

dan Pemasaran Hortikultura sebanyak 85 unit (85 unit).

Page 69: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

61

Dit PPHH akan lebih intensif dalam melakukan pengawalan dan

pendampingan kegiatan Sertifikasi Standar, Mutu dan Pemasaran

Hortikultura. Ke depan diharapkan tetap ada kegiatan Bimbingan

Teknis Jaminan Mutu Hortikultura dan Temu Koordinasi dengan

pihak terkait.

3.3.2 Evaluasi dan Analisis Pencapaian Fasilitas Pascapanen dan

Pengolahan Cabai dan Bawang Merah

Kegiatan lain yang mendukung pascapanen dan pengolahan

hortikultura untuk komoditas strategis cabai dan bawang merah

adalah kegiatan fasilitas pascapanen dan pengolahan cabai dan

bawang merah. Target output dari kegiatan fasilitas pascapanen

dan pengolahan cabai dan bawang merah adalah 142 unit dan

terealisasi seluruhnya. Dit PPHH akan terus melakukan

pengawalan dan pendampingan Fasilitas Pascapanen dan

Pengolahan Cabai dan Bawang Merah, sehingga target output

dapat tercapai dan fasilitas dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Fasilitas bangsal pascapanen dan sarana prasarana pascapanen

dapat dimanfaatkan secara optimal oleh petani untuk melakukan

aktivitas pascapanen seperti sortasi dan grading. Selain itu

terdapat daerah yang memanfaatkan bangsal pascapanennya

sebagai lokasi pasar lelang.

Fasilitas sarana pengolahan cabai dan bawang merah sangat

diperlukan petani ketika produk berlimpah, sehingga dapat diolah

menjadi produk seperti cabai kering, cabai bubuk, sambal cabai,

bawang goreng dan lain-lain. Dit PPHH juga melaksanakan

bimbingan teknis pengolahan cabai dan bawang merah untuk

pendampingannya.

Page 70: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

62

3.3.3 Evaluasi dan Analisis Pencapaian Fasilitas Teknis Dukungan

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran hasil

hortikultura merupakan dukungan teknis untuk pengawalan dan

pendampingan kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil

hortikultura yang dialokasikan di pusat. Kegiatan fasilitasi teknis

dukungan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura antara lain

dalam bentuk bimbingan teknis pascapanen, bimbingan teknis

pengolahan, bimbingan tekis jaminan mutu komoditas hortikultura

strategis, pengawalan dan pendampingan serta monitoring dan

evaluasi kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura.

Terget kegiatan fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan

pemasaran hasil hortikultura adalah 12 bulan dan dapat terealisasi

selama 12 bulan (100%).

3.3.4 Evaluasi dan Analisis Pencapaian Fasilitas Pascapanen dan

Pengolahan Hortikultura Lainnya

Kegiatan Fasilitasi Pascapanen dan Pengolahan Hortikultura

Lainnya pada tahun 2018 berjumlah 6 unit yang dialokasikan untuk

sarana pascapanen dan pengolahan selain cabai dan bawang

merah, khususnya untuk komoditas buah. Fasilitasi pascapanen

dan pengolahan hortikultura lainnya dialokasikan di 3 Provinsi,

yaitu Provinsi Sumatera Barat (1 unit), Provinsi Kalimantan Timur

(1 unit) dan Provinsi Kepulauan Riau (4 unit). Capaian kegiatan

Fasilitas Pascapanen dan pengolahan hortikultura lainnya pada

tahun 2018 adalah sebanyak 6 unit atau terealisasi semuanya.

Page 71: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

63

Keenam fasilitas tersebut adalah 1 unit pengolahan buah di

Sumatera Barat, 1 unit pengolahan buah di Kalimantan Timur, dan

4 unit sarana prasarana pascapanen di Kepulauan Riau. Fasilitas

Pascapanen dan Pengolahan Hortikultura Lainnya dialokasikan

pada daerah sesuai potensi dan kebutuhannya.

3.4 Akuntabilitas Penganggaran

Realisasi keuangan berdasarkanlaporan pemantauan keuangan per

tanggal 22 Januari 2018 menurut jenis kewenangan adalah sebesar Rp.

21.969.609.127,- (92,69%) dari target Rp. 23.703.494.000,- (pusat dan

daerah). Realisasi anggaran secara rinci dapat dilihat pada Tabel berikut.

Berdasarkan data realisasi anggaran, realisasi anggaran di bawah 90%

adalah untuk kegiatan sertifikasi standar, mutu dan pemasaran hortikultura

yaitu sebesar 79,44%. Realisasi anggaran di bawah 90% tersebut terjadi

karena tidak terealisasinya kegiatan tersebut sebanyak 21 unit yaitu di

Provinsi Aceh (6 unit), DIY (1 Unit), Jawa Tengah (6 unit), Kalimantan

Selatan (4 Unit), dan Sulawesi Utara (4 unit). Walapun begitu realisasi

kegiatan sertifikasi standar, mutu dan pemasaran hortikultura di Provinsi

Sumatera Selatan melebihi target (dari target 5 unit, terealisasi 9 unit).

Page 72: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

64

Tabel 17. Realisasi Anggaran Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

Indikator Kinerja

Anggaran

Anggaran Realisasi Anggaran

Persentase

(%)

1. Sertifikasi Standar, Mutu dan Pemasaran Hortikultura (Unit)

5.495.500.000 4.365.747.218 79,44

2. Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Cabai dan Bawang Merah (Unit)

15.110.875.000 14.572.983.627 96,44

3. Fasilitas Teknis Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura (Bulan)

2.409.169.000 2.374.440.532 98,56

4. Fasilitas Pascapanen dan Pengolahan Hortikultura Lainnya (Unit)

598.000.000 566.487.750 94,73

Sumber:SmArt-Kemenkeu

Page 73: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018

Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2018

65

BAB IV PENUTUP

Laporan Kinerja Dit PPHH ini merupakan bagian dari pelaksanaan SAKIP,

sebagai bentuk pertanggungjawaban segenap pimpinan Dit PPHH selaku

penerima mandat Negara dalam melaksanakan pembangunan di sub sektor

Hortikultura pada Tahun 2018. Capaian sasaran strategis Dit PPHH sebagian

besar sudah dianggap berhasil seperti yang ditunjukkan pada capaian kinerja

Keberhasilan Pengolahan dan Pemasaran HasilHortikultura banyak ditentukan

oleh peran institusi lain di luar Dit PPHH.Untuk perbaikan pencapaian kinerja Dit

PPHH kedepan, maka perlu dilakukan beberapa upaya tindak lanjut antara lain;

1) Penerapan SPI secara optimal, 2) Pencermatan pedoman, juklak dan POK agar

kegiatan berjalan sesuai dengan rencana, 3) Penyempurnaan dokumen-

dokumen, pengawalan dan pembinaan pelaksanaan pengemb123

angan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikulturauntuk pencapaian target

output fisik di lapangan, 4) Pelaksanaan identifikasi CP/CL di tahun sebelumnya,

proses lelang dapat dilakukan di awal tahun, sehingga pelaksanaan kegiatan

dapat dilakukan pada awal tahun, 5) Peningkatan kualitas SDM pengelola

kegiatan hortikultura di pusat dan daerah, 6) Koordinasi secara intensif antara

pelaksana kegiatan di pusat dan daerah.

Kerjasama yang harmonis,sinergis,dan terintegrasi selalu diharapkan agar

kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura dapat berjalan dengan

baik dan dapat sejalan dengan peran swasta dan pemangku kepentingan lainnya.

Saran, kritik dan masukan yang konstruktif untuk perbaikan program dan kegiatan

Dit PPHH ke depan sangat kami hargai.

Page 74: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018
Page 75: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018
Page 76: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018
Page 77: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018
Page 78: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018
Page 79: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018
Page 80: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018
Page 81: 2018 - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHH 2018.pdf · 2019. 8. 2. · Tabel 9. Lokasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura Tahun 2018