2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/rphjp/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan,...

185
2017 - 2026 2016

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

2017 - 2026

2016

Page 2: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 2

LEMBAR PENGESAHAN

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga Rompu

Kabupaten Bgima Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tahun 2017 - 2026

Disusun oleh

Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Madapangga Rompu

Ahyar, HMA, S.Hut

NIP. 19740307 200210 1 001

Diketahui oleh:

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat

Ir. Husnanidiaty Nurdin, MM. NIP. 19620203 198603 2 009

Disahkan oleh:

A.n. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia

Direktur Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)

Ir. Drasospolino, M.Sc.

NIP. 19640907 199102 1 002

Page 3: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 3

PETA SITUASI

KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA

Page 4: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 4

RINGKASAN EKSEKUTIF

Wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu secara geografis terletak antara 118°28’31” BT

- 118°41’22” Bujur Timur dan 8°29’15” LS - 8°53’17” Lintang Selatan. Adapun secara

administrasi pemerintahan, KPHP Madapangga Rompu terletak di Kabupaten Bima

Provinsi Nusa Tenggara Barat. Luas Kawasan Hutan di Wilayah KPHP Madapangga

Rompu berdasarkan SK Nomor 337/Menhut-VII/2009 Tanggal 15 Juni 2009 tentang

Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan Kesatuan

Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Provinsi Nusa Tenggara Barat yang telah disesuaikan

pada Peta Tata Batas adalah ± 46.687,02Ha. Kawasan hutan ini terdiri dari Hutan

Lindung (HL) seluas ± 19.277,18 Ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 15.060,36

Ha dan Hutan Produksi Tetap (HP) seluas ± 12.349,48 Ha yang semuanya terletak pada

Kelompok Hutan (KH) ToffoRompu (RTK. 65).

Dalam pengelolaannya melalui kegiatan penataan hutan, kawasan KPHP Madapangga

Rompu terdiri dari kawasan dengan fungsi produksi danl indung yang terbagi kedalam 6

(enam) blok, dimana 2 (dua) blok berada di kawasan hutan lindung, serta 4 (empat) blok

berada di kawasan hutan produksi. Kawasan dengan fungsi produksi terbagi atas blok

perlindungan, blok pemanfaatan HHK-HT,blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan,

dan HHBK, dan blok pemberdayaan masyarakat, sementara untuk kawasan hutan

lindung, terbagi atas blok inti, dan blok pemanfaatan.

Visi Pemerintah Provinsi NTB yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2018 yang

selanjutnya menjadi acuan dalam perumusan visi pengelolaan hutan KPHP Madapangga

Rompu adalah“Terwujudnya Masyarakat Nusa Tenggara Barat Yang Beriman, Berbudaya,

BerdayaSaing dan Sejahtera”. Adapun Visi Dinas Kehutanan dalam pembangunan

kehutanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 20014 – 2018, yaitu: “Optimalisasi

Pengelolaan Hutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat”.

Berdasarkan visi dan misi yang diuraikan diatas dan isu-isu strategis yang ada pada

kawasan KPHPMadapangga Rompu maka Visi KPHP Madapangga Rompu adalah:

“TERWUJUDNYA PENGELOLAAN HUTAN KPHP MADAPANGGAROMPU YANG

BERKELANJUTAN UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT”. Adapun misi-misinya

adalah sebagai berikut: 1) Memastikan areal kerja KPHP Madapangga Rompu seluas

46.687,02 Ha yang clean and clear serta tertata dengan basis data dan informasi yang

akurat dan lengkap, 2) Membangun mekanisme koordinasi dan kerjasama dengan para

pihak yang terkait dengan pengelolaan hutan di KPHP Madapangga Rompu, 3)

Mempertahankan dan memulihkan daya dukung DAS melalui kegiatan perlindungan,

pengamanan, konservasi, dan rehabilitasi hutan dan lahan, 4) Mengembangkan

kelembagaan KPHP Madapangga Rompu yang berdaya saing dan mandiri didukung oleh

kuantitas dan kualitas SDM yang memadai, 5) Mengembangkan skema pemberdayaan

masyarakat dan pelibatan para pihak dalam pengelolaan hutan KPHP Madapangga

Rompu, 6) Mendorong berkembangnya investasi dalam pengelolaan hutan di wilayah

tertentu KPHP Madapangga Rompu, 7) Mengembangkan kelas perusahaan Hasil Hutan

Page 5: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 5

Kayu (HHK), Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), dan Jasa lingkungan untuk mendukung

kemandirian KPHP Madapangga Rompu, 8) Menyelenggarakan penelitian dan

pengembangan (research and development) dalam pengelolaan sumberdaya hutan.

Secara umum, rencana pengelolaan hutan jangka panjang (RPHJP) KPHP Madapangga

Rompu periode 2017-2026 dibagi kedalam 3 (tiga) kelompok kegiatan, yaitu; 1) kegiatan

prakondisi, 2) kegiatan pengelolaan hutan, dan 3) kegiatan pendukung. Dokumen

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Madapangga Rompu Tahun

2017-2026 merupakan arahan makro dan menjadi landasan utama serta pedoman

bersama dalam pelaksanaan setiap kegiatan pembangunan kehutanan di wilayah kelola

KPHP Madapangga Rompu Kabupatn Bima untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dalam

rangka mewujudkan apa yang telah menjadi visi KPHP Madapangga Rompu. Rencana

Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Madapangga Rompu Tahun 2017-2026

akan menjadi acuan untuk penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek

(RPHJPd) KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Kegiatan yang akan dilakukan di prakondisi terdiri dari 5 (lima) kegiatan, yaitu 1)

penyiapan sarana dan prasarana, berupa pembangunan kantor KPH, pengadaan

perlengkapan kantor dan ATK, renovasi kantor resort, pembangunan SPAS,

pembangunan persemaian permanen dan operasional rutin persemaian permanen, dan

pembangunan unit pengolahan produksi kemiri, 2) Pemantapan kawasan dan areal kerja

terdiri dari orientasi pal batas, rekonstruksi tata batas, peliharaan bstas luar kawasan

hutan dan penataan batas blok dan petak, 3) perlengkapan data dan informasi meliputi

penggandaan dokumen RPHJP, pemutkahiran dan penggandaan peta-peta, pengumpulan

dokumen-dokumen pendukung, pembuatan website, penyusunan statistik, dan sosialisasi

RPHJP KPHP Madapangga Rompu, 4) perlengkapan kelembagaan berupa penyusunan

SOP, rekuitmen SDM serta penetapan dan penempatam personil di tingkat tapak, 5)

penyusunan bussines model dan bussines plan berupa penyusunan dokumen bussines plan,

konsultasi publik draft dokumen bussines plan, pengesahan dan perbanyakan dokumen

bussines plan dan sosialisasi dokumen bussines plan.

Secara garis besar, rencana kegiatan pengelolaan hutan yang akan dilakukan KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB dijabarkan dalam bentuk kegiatan -

kegiatan yang disusun dalam rentang waktu 10 (sepuluh) tahun mulai dari tahun 2017-

2026, meliputi; 1) inventarisasi berkala wilayah kelola beserta penataan hutannya, 2)

pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, 3) pemberdayaan masyarakat, 4) pembinaan

dan pemantauan (controlling) pada areal KPHL Madapanga Rompu yang telah ada ijin

pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan, 5) penyelenggaraan rehabilitasi pada

areal di luar ijin, 6) pembinaan dan pemantauan (monitoring) pelaksanaan rehabilitasi

dan reklamasi pada areal yang sudah ada ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan

hutan, 7) penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam, 8) penyelenggaraan

koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin, 9) koordinasi dan sinergi dengan

instansi danstakeholder terkait, 10) penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM, 11)

penyediaan pendanaan, 12) pengembangan database, 13) rasionalisasi wilayah kelola,

14) review rencana pengelolaan, dan 15) pengembangan investasi.

Page 6: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 6

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui pengelolaan hutan selama 10 (sepuluh) tahun

di KPHP Madapangga Rompu dengan periode Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang

(RPHJP) tahun 2017 - 2026, yaitu ; 1) terwujudnya kelembagaan KPHP Madapangga

Rompu yang mandiri melalui penerapan pola PPK BLUD, 2) tertatanya Blok dan Petak

pengelolaan dalam wilayah kerja KPHP Madapangga Rompu, 3) terlaksananya masalah

tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga

Rompu yang meliputi potensi HHK, HHBK, dan Jasa Lingkungan, 5) pemanfaatan HHK,

HHBK, dan Jasa Lingkungan secara optimal dan berkelanjutan, 6) terlaksananya

pemantauan dan pengawasan terhadap pihak ketiga atau pemegang IUP dalam

pelaksanaan rencana karyanya, 7) meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan

melalui skema pemberdayaan dengan pola Kemitraan, Hutan Tanaman Rakyat (HTR),

Hutan Desa (HD) dan Hutan Kemasyrakatan (HKm), 8) terbangunnya kolabrasi dengan

pihak ketiga dan kelompok masyarakat dalam pengembangan aneka usaha kehutanan, 9)

terjaganya kualitas dan daya dukung DAS, 10) terehabilitasinya lahan kritis seluas

1.889,92 Ha.

Page 7: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhaanahu wa Ta’aala atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang

(RPHJP) Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga Rompu Kabupaten

Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat diselesaikan.

Dokumen RPHJP - KPHP Madapangga Rompu ini memuat bagian-bagian yang terdiri

dari;1) pendahuluan, 2) deskripsi kawasan, 3) visi dan misi pengelolaan hutan, 4) analisis

dan proyeksi, 5) rencana kegiatan, 6) pembinaan, pengawasan dan pengendalian, 7)

pemantauan, evaluasi dan pelaporan, dan 8) penutup. Dokumen ini nantinya akan

menjadi acuan dalam penyusunan rencana derivatifnya serta pelaksanaannya.

Akhirnya, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu baik dalam penyediaan data dan informasi, analisis data, penulisan

serta pembahasan draft dokumen sehingga menjadi Dokumen Rencana Pengelolaan

Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

Bima, Nopember 2016 Kepala KPH,

Ahyar HMA, S.Hut. NIP. 197403072002101001

Page 8: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 8

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................................... i

PETA SITUASI .................................................................................................................................. iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN PETA............................................................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................................................................. 2 1.2. Tujuan Pengelolaan........................................................................................................................................ 5 1.3. Sasaran ................................................................................................................................................................ 5 1.4. Ruang Lingkup ................................................................................................................................................. 6 1.5. Batasan Pengertian ........................................................................................................................................ 7

BAB 2 DESKRIPSI KAWASAN ....................................................................................................... 13

2.1. Risalah Wilayah KPHP Madapangga Roumpu ................................................................................. 14 2.1.1. Letak ................................................................................................................................................................ 14

2.1.2. Luas Wilayah Kelola KPHP Madapangga Rompu berserta Fungsi Hutan........................... 15

2.1.3. Batas-batas Wilayah ................................................................................................................................. 17

2.1.4. Aksesibilitas Kawasan.............................................................................................................................. 17

2.1.5. Sejarah Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima............................................... 18

2.1.6. Pembagian Blok dan Petak di KPHP Madapangga Rompu ....................................................... 20

2.2. Kondisi Biofisik Wilayah KPHP Madapangga Rompu ................................................................... 24 2.2.1. Iklim KPHP Madapangga Rompu ........................................................................................................ 24

2.2.2. Geologi dan Tanah ..................................................................................................................................... 26

2.2.3. Ketinggian Tempat dan Topografi KPHP Madapangga Rompu .............................................. 27

2.2.4. Tingkat Kekritisan Lahan di Kawasan KPHP Madapangga Rompu ...................................... 30

2.3. Potensi Wilayah KPHP Madapangga Rompu .................................................................................... 32 2.3.1. Penutupan Vegetasi .................................................................................................................................. 32

2.3.2. Potensi Kayu ................................................................................................................................................ 35

2.3.3. Potensi Bukan Kayu .................................................................................................................................. 36

2.3.4. Keberadaan Flora dan Fauna Langka ................................................................................................ 37

2.3.5. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam ..................................................................................... 38

2.4. Data dan Informasi Sosial Budaya ........................................................................................................ 39 2.4.1. Demografi ...................................................................................................................................................... 39

2.4.2. Kondisi Sosial Budaya .............................................................................................................................. 41

Page 9: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 9

2.4.3. Kondisi Ekonomi di Wilayah KPHP Madapangga Rompu ......................................................... 42

2.5. Informasi Perijinan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan ....................... 42 2.6. Wilayah Tertentu ......................................................................................................................................... 44 2.7. Posisi KPHP Madapangga Rompu dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah dan

Pembangunan Daerah ................................................................................................................................ 47 2.8. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan .......................................................................................... 48

BAB 3 VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN ............................................................................ 47

3.1. Visi...................................................................................................................................................................... 49 3.2. Misi..................................................................................................................................................................... 49 3.3. Target Yang Ingin Dicapai ........................................................................................................................ 50

BAB 4 ANALISIS DAN PROYEKSI.................................................................................................. 52

4.1. Analisis Data dan Informasi..................................................................................................................... 53 4.1.1. Wilayah Kelola Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) .................................................................. 54

4.1.2. Analisis Penutupan dan Tingkat Kekritisan Lahan ........................................................................ 57

4.1.3. Kesesuaian Lahan Budidaya Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) ............................................. 61

4.1.4. Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (HHK) dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) ................ 65

4.1.5. Sosial, Ekonomi, Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat ........................................... 68

4.1.6. Kelembagaan dan Sumberdaya Manusia (SDM) KPH ................................................................. 70

4.1.7. Ketersediaan Data dan Informasi KPH Madapangga Rompu .................................................. 71

4.1.8. Kemitraan KPHP MadapanggaRompu dengan Pihak Lain .......................................................... 71

4.2. Proyeksi Kondisi Wilayah ............................................................................................................................. 72 4.2.1. Proyeksi Peluang Konservasi ................................................................................................................ 72

4.2.2. Proyeksi Peluang Kemitraan Strategis .............................................................................................. 73

4.2.3. Proyeksi Peluang Kelas Perusahaan .................................................................................................. 73

4.2.4. Proyeksi Peluang Pendanaan ................................................................................................................ 84

4.2.5. Proyeksi Ancaman Strategis .................................................................................................................. 85

4.2.6. Proyeksi Kapasitas Internal ................................................................................................................... 86

4.2.7. Proyeksi Potensi Resiko .......................................................................................................................... 53

BAB 5 RENCANA KEGIATAN ......................................................................................................... 93

5.1. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola Serta Penataan Hutan ........................................................ 95 5.1.1. Inventarisasi Berkala 5 (Lima) Tahunan ............................................................................................ 95

5.1.2. Rekonstruksi dan Pemeliharaan Tata Batas ..................................................................................... 98

5.1.3. Penataan Batas Blok dan Petak Pada Wilayah KPH ....................................................................... 99

5.2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu...................................................................................... 101 5.3. Pemberdayaan Masyarakat ....................................................................................................................... 105 5.4. Pembinaan dan Pemantauan (Monitoring) Pada Areal KPHP Yang Telah Ada Ijin

Pemanfaatan Maupun Penggunaan Kawasan Hutan ................................................................. 107 5.5. Penyelenggaraan Rehabilitasi Pada Areal Di Luar Ijin .................................................................. 109 5.6. Pembinaan dan Pemantauan (Monitoring) Pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi Pada

Areal Yang Sudah Ada Ijin Pemanfaatan Dan Penggunaan Kawasan Hutan .................... 112 5.7. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam .................................................... 113 5.8. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang Ijin ...................................... 114 5.9. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder terkait ............................................ 117 5.10. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM ................................................................................. 119 5.11. Penyediaan Pendanaan ............................................................................................................................ 120 5.12. Pengembangan Database ........................................................................................................................ 122 5.13. Rasionalisasi Wilayah Kelola ................................................................................................................. 123 5.14. Review Rencana Pengelolaan ................................................................................................................ 124 5.15. Pengembangan Investasi ......................................................................................................................... 125

Page 10: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 10

BAB 6 PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ..................................................... 154

6.1 Pembinaan ................................................................................................................................................... 155 6.2 Pengawasan ................................................................................................................................................ 156 6.3 Pengendalian .............................................................................................................................................. 157

BAB 7 PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ................................................................ 159

7.1 Pemantauan ................................................................................................................................................ 160 7.2 Evaluasi ......................................................................................................................................................... 160 7.3 Pelaporan ..................................................................................................................................................... 161

BAB 8PENUTUP ............................................................................................................................ 162

LAMPIRAN 133

Page 11: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 11

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2. 1 Letak Wilayah KPHP Madapangga Rompu berdasarkan Kelompok Hutan, Pembagian

DAS, Administrasi Pemerintahan dan Kehutanan. .............................................................................. 15

Tabel 2. 2 Luas Wilayah Kelola KPHP Madapangga Rompu .............................................................. 16

Tabel 2. 3 Luas Wilayah KPHP Madapangga Rompu berdasarkan Kelompok dan Fungsi Hutan

(Hasil Tata Batas). .................................................................................................................................. 17

Tabel 2. 4 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan per Kecamatan Kabupaten BimaTahun 2014. ..... 17

Tabel 2. 5 Aksesibilitas menuju Wilayah KPHP Madapangga Rompu ............................................... 18

Tabel 2. 6 Luas Masing-masing Blok pada Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima

Provinsi NTB. .......................................................................................................................................... 23

Tabel 2. 7 Kondisi Curah Hujan di KPHP Madapangga Rompu berdasarkan Kelompok Hutan. ...... 25

Tabel 2. 8 Data Kondisi Geologi di Wilayah KPHP Madapangga Rompu. .......................................... 26

Tabel 2. 9 Sebaran Jenis Tanah di Wilayah KPHP Madapangga Rompu. ........................................... 27

Tabel 2. 10 Luas Ketinggian Tempat di Wilayah KPHP Madapangga Rompu. .................................. 28

Tabel 2. 11 Luas KPHP Madapangga Rompu berdasarkan Kelas Kemiringan Lahan. ...................... 29

Tabel 2. 12 Tingkat Kekritisan Lahan di KPHP MadapanggaRompu KabupatenBima dirinci untuk

setiap Blok Pengelolaan. ........................................................................................................................ 30

Tabel 2. 13 Lahan Kritis di Wilayah KPHP Madapangga Rompu. ....................................................... 31

Tabel 2. 14 Penutupan Lahan di Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima. ................. 33

Tabel 2. 15 Sebaran tutupan lahan KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima dirinci

berdasarkan Blok Pengelolaan Hutan. .................................................................................................. 34

Tabel 2. 16 Jenis Pohon yang Mendominasi ......................................................................................... 35

Tabel 2. 17 Sebaran Potensi HHBK di Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima. ........ 36

Tabel 2. 18 Potensi jasa lingkungan dan wisata alam di KPHP Madapangga Rompu ....................... 38

Tabel 2. 19 Kecamatan, Desa/Kelurahan yang mengelilingi KPHP Madapangga Rompu

perKelompok Hutan. .............................................................................................................................. 39

Tabel 2. 20 Penyebaran Peningkatan Penduduk disekitar KPHP Madapangga Rompu. .................. 39

Tabel 2. 21 Kondisi Penduduk disekitar KPHP Madapangga Rompu pada Tahun 2014. ................. 40

Tabel 2. 22Daftar Perijinan Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan di Wilayah KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima. ................................................................................................. 42

Tabel 2. 23 Sebaran Wilayah Tertentu KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima dirinci

berdasarkan Blokdan Petak Pengelolaan Hutan. ................................................................................. 44

Tabel 4. 1 Konfigurasi Areal Kerja KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima. 56

Tabel 4. 2 Matriks Proyeksi Penataan Areal Kerja KPHP Madapangga Rompu. 57

Tabel 4. 3 Sebaran Kesesuaian Lahan Komoditi Core Business pada WilayahTertentu KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima. 62

Tabel 4. 4 Kriteria Umum Kesesuaian Lahan untuk Komoditi Jati dan Kemiri. 62

Tabel 4. 5 Data Ketersediaan Lahan untuk Pengembangan Kelas Perusahaan pada Wilayah

Tertentu. 64

Tabel 4. 6 Proyeksi Pembuatan Tanaman Jati dalam Pengembangan KelasPerusahaan Jati di

Wilayah Tertentu KPHP Madapangga Rompu. 75

Tabel 4. 7 Harga Log/Gelondong Kayu Swietenia mahagony 76

Page 12: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 12

Tabel 4. 8 Proyeksi Pembuatan Tanaman Mahoni dalam Pengembangan Kelas Perusahaan Mahoni

di Wilayah Tertentu KPHP Madapangga Rompu. 77

Tabel 4. 9 Proyeksi Pembuatan Tanaman Kemiri dalam Pengembangan Kelas Perusahaan Kemiri

di Wilayah Tertentu KPHP Madapangga Rompu. 79

Tabel 4. 10 Persyaratan Administrasi Minimal bagi Pegawai KPHP Madapangga Rompu 86

Tabel 4. 11 Kelompok Kompetensi Jabatan Struktural dan Kepala Resort KPHP Madapangga

Rompu 87

Tabel 4. 12 Kelompok Kompetensi Jabatan Fungsional pada KPHP Madapangga Rompu 52

Tabel 4. 13 Kebutuhan Sumber Daya Manusia KPH Madapangga Rompu 52

Tabel 5. 1 Uraian Kegiatan Inventarisasi Berkala pada KPHP Madapangga Rompu Kabupaten

Bima. ........................................................................................................................................................ 96

Tabel 5. 2 Sasaran Prioritas orientasi dan rekonstruksi pal batas kawasan hutan pada wilayah

KPHP Madapangga Rompu .................................................................................................................... 99

Tabel 5. 3 Jumlah Target Trayek dan Rencana Pelaksanaan Tata Batas Blokdan Petak pada

Wilayah KPHP Madapanga Rompu. .................................................................................................... 101

Tabel 5. 4 Arahan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu di WilayahKPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima Tahun 2017 - 2026. .................................................................................... 101

Tabel 5. 5 Prioritas Pembangunan Usaha yang Memanfaatkan Hutan padaWilayah Tertentu KPHP

Madapangga Rompu Periode Tahun 2017 - 2026. ............................................................................ 102

Tabel 5. 6 Rincian Kegiatan Strategis dalam Membangun Core Business yang Memanfaatkan

Wilayah Tertentu di KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima. ................................................. 103

Tabel 5. 7 Rincian Kegiatan Strategis dalam Melakukan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar

KPHP Madapangga Rompu .................................................................................................................. 106

Tabel 5. 8 Data Perijinan Pemanfaatan Hutan di Wilayah KPHP MadapanggaRompu Kabupaten

Bima. ...................................................................................................................................................... 108

Tabel 5. 9 Data Perijinan Penggunaan Kawasan Hutan di Wilayah KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima. .................................................................................................................................. 108

Tabel 5. 10 Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan pada Areal yangtelah ada Ijin

Pemanfaatan maupun Penggunaan Kawasan Hutan di Wilayah KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima. .................................................................................................................................. 109

Tabel 5. 11 Rincian Kegiatan Strategis dalam Merehabilitasi Lahan Kritis diWilayah KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB. ....................................................................... 111

Tabel 5. 12Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan PelaksanaanRehabilitasidan

Rekalamasi pada Areal yang telah ada Ijin Pemanfaatan maupunPenggunaan Kawasan Hutan di

Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima. ..................................................................... 113

Tabel 5. 13 Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam....................................... 114

Tabel 5. 14 Ruang Lingkup Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi antara Pemegang Ijin di Wilayah

KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima. .................................................................................... 116

Tabel 5. 15 Penyelenggaraan Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi antaraPemegangIjin di

Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB. .............................................. 117

Tabel 5. 16 Matriks Rencana Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Hutan KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima Periode Tahun 2017-2026. ................................................. 123

Tabel 6. 1 Upaya Pembinaan dan Indikator Pencapaian Madapangga Rompu .................................... 155

Page 13: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 13

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Letak Wilayah Areal Kerja KPHP Madapangga Rompu ................................................ 14

Gambar 2.2. Peta Fungsi Hutan Wilayah KPHP Madapangga Rompu ................................................ 16

Gambar 2.3. Peta Pembagian Blok di Wilayah KPHP Madapangga Rompu ..................................... 22

Gambar 2.4. Peta Curah Hujan di Wilayah KPHP Madapangga Rompu ............................................ 24

Gambar 2.5. Peta Kondisi Geologi di Wilayah KPHP Madapangga Rompu ...................................... 25

Gambar 2.6. Peta Sebaran Jenis Tanah di Wilayah KPHP Madapangga Rompu ............................ 26

Gambar 2.7. Peta Sebaran Ketinggian Tempat Wilayah KPHP Madapangga Rompu .................. 27

Gambar 2.8. Peta Kemiringan Lahan di Wilayah KPHP Madapangga Rompu ................................ 29

Gambar 2.9. Peta Tingkat Kekritisan Lahan di Wilayah KPHP Madapangga Rompu ................. 31

Gambar 2.10. Peta Penutupan Lahan di Wilayah KPH Madapangga Rompu .................................. 33

Gambar 2.11. Sebaran Ijin Pemanfaatan di Wilayah KPH Madapangga Rompu .......................... 41

Gambar 2.12. Peta Wilayah Tertentu KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima .................. 43

Gambar 2.13. Sebaran Petak Pengelolaan Pada Wilayah Tertentu di Wilayah

KPHPMadapangga Rompu Kabupaten Bima .................................................................... 43

Gambar 4.1.Peta Konfigurasi Areal Kerja KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima dirinci

berdasarkan Blok Pengelolaan Hutan ................................................................................. 56

Gambar 4.2. Peta Sebaran Kesesuaian Lahan Komoditi Jati ................................................................. 63

Gambar 4.3. Peta Sebaran Kesesuaian Lahan Komoditi Kemiri .......................................................... 63

Page 14: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 14

DAFTAR LAMPIRAN PETA

1. Peta Pembagian Blok dan Petak Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)

Madapangga Rompu Provinsi Nusa Tenggara Barat Skala 1 : 50.000.

2. Peta Wilayah Tertentu Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga Rompu

Provinsi Nusa Tenggara Barat Skala 1 : 50.000.

3. Peta Penutupan Lahan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga

Rompu Provinsi Nusa Tenggara Barat Skala 1 : 50.000. (digital)

4. Peta Curah Hutan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga

Rompu Provinsi Nusa Tenggara Barat Skala 1 : 50.000. (digital)

5. Peta Lahan Kritis Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga

Rompu Provinsi Nusa Tenggara Barat Skala 1 : 50.000. (digital)

6. Peta Kawasan HutanWilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga

Rompu Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat Skala 1 : 50.000. (digital)

7. Peta Kelas LerengWilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga

Rompu Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat Skala 1 : 50.000. (digital)

8. Peta Pembagian DASWilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga

Rompu Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat Skala 1 : 50.000. (digital)

9. Peta Topografi Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga Rompu

Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat Skala 1 : 50.000. (digital)

10. Peta Jenis TanahWilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga Rompu

Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat Skala 1 : 50.000. (digital)

11. Peta GeologiWilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga Rompu

Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat Skala 1 : 50.000. (digital)

12. Peta Pembagian IklimBerdasarkan Klasifikasi Schmidt-Ferguson Wilayah Kesatuan

Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi Nusa

Tenggara Barat Skala 1 : 50.000. (digital)

13. Peta Potensi HHBK Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga Rompu

Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat Skala 1 : 50.000. (digital)

Page 15: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 BAB IV - 1

BAB 1 PENDAHULUAN

Page 16: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Terwujudnya tata kelola hutan lestari tidak dapat dilepaskan dari unsur pengelola.

Ketiadaan institusi pengelola hutan ditingkat tapak dalam suatu sistem pengurusan

hutan di Indonesia selama ini dipercayai sebagai salah satu faktor utama penyebab

laju deforestasi dan degradasi hutan yang semakin tinggi. Dalam konteks

pembangunan selama ini, hutan dijadikan sebagai salah satu andalan utama penghasil

devisa negara setelah minyak dan gas (migas). Pada fase selanjutnya, orientasi

pemanfaatan hutan mulai memperhatikan unsur kelestarian dengan tetap menjadikan

hasil hutan sebagai penghasil devisa. Paradigma pembangunan kehutanan saat ini

menuntut pengelolaan hutan lebih mengutamakan aspek konservasi, dengan

mengutamakan eksistensi masyarakat di sekitar hutan agar kelestarian hutan tetap

terjaga dan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.

Upaya pembentukan pengelola hutan ditingkat tapak merupakan salah satu langkah

tepat untuk menyelamatkan kawasan hutan Indonesia yang sudah mulai berada dalam

kondisi kritis. Selama ini, kawasan hutan lindung dan hutan produksi yang tidak

dibebani hak ijin pengelolaan, berada dibawah pengurusan Dinas Kehutanan

(Kabupaten dan Provinsi) tanpa pengelolaan yang riil di tingkat tapak. Kondisi ini

tentunya akan mengakibatkan pemanfaatan hutan yang tidak optimal dan rawan

terjadinya gangguan terhadapkawasan hutan tersebut.

Dalam rangka percepatan pembangunan tata kelola kehutanan, Kementerian

Kehutanan kemudian menetapkan pembangunan KPH sebagai salah satu prioritas

nasional pembangunan kehutanan yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian

Kehutanan 2010 - 2014. Sejalan dengan hal tersebut, berbagai produk peraturan

perundang – undangan juga telah diterbitkan untuk mendorong akselerasi proses

pembangunan KPH yang berasaskan pada sistem Pengelolaan Hutan Lestari (PHL).

Page 17: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 3

Sejalan dengan kebijakan tersebut, Pemerintah Provinsi NTB telah mendorong

dikeluarkannya kebijakan yang berkaitan dengan KPH di tingkat daerah,melalui

usulan penetapan wilayah KPHL dan KPHP untuk seluruh kawasan hutan di Provinsi

NTB. Berdasarkan usulan tersebut, Pemerintah kemudian mengeluarkan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 337/MENHUT-VII/2009 tanggal 15 juni

2009 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan

Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL), seluruh kawasan hutan lindung dan

hutan produksi di Provinsi NTB seluas ± 889.210 Ha, telah ditetapkan kedalam 23 (dua

puluh tiga) wilayah KPH, yang terdiri dari 12 (dua belas) KPHP dengan luas areal ±

440.993 Ha dan 11 (sebelas) KPHL dengan luas areal ± 448.217 Ha. Kebijakan

penetapan wilayah KPH di Provinsi NTB tersebut memberikan ruang pengelolaan yang

secara spasial relatif cukup efektif sebagai satu kesatuan wilayah kelola secara

teritorial oleh suatu kelembagaan yang khusus dan spesifik dalam bentuk KPH

sehingga diharapkan dapat memberikan dampak terhadap pengelolaan hutan yang

lebih optimal sesuai dengan amanat yang diemban dalam PP 6/2007, jo. PP

3/2008. Pemerintah Kabupaten Bima telah berkomitmen untuk mendukung

pembangunan KPH di Provinsi NTB. Salah satu wujud komitmen tersebut, pada tahun

2014Pemerintah Kabupaten Bima membentuk 2 (dua) organisasi UPTD KPH, yaitu; 1)

UPTD KPHP Madapangga Rompu, dan 2) UPTD KPHP Waworada melalui Peraturan

Bupati (Perbup) Nomor 26 tahun 2014 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan,

Rincian Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Dan Badan

Lingkup Pemerintah Kabupaten Bima. Pembentukan UPTD KPHP Madapangga Rompu

didasari atas beberapa pertimbangan, sebagai berikut:

1) Sebagian wilayah kerja KPHPMadapangga Rompu berada dalam Kawasan

Strategis Kabupaten (KSK) Bima baik dari aspek daya dukung lingkungan,

pertumbuhan ekonomi, dan sosial budaya;

2) memiliki obyek daya tarik wisata alam yang dapat mendukung pariwisata diNTB;

3) Kejadian illegal logging yang masih kerap terjadi dan belum dapat dikendalikan

mengingat wilayah KPHP Madapangga Rompu ini memiliki aksesibilitas yang

tinggi;

4) Minat masyarakat untuk turut serta mengelola kawasan hutan cukup tinggi;

5) Sebagian kawasan sudah diberikan ijin kelola baik kepada investor maupun

masyarakat dengan skema HKm, HTR, HTI;

Page 18: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 4

6) Kawasan hutan KPHP Madapangga Rompu yang berbatasan langsung dengan

pemukiman dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata± 179 jiwa/km² yang

menyebabkan kawasan KPHP Madapangga Rompu mengalami proses degradasi

dan perubahan tutupanlahan seperti menjadi sawah, kebun dan pemukiman.

Berdasarkan hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung telah menjadikan

KPHP Madapangga Rompu memiliki peran strategis untuk terciptanya kelestarian

hutan dan kesejahteraan masyarakat serta sekaligus mengakomodasikan tuntutan dan

kepentingan pemerintah daerah. Beberapa strategi yang dapat dilakukan diantaranya

adalah melalui optimalisasi akses masyarakat terhadap hutan sebagai salah satu upaya

untuk resolusi konflik. Keberadaan KPH di tingkat lapangan yang dekat masyarakat

akan memudahkan dalam memahami permasalahan riil di tingkat lapangan, untuk

sekaligus memposisikan perannya dalam penetapan bentuk akses yang tepat bagi

masyarakat serta alternatif solusi penyelesaian konflik. Terbentuknya KPHP

Madapangga Rompu yang merupakan salah satu wujud nyata bentuk desentralisasi

sektor kehutanan, dapat menjamin penyelenggaraan pengelolaan hutan akan tepat

lokasi, tepat sasaran, tepat kegiatan, dan tepat pendanaan. Selain itu, KPHP

Madapangga Rompu dapat memberikan kemudahan dalam investasi pembangunan di

sektor kehutanan, karena ketersediaan data/informasi detail tingkat lapangan

sertaefektif dalam mendukung keberhasilan penanganan rehabilitasi hutan dan

reklamasi karena adanya organisasi tingkat lapangan yang dapat mengambil peran

untuk menjamin penyelenggaraan rehabilitasi hutan dan reklamasi terlaksana

sebagaimana mestinya.

Dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai sebuah institusi

pengelola hutan di tingkat tapak, sebagaimana diamanatkan oleh PP No. 6 tahun 2007

jo PP No. 3 tahun 2008 pasal 9 mengenai fungsi dan tugas dari organisasi KPH, dimana

salah satunya yaitu menyelenggarakan pengelolaan hutan berupa tata hutan dan

penyusunan rencana pengelolaan hutan, maka KPHP Madapangga Rompu harus

mempunyai rencana pengelolaan hutan yang merupakan penggerak seluruh kegiatan

yang mengarahkan pada pencapaian tujuan dari pengelolaan hutan yang telah

ditetapkan. Rencana pengelolaan hutan yang terdiri dari rencana pengelolaan hutan

jangka panjang dan jangka pendek tersebut memuat setidaknya tujuan, strategi,

kegiatan serta target kelayakan pengembangan pengelolaan hutan. Sudah tentu dalam

penyusunan rencana pengelolaannya KPH harus mengacu pada Rencana Kehutanan

Page 19: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 5

Tingkat Nasional (RKTN) dalam hal ini RKTN 2011-2030, maupun kabupaten/kota

dengan memperhatikan aspirasi, nilai budaya masyarakat setempat, serta kondisi

lingkungan, Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan serta harus diselaraskan dengan kebijakan pembangunan nasional dan

daerah yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk dokumen perencanaan

pembangunan, seperti; RPJMN dan RPJMD Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Oleh karena itu, melalui kegiatan penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka

Panjang (RPHJP) KPHP Madapangga Rompu diharapkan data dan informasi yang

dimiliki oleh KPHP Madapangga Rompu yang meliputi kondisi kawasan baik biofisik,

sosial, ekonomi, kelembagaan dilengkapi dengan isu dan permasalahan serta

tantangan yang dihadapinya, dapat tersusun sebagai sebuah baselinedata yang

nantinya menjadi dasar dalam penentuan prioritas pengelolaan hutan di wilayah

KPHP Madapangga Rompu. Sehingga kedepan dapat memberikan hasil yang sesuai

dengan rencana dan target dari dibentuknya organisasi KPHP Madapangga Rompu.

Penyusunan RPHJP-KPHP Madapangga Rompu ini nantinya dijadikan sebagai landasan

dan acuan kegiatan pembangunan kehutanan tingkat tapak di wilayah KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB.

1.2. Tujuan Pengelolaan

Maksud Penyusunan RPHJP - KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima ini adalah:

1. Menyediakan rencana pengelolaan (management plan) jangka panjang untuk

kurun waktu 10 tahun (2017 - 2026) untuk mengarahkan pelaksanaan

pengelolaan kawasan hutan pada setiap blok dan petak di wilayah KPHP

Madapangga Rompu;

2. Memberikan arahan bagi para pihak yang berkepentingan dalam kegiatan

pembangunan kehutanan di wilayah KPHP Madapangga Rompu;

3. Menyediakan acuan dan arahan bagi penyusunan business plan KPHP

Madapangga Rompu.

Adapun Tujuan Pengelolaan KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB

ini, antara lain:

1. Melaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan kritis;

2. Menginventarisasi potensi KPHP Madapangga Rompu (HHK, HHBK, dan Jasa

Lingkungan);

Page 20: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 6

3. Menata Blok dan Petak;

4. Menyelenggarakan pengelolaan hutan berbasis masyarakat melalui skema

HKm, Kemitraan secara lestari dan berkelanjutan;

5. Mengelola HHK, HHBK dan Jasa Lingkungan secara optimal dalam rangka

mendorong terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat;

6. Menyelesaikan masalah tenurial (konflik batas kabupaten, SPPT), perambahan

dan illegal logging;

7. Membangun kolaborasi dengan masyarakat dan pihak ketiga pemegang IUP

serta pihak ketiga lainnya dalam pengembangan aneka usaha kehutanan;

8. Mengembangkan jasa lingkungan melalui konservasi dan perlindungan pada

blok inti dan blok perlindungan;

9. Memantau implementasi RKT pihak ketiga pemegang IUP.

1.3. Sasaran

Sasaran dari kegiatan pengelolaan hutan KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima

periode Tahun 2017 - 2026, yaitu:

1. Terbangunnya kelas perusahaan Hasil Hutan Kayu (HHK) Jati dan Mahoni;

2. Terbangunnya kelas perusahaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Kemiri dan

Madu;

3. Terlaksananya kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui skema Kemitraan

Kehutanan;

4. Penyelesaian masalah konflik tenurial (SPPT);

5. Terwujudnya kemandirian KPHP Madapangga Rompu melalui penerapan Pola

Pengelolaan Keuangan (PPK) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan core

business HHK, HHBK dan Jasa Lingkungan;

6. Termonitornya pemegang ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan;

7. Terjaminnya perlindungan dan pengamanan hutan dalam wilayah kelola KPHP

Madapangga Rompu secara optimal dan berkelanjutan;

8. Terbangunnya sistem informasi manajemen pengelolaan hutan di KPHP

Madapangga Rompu;

9. Terbangunnya lembaga pengelola KPHP Madapangga Rompu yang mantap dan

profesional dengan SDM yang memadai dan kompeten.

Page 21: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 7

1.4. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup dari kegiatan pengelolaan hutan jangka panjang KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017 - 2026, meliputi:

1. Inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutan;

2. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu;

3. Pemberdayaan masyarakat;

4. Pembinaan dan pemantauan pada areal yang telah ada izin pemanfaatan dan

penggunaan kawasan hutan;

5. Penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar izin;

6. Pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada areal

yang sudah ada izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan;

7. Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam;

8. Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin;

9. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholders terkait;

10. Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM;

11. Penyediaan pendanaan;

12. Pengembangan database;

13. Rasionalisasi wilayah kelola;

14. Review rencana pengelolaan;

15. Pengembangan investasi.

1.5. Batasan Pengertian

1. Blok Pengelolaan pada wilayah KPH adalah bagian dari wilayah KPH yang

dibuat relatif permanen untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi

pengelolaan;

2. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan

satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang dibatasi oleh

pemisah topografi berupa punggung bukit atau gunung yang berfungsi

menampung air yang berasal dari curah hujan, menyimpan dan mengalirkannya

ke danau atau laut secara alami;

3. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dipertahankan daya dukungnya adalah

Page 22: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 8

DAS yang kondisi lahan serta kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial

ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah berfungsi

sebagaimana mestinya;

4. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dipulihkan daya dukungnya adalah DAS

yang kondisi lahan serta kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial ekonomi,

investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah tidak berfungsi

sebagaimana mestinya;

5. Deforestasi adalah perubahan secara permanen dari areal berhutan menjadi

tidak berhutan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia;

6. Degradasi Hutan adalah penurunan nilai suatu hutan akibat penuruanan

kualitas hutan, sehingga mempengaruhi fungsi dan potensi hutan tersebut;

7. Evaluasi adalah suatu proses untuk mengukur pencapaian suatu tujuan tertentu

yang telah ditetapkan serta dilakukan secara sistematik dan teratur, hasilnya

digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan pelaksanaan perencanaan

selanjutnya;

8. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan;

9. Hutan negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak

atas tanah;

10. Hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah;

11. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai

perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah

banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara

kesuburan tanah;

12. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

memproduksi hasil hutan;

13. Hutan Produksi Terbatas selanjutnya disingkat (HPT) adalah kawasan hutan

dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah

masing-masing dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai antara 125 -

174, diluar kawasan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam,

dan taman buru;

14. Hasil Hutan adalah aneka produk berupa barang dan atau jasa yang diperoleh

Page 23: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 9

atau berasal dari sumberdaya hutan yang dapat dimanfaatkan dan atau

diperdagangkan;

15. Hasil Hutan Bukan Kayu selanjutnya disingkat (HHBK) adalah hasil hutan

hayati baik nabati maupun hewani dan turunannya yang berasal dari hutan

kecuali kayu;

16. Hasil Hutan Ikutan adalah segala sesuatu yang bersifat material (bukan kayu)

yang dapat dimanfaatkan dari keberadaan hutan;

17. Inventarisasi Hutan adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari penataan

batas, inventarisasi hutan, pembagian hutan, pembukaan wilayah hutan,

pengukuran dan pemetaan;

18. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai

fungsi pokok dan peruntukkannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari;

19. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk

dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap;

20. Kehutanan adalah sistem pengurusan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan

yang diselenggarakan secara terpadu;

21. Kesatuan PengelolaanHutan Produksi (KPHP) adalah kesatuan pengelolaan

hutan yang luas wilayahnya seluruhnya atau didominasi oleh kawasan hutan

produksi;

22. Kelas Perusahaan adalah kesatuan pengelolaan dan pengusahaan hutan untuk

jenis tanaman pokok tertentu;

23. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan;

24. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa

satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program

dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya baik yang bersifat

personil (sumberdaya manusia), barang modal termasuk peralatan dan

tekonologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumberdaya

tersebut sebagai masukan untuk menghasilkan keluaran dalam bentuk

barang/jasa;

25. Kemitraan Kehutanan adalah kerjasama antara masyarakat setempat dengan

Pemegang Izin pemanfaatan hutan atau Pengelola Hutan, Pemegang Izin usaha

industri primer hasil hutan, dan/atau Kesatuan Pengelolaan Hutan dalam

pengembangan kapasitas dan pemberian akses, dengan prinsip kesetaraan dan

Page 24: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 10

saling menguntungkan.

26. Lahan Kritis adalah lahan tidak produktif dan tidak berfungsi lagi sebagai media

pengatur tata air dan perlindungan tanah, dengan kriteria penutupan vegetasi

kurang dari 25% dan ada gejala erosi permukaan dan parit;

27. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan

untuk mewujudkan visi;

28. Menteri adalah menteri yang diserahi tugas dan bertanggungjawab dibidang

lingkungan hidup dan kehutanan;

29. Penataan Hutan (Tata Hutan) adalah kegiatan rancang bangun unit

pengelolaan hutan, mencakup pengelompokkan sumberdaya hutan sesuai

dengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung di dalamnya dengan tujuan

untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara

lestari;

30. Pengurusan Hutan adalah kegiatan penyelenggaraan hutan yang meliputi

perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian dan pengembangan,

pendidikan dan pelatihan, serta penyuluhan kehutanan dan pengawasan;

31. Pengelolaan Hutan adalah suatu kegiatan yang meliputi kegiatan tata hutan dan

penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan

kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, serta perlindungan hutan dan

konservasi alam;

32. Perencanaan Kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penentuan kegiatan

dan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan lestari untuk

memberikan pedoman dan arah guna menjamin tercapainya tujuan

penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang

berkeadilan dan berkelanjutan;

33. Petak adalah bagian dari Blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit usaha

pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan dan silvikultur yang

sama;

34. Pemegang Ijin Pemanfaatan Hutan adalah perorangan atau Koperasi atau

BUMS yang diberi ijin oleh pejabat yang berwenang yang terdiri dari ijin usaha

pemanfaatan kawasan, ijin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, ijin usaha

pemanfaatan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu, dan ijin pemungutan hasil

hutan kayu dan/atau bukan kayu pada areal hutan yang telah ditentukan;

Page 25: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 11

35. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (PDAS) adalah upaya manusia dalam

mengatur hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dengan manusia di

dalam DAS dan segala aktivitasnya agar terwujud kelestarian dan keserasian

ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia

secara berkelanjutan;

36. Penggunaan Kawasan Hutan adalah kegiatan penggunaan kawasan hutan

untuk pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah status dan

fungsi pokok kawasan hutan;

37. Pemanfaatan Hutan adalah bentuk kegiatan pemanfaatan kawasan hutan,

pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu

serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk

kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya;

38. Pemanfaatan kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh

sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan manfaat ekonomi

secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya.

39. Pemanfaatan jasa lingkungan adalah kegiatan untuk memanfaatkan potensi

jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi

utamanya.

40. Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatakan dan

mengusahakan hasil hutan berupa kayu dengan tidak merusak lingkungan dan

tidak mengurangi fungsi pokoknya.

41. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatakan

dan mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu dengan tidak merusak

lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.

42. Pemungutan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu adalah kegiatan untuk

mengambil hasil hutan baik berupa kayu dan/atau bukan kayu dengan batasan

waktu, luas dan/atau volume tertentu.

43. Pembinaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar

penyelenggaraan dan capaian kinerja sesuai dengan standar kualitas dan sasaran

yang ditetapkan;

44. Pengendalian adalah suatu proses atau upaya untuk mengurangi atau menekan

penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga diperoleh suatu hasil sesuai

dengan yang telah ditetapkan melalui pemantauan, pengawasan dan penilaian

Page 26: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 12

kegiatan;

45. Pengawasan adalah pengamatan dari dekat secara langsung dan atau dari jauh

secara tidak langsung yang dilakukan secara menyeluruh dengan

membandingkan antara yang dilaksanakan dengan yang seharusnya

dilaksanakan;

46. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bima.

47. Resort Pengelolaan Hutan adalah kawasan hutan dalam wilayah KPH yang

merupakan bagian dari wilayah KPH yang dipimpin oleh Kepala Resort KPH dan

bertanggung - jawab kepada Kepala KPH;

48. Rehabilitasi Hutan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan

meningkatkan fungsi hutan sehingga daya dukung, produktivitas, dan

peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga;

49. Rencana Pengelolaan Hutan KPH adalah rencana pada kesatuan pengelolaan

hutan yang memuat semua aspek pengelolaan hutan dalam kurun jangka panjang

dan pendek, disusun berdasarkan hasil tata hutan dan rencana kehutanan, dan

memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya masyarakat serta kondisi

lingkungan dalam rangka pengelolaan kawasan hutan yang lebih intensif untuk

memperoleh manfaat yang lebih optimal dan lestari;

50. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHadalah rencana

pengelolaan hutan pada tingkat strategis berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun

atau selama jangka benah pembangunan KPH;

51. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek KPHadalah rencana pengelolaan

hutan berjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatan operasional berbasis

petak/blok;

52. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk

mewujudkan visi dan misi;

53. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

periode perencanaan;

54. Wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum

menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha pemanfaatannya.

Page 27: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 BAB IV - 13

BAB2DESKRIPSI KAWASAN

Page 28: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 14

BAB2 DESKRIPSI KAWASAN

2.1. Risalah Wilayah KPHP Madapangga Rompu

2.1.1. Letak

Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat

(NTB) secara geografis terletak antara 118° 28’ 31” BT-118° 41’ 22” Bujur Timur dan

8° 29’ 15” LS-8° 53’ 17” Lintang Selatan. Adapun secara administrasi pemerintahan,

wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu terletak di wilayah Kecamatan Madapangga,

Kecamatan Bolo, Kecamatan Parado, Kecamatan Monta, dan Kecamatan Woha

Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Gambar 2.1. Letak Wilayah Kerja KPHP Madapangga Rompu.

Berdasarkan kelompok hutannya, wilayah KPHP Madapangga Rompu (Unit XX) secara

keseluruhan terletak di Kelompok Hutan (KH) ToffoRompu (RTK.65) yang ditunjuk

sebagai kawasan hutan berdasarkan Surat Keputusan ZB. 12 Februari 1937 No. 8 dan

RB.5 Juni 1937 No.45/XII/ZZB. Sedangkan berdasarkan Peta Pembagian Wilayah

Page 29: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 15

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dikeluarkan oleh Balai Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Dodokan Moyosari, wilayah kelola KPHP Madapangga

Rompu meliputi 10 (sepuluh) wilayah DAS. Secara detail, letak wilayah kelola KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB berdasarkan kelompok hutan,

pembagian wilayah DAS, administrasi pemerintahan dan kehutanan disajikan dalam

Tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2. 1 Letak Wilayah KPHP Madapangga Rompu berdasarkan Kelompok Hutan, Pembagian DAS, Administrasi Pemerintahan dan Kehutanan.

No. Kelompok

Hutan

Nama

DAS

Administrasi

Kecamatan

Administrasi

Kehutanan

1. ToffoRompu Lere Parado - Bima UPTD Parado

2. Nontodue Parado, Monta - Bima UPTD Parado

UPTD Monta

3. Pelaparado Madapangga, Woha,

Monta, Parado, Bolo–

Bima

UPTD Madapangga

UPTD Woha

UPTD Monta

UPTD Parado

UPTD Bolo

4. Sama Parado–Bima UPTD Parado

5. Sampasori Parado, Monta - Bima UPTD Parado

UPTD Monta

6. Sori Madajampi Madapangga–Bima UPTD Madapangga

7. Sori Ndano Parado–Bima UPTD Parado

8. Tewanu Parado–Bima UPTD Parado

9. Tolokuta Parado–Bima UPTD Parado

10. Nggupadapa Parado, Monta–Bima UPTD Parado

UPTD Monta

Sumber: BPKH, 2015, BPS Kab Bima 2014 dan LAKIP Kab Bima, 2012.

2.1.2. Luas Wilayah Kelola KPHP Madapangga Rompu berserta Fungsi Hutan

Luas wilayah KPHP Madapangga Rompu (Unit XX) berdasarkan SK Nomor

337/Menhut-VII/2009 Tanggal 15 Juni 2009 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan

Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)

Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah ± 49.722 Ha, sedangkan berdasarkan

rekonstruksi tata batas yang telah disesuaikan pada peta adalah ± 46.687,02 Ha.

Luasan wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu disesuaikan berdasarkan dengan

rekonstruksi tata batas. Kawasan hutan ini terdiri dari Hutan Lindung (HL) seluas ±

19.277,18 Ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 15.060,36 Ha dan Hutan

Produksi Tetap (HP) seluas ± 12.349,48 Ha yang semuanya terletak pada Kelompok

Hutan (KH) ToffoRompu (RTK. 65). Adapun berdasarkan letak administrasinya,

Page 30: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 16

wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu seluas +46.687,02 Ha tersebar di 5 (lima)

wilayah kecamatan di Kabupaten Bima. Secara rinci, luas wilayah kelola KPHP

Madapangga Rompu berdasarkan hasil tata batas dan SK Kemenhut disajikan pada

Tabel 2.2. berikut dibawah ini.

Tabel 2. 2 Luas Wilayah Kelola KPHP Madapangga Rompu

No. Kelompok

Hutan

Luas

(Ha)

SK Menteri

Kehutanan

Batas

Luar

(Km)

Batas

Fungsi

(Km)

Keterangan

1. Toffo Rompu

(RTK 65)

46.687,02 SK No.

337/Menhut-

VII/2009 Tanggal

15 Juni 2009

287,32 HL 197,11

HP 130,00

HPT

200,38

Luas telah

dikoreksi

dengan Peta

Tata Batas dan

Peta batas

daerah Kab.

Bima dan Kab.

Dompu

Jumlah 46.687,02 287,32 527,50

Sumber: Olahan Data GIS BPKH, 2015.

Gambar 2.2. Peta Fungsi Hutan Wilayah KPHP Madapangga Rompu.

Luas wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB

berdasarkan fungsi hutannya terdiri dari 19.277,18 Ha dengan fungsi hutan lindung,

Page 31: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 17

15.060,36 Ha dengan fungsi hutan produksi terbatas, dan 12.349,48 Ha dengan

fungsi hutan tetap disajikan pada Tabel 2.3. berikut dibawah ini.

Tabel 2. 3 Luas Wilayah KPHP Madapangga Rompu berdasarkan Kelompok dan Fungsi Hutan (Hasil Tata Batas).

No. Kelompok

Hutan RTK

SK Menhut 337/Menhut-VII/2009

Total

Tata Batas

Total Hutan

Lindung

Hutan Produksi Terbatas

Hutan Produksi

Tetap

Hutan Lindung

Hutan Produksi Terbatas

Hutan Produksi

1. Toffo Rompu

65 23.645 (47,55

%)

14.859 (29,88 %)

11.218 (22,56

%)

49.722 (100

%)

19.277,18

(41,29%)

15.060,36 (32,26 %)

12.349,48 (26.45%)

46.687,02 (100

%) Total 23.645 14.859 11.218 49.722 19.277,1

8 15.060,36 12.349,48 46.687,0

2

Sumber: BPKH, 2015.

2.1.3. Batas-batas Wilayah

Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima dengan luas +46.687,02 Ha yang

tersebar di 5 (lima) kecamatan dan 28 (dua puluh delapan) desa di Kabupaten Bima

memiliki batas-batas geografis, sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Bolo dan Kecamatan Madapangga,

Sebelah Selatan : Samudera Hindia,

Sebelah Barat : Kec. Dompu, Kec. Pajo dan Kec. Hu’u (Kab. Dompu),

Sebelah Timur : Teluk Wawaorada dan Kecamatan Monta.

2.1.4. Aksesibilitas Kawasan

Aksesibilitas di kecamatan sekitar wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima

pada umumnya menggunakan akses darat atau jalan. Semua desa terhubung oleh jalan

dengan transportasi kendaraan roda dua dan empat. Melalui pendekatan

pembangunan fisik yang telah dilaksanakan sejak lama, infrastruktur jalan di

Kabupaten Bima telah terhubung di hampir seluruh wilayah. Wilayah kelima

kecamatan juga sudah terhubung dengan ibukota kabupaten dengan kondisi jalan

beraspal. Panjang jalan menurut kondisi jalan setiap kecamatan di wilayah KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima disajikan pada Tabel 2.4. dibawah ini.

Tabel 2. 4 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan per Kecamatan Kabupaten BimaTahun 2014.

No Kecamatan Panjang Jalan (Km)

Jalan Tanah Jalan Diperkeras Jalan Aspal Jumlah

1. Madapangga 54,50 35,00 37,50 127,00

2. Monta 50,00 12,00 44,00 106,00

Page 32: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 18

No Kecamatan Panjang Jalan (Km)

Jalan Tanah Jalan Diperkeras Jalan Aspal Jumlah

3. Parado 30,00 3,00 24,20 57,20

4. Woha 35,00 31,00 77,00 143,00

5. Bolo 32,50 25,50 40,50 98,50 Jumlah Total 202,00 106,50 223,20 531,70

Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2014.

Aksesibilitas menuju Wilayah KPHP Madapangga Rompu pada 5 kecamatan yang

melingkupinya telah terhubung oleh jalan dengan jenis dan panjang jalan sebagaimana

disebutkan pada Tabel 2.4 diatas. Adapun jarak dan waktu tempuh serta jenis fasilitas

transportasi menuju wilayah KPHP Madapangga Rompu adalah sebagaimana

disajikanpada Tabel 2.5 dibawah ini.

Tabel 2. 5 Aksesibilitas menuju Wilayah KPHP Madapangga Rompu

No

Dari

Menuju

Jarak Tempuh

(Km)

Waktu Tempuh (Menit)

Fasilitas Transportasi Tersedia

1. Ibukota Provinsi KPHP Madapangga Rompu

± 400 ±720 Udara, darat (Bus Malam) dan Laut (Kapal Cepat)

2. Ibukota Kabupaten Ibukota Kecamatan : Kec. Madapangga 15 30 Bus, Mikrolet Kec. Bolo 10 20 Bus, Mikrolet

Kec. Woha 6 10 Bus, Mikrolet

Kec. Monta 15 30 Bus, Mikrolet

Kec. Parado 35 45 Bus, Mikrolet

3. Ibukota Kecamatan : Kec. Madapangga Desa yang

berbatasan dengan Kawasan Hutan di

Wilayah KPHP Madapangga Rompu

1-7 15 Mikrolet, Dokar, Ojek Kec. Bolo 3 10 Mikrolet, Dokar, Ojek

Kec. Woha 3-5 5-10 Mikrolet, Dokar, Ojek

Kec. Monta 0,5-10 5-20 Mikrolet, Dokar, Ojek

Kec. Parado 0,5-5 5-10 Mikrolet, Dokar, Ojek

2.1.5. Sejarah Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima

a. Proses Pembentukan KPH

1. Pencadangan KPH

a. Pencadangan KPH di Provinsi NTB mulai dilakukan tahun 2000-2001

(masa transisi menuju era otonomi) dalam rangka rancang bangun

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP). Hasil rancang bangun

tersebut telah membagi seluruh kawasan hutan produksi kedalam 12 (dua

belas) unit KPHP. Selanjutnya hasil rancang bangun tersebut terkait arah,

tujuan dan strategi disempurnakan dengan acuan PP 34/2002.

Page 33: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 19

b. Seiring dengan lahirnya PP 6/2007, jo. PP 3/2008 (pengganti PP

34/2002) hasil rancang bangun KPHP tersebut selanjutnya dilakukan

perubahan mendasar, yaitu dengan menyatukan fungsi hutan lindung

dengan hutan produksi kedalam wadah Kesatuan Pengelolaan Hutan

(KPH). Disamping itu juga membentuk kawasan hutan konservasi

kedalam Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK). Hasil rancang

bangun KPH tersebut telah membagi seluruh kawasan hutan di NTB

kedalam 29 KPH, yang terdiri 11 (sebelas) KPHP, 12 (dua belas) KPHL,

dan 6 (enam) KPHK.

c. Selanjutnya hasil rancang bangun tersebut disepakati para Kepala Unit

Pelaksana Teknis Kehutanan lingkup NTB, para Kepala Dinas yang

menangani urusan Kehutanan di Provinsi/Kabupaten/Kota, diketahui

seluruh Bupati/Walikota se-NTB, serta disetujui Gubernur NTB pada

tahun 2008.

2. Proses Penetapan KPH

a. Hasil rancang bangun yang telah disepakati para pemangku kepentingan

tersebut, selanjutnya diusulkan Gubernur NTB kepada Menteri

Kehutanan. Dari 29 KPH yang diusulkan, kemudian ditetapkan

berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.337/Menhut-

VII/2009 adalah sebanyak 23 (dua puluh tiga) KPH dan menjadi

kewenangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota meliputi 12 (dua

belas) KPHP dan 11 (sebelas) KPHL.

b. Atas dasar pencadangan Menteri Kehutanan tersebut, pada Tahun 2014

Bupati Bima membentuk organisasi UPTD KPHP Madapangga Rompu

menjadi salah satu KPH di Kabupaten Bima Provinsi NTB melalui

Peraturan Bupati Bima Nomor 26 Tahun 2014. Sinkronisasi luasan

wilayah KPHP Madapangga Rompu menurut SK No. 337/Menhut-

VII/2009 tanggal 15 Juni 2009 dengan luas 49.227 ha. Sedangkan SHP tata

batas BPKH seluas 47.010, 59 ha. Kemudian luasan dikoreksi dengan peta

tata batas dan peta batas daerah Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu

sehingga luasan wilayah KPHP Madapangga Rompu seluas 46. 687, 02 ha.

Luasan tersebut yang dijadikan sebagai luasan wilayah KPHP Madapangga

Rompu.

Page 34: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 20

2.1.6. Pembagian Blok dan Petak di KPHP Madapangga Rompu

Kegiatan tata hutan perlu dilakukan untuk dapat melaksanakan pengelolaan secara

efektif dan efisien ditingkat tapak. Kegiatan ini mengacu pada beberapa aturan

hukum, yaitu : UU No. 41 tahun 1999 pasal 21a tentang tata hutan dan rencana

pengelolaan hutan, pasal 22 tentang tata hutan yang kemudian diturunkan melalui PP

No. 6 tahun 2007 pasal 12. Kegiatan tata hutan ini meliputi pembuatan rancang

bangun unit pengelolaan hutan yang disesuaikan dengan tipe ekosistem dan potensi

yang ada di dalamnya.Berdasarkan pada PP tersebut kemudian dikeluarkan

Permenhut No. P.6/Menhut-II/2010 tentang norma, standar, prosedur dan kriteria

pengelolaan KPHL dan KPHP dimana pasal 4 menerangkan tentang tata hutan yang

diperinci dengan Peraturan Dirjen Planologi Kehutanan No. P.5/VII-WP3H/2012

tentang petunjuk teknis tata hutan dan rencana pengelolaan KPHL dan KPHP dimana

berdasarkan hasil inventarisasi hutan maka dilakukan pembuatan blok pada kawasan

dengan mempertimbangkan: (1) karakteristik kondisi biofisik lapangan, (2) kondisi

sosial ekonomi, (3) potensi sumberdaya alam, (4) keberadaan ijin usaha pemanfaatan

dan penggunaan kawasan hutan, serta (5) Faktor-faktor pembatas. Blok didefinisikan

sebagai bagian wilayah KPH yang dibuat relatif permanen untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pengelolaan. Selain itu, dalam pembagian blok dimungkinkan

untuk menetapkan blok sebagai wilayah tertentu yang didefinisikan sebagai wilayah

yang situasi dan kondisinya belum menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan

pemanfaatannya berada di luar areal ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan

hutan. Berdasarkan Peraturan Dirjen Planologi tersebut, pembagian blok di dalam

hutan lindung terdiri atas blok inti, blok pemanfataan, dan blok khusus. Sementara di

dalam hutan produksi, pembagian blok terdiri atas blok perlindungan, blok

pemanfaatan jasa lingkungan dan HHBK, blok pemanfaatan HHK-HTI dan HHK-HA,

blok pemberdayaan masyarakat dan blok khusus. Blok-blok tersebut kemudian dibagi

lagi kedalam petak dengan tujuan efisiensi dan efektivitas pengelolaan hutan.

Setelah kawasan terbagi kedalam blok, maka dilakukan pembuatan petak di dalam

blok tersebut. Petak merupakan bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi

unit usaha pemanfaatan terkecil, dimana pembagiannya berdasarkan pertimbangan

produktivitas dan potensi areal/lahan, kawasan lindung dan rancangan areal untuk

pemanfaatan.

Page 35: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 21

Untuk kawasan KPHP MadapanggaRompu dalam pembagian blok dan petak,

pendekatan satuan lahan yang disarankan adalah wilayah tangkapan air (DAS/Sub

DAS/Sub-sub DAS) dengan kisaran luas pada masing-masing petak pada hutan lindung

di kawasan KPHP Madapangga Rompu adalah 80-160 Ha atas dasar kemampuan

organisasi KPHP Madapangga Rompu dalam mengelola 1 unit petak. Sementara untuk

hutan produksi ditetapkan luasan petak pengelolaannya berkisar antara 40-80 Ha.

Berdasarkan prosedur penataan hutan tersebut, maka kawasan hutan KPHP

MadapanggaRompu Kabupaten Bima yang terdiri dari kawasan dengan fungsi

produksi dan lindung terbagi kedalam 6 (enam) blok, dimana 4 (empat) blok berada di

kawasan hutan produksi terbatas dan tetap; dan 2 (dua) blok lainnya berada di

kawasan hutan lindung. Kawasan dengan fungsi produksi terbagi atas; 1) Blok

Perlindungan, 2) Blok Pemanfaatan HHK–HT, 3) Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa

Lingkungan, dan HHBK, serta 4) Blok Pemberdayaan Masyarakat. Adapun kawasan

dengan fungsi lindung terbagi atas; 1) Blok Inti dan 2) Blok Pemanfaatan.

Blok-blok hasil penataan areal kerja berdasarkan Peraturan Dirjen Planologi

Kehutanan Nomor: P.5/VII-WP3H/2012 tentang petunjuk teknis tata hutan dan

penyusunan rencana pengelolaan hutan pada Kesatauan Pengelolaan Hutan Lindung

(KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) tersebut memiliki

peruntukkan dan kriteria sebagai berikut :

1. Blok HL-Inti merupakan blok yang difungsikan sebagai perlindungan tata air dan

perlindungan lainnya serta sulit untuk dimanfaatkan, dengan kriteria kurang

memiliki potensi jasa lingkungan, wisata alam, dan potensi hasil hutan bukan kayu.

2. Blok HL-Pemanfaatan merupakan blok yang difungsikan sebagai areal yang

direncanakan untuk pemanfaatan terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan pemanfaatan hutan pada kawasan hutan yang berfungsi

hutan lindung, dengan kriteria:

(a) Mempunyai potensi jasa lingkungan, wisata alam, dan potensi hasil hutan

bukan kayu (HHBK);

(b) Terdapat ijin pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan, dan hasil hutan bukan

kayu (HHBK);

(c) Areal dekat dengan masyarakat sekitar atau dalam kawasan hutan; serta

Page 36: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 22

(d) Areal-areal yang memiliki aksesibilitas yang tinggi.

3. Blok HP–Perlindungan merupakan blok yang difungsikan sebagai perlindungan

tata air dan perlindungan lainnya serta direncanakan untuk tidak dimanfaatkan,

dengan kriteria termasuk dalam kriteria kawasan lindung.

4. Blok HP-Pemanfaatan HHK-HT merupakan blok yang telah ada ijin pemanfaatan

HHK-HT dan yang akan difungsikan sebagai areal yang direncanakan untuk

pemanfaatan HHK-HT sesuai dengan potensi kawasan yang telah dihasilkan dari

proses tata hutan, dengan kriteria: (a) mempunyai potensi hasil hutan kayu (HHK)

yang rendah; (b) merupakan areal yang tidak berhutan; dan (c) terdapat ijin

pemanfaatan HHK-HT.

5. Blok HP–Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBK merupakan blok

yang telah ada ijin pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK dan yang

akan difungsikan sebagai areal yang direncanakan untuk pemanfaatan kawasan,

jasa lingkungan dan HHBK sesuai dengan potensi kawasan yang telah dihasilkan

dari proses inventarisasi dengan kriteria:

(a) Mempunyai potensi jasa lingkungan, wisata alam, potensi hasil hutan non

kayu;

(b) Terdapat ijin pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan hasil hutan non

kayu.

6. Blok HP-Pemberdayaan Masyarakat merupakan blok yang telah ada upaya

pemberdayaan masyarakat seperti Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa

(HD), dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR), dan yang akan difungsikan sebagai areal

yang direncanakan untuk upaya pemberdayaan masyarakat sesuai dengan potensi

kawasan yang telah dihasilkan dari proses tata hutan, dengan kriteria:

(a) Mempunyai potensi hasil hutan kayu (HHK) yang rendah;

(b) Merupakan areal yang tidak berhutan;

(c) terdapat ijin pemanfaatan hutan untuk HKm, Hutan Desa, dan HTR; dan

(d) areal dekat dengan masyarakat baik di dalam maupun di sekitar hutan.

Page 37: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 23

Gambar 2.3. Peta Pembagian Blok di Wilayah KPHP Madapangga Rompu.

Data luasan masing-masing blok KPHP Madapangga Rompu berdasarkan sebaran

fungsi hutannya disajikan dalam bentuk Tabel 2.6. sebagai berikut dibawah ini.

Tabel 2. 6 Luas Masing-masing Blok pada Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB.

Blok KPHP Madapangga Rompu

Total Luas (Ha) Prosentase Luas (%)

Hutan Lindung (HL) 19.277,18 41,29

HL–Inti 4.574,56 9,80

HL-Pemanfaatan 14.702,62 31,49

Hutan Produksi (HP) 12.349,48 26,45

HP-Pemanfaatan HHK-HT 6.149,99 13,17

HP-Pemanfaatan Jasling dan HHBK 1.433,06 3,07

HP-Pemberdayaan Masyarakat 3.261,51 6,99

HP-Perlindungan 1.504,92 3,22

Hutan Produksi Terbatas (HPT) 15.060,36 32,26

HP-Pemanfaatan HHK - HT 14.115,96 30,24

HP-Pemanfaatan Jasling dan HHBK 608,81 1,30

HP-Perlindungan 335,59 0,72

Total Luas (ha) 46.687,02 100,00 Sumber: Olahan Data GIS BPKH, 2015.

Page 38: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 24

2.2. Kondisi Biofisik Wilayah KPHP Madapangga Rompu

2.2.1. Iklim KPHP Madapangga Rompu

Keadaan iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan, hari hujan,

temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan intensitas penyinaran matahari.

Sedangkan untuk menggambarkan kondisi iklim di suatu kawasan tertentu yang

areanya lebih sempit dapat dilihat dari keadaan curah hujan dan hari hujan yang

terjadi di kawasan tersebut.

Sebagaimana daerah tropis lainnya, Kabupaten Bima hanya mengenal 2 (dua) musim,

yaitu; musim kemarau dan musim hujan. Musim hujan rata-rata berlangsung mulai

bulan Oktober sampai April. Pada bulan Oktober sampai Maret angin bertiup dari

barat daya ke timur laut dengan membawa hujan. Pada musím kemarau suhu udara

relatif rendah yaitu 20-30°C pada siang hari dan 20°C pada malam hari. Kabupaten

Bima, dipengaruhi oleh tipe iklim D, E dan F (menurut Schmidth dan Ferguson, 1951).

Suhu udara siang hari antara 28-32°C. Terjadi perbedaan suhu udara yang sangat

besar antara siang dan malam hari. Selain curah hujan tahunan yang relatif kecil,

penyebarannyapun tidak merata, dimana pada bulan Mei-Oktober merupakan bulan

yang jarang terjadi hujan. Menurut hasil evaluasi agroklimat klasifikasi iklim menurut

Schimdt-Ferguson, iklim di Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima

adalah tipe iklim E (agak kering), yaitu nilai perbandingan (Q) rata-rata bulan kering

dibagi rata-rata bulan basah nilainya berkisar antara 1,67 < Q < 3,00. Gambaran curah

9.80%

31.49%

13.17%

3.07%

6.99%

3.22%

30.24%

1.30% 0.72% HL–Inti

HL-Pemanfaatan

HP-Pemanfaatan HHK-HT

HP-Pemanfaatan Jaslingdan HHBK

HP-PemberdayaanMasyarakat

HP-Perlindungan

Diagram Pembagian Blok Pengelolaan Kawasan di KPHP Madapangga Rompu

Page 39: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 25

hujan di Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima, dapat dilihat pada

Gambar 2.4.

Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB yang memiliki

curah hujan (CH) dengan kisaran 1.100-1.200 mm/tahun terdapat pada areal dengan

luas 8.744,29Ha. Adapun wilayah dengan kisaran curah hujan sebesar 1.000-1.100

mm/tahunmendominasi areal dengan luas mencapai 27.799,40Ha. Wilayah lainnya

yang beradadi wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB

memiliki kisaran curah hujan terendah yaitu antara 900-1.000 mm/tahun memiliki

luas 10.143,34 Ha, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.6 dihalaman selanjutnya.

Gambar 2.4. Peta Curah Hujan di Wilayah KPHP Madapangga Rompu.

Tabel 2. 7 Kondisi Curah Hujan di KPHP Madapangga Rompu berdasarkan Kelompok Hutan.

No Kelompok

Hutan (KH) Stasiun Jumlah

Hari Hujan Hujan

(mm/tahun) Luas (Ha)

Prosentase Luas (%)

1. ToffoRompu

(RTK. 65)

Paradowane 900 -1.000 10.143,34 21,73 Godo 9.91 1.000 - 1.100 27.799,40 59,54 Bolo 1.100 - 1.200 8.744,28 18,73

Total 9,91 46.687,02 100,00

Sumber: Olahan Data GIS BPKH, 2015.

Page 40: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 26

2.2.2. Geologi dan Tanah

Kondisi geologi di wilayah KPHP Madapangga Rompu berdasarkan Peta Geologi yang

dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi tahun 1975, formasi

geologi di wilayah KPHP Madapangga Rompu didominasi oleh batuan Andesit dan

Basalt. Batuan Andesit dan Basalt ± 80% tersebar di wilayah KPHP Madapangga

Rompu Kabuapten Bima. Batuan Andesit dan Basalt merupakan jenis batuan beku,

yaitu batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat dari

pembekuan magma. Gambaran formasi geologi di wilayah KPHP Madapangga

RompuKabupaten Bima disajikan pada Gambar 2.5. dan Tabel 2.7. dibawah ini.

Gambar 2.5. Peta kondisi Geologi di Wilayah KPHP Madapangga Rompu.

Tabel 2. 8 Data Kondisi Geologi di Wilayah KPHP Madapangga Rompu.

No. Formasi Geologi Luas (Ha) % Luas

1. Alluvium, recent riverine 564,49 1,21

2. Alluvium, recent riverine, alluvium, estuarine marine, peat

290,96 0,62

3. Alluvium, recent riverine, alluvium, fan deposits 36,70 0,08

4. Andesit, basalt 36.989,81 79,23

5. Limestone, coral 8.798,57 18,85

Total 46.687,02 100,00

Sumber: Olahan Data GIS BPKH, 2015.

Page 41: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 27

Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Indonesia (1965) yang dikeluarkan oleh Lembaga

Penelitian Tanah Bogor, jenis tanah yang terdapat di wilayah KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima adalah Komplek Litosol Mediteran Coklat Kemerahan dan

Mediteran Coklat. Jenis tanah ini tersebar ± 93,9% diseluruh wilayah KPHP

Madapangga Rompu.Sebaran tanah pada wilayah KPHP Madapangga

RompuKabupaten Bima Provinsi NTB dapat dilihat pada Gambar 2.6. dan Tabel 2.8.

dibawah berikut ini:

Gambar 2.6. Peta Sebaran Jenis Tanah di Wilayah KPHP Madapangga Rompu.

Tabel 2. 9 Sebaran Jenis Tanah di Wilayah KPHP Madapangga Rompu.

No. Jenis Tanah Luas (Ha) % Luas

1. Alluvial Coklat-Kekelabuan 2.641,65 5,66

2. Komplek Litosol Mediteran Coklat Kemerahan& Medietran Coklat

43.839,53 93,90

3. Komplek Mediteran Coklat& Mediteran Coklat Kemerahan

205,84 0,44

Total 46.687,02 100,00

Sumber: Olahan Data GIS BPKH, 2015.

2.2.3. Ketinggian Tempat dan Topografi KPHP Madapangga Rompu

Kawasan hutan pada wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima terletak

pada ketinggian 0‐1.200 mdpl. Ketinggian tempat di kawasan KPHP Madapangga

Page 42: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 28

Rompu didominasi pada ketinggian antara 200-300 mdpl dengan luas mencapai

8.404,43 Ha, diikuti kemudian oleh ketinggian antara 300-400 mdpl dengan luas

mencapai 8.290,33Ha, sedangkan ketinggian yang lebih tinggi dari 1.100 m dpl hanya

seluas 14,37 Ha. Gambaran lebih rinci tentang sebaran dan ketinggian tempat di

wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB disajikan pada

Gambar 2.7. dibawah ini dan Tabel 2.9. dihalaman selanjutnya.

Gambar 2.7. Peta Sebaran Ketinggian Tempat di Wilayah KPHP Madapangga Rompu.

Tabel 2. 10 Luas Ketinggian Tempat di Wilayah KPHP Madapangga Rompu.

No. Ketinggian Tempat

(m dpl) Luas (Ha)

% Luas

1. 0 – 100 2.103,31 4,51

2. 100 – 200 7.288,27 15,61

3. 200 – 300 8.404,43 18,00

4. 300 – 400 8.290,33 17,76

5. 400 – 500 6.100,04 13,07

6. 500 – 600 4.917,85 10,53

7. 600 – 700 4.131,10 8,85

8. 700 – 800 2.914,86 6,24

9. 800 – 900 1.541,44 3,30

10. 900 – 1.000 764,16 1,64

11. 1.000 – 1.100 216,87 0,46

12. 1.100 – 1.200 14,37 0,03

Total 46.687,02 100,00

Sumber: Olahan Data GIS BPKH, 2015.

Page 43: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 29

Kondisi kelerengan di wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi

NTB sangat beragam, mulai 0 % sampai lebih dari 50 % dengan dominasi kelerengan

pada kelas 15-30 % dengan luas 22.090,27 Ha, diikuti oleh kelas kelerengan 30-50 %

kemudian 8-15 % dengan luas masing-masing 11.126,07 Ha dan 8.887,62 Ha.

Gambaran umum terkait relief di wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima

Provinsi NTB disajikan dalam Gambar 2.10. dan Tabel 2.11. dihalaman

selanjutnyasebagai berikut:

Tabel 2. 11 Luas KPHP Madapangga Rompu berdasarkan Kelas Kemiringan Lahan.

Kelerengan Lahan (%)

Luas (Ha)

Persentase (%)

0 - 8% 3.361,06 7,20

8 - 15% 8.887,62 19,04

15 - 30% 22.090,27 47,32

30 - 50% 11.126,07 23,83

>50% 1.221,99 2,62

Total 46.687,02 100,00

Sumber: Olahan Data GIS BPKH, 2015.

Gambar 2.8. Peta Kemiringan Lahan di Wilayah KPHP Madapangga Rompu.

Informasi terkait dengan kondisi ketinggian tempat dan topografi diatas dapat menjadi

bahan pertimbangan bagi pengelola KPHP Madapangga Rompu dalam melakukan

Page 44: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 30

perencanaan terkait kegiatan-kegiatan pengelolaan hutan, seperti pemilihan jenis

tanaman, penerapan teknis konservasi tanah dan air serta pemanenan hasil hutan.

2.2.4. Tingkat Kekritisan Lahan di Kawasan KPHP Madapangga Rompu

Data sebaran tingkat kekritisan lahan di Kawasan KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima Provinsi NTB menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah ini masih

dapat dikategorikan cukup baik. Hal ini mengingat sebagian besar kawasannya masih

berada dalam kondisi tidak kritis (74,95% dari luas kawasan). Lahan di Kawasan

KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima dengan kriteria potensial kritis sebesar

17,72% sebagian besar berada pada kawasan Hutan Produksi Terbatas. Lahan dengan

kriteria agak kritis sebesar 6,52 % sebagian besar berada pada kawasan Hutan

Lindung, sedangkan sisanya luas lahan dengan kategori kritis berkisar 0,50 % dan

sangat kritis 0,28 % di sebagian kecil wilayah KPHP Madapangga Rompu. Sebaran dan

luas lahan kritis di wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB

dapat dilihat pada Tabel 2.11. dibawah ini, Tabel 2.12., dan Gambar 2.9. dihalaman

selanjutnya.

Tabel 2. 12 Tingkat Kekritisan Lahan di KPHP MadapanggaRompu KabupatenBima dirinci untuk setiap Blok Pengelolaan.

Blok dan Tingkat Kekeritisan Lahan Luas(Ha) % Luas

HL-Inti 4.574,56 9,80

Kritis 14,75 0,03

Agak Kritis 224,31 0,48

Potensial Kritis 45,01 0,10

Tidak Kritis 4.290,50 9,19

HL-Pemanfaatan 14.702,62 31,49

Kritis 62,71 0,13

Agak Kritis 1.476,53 3,16

Potensial Kritis 2.013,81 4,31

Tidak Kritis 11.149,56 23,88

HP-Pemanfaatan HHK-HT 20.265,95 43,41

Sangat Kritis 131,92 0,28

Kritis 158,46 0,34

Agak Kritis 1.281,44 2,74

Potensial Kritis 5.271,42 11,29

Tidak Kritis 13.422,72 28,75

HP-Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan, dan HHBK 2.041,87 4,37

Agak Kritis 0,26 0,00

Potensial Kritis 346,09 0,74

Tidak Kritis 1.695,52 3,63

Page 45: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 31

Blok dan Tingkat Kekeritisan Lahan Luas(Ha) % Luas

HP-Pemberdayaan Masyarakat 3.261,51 6,99

Potensial Kritis 551,19 1,18

Tidak Kritis 2.710,31 5,81

HP-Perlindungan 1.840,51 3,94

Kritis 0,01 0,00

Agak Kritis 65,64 0,14

Potensial Kritis 49,27 0,11

Tidak Kritis 1.725,59 3,70

Total 46.687,02 100,00 Sumber : BPDAS Dodokan Moyosari, 2013

Tabel 2. 13 Lahan Kritis di Wilayah KPHP Madapangga Rompu.

No. Tingkat Kekritisan Luas (Ha) Persentase (%)

1. Tidak Kritis 34.994,21 74,95

2. Potensial Kritis 8.276,80 17,72

3. Agak Kritis 3.048,18 6,52

4. Kritis 235,92 0,50

5. Sangat Kritis 131,91 0,28

TOTAL 46.687,02 100,00

Sumber : BPDAS Dodokan Moyosari, 2013

Gambar 2.9. Peta Tingkat Kekritisan Lahan di Wilayah KPHP Madapangga Rompu.

Page 46: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 32

Berdasarkan informasi pada 32ampe dan gambar diatas, lahan kritis (agak kritis-

sangat kritis) yang berada di Kawasan KPHP Madapangga Rompu adalah seluas

3.416,01 Ha atau 7,30% dari total luas 46.687,02 Ha. Dari total luasan lahan kritis

tersebut, 32amper separuhnya berada pada kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT)

yang merupakan kawasan berijin yaitu PT Koin Nesiaseluas 1.325,76 Ha. Selain itu

terdapat juga lahan kritis pada lahan IUPHKm seluas 200,33 Ha yang meliputi HKm

Monggo. Adapun yang berada pada Wilayah Tertentu yang merupakan kawasan yang

akan dikelola langsung oleh KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima seluas

1.889,92 Ha.

Informasi terkait lahan kritis tersebut merupakan dasar bagi pengelola KPHP

Madapangga Rompu dalam melakukan perencanaan rehabilitasi kawasan yang masih

kritis, terutama yang berada dalam Wilayah Tertentu selama 10 (sepuluh) tahun

kedepan. Dengan asumsi bahwa KPHP Madapangga Rompu melakukan reboisasi dan

upaya rehabilitasi lahan seluas ± 190 Ha/tahun, khususnya pada lahan-lahan

terindikasi agak kritis hingga sangat kritis pada wilayah tertentu maka diharapkan

pada akhir tahun kesepuluh, tidak lagi ditemukan sebaran lahan dengan konfigurasi

lahan dengan kategori agak kritis hingga sangat kritis. Adapun lahan kritis yang

berada didalam wilayah berijin, menjadi tanggung jawab dari pemegang IUP baik yang

berada di wilayah PT. Koin Nesia, HKm Monggo dan HKm Raba. Peran pengelola KPHP

Madapangga Rompu lebih berbentuk pemantauan terhadap kinerja pemegang IUP

sebagaimana telah direncanakan pada dokumen perencanaan pemegang ijin.

2.3. Potensi Wilayah KPHP Madapangga Rompu

2.3.1. Penutupan Vegetasi

Pada wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB,

teridentifikasi terdapat 7(tujuh) tipe kelas penutupan lahan yang terdiri dari; 1) Hutan

Lahan Kering Primer, 2) Hutan Lahan Kering Sekunder, 3) TanahTerbuka, 4) Pertanian

Lahan Kering, 5) Pertanian Lahan Kering Campur Semak, 6) Sawah, dan 7) Semak

belukar. Secara detail, informasi tentang penutupan lahan di wilayah

KPHPMadapangga Rompu Kabupaten Bima disajikan pada Tabel 2.13. dan Gambar

2.10. dihalaman selanjutnya.

Page 47: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 33

Tabel 2. 14 Penutupan Lahan di Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima.

Tipe Penutupan Lahan Luas

(Ha)

Prosentase

(%)

Hutan Lahan Kering Primer 13.910,97 29,80 Hutan Lahan Kering Sekunder 19.460,53 41,68 Tanah Terbuka 140,02 0,30 Pertanian Lahan Kering 213,32 0,46 Pertanian Lahan Kering Campur Semak 1.554,22 3,33 Sawah 151,09 0,32 Semak Belukar 11.256,87 24,11

Total 46.687,02 100,00

Sumber: Olahan Data GIS BPKH, 2015. Kondisi penutupan lahan, berdasarkan tabel diatas, masih didominasi oleh hutan lahan

kering sekunder yaitu seluas ± 19.460,53 Ha, Hutan Lahan Kering Primer seluas

±13.910,97 Ha, dan Semak Belukar seluas ± 11.256,87Ha. Adanya penutupan lahan

pertanian lahan kering seluas ± 213,32Ha dan pertanian lahan kering campur semak

seluas ± 1.554,22Ha serta sawah seluas ± 151,09 Ha mengindikasikan adanya

perambahan kawasan hutan yang dilakukan oleh masyarakat disekitar kawasan hutan

di wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima.

Gambar 2.10. Peta Penutupan Lahan di Wilayah KPH Madapangga Rompu.

Page 48: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 34

Tabel 2. 15 Sebaran tutupan lahan KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima dirinci berdasarkan Blok Pengelolaan Hutan.

Nama Blok Tipe Penutupan Lahan Luas

(Ha)

Prosentase

(%)

HL-Inti Hutan Lahan Kering Primer 1.922,41 4,12

Hutan Lahan Kering Sekunder 2.618,36 5,61

Pertanian Lahan Kering Campur Semak 14,24 0,03

Sawah 19,56 0,04

Sub Total

4.574,56 9,80

HL-Pemanfaatan Hutan Lahan Kering Primer 6.582,33 14,10

Hutan Lahan Kering Sekunder 4.526,16 9,69

Tanah Terbuka 0,77 0,00

Pertanian Lahan Kering Campur Semak 656,53 1,41

Sawah 58,55 0,13

Semak Belukar 2.878,27 6,17

Sub Total

14.702,62 31,49

HP-Pemanfaatan-

HHK-HT

Hutan Lahan Kering Primer 2.900,99 6,21

Hutan Lahan Kering Sekunder 8.173,48 17,51

Tanah Terbuka 139,25 0,30

Pertanian Lahan Kering 212,86 0,46

Pertanian Lahan Kering Campur Semak 806,32 1,73

Sawah 64,84 0,14

Semak Belukar 7.968,21 17,07

Sub Total 20.265,95 43,41

HP-Pemanfaatan

Kaw, Jasling, HHBK

Hutan Lahan Kering Primer 845,81 1,81

Hutan Lahan Kering Sekunder 819,12 1,75

Semak Belukar 376,93 0,81

Sub Total 2.041,87 4,37

HP – Pemberdayaan

Masyarakat

Hutan Lahan Kering Primer 278,90 0,60

Hutan Lahan Kering Sekunder 2.899,52 6,21

Pertanian Lahan Kering 0,46 0,00

Pertanian Lahan Kering Campur Semak 47,64 0,10

Sawah 8,15 0,02

Semak Belukar 26,84 0,06

Sub Total 3.261,51 6,99

HP – Perlindungan Hutan Lahan Kering Primer 1.380,53 2,96

Hutan Lahan Kering Sekunder 423,89 0,91

Pertanian Lahan Kering Campur Semak 29,48 0,06

Semak Belukar 6,62 0,01

Sub Total

1.840,51 3,94

Total

46.687,02 100,00

Sumber: Olahan Data GIS BPKH, 2015.

Page 49: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 35

Data penutupan lahan untuk setiap blok di wilayah KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima secara terinci dapat dilihat pada Tabel 2.15.

2.3.2. Potensi Kayu

Berdasarkan laporan hasil Inventarisasi Biogeofisik di Wilayah KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima yang dilakukan oleh BPKH Wilayah VIII Denpasar pada tahun

2015 dan kunjungan lapangan diketahui bahwa dominansi vegetasi kawasan hutan

pada KPHP Madapangga Rompu ditutupi oleh beberapa spesies, seperti; jati, mahoni,

kemiri dan beberapa jenis rimba campuran yang saat ini jumlahnya sudah mulai

berkurang. Selain itu, terdapat pula jenis kemiri dan mahoni yang merupakan

peninggalan Perum Perhutani seluas ± 200 Ha di Desa Kuta Kecamatan Parado. Namun

dalam perkembangannya, tegakan tersebut mengalami perubahan drastis karena

adanya penebangan liar. Sehingga saat ini di hutan alam potensivegetasinya sudah

jarang dan banyak ditumbuhi oleh semak belukar.

Potensi rata-rata keseluruhan jenis vegetasi pada KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima berdasarkan hasil enumerasi BPKH Tahun 2015 adalah sebesar

kurang dari 57,32 m3/Ha dengan jumlah pohon 106 batang. Berikut jenis pohon yang

mendominasi di wilayah KPHP Madapangga Rompu ;

Tabel 2. 16 Jenis Pohon yang Mendominasi

No Jenis Kerapatan Keterangan

1 Loa (Protium javanicum) 18,23

2 Rino (Grewia criocarpus Juss) 7,08

3 Kesambi (Schleichera oleosa), 6,38

4 Randu (Ceiba pentandra) 5,15

5 Sala (Pterospermum javanicum) 5,31

6 Tai nasi (Cananga odorata) 5,54

7 Jeniti (Strombosia javanica) 4,00

8 Api (Diospyros malabarica) 0,62

9 Bintangor (Calophylum soulattri) 0,08

10 Konca (Litsea accedentoides) 1,08

11 Loka (Pterospermum elengi) 0,31

Sumber : BPKH, 2015

Page 50: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 36

2.3.3. Potensi Bukan Kayu

Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang terdapat pada wilayah KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima (BPKH, 2015), antara lain jenis-jenis, seperti;

kemiri (Aleurites moluccana), asam (Tamarindus indica), lada (Piper albi), rotan

(Daemonorops sp.), dan ketak (Lygodium sp.). Sementara itu, berdasarkan pengamatan

dan diskusi yang dilakukan oleh KPHP Madapangga Rompu, salah satu jenis HHBK

yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi kelas perusahaan adalah jenis

seperti kemiri (Aleurites moluccana). Sebagai gambaran, di lokasi Parado potensi

HHBK Kemiri per ha adalah sebesar ± 10 ton /ha dengan luas potensi eksisting ±

1.419,17 ha yang tersebar pada kawasan Hutan Produksi di 6 Desa pada 2 Kecamatan.

Selain itu, terdapat pula potensi HHBK Madu hutan yang tersebar pada areal kawasan

hutan di wilayah KPHP Madapangga Rompu yang selama ini menjadi salah satu

sumber kehidupan masyarakat sekitar hutan, khususnya pada kawasan yang masih

memiliki tutupan/kondisi hutan baik.

Adapun rincian potensi HHBK yang terdapat di KPHP Madapangga Rompu adalah

sebagaimana tersaji pada Tabel 2.16

Tabel 2. 17 Sebaran Potensi HHBK di Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima.

Jenis HHBK Lokasi Sebaran Volume

Potensi Ket.

Kemiri (Alleurites

moluccana)

Blok HP Pemberdayaan di Desa

Parado Wane, Parado Rato, Kuta, Lere

(Kec. Parado) dan Tolotangga (Kec.

Monta)

± 1.085 ha

Potensi rata-rata :

200 pohon/ ha.

Tanaman reboisasi

tahun 70-an

Blok HP Pemberdayaan di Desa Kanca

Kec. Parado

± 334 ha

Potensi rata-rata :

400 pohon/ ha.

Rapat dan kompak

Madu (Apis dorsata)

Blok HP Pemberdayaan, Blok

Perlindungan dan Blok HP/HL

Pemanfaatan di Kecamatan Parado

dan Kecamatan Monta (± 14.889,82

ha)

± 1000

liter/thn

Perkiraan

berdasarkan volume

madu yang diambil

oleh masyarakat

ketak (Lygodium

sp.)

Blok HP Pemberdayaan (Kanca), Blok

Perlindungan dan Blok HP/HL

Pemanfaatan di Kecamatan Parado

dan Kecamatan Monta ± 9.416,38 ha

Belum dilakukan

inventarisasi

potensi.

Pernah

dimanfaatkan oleh

koperasi

masyarakat untuk

pembuatan

kerajinan

Page 51: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 37

Jenis HHBK Lokasi Sebaran Volume

Potensi Ket.

Rotan

(Daemonorops sp.)

Blok HP Pemberdayaan, Blok

Perlindungan dan Blok HP/HL

Pemanfaatan di Kecamatan Parado,

Kecamatan Madapangga dan

Kecamatan Monta ± 9.416,38 ha

Belum dilakukan

inventarisasi

potensi dalam

kurun waktu 15

tahun terakhir.

Pernah

dimanfaatkan

melalui ijin

pemungutan

HHBK

Kunyit

Blok HP Pemberdayaan (Kec. Parado) ± 1.000 ha

(Rata-rata 15

ton/ha)

Menjadi salah

satu sumber

pendapatan

masyarakat

sekitar hutan

Tumbuh

dibawah

tegakan kemiri

Sumber : Hasil inventarisasi Dishut dan Wawancara dengan masyarakat

2.3.4. Keberadaan Flora dan Fauna Langka

Salah satu indikator untuk mengetahui kondisi hutan masih baik atau sudah

mengalami degradasi adalah dengan melihat keberadaan flora dan fauna langka yang

terdapat di wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima. Jenis-jenis

flora yang terdapat di KPHP Madapangga Rompu antara lain: loa (Protium

javanicum), rino (Grewia criocarpus Juss), kesambi (Schleichera oleosa), randu (Ceiba

pentandra), sala (Pterospermum javanicum), tai nasi (Cananga odorata), dan jeniti

(Strombosia javanica). Diantara vegetasi yang ada di wilayah KPHP Madapangga

Rompu terdapat jenis kayu indah, yakni api (Diospyros malabarica), selain itu

terdapat pula jenis kayu komersial, yakni bintangor (Calophylum soulattri), konca

(Litsea accedentoides), dan loka (Pterospermum elengi). Adapun jenis fauna yang

terdapat di wilayah KPHP Madapangga Rompu, diantaranya adalah : sapi liar (Bos

sondaicus), kerbau liar, rusa (Cervus timorensis), babi hutan (Sus scrofa),

kera(Hylobatidae owa), musang (Paradoxurus hermaphrodites), dan landak (Hystrix

brachyuran). Diantara jenis tersebut, sapi liar (Bos sondaicus), rusa (Muntjak

muntiacus), kera (Hylobatidae owa), dan landak (Hystrix brachyuran) merupakan jenis

satwa liar dilindungi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang

Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Page 52: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 38

2.3.5. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam

Diantara potensi jasa lingkungan dan wisata alam yang terdapat di wilayah KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima terdapat beberapaaliran sungai dan titik air

terjun yang merupakan sebuah potensi wisata alam yang dapat dikembangkan secara

professional. Salah satu potensi air terjun yang terdapat di kawasan KPHP

Madapangga Rompu adalah air terjun Kalate yang memiliki akses masuk yang

cukup dekat. Namun lokasi air terjun tersebut merupakan bagian dalam wilayah

kelola PT Koin Nesia. Sampai saat ini air terjun tersebut belum dikelola dengan

baik sehingga belum bisa memberikan kontribusi baik terhadap pemerintah

maupun masyarakat di sekitar air terjun tersebut. KPHP Madapangga Rompu juga

memiliki potensi pengembangan jasa lingkungan melalui penyediaan air, hal ini dapat

dilihat dari adanya beberapa bendungan yang ada di sekitar kawasan KPHP

Madapangga Rompu yang mana sumbernya air berasal dari dalam kawasan. Status

pemanfaatan jasa lingkungan air pada saat ini ditunjukkan oleh adanya salah satu

bendungan/DAM yang terdapat di Desa Pela yang digunakan oleh PDAM sebagai

sumber air baku. Selain itu, cadangan karbon yang cukup besar terutama pada blok HL

Inti memiliki potensi yang besar untuk masuk dalam skema pengelolaan

KPH.Informasi detail terkait potensi jasa lingkungan dan wisata alam di KPHP

Madapangga Rompu disajikan pada Tabel dibawah.

Tabel 2. 18 Potensi jasa lingkungan dan wisata alam di KPHP Madapangga Rompu

No Potensi Lokasi Keterangan 1 Air terjun Kalate Desa Risa Kec. Woha Tinggi ± 20 m

Terletak dalam areal HP/konsesi HTI PT. Koin Nesia

Wisata alam dengan pemandangan air terjun dan pemadangan alam

Akses ke lokasi dekat dengan Ibukota Kab. Bima (± 4 km)

2. DAM Pela Parado Desa Pela Kec. Monta DAM terbesar di Kab. Bima yang sumber air dan sebagian areal genangannya berada dalam kawasan KPHP Madapangga Rompu

Wisata alam dan pemancingan ikan air tawar Penyediaan air irigasi pertanian untuk 4.000

ha sawah dan air bersih untuk 20.000 KK

3. Cadangan Karbon Parado Kawasan Hutan yang masih terjaga dan merupakan areal Blok Inti seluas 4.574,56 ha, berpotensi untuk penyediaan cadangan karbon

Sumber : BPKH, 2015

Page 53: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 39

2.4. Data dan Informasi Sosial Budaya

2.4.1. Demografi

Kawasan KPHP Madapangga Rompu secara administratif berada di Kabupaten Bima.

Kecamatan yang melingkari kawasan ini, meliputi; Kecamatan Madapangga,

Kecamatan Bolo, Kecamatan Monta, Kecamatan Parado, dan Kecamatan Woha.

Berdasarkan hasil identifikasi, wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu Kabupaten

Bima berbatasan dengan 29 (dua puluh sembilan) desa sebagai berikut:

Tabel 2. 19 Kecamatan, Desa/Kelurahan yang mengelilingi KPHP Madapangga Rompu perKelompok Hutan.

No. Kabupaten Kelompok Hutan Kecamatan Desa/Kelurahan

1.

Bima Toffo Rompu

Madapangga Mada Wau, Ndano, Monggo, Ncandi, Dena, Tonda, Mpuri, Woro dan Campa

Monta Baralau, Tangga, Sakuru, Sie, Simpasai, Pela, Waro, Sondo, Tolouwi, Tolotangga dan Nontotera

Parado Parado Wane, Parado Rato, Kanca, Kuta dan Lere

Woha Pandai, Risa, Keli dan Tenga

Bolo Leu

Sumber: Olahan Data GIS BPKH, 2015.

Penyebaran penduduk yang berada pada KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Untuk melihat gambaran peningkatan

penyebaran penduduk disekitar hutan selama ±10(sepuluh) tahun terakhir dapat

dilihat pada Tabel 2.20. berikut ini:

Tabel 2. 20 Penyebaran Peningkatan Penduduk disekitar KPHP Madapangga Rompu.

No Kab Kecamatan Tahun

2004 2006 2008 2010 2012 2014

1 Bima Madapangga 27.074 27.624 27.466 27.385 27.956 31.845

Monta 43.773 40.884 41.317 33.439 34.693 34.350

Parado - - - 8.702 8.982 8.874

Woha 39.217 37.986 39.766 43.904 45.859 45.541

Bolo 40.563 38.896 41.134 44.259 46.134 45.539

Total 150.627 145.390 149.683 157.689 163.624 166.149

Sumber : Bima Dalam Angka, 2014.

Page 54: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 40

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan subyek yang sangat penting dalam kegiatan

pembangunan. Peningkatan kondisi kesejahteraan masyarakat menjadi salah satu

indikator yang memiliki pengaruh besar dalam pencapaian pengelolaan hutan yang

optimal. Dalam operasionalnya, wilayah kerja KPHP Madapangga Rompu Kabupaten

Bima akan terdiri dari beberapa resort, dimana dalam satu resort mencaku psatu

kecamatan. Berikut gambaran kondisi penduduk berdasarkan kecamatan yang ada di

KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB sebagaimana disajikan

pada Tabel 2.21.

Tabel 2. 21 Kondisi Penduduk disekitar KPHP Madapangga Rompu pada Tahun 2014.

No. Kabupaten Kecamatan Luas

wilayah (Km2)

Laki (jiwa)

Perempuan (jiwa)

Kepadatan (jiwa/km2)

1. Bima Madapangga 307,78 15.471 16.375 103,47

Monta 227,52 17.344 17.006 150,98

Parado 261,29 4.390 4.484 33,96

Woha 105,57 22.705 22.836 431,38

Bolo 66,93 22.700 22.839 680,00

Total 969,09 82.610 83.540 1399,79

Sumber : Bima Dalam Angka, 2014.

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

180000

2004 2006 2008 2010 2012 2014

Madapangga

Monta

Parado

Woha

Bolo

Grafik : Penyebaran Peningkatan Penduduk disekitar KPHP Madapangga Rompu

Page 55: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 41

2.4.2. Kondisi Sosial Budaya

Komposisi struktur penduduk desa disekitar KPHP Madapangga Rompu Kabupaten

Bima terdiri dari satu suku mayoritas yaitu Suku Mbojo (Bima), suku ini sebagian

besar memeluk agama Islam. Sebagian kecil penduduk desa disekitar KPHP

MadapanggaRompu ada juga yang berasal dari suku Jawa, Makassar, Sasak, Flores, dan

Bali.

Masyarakat sekitar kawasan KPHP Madapangga Rompu menggunakan bahasa Bima

sebagai bahasa sehari-hari. Hubungan kekerabatan dan budaya gotong-royong antar

masyarakat di wilayah KPHP Madapangga Rompu ini masih terjalin dengan baik.

Dilihat dari sejarahnya, masyarakat yang ada di sekitar kawasan KPHP Madapangga

Rompu tinggal secara turun temurun di desanya masing-masing. Bentuk

pemukimannya sama yakni mengelompok pada suatu wilayah, mayoritas sudah

berbentuk rumah semi permanen terbuat dari batu bata dan semen, dan sebagian

berbentuk rumah panggung. Penggunaan lahan didominasi oleh peruntukkan sawah

dan ladang yang berkaitan dengan mata pencaharian mayoritas masyarakat yakni

disektor pertanian, disamping juga usaha peternakan, budidaya tanaman kehutanan

dan pemanfaatan hasil hutan lainnya. Sistem perladangan yang dilakukan

masyarakat rata-rata sudah menetap.

Tingkat pendidikan rata-rata masyarakat sudah cukup baik, hanya di Desa Lere yang

jumlah penduduk berpendidikan SMP keatas masih sedikit bila dibandingkan

dengan total jumlah penduduknya. Masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah KPHP

Madapangga Rompu tidak memiliki hukum/aturan adat tertentu terkait pengelolaan

103.47 150.98

33.96

431.38

680

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Kepadatan Penduduk di Sekitar Wilayah KPHP Madapangga Rompu

Kepadatan(Jiwa/Km2)

Page 56: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 42

hutan maupun hasilnya. Dalam penentuan status kepemilikan lahan juga tidak ada

norma tertentu yang digunakan selain aturan pemerintah. Dengan demikian tidak

ada aturan adat/lokal yang berbenturan dengan aturan yang ditetapkan pemerintah.

Umumnya masyarakat telah mengetahui keberadaan kawasan hutan disekitar

tempat tinggal mereka, sebagian besar mengetahuinya dari adanya pal batas. Dalam

hal pengelolaan hutan, masyarakat mengedepankan sistem pengelolaan hutan

berbasis masyarakat, masyarakat terlibat aktif dalam mengelola hutan termasuk

mengelola bantuan/dukungan dari pemerintah.

Pola hubungan masyarakat dengan kawasan terbagi dalam dua tipe yaitu tipe

pemanfaatan lahan dan pemanfaatan hasil. Tipe pemanfaatan lahan lebih banyak

ditemui pada wilayah dengan potensi hasil hutan marginal seperti desa Monggo,

Tolotangga dan Tolo Uwi Sementara tipe pemanfaatan hasil hutan banyak ditemui

pada wilayah atau kawasan yang memiliki potensi, baik kayu maupun non kayu

seperti di kawasan Paradodan sekitarnya

2.4.3. Kondisi Ekonomi di Wilayah KPHP Madapangga Rompu

Sebagian besar masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima berprofesi sebagai petani, rata-rata masyarakat mengembangkan

tanaman kehutanan, seperti; jati dan mahoni. Selain itu terdapat juga sebagian

masyarakat yang mengembangkan tanaman perkebunan, buah-buahan, usaha

peternakan, perikanan dan tanaman pangan (padi dan palawija).

2.5. Informasi Perijinan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan

Hutan

Di dalam wilayah kelola KPHP Madapangga RompuKabupaten Bima telah terdapat

beberapa ijin, baik yang diberikan kepada investor dalam bentuk IUPHHK-HT maupun

kepada masyarakat dalam bentuk IUPHKm. Daftar perijinan pemanfaatan dan

penggunaan kawasan hutan di wilayah KPHP MadapanggaRompu Kabupaten Bima

dapat dilihat pada Gambar 2.11. dan Tabel 2.21. dibawah ini :

Tabel 2. 22Daftar Perijinan Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan di Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima.

No. Nama

Pemegang Ijin Kelompok

Hutan Ijin Usaha Perijinan

Luas dalam Areal KPHP (Ha)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. PT.Koin Nesia ToffoRompu IUPHHK-HT SK Menhut No. 13.411,84 Ha

Page 57: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 43

No. Nama

Pemegang Ijin Kelompok

Hutan Ijin Usaha Perijinan

Luas dalam Areal KPHP (Ha)

SK.428/MENHUT-II/2009

Selama 60 tahun 2. HKm Monggo ToffoRompu IUPHKm SK Menhlhk No.

SK.513/Menlhk/Setjen/PSL.0/7/2016 tanggal 11 Juli 2016

210 Ha

3. HKm Madawau ToffoRompu IUPHKm SK Menhut Nomor 504/Menhut-II/2014 (Nomor Izin tanggal 30 Mei 014)

197,83 Ha

4. PT. Sumbawa Timur Mining

ToffoRompu Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)

IPPKH Nomor : 13/1/IPPKH/PMS/2015 (Berlaku sampai Tanggal 17 Agustus 2017)

6.808,22 Ha

Berdasarkan tabel diatas, terdapat 4 (empat) IUP di wilayah kelola KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima yaitu PT Koin Nesia yang mendapatkan ijin IUPHHK-HT

seluas 13.411,84 Ha dengan waktu ijin operasi selama 60 tahun mulai tahun 2009.

Dari total luas tersebut, hingga saat ini pemegang ijin sudah memiliki RKU dan RKT

yang disyahkan oleh Dinas Kehutanan Provinsi NTB. Sementara untuk kegiatan

lapangan, baru melakukan kegiatan penanaman di Blok Risa (RKT Tahun 2016). Ijin

lainnya yaitu 1 kelompok HKm telah mendapatkan SK Penetapan Areal Kerja (PAK)

yaitu di Desa Monggo, yang akan ditindaklanjuti dengan penerbitan IUPHKm oleh

Gubernur. Wilayah ijin untuk penerbitan IUPHKm terdapat di Blok HL Pemanfaatan.

Selain ijin-ijin diatas, terdapat ijin penggunaan kawasan untuk tambang oleh PT

Sumbawa Timur Mining dengan lahan seluas 6.808,22 Ha. Hingga saat ini, konsentrasi

aktifitas eksplorasi yang dilakukan oleh perusahaan tambang ini masih terpusat di

Wilayah Kab. Dompu (KPHL Tofo Pajo).

Page 58: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 44

Gambar 2.11. Sebaran Ijin Pemanfaatan di Wilayah KPH Madapangga Rompu.

2.6. Wilayah Tertentu

Wilayah Tertentu merupakan wilayah KPH, baik yang berfungsi hutan lindung (HL)

maupun hutan produksi (HP), yang didalamnya tidak diterbitkan ijin pemanfaatan

maupun penggunaan kawasan, termasuk pula tidak terdapat minat investasi

didalamnya sehingga lebih lanjut akan direncanakan untuk dikelola sendiri oleh KPH.

KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima memiliki wilayah tertentu seluas

19.841,88 Ha, yang teridentifikasi pada kawasan hutan dengan fungsi lindung (HL)

seluas 9.117,46 Ha, serta fungsi produksi (HP) dan fungsi produksi terbatas (HPT)

seluas 10.724,42 Ha. Wilayah tertentu tersebut terdistribusi kedalam 4 (empat) tipe

blok, yaitu;, 1) Blok HL–Pemanfaatan, 2) Blok HP-Pemanfaatan HHK-HT, 3) Blok HP–

Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan, dan HHBK, dan 4) Blok HP–Pemberdayaan

Masyarakat dengan luas petak-petak pengelolaan berkisar antara 80-160 Ha untuk

Blok HL dan 40-80 Ha untuk Blok HP. Dengan demikian, berdasarkan kriteria tadi

maka pada kawasan HL terdapat 85 petak pada Blok HL-Pemanfaatan. Pada kawasan

HP jumlah petaknya sebanyak 141 petak pada Blok HP-Pemanfaatan HHK-HT,

Page 59: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 45

sebanyak 12 petak pada Blok HP-Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBK,

sebanyak 66 petak pada Blok HP-Pemberdayaan Masyarakat. Jumlah keseluruhan

petak yang berada di KPHP Madapangga Rompu adalah 304 petak.

Tabel 2. 23 Sebaran Wilayah Tertentu KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima dirinci berdasarkan Blokdan Petak Pengelolaan Hutan.

No. Fungsi Blok Luas (Ha) Jumlah Petak

Nomor Petak

Keterangan

1. Hutan Lindung HL-Pemanfaatan 9.117,46

85 HL-1 s/d HL-85

Kisaran luas petak 80 - 160 ha

2. Hutan Produksi HP-Pemanfaatan HHK-HT

6.854,11

141 HP-1 s/d HP-66; HP-80 s/d HP-107; HPT-1 s/d HPT-47

Kisaran luas petak 40 - 60 ha

3. Hutan Produksi HP Pemanfaatan Kawasan Jasling dan HHBK

608,81

12 HPT-48 s/d HPT-59

Kisaran luas petak 40 - 60 ha

4. Hutan Produksi HP Pemberdayaan Masyarakat

3.261,51

66 HP-67 s/d HP-79; HP-108 s/d HP-160

Kisaran luas petak 40 - 60 ha

Total 19.841,88 304

Sumber: Olahan Data GIS BPKH, 2015

Page 60: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 46

Gambar 2.12. Peta Wilayah Tertentu KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima.

Gambar 2.13. Sebaran Petak Pengelolaan Pada Wilayah Tertentu di Wilayah KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima.

Page 61: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 47

2.7. Posisi KPHP Madapangga Rompu dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah

Posisi wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu memiliki peran strategis dalam

mendukung pembangunan di Kabupaten Bima khususnya dan Provinsi NTB pada

umumnya. Mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bima

tahun 2011-2031, sebagian wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu masuk dalam

Kawasan Strategis Nasional (KSN), Kawasan Strategis Provinsi (KSP), dan Kawasan

Strategis Kabupaten (KSK). Kawasan strategis merupakan wilayah yang penataan

ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup

kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan.

Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional tahun 2008, secara umum

Kabupaten Bima masuk dalam Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Bima

(KAPET) dengan mengangkat sektor unggulan bidang pertanian, industri, pariwisata,

dan perikanan. Kemudian berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi

Nusa Tenggara Barat tahun 2009-2029, wilayah kelola KPHP MadapanggaRompu

berada di Kawasan Strategis Provinsi, yaitu:Kawasan strategis dari kepentingan fungsi

dan daya dukung lingkungan hidup III Kawasan Ekosistem Hutan Parado berada di

Kabupaten Dompu dan Bima. Adapun dalam konteks kawasan strategis kabupaten

(KSK) Bima sebagian wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu masuk dalam KSK

terutama dari sudut kawasan strategis dengan sudut kepentingan ekonomi sebagai

berikut:

1. Kawasan Strategis I Lewamori meliputi Woha sebagai Ibukota Kabupaten Bima

dengan fungsi utama sebagai pusat pemerintahan serta perdagangan dan jasa,

Kawasan Minapolitan yang berpusat di Penapali Kecamatan Woha dan kawasan

pariwisata di Pantai Kalaki;

2. Kawasan Strategis IV Monta yang meliputi Wilamaci, Laju, Doro O’o Waworada,

Tolo Uwi, dsk dengan sektor unggulan perikanan (rumput laut), perikanan tangkap

dan pariwisata (pantai Wane, Pantai Rontu).

Berdasarkan hal tersebut terlihat jelas bahwa keberadaan KPHP Madapangga Rompu

dalam perspektif tata ruang wilayah dan pembangunan di Kabupaten Bima memiliki

posisi dan peran yang sangat strategis dalam mendukung kegiatan pembangunan di

Kabupaten Bima baik dari sudut pandang pertumbuhan ekonomi, daya dukung

lingkungan maupun sosial budaya.

Page 62: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 48

Ijin pemanfaatan atau penggunaan kawasan hutan sektor non kehutanan di wilayah

KPHP Madapangga Rompu berupa Ijin tambang yang diberikan kepada PT Sumbawa

Timur Mining seluas 6.808,22ha. Jenis komoditas tambang yang akan diekploitasi

adalah tembaga dan emas. Rencana lokasi tambang ini terakomodir dalam RTRW

Kabupaten Bima.

2.8. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan

Isu-isu strategis, pada KPHP MadapanggaRompu Kabupaten Bima dalam kegiatan

pengelolaan hutan, antara lain:

1. Sebagian dari wilayah KPHP Madapangga Rompu sudah diserahkan

pengelolaannya kepada pihak ketiga. Diantaranya adalah PT Koin Nesia, dengan

luas 13.411,84 Ha, IUPHKm dengan luas 210 Ha dan Ijin Tambang oleh PT.

Sumbawa Timur Mining dengan luas 6.808,22 Ha. Adapun luas Wilayah Tertentu

mencapai 19.841,88 Ha, namun 9.117,46 Ha masuk dalam fungsi Hutan Lindung,

sedangkan kawasan yang memiliki fungsi HP dan HPT secara umum memiliki

karakterisktik yang sama dengan Hutan Lindung, yaitu memiliki topografi yang

curam. Hal ini tentunya akan berdampak kepada luasan wilayah tertentu yang akan

dikelola sendiri oleh KPHP Madapangga Rompu;

2. Permasalahan di wilayah KPHP Madapangga Rompu yang cukup penting untuk

ditangani adalah masalah tenurial, seperti: konflik batas kabupaten, kaplingan

SPPT dalam kawasan oleh masyarakat sekitar hutan yang melakukan aktivitas

pengelolaan lahan hutan tanpa ijin. Oleh karena itu, langkah awal yang juga harus

segera ditindaklanjuti pasca beroperasinya kelembagaan KPHP Madapangga

Rompu adalah melakukan upaya-upaya resolusi konflik tenurial;

3. Pada beberapa lokasi terdapat kegiatan pembalakan liar di wilayah hutan KPHP

Madapangga Rompu.

4. Degradasi hutan yang berdampak pada banjir, sedimentasi pada bendungan, dan

penurunan debit mata air;

5. Perkembangan penduduk, sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang

rendah yang dapat meningkatkan tekanan pada hutan. Untuk dapat beroperasi

dengan baik, maka jaminan keamanan dari gangguan sekitar hutan perlu

diminimalisir melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan penduduk sekitar

kawasan;

Page 63: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 49

6. Belum terbentuknya struktur RPH ditingkat lapangan sebagai unsur pendukung

beroperasinya kelembagaan KPHP Madapangga Rompu. Sementara disisi lain

masih terdapat kelembagaan/perangkat organisasi Dinas Kehutanan Kab. Bima

berupa UPTD Kehutanan Kecamatan yang terbagi berdasarkan wilayah kecamatan.

7. Terdapat areal ijin eksplorasi tambang (Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan) PT.

Sumbawa Timur Mining pada wilayah Parado, dimana keberadaan tambang ini

masih menjadi isu yang memicu konflik horizontal di tengah masyarakat Parado.

8. Resistensi kelompok masyarakat yang sudah melakukan aktifitas pengelolaan

hutan (secara illegal) di wilayah PT Koinnesia terhadap rencana operasionalisasi

PT Koinnesia yang merupakan bagian dari wilayah kerja KPHP Madapangga

Rompu.

Page 64: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 BAB IV - 47

BAB 3VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN

Page 65: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 48

BAB 3 VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN

Gambaran tentang KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB untuk 10

(sepuluh) tahun kedepan dituangkan dalam rumusan visi dan misi. Rumusan visi dan

misi KPHP Madapangga Rompu didasarkan atas kondisieksisting serta isu-isu strategis

yang diangkat dari berbagai problematika yang menjadi tantangan dalam pengelolaan

sumberdaya hutan di wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu saat ini dan harapan

dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan modal dasar sumberdaya yang

dimiliki seperti yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

Sebagai bagian dari instrument pembangunan, maka visi dan misi KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB tidak dapat lepas dan harusbersinergi atau

diselaraskan dengan visi dan misi pembangunan nasional, pembangunan daerah serta

pembangunan pada sektor kehutanan. Keselarasan tersebut dapat dilihat dengan

pendekatan hirarkis antara visi-misi pembangunan yang tertuang dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang dan Jangka Menengah Nasional (RPJPN dan RPJMN),

Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Jangka Menengah Daerah (RPJPD dan

RPJMD) Provinsi NTB, Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Jangka Menengah

Daerah (RPJPD dan RPJMD) Kabupaten Bima, Rencana Kehutanan Tingkat Nasional

(RKTN) dan Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi (RKTP) NTB dan Kabupaten Bima.

Visi Provinsi NTB yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2018 yang selanjutnya

menjadi acuan dalam pembangunan visi pengelolaan KPHP Madapangga Rompu

adalah“TERWUJUDNYA MASYARAKAT NUSA TENGGARA BARAT YANG BERIMAN,

BERBUDAYA, BERDAYASAING, DAN SEJAHTERA”. AdapunVisi Dinas Kehutanan dalam

pembangunan kehutanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2014-2018:

“OPTIMALISASI PENGELOLAAN HUTAN UNTUK KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT”.Misi Provinsi NTB yang menjadi acuan adalah misi ke-5 yang

berbunyi“meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mempercepat

penurunankemiskinan, dan mengembangkan keunggulan daerah” serta misi ke-7 yang

berbunyi “memantapkan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan”.Kata

Page 66: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 49

OPTIMALISASI dan SEJAHTERA dalam rangkaian pernyataan visi-misi Provinsi NTB

tersebut diangkat menjadi spirit atau semangat dalam merumuskan visi pengelolaan

KPHP Madapangga Rompu. Berdasarkan visi dan misi yang diurakan diatas dan isu-isu

strategis yang ada pada kawasan KPHP Madapangga Rompu seperti yang telah

diutarakan pada bab – bab sebelumnya maka Visi KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima Provinsi NTB ditetapkan sebagai berikut:

3.1. Visi

Visi merupakan pandangan dan cita - cita yang ingin dicapai dan menjadi pedoman

dan arah terhadap penyelenggaraan pengelolaan hutan. Visi KPHP MadapanggaRompu

Kabupaten Bima Provinsi NTB adalah:

“TERWUJUDNYA PENGELOLAAN HUTAN KPHP MADAPANGGAROMPU YANG

BERKELANJUTAN UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT”

Penekanan dalam rangkaian kalimat visi di atas adalah pada kata “Berkelanjutan”. Kata

“Berkelanjutan” yang berasosiasi dengan istilah “Lestari” mengandung makna

pengelolaan yang tetap dapat menjamin 3 (tiga) aspek kelestarian, yaitu: (1)

kelestarian produksi, dimana nilai produksi hasil hutan (kualitas, kuantitas, dan

kontinuitas) tetap berada pada tingkat ekonomis sepanjang periode pengelolaan; (2)

kelestarian sosial, dimana sepanjang periode pengelolaan kapasitas lembaga pengelola

semakin meningkat sehingga peluang munculnya konflik dapat ditekan semaksimal

mungkin; dan (3) kelestarian ekosistem/kawasan dimana sepanjang periode

pengelolaan, fungsi kawasan hutan tetap terjaga.

3.2. Misi

Misi merupakan suatu pernyataan tentang tujuan mendasar dari suatu organisasi,

yang memuat nilai-nilai yang memberikan arah bagi organisasi yang diharapkan

dimasa mendatang. Misi ini akan mengartikulasikan citra, nilai, arah, dan tujuan

sekaligus menyemangati perwujudannya.

Misi KPHP MadapanggaRompu Kabupaten Bima Provinsi NTB adalah :

Page 67: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 50

1. Memastikan areal kerja KPHP Madapangga Rompu seluas 46.687,02 Ha yang clean

and clear serta tertata dengan basis data dan informasi yang akurat dan lengkap,

2. Membangun mekanisme koordinasi dan kerjasama dengan para pihak yang terkait

dengan pengelolaan hutan di KPH Madapangga Rompu,

3. Mempertahankan dan memulihkan daya dukung DAS melalui kegiatan

perlindungan, pengamanan, konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan,

4. Mengembangkan kelembagaan KPHP Madapangga Rompu yang berdaya saing dan

mandiri didukung oleh kuantitas dan kualitas SDM yang memadai,

5. Mengembangkan skemapemberdayaan masyarakat dan pelibatan para pihak

dalam pengelolaan hutan KPHP Madapangga Rompu,

6. Mendorong berkembangnya investasi dalam pengelolaan hutan di wilayah tertentu

KPHP Madapangga Rompu,

7. Mengembangkan kelas perusahaan Hasil Hutan Kayu (HHK), Hasil Hutan Bukan

Kayu (HHBK), dan Jasa lingkunganuntuk mendukung kemandirian KPHP

Madapangga Rompu.

8. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan (research and development)

dalam pengelolaan sumberdaya hutan.

3.3. Tujuan Yang Ingin Dicapai

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui pengelolaan hutan selama 10 (sepuluh)

tahun di wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima, yaitu:

1. Terwujudnya kelembagaan KPHP Madapangga Rompu yang mandiri melalui

penerapan pola PPK BLUD;

2. Tertatanya Blok dan Petak pengelolaan dalam wilayah kerja KPHP Madapangga

Rompu seluas 46.687,02 Ha dan 6 Blok pengelolaan;

3. Tertanganinya masalah tenurial, perambahan, dan illegal logging;

4. Terinventarisirnya potensi KPHP Madapangga Rompu yang meliputi potensi HHK,

HHBK, dan Jasa Lingkungan;

5. Pemanfaatan HHK, HHBK, dan Jasa Lingkungan secara optimal dan berkelanjutan;

6. Terlaksananya pemantauan dan pengawasan terhadap pihak ketiga atau pemegang

IUP dalam pelaksanaan rencana karyanya;

Page 68: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 51

7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan melalui skema

pemberdayaan dengan pola Kemitraan, Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Desa

(HD) dan Hutan Kemasyarakatan(HKm);

8. Terbangunnya kolaborasi dengan pihak ketiga dan kelompok masyarakat dalam

pengembangan aneka usaha kehutanan;

9. Terjaganya kualitas dan daya dukung DAS; serta

10. Terehabilitasinya lahan kritis seluas 1.889,92Ha.

Page 69: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 BAB IV - 52

BAB 4ANALISIS DAN PROYEKSI

Page 70: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 53

BAB 4 ANALISIS DAN PROYEKSI

Peramalan (forecasting) dapat menjadi alat bantu yang sangat penting dalam

mencapai perencanaan yang efektif dan efisien. Peramalan dalam perspektif

perencanaan sangat diperlukan karena melalui peramalan dapat diperkirakan dan

ditentukan kapan suatu peristiwa akan terjadi sehingga tindakan yang tepat dapat

dirancang dan dilakukan. Peramalan mempunyai peranan langsung pada peristiwa

eksternal yang umumnya berada di luar kendali sebuah unit manajemen, seperti

peristiwa-peristiwa yang berasal dari pengaruh ekonomi global, regional dan nasional,

kebijakan pemerintah, serta keragaan pelaku usaha dan konsumen. Melalui peramalan

diharapkan unit manajemen dapat menyusun suatu perencanaan dan mengambil

keputusan yang dirasa tepat, applicable, efektif dan efisien.

Analytical Projection atau analisis dan proyeksi merupakan serangkaian perkiraan dan

peramalan yang dibuat dengan menentukan sebab-sebab terjadinya suatu kejadian di

waktu yang lalu dan mempergunakan penalaran terhadap data-data historis dalam

menganalisis dan meramal (forecasting) kejadian-kejadian yang mungkin terjadi

dimasa mendatang (Allen dan Tampubolon, 1990). Paparan dalam bab analisis dan

proyeksi ini dikelompokkan kedalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu: (1) kelompok

paparan analisis data dan informasi; dan (2) kelompok paparan proyeksi kondisi

wilayah.

4.1. Analisis Data dan Informasi

Analisis data dan informasi yang disajikan dalam bab ini memuat uraian yang

mengarah pada identifikasi action space dalam rangka pencapaian misi KPH

Madapangga Rompu dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun kedepan. Analisis

didasarkan pada ketersediaan data saat ini baik primer maupun sekunder. Analisis

data dan informasi tersebut meliputi analisis data dan informasi tentang; (a) wilayah

kelola KPHP MadapanggaRompu, (b) penutupan dan tingkat kekritisan lahan, (c)

kesesuaian lahan untuk pengembangan core business dan kelas perusahan, (d)

Page 71: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 54

pemanfaatan hasil hutan kayu (HHK) dan hasil hutan bukan kayu (HHBK) KPHP

Madapangga Rompu, (e) sosial, ekonomi, kelembagaan dan pemberdayaan

masyarakat, (f) sumberdaya manusia KPHP Madapangga Rompu, (g) ketersediaan data

dan informasi KPH Madapangga Rompu,dan (h) kemitraan KPH Madapangga Rompu.

Penjelasan lebih rinci dari setiap bagian tersebut disajikan dalam sub-sub bab berikut

ini:

4.1.1. Wilayah Kelola Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)

Luas wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima sesuai tata batas seperti

ditunjukkan pada bab 2 adalah 46.687,02 Ha. Dari luasan tersebut, yaitu 20.430,06 ha

atau sekitar 43,76 % telah ada ijin pengelolaan oleh pihak lain, 1.850,41 ha atau

sekitar 3,94% sebagai Blok Perlindungan, 4574,56 ha atau sekitar 9,80% sebagai Blok

Inti, dan sisanya 19.841,88 Ha atau 42,50 % merupakan wilayah tertentu yang

dikelola langsung oleh pengelola KPHP Madapangga Rompu. Tata hutan termasuk

batas wilayah kelola yang jelas menjadi hal penting dalam mewujudkan pengelolaan

KPH yang baik. Tata batas seperti batas wilayah tertentu, batas wilayah yang sudah

ada ijin, batas zonasi atau blok dan batas-batas petak semuanya penting mendapat

perhatian. Tata batas yang tersebut tidak hanya jelas diatas peta tetapi juga harus

jelas dan diterima oleh para pihak di lapangan.

Berkenaan dengan tata batas ini KPHP Madapangga Rompu melalui dokumen

perencanaan ini telah menyusun peta wilayah tertentu disertai dengan blok dan petak.

Tata batas yang sudah ada di lapangan saat ini adalah tata batas kawasan hutan dan

luar kawasan hutan. Sementara itu,untuk batas blok dan petakmasih berupa batas-

batas khayal di atas peta. Indikator lain dari tata hutan yang baik adalah jumlah

kejadian konflik tata batas dengan masyarakat sekitar atau para pihak lain. Data hasil

survei lapang menunjukkan bahwa wilayah KPHP Madapangga Rompu tergolong

kedalam kategori rawan terhadap gangguan keamanan hutan seperti: perambahan

dengan tujuan okupasi lahan sebagai area perladangan; illegal logging yang

ditunjukkan oleh pemanfaatan hasil hutan kayu pada wilayah HKm yang belum

memegang ijin

pemanfaatan hasil hutan kayu (IUP-HHK); konflik tenurial dengan adanya SPPT

dalam kawasan.

Page 72: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 55

Dengan beroperasinya KPHP Madapangga Rompu dan diimplementasikannya

dokumen Rencana Pengelolaan ini, maka diharapkan dalam 3 (tiga) sampai 5 (lima)

tahun pertama penataan areal kerja dan rekonstruksi pal batas baik berupa pal batas

fungsi kawasan, pal batas konsesi IUP, serta pal batas blok dan petak pengelolaan baik

di dalam maupun di luar wilayah tertentu telah selesai dilakukan sehingga akan

bermuara pada kepastian wilayah kelola termasuk pula pada aspek gangguan atas

keamanan hutannya. Untuk itu, agar hasil penataan areal kerja dan rekonstruksi pal

batas tidak menimbulkan ekses konflik yang lebih besar, maka dalam perencanaan dan

pengerjaannya harus berlandaskan dan memegang prinsip partisipatif dan kolaboratif

dengan pemerintah daerah, pemegang IUP baik swasta maupun kelompok masyarakat,

pemerintah desa dan para pihak pemangku kepentingan lainnya seperti yang

dimandatkan dalam: (1)Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata

Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan, Jo. PP.

Nomor 3 Tahun 2008; (2) Permenhut Nomor: P.47/Menhut-II/2010 tentang Panitia

Penataan Batas Kawasan Hutan; dan (3) Permenhut Nomor: P.43/Menhut-II/2013

tentang penataan batas areal kerja izin pemanfaatan hutan, persetujuan prinsip

penggunaan kawasan hutan, persetujuan prinsip pelepasan kawasan hutan dan

pengelolaan kawasan hutan pada kesatuan pengelolaan hutan dan kawasan hutan

dengan tujuan khusus.

Prinsip partisipatif dan kolaboratif di atas tidak hanya diimplementasikan dalam

skema pelaksanaan akan tetapi juga pada skema pembiayaannya. Sebagai contoh,

pemegang IUP berperan sebagai penyandang dana, pihak KPH sebagai pelaksana, dan

masyarakat setempat dilibatkan sebagai tenaga kerja dan atau penyedia bahan.Lebih

lanjut, tata batas dan penataan areal kerja yang telah “clean and clear” pada setengah

waktu periode pengelolaan KPHP Madapangga Rompu (5 tahun), maka diproyeksikan

pihak KPH mampu memfokuskan kegiatannya pada 5 tahun berikutnya pada periode

pertama ini untuk kegiatan-kegiatan yang lebih bersifat produktif seperti

pengembangan core businessdan kerjasama, koordinasi, monitoring, dan evaluasi

kegiatan pihak pemegang IUP pada wilayah kerja KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima.

Page 73: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 56

Tabel 4. 1 Konfigurasi Areal Kerja KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima.

Jenis Blok Luas (ha) %

HL 19.277,18 41,29

HL-Inti 4.574,56 9,80

HL-Pemanfaatan 14.702,62 31,49

HP 12.349,48 26,45

HP-Pemanfaatan HHK-HT 6.149,99 13,17

HP-Pemanfaatan Kaw, Jasling, HHBK 1.433,06 3,07

HP-Pemberdayaan Masyarakat 3.261,51 6,99

HP-Perlindungan 1.504,92 3,22

HPT 15.060,36 32,26

HP-Pemanfaatan HHK-HT 14.115,96 30,24

HP-Pemanfaatan Kaw, Jasling, HHBK 608,81 1,30

HP-Perlindungan 335,59 0,72

46.687,02 100,00

Sumber : Olahan Data GIS, BPKH, 2015.

Gambar 4.1. Peta Konfigurasi Areal Kerja KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima dirinci berdasarkan BlokPengelolaan Hutan.

Tabel 4.2. di bawah ini menggambarkan rencana dan target kegiatan penataan areal

kerja yang dideskripsikan berdasarkan panjang trayek dan kuantifikasi kebutuhan pal

batas.

Page 74: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 57

Tabel 4. 2 Matriks Proyeksi Penataan Areal Kerja KPHP Madapangga Rompu.

No. Tipe Pal Batas Panjang Trayek Kebutuhan Pal

Batas1) Status pada

T-02) Target pada

T-53)

1. Pal Batas Kawasan Hutan

287,32 Km 2.874 unit 100 % 100 %

2. Pal Batas Fungsi Kawasan Hutan

a. HL : 197,11 Km b. HP : 130,00 Km c. HPT:200,38 Km

a. 1.972 unit b. 1.300 unit c. 2.004 unit

a. 100 % b. 100 % c. 100 %

a. 100 % b. 100 % c. 100 %

Sumber: Olahan Data GIS BPKH, 2014

Keterangan: 1) jumlah kebutuhan pal batas atas pertimbangan interval antar pal batas sebesar 100 m; 2) Taksiran jumlah dan kondisi pal batas pada saat ini; 3) jumlah kebutuhan pal batas atas pertimbangan interval antar pal batas sebesar 10 m.

4.1.2. Analisis Penutupan dan Tingkat Kekritisan Lahan

a. Analisis Tutupan Lahan

Keadaan tutupan lahan menjadi salah satu parameter penting dalam menentukan

tingkat kekritisan lahan disamping kemiringan dan iklim khususnya hujan. Seperti

yang telah diuraikan pada Bab II Tabel 2.13 dan 2.14, kondisi wilayah kelola KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima masih dapat dikategorikan dalam kondisi baik.

Wilayah ini masih didominasi oleh tutupan lahan berhutan hingga mencapai 71,48%

dari total luas wilayah kelola dengan distribusi luasan sebesar 19.460,53Ha (41,68%)

untuk kelas tutupan hutan lahan kering sekunder dan sebesar 13.910,97 Ha (29,8%)

untuk kelas tutupan hutan lahan kering primer. Selain itu, cukup banyak juga

ditemukan sebaran lahan dengan kelas tutupan semak/belukar yaitu mencapai luas

11.256,88 Ha atau sebesar 24,11% dari total luas wilayah kelola. Sebagian besar lahan-

lahan dengan tutupan semak/belukar tersebut teridentifikasi dan tersebar pada Blok

HPT-Pemanfaatan HHK-HT khususnya pada areal-areal yang sudah berijin (PT Koin

Nesia) yaitu sebesar 13.411,84ha, atau sebesar 28,73% dari total luas wilayah kelola

KPHP Madapangga Rompu. Informasi ini dapat menjadi salah satu indikator awal

untuk menyatakan bahwa PT Koin Nesia sebagai pihak yang mendapatkan areal

konsesi dan memegang ijin pemanfaatan untuk areal tersebut belum beroperasional

dengan baik. Hal ini dapat dimaklumi mengingat PT.Koin Nesia baru memperoleh

pengesahan ijin pemanfaatan pada tahun 2009. Akan tetapi hal tersebut tidak dapat

dijadikan pembenaran karena selayaknya perusahaan yang telah terhitung

mengantongi ijin selama 6(enam) tahun ini harus sudah dapat menunjukkan kemajuan

pengelolaan, khususnya dalam tingkatan penataaan areal kerja dan pengayaan

tanaman.

Page 75: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 58

Adapun terkait masih ditemukannya sebaran tutupan lahan berupa pertanian lahan

keringseluas 213,32Hadan pertanian lahan kering bercampur semak seluas 1.554,22

Ha serta sawah seluas 151,09 Ha menjustifikasi danmengindikasikan adanya kegiatan

perambahan dan okupasi kawasan hutan oleh masyarakat disekitar KPHP

Madapangga Rompu.Merujuk pada kondisi tersebut, maka keberadaan KPHP

Madapangga Rompu sebagai sebuah unit pengelolaan hutan di tingkat tapak pada

akhir periode pertama pengelolaan hutan (10 tahun) diharapkan mampu menjamin

beberapa hal sebagai berikut:

1. Menjamin keseimbangan neraca tutupan lahan berhutan. Tidak dapat

dipungkiri bahwa dengan terbitnya ijin IUPHHK-HT di wilayah KPHP Madapangga

Rompu akan menyebabkan terjadinya penurunan jumlah tutupan lahan dengan

tipe hutan lahan kering primer. Oleh karena itu, pendekatan luas lahan berhutan

lebih tepat digunakan untuk proyeksi pengelolaan hutan kedepan. Dengan

keberadaan KPHP Madapangga Rompu diharapkan mampu mengontrol

keseimbangan neraca tutupan lahan berhutan tersebut, dimana laju pemanfaatan

hasil hutan kayu per tahun dari dalam kawasan minimal harus berada pada

tingkatan yang sama dengan laju reboisasi di wilayah ini untuk setiap tahunnya.

Keseimbangan neraca tutupan lahan berhutan dapat juga dicapai melalui

mekanisme kontrol dan memastikan kegiatan pengayaan dan pembuatan tanaman

pada areal-areal konsesi IUPHHK-HT dilakukan sesuai dengan rencana karya

tahunan (RKT) pemegang ijin, begitu pula halnya dengan rencana pemanfaatan

standing stockyang tersedia.

2. Menjamin agar pola pemanfaatan kawasan pada areal IUPHKm tidak

melanggar peraturan perundangan yang ada. Hasil kajian awal dan diskusi

mendalam dengan beberapa pihak menunjukkan bahwasanya performansi HKm

di wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu tergolong rendah. Hal tersebut turut

ditegaskan oleh kondisi aktual yang menggambarkan bahwa tutupan lahan pada

seluruh areal IUPHKm hanya berupa semak belukar. Hal ini dipengruhi oleh

adanya kejadian pada beberapa titik dimana ada oknum masyarakat yang

memanfaatkan isu perijinan HKm sebagai kedok untuk melakukan perambahan

kawasan hutan.KPHP Madapangga Rompu akan melakukan strategi-strategi

pencegahan, pengamanandan atau penindakan melalui skema-skema penyadaran,

Page 76: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 59

pemberdayaan, dan fasilitasi terhadap kelompok masyarakat pemegang ijin

termasuk pula memfasilitasi penyusunan Rencana Umum dan Rencana

Operasional (RU/RO) HKm sebagai acuan dan pedoman bagi kelompok

masyarakat dalam mengelola areal HKm mereka. Dengan melakukan upaya-upaya

tersebut, maka diharapkan dalam 10 (sepuluh) tahun mendatang performa

pengelolaan HKm meningkat menjadi lebih baik yang bermuara pada peningkatan

jumlah tutupan lahan berhutan pada areal konsesi IUPHKm tersebut dengan hasil

ikutan berupa tidak lagi ditemukan adanya kegiatan-kegiatan penjarahan,

perambahan dan okupasi kawasan hutan.

3. Menjamin fasilitasi terhadap peningkatan kapasitas dan pemberdayaan

masyarakat.Keadaan penutupan lahan berupa sawah, pertanian lahan kering,

serta pertanian lahan kering campur semak mencerminkan adanya intervensi

manusia kedalam kawasan hutan. Intervensi yang berlebihan akibat tuntutan yang

semakin tinggi tanpa dibarengi dengan pengelolaan yang tepat dapat

memperburuk kondisi penutupan hutan di masa mendatang. Hal ini perlu

mendapat perhatian dalam penyusunan rencana program dan kegiatan dalam

mempertahankan penutupan lahan. Strategi yang akan diterapkan untuk

mengatasinya adalah berupa upaya-upaya peningkatan kapasitas dan

pemberdayaan masyarakat melalui skema-skema perhutanan sosial, seperti;HKm

atau skema-skema kemitraan seperti kemitraan dalam penyediaan bibit dan

sarana produksi lainnya, maupun bentuk kemitraan lain dalam pengelolaan hutan.

Strategi lain yang dapat ditempuh adalah dengan peningkatan kapasitas

masyarakat dalam bidang keteknikan kehutanan sehingga masyarakat lebih

berdaya dan lebih lanjut memperbesar peluang mereka untuk mengakses

pekerjaan terutama sebagai tenaga kerja dalam sektor kehutanan yang notabene

sangat dibutuhkan oleh KPHP Madapangga Rompu sendiri maupun oleh pihak

ketiga pemegang ijin IUPHHK-HT yang dalam hal ini adalah PT. Koin Nesia.

Dengan semakin meningkatnya kapasitas dan semakin berdayanya

masyarakatsekitar kawasan KPHP Madapangga Rompu, maka diharapkan

kegiatan-kegiatan masyarakat yang bersifat destruktif terhadap sumberdaya

hutan dan kawasannya akan berkurang dan terjadi shifting atau pergeseran

orientasi “on-farm” menjadi orientasi “off-farm” sehingga tekanan terhadap

kawasan hutan menjadi berkurang. Lebih lanjut diharapkan pada 10 (sepuluh)

Page 77: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 60

tahun mendatang laju peningkatan tutupan lahan berupa sawah, pertanian lahan

kering, dan pertanian lahan kering bercampur semak akan menjadi nihil akibat

dari curahan waktu kerja masyarakat yang lebih difokuskan pada usaha ekonomi

kreatif maupun jenis usaha pada sektor rill dan sektor jasa yang lebih produktif.

b. Analisis Lahan Kritis

Data sebaran tingkat kekritisan lahan di wilayah KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah ini masih dapat

dikategorikan baik. Hal ini mengingat sebagian besar kawasan hutannya masih berada

dalam kondisi tidak kritis (74.95%) dan potensial kritis (17.72%) (Tabel 2.11 dan

2.12). Lahan-lahan dengan kriteria potensial kritis banyak ditemukan menyebar

hampir merata pada kawasan dengan fungsi lindung (HL), fungsi hutan produksi (HP)

dan fungsi hutan produksi terbatas (HPT), dimana lahan-lahan dengan kriteria agak

kritis sampai dengan sangat kritis ditemukan banyak menyebar pada fungsi hutan

produksi (HP) (Tabel 2.12).

Lahan kritis (agak kritis-sangat kritis) yang berada di wilayah KPHP Madapangga

Rompu adalah seluas 3.416,01 Ha atau 7,30% dari total luas 46.687,02 Ha. Dari total

luasan lahan kritis tersebut, sebagian besar berada didalam kawasan berijin yaitu; PT

Koin Nesia 1.325,76 Ha, dan IUPHKm seluas 200,33 Ha yang meliputi HKm Raba dan

HKm Monggo sedangkan yang berada pada Wilayah Tertentu yang merupakan

74.95%

17.72%

6.52% 0.50% 0.28%

Tidak Kritis

Potensial Kritis

Agak Kritis

Kritis

Sangat Kritis

Gambar 4.2 Proporsi lahan dalam Wilayah KPHP Madapanggan Rompu berdasarkan tingkat kekritisan lahan

Page 78: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 61

kawasan yang akan dikelola langsung oleh KPHP Madapangga Rompu seluas 1.889,92

Ha.

Lahan dengan kelompok sangat kritis, kritis dan agak kritis perlu mendapat perhatian

menjadi target kegiatan rehabilitasi. Meskipun demikian, lahan dalam kelompok

potensial kritis juga tidak boleh diabaikan karena tuntuan pemenuhan kebutuhan

masyarakat di masa mendatang dapat menyebabkan lahan ini menjadi kritis.Dengan

keberadaan dan operasionalisasi KPHP Madapangga Rompu diharapkan terjadi

penurunan kelas kekritisan lahan pada wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima.

4.1.3. Kesesuaian Lahan Budidaya Hasil Hutan Kayu (HHK) dan Hasil Hutan

Bukan Kayu (HHBK)

Sebagai sebuah unit pengelolaan hutan di tingkat tapak, KPHP Madapangga Rompu

memiliki modal dan faktor kekuatan berupa ketersediaan lahan untuk pengembangan

dan budidaya beberapa jenis tanaman kehutanan bernilai ekonomi tinggi. Agar

pengembangan tersebut memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi maka lokasi

pengembangannya harus memiliki kesesuaian biofisik dengan habitat alamiah jenis

tanaman yang akan dikembangkan. Pendekatan analisis kesesuaian lahan dapat

digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan akan informasi daya dukung lahan

tersebut. Evaluasi dan analisis kesesuaian lahan merupakan suatu proses penilaian

sumberdaya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan yang

telah teruji sehingga dapat memberikan informasi dan/atau arahan penggunaan lahan

sesuai dengan daya dukung lahannya. Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan

sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat

digolongkan kedalam kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan potensial.

Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah

atau sumberdaya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan yang

diperlukan untuk mengatasi kendala. Sedangkan kesesuaian lahan potensial

menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha

perbaikan. Evaluasi dan analisis kesesuaian lahan menggunakan pendekatan kriteria

umum habitus alami dari jenis kemiri (Aleurites moluccana) dan jati (Tectona grandis)

menunjukkan bahwa KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima memiliki potensi

Page 79: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 62

lahan yang sesuai untuk pengembangan jenis-jenis tersebut seperti yang tersaji pada

Tabel 4.3.

Tabel 4. 3 Sebaran Kesesuaian Lahan Komoditi Core Business pada WilayahTertentu KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima.

No. Komoditi Luas Lahan Sesuai (Ha)

1. Jati (Tectona grandis) 2.560,90

2. Mahoni (Swietenia sp.) 2.491,78

3. Kemiri (Aleurites moluccana) 12.987,77

Sumber: Olahan Data GIS BPKH, 2015.

Analisis kesesuaian lahan dibangun menggunakan kriteria umum biofisik meliputi

rata-rata curah hujan tahunan, jenis tanah, drainase tanah, kelas tekstur dan

ketinggian tempat. Segmentasi keruangan hanya dibagi kedalam 2 (dua) kelas, yaitu;

sesuai dan tidak sesuai. Adapun kriteria umum habitus yang digunakan tersaji pada

Tabel4.4. berikut ini:

Tabel 4. 4 Kriteria Umum Kesesuaian Lahan untuk Komoditi Jati dan Kemiri.

No. Komponen Kriteria

Jati Kemiri

1. Curah Hujan (mm/tahun) 750- 4.500 800 - 3.000

2. Suhu Udara (˚C) 20-28 21-34

3. Drainase Baik Baik sampai agak cepat

dan agak terhambat 4. Kemiringan (%) 0 -30 0 -30

5. Ketinggian tempat (mdpl) 0-1.000 0 - 600

Sumber: BPKH, 2015

Page 80: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 63

Gambar 4.2. Peta Sebaran Kesesuaian Lahan untuk Komoditi Jati.

Gambar 4.3. Peta Sebaran Kesesuaian Lahan untuk Komoditi Kemiri.

Mengingat tujuan utama analisis ini adalah menyediakan informasi sebaran lahan-

lahan yang sesuai untuk pengembangan jenis tanaman tertentu yang kedepannya akan

diarahkan sebagai core business KPHP Madapangga Rompu atau dikenal dengan istilah

Kelas Perusahaan, maka secara keruangan lokasi pengembangannya hanya akan

dikembangkan pada wilayah tertentu dan disesuaikan serta di rasionalisasikan dengan

Page 81: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 64

peruntukkan dan batas petak pengelolaannya. Hasil penyesuaian dan rasionalisasi

menunjukkan sebagai berikut:

1. Terdapat seluas 12.987,77 Ha sebaran lahan pada wilayah tertentu khususnya pada

HL-Pemanfaatan, HP-Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBK; dan HP-

Pemberdayaan Masyarakat yang dapat dijadikan lokasi pengembangan Kelas

Perusahaan Kemiri. Lokasi tersebut terdistribusi pada petak pengelolaan HL-1 s/d

HL-85; HPT-48 s/d HPT-59; dan HP-67 s/d HP-79; HP-108 s/d HP-160.

2. Terdapat seluas 5.052.68Ha sebaran lahan pada wilayah tertentu pada Blok HP-

Pemanfaatan HHK–HTyang dapat dijadikan lokasi pengembangan Kelas

Perusahaan Jati. Lokasi tersebut terdistribusi pada petak pengelolaan HP-1 s/d

HP-66; HP-80 s/d HP-107; HPT-1 s/d HPT-47. Kelas perusahaan ini menjadi

prioritas untuk dibangun pada periode pertama pengelolaan KPHP Madapangga

Rompu.

3. Terdapat seluas 1.253,48 ha sebaran lahan pada wilayah tertentu khususnya pada

HP-Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBKyang dapat dijadikan lokasi

pengembangan Kelas Perusahaan Jasa Lingkungan Air. Lokasi tersebut

terdistribusi pada petak pengelolaan HPT-48 s/d HPT-59.

Tabel 4. 5 Data Ketersediaan Lahan untuk Pengembangan Kelas Perusahaan pada Wilayah

Tertentu.

No. Kelas

Perusahaan Lokasi Petak

Luas (Ha)

Keterangan

1. Kemiri HL-1 s/d HL-85; HPT-48 s/d HPT-59; dan HP-67 s/d HP-79; HP-108 s/d HP-160

12.987,77 Kelas Perusahaan ini menjadi prioritas untuk dibangun pada periode pertama pengelolaan KPHP Madapangga Rompu.

Areal yang sudah memiliki potensi tanaman kemiri (eks Perum Perhutani-tahun 1995) rapat/kompak adalah petak HP-68, HP-70 s/d HP-77 seluas 334,17 ha.

Areal yang sudah memiliki potensi tanaman kemiri eks reboisasi tahun 70-an seluas 1.085 ha pada petak HP-108,HP-109, HP-110, HP-111, HP-112, HP-117, HP-116, HP-118, HP-119, HP-125, HP-126, HP-127, HP-128, HP-129, HP-130, HP-131, HP-132, HP-140, HP-141, HP-142, HP-143, HP-144

2. Jati dan Mahoni

HP-1 s/d HP-66; HP-80 s/d HP-107; HPT-1 s/d HPT-47

5.052.68 Kelas Perusahaan ini menjadi prioritas untuk dibangun pada periode pertama pengelolaan KPHP Madapangga Rompu

3. Jasa Lingkungan

HPT-48 s/d HPT-59 1.433,06 Kelas perusahaan ini dikembangkan pada daerah yang berdekatan dengan

Page 82: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 65

No. Kelas

Perusahaan Lokasi Petak

Luas (Ha)

Keterangan

Air sumber air pada wilayah tertentu khususnya HP-Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBK.

4. Madu HL-1 s/d HL-85 14.702,62 Kelas perusahaan ini dikembangkan secara sporadik pada wilayah tertentu khususnya Blok HL-Pemanfaatan dengan tutupan lahan Hutan Lahan Kering Primer.

4.1.4. Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (HHK) dan Hasil Hutan Bukan Kayu

(HHBK)

Pemanfaatan hutan adalah bentuk kegiatan pemanfaatan kawasan hutan, pemanfaatan

jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta pemungutan

hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal, berkeadilan untuk kesejahteraan

masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya. KPHP Madapangga Rompu memiliki

wilayah tertentu yang tersebar pada fungsi hutan lindung dan fungsi hutan produksi

sehingga manfaat hasil hutan yang dapat dikelola dan dipungut oleh pengelola KPHP

Madapangga Rompu berupa hasil hutan kayu (HHK), hasil hutan bukan kayu (HHBK),

serta jasa lingkungan, dan ekowisata.

a. Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (HHK)

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, secara keruangan, KPHP Madapangga

Rompu memiliki wilayah tertentu yang terletak pada kawasan hutan dengan fungsi

lindung dan fungsi produksi yang selanjutnya akan dikelola dan dimanfaatkan secara

mandiri. Skema dan pola pemanfaatan wilayah tertentu pada konfigurasi keruangan

hutan produksi akan dicapai melalui pemanfaatan hasil hutan kayu. Pemanfaatan hasil

hutan kayu yang dimaksud adalah segala bentuk usaha yang memanfaatkan dan

mengusahakan hasil hutan kayu dengan tidak merusak lingkungan dan tidak

mengurangi fungsi pokok hutan.

Areal wilayah tertentu seluas 6.854,11 Ha yang terletak pada kawasan dengan fungsi

hutan produksi dan fungsi produksi terbatasdi arahkan untuk meningkatkan potensi

dan produktifitas sumberdaya hutan, memenuhi kebutuhan kayu masyarakat serta

pembangunan industri berbasis kayu.

Untuk mencapai tujuan di atas, maka KPHP Madapangga Rompu yang dicanangkan

akan berposisi sebagai pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan

Page 83: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 66

tanaman akan merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang secara berturut-turut

meliputi: pembuatan tanaman, pembinaan dan pemeliharaan tanaman,

penebangan/pemanenan kayu, perlindungan/pengamanan, pengolahan serta

pemasaran hasil hutan. Tata waktu pelaksanaan dan jumlah tebangan yang akan

dilakukan harus disesuaikan dengan rencana penerapan sistem silvikultur dan

rencana pengaturan hasil menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku serta

berdasarkan asas manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan,

keterbukaan, dan keterpaduan.

b. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

Semenjak era reformasi di tahun 1998, telah terjadi pergeseran paradigma

pembangunan kehutanan di Indonesia, yaitu yang pertama dari pandangan “hutan

sebagai sumberdaya ekonomi” menjadi “hutan sebagai ruang dan sumberdaya

ekonomi, ekologi, sosial dan budaya”, yang menempatkan rakyat sebagai pelaku utama

pembangunan dan pengelolaan hutan. Salah satu isu pokok yang berkembang sebagai

implikasi dari pergeseran paradigma tersebut adalah adanya kebijakan memposisikan

masyarakat sebagai pelaku dan penerima manfaat utama dalam pengelolaan hutan.

Hal ini ditandai dengan lahirnya model community forestry atau yang lebih dikenal

dengan program hutan kemasyarakatan yang disingkat HKm.

Pergeseran paradigma kedua adalah dari pandangan “hutan hanya sebagai pabrik

penghasil kayu” menjadiparadigma yang memandang “hutan sebagai sumberdaya

yang bersifat multi fungsi, multi guna dan memuat multi kepentingan”, dimana

pemanfaatannya diarahkan untuk mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat. Kayu sebagai hasil hutan tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya produk

hutan yang dapat memberikan manfaat ekonomi. Beberapa penelitian tetang nilai

ekonomi total hutan yang mengkuantifikasikan semua manfaat dan fungsi hutan

menunjukkan bahwa hasil hutan berupa kayu hanya memiliki kontribusi dengan

kisaran 5-20 % dari total nilai ekonomi hutan, dimana nilai terbesar dari hutan berasal

dari produk atau hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan jasa lingkungan.

Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor: P.35/Menhut-II/2007 tentang

hasil hutan bukan kayu (HHBK), mengelompokkan komoditi HHBK kedalam 2 (dua)

kelompok besar, yaitu; kelompok hasil hutan nabati, seperti; damar, gaharu, kemiri,

durian, dan bambu, serta kelompok hasil hewani, seperti; ulat sutera, dan lebah madu.

Page 84: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 67

Dalam Permenhut tersebut, HHBK didefinisikan sebagai hasil hutan hayati baik nabati

maupun hewani beserta produk turunan dan budidayanya kecuali kayu yang berasal

dari hutan. Sedangkan beberapa ahli dan pemerhati kehutanan menyatakan bahwa

selain definisi berdasarkan Permenhut P.35/Menhut-II/2007, suatu komoditi dapat

dikategorikan sebagai HHBK selama: (1) hasil utama komoditi tersebut bukan kayu

dan berasal dari dalam hutan walau tidak termasuk dalam daftar Permenhut

P.35/Menhut-II/2007, dan (2) komoditi yang terdapat dalam daftar Permenhut

P.35/Menhut-II/2007 walau berasal dari luar kawasan hutan.

Produk HHBK dalam pemanfaatannya memiliki keunggulan dibandingkan dengan

hasil kayu, sehingga HHBK memiliki prospek yang besar dalam pengembangannya.

Keunggulan HHBK dapat ditunjukkan dari beberapa aspek seperti: (1)

pemanfaatannya yang tidak bersifat destruktif dan menimbulkan kerusakan yang

besar terhadap ekosistem hutan karena hanya memanfaatkan produk hutan berupa

daun, kulit, getah, bunga, biji, dan buah, (2) beberapa komoditi HHBK memiliki nilai

ekonomi yang besar per satuan volume seperti gaharu, dan (3) pemanfaatan dan

pengusahaan HHBK umum dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan secara tradisional

dan dengan modal relatif kecil. HHBK merupakan salah satu sumberdaya hutan yang

memiliki keunggulan komparatif dan paling bersinggungan dengan masyarakat sekitar

hutan. HHBK terbukti dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi total

pendapatan masyarakat sekitar hutan dan dalam skala yang lebih luas menunjukkan

tingkat kontribusi yang cukup signifikan terhadap penambahan devisa negara.

Terdapat 5 (lima) jenis komoditi HHBK unggulan nasional yang

menjadiprioritaspengembangannya, yaitu; rotan, bambu, lebah, sutera dan gaharu.

Sedangkan di Provinsi NTB ditetapkan 6 (enam) komoditi HHBK unggulan Provinsi,

yaitu;madu, bambu, kemiri, aren, gaharu, dan ketak. Produksi HHBK per tahun di

Provinsi NTB menunjukkan trend yang fluktuatif.Hal tersebut ditunjukkan dari data

resmi yang dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan Provinsi NTB dalam Buku Statistik

Kehutanan Provinsi NTB Tahun 2011, dimana produksi beberapa komoditi HHBK

seperti bambu yang menunjukkan penurunan pada periode 2008-2009 dan kembali

meningkat pada periode tahun 2009-2010. Fluktuasi produksi tersebut diduga

disebabkan oleh proses kuantifikasi produksi yang tidak masksimal. Mengingat hal

tersebut, maka kegiatan inventarisasi HHBK yang menyuluruh dan berkala

Page 85: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 68

menggunakan teknik-teknik dan pendekatan yang baik merupakan langkah awal yang

harus dilakukan untuk memproduksi basis data HHBK yang akurat.

Data Potensi HHBK khususnya pada wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten

Bima masih sangat terbatas dan hanya berupa informasi identifikasi jenis dan belum

mencapai data potensi dan rendemen hasil. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

khususnya pada wilayah KPHP Madapangga Rompu (BPKH, 2015), antara lain; jenis-

jenis seperti asam (Tamarindus indica), kemiri (Aleurites moluccana), lada (Piper albi),

Keta, dan Rotan. Sementara, berdasarkan wawancara, jenis HHBK yang potensial

untuk dikembangkan adalah seperti kemiri (Aleurites moluccana), Madu, Ketak dan

Kunyit.

HHBK Kunyit banyak dijumpai di Blok Pemberdayaan Masyarakat dan saat ini

dimafaatkan oleh masyarakat sekitar. Pemungutan HHBK Kunyit di bawah tegakan

kemiri ini cukup memberi dampak yangsignifikan pada penngkatan/variasi

pendapatan masyarakat sekitar yang berasal dari hutan.

4.1.5. Sosial, Ekonomi, Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat

Pada dasarnya tujuan pengelolaan hutan adalah untuk memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Secara umum hutan memiliki fungsi

ekologi dan hidrologis yang sangat penting bagi kehidupan tidak hanya manusia tetapi

juga mahluk hidup lainnya. Hutan juga memiliki fungsi ekonomi khususnya

masyarakat yang bersinggungan bahkan memiliki ketergantungan yang sangat tinggi

pada hutan. Oleh karena itu, tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi salah satu

indikator penting keberhasilan dalam kegiatan pengelolaan hutan.

KPHP MadapanggaRompu merupakan KPH yang terletak di wilayah administratif

Kabupaten Bima. Areal kerja KPH ini dikelilingi oleh sekitar 28 Desa tersebar di 5

kecamatan Kabupaten Bima. Kepadatan penduduk di sekitar hutan KPHP Madapangga

Rompu yang tersebar di 5 kecamatan adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 2.17

adalah berkisar antara 33,96-680,00 jiwa orang/km2. Jumlah penduduk yang cukup

besar seperti ini memiliki peran penting dalam pengelolaan hutan KPHP Madapangga

Rompu. Masyarakat atau penduduk yang bertempat tinggal di sekitar hutan

merupakan sumberdaya penting dalam pengelolaan hutan dan sekaligus menjadi

perhatian pengelola KPHP Madapangga Rompu. Keberhasilan pengelolaan hutan juga

Page 86: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 69

tergantung pada keberhasilan dalam mengelola sumberdaya penduduk tersebut.

Kondisi sosial masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar KPHP Madapangga

Rompu menjadi modal besar dalam pengelolaan kawasan hutan. Kekerabatan dan

budaya gotong royong antar masyarakat di wilayah KPHP Madapangga Rompu ini

masih terjalin dengan baik. Masyarakat desa di sekitar kawasan hutan KPHP

Madapangga Rompu masih menjunjung tinggi adat istiadat keagamaan dalam hal;

upacara pemakaman, pengelolaan hutan, memecahkan konflik warga, pertanian,

menjauhkan bala penyakit dan bencana alam. Masyarakat yang bertempat tinggal di

sekitar kawasan KPHP Madapangga Rompu juga memiliki kelembagaan masyarakat

yang masih aktif seperti LKMD, PKK, Karang Taruna, Lembaga Adat, Kelompok Tani,

Organisasi Keagamaan, Kelompok Gotong Royong, Organisasi Perempuan dan

Posyandu, Organisasi Pemuda, LPM dan BPD. Keberadaan lembaga sosial masyarakat

ini menjadi modal penting dalam pengelolaan hutan.

Peran serta masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan hutan sering dihubungkan

dengan tingkat pendidikan dan tingkat kesejahteraan msyarakat. Secara umum,

tingkat pendidikan masyarakat sekitar hutan tergolong masih rendah terutama jika

dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini bersifat

umum karena masyarakat yang berpendidikan tinggi umumnya memilih tempat

tinggal di daerah perkotaan. Tingkat pendidikan yang relatif rendah berpengaruh

pada penerimaan inovasi baru yang ingin dikembangkan dalam pengelolaan hutan.

Mata pencaharian penduduk di sekitar KPHP Madapangga Rompu sebagian besar

bertani/berkebun di dalam kawasan hutan dan sebagian bertani dilahan sendiri,

berdagang dan buruh dengan tingkat pendapatan rata-rata masih tergolong rendah.

Keadaan ini menjadi perhatian dalam melibatkan masyarakat dalam pengelolaan

hutan.

Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat merupakan hal penting sehingga

masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam pengelolaan hutan. Berdasarkan infomasi

yang diperoleh dari kunjungan lapang bahwa masyarakat sudah lama terlibat dan atau

dilibatkan dalam pengelolaan hutan. Keterlibatan masyarakat yang baik dalam

pengelolaan hutan tidak boleh menyebabkan terjadinya penurunan atau degradasi

hutan tetapi sebaliknya harus mampu mempertahankan kualitas hutan dan pada saat

bersamaan memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat.

Page 87: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 70

4.1.6. Kelembagaan dan Sumberdaya Manusia (SDM) KPH

KPHP Madapangga Rompu secara kelembagaan telah ditetapkan melalui Peraturan

Bupati Bima Nomor 26 Tahun 2014 dan pada operasioalisasinya telah ditunjuk

Pelaksana Tugas Kepala KPH. Penyusunan RPHJP KPHP Madapangga Rompu dilakukan

oleh Plt Kepala KPHP bersama dengan tenaga ahli dari perguruan tinggi.

Seperti KPH lainnya, KPHP Madapangga Rompu memerlukan sumberdaya manusia

yang cukup dan berkualifikasi. Sumberdaya manusia yang diperlukan cukup banyak

untuk mengisi struktur dan fungsi yang ada dalam KPH. Berdasarkan rencana struktur

organisasi KPHP yang direncanakan, KPHP Madapangga Rompu terbagi dalam 5

resort, yaitu; 1) Resort Madapangga, 2) Resort Parado, 3) Resort Monta, 4) Resort Bolo

dan 5) Resort Woha.

Kompetensi personil yang akan mengisi posisi jabatan tertentu pada organisasi KPH dapatmerujuk

pada SKKNI SDM pada organisasi KPH yang telah diterbitkan Kementerian

Transmigrasidan Tenaga Kerja RI. SKKNI tersebut merupakan uraian/ deskripsi hard

competency, belum memasukkan soft competency d i d a l a m n y a . S e l a i n i t u hard

competency yang ada dapat diturunkan lebih lanjutuntuk mengetahui, misalnya

kebutuhan pendidikan akademik minimal untuk mengisisuatu posisi jabatan tertentu.

Saat ini, bentuk organisasi KPHP Madapangga Rompu adalah berupa Unit Pelaksana

Teknis Dinas di bawah Dinas Kehutanan Kabupaten Bima, sehingga kelembagaan

KPHP Madapangga Rompu masih termasuk kedalam Tipe B (Eselon IV.a) dengan

struktur organisasi sebagai berikut :

Gambar 4.4 Bagan organisasi KPHP Madapangga Rompu saat ini berupa organisasi KPH Tipe B

KEPALAUPTD KPHP

KEPALA SUBBAGIAN TATA USAHA KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

KEPALA RESORT MADAPANGGA

KEPALA RESORT WOHA

KEPALA RESORT BOLO

KEPALA RESORT MONTA

KEPALA RESORT PARADO

Page 88: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 71

Dalam perkembangannya ke depan, KPHP Madapangga Rompu diarahkan untuk

menjadi unit organisasi tapak dengan tipe yang lebih tingga yaitu tipe A, dan bahkan

akan diarahkan untuk dibentuk menjadi PPK-BLUD yang mandiri.

Sejalan dengan visi, bahwa kedepan KPHP Madapangga Rompu akan menjadi lembaga

yang akan mewujudkan pengelolaan hutan pada wilayah KPHP Madapangga Rompu

secara berkelanjutan, maka SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan dalam

bidang manajemen, dan keteknikan kehutanan harus tersedia.

4.1.7. Ketersediaan Data dan Informasi KPH Madapangga Rompu

Data dan informasi secara spasial dan temporal penting dalam mendukung

pengelolaan hutan yang baik. Data yang tersedia saat ini masih sangat terbatas.

Inventarisasi baru dilakukan satu kali pada tahun 2015 dengan intensitas sampling

yang rendah dan cakupan keterwakilanarea yang kecil.

Sebagai contoh, data sosial ekonomi umumnya tersedia dalam bentuk data yang

dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik. Sementara itu, data dalam bentuk time

series atau bersifat periodik belum tersedia sehingga analisis perubahan dari waktu ke

waktu belum dapat dilakukan. Data yang mudah diperoleh saat ini adalah data yang

bersifat statis seperti topografi. Data iklim tersedia secara time series tetapi dengan

sebaran spasial yang sangat terbatas khususnya dalam wilayah KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima.

Pengelola KPHP Madapangga Rompu perlu memprogramkan kegiatan penyusunan

dan penyempurnaan basis data, penelitian dan pengembangan yang dilakukan secara

bersamaan dengan pengelolaan hutan. Hasil kegiatan penelitian dan pengembangan

ini penting dalam evaluasi keberhasilan pengelolaan maupun untuk perencanaan yang

lebih baik dimasa mendatang.

Penyediaan/penyajian data maupun informasi secara periodik akan dilakukan melalui

media buku statistik tahunan KPH serta publikasi melalui media elektronik berupa

website KPHP Madapangga Rompu

4.1.8. Kemitraan KPHP MadapanggaRompu dengan Pihak Lain

KPHP Madapangga Rompu sebagai sebuah unit pengelolaan secara faktual belum

melakukan aktifitas apapun di dalam wilayah kelolanya. Dengan demikian, kemitraan

Page 89: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 72

dalam arti yang sesungguhnya antara KPHP Madapangga Rompu dengan para pihak

belum terlaksana. Namun demikian, upaya menjalin komunikasi dengan pihak terkait

sudah mulai dilakukan. Bagaimana kemitraan dilaksanakan dan evaluasi terhadap

proses, kelemahan dan keuntungan dari kemitraan tersebut belum dapat dirinci lebih

detail.

4.2. Proyeksi Kondisi Wilayah

Sub bab proyeksi kondisi wilayah KPHP Madapangga Rompu dalam 10 (sepuluh)

tahun kedepan sesuai arahan Perdirjen memuat hal sebagai berikut: (a) proyeksi

peluang konservasi, (b) proyeksi peluang kemitraan strategis, (c) proyeksi peluang

kelas perusahaan, (d) proyeksi peluang pendanaan, (e) proyeksi ancaman strategis, (f)

proyeksi kapasitas internal,dan (g) proyeksi potensi resiko karena kelemahan

manajemen.

4.2.1. Proyeksi Peluang Konservasi

Konservasi merupakan upaya untuk mempertahankan hutan agar dapat memberikan

fungsi khususnya fungsi ekologis dan lingkungan. Hutan yang mengalami degradasi

berpengaruh pada fungsi hidrologis hutan. Secara umum, lahan yang kritis khususnya

dalam kawasan hutan menunjukkan lahan tersebut telah terdegradasi atau bahkan

telah mengalami deforestasi.

Berdasarkan data tingkat kekritisan lahan pada bab sebelumnya jelas bahwa lahan

dengan kategori sangat kritis, kritis dan agak kritis adalah seluas 3.416,01ha atau

sekitar 7,30%. Jika ditambah dengan potensial kritis maka jumlah tersebut menjadi

11.692,81ha atau sekitar 25,03% dari total wilayah KPHP Madapangga Rompu.

Keadaan lahan ini memberikan peluang untuk melakukan upaya konservasi dan

rehabilitasi sehingga fungsi hutan dapat terpelihara secara lestari.

Mengacu pada konsep penataan wilayah kerja, maka KPHP Madapangga Rompu hanya

memiliki kewajiban untuk melakukan aksi fisik penanggulangan lahan kritis pada

areal wilayah tertentu. Atas dasar tersebut berarti dalam 10 tahun kedepan, KPHP

Madapangga Rompu memiliki target untuk mengurangi sebaran lahan kritis dengan

kriteria agak kritis sampai dengan sangat kritis sebesar 3.416,01Ha (termasuk lahan

kritis dalam wilayah berijin). Jumlah tersebut memang tergolong kecil, akan tetapi satu

Page 90: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 73

hal yang tidak boleh dilupakan bahwa mempertahankan agar areal-areal yang tidak

kritis dan potensial kritis untuk tidak “naik kelas” menjadi areal dengan kriteria kritis

merupakan kegiatan yang lebih berat. Adapun target penanganan lahan kritis di KPHP

Madapangga Rompu (luasan dan lokasi), khususnya pada wilayah tertentu secara

detail dapat dilihat pada bab 5.

Di sisi lain, KPHP Madapangga RompuKabupaten Bima harus mampu menjalankan

fungsi monitoring dan evaluasi terhadap wilayah-wilayah dalam area kelola yang telah

memiliki ijin pemanfaatan agar tetap melaksanakan kegiatan reboisasi dan rehabilitasi

lahan kritis di dalam area konsesinya.

4.2.2. Proyeksi Peluang Kemitraan Strategis

KPHP Madapangga Rompu, khususnya pada wilayah tertentu terletak di wilayah yang

dikelilingi oleh masyarakat yang sudah lama berinteraksi bahkan memiliki

ketergantungan yang tinggi dengan kawasan hutan. Seperti diuraikan pada bab

sebelumnya bahwa jumlah masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan cukup

besar. Hal ini dapat menjadi peluang bagi KPHP Madapangga Rompu untuk

membangun kemitraaan dalam mengelola hutan. Kepala KPHP dapat melibatkan

masyarakat dalam berbagai kegiatan dengan berbagai skema yang disepakati bersama

antara kedua belah pihak, seperti dalam pengembangan usaha-usaha HHBK, dimana

KPHP Madapangga Rompu dapat berperan dalam pemasaran hasil HHBK yang

diperoleh dari kegiatan budidaya oleh masyarakat. Pelibatan masyarakat dalam

pengelolaan hutan dengan tetap memegang prinsip pengelolaan hutan secara lestari

dapat memberikan keuntungan secara ekonomi bagi perbaikan kesejahteraan

masyarakat. Jika ini terwujud maka peran KPH ke depan akan semakin nyata.

4.2.3. Proyeksi Peluang Kelas Perusahaan

Data dan informasi tentang keadaan dan keberadaan berbagai jenis komoditi hasil

hutan bukan kayu yang ditemukan di wilayah KPHP Madapangga Rompu

membuktikan bahwa terbuka peluang untuk membangun kelas perusahaan beberapa

jenis hasil hutan bukan kayu pada wilayah tertentu seperti kemiri dan madu. Adapun

hasil hutan kayu yang memiliki peluang untuk dikembangkan diantaranya adalah kayu

jati dan mahoni, mengingat sebagian kawasan KPHP Madapangga Rompu telah

terdapat jati dan mahoni. Selain itu juga terdapat peluang untuk membangun kelas

Page 91: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 74

perusahaan jasa lingkungan air. Dari 5(lima) peluang pengembangan kelas

perusahaan tersebut, pengembangan kelas perusahaan jati, mahoni dan kemiri akan

menjadi prioritas dalam periode pertama (10 tahun) pengelolaan KPHP Madapangga

Rompu. Namun dalam perjalanannya, tidak tertutup kemungkinan untuk

mengembangkan jenis lain sesuai situasi dan kondisi. Adapun proyeksi skema

pengembangan dan estimasi pendapatan yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:

Jati (Tectona grandis)

Jati merupakan salah satu jenis tanaman yang mendominasi kawasan hutan di

Indonesia, tanaman ini sangat baik dibudidayakan di Indonesia karena kondisi cuaca

dan lingkungan yang tropis sangat mendukung untuk pertumbuhan jati. Jenis tanaman

ini dapat ditanam diberbagai kondisi lahan dan lingkungan, seperti hutan dataran

rendah, hutan dataran tinggi, hutan tanaman industri, lahan kering tidak produktif,

dan lahan perkebunan. Kayu jati termasuk golongan kayu keras (hardwood) yang

memiliki jaringan kuat dan dalam serta memiliki nilai jual yang tinggi, baik untuk

pasar domestik maupun tujuan ekspor.

Di Indonesia, jati digolongkan sebagai kayu mewah (fancy wood) dan memiliki kelas

awet tinggi yang tahan terhadap gangguan rayap serta jamur, bahkan tanaman ini

dapat bertahan hingga 500 tahun. Kondisi kelas kuat dan kelas awet yang tinggi

menyebabkan kayu jati hingga saat ini banyak dibutuhkan dalam industri

properti.Selain itu, dengan profil yang ditunjukkan oleh garis lingkar tumbuh yang

unik dan bernilai artistik tinggi, jati dibutuhkan para seniman pahat dan pengrajin

industri furniture untuk dijadikan berbagai bentuk barang jadi, misalnya meubel dan

berbagai jenis barang kerajinan rumah tangga, bahan untuk bak pada angkutan truk,

tiang, balok, gelagar, jembatan, maupun bantalan kereta api.

Kebutuhan kayu jati olahan di Indonesia baik untuk kebutuhan skala domestik

maupun ekspor diperkirakan mencapai 3 juta m3/tahun dan baru dipenuhi sebesar 1

juta m3/tahun. Dengan demikian, terdapat kekurangan pasokan jati sebesar kurang

lebih 2 juta m3/tahun. Kekurangan pasokan kayu jati yang demikian besar tersebut

tentunya memberikan peluang bagi KPHP Madapangga Rompu untuk

mengembangkan kelas perusahaan jati pada wilayah tertentu.

Page 92: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 75

Sampai dokumen ini disusun, data terkait potensi jati pada wilayah tertentu KPHP

Madapangga Rompu yang terletak pada fungsi hutan produksi sangat terbatas. Akan

tetapi berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan beberapa informan kunci,

dinyatakan bahwa kondisi standing stock atau tegakan tinggal jati pada wilayah

tertentu tersebut dapat dikategorikan dalam kondisi rawang. Mengingat kondisi

tersebut serta dengan mempertimbangkan keberadaan standing stock Jati eks Perum

Perhutani yang tersisa sangat minim, maka skema pengembangan kelas perusahaan

jati pada periode pertama akan dimulai dengan tahapan kegiatan pembuatan tanaman.

Dengan menetapkan jarak tanam sebesar 3m x 3m, maka akan dibutuhkan bibit jati

per hektar sebanyak 1.210 batang (termasuk bibit pemeliharaan tahun berjalan) atau

total sebanyak3.656.453 batang untuk lahan seluas 2.560,90 Ha di Blok HP-

Pemanfaatan HHK-HT dari lahan tersedia seluas 5.052,68 ha (sebagian luas yaitu

seluas 2.491,78 ha dialokasikan untuk pengembangan kelas perusahaan mahoni)

dengan perincian pembuatan tanaman sebagai berikut:

Tabel 4. 6 Proyeksi Pembuatan Tanaman Jati dalam Pengembangan KelasPerusahaan Jati di Wilayah Tertentu KPHP Madapangga Rompu.

No. Tahun Tanam

Luas Tanam (Ha)1)

Kebutuhan Bibit (batang)2)

1. 2016 256,09 309.869 2. 2017 512,18 371.843 3. 2018 512,18 371.843 4. 2019 512,18 371.843 5. 2020 512,18 371.843 6. 2021 512,18 371.843 7. 2022 512,18 371.843 8. 2023 512,18 371.843 9. 2024 512,18 371.843

10. 2025 512,18 371.843 Total 3.656.453

Keterangan : 1) Luas tanaman pada tahun ke-2 dst, adalah termasuk luas tanaman pemeliharaan tahun II

2) termasuk bibit untuk pemeliharaan tahun tahun I dan II

Adapun terkait pengaturan hasil akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan

luas tanaman karena tidak diketahui potensi kubikasi rill dari tegakan tinggal tersebut.

Pemanfaatan/pemanenan kayu dengan pendekatan luas dilakukan dengan pola

periodikblok dengan etat atau jatah tebang tahunan (JTT) berdasarkan pendekatan

luas sebesar 134,45Ha/tahun dengan perhitungan sebagai berikut:

Page 93: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 76

Etat Luas = (TA-UA)/n

= (5.052,68–1.019,18)/30

= 134,45 Ha/tahun

Dimana:

TA : Total Luas Areal (Ha)

UA : Luas areal-areal yang tidak produktif (Ha), yang dalam hal ini di

indikasikan dengan formasi tutupan lahan pertanian lahan kering

campur semak dan formasi tutupan lahan pertanian lahan kering,

n : Siklus tebang (tahun) yaitu 30 tahun.

Melalui pengembangan kelas perusahaan jati seluas 2.560,90Ha dengan etat luas

sebesar 134,45Ha/tahun maka diproyeksikan jika dilakukan pemanenan pada umur

20 tahun (mulai tahun 2036), maka dapat memberikan volume kayu jati sebesar

9.411,5 m3/tahun dengan asumsi untuk setiap 1 Ha area terdapat 200 pohon masak

tebang, dengan volume sebesar 0,35 m3 untuk setiap pohonnya.

Mahoni (Swietenia Macrophylla)

Kayu mahoni masuk dalam kelompok pohon dengan umur panen yang relatif lama

terutama dibandingkan dengan sengon. Meskipun demikian jenis ini juga dapat

menjadi alternatif pilihan selain kayu sengon maupun kayu pinus. Kayu mahoni masih

banyak jumlahnya yang tersebar hampir di seluruh Kepulauan Indonesia. Harga kayu

ini masih terjangkau baik dari segi harga beli maupun harga jual yang relative

menarik. Harga log kayu mahoni seperti juga jenis kayu yang lain selalu berubah

seiring dengan makin bervariasinya manfaat dan kegunaan kayu mahoni di dalam

perindustrian kayu. Harga log/gelondong kayu mahoni saat ini baik dari petani

langsung, pengepul maupun dari tebang langsung di lokasi adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 7 Harga Log/Gelondong Kayu Swietenia mahagony

Panjang Diameter (cm) Harga (Rp)

100 - 190 cm

10 – 14 500.000

15 – 19 600.000

20 – 29 900.000

30 – up 1.200.000

200 - 250 - 300

15 – 19 800.000

20 – 29 1.200.000

30 – 39 1.500.000

40 – 49 1.600.000

50 – 59 1.700.000

Page 94: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 77

Cat : kayu di ukur fisik dan tabel memakai rumus 785

Kebutuhan kayu semakin banyak, karena kayu digunakan untuk kehidupan sehari hari

seperti kertas, rumah, chopstik, furniture, triplek dan sebagainya. Populasi manusia

semakin banyak dan hutan semakin sedikit. Untuk itu sangatlah wajar kalau selama

ini harga kayu tidak pernah turun disamping itu manfaat kayu sebagai penyumbang

oksigen dan penyimpan air sangat diperlukan dimasa global warming seperti sekarang

ini.

Adapun luasan areal di Blok HP-Pemanfaatan HHK-HT yang akan dialokasikan untuk

pembuatan tanaman dalam pengembangan kelas perusahaan Mahoni di KPHP

Madapangga Rompu adalah seluas2.491,78 ha, sehingga kebutuhan bibit untuk

pembuatan tanaman mahoni adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 8 Proyeksi Pembuatan Tanaman Mahoni dalam Pengembangan Kelas Perusahaan Mahoni di Wilayah Tertentu KPHP Madapangga Rompu.

No. Tahun Tanam

Luas Tanam (Ha)1)

Kebutuhan Bibit (batang)2)

1. 2016 249,18 301.505 2. 2017 498,36 361.806 3. 2018 498,36 361.806 4. 2019 498,36 361.806 5. 2020 498,36 361.806 6. 2021 498,36 361.806 7. 2022 498,36 361.806 8. 2023 498,36 361.806 9. 2025 498,36 361.806

10. 2026 498,36 361.806 Total 3.557.763

Keterangan : 1) Luas tanaman pada tahun ke-2 dst, adalah termasuk luas tanaman pemeliharaan tahun II

2) termasuk bibit untuk pemeliharaan tahun tahun I dan II

Melalui pengembangan kelas perusahaan Mahoni seluas 2.491,78Ha dengan etat luas sebesar

134,45Ha/tahun maka diproyeksikan jika dilakukan pemanenan pada umur 20 tahun (mulai

tahun 2036), maka dapat memberikan volume kayu jati sebesar 9.411,5 m3/tahun dengan

asumsi untuk setiap 1 Ha area terdapat 200 pohon masak tebang, dengan volume sebesar 0,35

m3 untuk setiap pohonnya.

Kemiri (Aleurites moluccana)

Kemiri (Aleurites moluccana), merupakan salah satu komoditas HHBK yang memiliki

peluang besar untuk dikembangkan saat ini, dalam perdagangan internasional kemiri

dikenal dengan nama candlenut. Meskipun dapat menghasilkan kayu yang berukuran

besar, kayu kemiri dianggap terlalu ringan dan tidak awet sebagai kayu bngunan.

Page 95: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 78

Tanaman kemiri biasanya ditanam oleh masyarakat untuk memperoleh minyaknya.

Minyak kemiri umumnya digunakan untuk mengawetkan kayu, sebagai vernish atau

cat, melapis kertas agar anti-air, bahan sabun, bahan campuran isolasi, dan pengganti

karet, sedangkan cangkangnya dapat dimanfaatkan sebagai alternatif sumber bahan

bakar. Cangkang kemiri yang tebal mampu memberi energi panas yang cukup tinggi

dibandingkan dengan bara api dari kayu bakar.

Pohon kemiri mulai berbuah umur tiga tahun. Panen dilakukan setelah 75 persen buah

masak. Masing-masing pohon dapat menghasilkan sekitar 30–80 kg biji kemiri. Rata-

rata harga jual kemiri saat ini berkisar antara Rp 5.000-6.000,-/kg kotor

(gelondongan).

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian menyebutkan, pada

Oktober 2012 nilai ekspor kemiri 1.412.520 dolar AS. Sementara nilai ekspor kemiri

pada November 2012 mencapai 1.099.541 dolar AS, dimana secara Kumulatif Januari-

November 2012, nilai ekspor kemiri Indonesia 12,242,409 dolar AS, dari data tersebut

diketahui bahwa dari waktu ke waktu neraca perdagangan komoditas kemiri selalu

mengalami peningkatan.

Pohon kemiri ditanam dengan jarak tanam 8 x 8 m, sehingga dengan luas lahan yang

sesuai untuk penanaman kemiri di blok HL pemanfaatan seluas 9.117,46 Ha, HP-

Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan, HHBK seluas 608,81 Ha dan HP-

Pemberdayaan Masyarakat seluas 3.261,51 Ha sehingga total luas 12.987,77 Ha.

Namun pada HP Pemberdayaan Masyarakat terdapat areal yang sudah memiliki

potensi tanaman kemiri eks reboisasi tahun 70-an (Blok Parado) seluas 1.085 ha

dengan kondisi tanaman sudah agak jarang pada beberapa bagian, dan tanaman eks

Perum Perhutani tahun 1995 (Blok Kanca) seluas 334,17 ha dengan kondisi

pertumbuhan tanaman sangat rapat dan kompak. Sehingga areal yangdapat ditanami

pohon kemiri dengan pola pembuatan tanaman/reboisasi murni adalah seluas

11.568,60 Ha, sedangkan pada pada areal yang sudah ada tanaman kemiri pada Blok

HP Pemberdayaan di Blok Parado akan dilakukan penanaman pengkayaan dibeberapa

bagian areal yang memiliki tingkat kerapatan tanaman rendah. Jumlah pohon kemiri

yang diasumsikan akan berhasil tumbuh menjadi tegakan kemiri pada areal seluas

11.568,60 Ha berjumlah 4.416.372 pohon atau 156 pohon/Ha. Dimana jumlah bibit

yang dibutuhkan untuk pembuatan tanaman pada P-0 dan P-1, apabila diasumsikan

Page 96: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 79

jarak tanam awal 5x5 meter (440 pohon/ha) adalah sebanyak 5.732.451 batang bibit

kemiri.

Jika pada tahun ke 5 kemiri tersebut sudah mulai berbuah dengan produksi masing-

masing pohon 50 Kg, maka dapat diperoleh produksi biji kemiri sejumlah 8.611.925

Kg. Dengan mengasumsikan nilai jual per kilogram sebesar Rp. 5.000/Kg maka total

pendapatan kotor (bruto) pertahun untuk tahun ke-5 adalah sebesar Rp.

43.059.627.000.Dan pada tahun-tahun berikutnya akan mengalami pertambahan

seiring dengan bertambahnya luas tegakan kemiri yang sudah berbuah. Adapun

perincian pembuatan tanaman disajikan pada Tabel 4.9. sebagai berikut:

Tabel 4. 9 Proyeksi Pembuatan Tanaman Kemiri dalam Pengembangan Kelas Perusahaan Kemiri di Wilayah Tertentu KPHP Madapangga Rompu.

No. Tahun Tanam

Luas Tanam (Ha)1)

Kebutuhan Bibit (batang)2)

1. 2016 1.104,09 485.801

2. 2017 2.208,186 582.961

3. 2018 2.208,186 582.961

4. 2019 2.208,186 582.961

5. 2020 2.208,186 582.961

6. 2021 2.208,186 582.961

7. 2022 2.208,186 582.961

8. 2023 2.208,186 582.961

9. 2024 2.208,186 582.961

10. 2025 2.208,186 582.961

Total 5.732.451

Keterangan : 1) Luas tanaman pada tahun ke-2 dst, adalah termasuk luas tanaman pemeliharaan tahun II

2) termasuk bibit untuk pemeliharaan tanaman tahun tahun I dan II

Estimasi produksi diatas, belum termasuk perhitungan produksi pada areal kemiri

eksisting (yang sudah ada) seluas 1.419,17 ha pada blok pemberdayaan yang saat ini

sudah berproduksi.

Areal kemiri eksisting seluas 1.419,17 ha tersebut akan dikelola dengan skema

pemberdayaan masyarakat melalui pola kemitraan, dimana KPHP Madapangga Rompu

akan bermitra dengan kelompok masyarakat pada 6 desa yang ada disekitar areal

kemiri tersebut, yaitu Desa Parado Wane, Parado Rato, Kuta, Kanca, Lere dan

Tolotangga.

Perkiraan produksi dari potensi tegakan kemiri yang sudah ada tersebut akan dibagi

kedalam dua perhitungan yang berbeda, yaitu perhitungan untuk produksi kemiri blok

Kanca dan produksi kemiri blok Parado. Pembedaan ini didasarkan pada kondisi dan

Page 97: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 80

umur tegakan yang berbeda. Dimana tegakan kemiri pada Blok Kanca memiliki

kerapatan yang kompak serta umur tegakan yang relatif lebih muda (tahun tanam

1995). Sedangkan tegakan kemiri pada Blok Parado memiliki kerapatan yang

bervariasi serta umur tegakan yang lebih tua (tahun tanam 1970-an).

Produksi buah kemiri pada blok Kanca diperkirakan sebanyak 3.342 ton/tahun

dengan rata-rata 200 pohon/ha dan setiap pohon rata-rata menghasilkan 50 kg.

Sementara untuk blok Parado diasumsikan akan menghasilkan 5.425 ton/tahun

dengan rata-rata 100 pohon/ha dan setiap pohon rata-rata menghasilkan 50 kg.

Berdasarkan hasil simulasi Rencana Pengembangan Usaha dengan menggunakan Analisis Pengembangan Pasar (APP) terhadap produk HHBK Kemiri (Jenis Produk Kernel/biji kemiri dan cangkang kulit kemiri), didapatkan gambaran pendapatan/profit sebagai berikut :

Tabel 4. 1 Proyeksi Untung dan Rugi selama 2 musim/2 tahun (50 Ha) Tahun 1 Tahun 2

a) Penjualan (total) IDR 3.375.600.000 IDR 3.375.600.000

b) – (Biaya variable+biaya fix) IDR 210.948.400 IDR 210.948.400

c) = Profit operasional IDR 3.164.651.600 IDR 3.164.651.600

d) – Biaya bunga IDR 33.000.000 IDR 33.000.000

e) = Profit kotor (sebelum pajak) IDR 3.131.651.600 IDR 3.131.651.600

Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa profit kotor yang didapatkan dari

usaha penjualan kernel/biji kemiri dan cangkang kulit kemiri adalah sebesar Rp.

62.633.032 / ha/tahun. Jika dikalkulasi dengan luas potensi kemiri eksisting seluas

1.419,17 ha, maka prediksi profit yang didapatkan adalah sebesar Rp.

88.886.920.023 /tahun.

Kunyit

Kunyit merupakan salah satu jenis rempah-rempahan dan obat yang tersebar di

wilayah Asia Tenggara. Hampir seluruh masyarakat Indonesia menggunakan kunyit

sebagai bahan pelengkap dalam masakan maupun menjadikan kunyit sebagai obat

tradisional dan kecantikan. Biasanya kunyit yang diperuntukan sebagai obat-obatan

akan berbentuk produk setengah jadi.

Pengembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Wilayah KPHP Madapangga

Rompu (terutama di Blok Pemberdayaan Masyarakat/Tegakan Kemiri) diarahkan

pada pengembangan HHBK kunyit. Hal tersebut dikarenakan, kunyit menjadi

Page 98: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 81

tanaman bawah tegakan pohon kemiri yang mudah ditemukan oleh masyarakat.

Selain itu, masyarakat sudah menjadikan kunyit sebagai salah satu mata pencaharian

petani sekitar kawasan. Dari hasil penjualan kunyit masyarakat dapat menambah

penghasilan untuk kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya peluang tersebut KPHP Madapangga Rompu merancang penanaman

secara agroforestry. Agroforestry merupakan sistem multifungsi lanskap yang

memberikan sumber pendapatan petani, perlindungan tanah dan air disekitarnya,

perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, pengendalian emisi karbon, dan

memepertahankan nilai estetika lanskap. Agroforestry kunyit yang dikembangkan

menempatkan kunyit sebagai tanaman semusim yang dapat dipanen pada masa

penanaman 7-8 bulan. Produksi tanaman kunyit diasumsikan dapat menghasilkan 15

ton/ha dengan harga perkilo Rp. 1.500,- sehingga memperoleh pendapatan kotor Rp.

22. 500.000,-/tahun.

Madu Hutan

Madu lebah sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia walaupun tidak dianggap

sebagai makanan tetapi hanya sebagai obat. Madu dihasilkan oleh beberapa jenis lebah

baik yang mempunyai sengat (Apis spp.) maupun yang tidak mempunyai sengat

(Trigonaspp.). Ada sembilan jenis lebah penghasil madu yang bersengat di dunia, enam

di antaranya yakni Apis andreniformis, A. cerana, A. nigrocincta, A. koschevnikovi, A.

nuluensis, dan A. dorsata merupakan lebah asli Indonesia. Salah satu jenis lebah madu

yang dikenal produktif dalam menghasilkan madu adalah A. dorsata atau yang dikenal

dengan lebah hutan. Lebah dorsata tersebar luas hampir di seluruh kepulauan di

Indonesia kecuali Papua dan Kepulauan Maluku yang tidak termasuk gugusan

kepulauan Sunda Kecil.

Walaupun sampai saat ini A. dorsata masih belum bisa dibudidayakan, tetapi lebah ini

merupakan penghasil madu terbesar di Indonesia. Sekitar 70% madu yang ada di

Indonesia berasal dari A. dorsata. Beberapa daerah penghasil madu dorsata yang

sangat terkenal diantaranya Pulau Sumbawa, Provinsi Riau, Provinsi Kalimantan Barat,

Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Pulau Sumbawa juga telah dikenal sejak lama sebagai produsen madu hutan yang

merupakan salah satu produk unggulan dari komoditi hasil hutan bukan kayu. Madu

hutan mempunyai prospek dan daya saing untuk dimanfaatkan dan dikembangkan,

Page 99: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 82

yang telah membuka banyak lapangan kerja yang dapat meningkatkan ekonomi

masyarakat di sekitar hutan.

Kabupaten Bima dikenal sebagai salah satu sentra produsen madu hutan di Pulau

Sumbawa selain Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat. Potensi sumberdaya hutan

pada umumnya sangat besar sebagai sumber pakan bagi lebah madu hutan. Walaupun

potensi lebah hutan sudah dikenal sebagai penghasil madu namun sampai saat ini

jumlah produksi madu hutan belum terdokumentasi dengan baik.

Pengembangan kelas perusahaan madu hutan pada wilayah KPHP Madapangga

Rompu diarahkan pada produksi Madu Hutan. Dalam 5 tahun pertama strategi yang

dikedepankan adalah melakukan pengembangan kelembagaan masyarakat pemburu

madu, pengayaan tanaman pakan lebah penghasil madu, pengembangan budidaya

lebah madudan pengembangan sistem pengolahan serta pemasaran. Sedangkan pada

5 tahun kedua mulai merintis pengkayaan variasi produk yang berasal darilebah madu

dan membangun sistem sertifikasi madu serta membangun jaringan pasar yang lebih

luas. Dengan asumsi setiap tahunnya terhitung mulai pada tahun ke-6, KPHP

Madapangga Rompu melalui unit kelas perusahaan Madu Hutan mampu memproduksi

minimal 5.000 liter dengan harga jual per liternya mencapai Rp. 400.000, maka

diproyeksikan pada akhir periode pertama pengelolaan KPHP Madapangga Rompu

diprediksi akan memperoleh pendapatan kotor sebesar Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh

milyar rupiah).

Jasa Lingkungan Air

Alih guna lahan hutan menjadi non kehutanan yang begitu marak terjadi beberapa

tahun terakhir disadari menimbulkan banyak masalah seperti penurunan kesuburan

tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan bahkan perubahan

iklim global. Masalah ini bertambah berat dari waktu ke waktu sejalan dengan

meningkatnya luas areal hutan yang dialih gunakan menjadi lahan usaha lain. Seiring

dengan tingginya kebutuhan akan lahan garapan dalam rangka memenuhi kebutuhan

berbagai sektor tersebut, serta adanya fenomena tragedy of common, mengakibatkan

posisi hutan sebagai komponen yang harus dilestarikan menjadi terancam.

Perubahan paradigma dalam pengelolaan sumberdaya hutan yang berorientasi pada

pembangunan kehutanan berkelanjutan (sustainable forest development), saat ini telah

membuka peluang bagi pengembangan jasa lingkungan yang selama ini masih

Page 100: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 83

terabaikan. Jasa lingkungan (environmental services) merupakan hasil dari interaksi

komponen penyusun ekosistem hutan dengan komponen non hayati lainnya yang

berjalan secara alamiah. Jasa lingkungan adalah manfaat yang diterima oleh

masyarakat yang berasal dari hasil interaksi dinamis yang terjadi diantara komponen

ekosistem yang tediri dari tumbuhan, hewan, mikro organisme dan lingkungan abiotik.

Jasa lingkungan dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) tipe, yaitu; 1) jasa penyediaan

(provisioning services), 2) jasa regulasi (regulation service), 3) jasa pendukung (support

services), dan 4) jasa budaya (cultural services). Sementara jasa-jasa lingkungan yang

umum dipasarkan adalah jasa hidrologi, keindahan lanskap, keanekaragaman hayati

dan pengaturan iklim (penyerapan karbon) (ESCAP, 2009).

Jasa lingkungan dapat pula didefinisikan sebagai suatu produk dari pengelolaan yang

dapat berupa manfaat langsung, seperti air, udara dan karbon. Sedangkan bentuk

manfaat tidak langsungnya dapat berupa ekowisata, perlindungan, sistem hidrologi,

kesuburan tanah, pengendalian erosi dan banjir. Dengan kata lain jasa lingkungan

adalah penyediaan, pengaturan, penyokong proses alami, dan pelestarian nilai budaya

oleh suksesi alamiah dan manusia yang bermanfaat bagi keberlangsungan kehidupan.

Pemanfaatan jasa lingkungan dilakukan berdasarkan prinsip kelestarian, efisiensi dan

keadilan. Prinsip kelestarian menekankan bahwa pemanfaatan harus dapat

mendorong terwujudnya kelestarian lingkungan. Prinsip efisiensi dilakukan untuk

meningkatkan efisiensi ekonomi secara keseluruhan, dengan memperhitungkan nilai

jasa lingkungan dalam kegiatan ekonomi melalui pembayaran jasa lingkungan.

Sedangkan prinsip keadilan dilakukan untuk terjadinya distribusi manfaat dan biaya

pemanfaatan jasa lingkungan secara adil, melalui penerapan sistem imbal jasa dari

penerima manfaat kepada penyedia jasa lingkungan dan juga dari pencemar kepada

penyedia jasa lingkungan.

Dalam konteks pengembangan jasa lingkungan, wilayah KPHP Madapangga Rompu

memiliki potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku.

Pada wilayah KPHP Madapangga Rompu terdapat beberapa DAM yang selama ini

dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat baik untuk pengarian lahan ataupun

lainnya. Dalam kontek pengembangan Kelas Perusahaan Jasa Lingkungan Air, salah

satu lokasi yang memiliki potensi untuk pemanfaatan air adalah DAM Pelaparado.

Dengan mengasumsikan potensi air baku yang mampu disediakan oleh KPHP

Page 101: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 84

Madapangga Rompu setiap harinya selama 8 jam sebesar 5 m3/detik dengan biaya

yang ditetapkan oleh pengelola air baku terhadap konsumen sebesar Rp. 200,-/m3,

dan retribusi dari keuntungan kotor yang diperoleh oleh KPHP Madapangga Rompu

atas jasanya mempertahankan keberadaan sumber air baku tersebut sebesar 10%,

maka dalam satu tahun KPHP Madapangga Rompu diproyeksikan mampu memperoleh

pemasukan sebesar Rp. 1.051.200.000,- dan dalam 10 (sepuluh) tahun mampu

menghasilkan pemasukan sebesar Rp. 10.512.000.000,-

Pengembangan kelas perusahaan ini dapat bersifat dinamis yang disesuaikan dengan

perkembangan situasi pengelolaan maupun iklim investasi serta prospek komoditi.

Namun pengembangan kelas perusahan tetap akan mengacu pada kaidah dan norma

aturan yang berlaku.

4.2.4. Proyeksi Peluang Pendanaan

KPHP Madapangga Rompu merupakan salah salah satu lembaga pemerintah yang

memiliki tugas dan fungsi mengelola hutan pada tingkat tapak. Sebagai salah satu

institusi pemerintah maka sumber dana yang diharapkan terutama untuk operasional

KPH dapat berasal dari Pemerintah baik dari anggaran nasional (APBN), provinsi

maupun kabupaten (APBD).

Adanya kebijakan baru tidak ada KPH tidak ada anggaran (no KPH no budget)

menunjukkan adanya peluang pendanaan bagi KPH termasuk KPHP Madapangga

Rompu. Peluang pendanaan juga terbuka dari berbagai sumber. Kewenangan KPH

bekerjasama dengan pihak ketiga dapat menjadi sumber dana dalam pengelolaan KPH

seperti melalui skema jasa produksi, konsultasi, dan sumbangan pihak ketiga.Selain

sumber pendanaan diatas, KPHP Madapangga Rompu juga berpeluang memperoleh

dana dari pengelolaan hutan khususnya dari kelas perusahaan yang menjadi core

business. Sumber dana inilah sebenarnya menjadi tumpuan pengelolaan KPH, yang

sekaligus menunjukkan kemadirian KPH dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan

hutan. Dalam 10 (sepuluh) tahun kedepan sesuai RPHJP, KPHP Madapangga Rompu

diproyeksikan sudah dapat memperoleh pemasukan dari kelas perusahaan yang

diusahakan.

Page 102: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 85

4.2.5. Proyeksi Ancaman Strategis

Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pengelolaan, KPHP Madapangga Rompu, seperti

juga KPH lainnya, akan menghadapi berbagai masalah dan ancaman. Beberapa hal

yang dapat menjadi ancaman dalam pengelolaan KPHP Madapangga Rompu kedepan

diantaranya, adalah;(1) kebijakan pemerintah tentang KPH beserta peraturannya yang

sering berubah, (2) perbedaan kepentingan antara para pihak dalam pengelolaan

hutan, (3) kepemilikan lahan dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar hutan yang

relatif masih rendah (miskin) dan (4) adanya tekan jumlah penduduk yang cenderung

semakin meningkat dari tahun-ketahunnya.

Kewenangan KPH dalam mengelola kawasan yang menjadi wilayah kelola ditetapkan

oleh peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah. Dari beberapa

pertemuan forum KPH terungkap bahwa saat ini masih terdapat peraturan terkait KPH

yang belum sinkron. Perubahan kebijakan akibat perubahan paradigma pengelolaan

hutan yang berbeda dengan kebijakan saat ini sangat terbuka.

Pada tahap awal ini perbedaan kepentingan antar para pihak juga dapat menjadi

ancaman dalam pengelolaan KPH. Penerimaan KPH oleh masyarakat sekitar hutan

juga dapat menjadi hambatan tetapi juga menjadi tantangan untuk dapat diselesaikan

dengan baik.

Penghasilan masyarakat sekitar hutan yang masih rendah sertaterbatasnya peluang

lapangan kerja dapat meningkatkan ketergantungan masyarakat terhadap kawasan

hutan. Jika keadaan ini tidak dapat dikelola dengan baik maka dapat menjadi salah

satu ancaman dalam pengelolaan KPH. Meskipun demikian ancaman diproyeksikan ke

depan dapat diantisipasi melalui pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

Kepemilikan lahan yang relatif sempit dapat menjadi salah satu ancaman dalam

pengelolaan KPHP Madapangga Rompu. Pertambahan penduduk sudah pasti terjadi

dan kebutuhan lahan untuk berbagai kebutuhan seperti produksi pangan, perumahan

sudah pasti meningkat. Hal ini sebagaimana terjadi pada sebagian kawasan hutan,

dimana terdapat beberapa pemukiman yang berada di dalam kawasan hutan. Apabila

kondisi ini tidak segera diantisipasi, dikhawatirkan dapat menyebabkan okupasi lahan

yang lebih jauh kedalam kawasan hutan pada wilayah kelola KPHP Madapangga

Rompu.

Page 103: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 86

4.2.6. Proyeksi Kapasitas Internal

Proyeksi kapasitas internal tidak lepas dari kondisi dan keberadaan sumberdaya yang

dimiliki KPHP Madapangga Rompu, diantaranya sumberdaya manusia. Mutu SDM

KPH dapat dipersiapkan dengan kegiatan kursus, diklat, magang, studi banding,

seminar dan lain-lain. Disamping tuntutan kualitas sebagaimana disebutkan diatas,

ternyata terdapat faktor yang lebih penting lagi yaitu faktor integritas. Hal ini penting

mengingat dalam menyelenggarakan pengelolaan hutan untuk mencapai visi misi

tidak hanya dituntut kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia saja, akan tetapi

integritas menjadi faktor yang sangat penting untuk mencegah terjadinya perilaku

korupsi.

Sementara personalia yang di KPH diharuskan memenuhi kualifikasi yang sesuai

dengan standar kompetensi minimal, yang diatur dalam Permenhut Nomor

P.42/Menhut/II/2011 tentang Standar Kompetensi Bidang Teknis Kehutanan pada

KPHL dan KPHP. Adapun kualifikasi sumberdaya manusia pengelola KPHP

Madapangga Rompu yang diperlukan dapat dilihat pada Tabeldi bawah ini :

Tabel 4. 10 Persyaratan Administrasi Minimal bagi Pegawai KPHP Madapangga Rompu

No. Persyaratan Kepala KPH Kepala

SubBag TU Kepala Resort

1 Pangkat dan

Golongan/Ruang1)

Penata Muda Tk. I, Gol III/b Penata Muda,

Gol IIIa

Pengatur Tk. I, Gol. Iid

2 Hasil Penilaian

Kinerja (DP-3)

Baik Baik Baik

3 Tingkat Pendidikan

Formal

a. S-1 atau D-IV Kehutanan

b. S-1 non Kehutanan berlatar belakang pendidikan kehutanan (SKMA/SMK Kehutanan, D-III Kehutanan) dengan pengalaman di bidang kehutanan lima tahun

SLTA / D-III a. SKMA atau SMK Kehutanan

b. D-III Kehutanan

c. D-III non-Kehutanan

dengan pengalaman di

bidang kehutanan dua

tahun.

Keterangan : 1) Disesuaikan dengan tipe organisasi KPH

Selain persyaratan administrasi tersebut, dibutuhkan pula kelompok kompetensi

untuk masing-masing jabatan tersebut, yaitu

Page 104: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 87

Tabel 4. 11 Kelompok Kompetensi Jabatan Struktural dan Kepala Resort KPHP Madapangga Rompu

No. Kelompok Kompetensi Kepala

KPH Ka Sub Bag TU

Kepala Resort

1 Kemampuan berpikir V V V

2 Pengelolaan tugas V V V

3 Pengelolaan SDM V V V

4 Karakter Personal V V V

5 Pengeloaan Srpras dan keuangan V V V

6 Pengelolaan program dan kegiatan V V V

7 Pengelolaan parapihak (komunikasi, negosiasi, konsultasi, fasilitasi, pengelolaan konflik dll)

V V

8 Pengelolaan usaha / bisnis V V

9 Penyelenggaraan tata hutan dan menyusun rencana pengelolaan hutan:

a. Inventarisasi hutan V

b. Penataan hutan V

c. Penyusunan pengaturan hasil V

d. Penyusunan rencana pengelolaan hutan V

10 Penyelenggaraan pemanfaatan hutan

a. Pemanfaatan kawasan V

b. Pemanfaatan jasa lingkungan V

c. Pemanfaatan hasil hutan kayu V

d. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu V

e. Pemungutan hasil hutan kayu V

f. Pemungutan hasil hutan non kayu V

11 Menyelenggarakan penggunaan kawasan hutan V V

12 Menyelenggarakan rehabilitasi dan reklamasi hutan V V

13 Menyelenggarakan perlindungan hutan konservasi alam

V V

14 Mengelola informasi dan pengendalian manajemen V V

Sementara kelompok kompetensi untuk jabatan fungsional pada KPHP Madapangga

Rompu dapat ilihat pada tabel berikut :

Page 105: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 BAB IV - 52

Tabel 4. 12 Kelompok Kompetensi Jabatan Fungsional pada KPHP Madapangga Rompu

No Kelompok Kompetensi Perencanaan Pemanfaatan dan

Penggunaan Kawasan Hutan

Pemantauan Pemanfaatan dan

Penggunaan Kawasan Hutan

Rehabilitasi dan

Reklamasi

Pemantauan Rehabilitasi

dan Reklamasi

Hutan

Perlindungan Hutan dan Konservasi

Alam

Pemberdayaan Masyarakat

1 Tata Hutan

Inventarisasi hutan:

Inventarisasi tegakan hutan

Inventarisasi non kayu

Inventarisasi jasa lingkungan

Inventarisasi satwa

Inventarisasi sosek

Penafsiran citra satelit

V

Penataan hutan :

Pembagian blok dan petak

Penataan batas blok

Inspeksi batas/pemeliharaan batas

Pengoperasian GPS

V

Pemetaan:

Pengoperasian GPS

V

2 Penyusunan rencana pengelolaan hutan

V

3 Pemantauan-evaluasi-pelaporan

Page 106: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026

No Kelompok Kompetensi Perencanaan Pemanfaatan dan

Penggunaan Kawasan Hutan

Pemantauan Pemanfaatan dan

Penggunaan Kawasan Hutan

Rehabilitasi dan

Reklamasi

Pemantauan Rehabilitasi

dan Reklamasi

Hutan

Perlindungan Hutan dan Konservasi

Alam

Pemberdayaan Masyarakat

pemanfaatan hutan:

Pemanfaatan kawasan

Pemanfaatan jasa lingkungan

Pemanfaatan hasil hutan kayu/non kayu

Pemungutan hasil hutan kayu/non kayu

4 Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu:

Pemanfaatan kawasan

Pemanfaatan jasa lingkungan

Pemanfaatan hasil hutan kayu/non kayu

Pemungutan hasil hutan kayu/non kayu

V V

5 Pemantauan-evaluasi-pelaporan penggunaan kawasan hutan

V

6 Pemantauan-evaluasi-pelaporan rehabilitasi dan reklamasi hutan (yang telah dibebani izin)

V

7 Pelaksanaan rehabilitasi hutan (yang tidak dibebani izin

V

8 Pemantauan-evaluasi-pelaporan perlindungan dan konservasi alam

V

Page 107: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026

No Kelompok Kompetensi Perencanaan Pemanfaatan dan

Penggunaan Kawasan Hutan

Pemantauan Pemanfaatan dan

Penggunaan Kawasan Hutan

Rehabilitasi dan

Reklamasi

Pemantauan Rehabilitasi

dan Reklamasi

Hutan

Perlindungan Hutan dan Konservasi

Alam

Pemberdayaan Masyarakat

(yang telah dibebani izin)

9 Pelaksanaan perlindungan dan konservasi alam (yang tidak dibebani izin)

V

10 Pemberdayaan masyarakat V V V V V V

Page 108: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 BAB IV - 52

Analisis Beban Tugas dan Jumlah Sumber Daya Manusia : KPHP Madapangga

Rompu dikepalai oleh satu orang Kepala KPH dengan dibantu oleh seorang Kasubbag

Tata Usaha merupakan penanggungjawab seluruh kegiatan di KPH mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, koordinasi dan pengendalian serta

monev, sehingga aktivitas pengelolaan KPHP Madapangga Rompu dapat berjalan

secara efektif dan efesien. Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas KPH, dibentuk

resort KPH dengan standar cakupan wilayah kerja sesuai dengan batas-batas

administrasi pemerintahan kecamatan, yang dimaksudkan untuk mempermudah

kegiatan koordinasi dengan stakeholder lain serta aspek lain yang terkait dengan

administrasi pemerintahan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, pada KPHP

Madapangga Rompu akan dibentuk sebanyak 5 Resort KPH.

Tenaga fungsional diperlukan untuk kegiatan-kegiatan khusus yang sesuai dengan

standar kompetensi yang dimiliki. Dalam operasionalnya, pada setiap 50 hektar

kawasan hutan produksi atau 200 hektar hutan lindung diperlukan satu orang

mandor. Lebih luasnya kawasan hutan lindung yang ditangani oleh seorang mandor

disebabkan lebih sedikitnya aktivitas yang membutuhkan pengawasan mandor

dibandingkan dengan aktivitas produksi pada hutan produksi. Dengan demikian dalam

kawasan KPHP Madapangga Rompu yang seluas 19.277,18hahutan lindung dan

13.998 hektar hutan produksi (tidak termasuk areal blok HP Pemanfaatan HHK HT

berizin) dibutuhkan sebanyak 376 orang mandor.

Adapun proyeksi kebutuhan SDM untuk operasionalisasi KPHPMadapangga Rompu

adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 13 Kebutuhan Sumber Daya Manusia KPH Madapangga Rompu

No. Jabatan/Kedudukan Jumlah Keterangan

1 Kepala KPH 1 orang

2 Kasub Bagian TU 1 orang

3 RKPH 5 orang

4 Staf Administrasi 2 orang

Staf Teknis :

- Pemanfaatan Hutan

- Pembinaan Hutan

- Pemberdayaan Masyarakat

2 orang

2 orang

2 orang

Page 109: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 92

No. Jabatan/Kedudukan Jumlah Keterangan

- Operator GIS 2 orang

5. Jabatan Fungsional :

- Perencanaan

- Polhut

- Penyuluh Kehutanan

- Pengendali Ekosistem Hutan

2 orang

10 orang

5 orang

2 orang

Polhut :

Diasumsikan 2 orang

Polhut pada setiap

resort

Penyuluh :

Diasumsikan 1 resort

ditempatkan 1 orang

penyuluh

6. Mandor 376 orang Direkrut dari

masyarakat

sekitar/lingkar kawasan

hutan

Jumlah 412 orang

Sebagai organisasi yang baru terbentuk, KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima

belum memiliki personil dengan kapasitas internal yang tinggi. Sehingga untuk

meningkatkan kapasitas aparat yang nantinya akan berperan sebagai pengelola KPHP,

perlu adanya program untuk mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan

pengelolaan hutan tingkat tapak.

Seiring dengan kebijakan untuk memperkuat KPH dalam pengelolaan di masa

mendatang, maka kapasitas internal KPHP Madapangga RompuKabupaten Bima harus

terus ditingkatkan, salah satunya dalam bentuk fasilitas fisik.

4.2.7. Proyeksi Potensi Resiko

Berjalan atau tidaknya suatu organisasi sangat bergantung pada keberadaan lima

unsur manajemen yaitu; manpower, money, management, material, dan marketing,

selain itu dalam hal penyelenggaraannya juga harus mempertimbangkan faktor POAC

(Perencanaan, Organisasi, Pelaksanaan, dan Pengawasan). Kondisi KPHP Madapangga

RompuKabupaten Bima saat ini belum mampu mendukung pelaksanaan manajemen

secara optimal mengingat berbagai sumberdaya yang ada masih minim. Namun

demikian, seiring dengan dinamika yang berkembang, pengelolaan KPHP Madapangga

RompuKabupaten Bima sebagai sebuah lembaga yang mandiri akan ditata dan

diperbaiki sehingga akan bermuara pada penyelenggaraan pengelolaan hutan yang

lestari.

Page 110: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 BAB IV - 93

BAB 5RENCANA KEGIATAN

Page 111: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 94

BAB 5 RENCANA KEGIATAN

Penyusunan rencana kegiatan pengelolaan hutan merupakan bagian dari proses

perencanaan yang mendasar pada hasil-hasil inventarisasi yang multi level dan saling

terkait, karena itu rangkaian kegiatan pengelolaan hutan KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima Provinsi NTB periode tahun 2017-2026 harus selalu diupayakan

untuk selaras dan bersinergi dengan: (1) Rencana Strategis (Renstra) Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2015-2019; (2) Rencana Tata Ruang Wilayah

Provinsi (RTRWP) Nusa Tenggara Barat 2009-2029; (3) Rencana Kehutanan Tingkat

Provinsi (RKTP) Nusa Tenggara Barat Tahun 2012-2031; (4) Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bima; (5) Rencana Strategis Dinas

Kehutanan Kabupaten Bima Tahun 2016-2020; serta (6) Isu-isu Strategis, dan

Permasalahan.

Secara garis besar, rencana kegiatan pengelolaan hutan jangka panjang (RPHJP) KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB yang dijabarkan dalam bentuk

kegiatan - kegiatan yang disusun dalam rentang waktu 10 (sepuluh) tahun mulai dari

tahun 2017-2026, meliputi; 1) inventarisasi berkala wilayah kelola beserta penataan

hutannya, 2) pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, 3) pemberdayaan masyarakat,

4) pembinaan dan pemantauan (controlling) pada areal KPHL Madapanga Rompu yang

telah ada ijin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan, 5) penyelenggaraan

rehabilitasi pada areal di luar ijin, 6) pembinaan dan pemantauan (monitoring)

pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada areal yang sudah ada ijin pemanfaatan

dan penggunaan kawasan hutan, 7) penyelenggaraan perlindungan hutan dan

konservasi alam, 8) penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin,

9) koordinasi dan sinergi dengan instansi danstakeholder terkait, 10) penyediaan dan

peningkatan kapasitas SDM, 11) penyediaan pendanaan, 12) pengembangan database,

13) rasionalisasi wilayah kelola, 14) review rencana pengelolaan, dan 15)

pengembangan investasi. Deskripsi untuk masing-masing kegiatan diatas diuraikan

secara ringkas berikut dihalaman selanjutnya.

Page 112: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 95

5.1. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola Serta Penataan Hutan

Proses penyusunan rencana kegiatan pengelolaan hutan diawali dengan kegiatan tata

hutan yang bertujuan untuk memastikan pemanfaatan dan penggunaan sumberdaya

hutan di kawasan KPHP Madapangga Rompu dilakukan secara terencana berdasarkan

informasi sumberdaya hutan, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan yang akurat serta

menyelaraskan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang ada di lingkup provinsi

dan kabupaten serta tata ruang wilayahnya. Kegiatan tata hutan yang terdiri dari: (1).

Inventarisasi hutan, (2) Rekonstruksi dan pemeliharaan tata batas, dan (3). Penataan

Batas Blok dan Petak pada Wilayah KPH, merupakan hal yang utama dilakukan karena

melalui kegiatan-kegiatan tersebut kawasan hutan menjadi mantap, relatif tetap dan

tidak mudah diubah-ubah selama jangka waktu pengelolaannya.

Kegiatan inventarisasi hutan yang merupakan rangkaian pengumpulan data untuk

mengetahui kondisi dan potensi sumberdaya hutan beserta lingkungannya,

dimaksudkan agar data dan informasi yang aktual wilayah kelola KPHP Madapangga

Rompu didapatkan untuk dipergunakan sebagai dasar pengembangan perencanaan

dan perumusan kebijakan serta strategi pengelolaan hutan baik jangka pendek,

menengah dan panjang. Sementara kegiatan rekonstruksi dan pemeliharaan tata batas

ditujukan agar pengelola KPHP Madapangga Rompu mengetahui benar dan

memperoleh kepastian batas-batas wilayah kelola. Berdasarkan hasil inventarisasi

dilakukanlah kegiatan penataan batas dan blok dengan tujuan agar wilayah kelola

relatif permanen sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan

pengelolaannya. Mengingat pula bahwa KPHP Madapangga Rompu diklasifikasikan

sebagai KPHP, maka blok dan petak merupakan unit pengelolaan terkecil yang sangat

penting untuk dibentuk agar praktik-praktik pengelolaan hutan dapat dilaksanakan

secara efektif dan efisien dengan ouput dan outcome yang terukur secara jelas.

5.1.1. Inventarisasi Berkala 5 (Lima) Tahunan

Kegiatan inventarisasi berkala ini dilaksanakan dengan interval waktu 5 (lima) tahun

yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi terkini dan

terbaharui pada masing-masing blok dan petak. Melalui inventarisasi berkala, maka

perubahan-perubahan yang terjadi baik secara biofisik, sosial ekonomi dan budaya

yang dapat mempengaruhi pengelolaan hutan untuk setiap blok dapat segera

Page 113: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 96

diketahui dan dilakukan penyesuaian agar dapat mencapai target pengelolaan yang

telah ditetapkan. Selain itu hasil kegiatan inventarisasi berkala ini akan menjadi salah

satu dasar dalam penilaian kinerja pengelolaan dan evaluasi terhadap rencana.

Adapun target kegiatan inventarisasi berkala pada KPHP Madapangga Rompu meliputi

kawasan hutan dan masyarakat sekitar yang berada di 28 (dua puluh delapan) desa

yang berada di 5 kecamatan di Kabupaten Bima dan terbagi kedalam 6 (enam) blok

pengelolaan, 2 (dua) di hutan lindung, yaitu : 1) Hutan Lindung (HL)Blok Inti, 2) Hutan

Lindung (HL)Blok Pemanfaatan, dan 4 (empat) di Hutan Produksi, yaitu : 1) Hutan

Produksi (HP)Blok Perlindungan, 2) Hutan Produksi (HP)Blok Pemanfaatan HHK-HT,

3) Hutan Produksi (HP) Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan, dan HHBK, dan

4) Hutan Produksi (HP) Blok Pemberdayaan Masyarakat. Adapun luasan kawasan

yang menjadi target utama kegiatan inventarisasi seluas 26.256,95 Ha, yang

merupakan wilayah tertentu KPHP Madapangga Rompu. Sementara untuk blok-blok

yang sudah terdapat ijin (20.430,06Ha) menjadi tanggung jawab pemegang IUP

tersebut dan instansi teknis terkait.

Secara detail, uraian kegiatan inventarisasi berkala pada seluruh wilayah KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB disajikan pada Tabel 5.1.berikut

ini.

Tabel 5. 1 Uraian Kegiatan Inventarisasi Berkala pada KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima.

No. Blok Luas (Ha)

Kegiatan Inventarisasi Berkala

Indikator Capaian Tahun Pelaksana

an

1. HL Blok Inti 4.574,56

(a) Inventarisasi potensi flora dan fauna

(b) Inventarisasi petak ukur permanen

Adanya data potensi flora dan fauna Adanya data potensi tegakan

2017, 2021

2. HL Blok Pemanfaatan

9.117,46

a) Inventarisasi potensi jasa lingkungan (air, ekowisata, karbon) dan HHBK

b) Inventarisasi area yang

perlu direhabilitasi c) Inventarisasi sosial,

ekonomi dan budaya masyarakat

Adanya data base/informasi detail tentang potensi jasa lingkungan Adanya data lahan/areal kritis sasaran RHL Terdatanya kondisi SOSEKBUD masyarakat sekitar areal kerja KPH (11 Desa)

2016, 2020

3. HP Blok Perlindungan

1.840,51

a) Inventarisasi kualitas dan kuantitas mata air dan aliran sungai

Terdatanya kondisi mata air dan aliran sungai (kualitas /kuantitas)

2017, 2021

Page 114: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 97

No. Blok Luas (Ha)

Kegiatan Inventarisasi Berkala

Indikator Capaian Tahun Pelaksana

an

b) Inventarisasi areal yang

perlu direhabilitasi c) Inventarisai sosial,

ekonomi dan budaya masyarakat

Adanya data lahan/areal kritis sasaran RHL Terdatanya kondisi SOSEKBUD masyarakat sekitar areal kerja KPH (3 desa)

4. HP Blok Pemanfaatan HHK-HT

6.854,11

a) Inventarisasi jenis dan potensi tegakan kayu pada berbagai potensi tutupan hutan

b) Inventarisasi areal yang

perlu direhabilitasi c) Inventarisasi sosial

ekonomi dan budaya masyarakat

Tersedianya data potensi tegakan kayu pada areal 20.265,95 ha Adanya data lahan/areal kritis sasaran RHL Terdatanya kondisi SOSEKBUD masyarakat sekitar areal kerja KPH (8 desa)

2016, 2020

5.

HP Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan, HHBK

608,81

a) Inventarisasi potensi jasa lingkungan (air, ekowisata, karbon) dan HHBK

b) Inventarisasi area yang

perlu direhabilitasi c) Inventarisasi sosial,

ekonomi dan budaya masyarakat

Adanya data base/informasi detail tentang potensi jasa lingkungan Adanya data lahan/areal kritis sasaran RHL Terdatanya kondisi SOSEKBUD masyarakat sekitar areal kerja KPH (11 Desa)

2016, 2020

6. HP Blok Pemberdayaan Masyarakat

3.261,51

a) Inventarisasi jenis dan potensi tegakan kayu pada berbagai tutupan hutan.

b) Inventarisasi potensi

HHBK c) Inventarisasi areal yang

perlu direhabilitasi d) Inventarisasi kelompok-

kelompok/kelembagaan masyarakat

e) Inventarisasi sosial

ekonomi dan budaya masyarakat

Tersedianya data potensi tegakan kayu pada areal 3.261,51 ha Tersedianya data potensi HHBK pada areal 3.261,51 ha Adanya data lahan/areal kritis sasaran RHL Tersedianya database kelompok/ kelembagaan masyarakat calon mitra Terdatanya kondisi SOSEKBUD masyarakat sekitar areal kerja KPH (8 desa)

2016, 2020

Total 26.256,95

Page 115: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 98

Berdasarkan Tabel 5.1. diatas, blok yang menjadi prioritas pertama untuk

dilaksanakannya kegiatan inventarisasi berkala 5 (lima) tahunan untuk dapat

diselesaikan pada tahun 2016 berjumlah 4 (empat) blok, yaitu; 1) HL Blok

Pemanfaatan, 2) HP Blok Pemanfaatan HHK-HT, 3) HP Blok Pemanfaatan Kawasan,

Jasa Lingkungan, HHBK, dan 4) HP Blok Pemberdayaan Masyarakat.

5.1.2.Rekonstruksi dan Pemeliharaan Tata Batas

Kegiatan rekonstruksi dan pemeliharaan tata batas wilayah yang merupakan bagian

dari tata hutan bertujuan untuk memperjelas dan menegaskan serta memastikan

kembali batas-batas kawasan KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima sesuai

dengan kedudukannya yang semula. Mengingat tantangan besar yang dihadapi oleh

KPHP Madapangga Rompu dalam pengelolaan hutan terkait dengan tata batas ini

adalah telah diserahkannya sebagian besar wilayah KPHP kepada pemegang ijin dan

berbagai permasalahan tenurial, perambahan, dan illegal logging oleh masyarakat

sekitar kawasan hutan KPHP Madapangga Rompu. Sementara salah satu prasyarat

pengelolaan hutan di tingkat tapak adalah batas - batas wilayah kelola haruslah “pasti,

jelas, dan permanen”, sehingga setelah rekonstruksi dan pemeliharaan tata batas

dilakukan, kecil kemungkinan terjadinya tumpang tindih peruntukkan didalam

wilayah kelola ataupun dengan batas luar antara kawasan yang dikelola dengan

kawasan untuk peruntukkan lainnya. KPHP Madapangga Rompu memiliki pal batas

sepanjang 287,32 km dengan prediksi unit pal batas yang dibutuhkan sebanyak 2.874

buah.

Kegiatan rekonstruksi tata batas dilakukan dengan mengembalikan pal batas pada

kedudukan semula sesuai dengan hasil tata batas yang didasarkan pada data ukur

lapangan. Pelaksanaan rekonstruksi dan pemeliharaan tata batas tesebut didasarkan

pada hasil orientasi pal batas sehingga dapat diketahui secara tepat sasaran

pelaksanaan kegiatan rekonstruksi menyangkut lokasi, panjang batas serta jumlah dan

kondisi pal batas. Ketersediaan sarana dan prasarana terutama peralatan berupa: GPS,

kompas, theodolite dan perangkat GIS dengan ditunjang oleh ketersediaan SDM yang

memiliki ketrampilan dalam mengoperasikan komputer dan pemetaan sangat

dibutuhkan dalam kegiatan rekonstruksi tata batas. Selain itu, KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima juga harus memiliki tenaga terampil dalam bidang sosial dan

komunikasi yang nantinya diharapkan dapat mendukung efektivitas pelaksanaan

Page 116: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 99

kegiatan rekonstruksi sehingga akan diperoleh hasil yang pasti,jelas, dan permanen.

Adapun sasaran orientasi pal batas dan rekonstruksi yang akan dilakukan selama 10

tahun pertama ini adalah diprioritaskan pada blok-blok yang yang memiliki tingkat

tekanan/kerawanan tinggi dan lokasi-lokasi yang sudah teridentifikasi sebagai lokasi

kasus tenurial, sebagaimana tersaji pada tabel dibawah ini.

Tabel 5. 2 Sasaran Prioritas orientasi dan rekonstruksi pal batas kawasan hutan pada wilayah KPHP Madapangga Rompu

No Blok Petak Panjang Batas (km)

Keterangan

1 HL-Pemanfaatan HL-1, HL-2, HL-3, HL-4, 5 HL-,6 HL-,10, HL-12 HL-13 HL-14 HL-15 HL-17 HL-18 HL-19 HL-20 HL-22 HL-45 HL-46 HL-48 HL-49 HL-53 HL-54 HL-55 HL-57 HL-58 HL-62 HL-63 HL-64 HL-67 HL-68 HL-69 HL-70 HL-71 HL-72 HL-73 HL-74 HL-75 HL-76 HL-77 HL-83 HL-84 HL-85

56,8 Batas petak yang dimaksud adalah batas petak yang merupakan batas luar kawasan hutan pada wilayah kerja KPHP Madapangga Rompu

2. HP-Pemanfaatan HHK-HT (diluar Ijin)

HPT-1 HPT-2 HPT-4 HPT-5 HPT-7 HPT-32 HPT-35 HPT-36 HPT-37 HP-59 HP-60 HP-62 HP-63 HP-64 HP-80 HP-81 HP-84 HP-85 HP-86 HP-87 HP-88 HP-89

17,70 Batas petak yang dimaksud adalah batas petak yang merupakan batas luar kawasan hutan pada wilayah kerja KPHP Madapangga Rompu

3. HP-Pemberdayaan Masyarakat

HP-67 HP-68 HP-75 HP-76 HP-77 HP-78 108 109 110 111 117 118 126 127 129 130 142 143 144

19,20 Batas petak yang dimaksud adalah batas petak yang merupakan batas luar kawasan hutan pada wilayah kerja KPHP Madapangga Rompu

5.1.3.Penataan Batas Blok dan Petak Pada Wilayah KPH

Penataan batas blok dan petak pada wilayah KPH dimaksudkan untuk memantapkan

proses pengelolaan terutama dalam mengatur arah peruntukkan kawasan hutan.

Penataan ini dilaksanakan setelah proses pembagian kawasan hutan ke dalam blok

dan petak dengan kriteria yang ditetapkan. Kegiatan penataan batas blok dilaksanakan

sebagai penataan lanjutan setelah dilakukannya penataan batas terluar kawasan

wilayah pengelolaan KPH. Pelaksanaan kegiatan penataan dilakukan dengan

memasang patok batas masing-masing blok sesuai dengan rencana pengembangan

kawasan hutan pada wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu yang berdasarkan

fungsinya terbagi dalam 2 (dua) kawasan yaitu kawasan hutan lindung dan hutan

produksi. Berdasarkan prosedur tata hutan, kedua kawasan tersebut dibagi menjadi

blok-blok yang pengelolaannya diarahkan sesuai dengan fungsi, kondisi biofisik, serta

kondisi sosial, ekonomi dan budaya. Selanjutnya blok - blok tersebut dibagi kedalam

petak - peta untuk memudahkan dalam menyusun perencanaan pemanfaatan

Page 117: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 100

hutan/hasil hutan dan jasa lingkungan. Adapun teknis pembagian luas masing-masing

petak yang berada di hutan lindung adalah berkisar antara 80 - 120 ha dan untuk yang

di hutan produksi berkisar antara 40 - 60 ha.

Berdasarkan prinsip - prinsip pembagian blok dan petak yang diuraikan diatas, maka

kawasan hutan lindung KPHP Madapangga terbagi atas 2 (dua) blok, yaitu; 1) blok inti

yang tidak dibagi lagi menjadi petak-petak, dan 2) blok pemanfaatan dengan jumlah

petak sebanyak 85 petak. Sementara untuk kawasan hutan produksi (tetap dan

terbatas) terbagi menjadi 4 (empat) blok, yaitu; 1) blok perlindungan tidak dibagi lagi

menjadi petak-petak, 2) blok pemanfaatan HHK-HT dengan jumlah petak sebanyak

141. petak, 3) blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan, HHBK, dengan jumlah

petak sebanyak 12 petak dan 4) blok pemberdayaan masyarakat dengan jumlah petak

sebanyak 66 petak. Sehingga secara keseluruhan KPHP Madapangga Rompu terbagi

kedalam 304 petak. Uraian detail terkait rencana pelaksanaan kegiatan tata batas blok

dan petak di wilayah KPHP Madapangga Rompu disajikan pada Tabel 5.3. dibawah ini.

Page 118: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 101

Tabel 5. 3 Jumlah Target Trayek dan Rencana Pelaksanaan Tata Batas Blokdan Petak pada Wilayah KPHP Madapanga Rompu.

No. Blok Panjang Trayek

Keliling (km)

Prosentase (%)

1. HL-Inti 68,30 10,96

2. HL-Pemanfaatan 170,35 27,33

3. HP-Pemanfaatan HHK-HT 239,10 38,36

4. HP-Pemanfaatan Kaw, Jasling, HHBK 54,36 8,72

5. HP-Pemberdayaan Masyarakat 43,48 6,98

6. HP-Perlindungan 47,72 7,66

Total 623,31 100,00

5.2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu

Pengertian wilayah tertentu dalam wilayah kelola KPH berdasarkan Permenhut

Nomor: P.47/Menhut-II/2013 adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya

belum menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan pemanfaatannya berada di

luar areal ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan. Berdasarkan kondisi di

lapangan dan informasi yang diperoleh melalui diskusi dan penelusuran dokumen

terkait data perijinan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, dari seluruh

kawasan hutan KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima seluas 46.687,02 Ha seluas

19.841,88 Ha dapat diklasifikasikan sebagai wilayah tertentu.

Wilayah tertentu KPHP Madapangga Rompu yang keseluruhannya berada di Kelompok

Hutan Toffo Rompu (RTK 65) tersebut tersebar di 4 blok yang nantinya akan dikelola

oleh KPHP Madapangga Rompu baik secara swakelola maupun dengan menjalin

kemitraan baik dengan kelompok masyarakat, investor dan pihak lainnya yang

memiliki minat. Adapun strategi kegiatan pengelolaan hutan pada wilayah tertentu

selama kurun waktu 10 (sepuluh) tashun akan dikembangkan melalui beberapa

arahan pemanfaatan hutan sebagai berikut dibawah ini.

Tabel 5. 4 Arahan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu di WilayahKPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Tahun 2017 - 2026.

No. Blok Kelas Hutan Arahan

Pemanfaatan Lokasi Luas (ha)

Waktu Pelaksanaan

1. HL Blok Pemanfaatan

Kelas hutan lindung pemanfaatan HHBK

Pengusahaan HHBK jenis kemiri dan madu hutan

Kelompok Hutan Toffo

Rompu

9.117,46 2017-2026

2. HP Blok Pemanfaatan HHK-HT

Kelas hutan produksi hutan tanaman

Pengusahaan hutan tanaman jati

Kelompok Hutan Toffo

5.052,00 2017-2026

Page 119: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 102

No. Blok Kelas Hutan Arahan

Pemanfaatan Lokasi Luas (ha)

Waktu Pelaksanaan

dan mahoni Rompu

3. HP Blok Pemberdayaan Masyarakat

Kelas hutan Produksi Pemberdayaan Masyarakat

Pengusahaan HHBK jenis kemiri (Kemitraan)

Kelompok Hutan Toffo

Rompu 3.261,51 2017-2026

4.

HP Blok Pemanfaatan Kasawan, Jasa Lingkungan dan HHBK

Kelas hutan Produksi pemanfaatan HHBK dan pengembangan Jasa Lingkungan Air

Pengusahaan HHBK jenis kemiri

Kelompok Hutan Toffo

Rompu 608,81 2017-2026

Berdasarkan hasil analisis proyeksi dari berbagai potensi yang dimiliki dan

memungkinkan untuk dikembangkan menjadi unit bisnis yang menguntungkan di

wilayah tertentu KPHP Madapangga Rompu, maka ditetapkan prioritas pembangunan

bisnis utama (core business) pada rencana pengelolaan hutan kurun waktu 2017-2026

akan difokuskan pada pengembangan 3 (tiga) core business, yaitu;

1. Pembangunan kelas perusahaan hasil hutan kayu jati dan mahoni pada wilayah

KPHP Madapangga Rompu khususnya di blok HP HHK-HT dengan luas masing-

masing 2.560,90 Ha dan 2.491,78 Ha sehingga total luasnya adalah 5.052,68 Ha

2. Pembangunan kelas perusahaan HHBK pada wilayah KPHP Madapangga Rompu

khususnya di blok HL Pemanfaatan seluas 9.117,46 Ha, HP-Pemanfaatan Kawasan,

Jasa Lingkungan dan HHBK seluas 608,81 Ha dan HP-Pemberdayaan Masyarakat

seluas 3.261,51 Ha sehingga total luas adalah 12.987,77 Ha.

3. Pembangunan kelas perusahaan jasa lingkungan (air) seluas 608,81 Ha, utamanya

di Blok HP Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBK.

Tabel 5. 5 Prioritas Pembangunan Usaha yang Memanfaatkan Hutan padaWilayah Tertentu KPHP Madapangga Rompu Periode Tahun 2017 - 2026.

No. Jenis Usaha Luas (Ha) Tahun

Pelaksanaan Arahan Pencapaian

1. Pembangunan usaha HHK

5.052 ,68 Tahun 1 - 10, Prioritas 1

Terbentuknya usaha pengelolaan kayu jati dan mahoni,

Terbangunnya usaha HHK jati dan mahoni untuk mendukung bahan baku industri kayu.

2. Pembangunan usaha HHBK

12.897,77 Tahun 1 - 5, Prioritas 2

Terbentuknya usaha pengelolaan HHBK.

Terbangunnya usaha HHBK jenis kemiri dan madu

3. Pembangunan usaha jasa lingkungan

608,81 Tahun 1 - 10, Prioritas 3

Terbentuknya usaha pengelolaan jasa lingkungan

Page 120: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 103

No. Jenis Usaha Luas (Ha) Tahun

Pelaksanaan Arahan Pencapaian

(air) Terpeliharanya sistem tata air

dan orologi, serta tambatan karbon yang tinggi.

Untuk dapat memanfaatkan wilayah tertentu menuju unit-unit bisnis yang tangguh

dan dapat memandirikan KPH sesuai dengan arahan yang ditetapkan, maka terdapat

beberapa prakondisi yang harus dipenuhi oleh pengelola KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima, yaitu;

1. Telah tersedianya baseline data potensi hasil inventarisasi pada tahun ke-1 (2016);

2. Telah tersusunnya dokumen business plan KPHP Madapangga pada tahun ke - 2

(2017);

3. Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)

pada tahun ke-3 (2018);

4. Tersedianya sarana prasarana pengelolaan yang memadai (reliable) untuk

mendukung operasionalisasi (2017 - 2026);

5. Tersedianya sumberdaya manusia pengelola yang memadai dan memiliki

keterampilan dalam membangun unit bisnis (2017 - 2026)

6. Terbitnya regulasi di daerah yang mendukung percepatan pembangunan unit

bisnis (2017 - 2026).

Berdasarkan prioritas dan prakondisi yang telah dijelaskan diatas, berikut adalah

rincian kegiatan strategis yang harus dilaksanakan dalam memanfaatkan wilayah

tertentu untuk mewujudkan unit-unit bisnis utama (core business) KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima selama kurun waktu Tahun 2017 - 2026 sebagai berikut.

Tabel 5. 6 Rincian Kegiatan Strategis dalam Membangun Core Business yang Memanfaatkan Wilayah Tertentu di KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima.

No. Uraian Kegiatan Target Pencapaian Target Waktu

1. Penyediaan sarana dan prasarana pembangunan core business

Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk membangun core business KPHP Madapangga Rompu

2017 - 2026

2. Inventarisasi hutan pada wilayah tertentu dengan prioritas area yang akan dibangun menjadi core bussines

Diperoleh data potensi baik kayu maupun bukan kayu, jasa lingkungan,

Diperoleh data kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat sekitar KPHP Madapangga

Diketahuinya penyebaran kelas diameter berbagai jenis tegakan komersil dan non

2016 – 2018

Page 121: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 104

No. Uraian Kegiatan Target Pencapaian Target Waktu

komersil. Penghitungan pengaturan hasil

berdasarkan etat luas dan berdasarkan etat volume khusus untuk pengembangan tanaman jati.

3. Penataan hutan dan penetapan areal kelola pemanfaatan wilayah tertentu

Mantapnya blok dan petak pada areal pemanfaatan wilayah tertentu yang dikelola oleh KPHP Madapangga Rompu dengan prioritas utama wilayah yang akan dikembangkan menjadi core business

2016 – 2018

4. Prakondisi Pembangunan core bussines KPHP Madapangga Rompu

Tersusunnya dokumen bussines planuntuk core bussines yang menjadi prioritas 2017-2026

Terbentuknya Kelas Perusahaan Prioritas

2016 – 2018

5. Penguatan kelembagaan dan SDM KPHP Madapangga Rompu

Peningkatan kuantitas dan kapasitas petugas KPH terutama terkait dengan bisnis yang akan dibangun

2016 – 2025

6. Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) Badan Layanan Umum Daerah

Penunjukkan kawasan tertentu sebagai wilayah kelola KPHP Madapanggaoleh Menteri Kehutanan

Penetapan oleh Pemerintah daerah kelembagaan KPHP Madapangga dengan PPK BLUD

2017 – 2018

7. Operasionalisasi Usaha HHK

Terlaksananya pembangunan hutan tanaman jati dan mahoni

Terbangunnya sumber benih dan pembibitan jati dan mahoni

Terbangunnya kerjasama dengan investor dan/atau masyarakat dalam pengusahaan hutan tanaman jati dan mahoni

Tersusunnya RKT Tersedianya struktur organisasi dan SDM

yang berkaitan dengan unit produksi, pengolahan dan pemasaran.

2016 – 2025

8. Operasionalisasi Usaha HHBK

Terlaksananya pemanfaatan dan pengembangan HHBK kemiri dan madu

Terbangunnya kerjasama dengan investor dan atau masyarakat yang tertarik mengembangkan usaha HHBK

Tersusunnya rancang bangun sarana dan prasarana pendukung pembangunan HHBK

Tersedianya struktur organisasi dan SDM yang berkaitan dengan unit usaha HHBK

Mengembangkan bentuk-bentuk pengelolaan produk pasca panen HHBK, promosi dan pemasaran melalui berbagi media.

2016 - 2021

9. Operasionalisasi Usaha Jasa Lingkungan

Terlaksananya kegiatan pembangunan dan pengusahaan jasa lingkungan

Terbangunnya kemitraan dan kerjasama dengan masyarakat dan atau investor

Tersusunnya RKT Tersedianya struktur organisasi dan SDM

yang berkaitan dengan unit jasa

2016 - 2022

Page 122: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 105

No. Uraian Kegiatan Target Pencapaian Target Waktu

lingkungan Mengembangkan bentuk-bentuk promosi

dan pemasaran melalui berbagi media

10. Penyusunan aturan-aturan hukum untuk mendorong terciptanya unit-unit bisnis yang menguntungkan dengan skema kerjasama dan kemitraan

Tersedianya aturan hukum (Perbup, Perda) yang mendorong kemudahan pembangunan unit bisnis (persyaratan investasi, sumbangan pihak ke-3, dll)

2017 - 2025

11. Pengembangan jejaring pasar produk hasil bisnis KPHP

Tersedianya SDM terampil dalam bidang pemasaran

Terbangunnya e-business Terlaksananya temu usaha secara rutin Pertemuan rutin KISS dengan pihak

terkait

2018 - 2025

12. Peningkatan kapasitas petugas KPH dan masyarakat dalam pengelolaan bisnis

Terlaksananya kegiatan pelatihan/magang/studi banding

2017 - 2026

5.3. Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu instrumen kegiatan yang

tidak terpisahkan dalam rencana pengelolaan wilayah KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima, yang akan dikembangkan sebagai bagian dari rencana pengelolaan

KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima dengan mendasar pada Permenhut No.

P.39/Menhut-II/2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Setempat Melalui Kemitraan

Kehutanan.

Tujuan pemberdayaan masyarakat setempat melalui kemitraan kehutanan adalah

dalam rangka mengakomodir masyarakat setempat untuk mendapatkan manfaat

secara langsung, melalui penguatan kapasitas dan pemberian akses, ikut serta dalam

mewujudkan pengelolaan hutan lestari dan secara bertahap dapat berkembang

menjadi pelaku ekonomi yang tangguh, mandiri, bertanggung jawab dan professional.

Hal tersebut sangat dibutuhkan, dimana untuk membangun tata kelola hutan yang

baik dan unit-unit bisnis yang berkelanjutan, maka dibutuhkan kapasitas yang

berimbang antara pemerintah/pengelola hutan, masyarakat dan dunia usaha.

Kegiatan pemberdayaan ditujukan kepada masyarakat yang berada dan berkegiatan

disekitar dan didalam kawasan KPHP Madapangga Rompu yang tersebar di 28 desa

dan 5 kecamatan. Untuk mencapai tujuan pemberdayaan tersebut, diperlukan

Page 123: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 106

langkah-langkah yang dituangkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan strategis

pemberdayaan masyarakat yang disajikan pada Tabel 5.7. sebagai berikut:

Tabel 5. 7 Rincian Kegiatan Strategis dalam Melakukan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar KPHP Madapangga Rompu

No. Uraian Kegiatan Target pencapaian Target Waktu Target Lokasi

1. Prakondisi kegiatan

pemberdayaan

Diperoleh database

kondisi sosial, ekonomi,

budaya dan kelembagaan

masyarakat sekitar KPHP

Madapangga Rompu

Ketersediaan SDM yang

kompeten dalam kegiatan

pemberdayaan

masyarakat

Terbangunnya kerjasama

dengan LSM, perguruan

tinggi dan instansi terkait

(Bappeluh, disperindag,

dsb) untuk

pengembangan kegiatan

pemberdayaan

masyarakat

2016 - 2018 29 desa di 5

kecamatan dengan

prioritas wilayah

tertentu yang akan

dijadikan core

business 10 tahun

mendatang

2. Sosialisasi KPHP

Madapangga Rompu

Sosialisasi keberadaan,

tupoksi KPHP

Madapangga Rompu

Sosialisasi peraturan

perundangan atau

kebijakan terkait

kemitraan kehutanan

Sosialisasi pembagunan

core business di KPHP

Madapangga Rompu

2016 – 2021

3. Penguatan

kelembagaan

masyarakat

Terselenggaranya

pertemuan berkala

antara masyarakat dan

pengelola KPHP

Madapangga Rompu

Terbentuknya kelompok-

kelompok usaha

(koperasi, dll) yang dapat

bermitra dengan KPHP

Madapangga Rompu

Temu usaha secara

berkala (masyarakat-

KPHP Madapangga

Rompu-pelaku usaha)

2016 – 2025

4. Peningkatan

kapasitas masyarakat

Training keterampilan/

workshop yang berkaitan

dengan pengelolaan

2017 – 2025

Page 124: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 107

No. Uraian Kegiatan Target pencapaian Target Waktu Target Lokasi

hutan, pengolahan HHK

dan HHBK, serta jasa

lingkungan (air),

pemasaran (kemasan,

branding, dll)

Studi banding ketempat

yang lebih berhasil

5. Operasionalisasi

kemitraan bersama

masyarakat

Penandatanganan

kontrak kerja dengan

kelompok masyarakat

Fasilitasi sarana

prasarana untuk

pembangunan unit bisnis

yang bermitra dengan

masyarakat

2017 – 2025

Skema pemberdayaan masyarakat di KPHP Madapangga Rompu akan disesuaikan

dengan status pengelolaan kawasan, baik pada areal berijin maupun di wilayah

tertentu (diluar ijin). Khusus pada areal berijin, kegiatan pemberdayaan akan

dilakukan oleh pemegang ijin, sementara pada wilayah tertentu (diluar ijin) akan

dilaksanakan oleh KPHP Madapangga Rompu.

Adapun lokasi yang menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat yang akan

dilakukanpada wilayah tertentu KPHP Madapangga Rompu adalah pada Blok HP-

Pemberdayaan masyarakat (3.261,51 Ha), HP-Pemanfaatan HHK-HT (diluar ijin)

(5.052,00 Ha) dan HL-Pemanfaatan (9.117,46 Ha).

5.4. Pembinaan dan Pemantauan (Monitoring) Pada Areal KPHP Yang Telah Ada Ijin Pemanfaatan Maupun Penggunaan Kawasan Hutan

Perijinan kepada pihak investor ataupun masyarakat merupakan pola pengelolaan

kawasan hutan yang selama 4 dasawarsa dikembangkan oleh Pemerintah, karena itu

kehadiran KPH yang baru saja gencar di 5 tahun terakhir ini sebagai pengelola di

tingkat tapak tidak dapat mengesampingkan perijinan yang sudah ada dan masih

berlaku walaupun sebagian wilayah kelola yang berijin tersebut sampai saat ini belum

terdapat kegiatan pengelolaan yang signifikan. KPHP Madapangga Rompu dalam

pengelolaanya harus menempatkan para pemegang ijin sebagai mitra strategis

sehingga pengembangan kerjasama dan bersinergi dengan para pemegang ijin

merupakan salah satu strategi dalam mencapai berbagai target pengelolaan KPHP

Page 125: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 108

Madapangga Rompu yang telah ditetapkan. Karena berada di dalam kawasan kelola

KPH, maka kegiatan pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan

kawasan hutan pada areal yang diberi ijin tersebut menjadi tanggung jawab KPH.

Pengelola KPH dituntut untuk mengembangkan pola-pola pemantauan dan pembinaan

terhadap pemegang ijin baik yang aktif maupun kurang aktif ataupun penggunaan

kawasan lainnya. KPH harus mengembangkan dalam pola pemantauan dan pembinaan

yang standar, sehingga para pemegang ijin terdorong untuk bekerja sama.Sampai

dengan proses penyusunan dokumen RPHJP-KPHP Madapangga Rompu telah

teridentifikasi beberapa bentuk perijinan pemanfaatan dan penggunaan kawasan

hutan di wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu baik yang masih dalam bentuk

usulan maupun yang sudah berketetapan secara hukum, yang secara detail disajikan

pada Tabel 5.8. dan Tabel 5.9. dibawah ini.

Tabel 5. 8 Data Perijinan Pemanfaatan Hutan di Wilayah KPHP MadapanggaRompu Kabupaten Bima.

No. Nama Pemegang

Ijin Kelompok Hutan

(KH) Ijin Usaha Perijinan Luas (Ha)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Kelompok Tani HKm Monggo

KH Toffo Rompu (RTK 65)

IUPHKm Sudah ada SK Menteri untuk PAK

210,00

2

PT Koin Nesia

KH Toffo Rompu (RTK 65)

IUPHHK-HT

Ijin mulai tahun 2009

13.411,84

Total Keseluruhan 13.621,84

Tabel 5. 9 Data Perijinan Penggunaan Kawasan Hutan di Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima.

No. Nama Pemegang Ijin Kelompok Hutan Ijin

Penggunaan Perijinan Luas (Ha)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. PT. Sumbawa Timur Mining

KH Toffo Rompu RTK 65

Ijin Penggunaan Kawasan

2009 6.808,22

Total 6.808,22

Berdasarkan informasi terkait bentuk perijinan pemanfaatan dan penggunaan

kawasan hutan di wilayah KPHP Madapangga Rompu, untuk dapat bekerjasama dan

bersinergi dalam mewujudkan target kinerja pengelolaan hutan kawasan tersebut,

maka pengelola KPHP Madapangga Rompu akan mengembangkan bentuk-bentuk

Page 126: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 109

pembinaan dan pemantauan terhadap pemegang ijin baik yang aktif maupun kurang

aktif selama periode 2017 - 2026 seperti yang disajikan pada Tabel 5.10. dibawah ini.

Tabel 5. 10 Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan pada Areal yangtelah ada Ijin Pemanfaatan maupun Penggunaan Kawasan Hutan di Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima.

No. Uraian Kegiatan Keterangan

1. Pengembangan instrument dan standard operasional prosedur (SOP) untuk pembinaan dan pemantauan area yang berijin

5 tahun sekali

2. Inventarisasi ijin - ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan

1 kali setahun

3. Pembinaan, monitoring dan evaluasi pemanfaatan hutan pada hutan lindung dalam hal : a. Pemanfaatan kawasan (IUPHKm) b. Pemanfaatan jasa lingkungan c. Pemungutan hasil hutan bukan kayu d. Peningkatan kapasitas pemegang ijin dalam MONEV

1 kali setahun 1 kali setahun 1 kali setahun 1 kali setahun

4. Pembinaan, monitoring dan evaluasi pemanfaatan hutan pada hutan produksi dalam hal: a. Pemanfaatan kawasan b. Pemanfaatan jasa lingkungan c. Pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan tanaman d. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dalam hutan tanaman e. Peningkatan kapasitas pemegang ijin dalam MONEV

1 kali setahun 1 kali setahun 1 kali setahun 1 kali setahun 1 kali setahun

5. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan penggunaan kawasan hutan untuk sarana perhubungan/jalan, sarana telekomunikasi/radio, pinjam pakai kawasan hutan, transmigrasi

1 kali setahun

Pembinaan dan pemantauan secara terus-menerus akan dilakukan, dengan mengacu

kepada model pembelajaran bersama dan kesetaraan, sehingga partisipasi dan

asimilasi antara KPH dan pemegang ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan

terjalin hubungan yang cukup baik.

Proses pembinaan dan pengawasan terhadap pemegang ijin pemanfaatan dan

penggunaan kawasan hutan tidak lepas dari peran dan interaksi KPHPMadapangga

Rompu dengan para pemegang ijin, semakin tinggi peran dan interaksi dijalankan

maka semakin tinggi pola hubungan yang terbangun antara pemegang ijin dan KPHP

Madapangga Rompu, sehingga jika terjadi masalah yang berada di wilayah ijin dapat

dipecahkan bersama.

Peran dan kemampuan pihak lain seperti pemerintah daerah, swasta, dan LSM sangat

signifikan dalam membantu pembinaan dan pengawasan terhadap pemegang ijin,

sehingga sinergi program antar lembaga dalam pemberdayaan masyarakat lebih

menghadirkan nilai yang bermanfaat bagi masyarakat.

Page 127: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 110

5.5. Penyelenggaraan Rehabilitasi Pada Areal Di Luar Ijin

Kegiatan rehabilitas merupakan bagian dari sistem pengelolaan hutan yang

ditempatkanpada kerangka daerah aliran sungai (DAS). Sasaran rehabilitasi hutan

adalah hutan produksi dan hutan lindung yang telah terdegradasi dan merupakan DAS

yang dipulihkan berdasarkan kriteria kondisi spesifik biofisik, sosial ekonomi, lahan

kritis pada bagian hulu DAS dan wilayah hutan yang rentan terhadap perubahan iklim.

Target area yang akan direhabilitasi ditentukan oleh tingkat Kekritisan suatu DAS yang

ditunjukkan oleh menurunnya penutupan vegetasi permanen dan meluasnya lahan

kritis sehingga menurunkan kemampuan DAS dalam menyimpan air yang berdampak

pada meningkatnya frekuensi banjir, erosi dan penyebaran tanah longsor pada musim

penghujan dan kekeringan pada musim kemarau.

Penyelenggaraan rehabilitasi hutan berpedoman pada PP 76 Tahun 2008 tentang

Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan dan Permenhut Nomor P39/Menhut-II/2010

tentang Pola Umum,Kriteria dan Standar Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan. Pola

umum rehabilitasi hutan disusun dengan maksud memberikan kerangka dasar dalam

penyelenggaraan rehabilitasi hutan dan lahan yang memuat prinsip dan pendekatan

serta dengan tujuan agar diperoleh landasan bersama mengenai pendekatan dasar,

prinsip - prinsip pola penyelenggaraan dan mekanisme pengendalian pelaksanaan

agar diperoleh hasil dan dampak yang efektif sesuai dengan tujuan rehabilitasi hutan.

Prinsip penyelenggaraan rehabilitasi hutan adalah: 1)sistem penganggaran yang

berkesinambungan (multi years), 2) kejelasan kewenangan, 3)andil biaya (cost

sharing), 4) penerapan sistem insentif, 5) pemberdayaan masyarakat dan kapasitas

kelembagaan, 6) pendekatan partisipatif, serta 7) transparansi dan akuntabilitas.

Keberadaan lahan dengan kategori agak kritis, kritis dan sangat kritis di wilayah

KPHP Madapangga Rompu yang luasnya saat ini mencapai 3.416,01 Ha, namun yang

berada pada Wilayah Tertentu yang merupakan kawasan yang akan dikelola langsung

oleh KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima seluas 1.889,92 Ha, sedangkan

selebihnya ada dalam wilayah ijin PT. Koinnesia. Kondisi ini menjadi pekerjaan

rehabilitasi yang dalam kurun waktu 10 tahun secara bertahap harus diselesaikan.

Oleh karena itu, setiap tahunnya pengelola KPHP Madapangga Rompu harus dapat

memastikan terlaksananya kegiatan rehabilitasi seluas ± 190 Ha. Kegiatan rehabilitasi

yang dilakukan oleh KPHP Madapangga Rompu diselaraskan dengan pembangunan

Page 128: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 111

kelas perusahaan, sehingga masing-masing blok memiliki luasan dan pola yang

berbeda dengan total secara keseluruhan ± 190 Ha per tahun. Masing-masing blok

yang memiliki lahan yang agak kritis sampai dengan sangat kritis merupakan proritas

awal untuk direhabilitasi dengan menerapkan pola sesuai pembangunan kelas

perusahaan. Kawasan yang digunakan pembangunan kelas perusahaan dan

rehabilitasi terdapat di blok HP – Pemanfaatan (HP Blok Pemanfaatan HHK-HT dan HP

Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan, dan HHBK). Untuk mendukung

keberhasilan kegiatan rehabilitasi, maka KPHP Madapangga Rompu harus dilengkapi

oleh persemaian permanen yang dapat menyediakan bibit dengan kualitas yang baik

secara berkelanjutan sepanjang kegiatan rehabilitasi tersebut dilaksanakan.

Saat ini, KPHP Madapangga Rompu telah merintis pembangunan persemaian tanaman

hutan permanen (dinamakan Kebun Bibit Kehutanan (KBK)) melalui Anggaran DAK

Bidang Kehutanan Kab. Bima (mulai tahun 2015) dengan kapasitas produksi bibit

sebanyak 150.000 batang per tahun. Selain diutamakan untuk memenuhi kebutuhan

bibit kegiatan rehabilitasi dalam kawasan, sebagian dari bibit tersebut juga akan

diarahkan untuk memenuhi permintaan bantuan bibit dari masyarakat disekitar

wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu.

Tabel 5. 11 Rincian Kegiatan Strategis dalam Merehabilitasi Lahan Kritis diWilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB.

No. Uraian Kegiatan Target pencapaian Target

Waktu Target Blok/Petak

1. Prakondisi rehabilitasi

lahan kritis

Tersedianya peta lahan kritis

KPHP Madapangga Rompu

Tersedianya peta kesesuaian

lahan KPHP Madapangga

Rompu

Tersedianya buku rencana

rehabilitasi hutan 2017-

2026

Tersedianya data-data

sumber mata air

2016 Seluruh area

KPHP

Madapangga

Rompu yang tidak

termasuk dalam

areal berijin

2. Penyediaan sarana dan

prasarana rehabilitasi

Tersedianya persemaian

permanen

Tersedianya sarana

prasarana penanaman dan

pemeliharaan secara

berkelanjutan

Tersedianya sarana

transportasi pengangkutan

bibit

2016-

2021

Page 129: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 112

No. Uraian Kegiatan Target pencapaian Target

Waktu Target Blok/Petak

3. Kegiatan Penanaman Tersedia bibit yang memiliki

spesifikasi memadai dan

tahan dengan kondisi lokal

Terlaksananya penanaman

bibit

Tersedianya penanaman

berkelanjutan

2016-

2025

3. Monitoring dan

evaluasi kinerja dan

kesehatan DAS

Evaluasi berkala kinerja dan

kesehatan DAS

Evaluasi berkala tanaman

hasil rehabilitasi

Tersedianya dokumen

evaluasi berkala

Tersedianya sarana dan

prasarana pendukung monev

seperti : perangkat pengukur

kualitas tanah dan air

Terbangunnya pos-pos

pengumpul data dasar

monev seperti : SPAS,

penakar hujan

Terlaksananya pertemuan

berkala multipihak berkaitan

dengan pengelolaan DAS

terpadu

2016-

2021

4. Peningkatan kapasitas

SDM dalam monev DAS

Tersedianya SDM terampil

dalam pencatatan,

penggunaan dan analisis

data hasil pengukuran

Dalam kerangka sinkroniasi dengan kelas perusahaan yang dibangun oleh KPHP

Madapangga Rompu yaitu Jati, Mahoni dan kemiri, dalam kegiatan rehabilitasi ini akan

disesuaikan dengan tujuan pembangunan kelas perusahaan baik jenis tanaman

maupun pola secara teknis dilapangan. Tentunya, jenis dan pola yang diterapkan

dilapangan juga harus searah dengan pembagian blok pengelolaan. Pada blok

pemanfaatan hutan lindung, akan lebih difokuskan pengembangan jenis kemiri.

Namun demikian, pada segmen area tertentu tidak tertutup kemungkinan untuk

mengembangkan jenis lain yang memiliki prospek sesuai kebutuhan masyarakat,

daerah, regional maupun nasional. Misalnya pengembangan tanaman kayu putih,

dimana saat ini terdapat peluang pasar daun kayu putih dari perusahaan nasional yang

mengembangkan kayu putih di Kab. Bima. Hal ini memungkinkan KPHP Madapangga

Rompu untuk membangun kemitraan dengan masyarakat dalam penanaman kayu

Page 130: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 113

putih pada areal tertentu dan hasilnya dapat dijamin pasarnya oleh perusahaan

dimaksud.Demikian juga dengan jenis lain yang prospektif.

5.6. Pembinaan dan Pemantauan (Monitoring) Pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi Pada Areal Yang Sudah Ada Ijin Pemanfaatan Dan Penggunaan Kawasan Hutan

Pada prinsipnya, kegiatan pembinaan dan pemantauan ini merupakan bagian dari

tupoksi yang melekat bagi pengelola KPHP Madapangga Rompu dalam rangka

memastikan bahwa pihak ketiga yang mendapatkan ijin pemanfaatan dan penggunaan

kawasan hutan di wilayah KPHP Madapangga Rompu melaksanakan kewajibannya

untuk memulihkan kondisi biofisik hutan baik melalui kegiatan rehabilitasi maupun

reklamasi hutan.Rencana kegiatan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan

rehabilitasi dan reklamasi hutan pada areal yang sudah ada ijin pemanfaatan dan

penggunaan kawasan hutan periode 2017-2026 di KPHP Madapangga Rompu

disajikan pada Tabel 5.12. dihalaman selanjutnya.

Tabel 5. 12Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan PelaksanaanRehabilitasidan Rekalamasi pada Areal yang telah ada Ijin Pemanfaatan maupunPenggunaan Kawasan Hutan di Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima.

No. Uraian Kegiatan Keterangan

1. Menyusun rencana pembinaan, pemantauan, dan evaluasipelaksanaan rehabilitasi hutan oleh pemegang ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan

1 (satu) kali setahun

2. Pembinaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi hutan oleh pemegang ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan

1 (satu) kali setahun

3. Menyusun rencana pembinaan, pemantauan, dan evaluasirehabilitasi dan reklamasi hutan oleh pemegang ijin

1 (satu) kali setahun

4. Pembinaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi oleh pemegang ijin/hak

1 (satu) kali setahun

5. Pembinaan penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu 1 (satu) kali setahun

5.7. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

Penyelenggaraan kegiatan perlindungan hutan dan konservasi alam lebih diarahkan

pelaksanaannya pada HL Blok Inti dan HP Blok Perlindungan. Adapun bentuk-bentuk

kegiatannya, antara lain; (1) deliniasi areal perlindungan setempat, (2) penyusunan

SOP perlindungan hutan dan konservasi alam, (3) upaya perlindungan dan

Page 131: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 114

pengawetan flora dan fauna yang dilindungi melalui kegiatan penyadaran dalam

bentuk penyuluhan, penyusunan SOP dan upaya konservasi High Conservation Value

Forest (HCVF). Kegiatan perlindungan hutan dan konservasi alam ini juga ditujukan

untuk melindungi sumberdaya air yang berada dan berasal dari kawasan hutan KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima. Ketersediaan sarana dan prasarana seperti;

perlengkapan lapangan, kendaraan bermotor, bangunan/menara pengamat dan

sarana komunikasi serta tenaga yang terampil dalam pengamanan, identifikasi jenis

dan pengamatan perilaku satwa sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan

kegiatan perlindungan hutan dan konservasi alam di wilayah KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima.

Tabel 5. 13 Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

No Kegiatan Lokasi Luas Waktu

Pelaksanaan

Keterangan

1 Deliniasi areal

perlindungan setempat

Blok Inti 4.574,56

2017-2018

Ditujukan untuk

memetakan areal-areal

prioritas yang akan

dijadikan sebagai areal

perlindungan setempat,

dalam kaitan dengan

menjaga eksistensi Dam

Pela Parado sebagai

sumber air utama

Kabupaten Bima

Blok

Perlindungan 1.840,51

2 Penyusunan SOP

perlindungan hutan dan

konservasi alam

2017

Sebagai acuan proses

pelaksanaan

perlindungan hutan

dan konservasi alam

3 Upayakonservasi High

Conservation Value

Forest (HCVF).

Blok Inti 4.574,56

2017-2025

Diprioritaskan untuk

menjaga kontinuitas

supply sumberdaya air

bagi Dam Pela Parado

(kebutuhan air

sebagian besar

masyarakat Bima)

Blok

Perlindungan 1.840,51

5.8. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang Ijin

KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima berperan sebagai penyelenggara

pengelolaan hutan di tingkat tapak harus dapat menjamin bahwa kegiatan pengelolaan

hutan dilakukan secara lestari sesuai fungsinya. Keberadaan KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima sebagai institusi negara, menyelenggarakan kewenangan

Page 132: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 115

tertentu pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sesuai

mandat undang-undang, yaitu hutan dikuasai negara dan harus dikelola secara lestari.

Sesuai dengan pasal 9 Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 jo. Peraturan

Pemerintah No. 3 Tahun 2007 yang dijabarkan dalam Peraturan Menteri Kehutanan

No. P.6/Menhut-II/2010 yang mengatur mengenai norma, standar, prosedur dan

kriteria pengelolaan hutan pada KPHL dan KPHP, dijelaskan bahwa fungsi kerja KPH

dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan secara operasional diantaranya

melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi kinerja pengelolaan hutan yang

dilaksanakan oleh pemegang izin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan,

termasuk dalam bidang rehabilitasi dan reklamasi hutan, serta perlindungan hutan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, koordinasi dan sinkronisasi antara pemegang ijin

dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan dilaksanakan dalam rangka mencapai

tujuan pengelolaan hutan di wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu Kabupaten

Bima sebagaimana termuat dalam Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP

Madapangga Rompu. Untuk itu, koordinasi dan sinkronisasi pemegang ijin

pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di wilayah kelola KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB dilaksanakan menurut arahan kerangka kerja

sebagai berikut:

1) Evaluasi dan sinkronisasi Rencana Kerja Usaha (RKU) dan Rencana Kerja Tahunan

(RKT) pemegang izin, mengacu pada Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang

dan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek KPHP Madapangga Rompu;

2) Pembinaan, monitoring dan evaluasi kinerja pemegang ijin mengacu pada RKU, dan

RKT pemegang ijin yang bersangkutan;

3) Jenis perijinan dan ruang lingkup kegiatan yang menjadi kewenangan KPHP

Madapangga Rompu atas pemegang ijin sebagai bahan evaluasi perencanaan,

sinkronisasi, pembinaan dan evaluasi.

Dalam mengembangkan proses-proses koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang

ijin harus pula dipersiapkan hal-hal terkait dengan : (1). Protokol pertukaran data dan

informasi, (2). SOP MRV kinerja perijinan, (3). Rapat kerja berkala, dan (4). Rapat

situasional.

Berdasarkan hasil analisis peraturan perundang-undangan, lingkup perencanaan

pemegang ijin yang dapat dijadikan bahan evaluasi dan penilaian kinerja pemegang

Page 133: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 116

ijin meliputi pokok - pokok materi sebagai berikut: 1) penyusunan rencana

karya/kerja, 2) penataan batas areal kerja, 3) pelaksanaan sistem silvikultur, 4)

penggunaan peralatan pemanfaatan hasil hutan, 5) penata-usahaan hasil hutan, 6)

pengukuran atau pengujian hasil hutan, 7) perlindungan hutan, 8) penggunaan tenaga

profesional, 9) pemberdayaan masyarakat, dan 10) kondisi finansial termasuk iuran

kehutanan.

Tabel 5. 14 Ruang Lingkup Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi antara Pemegang Ijin di Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima.

No. Jenis Perijinan

Pemanfaatan Hutan Ruang Lingkup Kewenangan dalam rangka Koordinasi dan

Sinkronisasi

1. IUPK a. Hutan Lindung (untuk

HKm) b. Hutan Produksi

1. Prakondisi dan penyiapan lokasi/pencadangan areal dalam rangka pemberian ijin,

2. Penyelarasan/sinkronisasi Rencana Kerja Usaha mengacu pada Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang/Jangka Pendek KPHP Madapangga Rompu,

3. Pemantauan dan Penilaian Kinerja.

2. IUPJL a. Hutan Lindung b. Hutan Produksi

1. Prakondisi/penyiapan lokasi dan master plan IUPJL berdasarkan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang/Jangka Pendek KPHP Madapangga Rompu,

2. Pemantauan dan Penilaian kinerja.

3. IUPHHK a. Hutan Alam b. Restorasi c. Hutan Tanaman

1) HTI

1. Penyelarasan/sinkronisasi Rencana Kerja Usaha mengacu pada Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang/Jangka Pendek KPHP Madapangga Rompu,

2. Sinkronisasi kewenangan : a. Pertimbangan Teknis, b. Pengesahan RKT, c. Pemantauan dan penilaian pelaksanaan kegiatan, d. Menerima laporan hasil evaluasi 5 tahun RKU,

3. Pemantauan dan Penilaian Kinerja.

IUPHHK a. HKm

1. Prakondisi dan penyiapan lokasi/pencadangan areal dalam rangka pemberian ijin,

2. Penyelarasan/sinkronisasi Rencana Kerja Usaha mengacu pada Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang/Jangka Pendek KPHP Madapangga Rompu,

3. Pemantauan dan Penilaian Kinerja.

4. 1. IUPHHBK 2. IPHHK 3. IPHHBK a. Hutan Lindung b. Hutan Produksi

1. Prakondisi dan penyiapan lokasi/pencadangan areal dalam rangka pemberian ijin,

2. Penyelarasan/sinkronisasi Rencana Kerja Usaha mengacu pada Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang/Jangka Pendek KPHP Madapangga Rompu,

3. Penyelarasan/sinkronisasi Rencana Kerja Usaha mengacu pada Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang/Jangka Pendek KPHP Madapangga Rompu.

5. Izin Penggunaan Kawasan Hutan 1. Pertambangan 2. Non Kehutanan 3. Lainnya

1. Prakondisi dan penyiapan lokasi/pencadangan areal dalam rangka pemberian ijin,

2. Penyelarasan/sinkronisasi Rencana Kerja Usaha mengacu pada Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang/Jangka Pendek KPHP Madapangga Rompu,

3. Penyelarasan/sinkronisasi Rencana Kerja Usaha mengacu pada Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang/Jangka Pendek KPHP Madapangga Rompu.

Page 134: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 117

Penyelenggaraan kegiatan dan arahan pencapaian koordinasi dan sinkronisasi antara

pemegang ijin di wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu selama 10 (sepuluh) tahun

disajikan pada Tabel 5.15. berikut ini.

Tabel 5. 15 Penyelenggaraan Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi antara Pemegang Ijin di Wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB.

No. Ruang Lingkup Kegiatan Target Pencapaian Tahun Ke

Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1.

Identifikasi perijinan,

permasalahan dan

koordinasi dengan

instansi terkait

√ √

Kesamaan persepsi dan

konsepsi pengelolaan

hutan

2.

Penyusunan grand design

tata kelola perijinan di

wilayah kelola KPHP

Madapangga Rompu

√ √

Arahan tata kelola

pengelolaan hutan oleh

pemegang ijin

3.

Sinkronisasi Rencana

Kerja Usaha Pemegang

Ijin mengacu pada

Rencana Pengelolaan

Hutan Jangka

Panjang/Jangka Pendek

KPHP Madapangga

Rompu

√ √ √ √ √ √ √ √ √ Kesesuaian antara RPHJP-

KPHP Madapangga

Rompu dengan Rencana

Kerja Usaha pemegang

ijin

4.

Koordinasi, Evaluasi,

Pembinaan dan

Pengendalian

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pengelolaan hutan secara

lestari sesuai fungsinya

5.9. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder terkait

Koordinasi dan sinergi dengan berbagai instansi dan stakeholder terkait merupakan

salah satu aspek non teknis yang memegang peranan penting dalam menjamin

keberlangsungan pengelolaan hutan di KPHP Madapangga Rompu. Mengingat posisi

strategis wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu bagi pembangunan di daerah,

khususnya Kabupaten Bima dan berbagai permasalahan yang dihadapi seperti

masalah perambahan, tenurial dan illegal loging yang cukup masif, maka banyak pihak

dan sektor sangat berkepentingan terhadap kawasan ini.

Kenyataan menunjukkan bahwa sistem perencanaan pembangunan yang selama ini

terkesan masih sangat sektoral menyebabkan seringkali perencanaan yang sudah

disusun dengan sedemikian rupa tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

bukan karena program tidak bagus ataupun kemampuan teknis tidak mencukupi akan

Page 135: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 118

tetapi lebih pada persoalan non teknis, seperti cara pandang dan permasalahan dalam

hal komunikasi.

Merujuk pada visi dan misi KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima terlihat jelas

bahwa untuk mewujudkan visi misinya, pengelola KPHP Madapangga Rompu harus

membangun kerjasama dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa

program/kegiatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan, mengingat aktivitas

pengelolaan hutan yang dilakukan sangat beragam. Adapun pihak-pihak yang sangat

terkait tersebut diantaranya adalah pemerintah daerah baik di tingkat provinsi

maupun kabupaten (Dishut, Diskoperindag, Distamben, Bappeda, Sekda), Kepala

Desa/tokoh masyarakat, LSM setempat, Universitas, Pemerintah (BPKH, BP2HP,

BPDAS, BKSDA, Balitbanghut) dan Rumah Akademisi Kehutanan Indonesia (RAKI).

Guna mendukung efektivitas dari kegiatan koordinasi dan sinkronisasi program

seyogyanya didukung oleh beberapa perangkat diantaranya SOP komunikasi yang

didalamnya sudah termasuk adanya rapat koordinasi ataupun Focus Group Discussion

(FGD) yang diselenggarakan secara periodik, minimal 1 (satu) kali setiap tahunnya.

Pertemuan periodik tersebut bertujuan untuk melakukan review atas rencana

pengelolaan, penyiapan dan sosialisasi RKT ataupun situasi eksternalitas (illegal

logging, kebakaran hutan, bencana, dll). Pembentukan sebuah wadah komunikasi

multipihak misalnya dalam bentuk forum juga sangat dibutuhkan, mengingat KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima saat ini masih berada dalam kondisi yang serba

terbatas sumberdayanya. Forum multipihak ini dapat terdiri dari unsur pemerintah,

legislatif, swasta/pengusaha, LSM, kelompok masyarakat dan perguruan tinggi. KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima didorong pula untuk dapat berperan dalam

kerjasama dengan kelembagaan seperti Forum DAS mengingat KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima memiliki peran yang sangat penting dalam mempertahankan

kinerja dan kesehatan DAS yang terdapat di wilayah KPHP Madapangga Rompu.

Tabel 5. 16 Peran Stakeholder terhadap KPHP Madapangga Rompu

No Stakeholder Terkait Peran Keterangan

1 Pemerintah Daerah Mendukung regulasi anggaran dan operasional KPHP

2 Kepala Desa/Tokoh Masyarakat Pembinaan terhadap kelompok masyarakat guna mendukung operasionalisasi kegiatan KPH

Page 136: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 119

No Stakeholder Terkait Peran Keterangan

3 LSM Mendukung kegiatan community development

4 Universitas Mmbantu peningkatan kapasitas dan introduksi teknologi tepat guna/baru

5 Pemerintah (BPKH, BP2HP, BPDAS, BKSDA, Balitbanghut)

Mendukung regulasi anggaran, teknis dan operasional KPHP

5.10. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM

Persoalan utama bagi organisasi yang baru dibentuk adalah penyediaan (rekrutmen)

sumber daya manusia atau personalia pengelola organisasi. Hal ini juga berlaku pada

KPHP Madapangga Rompu. Sebagai lembaga yang baru dibentuk, personalia pengelola

KPHP Madaapangga Rompu haruslah sesuai dengan kebutuhan tugas organisasi. Oleh

karena itu, rekrutmen pegawai KPHP harus memenuhi kriteria kompetensi yang sudah

ditetapkan oleh pemerintah.

Penyediaan pengelola yang terdapat dalam struktur organisasi (Kepala, Kasubbag TU,

Pejabat Fungsional, dan Kepala Resort) harus berstatus pegawai negeri sipil (PNS),

karena berkaitan dengan kompetensi dan penjenjangan PNS. Untuk itu, pengadaan

personalia pengelola inti ini dapat dilakukan melalui rekrutmen internal di kalangan

PNS dinas atau eksternal yang bersumber dari dinas/instansi lain yang dipandang

cocok dengan bidang tugas yang ada. Jika, terdapat kandidat pengelola yang dipandang

belum mencukupi standar kompetensi sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, maka

dapat dipilih personalia yang memiliki kompetensi paling dekat dengan standar

kompetensi yang ada dan selanjutnya kandidat personalia tersebut diupayakan untuk

selalu ditingkatkan kompetensinya untuk memenuhi standar kompetensi tersebut.

Untuk pegawai yang berstatus staf dapat direkrut dari PNS yang sudah ada

sebagaimana pengelola inti atau sumber eksternal yang direkrut melalui seleksi

penerimaan CPNS yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bima atau

Pemerintah Provinsi NTB. Selain itu, staf dapat juga direkrut dari kalangan eksternal

sebagai tenaga honorer yang diangkat sesuai dengan kebutuhan. Pada saat KPHP

Madapangga Rompu sudah berkembang dan mampu mandiri dalam arti dapat

menjaring pendanaan sendiri, maka tenaga honorer tersebut dapat ditingkatkan

Page 137: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 120

statusnya menjadi tenaga kontrak (outsourcing) yang pemanfaatannya sesuai dengan

kebutuhan.

Penyediaan kebutuhan SDM pengelola KPHP Madapangga Rompu berdasarkan analisa

beban kerja adalah sebagaimana tersaji pada.

Tabel 5. 17 Penyediaan Kebutuhan SDM Pengelola KPHP Madapangga Rompu

No. Jabatan/Kedudukan

Jumlah Rencana

Pemenuhan

dan Tahun

Pelaksanaan

Keterangan SDM

Saat ini

Kebutuhan

SDM

Kekurangan

SDM

1 Kepala KPH 1 orang 1 orang -

2 Kasub Bagian TU - 1 orang 1 orang 2017

3 Kepala Seksi - 2 orang 2 orang 2017

4 RKPH - 5 orang 5 orang 2017

5 Staf Administrasi - 2 orang 2 orang 2017

Staf Teknis :

- Pemanfaatan Hutan

- Pembinaan Hutan

- Pemberdayaan

Masyarakat

- Operator GIS

-

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

2017

5. Jabatan Fungsional :

- Perencanaan

- Polhut

- Penyuluh Kehutanan

- Pengendali

Ekosistem Hutan

-

2 orang

10 orang

5 orang

2 orang

2 orang

10 orang

5 orang

2 orang

2017 Polhut :

Diasumsikan 2

orang Polhut

pada setiap

resort

Penyuluh :

Diasumsikan 1

resort

ditempatkan 1

orang

penyuluh

6. Mandor - 376 orang 376 orang 2017-2026 Direkrut dari

masyarakat

sekitar/lingkar

kawasan hutan

Jumlah 1 orang 414 orang 413 orang

Sebagai organisasi yang baru terbentuk, KPHP Madapangga Rompu belum memiliki

personil dengan kapasitas internal yang tinggi. Sehingga guna meningkatkan kapasitas

personil yang akan berperan sebagai pengelola KPHP, perlu adanya program untuk

mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan pengelolaan hutan tingkat tapak.

Page 138: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 121

Tabel 5. 18 Rencana Pendidikan dan Pelatihan Personil KPHP Madapangga Rompu

No Rencana Pelatihan Tahun

Pelaksanaan Biaya (Rp) Keterangan

1 Pelatihan Perencanan Hutan

Lestari

2017 25.000.000 Pelatihan sebagian

dilaksanakan

sendiri di KPHP

Madapangga Rompu

dan sebagian lagi

dengan

mengirimkan tenaga

untuk mengikuti

pelatihan yang

dilaksanakan oleh

pihak lain

2 Pelatihan Kewirausahaan 2018 10.000.000

3 Pelatihan GIS 2017 30.000.000

4 Pelatihan Pendampingan

HKm/Kemitraan

2017 20.000.000

5 Pelatihan Penanganan Resolusi

Konflik

2017 12.000.000

6 Pelatihan tehnik pembibitan 2017 10.000.000

7 Pelatihan tehnis pengelolaan

HHBK Kemiri

2018 10.000.000

8 Pelatihan teknis pengelolaan

HHBK Madu

2018 20.000.000

9 Pelatihan teknis agroforestry

dan perhutanan sosial

2018 10.000.000

10 Pelatihan teknis pemetaan

(Pengukuran)

2017 25.000.000

11 Pelatihan teknis inventarisasi

hutan

2019 10.000.000

Jumlah 182.000.000

5.11. Penyediaan Pendanaan

Pendanaan untuk pembangunan KPH sebagaimana telah diatur dalam PP. 6 Tahun

2007 Jo, PP. 3 Tahun 2008 Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan serta Pemanfaatan Hutan di Pasal 10 poin 1 dan 2 disebutkan bahwa

Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya

bertanggung - jawab terhadap pembangunan organisasi KPH dan infrastrukturnya.

Oleh karena itu, sumber pendanaan untuk KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima

dapat dan berasal dari antara lain; 1) APBN, 2) APBD Provinsi NTB dan Kabupaten

Bima, serta 3) dana lain yang tidak mengikat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Potensi penggalian sumber pendanaan yang bukan berasal dari APBN dan APBD akan

diupayakan melalui pengembangan kerjasama dengan pihak swasta, lembaga donor,

Page 139: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 122

LSM maupun perguruan tinggi. Skema pendanaan dari pihak ketiga tersebut dapat

berupa dalam bentuk in cash, in kind maupun co-sharing disesuaikan dengan kegiatan

kerjasama yang nantinya akan dikembangkan.

Beberapa sumber pendanaan yang potensial untuk dapat mendukung operasionalisasi

KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima yang memungkinkan untuk diperoleh,

diantaranya; 1) APBN yang berasal dari konvergensi BUK, BPDAS-PS, BP2SDMK,

LitbangKementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 2) Kemitraan dengan

para pemegang ijin, 3) Usaha lain yang sah, dan 4) Kerjasama dengan pihak lainnya

yang tidak mengikat mengingat banyaknya lembaga donor dan LSM yang memiliki

fokus perhatian terhadap pengelolaan sumberdaya hutan.

Secara umum, pendanaan operasional KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima

Provinsi NTB baik yang bersumber dari APBN, APBD maupun pihak ketiga akan

diarahkan untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang telah tertuang dalam dokumen

rencana pengelolaan hutan jangka panjang selama kurun waktu 10 tahun (Tahun 2017

- 2026). Penyediaan pendanaan termasuk dalam kegiatan pembangunan kelas

perusahaan yang terlampir dalam tabel 5. 20.

5.12. Pengembangan Database

Database atau pangkalan data merupakan salah satu hal penting keberhasilan kegiatan

pengelolaan hutan. Keakuratan dan ketelitian data adalah inti dari perencanaan

pengelolaan hutan. Oleh karena itu, untuk menjadi sebuah organisasi yang kuat yang

dapat mengelola kawasannya dengan efektif dan efisien, keberadaan pangkalan data

yang terpelihara dan ter-up date secara periodik merupakan salah satu prasyarat

penting bagi keberhasilan pengelolaan hutan di tingkat tapak.

Sesuai misi yang telah ditetapkan bahwa kedepan KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima harus membangun sistem informasi berbasis Informasi Teknologi

(IT) untuk menuju akuntabilitas pengelolaan hutan di tingkat tapak. Oleh karena itu,

langkah-langkah yang akan dilakukan antara lain: (1) pengembangan sistem database,

(2) penyusunan SOP penggunaan database, (3) diklat pengelolaan database, dan (4)

pemantauan pengelolaan database. Selain itu, pengembangan database diarahkan juga

untuk menunjang pengembangan organisasi KPH berbasis ilmu pengetahuan dan seni

(ipteks) sehingga ketersediaan petak ukur permanen (PUP), arboretum/kebun koleksi,

Page 140: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 123

kebun sumber benih dan sarana prasarana yang berstandar nasional/internasional

harus dimiliki oleh KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB dimasa

mendatang.

Dalam organisasi KPHP Madapangga Rompu, sebaiknya dibuat unit khusus yang

mengelola data base yang bertanggung jawab dalam pengumpulan, penyimpanan,

pengolahan dan penyajian data menjadi informasi yang siap digunakan. Data dan

informasi dapat dikumpulkan dari unit-unit pengelola di lapangan dan juga dari luar.

Tentu saja tidak setiap data dapat begitu saja diberikan untuk pihak luar. Dalam

pemberian atau pertukaran data dan informasi khususnya dengan pihak luar harus

diikat oleh Standar Operasional Prosedur (SOP). Data yang dikumpulkan dapat berupa

analog atau manual (peta, dokumen, laporan, data penelitian dan lain-lain), juga dapat

berupa data digital (dokumen-dokumen, data GIS dan data digital lainnya). Unit yang

secara khusus mengelola data base ini merupakan division support system atau

pendukung sistem organisasi KPHP Madapangga Rompu yang diperlukan untuk

pengambilan keputusan dari tingkat KPH hingga unit terkecil.

Beberapa kegiatan pendukung dalam membangun program ini antara lain:

1. Pelatihan staf data base.

2. Penyiapan perangkat data base

3. Penyusunan dan pengelolaan sistem data base

4. Membangun manajemen sistem pusat informasi

Dalam kerangka publikasi data dan informasi tentang KPHP Madapangga Rompu,

selain dilakukan publikasi melalui buku statistik KPHP Madapangga Rompu, juga akan

dilakukan pembuatan website yang dapat diakses oleh para pihak. Secara lebih rinci

penjelasan terdapat di matriks kegiatan tabel 5. 20.

5.13. Rasionalisasi Wilayah Kelola

Kegiatan rasionalisasi wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima

Provinsi NTB sesungguhnya telah mulai dilakukan pada tahun 2015 melalui kegiatan

analisa luasan menggunakan Peta Tata Batas yang dilaksanakan oleh pihak BPKH

Wilayah VIII Denpasar Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan

sinkronisasi dengan batas administrasi wilayah Kabupaten Bima dan Kabupaten

Dompu. Hasil dari analisa luasan menggunakan Peta Tata Batas dan batas wilayah

Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu tersebut, luas wilayah kelola KPHP

Madapangga Rompu adalah seluas 46.687,02 Ha yang sebelumnya adalah 49.722 Ha

Page 141: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 124

sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.337/Menhut-VII/2009

tanggal 15 Juni 2009 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan

Produksi (KPHP) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Provinsi NTB,

maka luas KPHP Madapangga Rompu , yang terletak di Kabupaten Bima adalah seluas

± 46.687,02 Ha.

Wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima seluas 46.687,02 Ha

memiliki wilayah tertentu seluas 19.841,88 Ha yang dibagi kedalam 6 (enam) arahan

blok. Seperti diketahui bersama, bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan

hutan di lapangan bersifat sangat dinamis maka kegiatan rasionalisasi wilayah kelola

KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima akan dilakukan dalam rangka

penyesuaian - penyesuaian terhadap berbagai perkembangan yang terjadi dalam

pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan. Kegiatan rasionalisasi wilayah kelola KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima paling lambat akan dilaksanakan pada tahun

kelima (Tahun 2020) bersamaan dengan kegiatan inventarisasi berkala dan review

rencana pengelolaan. Kegiatan rasionalisasi ini dilakukan dalam rangka memastikan

kondisi terkini pemanfaatan hutan khususnya pada wilayah tertentu KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB.

5.14. Review Rencana Pengelolaan

Berdasarkan ketentuan yang ada, review rencana pengelolaan akan dilaksanakan

secara perodik dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sekali. Penyusunan rencana

pengelolaan sejak awal telah membuka ruang untuk dilakukannya penyesuaian -

penyesuaian dengan kondisi yang terjadi di lapangan dalam setiap pelaksanaan

kegiatan yang direncanakan. Kegiatan review ini yang dilakukan setiap 5 (lima) tahun

sekali ini dimaksudkan untuk mandapatkan informasi terkini (up to date) yang akurat

tentang perkembangan pelaksanaan kegiatan maupun capaian kegiatan di masing-

masing blok dan petak wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima.

Selain itu juga dimaksudkan untuk memastikan apakah pelaksanaan kegiatan

dilapangan berjalan sesuai dengan arahan kebijakan pengelolaan hutan yang telah

ditetapkan.

Pelaksanaan kegiatan review rencana pengelolaan KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima periode 2017 - 2026 diarahkan untuk mengkaji lebih cermat tentang

Page 142: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 125

sejauhmana pencapaian misi. Oleh karena itu, review yang dilakukan adalah dalam

rangka menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:

1. Sudah mantapkah areal kerja KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima seluas

46.687,02 Ha ?;

2. Apakah sudah terbangun mekanisme koordinasi dan kerjasama dengan para pihak

yang terkait dengan pengelolaan hutan di KPH Madapangga Rompu ?;

3. Apakah kondisi DAS yang terdapat di wilayah KPHP Madapangga Rompu berada

dalam kondisi dengan daya dukung yang dipertahankan ?;

4. Sejauh mana kelembagaan KPHP Madapangga Rompu yang berdaya saing dan

mandiri didukung oleh kuantitas dan kualitas SDM yang memadai ?;

5. Sejauh mana pengembangan skema pemberdayaan masyarakat dan pelibatan para

pihak dalam kegiatan pengelolaan hutan KPHP Madapangga Rompu ?;

6. Sejauh mana perkembangan investasi dalam pengelolaan hutan di wilayah tertentu

KPHP Madapangga Rompu ?;

7. Sejauhmana perkembangan core business yang ditetapkan dan dilaksanakan

mampu mendorong terwujudnya kemandirian lembaga dalam pengelolaan hutan ?;

8. Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam mendukung praktik

pengelolaan hutan yang berkelanjutan;

5.15. Pengembangan Investasi

Kegiatan pengembangan investasi oleh KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima

dapat dimulai dengan melakukan penyusunan business plan untuk setiap kelas

perusahaan yang menjadi prioritas pembangunan. Kemudian KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima dapat membuka akses investasi dengan bantuan Badan

Penanaman Modal Daerah/Nasional, komunikasi dengan perusahaan kehutanan besar

yang reputabel, kerjasama investasi skala kecil dengan Kementerian Koperasi dan

UKM.

Arahan kebijakan untuk pengelolaan/industri kehutanan KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima meliputi; (1) stabilisasi pemenuhan kebutuhan hasil hutan untuk

memenuhi kebutuhan industri, pencegahan illegal logging dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan pemanfaatan hutan tanaman,

peningkatan pengelolaan hutan yang tidak dibebani hak/ijin, dan HKm, (2)

peningkatan upaya pemanfaatan dan diversifikasi produk hasil hutan kayu dan bukan

Page 143: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 126

kayu, dan (3) pengembangan usaha - usaha pengolahan hasil hutan skala kecil dan

menengah bersama masyarakat dan pihak swasta.

Alternatif investasi yang akan dirintis pada tahap awal operasionalisasi di KPHP

Madapangga Rompu adalah pengelolaan HHBK kemiri, baik berupa penjualan kemiri

gelondongan maupun pengembangan variasi produk. Hal ini sesuai dengan arah

pengembangan kelas perusahaan HHBK kemiri pada blok HP Pemberdayaan

Masyarakat dan blok HL Pemanfaatan.

Selain pengembangan kelas perusahaan HHBK kemiri, terdapat prioritas

pembangunan usaha pada blok HP Pemanfaatan HHK-HT. Komoditi yang dijadikan

prioritas adalah jati dan mahoni dengan luas total 5. 052,68 ha.

Berikut gambaran umum mengenai rencana kegiatan pengelolaan hutan jangka

panjang KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB periode tahun 2017

– 2026.

Tabel 5. 19 Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi KPHP Madapangga Rompu

No Rencana Kegiatan

Lokasi dan Luas (ha)

Biaya (Rp) Sumber

Dana Tahun

Pelaksanaan Stakeholder/ Investor

Keterangan

1 Jati

a. Pembuatan Demplot Jati

Woha (10) 50.000.000 APBD dan APBN

2017 Kelompok tani kemitraan

b. Pembuatan Bibit

Blok Pemanfaatan HHK- HT (256,09)

557.764.000 APBD dan APBN

2017-2026

Kelompok tani kemitraan dan swasta

Dengan asumsi setiap tahun luasan akan meningkat

c. Penanaman

dan Pemeliharaan

Blok Pemanfaatan HHK- HT (256,09)

1.280.450.000

APBD dan APBN

2017-2026

Kelompok tani kemitraan dan swasta

Dengan asumsi setiap tahun luasan akan meningkat

2 Mahoni

a. Pembuatan

Demplot Mahoni

Parado (10) 50.000.000 APBD dan APBN

2017

Kelompok tani kemitraan dan swasta

b. Pembuatan Bibit

Blok Pemanfaatan HHK- HT (249,18)

542.709.000

APBD dan APBN

2017-2026

Kelompok tani kemitraan dan swasta

Dengan asumsi setiap tahun luasan akan meningkat

c. Penanaman

dan Pemeliharaan

Blok Pemanfaatan HHK- HT

1.245.900.000

APBD dan APBN

2017-2026 Kelompok tani kemitraan

Dengan asumsi setiap tahun luasan akan

Page 144: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 127

No Rencana Kegiatan

Lokasi dan Luas (ha)

Biaya (Rp) Sumber

Dana Tahun

Pelaksanaan Stakeholder/ Investor

Keterangan

(249,18) dan swasta meningkat

3 Kemiri

a. Pembuatan Bibit

Blok HL Pemanfaatan, HP Pemanfaatan HHBK, HP Pemberdayaan Masyarakat (1104, 09)

874.442.000

APBD dan APBN

2017-2026 Kelompok tani kemitraan

Dengan asumsi setiap tahun luasan akan meningkat

b. Penanaman

dan Pemeliharaan

Blok HL Pemanfaatan, HP Pemanfaatan HHBK, HP Pemberdayaan Masyarakat (1104, 09)

5.520.450.000

APBD dan APBN

2017- 2026 Kelompok tani kemitraan

Dengan asumsi setiap tahun luasan akan meningkat

c. Penanaman Pengkayaan Kemiri (areal kemiri eksisting)

Blok HP Pemberdayaan Masyarakat (300)

600.000.000 APBD dan APBN

2017 – 2020 Kelompok tani kemitraan

d. Pembangunan Unit Pengolahan Produksi Kemiri

Blok HP Pemberdayaan Masyarakat

300.000.000 APBD dan APBN

2017 – 2018 Kelompok tani kemitraan

4 Madu

a. Pengembangan Kelompok Pengelola Madu

3 Desa 9.000.000 APBD dan APBN

2017 – 2018 Kelompok tani kemitraan

b. Pembuatan

Demplot Madu

Blok HL Pemanfaatan (50 stup)

200.000.000 APBD dan APBN

2017 Kelompok tani kemitraan

c. Budidaya Lebah Madu

HL Pemanfaatan dan HP Pemberdayaan

50.000.000 APBD dan APBN

2017 – 2021 Kelompok tani kemitraan

d. Pengembangan Sistem Pengolahan da Kemasan Produk Madu

3 Desa 100.000.000 APBD dan APBN

2019 – 2020 Kelompok tani kemitraan

e. Pengakayaa

n Variasi Produk Madu

3 Desa 50.000.000 APBD dan APBN

2022 Kelompok tani kemitraan

f. Pengemban

gan Sistem Sertifikasi

KPHP MR 100.000.000 APBD dan APBN

2023 Kelompok tani kemitraan, Pemda,

Page 145: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 128

No Rencana Kegiatan

Lokasi dan Luas (ha)

Biaya (Rp) Sumber

Dana Tahun

Pelaksanaan Stakeholder/ Investor

Keterangan

Kemen LHK dan NGO

g. Pengemban

gan Jaringan Pasar

Sesuai Network

20.000.000 APBD dan APBN

2023 - 2024

Kelompok tani kemitraan, Pemda, Kemen LHK dan NGO

Page 146: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 BAB IV - 123

Tabel 5. 20 Matriks Rencana Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Hutan KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Periode Tahun 2017-2026.

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

I.

Penyiapan Pra Kondisi Operasional KPHP Madapangga Rompu

I.1. Penyiapan Sarana dan Prasarana

1 Pembangunan kantor KPHP Madapangga Rompu

1 unit/ 300 m2

APBN

900,000

Bima

2 Pemasangan

instalasi listrik 1 paket

APBD

Bima

3 Pengadaan

sarana komputasi (desktop, laptop, printer, LCD)

1 Paket 1 Paket

DAK dan APBN

75,000 150,000

Bima Bima

4 Pengadaan alat

survey dan pengukuran

1 paket 1 paket

100,000 150,000

Bima Bima

5 Pengadaan

bahan dan ATK 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket

APBD 10,000 11,000 12,000 13,000 14,000 15,000 16,000 17,000 18,000 19,000

Bima Bima Bima Bima Bima Bima Bima Bima Bima Bima

Page 147: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 124

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

6 Pengadaan

kendaraan operasional roda 2

2 unit 7 unit

DAK dan APBN

62,000 217,000

Bima Bima

7 Pengadaan

kendaraan operasional roda 4

1 unit

APBN 500,000

Bima

8 Renovasi Kantor

Resort 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit

APBD dan APBN

120,000 60,000 60,000 60,000 60,000

Bolo Madapangga

Woha Monta Parado

9 Pembangunan

SPAS 1 unit

APBN 200,000

Pela

10 Pengadaan

Perlengkapan Kantor (mebelair, AC, dll)

1 Paket 1 Paket

APBD dan APBN

100,000 75,000

Bima Bima

11 Pembangunan Persemaian permanen dan operasional rutin persemaian permanen

1 unit/ 100.000

btg

1 unit/ 100.000 btg

2 unit/ 300.000 btg

2 unit/ 300.000

btg

2 unit/ 300.000

btg

2 unit/ 300.000

btg

2 unit/ 300.000

btg

2 unit/ 300.000

btg

2 unit/ 300.000

btg

2 unit/ 300.000 btg

APBD dan APBN

50,000 150,000 350,000 150,000 165,000 180,000 195,000 210,000 225,000 240,000

Bolo Bolo Bolo, Parado

Bolo, Parado

Bolo, Parado

Bolo, Parado

Bolo, Parado

Bolo, Parado

Bolo, Parado

Bolo, Parado

Page 148: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 125

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Jumlah I.1 1,417,000

1,513,000 422,000 223,000 239,000 195,000 211,000 227,000 243,000

259,000

I.2. Pemantapan Kawasan dan Areal Kerja

1 Orientasi Pal

Batas 6 km 4 km 4 km 6 km 4 km 4 km

APBN

50,000 35,000 35,000 50,000 35,000 35,000

Madapangga, Woha

Monta, Parado

Monta, Parado

Madapangga, Woha

Monta, Parado

Monta, Parado

2 Rekonstruksi

tata batas 10 km 10 km 10 km 10 km 10 km 10 km 10 km

APBN

50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000

HL Pemanf

aatan

HP Pemberday

aan

HP HHK HT HL Pemanfaata

n

HL Pemanfaat

an

HP HHK HT

HP Pemberd

ayaan

3 Pemeliharaan

batas luar kawasan hutan

10 km 10 km 10 km 10 km

APBD dan

APBN

10,000 10,000 10,000 10,000

Parado, Madapa

ngga

Bolo, Madapangg

a

Monta, Parado

Parado

4 Penataan batas

blok dan petak 2000 ha 1261 ha 2000 ha 2000 ha 2000 ha 2000 ha 2000 ha 2000 ha 2000 ha 2000 ha

APBD dan

200,000 126,100 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000

Page 149: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 126

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

HP Pembed

ayaan

HP Pembedaya

an

HL Pemanfaata

n

HL Pemanfaata

n

HL Pemanfaat

an

HL Pemanfaa

tan

HP HHK HT

HP HHK HT

HP HHK HT

HP HHK HT dan HP Jasling/ HHBK

APBN

Jumlah I.2 310,000

221,100 295,000 260,000 300,000 285,000 285,000 200,000 200,000

200,000

I.3. Perlengkapan Data dan Informasi

1 Penggandaan

dokumen RPHJP KPHP Madapangga Rompu

10 Eksp APBD dan

APBN

5,000

Bima

2 Pemutakhiran

dan Penggandaan peta-peta

1 paket 1 paket APBD dan

APBN

15,000 20,000

Bima Bima

3 Pengumpulan

dokumen-dokumen pendukung

1 paket 1 paket

APBD dan

APBN

10,000 10,000

Bima/NTB/Bali/Jakarta

Bima/NTB/Bali/Jakart

a

4 Pembuatan

Website KPHP Madapangga Rompu

1 paket APBD dan

APBN

20,000

Bima

Page 150: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 127

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

5 Penyusunan

Statistik KPHP Madapangga Rompu

1 buku 1 buku 1 buku 1 buku 1 buku 1 buku 1 buku 1 buku 1 buku 1 buku APBD dan

APBN

9,085 9,085 9,085 9,085 9,085 9,085 9,085 9,085 9,085 9,085

Bima Bima Bima Bima Bima Bima Bima Bima Bima Bima

6 Sosialisasi RPHJP

KPHP Madapangga Rompu

3 kali 3 kali

APBD dan

APBN

45,000 45,000

Madapangga,

Woha, Monta

Madapangga, Woha,

Monta

Jumlah I.3 89,085 64,085 9,085 9,085 9,085 9,085 9,085 9,085 9,085 9,085

I.4. Perlengkapan Kelembagaan

1 Penyusunan SOP 3 SOP 2 SOP

APBD dan

APBN

9,285 10,000

KPHP MR KPHP MR

2 Rekruitmen SDM 40 org (Pamhu

t)

40 org (Pamhut)

40 org (Pamhut)

40 org (Pamhut)

40 org (Pamhut)

40 org (Pamhut)

40 org (Pamhut)

40 org (Pamhut)

40 org (Pamhu

t)

40 org (Pamhut)

APBD dan

APBN

672,000 672,000 672,000 672,000 672,000 672,000 672,000 672,000 672,000 672,000

5 resort 5 resort 5 resort 5 resort 5 resort 5 resort 5 resort 5 resort 5 resort 5 resort

3 Penetapan dan penempatan personil di tingkat resort

1 kegiatan

APBD dan

APBN

5,000

5 Resort

Page 151: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 128

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Jumlah I.4 677,000

681,285 682,000 672,000 672,000 672,000 672,000 672,000 672,000

672,000

I.5.

Penyusunan Business Model dan Business Plan

1 Penyusunan

dokumen business plan

1 dokumen APBD dan

APBN

6,500

Bima

2 Konsultasi

publik draft dokumen business plan

1 kali APBD dan

APBN

15,000

Bima

3 Pengesahan dan

perbanyakan dokumen business plan

10 ekspl APBD dan

APBN

1,500

Bima

4 Sosialisasi

dokumen business plan

2 kali APBD dan

APBN

30,000

Bima

Jumlah I.5 53,000

Jumlah I

2,493,085 2,532,470 1,408,085 1,164,085 1,220,085

1,161,085

1,177,085

1,108,085

1,124,085 1,140,085

II. Kegiatan Pengelolaan Hutan KPHP Madapangga Rompu

II.1 Inventarisasi berkala 5 Tahunan

Page 152: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 129

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

A HL INTI

1) Inventarisasi potensi flora dan fauna

1 Blok 1 Blok APBD dan

APBN

100,000 100,000

HL Inti HL Inti

B HL PEMANFAATAN

1)

Inventarisasi potensi jasa lingkungan (air, ekowisata, karbon) dan HHBK

4 Blok 4 Blok

APBD dan

APBN

150,000 150,000

HL

Pemanfaatan

HL

Pemanfaatan

2)

Inventarisasi area yang perlu direhabilitasi

1 Paket

APBD dan

APBN

50,000

HL Pemanf

aatan

3) Inventarisasi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat

1 Paket APBD dan

APBN

50,000

5 Kec.

C HP PERLINDUNGAN

1) Inventarisasi kualitas dan kuantitas mata

1 Paket APBD dan

APBN 75,000

Page 153: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 130

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

air dan aliran sungai

HP Perlindung

an

2) Inventarisasi

areal yang perlu direhabilitasi

1 Paket APBD dan

APBN

50,000

HL Pemanf

aatan

3) Inventarisai

sosial, ekonomi dan budaya masyarakat

1 Paket APBD dan

APBN

50,000

2 Kec.

D HP PEMANFAATAN HHK-HT

1) Inventarisasi jenis dan potensi tegakan kayu pada berbagai potensi tutupan hutan

1 Paket

APBD dan

APBN

75,000

HP Pemanfaatan HHK HT

2)

Inventarisasi areal yang perlu direhabilitasi

1 Paket

APBD dan

APBN

50,000

HP Pemanf

aatan HHK HT

Page 154: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 131

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

3) Inventarisasi sosial ekonomi dan budaya masyarakat

1 Paket APBD dan

APBN

50,000

3 Kec.

E HP PEMANFAATAN KAWASAN, JASA LINGKUNGAN HHBK

1) Inventarisasi

potensi jasa lingkungan (air, ekowisata, karbon) dan HHBK

1 Paket

APBD dan

APBN

75,000

HP Pemanfatan Kaw HHBK

2) Inventarisasi area yang perlu direhabilitasi

1 Paket

APBD dan

APBN

50,000

HP Pemanf

atan Kaw

HHBK

3) Inventarisasi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat

1 Paket APBD dan

APBN

50,000

2 Kec.

F HP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1) Inventarisasi jenis dan potensi tegakan kayu

1 Paket APBD dan APBN

75,000

Page 155: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 132

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

pada berbagai tutupan hutan.

HP Pemberday

aan

2) Inventarisasi potensi HHBK

1 Paket

APBD dan APBN

75,000

HP Pemberday

aan

3) Inventarisasi areal yang perlu direhabilitasi

1 Paket

APBD dan APBN

50,000

HP Pemberdayaan

4)

Inventarisasi kelompok-kelompok/kelembagaan masyarakat

1 Paket APBD dan

APBN

50,000

2 Kec.

5) Inventarisasi sosial ekonomi dan budaya masyarakat

1 Paket APBD dan

APBN

50,000

2 Kec.

Jumlah II. 1 550,00

0 375,000 250,000 250,000

II. 2 Pemanfaatan Hutan Wilayah Tertentu

1 Penyediaan

sarana dan 1 Paket APBD dan

APBN

Page 156: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 133

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

prasarana pembangunan core business

200,000

Parado

2 Inventarisasi hutan pada wilayah tertentu dengan prioritas area yang akan dibangun menjadi core bussines

1 Paket

APBD dan APBN

50,000

Parado

3 Penataan hutan

dan penetapan areal kelola pemanfaatan wilayah tertentu

1 Paket

APBD dan APBN

200,000

Parado dan

Monta

4 Prakondisi

Pembangunan core bussines KPHP Madapangga Rompu

1 Paket

APBD dan APBN

50,000

5 kec

5

Penguatan kelembagaan dan SDM KPHP Madapangga Rompu

1 paket APBD dan APBN

75,000

5 kec

6 Penerapan Pola Pengelolaan

1 paket

APBD

Page 157: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 134

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Keuangan (PPK)

Badan Layanan Umum Daerah

100,000

Bima

7 Pembuatan Demplot Pengembangan Jati

10 ha APBD dan

APBN

50,000

Woha

8 Pembuatan Demplot Pengembangan Mahoni

10 ha APBD dan

APBN

50,000

Parado 9 Opersionalisasi Kelas Perusahaan HHK (Jati dan Mahoni) :

a. Pembuatan bibit tanaman jati

309.869 btg

371.843 btg 371.843 btg 371.843

btg 371.843

btg 371.843

btg 371.843

btg 371.843

btg 371.843

btg 371.843 btg

APBD dan

APBN

557,764 669,317 669,317 669,317 669,317 669,317 669,317 669,317 669,317 669,317

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH

MR KPH MR

b. Penanaman dan Pemeliharaan

256,09 Ha

512,18 ha 512,18 ha 512,18 ha 512,18 ha 512,18 ha 512,18 ha

512,18 ha 512,18 ha

512,18 ha APBD dan

APBN

1,280,45

0 1,536,540 1,536,540 1,536,540 1,536,540 1,536,540 1,536,54

0 1,536,540 1,536,5

40 1,536,540

Page 158: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 135

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

HPT-1, HPT-2, HPT-3, HPT-4,

HPT-27, HP-1, HP-3,

HP-29, HP-32, HP-35

HPT-5, HPT-6, HPT-7,

HPT-8, HP-6, HP-7, HP-11, HP-36, HP-37, HP-34, HP-33

HPT-9, HPT-10, HPT-11, HPT-12,

HP-15, HP-22, HP-37, HP-26, HP-28, HP-30,

HP-31

HPT-13, HPT-14, HPT-18, HPT-20,

HP-25, HP-24, HP-23,

HP-18, HPT-32, HPT-33, HPT-34

HPT-16, HPT-17, HPT-15,

HP-17, HP-16, HP-12,

HPT-35, HPT-36, HPT-37

HPT-26, HPT-25, HPT-22, HP-21, HP-20, HP-19,

HPT-38, HPT-42, HPT-43

HPT-19, HPT-21, HPT-30,

HP-8, HP-9, HPT-

31, HPT-47, HPT-

46

HPT-23, HPT-28, HPT-24, HPT-29, HPT-44, HPT-45

HP-4, HP-5, HP-2,

HPT-40, HPT-39, HPT-41

HP-14, HP-13, HP-10

d. Pembuatan bibit tanaman mahoni

301.505 btg

361.806 btg 361.806 btg 361.806 btg

361.806 btg

361.806 btg

361.806 btg

361.806 btg

361.806 btg

361.806 btg

APBD dan

APBN

542,709 651,251 651,251 651,251 651,251 651,251 651,251 651,251 651,251 651,251

HP-38, HP-39, HP-41, HP-42, HP-89, HP-88, HP-87

HP-47, HP-48, HP-54, HP-66, HP-65, HP-90, HP-91, HP-92, HP-93

HP-55, HP-64, HP-63, HP-59, HP-60, HP-94, HP-99, HP-

100, HP-102, HP-

103

HP-62, HP-61, HP-51, HP-44, HP-

107, HP-106, HP-104, HP-

105

HP-40, HP-45, HP-43,

HP-101

HP-46, HP-49, HP-50

HP-52, HP53,

HP-56,HP-95,

HP-98

HP-57, HP-58, HP-85, HP-86

HP-84, HP-83, HP-97, HP-96

HP-82, HP-81, HP-80

e. Penanaman dan Pemeliharaan Mahoni

249,18 ha

498,36 ha 498,36 ha 498,36 ha 498,36 ha 498,36 ha 498,36 ha

498,36 ha 498,36 ha

498,36 ha APBD dan

APBN

1,245,90

0 1,495,080 1,495,080 1,495,080 1,495,080 1,495,080 1,495,08

0 1,495,080 1,495,0

80 1,495,080

Page 159: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 136

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

HP-38, HP-39, HP-41, HP-42, HP-89, HP-88, HP-87

HP-47, HP-48, HP-54, HP-66, HP-65, HP-90, HP-91, HP-92, HP-93

HP-55, HP-64, HP-63, HP-59, HP-60, HP-94, HP-99, HP-

100, HP-102, HP-

103

HP-62, HP-61, HP-51, HP-44, HP-

107, HP-106, HP-104, HP-

105

HP-40, HP-45, HP-43,

HP-101

HP-46, HP-49, HP-50

HP-52, HP53,

HP-56,HP-95,

HP-98

HP-57, HP-58, HP-85, HP-86

HP-84, HP-83, HP-97, HP-96

HP-82, HP-81, HP-80

8 Pembangunan

Kelas Perusahaan Kemiri

a. Pembuatan bibit kemiri

485.801 btg 582.961 btg 582.961 btg

582.961 btg

582.961 btg

582.961 btg

582.961 btg

582.961 btg

582.961 btg 582.961 btg

APBD dan

APBN

874,442 1,049,330 1,049,330 1,049,330 1,049,330 1,049,330 1,049,330

1,049,330 1,049,330

1,049,330

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

KPH MR

b. Penanaman dan Pemeliharaan Kemiri

1104,09 ha

2.208,18 ha 2.208,18 ha 2.208,18 ha 2.208,18 ha 2.208,18 ha

2.208,18 ha

2.208,18 ha

2.208,18 ha

2.208,18 ha

APBD dan

APBN

5,520,450

6,624,540 6,624,540 6,624,540 6,624,540 6,624,540 6,624,540

6,624,540 6,624,540

6,624,540

HPT-48, HPT-

49,HL-1, HL-2, HL-3,

HL-69, HL-68, HL-66, HL-40,

HPT-50 HL-4, HL-5, HL-

6, HL-10, HL-67, HL-64, HL-63,

HL-41

HPT-51 HL-13, HL-14, HL-15, HL-58, HL-57, HL-55, HL-

51

HPT-52, HPT-53 HL-17, HL-16, H-18, HL-19, HL-54, HL-53, HL-

49

HPT-54 HL-20, HL-22, HL-23, HL-48, HL-46, HL-45, HL-84, HL-

56

HPT-55 HL-24, HL-25, HL-21, HL-83, HL-82, HL-81, HL-61, HL-59

HPT-56 HL-8, HL-7, HL-78,

HL-79, HL-75, HL-74, HL-77, HL-76, HL-80

HPT-57 HL-9, HL-

11, HL-12, HL-26, HL-28, HL-73, HL-72, HL-

71, HL-70

HPT-58 HL-38, HL-27, HL-32, HL-33, HL-39, HL-37, HL-30, HL-34,

HPT-59 HL-29, HL-42, HL-50, HL-35, HL-36, HL-43, HL-44, HL-52, HL-47, HL-

65

Page 160: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 137

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

HL-85 HL-31, HL-62, HL-60

c. Penanaman Pengkayaan

Tanaman kemiri (areal kemiri

eksisting)

300 ha 300ha 300 ha 300 ha APBD dan

APBN

600,000 600,000 300,000 300,000

Parado Parado

d. Pembangunan

Unit Pengolahan Produksi Kemiri

1 Paket 1 Paket APBD dan

APBN

300,000 300,000

Bima Bima

9 Pembangunan Kelas Perusahaan Madu

a. Pengembangan Kelompok Pengelola Madu

3 Desa 3 Desa

APBD dan

APBN

9,000 9,000

Parado Parado

b. Pembuatan Demplot Madu

50 Stup

APBD dan

APBN

200,000

HL Pemanfaatan

Page 161: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 138

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

c. Budidaya Lebah Madu

50 Stup 50 Stup 50 Stup 50 Stup 50 Stup

APBD dan

APBN

50,000 50,000 50,000 50,000 50,000

HL Pemanfaatan dan

HP Pemberdayaan

HL Pemanfaata

n dan HP Pemberday

aan

HL Pemanfaata

n dan HP Pemberday

aan

HL Pemanfaata

n dan HP Pemberday

aan

HL Pemanfaatan dan HP

Pemberdayaan

d. Pengembangan Sistem Pengolahan da Kemasan Produk Madu

3 desa 3 desa APBD dan

APBN

100,000 100,00

Parado Parado

e. Pengakayaan Variasi Produk Madu

3 desa

APBD dan

APBN

50,000

Parado

f. Pengembangan Sistem Sertifikasi

50 Stup

APBD dan

APBN

100,000

KPHP MR

Page 162: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 139

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

g. Pengembangan Jaringan Pasar

1 Keg 1 Keg

20,000 20,000

Sesuai Network

Sesuai Network

9 Operasionalisasi Usaha Jasa Lingkungan

1 paket

APBD dan

APBN

100,000

KPH MR

10 Penyusunan aturan-aturan hukum untuk mendorong terciptanya unit-unit bisnis yang menguntungkan dengan skema kerjasama dan kemitraan

1 paket APBD dan

APBN

50,000

KPH MR

11 Pengembangan

jejaring pasar produk hasil bisnis KPHP

1 Paket APBD dan

APBN

50,000

KPH MR

12 Peningkatan kapasitas 1 Paket

APBD dan

Page 163: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 140

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

petugas KPH dan masyarakat dalam pengelolaan bisnis

100,000

APBN

KPH MR

Jumlah II. 2 11,446,

715 12,876,05

8 12,326,05

8 12,326,05

8 12,026,05

8 12,026,0

58 12,026,0

58 12,026,0

58 12,026,

058 12,026,058

II.3 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1 Prakondisi kegiatan pemberdayaan 1 paket APBD

dan APBN

100,000

KPH MR

2

Sosialisasi KPHP Madapangga Rompu 1 paket APBD

dan APBN

100,000

KPH MR

3

Penguatan kelembagaan masyarakat

5 KTH 5 KTH 5 KTH APBD dan

APBN

50,000 50,000 50,000

KPH MR KPH MR KPH MR

4

Peningkatan kapasitas masyarakat

5 KTH 5 KTH 5 KTH APBD dan

APBN

150,000

150,000

150,000

Page 164: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 141

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

KPH MR KPH MR KPH MR

5

Operasionalisasi kemitraan bersama masyarakat

5 KTH 5 KTH 5 KTH APBD dan

APBN

150,000

150,000 150,000

KPH MR KPH MR KPH MR

Jumlah II. 3 400,000 350,000 350,000 150,000

II.4 Pembinaan dan Pemantauan (Monitoring) Pada Areal KPHP Yang Telah Ada Ijin Pemanfaatan Maupun Penggunaan Kawasan Hutan

1

Pengembangan instrument dan standard operasional prosedur (SOP) untuk pembinaan dan pemantauan area yang berijin

1 paket 1 paket

APBD dan

APBN

50,000 50,000

KPH MR

KPH MR

2

Inventarisasi ijin - ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan

1 paket APBD dan

APBN

50,000

KPH MR

Page 165: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 142

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

3

Pembinaan, monitoring dan evaluasi pemanfaatan hutan pada hutan lindung dalam hal :

a Pemanfaatan kawasan (IUPHKm)

2 klp 2 klp 2 klp 2 klp 2 klp 2 klp 2 klp 2 klp 2 klp 2 klp

APBD dan

APBN

50,000

50,000 50,000 50,000 50,000

50,000

50,000

50,000

50,000 50,000

Monggo dan

Parado

Monggo dan Parado

Monggo dan Parado

Monggo dan Parado

Monggo dan Parado

Monggo dan

Parado

Monggo dan

Parado

Monggo dan

Parado

Monggo dan

Parado

Monggo dan Parado

b Pemanfaatan

jasa lingkungan 2 lokasi 2 lokasi 2 lokasi 2 lokasi 2 lokasi 2 lokasi 2 lokasi 2 lokasi 2 lokasi

APBD dan

APBN

100,000 100,000 100,000 100,000

100,000

100,000

100,000

100,000 100,000

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

c

Pemungutan hasil hutan bukan kayu

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket APBD dan

APBN

50,000

50,000 50,000 50,000 50,000

50,000

50,000

50,000

50,000 50,000

KPH MR

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

d Peningkatan

kapasitas pemegang ijin dalam MONEV

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket APBD dan

APBN

50,000

50,000 50,000 50,000 50,000

50,000

50,000

50,000

50,000 50,000

KPH MR

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

Page 166: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 143

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

4

Pembinaan, monitoring dan evaluasi pemanfaatan hutan pada hutan produksi dalam hal:

a

Pemanfaatan kawasan

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket APBD dan

APBN

30,000

30,000 30,000 30,000 30,000

30,000

30,000

30,000

30,000 30,000

KPH MR

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

b Pemanfaatan jasa lingkungan

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket APBD dan

APBN

20,000 20,000 20,000 20,000

20,000

20,000

20,000

20,000 20,000

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

c Pemanfaatan

hasil hutan kayu dalam hutan tanaman

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket APBD dan

APBN

30,000

30,000 30,000 30,000 30,000

30,000

30,000

30,000

30,000 30,000

KPH MR

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

d Pemanfaatan

hasil hutan bukan kayu dalam hutan tanaman

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket APBD dan

APBN

30,000

30,000 30,000 30,000 30,000

30,000

30,000

30,000

30,000 30,000

KPH MR

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

Page 167: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 144

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

5 Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan penggunaan kawasan hutan untuk sarana perhubungan/jalan, sarana telekomunikasi/radio, pinjam pakai kawasan hutan, transmigrasi

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket

APBD dan

APBN

20,000

20,000 20,000 20,000 20,000

20,000

20,000

20,000

20,000 20,000

KPH MR

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

Jumlah II. 4 360,000

430,000 380,000 380,000 380,000 380,000 380,000 380,000 380,000

380,000

II. 5 Penyelenggaraan Rehabilitasi Pada Areal Di Luar Ijin

1 Prakondisi rehabilitasi lahan kritis

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket

APBD dan APBN

150,00

0 150,000 150,000 150,000 150,000

150,000

150,000

150,000

150,000

150,000

KPH MR

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

2

Penyediaan sarana dan prasarana rehabilitasi

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket

APBD dan APBN

100,00

0 100,000 100,000 100,000 100,000

100,000

100,000

100,000

100,000

100,000

KPH KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

Page 168: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 145

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

MR

3 Kegiatan Penanaman

190 ha 380 ha 380 ha 380 ha 380 ha 380 ha 380 ha 380 ha 380 ha 380 ha

APBD dan APBN

950,00

0 1,140,000

1,140,000

1,140,000

1,140,000

1,140,000

1,140,00

0

1,140,000

1,140,0

00

1,140,000

KPH MR

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

4

Monitoring dan evaluasi kinerja dan kesehatan DAS

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket

APBD dan APBN

150,00

0 150,000 150,000 150,000 150,000

150,000

150,000

150,000

150,000

150,000

KPH MR

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

5

Peningkatan kapasitas SDM dalam monev DAS

1 paket 1 paket

APBD dan APBN

100,00

0 100,000

KPH MR

KPH MR

Jumlah II. 5 1,450,000

1,640,000 1,540,000 1,540,000 1,540,000 1,540,000

1,540,000

1,540,000

1,540,000

1,540,000

II. 6

Pembinaan dan Pemantauan (Monitoring) Pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi Pada Areal Yang Sudah Ada Ijin Pemanfaatan Dan Penggunaan Kawasan Hutan

1 Menyusun rencana pembinaan, pemantauan, dan

1 paket APBD dan

APBN

Page 169: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 146

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

evaluasi pelaksanaan rehabilitasi hutan oleh pemegang ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan

10,000

KPH MR

2 Pembinaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi hutan oleh pemegang ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket

APBD dan

APBN

20,000

20,000 20,000 20,000 20,000

20,000

20,000

20,000

20,000 20,000

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

KPH MR

3 Menyusun rencana pembinaan, pemantauan, dan evaluasirehabilitasi dan reklamasi hutan oleh pemegang ijin

1 paket

APBD dan

APBN

10,000

KPH MR

4

Pembinaan, pemantauan dan evaluasi

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket APBD dan

APBN

Page 170: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 147

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi oleh pemegang ijin/hak

20,000

20,000 20,000 20,000 20,000

20,000

20,000

20,000

20,000 20,000

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

KPH MR

KPH MR

5 Pembinaan penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket APBD dan

APBN

20,000

20,000 20,000 20,000 20,000

20,000

20,000

20,000

20,000 20,000

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

KPH MR

Jumlah II. 6 80,000 60,000 60,000 60,000 60,000 60,000 60,000 60,000 60,000 60,000

II. 7 Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

1 Deliniasi areal

perlindungan setempat

1 paket

APBD dan APBN

50,000

KPH MR

2

Penyusunan SOP perlindungan hutan dan konservasi alam

1 paket

APBD dan APBN

30,000

KPH MR

3 Upayakonservasi

High Conservation Value Forest

1 paket APBD dan

APBN

200,000

KPH MR

Page 171: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 148

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

(HCVF).

3 Patroli/operasi Pengamanan hutan (Rutin dan terpadu, dll)

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket

APBD dan APBN

300,000

300,000

300,000 300,000 300,000

300,000

300,000

300,000

300,000 300,000

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

KPH MR

3

Penanganan konflik tenurial (Pelatihan, Identifikasi dan penanganan)

1 paket 1 paket 1 paket

APBD dan APBN

200,000

50,000

50,000

KPH MR KPH MR KPH MR

Jumlah II. 7 500,000 430,000 550,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000

300,000

II. 8 Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang Ijin

1 Identifikasi perijinan, permasalahan dan koordinasi dengan instansi terkait

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket

APBD dan

APBN

30,000

30,000

30,000 30,000 30,000

30,000

30,000

30,000

30,000 30,000

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

2 Penyusunan grand design tata kelola perijinan di wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu

1 paket

APBD dan

APBN

100,000

KPH MR

Page 172: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 149

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

3 Sinkronisasi Rencana Kerja Usaha Pemegang Ijin mengacu pada Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang/Jangka Pendek KPHP Madapangga Rompu

1 paket 1 paket

APBD dan

APBN

20,000

20,000

KPH MR KPH MR

4 Koordinasi,

Evaluasi, Pembinaan dan Pengendalian

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket APBD dan

APBN

40,000

40,000

40,000 40,000 40,000

40,000

40,000

40,000

40,000 40,000

KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR KPH MR

Jumlah II. 8 90,000 170,000 70,000 70,000 90,000 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000

II.9 Pengembangan Database

1 Pelatihan staf

data base. 3 org

APBD dan

APBN

15,000

KPH MR

2 Penyiapan

perangkat data base

1 paket APBD dan

APBN

100,000

KPH MR

3 Penyusunan dan 1 paket APBD

Page 173: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 150

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

pengelolaan sistem data base

100,000

dan APBN

KPH MR

4 Membangun

manajemen sistem pusat informasi

1paket APBD dan

APBN

100,000

KPH MR

Jumlah II. 9 315,000

Jumlah II

14,876,715

16,646,058 15,526,058

14,826,058

14,396,058

14,376,058

14,376,058

14,626,058

14,376,058 14,376,058

III.

Kegiatan Pendukung

1 Penyusunan

rencana pengelolaan hutan jangka pendek (1 tahun)

1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket APBD dan

APBN

15,000 15,000 15,000 15,000 15,000 15,000 15,000 15,000 15,000 15,000

KPHP

MR KPHP MR KPHP MR KPHP MR KPHP MR KPHP MR KPHP MR KPHP MR

KPHP MR

KPHP MR

2 Peningkatan

kapasitas SDM pengelola KPHP Madapangga Rompu (diklat, studi banding, magang, kursus)

1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali

APBD dan

APBN

pm pm pm pm pm pm pm pm pm pm

Lokasi diklat/S

tudi banding

Lokasi diklat/Studi

banding

Lokasi diklat/Stud

i banding

Lokasi diklat/Stud

i banding

Lokasi diklat/Stud

i banding

Lokasi diklat/Stu

di banding

Lokasi diklat/St

udi banding

Lokasi diklat/Stu

di banding

Lokasi diklat/S

tudi banding

Lokasi diklat/Studi

banding

3 Review RPHJP

KPHP Madapangga Rompu

1 paket APBD dan

APBN

100,000

KPHP MR

Page 174: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 151

No. Rencana Kegiatan

Tahun Pelaksanaan (Volume, Dana (Rp. X 1000), Lokasi)

Sumber Dana

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume Volume

Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana Dana

Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Jumlah III 15,000 15,000 15,000 15,000 115,000 15,000 15,000 15,000 15,000 15,000

TOTAL

17,384,800

19,193,528 16,949,143

16,005,143

15,731,143

15,552,143

15,568,143

15,749,143

15,515,143 15,531,143

Page 175: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 BAB IV - 154

BAB 6PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN

Page 176: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 155

BAB 6 PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN

6.1 Pembinaan

Pembinaan adalah kegiatan untuk memberikan pedoman dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendalian agar organisasi KPHP Madapangga RompuKabupaten

Bima Provinsi NTB dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara berdaya guna dan

berhasil guna. Pembinaan dilakukan terhadap sumberdaya manusia pelaksana

pengelolaan hutan dan masyarakat di sekitar kawasan KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima Provinsi NTB. Dalam rangka pembinaan tersebut perlu dilakukan

upaya - upaya sebagai berikut:

Tabel 6. 1 Upaya Pembinaan dan Indikator Pencapaian KPHP Madapangga Rompu

No Upaya Pembinaan Indikator Pencapaian Keterangan

1 Meningkatkan kemampuan

sumberdaya manusia (SDM)

pengelola KPHP Madapangga Rompu

dalam penyelenggaraan kegiatan

pengelolaan hutan, baik berupa

pendidikan formal ke jenjang yang

lebih tinggi maupun pendidikan non

formal berupa pendidikan dan

pelatihan (diklat) lainnya yang dapat

meningkatkan penguasaan ilmu

pengetahuan dan keahlian guna

mendukung jalannya pengelolaan

hutan;

a. Tersedianya SDM

pengelola KPHP

Madapangga Rompu yang

cukup dan memiliki

kualifikasi sesuai

kebutuhan organisasi

KPHP Madapangga Rompu

b. Adanya SDM masyarakat

yang memiliki keahlian

teknis dan managerial

pengelolaan hutan dan

usaha

Perhitungan kebutuhan

SDM secara kuantitas

disesuaikan dengan

analisis beban kerja.

2 Terbentuknya suatu kondisi yang

dapat menguatkan kerangka

semangat kerjasama diantara pihak

pengelola, pemerintah, pemerintah

daerah, mitra dan masyarakat dalam

pelaksanaan pengelolaan hutan di

a. Adanya MOU antara KPHP

Madpangga Rompu

dengan pihak terkait

dalam kegiatan

pembinaan,

b. Adanya peran aktif pihak

Page 177: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 156

No Upaya Pembinaan Indikator Pencapaian Keterangan

wilayah KPHP Madapangga Rompu; terkait dalam melakukan

pembinaan yang

mendukung pengelolaan

hutan,

c. Adanya peningkatan

kapasitas masyarakat

sekitar wilayah KPHP

Madapangga Rompu

3 Pengembangan sistem informasi

yang baik agar dapat menyajikan hal

- hal baru yang bermanfaat bagi

semua pihak di dalam pengelolaan

hutan;

a. Adanya database

pengeloaan KPHP

Madapangga Rompu

b. Adanya publikasi statistik

KPHP Madapangga Rompu

c. Adanya website KPHP

Madapangga Rompu

Pembinaan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat

mengenai arti pentingnya pengelolaan hutan KPHP Madapangga Rompu, mengingat

masyarakat di sekitar wilayah KPHP Madapangga Rompu merupakan bagian penting

dari kegiatan pengelolaan hutan. Hal ini dapat dilhat dari adanya pembagian peran

terhadap masyarakat.

6.2 Pengawasan

Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap kinerja KPHP

Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB agar dapat melaksanakan tugas

dan fungsi (tupoksi)-nya dengan baik. Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan

hutan KPHP Madapangga Rompu dilakukan oleh pihak internal pengelola maupun

para pihak yang berkompeten dan dilakukan secara langsung agar pelaksanaan

pengelolaan hutan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Maksud dan tujuan

pengawasan adalah untuk memastikan kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan

sesuai dengan arahan rencana pengelolaan hutan yang tertuang dalam dokumen

RPHJP.

Fungsi dari pengawasan dalam hal ini adalah sebagai penghimpun informasi yang

nantinya bermanfaat dalam penilaian, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan

Page 178: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 157

yang terjadi terhadap fungsi dan kelestarian kawasan hutan KPHP Madapangga

Rompu serta perubahan pada aspek sosial ekonomi masyarakat. Disamping sebagai

penghimpun informasi, pengawasan juga dapat berfungsi dalam rangka melakukan

pemeriksaan terhadap ketepatan dan kesesuaian sasaran pengelolaan hutan. Pada

pemeriksaan dimungkinkan dilakukannya perubahan-perubahan terhadap sasaran

dan kegiatan yang dinilai sudah tidak relevan pada kondisi tertentu.

6.3 Pengendalian

Pengendalian adalah segala upaya untuk menjamin dan mengarahkan agar kegiatan

yang dilaksanakan dapat mencapai sasaran sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan. Didalam instansi pemerintahan, pengaturan pengendalian terdapat dalam

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor : 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah. Sistem Pengendalian Intern (SPI) menurut peraturan ini adalah

proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus

oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas

tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien, kehandalan pelaporan

keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan. Sedangkan yang dimaksud dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di

lingkungan pemerintah dan pemerintahan daerah. Unsur Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan

pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan pengendalian intern.

Kegiatan pengendalian yang diterapkan dalam suatu instansi pemerintah dapat

berbeda dengan pengendalian yang diterapkan pada instansi pemerintah lain.

Perbedaan penerapan ini antara lain disebabkan oleh perbedaan visi, misi, lingkungan,

sejarah dan latar belakang budaya dan resiko yang dihadapi oleh instansi itu sendiri.

Untuk menjadikan pengelolaan hutan KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima

berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan, tersedianya informasi yang terbuka

pada tingkat manajemen KPHP Madapangga Rompu, mitra pengelolaan, pemerintah

daerah dan masyarakat, maka perlu dilakukan pengendalian pada unit pengelola

sehingga tujuan dari pengelolaan hutan dapat tercapai dan menjamin seluruh proses

pengelolaan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Lingkup pengendalian

dilakukan pada tingkat pimpinan manajemen KPHP Madapangga Rompu Kabupaten

Page 179: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 158

Bima sampai kepada pelaksana dilapangan sehingga tanggung-jawab didalam

pelaksanaan pengelolaan hutan KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima berjalan

berdasarkan prosedur operasional dan tata kerja organisasi KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB.

Page 180: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 BAB IV - 159

BAB 7PEMANTAUAN, EVALUASI DAN

PELAPORAN

Page 181: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 160

BAB 7 PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

7.1 Pemantauan

Pemantauan adalah kegiatan pengamatan secara terus menerus terhadap pelaksanaan

suatu tugas dan fungsi satuan organisasi. Kegiatan pemantauan yang dilanjutkan

dengan evaluasi dapat dilakukan oleh unsur internal KPHP Madapangga Rompu

maupun unsur eksternal baik oleh instansi pemerintah maupun masyarakat.

Pemantauan atau monitoring terhadap jalannya pengelolaan hutan dilaksanakan oleh

KPHP Madapangga Rompbersama-sama dengan instansi terkait dan pihak lembaga

swadaya masyarakat (LSM) sebagai mitra. Pemantauan dilaksanakan dengan

melakukan penilaian terhadap seluruh komponen pengelolaan hutan. Hasil yang

diperoleh dari pemantauan akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

evaluasi pengelolaan hutan. Jangka waktu pemantauan dapat dilakukan secara

berkala.

8.2 Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan melihat ukuran kuantitatif dan kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan, yang dikategorikan kedalam

kelompok masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), dan manfaat

(benefits). Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi mencakup ; (1) pemantauan dan

evaluasi oleh internal KPHP Madapangga Rompu, (2) pemantauan dan evaluasi oleh

institusi lain, dan (3) pemantauan dan evaluasi oleh masyarakat. Evaluasi

keberhasilan program pengelolaan hutan KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima

dapat diukur dari:

Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap kawasan KPHP Madapangga

Rompusemakin menurun;

Timbulnya kesadaran dan meningkatnya peran aktif masyarakat terutama yang

disekitar kawasan untuk menjaga dan melindungi kawasan KPHP Madapangga

Page 182: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 161

Rompudari gangguan keamanan kawasan serta berkembangnya nilai-nilai kearifan

lokal masyarakat dalam mendukung pengelolaan kawasan;

Berhasilnya program pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan sebagai upaya

alternatif dalam peningkatan perekonomian masyarakat;

Meningkatnya pengelolaan kawasan oleh seluruh stakeholder terkait yang memiliki

kepedulian terhadap kawasan KPHP Madapangga Rompu, yang dimulai dari

Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Bima, KPHP Madapangga Rompu, dan pihak mitra

pendukung;

Tersedianya data dan informasi mengenai potensi kawasan.

8.3 Pelaporan

Pelaporan merupakan bentuk pertanggung-jawaban kegiatan mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi. Pada instansi pemerintah, pelaporan

seluruh kegiatan yang dilaksanakan disampaikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP). Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk mengkomunikasikan

capaian kinerja dari suatu instansi pemerintah dalam satu tahun anggaran, yang dikaitkan

dengan pencapaian tujuan dan sasarannya. Penyampaian laporan disampaikan kepada pihak

yang memiliki hak atau yang berkewenangan meminta keterangan atau pertanggung-jawaban.

Pada kegiatan pelaporan, KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima melaporkan

hasil akhir dari seluruh kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan oleh KPHP Madapangga

Rompusesuai dengan fungsi dan tugasnya secara berkala. Acuan yang digunakan

dalam pelaporan adalah berdasarkan standar prosedur operasional yang berlaku pada

lingkup Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bima. Pelaporan disusun

dengan mengacu kepada Prosedur Kerja KPHP Madapangga Rompu. Tahapan dari

penyampaian laporan dimulai dari penyiapan format laporan, penyusunan bahan

laporan dan resume telaahan bahan laporan sampai kepada tahap penyusunan

Laporan Bulanan, Laporan Triwulan, Laporan Semester, dan Laporan Tahunan.

Seluruh laporan yang telah tersusun ditandatangani oleh Kepala KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima dan disampaikan kepada Kepala Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Bima.

Page 183: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 BAB IV - 162

BAB 8PENUTUP

Page 184: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA ROMPU KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 163

BAB 8 PENUTUP

Dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Madapangga

Rompu Kabupaten Bima Provinsi NTB Tahun 2017 - 2026 merupakan arahan makro

dan menjadi landasan utama serta pedoman bersama dalam pelaksanaan setiap

kegiatan pembangunan kehutanan di wilayah kelola KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima untuk jangka waktu10 (sepuluh) tahun dalam rangka mewujudkan

visi KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bimayaitu: “Terwujudnya Pengelolaan

Hutan KPHP Madapangga Rompu Yang Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan

Masyarakat”.

Pengelolaan hutan KPHP Madapangga Rompu dilaksanakan mengacu kepada fungsi

hutan yang kemudian menjadi dasar pembagian blok pengelolaan yang meliputi:HL

Blok Inti; HL Blok Pemanfaatan; HP Blok Perlindungan; HP Blok Pemanfaatan HHK-HT;

HP Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan, HHBK; HP Blok Pemberdayaan

Masyarakat;dan HP Blok Khusus. Secara teknis, nantinya kegiatan pengelolaan hutan

KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima dilaksanakan berbasis pada blok dan

petak.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Madapangga Rompu

Kabupaten Bima Tahun 2017 - 2026 akan menjadi acuan untuk penyusunan rencana

pengelolaan hutan jangka pendek KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima Provinsi

NTB.

Page 185: 2017 - 2026kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1570579093rphjp_mada… · tenurial, perambahan, dan illegal logging, 4) terinspirasinya potensi KPHPP Madapangga Rompu yang meliputi

RPHJP –KPHP MADAPANGGA KABUPATEN BIMA TAHUN 2017-2026 BAB IV - 133

LAMPIRAN