hutan adat (dampak perambahan hutan atas kerukunan …repository.uinjambi.ac.id/2370/1/sip.141790_si...
TRANSCRIPT
1
HUTAN ADAT
(Dampak Perambahan Hutan Atas Kerukunan Warga
Desa Renah Alai Jangkat Merangin Jambi)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh GelarSarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Pada Fakultas Syari’ah
Oleh:
SI ALDI
NIM: SIP.141790
KONSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
1439H/2018M
2
3
4
MOTTO
والبحربماكسبت ايدي الناس ظهرالفساد في البر
الذي عملىا لعلهم يرجعىن.ليذقهم بعض
Artinya:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan
manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
5
ABSTRAK
Hutan Adat (Dampak Perambahan Hutan Atas Kerukunan Wargaa Renah Alai
Kecamatan Jangkat Merangin Jambi). Hutan adat merupakan warisan dari orang-
orang sebelumnya yang diwariskan kepada masyarakat adat yang berada
dilingkungan tersebut. Hutan ini bisa menjadi hutan produksi dan fungsi lindung
sesuai dengan ketentuan atau aturan adat tersebut.
Penelitian ini mengkaji tentang permasalahan yang terjadi di tanah adat
Marga Serampas tepatnya di Desa Renah Alai Kecamatan Jangkat. Pada pokok
permasalahannya yaitu terjadi perambahan liar atau perambahan hutan yang
dilakukan oleh kelompok eksodus yang berada disekitar TNKS (Taman Nasional
Kerinci Sebelat) sehingga hutan adat marga serampas ikut dirambah oleh
kelompok tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif. Dalam penelitian ini bagaimana bagaimana fungsi atau peran Aparatur
Pemerintah dan Lembaga Adat dalam mengkondusifkan keadaan kepada
warganya agar tetap rukun dan taat terhadap aturan yang berlaku.
Kata Kunci: Perambahan Hutan Adat,Kerukunan Warga,Lembaga Adat,Aparatur
Desa.
6
PERSEMBAHAN
Fuji beserta syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-nya, sehingga aku tetap optimis untuk menyelesaikan Skripsi ini dan
berharap mendapat keridhaan-nya.
Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, pembawa
risalah pencerahan bagi manusia.
Ku persebahkan karya ini kepada:
Kedua orang tua ku ayahanda Halimin dan ibunda Nur Mala dan keluraga besarku
beserta teman-teman yang selalu memotivasiku.
7
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil „alamin puji berserta syukur atas limpahan rahmat yaang
diberikan oleh allah subhana wata‟ala. Dengan nikmat ialah sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian ini dengan seizin nya serta berbagai upaya,usaha
dan do‟a yang dilakukan.
Kemudian shalawat beriringkan salam kepada baginda nabi akhir zaman
muhammad SAW. Sebagai panutan umat islam yang harus di ikuti agar kehidupan
damai dan sentosa serta meraih kebahgiaan dunia dan akhirat.
Dengan judul penelitian penulis “Perambahan Hutan: Dampaknya Bagi
Kerukunan Warga di Hutan Adat Desa Renah Alai Kecamatan Jangkat
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi”. Penulis berharap penelitian ini dapat
bermanfaat nantinya bagi pembaca penelitian ini karena dalam penelitian ini
membahas bagaimana perambahan liar yang terjadi di area hutan adat Desa Renah
Alai serta bagaimana situasi permasalahan yang terjadi dan bagaimana
dampaknya bagi masyarakat Desa Renah Alai.
19 September 2018
Penulis
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
LEMBARAN PERNYATAAN..........................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN....................................................................iv
MOTTO.................................................................................................................v
ABSTRAK...........................................................................................................vi
PERSEMBAHAN..............................................................................................vii
KATA PENGANTAR......................................................................................viii
DAFTAR ISI.......................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.............................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1
B. Rumusan Masalah............ ........................................................................5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.............................................................6
D. Kerangka Teori..........................................................................................6
E. Tinjauan Pustaka.....................................................................................11
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................15
B. Pendekatan Penelitian.............................................................................15
C. Jenis dan Sumber Data............................................................................16
D. Unit Analisis..............................................................................................17
E. Instrumen Pengumpulan Data................................................................17
F. Teknik Analisa Data................................................................................19
G. Sistematika Penulisan..............................................................................20
H. Jadwal Penelitian.....................................................................................22
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
9
A. Aspek Geografis.......................................................................................24
B. Aspek Demografis....................................................................................24
C. Aspek Ekonomi ........................................................................................25
D. Aspek Pemerintahan................................................................................31
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Konflik di Area Hutan Adat Desa Renah Alai.....................................37
B. Langkah-Langkah Pemerintah dalam Mewujutkan Kerukunan di
Desa Renah Alai.......................................................................................47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................56
B. Saran-Saran..............................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
10
DAFTAR SINGKATAN
TNKS : Taman Nasional Kerinci Sebelat
RW : Rukun Warga
RT : Rukun Keluarga
SDM : Sumber Daya Manusia
SDA : Sumber Daya Alam
SDP : Sumber Daya Pembangunan
SDSB : Sumber Daya Sosial Budaya
KK : Kartu Keluarga
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
TK : Taman Kanak-Kanak
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menegah Atas
SMU : Sekolah Menengah Umum
PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat
UU : Undang-Undang
UUD : Undang-Undang Dasar
PerDa : Peraturan Daerah
UIN : Universitas Islam Negeri
11
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Wilayah Administratid Pemerintahan Desa.................................25
Tabel 3.2 : Jumlah Penduduk Desa................................................................25
Tabel 3.3 : Mata Penaharian Desa..................................................................25
Tabel 3.4 : Jenis Produksi Ekonomi...............................................................25
Tabel 3.5 : Daftar Sumber Daya Alam...........................................................26
Tabel 3.6 : Daftar Sumber Daya Manusia......................................................26
Tabel 3.7 : Daftar Sumber Daya Pembangunan.............................................27
Tabel 3.8 : Daftar Sumber Daya Sosial Budaya.............................................27
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Desa Renah Alai..........................................31
Gambar 1.1 : Kawasan Lokasi Perambahan Hutan............................................38
Gambar 3.2 : Kawasan Lokasi Perambahan Hutan............................................40
Gambar 3.4 : Lokasi Hutan yang dijadikan Tani Kopi......................................43
Gambar 3.5 : Lokasi Hutan yang dijadikan Tani Pisang dan Kulit Manis........44
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara yang besar dan memiliki sumber daya
alam yang melimpah baik itu dari sumber daya alam hayati maupun dari
sumber daya alam non hayati. Salah satunya sumber daya hutan yang
memiliki peran penting dalam kehidupan manusia yang harus dijaga dan di
lestarikan keberadaan nya. Dalam pembahasan peneliti yang mana tertuju
terhadap sumber daya alam hayati yaitu sumber daya hutan.
Hutan suatu ekosistem yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya
agar manfaat dan kegunaan hutan itu sendiri dapat dinikmati
keberadaannya. UU No. 41 Tahun 1999, Pasal 3: Tujuan pengelolaan
kehutanan itu sendiri antara lain adalah menjamin keberadaan hutan luasan
yang cukup dan sebaran yang proporsional, mengoptimalkan aneka fungsi
hutan( fungsi konservasi, fungsi lindung, fungsi produksi untuk
mendapatkan manfaat lingkungan, sosial budaya dan ekonomi yang
seimbang dan lestari), meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai,
meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan
keberadaan masyarakat secara partisipatif,berkeadilan dan berwawasan
lingkungan sehingga mampu menciptakan ketahanan sosial dan ekonomi
14
serta ketahanan terhadap akkibat perubahan eksternal dan menjamin
distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan.1
Dalam pembahasan yang dibahas peneliti ini yang mana hutan desa
Renah Alai yang berbatasan dengan desa Sungai Lalang terjadi
perambahan liar di area hutan adat desa Renah Alai yang terletak di
kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat.
Perambahan hutan yang terjadi di kawasan hutan TNKS yang
mengakibatkan hutan adat desa Renah Alai ikut di rambah oleh perambah
atau pelaku pembalakan liar sehingga memicu kemarahan warga terhadap
pelaku perambahan hutan. Dari informasi Tribun Jambi ratusan warga
desa Renah Alai melakukan sweeping ke perbatasan desa Renah Alai
dengan desa Sungai Lalang untuk mengusir para pelaku perambah di area
hutan tersebut. Hal ini hampir menimbulkan konflik antara warga dengan
pelaku perambahan hutan namun beruntung dapat diamankan oleh
keamanan setempat.2
Perambahan yang terjadi di area Taman Nasional Kerinci Sebelat
sudah terjadi beberapa tahun belakangan namun kurangnya pengawasan
dari pihak TNKS atau Kehutanan, perambahan terus terjadi sehingga
meluas ke hutan adat Marga Serampas dari 106 Ha hutan adat Marga
Serampas yang berada di kawasan TNKS hanya tersisa 65 Ha. Terjadinya
1 Takdir Rahmadi,Hukum Lingkungan Di Indonesia,(Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada,2013),hlm.164-165 2 ttps://www.imcnews.id/read/jangkat-memanas-warga-usir-perambah-hutan.
15
perambahan yaitu sejak 2015 awal hingga maraknya pada tahun 2018
awal.3
Dalam pembahasan ini penulis fokus terhadap pembahasan hutan
adat Desa Reanah Alai yang mana pada studi kasus nya yaitu hutan Adat
Desa Renah Alai Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin yang
berbatasan dengan desa Sungai Lalang yang luasnya kurang lebih 105 Ha.
namun tetap tunduk terhadap aturan Marga Serampas.
Sebagimana Peraturan Daerah Kabupaten Merangin No 8 Tahun
2016 Tentang Pengakuan Dan Perlindungan Hukum Adat Marga
Serampas. Dalam sistem penguasaan dan memanfaatan lahan terdapat dua
poin yaitu lahan milik bersama yaitu yang dijadikan hutan adat kemudian
lahan milik pribadi yang meliputi pemukiman, lahan pemukiman,
pekarangan, kebun dan sawah.4
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945,secara tegas dalam Pasal 18 B ayat 2, bahwa Negara mengakui dan
menghormati satuan-satuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur
dalam Undang-Undang. Isi dari Pasal 18 B ayat 2 Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu mengakui bahwa
masyarakat adat memiliki hak dan kewenangan dalam mengelola hutan
3 Wawancara Dengan Jasdianto,Warga Desa Renah Alai, 13 Agustus 2017.
4 Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pengakuan Dan
Perlindungan Masyarakat Hukum Adat Serampas, Pasal 12 ayat (2 dan 3).
16
adat yang berada di wilayahnya masing-masing. Masyarakat hukum adat
berhak untuk menguasai, memiliki dan mendapatkan hasil hutan tanah
adat yang mereka miliki.
Tanah dan hutan memiliki arti yang penting bagi masyarakat
hukum adat. Keberadaan masyarakat hukum adat di Indonesia merupakan
hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan mereka. Persekutuan
dengan tanah yang diduduki terdapat hubungan yang erat, hubungan yang
bersifat religio-magis. Hubungan ini menyebabkan persekutuan
memperoleh hak untuk menguasai tanah yang dimaksud, memanfaatkan
tanah, memungut hasil dari tumbuh-tumbuhan yang hidup diatas tanah itu,
juga berburu terhadap binatang-binatang yang hidup disitu. Pasal 3
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria berisikan ketentuan bahwa hak persekutuan atas tanah ini
disebut hak ulayat.5
Dengan adanya fakta dan permasalahan yang tejadi di tengah
masyarakat adat Maraga Serampas terhadap kerusakan lingkungan atau
perambahan hutan adat Desa Renah Alai seperti yang telah dikemukakan
di atas, maka penulis mersa tertarik untuk melakukan kajian secara
mendalam terhadap permasalahan yang terjadi, dalam bentuk skripsi
dengan mengangkat judul “Hutan Adat: Dampak Perambahan Hutan
Atas Kerukunan Warga Desa Renah Alai Jangkat Merangin Jambi”.
5 Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria, Pasal 3.
17
B. Rumusan Masalah
Dari uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah diatas,
maka dapat dirumuskan permasalahan yang ingin penulis bahas dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana konflik yang terjadi di tanah adat Desa Renah Alai
Jangkat Merangin Jambi?
2. Apa langkah-langkah pemerintah dalam mewujudkan kerukunan di
masyarakat Desa Renah Alai Kecamatan Jangkat Kabupaten
Merangin Jambi?
C. Batasan Masalah
Peristiwa dan kejadian terhadap konflik yang terjadi ditengah-
tengah masyarakat sering kali terjadi di berbagai wilyah di Indonesia.
Karena latar belakang yang berbeda, seperti latar belakang suku, agama,
adat-istiadat dan lain sebagainya. Sehingga dengan demikian konflik tidak
bisa di hindari dalam kehidupan sehari-hari. Terkait dengan permasalahan
yang terjadi. Oleh karena itu agar permasalahan dalam penelitiaan ini tidak
melebar dan demi tercapainya target penelitian, maka penulis membatasi
permasalahan dengan fokus pada penelitian “Hutan Adat(Dampak
Perambahan Hutan Atas Kerukunan Warga Desa Renah Alai Jangkat
Merangin Jambi)”.
D. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka
tujuan dari penelitian dan penulisan skripsi ini , adalah sebagai berikut :
18
a. Untuk mengetahui bagaimana konflik yang terjadi di tanah adat
Desa Renah Alai Jangkat Merangin Jambi.
b. Untuk mengetahui dan memahami apa saja langkah-langkah
pemerintah setempat dalam menciptakan kerukunan ditengah
masyarakat Desa Renah Alai Jangkat Merangin Jambi.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan penelitian dan penulisan skripsi ini,
adalah sebagai berikut :
1. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan mengenai pebahasan peneliti.
2. Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan p ikiran bagi penulis khususnya, mahasiswa, masyarakat
dan pemerintah, antaupun bagi pembaca mengenai penebangan liar
atau maslah penebangan huatan adat.
3. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) Pada
Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Syari‟ah, Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
F. Kerangka Teori
a. Teori Konflik
Konflik adalah sesuatu hal yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat atau sosial antara suatu kelompok dengan kelompok yang
lainnya dengan cara menyingkirkan kelompok atau individu dalam
mencpai tujuan, keinginan atau kepentingan nya.
19
Sedangkan defenisi konflik menurut soekanto adalah suatu proses
sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya
dengan cara menentang pihak lawan yang di sertai dengan ancaman atau
kekerasan.6 Sanderson konflik adalah pertentangan kepentingan antara dua
atau dengan kalangan berbagai individu dan kelompok sosial, baik yang
terjadi pertentangan terbuka atau kekerasan fisik.7
Konflik adalah sebuah gejala yang terjadi di kehidupan sehari-hari di
masyarakat. Konflik adalah sebuah persepsi yang berbeda dalam melihat
suatu situasi dan kondisi yang selanjutnya teraplikasi dalam bentuk aksi-
aksi sehingga telah menimbulkan pertentangan dengan pihak-pihak
tertentu. Ada yang mengatakan setiap orang itu memiliki perbedaan atau
secara istilah disebut “different think, different opinion, different analysis,
an too different action.” Dan perbedaan itu terjadi karena dilatar belakangi
oleh berbagai sebab, seperti latar belakang experience, reference, keluarga,
pendidikan, organisasi, dan lain sebagainya. Dimana perbedaan ini secara
langsung dan tidak langsung telah melahirkan konflik.8
Sedangkan teori konflik dalam penelitian peneliti adalah teori konflik
dari pemeikiran Lewis Coser. Coser menggambarkan konflik sebagai
perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan yang berkenaan
dengan status, kekuasaan, dan sumber-sumber kekayaan yang persediyaan
nya tidak mencukupi. Pihak-pihak yang berselisih tidak hanya ber maksud
6 Soerjono Soekanto, Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1985),Hlm.11 7 Stephen K. Sanderson, Makro Sosiologi Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial,
(Jakarta: Praja Grafindo Persada, 2000), Edisi Ke-2, Hlm.13 8 Irham Rahmadi, Perilaku Organisasi Teori, Aplikasi Dan Kasus,(Bandung: Cv
Alfabeta, 2016),Hlm .148-149
20
untuk memperoleh barang yang diinginkan, tetapi juga memojokkan,
merugikan atau menghancurkan lawan mereka. Lebih lanjut Lewis Coser
menyatakan, perselisihan atau konflik dapat berlangsung antara individu,
kumpulan, atau antara individu dan kumpulan. Bagaimanapun, konflik
antar antar kelompok maupun intra kelompok senantiasa ada di tempat
orang hidup bersama.9
Dari teori Lewis Coser dapat di artikan bahwa keadaan konflik yang
terjadi di Desa Renah Alai dilatar belakangi oleh kekurangan sumber-
sumber kekayaan yang berada di tempat tinggal pelaku pemalakan hutan
yang mengakibatkan kemiskinan sehingga suatu kelompok berusaha
memenuhi kepentingan mereka demi tercapai nya tujuan yang mereka
inginkan atau demi meraih keuntungan yang besar walaupun menantang
suatu pihak atau kelompok ataupun menantang atauran-aturan yang berada
dilingkungan tersebut.
Sedangkan dari analisa penulis mengapa terjadi permasalahan
sedemikian rupa karena para pelaku ingin memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarga ataupun memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi pada zaman
sekarang sulitnya mencari mata pencaharian, minimnya lapangan
pekerjaan dan naiknya harga barang-barang. Sehingga untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari kurang mencukupi.
Dalam pandangan Karl Max bahwa terjadi konflik salah satunya
adalah adanya kelas dalam kehidupan sosial yang kelas sikaya dan simikin
9 Wirawan, Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma, (Jakarta:Kencana,2012), Hlm.83
21
atau buruh. Jadi pandangan Max tentang konflik pada dasarnya muncul
dalam upaya memperoleh akses terhadap kekuatan produksi, apabila ada
kontrol dari masyarakat konflik akan bisa dihapus. Artinya, bila
kapitalisme digantikan dengan sosialisme, kelas-kelas akan terhapus dan
pertentangan kelas akan terhenti.
Sedangkan menurut Max Weber konflik dalam menperebutkan
ekonomi merupakan ciri dasar dalam kehidupan sosial.10
Jadi dapat
dipahami bahwa faktor ekonomi dapat menimbulkan konflik di dalam
kehidupan sosial. Berkaitan dengan pembahasan peneliti jelas di sini
bahwa faktor ekonomi sangat mempengaruhi terjadinya konflik di tengah
masyarakat kita. Dalam kasus yang terjadi di desa renah alai yang mana
adanya kelompok-kelompok dari luar daerah yang ingin merampas
kekayaan sumber daya alam milik masyrakat setempat dan para pelaku
pembalakan hutan menerobos hutan dalam upaya melakukan aksi
pembalakan yang tidak seharusnya dilakukan.
b. Teori kerukunan
Berkaitan dengan pembahasan peneliti yang mana berjudul
Perambahan Hutan(Dampak Nya Bagi Kerukunan Warga Di Hutan Adat
Desa Renah Alai Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin). Jadi dari
judul di atas bahwa terjadinya perambahan hutan tanpa izin yang
dilakukan oleh kelompok eksodus yang menimbulkan kegaduhan warga
serta keresahan warga terhadap perambahan liar tersebut. Dalam hal ini
10
Ibid, Hlm.66-69.
22
penulis memandang agar tidak terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan
bagaimana upaya dari aparatur desa dalam mereda dan mendamaikan
keadaan agar masyarakat hidup rukun dan tetap harmonis.
Dalam teori kerukunan sosial memandang kselarasan atau harmoni
hubungan sosial dapat terjadi dalam interaksi antara elemen masyarakat
dan kulturalnya dengan setidaknya lima teori dasar antara lain:
1. Teori nilai yaitu kerukunan dan integrasi sosial dapat terjadi
apabila masing-masing kelompok dan subkultur dalam
masyarakat saling mentaati nilai-nilai sosial. Nilai merupakan
sesuatu yang diyakini dan dijalankan dalam masyarakat.
2. Teori struktural yaitu kerukunan sosial dipengaruhi oleh
struktur sosial dalam masyarakat. Pihak penguasa sebagai
struktur tertinggi dapat menerapkan peraturan-peraturan yang
mengitegrasikan masyarakat.
3. Teori idealis yaitu kerukunan sosial dapat terjalin apabila
terdapat ide, gagasan, visi, ataupun ideologi yang mengikat
anggota masyarakat secara keseluruhan.
4. Teori resiprositas yaitu kerukunan sosial dan integrasi sosial
dapat terjadi apabila dalam masyarakat dibangun jalinan sosial
yang mantap.
5. Teori interaksi yaitu kerukunan sosial dapat terjadi apabila
terjadi interaksi rasional antar kelompok, etnis, agama dan
klain sebagainya. Dengan demikian saling menguntungkan satu
23
dengan yang lain dalam hidup bermasyarakat dan dapat
memberikan manfaat bagi masing-masing.11
c. Pemerintahan Desa
Pemerintah Desa selaku orang yang memiliki kewenangan di desa
memiliki peran penting dalam mewujutkan stabilitas keamanan dan
ketentraman di desa tersebut. Pemerintah Desa atau Kepala Desa adalah
penyelenggara pengurusan rumah tangga desa dan penyelenggara
pemerintah desa. Kepala Desa wajib melindungi, membela, meningkatkan
kesejahteraan dan pengetahuan serta kehidupan penduduk desa.12
Kepala Desa mempunyai kedudukan sebagai wakil desa dalam badan
hukum, tetapi dalam melaksanakan tugasnya terutama urusan yang
penting, maka dapat meminta pertimbangan dari anggota pamong desa
atau perangkat desa. Di dalam mengambil keputusan yang menyangkut
hajat hidup penduduk desa, maka dapat mengadakan musyawarah dan
meminta pendapat dengan masyarakat desa.
Berkaitan dengan permasalahan yang terjadi maka bagaimana seorang
Kepala Desa selaku orang yang tertinggi di desa mewujutkan perannya
dalam menciptakan masyarakat yang rukun dan tentram.
G. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka atau tela‟ah pustaka ataupun juga bisa disebut
landasan teori merupakan studi pendahuluan (preliminary study) yang
11
http://hisnuddin.blongspot.co.id/2009/10/teori-kerukunan-sosial.html?m=1 12
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, hlm.79.
24
bertujuan untuk mencari data tentang masalah yang di teliti, yang
dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian yang telah ada dan atau hasil studi
pustaka.13
Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Reza
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia
yang berjudul Membangun Partisipasi Masyarakat dalam Melestarikan
Hutan. Penelitian ini bertujuan untuk merngetahui kerjasama dalam
melestarikan hutan dan menjaga Kehutanan Dengan Mempertahankan
Nilai-nilai Kearifan Lokal Daerah Setempat Kearifan lokal (local
genius/lokal wisdom) merupakan pengetahuan lokal yang tercipta dari
hasil adaptasi suatu komunitas yang berasal dari pengalaman hidup yang
dikomunikasikan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal dengan
demikian merupakan pengetahuan lokal yang digunakan oleh masyarakat
lokal untuk bertahan hidup dalam suatu lingkungannya yang menyatu
dengan sistem kepercayaan, norma, budaya dan diekspresikan di dalam
tradisi dan mitos yang dianut dalam jangka waktu yang lama. kekayaan
budaya indonesia yang beragam, dan adanya keberagaman multietnis di
Indonesia yang membentuk nilai nilai luhur yang secara turun temurun
diberikan kepada generasi penerus yang ada di suatu daerah dan mayoritas
masyarakat indonesia yang dijuluki sebagai negara agraris, ini jugamenjadi
penunjang terhadap eksistensi pemeliharaan nilai nilai yang akan
mepertahankan hutan dilihat dari segi ekologis dan estetitikanya.
13
Ishaq, Metode Penelitian Hukum Dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Desertasi,
(Kerinci:Stain Press,2015),Hlm.129.
25
Perpaduan alam dan kebudayaan masyarakat setempat menjadi dasar akan
adanya rasa ingin menjaga agar hutan tetap lestari.14
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Hefri Oktoyoki Dari
Program Studi Ilmu Pengelolaan Hutan Sekolah Pasca Sarjana Di Institut
Pertanian Bogor Pada Tahun 2016. Yang berjudul “Pengelolaan Sumber
Daya Hutan Di Kerinci Oleh Lembaga Adat” yang mana dalam penelitian
nya bahwa suatu kelembagaan adat atau yang disebut dengan ninek
mamak di kerinci, mereka selaku pemangku adat atau selaku pemangku
adat sangat memiliki pean penting dalam mengelola sumber daya hutan
sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat adat kerici. Salah satu fungsi
pemangku adat yaitu menetapkan norma-norma atau aturan-aturan adat
yang bisa mengikat bagi masyarakat adat di kerinci karena lembaga adat
begitu di taati oleh masyrakat adat kerinci. Bagaimana lembaga adat dapat
memberikan aturan terkait hutan yang boleh di kelola oleh masyarakat
atupun batas-batas hutan yang dilarang. sehingga dengan demikian tidak
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.15
ketiga, penelitian yang dilakuakan oleh Ina Marina Dari Fakultas
Ekologi Manusia IPB 2011. Yang Berjudul Analisa Konflik Sumber Daya
Hutan Dikawasan Konservasi Gunung Halimun-Salak Bogor. Adapun
penelitian nya yaitu yang mana konflik yang terjadi antara masyarakat
dengan pemerintah yang mana ketika pihak dari Taman Nasional
14
Muhammad Reza, Membangun Partisipasi Masyarakat dalam Melestarikan Hutan,
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia. 15
Hefry Oktoyoki, Pengelolaan Sumber Daya Huta Di Kerinci Oleh Lembaga Adat,
Program Studi Ilmu Pengelolaan Hutan Paca Sarjana Di Institut Pertanian Bogor:2016.
26
menganggap bahwa gunung halimun-salak adalah milik negara karena
tidak terbebani hak atas tanah, sedangkaan masyrakat adat menganggap
bahwa gunung halimun adalah milik adat karena warisan dari leluhur anak
cucu mereka.16
Dari ketiga tinjauan pustaka tersebut dapat di simpulkan bahwa
penelitian terdahulu dengan penelitian penulis memiliki perbedaan dan
kesamaan namun dalam fokus penelitiannya yaitu sama-sama membahas
tentang kehutanan. Dan adapun perbedaannya yang mana penelitian
penulis yaitu adanya hak warga setempat yang dirampas oleh kelompok
eksodus yang ingin menguasai hutan tersebut. Namun ada sedikit
kesamaan dengan penelitian yang ketiga sama-sama membahas tentang
permasalahan atau konflik yang terjadi. Dan dalam pembahasan penelitian
penulis lebih kepada perambahan hutan yang terjadi di area hutan adat
Desa Renah Alai dampaknya bagi kerukunan warga setempat.
16
Ina Marina, Analisa Konflik Sumber Daya Hutan Di Kawasan Konservasi Gunung
Halimun-Salak, Bogor, Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertaanian Bogor;2011.
27
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif dengan teknik anlisis deskriftip. Pendekatan teknik analisis
deskriftip merupakan sebuah metode penelitian yang menggambarkan
subjek dan objek yang teliti sesuai apa adanya.
Dalam hal ini penulis bermaksud untuk mendalami dan memahami
situasi sosial masyarakat dan kondisi gejala alam yang terjadai di tengah
masyarakat di Desa Renah Alai Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin.
Guna mendapatkan data yang akurat dan real dengan cara mendalami
melalui penelitian ke lokasi penelitian perkara agar memperoleh hasil
sebagaimana yang di harapkan peneliti.
Sumber untuk memperoleh data melalui obsevasi, wawancara
maupun dokumentasi. Adapun penelitian ini terpusat kepada Pemerintahan
Desa dan Masyarakat Desa Renah Alai dan untuk mengetahui bagaimana
Sinergitas Pemerintah Dan Masyarakat dalam menjaga dan melestarikan
hutan adat mereka. Dengan permasalahan yang terjadi di yaitu penebagan
liar di area hutan adat Desa Renah Alai yang dilakukan oleh kaum
oksodus-oksodus yang tidak bertanggung jawab.
28
B. Jenis Dan Sumber Data
a. Jenis Data
Secara umum jenis data dalam penelitian ini dapat dibagai menjadi dua
bagian yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian
yang diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek
penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh saat
meneliti di lapangan. Data pokok yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu di peroleh secara langsung melalui wawancara.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan
atau pengelolaan data yang bersifat studi dokumentasi atau analisa
dokumen atau data yang berbentuk sudah jadi.17
Data sekunder dalam
penelitian ini, yaitu diperoleh melalui literatur atau dokumen berupa
perundang-undang, buku, jurnal, maupun internet yang pokok bahasannya
berhubungan dengan pembahasan peneliti.
b. Sumber Data
Sumber data adalah dari mana data diperoleh.18
Dapat berupa
bahan pustaka atau responden. Sumber data dari dokumentasi dan sumber
17
Iskandar, Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif, Kualitatif,
(Jakarta: GP Press,2008 ,),Hlm.253. 18
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta:1998).Hlm.114.
29
lapangan. Sedangkan sumber data dari penelitian ini di peroleh dari Media
Informasi, Kepala Desa, Perangkat Desa, Lembaga Adat Dan Masyarakat
yang berada di lingkungan sekitar area perambahan hutan.
C. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang di perhitungkan
sebagai subjek penelitian atau bisa diartikan sebagai sesuatu yang
berkaitan dengan fokus atau komponen yang di teliti. Dan unit analisis
suatu penelitian dapat berupa individu, kelompok, organisasi, wilayah,
benda dan waktu sesuai dengan fokus permasalahan yang di teliti.19
Unit analisis dalam penelitan ini adalah pemerintah desa dan
masyarakat desa Renah Alai Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin
yang meliputi kepala desa, sekretaris desa, ketua lembaga adat dan
masyarakat petani Desa Renah Alai Jangkat.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian. Untuk mendapatkan data yang
akurat dan lengkap, maka dalam penulisan skiripsi ini penulis menggunakan
beberapa metode, yaitu:
1. Observasi
Tehnik pengumpulan data dengan Observasi digunakan apabila,
penelitian berkenan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
19
http://www.referensimakalah.com/
30
alam. 20 Metode ini maksudnya untuk mengumpulkan data dalam bentuk
pengamatan, pencatatan, secara sistematis terhadap Fenomena-fenomena
yang sedang diteliti seperti :
a. Place, atau dimana tempat interaksi dalam situasi sosial sedang
berlangsung
b. Actor, pelaku orang yang sedang melakukan peran tertentu
c. Aktivility, atau kegiatan yang dilakukan oleh actor dalam sosial yang
sedang berlangsung.
2. Dokumentasi (dokumentation)
Dokumentasi merupakan suatau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data melalui berbagai macam cara atau jenis berupa
tulisan, baik berupa arsip-arsip, buku, surat kabar, majalah, pendapat atau
teori, hukum-hukum atau aturan-aturan dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan masalah penelitian tersebut. “Teknik dokumentasi
ini dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan data yang berhubungan
dengan penelitian”.21
Dokumentasi yang peneliti dapat dari penelitian ini
yaitu melalui pengumpulan data dari jurnal, buku, media dan pendapat
yang bersangkutan dengan pembahasan penelitian.
3. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung yang dilakukan
antara peneliti dan responden atau dengan orang yang bersangkutan.
Wawancara ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti memperoleh dan
memahami informasi secara langsung, detail, serta mendalam mengenai
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D, Hlm.145 21
Arikuno, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta,2002),hlm.158-159
31
pokok bahsan masalah yang akan diteliti oleh penulis. Adapun
wawancara yang telah dilakukan peneliti dalam pembahasan ini antara
lain wawancara dengan Kepala Desa, Aparatur Pemerintah, Lembaga
Adat Dan Masyarakat Desa Renah Alai Kecamatan Jangkat Kabupaten
Merangin.
4. Jenis Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriftif kualitatif. Analisa deskriftif kualitatif yaitu metode analisis data
yang mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian
lapangan menurut kualitas dan kebenarannya , kemudian dihubungkan
dengan teori-teori, asas-asas dan kaidah-kaidah hukum serta peraturan
perundang-undang.
Selanjutnaya data tersebut, kemudian di deskripsikan dengan
menggunakan kata-kata sehingga diperoleh bahasa atau paparan dalam
bentuk kalimat yang sistematis dan dapat dipahami, kemudian dengan
demikian disimpulkan yang pada akhirnya akan mampu memberikan
jawaban atas permasalahan yang diteliti.
Adapun jenis analisis data dalam penelitian ini antara lain:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Proses reduksi data ini berarti kegiatan merangkum, memeilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting serta mencari tema dan
32
pola dari data-data yang di peroleh dari lapangan.22Dalm hal ini penulis
merangkum data yang diperoleh dari hasil observasi dari lapangan dan
wawancara dengan perangkat pemerintah yang terkait.
2. Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagian,hubungan antara kategori, dan sejenisnya.23
Stelah
data yang di dapati dirangkum maka selanjutnya penulis akan menuliskan
uraian-urain mengenai data yang diperoleh.
3. Conclusion Drawing ( verification )
Proses analisis ini yaitu kegiatan penarikan kesimpulan
verifikasi.24
kesimpulan ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah
yang dirumuskan sejak awal, tetapi bisa juga tidak. Adapun tahap terahir
ini penulis menarik kesimpulan untuk selanjutnya dapat dipaparkan dalam
kerja sama Pemerintah dan Masyarakat dalam Melestarikan sumber daya
Hutan.
4. Sistematika Penulisan
Agar dalam penelitian ini tidak keluar dari pembahasan peneliti maka
penulis meringkas dalm bentuk sistematika penulisan penelitian dengan
membagi dalam lima bab. Adapun penyusunan skripsi ini terdiri dari lima
bab. Antara satu bab dengan bab lainnya membahas permasalahan
tersendiri, namaun dari setiap bab yang dibahas tetap saling berhubungan.
22
Sugiyono.2009, Hlm. 274. 23
Ibid. Hlm.249 24
Ibid. Hlm. 252
33
Untuk memberikan gambaran secara mudah mengenai skripsi ini, maka
sistematika penulisannya terdiri dari:
Bab I pendahuluan. Bab ini berisi tentang a). Latar belakang masalah,
b). Rumusan masalah c). Batasan masalah d). Tujuan dan kegunaan
penelitian, e). Kerangka teori, f). Tinjauan pustaka, g). Metode penelitian,
h). Sistematika penelitian dan i). Jadwal penelitian.
Bab II. Bab ini memuat paparan mengenai gambaran umum lokasi
penelitian, yang meliputi tentang, a). Defenisi dan unsur hutan adat, b).
Sejarah hutan adat Renah Alai, c). Letak geografis yang meliputi struktur,
keadaan dan batas luas kawasan hutan adat Renah Alai.
Bab III. Bab ini memuat mengenai, a). Pengertian dan unsur-unsur
tentang hutan adat, b). Defenisi dan klasifikasi pelaku pembalakan liar
hutan adat, c). Konsep, bentuk dan unsur-unsur konflik hutan adat.
Bab IV. Bab ini memuat paparan analisis kasus konflik pembalakan
liar hutan adat di desa Renah Alai Jangkat, a). Inti dari permasalahan
konflik hutan adat, b). Faktor penyebab dan dampak konflik hutan adat
bagi kerukunan warga desa Renah Alai, c). Bagaimana tanggapan tokoh
adat desa Renah Alai terkait konflik hutan adat.
Bab V. Penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran,
serta dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran dan curriculum
vitae.
34
5. Jadwal Penelitian
Agar dalam penelitian ini lebih terarah dari segi waktu dan kegiatan untuk
itu penulisan membuat tahap-tahap dalam jadwal penelitian yang mana dari
penelitian ini dapat memperoleh hasil yang akurat dan sesuai dengan fokus
pembahasan penelitian yang di teliti. Adapun tahapan-tahapan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Pertama:Meliputi kegiatan penyusunan proposal, sminar
proposal,penyusunan instrument penelitian dan riset ( penelitian ).
2. Tahap kedua: Meliputi pengumpulan data lapangan, analisis data dan
penyusunan data.
3. Tahap ketiga: Meliputi penyusunan skiripsi, perbaikan dan pegandaan
skiripsi.
35
Untuk lebih jelas rinciannya dapat dilihat pada jadwal kegiatan penelitin
skiripsi:
No
Kegiatan
BulanKe, Tahun 2018
Januari Maret Mei Juni Sep Okt
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PengajuanJudul x
2 Pembuatan
proposal
x
3 Pengajuan Propos
al dan Dosen
Pembimbing
x X
4 Pengurursan izin
dan
pelaksanaan semi
nar proposal
X
5 Perbaikan hasil
seminar
x X
6 Pengurusan izin
riset
x
7 Riset lapangan x
8 Penulisan skripsi x
9 Perbaikan dari
pembimbing
x x
10 Agenda X
11 Munaqasyah danp
erbaikan
X X
12 Penggandaan skri
psidan
Penyerahanskripsi
X
36
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Letak Geografi
1. Luas Wilayah dan Batas Wilayah
Desa Renah Alai merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan
Jangkat, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi dengan luasan wilayah
32.026 Ha. Dan secara administrative wilayah Desa Renah Alai
berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara : Desa Sungai Lalang, Kecamatan Lembah
Masurai
b. Sebelah Selatan : Desa Rantau Keramas
c. Sebelah Barat : Desa Lubuk Mentilin
d. Sebelah Timur : Desa Pulau Tengah
2. Keadaan Iklim
Secara umum topografi Desa Renah Alai merupakan daerah
pegunugan atau perbukitan 1.200 M di atas permukaan laut dengan
suhu rata-rata berkisar 18 – 26 0C, keadaan iklim dalam 1 tahun (12
bulan) di rata-ratakan 7 bulan musim penghujan dan 5 bulan musim
kemarau dalam kata lain banyak musim penghujan dibanding kemarau.
37
B. Penduduk, Pendidikan Dan Mata Pencarian
1. Wilayah Administratif Pemerintahan Desa
Tabel 3.1 Wilayah Administratif Pemerintahan Desa
DUSUN RW RT
2 - 5
2. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Renah Alai adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Jumlah penduduk Desa Renah Alai
NO
JUMLAH PEN PENDUDUK (JIWA)
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1.
577
533
1.110
3. Mata Pencaharian
Karena Desa Renah Alai merupakan desa pertanian, maka sebagian
besar penduduknya mata pencaharian yaitu sebagai petan
Tabel 3.3 Mata Pencaharian Desa Renah Alai
Usia Produktif 882 Jiwa
Usia Non Produktif 228 Jiwa
4. Jenis Produksi Ekonomi Yang Ada
Tabel 3.4 Jenis Produksi Ekonomi
Jenis
Komoditi
Produksi/Tahun Harga di Desa Harga di Pasar
Ton Rp/Kg Rp/Kg
Kentang 3.500 6.000 6.500
Kopi 750 18.000 20.000
Kulit Manis 150 12.000 14.000
Ubi Rambat 5.000 1.500 2.000
38
5. Daftar Sumber Daya Alam
Tabel 3.5 Daftar Sumber Daya Alam
No Uraian Sumber Daya Alam Volume Satuan
1 Pemukiman 5 Ha
2 Pertanian sawah - Ha
3 Ladang 1.250 Ha
4 Perkantoran 0.5 Ha
5 Sekolah 3 Ha
6 Jalan 17 Km
7 Padi Sawah -
8 Kentang 2.000 Ton
9 Cabe 150 Ton
10 Ubi Rambat 1.000 Ton
11 Kopi 250 Ton
12 Kulit Manis 200 Ton
13 Jagung 50 Ton
6. Daftar Sumber Daya Manusia
Tabel 3.6 Daftar Sumber Daya Manusia
No Uraian Sumber Daya Manusia Jumlah Satuan
1 Kepala Keluarga 269 KK
2 Jumlah Penduduk Laki-Laki 577 Jiwa
3 Jumlah Penduduk Perempuan 533 Jiwa
4 Lulusan Sd/Mi 820 Jiwa
5 Lulusan Sltp/Mts 35 Jiwa
6 Lulusan Slta/Ma 7 Jiwa
7 S1/Diploma 12 Jiwa
8 Putus Sekolah 13 Jiwa
9 Buta Huruf 5 Jiwa
10 Petani 749 Jiwa
11 Pedagang 15 Jiwa
12 PNS 10 Jiwa
13 Tukang 10 Jiwa
14 Guru 20 Jiwa
15 Dokter/Bidan/Perawat 3 Jiwa
16 Tni/Polri -
17 Pensiunan -
18 Sopir/Angkutan 25 Jiwa
19 Buruh 50 Jiwa
39
20 Jasa Perawatan -
21 Swasta -
JUMLAH 1.110 Jiwa
7. Daftar Sumber Daya Pembangunan
Tabel 3.7 Daftar Sumber Daya Pembangunan
No Uraian Sumber Daya Pembangunan Jumlah Satuan
1 Aset Prasarana Umum
a. Jalan 17 Km
b. Jembatan 2 Bh
2 Aset Prasarana Pendidikan
a. Gedung Paud
b. Gedung TK 1 Unit
c. Gedung SD 1 Paket
d. Gedung SMP 1 Paket
e. Gedung Madrasah Diniyah 1 Unit
3 Aset Prasarana Kesehatan
a. Pustu 1 Unit
b. Posyandu 1 Unit
c. Sarana Air Bersih 1 Unit
d. MCK Umum 1 Unit
4 Aset Prasarana Ekonomi
a. Pasar Desa 1 Unit
5 Kelompok Usaha Ekonomi Produktif
a. Gapoktan 1 Klp
b. Kelompok Tani 6 Klp
c. Kelompok Wanita 3 Klp
8. Daftar Sumber Daya Sosial Budaya
Tabel 3.8 Daftar Sumber Daya Sosial Budaya
No Uraian Sumber Daya Sosial Budaya Jumlah Satuan
1 Pemeluk Agama Islam 1.110 Orang
2 Pemeluk Agama Katolik -
40
3 Pemeluk Agama Kristen Protestan -
4 Pemeluk Agama Hindu -
5 Pemeluk Agama Budha -
6 Jumlah Mesjid/Musholla 1/1 Buah
7 Gereja -
C. Sejarah Desa Renah Alai Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi
Marga Serampas merupakan sebutan nama adat yang terdapat di
kabupaten Merangin kecamatan Jangkat. Marga Serampas dipimpin oleh
seorang Depati Sri yang berhak mengatur ruang lingkup Marga Serampas
dengan kekuatan dan kekuasaannya semua masyarakat yang berada di ruang
lingkup Marga Serampas harus taat dan patuh terhadap aturannya. Adapun
desa-desa yang termasuk kedalam Marga Serampas yaitu ada lima desa antara
lain: Renah Alai, Rantau Keramas, Lubuk Mentitin, Talang Alo Dan Renah
Kemumu. Masing-masing desa tersebut memiliki batasan wilayah tersendiri
yang mana batasan wilayah untuk desa Renah Alai yaitu mulai dari bukit
sumbing-danau kabut-hulu sungai ulu-bukit peliperan-pemayung sepah-
gunung masurai-berbatasan dengan desa Pulau Tengan menuju kayu pasak
simpang empat-danau depati empat-bukit barisan-bukit tanggo keruh-dan
bukit tajuk. Dengan luasan wilyah kurang lebih 78.000 Ha.
41
D. Tadisi dan Hukum Adat Dipedesaan Indonesia
Tardisi dibedakan dalam pengertian sebagai tradisi sinkronis dan
diakronis. Dalam pengertian tradisi diakronis, antara tradisional dan yang
modern tidak dapat dipertemukan atau dipersatukan. Sedangkan dalam tradisi
singkronis, tradisi justru bersifat situasional artinya mengikuti perubahan dan
perkembangan zaman sehingga antara yang tradisional dengan yang modern
tidak bertentangan. Dalam dalam pembahasan tentang masyarakat desa yang
bersahaja, maka tradisi diakronis yang digunakan.
Pengertian tradisi dan adat istiadat dikongkretkan lagi menjadi hukum
adat. Pengertian hukum adat disini lebih mengacu pada pengertian hukum asli
yang ada diberbagai daerah di Indonesia. Hukum adat yang mengatur
kehidupan masyarakat-masyarakat diberbagai daerah di Indonesia ini tidak
terlepas dari pengaruh-pengaruh luar, misalnya pengaruh dari agama hindu,
islam dan pemerintahan kolenial.25
Awal mulanya Desa Renah Alai dari Dusun Parit yang berlokasi di
Desa Tanjung Kasri. Pada masa itu masyarakat masih menjalankan tradisi
lading (berpinda-pindah). Sebagian masyarakat pindah ke Dusun Renah
Alai (yang berada di daerah Tanjung Kasri) karena sebagian daerah
persawahan. Dulu masyarakat sangat sulit dalam mencari lading, maka ada
sebagaian penduduk pindah ke desa renah alai lama dan sebagian lagi
pindah ke talang alo desa lubuk mentilin.
25
Ibid,hlm.8
42
Penduduk yang tinggal di Renah Alai (lama) banyak yang
terserang penyakit wabah penyakit Kolera, banyak yang meninggal dunia,
sehingga penduduknya jadi mengurang. Kemudian penduduk yang tersisa
yang masih hidup berpindah ke daerah Rantau Keraamas. Pada tahun 1977
peduduk Desa Renah Alai yang menetap di Rantau Kermas terkena lagi
malapetaka musibah banjir bandang yang memporakporandakan
persawahan dan pemukiman mereka. Sekitar tiga bulan kemudian
penduduk yang tinggal berjumlah 16 keluarga termasuk di dalamnya
Bapak Abu Nawas (Sebagai Kepala Dusun) berangkat menuju renah inum-
pendung (sekitar 12 Km dari Rantau Kermas) untuk menggarap lahan
lahan pertanian.
Pada tahun 1979 masyrakat mengajukan usulan kepada Pesirah
yaitu H.M.Giwang untuk mendirikan desa dengan nama Renah Alai
dengan alasan nama Renah Alai sudah tercatat dalam buku induk sejarah
berdirinya desa, maka nama Renah Alai yang dipakai dan diabadikan.
Kemudian dengan berdirinya Desa Renah Alai pemerintah mulai membuat
sistem pemerintahan, yang sebelumnya masih memakai sistem depati yang
dikepalai oleh pesirah diganti dengan Kepala Desa.
Berikut Nama-nama yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Di Desa
Renah Alai:
1. Periode Tahun 1979-1983, dijabat oleh Bapak Abu Nawas.
2. Periode Tahun 1983-1993, dijabat oleh Bapak H.A.Muhi.
3. Periode Tahun 1993-1998, dijabat oleh Bapak Bahari.
43
4. Periode Tahun 1998-2003, dijabat oleh Bapak Ruslan.
5. Periode Tahun 2003-2009, dijabat oleh Bapak Yusuf.
6. Periode Tahun 2009-2014, dijabat oleh Bapak Jamaluddin.
7. Periode Tahun 2014-2019, dijabat oleh Bapak Zulhadi.
E. Sistem Pemerintahan Desa Renah Alai
Sistem pemerintahan Desa Renah Alai sama dengan sistem pemerintahan
lainnya yang mana dalam sistem pemerinthan Desa Renah Alai terdiri dari
banyak banyak bagian yang mana satu dengan yang lainnya saling berkaitan
dan memliki fungsi dan tugas dari bidang atau jabatan masing-masing.
Menurut david easton sistem memiliki sifat:
Terdiri dari banyak bagian-bagian;
Bagian-bagian itu saling berinteraksi dan saling tergantung;
Sistem itu mempunyai perbatasan (boundaries) yang
memisahkannya dari lingkungannya yang juga terdiri dari sistem-
sistem lain.26
F. Lembaga Sosial dan Lembaga Pemerintahan Desa
Terdapat berbagai defenisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang
pengertian lembaga sosial tetapi pada dasarnya semua defenisi tersebut
menekankan lembaga sebagai sistem atau kompleks nilai dan norma. Sistem
nilai dan norma atau tata kelakuan ini berpusat disekitar kepentingan atau
tujuan tertentu. Terdapat lima karakteristik lembaga sosial yang meliputi (1)
26
Yudi armansyah,sistem politik indonesia,(palembang:noerfikri.2016).hlm.2
44
tujuan utama, (2) nilai-niali pokok, (3) sifat permanen, (4) sifat keterkaitannya
dan (5) penerimaan atas ide-ide.
Lembaga bisa diciptakan dengan sengaja untuk memenuhi tugas-tugas
tertentu maupun secara tidak sengaja yaitu tumbuh dari adat-istiadat. Lembaga
sosial memiliki sifat dinamis, yaitu berubah seiring dengan perubahan yang
terjadi pada sistem kehidupan peasan yang bersifat subsisten, artinya
masyarakat dengan tingkat hidup yang minimal atau hanya sekedar untuk
hidup. Sistem kehidupan subsisten ini bisa dikarenakan faktor kultural, yaitu
sudah menjadi way of life yang diyakini dan membudaya diantara kelompok
masyarakat, bisa pula karena faktor struktural yaitu karena faktor kepemilikan
tanah.
Sehubungan dengan kebudayaan subsisten peasen, Everett M.Rogers
(1969) mengemukakan tentang karakteristik dari subkulturall peasen yaitu
saling tidak mempercayai antara satu dengan yang lainnya. Pemahaman
tentang ketebatasan segala sesuatu di dunia, sikaf tergantung sekaligus
bermusuhan terhadap kekuasaan, familisme yang tebal, tingkat inivasi yang
rendah, fataalisme, tingkat aspirasi yang rendah, kurangnya sikap
penangguhan kepuasan, pandangan yang sempit mengenai dunia, dan derajat
empati yang rendah. Sebagaimana yang dikemukakan diatas tidak semuanya
cocok dengan karakteristik peasen Indonesia. Peasen Indonesia lebih
cenderung saling mempercayai antara satu dengan yang lainnya sehingga
menimbulkan kebesamaan/kolektivitas yang tinggi.27
27
Ibid, hlm.9-10
45
Dibawah ini akan diberi gambaran tentang sistem organisasi pemerintah
desa Renah Alai Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
untuk mengetahui lebih jelas tentang sebuah sistem organisasi atau
kelembagaan di desa.
Adapun struktur organisasi pemerintahan desa renah alai kecamatan
jangkat kabupaten merangin provinsi jambi sebagai berikut:
Gambar 3.1 Struktur Organisai Desa Renah Alai
STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA RENAH ALAI
KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN PROVINSI
JAMBI
KEPALA DESA
ZULHADI
SEKDES
ACENG. S
KASI
PERENCANAAN
RUDY AZWARI
KASI
KEUANGAN
MALVA T.D
KAUR UMUM
ROMA
KAUR
PEMERINTAHAN
ROMI
KADUS I
MUKTI ALI
KADUS II
JUFRI
RT. 001
SUDIRMAN
RT.004
RASIT J
RT.005
USMAN
RT.002
SUMARDI
DI
RT.003
ZULKIFLI
46
Dalam suatu badan organisasi, baik dibawah naungan langsungpemerintah
maupun swasta, besar maupun kecil semuanya tidak terlepas dari struktur
organisasi. Maju mundurnya suatu organisai sangat ditentukan oleh pengurus, dan
setiap anggota bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing dalam
rangka untuk memajukan sebuah organisasi yang dipimpin atau yang dikelolanya.
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan
dengan adanya struktur organisasi tersebut, maka akan terlihat setiap tugas
masing-masing anggota tersebut.
G. Visi Dan Misi
Visi adalah gambaran atau cita-cita tentang keadaan masa depan yang di
inginkan dengan melihat pontensi dan kebutuhan desa. Penyusunan visi
Desa Renah Alai dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan melibatkan
pihak-pihak yang berkepentingan di desa, seperti pemerintah desa, BPD,
tokoh masyarakat, tokoh agama,lembaga pemberdayaan masyrakat dan
masyrakat desa pada umumnya.
Berdasarkan pertimbangan di atas maka Visi Desa Renah Alai adalah:
“TERWUJUTNYA MASYARAKAT DESA RENAH ALAI YANG KOMPAK,
MUPAKAT, MAKMUR DAN BERKEADILAN”
Sebagaimana penyusunan visi, pendekatan yang dilakukan dalam
penyusunan misi adalah dengan menggunakan partisipatif dan
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan desa. Misi adalah memuat
47
pernyataan-pernyataan yang harus dilakukan desa agar visi desa tersebut
dapat tercapai.
Adapun Misi Desa Renah Alai adalah sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan urusan pemerintah desa secara benar, terbuka dan
bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Melaksanakan pembangunan desa berdasarkan musyawarah,
demokrasi, kebersamaan, keadilan berwawasan lingkungan serta
kemandirian.
3. Meningkatkan peran organisasi keagamaan dalam pemberdayaan umat,
menigkatkan peran Lembaga Adat dalam memperdayakan ketertiban
yudisial masyarakat.
4. Berupaya membina, mengembangkan dan kerjasama seluruh aspek
potensi yang dimiliki Desa Renah Alai, sehingga bisa terwujut
masyarakat mandiri, damai dan sejahtera.
Desa berwenang mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam
sistem Pemerintah Nasional dan berada dalam kabupaten/kota, maka
sebuah desa diharuskan mempunyai perencanan nyan matang berdasarkan
partisifasi dan transfaransi serta demokrasi yang berkembang di desa, oleh
karena itu desa diharuskan mempunyai rencana pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJM Desa) ataupun Rencana Kerja Pemerintah Desa (
RKP Desa) yang akan direalisaikan di Anggaran Pembelanjaan dan
Belanja Desa (APB desa) dalam setiap bulan.
48
RPJM Desa merupakan rencana pembangunan strategis desa dalam waktu
6 (enam) tahun dan merupakan penjabaran Visi, Misi dan Program Kepala
desa terpilih kedalam strategi pembangunan desa, kebijakan umum,
program prioritas desa serta arah kebijakan keuangan desa. Sealain itu
RPJM Desa merupakan dokumen perenjcanaan pembangunan desa yang
mensuport perencanaan tingkat kabupate. Semangat ini apabila dapat
dilaksanakan dengan baik, akan menghasilkan sebuah perencanaan yang
memberikan kesempatan kepada desa untuk melaksanakan kegiatan
perencanaan yang lebih sesuai dengan prinsip-prinsip pemerintahan yang
baik, seperti “partisipatif, transparan dan akuntabel.
49
BAB VI
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Konflik yang Terjadi di Tanah Adat atau Hutan Adat Desa Renah
Alai Kecamatan Jangkat
Konflik adalah suatu gejala atau proses sosial yang terjadi di
lingkungan masyarakat. Konflik adalah pemenuhan kebutuhan oleh suatu
kelompok atau individu dengan cara menantang suatu aturan, menantang
pihak lawan demi terwujtnya keinginan tersebut. Konflik dapat
menimbulkan suatu perpecahan dari kesatuan.
Seperti pernyataan lewis coser ia mengakui bahwa konflik itu dapat
membahayakan perstuan. Oleh sebab itu perlu dikembangkan cara agar
bahaya tersebut dapat dikurangi atau bahkan dapat diredam.
Adapun fungsi konflik menurut dahrendorf antara lain sebagai
berikut:
1. Membantu suasana yang sedang kacau;
2. Katup penyelamat sebagai jalan keluar yang meredakan
permusuhan;
3. Energi-enegi agresif dalam konflik realitas(berasal dari
kebutuhan untuk meredakan ketegangan), mungkin trakumulasi
dalam proses interaksi lain sebelum ketegangan dalam situasi
konflik diredakan;
4. Konflik tidak selalu berakhir dengan rasa permusuhan
50
5. Konflik dapat dipakai sebagai indikator kekuatan dan stabilitas
suatu hubungan;
6. Konflik dengan berbagai outgroup dapat memperkuat kohensi
internal suatu kelompok.28
Kemudian adapun keadaan konflik yang terjadi di Desa Renah Alai
yaitu berawal dari pembalakan liar yang dilakukan oleh kelompok-
kelompok eksodus di sekitar TNKS yang menyebar luas hingga hutan adat
Desa Renah Alai Kecamatan Jangkat ikut dirambah oleh kelompok-
kelompok eksodus tersebut. Berawal dari pembalakan yang terjadi
sehingga memicu kemarahan warga terhadap permasalahan atau
pembalakan liar di area hutan adat mereka. Dari hal demikian terjadilah
konflik yang berawal dari pembakaran pondok perambah oleh Warga Desa
Renah Alai sehingga pemblokiran oleh kelompok-kelompok perambah di
jalan lintas menuju kabupaten atau kota Merangin. Untung saja tidak
menimbulkan bentrok karena adanya pengamanan oleh pihak kepolisian
atau keamanan setempat.
Di dalam realitas masyarakat, konflik sebagai hal yang harus ada
dan kehadirannya tidak dapat ditawar-tawar lagi. Adanya perbedaan
kekuasaan dapat di pastikan menjadi sumber konflik dalam sebuah sistem
sosial, terutama masyarakat yang kompleks dan hetoregen. Tidak hanya itu
sumber daya alam yang langka (terutama sumber daya ekonomi) di dalam
masyarakat akan membangkitkan kompetisi di antara pelaku ekonomi
yang memperebutkannya dan bukan mustahil berujung pada pertikaian
28
Ibid. hlm.88.
51
akibat persoalan distribusi sumber daya tersebut tidak pernah merata.
Kelompok-kelompok kepentingan yang berbeda dalam sistem sosial akan
saling mengejar tujuan yang berbeda dan saling bersaing. Kondisi seperti
ini kerap menyebabkan terjdinya konflik.29
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perambahan hutan
dikawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat antara lain:
1. Kebutuhan Ekonomi
Kebutuhan ekonomi yang sering kali menyebabkan terjadinya
hal-hal yang tidak diinginkan, seperti: pencurian, pembegalan,
perampokan dan lain sebagainya. Orang-orang menghalalkan cara
demi terwujutnya keinginan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarga. Begitu halnya dengan perambahan liar yang terjadi
dikawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat yang menyebar luas ke
Hutan Adat Desa Renah Alai.
2. Kurangnya Lapangan Pekerjaan
Kurangnya lapangan pekerjaan menyebabkan sebagian orang
berpindah tempat untuk mencari pekerjaan yang memadai dan bisa
memenuhi kebutuhan pangan, ekonomi keluarga, dan mendapatkan
kehidupan yang layak.
3. Sempitnya Lahan Bertani ditempat Tinggal Pelaku
29
Ibid.Hlm.59
52
Minimnya lahan pertanian atau kurang suburnya lahan
bertani ditempat kediaman pelaku pembalakan menyebabkan
pelaku merambah hutan di Desa Renah Alai. Karena hutan yang
dirambah merupakan lahan kosong yang subur dan bisa untuk
bercocok tanam dengan bermacam jenis tanaman. Salah satunya,
kopi,kulit manis, kentang, cabe, kol, dan lain sebagainya.
Faktor-faktor Determinan dalam Sistem Ekonmi Desa,
dalam sistem ekonomi desa terdapat tiga faktor determinan yaitu
keluarga, lahan pertanian, dan pasar. Menurut J.H.Boeke (1983)
keluarga pada masyarakat desa itu merupakan unit untuk
swasemada, artinya keluarga mewujutkan satu unit yang mandiri
yang dapat menghidupi keluarga mewujutkan suatu unit yang
mandiri yang dapat menghidupi keluarga itu sendiri lewat kegiatan
pertaniannya. Di lain pihak A.V. Chayanov (1966) berpendapat
bahwa ekonomi petani pra-kapitalistik (peasen) merupakan
ekonomi keluarga, sehingga pengertian laba pada perekonomian
kapitalistik.
Sedangkan faktor determinan lahan pertanian terkait
dengan pemilikan dan penggunaan lahan. Sehubungan dengan hal
demikian, maka kondisi fisik dan jenis tanaman juga sangat
berpengaruh terhadap sistem ekonomi/pertanian. Di lain pihak
faktor determinan pasar menunjukkan adanya hubungan antara
53
masyarakat desa dengan pihak-pihak lainnya. Hubungan ini tidak
bersifat ekonomi saja, melainkan juga bersifat sosial dan budaya.30
Berikut ini beberapa gambaran umum tentang perambahan
liar yang terjadi dikawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (Desa
Renah Alai Kecamatan Jangkat) sebagai berikut:
Gambar 1.1 Kawasan Lokasi Perambahan Hutan yang
Terjadi di Desa Renah Alai Kecamatan Jangkat.
Menurut Muslimin Nasution, sumber daya alam sebagai sumber
daya ekonomi harus dikelola dengan visi yang selalu berpihak serta
memberi peluang kepada kepentingan masyarakat, secara adil, merata, dan
berkelanjutan. Sedangkan misi pembangunan kehutanan dan perkebunan
ialah untuk menjamin kelangsungan penyediaan keaneka ragaman hasil
30
Ibid, hlm.13
54
hutan bagi pembangunan industri, perluasan lapangan kerja, dan
kesempatan usaha, sumber pendapatan negara dan pemacu pembangunan
daerah, serta menjaga fungsi hutan sebagai salah satu penentu ekosistem
untuk memelihara mata air, plasma nutfah, kesuburan tanah, dan iklim.
Sumber daya alam dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan
hidupnya, dengan demikian sumber daya alam memiliki peran ganda, yaitu
sebagai modal pertumbuhan ekonomi dan sekaligus sebagai penopang
sistem kehidupan.31
Dengan demikian, sumber daya alam salah satunya Hutan,
memiliki peran penting terhadap lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
Perlu dijaga kelestariannya agar manfaat dan fungsi hutan dapat dirasakan
secara berkelanjutan oleh generasi masa akan datang. Berdasarkan atas
perambahan yang terjadi tentu saja mengakibatkan kerusakan lingkungan
hidup, hal ini, bisa mengakibatkan erosi, pencemaran udara, pencemaran
air, dan lingkungan.
31
Bambang Daru Nugroho,Hukum Adat Hak Menguasai Negara Atas Sumber Daya
Kehutanan Dan Perlindungan Terhadap Masyarakat Hukum Adat,(Bandung,Pt Refika
Aditama,2015).hlm.47-48.
55
Gambar 3.2 Kawasan Lokasi Perambahan Hutan yang
Terjadi di Desa Renah Alai Kecamatan Jangkat.
Dari gambar diatas telihat jelas tentang perambahan hutan liar yang
terjadi dilokasi penelitian.
Wawancara dengan Sekdes Desa Renah Alai:
”Ia menjelaskan bahwa hutan adat Desa Renah Alai sangat
memperihatinkan. Hutan yang dijaga dan dilestarikan oleh warga setempat
dari dari ratusan tahun lalu yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.
Kini tidak lah memilki fungsi dan manfaat seperti biasanya. Karena telah
terjadi pembalakan liar oleh kelompok eksodus yang menggarap lahan
semaunya dan keadaan yang terjadi di lapangan bukan hanya penebangan
liar tetapi juga terjadi pembakaran lahan oleh kelompk eksodus”.32
32
Wawancara, Bapak Aceng S, Sekretaris Desa Renah Alai, 18 Juni 2018
56
Wawancara dengan Masyarakat Desa Renah Alai:
“Kasus ini sudah terjadi dari beberapa tahun belakangan hal ini
terjadi lantaran kurangnya pengawasan oleh pihak kehutanan yang
mengakibatkan hutan adat desa Renah Alai ikut terambah dan perambahan
liar yang terjadi sejak awal tahun 2015 dan maraknya terjadi hingga 2018
awal”.33
Terjadinya pembalakan liar oleh kelompok eksodus ini karena
kurangnya pengawasan dan ketegasan dari pihak Taman Nasional Kerinci
Sebelat. Karena hutan adat desa Renah Alai yang terletak di Taman
Nasional Kerinci Sebelat sudah dimasukan ke dalam area Taman Nasional
sehingga hutan ini tidak boleh ada satupun dari masyrakat setempat
maupun masyrakat lainnya untuk membuka lahan di area Taman Nasional
Kerinci Sebelat.
Sesuai dengan undang-undang negara republik indonesia tentang
pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan sebagai mana yang
terdapat dalam pasal 17 yang berbunyi setiap orang dilarang:
a) Membawa alat-alat berat dan/atau alat-alat lain yang lazim atau
patut diduga akan digunakan untuk melakukan kegiatan
penambangan dan/atau mengangkut hasil tambang di dalam
kawasan hutan tanpa izin menteri;
b) Melakukan kegiatan penambangan di dalam kawasan hutan tanpa
izin meneri;
33
Wawancara, Jasdianto, Masyarakat Desa Renah Alai, 20 Juni 2018
57
c) Mengangkut dan/atau menerima hasil tambang yang berasal dari
kegiatan penebangan di dalam kawasan hutan tanpa izin;
d) Menjual, menguasai, memiliki, dan/atau menyimpan hasil tambang
yang berasal dari kegiatan penambangan di dalam kawasan hutan
tanpa izin dan/atau
e) Membeli, memasarkan, dan/atau mengolah hasil tambang dari
kegiatan penambangan di dalam kawasan hutan tanpa izin.34
Permasalahan ini tentu saja menyita perhatian masyarakat Desa Renah
Alai karena hutan yang dirampas oleh kelompok eksodus bukan hutan
produksi namun keberadaan hutan tersebut sebagai fungsi lindung.
Karena kurangnya pengawasan dari aparat kehutanan sehingga
warga ikut merambah hutan tersebut. Namun hutan yang dirambah
tersebut tidaklah bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian karena setelah
terjadinya konflik barulah ada penanganan yang serius dari aparatur
penegak hukum dan hutan yang ratusan hektar hanyalah menjadi lahan
kosong yang terdampar.
Namun lahan tersebut masih menjadi perhatian masyarakat karena
ada lahan yang dimanfaatkan utntuk pertanian oleh warga yang tinggal di
desa Sungai Lalang. Ini tentu saja membuat permasalahan baru di tengah
masyarakat yang berada di lingkungan hutan tersebut. Menurut seorang
warga desa renah alai idil saputra ia mengatakan “mengapa lahan yang
kosong boleh dimanfaatkan oleh warga tetangga sedangkan warga kami
34
Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan, Pasal 17 Ayat (1).
58
desa Renah Alai tidak boleh bercocok tanam di lahan yang kosong tesebut.
Apakah ini yang namanya keadilan dan apakah ini yang namanya negara
hukum”.35
Gambar 3.4 Lokasi Hutan yang dijadikan Lahan Tani Kopi
Sebuah gambaran lahan yang dimanfaatkan oleh sebagian oknum untuk
lahan pertanian kopi.
Gambar 3.5 Lokasi Hutan yang dimanfaatkan untuk Lahan Tani
Pisang dan Kulit Manis.
35
Wawancara, Idil Saputra, Pemuda Desa Renah Alai, 20 Juni 2018
59
Dari beberapa gambaran kawasan perambahan hutan diatas bahwa
perambahan yang terjadi sudah sejak lama, dan dalam kasus penyelesaian
perambahan hutan ada dari beberapa oknum yang menfaatkan lahan
kosong tersebut. Tentu saja dari hal ini menyita perhatian penduduk yang
berada dilingkungan sekitar perambahan.
Dengan hal demikian tentu saja bisa membuat kemarahan warga
yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan di tengah masyarakat.
Namun selaku aparatur pemerintah desa Renah Alai sebagai kepala desa
yaitu Zulhadi ia menegaskan bahwa ia bertanggung jawab atas warga nya
dan akan melakukan pengawasan agar kerukunan di tengah masyarakat
dapat terwujut kembali.
B. Langkah-Langkah Pemerintah Desa Dalam Mewujutkan Kerukunan
Warga Desa Renah Alai
Agar kerukunan selalu terjaga di tengah masyarakat Desa Renah
Alai pemerintah desa selaku aparatur desa memiliki kewajiban agar
masyarakat yang berada dilingkungan Desa Renah Alai hidup damai,
rukun, sentosa dan lain-lain. Dengan cara melakukan berbagai upaya yang
positif seperti sosialisai dengan warga agar permasalahan tersebut di
serahkan kepada aparatur penegak hukum yang berwenang dalam hal
penyelesaiannya dan kita sebagai warga tetap mengawasinya.
Pemerintah desa selaku orang yang memimpin dan memiliki
kewenangan ia dapat mempengaruhi dalam suatu kemajuan, keamanan,
kententraman serta kesejahteraaan di tengah masyarakat desa Renah Alai.
Lebih jauh lagi dapat dikatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan umat
60
manusia diduia ini ditentukan oleh beberapa orang saja yaitu mereka yang
berperan sebagai pemimpin, maka pemimpin adalah seseorang yang
memiliki kemampuan, kecakapan, kewibawaan, dan kekuasaan untuk
menggerakkan, mengatur, mempengaruhi, dan mengarahkan orang lain
melakukan usaha bersama untuk mencapai tujuan.36
Pada pasal 26 ayat (1) mengatur empat tugas utama Kepala Desa
yaitu: Menyelenggarakan pemerintah desa, Melaksanakan pembangunan
desa, Melaksanakan pembinaan masyarakat desa, dan Memberdayakan
masyarakat desa. Dengan tugas yang diberikan, kepala desa diharapkan
bisa membawa desa ke arah yang diharapkan oleh UU.
Kepala Desa memiliki peran penting dalam kedudukannya sebagai
kepanjangan tangan Negara yang dekat dengan masyarakat dengan posisi
yang demikian itu, prinsip tentang pengaturan Kepala Desa yaitu sebagai
pemimpin masyarakat yang dipilih secara langsung oleh masyarakat
setempat. Kepal Desa adalah penyelenggara pemerintah desa. Kepala Desa
wajib melindungi, membela, meningkatkan kesejahteraan dan pengetahuan
serta kehidupan desa.37
Dari penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa peran penting
seorang Pemimpin Desa sangatlah dibutuhkan dalam menjaga
kemaslahatan umat atau masyarakat desa. Dari hasil wawancara dengan
Kepala Desa Renah Alai:
“Adapun langkah-langakah pemerintah dalam mewujutkan
kerukunan warga antara lain:
36
Inu Kencana Syafiie, Ilmu Pemerintahan, Cet.Ke III (Jakarta: Bumi Aksara,2015),
hlm.105. 37
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, hlm.79.
61
1. Menanamkan rasa memiliki di tengah warga dengan melakukan
pengawasan, pelestarian atau menjaga hutan yang masih ada
agar tidak ada lagi kejadian tenang pembukaan lahan atau hutan
tanpa izin oleh pihak yang berwenag.
2. Melaporkan jika terjadi konflik atau permasalahan yang terjadi
kepada aparat agar bentrokan terhindari atau tidak main hakim
sendiri.
3. Melakukan mediasi dengan demikan permasalahan dapat
dengan mudah diketahui oleh penegak hukum dan bisa
memberikan epek jera kepada pelaku perambahan hutan”.38
Dari hasil wawancara denagan dengan Ketua Lembaga Adat Desa Renah
Alai dalam permasalahan atas perambahan liar yang terjadi yaitu:
“Hutan Adat Desa Renah Alai yang dirambah oleh pelaku baik itu
dari luar desa maupun dari Desa Renah Alai tersebut akan diproses
berdasarkan aturan-aturan yang ada. Sedangkan, untuk pelaku perambahan
dari desa itu sendiri akan dikenakan hukuman atau aturan adat yang sudah
ada didesa Renah Alai tersebut. Dalam peraturan hukum adat desa yang
berbunyi “Hutan Adat tidak boleh dirambah oleh orang lain kecuali
Masyarakat adat Marga Serampas dengan mentaati aturan-aturan yang
berlaku”. Dengan demikan, masyarakat boleh merambah hutan adat
dengan izin oleh pihak yang berwewenang namun begitu pula dengan
38
Wawancara Bapak Zulhadi, Kepala Desa Renah Alai, 30 Juni 2018.
62
sebaliknya jika tidak ada izin dari pihak yang berwewenang tetap dikenai
sangksi yang berlaku di desa tersebut”.39
Pola kebudayaan masyarakat desa termasuk pola kebudayaan
tradisional, yaitu merupakan produk dari benarnya pengaruh alam terhadap
masyarakat yang hidupnya tergantung pada alam. Menurut paul H.Landis
(1948) besar kecilnya pengaruh alam terhadap pola kebudayan tradisional
ditentukan oleh; 1) sejauh mana ketergantungan terhadap alam, 2) tingkat
teknologi yang dimiliki, dan 3) sistem produksi yang diterapkan. Ia juga
mengemukakan ciri-ciri kebudayaan tradisional yaitu: 1) adaptasinya yang
pasif, 2) rendahnya tingkat invasi, 3) tebalnya tingakat kolektivitas, 4)
kebiasaan hidup yang lamban, 5) kepercayaan kepada takhayul, 6)
kebutuhan materil yang bersahaja, 7) rendahnya kesadaran terhadap
waktu, 8) cendrung bersifat praktis, dan 9) standar moral yang kaku.
Hutan dipedesaan merupakan sumber utama dari penghasilan
perokonomian masyarakat desa karena pada umumnya masyarakat yang
hidup didesa mayoritas petani dan seorang petani membutuhkan lahan
dalam bercocok tanam atau dalam bertani. Berbicara tentang ekonomi
masyarakat desa berarti berbicara tentang bagaimana masyarakat desa
memenuhi kebutuhan jasmaniyah. Sistem ekonomi masyarakat desa terkait
erat dengan sistem pertaniannya. Akan tetapi sistem pertanian masyarakat
desa tidak hanya mencerminkan sistem ekonominya melainkan
mencerminkan sistem niali, norma-norma sosial atau tradisi, adat istiadat
39
Wawancara Bapak Mukhti Ali, Tokoh Masyarakat Adat Desa Renah Alai, 3 Juli 2018.
63
serta aspek-aspek kebudayaan lainnya pengertian diatas menunjukan
bahwa masyarakat desa menyikapi sistem pertaniannya sebagai way of
life.40
Dengan demikian, dapat diartikan bahwa sumber daya hutan
sebagai sumber utama perekonomian masyarakat pedesaan dan salah satu
sumber yang bisa menimbulkan konflik di tengah masyarakat seperti
kepentingan untuk menguasai lahan kosong dan lain sebagainya. Maka
dari itu, peraturan tentang kehutanan dan pengawasan hutan harus tegas
agar permasalahan yang menimbulakn konflik tentang kehutanan dapat
dihindari. Kemudian, fungsi ekosistem hutan bisa dimanfaatkan pada
tempatnya yaitu fungsi produksi dan fungsi lindung.
Fungsi produksi yaitu hutan bisa dimanfaatkan untuk lahan
bercocok tanam atau untuk lahan pertanian masyarakat desa. Dengan cara,
membuat aturan-aturan tentang batas wilayah hutan produksi dan lindung.
Hutan produksi masyarakat dapat membuka lahan dan bertani untuk
memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga dan hutan lindung untuk
menjaga agar keseimabangan lingkungan tetap terpelihara. Dengan
demikan, manusia dan alam bisa hidup dalam keselarasan.
Dengan adanya aturan-aturan yang mengikat tentang hutan
produksi dan hutan lindung bisa menimalisir terjadinya konflik di tengah
masyarakat setempat.
40
Muhammad Zid, Sosiologi Pedesaan Teoritas Dan Perkembangan Kajian
Pedesaan,(Jakarta, Pt Raja Grapindopersada,2016).hlm.12.
64
Dalam prespektif yuridis, pencemaran atau perusakan lingkungan
telah dikualifikasi sebagai konflik lingkunga. Berarti, pencemaran atau
perusakan lingkungan menentukan tingkat eskalai dan keberadaan konflik
lingkungan. Pasal 1 angka 25 UUPPLH mengatur hal itu. Perlindungan
dan pengelolaan lingkunga hidup di Indonesia, secara mendasar diatur
didalam UUPPLH dimaksud. Tujuan dan sasaran utama dari ketentuan-
ketentuan yang tertuang dalam Undang-Undang dimaksud adalah
pengelolaan secara terpadu dalam pemanfaatan, pemulihan, dan
pengembangan lingkungan hidup.
Tujuan dan sasaran utama tersebut, sedikit banyak dilatar belakangi
oleh adanya kenyataan bahwa, telah terjadi eksplorasi dan eksploitasi tidak
mengenal batas oleh manusia terhadap Sumber Daya Alam yang
mengakibatkan rusak dan tercemarnya lingkungan hidup. Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah menyatakan bahwa
lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan
konstitusional bagi setiap Warga Negara Indonesia.
Karena itu, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan
berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan
hidup Indonesia agar tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi
rakyat Indonesia serta makhluk hidup lainnya.41
41
Joni, Tindak Pidana Lingkungan Hidup,(Yogyakarta,Pustaka Pelajar,2016).hlm.24-25.
65
Dari itu, peran seorang Kepala Desa atau Pemerintah yang berada
dilingkungan desa sangat dibutuhkan dalam menjaga stabilitas lingkungan
hidup. Kepala Desa sebagai panjang tangan negara yang berada di setiap
desa memiliki hak dan kewajiban atas warga dan lingkungan hidup
pedesaan.
Penanganan konflik merupakan serangkaian upaya untuk
menciptakan perdamaian. Maka pertimbangan skala prioritas penyelesaian
konflik, maka tentunya tidak semua akar konflik diselesaikan secara
bersamaan, melainkan secara bertahap utamanya terlebih dahulu pada akar
konflik yang paling peka dan paling pengaruh terhadap terjadinya konflik.
Didalam penanganan konflik, penanganan yang bertujuan untuk
membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan
prilaku yang positif bagi pihak-pihak yang bersengketa melalui
penyelesaian akar konflik yang paling dominan.42
Dari penyelesaian di atas bahwa penanganan konflik dilakukan
agar keadan kembali kondusif atau damai. Namun dalam penanganan
konflik perlu adanya pihak ketiga sebagai orang yang menengahi dalam
penyelesaian konflik dan dalam penyelesain nya dilakukan secara bertahap
oleh pihak yang berwenang seperti aparatur pemerintah, pihak kehutanan
dan lain-lain. Sebagaimana penyelesaian konflik di dalam Undang-Undang
pemerintahan daerah.
42
Gama Pasya, Penanganan Konflik Lingkungan, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama,
2017).hlm.91.
66
Didalam UU No.32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah,
penyelesaian konflik terdapat dalam pasal 198 ayat:
1. Apabila terjadi perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi
pemerintahan antar kabupaten/kota dalam satu provinsi,
Gubernur menyelesaikan perselisihan dimaksud.
2. Apabila terjadi perselisihan antar provinsi, antara provinsi dan
kabupaten/kota di wilayahnya, serta antara provinsi dan
kaupaten/kota diluar wilayahnya, Menteri Dalam Negeri
menyelesaikan perselisihan dimaksud.
3. Keputusan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan (2)
bersifat final.
Pada pasal tersebut menggunakan istilah perselisihan dan yang
diatur lebih pada fungsi pemerintahan. Selain itu pula ia mengandung
makna bahwa yang diselesaikan lebih pada perselisihan kewenangan antar
tataran pemerintah atau lembaga pemerintah. Namun demikian, apabila
dalam perselisihan terdapat materi yang menyangkut pengaduan
masyarakat, dapat ditafsirkan bahwa pasal ini menjadi landasan hukum
oleh masyarakat sebagai dasar untuk menyampaikan aspirasi atau
pengaduan dalam penyelesaian konflik.43
Pada UU diatas sangat jelas bahwa fungsi seorang pemerintah
dalam penangan konflik yang terjadi dilingkungannya. Pemerintah sebagai
43
Ibid,Hlm.81
67
orang yang memiliki kewenangan yang bisa mengatur, mengurus, dan
mewujutkan perdamaian ditengan masyarakat.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun dari hasil penelitian peneliti di temukan bahwa:
a. Keadaan konflik yang terjadi di area hutan adat Desa Renah Alai
1. Adanya kelompok eksodus atau pendatang yang ingin menguasai wilayah kawasan
hutan tersebut.
2. Perambahan hutan dilakukan oleh kelompok-kelompok eksodus dan masyarakat
setempat.
3. Pembakaran pondok perambah oleh warga setempat dan pemblokiran jalan menuju
kota oleh perambah.
4. Kurangnya atau lemahnya pengawasan oleh pihak Pengelolaan Hutan Kawasan
Taman Nasional Kerinci Sebelat.
5. Kurangnya lapangan pekerjaan atau lemah nya perekonomian yang mengakibatkan
kelompok-kelompok atau oknum-oktum menghalalkan cara demi meraih keuntungan
atau material.
b. Langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah setempat dalam mereda konflik atau
permasalahan yang terjadi dalam mewujutkan kerukunan atau kedamaian di tengah
masyarakat antara lain:
1. Melakukan musyawarah atau sosialisai dengan masyarakat.
2. Melaporkan permasalahan kepada pihak yang berwenang untuk mengatasi jika
timbulnya masalah.
69
3. Melakukan mediasi untuk memberikan efek jera kepada para pelaku.
4. Menanamkan nilai cinta lingkungan agar tidak terjadi perambahan yang berlanjutan.
B. Saran
Dalam melihat permasalah mengenai permabahan hutan dan koflik yang terjadi
dilingkungan desa renah alai kecamatan jangkat, maka peneliti menyarankan kepada
pemerintah dan masyarakat desa bahwa:
1. Megawasi masyarakat agar terhindar dari konflik atau pertikaian.
2. Membantu dalam pengawasan hutan agar tidak terjadi pembalakan liar yang
berkelanjutan.
3. Menanamkan rasa memiliki kepada masyarakat dengan cara melakukan musyawarah
bersama.
4. Harus ada peran serta partisipasi dari masyarakat untuk menjaga lingkungan yang
kondisuf.
5. Tanggung jawab serta peran dari Aparatur desa dalam mewujutkan masyarakat yang adil,
rukun, tentram, dan damai.
70
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur Atau Buku
Arikuno, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,2002.
Bambang Daru Nugroho, Hukum Adat Hak Menguasai Negara Atas Sumber Daya
Kehutanan Dan Perlindungan Terhadap Masyarakat Hukum Adat,Bandung: Pt Refika
Aditama,2015.
Hilman Hadikusuma, Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia, Bandung : Mandar Maju,2003.
Irham Rahmadi, Perilaku Organisasi Teori, Aplikasi Dan Kasus, Bandung: Cv Alfabeta,
2016.
Inu Kencana Syafiie, Ilmu Pemerintahan, Jakarta: Bumi Aksara,2015.Cet.Ke III.
Joni, Tindak Pidana Lingkungan Hidup,Yogyakarta,Pustaka Pelajar,2016.
Muhammad Zid, Sosiologi Pedesaan Teoritas Dan Perkembangan Kajian Pedesaan,Jakarta:
Pt Raja Grapindopersada,2016.
Suriansyah, Murhaini, Hukum Kehutanan; Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan Dibidang
Kehutanan,Yogyakarta: Laksbag Grafika, 2012.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung: Cv
Alfabeta,2017.
Soerjono Soekanto, Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial, Yogyakarta: Tiara Wacana,
1985.
71
Stephen K. Sanderson, Makro Sosiologi Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial,
Jakarta: Praja Grafindo Persada, 2000, Edisi Ke-2.
Takdir Rahmadi,Hukum Lingkungan di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2013.
Wahyudin Kessa, Perencanaan Pembangunan Desa, Jakarta:Kementerian Desa,2015.
W. Gulo, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Garamedia,2007.
Wirawan, Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma: Jakarta:Kencana,2012.
B. Peraturan Perundang-Undang
Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pengakuan Dan
Perlindungan Masyarakat Hukum Adat Serampas.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 2012, tentang penaganan konflik sosial.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
C. Webset Atau Internet
https://www.imcnews.id/read/jangkat-memanas-warga-usir-perambah-hutan.
http://hisnuddin.blongspot.co.id/2009/10/teori-kerukunan-sosial.html?m=1
72
Lampiran I
Lokasi Perambahan Hutan
Hutan yang dijadikan tempat tani kopi
73
Hutan yang dijadikan tempat tani pisang dan kulit manis
74
Lampiran II
Surat Rekomendasi dari Desa atau Surat Bukti Penelitian dari Desa
75
76
CURICULUM VIATE
1. Indentitas Diri
Nama : Si Aldi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl.lahir : Beringin Tinggi 20 Mei 1995
No Hp : 0853-8262-9824
Nama Ayah : Halimin
Nama Ibu : Nur Mala
2. Riwayat pendidikan
Pendidikan Formal
1. SD/MI, tahun lulusan : 2007
2. SMP/MTs, tahun lulusan : 2011
3. SMA/SMK, tahun lulusan : 2014