ringkasan eksekutifkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/rphjp/rphjp_lakitan.pdf · visi kphp unit vi...

108

Upload: others

Post on 11-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan
Page 2: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan
Page 3: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Banyak permasalahan pengelolaan hutan di Kawasan Hutan di wilayahKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Unit VI Lakitan yang berada diKabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Kebakaran Hutan, perambahanhutan, dan pembalakan liar masih terus menjadi tantangan hingga saat ini.Deforestasi dan degradasi hutan yang terjadi memerlukan model dan strategipengelolaan yang tepat dan efektif.

Dibentuknya Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Unit VI Lakitanmerupakan aksi nyata dalam upaya mempercepat penyelesaian masalah hutan dankonflik yang ada didalamnya. Hadirnya lembaga ini dalam kerangka memastikanadanya pengelolaan hutan di tingkat tapak/lapangan. Pembagian peran antarainstitusi pengurusan hutan (Dinas Kehutanan) dan institusi pengelolaan hutan (KPH)diharapkan dapat memperkuat efektifitas dan efisiensi kegiatan di bidang kehutanan.Dengan cara ini, arah menuju pengelolaan hutan yang lestari (sustainable forestmanagement) lebih jelas dan mudah di ukur.

Salah satu bagian awal dari penyiapan pengelolaan kawasan hutan adalahpenyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) yang berlakuselama 10 tahun, maupun jangka pendek (tahunan). Penyusunan pengelolaanjangka panjang diperlukan untuk menjadi acuan rencana kerja di tingkat tapak dalambentuk unit-unit pengelolaan hutan (KPH) yang akan mengelola hutan secaraterintegrasi melalui kaidah-kaidah pengelolaan hutan yang dapat menjaminkeberlangsungan fungsinya sebagaimana yang dimandatkan dalam peraturanperundang-undangan.

Berdasarkan SK Menhut No. SK. 790/Menhut-II/2009, KPHP Unit VI Lakitanseluas + 76.776 ha. Areal yang berhutan kurang dari 50%. Tanaman budidaya yangmencakup pertanian campuran, kebun karet dan sawit masyarakat sudah mencapailebih dari 70% dari luas total. Kedepan tekanan dan gangguan terhadap kawasanhutan KPHP Model VI Lakitan akan semakin tinggi sejalan dengan semakin luas danbanyaknya aktivitas tak legal di dalam kawasan areal KPHP Unit VI Lakitan.

KPHP Model Unit VI Lakitan memiliki ragam bentuk pemanfaatan danpenggunaan kawasan hutan. Dalam pemanfaatan hutan, saat ini ada satuperusahaan pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman(IUPHHK-HT). Terdapat ijin 4 perusahaan pemegang ijin penggunaan kawasanhutan, kedepan ada 5 perusahaan yang mengajukan proses perijinan. Diantaraperusahaan-perusahaan tersebut, 6 ijin bergerak di bidang pertambangan batubaradan 1 perusahaan dibidang petambangan emas, biji besi dan galena. Ke depan,diperkirakan akan ada lebih banyak lagi permohonan ijin untuk penggunaan kawasanhutan di dalam KPHP Model unit VI Lakitan. Namun demikian, masih terdapat arealyang belum teralokasikan baik untuk penggunaan maupun pemanfaatan berupawilayah tertentu yang reatif luas + 22.140 ha dan berpotensi untuk dikembangkansebagai areal usaha KPHP Unit VI Lakitan.

Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan secara ekologis ke depan diproyeksikanakan mengalami tekanan berupa deforestasi dan degradasi karena aktivitas tak legalseperti perambahan hutan dan pembalakan liar. Eksistensi kawasan ini juga akanmengalami tekanan kerusakan yang dapat diakibatkan oleh konversi lahan menjadilokasi pemukiman dan pertambangan. Untuk itu penanganan masalah ini secaraterpadu dan komprhensif sangatlah diperlukan.

Page 4: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

iii

KPHP Model Unit VI lakitan memiliki potensi hasil hutan yang besar. Untukkayu dari hutan tanaman saat ini diperkirakan ada 4.157,784 m3/tahun, dari hutanrakyat/hutan desa saat ini diperkirakan ada 1.898,540 m3/tahun sehingga totalpotensi kayu di KPHP Model unit VI Lakitan adalah sebesar 6.056,42 m3/tahun.Untuk hasil hutan non kayu terdapat potensi getah jelutung diperkirakan sebesar9,802,935 ton/tahun, getah karet diperkirakan sebesar 23,766,184ton/tahun dangaharu diperkirakan sebesar 260,000 ton/tahun, sehingga secara keseluruhanpotensi hutan non kayu di KPHP Model Unit VI Lakitan diperkirakan sebesar33.829,119 ton/tahun. Potensi ini akan terus meningkat sejalan dengan akan adanyakemungkinan pesetujuan terhadap ijin usaha pemanfaatan hasil hutan yang baru.Namun diperkiraan potensi ini akan menurun seiring berkurangnya luasan hutansebagai konsekuensi dari dirubahnya hutan tersebut menjadi hutan tanaman yangdidominasi jenis-jenis monokultur.

Secara ekonomi, adanya akses yang mudah dan banyaknya kegiatan usahayang berkembang di sekiar KPHP Model unit VI Lakitan akan memberikan multipliereffect yang cukup positif. Kontribusi perusahaan terhadap lingkungan sosialdiharapkan dalam 10 tahun ke depan akan meningkat mencapai Rp. 500 milyar pertahun. Pertumbuhan ekonomi wilayah diharapkan dalam 10 tahun ke depan akanmeningkat mencapai 600 milyar pertahun. Selain itu pendapatan ekonomimasyarakat Kabupaten Musi Rawas diharapkan dalam 10 tahun ke depan akanmeningkat 700 milyar per tahun.

Ada 41 desa yang terletak di sekitar kawasan hutan KPHP Model Unit VILakitan. Secara sosial budaya, masyarakat di desa-desa ini umumnya heterogenkarena berasal dari beragam suku. Ketergantungan dan tingkat kepentinganterhadap kawasan hutan relatif masih tinggi. Ke depan, tekanan terhadappenguasaan terhadap lahan yang berada di dalam kawasan oleh masyarakat akanterus terjadi. Dengan demikian akan ada peningkatan potensi terjadinya konfliksosial. Terhadap pengusahaan lahan di dalam kawasan KPHP Model Unit VI Lakitanperlu diarahkan pada skema pemberdayaan masyarakat dalam bentuk HutanTanaman Rakyat (HTR) dan Hutan Desa (HD). Perluasan kesempatan dan aksesmasyarakat lokal dalam pemanfaatan kawasan hutan yang ada di sekitarnya akanmampu mengurangi konflik sosial yang mungkin terjadi. Kondisi ini juga pada masadepan akan turut menjamin pengelolaan hutan secara berkelanjutan.

Berdasarkan arah, tujuan dan sasaran pembangunan provinsi dan kabupatenserta memperhatikan kondisi, potensi dan permasalahan di dalamnya maka RencanaPengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Unit VI Lakitan yangutama adalah optimalisasi akses semua pihak termasuk masyarakat sekitar kawasanKPHP Model Unit VI Lakitan sebagai salah satu jalan bagi resolusi konfliksumberdaya hutan demi tercapainya pengelolaan berkelanjutan.

Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitansebagai pemasok bahan baku industri kayu dan non kayu secara berkelanjutanmenuju KPH mandiri” Untuk mencapai visi tersebut, misi yang akan dijalankanadalah 1) Memantapkan pengukuhan dan penataan kawasan secara legal formalserta penataan hak-hak masyarakat sebagai landasan pengelolaan kawasan; 2)Menjalin kerjasama, kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai pihak dalamkerangka percepatan optimalisasi pengelolaan kawasan hutan; 3) Meningkatkanpemberdayaan masyarakat melalui partisipasi masyarakat setempat dalammengakses sumber daya hutan dalam berbagai skema pengelolaan, dan 4)Membangun kelembagaan yang kokoh dan kuat serta meningkatkan manajemenpengelolaan hutan.

Page 5: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan
Page 6: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

v

DAFTAR ISI

Teks Hal

Lembar Pengesahan ......................................................................................... iRingkasan eksekutif .......................................................................................... iiKata pengantar................................................................................................... ivDaftar isi ............................................................................................................ vDaftar Tabel ....................................................................................................... viiiDaftar Gambar ................................................................................................... xDaftar Lampiran.................................................................................................. xiBAB I. Pendahuluan ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 11.2 Maksud dan Tujuan .......................................................................... 41.3 Sasaran ............................................................................................ 41.4 Ruang Lingkup ................................................................................. 51.5 Batasan Pengertian ........................................................................... 6

BAB II Deskripsi Kawasan .............................................................................. 102.1 Risalah Wilayah ................................................................................ 10

2.1.1 Letak .................................................................................... 102.1.2 Luas ..................................................................................... 122.1.3 Aksesibilitas ......................................................................... 132.1.4 Batas .................................................................................... 142.1.5 Topografi .............................................................................. 152.1.6 Geologi dan Jenis Tanah ..................................................... 162.1.7 Sejarah Wilayah KPHP ........................................................ 17

2.2 Potensi Sumberdaya Hutan............................................................... 182.2.1 Penutupan lahan .................................................................. 182.2.2 Potensi Kayu dan Non Kayu ................................................ 212.2.3 Keberadaan Flora dan Fauna .............................................. 22

2.3 Kondisi Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat .................................... 222.3.1 Kondisi sosial ....................................................................... 222.3.2 Kondisi ekonomi .................................................................. 242.3.3 Kepadatan Penduduk .......................................................... 252.3.4 Keberadaan Masyarakat Adat ............................................. 26

2.4 Ijin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan............... 262.4.1 Ijin Pemanfaatan Hutan ....................................................... 262.4.2 Ijin Penggunaan Kawasan Hutan ......................................... 27

Page 7: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

vi

2.5 Kondisi KPHP dalam Tata Ruang dan Pembangunan Daerah.......... 282.5.1 Perspektif Tata Ruang ......................................................... 282.5.2 Perspektif Pembangunan Daerah ........................................ 29

2.6 Pembangunan Kehutanan di Wilayah KPHP..................................... 312.7 Isu Strategis, Kendala, dan Permasalahan........................................ 31

BAB III Visi dan Misi......................................................................................... 333.1 Visi .................................................................................................... 333.2 Misi ................................................................................................... 343.3 Tujuan ............................................................................................... 34

BAB IV Analisis dan Proyeksi ........................................................................ 364.1 Analisa Data dan Informasi ............................................................... 36

4.1.1 Pola Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan.......... 364.1.2 Reklamasi dan Rehabilitasi Kawasan Hutan ....................... 374.1.3 Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan ............... 394.1.4 Tingkat Perambahan Kawasan Hutan ................................. 42

4.2 Penataan Hutan ................................................................................ 454.2.1 Pembagian Kawasan ........................................................... 454.2.2 Pembagian Blok dan Sub Blok ............................................ 46

4.3 Rencana Pengelolaan Hutan............................................................. 434.3.1 Wilayah Tertentu .................................................................. 504.3.2 Kelola Produksi .................................................................... 51

4.3.2.1 Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu ............. 514.3.2.2 Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Non Kayu ...... 524.3.2.3 Rencana Pemanfaatan Jasa Lingkungan .............. 544.3.2.4 Penggunaan Kawasan Hutan ............................... 54

4.3.3 Kelola Ekologi ...................................................................... 544.3.3.1 Rehabilitasi dan Reklamasi Kawasan Hutan.......... 544.3.3.2 Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam............. 56

4.3.4 Kelola Sosial Ekonomi ......................................................... 574.3.4.1 Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat ............... 574.3.4.2 Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah ........ 604.3.4.3 Peningkatan Pendapatan Daerah ......................... 61

4.4 Proyeksi Kondisi Wilayah .................................................................. 624.4.1 Proyeksi Kelestarian Produksi ............................................. 624.4.2 Proyeksi Kelestarian Ekologi ............................................... 644.4.3 Proyeksi Kelestarian Sosial Ekonomi .................................. 65

Page 8: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

vii

BAB V Rencana Kegiatan ............................................................................... 685.1 Inventarisasi dan Penataan Hutan Berkala ....................................... 685.2 Pemanfaatan Hutan pada Wilayah tertentu ...................................... 695.3 Pemberdayaan Masyarakat .............................................................. 705.4 Pembinaan dan Pemantauan Areal yang telah ada Ijin ..................... 715.5 Penyelenggaraan Rehabilitasi di Areal di Luar Ijin ............................ 725.6 Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi pada Areal yang

Berijin................................................................................................. 735.7 Perlindungan dan Konservasi Alam................................................... 745.8 Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemilik Ijin................................... 755.9 Koordinasi dan Sinkronisasi dengan Stakeholder terkait................... 755.10 Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Manusia ............................................................................................. 765.11 Pendanaan ........................................................................................ 775.12 Sarana dan prasarana ....................................................................... 785.13 Pengembangan Data Base................................................................ 795.14 Rasionalisasi Wilayah Kelola............................................................. 805.15 Review Rencana Pengelolaan........................................................... 805.16 Pengembangan Investasi .................................................................. 92

BAB VI Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian.................................... 926.1 Pembinaan ....................................................................................... 926.2 Pengawasan...................................................................................... 926.3 Pengendalian..................................................................................... 93

BAB VII Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan............................................. 947.1 Pemantauan ...................................................................................... 947.2 Evaluasi ............................................................................................. 947.3 Pelaporan .......................................................................................... 95

BAB IX Penutup................................................................................................ 96

LAMPIRAN ....................................................................................................... 97

Page 9: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

viii

DAFTAR TABEL

Teks Hal

1.1 Sebaran luas fungsi hutan berdasarkan jenis KPH ..................................... 2

2.1 Letak Administratif Kawasan KPHP Model Unit V Lakitan .......................... 11

2.2 Luasan Hutan Produksi di KPHP Model Unit VI Lakitan(SK Menhut no SK. 790/Menhut-II/2009) .................................................... 12

2.3 Luas dan Persentase Tutupan lahan di KPHP Model unit VI Lakitan ......... 18

2.4 Luas dan Persentase Tutupan/Penggunaan Lahan di KPHPModel Unit VI Lakitan .................................................................................. 20

2.5 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Dalam dan Sekitar KPHPModel Unit VI Lakitan .................................................................................. 22

2.6 Jenis mata pencaharian penduduk di wilayah KPHP Model UnitVI Lakitan .................................................................................................... 24

2.7 Distribusi kepadatan penduduk per kecamatan .......................................... 25

2.8 Ijin Pemanfaatan Kawasan Hutan di KPHP Model Unit VI Lakitan ............. 26

2.9 Ijin Penggunaan Kawasan Hutan di KPHP Model Unit VI Lakitan ............... 27

4.1 Jenis dan Luas Pemanfaatan dan Penggunaan KPHP Model Unit VILakitan ........................................................................................................ 36

4.2 Klasifikasi lahan kritis wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan ....................... 37

4.3 Tingkat, Lokasi dan Luas Lahan Kritis di KPHP Model Unit VILakitan ........................................................................................................ 38

4.4 Kelas Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan di KPHP Model Unit

VI Lakitan .................................................................................................... 40

4.5 Perkiraan Okupasi Masyarakat dan Perambahan Kawasan Hutan ............ 44

4.6 Pembagian Blok Kawasan dalam KPHP Model Unit VI Lakitan................... 46

4.7 Pembagian Blok dan Sub-Blok di Wilayah KPHP Model Unit VILakitan ........................................................................................................ 47

4.8 Rencana Pengelolaan Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan ..................... 49

4.9 Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu.................................................... 52

4.10 Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Non Kayu ........................................... 53

4.11 Prioritas Penanganan Lahan Kritis .............................................................. 55

Page 10: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

ix

4.12 Kelas Kerawanan dan Luas Areal Rawan Kebakaran di KPHPModel Unit VI Lakitan................................................................................... 57

4.13 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja di Wilayah KPHP Model Unit VILakitan ........................................................................................................ 58

4.14 Jumlah Perkiraan Peredaran Uang di Wilayah KPHP ModelUnit VI Lakitan.............................................................................................. 59

4.15 Kontribusi Pemegang Ijin Konsesi Terhadap KesejahteraanMasyarakat di Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan ................................... 59

4.16 Kontribusi Pemanfaatan Hutan KPHP Model Unit VI LakitanTerhadap Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah.............................. 60

4.17 Kontribusi Pemanfaatan Hutan KPHP Model Unit VI LakitanTerhadap Peningkatan Pendapatan Provinsi Sumatera Selatan ................ 61

4.18 Kontribusi Pemanfaatan Hutan KPHP Model Unit VI LakitanTerhadap Peningkatan Pendapatan Kabupaten Musi Rawas ..................... 62

4.19 Proyeksi Hasil Hutan Kayu Tahun 2013-20231 di Wilayah KPHPModel Unit VI Lakitan .................................................................................. 63

4.20 Proyeksi Hasil Hutan Non Kayu di Wilayah KPHP Model UnitVI Lakitan ..................................................................................................... 64

4.21 Proyeksi Pengurangan Tingkat Kekritisan Lahan di WilayahKPHP Model Unit VI Lakitan ....................................................................... 65

4.22 Proyeksi Pengurangan Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan danLahan di Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan ........................................... 65

4.23 Proyeksi Penurunan Luas Perambahan Kawasan KPHP ModelUnit VI Lakitan ............................................................................................. 66

5.1 Rencana Kegiatan Pengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan..................... 82

Page 11: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

x

DAFTAR GAMBAR

Teks Hal

2.1 Peta Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan .................................................. 11

2.2 Peta Aksesibilitas Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan ........................... 13

2.3 Peta Batas Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan ....................................... 14

2.4 Peta Kelerengan Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan .............................. 15

2.5 Peta Geologi Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan .................................... 16

2.6 Peta Tanah Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan ...................................... 17

2.7 Peta Penutupan Lahan Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan .................... 19

2.8 Tutupan Lahan yang didominasi oleh pakis ................................................. 21

2.9 Peta Penggunaan Kawasan Hutan di Wilayah KPHP Model UnitVI Lakitan .................................................................................................... 28

2.10 Peta RKTN KPHP Unit VI Lakitan ............................................................... 29

4.1 Peta Sebaran Lahan Kritis Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan................ 39

4.2 Peta Sebaran lahan rawan kebakaran Wilayah KPHP Model Unit VILakitan ........................................................................................................ 41

4.3 Peta Moratorium di Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan .......................... 42

4.4 Peta Resort dan Blok Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan ....................... 47

4.5 Peta Tata Hutan Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan .............................. 48

4.6 Peta RencanaPengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan ............................ 50

4.7 Peta Wilayah Tertentu ................................................................................ 51

4.8 Peta Lahan Kritis Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan ............................. 55

Page 12: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Teks Hal

1 Peta Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan ................................................ 1102 Peta Penutupan Lahan KPHP Model Unit VI Lakitan ................................ 1113 Peta DAS KPHP Model Unit VI Lakitan .................................................... 1124. Peta Sebaran Potensi KPHP Model Unit VI Lakitan ................................. 1134.b Peta Aksesibilitas KPHP Model Unit VI Lakitan ........................................ 1145 Peta Penataan Hutan KPHP Model Unit VI Lakitan .................................. 1156 Peta Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) Wilayah KPHP

Model Unit VI Lakitan ................................................................................ 1167 Peta Penggunaan dan pemanfaatan Hutan di Wilayah KPHP

Model Unit VI Lakitan ................................................................................ 1179 Peta Tanah, Iklim dan Geologi Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan ....... 11810 Peta Tanah Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan .................................... 11911 Peta Geolgi Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan .................................... 12012 Peta Wilayah Tertentu KPHP Unit VI Lakitan ............................................ 121

Page 13: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 8

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

96

BAB VIIIPENUTUP

Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP

Model Unit VI Lakitan (2014-2023) ini merupakan pedoman dan arahan pelaksanaan

pengelolaan kawasan hutan di tingkat tapak dalam jangka panjang. Oleh karena itu

dokumen perencanaan ini masih bersifat makro dan indikatif. Dengan demikian

masih diperlukan penjabaran lebih lanjut ke dalam rencana-rencana yang lebih rinci

dan dengan cakupan masa perencanaan yang lebih pendek (tahunan).

Rencana pengelolaan yang telah disusun ini diharapkan dapat dipedomani

oleh semua pihak yang memiliki kepentingan dan keterkaitan dengan KPHP Model

Unit VI Lakitan. Pelaksanaan dan penjabaran lebih lanjut dari rencana pengelolaan

ini perlu dimonitor pencapaian pelaksanaannya agar tetap konsisten sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai.

Namun disadari pula bahwa masa perencanaan ini cukup panjang sehingga

seringkali sulit untuk dapat memprediksi dinamika yang terjadi baik dari sisi teknis,

kebijakan, maupun politis. Dalam kerangka ini maka rencana pengelolaan KPHP

Model Unit VI Lakitan jangka panjang ini terbuka untuk dapat direview agar dapat

sinkron dan tetap bersinergi terhadap kebijakan maupun kepentingan banyak pihak,

selama dapat memberikan dampak yang lebih untuk pembangunan kehutanan

khususnya di wilayah KPHP Unit VI Lakitan.

Page 14: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hutan adalah ekosistem khas, di mana hasil dan keragaman fungsinya

bergantung pada keberadaan hutan itu sendiri. Pemungutan hasil hutan tertentu

dapat menyebabkan hilangnya manfaat atau fungsi hutan lainnya, sehingga harus

diimbangi oleh sifat dapat pulihnya komponen hayati ekosistem hutan, baik secara

alami ataupun dengan campur tangan manusia (prinsip pengelolaan hutan lestari).

Pendekatan yang bersifat berkelanjutan mengandung arti kelestarian dalam hal

keberadaan wujud biofisik hutan, produktivitas (daya dukung) hutan, dan fungsi-

fungsi ekosistem hutan yang terbentuk dari hasil interaksi antar komponen ekosistem

hutan dengan komponen lingkungannya.

Berlakunya Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah menjadi titik tolak

bergesernya orientasi, arah dan kebijakan pembangunan kehutanan. Kebijakan

desentralisasi dan otonomi daerah telah memberikan kewenangan yang semakin

luas kepada pemerintah daerah dalam berbagai perubahan sistem pengelolaan

pemerintahan. Salah satu perubahan tersebut adalah dalam pengurusan hutan yang

meliputi kegiatan penyelenggaraan perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan,

penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, penyuluh kehutanan dan

pengawasan.

Untuk melaksanakan misi pengurusan hutan di era otonomi daerah,

pemerintah pusat meluncurkan berbagai kebijakan yang diharapkan dapat

mendorong terwujudnya kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat, serta

sekaligus mengakomodir tuntutan dan kepentingan pemerintah daerah. Mendasari

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3

Tahun 2008 maka pengelolaan hutan dilaksanakan dalam bentuk Kesatuan

Pengelolaan Hutan (KPH). KPH bertujuan untuk menyediakan wadah bagi

terselenggaranya kegiatan pengelolaan hutan secara efisien dan lestari.

Page 15: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

2

Pengelolaan hutan merupakan usaha untuk mewujudkan pengelolaan hutan

lestari berdasarkan tata hutan, dan penyusunan rencana pengelolaan hutan,

pemanfaatan dan penggunaan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan

hutan dan konservasi alam. Untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari maka

seluruh kawasan hutan terbagi ke dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).

KPH menjadi bagian dari penguatan sistem pengurusan hutan nasional,

provinsi dan kabupaten. Keberadaan KPH menjadi semakin kuat dengan

dikeluarkannya Permendagri No. 61 Tahun 2010 yang mengamanatkan bentuk

organisasi KPHP sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah ditetapkan

dengan Peraturan Daerah, dan tanggung jawab Gubernur atau Bupati/Walikota

melalui Sekretaris Daerah. KPH merupakan suatu sistem pengelolaan hutan

berdasarkan satu satuan wilayah yang berbasis ekosistem, yang di dalamnya

memuat prinsip-prinsip kelestarian hutan, tindakan administrasi, dan tindakan

organisasi untuk mewujudkan pengelolaan hutan yang prospektif, sehat dan lestari.

Kelestarian aset yang dikuasai/dimiliki oleh pemerintah dimaksudkan untuk

menghadirkan pengelola di tingkat tapak (on site) agar situasi yang melingkupi

kesalingterkaitan para aktor dalam pengelolaan sumberdaya hutan dapat terkendali.

Dengan demikian, kehadiran KPH pada tingkat tapak dimaksudkan sebagai upaya

penguatan sistem pengurusan hutan yang dikuasai negara baik pada level nasional,

provinsi dan kabupaten/kota.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK

76/Menhut-II/2010 tanggal 10 Februari 2010 tetang penetapan Wilayah Kesatuan

Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi

(KPHP) Provinsi Sumatera Selatan, Kawasan Hutan di Provinsi Sumatera Selatan

ditetapkan menjadi 24 unit KPH yaitu 14 unit KPHP dan 10 Unit KPHL yang berlokasi

pada tiga fungsi hutan yaitu Hutan Lindung, Hutan Produksi Tetap dan Hutan

Produksi dengan sebaran luas masing-masing sebagai berikut.

Tabel 1.1 Sebaran luas fungsi hutan berdasarkan jenis KPH

Jenis KPH HL HPT HPKPHL

KPHP

452.009

131.041

36.957

198.057

9.885

1.730.363

Jumlah 583.140 235.014 1.740.248

Page 16: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

3

Salah satu dari 14 unit KPHP tersebut adalah KPHP Model Unit VI Lakitan

yang secara administratif terletak di Kabupaten Musi Rawas. Kawasannya terdiri dari

4 kelompok hutan produksi yaitu HP Lakitan Utara I, HP Lakitan Utara II, HP Lakitan

Selatan dan HP Kungku. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.

790/Menhut-II/2009 tanggal 7 Desember 2009 KPHP Unit VI Lakitan sebagai KPHP

Model ditetapkan seluas + 76.776 ha.

Kondisi kawasan hutan KPHP Model Unit VI Lakitan menghadapi banyak

persoalan. Di tingkat lapangan terjadi perambahan baik untuk pemukiman maupun

usaha perkebunan masyarakat. Adanya tumpang tindih antara ijin usaha

perkebunan dan kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan belum terselesaikan.

Berakhirnya ijin atau dicabutnya beberapa konsesi pemanfaatan hasil hutan kayu

satu dekade yang lalu telah mengakibatkan kian tingginya tekanan terhadap

kerusakan hutan di areal KPHP Model Unit VI Lakitan. Ketiadaan pengelola kawasan

hutan di tingkat tapak telah membuat kawasan hutan semakin “open access”.

Menilik tantangan yang dihadapi maka pada tingkat lapangan diperlukan

perencanaan pengelolaan hutan yang baik. Perencanaan pengelolaan KPH

memerlukan kuantifikasi dan formulasi strategi dan program kerja, struktur organisasi

dan aspek finansial untuk menyiapkan kondisi pemungkin pelaksanaan agar dapat

dimonitor, dilaporkan dan diverifikasi dalam suatu basis unit-unit kelestarian yang

permanen. Dengan adanya rencana pengelolaan jangka panjang yang mantap maka

akan memudahkan penyusunan rencana pengelolaan jangka pendek yang lebih

terukur.

Memperhatikan kondisi kawasan hutan KPHP Unit VI Lakitan, perlu segera

disusun dokumen perencanaan yang mampu mencerminkan kondisi saat ini dan

gambaran kawasan hutannya dalam dasa warsa kedepan. Rencana Pengelolaan

Hutan Jangka Panjang (RPHJP) 10 (sepuluh) tahun bersifat komprehensif dan

indikatif yang menjadi acuan bagi penyusunan rencana pengelolaan jangka pendek

dan rencana-rencana teknis yang lebih operasional di tingkat lapangan. Dalam

kerangka inilah dokumen Rencana Pengelolaan KPH Produksi Model Unit VI Model

Unit VI Lakitan disusun sebagai acuan rencana kerja di tingkat tapak dalam bentuk

unit-unit pengelolaan hutan yang akan mengelola hutan secara terintegrasi melalui

kaidah-kaidah pengelolaan hutan yang dapat menjamin keberlangsungan fungsinya

Page 17: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

4

(Sustainable forest management) sebagaimana yang dimandatkan dalam peraturan

perundangan.

Setelah terbitnya Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 790/Menhut-

II/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Penetapan wilayah KPHP Model Lakitan,

operasionalisasi KPH dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, seperti : prakondisi

pengelolaan hutan (pengadaan sarana/prasarana; tata hutan dan penyusunan

RPHJP yang difasilitasi oleh BPKH II Palembang), dan konvergensi kegiatan teknis

di lokasi KPH dari UPT Kementerian Kehutanan dan Dinas Kehutanan

Provinsi/Kabupaten.

RPHJP ini disusun dengan tahapan sebagai berikut : Inventarisasi

Biogeofisik, Inventarisasi Sosial Budaya, Penataan Blok dan Petak, Analisis Spasial,

Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan; Penilaian/Pengesahan.

Mengingat Permenhut P.46/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pengesahan

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL/P baru terbit tahun 2013, dan

dari hasil diskusi dengan para Kepala KPH lingkup Regional Sumatera, maka

disepakati bahwa periode RPHJP KPHL/P adalah 2014 - 2023.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan RPHJP KPHP Unit VI Lakitan adalah sebagai acuan

dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan pada Wilayah KPH Produksi Model Unit

VI Lakitan.

Sedangkan tujuan penyusunan RPHJP KPHP Unit VI Lakitan adalah untuk

menjamin terselenggaranya pengelolaan hutan yang bermanfaat dan lestari serta

memberikan pedoman dan arahan bagi pengelolaan kawasan dan seluruh

potensinya secara komprehensif untuk keperluan jangka panjang (10 tahun), yang

menjadi acuan bagi penyusunan rencana pengelolaan jangka menengah, rencana

pengelolaan jangka pendek dan rencana-rencana teknis.

1.3 Sasaran

Sasaran yang akan dicapai dalam Rencana Pengelolaan Hutan Jangka

Panjang (RPH-JP) KPHP Unit VI Lakitan adalah tersusunnya suatu kerangka formal

pengelolaan untuk sepuluh tahun ke depan, sebagai acuan bagi rencana

pengelolaan jangka pendek.

Page 18: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

5

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyusunan RPHJP meliputi aspek ekologi, ekonomi dan

sosial budaya, yang datanya diperoleh dari data informasi hasil inventarisasi hutan

dan penataan hutan serta sumber data lainnya, baik data primer ataupun data

sekunder.

Unsur-unsur materi yang disusun mengacu pada Peraturan Direktur

Jenderal Planologi Kehutanan Nomor P.5/VII-WP3H/2012 tentang Tata Hutan dan

Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan

Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP). RPHJP KPHP

Unit VI Lakitan meliputi:

1. Pendahuluan;

2. Deskripsi kawasan yang didalamnya terdapat informasi risalah wilayah KPH,

potensi wilayah KPH, data informasi sosial budaya, serta data informasi perijinan

yang telah ada;

3. Visi dan Misi dalam Pengelolaan hutan;

4. Analisis dan proyeksi, yang memuat analisa data dan informasi yang saat ini

tersedia baik primer maupun sekunder serta proyeksi kondisi wilayah KPH

dimasa yang akan datang;

5. Rencana kegiatan, yang memuat rencana kegiatan strategis selama jangka

waktu pengelolaan antara lain: inventarisasi berkala wilayah kelola serta

penataan hutannya, pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, pemberdayaan

masyarakat, pembinaan dan pemantauan (controlling) pada areal KPH yang

telah ada ijin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan dan

penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar ijin;

6. Pembinaan dan pemantauan (controlling) pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi

pada areal yang sudah ada ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan

hutannya, penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam,

penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin, koordinasi

dan sinergi dengan instansi dan stakeholders terkait, penyediaan dan

peningkatan kapasitas SDM, penyediaan pendanaan, pengembangan data base,

rasionalisasi wilayah kelola, review rencana pengelolaan dan pengembangan

investasi;

Page 19: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

6

7. Selain itu, dokumen ini juga memuat pembinaan, pengawasan, dan

pengendalian serta pemantauan evaluasi dan pelaporan.

1.5 Batasan Pengertian

Beberapa pengertian yang terdapat dalam dokumen Rencana Pengelolaan

ini adalah sebagai berikut :

1. Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya

alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam dan

lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

2. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh

pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap (UU 41

tahun 1999).

3. Pengelolaan hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan penyusunan

rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan,

rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan dan konservasi alam.

4. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai

fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.

5. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) adalah kesatuan pengelolaan

hutan yang luas wilayahnya seluruhnya atau didominasi oleh kawasan hutan

produksi. KPHP merupakan kesatuan pengelolaan yang fungsi pokoknya

merupakan hutan produksi.

6. Rencana pengelolaan hutan adalah konfigurasi peta situasi, visi-misi, tujuan

dan sasaran yang dijabarkan ke dalam resep atau arah manajemen strategi yang

terpadu yang menyangkut kelola kawasan, kelola pemanfaatan hutan, kelola

pasar, kelola konservasi dan kelola rehabilitasi-restorasi dalam kerangka

pencapaian fungsi ekonomi lingkungan dan sosial yang optimal.

7. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang adalah rencana pengelolaan

hutan pada tingkat strategi berjangka waktu 10 tahun atau seluruh jangka benah

pembangunan KPH.

8. Rencana pengelolaan Jangka pendek adalah rencana pengelolaan hutan

berjangka waktu satu tahun pada tingkat keiatan operasional berbasis petak

dan/atau zona dan/atau blok.

Page 20: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

7

9. Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, yang

dalam pelaksanaannya memperhatikan hak-hak masyarakat setempat, yang lahir

karena kesejarahannya dan keadaan hutan. Tata hutan mencakup kegiatan

pengelompokan hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan potensi yang

terkandung di dalamnya, dengan tujuan untuk memperoleh manaat yang

sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari. Tata hutan meliputi

pembagian kawasan hutan dalam blok-blok berdasarkan ekosistem, tipe, fungsi

dan rencana pemanfaatan hutan. Blok-blok dibagi pada petak-petak berdasarkan

intensitas dan efisiensi pengelolaan. Berdasarkan blok dan petak disusun

rencana pengelolaan hutan untuk jangka waktu tertentu

10. Areal tertentu adalah suatu areal tertentu, dalam kawasan hutan produksi,

kawasan hutan lindung, dan/atau kawasan hutan konservasi dapat ditetapkan

sebagai hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan adat, atau kawasan untuk

tujuan khusus, sehingga keeradaannya tidak lepas dari prinsip pengelolaan

hutan lestari.

11. Wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum

menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha pemanfaatannya,

sehingga pemerintah perlu menugaskan Kepala KPH untuk memanfaatkannya.

12. Inventarisasi hutan adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk

mengetahui keadaan dan potensi sumber daya hutan serta lingkungannya

secara lengkap.

13. Blok adalah bagian wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan yang dibuat relatif

permanen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan.

14. Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit usaha

pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakukan pengelolaan atau silvikultur

yang sama.

15. Anak Petak adalah bagian dari petak yang bersifat temporer, yang oleh sebab

tertentu memperoleh perlakuan silvikultur atau kegiatan pengelolaan yang

khusus.

16. Pengurusan Hutan meliputi kegiatan penyelenggaraan yaitu perencanaan

kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian dan pengembangan pendidikan dan

latihan serta penyuluhan kehutanan dan pengawasan (UU 41 tahun 1999).

Page 21: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

8

17. Perencanaan kehutanan meliputi kegiatan inventarisasi hutan, pengukuhan

kawasan hutan, penatagunaan kawasan hutan, pembentukan wilayah

pengelolaan hutan, dan penyusunan rencana kehutanan.

18. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,

memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan

kayu, serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil

untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

19. Penggunaan kawasan hutan merupakan penggunaan untuk kepentingan

pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok

kawasan hutan.

20. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya memulihkan, mempertahankan,

dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas

dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.

21. Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali

lahan dan vegetasi yang rusak agar dapat merfungsi secara optimal sesuai

dengan peruntukannya.

22. Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan

hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh perbuatan

manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit, serta

mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan

atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang

berhubungan dengan pengelolaan hutan.

23. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan

satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang dibatasi oleh

pemisah topografi berupa punggung bukit atau gunung yang berfungsi

menampung air yang berasal dari hujan dan sumber-sumber air lainnya,

menyimpan serta mengalirkannya ke danau atau laut secara alami.

24. Unit pengelolaan hutan adalah kesatuan pengelolaan hutan terkecil sesuai

fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari,

seperti KPHP Model Unit VI Lakitan . Unit pengelolaan hutan merupakan

kesatuan pengeloalan hutan terkecil pada hamparan lahan hutan sebagai wadah

kegiatan pengelolaan hutan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Page 22: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

9

25. KPH Model adalah wujud awal dari KPH yang secara bertahap dikembangkan

menuju situasi dan kondisi aktual organisasi KPH di tingkat tapak.

26. KPHP Model Unit VI Lakitan merupakan suatu hamparan lahan hutan yang

secara geografis terpusat (tidak terpencar-pencar) yang terdiri dari satu atau

lebih tipe tegakan, mengandung atau akan ditanami tumbuhan pohon (vegetasi)

berada dalam satu kesatuan Daerah Aliran Sungai (DAS), dan berbentuk

kesatuan kepemilikan dan/atau kesatuan perencanaan pengelolaan hutan untuk

keperluan menerapkan suatu preskripsi manajeman hutan dengan tujuan

pengusahaan hutan lestari.

27. Para pihak adalah pengelola KPHP Model Unit VI Lakitan, perwakilan

pemerintah yang berwenang (pemerintah, pemerintah daerah provinsi atau

pemerintah daerah kabupaten), perwakilan masyarakat penerima manfaat dan

dampak pengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan dan swasta sebagai

mitra/investor.

28. Tata batas dalam wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan adalah melakukan

penataan batas dalam wilayah kelola KPHP Model Unit VI Lakitan berdasarkan

pembagian blok dan petak.

29. Pemberdayaan masyarakat setempat merupakan kewajiban Pemerintah,

Provinsi Sumatera Selatan, kabupaten/kota yang pelaksanaannya menjadi

tanggung jawab Kepala KPHP Model Unit VI Lakitan. Kewajiban pelaksanaan

pemberdayaan meliputi pendampingan penyusunan rencana pengelolaan areal

pemberdayaan masyarakat, serta penguatan kapasitas atau kelembagaan.

30. Hutan Desa adalah hutan negara yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan

untuk kesejahteraan desa serta belum dibebani izin/hak.

31. Hutan Tanaman Rakyat selanjutnya disebut HTR adalah hutan tanaman pada

hutan produksi yang dibangun oleh perorangan atau koperasi untuk

meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur

dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan.

Page 23: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

10

BAB IIDESKRIPSI KAWASAN

2.1. Risalah Wilayah

2.1.1 Letak

Merujuk pada penetapan wilayah KPHL dan KPHP Provinsi Sumatera Selatan,

kawasan hutan di Kabupaten Musi Rawas dibagi menjadi 4 unit Kesatuan

Pengelolaan Hutan (KPH). Salah satu KPH tersebut adalah KPHP Unit VI Lakitan

yang secara geografis terletak 102°46'12" sampai dengan 103°15’36" Bujur Timur

dan 02°45’00" sampai dengan 03°16'48" Lintang Selatan (Gambar 2.1).

KPHP Unit VI Lakitan merupakan KPH Hutan Produksi dan menjadi salah satu

KPH Model yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. KPHP Model Unit VI Lakitan

secara administratif berada dalam beberapa kecamatan. Ada 13 kecamatan yang

terkait dengan keberadaan kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan (Tabel 2.1).

Page 24: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

11

Gambar 2.1. Peta Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

Tabel 2.1. Letak Administratif Kawasan KPHP Model Unit VI I Lakitan

No. Nama Kawasan Kecamatan Luas (%)

1 HP. Kungku 1.Jayaloka 2,152.Tiang Pumpung Kepungut 3,053.Suka Karya 4,37

Jumlah 1 ..... 9,572 HP. Lakitan Selatan 1.Megang Sakti 20,94

2.Tuah Negeri 1,313.Sumberharta 2,184.Muara Kelingli 7,23

Jumlah 2 ..... 31,663 HP. Lakitan Utara I 1.Karang Dapo 18,45

2.Karang Jaya 20,633.Megang Sakti 7,954.Muara Lakitan 3,985.Muara Rupit 0,386.STL Ulu Terawas 0,28

Jumlah 3 ..... 51,67

Page 25: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

12

4 HP. Lakitan Utara II Karang Dapo 1,66Muara Lakitan 2,01Rawas Ilir 3,40

Jumlah 4 ..... 7,08

Sumber: Hasil analisis

2.1.2. Luas

KPHP Unit VI Lakitan terdiri dari 4 kelompok hutan produksi yaitu HP. Lakitan

Utara I seluas ± 33.635 Ha, HP. Lakitan Utara II seluas ±3.850 Ha, HP. Lakitan

Selatan seluas ± 22.276 Ha dan HP. Kungku seluas ± 17.013 Ha. Total luas KPHP

Model Unit VI Lakitan ini adalah 76.776 ha (SK Menhut no. SK. 790/Menhut-II/2009).

Tabel 2.2 Luasan Hutan Produksi di KPHP Model Unit VI Lakitan (SK Menhut NomorSK. 790/Menhut-II/2009)

No Hutan Produksi Luas (ha)1 Lakitan Utara I 33.3652 Lakitan Utara II 3.8503 Laktan Selatan 22.2764 Kungku 17.013

Jumlah 76.776

Dari Tabel 2.2 di atas ada sedikit perbedaan luasan berdasarkan analisis

spasial terutama diakibatkan karena adanya penggunaan perhitungan luas HP.

Kungku yang mendasarkan pada Penetapan Wilayah KPHL dan KPHP Provinsi

Sumatera Selatan yaitu seluas 17.013 ha sedangkan apabila menggunakan Peta

Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2001

seluas 6.500 ha.

Page 26: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

13

2.1.3 Aksesibilitas

Akses menuju KPHP ini dapat ditempuh melalui jalan darat dari ibukota

kabupaten yaitu Muara Beliti. Jarak terdekat dengan ibukota kabupaten adalah

wilayah Kecamatan Jayaloka yang dapat ditempuh selama 1 jam sedangkan yang

terjauh adalah wilayah Karang Dapo yang memerlukan perjalanan 3 jam.

Akses menuju desa-desa yang terdekat dengan kawasan KPHP Model Unit VI

Lakitan umumnya jalan darat yang berupa jalan aspal dan jalan tanah. Pada

beberapa tempat seperti di kawasan HP. Kungku dan HP Lakitan Selatan terdapat

jalan aspal yang membelah kawasan hutan. Adapun untuk menuju kawasan HP.

Lakitan Utara I dan HP. Lakitan Utara II dapat ditempuh dengan memanfaatkan jalan

perkebunan kelapa sawit. Secara spasial, aksesibilitas KPHP Model Unit VI Lakitan

dapat dilihat pada Peta Potensi dan Aksesibilitas Wilayah KPHP Model Unit VI

Lakitan (Gambar 2.2).

Gambar 2.2 Peta Aksesibilitas Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

Page 27: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

14

2.1.4 Batas

Dilihat dari sejarahnya, kawasan HP. Kungku merupakan kawasan Register

peninggalan jaman Belanda dan belum pernah dilaksanakan penataan batas.

Adapun untuk wilayah HP. Lakitan Utara I dan HP. Lakitan Utara II telah

dilaksanakan penataan batas pada tahun 1994/1995 sepanjang 188 km oleh Sub

Balai Inventarisasi dan Perpetaan Hutan (SUBBIPHUT) Palembang. Untuk wilayah

HP. Lakitan Selatan, telah dilaksanakan penataan batas kawasan pada tahun

1994/1995 sepanjang 116,5 km yang kemudian direkonstruksi ulang oleh Dinas

Kehutanan Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2006.

Kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan juga berbatasan dengan banyak desa.

Beberapa diantaranya merupakan desa transmigrasi. Bahkan beberapa pusat desa

diantaranya berada dalam kawasan. Tercatat ada 21 desa yang terpengaruh

dengan keberadaan KPHP Model Unit VI Lakitan (Gambar 2.3).

Gambar 2.3. Peta Batas Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

Page 28: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

15

2.1.5 Topografi

Berdasarkan Peta Kelerengan (BPKH Wilayah II, 2013) wilayah KPHP Model

Unit VI Lakitan memiliki satu tipe kelerengan yaitu landai. Secara spasial, jenis

kelerengan KPHP Model Unit VI Lakitan dapat dilihat pada Peta lereng Wilayah

KPHP Model Unit VI Lakitan (Gambar 2.4).

Gambar 2.4 Peta Kelerengan Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

Page 29: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

16

2.1.6 Geologi dan Jenis Tanah

Berdasarkan Peta Geologi (BPKH Wilayah II, 2013) wilayah KPHP model Unit

VI Lakitan terdiri dari jenis batuan geologi yang memdominasi dari Clastic Sediment,

Granitoid, Swam Deposits dan Volcanosediment. Secara spasial, Jenis Geologi

KPHP Model Unit VI Lakitan dapat dilihat pada Peta Geologi Wilayah KPHP Model

Unit VI Lakitan (Gambar 2.5).

Gambar 2.5 Peta Geologi Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

Jenis tanah yang mendominasi adalah Hapludox, Kandiudults, Dystropepts,

Knhaplohumults, Humitropepts, dan Tropaquepts. Secara spasial, Jenis tanah

KPHP Model Unit VI Lakitan dapat dilihat pada Peta Tanah Wilayah KPHP Model

Unit VI Lakitan (Gambar 2.6)

Page 30: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

17

Gambar 2.6 Peta Tanah Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

2.1.7 Sejarah Wilayah KPHP

Sejarah pemanfaatan kawasan hutan di Kabupaten Musi Rawas adalah

kawasan hutan Produksi pada tahun 1970-an dibagi habis untuk dikelola dengan

manajemen HPH yang orientasinya adalah kayu (timber estate), sehingga

kelestarian produksi tidak terjaga yang pada akhirnya kawasan mengalami

degradasi dan deforestasi maka pemegang HPH menghentikan kegiatannya dengan

alasan tidak ekonomis, kinerja yang buruk sehingga tidak diperpanjangnya ijin

pengelolaan.

Demikian pula halnya dengan wilayah KPHP Model unit VI Lakitan pada era

awal ekslpoitasi hasil hutan kayu di tahun 1970-an, sebagian besar kawasan hutan

KPHP Model Unit VI Lakitan dahulunya dikelola oleh perusahaan konsesi PT. Phala

Wana Lestari IV. Lokasi areal konsesinya meliputi HP. Lakitan Utara I dan HP.

Lakitan Selatan. Namun ijin konsesi perusahaan ini sudah lama dicabut.

Page 31: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

18

Seiring dengan era baru setelah reformasi maka di wilayah KPHP Model Unit

VI Lakitan telah diberikan ijin usaha pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.

Saat ini telah ada ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu untuk hutan tanaman

industri dan hutan tanaman rakyat. Selain itu telah ada pula pengguna kawasan

hutan yang areal konsesinya sebagian kecil masuk wilayah yang berbatasan dengan

KPHP Model Unit VI Lakitan. Penggunaan kawasan hutan ini diperuntukkan

kepentingan pertambangan batubara dan mineral berupa emas.

2.2 Potensi Sumberdaya Hutan

2.2.1 Penutupan Lahan

Berdasarkan peta penutupan lahan (BPKH Wilayah II, 2013) seperti Gambar

2.7, yang di hasilkan dari hasil penafsiran Citra Lansat, realisasi kondisi penutupan

lahan disajikan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Luas dan Persentase Tutupan lahan di KPHP Model Unit VI Lakitan

No Klasifikasi Lahan Luas (ha) Persentase (%)1 Belukar rawa 12.159,35 18,352 Pemukiman/lahan terbuka 1.024,93 1,553 Perkebunan 10.837,54 16,354 Pertanian lahan kering 7.793,64 11,765 Pertanian lahan kering campur

semak/kebun campur

29.119,71 43,946 Savana/padang rumput 641,62 0,977 Sawah 702,38 1,068 Semak belukar 3.767,26 5,689 Tubuh air 216,34 0,33

LUAS TOTAL 66.262,77 100,00Sumber : BPKH WIlayah II Palembang, 2013

Page 32: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

19

Gambar 2.7 Peta Penutupan Lahan Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

Hasil penafsiran citra satelit yang dikeluarkan oleh BPKH Wilayah II

Palembang tersebut selanjutnya dilakukan verifikasi oleh Tim KPHP Model Unit

VI Lakitan melalui observasi lapangan dengan hasilnya penutupan lahan pada

kawasan KPHP model Unit VI Lakitan menjadi sebaran data dan informasi yang

disajikan pada Tabel 2.4.

Tutupan vegetasi yang paling banyak dijumpai di HP. Kungku adalah

perkebunan (44,12%). Terdapat juga pertanian lahan kering campuran sekitar

42,93 %. Sedangkan tutupan lainnya relatif kecil.

Untuk wilayah HP. Lakitan Selatan, tutupan vegetasi sebagian besar

berupa pertanian lahan campuran (36,82%) dan pertanian lahan kering (24,62%)

dan perkebunan (16,74%). Juga dijumpai adanya semak belukar dan rawa.

Pada HP. Lakitan Utara I, vegetasi yang dominan adalah pertanian lahan

campuran (48,74%). Lahan yang masih berupa semak belukar rawa cukup tinggi

di wilayah ini yaitu mencapai 31,73%. Penggunaan untuk produksi tanaman

perkebunan maupun pertanian hanya mencapai rata-rata sekitar 6%.

Page 33: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

20

Tutupan HP. Lakitan Utara II berupa perkebunan dan pertanian lahan

kering campuran. Areal perkebunan mencapai hampir 54,94%. Wilayah untuk

pertanian lahan kering campuran seluas 45,03% (Tabel 2.4).

Tabel 2.4. Luas dan Persentase Tutupan/Penggunaan Lahan di KPHP ModelUnit VI Lakitan

NO. Jenis PenutupanLuas

(ha) (%)HP. Kungku1 Perkebunan 2.867,48 44,122 Pemukiman 225,17 3,463 Pertanian Lahan Kering 392,89 6,044 Pertanian Lahan Kering Campuran 2.790,73 42,935 Semak Belukar 91,07 1,406 Tubuh air 133,21 2,05

Jumlah 6.500,56 100.00HP. Lakitan Selatan1 Padang rumput 545,45 2,452 Perkebunan 3.729,09 16,743 Pemukiman 750,97 3,374 Pertanian lahan kering 5.483,39 24,625 Pertanian lahan campuran 8.202,11 36,826 Sawah 629,39 3,117 Semak belukar 1.302,33 5,858 Semak belukar rawa 1.487,37 6,689 Tubuh air 83,12 0,37

Jumlah 22.276,21 100.00HP. Lakitan Utara I1 Padang rumput 96,18 0,292 Perkebunan 2.125,68 6.323 Pemukiman 47,80 0,144 Pertanian lahan kering 1.917,36 5,705 Pertanian lahan campuran 16.392,23 48,746 Sawah 9,99 0,037 Semak belukar 2.373,86 7,068 Semak belukar rawa 10.671,98 31,73

Jumlah 33.635,07 100.00HP. Lakitan Utara II1 Perkebunan 2.115,28 54.942 Pemukiman 0,99 0,033 Pertanian Lahan kering campuran 1.734,64 45.03

Jumlah 3.850,93 100.00

Dengan demikian diketahui bahwa hanya sebagian kecil areal di dalam

kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan yang masih berhutan. Sebagian besar

diantaranya telah berubah menjadi areal pertanian, perkebunan dan pemukiman.

Page 34: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

21

2.2.2 Potensi Kayu dan Non Kayu

Areal KPHP Lakitan sebagian besar telah dirambah oleh masyarakat

untuk usaha perkebunan baik sawit maupun tanaman karet. Sedangkan areal

yang masih utuh belum dirambah masyarakat berupa lahan basah dengan

vegetasi didominasi oleh semak belukar berupa hutan mahang dan pakis

dengan permukaan tanah tertutup oleh perakaran pakisan.

Gambar 2.8. Tutupan lahan yang didominasi oleh pakis

Jenis kayu komersil yang ada di wilayah KPHP Lakitan yaitu pulai, jabon,

akasia, meranti rawa dan jelutung. Pada areal yang dirambah oleh masyarakat

untuk kebun karet, ditumbuhi secara alami jenis pulai darat dan jabon dengan

potensi 5 – 20 batang per ha. Jenis pulai ini sebagai bahan baku pensil yang

dikembangkan oleh PT. Xylo Indah Pratama.

Jenis meranti banyak dijumpai di areal HP Lakitan Utara I dan II yang

pernah dikembangkan oleh PT. London Sumatera pada areal perkebunan sawit.

Pola tersebut dikembangkan sebagai pelaksanaan Ijin Percobaan Penanaman

pada hutan tanaman campuran antara sawit dengan jenis meranti.

Page 35: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

22

2.2.3 Keberadaan flora dan fauna

Pada Wilayah KPHP Lakitan banyak dijumpai bermacam-macam jenis

kayu antara lain: Meranti, Sungkai, Pulai, Rotan dan lain-lain. Sedangkan

fauna yang banyak dijumpai adalah satwa-satwa seperti trenggiling,

monyet, Rusa, Kijang, Ayam Hutan dan Lain-lain

2.3 Kondisi Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat

2.3.1. Kondisi Sosial

Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan yang terletak di dalam 13 kecamatan

dan 41 desa yang berdekatan. Desa yang tersebar pada HP. Lakitan Utara I

sebanyak 17 desa, HP Lakitan Utara II sebanyak 6 desa, Hp Lakitan Selatan

sebanyak 15 desa, dan HP Kungku sebanyak 8 desa (Tabel 2.5)

Tabel 2.5. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di dalam dan sekitar KPHP ModelUnit VI Lakitan

Nama Desa Luas Lahan(ha)

Luas desadalam kawasan

hutan (Ha)

JumlahPenduduk

HP. Lakitan Utara I1. Terusan2. Rantau Jaya3. Karang Jaya4. Embacang Baru5. Marga Baru6. Sidomulyo7. Lubuk Pandan8. Tanjung beringin9. Sukamerindu10. Karang Dapo II11. Karang Dapo I12. Setia Marga13. Marga Puspita14. Tegal Sari15. Campursari16. Mekarsari17. Rejosari

7191,003142,387835,969257,203741,902728,989899,292511,543665,415270,65

22516,645188,401649,122046,444561,601166,341557,80

1644,88316,91

5134,106781,73

20,94,63157,09421,97258,43185,31

1684,249521,151203,61

947,76775,99

1776,501569,82

279,80

25382246348929035139232130641559157127861773334310191373203117511592

HP Lakitan Utara II1. Sido Mulyo2. Pelita Jaya3. Marga Baru4. Bina Karya5. Beringin Makmur I6. Batu Kucing

2728,985638,083741,902962,92

12253,029521,99

603,42572,70177,88115,96

2069,35219,75

232121915139195827491596

Page 36: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

23

Lakitan Selatan1. Jajaran Baru I2. Jajaran Baru II3. Mekarsari4. Campur Sari5. Muara Megang6. Muara Megang I7. Pagarayu8. Trisakti9. Megang Sakti III10. Mulyosari11. Bamasco12. Lubukrumbai13. Madang14. Margabaru15. Lubuk Tua

3595,482796,381166,344561,602158,851660,002474,771708,791321,876225,462468,876210,813181,783741,906865,88

2627,002796,38

140,00749,00

2434,001450,001784,00

919,00643,00403,00656,00224,00

1464,0013

4866,00

37432800175120312089

696208711473648141126804523214451395282

HP. Kungku

1. Bangun Rejo2. Sukowarno3. Sugih Waras4. Ciptodadi5. Rantau Alih6. Muara Kati Baru II7. Muara Kati Baru I8. Margatani

1415,921363,361312,035779,31

792,902523,363763,133298,14

278,00826,00

1266,00309,00257,00

1378,00673,00

1448,00

23631417182447201086

52214971498

Sumber : BPS Musi Rawas, 2012 dan hasil analisis

Kecamatan pada kawasan HP. Lakitan Selatan yang memiliki pengaruh

paling besar terhadap aktivitas masyarakatnya adalah Kecamatan Megang Sakti.

Sedangkan Kecamatan Karang Dapo dan Kecamatan Muara Lakitan merupakan

kecamatan yang memiliki pengaruh terhadap aktivitas dalam kawasan HP.

Lakitan Utara I dan II.

Keberadaan wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan yang terletak pada

banyak kecamatan dan desa yang berdekatan telah menimbulkan banyak

konsekuensi. Diantaranya adalah masalah tumpang tindih kawasan hutan

dengan pemukiman masyarakat. Di dalam kawasan HP. Kungku telah terjadi

overlapping lahan antara wilayah yang masuk kawasan KPHP Model Unit VI

Lakitan dengan areal yang diklaim masyarakat di dalam Kecamatan Suka Karya

dan Jayaloka.

Page 37: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

24

2.3.2. Kondisi Ekonomi

Sebagian besar pendapatan ekonomi penduduk yang berada di sekitar

kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan adalah mata pencaharian dari sektor

pertanian berupa persawahan irigasi dan non irigasi, pertanian lahan kering dan

perkebunan khususnya kebun kelapa sawit dan kebun karet (Tabel 2.6).

Sebagian kecil dari penduduk bekerja dibidang perdagangan dan pegawai

negeri sipil.

Tabel 2.6 Jenis mata pencaharian penduduk di wilayah KPHP Model Unit VILakitan

No Nama Desa Pekerjaan Utama Sub Sektor PertanianHP Lakitan Utara I

123456789

1011121314151617

TerusanRantau JayaKarang JayaEmbacang BaruMarga BaruSidomulyoLubuk PandanTanjung beringinSukamerinduKarang Dapo IIKarang Dapo ISetia MargaMarga PuspitaTegal SariCampursariMekarsariRejosari

PertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanian

KaretKaretKaretKaretKelapa SawitKaretKaretKaretKaretKaretKaretKaretKaretKaretKaretKaretKaret

HP Lakitan Utara II123456

Sido MulyoPelita jayaMarga baruBina KaryaBeringin makmur IBatu kucing

PertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanian

Kelapa SawitKelapa SawitKelapa SawitKelapa SawitKaretKaret

HP Lakitan Selatan123456789

1011121314

Jajaran Baru IJajaran Baru IIMekarsariCampur SariMuara MegangMuara Megang IPagarayuTrisaktiMegang Sakti IIIMulyosariBamascoLubukrumbaiMadangMargabaru

PertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanian

KaretKaretPadiKaretKelapa SawitPadiKaretKaretKaretKaretKaretKelapa SawitKaretPadi

Page 38: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

25

15 Lubuk Tua Pertanian KaretHP Kungku

1234567

Bangun RejoSukowarnoSugih WarasCiptodadiRantau AlihMuara Kati Baru IIMuara Kati Baru I

PertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanianPertanian

KaretKaretKaretKaretKaretKaretKaret

Sumber: BPKH Wilayah II Palembang

2.3.3. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk berkaitan dengan daya dukung (carrying capacity)

suatu wilayah. Indikator yang umum dipakai adalah Rasio Kepadatan Penduduk

(density ratio) yaitu rasio yang menyatakan perbandingan antara banyaknya

penduduk terhadap luas wilayah atau berapa banyaknya penduduk per kilometer

persegi atau per hektar pada tahun tertentu. Tingkat kepadatan penduduk

tertinggi terdapat di Kecamatan Sumber Harta dengan tingkat kepadatan

mencapai 163,18 jiwa/ha, selanjutnya Kecamatan Megang Sakti dengan tingkat

kepadatan mencapai 122 jiwa/ha sedangkan tingkat kepadatan terendah terdapat

di Kecamatan Karangjaya yaitu hanya 19,98 jiwa/ha.. Mengacu pada kriteria yang

dikeluarkan oleh National Urban Development Study (NUDS) berdasarkan

kepadatan penduduknya dapat diketahui bahwa sebagian besar wilayah sekitar

KPHP Lakitan termasuk kedalam kategori wilayah perdesaan dan termasuk

dalam kategori wilayah dengan penduduk jarang. Rincian kepadatan penduduk

kecamatan-kecamatan sekitar wilayah KPHP Lakitan seperti pada Tabel 2.7

Tabel 2.7 Ditribusi kepadatan penduduk per kecamatanNo Kecamatan Kepadatan penduduk (jiwa/ha)1. Megang Sakti 122,072. Karang Jaya 19,983. Karang Dapo 32,004. Rawas Ilir 25,895. Muara Lakitan 20,006. Muara Kelingi 56,267. Tuah Negeri 97,988. Suka Karya 108,859. Jayaloka 92,0010. Tiang Pumpung Kepungut 36,0011. Muara Rupit 78,8312. STL Ulu Terawas 49,0013. Sumber Harta 163,18

Sumber : Kecamatan Dalam Angka, BPS Musi Rawas Tahun 2012

Page 39: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

26

2.3.4. Keberadaan Masyarakat Adat

Berdarkan hasil inventarisasi sosial ekonomi dan budaya, di sekitar

wilayah KPHP Unit VI Lakitan tidak dijumpai keberadaan Masyarakat Adat.

Masyarakat Adat di Kabupaten Musi Rawas dijumpai di Kecamatan Rawas Ilir

yaitu Suku Anak Dalam.

2.4. Ijin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan

2.4.1. Ijin Pemanfaatan Hutan

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan melalui penetapan program

percepatan pembangunan hutan tanaman dengan tujuan merehabilitasi kawasan

hutan yang rusak dan menyiapkan tanaman yang dibutuhkan untuk industri

kehutanan. Menteri Kehutanan pada tahun 2009 telah memberikan IUPHHK-HTI

atas nama PT. Paramitra Mulia Langgeng seluas + 70.130 ha, dan sebagian areal

kerjanya berada di kawasan HP. Lakitan Utara I seluas + 25.093 ha telah

dicadangkan untuk pembangunan hutan tanaman industri jenis Acacia mangium.

Program Hutan Tanaman Rakyat (HTR) juga telah ada di dalam kawasan

KPHP Model Unit VI Lakitan. Pada wilayah HP Kungku telah dicadangkan

kawasan hutan untuk program Hutan Tanaman Rakyat seluas + 1.704 ha pada

tahun 2010 sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.46/Menhut-II/2010

(Tabel 2.7).

Tabel 2.8. Ijin Pemanfaatan Kawasan Hutan di KPHP Model Unit VI Lakitan

No Pemegang Ijin Surat Ijin Lokasi

1 PT. Paramitra MulyaLanggeng

SK.378/MENHUT-II/2009 HP Lakitan I

2 Masyarakat Setempat SK.46/MENHUT-II/2010 HP Kungku

Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas, 2010

Page 40: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

27

Selain pembangunan hutan tanaman juga terdapat pembibitan meranti di

dalam kawasan HP. Lakitan Utara I. Hal ini merupakan sanksi yang diberikan

terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh PT. London Sumatera Indonesia.

Sebagian dari areal perkebunan perusahaan ini masuk dalam areal kawasan HP.

Lakitan Utara I sehingga perusahaan ini diwajibkan untuk merehabilitasi kawasan

hutan yang rusak di HP. Lakitan Utara I.

2.4.2. Ijin Penggunaan Kawasan Hutan

Berdasarkan análisis spasial data di tingkat provinsi, pada wilayah KPHP

Model Unit VI Lakitan terdapat penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan

pertambangan. Saat ini terdapat 2 jenis pertambangan yang arealnya masuk

dalam kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan, yaitu ijin usaha pertambangan

batubara dan pertambangan emas (Tabel 2.8). Potensi tumpang tindih terjadi

karena wilayah konsesi pertambangan ini berada di kawasan perbatasan antar

kabupaten. Kegiatan yang dilakukan masih dalam tahap eksplorasi (Gambar 2.9).

Tabel 2.9. Ijin Penggunaan Kawasan Hutan di KPHP Model Unit VI LakitanNo Perusahaan Izin Investasi Luas (ha)1 PT. Sugico Pendagron

EnergyIUP OperasiProduksi

Batubara 718.274

2 PT. Bara Sentosa Lestari Lokasi PKP2B Batubara 461.3393 PT. Nusantara Bara

ResourcesIUP Eksplorasi Batubara 3,058.085

4 PT. Sriwijaya Bintang TigaEnergi

IUP OperasiProduksi

Batubara 696.214

5 PT. Musi Rawas Gold IUP Eksplorasi Emas, Biji Besi &Galena

722.381

Luas Total 5,656.293Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas, 2010

Page 41: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

28

Gambar 2.9. Peta Penggunaan Kawasan Hutan di Wilayah KPHP ModelUnit VI Lakitan

2.5. Kondisi KPHP Dalam Tata Ruang dan Pembangunan Daerah

2.5.1. Perspektif Tata Ruang

Upaya pengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan tetap mengacu pada

rencana tata ruang kabupaten dan provinsi. Karena seluruh kawasan di dalam

KPHP Model Unit VI Lakitan berstatus sebagai hutan produksi maka pola

pemanfaatannya diarahkan sebagai kawasan budidaya/pemanfaatan.

Berdasarkan Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) Kawasan HP Lakitan

Utara I yang diarahkan untuk usaha skala besar seperti Gambar 2.10. Areal

tersebut saat ini telah diberikan pengelolaannya kepada pemegang Ijin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan-Hutan Tanaman (IUPHH-HT) kepada PT. Paramitra

Mulya Langgeng sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :

SK.378/MENHUT-II/2009.

Page 42: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

29

Gambar 2.10. Peta RKTN KPHP Unit VI Lakitan

Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera

Selatan, sebagian kawasan di wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan yang

merupakan kawasan produksi maka pola pemanfaatan diarahkan untuk

pemanfaatan kawasan dalam hal produksi baik kayu maupun non kayu.

Berdasarkan RTRW Provinsi Sumatera Selatan dan RTRW Kabupaten

Musi Rawas, rencana pola ruang di sekitar wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

sebagian besar merupakan pertanian. Peruntukan pertanian ini mencakup kebun

campuran, kebun karet, kebun sawit, kebun swasta sejenis dan sawah irigasi

teknis.

2.5.2. Perspektif Pembangunan Daerah

KPHP Model Unit VI Lakitan berperan penting bagi pembangunan daerah.

Dalam sektor kehutanan KPHP Model Unit VI Lakitan diharapkan dapat

menunjang pembangunan jangka panjang Sumatera Selatan (2008-2025) melalui

Page 43: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

30

peningkatan pemanfaatan sumber daya alam guna penyediaan sumberdaya

pangan yang berkelanjutan.

Selain itu keberadaan KPHP Model Unit VI Lakitan juga diharapkan dapat

mendukung pembangunan jangka menengah Sumatera Selatan (2008-2013)

sebagai bagian dari upaya (i) Membangun pertanian terutama pangan dan

perkebunan berskala teknis dan ekonomis dengan infrastruktur yang cukup dan

penerapan teknologi tepat guna dan (ii) Membangun industri pengolahan dan

manufaktur yang berdaya saing global dengan menciptakan nilai tambah potensial

yang proporsional dengan memperkokoh kemitraan hulu-hilir, serta industri kecil,

menengah, dan besar.

Pada tahun 2007 kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB

Kabupaten Musi Rawas menjadi 39,08% lebih tinggi dibanding sektor

pertambangan yang kontribusinya mencapai 34,06%. Dengan kontribusi terbesar

ini menjadikan sektor pertanian menjadi sektor utama penggerak perekonomian

Kabupaten Musi Rawas.

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

Kabupaten Musi Rawas maka selama periode 2005-2025 diharapkan terjadi

perubahan dan peningkatan secara siginifikan sehingga dapat terwujud hal-hal

sebagai berikut:

Terpeliharanya luasan lahan untuk kegiatan hutan produksi;

Meningkatnya minat masyarakat untuk mengelola hasil-hasil hutan produksi

dan untuk hasil hutan produksi yang berkembang sudah memiliki nilai tambah

yang berarti;

Sistem pengelolaan hutan secara berkelanjutan sudah dilaksanakan dan

semakin tegasnya penegakan hukum terhadap penebangan liar (illegal

logging) dan penyelundupan kayu;

Semakin mudahnya mendapatkan benih kayu unggul melalui program

pembibitan benih kayu unggul terutama waktu produksi yang relatif lebih

singkat;

Teknologi pengelolaan dan pemanfaatan hutan produksi semakin luas.

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Kabupaten Musi Rawas maka dalam jangka 5 tahun (2010-2015) sektor

kehutanan diharapkan dapat mendukung pencapaian Misi Pengembangan

Page 44: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

31

Agropolitan. Misi ini dapat tercapai apabila didukung pula dengan terwujudnya

kelestarian sumber daya hutan. Pencapaian ini dilakukan dengan revitalisasi

pertanian melalui kegiatan rehabilitasi lahan kritis, pemantapan kawasan hutan,

dan peningkatan upaya perlindungan hutan.

2.6. Pembangunan Kehutanan di Wilayah KPHP

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada wilayah KPHP Model Unit VI

Lakitan baru sampai pada tahap persiapan atau prakondisi pembangunan KPHP.

Kegiatan pembangunan saat ini difokuskan pada penyusunan dokumen kebijakan,

survey dan identifikasi potensi, kondisi fisik dan permasalahan. Kegiatan ini

menggunakan anggaran APBD Kabupaten Musi Rawas, APBD Provinsi Sumatera

Selatan melalui Dinas Kehutanan, dan APBN melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Kementerian Kehutanan.

Sarana dan prasarana KPHP Model Unit VI Lakitan difasilitasi oleh UPT

Kementerian Kehutanan (BPKH Wilayah II Palembang). Juga didukung oleh

Dinas Kehutanan Provinsi dan UPT-UPT Kementerian Kehutanan yang ada di

Palembang sebagai upaya mendukung percepatan beroperasinya KPHP Unit VI

Lakitan.

2.7. Isu Strategis, Kendala, dan Permasalahan

Sebagian besar lahan pada HP Kungku telah berubah menjadi lokasi

permukiman masyarakat dan kebun. Berdasarkan hasil inventarisasi pada

kawasan HP Kungku oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas pada tahun

2005, diperoleh hasil 75% kawasan hutan telah berubah fungsi menjadi

pemukiman, perkebunan karet dan sawit, fasilitas umum dan persawahan.

Diketahui pula bahwa sebagian besar penduduk berasal dari Pulau Jawa. Lokasi

ini ternyata merupakan lokasi transmigrasi yang sudah ada semenjak tahun 1970.

HP. Kungku dilewati oleh jalan aspal dan di sepanjang jalan tersebut telah

dibangun fasilitas sarana dan prasarana yang relaif baik. Namun secara formal

hukum areal tersebut termasuk dalam kawasan hutan (HP. Kungku) dan telah

digunakan oleh masyarakat terutama untuk pemukiman, perkebunan karet dan

Page 45: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

32

pertanian. Di sekitar wilayah ini juga terdapat pembangunan fasilitas

pertambangan berupa stasiun migas.

Kawasan HP Lakitan Utara I dan II juga telah mengalami banyak persoalan

terkait deforestasi dan degradasi hutan. Sebagian kawasan telah terjadi tumpang

tindih (overlapping) dengan perkebunan kelapa sawit (PT. London Sumatera

Indonesia). Saat ini tengah dilakukan diproses lebih lanjut untuk penyelesaiannya

hingga ke tingkat Kementerian Kehutanan.

Letak kawasan HP. Lakitan Selatan yang berdampingan dengan areal

transmigrasi Megang Sakti. Perkembangan transmigrasi yang tinggi menambah

tekanan kerusakan terhadap kawasan hutan berupa okupasi masyarakat sekitar

juga meningkat. Okupasi terjadi karena masyarakat membutuhkan dan

memperluas lahan usaha untuk perkebunan karet dan pemukiman.

Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, isu strategis yang berkembang

saat ini yaitu bahwa sebagian besar kawasan hutan telah diokupasi masyarakat,

pembangunan kehutanan belum terencana secara holistik dan belum berjalan

optimal, sementara itu reduksi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan perlu

ditingkatkan serta dipersiapkan untuk mengahadapi era carbon trading sebagai

upaya turut berperan aktif dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).

Kendala yang ada dalam pengelolaan KPH yakni keberadaan masyarakat

dan fasilitas umum di dalam kawasan hutan menyebabkan upaya pemulihan

hutan tidak berjalan optimal. Beberapa permasalahan yang dihadapi saat ini

adalah sebagai berikut:

1. Sebagian kawasan hutan belum ditata batas (HP Kungku);

2. Lahan usaha masyarakat berada di dalam kawasan hutan;

3. Pelanggaran batas kawasan hutan oleh perusahaan perkebunan;

4. Adanya desa definitif dalam kawasan hutan;

5. Areal penempatan transmigrasi dalam kawasan hutan yang sampai saat ini

belum diterbitkan pelepasan kawasan.

Page 46: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 3

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

33

BAB IIIVISI DAN MISI

Merujuk pada arah strategi dan kebijakan pengelolaan KPHP maka dapat

diterjemahkan lebih lanjut dalam bentuk visi dan misi pengelolaan KPHP Model Unit

VI Lakitan. Visi merupakan cara pandang dalam pengelolaan KPHP Model Unit VI

Lakitan dalam mencapai tujuan yang mendekati idealnya. Pencapaian visi dilakukan

dengan menjalankan misi yang telah disusun.

3.1 Visi

Visi KPHP Unit VI Lakitan dirumuskan berdasarkan potensi dan

permasalahan yang ada, dan tidak terlepas dari visi Dinas Kehutanan Kabupaten

Musi Rawas yang terdapat dalam Rencana Strategis (tahun 2010-2015) dan Visi

Pemerintah Kabupaten Musi Rawas yang ada dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (Tahun 2010-2015). Visi Kabupaten Musi Rawas tersebut yaitu

Terwujudnya Bumi Agropolitan dan Kawasan Pertambangan Menuju MusiRawas Darussalam, sedangkan visi Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas yaitu

Terwujudnya Optimalisasi Manfaat Sumber Daya Hutan.

Mendasari segala potensi yang ada dan memperhatikan visi pembangunan

kehutanan provinsi dan kabupaten, maka visi pengelolaan KPHP Model Unit VI

Lakitan adalah :

“KPHP Lakitan sebagai pemasok bahan baku industri kayu dan nonkayu secara berkelanjutan menuju KPH mandiri”

Pengertian dari Visi tersebut adalah :

a. Sumber Daya Hutan di wilayah KPHP Unit VI Lakitan merupakan sumberdaya

yang potensial yang dapat menghasilkan hasil hutan kayu dan non kayu

sehingga mampu menyediakan kayu dan non kayu untuk memenuhi kebutuhan

industri pengolahan kayu dan non kayu khususnya di wilayah Kabupaten Musi

Rawas Provinsi Sumatera Selatan;

b. Bahwa KPH mampu menghasilkan hasil hutan kayu dan non kayu secara

berkelanjutan, lestari ekonomi, ekologi dan sosial sehingga akan dapat

Page 47: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 3

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

34

memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah dan nasional serta mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar KPH;

c. Bahwa kemandirian pengelolaan KPH dapat terwujud dengan menerapkan

pengelolaan keuangan yang mandiri;

3.2 Misi

Agar dapat mencapai visi yang telah ditetapkan maka perlu ditetapkan misi

pengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan. Misi ini merupakan pengejawantahan

dari visi yang ingin diraih pada masa mendatang. Misi yang disusun dapat menjadi

arahan bagi penentuan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.

Untuk dapat mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi pengelolaan

KPHP Model Unit VI Lakitan adalah:

1. Memantapkan pengukuhan dan penataan kawasan secara legal formal serta

penataan hak-hak masyarakat sebagai landasan pengelolaan kawasan;

2. Menjalin kerjasama, kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai pihak dalam

kerangka percepatan optimalisasi pengelolaan kawasan hutan;

3. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui partisipasi masyarakat

setempat dalam mengakses sumber daya hutan dalam berbagai skema

pengelolaan;

4. Membangun kelembagaan yang kokoh dan kuat serta meningkatkan

manajemen pengelolaan hutan.

3.3 Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai yaitu :

1. Memantapkan kawasan hutan melalui penataan batas, rekonstruksi batas dan

perlindungan hutan;

2. Meningkatkan pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu;

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan melalui skema

pemberdayaan dengan pola Kemitraan, Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan

Desa (HD) dan Hutan Kemasyarakatan (HKm);

4. Merehabilitasi lahan kritis melalui reboisasi dan reklamasi sehingga

meningkatkan stok karbon dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK);

Page 48: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 3

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

35

5. Menjalin kerjasama kemitraan dengan BUMN, BUMS dan masyarakat serta mitra

lainnya;

6. Mewujudkan kemandirian pengelolaan melalui pengelolaan keuangan dengan

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD);

Page 49: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

36

BAB IVANALISIS DAN PROYEKSI

4.1. Analisa Data dan Informasi

4.1.1. Pola Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan

Jenis pemanfaatan kawasan hutan di KPHP Model Unit VI Lakitan pada

saat ini belum beragam. Terdapat 1 (satu) ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu

(IUPHHK) yaitu untuk hutan tanaman (IUPHHK-HT) seluas + 25.093 ha dan

Pencadangan Areal Hutan Tanaman Rakyat (HTR) seluas + 1.704 ha.

Adapun jenis penggunaan kawasan hutan, sudah ada 4 pemegang ijin

yang masuk dalam kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan berupa ijin usaha

pertambangan. Total luas pemanfaatan kawasan hutan ini diperkirakan + 4.933,94

ha.

Apabila dikaji lebih jauh, dari keseluruhan luas KPHP Model Unit VI

Lakitan, sekitar 52,42% luas kawasan yang sudah teralokasi untuk pemanfaatan

dan penggunaan hutan. Selebihnya (47,58%) saat ini belum teralokasi (Tabel 4.1).

Dengan demikian, dalam 10 tahun ke depan masih besar peluang untuk perluasan

pemanfaatan hasil hutan kayu maupun non kayu termasuk untuk jasa lingkungan

dalam pengembangan wilayah tertentu.

Tabel 4.1. Jenis dan Luas Pemanfaatan dan Penggunaan KPHP Model Unit VILakitan

No. Kelompok HutanLuas

Total Luas(ha)

Teralokasi Belum teralokasi(ha) (%) (ha) (%)

1 HP. Lakitan Utara I 33.635 28.847 86,46 4.517,67 13,542 HP. Lakitan Utara II 3.850 1.179,61 30,64 2.670,39 69,363 HP. Lakitan Selatan 22.276 3.153 14,15 19.123 85,854 HP. Kungku 6.500 1.704 25 4.796 75

Jumlah 66.261 34.884 52,65 31.107 47,35Sumber: Hasil Analisis

Selain pembangunan hutan tanaman juga terdapat pembibitan kelompok

kayu Meranti di dalam kawasan HP. Lakitan Utara I. Hal ini berkaitan erat dengan

kewajiban yang harus dilakukan oleh PT.London Sumatera Indonesia sebagai

Page 50: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

37

konsekuensi dari sanksi terhadap pelanggaran okupasi lahan. Perusahaan ini

diwajibkan untuk merehabilitasi kawasan hutan yang rusak di HP. Lakitan Utara I.

4.1.2. Reklamasi dan Rehabilitasi Kawasan Hutan

Berdasarkan data yang didapat dari peta lahan kritis BPKH Wilayah II

Palembang tahun 2013 (Gambar 5.1) yang dihasilkan dari hasil penafsiran citra

Landsat, kondisi lahan kritis disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Klasifikasi lahan kritis wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

Klasifikasi Lahan Luas (ha)1 Tidak Kritis 23.074,02

2 Potensial Kritis 38.597,71

3 Agak Kritis 2,551,76

4 Kritis 2.039,28

LUAS TOTAL 66.262,75

Sumber : BPKH Wilayah II Palembang, 2013

Hasil penafsiran citra satelit yang dikeluarkan oleh BPKH Wilayah II

Palembang tersebut selanjutnya dilakukan verifikasi oleh Tim KPHP Model Unit VI

Lakitan melalui ground check dengan hasil lahan kritis pada kawasan KPHP model

Unit VI Lakitan menjadi sebaran data dan informasi yang disajikan pada Tabel. 4.3.

Berdasarkan hasil analisa data tabular dan spasial, tingkat, lokasi dan luas

lahan kritis pada kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan dapat diketahui. Pada

kawasan HP Kungku, terdapat lahan yang memerlukan prioritas rehabilitasi

(klasifikiasi agak kritis, kritis, dan sangat kritis) seluas lebih kurang 31% atau

sekitar 2.102 ha. Pada wilayah HP. Lakitan Selatan lahan yang perlu mendapat

prioritas penanganan rehabilitasi sekitar 5% atau 1,019 ha.

Page 51: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

38

Pada areal HP. Lakitan Utara I, lahan yang memerlukan rehabilitasi dan

reklamasi terlebih dahulu (klasifikiasi agak kritis, kritis, dan sangat kritis) sekitar

1.500 ha atau 4% lebih. Untuk wilayah HP. Lakitan Utara II, rehabilitasi dan

reklamasi ditujukan pada lahan seluas 43 ha (1%). Secara keseluruhan, terdapat

lahan kritis sekitar 3% dan lahan agak kritis 4%. Adapun lahan dengan kategori

potensial kritis seluas lebih kurang 58% dan tidak kritis sebanyak 35%.

Kegiatan rehabilitasi dan reklamasi kawasan hutan dapat dilakukan oleh

pengelola KPHP Model Unit VI Lakitan secara mandiri atau kepada pihak lain yang

diberi kewenangan melalui ijin konsesi. Ijin konsesi yang layak untuk diberikan

antara lain pemanfaatan hasil hutan untuk hutan tanaman dan hutan tanaman

rakyat.

Tabel 4.3. Tingkat, Lokasi, dan Luas Lahan Kritis di KPHP Model Unit VI

Lakitan

No. Tingkat Kekritisan Luas(ha) (%)

HP. Kungku1 Tidak kritis 2,424 37.172 Potensial kritis 2,054 31.873 Agak kritis 8 0.124 Kritis 2,024 30.845 Sangat kritis 0 0.00

Jumlah 6,509 100.00HP. Lakitan Selatan

1 Tidak kritis 5,905 26.512 Potensial kritis 15,355 68.943 Agak kritis 1,000 4.494 Kritis 156 0.075 Sangat kritis 0 0.00

Jumlah 22,276 100.00HP. Lakitan Utara I

1 Tidak kritis 12,844 38.192 Potensial kritis 19,291 57.363 Agak kritis 1,498 4.454 Kritis 1 0.005 Sangat kritis 0 0.00

Jumlah 33,634 100.00HP. Lakitan Utara II

1 Tidak kritis 2,110 54.822 Potensial kritis 1,696 44.053 Agak kritis 43 1.134 Kritis 0 0.005 Sangat kritis 0 0.00

Jumlah 3,850 100.00Sumber: Hasil Analisis

Page 52: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

39

Gambar 4.1. Peta Sebaran Lahan Kritis di Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

4.1.3 Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan

Tingkat kerawanan terhadap kebakaran hutan dan lahan dapat dianalisa

dari kondisi fisik lahan hutan dan tekanan kawasan hutan dari gangguan alam

maupun kegiatan manusia. Berdasarkan analisis terhadap data spasial dan

tabular maka diketahui bahwa sekitar 14% dari total luas kawasan KPHP Model

Unit VI Lakitan masuk dalam kategori rawan kebakaran hutan dan lahan.

Sebaran lokasi lahan yang rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan

terdapat di HP.Lakitan Selatan (275 ha) dan HP. Lakitan Utara I (8,946 ha) (Tabel

5.4). Lokasi hutan dan lahan yang rawan kebakaran dapat dilihat pada Peta

Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah KPHP Model Unit VI

Lakitan (Gambar 4.2).

Cukup besarnya lahan yang rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan di

wilayah HP. Lakitan Utara I disebabkan adanya sebaran lahan gambut yang cukup

luas (9.569 ha) (Gambar 4.2). Dengan demikian, lahan gambut ini dapat

diarahkan menjadi kawasan lindung.

Page 53: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

40

Tabel 4.4. Kelas Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan di KPHP Model Unit VILakitan

No. Tingkat Kerawanan Luas(ha) (%)

HP. Kungku *)1 Rendah 5,439 83.862 Sedang 1,047 16.143 Rawan 0 0

Jumlah 6,486 100.00HP. Lakitan Selatan

1 Rendah 12,871 57.962 Sedang 9,062 40.813 Rawan 275 1.24

Jumlah 22,207 100.00HP. Lakitan Utara I

1 Rendah 20,182 60.002 Sedang 4,506 13.403 Rawan 8,946 26.60

Jumlah 33,634 100.00HP. Lakitan Utara II

1 Rendah 3,546 92.112 Sedang 304 7.893 Rawan 0 0

Jumlah 3,850 100.00Sumber: Hasil Analisis

Page 54: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

41

Gambar 4.2. Peta Sebaran Lahan Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan di Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

Page 55: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

42

Gambar 4.3. Peta Moratorium di Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

5.1.4 Tingkat Perambahan Kawasan Hutan

Perambahan atau okupasi kawasan hutan merupakan persoalan yang utama

dihadapi dalam pengelolaan wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan. Pelaku

perambahan berasal dari masyarakat maupun oleh perusahaan. Umumnya

masyarakat melakukan perambahan untuk kepentingan terhadap lahan

pemukiman dan lahan usaha terutama kebun. Adapun okupasi oleh perusahaan

cenderung karena alasan perluasan areal usaha terhadap hak guna usaha pada

areal penggunaan lain (APL) yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan.

Dari ke-empat kelompok hutan di dalam KPHP Model Unit VI Lakitan,

semuanya memiliki masalah dengan perambahan. Pada HP. Kungku, tekanan

kerusakan hutan oleh perambahan sangat besar. Hampir seluruh kawasan hutan

di areal ini telah dibuka dan diusahakan oleh masyarakat untuk berbagai

Page 56: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

43

kepentingan. Ada beberapa faktor penyebab maraknya perambahan lahan hutan

di wilayah ini yaitu:

1. Adanya program penempatan transmigrasi pada kawasan ini yang telah

dilakukan semenjak tahun 1970-an yang membawa konsekuensi terhadap

kebutuhan lahan bagi warga transmigrasi tersebut.

2. Batas kawasan masih menggunakan batas register kawasan hutan yang

dibuat pada jaman kolonial Belanda dimana belum ada kegiatan rekonstruksi

maupun penata-batasan definitif dari instansi kehutanan.

3. Berkembangnya kawasan pemukiman di sekitar wilayah tersebut disertai juga

dengan pesatnya pembangunan sarana dan prasarana pendukung seperti

jalan aspal yang telah membelah kawasan menjadi 3 bagian.

4. Adanya pemekaran wilayah kecamatan (Suka Karya yang merupakan

pecahan dari kecamatan Jayaloka) yang masuk dalam areal HP. Kungku.

Di wilayah HP. Lakitan Selatan, jarak antara kawasan hutan dengan dan

lokasi transmigrasi Megangsakti yang relatif dekat atau berbatasan. Hal ini

menimbulkan dampak adanya tekanan terhadap pembukaan lahan di sekitarnya

bagi perluasan lahan usaha dan pemukiman masyarakat. Bertambahnya jumlah

penduduk membawa konsekuensi pula terhadap bertambahnya kebutuhan akan

lahan.

Persoalan tekanan terhadap okupasi lahan kawasan pada HP Lakitan

Utara I dan HP Lakitan Utara II, bersumber pada perusahaan yang ada di sekitar /

berbatasan langsung dengan kawasan hutan tersebut. Kedua kawasan ini dalam

posisi telah dikelilingi oleh perkebunan kelapa sawit yang masih melakukan

pembukaan lahan untuk perluasan perkebunan. Beberapa lahan yang dibuka

berdasarkan hasil peninjauan lapangan, termasuk dalam kawasan hutan. Seperti

kasus di daerah timur laut HP Lakitan Utara I yang telah dirambah oleh

perkebunan kelapa sawit PT. London Sumatera Indonesia. Hal yang sama juga

telah terjadi pada sebagian kawasan HP Lakitan Utara II.

Merujuk pada hasil analisa penutupan lahan dan survey lapangan yang

dilakukan Dinas Kehutanan Musi Rawas, dapat diketahui bahwa hampir

seperempat (25.77%) dari areal pada KPHP Model Unit VI Lakitan telah diokupasi

oleh masyarakat dan perusahaan perkebunan. Pada HP Kungku, seluas 26.45%

Page 57: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

44

wilayahnya sudah dirambah. Di HP. Lakitan Selatan, wilayah perambahan

mencapai angka sekitar 53.86%. Adapun di areal HP Lakitan Utara I sekitar

3.74% lahan kawasannya telah dirambah. Sedangkan pada HP Lakitan Utara II,

sekitar 51.37% kawasannya telah mengalami persoalan okupasi (Tabel 4.4).

Untuk wilayah yang memiliki tingkat konflik lahan relatif besar, seperti di

HP Kungku, arah pemanfaatan kawasan hutan yang lebih cocok adalah melalui

skema Hutan Tanaman Rakyat (HTR). Adapun untuk wilayah kawasan hutan

yang sedikit konflik, seperti di HP Lakitan Selatan, diarahkan untuk pemanfaatanwilayah tertentu yang akan dikelola langsung oleh KPHP Lakitan maupun polakemitraan.

Tabel 4.5. Perkiraan Okupasi Masyarakat dan Perambahan Kawasan Hutan.

NamaKelompok

HutanLuas TotalKawasan

LuasPerambahan Penggunaan

lahan Keterangan(ha) (%)

HP Kungku 6.500 4.500 66,28 Pemukiman(20%),fasilitas umum(5%), kebun karet(40%), kebunsawit(10%),persawahan(0,5%).

Hasil inventarisasioleh Dishut Kab.Mura tahun 2005

HP.LakitanSelatan

22.276 12.000 53,86 Pemukiman,pertanian lahankering,perkebunan sawitdankaret.

Okupasi olehmasyarakat

HP.LakitanUtara I

33.635 1.260 3,74 Perkebunan sawit Perambahan olehPerusahaanPerkebunan PTLondon Sumatera

50 0,15 Perkebunan karet Kebun plasmamasyarakat

HP.LakitanUtara II

3.850 180 4,67 Perkebunan sawit Perambahan olehPerusahaanPerkebunan PTLondon Sumatera

1.800 46,7 Perkebunan sawit Kebun plasmamasyarakat

Total 66.261 19.790 29,91

Page 58: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

45

4.2. Penataan HutanPenataan hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan,

mencakup kegiatan pengelompokan sumberdaya hutan sesuai dengan tipe

ekosistem dan potensi yang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk

memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari (PP.

6/2007 jo. PP 3/2008). Oleh karena itu tujuan dari penataan hutan adalah untuk

menata kawasan hutan agar dalam areal tersebut dapat diselenggarakan semua

pekerjaan teknis kehutanan secara efektif dan efisien.

4.2.1. Pembagian Kawasan

Berdasarkan karakteristik lahannya, wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

dapat dibagi kedalam 4 blok kawasan, yaitu blok pemanfaatan HHK-HT, blok

pemanfaatan jasa lingkungan dan HHBK, blok pemberdayaan masyarakat dan

blok perlindungan. Berdasarkan hasil analisis, secara keseluruhan rata-rata

71,39% lahan di dalam wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan diperuntukkan

sebagai kawasan pemanfaatan (Tabel 4.6). Hal ini dapat dipahami karena fungsi

utama dari hutan produksi adalah fungsi untuk produksi terutama dari hasil hutan

kayu dan non kayu. Kawasan yang diperuntukan untuk pemberdayaan

masyarakat sebesar + 20,01% melalui skema Hutan Desa (HD) dan Hutan

Tanaman Rakyat (HTR). Sebesar + 7,46% dialokasikan untuk penggunaan

kawasan khususnya Ijin Usaha Pertambangan dan penggunaan lainnya.

Sedangkan untuk perlindungan sebesar 1,14% yang merupakan perlindungan

sempadan Sungai Lakitan yang merupakan sungai utama di wilayah KPHP Unit VI

Lakitan dan sungai-sungai lainnya dalam wilayah kelola KPHP Unit VI Lakitan.

Page 59: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

46

Tabel 4.6. Pembagian Blok Kawasan dalam KPHP Model Unit VI Lakitan

No. Kawasan/Blok Luas(ha) (%)

HP. Kungku1 Pemberdayaan Masyarakat 6.500 100,00

Jumlah 6.500 100,00HP. Lakitan Selatan1 Pemberdayaan Masyarakat 4.167 18,702 Pemanfaatan 17.353 77,803 Perlindungan 756 3,40

Jumlah 100,00HP. Lakitan Utara I1 Pemanfaatan 29.881 88,842 Penggunaan 3.754 11,16

Jumlah 33,635 100.00HP. Lakitan Utara II1 Pemberdayaan Masyarakat 2.670,39 69,362 Penggunaan 1.179,61 30,64

Jumlah 3.850,00 100.00Sumber: Hasil Analisis

4.2.2. Pembagian Blok dan Sub Blok

Untuk memudahkan pengelolaan dan pengawasannya, wilayah KPHP

dibagi menjadi beberapa zone atau blok dan sub-blok. Dasar pembagian blok dan

sub-blok ini mempertimbangkan karakteristik biofisik lapangan, kondisi sosial

ekonomi masyarakat sekitar, potensi sumberdaya alam dan keberadaan hak-hak

atau izin usaha pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan (Permenhut

P.6/Menhut-II/2010). Jumlah blok dan sub-blok yang ada juga memperhatikan

kondisi kelembagaan terutama tingkat ketersediaan sumber daya manusia, dana

dan sarana dan prasarananya saat ini.

Berdasarkan kriteria tersebut di atas, wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

diawal pengelolaannya dapat dibagi menjadi 3 Blok dan 8 Sub-Blok. Wilayah HP.

Lakitan I dan HP. Lakitan II dijadikan 1 Blok yang sama, dimana masing-masing

memiliki 3 dan 2 Sub-Blok. Adapun wilayah HP. Lakitan Selatan menjadi 1 Blok

dengan 2 Sub-Blok. Sedangkan wilayah HP. Kungku dimasukkan kedalam 1 Blok

dengan Sub-Blok (Tabel 4.7).Lokasi pembagian blok/resort penataan hutan ini

dapat dilihat dalam Peta Penataan Hutan Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

(Gambar 4.4).

Page 60: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

47

Tabel 4.7. Pembagian Blok dan Sub-Blok di Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

Kelompok Hutan Resort/Blok

SubBlok Zona Pengelolaan Luas

HP. Lakitan Utara I I I.1 HTI 25.093,00

I.2 Wilayah tertentu 4.787,67

I.3 Penggunaan 3.754,33

HP Lakitan Utara II

I

I.4 Penggunaan 1.179,00

I.5 HTR 2.670,39

HP Lakitan Selatan II II.1 HTR/HD 4.167,00

II.2 Wilayah tertentu 17.353,00

HP Kungku III III.1 HTR 6.500,00

Total 66.261,00

Sumber: Hasil Analisis

Gambar 4.4. Peta Pembagian Resort dan Blok wilayah KPHP Unit VI Lakitan

Page 61: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

48

Gambar 4.5. Peta Tata Hutan di Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

4.3. Rencana Pengelolaan Hutan

Pengelolaan kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan dilakukan berdasarkan

penataan hutan yang telah dilakukan melalui pembagian blok dan sub blok. Blok

perlindungan diperuntukan untuk perlindungan kawasan lindung seperti sempadan

sungai, mata air dan lahan gambut.

Blok kawasan pemanfaatan, rencana pengelolaannya pemanfaatan hasil

hutan kayu melalui konsesi IUPHH-HT/HTI maupun pemanfaatan wilayah tertentu

untuk hasil hutan kayu dan non kayu. Sedangkan blok penggunaan adalah

kawasan hutan yang telah dan akan digunakan untuk usaha pertambangan

maupun lainnya. Blok pemberdayaan, rencana pengelolaannya dilakukan dalam

berbagai jenis pemberdayaan bagi masyarakat sekitar wilayah KPHP Model unit VI

Lakitan berupa skema Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan Hutan Desa (HD).

Berdasarkan hasil analisis, peruntukan blok kawasan pemberdayaan adalah Hutan

Desa (HD) seluas 3.153 ha. (Tabel 4.8).

Page 62: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

49

Tabel 4.8 Rencana Pengelolaan Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

Kelompok Hutan Resort Blok Zona Pengelolaan LuasHP. Lakitan Utara I I I.1 HTI 25.093,00

I.2 Wilayah tertentu 4.787,67

I.3 Penggunaan 3.754,33

HP Lakitan Utara II

I

I.4 Penggunaan 1.179,00

I.5 HTR 2.670,39

HP Lakitan Selatan II II.1 HTR/HD 4.167,00

II.2 Wilayah tertentu 17.353,00

HP Kungku III III.1 HTR 6.500,00

Total 66.261,00

Sumber: Hasil Analisis

Kegiatan pengelolaan hutan dapat dibagi menjadi kelola produksi, kelola

ekologi / lingkungan, dan kelola sosial-ekonomi. Kelola produksi mencakup

pemanfaatan hasil hutan kayu dan non kayu, penggunaan kawasan, dan jasa

lingkungan. Adapun kelola ekologi meliputi rehabilitasi dan reklamasi hutan dan

perlindungan hutan dan konservasi alam. Sedangkan kelola sosial ekonomi terdiri

dari peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar dan peningkatan penerimaan

pemerintah dan pengembangan ekonomi wilayah.

Page 63: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

50

Gambar 4.6 Peta Rencana Pengelolaan KPHP Unit VI Lakitan

4.3.1. Wilayah Tertentu

Wilayah tertentu antara lain adalah wilayah hutan yang situasi dan

kondisinya belum menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan

pemanfaatannya berada di luar areal ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan

hutan. Berdasarkan analisa data dan potensi yang ada, wilayah tertentu di wilayah

KPHP Unit VI Lakitan terdapat + 22.140 Ha dengan rincian + 17.353 Ha berada di

HP Lakitan Selatan dan + 4.787 Ha berada HP Lakitan Utara I seperti Gambar 4.7.

Page 64: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

51

Gambar 4.7. Peta Wilayah Tertentu

4.3.2. Kelola Ekonomi

4.3.2.1 Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

Pemanfaatan hasil hutan kayu diutamakan berasal dalam bentuk

pemanfaatan kawasan hutan untuk hutan tanaman. Di wilayah KPHP Model Unit

VI Lakitan saat ini telah ada 2 jenis Hutan Tanaman yaitu hutan Tanaman Industri

dan Hutan Tanaman Rakyat.

Secara keseluruhan, luas areal yang direncanakan untuk kegiatan kelola

produksi berupa hutan tanaman industri (HTI) sekitar 25.093 ha dan luas efektif

diperkirakan + 19,249 ha (76%). Sebagian besar dari areal ini sudah dialokasikan

pemanfaatannya dalam bentuk IUPHHK-HTI atas nama PT.Paramitra Mulia

Langgeng sesuai dengan SK Menteri Kehutanan Nomor 378/Menhut-II/2009.

Adapun untuk alokasi hutan tanaman rakyat seluas 10.084 ha luas efektif +

5.042 ha (50%). Sekitar 1.704 ha dari alokasi HTR telah dicadangankan untuk

pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) pada tahun 2010 berdasarkan

Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.46/Menhut- II/2010.

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

51

Gambar 4.7. Peta Wilayah Tertentu

4.3.2. Kelola Ekonomi

4.3.2.1 Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

Pemanfaatan hasil hutan kayu diutamakan berasal dalam bentuk

pemanfaatan kawasan hutan untuk hutan tanaman. Di wilayah KPHP Model Unit

VI Lakitan saat ini telah ada 2 jenis Hutan Tanaman yaitu hutan Tanaman Industri

dan Hutan Tanaman Rakyat.

Secara keseluruhan, luas areal yang direncanakan untuk kegiatan kelola

produksi berupa hutan tanaman industri (HTI) sekitar 25.093 ha dan luas efektif

diperkirakan + 19,249 ha (76%). Sebagian besar dari areal ini sudah dialokasikan

pemanfaatannya dalam bentuk IUPHHK-HTI atas nama PT.Paramitra Mulia

Langgeng sesuai dengan SK Menteri Kehutanan Nomor 378/Menhut-II/2009.

Adapun untuk alokasi hutan tanaman rakyat seluas 10.084 ha luas efektif +

5.042 ha (50%). Sekitar 1.704 ha dari alokasi HTR telah dicadangankan untuk

pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) pada tahun 2010 berdasarkan

Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.46/Menhut- II/2010.

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

51

Gambar 4.7. Peta Wilayah Tertentu

4.3.2. Kelola Ekonomi

4.3.2.1 Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

Pemanfaatan hasil hutan kayu diutamakan berasal dalam bentuk

pemanfaatan kawasan hutan untuk hutan tanaman. Di wilayah KPHP Model Unit

VI Lakitan saat ini telah ada 2 jenis Hutan Tanaman yaitu hutan Tanaman Industri

dan Hutan Tanaman Rakyat.

Secara keseluruhan, luas areal yang direncanakan untuk kegiatan kelola

produksi berupa hutan tanaman industri (HTI) sekitar 25.093 ha dan luas efektif

diperkirakan + 19,249 ha (76%). Sebagian besar dari areal ini sudah dialokasikan

pemanfaatannya dalam bentuk IUPHHK-HTI atas nama PT.Paramitra Mulia

Langgeng sesuai dengan SK Menteri Kehutanan Nomor 378/Menhut-II/2009.

Adapun untuk alokasi hutan tanaman rakyat seluas 10.084 ha luas efektif +

5.042 ha (50%). Sekitar 1.704 ha dari alokasi HTR telah dicadangankan untuk

pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) pada tahun 2010 berdasarkan

Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.46/Menhut- II/2010.

Page 65: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

52

Berdasarkan hasil analisis maka terdapat potensi kayu yang sangat besar

apabila pemanfaatan hasil hutan kayu melalui hutan tanaman industri dan hutan

tanaman rakyat dapat segera berproduksi. Potensi kayu yang dapat diproduksi di

KPHP Model Unit VI Lakitan melalui HTI sekitar 4,2 juta m3 per tahun. Adapun

potensi produksi kayu dari HTR dapat mencapai 453.797,55 m3 per tahun.

Dengan demikian, secara keseluruhan terdapat peluang untuk membangkitkan

potensi KPHP Model Unit VI Lakitan melalui produksi kayu sebesar 4,6 juta m3 per

tahun (Tabel 4.9).

Tabel 4.9. Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

No.BentukPemanfaatanHutan

Luas Total LuasEfektif Standar Potensi

Kayu

(ha) (%) (ha) (m3/ha/thn) (m3/thn)1 HTI 25.093,00 43,78 19.249 216 4.157.7842 HTR/HD 10.084,00 17,59 5.042 90 453.7973. Wilayah tertentu 22.140,67 38,63 11.000 150 1.650.000

Jumlah 57.317,67 100 16.061 306 5.251.581Sumber: Hasil Analisis

Potensi hasil hutan kayu yang sedang dikembangkan oleh pemegang ijin

HTI adalah jenis Acacia mangium. Dengan luas efektif yang dapat dikembangkan

+ 19.249 ha dengan potensi 216 m3/ha/th maka akan dihasilkan kayu akasia

sebanyak 4,2 juta m3/th. Sedangan ada areal Hutan Tanaman Rakyat dan Hutan

Desa tanaman yang dominan adalah jenis MPTS (karet) sebanyak 70% dan 30%

sisanya adalah tanaman kayu-kayuan jenis bambang lanang, pulai maupun jabon.

Pada areal wilayah tertentu seluas 22.140,67 ha jenis yang dapat

dikembangkan adalah jenis Bambang lanang, jabon, pulai, jelutung dan karet.

Perhitungan luas efektif yang pada wilayah tertentu seluas + 11.000 ha (50%).

4.3.2.2 Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Non Kayu

Dari hasil analisis, ada 5 (lima) jenis hasil hutan non kayu yang berpotensi

besar untuk dikembangkan di wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan. Hasil hutan

non kayu tersebut adalah getah jelutung, getah karet, gaharu, bambu dan madu.

Page 66: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

53

Untuk pemanfaatan getah jelutung, tersedia lahan sekitar 2.865 ha yang

berasal dari 5% dari luasan HTI yang harus dialokasikan untuk jenis-jenis

tanaman unggulan, 5% lahan dari tanaman kehidupan HTR dan 5% dari luas

efektif wilayah tertentu (Tabel 4.10).

Tabel 4.10 Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Non Kayu

NoBentukPemanfaatanHutan

Luas EfektifStandar

(ton/ha/thn)

Potensi NonKayu

(ton/thn)(%) (ha)1. Getah

jelutung- 5% dari tanamanunggulan HTI- 2.5% dari tanamankehidupan HTR dan- 5% dari wilayahtertentu (efektif)

1.254

7.20 15,319504

1.107

2 Getah karet 70% dari tanamanunggulan HTR2.5% dari tanamankehidupan HTI- 50% luas efektifwiayah tertentu

7.059

252,000.00 552.879.779627

5.500

3 Gaharu 1% dari arealpemanfaatan wilayahtertentu

110 26.00 6.600

Gubal 1 110Kemedangan 10 1.100Abu 15 1.650

4. Bambu Areal sempadansungai 756

5. Madu Areal Hutan Desa 3.153

Sumber: Hasil Analisis

Adapun untuk getah karet terdapat sekitar 7.059 ha yang berasal dari 70%

dari tanaman unggulan HTR dan 2.5% dari tanaman kehidupan HTI seluas 627 ha

dan seluas 5.500 ha dari 50% luasan efektif pada wilayah tertentu. Sedangkan

alokasi areal gaharu berasal dari 1% areal pemanfaatan wilayah tertentu (PWT)

seluas 110 ha.

Page 67: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

54

4.3.2.3 Rencana Pemanfaatan Jasa Lingkungan

Sebagian wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan cukup potensial untuk

dikelola dalam bentuk pemanfaatan jasa lingkungan. Pemanfaatan jasa

lingkungan tersebut dapat dalam skema kegiatan restorasi ekosistem (RE), proyek

REDD, proyek PAN/RAP Karbon, atau pemanfaatan untuk tujuan tertentu (PWT)

yang dikelola langsung oleh insitusi KPHP Model Unit VI Lakitan.

Tersedia seluas 5.976 ha atau sekitar 9% lahan yang dapat digunakan

untuk kepentingan ini. Apabila rencana pemanfaatan jasa lingkungan ini dapat

berjalan maka sangat mendukung upaya rehabilitasi kawasan hutan dan

memperluas kawasan dengan tutupan hutan.

4.3.2.4 Penggunaan Kawasan Hutan

Di dalam kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan terdapat 4 ijin konsesi

penambangan. Namun kegiatan yang dilakukan masih dalam tahap eksplorasi.

Apabila di kemudan hari ternyata diketahui adanya potensi bahan tambang di

wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan maka dapat dialokasikan rencana untuk

penggunaan kawasan hutan bagi kepentingan pertambangan.

4.3.3 Kelola Ekologi

4.3.3.1 Rehabilitasi dan Reklamasi Kawasan Hutan

Untuk wilayah rehabilitasi atau pemulihan, kriteria yang digunakan adalah

wilayah tersebut sudah tidak berhutan lagi. Selain itu terdapat (bekas)

perambahan, pembalakan liar, dan kebakaran hutan dan lahan. Atau untuk tujuan

dan kepentingan tertentu merupakan wilayah yang diprioritaskan untuk

direhabilitasi.

Berdasarkan hasil analisis maka prioritas pertama untuk rehabilitasi lahan

ditujukan pada lahan kritis yang seluas 2.109 ha (3%). Prioritas kedua dilakukan

terhadap lahan yang masuk kategori agak kritis seluas 2.549 ha (4%). Apabila

kedua prioritas ini telah dapat dilakukan maka dilanjutkan pada upaya mencegah

agar lahan yang masuk klasifikasi potensial kritis tidak menjadi agak kritis atau

kritis. Seperti Gambar 4.8 dan Tabel 4.11.

Page 68: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

55

Gambar 4.8. Peta lahan kritis di Wilayah KPHP Unit VI Lakitan

Tabel 4.11. Prioritas Penanganan Lahan Kritis

Klasifikasi Luas Tingkat PrioritasPenanganan(ha) (%)

Tidak kritis 3.074,02 34,82 IV

Potensial kritis 38.597,72 58,25 III

Agak kritis 2.551,76 3,85 II

Kritis 2.039,28 3,08 I

Total 66.262,78 100,00

Sumber: Hasil Analisis

Page 69: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

56

4.3.3.2 Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

Degradasi hutan dan deforestasi akan terus dialami hutan di wilayah KPHP

Model Unit VI Lakitan ke depannya. Tekanan dan gangguan terhadap kelestarian

hutan terutama disebabkan oleh perambahan kawasan hutan baik oleh

masyarakat maupun okupasi oleh perusahaan maupun kebakaran hutan dan

lahan. Peran KPHP Model Unit VI Lakitan sebagai pengelola kawasan di tingkat

lapangan sangatlah besar dalam upaya perlindungan hutan dari segala bentuk

gangguannya.

Perlindungan hutan dari perambahan difokuskan pada upaya penyelesaian

masalah status lahan di dalam kawasan yang telah berubah bentuk. Banyak

dijumpai kebun yang ditanam oleh masyarakat terutama kebun karet dan kebun

sawit yang telah berproduksi di dalam kawasan hutan. Model-model pelibatan dan

perluasan akses masyarakat terhadap pemanfaatan kawasan hutan seperti Hutan

Desa dan Hutan Tanaman Rakyat dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan

konflik kepentingan terhadap status lahan.

Perlindungan hutan dari kebakaran hutan dan lahan yang ada di dalam

kawasan maupun di sekitarnya diprioritaskan pada kawasan bergambut karena

kerentanannya yang sangat tinggi terhadap api. Selain itu, monitoring yang

regular diperlukan pada areal KPHP Model Unit VI Lakitan yang belum

dialokasikan pemanfaatannya. Pada areal ini sangat besar kemungkinan menjadi

sumber okupasi lahan akibat aktivitas-aktivitas tak legal di dalamnya. Pengelola

KPHP mengambil peran aktif pada wilayah ini. Ke depan, wilayah ini dapat

dikelola sendiri oleh KPHP Model Unit VI Lakitansebagai pemanfaatan wilayah

tertentu atau memberikan ijin usaha pemanfaatannya pada pihak lain.

Berdasarkan analisis, prioritas pertama penanganan kawasan KPHP

Model Unit VI Lakitan dari kebakaran hutan dan lahan dilakukan pada areal yang

masuk klasifikasi rawan seluas 9,221 ha (14%). Prioritas selanjutnya ditujukan

pada areal dengan klasifikasi sedang seluas 14,919 ha (23%) (Tabel 4.12).

Page 70: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

57

Tabel 4.12. Kelas Kerawanan dan Luas Areal Rawan Kebakaran di KPHP Model Unit

VI Lakitan

KlasifikasiLuas

Prioritas Penanganan(ha) (%)Rendah 42,038 64 III

Sedang 14,919 23 II

Rawan 9,221 14 I

Jumlah 66,178 100

Sumber: Hasil Analisis

4.3.4 Kelola Sosial

Dari sisi kelola sosial, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan

akan memberikan dampak yang besar dan berkelanjutan (multiplier effect) baik

bagi masyarakat maupun pemerintah. Manfaat berganda ini bersumber dari

penanaman investasi, perputaran gaji karyawan, penyerapan tenaga kerja,

penciptaan lapangan usaha, kontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Daerah dan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan

pembangunan fasilitas umum, sosial dan ekonomi.

Dengan demikian, kelola sosial pada wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

diupayakan untuk dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui peningkatan

kesempatan kerja, kesempatan berusaha, dan penyedian fasilitas umum, sosial,

dan ekonomi bagi penduduk sekitar. Selain itu kelola sosial juga diarahkan untuk

dapat menggerakkan ekonomi daerah melalui peningkatan penerimaan

pemerintah dan peningkatan perekonomian wilayah.

4.3.4.1 Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar KPHP Model Unit VI

Lakitan dapat dilihat dari kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Adanya

kesempatan kerja dan kesempatan berusaha akan meningkatkan jumlah tenaga

kerja yang terserap. Peningkatan tenaga kerja ini selanjutnya akan meningkatkan

pendapatan masyarakat di sekitar KPHP Model Unit VI Lakitan.

Page 71: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

58

Peningkatan kesempatan kerja dapat dilihat dari adanya peningkatan

tenaga yang bekerja. Saat ini telah ada 1 perusahaan pemegang konsesi

IUPHHK-HTI yang telah mendapatkan ijin namun belum beroperasi langsung di

lapangan.

Peningkatan kesempatan kerja dapat dilihat dari adanya peningkatan

tenaga yang bekerja. Berdasarkan hasil analisis, total tenaga kerja yang terserap

dari adanya kegiatan pemanfaatan hutan yang optimal di dalam kawasan KPHP

Model Unit VI Lakitan sebesar 4.552 orang. Tenaga kerja ini terdiri dari tenaga

kerja langsung sebesar 2.226 orang dan tenaga kerja tidak langsung sebesar

2.326 orang. Tenaga kerja tidak langsung ini merupakan efek ganda (multiplier

effect) dari adanya tenaga kerja langsung beserta aktifitas lanjutannya (Tabel

4.13).

Tabel 4.13. Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja di Wilayah KPHP Model Unit VILakitan

No BentukPemanfaatan

LuasEfektif

(ha)

Jumlah Tenaga Kerja (orang)TK

LangsungTK Tidak

Langsung TK Total1 IUPHHK-HT 19.240 962 1.005 1.967

2 IUPHHK-HTR danwilayah tertentu 22.140 1.055 1.102 2.157

3

IUPJasling/REDD/PAN/RAPKARBON/IUPHHK-RE

4.183 209 219 428

Total 45.563 2.226 2.326 4.552Sumber: Hasil Analisis

Peningkatan kesempatan berusaha dapat dilihat dari adanya peningkatan

jumlah uang yang beredar dan digunakan di sekitar wilayah KPHP Model Unit VI

Lakitan. Peningkatan volume uang yang beredar akan berdampak pada

peningkatan peluang usaha melalui penciptaan pelaku-pelaku ekonomi baru

maupun perbesaran jenis usaha yang sudah ada. Terciptanya peluang usaha ini

juga akhirnya akan diiringi dengan peningkatan jumlah tenaga kerja yang bekerja.

Page 72: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

59

Berdasarkan hasil analisis, diketahui uang yang akan beredar apabila

kegiatan pemanfaatan hasil hutan telah berjalan sekitar Rp. 19,2 milyar lebih

(Tabel 4.14). Perputaran uang secara lokal atau pada masyarakat sekitar

kawasan tentu akan berdampak pada meningkatnya peluang berusaha.

Tabel 4.14. Jumlah Perkiraan Peredaran Uang di Wilayah KPHP Model Unit VILakitan

No Bentuk Pemanfaatan LuasEfektif (ha)

Jumlah Uang yang Beredar(Rp. juta)

Total (BiayaInvestasi)

Investasi Lokal(30%)

1 IUPHHK-HT 19.240 27.680 8.304

2 IUPHHK-HTR dan wilayahtertentu 22.140 30.350 9.105

3IUPJasling/REDD/PAN/RAPKARBON/IUPHHK-RE 4.183 6.018 1.805Total 44.563 64.049 19.215

Sumber: Hasil Analisis

Selain itu, peningkatan taraf hidup masyarakat setempat dapat dilihat dari

kontribusi pemegang ijin konsesi pemanfaatan hasil hutan di wilayah KPHP Model

Unit VI Lakitan terhadap penyediaan program pemberdayaan masyarakat, dan

pemberian gaji dan upah terhadap tenaga kerja yang diserap. Berdasarkan hasil

analisis, apabila pemanfaatan hutan sesuai rencana telah berjalan maka tersedia

dana alokasi yang wajib dianggarkan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat di

sekitar KPHP Model Unit VI Lakitan oleh seluruh pemegang konsesi sekitar Rp.

2.870 milyar selama 10 tahun atau Rp. 287 milyar setiap tahunnya. Sedangkan

gaji dan upah yang diberikan mencapai Rp. 1,523 milyar lebih per tahunnya (Tabel

4.15).

Tabel 4.15. Kontribusi Pemegang Ijin Konsesi Terhadap KesejahteraanMasyarakat di Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

No Jenis Kontribusi Kontribusi1 Kegiatan Pemberdayaan (Rp. Ribu) 286.837.3872 Gaji dan Upah (Rp. Ribu) 1.522.479.0043 Tenaga Kerja (orang) 4.552

Sumber: Hasil Analisis

Page 73: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

60

4.3.4.2 Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

Kegiatan pemanfaatan hutan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan

wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan. Tumbuhnya aktifitas ekonomi ini selanjutnya

akan merangsang pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Musi Rawas dan

Provinsi Sumatera Selatan. Peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah dapat

dilihat dari kontribusi pemanfaatan hutan dalam pembentukan PDRB dan

peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat.

Dari sisi pembentukan PDRB maka melalui investasi lokal yang

ditanamkan di sekitar wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan maka akan berdampak

pada peningkatan pembentukan PDRB Kabupaten Musi Rawas sekitar Rp. 500

milyar. Adapun dampaknya terhadap pembentukan PDRB Provinsi Sumatera

Selatan bisa sebesar Rp. 74 milyar lebih.

Dari sisi peningkatan pendapatan masyarakat maka melalui perputaran

uang lokal akan berdampak meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat

Kabupaten Musi Rawas sekitar Rp. 505 milyar. Pada tingkat Provinsi, investasi

yang terjadi akan berdampak pada peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat

Sumatera Selatan sekitar Rp. 74 milyar (Tabel 4.16).

Tabel 4.16. Kontribusi Pemanfaatan Hutan KPHP Model Unit VI Lakitan TerhadapPeningkatan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

No. Jenis DampakRata-rataInvestasi

Lokal(Rp. Juta)

KoefisienMultiplier

TotalDampak (Rp.

Juta)1 Peningkatan

Pembentukan PDRBMura

64,049 7.80 499,579

2 PeningkatanPembentukan PDRBSumsel

64,049 1.16 74,168

3 Peningkatan PendapatanMasyarakat Mura 64,049 7.88 504,702

4 Peningkatan PendapatanMasyarakat Sumsel 64,049 1.15 73,656

Sumber: Hasil Analisis

Page 74: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

61

4.3.4.3 Peningkatan Pendapatan Daerah

Peningkatan pendapatan finansial Kabupaten Musi Rawas dan Provinsi

Sumatera Selatan sebagai dampak dari adanya pemanfaatan kawasan KPHP

Model Unit VI Lakitan dapat dilihat dari kontribusi beberapa pajak dan pungutan

lainnya. Berdasarkan hasil analisis, kontribusi langsung dari pemegang ijin

konsesi berasal dari Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB), dan Iuran Hak Pengusahaan Hasil Hutan (IUPHH). Untuk

Kabupaten Musi Rawas, selain ketiga jenis pungutan tersebut, masih ada 4

(empat) jenis pajak lagi yang memberikan kontribusi langsung yaitu pajak

perseroan, pajak penjualan, pajak penghasilan, dan pajak kendaraan.

Bagi Provinsi Sumatera Selatan, keberadaan KPHP Model Unit VI Lakitan

dapat memberikan tambahan pendapatan daerah melalui pajak dan pungutan dari

hasil pemanfaatan kawasan hutan. Apabila pemanfaatan hasil hutan ini optimal

maka dari pembagian PSDH Provinsi berpeluang memperoleh sekitar Rp. 3,65

milyar per tahun. Demikian pula akan ada pemasukan dari PBB dan Iuran IUPHH.

Secara keseluruhan, akan ada peningkatan pendapatan dari pemanfaatan

kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan sekitar Rp. 3,7 milyar setiap tahunnya

(Tabel 4.17).

Tabel 4.17. Kontribusi Pemanfaatan Hutan KPHP Model Unit VI Lakitan TerhadapPeningkatan Pendapatan Provinsi Sumatera Selatan

No. Jenis Pajak / Pungutan Nilai bagi hasil (Rp. ribu)1 PSDH 3.647.4262 PBB 10.7653 Iuran IUPHH 2.945

Total 3.661.136Sumber: Hasil Analisis

Sebagai kabupaten dimana KPHP Model Unit VI Lakitan berada,

Kabupten Musi Rawas tentu akan memperoleh peningkatan pendapatan yang

jauh lebih besar. Secara keseluruhan, peluang peningkatan pendapatan dapat

mendekati sekitar Rp. 35 milyar per tahun (Tabel 4.18).

Page 75: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

62

Tabel 4.18. Kontribusi Pemanfaatan Hutan KPHP Model Unit VI Lakitan TerhadapPeningkatan Pendapatan Kabupaten Musi Rawas

No. Jenis Pajak / Pungutan Nilai bagi hasil (Rp. ribu)1 PSDH 1.971.177

2 PBB 47.860

3 Iuran IUPHH 11.780

4 Pajak lainnya 32.949.388

Total 34.980.204

Sumber: Hasil Analisis

Dengan demikian kontribusi dari KPHP Model Unit VI Lakitan bagi

peningkatan pendapatan daerah sekaligus menunjang pertumbuhan ekonomi

wilayah cukup signifikan. Kondisi ini dapat terjadi apabila pengelolaan KPHP

Model Unit VI Lakitan berjalan sesuai dengan rencana kelola yang telah disusun.

4.4. Proyeksi Kondisi Wilayah

4.4.1. Proyeksi Kelestarian Produksi

Sesuai peruntukannya, KPHP Model Unit VI Lakitan merupakan hutan

produksi. Maka fungsi utama dari kawasan hutan ini adalah fungsi produksi.

Dengan demikian kelestarian produksi menjadi sangat penting untuk menjamin

berfungsinya kawasan ini dalam memberikan hasil yang bernilai ekonomi.

Kelestarian produksi ini mencakup kelestarian produksi hasil hutan kayu, hasil

hutan non kayu, dan jasa lingkungannya.

Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi pemanfaatan kawasan hutan

yang telah ada dan rencana pengelolaan, apabila rencana pemanfaatan hutanuntuk HTI (perusahaan sudah melakukan penanaman 25% dari areal efektif

setiap tahun mulai tahun 2013) dan HTR (sudah melakukan penanaman 10%

setiap tahun mulai tahun 2014) dan pemanfaatan wilayah tertentu berjalan

secara baik maka dalam 10 tahun ke depan diperkirakan akan ada total produksi

kayu hampir mencapai 6,05juta m3 atau sekitar 605 ribu m3/tahun. Produksi ini

sekitar 68,6% berasal dari pemanfaatan hutan melalui HTI. Adapun dari HTR

memberikan kontribusi sebesar 31.4% .

Page 76: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

63

Total nilai kayu yang dihasilkan dalam 10 tahun ke depan diperkirakan

mencapai Rp. 1,893 milyar atau rata-rata Rp. 189.3 juta per tahunnya (Tabel 4.19).

Tentunya nilai kayu ini cukup signifikan dalam mendukung pembangunan sektor

kehutanan ke depan.

Tabel 4.19. Proyeksi Hasil Hutan Kayu Tahun 2014-2023 di Wilayah KPHPModel Unit VI Lakitan

No. BentukPengelolaan

Produksi Kayu (m3) Harga(Rp./m3)

Nilai (Rp. Juta)Total Rata-rata per

tahun Total Rata-rataper tahun

1 HTI 4.155.784 415.578,4 250.000 1.038.946 103.894,62 HTR/HD/Wilayah

tertentu1.898.640 189.864 450.000 854.388 85.438,8

Jumlah 6.056.474 605.647,4 1.893.334 189.373,4

Sumber: Hasil Analisis

Untuk hasil hutan non kayu yang berupa getah jelutung yang berasal dari

tanaman unggulan dan tanaman kehidupan dari kegiatan HTI dan HTR yang

ditanam pada tahun 2014 baru akan memberikan hasil pada tahun 2022 (8 tahun

kemudian). Adapun karet yang ditanam pada tahun 2014 pada wilayah tertentu, 6

tahun kemudian (2020) akan menghasilkan. Sedangkan gaharu yang berasal dari

pengelolaan areal pemanfaatan tertentu, bila mulai ditanam pada tahun 2014

maka akan memberikan hasil 8 tahun kemudan.

Jika skenario kelola produksi berjalan sesuai rencana maka wilayah

KPHP Model Unit VI Lakitan diproyeksikan pada periode 2014-2023 akan

menghasilkan getah jelutung sebanyak 9.803 ton atau rata-rata per tahun sekitar

980 ton. Apabila dinilai dalam rupiah maka setiap tahunnya akan bernilai Rp. 2.94

milyar (diasumsikan harga rata-rata getah karet Rp. 3.000 ribu per kg).

Adapun untuk getah karet, akan memberikan hasil rata-rata tahunan

sebanyak 2.377 ton. Produksi karet ini bernilai sekitar Rp. 47.53 milyar

(diasumsikan harga rata-rata getah karet Rp. 20 ribu per kg). Untuk hasil hutan

gaharu, total produksi rata-rata per tahun yang dapat dihasilkan dari gubal,

kemedangan, dan abu mencapai 26 ton. Jumlah ini memiliki nilai jual sebesar Rp.

2.15 milyar (Tabel 4.20).

Page 77: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

64

Tabel 4.20. Proyeksi Hasil Hutan Non Kayu di Wilayah KPHP Model Unit VILakitan

No. Jenis NonKayu

Produksi Non Kayu(kg) Harga

(Rp./kg)Nilai (Rp. ribu)

Total Rata-rataper tahun Total Rata-rata

per tahun1 Getah

jelutung9.802.935 980.294 3.000 29.408.805 2.940.881

2 Getah karet 23.766.184 2.376.618 20.000 475.323.675 47.532.368

3 Gaharu 260.000 26,000 21.500.000 2.150.000

Gubal 10.000 1.000 1.000.000 10.000.000 1,000.000

Kemedangan 100.000 10.000 100.000 10.000.000 1,000.000

Abu 150.000 15.000 10.000 1.500.000 150.000

Sumber: Hasil Analisis

Selain kelestarian hasil hutan kayu dan non kayu, kelestarian produksi di

wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan juga diproyeksikan juga akan dipengaruhi oleh

kegiatan pemanfaatan hutan untuk jasa lingkungan. Adanya ijin usaha untuk

pemanfaatan hutan dalam skema perdagangan karbon dan restorasi ekosistem,

selain itu dapat memberikan manfaat ekonomi juga akan memberikan jaminan

manfaat hutan yang berkelanjutan bagi pengendalian perubahan iklim dan

kerusakan ekosistem hutan serta lingkungannya. Untuk itu penggunaan areal

pemanfaatan tertentu untuk kepentingan jasa lingkungan seperti REDD, RE,

PAN/RAP KARBON perlu dirintis dan diwujudkan dalam periode 2013-2022.

4.4.2. Proyeksi Kelestarian Ekologi

Untuk menjamin kelestarian kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan ini

maka diperlukan upaya rehabilitasi dan reklamasi terhadap kawasan yang

diklasifikasikan sebagai kritis dan agak kritis. Dalam 10 tahun ke depan

diperkirakan lahan ini dapat diminimalkan apabila pengelola KPHP bersama

dengan pemegang ijin pemanfaatan hasil hutan dapat melakukan rehabilitasi

seluas 12.360 ha atau rata-rata 124 ha per tahun. Lahan ini meliputi lahan kritis,

agak kritis, dan 20% lahan potensial kritis.

Dengan upaya ini maka akan meminimalkan lahan kritis dan agak kritis

serta menjadikan lahan tidak kritis meningkat dari sekitar 35% menjadi hampir

Page 78: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

65

39%. Dengan kata lain ada perubahan berupa penambahan lahan tidak kritis

hampir 11% (Tabel 4.21).

Tabel 4.21. Proyeksi Pengurangan Tingkat Kekritisan Lahan di Wilayah KPHPModel Unit VI Lakitan

Klasifikasi2012 2021

(ha) (%) (ha) (%) PerubahanTidak kritis 23.074 35,14 25.932 38,97 10,90Potensial kritis 38.597 57,86 32.915 49,46 (14,52)Agak kritis 2.551 3,83 - - (100.00)Kritis 2.039 3,17 - - (100.00)Total 66.262 100,00 58.847 100.00

Sumber: Hasil Analisis

Kelestarian ekologi kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan dapat terjaga

dengan baik apabila tekanan terhadap aktifitas yang merusak hutan seperti

penebangan liar, perambahan liar, dan kebakaran hutan dan lahan dapat

diminimalkan. Apabila upaya ini dapat dilakukan maka wilayah dengan tingkat

kerawanan kebakaran hutan dan lahan yang tinggi dapat dikurangi.

Dengan melakukan kegiatan perlindungan hutan melalui pengamanan

hutan yang intensif pada areal rawan seluas 9.221 ha dan 20% lahan dalam

kategori kerawanan sedang maka tingkat kerawanan rendah dari kebakaran hutan

dan lahan dapat meningkat dari sekitar 63% hingga mendekati lebih 68% dalam 10

tahun ke depan (Tabel 4.22).

Tabel 4.22. Proyeksi Pengurangan Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan danLahan di Wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan

Klasifikasi2011 2021 Perubahan

(%)(ha) (%) (ha) (%)Rendah 42.038 63,52 45.022 68,03 7,10Sedang 14.919 22,54 21.156 31,97 41,81Rawan 9.221 13,93 - - (100,00)

66178 100,00 66.178 100,00Sumber: Hasil Analisis

Page 79: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

66

Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian besar dalam 10 tahun

ke depan adalah masalah perambahan hutan baik yang dilakukan oleh

perusahaan maupun oleh perusahaan perkebunan. Berdasarkan data maka

diketahui ada sekitar 19.790 ha atau 30,7% lahan yang dirambah (okupasi).

Apabila dilakukan upaya penyelesaian kasus perambahan di dalam

kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan ini maka tentu akan menurunkan luas lahan

yang dirambah. Dengan skenario adanya upaya untuk menurunkan luas lahan

perambahan menjadi berkurang 50% dari sebelumnya selama 10 tahun atau rata-

rata 5% per tahun maka luas perambahan akan turun menjadi 15,37’% (Tabel

4.23).

Tabel 4.23. Proyeksi Penurunan Luas Perambahan Kawasan KPHP Model UnitVI Lakitan

Kelompok Hutan Luas totalwilayah

Luas Perambahan

Perubahan (%)2011 2021

(ha) (%) (ha) (%)HP Kungku 6.500 4.500 70,31 2.250 35,16 50,00HP. Lakitan Selatan 22.276 12.000 53,83 6.000 26,92 50,00

HP. Lakitan Utara I 33.635 1.310 4,12 655 2,06 50,00

HP. Lakitan Utara II 3.890 1.980 50,90 990 25,45 50,00

Total 66.261 19.790 30,74 9.895 15,37 50,00Sumber: Hasil Analisis

Dengan adanya upaya pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan

yang sesuai dengan kemampuan alamiahnya dan disertai dengan pengendalian

kerusakan hutan dan lahan dari segala aktifitas serta adanya jaminan

perlindungan pada kawasan lindung maka kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan

akan dapat lestari secara ekologi.

Page 80: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

67

4.4.3. Proyeksi Kelestarian Sosial Ekonomi

Kelestarian KPHP Model Unit VI Lakitan secara sosial ekonomi dapat

dilakukan dengan adanya upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar

kawasan dan peningkatan pendapatan pertumbuhan ekonomi wilayah, serta

peningkatan pendapatan bagi daerah.

Dalam 10 tahun mendatang, dengan berjalannya pengelolaan KPHP

Model Unit VI Lakitan melalui optimasi pemanfaatan hasil hutan kayu dengan

skema HTI, HTR, HD dan Pemanfaatan wilayah tertentu, akan ada peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Sumber kesejahteraan ini berasal dari penciptaan

tenaga kerja total sebanyak 4.552 orang. Adanya tenaga kerja ini tentu akan

meningkatkan pendapatan tenaga kerja melalui gaji dan upah yang diberikan yang

mencapai Rp. 1,523 milyar lebih per tahunnya.

Peningkatan taraf hidup masyarakat setempat juga dapat terdorong

dengan adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitar KPHP Model Unit

VI Lakitan oleh seluruh pemegang konsesi yang bernilai Rp. 287 milyar setiap

tahunnya. Selain itu dengan adanya investasi lokal berupa uang yang beredar di

sekitar wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan sebesar Rp. 19,2 milyar lebih per

tahun maka akan memperbesar terciptanya peluang berusaha.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah juga akan terjadi dengan

bergeraknya kegiatan pemanfaatan hutan dalam bentuk HTI dan HTR ataupun

skema lainnya. Sesuai dengan skenario perencanaan maka akan ada

peningkatan pembentukan PDRB Kabupaten Musi Rawas sekitar Rp. 500 milyar

dan pembentukan PDRB Provinsi Sumatera Selatan bisa sebesar Rp. 74 milyar

lebih setiap tahunnya.

Selain itu pendapatan ekonomi masyarakat Kabupaten Musi Rawas akan

meningkat sekitar Rp. 505 milyar dan demikian juga pendapatan ekonomi

masyarakat Sumatera Selatan akan meningkat sekitar Rp. 74 milyar setiap

tahunnya.

Peningkatan pendapatan bagi Provinsi Sumatera Selatan juga

diskenariokan akan meningkat sekitar Rp. 3,7 milyar setiap tahunnya. Sedangkan

bagi Kabupaten Musi Rawas diperkirakan adanya peningkatan pendapatan dapat

mendekati sekitar Rp. 35 milyar per tahunnya.

Page 81: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

68

BAB VRENCANA KEGIATAN

5.1 Inventarisasi dan Penataan Hutan Berkala

Pemantapan kawasan hutan secara yuridis dan de facto sangat diperlukan

dalam pengelolaan kawasan hutan. Sebagian besar kawasan hutan di KPH

Produksi Model Model Unit VI Lakitan telah dilakukan tata batas, namun perlu

rekonstruksi maupun pemeliharaan batas kawasan. Dari 4 kelompok Hutan

Produksi, satu kawasan yang belum ditata batas yaitu HP Kungku. Kegiatan

tersebut yaitu :

1. Penataan batas kawasan hutan

2. Rekonstruksi dan pemeliharaan batas kawasan hutan

3. Pembuatan blok dan petak

4. Pemeliharaan blok dan petak

5. Inventarisasi Hutan

Kegiatan-kegiatan tersebut untuk mencapai tujuan pengelolaan kesatu

yaitu memantapkan kawasan hutan melalui penataan batas dan rekonstruksibatas. Penataan batas dilakukan pada HP Kungku yang belum dilakukan

pemancangan batas sepanjang + 45 km. Sedangkan rekonstruksi batas

dilaksanakan pada kawasan hutan yang telah dilakukan pemancangan batas

secara permanen.

Kegiatan inventarisasi dilakukan secara berkala untuk mengetahui

perkembangan potensi hutan dan kondisi sosial di wilayah kelola KPHP Model Unit

VI Lakitan. Selain itu hasil inventarisasi ini dapat digunakan sebagai bahan untuk

penataan hutan yang lebih baik dan lebih mantap.

Kegiatan penataan hutan secara berkala difokuskan pada kegiatan

Penataan blok berkala dan penataan petak berkala. Kegiatan inventarisasi dan

penataan hutan dapat dilakukan secara berkala setiap 2 (dua) tahun. Kegiatan ini

dapat bekerja sama dengan pengelola ijin usaha pemanfaatan dan penggunaan

kawasan hutan di wilayah KPHP Model Unit VI Lakitan. Selain itu pengelola KPHP

Model Unit VI Lakitan dapat menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga

Page 82: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

69

pendidikan maupun penelitian untuk melakukan inventarisasi dan penataan

hutannya.

Pada wilayah tertentu seluas 22.140 ha (Gambar 5.1) secara terus

menerus dilakukan inventarisasi potensi. Sebagai langkah awal telah dilakukan

survey dan inventarisasi potensi terhadap wilayah tersebut seluas + 2.000 Ha.

Pada areal tersebut akan dikembangkan pola kemitraan dengan pihak ketiga yang

akan mengembangkan jenis-jenis fast growing untuk memenuhi kebutuhan kayu.

Gambar 5.1. Peta Wilayah Tertentu seluas + 22.140 Ha

5.2 Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu

Dari luasan KPHP Model Unit VI Lakitan yang terdiri HP. Lakitan Utara I

seluas ± 33.635 Ha, HP. Lakitan Utara II seluas ± 3.850 Ha, HP. Lakitan Selatan

seluas ± 22.276 Ha dan HP. Kungku seluas ± 6.500 Ha, sebagian telah diberikan

ijin pemanfaatan berupa ijin usaha untuk hutan tanaman (IUPHHK-HT) dan untuk

hutan tanaman rakyat (IUPHHK-HTR). Namun masih ada sebagian dari kawasan

tersebut yang belum teralokasikan kepada pihak ketiga yang akan menjadi wilayah

kelola wilayah tertentu oleh KPHP Unit VI Lakitan (Gambar 5.1).

Kegiatan pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu di kawasan KPHP

Model Unit VI Lakitan difokuskan pada:

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

69

pendidikan maupun penelitian untuk melakukan inventarisasi dan penataan

hutannya.

Pada wilayah tertentu seluas 22.140 ha (Gambar 5.1) secara terus

menerus dilakukan inventarisasi potensi. Sebagai langkah awal telah dilakukan

survey dan inventarisasi potensi terhadap wilayah tersebut seluas + 2.000 Ha.

Pada areal tersebut akan dikembangkan pola kemitraan dengan pihak ketiga yang

akan mengembangkan jenis-jenis fast growing untuk memenuhi kebutuhan kayu.

Gambar 5.1. Peta Wilayah Tertentu seluas + 22.140 Ha

5.2 Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu

Dari luasan KPHP Model Unit VI Lakitan yang terdiri HP. Lakitan Utara I

seluas ± 33.635 Ha, HP. Lakitan Utara II seluas ± 3.850 Ha, HP. Lakitan Selatan

seluas ± 22.276 Ha dan HP. Kungku seluas ± 6.500 Ha, sebagian telah diberikan

ijin pemanfaatan berupa ijin usaha untuk hutan tanaman (IUPHHK-HT) dan untuk

hutan tanaman rakyat (IUPHHK-HTR). Namun masih ada sebagian dari kawasan

tersebut yang belum teralokasikan kepada pihak ketiga yang akan menjadi wilayah

kelola wilayah tertentu oleh KPHP Unit VI Lakitan (Gambar 5.1).

Kegiatan pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu di kawasan KPHP

Model Unit VI Lakitan difokuskan pada:

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

69

pendidikan maupun penelitian untuk melakukan inventarisasi dan penataan

hutannya.

Pada wilayah tertentu seluas 22.140 ha (Gambar 5.1) secara terus

menerus dilakukan inventarisasi potensi. Sebagai langkah awal telah dilakukan

survey dan inventarisasi potensi terhadap wilayah tersebut seluas + 2.000 Ha.

Pada areal tersebut akan dikembangkan pola kemitraan dengan pihak ketiga yang

akan mengembangkan jenis-jenis fast growing untuk memenuhi kebutuhan kayu.

Gambar 5.1. Peta Wilayah Tertentu seluas + 22.140 Ha

5.2 Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu

Dari luasan KPHP Model Unit VI Lakitan yang terdiri HP. Lakitan Utara I

seluas ± 33.635 Ha, HP. Lakitan Utara II seluas ± 3.850 Ha, HP. Lakitan Selatan

seluas ± 22.276 Ha dan HP. Kungku seluas ± 6.500 Ha, sebagian telah diberikan

ijin pemanfaatan berupa ijin usaha untuk hutan tanaman (IUPHHK-HT) dan untuk

hutan tanaman rakyat (IUPHHK-HTR). Namun masih ada sebagian dari kawasan

tersebut yang belum teralokasikan kepada pihak ketiga yang akan menjadi wilayah

kelola wilayah tertentu oleh KPHP Unit VI Lakitan (Gambar 5.1).

Kegiatan pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu di kawasan KPHP

Model Unit VI Lakitan difokuskan pada:

Page 83: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

70

a. Pemanfaatan kawasan hutan yang lebih berorientasi pada kelola produksi /

ekonomi.

b. Pemanfaatan jasa lingkungan hutan yang lebih berorientasi pada kelola

ekologi.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mencapai tuuan

pengelolaan yang kedua yaitu meningkatkan pemanfaatan hutan pada wilayahtertentu. Pemanfaatan hutan oleh Pengelola KPHP Model Unit VI Lakitan dapat

dilakukan secara sendiri maupun bekerjasama/bermitra dengan pihak lain.

Apabila dirasakan telah cukup memiliki kemampuan baik dari sisi sumber daya

maupun sumber dana maka Pengelola dapat melakukannya secara mandiri.

Namun apabila belum memungkinkan untuk melakukannya sendiri maka dapat

bekerja sama dengan pihak lain dalam skema yang dimungkinkan oleh peraturan

perundangan yang berlaku.

Jenis hasil hutan kayu yang akan dikebangkan di wilayah tertentu tersebut

yaitu jenis Jabon, Jelutung, dan Pulai. Jenis-jenis tersebut saat ini relatif banyak

dijumpai di lahan tersebut dan tumbuh secara alami. Sedangkan hasil hutan non

kayu yang akan dikembangkan yaitu jenis Karet dan Bambu. Dengan pola

agroforestri, jenis karet akan ditanam secara berdampingan dengan jenis tanaman

kehutanan lainnya.

5.3 Pemberdayaan Masyarakat

Sebagai pemangku dan pengelola kawasan maka melekat pula kewajiban

untuk memberdayakan dan membina masyarakat di sekitar kawasan. Kawasan

hutan KPHP Model Unit VI Lakitan dikelilingi oleh banyak desa-desa yang ada di

sekitarnya. Dengan demikian kepentingan masyarakat sekitar kawasan perlu

diperhatikan dan diakomodasi sehingga dapat memberikan manfaat yang positif

bagi keberlangsungan pengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan secara aman dan

berkelanjutan.

Saat ini sudah banyak skema-skema pengelolaan hutan yang dapat

melibatkan masyarakat secara langsung sebagai subyek pengelola hutan di

wilayahnya. Adanya ijin usaha bagi perorangan maupun kelompok atau desa

seperti hutan tanaman rakyat, hutan kemasyarakatan, hutan desa (hutan negara

yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa serta belum

Page 84: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

71

dibebani ijin/hak), dan hutan konservasi telah membuka akses yang sangat luas

bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan sumber daya hutan di sekitarnya

bagi peningkatan kualitas hidup dan penghidupannya.

Dalam kerangka kelola sosial-ekonomi maka kegiatan pemberdayaan

masyarakat diarahkan pada:

a. Pemberian akses pemanfaatan hutan bagi masyarakat sekitar hutan dalam

berbagai skema pengelolaan yang dimungkinkan yaitu pola kemitraan, Hutan

Desa (HD), Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Tanaman Rakyat

(HTR).

b. Pelaksanaan pembinaan masyarakat di sekitar hutan melalui fasilitasi

Kelompok Tani Hutan.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mencapai tujuan

pengeloaan ketiga yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarhutan dan tujuan kelima menjalin kerja sama kemitraan. Sampai dengan tahun

2013, KPHP Unit VI Lakitan, bekerja sama dengan BPDAS Musi Palembang telah

mengusulkan penetepan areal kerja Hutan Desa di wilayah KPH seluas 3.153 ha

yang tersebar di 5 desa. Calon lokasi hutan desa tersebar di 2 kecamatan yaitu

Kecamatan Megangsakti untuk Desa Campursari, Jajaran Baru I dan

Muaramegang I, Kecamatan Tuah Negeri untuk Desa Lubukrumbai dan Bamasco.

Pelaksanaan pembinaan masyarakat di sekitar kawasan juga dapat

dilakukan bekerja sama dengan pemegang ijin usaha pemanfaatan dan

penggunaan kawasan yang memiliki kewajiban yang sama dalam pemberdayaan

masyarakat. Kegiatan tersebut dilakukan melalui CSR. Corporate SocialResponsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh

perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung

jawabnya terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.

5.4 Pembinaan dan Pemantauan Areal yang Telah Ada Ijin

Terhadap areal KPHP Model Unit VI Lakitan yang telah memiliki ijin usaha

pemanfaatan maupun penggunaan kawasan, perlu dilakukan pembinaan dan

pemantauan secara berkala. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan

pengelolaan kawasan hutan dapat tetap berjalan sesuai perencanaan.

Page 85: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

72

Kegiatan pembinaan dan pemantauan areal yang telah berijin diarahkan

pada:

a. Pelaksanaan pembinaan terhadap pemegang ijin pemanfaatan dan

penggunaan kawasan hutan.

b. Pelaksanaan pemantauan (controlling) terhadap pemegang ijin pemanfaatan

dan penggunaan kawasan hutan.

Permasalahan dan hambatan yang ditemukan atau dihadapi dalam

pengelolaan hutan dapat dikoordinasikan dan didiskusikan secara bersama dngan

Pengelola KPHP Model Unit VI Lakitan sebagai penanggung jawab di tingkat

kelola atau tapak.

Terhadap pemegang konsesi HTI dilakukan pemantauan terhadap

pelaksanaan Rencana Kerja Tahunan. Pembinaan dan pemantauan juga

dilaksanakan dalam upaya perlindungan hutan khususnya pencegahan dan

pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Areal konsesi HTI yang sebagian

wilayahnya berupa lahan gambut sehingga berpotensi terjadinya kebakaran hutan.

5.5 Penyelenggaraan Rehabilitasi di Areal di Luar Ijin

Untuk kawasan hutan yang kritis dan rusak maka perlu dilakukan

rehabilitasi. Apabila kawasan tersebut berada di areal pemegang konsesi ijin

usaha maka kegiatan rehabilitasi menjadi tanggung jawab pemilik ijin tersebut.

Adapun untuk hutan yang terdegradasi dan berada di luar ijin usaha maka menjadi

tanggung jawab dan kewenangan Pengelola KPHP Model Unit VI Lakitan untuk

melakukan rehabilitasi. Rehabilitasi ini dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi

ekologi hutan agar dapat optimal kembali.

Kegiatan rehabilitasi diarahkan pada:

a. Penyusunan rencana RHL

Penyusunan rencana RHL dengan mengacu dokumen RPRHL yang telah

disusun oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas bersama BPDAS Musi

dan disahkan oleh Bupati Musi Rawas.

b. Pelaksanaan rehabilitasi pada areal di luar ijin pemanfaatan maupun

penggunaan kawasan hutan.

Rehabilitasi dilaksanakan pada lahan kritis dengan jenis-jenis dipilih yang

sesesuai dengan kondisi edapis areal tersebut juga akses pasar yang mudah.

Page 86: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

73

c. Monitoring dan evaluasi rehabilitasi pada areal di luar ijin pemanfaatan

maupun penggunaan kawasan hutan.

5.6 Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi pada Areal yang Berijin

Sesuai dengan peraturan perundangan maka untuk kawasan hutan yang

telah diberikan ijin usaha maka tanggung jawab kegiatan rehabilitasi diserahkan

kepada pemilik ijin usaha yang bersangkutan. Pihak Pengelola KPHP Model Unit

VI Lakitan memiliki peran dalam pembinaan dan pemantauan terhadap

pelaksanaan rehabilitasi pada areal tersebut. Melalui pembinaan dan pemantauan

diharapkan kegiatan rehabilitasi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan

perencanaan dan target pencapaian.

Kegiatan pembinaan dan pemantauan rehabilitasi pada areal yang terlah

berijin diarahkan pada :

a. Pembinaan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi terhadap pemegang ijin

pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan;

Sehubungan dengan adanya kegiatan pertambangan dalam wilayah KPH,

agar pelaksanaan reklamasi berjalan sesuai dokumen rencana reklamasi,

KPH berperan aktif dalam melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan

tersebut.

b. Reklamasi areal bekas tambang;

Pengelola KPH dapat berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan reklamasi

pada areal bukaan tambang. Adanya jaminan dana untuk kegiatan reklamasi,

pemegang ijin akan mempunyai komitmen yang tinggi untuk mencapai

keberhasilan kegiatan reklamasi. Pengelola KPH dapat bekerja sama dengan

pemegang ijin untuk dapat melaksanakan kegiatan reklamasi dengan

anggaran sepenuhnya ditangung oleh pemegang ijin.

c. Pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi terhadap pemegang ijin

pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.

5.7 Perlindungan dan Konservasi Alam

Rencana kegiatan perlindungan dan konservasi sumber daya alam terdiri

dari 3 fokus kegiatan, yaitu pengendalian kebakaran hutan, pengelolaan kawasan

perlindungan sebagai kawasan konservasi, pengelolaan keanekaragaman hayati.

Page 87: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

74

Sebagai langkah awal kegiatan perlindungan hutan dan konservasi alam yaitu

dengan melakukan deliniasi areal perlindungan setempat, seperti sempadan

sungai.

Fokus kegiatan pengendalian kebakaran hutan dimaksudkan untuk

mencegah, memadamkan kebakaran hutan yang terjadi di dalam kawasan KPHP

Unit VI Lakitan serta melakukan tindakan-tindakan penanganan pasca kebakaran

hutan. Upaya ini dilaksanakan baik secara internal maupun dengan melatih dan

melibatkan masyarakat yang ada di dalam dan sekitar kawasan KPH.

Pengendalian kebakaran hutan dan lahan difokuskan pada lahan-lahan yang

dikuasai masyarakat yang berada di dalam kawasan KPH maupun yang

berbatasan dengan KPH.

Adanya lahan gambut di wilayah KPHP Unit Lakitan khususnya di

Kawasan HP Lakitan Utara I, harus mendapat perhatian serius dalam upaya

pencegahan terjadinya kebakaran hutan. PT. Paramitra Mulya Langgeng sebagai

pemegang ijin konsesi HTI dituntut berkomitmen untuk menjaga lahan gambut

tersebut. Pun masyarakat yang mulai merambah di lahan-lahan gambut tersebut

untuk lahan perkebunan, untuk dilakukan pembinaan dan diberikan alternatif

pengelolaan lahan melalui pola pemberdayaan, baik melaui skema Hutan Desa

maupun Hutan Tanaman Rakyat (HTR).

Pengelolaan konservasi alam dimaksudkan sebagai upaya untuk

mewujudkan pengelolaan kawasan KPHP Unit VI Lakitan yang didasarkan pada

status hukum yang kuat, pengelolaan data dan informasi yang berbasiskan

kawasan, mengembangkan pembinaan keanekaragaman hayati dan

ekosistemnya, serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan

sumber daya alam. Pengelolaan keanekaragaman hayati dan produk-produk

tumbuhan dan satwa liar dimaksudkan untuk menjaga, mengawetkan dan

mempercepat pemulihan jenis dan populasi di dalam kawasan.

Kegiatan perlindungan dan konservasi alam diarahkan pada upaya:

a. Deliniasi areal perlindungan setempat

b. Upaya perlindungan dan pengawetan flora dan fauna

c. Upaya Konservasi HCVF

d. Sosialisasi kebakaran hutan

e. Pemantauan titik api (hotspot).

Page 88: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

75

f. Patroli pengamanan hutan.

g. Inventariasi perambahan kawasan hutan

h. Pelatihan pemadaman kebakaran hutan dan lahan

i. Pebentukan kelompok masyarakat pemadam kebakaran hutan

5.8 Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemilik Ijin

Agar kegiatan pengelolaan hutan di kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan

dapat berjalan efektif dan lancar maka diperlukan adanya koordinasi dan

sinkronisasi antar pemegang ijin. Koordinasi lebih ditujukan untuk saling berukar

informasi dan data serta pengalaman antar pemilik ijin pemanfaatan maupun

penggunaan kawasan hutan. Sinkronisasi lebih diupayakan untuk menyerasikan

dan mengintegrasikan semua kegiatan di dalam kawasan yang dikelola oleh

masing-masing pemilik ijin agar tidak saling tumpang tindih dan saling klaim.

Fasilitasi kegiatan ini dapat diperankan oleh Pengelola KPHP Model Unit VI

Lakitan.

Kegiatan koordinasi dan sinkronisasi diarahkan pada:

a. Pelaksanaan koordinasi kegiatan antar pemegang ijin pemanfaatan dan

penggunaan kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan

b. Pelaksanaan sosialisasi dan sinkronisasi kegiatan antar pemegang ijin

pemanfaatan dan penggunaan kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan.

Kegiatan sinkronisasi antar pemegang ijin seringkali kurang diperhatikan

oleh para pemegang ijin sehingga berakibat timbulnya konflik antar pemegang ijin,

baik ijin pengunaan maupun pemanfaatan. Adanya KPH sebagai pengelola

ditingkat tapak, diaharapkan mampu menjembatani permasalahan komunikasi

tersebut.

5.9 Koordinasi dan Sinkronisasi dengan Stakeholders Terkait

Dalam upaya mengelola hutan di kawasan KPHP Model Unit VI Lakitan

agar lebih berdaya guna dan memiliki dampak yang meluas maka diperlukan

adanya koordinasi dan sinkronisasi dengan stakeholders yang memiliki keterkaitan

dengan kegiatan pada tingkat tapak. Koordinasi lebih ditujukan untuk saling

bertukar informasi dan data serta pengalaman antara Pengelola KPHP Model Unit

VI Lakitan dengan stakeholders. Sinkronisasi lebih diupayakan untuk

Page 89: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

76

menyerasikan dan menyinergikan semua kegiatan di dalam kawasan KPHP Model

Unit VI Lakitan agar sejalan dengan berbagai tujuan dan kepentingan

pembangunan yang lebih besar.

Wilayah KPHP dengan rentang wilayah yang relatif jauh dengan 13

kecamatan dengan 41 desa yang ada di dalam dan sekitar kawasan hutan

diperlukan koordinasi yang efektif. Camat dan Kepala Desa sebagai pemegang

wilayah adminstrasi mempunyai peran yang strategis dalam pengelolaan kawasan

hutan di wilayah KPHP Unit VI Lakitan.

Stakeholder yang lain yaitu pemegang ijin pemanfaatan maupun

penggunaan kawasan, pemegang HGU perkebunan di sekitar kawasan KPH juga

Instansi yang menangani transmigrasi. PT. Paramitra Mulya Langgeng sebagai

pemegang ijin usaha HTI membutuhkan upaya-upaya koordinasi dengan KPH

maupun camat dan kades. Adanya lahan-lahan garapan masyarakat pada areal

konsesi menjadi hambatan terbesar perusahaan untuk bisa melakukan akselerasi

realisasi penanaman.

Dibutuhkan koordinasi dan sinkronsiasi dengan Dinas Transmigrasi selaku

penanggung jawab atas penempatan masyarakat trans di kawasan hutan dalam

wilayah KPHP Unit VI Lakitan. Adanya lahan-lahan usaha yang dimiliki oleh

masyarakat trans tersebut menjadi hambatan dalam kepastian lahan sehingga

perlu upaya-upaya strategis. Tuntutan masyarakat yang berada di dalam kawasan

hutan dapat secara pasti memiliki lahan usaha yang telah diberikan oleh

pemerintah.

Kegiatan koordinasi dan sinkronisasi diarahkan pada:

a. Pelaksanaan koordinasi Pengelola KPHP Model Unit VI Lakitan dengan

instansi maupun pihak yang terkait di semua tingkatan.

b. Pelaksanaan sinkronisasi kegiatan di tingkat tapak antara Pengelola KPHP

Model Unit VI Lakitan dengan instansi maupun pihak yang terkait di semua

tingkatan.

5.10 Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

Agar dapat berfungsi dengan baik maka sebagai institusi pengelola

kawasan hutan memerlukan kecukupan jumlah maupun kapasitas sumber daya

manusia. Untuk itu perlu diupayakan penyediaan sumber daya manusia baik

Page 90: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

77

tenaga manajerial, teknis maupun non teknis dan pendukung. Perlu pula disertai

dengan upaya peningkatan kualitas dan kapasitas sumberdaya manusia yang ada

di institusi Pengelola KPHP agar dapat berperan optimal bagi kemajuan KPHP.

Kegiatan penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM diarahkan pada:

a. Identifikasi dan pengusulan kebutuhan pegawai baik struktural, non struktural,

maupun fungsional.

Seiring berkembangnya KPHP ke depan, diperlukan penambahan SDM

sesuai kompetensi. Peru adanya penambahan tenaga teknis kehutanan dan

petugas di resort. Untuk mengetahui jumlah dan kompetensi SDM di KPH,

perlu dilakukan kajian dan identifikasi analisis kebutuhan SDM.

b. Identifikasi kebutuhan pelatihan (training need assesment).

c. Pengembangan kapasitas personil melalui berbagai program pendidikan,

pelatihan dan pembinaan.

d. Pemenuhan tenaga teknis kehutanan melalui tenaga kontrak

e. Bermitra dengan Masyarakat.

Untuk meningkatkan kapasitas personil KPH, dilakukan dengan

mengikutkan pada pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan, Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan,

Bimbingan Teknis dan Inhouse trainning. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan

tenaga buruh harian, dilakukan dengan kerja sama dengan masyarakat melalui

kemitraan atau dengan Lebaga Hutan Desa yang ada di wilayah KPHP Unit VI

Lakitan.

5.11 Pendanaan

Agar tercapai tujuan, sesuai visi dan misi KPHP Model Unit VI Lakitan,

diperlukan dukungan pendanaan yang kuat. Sumber pendanaan dapat berasal

dari KPHP Model Unit VI Lakitan sendiri. Adapun dukungan dana lainnya

dimungkinkan untuk diperoleh dengan menjalin kerjasama dan kemitraan dengan

berbagai pihak, para pemegang ijin usaha yang di dalam wilayah KPHP Model Unit

VI Lakitan, APBN, APBD, BLU, mitra lembaga donor, dana dari swadaya

masyarakat dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Page 91: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

78

Pola kemitraan yang akan dikembangkan pada areal wilayah tertentu

sebagai sumber pendanaan yang utama untuk kegiatan-kegiatan teknis

kehutanan. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan keenam

yaitu kemandirian KPH. Untuk kegiatan reklamasi areal bekas tambang akan

memanfaatkan dana reklamasi yang terdapat pada pemegang ijin tambang.

Adanya pola kemitraan juga membuka peluang untuk mengajukan pendanaan

melalui Badan Layanan Umum (BLU) Kementerian Kehutanan.

5.12 Sarana dan Prasarana

Agar pengelolaan kawasan hutan KPHP Model Unit VI Lakitan dapat

berhasil dengan baik diperlukan berbagai sarana prasarana pokok dan penunjang.

Kebutuhan terhadap sarana dan prasarana ini terutama yang terkait dengan

pembangunan infrastruktur bagi institusi baru sebagai KPHP Model Unit VI

Lakitan.

Berbagai sarana prasarana tersebut diarahkan pada:

a. Pengadaan dan pembangunan prasarana kantor berupa tanah dan gedung

kantor KPHP dan resort beserta isinya.

b. Pengadaan sarana transportasi berupa kendaraan roda 4 dan 2.

c. Pengadaan sarana komunikasi.

d. Pengadaan alat perlengkapan kerja di lapangan.

5.13 Pengembangan Data Base

. Data base yang lengkap dan aktual sangat berguna untuk pengambilan

keputusan dalam pengelolaan KPHP Unit VI Lakitan. Selain itu data base juga

bermanfaat bagi pihak luar yang membutuhkan informasi tentang KPHP Unit VI

Lakitan seperti misalnya para peneliti dari perguruan tinggi atau lembaga penelitian,

LSM, instansi pemerintah dan individu.

Oleh karena itu dalam organisasi KPHP Unit VI Lakitan, akan ditunjuk petugas

khusus yang mengelola data base yang bertanggung jawab dalam pengumpulan,

penyimpanan, pengolahan dan penyajian data ke dalam informasi yang siap

digunakan. Data dan informasi dapat dikumpulkan dari unit-unit pengelola di

lapangan dan juga dari luar. Tentu saja tidak setiap data dapat begitu saja diberikan

untuk pihak luar. Dalam pemberian atau pertukaran data dan informasi khususnya

Page 92: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

79

dengan pihak luar harus diikat oleh standar operasional prosedur. Data yang

dikumpulkan dapat berupa analog atau manual (peta, dokumen, laporan, data

penelitian dan lain-lain), juga dapat berupa data digital (dokumen-dokumen, data GIS

dan data digital lainnya). Unit yang secara khusus mengelola data base ini

merupakan division support system atau pendukung sistem organisasi KPHP Unit VI

Lakitan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dari tingkat KPH hingga

hingga unit terkecil. Data base yang akan dikembangkan yaitu data base

penggunaan hutan, data base pemanfatan hutan, data base manajemen petak, data

base investasi, data base SDM dan data base kemitraan. Beberapa kegiatan

pendukung dalam membangun program ini antara lain:

1. Pelatihan SDM pengelola data base.

2. Penyiapan perangkat data base

3. Penyusunan dan pengelolaan sistem data base

4. Membangun manajemen sistem pusat informasi

5. Pembuatan webbase/website KPH Lakitan

6. Penyusunan Neraca Sumber Daya Hutan

5.14 Rasionalisasi Wilayah Kelola

Pengelolaan KPHP Unit VI Lakitan dimasa yang akan datang

menghadapi tantangan yang berat. Tantangan terberat adalah bertambahnya

populasi penduduk sekitar kawasan KPH yang dapat mempengaruhi ekosistem

hutan di KPHP Unit VI Lakitan. Hal ini menuntut pihak pengelola KPH untuk

melakukan kalkulasi yang scientific based yang dapat dipertanggungjawabkan.

Rasionalisasi pengurusan wilayah kelola mencakup 2 aspek yaitu: 1) aspek fisik

(kawasan) yang mencakup aspek silvikultur, tata guna hutan, eksplorasi potensi

dan lainnya dan 2) aspek non teknis yang meliputi rasionalisasi kelembagaan

wilayah kelola hutan mulai dari tingkat blok sampai dengan tingkat petak

(organisasi, kewenangan dan personil).

Rasionalisasi wilayah kelola dari aspek fisik merupakan bentuk penilaian

kembali terhadap kawasan blok atau petak pemanfaatan dan penggunaan

kawasan hutan yang mengalami perubahan. Misalnya jika blok pemanfaatan kayu

hutan tanaman yang dikelola oleh pemegang ijin tidak mampu dikelola dengan

Page 93: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

80

efektif dan efisien maka perlu dirasionalisasi wilayah kerjanya. Perubahan wilayah

kelola juga akan mempengaruhi operasional personil dilapangan.

KPHP Model Unit VI Lakitan menginginkan terwujudnya kepastian areal

kerja melalui kegiatan tata batas, penataan ruang yang efisien dan efektif.

Inventarisasi hutan di wilayah ini dilakukan untuk memperbaiki strategi dan

pengembangan wilayah kelola yang sesuai dengan kondisi terkini. Pelaksanaan

rasionalisasi wilayah kelola ini dapat dilakukan bekerjasama dengan pemegang

ijin konsesi pemanfaatan maupun pengguna kawasan pada areal masing-masing.

Untuk di luar areal konsesi seperti pada wilayah pemanfaatan tertentu, Pengelola

KPHP Model Unit VI Lakitan dapat melakukannya secara mandiri.

Bentuk rasionalisasi wilayah kelola diarahkan pada:

a. Tata batas kawasan pada areal di dalam ijin konsesi.

b. Tata batas kawasan pada areal di luar ijin konsesi.

c. Identifikasi dan inventarisasi kinerja pemanfaatan Hutan Tanaman

5.15 Review Rencana Pengelolaan

Untuk memperoleh rencana pengelolaan jangka panjang (10 tahun)

KPHP Model Unit VI Lakitan yang sesuai dengan kondisi terkini maka diperlukan

kegiatan untuk meninjau kembali rencana pengelolaan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Review RPHJP akan dilakukan secara rutin setiap tahun sehingga

dapat dilakukan tindakan apabila target pencapaian pengelolaan tidak tercapai.

Kesesuaian antara rencana dan data serta fakta di lapangan, akan memudahkan

pelaksanaan di tingkat tapak. Selain itu, upaya pengelolaan hutan yang efektif dan

efisien dalam kerangka kelestarian hasil dan kelestarian hutan dapat terwujud.

Dengan mereview kembali, dapat melihat keberhasil dan hambatan dalam

perjalanan pelaksanaan RPHJP tahun berjalan sehingga dapat diambil langkah-

langkah strategis untuk percepatan pencapaian target.

5.16 Pengembangan Investasi

Sebagai suatu unit kelola yang memiliki kewenangan untuk mengelola

kawasannya sendiri, upaya untuk mengembangkan investasi menjadi

dimungkinkan. Investasi yang dilakukan oleh KPHP Model Unit VI Lakitan

diarahkan pada kelola produksi yang memberikan manfaat ekonomi bagi KPHP

Page 94: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

81

Model Unit VI Lakitan sendiri maupun pemerintah/daerah dan masyarakat.

Pengelolaan produksi ini dapat berupa hasil hutan kayu maupun non kayu.

Skema-skema pengembangan investasi dapat dilakukan dan sesuai dengan

kondisi di tingkat tapak.

Pengembangan investasi hasil hutan kayu yang dapat dikembangkan

antara lain jenis jabon, pulai, bambang lanang, jelutung dan karet. Jenis jabon dan

pulai dapat untuk memenuhi kebutuhan kayu pada perusahaan pensil slat yang

ada di Kabupaten Musi Rawas. PT. Xylo Indah Pratama yang mengandalkan

supai kayu pulai dari tanah milik yang potensinya semakin menurun. Melihat

kondisi itu, pengelola KPH dapat berkerjasama dengan perusahaan tersebut

dalam bentuk kemitraan untuk mengembang jenis pulai maupun jabon.

Sedangkan investasi hasil hutan non kayu yang dapat dikembangkan yaitu

karet, gaharu dan jelutung. Pengembangan jenis karet pada areal wilayah tertentu

dengan pola kemitraan. Hasil getah dari tanamankaret tersebut akan

menghasilkan dalam waktu 5 tahun dan dapat dipasarkan malalui pabrik

pengolahan karet yang ada di Kabupaten Musi Rawas.

Bentuk pengembangan investasi diarahkan pada:

a. Pengembangan investasi pada produksi hasil hutan kayu.

b. Pengembangan investasi pada produksi hasil hutan non kayu.

Page 95: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

82

Tabel 5.1. Rencana Kegiatan Pengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan

Fokus Kegiatan Bentuk Kegiatan Lokasi Volume Indikasi Biaya(Rp)

Pelaksana Waktu Sumber Dana

I. Inventarisasiberkala wilayahkelola sertapenataan hutan

1. Inventarisasi1.1. Inventarisasi

potensi kayuberkala

1.2. Inventarisasi satwaberkala

1.3. Inventarisasi non-kayu

1.4. Inventairsasi jasalingkungan berkala

1.5. Inventarisasi sosialbudaya berkala

Wilayahtertentu

22.140ha

200.000.000 KPHbekerja samadenganpemegang ijinkonsesi danlembaga-lembagapenelitian /pendidikan.

2013-2022 KPH,Pemegang ijinkonsesi,Kemhut, DishutSumsel, DishutMura,StakeholdersterkaitMitra donor

2. Penataan Hutan2.1. Penataan blok

berkala, penataanpetak berkala

2.2. Penataan batas2.3. Rekonstruksi batas2.4. Sosialisasi

kawasan hutan

Wilayah KPH

HP KungkuHP LakitanSelatan

22.140ha

45 km85 km

2.000.500.000

675.000.000510.000.000

KPH

BPKH/PTBDishutProv/DishutKab/KPH

2014-2019

20132013-2018

KPH,Pemegang ijinkonsesi,Kemhut, DishutSumsel, DishutMura

Page 96: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

83

Fokus Kegiatan Bentuk Kegiatan Lokasi Volume Indikasi Biaya(Rp)

Pelaksana Waktu Sumber Dana

II. Pemanfaatanhutan padawilayah tertentu

1. Pemanfaatankawasan hutan untukperdagangan karbon(REDD+)

HP. LakitanUtara I danHP LakitanSelatan

4.123 ha 11.956.700.000 KPH danLembaga DonoratauPerusahaanPerdaganganKarbon

Setiaptahunselama 10tahun

Lembaga DonoratauPerusahaanPerdaganganKarbon

2. Penanaman jelutung 1. HP LakitanUtara I

2. HP Lakitanselatan

3. HPKungku

1.254 ha

504 ha

1.107 ha

4.300.000.000 KPH, BPK danMitra

2014-2020 Mitra, APBD,APBN

3. Penanaman gaharu HP. LakitanSelatan

110 ha 550.000.000 KPH,BPK danmitra

2013-2016 APBD, Mitra.HD. BPK

4. Penanaman karet HP. LakitanSelatan

5.500 ha 55.000.000.000 KPH dan mitra 2014-2022 APBD, DAK,APBN, Mitra

5. Penanaman bambu Sempadansungai

756 ha 756.000.000 KPH, HD, UPTKemenhut

2014-2016 APBN/BPDAS

6. Penanaman jeniskayu-kayuan (Jabon,bambang lanang dll)

HP LakitanSelatanHP Kungku

5.500 ha 27.500.000.000 KPH, Mitra,Lembaga Desa,BPK, BPDAS

2014-2022 APBD, APBN,Mitra

7. Pembuatan salurandrainase

HP. LakitanSelatan

4 km 600.000.000 KPH dan mitra 2014-2016 APBD, DAK,APBN, Mitra

III. Pemberdayaanmasyarakat

1. Pembangunan HutanDesa (HD) dan KTH

5 Desa di HPLakitanSelatan

21 Desa 1.000.000.000 KPH, DishutMura, DishutSumsel, BPDAS

2013-2016 APBD, APBN(BPDAS), Mitra

Page 97: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

84

Fokus Kegiatan Bentuk Kegiatan Lokasi Volume Indikasi Biaya(Rp)

Pelaksana Waktu Sumber Dana

2. Fasilitasi HTR HP Kungkudan HPLakitanSelatan

10.184 ha 6.000.000.000LHD, LSMKPH, DishutMura, BP2HP,BPKH

2014-2016 APBD, APBN(BP2HP)

IV.Pembinaan danpemantauan(controlling)pada arealKPH yang telahada ijinpemanfaatanmaupunpenggunaankawasan hutan

1. Pelaksanaanpembinaan terhadappemegang ijinpemanfaatan danpenggunaankawasan hutan

HP LakitanUtara I, UtaraII, LakitanSelatan danKungku

3 kali pertahun

400.000.000 KPH, DishutMura, DishutSumsel, Kemhut

2013-2022 KPH, Mitra,Dishut, UPTKementerian

2. Pelaksanaanpemantauan(monev)terhadap pemegangijin pemanfaatan danpenggunaankawasan hutan

HP LakitanUtara I, UtaraII, LakitanSelatan danKungku

2 x 5pemegang ijin

500.000.000 KPH, DishutMura, DishutSumsel, Kemhut

2013-2022 KPH, Mitra,Dishut, UPTKementerian

V. Penyelenggaraan rehabilitasipada areal diluar ijin

1. Penyusunan rencanaRHL

KPH 12.360ha

250.000.000 KPH 2014 KPH, Mitra,Dishut, UPTKementerian

2. Pelaksanaanrehabilitasi hutan diareal kritis dan agakkritis

HP LakitanSelatan

12.360ha

43.259.163.500 KPH 2013-2022 KPH, Mitra,Dishut, UPTKementerian

Page 98: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

85

Fokus Kegiatan Bentuk Kegiatan Lokasi Volume Indikasi Biaya(Rp)

Pelaksana Waktu Sumber Dana

3. Monitoring dan evaluasirehabilitasi pada arealdi luar ijin pemanfaatanmaupun penggunaankawasan hutan

HP LakitanSelatan

12.360ha

750.000.000 KPH 2013-2022 KPH, APBN,APBD, Mitra

VI. Pembinaan danpemantauanpelaksanaanrehabilitasi danreklamasi padaareal yang sudahada ijinpemanfaatandan penggunaankawasanhutannya.

1. Pembinaanpelaksanaanrehabilitasi danreklamasi terhadappemegang ijin

2. Reklamasi

HP LakitanUtara I danUtara II

HP LakitanUtara I danUtara II

5 peme-gang ijinkonsesi

5.000 ha

400.000.000

5.000.000.000

KPH

KPH,Pemegang ijin

2 kalisetahunselama 10tahun

2014-2022

KPH, DishutMura, DishutSumsel, Kemhut

Mitra(Pemegang ijin)

3. Pemantauanpelaksanaanrehabiltasi danreklamasi terhadappemegang ijinpemanfaatan danpenggunaan kawasanhutan

HP LakitanUtara I danUtara II

5pemegang ijin

500.000.000 KPH 2015-2022 KPH

VII. RencanaPenyelenggaraan perlindung-an hutan dankonservasialam

1. Deliniasi arealperlindungansetempat

HP LakitanUtara I,Sempadansungai

2 wilayah 450.000.000 KPH, PT. PML,LHD

2014-2016 APBD, APBN,Mitra

2. Upaya perlindungandan Pengawetan floradan fauna

4 kelompokHP

4 buku 400.000.000 KPH, Mitra,Kemenhut/BKSDA

2014-2017 APBN

Page 99: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

86

Fokus Kegiatan Bentuk Kegiatan Lokasi Volume Indikasi Biaya(Rp)

Pelaksana Waktu Sumber Dana

3. Sosialisasi kebakaranhutan

Desa-desadalamwilayah KPH

5 bulan 600.000.000 KPH, UnsurKecamatan,Dishut Kab/Prop

2013-2022 APBD, APBN,Mitra

4. Pemantauan titik api(hotspot)

4 kelompokhutan dalamwilayah KPH

3 bulan 600.000.000 KPH 2013-2022 APBD, APBN,Mitra

5. Patroli pengamananhutan

HP LakitanSelatan

12 kali 600.000.000 KPH, Mitra,Dishut Kab/Prop/ UPT Prop.

2013-2022 APBD,APBN,Mitra

6. Inventarisasiperambahan

HP LakitanSelatan

10.000Ha

500.000.000 KPH, Dishut,Kecamatan

2013-2022 APBD, APBN

7. PelatihanPemadaman karhutdan Pembentukankelompokmasyarakatpemadam karhut

Kantor KPH 5 angktn 1.000.0000.000 KPH, Mitra,DishutKab/Prop. UPTKarhut

2014-2019 APBDKab/Prop,APBN

VIII. Penyelenggaraankoordinasi &sinkronisasiantarpemegang ijin

1. Pelaksanaankoordinasi antarpemegang ijinpemanfaatan danpenggunaankawasan

Wilayah KPH 2 x 5pemegang ijinkonsesi= 10

400.000.000 KPH, DishutMura, DishutSumsel, Kemhut

2013-2022 APBD, Mitra,APBN

Page 100: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

87

Fokus Kegiatan Bentuk Kegiatan Lokasi Volume Indikasi Biaya(Rp)

Pelaksana Waktu Sumber Dana

2. Pelaksanaansosialisasi dansinkronisasi kegiatanantar pemegang ijinpemanfaatan danpenggunaan kawasan

Kantor KPH 2 kali/th 400.000.000 KPH, Mitra 2013-2022 APBD, Mitra,APBN

IX.Koordinasi dansinergi denganinstansi danstakeholderterkait.

1. Pelaksanaan koordinasiPengelola KPHPModeL Unit VI Lakitandengan instansimaupun pihak lain yangterkait pada semuatingkatan.

KPH 2 kali/th 400.000.000 KPH, Mitra 2013-2022 APBD, APBN,Mitra

2. Pelaksanaan sinergikegiatan di tingkattapak antaraPengelola KPHPModel Unit VI Lakitandengan instansimaupun pihak lainyang terkait padasemua tingkatan

KPH 2 kali/th 400.000.000 KPH, Mitra 2013-2022 APBD, APBN,Mitra

X. Penyediaandanpeningkatankapasitas SDM

1. Identifikasi danpengusulankebutuhan pegawaibaik struktural, nonstruktural, fungsional,BHL

KPH 25 orang 2.250.000.000 KPHbekerjasamadengan BKN,BKD Mura,Kemenhut,Dishut

2013-2016 APBN, APBDSumsel, APBDMura

Page 101: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

88

Fokus Kegiatan Bentuk Kegiatan Lokasi Volume Indikasi Biaya(Rp)

Pelaksana Waktu Sumber Dana

2. Identifikasi kebutuhanpelatihan (trainingneed assesment)

KPH 25 orang 200.000.000 KPH 2013-2022 KPH

3. Pengembangankapasitas personilmelalui berbagaiprogram pendidikan,pelatihan danpembinaan.

Pusdiklathut,BDK, dll

5 org/th 7.500.000.000 KPHbekerjasamadenganPusdiklathut,BadiklatSumsel,Badiklat Mura,BKD Mura,Kemhut, DishutMura

2014-2022 KPH, BKD,Pusdiklathut,PusdiklatSumsel,Pusdiklat Mura

XI.Penyediaanpendanaan

1. Pembuatan rencanaanggaran dankegiatan rutin kepadaPemda Mura danKemhut

2. Pembuatan proposalskema sharingpendanaan dariPemerintah,Pemerintah Provinsi,dan PemerintahKabupaten

KPH

KPHPMODELUNIT VILAKITAN

1 paket

1 paket

150.000.000

250.000.000

KPHP MODELUNIT VILAKITAN

KPHP MODELUNIT VILAKITAN

2013-2023

2013-2023

APBD

KPHP MODELUNIT VILAKITAN

Page 102: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

89

Fokus Kegiatan Bentuk Kegiatan Lokasi Volume Indikasi Biaya(Rp)

Pelaksana Waktu Sumber Dana

3. Pembuatan proposalpenjalinan kerjasamakegiatan dengan pihakketiga yang tidakmengikat dan dapatsaling menguntungkan

KPHPMODELUNIT VILAKITAN

1 paket 300.000.000 KPHP MODELUNIT VILAKITAN

2013-2023 KPHP MODELUNIT VILAKITAN

XII. Penyediaansarana danprasarana

1. Pengadaan danpembangunanprasarana kantorberupa tanah dangedung kantor KPHPdan resort besertaisinya

2. Pengadaan saranatransportasi berupamobil dan speedboat

3. Pengadaan saranakomunikasi

4. Pengadaan alatperlengkapan kerja dikantor dan lapangan

Kec.Megangsakti

KPH

KPH

KPH

1 paket

1 paket

1 paket

1 paket

1.000.000.000

1.000.000.000

100.000.000

500.000.000

BPKH, PihakKetiga

KPH

KPH

KPH

2012-2015

2014-2016

2014-2015

2013-2016

APBD, APBN

APBN, DAK

DAK, APBD

APBD,APBN,DAK

Page 103: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

90

Fokus Kegiatan Bentuk Kegiatan Lokasi Volume Indikasi Biaya(Rp)

Pelaksana Waktu Sumber Dana

XIII. Pengembangan data base

1. Pelatihan SDMpengelola data base

KPH 2 orang 500.000.000 KPH, Pihakketiga

2014-2022 DAK,APBN

2. Penyediaanperangkat data base

KPH 1 unit 450.000.000 KPH 2014-2022 APBD, APBN

3. Penyusunan danpengelolaan sistemdata base

KPH 1 paket 200.000.000 KPH 2014-2022 APBD

4. Membangunmanajemen sistempusat informasi

KPH 1 unit 450.000.000 KPH 2014-2022 Mitra, APBD

5. Pembuatanwebbase/wensiteKPH Lakitan

KPH 1 unit 650.000.000 KPH 2014-2022 Mitra, APBD

6. Penyusunan NSDH KPH 2 kali 750.000.000 KPH 2015-2020 APBD, APBNXIV.Rasionalisasi

wilayah kelola1. Tata batas kawasan

pada areal di dalamijin konsesi dan diluarijin konsesi

2. Identifikasi daninventarisasi kinerjapemanfaatan HutanTanaman

KPH

HP LakitaUtara I

35.000ha

25.093

3.500.000.000

350.000.000

PTB, Mitra

KPH, Dishut,UPT Kemenhut

2014-2016

2018

Pihak Ketiga

APBD, APBN,Mitra

XV. ReviewRencanaPengelolaan

Review RencanaPengelolaan HutanJangka Panjang

KPH 1 paket 300.000.000 KPHbekerjasamadengan tenagaahli atau pihakketiga

2014-2022 APBD, APBN

Page 104: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

91

Fokus Kegiatan Bentuk Kegiatan Lokasi Volume Indikasi Biaya(Rp)

Pelaksana Waktu Sumber Dana

XVI.Pengembangan investasi

1. Pengembanganinvestasi padaproduksi hasil hutankayu

2. Pengembanganinvestasi padaproduksi hasil hutannon kayu

KPH

KPH

1 paket

1 paket

500.000.000

500.000.000

KPH

KPH

2014-2020

2014-2020

Mitra

Mitra

Page 105: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 6

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

92

BAB VIPEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

6.1 Pembinaan

Pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah terkait dengan pelaksanaan

Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang terkait dengan pengelolaan

hutan produksi. Selain itu juga mencakup pembinaan terhadap pelaksanaan tugas

dekonsentrasi dan tugas perbantuan, pinjaman dan hibah luar negeri sejauh terkait

dengan pengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan. Pembinaan yang dilakukan oleh

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Dinas Kehutanan Provinsi

Sumatera Selatan meliputi pembinaan terhadap pelaksanaan pengelolaan KPHP

Model Unit VI Lakitan yang berskala regional.

Pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Musi Rawas

meliputi pembinaan terhadap penyelenggaraan pengelolaan KPHP Model Unit VI

Lakitan pada skala tapak. Pembinaan yang diberikan dapat berupa pemberian

pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan atau supervisi. Pembinaan dilakukan

secara berkala setiap semester (6 bulan). Namun dalam keadaan tertentu dapat

dilakukan pembinaan secara khusus. Hasil pembinaan digunakan sebagai bahan

evaluasi perbaikan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan, dan/atau

perbaikan terhadap pengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan ke depan.

6.2 Pengawasan

Pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah terkait dengan efektifitas

pelaksanaan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang terkait dengan

pengelolaan hutan produksi. Selain itu juga mencakup pengawasan terhadap

efektifitas pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan tugas perbantuan, pinjaman dan

hibah luar negeri sejauh terkait dengan pengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan.

Pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui

Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan meliputi pengawasan terhadap

efektifitas pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan KPHP Model Unit VI Lakitan

yang memiliki keterkaitan dengan kewenangan Pemerintah Provinsi.

Page 106: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 6

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

93

Pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Musi Rawas

meliputi pengawasan terhadap efektifitas pelaksanaan pembinaan

penyelenggaraan KPHP Model Unit VI Lakitan pada skala tapak. Pengawasan

secara formal dilakukan secara berkala setiap semester (6 bulan). Namun dalam

keadaan tertentu dapat dilakukan pengawasan secara khusus. Hasil pengawasan

digunakan sebagai bahan perbaikan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan,

dan/atau perbaikan terhadap pengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan ke depan.

6.3 Pengendalian

Pengendalian meliputi kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan

kegiatan pengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan. Kegiatan monitoring dilakukan

agar hasil yang dicapai dapat memenuhi atau sesuai dengan target yang telah

ditetapkan.

Monitoring dan evaluasi secara formal dilakukan secara berkala setiap

semester (6 bulan). Namun dalam keadaan tertentu dapat dilakukan monitoring

dan evaluasi secara khusus. Hasil pengendalian digunakan sebagai bahan

evaluasi perbaikan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan, dan/atau

perbaikan terhadap pengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan ke depan.

Page 107: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 7

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

94

BAB VIIPEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan merupakan alat pengelolaan untuk

menyesuaikan kembali kegiatan-kegiatan KPHP Model Unit VI Lakitan akibat

perubahan-perubahan temporal yang terjadi.

7.1. Pemantauan

Pemantauan pengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan dimulai dari tingkat

pusat hingga daerah. Di tingkat pusat, pemantauan dapat dilakukan oleh

Kementerian Kehutanan melalui UPT-UPT kemenhut yang ada di wilayah Propinsi

Sumatera Selatan. Di tingkat daerah, pemantauan dapat dilakukan oleh

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Gubernur dan Kepala Dinas

Kehutanan Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas melalui Bupati dan

Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten. Sedangkan di tingkat tapak dapat dilakukan

oleh Pengelola KPHP Model Unit VI Lakitan sendiri.

Pemantauan dilakukan secara berkala setiap semester (6 bulan). Namun

dalam keadaan tertentu dapat dilakukan pemantauan secara khusus. Hasil

pemantauan dapat dijadikan alat untuk perbaikan dan penyesuaian kembali

terhadap kegiatan-kegiatan pengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan agar tetap

sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi.

7.2. Evaluasi

Evaluasi dapat diberikan dilakukan oleh Kementerian Kehutanan melalui

Menteri Kehutanan untuk tingkat pusat. Pada tingkatan daerah, Pemerintah

Provinsi Sumatera Selatan melalui Gubernur dan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi

dan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas melalui Bupati dan Kepala Dinas

Kehutanan Kabupaten dapat memberikan penilaian atau evaluasi terhadap

kegiatan KPHP Model Unit VI Lakitan. Adapun evaluasi secara internal dilakukan

dilakukan oleh Pengelola KPHP Model Unit VI Lakitan sendiri untuk tingkat tapak.

Page 108: RINGKASAN EKSEKUTIFkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LAKITAN.pdf · Visi KPHP Unit VI Lakitan untuk 10 tahun kedepan adalah “KPHP Lakitan ... 2.7 Distribusi kepadatan

Bab 7

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)KPHP LAKITAN Kab. Musi Rawas-Sumatera Selatan

95

Evaluasi dilakukan secara berkala setiap semester (6 bulan). Namun dalam

keadaan tertentu dapat dilakukan evaluasi secara khusus. Hasil evaluasi dapat

dijadikan bahan rujukan untuk perbaikan dan penyesuaian kembali terhadap

kegiatan-kegiatan pengelolaan KPHP Model Unit VI Lakitan agar tetap berjalan

sesuai dengan target dan tingkat pencapaian yang telah ditentukan.

7.3. Pelaporan

Pelaporan dilakukan kepada instansi vertikal yang memiliki keterkaitan

secara kewenangan teknis dan politis (kebijakan). Di tingkat Pusat, pelaporan

disampaikan kepada Kementerian Kehutanan melalui Menteri Kehutanan. Di

tingkat Provinsi, pelaporan disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera

Selatan melalui Gubernur dan Kepala Dinas. Sedangkan di tingkat Kabupaten,

pelaporan disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Musi Rawas melalui Bupati

dan Kepala Dinas.

Pelaporan dilakukan secara berkala setiap semester (6 bulan). Namun

untuk kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan tertentu, pelaporan dapat

diberikan sesuai waktu yang dibutuhkan.