rencana pengelolaan hutan jangka...

97
PEMERINTAH KABUPATEN WAY KANAN UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR Jln. Lintas Sumatera Km. 244 Tanjung Raja Sakti Blambangan Umpu RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) MODEL BUKIT PUNGGUR KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015– 2024 BLAMBANGAN UMPU, 2014

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

30 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

PEMERINTAH KABUPATEN WAY KANANUNIT PELAKSANA TEKNIS

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGURJln. Lintas Sumatera Km. 244 Tanjung Raja Sakti

Blambangan Umpu

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGKESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP)

MODEL BUKIT PUNGGURKABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

TAHUN 2015– 2024

BLAMBANGAN UMPU, 2014

Page 2: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR
Page 3: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

PETA SITUASI

KPHP MODEL BUKIT PUNGGUR KABUPATEN WAY KANAN

Page 4: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Bukit Punggur Kabupaten Way

Kanan ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

SK. 439/Menhut-lI/2012 tanggal 9 Agustus 2012 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan

Pengelolaan Hutan Produksi Model Bukit Punggur (Unit III) yang terletak di Kabupaten Way

Kanan, Provinsi Lampung seluas ±41.126 ha. Namun dari hasil analisis data parsial dari

BPKH Wilayah II Palembang luas KPHP Model Bukit Punggur seluas ±45.075 ha.

Perbedaan luas ini terjadi karena perbedaan batas administrasi yang digunakan pada saat

penetapan wilayah KPHP Model Bukit Punggur dengan batas administrasi yang digunakan

oleh BPKH Wilayah II Palembang pada saat analisis data parsial.

Surat Keputusan Menteri Kehutanan tersebut ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati

Way Kanan Nomor 12 Tahun 2013 tanggal 6 Maret 2013 tentang Pembentukan Organisasi

Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Bukit Punggur (Unit III) pada Dinas

Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way Kanan.

KPHP Model Bukit Punggur dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, perlu

menyusun Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) Tahun 2015 - 2024

sebagai dokumen rencana pengelolaan dan menjadi acuan dalam menyusun Rencana

Pengelolaan Hutan Jangka Pendek dan rencana-teknis lainnya.

KPHP Model Bukit Punggur mengelola 2 (dua) Kawasan Hutan Produksi (KHP), yaitu

KHP Rebang Register 42 seluas ±12.892,27 ha dan KHP Giham Tahmi seluas ±9.604,10 ha

serta 2 (dua) Kawasan Hutan Lindung (KHL), yaitu Bukit Punggur Register 24 seluas

±21.479,41 ha dan KHL Saka Register 41 seluas ±1.099,58 ha yang terletak pada DAS

Tulang Bawang dengan ketinggian 85 meter – 1.700 meter di atas permukaan laut, dengan

topografi datar sampai berbukit. Iklim di wilayah KPHP Model Bukit Punggur berdasarkan

klasifikasi Schmidt dan Ferguson dalam katagori iklim type B dengan curah hujan rerata

2.000-4.000 mm/tahun dengan suhu rata-rara 30˚ C - 35˚C. Jenis tanah di wilayah KPHP

Model Bukit Punggur termasuk ke dalam jenis tanah latosol merah kuning dengan bahan

induk komplek tufa dan batuan kukuh intermedier.

KPHP Model Bukit Punggur dibagi menjadi 4 (empat) blok, yaitu: a) Blok HP

Pemanfaatan seluas ±19.863,23 ha, b) Blok HP Pemberdayaan seluas ±2.633,14 ha, c) Blok

HL Inti seluas ±6.100,19 ha dan d) Blok HL Pemanfaatan seluas ±16.478,80 ha. Wilayah

Tertentu KPHP Model Bukit Punggur seluas ±7.277,91 ha yang berada pada Blok HP

Pemberdayaan seluas ±2.633,14 ha, dan pada Blok HL Pemanfaatan seluas ±4.644,77 ha.

Dalam RPHJP KPHP Model Bukit Punggur terdapat beberapa isu strategis, kendala

dan permasalahan yang dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

berupa: penataan/rekonstruksi batas kawasan; konservasi keanekaragaman hayati;

perlindungan kawasan; pemberdayaan masyarakat; penguatan kapasitas kelembagaan dan

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 iv

Page 5: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

sumber daya manusia; pemanfaatan hasil hutan kayu / non kayu; penanggulangan potensi

kebakaran hutan; koordinasi lintas sektoral; dan kemitraan dan kolaboratif.

Visi KPHP Bukit Punggur adalah “Terbangunnya KPHP Bukit Punggur Sebagai

Penghasil Kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu dan Terkelolanya Jasa Lingkungan Tahun 2024”,

untuk mengejawantahkan visi tersebut disusun misi sebagai berikut: 1) Menjamin

keberadaan hutan dan memantapkan penataan kawasan KPHP Model Bukit Punggur,

2) Mengembangkan kelembagaan KPHP Model Bukit Punggur yang mandiri dan efektif,

3) Mengembangkan partisipasi dan kolaborasi para pihak dalam pengelolaan kawasan

KPHP Model Bukit Punggur, 4) Pemantapan perlindungan dan pengamanan di kawasan

KPHP Model Bukit Punggur, 5) Optimalisasi pemanfaatan potensi kayu, hasil hutan bukan

kayu dan jasa lingkungan di kawasan KPHP Model Bukit Punggur.

Selama kurun waktu 10 tahun (2015 – 2024) rencana kegiatan strategis yang akan

dilaksanakan, yaitu: inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataan hutan; pemanfaatan

hutan pada wilayah tertentu; pemberdayaan masyarakat; pembinaan dan pemntauan

pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan pada areal berijin; rehabilitasi pada

areal kerja di luar izin; pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal

berizin; rencana penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam; rencana

penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin; koordinasi dan sinergi

dengan instansi dan stakeholder terkait; rencana penyediaan dan peningkatan kapasitas

SDM; penyediaan pendanaan; pengembangan database; rencana rasionalisasi wilayah

kelola; review rencana pengelolaan; dan pengembangan investasi.

Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian dilakukan pada internal

organisasi KPH maupun eksternal organisasi KPH kepada pemegang izin. Selain itu, untuk

memastikan bahwa program dan kegiatan berjalan sesuai dengan rencana maka kegiatan

pemantauan dan monitoring dilakukan sekurang-kurangnya setiap 3 bulan sekali. Kegiatan

ini diikuti pula dengan evaluasi untuk mengetahui kendala-kendala dan permasalahan

maupun kemajuan yang sudah dicapai dalam setiap kegiatan sehingga menjadi dasar bagi

pelaksanaan kegiatan berikutnya.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 v

Page 6: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya

maka penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan

Pengelolaan Hutan Produksi (RPHJP-KPHP) Bukit Punggur Kabupaten Way Kanan

dapat terselesaikan dengan baik sebagaimana yang diharapkan.

Penyusunan RPHJP-KPHP Bukit Punggur merupakan salah satu tugas dan

tanggungjawab yang harus dilaksanakan oleh Kepala KPHP.

Penyusunan RPHJP KPHP Model Bukit Punggur ini mengacu pada Peraturan

Direktur Jendral Planologi Kehutanan Nomor : P.5/VII-WP3H/2012, tanggal 14 Mei

2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan

Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP). Tentunya RPHJP ini berdasarkan pada hasil

tata hutan dan mengacu pada rencana kehutanan mulai dari Rencana Kehutanan

Tingkat Nasional (RKTN), Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi (RKTP) dan juga

Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten (RKTK) dengan tetap memperhatikan

aspirasi nilai sosial budaya masyarakat setempat dan juga kondisi lingkungan yang

nyata di tingkat tapak.

Dalam penyusunan RPHJP ini tentu masih jauh dari sempurna walaupun telah

dilakukan diskusi terfokus di tingkat kabupaten serta dilanjutkan dengan konsultasi

publik di tingkat kabupaten oleh karena itu saran dan masukan yang bersifat

membangun terus diharapkan demi penyempurnaan di masa yang akan datang.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Direktur Jenderal Planologi

Kehutanan melalui Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah II Palembang yang

sudah memfasilitasi penyusunan RPHJP ini, demikian juga kepada tim pakar dari

Universitas Lampung yang sudah memberikan pendampingan dan bimbingan

selama proses penyusunan RPHJP ini hingga selesai. Terima kasih juga kami

sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan

serta saran-saran dalam penyusunan ini diantaranya: Pusat Pengendalian

Pembangunan Kehutanan Regional I Sumatera, Sekretariat Nasional Pembangunan

KPH, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way Kanan beserta

jajarannya, teman-teman anggota asosiasi KPH, masyarakat, kawan tani dan semua

pihak yang sudah mendukung penyelesaian RPHJP ini tepat pada waktunya.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

vi

Page 7: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR
Page 8: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ............... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ............... ii

PETA SITUASI ....................................................................................... ............... iii RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................... ............... iv

KATA PENGANTAR .............................................................................. .............. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................ ............... viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... .............. xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ............... xii

DAFTAR GRAFIK .................................................................................... ............... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... .............. xiv

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... ................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... ................. 1

B. Tujuan Pengelolaan .............................................................................. ................ 2

C. Sasaran ............ ................................................................................... ................ 3

D. Ruang Lingkup ..................................................................................... ................. 3

E. Batasan Pengertian .............................................................................. ................ 5

BAB II. DESKRIPSI KAWASAN .............................................................. ................ 10

A. Risalah Wilayah KPHP Bukit Punggur .................................................. ................ 10

1.Letak ................................................................................................. ................. 10

2 Luas ................................................................................................. ................. 10

3. Batas Wilayah ................................................................................. ................. 11

4. Pembagian Blok ............................................................................... ................. 12

5. Aksesibilitas Kawasan ...................................................................... ................ 18

6. Sejarah Wilayah KPHP Bukit Punggur .............................................. ................ 19

B. Potensi Wilayah KPHP Bukit Punggur .................................................. ................ 20

1.Penutupan Vegetasi .......................................................................... ................ 20

2. Potensi Kayu .................................................................................... ................ 22

3. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu ..................................................... ................ 24

4. Keberadaan Flora dan Fauna Langka ............................................. ................ 25

5. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam .................................... ................ 25

C. Sosial Budaya ...................................................................................... ................ 26

D. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan KawasanHutan ........................ ................ 27

E. Posisi Areal Kerja dalam Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah……. 29

F. Isu Strategis, Kendala, Permasalahan .................................................. ................ 30

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 viii

Page 9: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

BAB III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN ................................... ................ 33

A. Visi ....................................................................................................... ................ 33

B. Misi ...................................................................................................... ................ 34

C. Tujuan ................................................................................................ ................ 34

BAB IV. ANALISIS DAN PROYEKSI ....................................................... ................ 36

A. Analisis Data dan Informasi .................................................................. ................. 36

B. Proyeksi Kondisi Wilayah KPHP Model Bukit Punggur ............................ 44

1. Blok Hutan Lindung Inti..................................................................... ................ 44

2. Blok Hutan Lindung Pemanfaatan .................................................... ................ 44

3. Blok Hutan Produksi Pemanfaatan HHK-HT ..................................... ................ 44

4. Blok Hutan Produksi Pemberdayaan ............................................... ……… 48

BAB V. RENCANA KEGIATAN ............................................................... ................ 49 A. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutan .................. ................. 49

B. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu ........................................ ................ 50

C. Pemberdayaan Masyarakat ................................................................. ................ 52

D. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan

Kawasan Hutan pada Areal yang Berizin ............................................ ................. 53

E. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Izin ............................................ ................. 53

F. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di Dalam

Areal yang Berizin ............................................................................... ................. 54

G. Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam ................. 54

H. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar

Pemegang Izin .................................................................................... ................ 55

I. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder terkait ........... ................ 56

J. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM ...................... ................. 57

K. Penyediaan Pendanaan ...................................................................... ................ 58

L. Pengembangan Data Base .................................................................. ................. 60

M. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola ............................................... ................ 61

N. Review Rencana Pengelolaan ............................................................. ................ 62

O. Pengembangan Investasi .................................................................... ................ 63

BAB VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ............ ................. 66

A. Rencana Pembinaan ............................................................................ ................. 66

B. Rencana Pengawasan ....................................................................... ................ 67

C. Rencana Pengendalian ...................................................................... ................ 68

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 ix

Page 10: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ...................... ................ 70

A. Rencana Pemantauan dan Evaluasi ..................................................... ................. 70

B. Rencana Pelaporan .............................................................................. ................. 70

BAB VIII. PENUTUP................................................................................. ................ 73 LAMPIRAN

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 x

Page 11: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Luas Kawasan Hutan Produksi dan Kawasan Hutan Lindung yang Dikelola

UPT KPHP Bukit Punggur....................................................................... 11

2. Pembagian Blok KPHP Model Bukit Punggur …….…… ................ 17

3. Aksesibilitas Menuju KPHP Bukit Punggur dari Kota Bandar

Lampung ................................................................................................. 19

4. Kondisi Kependudukan di Wilayah Administrasi Sekitar

KPHP Model Bukit Punggur ……........................................................... 26

5. Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan di KPHP Model Bukit Punggur........ 28

6. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal KPHP Model Bukit Punggur... 39

7. Strategi Meningkatkan Strength (Kekuatan) dan Dengan Memanfaatkan

Opportunity (Peluang) Dalam Analisis SWOT ............................................ 40

8. Strategi Meningkatkan Weakness (Kelemahan) dan Dengan

Memanfaatkan Opportunity (Peluang) Dalam Analisis SWOT................... 41

9. Strategi Meningkatkan Strenght (Kekuatan) dan Dengan Memanfaatkan

Threat (Ancaman) Dalam Analisis SWOT................................................. 42

10. Strategi Meningkatkan Weakness (Kelemahan) dan Dengan

Memanfaatkan Threat (Ancaman)Dalam Analisis SWOT......................... 43

11. Potensi HHBK pada Blok Pemanfaatan di KPHP Model Bukit Punggur ..... 45

12. Potensi HHK-HTI dan HHBK pada Register 42 Rebang dan

Giham Tahmi............................................................................................ 47

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 xi

Page 12: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Potensi Kayu pada RPH 1 Reg. 24 Bukit Punggur ................................. 22

2. Potensi HHBK pada RPH 1 Reg. 24 Bukit Punggur ............................... 24

3. Potensi Fauna pada RPH 1 Reg. 24 Bukit Punggur .............................. 24

4. Gentongan Sumber Air Panas Pilamasin pada KHL

Register 41 Saka .................................................................................... 25

5. Air Terjun Putri Malu pada KHL Register 24 Bukit Punggur .................... 25

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 xii

Page 13: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

DAFTAR GRAFIK

Halaman

1. Potensi HHBK pada Blok Pemanfaatan ................................................. 46

2. Potensi HHK-HTI Mangium pada KHP Reg. 42 Rebang ............ ……... 55

3. Potensi HHBK Getah Karet pada Reg. 42 Rebang dan Giham Tahmi … 55

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 xiii

Page 14: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta Wilayah KPHP Bukit Punggur

2. Peta Iklim KPHP Bukit Punggur

3. Peta Kemiringan Lereng KPHP Bukit Punggur

4. Peta Tanah KPHP Bukit Punggur

5. Peta Geologi KPHP Bukit Punggur

6. Peta Daerah Aliran Sungai KPHP Bukit Punggur

7. Peta Tata Hutan KPHP Bukit Punggur

8. Peta Wilayah Tertentu KPHP Bukit Punggur

9. Peta Aksesibilitas KPHP Bukit Punggur

10. Peta Penutupan Lahan KPHP Bukit Punggur

11. Peta Sebaran Potensi KPHP Bukit Punggur

12. Peta Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan

KPHP Bukit Punggur

13. Peta Penggunaan Lahan Peta KPHP Bukit Punggur

14. Hubungan Visi Misi dengan Rencana Kegiatan Pengelolaan Hutan Jangka

Panjang KPHP Bukit Punggur

15. Rencana Kegiatan Strategis KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 xiv

Page 15: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) merupakan wujud

kelembagaan kehutanan yang mantap sebagai salah satu komponen penting

dalam keberhasilan penyelenggaraan pembangunan kehutanan. Kelembagaan

kehutanan yang mantap tidak saja terwujud di tingkat pusat tetapi juga di seluruh

organisasi pemerintah sampai dengan tingkat tapak. Pembentukan kelembagaan

kehutanan di tingkat tapak merupakan wujud dari apa yang diamanatkan dalam

pasal 12 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan untuk

membentuk wilayah pengelolaan hutan pada berbagai tingkat pengelolaan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor PP. 6 Tahun 2007 jo.

Peraturan Pemerintah Nomor PP. 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan

Penyusunan Rencana Pengelolaan serta Pemanfaatan Hutan, pemerintah

mengatur pembentukan wilayah pengelolaan di tingkat tapak yang selanjutnya

disebut dengan Kesatuan Pengelolaaan Hutan (KPH) yaitu merupakan wilayah

pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola

secara efisien dan lestari. KPH sebagai kelembagaan di tingkat lapangan

berperan sebagai penyelenggara pengelolaan hutan di lapangan atau di tingkat

tapak yang harus menjamin bahwa pengelolaan hutan dilakukan secara lestari

sesuai dengan fungsinya.

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Bukit Punggur

berlokasi di Kabupaten Way Kanan. KPHP Model Bukit Punggur ini telah

ditetapkan sebagai KPHP Model berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor SK.439/Menhut-lI/2012 tanggal 9 Agustus 2012 tentang

Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Model Bukit Punggur

(Unit III) yang terletak di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung seluas

±41.126 Ha. SK Menteri Kehutanan tersebut ditindaklanjuti dengan Peraturan

Bupati Way Kanan Nomor 12 Tahun 2013 tanggal 6 Maret 2013 tentang

Pembentukan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan

Bukit Punggur (Unit III) pada Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way

Kanan.

KPHP Model Bukit Punggur adalah penting karena luasan hutannya

adalah 22% dari luasan tutupan hutan di Kabupaten Way Kanan. Selain itu, di

wilayah KPHP Model Bukit Punggur berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS)

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 1

Page 16: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Tulang Bawang yang fungsi ekologinya harus terus dipertahankan karena

berfungsi dalam pengairan atau penyediaan air bersih. Dalam prakteknya,

penyelenggaraan pengelolaan hutan pada tingkat tapak dilakukan oleh KPH

termasuk mengawasi kinerja pengelolaan hutan yang dilakukan oleh pemegang

izin. KPH menjadi pusat kendali pengelolaan sumberdaya hutan dan menata

kawasan hutan menjadi bagian-bagian yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai

izin dan/atau dikelola sendiri pemanfaatannya, melalui kegiatan yang

direncanakan dan dijalankan sendiri. Apabila peran KPH dapat dilakukan dengan

baik, maka KPH menjadi garis depan untuk mewujudkan harmonisasi

pemanfaatan hutan oleh berbagai pihak dalam kerangka pengelolaan hutan

lestari.

Di lapangan, KPH mempunyai peran yang strategis dalam

pembangunan kehutanan sehingga diperlukan rencana pengelolaan yang berisi

program prioritas menuju pengelolaan hutan yang lestari di wilayah KPHP Model

Bukit Punggur, serta menjadi acuan dalam menyusun rencana pengelolaan

jangka pendek dan rencana-rencana teknis lainnya. Oleh karena itu, dirasa

penting untuk menyusun Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)

KPHP Bukit Punggur Tahun 2015 – 2024.

B. Tujuan Pengelolaan

Tujuan penyusunan RPHJP KPHP Model Bukit Punggur adalah:

1. Menyediakan dokumen RPHJP KPHP Model Bukit Punggur yang realistis

dengan mempertimbangkan keberadaan perijinan, mempertimbangkan peran

KPHP Model Bukit Punggur dalam penyelamatan DAS Tulang Bawang dan

mempertimbangkan dinamika sosial serta kontribusi pembangunan wilayah

Kabupaten Way Kanan.

2. Menyusun desain, strategi dan arah tindak pengelolaan hutan lestari,

pengelolaan sosial dan pengelolaan usaha berbasis kerjasama dengan

masyarakat dan pemegang ijin.

Secara khusus, tujuan pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur adalah

mewujudkan rencana pengelolaan hutan yang menjadi acuan KPH dalam

pencapaian fungsi ekonomi, lingkungan dan sosial secara optimal dan

berkelanjutan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 2

Page 17: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

C. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai dari penyusunan RPHJP KPHP Model

Bukit Punggur Tahun 2015-2024 ini adalah :

1. Tersusunnya rencana pengelolaan hutan jangka panjang pada wilayah KPHP

Model Bukit Punggur tahun 2015-2024.

2. Terumuskannya visi, misi dan tujuan spesifik dalam pengembangan konsep

KPHP Model Bukit Punggur 10 tahun ke depan.

3. Peruntukan lahan di wilayah KPHP Model Bukit Punggur sesuai fungsinya,

yaitu fungsi Hutan Lindung (HL) dan Hutan Produksi (HP) melalui peningkatan

presentase penutupan vegetasi hutan serta peningkatan nilai Hasil Hutan

Kayu (HHK) dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).

4. Menguatnya kelembagaan masyarakat penggarap yang mampu

melaksanakan usaha ekonomi.

5. Meningkatnya pemanfaatan HHK, HHBK dan jasa lingkungan dalam

mendukung revitalisasi hutan dan optimalisasi pemanfaatan hutan.

6. Meningkatnya kerjasama parapihak dalam pengelolaan, perlindungan, dan

pengamanan hutan serta pemasaran hasil hutan.

D. Ruang Lingkup

Penyusunan RPHJP KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024

ditetapkan untuk jangka sepuluh tahun berdasarkan kajian aspek ekologi,

ekonomi dan sosial budaya dengan memperhatikan partisipasi, aspirasi, budaya

masyarakat dan rencana pembangunan daerah/wilayah. RPHJP ini menjadi

dasar bagi penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Pendek yang selanjutnya

akan diwujudkan kembali dalam bentuk strategi pengelolaan yang memuat

program-program dan usulan kegiatan operasional. Ruang lingkup penyusunan

RPHJP KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024, meliputi:

1. Pendahuluan, berisi: latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup, dan

batasan pengertian.

2. Deskripsi Kawasan KPHP Model Bukit Punggur, yang terdiri dari: Risalah

wilayah KPH; Potensi wilayah KPH; Sosial budaya; Pemanfaatan hutan dan

penggunaan kawasan hutan; Posisi areal kerja dalam tata ruang wilayah dan

pembanguna daerah; serta Isu strategis, kendala dan permasalahan.

3. Visi dan Misi Pengelolaan Hutan, menguraikan tentang : Pernyataan visi;

Pernyataan misi; dan Pernyataan tujuan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 3

Page 18: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

4. Analisis dan Proyeksi, meliputi: Analisa data dan informasi yg saat ini tersedia;

dan Proyeksi kondisi wilayah KPHP di masa datang.

5. Rencana Kegiatan Strategis selama Jangka Waktu Rencana Pengelolaan,

terdiri atas: Inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataan hutan;

Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu; Pemberdayaan masyarakat;

Pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan

hutan pada areal berijin; Rehabilitasi pada areal kerja di luar ijin; Pembinaan

dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal berijin; Rencana

penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam; Rencana

penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin; Koordinasi

dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait; Rencana penyediaan dan

peningkatan kapasitas SDM; Penyediaan pendanaan; Pengembangan

database; Rencana rasionalisasi wilayah kelola; Review rencana

pengelolaan; dan Pengembangan investasi.

6. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian, memuat: bagaimana

pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian secara

internal oleh KPH dan eksternal terhadap KPH.

7. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan memuat: upaya pemantauan, evaluasi

dan pelaporan yang dilakukan KPH.

8. Penutup dan Lampiran meliputi: Lampiran matrik hubungan visi dan misi

dengan rencana pengelolaan hutan jangka panjang KPHP Model Bukit

Punggur; Lampiran rencana kegiatan dan sub kegiatan pengelolaan hutan

jangka panjang KPHP Model Bukit Punggur periode 2015– 2024; Peta-peta

yang terkait, yaitu: Peta Wilayah KPHP; Peta Penutupan Lahan; Peta DAS;

Peta Sebaran Potensi Wilayah KPHP; dan Peta Aksesibilitas; Peta Tata

Hutan berupa zona/blok/petak; Peta Penggunaan Lahan; Peta Keberadaan

Izin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan; Peta Tanah; Peta

Iklim; Peta Geologi; dan Peta Wilayah Tertentu.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 4

Page 19: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

E. Batasan Pengertian 1. Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber

daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam dan

lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.

2. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah

untuk dipertahankan keberdayaannya sebagai hutan tetap.

3. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

memproduksi hasil hutan, yang terdiri dari Hutan Produksi Terbatas (HPT),

Hutan Produksi Tetap (HP), dan Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi

(HPK).

4. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,

mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan

memelihara kesuburan tanah.

5. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan

penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan

kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan serta perlindungan hutan

dan konservasi alam.

6. Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disebut KPH adalah wilayah

pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat

dikelola secara efisien dan lestari.

7. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Model adalah wujud awal dari KPH

yang secara bertahap dikembangkan menuju situasi dan kondisi aktual

orgasnisasi KPH di tingkat tapak.

8. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung selanjutnya disebut KPHL adalah

KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri dari kawasan

Hutan Lindung.

9. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi selanjutnya disebut KPHP adalah

KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri dari kawasan

Hutan Produksi.

10. Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan,

mencakup kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe

ekosistem dan potensi yang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk

memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara

lestari.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 5

Page 20: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

11. Rencana Pengelolaan Hutan adalah rencana pada Kesatuan Pengelolaan

Hutan yang disusun oleh Kepala KPH, berdasarkan hasil tata hutan dan

rencana kehutanan, dengan memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai

budaya masyarakat serta kondisi lingkungan, memuat semua aspek

pengelolaan dalam kurun jangka panjang dan jangka pendek.

12. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL atau KPHP yang

selanjutnya disebut RPHJP KPHL atau KPHP adalah rencana pengelolaan

hutan untuk seluruh wilayah kerja KPHL atau KPHP dalam kurun waktu 10

(sepuluh) tahun.

13. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek KPHL atau KPHP adalah

rencana pengelolaan hutan untuk kegiatan KPHL atau KPHP dalam kurun

waktu 1 (satu) tahun.

14. Resort Pengelolaan Hutan adalah kawasan hutan dalam wilayah KPHL dan

KPHP yang merupakan bagian dari wilayah KPHL dan KPHP yang dipimpin

oleh Kepala Resort KPHL dan KPHP dan bertanggung jawab kepada Kepala

KPHL dan KPHP.

15. Blok Pengelolaan pada wilayah KPHL dan KPHP adalah bagian dari

wilayah KPHL dan KPHP yang dibuat relatif permanen untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pengelolaan.

16. Blok Pemanfaatan adalah blok yang difungsikan sebagai areal yang

direncanakan untuk pemanfaatan terbatas sesuaidengan ketentuan

peraturan perundang-undangan pemanfatan hutan pada kawasan hutan

yang berfungsi Hutan Lindung (HL). 17. Blok Inti adalah blok yang difungsikan sebagai perlindungan tata air dan

perlindungan lainnya serta sulit untuk dimanfaatkan. 18. Blok Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman (HHK-HT) adalah

blok yang telah ada ijin pemanfaatan HHK-HT dan yang akan difungsikan

sebagai areal yang direncanakan untuk pemanfaatan HHK-HT sesuai

dengan potensi kawasan yang telah dihasilkan dari proses tata hutan.

19. Blok Pemberdayaan Masyarakat adalah blok yang telah ada upaya

pemberdayaan masyarakat (a.l: Hutan Kemasyarakatan/HKm, Hutan

Desa/HD, Hutan Tanaman Rakyat/HTR) dan yang akan difungsikan sebagai

areal yang direncanakan untuk upaya pemberdayaan masyarakat sesuai

dengan potensi kawasan yang telah dihasilkan dari proses tata hutan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 6

Page 21: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

20. Wilayah Tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum

menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan pemanfaatannya berada di

luar areal ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.

21. Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit

usaha pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan dan

silvikultur yang sama.

22. Menteri adalah Menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di

bidang kehutanan.

23. Kepala KPH adalah pimpinan, pemegang kewenangan dan penanggung

jawab pengelolaan hutan dalam wilayah yang dikelolanya.

24. Visi adalah pernyataan tentang pandangan jauh ke depan mengenai usaha

atau bisnis yang akan dimulai, apa saja tujuannya dan apa yang akan

dicapai ke depannya nanti.

25. Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha

untuk mewujudkan visi.

26. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk

mewujudkan visi dan misi.

27. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan. 28. Analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) adalah

salah satu metode analisa yang didasarkan pada kajian tehadap lingkungan

internal yaitu aspek kekuatan (strength), dan kelemahan (weaknesses), serta

terhadap lingkungan eksternal yaitu aspek peluang (opportunities), dan

ancaman (threats) untuk pengambilan keputusan.

29. Strengths (kekuatan) adalah kondisi kekuatan yang terdapat dalam

organisasi yang merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi itu

sendiri.

30. Weakness (kelemahan) adalah kondisi kelemahan yang terdapat dalam

organisasi yang merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi itu

sendiri.

31. Opportunities (peluang) adalah kondisi peluang berkembang di masa

datang yang terjadi dari luar organisasi itu sendiri.

32. Threats (ancaman) adalah kondisi yang mengancam dari luar yang dapat

mengganggu organisasi itu sendiri.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 7

Page 22: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

33. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan suatu alat yang berisi

kerangka dasar bagi upaya pengalokasian ruang berdasarkan fungsi,

struktur dan hirarki ruang, serta sebagai pengendalian pemanfaatan ruang.

34. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,

memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan

kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan

adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

35. Pemanfaatan kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh

sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan manfaat

ekonomi secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya.

36. Penggunaan kawasan hutan adalah penggunaan atas sebagian kawasan

hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa

mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan.

37. Inventarisasi hutan pada wilayah KPHP adalah rangkaian kegiatan

pengumpulan data untuk mengetahui keadaan dan potensi sumber daya

hutan dan lingkungan secara lengkap.

38. Penutupan vegetasi adalah kondisi permukaan bumi yang menggambarkan

kenampakan penutupan lahan dan vegetasi.

39. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seseorang

mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan

dalam pelaksanaan tugas jabatannya secara profesional, efektif dan efisien.

40. Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah upaya untuk memulihkan,

mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya

dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga

kehidupan tetap terjaga.

41. Reklamasi Hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan

kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara

optimal sesuai peruntukannya.

42. Perlindungan Hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi

kerusakan hutan, kerusakan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh

manusia, ternak, kebakaran, hama dan penyakit.

43. Pemanfaatan Jasa Lingkungan adalah kegiatan untuk memanfaatkan

potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan mengurangi

fungsi utamanya.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 8

Page 23: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

44. Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan dan

mengusahakan hasil hutan berupa kayu dengan tidak merusak lingkungan

dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.

45. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu adalah kegiatan untuk

memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu dengan

tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.

46. Hutan Tanaman Industri yang selanjutnya disingkat HTI adalah hutan

tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok industri

kehutanan untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan

menerapkan silvikultur dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku

industri hasil hutan.

47. Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disingkat HKm adalah hutan

negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan

masyarakat.

48. Pemanfaatan Ekowisata adalah salah satu kegiatan parawisata yang

berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam,

aspek pemberdayaan ekonomi sosial budaya masyarakat lokal serta aspek

pembelajaran dan pendidikan.

49. Pemberdayaan Masyarakat adalah proses pembangunan di mana

masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk

memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri dengan berpartisipasi secara

aktif.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 9

Page 24: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

II. DESKRIPSI KAWASAN

A. Risalah Wilayah KPHP Model Bukit Punggur 1. Letak

Wilayah KPHP Model Bukit Punggur secara administratif terletak di

6 kecamatan yaitu: Kecamatan Banjit, Kecamatan Kasui, Kecamatan Rebang

Tangkas, Kecamatan Negeri Agung, Kecamatan Blambangan Umpu dan

Kecamatan Way Tuba.

KPHP Model Bukit Punggur mengelola 2 (dua) Kawasan Hutan Produksi

(KHP) yaitu: 1) KHP Rebang Register 42 yang terletak di Kecamatan

Blambangan Umpu dan Kecamatan Negeri Agung, pada koordinat

04° 24’ 11,36” - 04° 35’ 16,21” LS dan 105° 31’ 58,30” - 104° 37’ 25,90” BT dan

2) KHP Giham Tahmi yang terletak di Kecamatan Blambangan Umpu,

Kecamatan Rebang Tangkas dan Kecamatan Way Tuba; pada koordinat

04° 26’ 00” - 04° 38’ 30” LS dan 104° 19’ 30” - 104° 28’ 45” BT. Selain itu,

KPHP Model Bukit Punggur juga mengelola 2 (dua) Kawasan Hutan Lindung

(KHL) yaitu: 1) KHL Bukit Punggur Register 24 yang terletak di Kecamatan

Banjit, Kecamatan Kasui dan Kecamatan Rebang Tangkas, pada koordinat

04° 42’ 25,95” - 04° 57’ 09,72” LS dan 104° 19’ 07,00” - 104° 32’ 34,00” BT dan

2) KHL Saka Register 41 yang terletak di Kecamatan Blambangan Umpu dan

Kecamatan Rebang Tangkas, pada koordinat 04° 31’ 37,03” - 4° 35’ 12,16” LS

dan 104° 20’ 00,00” - 104° 22’ 16,02” BT.

2. Luas

Luas KPHP Model Bukit Punggur berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kehutanan dan Perkebunan Nomor SK.256/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus

2000 adalah ± 47.755,25 ha, meliputi: KHP Rebang Register 42, KHP Giham

Tahmi, KHL Bukit Punggur Register 24 dan KHL Saka Register 41, dengan

rincian sebagaimana Tabel 1.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 10

Page 25: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Tabel 1. Luas KHP dan KHL yang Dikelola KPHP Model Bukit Punggur (Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor SK.256/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus 2000)

No. KHP/KHL/Register Luas (Ha)

1. KHP Rebang / Register 42 13.151,50

2 KHP Giham Tahmi / Non Register 12.655,95

3. KHL Bukit Punggur / Register 24 20.831,00

4. KHL Saka / Register 41 1.116,80

Jumlah Total 47.755,25 Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way Kanan, 2013

Sedangkan luas KPHP Model Bukit Punggur berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 439/Menhut-II/2012 tanggal

9 Agustus 2012 adalah ± 41.126 Ha, terdiri dari Hutan Lindung (HL) seluas

±19.131 Ha dan Hutan Produksi (HP) seluas ±21.995 Ha.

Namun, dari hasil analisis spasial dari BPKH Wilayah II Palembang luas

KPHP Model Bukit Punggur adalah ±45.075,34 Ha, yang kemudian dijadikan

sebagai dasar penyusunan RPHJP KPHP Model Bukit Punggur Tahun

2015-2024.

Perbedaan luas ini terjadi karena perbedaan batas administrasi yang

digunakan pada saat penetapan wilayah KPHP Model Bukit Punggur dengan

batas administrasi yang digunakan oleh BPKH Wilayah II Palembang pada

saat analisis data parsial.

3. Batas Wilayah KPHP Model Bukit Punggur

Batas-batas wilayah KPHP Model Bukit Punggur adalah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Oku Timur, Provinsi Sumatera

Selatan

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat, Provinsi

Lampung

c. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Oku Selatan, Provinsi

Sumatera Selatan

d. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara, Provinsi

Lampung

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 11

Page 26: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Informasi mengenai letak, luas dan batas wilayah KPHP Model Bukit

Punggur lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Peta Wilayah KPHP Model

Bukit Punggur.

4. Pembagian Blok Pembagian blok di KPHP Model Bukit Punggur berdasarkan tata hutan

yang dilaksanakan oleh BPKH Wilayah II Palembang, disesuaikan dengan

fungsi kawasan, bisofisik, potensi sumber daya alam, keberadaan izin

pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan.

a. Fungsi Kawasan Wilayah KPHP Model Bukit Punggur meliputi 2 (dua) KHP yaitu: KHP

Rebang Register 42 dan KHP Giham Tahmi. Selain itu, KPHP Model Bukit

Punggur juga terdiri 2 (dua) KHL, yaitu: KHL Bukit Punggur Register 24 dan

KHL Saka Register 4.

Wilayah KPHP Model Bukit Punggur dibagi ke dalam 3 (tiga) Resort

Pengelolaan Hutan (RPH) berdasarkan register, wilayah berizin, dan wilayah

administrasi yang merupakan suatu kesatuan unit yang utuh, yaitu:

1) RPH 1: Register 24 Bukit Punggur yang merupakan wilayah HL (terdapat

10 Gapoktan pemegang izin pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan/

IUP-HKm)

2) RPH 2: Register 42 Rebang yang merupakan wilayah HP, izin

PT. Inhutani V Unit Lampung

3) RPH 3: Register 41 Saka yang merupakan wilayah HL dan Register

Giham Tahmi yang merupakan wilayah HP, izin PT. Alindo Embryo Agro.

b. Biofisik

Iklim di wilayah Model KPHP Bukit Punggur berdasarkan klasifikasi

Schmidt dan Ferguson, kelompok KHL Register 41 Saka dan kelompok KHP

Giham Tahmi serta kelompok KHP Register 42 Rebang termasuk dalam

katagori iklim type B dengan jumlah rata-rata curah hujan

2.000 – 2.500 mm/tahun dengan temperatur rata-rata 35˚ C. Untuk kelompok

KHL Register 24 Bukit Punggur termasuk dalam katagori iklim type B dengan

jumlah rata-rata curah hujan 3.500 – 4.000 mm/tahun dengan temperatur

rata-rata 30˚ C.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 12

Page 27: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Wilayah KPHP Model Bukit Punggur secara umum dikelompokkan

ke dalam bentuk wilayah: 1) Datar sampai bergelombang dengan kemiringan

lereng 0-15%, mencakup luasan kurang lebih 73,9%; 2) Bergelombang

sampai berbukit dengan kemiringan lereng 15-25%, memiliki sebaran kurang

lebih 20,2%; dan 3) Berbukit sampai bergunung dengan kemiringan lereng

25 – >40%, memiliki sebaran kurang lebih 5,9%.

Ketinggian lereng-lereng curam atau terjal bervariasi

450 - 1.700 meter dari permukaan laut dan untuk datar sampai

bergelombang dengan ketinggian bervariasi 85 – 450 meter dari permukaan

laut.

Di dalam dan sekitar kawasan KPHP Model Bukit Punggur terdapat

sungai-sungai, diantaranya berada di KHL Register 41 Saka, yakni: Way

Pilaliut, Way Tebeng, Way Pilamasin dan Way Giham, serta beberapa

sungai kecil lainnya. Sungai-sungai yang berada di KHP Giham Tahmi

adalah Way Pilaliut, Way tebeng, Way Pilamasin dan Way Giham serta

beberapa sungai-sungai kecil lainnya. Sungai-sungai yang berada di

KHP Register 42 Rebang adalah Way Umpu, Way Pilaliut, Way Tebeng,

Way Pilamasin dan Way Giham serta beberapa sungai-sungai kecil

lainnya. Sungai-sungai yang berada di bagian utara KHL Register 24 Bukit

Punggur adalah anak/anak cabang sungai Way Tahmi, seperti: Way Nang

Hui, Way Kiri, Way Kasui, Way Tangkas, Way Damar Bandung, Way Tahmi

Lumut, Way Tahmi Renik, Way Cahya Negri dan beberapa sungai-sungai

kecil lainnya. Di bagian selatan, terdapat anak/anak cabang sangai Way

Umpu diantaranya: Way Menanga Siamang, Way Ketapang, Way Rebang,

Way Benatan, Way Basungan, Way Batu Api Ulu, Way Batu Api Ilir, Way

Cangkah Kanan, Way Gambir, Way Menangan Jaya, Way Pakuan serta

sungai-sungai kecil lainnya. Selain itu, juga terdapat anak/anak cabang

sungai Way Besai diantaranya: Way Neki dan Way Nanasan serta

beberapa sungai-sungai kecil lainnya.

Jenis tanah yang dominan di wilayah KPHP Model Bukit Punggur

berdasarkan Peta Ikhtisar Geologi Sumatera Bagian Selatan skala

1:1.000.000 Tahun 1970 dari Lembaga Penelitian Tanah Bogor dan Peta

Tanah Eksplorasi Sumatera Bagian Selatan Skala 1:1.000.000 tahun 1964

dari Lembaga Penelitian Tanah Bogor, susunan geologi KHL Register 41

Saka termasuk dalam batuan beku tersier bahan andesit tua dengan

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 13

Page 28: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

breaksi dan tufa serta propisit andesit. Jenis tanah dalam kawasan hutan

ini termasuk ke dalam jenis tanah latosol merah kuning dengan bahan

induk komplek tufa dan batuan kukuh intermedier.

Susunan geologi KHP Giham Tahmi termasuk dalam batuan beku

tersier bahan andesit tua dengan breaksi dan tufa serta propisit

andesit. Jenis tanah dalam kawasan hutan ini termasuk ke dalam jenis

tanah latosol merah kuning dengan bahan induk komplek tufa dan batuan

kukuh intermedier.

Susunan geologi KHP Register 42 Rebang termasuk dalam

batuan beku tersier bahan andesit tua dengan breaksi dan tufa serta

propisit andesit. Jenis tanah dalam kawasan hutan ini termasuk ke

dalam jenis tanah podsolik coklat kekuningan dan podsolik merah

kekuningan dengan bahan induk sedimen tufa masam serta podsolik coklat

dengan bahan induk sedimen masam.

Sedangkan susunan geologi KHL Register 24 Bukit Punggur

termasuk dalam batuan beku tersier bahan andesit tua dengan breaksi

dan tufa serta propisit andesit. Jenis tanah dalam kawasan hutan ini

termasuk ke dalam jenis tanah latosol merah kuning dengan bahan induk

komplek tufa dan batuan kukuh intermedier.

Informasi mengenai kondisi biofisik KPHP Model Bukit Punggur

dapat dilihat pada Lampiran 2. Peta Iklim KPHP Model Bukit Punggur,

Lampiran 3. Peta Kemiringan Lereng KPHP Model Bukit Punggur,

Lampiran 4. Peta Tanah KPHP Model Bukit Punggur, Lampiran 5. Peta

Geologi KPHP Model Bukit Punggur dan Lampiran 6. Peta Daerah Aliran

Sungai KPHP Model Bukit Punggur.

c. Potensi Sumberdaya Alam

Wilayah kelola KPHP Model Bukit Punggur yang meliputi 2 (dua)

KHP, yaitu: KHP Rebang Register 42 dan KHP Giham Tahmi dan 2 (dua)

KHL, yaitu: KHL Bukit Punggur Register 24 dan KHL Saka Register 41,

memiliki potensi sumber daya alam yang cukup tinggi. Secara umum, dapat

dikategorikan menjadi 3 (tiga) yaitu: potensi kayu, non kayu, serta potensi

jasa lingkungan dan wisata alam. Berdasarkan hasil pengolahan data hasil

survei inventarisasi hutan di wilayah KPHP Model Bukit Punggur, bahwa di

lokasi tersebut secara umum masih berhutan dengan kerapatan sedang

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 14

Page 29: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

sampai rapat dan cukup merata serta menunjukan potensi yang cukup

baik/tinggi, dimana potensi di areal yang disurvei tersebut diperoleh jumlah

batang sebanyak 67,22 batang/ha dan volume sebesar 50,85m³/ha (jumlah

batang dan volume seluruh jenis pohon mulai dari diameter 20 cm up). Pada

KHP Rebang Register 42, potensi kayu terdiri dari karet (Hevea brasiliensis)

dan mangium (Acacia mangium) yang berada di areal IUPHHK-HTI PT.

Inhutani V Unit Lampung.

Saat ini, KPHP Model Bukit Punggur telah berupaya mendorong dan

memfasilitasi PT. Inhutani V Unit Lampung untuk bekerjasama dalam

kemitraan pengelolaan kawasan KHP Rebang Register 42 dengan

masyarakat, koperasi dan pihak lain. KHP Giham Tahmi terdapat potensi

tanaman hasil kegiatan GNRHL Tahun 2003 seluas 1.300 Ha, Tahun

2004 seluas 2.000 Ha dan Tahun 2007 seluas 500 Ha dengan jenis

tanaman mangium dan karet yang dikelola dan dilaksanakan melalui

Kelompok Tani Kampung Gunung Sangkaran, Kecamatan Blambangan

Umpu.

Di KHL Bukit Punggur Register 24 terdapat potensi tanaman yang

didominasi oleh jenis marawan (Hopea mangarawan), Medang

(Litsea firmaho), tenam (Shorea platicloda V.Sb), cempaka

(Beilschilda sp.), benda (Arthocaprus sp.), bungur (Lagerstroemia spp.)

puspa (Schima spp.), rasamala (Altingia excelsa), rotan (Calamus sp.),

anggrek hutan dan paku-pakuan.

Di KHL Saka Register 41 terdapat potensi tanaman marawan

(Hopea mangarawan), medang (Litsea firmaho), tenam

(Shorea platicloda V.Sb), benda (Arthocaprus sp.), bungur

(Lagerstroemia spp.), rasamala (Altingia excelsa), paku-pakuan dan

semak belukar antara lain kirinyuh (Eupathorium pubescens), harendong

(Melastoma malabathricum), kiara (Fiscus sp.), alang-alang

(Impratacylindrica), dan siliara (Lantana camara).

Selain potensi kayu, terdapat juga potensi non kayu yaitu lebah

madu, biji kopi, bambu, getah karet, buah-buahan, serai wangi, jahe, gula

aren dan lain-lain.

Sedangkan potensi jasa lingkungan dan wisata alam terdapat pada

areal KPHP Model Bukit Punggur memiliki potensi keindahan dan panorama

alam yang potensial untuk dikembangkan. Sejumlah lokasi eksotis yang

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 15

Page 30: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

sangat menarik, antara lain: air terjun Putri Malu di KHL Bukit Punggur

Register 24, sumber air panas/belerang Vilamasin di KHL Saka, arung jeram

Sungai Way Umpu, Way Besai di KHL Bukit Punggur Register 24 dan Way

Tahmi di KHP Giham Tahmi, dan wisata buah durian di KHL Bukit Punggur

Register 24 serta potensi air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA),

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan sumber air mineral.

d. Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar

Penduduk di sekitar dan di dalam kawasan KPHP Model Bukit

Punggur sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani termasuk

sub sektor perikanan dan peternakan. Pertanian lahan kering didominasi

oleh jenis tanaman karet, pala, singkong dan berapa jenis tanaman lainnya.

Etnis penduduk di sekitar dan di dalam kawasan KPHP Model Bukit Punggur

bervariasi meliputi suku Lampung, Jawa, Bali, Sunda, Semendo, dan Ogan.

e. Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan

Pada RPH 1 di Register 24 Bukit Punggur terdapat 10 (sepuluh)

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang

telah memiliki izin. Tanaman yang dibudidayakan oleh kelompok tani tersebut adalah

karet dan kebun campuran yaitu kopi dan tanaman MPTS, yaitu buah

buahan diantaranya: durian, petai, jengkol, kemiri, cempedak, nangka,

pinang dan aren, serta kayu-kayuan lainnya sebagai naungan tanaman kopi.

Pada RPH 2 di Register 42 Rebang terdapat perusahaan pemegang

Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu - Hutan Tanaman Industri

(IUPHHK-HTI), yaitu PT. Inhutani V Unit Lampung yang memperoleh

kepastian pengelolaan areal kerja di wilayah KPHP Model Bukit Punggur

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 398/Kpts-II/1996

tanggal 31 Juli 1996 jo. Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan

Perkebunan No. SK. 144/Kpts-II/1999 tanggal 19 Maret 1999 untuk areal

seluas 12.727 Ha.Tanaman yang diusahakan PT. Inhutani V Unit Lampung

meliputi tanaman pokok yang terdiri atas mangium (Acacia mangium) dan

karet (Hevea brasiliensis).

Pada RPH 3 di KHP Giham Tahmi, terdapat perusahaan pemegang

IUPHHK-HTI, yaitu PT. Alindo Embryo Agro yang memperoleh IUPHHK-HTI

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 16

Page 31: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

pada KHP Giham Tahmi sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

SK. 603/Menhut-II/2009 tanggal 2 Oktober 2009 seluas 6.925 Ha. Tanaman

yang diusahakan PT. Alindo Embryo Agro meliputi tanaman pokok jenis karet

(Hevea brasiliensis). Namun, saat ini PT. Alindo Embryo Agro tidak ada

aktivitas lagi karena adanya konflik dengan masyarakat pengggarap KHP

Giham Tahmi.

Sedangkan pada KHL Register 41 Bukit Saka sampai dengan saat

ini tidak ada izin pemanfaatan kawasan hutan yang diberikan.

f. Penggunaan Kawasan Hutan

Pada KPHP Model Bukit Punggur terdapat penggunaan kawasan

hutan untuk kepentingan pembangunan non kehutanan yaitu :

1. Pembangunan Bendungan Saluran Suplesi oleh Balai Besar Way

Sekampung – Mesuji yang dilaksanakan PT. Adikarya seluas 5 ha di Way

Besai RPH 1 KHL Bukit Punggur Register 24.

2. Rencana pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Air (PLTA) –

Besai 2 seluas 35 ha di Way Besai KHL Bukit Punggur Register 24.

3. Rencana pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Mikro Hidro

(PLTMH) di Way Besai KHL Bukit Punggur Register 24.

Dengan mempertimbangkan fungsi kawasan, bisofisik, potensi sumber

daya alam, keberadaan izin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan

hutan yang telah diuraikan di atas, hasil tata hutan yang telah dilaksanakan

BPKH Wilayah II Palembang membagi wilayah KPHP Model Bukit Punggur

menjadi 4 blok, yaitu: a) Blok HP Pemanfaatan seluas ±19.863,23 ha, b) Blok

HP Pemberdayaan seluas ±2.633,14 ha, c) Blok HL Inti seluas ±6.100,19 ha

dan d) Blok HL Pemanfaatan seluas ±16.478,80 ha. Wilayah Tertentu KPHP

Model Bukit Punggur seluas ±7.277,91 ha yang berada pada Blok HP

Pemberdayaan seluas ±2.633,14 ha, dan pada Blok HL Pemanfaatan seluas

±4.644,77 ha. Pembagian blok di KPHP Model Bukit Punggur secara rinci

sebagaimana Tabel 2.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 17

Page 32: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Tabel 2. Pembagian Blok KPHP Model Bukit Punggur

No. Fungsi

Kawasan Hutan

Blok (Zonasi)

Jumlah Petak

Luas (Ha) Keterangan

1. KHP Rebang Register 42

HP Pemanfaatan HHK-HT

14 12.892,27 Areal IUPHHK-HT PT. Inhutani V

2. KHP Giham Tahmi

HP Pemanfaatan HHK-HT

6.970,95 Areal IUPHHK-HT PT. Alindo Embrio Agro

HP Pemberdayaan

26 2.633,14 Wilayah Tertentu

3. KHL Saka Register 41

HL Pemanfaatan 5 1.099,58 Wilayah Tertentu

4. KHL Bukit Punggur Register 24

HL Inti 20 6.100,19 HL Pemanfaatan 38 11.834,03 Areal HKm HL Pemanfaatan 12 3.545,19 Wilayah Tertentu

J u m l a h 115 45.075,34

Informasi mengenai pembagian blok KPHP Model Bukit Punggur lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 7. Peta Tata Hutan KPHP Model Bukit

Punggur (Lembar 1 dan 2). Sedangkan informasi mengenai wilayah tertentu

selengkapnya sebagaimana Lampiran 8. Peta Wilayah Tertentu KPHP Model

Bukit Punggur.

5. Aksesibilitas Kawasan

Wilayah KPHP Model Bukit Punggur dapat dicapai dari Kota Bandar

Lampung ke Kantor KPHP Bukit Punggur di Blambangan Umpu menggunakan

jalur darat sejauh ± 210 Km yang ditempuh selama ±5 jam. Perjalanan dari

Kota Bandar menuju Bandar Jaya berjarak ±55 Km. Perjalanan dilanjutkan

menuju Kota Bumi, Kabupaten Lampung Utara dengan jarak tempuh ±61 Km.

Dari Kota Bumi dilanjutkan menuju Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan

dengan jarak tempuh ±94 km. Dari Kantor KPHP Model Bukit Punggur menuju

wilayah izin PT. Inhutani V Register 42 KHP Rebang sejauh ±30 Km, menuju

KHP Giham Tahmi sejauh ±8 km, menuju Register 41 KHL Saka sejauh

±45 Km dan menuju Register 24 KHL Bukit Punggur sejauh ±65 Km. Informasi

aksesibilitas menuju ke Kantor KPHP Bukit Punggur disajikan pada Tabel 3.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 18

Page 33: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Tabel 3. Aksesibilitas Menuju KPHP Model Bukit Punggur dari Kota Bandar Lampung

No Rute Jarak (Km) Jenis Sarana Perhubungan Waktu

Tempuh 1 Bandar Lampung – Bandar Jaya 55 Bus Umum/Mobil 2 Jam

2 Bandar Jaya – Kota Bumi 61 Bus Umum/Mobil 1 Jam

3 Kota Bumi - Blambangan Umpu 94 Mobil/Angkutan Lokal 1,5 Jam

4 Blambangan Umpu – Kantor KPHP Bukit Punggur 25 Mobil/Bus Umum/Angkutan Lokal 30 Menit

Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way Kanan, 2013

Sarana transportasi di sekitar KPHP Model Bukit Punggur sudah cukup

memadai, sebagian besar jalan-jalan yang menghubungkan kawasan hutan

pada KPHP Model Bukit Punggur tersebut berupa jalan aspal dan tanah padat

yang lebar dan dapat dilalui oleh berbagai kendaraan darat seperti truk, mobil,

sepeda motor, sepeda dan gerobak.

Informasi mengenai aksesibilitas KPHP Model Bukit Punggur lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Peta Aksesibilitas KPHP Model Bukit

Punggur.

6. Sejarah Wilayah KPHP Model Bukit Punggur

Penunjukan KHL Register 24 Bukit Punggur, KHL Register 41 Saka,

KHP Register 42 Rebang dan KHP Giham Tahmi berdasarkan pada Besluit

Resident Lampung Distrik Nomor 307 tanggal 31 Maret 1941; Besluit

Resident Lampung Distrik Nomor 32 tanggal 19 Januari 1938; Besluit

Resident Lampung Distrik Nomor 645 tanggal 10 Oktober 1939 dan

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 67/Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991

tentang Tata Guna Hutan Kesepakatan Propinsi Dati I Lampung serta

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 256/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus

2000 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Propinsi

Lampung seluas ± 1.004.735 Ha.

Penetapan Wilayah KPHL dan KPHP Provinsi Lampung didasarkan

atas Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.68/Menhut-II/2010 tanggal

28 Januari 2010 dengan luas ±518.913 ha yang terdiri dari 9 unit Kesatuan

Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) seluas ± 277.690 ha dan 7 unit Kesatuan

Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) seluas ±241.223 ha, termasuk di

dalamnya KPHP Model Bukit Punggur.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 19

Page 34: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Penetapan KPHP Model Bukit Punggur sesuai dengan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.439/Menhut-II/2012 tanggal

9 Agustus 2012 tentang Penetapan Wilayah KPHP Model Bukit Punggur

(Unit III) yang terletak di Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung dengan

luas ±41.126 ha. Pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur berada pada UPT

KPH Bukit Punggur sesuai Peraturan Bupati Way Kanan Nomor 12 Tahun 2013

tanggal 6 Maret 2013 tentang Pembentukan, Organisasi UPT KPH Bukit

Punggur (Unit III) pada Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way

Kanan.

Namun, dari hasil analisis data parsial dari BPKH Wilayah II

Palembang luas KPHP Model Bukit Punggur seluas ±45.075 ha. Perbedaan

luas ini terjadi karena perbedaan batas administrasi yang digunakan pada saat

penetapan wilayah KPHP Model Bukit Punggur dengan batas administrasi yang

digunakan oleh BPKH Wilayah II Palembang pada saat analisis data parsial.

B. Potensi Wilayah KPHP Model Bukit Punggur

1. Penutupan Vegetasi

a. KHL Register 24 Bukit Punggur

Sebagian besar arealnya telah KHL Register 24 Bukit Punggur

dirambah oleh masyarakat peladang maupun masyarakat sekitar hutan

sejak puluhan tahun yang lalu. Meskipun areal tersebut sudah dinyatakan

kosong dari perambah pada tahuin 1991 – 1995 dengan Program

Transmigrasi. Namun, pada era reformasi ini masyarakat kembali

menduduki, mengolah atau memanfaatkan hutan sebelum adanya izin

resmi dari instansi terkait, apalagi setelah masyarakat di dalam atau

sekitar hutan mendengar peraturan dari pemerintah yaitu Keputusan

Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 677 Tahun 1998 tentang

Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang merasa bahwa diperbolehkan

kembali untuk menggarap areal kawasan hutan tersebut. Sehingga

pembukaan areal hutan untuk menanam tanaman perkebunan, tanaman

pertanian dan bahkan membuat gubuk/pemukiman untuk kepentingan

tempat tinggal sementara sudah nampak terlihat. Pada areal yang masih

berhutan, jenis-jenis tumbuhan didominasi oleh jenis marawan

(Hopea mangarawan), medang (Litsea firmaho), tenam

(Shorea platicloda V.Sb.) cempaka (Beilschilda sp.), benda

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 20

Page 35: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

(Arthocaprus sp.), bungur (Lagerstroemia spp.), puspa (Schima spp.),

rasamala (Altingia excelsa), rotan (Calamus sp.), anggrek hutan dan

paku-pakuan.

b. KHL Register 41 Saka

KHL Register 41 Saka telah terokupasi, hal ini terlihat dilapangan

bahwa kondisi kawasan yang sebagian besar berupa belukar,

perladangan, kebun kopi, tegalan yang kesemuanya masih tetap

digarap oleh penduduk setempat. Pada areal yang masih berhutan jenis-

jenis tumbuhan terdiri dari marawan (Hopea mangarawan), medang

(Litsea firmaho), tenam (Shorea platicloda V.Sb.), benda (Arthocaprus

sp.), bungur (Lagerstroemia spp.), rasamala (Altingia excelsa), paku-

pakuan dan semak belukar antara lain kirinyuh (Eupathorium

pubescens), harendong (Melastoma malabathricum), kiara (Fiscus sp.),

alang-alang (Impratacylindrica), siliara (Lantana camara).

c. KHP Register 42 Rebang

Pada saat ini, KHP Register 42 Rebang dikelola oleh

PT. Inhutani V Unit Lampung, namun kenyataan di lapangan sedikit sekali

ditemui hutan tanaman, lebih banyak dijumpai tanaman karet, singkong dan

sawit. Saat ini, PT. Inhutani V Unit Lampung yang telah menerapkan pola

kemitraan dalam rangka merangkul masyarakat penggarap areal izin

PT. Inhutani V Unit Lampung.

d. KHP Giham Tahmi

Kondisi lahan KHP Giham Tahmi sebagian besar berupa tanah

kosong dan vegetasi padang alang-alang serta semak belukar. Terdapat

tanaman rehabilitasi lahan melalui Proyek GNRHL Tahun 2003 seluas

1.300 Ha, Tahun 2004 seluas 2.000 Ha dan Tahun 2007 seluas 500 Ha

dengan jenis tanaman Akasia mangium yang dikelola dan dilaksanakan

melalui Kelompok Tani Kampung Gunung Sangkaran Kecamatan

Blambangan Umpu.

Informasi mengenai penutupan vegetasi KPHP Model Bukit Punggur

lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 10. Peta Penutupan Lahan KPHP

Model Bukit Punggur.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 21

Page 36: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

2. Potensi Kayu Berdasarkan hasil inventarisasi potensi sumber daya hutan oleh

BPKH Wilayah II Palembang pada tahun 2013, diketahui potensi kayu di

wilayah KPHP Model Bukit Punggur, dengan jumlah jenis kayu yang ada

sebanyak 51 jenis, yang dapat dikelompokkan berdasarkan kelas komersil,

sebagai berikut:

a. Kelas Komersil Satu, terdapat 2 jenis yaitu: medang dan cempaka dengan

jumlah batang 8,44 batang/ha dan volume sebesar 8,1 m³/ha.

b. Kelas Komersil Dua, terdapat 3 jenis yaitu: meranti, menggris dan mentru

dengan jumlah batang 10,11 batang/ha dan volume sebesar 7,93 m³/ha.

c. Kelas Komersil Tiga, terdapat kayu pasang dan kayu lainnya dengan jumlah

batang 7,56 batang/ha dengan volume sebesar 5,76 m³/ha.

Gambar 1. Potensi Kayu pada RPH 1 Reg. 24 Bukit Punggur

Potensi kayu pada tingkatan pemudaan adalah sebagai berikut :

a. Tingkat semai (seedling) terdapat 34 jenis, jumlah batang seluruh jenis

391 batang atau 8.647 batang/ha yang didominasi oleh jenis meranti dengan

jumlah 1.156 batang/ha atau 13,30 %, pasang dengan jumlah 911 batang/ha

atau 10,49%, medang dengan jumlah 956 batang/ha atau 11,00%, kongkil

dengan jumlah 511 batang/ha atau 5,88 %, menggris dengan jumlah

378 batang/ha atau 4,35% dan serian dengan jumlah 444 batang/ha atau

5,12%.

b. Tingkat pancang (sapling) terdapat 40 jenis, jumlah batang seluruh jenis

442 batang atau sebanyak 2.443,34 batang/ha yang didominasi oleh jenis

meranti dengan jumlah 254 batang/ha atau 10,41%, pasang dengan jumlah

221 batang/ha atau 9,05%, medang dengan jumlah 171 batang/ha atau

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 22

Page 37: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

7,01%, menggris dengan jumlah 138 batang/ha atau 5,66%, kongkil dengan

jumlah 100 batang/ha atau 4,07 % dan Tutup dengan jumlah 100 batang/ha

atau 4,07%.

c. Tingkat tiang (poles) terdapat 54 jenis, jumlah batang seluruh jenis

520 batang atau sebanyak 460 batang/ha yang didominasi oleh jenis akasia

dengan jumlah 53,98 batang/ha atau 11,73%, pasang dengan jumlah

47,79 batang/ha atau 10,38 %, medang dengan jumlah 48,67 batang/ha atau

10,58%, meranti dengan jumlah 28,32 batang/ha atau 6,15%, petaian

dengan jumlah 23,01 batang/ha atau 5,00% dan iwil-iwil dengan jumlah

5,31 batang/ha atau 1,15%.

3. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Belum ada survey khusus tentang potensi hasil hutan bukan kayu

dalam wilayah kelola KPHP Model Bukit Punggur, akan tetapi sebagai

gambaran dipakai data potensi dari 10 gapoktan HKm yang mengelola luas

areal ±11.683 ha. Hasil rerata per hektar dari masing-masing jenis tanaman

yang ada pada kedua areal gapoktan yaitu:.

a. Jenis Tanaman Penghasil buah 1 Kopi 19.822.000 Batang

2 Kakao 91.560 Batang

3 Cengkeh 13.920 Batang

4 Alpukat 7.580 Batang

5 Mangga 6.230 Batang

6 Jengkol 7.550 Batang

7 Durian 4.120 Batang

8 Petai 6.090 Batang

b. Jenis Tanaman Penghasil getah 1 Karet 1.831.500 Batang

c. Jenis Tanaman Penghasil kayu 1 Mahoni 5.000 Batang

2 Cempaka 2.000 Batang

3 Mindri 800 Batang

4 Jati 8.000 Batang

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 23

Page 38: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Gambar 2. Potensi HHBK pada RPH 1 Reg. 24 Bukit Punggur

4. Keberadaan Flora dan Fauna Langka Belum ada data yang pasti mengenai jumlah flora dan fauna, tetapi di

dalam wilayah kelola KPHP Model Bukit Punggur terdapat jenis flora yang

didominasi oleh jenis kayu-kayuan dan terdapat beberapa jenis anggrek.

Sedangkan fauna, belum diketahui jumlah yang pasti tetapi ada beberapa jenis.

Berdasarkan informasi masyarakat sekitar, terdapat beberapa jenis fauna

dalam kawasan hutan KPHP Model Bukit Punggur yaitu jenis siamang

(Symphalangus syndactylus), monyet (Presbytis melalopus), ular (Phyton sp.),

burung elang (Heliastur sp.), burung beo (Gracula), rusa sambar

(Cervus unicolor), kijang (Muntiacus muntjak), harimau

(Panthera tigris sumatrae), macan akar (Felis bengalensis), beruang madu

(Helarctos malayanus), tapir (Tapiorus indicus), dan trenggiling

(Manis javanica).

Gambar 3. Potensi Fauna pada RPH 1 Reg. 24 Bukit Punggur

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 24

Page 39: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

5. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam Wilayah KPHP Model Bukit Punggur mempunyai Iklim tipe B

berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson (1951). Data Badan Meteorologi

dan Geofikasi Provinsi Lampung Tahun 2013 mengenai curah hujan wilayah

KPHP Model Bukit Punggur menunjukkan bahwa rata-rata curah hujan tahunan

berkisar sebesar 2.000–4.000mm/tahun. Curah hujan terendah terjadi pada

bulan September (2.000 mm) dan tertinggi pada bulan Januari

(3.500-4.000 mm).

Keadaan iklim tersebut sangat mendukung dikembangkannya potensi

lainnya, seperti jasa lingkungan dan wisata alam. Potensi jasa lingkungan dan

wisata alam terdapat pada KHL Register 24 Bukit Punggur yaitu Air Terjun

Putri Malu dan Arung Jeram Way Besai, serta Gentongan Sumber Air Panas

Pilamasin di KHL Register 41 Saka dan Arung Jeram Way Giham.

Gambar 4. Gentongan Sumber Air Panas Vilamasin pada KHL Register 41 Saka

Gambar 5. Air Terjun Putri Malu pada KHL Register 24 Bukit Punggur.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 25

Page 40: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Informasi mengenai potensi wilayah KPHP Model Bukit Punggur lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 11. Peta Sebaran Potensi KPHP Model

Bukit Punggur.

C. Sosial Budaya

Penduduk di sekitar kawasan KPHP Model Bukit Punggur memiliki

pengaruh yang besar terhadap kelestarian kawasan hutan. Tekanan terhadap

lahan kawasan hutan berpotensi ditimbulkan oleh penduduk yang ada di sekitar

kawasan tersebut. Data jumlah penduduk di wilayah adminstrasi yang melingkupi

dan berbatasan dengan wilayah KPHP Model Bukit Punggur disajikan pada

Tabel 4. Tabel 4. Kondisi Kependudukan di Wilayah Administrasi Sekitar KPHP Model

Bukit Punggur

No Kecamatan Luas (Km2) Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

1 Banjit 331,60 42.729 129

2 Kasui 150,27 30.097 200

3 Rebang Tangkas 207,18 19.933 96

4 Blambangan Umpu 532,9 55.291 104

5 Way Tuba 206,25 20.622 100

6 Negeri Agung 562,98 32.926 58 Sumber: Way Kanan Dalam Angka, 2013

Penduduk di sekitar dan di dalam kawasan KPHP Model Bukit Punggur

sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani, berkebun, berternak

dan berdagang. Etnis penduduk di sekitar dan di dalam kawasan KPHP Model

Bukit Punggur bervariasi meliputi suku Lampung, Jawa, Bali, Sunda, Ogan,

Semendo dan lain-lain.

Berdasarkan hasil pengamatan di dalam dan disekitar wilayah kelola

KPHP Model Bukit Punggur tidak terdapat masyarakat adat. Desa-desa yang

berbatasan merupakan desa baru yang dihuni oleh masyarakat dengan multikultur

karena berasal dari berbagai suku. Walaupun tidak melalui inventarisasi yang

mendalam, tetapi secara umum dapat diketahui bahwa terdapat 4 suku dominan,

yaitu Suku Jawa, Sunda, Semendo dan Lampung. Keempat suku tersebut telah

berasimilasi dan bertoleransi satu sama lain dengan baik sehingga dapat hidup

berdampingan tanpa konflik.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 26

Page 41: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Data yang tersedia sangat terbatas untuk dapat mengetahui kondisi

masyarakat yang sesungguhnya. Survey inventarisasi sosial budaya yang

dilakukan tidak memiliki keterwakilan yang cukup. Dari data di atas terlihat bahwa

kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar wilayah kelola KPHP Model

Bukit Punggur masih rendah karena tingkat pendidikan yang rendah dan

pengelolaan lahan untuk bertani masih secara tradisional.

D. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan

Pada RPH 1 di Register 24 Bukit Punggur terdapat 10 (sepuluh)

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang telah

memiliki izin sebagaimana Tabel 5. Tanaman yang dibudidayakan oleh kelompok tani tersebut adalah karet

dan kebun campuran yaitu kopi dan tanaman MPTS, yaitu buah buahan

diantaranya: durian, petai, jengkol, kemiri, cempedak, nangka, pinang dan aren,

serta kayu-kayuan lainnya sebagai naungan tanaman kopi.

Pada RPH 2 di Register 42 Rebang terdapat perusahaan pemegang Izin

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu - Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI),

yaitu PT. Inhutani V Unit Lampung yang memperoleh kepastian pengelolaan areal

kerja di wilayah KPHP Model Bukit Punggur berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kehutanan No. SK. 398/Kpts-II/1996 tanggal 31 Juli 1996 jo. Surat Keputusan

Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. SK. 144/Kpts-II/1999 tanggal 19 Maret

1999 untuk areal seluas 12.727 Ha.Tanaman yang diusahakan PT. Inhutani V Unit

Lampung meliputi tanaman pokok yang terdiri atas mangium (Acacia mangium)

dan karet (Hevea brasiliensis).

Pada RPH 3 di KHP Giham Tahmi, terdapat perusahaan pemegang

IUPHHK-HTI, yaitu PT. Alindo Embryo Agro yang memperoleh IUPHHK-HTI pada

KHP Giham Tahmi sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

SK. 603/Menhut-II/2009 tanggal 2 Oktober 2009 seluas 6.925 Ha. Tanaman yang

diusahakan PT. Alindo Embryo Agro meliputi tanaman pokok jenis karet (Hevea

brasiliensis). Namun, saat ini PT. Alindo Embryo Agro tidak ada aktivitas lagi

karena adanya konflik dengan masyarakat pengggarap KHP Giham Tahmi.

Sedangkan pada KHL Register 41 Bukit Saka sampai dengan saat ini

tidak ada izin pemanfaatan kawasan hutan yang diberikan.

Secara lengkap keberadaan izin pemanfaatan hutan pada KPHP Model

Bukit Punggur dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 27

Page 42: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Tabel 5. Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan di KPHP Model Bukit Punggur

No Nama

Kelompok/ Pemegang Ijin

Register Adm Hutan

Wilayah Administrasi

Jumlah Anggota

Kelompok (Orang)

Luas IUP-HKm

(Ha) Nomor dan Tanggal

PAK HKm Nomor dan Tanggal

IUP-HKm/ IUPHHK-HTI

1 2 3 4 5 6 7 8 1. Jaya Lestari 24 Menanga Jaya

Kec. Banjit 697 1.295 SK.447/Menhut- II/2011

03-08-2011 SK.B.124/ III.06-WK/ HK/2011 08-11-2011

2. Sumber Rejeki 24 Sumber Sari Kec. Banjit

543 1.127 SK.256/Menhut- II/2013 19-04-2013

SK..B.144.a/ III.06-WK/HK/ 2013 17-09-2013

3. Jaya Makmur 24 Juku Batu Kec. Banjit

536 1.302 SK.256/Menhut- II/2013 19-04-2013

SK..B.144.a/ III.06-WK/HK/ 2013 17-09-2013

4.. Karya Makmur 24 Tanjung Kurung Kec. Kasui

928 2.103 SK.256/Menhut- II/2013 19-04-2013

SK..B.144.a/ III.06-WK/HK/ 2013 17-09-2013

5. Mekar Jaya 24 Lebak Peniangan Kec. Rebang Tangkas

670 1.584 SK.256/Menhut- II/2013 19-04-2013

SK..B.144.a/ III.06-WK/HK/ 2013 17-09-2013

6. Putri Malu 24 Juku Batu Kec. Banjit

470 1.265 SK.883/Menhut- II/2013 11-12-2013

SK.8.54/III. 06-WK/HK/ 2014 28-03-2014

7. Harapan Jaya 24 Juku Batu 216 682 SK.883/Menhut- II/2013 11-12-2013

SK.8.54/III. 06-WK/HK/ 2014 28-03-2014

8. Harapan Makmur

24 Bandar Agung Kec. Banjit

564 1.383 SK.883/Menhut- II/2013 11-12-2013

SK.8.54/III. 06-WK/HK/ 2014 28-03-2014

9. Panca Tunggal 24 Tanjung Harapan Kec. Kasui

200 369 SK.883/Menhut- II/2013 11-12-2013

SK.8.54/III. 06-WK/HK/ 2014 28-03-2014

10. Mangga Mulyo 24 Talang Mangga Datar Bancong Sinar Gading Kec. Kasui

350 653 SK.883/Menhut- II/2013 11-12-2013

SK.8.54/III. 06-WK/HK/ 2014 28-03-2014

11. PT. Inhutani V Unit Lampung

42 - - 12.727 - SK Menhut No. 398/Kpts-II/1996 31 Juli 1996 Jo. SK. Menhutbun No. 144/Kpts-II/1999 19 -03-1999

12 PT. Alindo Embryo Agro

Giham Tahmi

- - 6.925 - SK. Menhut No. 603/Menhut-II/2009 02-08-2009

Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way Kanan, 2013

Pada KPHP Model Bukit Punggur terdapat penggunaan kawasan hutan

untuk kepentingan pembangunan non kehutanan yaitu :

1. Pembangunan Bendungan Saluran Suplesi oleh Balai Besar Wsay

Sekampung – Mesuji yang dilaksanakan PT. Adikarya seluas 5 ha di Way

Besai di RPH 1 KHL Bukit Punggur Register 24 berdasarkan Surat Menteri

Kehutanan Nomor S. 280/Menhut-VII/2012 tanggal 3 Juli 2012 perihal

Persetujuan Kerjasama Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan

Kanal/Saluran Air an. Bupati Way Kanan seluas 5 ha di Kabupaten Way

Kanan Provinsi Lampung.

2. Rencana pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Air (PLTA) –

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 28

Page 43: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Besai 2 seluas 35 ha di Way Besai KHL Bukit Punggur Register 24.

3. Rencana pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Mikro Hydro

(PLTMH) di Way Besai KHL Bukit Punggur Register 24.

Informasi mengenai keberadaan izin pemanfaatan hutan dan penggunaan

kawasan hutan di KPHP Model Bukit Punggur lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran 12. Peta Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan

Kawasan KPHP Model Bukit Punggur dan Lampiran 13. Peta Penggunaan Lahan

KPHP Model Bukit Punggur.

E. Posisi Areal Kerja dalam Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah Wilayah KPHP Model Bukit Punggur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Way Kanan dikelompokkan ke dalam kawasan Hutan

Produksi Tetap (HP) dan kawasan Hutan Lindung (HL). Berdasarkan peta rencana

pola ruang RTRW Kabupaten Way Kanan, wilayah yang berbatasan dengan

KPHP Model Bukit Punggur direncanakan peruntukannya sebagai kawasan

pertanian dan perkebunan. Dalam perspektif tata ruang wilayah dan

pembangunan daerah, hutan mempunyai fungsi khusus yaitu fungsi lindung,

konservasi, dan untuk pendukung kehidupan serta segala ekosistemnya

disamping menghasilkan produk kehutanan yang dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan pengolahan kayu. Oleh sebab itu,

arahan budidaya untuk kehutanan berdasarkan RTRW Kabupaten Way Kanan

adalah pengembangan hasil hutan kayu dan non-kayu.

Dalam RTRW Kabupaten Way Kanan disebutkan bahwa HP dan HL yang

dirambah untuk fungsi lain diarahkan untuk dikembalikan ke fungsi semula,

dengan penghijauan kembali oleh Dinas Kehutanan. Hal ini sesuai dengan tugas

dari Dinas Kehutanan untuk dapat mengendalikan dan mengawasi pemanfaatan

hutan, sehingga pengembalian kembali fungsi hutan merupakan suatu keharusan

agar tatanan ekosistem dapat terjaga dan berfungsi sebagaimana mestinya.

Untuk merealisasikan kegiatan tersebut maka anggaran yang digunakan

berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai pendukung keberhasilan

pengembalian HL kepada fungsinya.

Dari uraian di atas jelas terlihat adanya benang merah yang menunjukkan

relevansi pembangunan daerah dengan pengembangan KPHP Model Bukit

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 29

Page 44: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Punggur. Sistem pengelolaan, sumber daya manusia pengelola, dan keterlibatan

para pihak memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan

pembangunan dan pengelolaan hutan dan kelestarian alam. Oleh karena itu,

dalam pengelolaan yang dilakukan harus sinergi dengan para pihak terkait

termasuk pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat. Dengan menjalin

komunikasi dan kerjasama yang intensif baik antara KPH dengan pemerintah

daerah akan memperoleh banyak manfaat untuk meningkatkan kemanfaatannya

bagi masyarakat dan daerah. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam

segala aspek kehidupan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah, akan

mengurangi tekanan terhadap keutuhan kawasan dan kelestarian hutan beserta

ekosistemnya.

F. Isu Strategis, Kendala, dan Permasalahan

Isu strategis, kendala dan permasalahan di KPHP Model Bukit Punggur,

antara lain:

1. Penataan/Rekonstruksi Batas Kawasan

a. Terdapat perbedaan penafsiran luas kawasan KHP Register 42 Rebang,

KHP Giham Tahmi, KHL Register 24 Bukit Punggur dan KHL Register 41

Saka berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan

Nomor SK.256/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus 2000 dengan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 439/Menhut-II/2012 tanggal

Agustus 2012. Dalam SK. 256/Kpts-II/2000 disebutkan luasan KHP Register

42 Rebang, KHP Giham Tahmi, KHL Register 24 Bukit Punggur dan KHL

Register 41 Saka adalah seluas ±47.755,25 ha, sedangkan dalam

SK.439/Menhut-II/2012 luasannya adalah ± 41.126 ha. b. Penetapan batas wilayah kerja KPHP Model Bukit Punggur lintas kabupaten

sampai saat ini belum ada kepastian yang jelas. 2. Konservasi Keanekaragaman Hayati

a. Belum adanya data dan informasi flora dan fauna langka, baik yang

dilindungi maupun yang tidak dilindungi. Hal ini terjadi karena masih

kurangnya kegiatan inventarisasi untuk kepentingan tersebut.

b. Belum tersedianya peta potensi keanekaragaman hayati.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 30

Page 45: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

3. Perlindungan Kawasan

a. Maraknya perambahan kawasan hutan oleh warga sekitar hutan atau warga

pendatang untuk keperluan bercocok tanamdalam rangka pemenuhan

kebutuhanpribadi.

b. Kurangnya pemahaman masyarakat sekitar tentang akibat kerusakan hutan

terhadap lingkungan hidup, ekosistem, dan kelestarian alam.

c. Rendahnya kesadaran hukum masyarakat.

d. Klaim masyarakat terhadap lahan izin usaha PT. Alindo Embryo Agro

dengan merampas dan bahkan membakar (asset) PT. Alindo Embryo Agro.

e. Minimnya sumberdaya manusia (POLHUT), sarana prasarana, dan anggaran

pengamanan kawasan.

f. Belum terbentuknya masyarakat mitra POLHUT (Pamswakarsa) untuk

meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mendukung pengamanan dan

perlindungan kawasan.

4. Pemberdayaan Masyarakat

a. Rendahnya kapasitas masyarakat dalam meningkatkan kemampuan

ekonomi karena rata-rata tingkat pendidikan masyarakat Sekolah Dasar (SD)

atau Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tingkat pendidikan akan

berpengaruh kepada rendahnya persepsi masyarakat untuk melindungi

kawasan hutan produksi dan hutan lindung. Selain itu juga berpengaurh

terhadap tingkat pendapatan (umumnya rendah), dan tingkat ketergantungan

kepada hutan tinggi sehingga pemanfaatan lahan di luar kawasan kurang

optimal.

b. Potensi usaha ekonomi masyarakat lokal Belum tergali secara menyeluruh.

c. Pendanaan dan sinkronisasi kegiatan-kegiatan pemberdayaan secara lintas

sektoral masih minim.

d. Adanya kerjasama antara pemegang izin (PT. Inhutani V Unit Lampung)

dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) dalam bentuk kerjasama atau kemitraan

yang masih belum berjalan optimal.

5. Penguatan Kapasitas Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia

a. Infrastruktur, sarana, dan prasarana pengelolaan belum memadai.

b. Kualitas SDM pengelola KPH masih perlu ditingkatkan

c. Kuantitas SDM pengelola KPH belum sebanding dengan luas kawasan dan

konflik yang terjadi.

d. Pendanaan untuk pengelolaan masih minim.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 31

Page 46: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

6. PemanfaatanHasil Hutan Kayu/Non Kayu

a. Minimnya peran investor untuk mendukung pengembangan hasil hutan non

kayu di kawasan KPHP Model Bukit Punggur

b. Sarana prasarana dan pendanaan masih minim

7. Penanggulangan Potensi Kebakaran Hutan

a. Adanya masyarakat yang merambah kawasan hutan untuk keperluan

bercocok tanam yang membuka lahan dengan tebas-bakar (slash and

burn).

b. Belum ada Satuan Tugas (Satgas) kebakaran, sarana prasarana dan

anggaran untuk penanggulangan kebakaran kawasan.

c. Belum tersedia data detail kerawanan kebakaran kawasan.

8. Koordinasi Lintas Sektoral

a. Sinkronisasi dan koordinasi perencanaan program bersama antara

Pemerintah Daerah Kabupaten dan KPHP Model Bukit Punggur masih

lemah, terutama untuk program pembangunan hutan termasuk

pemberdayaan masyarakat lokal disekitarnya.

b. Pemerintah Daerah Kabupaten belum memberikan perhatian yang

semestinya terhadap wilayah kelola yang menjadi domain KPHP Model

Bukit Punggur.

9. Kemitraan dan Kolaboratif

a. Masih minimnya dukungan pemegang izin dan para pihak terkait dalam

kolaborasi pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur.

b. Belum terbangunnya kesepakatan dan mekanisme kemitraan dan

kolaborasi pengelolaan kawasan antara pemegang izin dengan para pihak.

c. Adanya potensi kemitraan dan kolaboratif seperti antara PT. Inhutani V Unit

Lampung dan PT. Alindo Embryo Agro dengan masyarakat sekitarnya yang

menggarap areal kerja PT. Inhutani V Unit Lampung di KHP Register 42

Rebang dan PT. Alindo Embryo Agro di KHP Giham Tahmi dengan

program kemitraan partisipatif; antara KPHP Model Bukit Punggur dengan

Kelompok Tani Hkm (Gapoktan Hkm) di KHL Register 24 Bukit Punggur

dan masyarakat penggarap KHL Register 41 Saka dengan program

kemitraan partisipatif yang belum dapat dikembangkan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 32

Page 47: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN

A. Visi Konsep pembuatan rencana pengelolaan KPH disusun tentunya tidak

terlepas dari visi dan misi yang dibangun oleh Kementerian Kehutanan dan

pemerintah daerah setempat yang dibangun melalui prinsip-prinsip partisipatif,

akuntabilitas, transparansi dan tanggap atau responsive terhadap tuntutan jaman

dan masyarakat serta taat pada azas pertanggung jawaban publik. Peran KPHP

Model Bukit Punggur sebagai KPH Model di Propinsi Lampung menghendaki

adanya visi, misi, tujuan dan strategi pembangunan KPH yang mampu

mengakomodasi semua kepentingan secara terpadu.

Konflik kepentingan yang muncul, khususnya dalam menentukan

prioritas pembangunan, hendaknya dapat dieliminir karena dapat menghambat

pencapaian tujuan pembangunan KPH model. Dengan kondisi dan

permasalahan kehutanan saat ini, maka tugas-tugas pengelola KPHP Model

Bukit Punggur dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan lestari dan

pengembangan kehidupan sosial ekonomi dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat menjadi semakin kompleks.

Guna menyamakan persepsi tentang arah dan kebijakan umum

pembangunan, perlu dirumuskan visi dan misi pembangunan KPHP Model Bukit

Punggur, sehingga terbangun komitmen yang kuat dari pemerintah, sector

swasta dan warga Way Kanan untuk bersama membangun daerahnya.

Di sisi lain visi dan misi ini juga menjadi acuan dalam merumuskan program-

program pembangunan.

Visi pengelolaan KPHP Bukit Punggur hingga tahun 2024 adalah:

“Terbangunnya KPHP Model Bukit Punggur Sebagai Penghasil Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu, serta Terkelolanya Jasa Lingkungan Tahun 2024”

Pemahaman terhadap visi tersebut adalah sebagai berikut:

a. KPHP Model Bukit Punggur sebagai KPH model hendaknya memiliki kawasan

yang mantap dan didukung oleh seluruh stakeholder.

b. KPHP Model Bukit Punggur dikelola secara professional.

c. KPHP Model Bukit Punggur memberikan manfaat ekonomis dan ekologis bagi

masyarakat dan pemerintah.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

33

Page 48: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

d. KPHP Model Bukit Punggur menjadi sebuah institusi penggerak

pengembangan pemanfaatan potensi kayu, hasil hutan bukan kayu dan jasa

lingkungan.

B. Misi Untuk mencapai visi pengelolaan jangka panjang tersebut, maka

dirumuskan upaya-upaya yang harus ditempuh dan tertuang dalam misi

pengelolaan KPHP Bukit Punggur yakni:

1. Menjamin keberadaan hutan dan memantapkan penataan kawasan KPHP

Bukit Punggur.

2. Mengembangkan kelembagaan KPHP Model Bukit Punggur yang mandiri dan

efektif.

3. Mengembangkan partisipasi dan kolaborasi para pihak dalam pengelolaan

kawasan KPHP Model Bukit Punggur.

4. Pemantapan perlindungan dan pengamanan di kawasan KPHP Model Bukit

Punggur.

5. Optimalisasi pemanfaatan potensi kayu, hasil hutan bukan kayu dan jasa

lingkungan di kawasan KPHP Model Bukit Punggur.

C. Tujuan Tujuan pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur sebagai KPH model

sesuai visi dan misi, antara lain:

1. Misi 1 untuk memperoleh kepastian hukum dan kejelasan status serta

menghindari sengketa yang bersumber dari tumpang tindihnya perizinan

dalam menyediakan ruang bagi masyarakat dalam melakukan berbagai

kegiatan baik dalam rangka mendukung program KPHP Model Bukit Punggur

dan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2. Misi 2 untuk mempersiapkan aparatur pengelola dalam pelayanan publik,

menyusun struktur, fungsi, wewenang, tugas dan tanggungjawab serta tata

hubungan yang efektif dan efisien dalam optimalisasi pengelolaan KPHP

Model Bukit Punggur.

3. Misi 3 untuk upaya pemberdayaan, memperbaiki kinerja, menciptakan daya

saing, memperluas jangkauan pelayanan serta meminimalisir terjadinya

konflik.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

34

Page 49: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

4. Misi 4 untuk menjaga fungsi perlindungan, pelestarian dan pengawetan

keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.

5. Misi 5 untuk mengembangkan fungsi pemanfaatan khususnya kayu, hasil

hutan bukan kayu dan jasa lingkungan secara lestari dengan mengatur segala

bentuk kegiatan di kawasan KPHP Model Bukit Punggur.

Hubungan visi dan misi dengan rencana kegiatan strategis pengelolaan

hutan jangka panjang KPHP Model Bukit punggur disajikan sebagaimana

Lampiran 14.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

35

Page 50: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

IV. ANALISIS DAN PROYEKSI

A. Analisis Data dan Informasi 1. Risalah Wilayah

Wilayah kelola KPHP Model Bukit Punggur seluas 45.075,34 ha

merupakan wilayah yang relatif rentan dari gangguan okupasi dan konflik

lahan serta perambahan)di Provinsi Lampung.

2. Potensi Sumber Daya Hutan (SDH) dalam Wilayah Kelola Banyaknya potensi SDH berupa hasil hutan kayu berupa: a) Kayu

akasia dan kayu karet dari HTI PT. Inhutani V Unit Lampung di KHP Register

42 Rebang dan HTI PT. Alindo Embryo Agro di KHP Giham Tahmi, b) Hasil

hutan bukan kayu berupa getah karet, lebah madu, kopi, aren, serai wangi,

jahe, bambu dan lainnya di KHL Register 24 Bukit Punggur dan KHL Register

41 Saka serta KHP Register 42 Rebang dan KHP Giham Tahmi; dan c) Jasa

lingkungan berupa Air Terjun Putri Malu dan Arum Jeram Way Besai di KHL

Register 24 Bukit Punggur dan Gentongan Sumber Air Panas Pilamasin dan

Arum Jeram Way Giham di KHL Register 41 Saka yang dapat dikembangkan

untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

3. Sosial Budaya a. Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa adanya persepsi masyarakat

terhadap hutan adalah suatu wilayah/kawasan hutan milik negara yang

dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai lahan garapan untuk pertanian

atau perkebunan dalam memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan

perekonomian.

b. Tingkat pendidikan masyarkat yang cenderung rendah berdasarkan hasil

survey, berdampak bahwa petani penggarap belum memiliki pengetahuan

dan kesadaran untuk melaksanakan teknik budidaya yang berbasis

konservasi tanah dan air.

c. Ketergantungan masyarakat akan lahan sangat tinggi dikarenakan

pertambahan jumlah penduduk dan tingkat pendidikan serta keterampilan

yang cenderung rendah sehingga tidak memiliki alternatif pekerjaan yang

mendukung penghidupan yang lebih baik.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 36

Page 51: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

4. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan Seluas ±11.683 ha HL di dalam wilayah KPHP Bukit Punggur telah

dikelola oleh masyarakat yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan) dan telah terbentuk kelembagaannya, serta sudah mendapatkan

Ijin Usaha Pemanfaatan HKm (IUPHKm), sisanya tidak ada lagi pengajuan

izin HKm dan rencananya terhadap perambah yang belum masuk dalam

program HKm akan dibina dalam pola kemitraan sesuai dengan P.39 Tahun

2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Setempat Melalui Kemitraan

Kehutanan

Untuk HP, seluas 12.727 ha telah dikelola oleh pemegang ijin IUPHHK-

HTI PT. Inhutani V Unit Lampung di Register 42 Rebang dan seluas 6.925 ha

oleh PT. Alindo Embryo Agro di KHP Giham Tahmi. Di sepanjang DAS Way

Besai telah ada penggunaan kawasan untuk PLTA Way Besai I ±30 ha oleh

PT. Perusahaan Listrik Negara dan Bendungan Suplesi Way Besai seluas

5 ha untuk irigrasi yang akan dialirkan ke Kecamatan Banjit dan Baradatu oleh

Balai Besar Way Sekampung-Mesuji serta rencana akan dibangun PLTA

Besai 2 oleh PT. Sumber Baru Hydropower dan Pembangkit Listrik Tenaga

Mikro Hydro (PLTMH) di Way Besai oleh PT. Wijaya Karya dan PT. Terra.

5. Posisi Areal Kerja Dalam Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah Posisi areal kerja KPHP Model Bukit Punggur berada di DAS Tulang

Bawang yang merupakan salah satu DAS prioritas di Propinsi Lampung, pada

hulu DAS Tulang Bawang terdapat KHL Register 24 Bukit Punggur yang

menjadi wilayah tangkapan air. DAS Tulang Bawang tersebut merupakan

sumber air untuk kebutuhan irigrasi pertanian, perikanan, perkebunan dan

menjadi sumber penghidupan masyarakat dii Kabupaten Way Kanan,

Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kabupaten

Tulang Bawang dan Kabupaten Mesuji. Sehingga diharapkan wilayah kelola

KPHP Model Bukit Punggur akan mendapatkan banyak perhatian dari banyak

pihak karena merupakan salah satu DAS prioritas dan memiliki potensi

sumber daya alam yang besar di Provinsi Lampung.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 37

Page 52: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

6. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan Isu strategis, kendala dan permasalahan di KPHP Model Bukit

Punggur, mencakup bidang: a) Penataan/rekonstruksi batas kawasan,

b) Konservasi keanekaragaman hayati, c) Perlindungan kawasan,

d) Pemberdayaan masyarakat, e) Penguatan kapasitas kelembagaan dan

Sumber Daya Manusia (SDM), f) Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu/Non Kayu,

g) Penanggulangan Potensi Kebakaran Hutan, h) Koordinasi Lintas Sektoral

dan i) Kemitraan dan kolaboratif, sebagaimana telah diuraikan di Bab II.

Berdasarkan uraian tentang kondisi KPHP Model Bukit Punggur di atas

terdapat gambaran kebijakan-kebijakan yang akan diambil dalam rencana

pelaksanaan pengelolaan ke depan. Metode analisis yang digunakan yaitu

Analisis SWOT, yaitu:

a. Strengths (kekuatan), merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam

organisasi atau konsep KPHP Model Bukit Punggur.

b. Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam

organisasi atau konsep KPHP Model Bukit Punggur yang ada.

c. Opportunities (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa

datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar

organisasi atau konsep pembangunan KPHP, kebijakan pemerintah dan

kondisi lingkungan sekitar.

d. Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman

ini dapat mengganggu organisasi atau konsep pembangunan KPHP.

Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan oleh KPHP Model Bukit Punggur

beserta para pihak, telah diidentifikasi faktor internal dan eksternal dengan hasil sebagai

Tabel 6 berikut:

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 38

Page 53: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Tabel 6. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal KPHP Model Bukit Punggur

Faktor Internal Faktor Eksternal

Strength (Kekuatan) Weaknes (Kelemahan)

Opportunity (Peluang)

Threats (Ancaman)

1. Wilayah kelola KPHP yang luas

1. SDM yang belum memadai

1. Adanya partisipasi masyarakat dalam mendukung pengelolaan KPHPBukit Punggur

1. Tingginya degradasi sumberdaya Hutan di KPHP Bukit Punggur

2. Memiliki (SOP) pengelolaan KPHP sesuai peraturan pemerintah

2. Kurangnya sosialiasi KPHP

2. Pengembangan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan yang didukung dengan kebijakan pemerintah

2. Perambahan hutan untuk kegiatan perladangan

3. Memiliki Struktur Organisasi yang jelas

3. Koordinasi para pihak yang rendah

3. Dukungan para pihak (pemerintah pusat-propinsi-kab/kota, LSM, Masyarakat)

3. Rendahnya pendidikan dan taraf hidup masyarakat di sekitar kawasan

4. Meliliki potensi SDH dan adanya potensi jasa lingkungan

4. Pendanaan belum mencukupi.

4. Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dengan pihak lain dalam pengelolaan hutan dalam rangka kemandirian KPH

4. Berbatasan dengan lahan-lahan milik masyarakat

5. Berfungsi sebagai penyangga kehidupan /penyeimbang ekosistem

5. Data potensi kawasan belum lengkap

5. Adanya progam peningkatan kapasitas staff dari lembaga lain

5. Masih maraknya Perburuan satwa liar

6. Catchment area DAS Prioritas

6. Penataan batas kawasan belum selesai

6. Masih maraknya pembakaran lahan

7. Sarana dan prasarana belum memadai

7. Konflik pengelolaan kawasan KPHP

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 39

Page 54: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Tabel 7. Strategi Meningkatkan Strength (Kekuatan) dengan Memanfaatkan Opportunity (Peluang) dalam Analisis SWOT

Opportunity (Peluang) Strength (Kekuatan)

Adanya partisipasi masyarakat mendukung KPHP Model Bukit Punggur

Pengembangahasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan yang didukung dengan kebijakan pemerintah

Dukungan para pihak pemerintah pusat-propinsi-kab/kota, LSM, masyarakat

Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dalam pengelolaan hutan dalam rangka kemandirian KPHP Bukit Model Punggur

Adanya program peningkatan kapasitas staff dari lembaga lain

1 2 3 4 5 6 Wilayah kelola KPHP yang luas

Wilayah kelola KPHP yang luas didukung oleh partisipasi masyarakat

Wilayah kelola yang luas mendorong diversifikasi usaha pemanfaatan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan melalui kerjasama dengan para mitra dan investor

Dukungan para pihak lebih memudahkan operasional kegiatan KPHP

Wilayah kelola yang luas pengembangan mendorong kerjasama pengelolaan hutan melalui kerjasama dengan para mitra dan investor

Wilayah kelola yang luas membuka peluang staf KPHP untuk menimba ilmu berdasarkan potensi yang besar

Memiliki SOP sesuai peraturan pemerintah

Adanya SOP dapat mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan KPHP

Adanya SOP dapat meningkatkan pengembangan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan

Memiliki struktur organisasi yang jelas

Struktur organisasi yang jelas mendorong pengembangan hasil hutan kayu, non kayu dan pemanfaatan jasa lingkungan melalui kerjasama dengan para mitra dan investor

Pemantapan struktur organisasi KPHP Model Bukit Punggur dalam upaya meningkatkan dukungan para pihak

Struktur organisasi yang jelas mendorong pengembangan pemanfaatan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan melalui kerjasama dengan para mitra dan investor

Memiliki potensi SDH dan adanya potensi jasa lingkungan

Adanya SDH dan jasa lingkungan mendorong partisipasi masyarakat dalam mengelola potensi SDH dan jasa lingkungan

Adanya potensi SDH dan jasa lingkungan mendorong pengembangan SDH dan jasa lingkungan KPHP Model Bukit Punggur

Adanya potensi SDH dan jasa lingkungan dapat mendorong kerjasama dalam bentuk kemitraan dalam mengelola potensi SDH dan jasa lingkungan

Berfungsi sebagai penyangga kehidupan/penyeimbang ekosistem

Menjaga fungsi penyangga kehidupan dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung keberadaan KPHP

Catcment area DAS Prioritas

Menjaga fungsi daerah tangkapan air dengan meningkatkan partisipasi masyarakat

Menjaga fungsi tangkapan air melalui pengembangan potensi jasa lingkungan air

Menjaga fungsi tangkapan air dengan membangun bentuk-bentuk kerjasama para pihak dalam pemanfaatan jasa lingkungan

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 40

Page 55: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Tabel 8. Strategi Meningkatkan Weakness (Kelemahan) dengan Memanfaatkan Opportunity (Peluang) dalam Analisis SWOT

Opportunity (Peluang) Weakness (Kelemahan)

Adanya partisipasi masyarakat terhadap KPHP Model Bukit Punggur

Pengembangan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkung yang didukung dengan kebijakan pemerintah

Dukungan para pihak (pemerintah pusat-propinsi-kab/kota, LSM, masyarakat)

Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dalam pemanfaatan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan dalam rangka kemandirian KPHP Model Bukit Punggur

Adanya program peningkatan kapasitas staff dari lembaga lain

1 2 3 4 5 6 SDM yang belum memadai

Partisipasi masyarakat akan menutupi kelemahan kekurangan SDM

Pengelola KPHP dapat bekerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan kapasitas SDM KPHP

Tersedia skema pelatihan dan melanjutkan pendidikan yang diselenggarakan pihak lain

Kurangnya sosialisasi KPHP

Pengembangan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan akan mendorong tersosialisasinya KPHP

Dukungan para pihak secara tidak langsung dapat mensosialisasikan keberadaan KPHP

Koordinasi para pihak yang rendah

Adanya partisipasi masyarakat dapat meningkatkan koordinasi dengan pihak lain

Dukungan para pihak akan lebih mendorong koordinasi dengan para pihak

Berkembangnya bentuk kerjasama dapat mendorong koordinasi dengan para pihak

Pendanaan belum memadai

Mengembangkan program hasil hutan kayu, non kayu dan ekowisata untuk memobilisasi dana

Meningkatkan dukungan para pihak dalam penggalangan sumber-sumber dana alternatif yang dapat dimanfaatkan dalam mendukung pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur

Menggalang kerjasama dengan lembaga-lembaga donor yang concern untuk mendukukng pendanaan KPHP Model Bukit Punggur

Data potensi kawasan belum lengkap

Menggalang partisipasi masyarakat dalam mendukung pengumpulan data potensi kawasan

Menggalang kerjasama dengan lembaga riset seperti Universitas untuk menggali potensi yang dimiliki oleh KPHP Model Bukit Punggur

Penataan batas kawasan belum selesai

Menggalang partisipasi masyarakat dalam penyelesaian batas kawasan

Meningkatkan koordinasi dengan para pihak, terutama dengan pihak BPKH Wilayah XX Bandar Lampung dalam penyelesian penataan batas kawasan

Sarana dan Prasarana belum memadai

Meningkatkan dukungan para pihak dalam pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 41

Page 56: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Tabel 9. Strategi Meningkatkan Strenght (Kekuatan) dengan Memanfaatkan Threat (Ancaman) Dalam Analisis SWOT

Threat (Ancaman)

Strength (Kekuatan)

Tingginya degradasi SDH di KPHP Model Bukit Punggur

Perambahan hutan untuk kegiatan perladangan

Rendahnya pendidikan dan taraf hidup masyarakat di sekitar kawasan

Bebatasan dengan lahan lahan masyarakat

Masih maraknya perburuan satwa liar

Masih maraknya pembakaran lahan

Konflik pengelolaan Kawasan KPHP

1 2 3 4 5 6 7 8 Wilayah kelola yang luas Wilayah kelola yang luas

memungkinkan wilayah dibagi menjadi kawasan peruntukkan sesuai dengan keinginan para pihak

Memiliki SOP sesuai peraturan pemerintah

Adanya SOP dapat mengurangi tindakan perambahan lahan

Adanya SOP dapat mencegah terjadinya perburuan satwa liar

Adanya SOP dapat mencegah aksi pembakaran lahan

Adanya SOP dapat mencegah terjadinya konflik di wilayah KPHP

Memiliki Struktur Organisasi yang jelas

Memberantas kegiatan perambahan lahan untuk kegiatan perladangan dengan struktur organisasi yang jelas

Peningkatan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang struktur organisasi KPHP Model Bukit Punggur

Memberantas kegiatan perburuan satwa liar untuk kegiatan perladangan dengan struktur organisasi yang jelas

Konsistensi penegakan peraturan/ kebijakan kehutanan dengan struktur organisasi yang jelas

Memiliki potensi SDH dan adanya potensijasa lingkungan

Meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar melalui kegiatan pemanfaatan SDH dan jasa lingkungan

Mengurangi kegiatan perburuan satwa liar dengan melibatkan masyarakat didalam kegiatan pemanfaatan SDH dan jasa lingkungan

Mengurangi kegiatan pembakaran lahan berladang dengan melibatkan masyarakat di dalam kegiatan pemanfaatan SDH dan jasa lingkungan

Berfungsi sebagai penyangga kehidupan/penyeimbang ekosistem

Meningkatkan pengetahuan, pendidikan pemahaman dan taraf hidup masyarakat sekitar untuk mengurangi tekanan terhadap kawasan dalam meningkatkan fungsi KPHP penyangga kehidupan/ penyeimbang ekosistem

Menjaga dan menanggulangi perburuan satwa liar sehingga fungsi kawasan tetap terjaga

Mencegah dan menanggulangi pembakaran lahan untuk berladang (didalam/ sekitar kawasan) sehingga fungsi kawasan tetap terjaga

Konsistensi peraturan/ kebijakan kehutanan untuk mendukung fungsi kawasan

Catcment area DAS Prioritas

Meningkatkan taraf hidup dan pendidikan, pengetahuan dan pemahaman masyarakat sekitar untuk menjaga fungsi kawasan sebagai daerah tangkapan air

Mencegah dan menanggulangi pembakaran lahan untuk berladang (di dalam/ sekitar kawasan) sehingga fungsi kawasan sebagai daerah tangkapan air tetap terjaga

Konsistensi peraturan/ kebijakan kehutanan untuk mendukung fungsi kawasan sebagai daerah tangkapan air

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 42

Page 57: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Tabel 10. Strategi Meningkatkan Weakness (Kelemahan) dengan Memanfaatkan Threat (Ancaman) Dalam Analisis SWOT

Threat (Ancaman) Weakness (Kelemahan)

Tingginya degradasi sumber daya hutan di KPHP Model Bukit Punggur

Perambahan hutan untuk kegiatan perladangan

Rendahnya pendidikan dan taraf hidup masyarakat di sekitar kawasan

Bebatasan dengan lahan lahan masyarakat

Masih maraknya Perburuan satwa liar

Masih maraknya pembakaran lahan

Konflik pengelolaan KPHP

1 3 4 6 7 8 9 SDM yang belum memadai Peningkatan kapasitas

SDM KPHP dapat mencegah degradasi hutan di KPHP

Peningkatan kapasitas SDM KPHP dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di KPHP

Peningkatan kapasitas SDM dapat mencegah Kegiatan illegal hunting di KPHP

Peningkatan kapasitas SDM dapat mencegah Kegiatan pembakaran lahandi KPHP

Peningkatan kapasitas SDM dapat mencegah konflik pengelolaandi KPHP

Kurangnya sosialisasi KPHP

Kegiatan sosialisasi pengelolaan KPHP dapat mencegah degradasi hutan

Kegiatan sosialisasi pengelolaan KPHP dapat mencegah kegiatan perambahan lahan

Kegiatan sosialisasi pengelolaan KPHP dapat meningkatkan kesadaran bagi masyarakat yang tinggal di sekitar KPHP

Kegiatan sosialisasi pengelolaan KPHP dapat mencegah kegiatan illegal hunting

Kegiatan sosialisasi pengelolaan KPHP dapat mencegah kegiatan pembakaran lahan

Kegiatan sosialisasi pengelolaan KPHP dapat mencegah konflik

Koordinasi para pihak rendah

Koordinasi dengan para pihak dapat mencegah timbulnya konflik

Pendanaan belum memadai

Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi

Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi

Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi

Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi

Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi

Pendanaan yang memadai untuk mengatasi seluruh ancaman yang dihadapi

Data potensi kawasan belum lengkap

Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi

Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi

Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi

Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi

Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi

Penguatan data potensi kawasan untuk menunjang kegiatan penanganan berbagai ancaman yang dihadapi

Penataan batas kawasan belum selesai

Penyelesaian penataan batas kawasan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman

Penyelesaian penataan batas kawasan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman

Penyelesaian penataan batas kawasan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman

Penyelesaian penataan batas kawasan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman

Penyelesaian penataan batas kawasan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman

Penyelesaian penataan batas kawasan untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dalam menangani segala ancaman

Sarana dan Prasarana belum memadai

Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mengatasi ancaman yang dihadapi

Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mengatasi ancaman yang dihadapi

Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mengatasi ancaman yang dihadapi

Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mengatasi ancaman yang dihadapi

Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mengatasi ancaman yang dihadapi

Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mengatasi ancaman yang dihadapi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 43

Page 58: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

B. Proyeksi Kondisi Wilayah KPHP Model Bukit Punggur 1. Blok Hutan Lindung (HL) Inti pada KPHP Model Bukit Punggur

Blok Inti seluas ±6.100,19 ha pada KHL Register 24 Bukit Punggur

merupakan blok yang difungsikan sebagai perlindungan tata air dan

perlindungan lainnya serta direncanakan untuk tidak dimanfaatkan. Kriteria blok

inti ini antara lain: (1) termasuk dalam kriteria kawasan lindung dan (2) dalam

RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk dalam kawasan untuk perlindungan

hutan alam dan lahan gambut atau untuk kawasan rehabilitasi. Proyeksi ekologi

10 tahun ke depan untuk blok inti dapat berupa:

a. Perencanaan dan penyelenggaraan rehabilitasi hutan dan lahan dengan

sasaran: 1) Terdapatnya peta perencanaan dan rehabilitasi kawasan blok inti

yang dijadikan dasar pengelolaan kawasan blok inti, baik secara ekonomi,

sosial dan budaya; 2) Terdapatnya pengaturan produksi pada kawasan blok

inti yang direncanakan sesuai daya dukung kawasan KPHP; dan

3) Terehabilitasinya lahan-lahan kritis pada kawasan blok inti dengan

berbagai jenis pohon unggulan lokal dan komersial.

b. Inventarisasi blok inti dan tata batas kawasan KPHP dengan sasaran:

1) Tersedianya data potensi hutan pada kawasan blok inti;

2) Terdefinisikanya masing-masing peruntukan kawasan blok inti beserta

batas-batasnya pada kawasan KPHP; dan 3) Adanya fakta bahwa blok inti

pada KPHP masih terlindungi dengan baik dan lestari.

c. Pengukuhan/penetapan kawasan blok inti pada KPHP dengan sasaran:

1) Terwujudnya kawasan blok inti yang tetap terjaga dari pemanfaatannya secara

ekonomi, sosial dan budaya; dan 2) Terwujudnya tertib kawasan blok inti yang

dapat menjamin kepastian hukum bagi masyarakat agar tidak memanfaatkan

kawasan blok inti pada kawasan KPHP.

2. Blok Hutan Lindung (HL) Pemanfaatan pada KPHP Model Bukit Punggur

Blok HL pemanfaatan di KPHP Model Bukit Punggur seluas

±16.478,80 ha, yang terdapat di: a) KHL Register 24 Bukit Punggur seluas

±15.379,22 ha, dimana terdapat areal HKm seluas 11.834,03 ha dan sisanya

seluas 3.545,19 ha merupakan Wilayah Tertentu; dan b) KHL Register 41 Saka

seluas ±1.099,58 ha merupakan Wilayah Tertentu. Blok HL Pemanfaatan akan

difungsikan sebagai areal yang direncanakan untuk pemanfaatan kawasan,

jasa lingkungan dan HHBK sesuai dengan potensi kawasan yang telah

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 44

Page 59: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

dihasilkan dari proses inventarisasi. Pada blok ini diupayakan berintegrasi

dengan resolusi konflik atau upaya pemberdayaan masyarakat melalui

pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK.

Kriteria blok ini, antara lain: 1) Mempunyai potensi jasa lingkungan,

wisata alam, potensi hasil hutan non kayu, terdapat izin pemanfaatan kawasan,

jasa lingkungan, hasil hutan non kayu, dan 2) Dalam RKTN/RKTP/RKTK

dimungkinkan masuk dalam kawasan untuk perlindungan hutan alam dan lahan

gambut atau untuk kawasan rehabilitasi atau kawasan hutan untuk

pengusahaan hutan skala besar atau kecil.

Proyeksi potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) pada blok

pemanfaatan 10 tahun ke depan disajikan Tabel 11 dan Grafik 1 sebagai

berikut:

Tabel 11. Potensi HHBK pada Blok Pemanfaatan di KPHP Model Bukit Punggur

No Potensi Hhbk Satuan

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

1 Getah karet Ton 1.884,00 1.978,00 2.077,00 2.180,00 2.289,00 2.403,00 2.523,00 2.649,00 2.781,00 2.920,00

2 Kopi Ton 2.510,00 2.384,50 2.265,00 2.151,00 2.043,00 1.941,00 1.844,00 1.752,00 1.664,00 1.581,00

3 Madu Ton 1.870,00 1.870,00 1.870,00 1.870,00 1.870,00 1.870,00 1.870,00 1.870,00 1.870,00 1.870,00

4 Gula aren Ton 6,34 6,46 6,59 6,72 6,86 7,00 7,14 7,28 7,43 7,58

5 Cokelat Ton 48,00 46,80 45,63 44,46 43,39 42,32 41,26 40,23 39,22 38,23

6 Serai wangi Ton 1,32 0,99 0,74 0,55 0,41 - - - - -

7 Jahe Ton 490,00 367,50 275,63 206,72 155,00 - - - - -

8 Bambu betung Rumpun 1.120,00 1.120,00 1.120,00 1.120,00 1.120,00 1.120,00 1.120,00 1.120,00 1.120,00 1.120,00

Sumber: Kelompok Tani HKm dan Kelompok Tani Non HKm

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 45

Page 60: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

3. Blok Hutan Produksi (HP) Pemanfaatan HHK-HT pada KPHP Model Bukit

Punggur Blok HP Pemanfaatan HHK-HT seluas ±19.863,22 ha, yang terdapat di

KHL Register 42 Rebang seluas ± 12.892,27 ha dan KHP Giham Tahmi seluas

± 6.970,95 ha, merupakan blok yang telah ada izin pemanfaatan HHK-HT. Blok

ini akan difungsikan sebagai areal yang direncanakan untuk pemanfaatan

HHK-HT sesuai dengan potensi kawasan. Kriteria blok ini antara lain: 1) Dalam

RKTN/RKTP/RKTK diarahkan sebagai kawasan hutan untuk pengusahaan

hutan skala besar, 2) Mempunyai potensi hasil hutan kayu rendah,

3) Merupakan areal yang tidak berhutan, dan 4) Terdapat izin pemanfaatan

HHK-HT.

Proyeksi potensi HHK-HTI dan HHBK pada blok pemanfaatan 10 tahun

ke depan disajikan Tabel 12 dan Grafik 2 serta Grafik 3 berikut:

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 46

Page 61: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Tabel 12. Potensi HHK-HTI dan HHBK pada Register 42 Rebang dan Giham Tahmi

No Potensi HHK/HHBK Satuan

Tahun

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

1

Reg 42 Rebang Mangium m³ 302.455,80 306.387,70 321.707,09 337.792,44 354.682,06 372.416,16 353.795,36 336.105,59 319.300,31 303.335,29 Getah Karet Ton 225,00 236,25 248,06 260,47 273,49 287,16 301,52 316,60 332,43 349,05

2

Giham Tahmi Getah Karet Ton 45,00 47,25 49,61 52,09 54,70 57,43 60,30 63,32 66,49 69,81

Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Way Kanan dan PT. Inhutan V Unit Lampung

Grafik 2. Potensi HHK-HTI Mangium KHP Register 42 Rebang

Grafik 3. Potensi HHBK Getah Karet pada KHP Register 42 Rebang dan KHP Giham Tahmi

(Tahun)

(Ton)

(Ton)

(Tahun)

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 47

Page 62: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

4. Blok Hutan Produksi (HP) Pemberdayaan pada KPHP Model Bukit Punggur

Blok pemberdayaan seluas ±2.633,14 ha pada KHP Giham Tahmi

merupakan blok yang telah ada upaya pemberdayaan masyarakat dan areal

yang direncanakan untuk upaya pemberdayaan masyarakat sesuai dengan

potensi kawasan yang telah dihasilkan dari proses tata hutan. Kriteria blok ini,

antara lain: 1) Dalam RKTN/RKTP/RKTK diarahkan sebagai kawasan hutan

untuk pengusahaan hutan skala kecil, 2) Mempunyai potensi hasil hutan kayu

rendah, 3) Merupakan areal yang tidak berhutan, 4) Terdapat izin pemanfaatan

hutan untuk Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD), Hutan Tanaman

Rakyat (HTR), 5) Arealnya dekat masyarakat di dalam dan sekitar hutan,

6) Dalam RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk kawasan rehabilitasi atau

kawasan hutan untuk pengusahaan skala besar atau kecil. Proyeksi 10 tahun

ke depan untuk blok inti dapat berupa:

a. Membentuk dan membina kelompok-kelompok usaha masyarakat di bidang

kehutanan berbasis kampung/marga dengan sasaran terbentuknya

kelompok-kelompok usaha masyarakat mandiri sesuai komoditas unggulan

setempat dalam upaya memanfaatkan blok pemberdayaan.

b. Pelatihan dan pendampingan pengelolaan komoditas kehutanan dan

penanganan pasca panennya dengan sasaran meningkatnya kemampuan

manajerial dan teknis masyarakat dalam pengelolaan komoditas kehutanan

untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas produk.

c. Peremajaan tanaman kehutanan masyarakat pada kawasan KPHP Model

Bukit Punggur dengan sasaran meningkatnya produktifitas dan kualitas

produk lahan perkebunan masyarakat pada blok pemberdayaan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 48

Page 63: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

V. RENCANA KEGIATAN

Berdasarkan deskripsi wilayah, analisis potensi dan kendala serta proyeksi

program, KPHP Model Bukit punggur akan melaksanakan 15 rencana kegiatan

strategis dengan perkiraan biaya Rp. 95.474.000.000,-, dengan uraian sebagai

berikut:

A. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutan

1. Inventarisasi Hutan Kegiatan inventarisasi berkala wilayah dilakukan untuk memberikan

gambaran jelas tentang apa yang ada di wilayah KPHP Model Bukit Punggur,

baik biogeofisik, maupun social, ekonomi dan budaya masyarakat. Kegiatan

inventarisasi dilakukan secara berkala selama jangka pengelolaan, untuk

mengetahui dinamika-dinamika perubahan di lapangan. Perubahan-

perubahan yang terjadi di lapangan akan segera diantisipasi pada kegiatan-

kegiatan pengelolaan berikutnya seperti: a) Perubahan potensi yang akan

menyebabkan perubahan pada jatah produksi tahunan, b) Perubahan sosial,

ekonomi dan budaya, yang menyebabkan timbulnya konflik, dan c) Lain-lain,

sehingga dapat dijadikan alat pemantauan dini atas kinerja pengelolaan hutan.

Rencana kegiatan inventarisasi berkala di KPHP Model Bukit

Punggur, meliputi:

a. Inventarisasi vegetasi, potensi kayu, HHBK, jasa lingkungan serta sosial,

ekonomi dan budaya masyarakat.

b. Identifikasi potensi HHBK unggulan dan jasa lingkungan.

2. Penataan Hutan Rencana kegiatan penataan hutan KPHP Model Bukit Punggur meliputi:

a. Sosialisasi tata batas kawasan.

b. Rekonstruksi dan pemeliharaan batas kawasan.

c. Penataan batas kawasan.

d. Pembuatan batas blok dan petak.

e. Pembuatan Resort Pengelolaan Hutan (RPH)

f. Penataan blok dan petak secara berkala.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 49

Page 64: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

B. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu 1. Pengembangan Hasil Hutan Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu

Kegiatan pemanfaatan yang dapat dilakukan di KPHP Model Bukit

Punggur berupa pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (HHK) dan Hasil Hutan

Bukan Kayu (HHBK). Pemanfaatan pada blok pemanfaatan dan blok

pemberdayaan dapat berupa pengembangan jenis-jenis tanaman unggulan

setempat (local species) seperti: tanaman gelam dan tanaman kayu jenis

komersial seperti: akasia, jabon, sengon, dan sebagainya. Pengembangan

HHBK jenis komersial seperti: karet, bambu, pala, madu, aren, selain itu

termasuk didalamnya adalah upaya penangkaran flora dan fauna serta

kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang

berlaku.

Pada setiap pemanfaatan, KPHP membuat model perencanaan

bisnis dalam upaya meresolusi potensi konflik dengan melibatkan partisipasi

masyarakat dengan pola kerjasama atau pola pemanfaatan hutan lainnya

sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang saling menguntungkan diantara

KPH dengan masyarakat, serta harus mempertimbangkan juga kebutuhan

dan potensi pengembangan hasil hutan bukan kayu getah karet ataupun juga

hasil hutan kayu berupa kayu. Adanya pemanfaatan hutan pada wilayah

tertentu juga memungkinkan adanya kontribusi nyata dari KPH terhadap

peningkatan ekonomi masyarakat serta pendapatan asli daerah untuk

menunjang pembangunan Kabupaten Way Kanan secara umum dengan

memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat di sekitar wilayah KPHP.

2. Pemanfaatan Wisata Alam Merupakan upaya pendayagunaan potensi obyek wisata alam dengan

tetap memperhatikan prinsip keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan

dan pelestarian alam. Kegiatan pariwisata dan rekreasi didalam kawasan

KPHP Model Bukit Punggur diarahkan pada beberapa kegiatan berikut:

1) Inventarisasi dan identifikasi obyek dan daya tarik wisata alam dalam

kawasan KPHP Model Bukit Punggur.

2) Inventarisasi, identifikasi dan analisis sosial ekonomi dan budaya

masyarakat, kecenderungan pasar, kebijakan sektor kepariwisataan

daerah, dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang berada di

sekitar kawasan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 50

Page 65: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

3) Pengembangan obyek wisata alam tetap memperhatikan aspek sosial

ekonomi dan budaya masyarakat, kecenderungan pasar, kebijakan sektor

kepariwisataan daerah, dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung

di sekitar kawasan.

4) Pengembangan kerjasama dengan masyarakat dalam upaya pemanfaatan

potensi obyek wisata alam kawasan KPH, dan diarahkan pada upaya

peningkatan penyediaan lapangan kerja dan peluang berusaha bagi

masyarakat sekitar kawasan dan pihak investor.

Beberapa lokasi wisata alam potensial yang bisa dikembangkan di

KPHP Bukit Punggur adalah Air Terjun Putri Malu dengan ketinggian

±80 meter di KHL Register 24 Bukit Punggur yang berjarak 5 Km dari

Kampung Juku Batu dan Gentongan Sumber Air Panas Vilamasin di KHL

Saka Register 41. Potensi air terjun ini bisa dimaksimalkan untuk kepentingan

lain seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) atau Pembangkit

Listrik Tenaga Air (PLTA). Pengembangan wisata alam perlu dilakukan secara

bertahap dan hati-hati karena kehadiran pengunjung akan dapat memberikan

dampak negatif pada lokasi yang dikunjungi. Oleh karena itu, perlu adanya

regulasi untuk memberi rambu-rambu agar kegiatan wisata alam di kawasan

KPH tidak menimbulkan kerusakan ekosistem. Sehingga dalam membuat

regulasi harus mempertimbangkan aspek ekologi, estetika, partisipasi dan

pemberdayaan masyarakat lokal.

3. Pemanfaatan Kawasan Pendidikan dan Penelitian Pemanfaatan kawasan pendidikan dan penelitian meliputi kegiatan

yang berhubungan dengan upaya untuk mengakomodir kepentingan fungsi

kawasan KPHP Model Bukit Punggur untuk kegiatan penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan. Hasil kegiatan penelitian perlu diarahkan

dan diselaraskan dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang ada. Kegiatan penelitian terapan umumnya diarahkan

untuk memberikan dukungan bagi upaya membantu penyelesaian masalah

pengelolaan kawasan KPHP Model Bukit Punggur.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 51

Page 66: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

C. Pemberdayaan Masyarakat Sebagian besar masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan masih

tergantung pada sumber daya hutan di dalam kawasan KPHP Model Bukit

Punggur. Untuk itu, pihak pengelola perlu membimbing masyarakat untuk dapat

mengusahakan pengambilan sumber daya hutan yang berkelanjutan melalui

peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat. Dengan demikian, maka

kawasan dapat dikelola sekaligus memberikan aliran hasil hutan dan jasa secara

berkelanjutan kepada masyarakat. Sementara itu, pengembangan usaha alternatif

perlu dikembangkan untuk membatasi pengambilan sumber daya hutan.

Beberapa program yang dapat dilakukan adalah penanaman dan

pengayaan jenis rotan, kayu bakar, buah-buahan, gaharu, obat-obatan, dan

tanaman berguna lainnya di areal bekas pembalakan atau di wilayah-wilayah

rehabilitasi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.39/Menhut-II/2013

tanggal 16 Juli 2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Setempat Melalui

Kemitraan Kehutanan, dimana maksud pemberdayaan masyarakat melalui

Kemitraan Kehutanan menurut Pasal 2 adalah mengembangkan kapasitas dan

memberikan akses masyarakat setempat dalam rangka kerjasama dengan

pemegang izin pemanfaatan hutan atau pengelola hutan, pemegang izin usaha

industri primer hasil hutan, dan/atau Kesatuan Pengelolaan Hutan pada wilayah

tertentu untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat

setempat.

KPH wajib melaksanakan pemberdayaan masyarakat setempat yang

terdapat disekitarnya melalui Kemitraan Kehutanan meliputi kegiatan:

a. Sosialisasi Permenhut Nomor: P.39/Menhut-II/2013 tanggal 16 Juli 2013

tentang Pemberdayaan Masyarakat Setempat Melalui Kemitraan Kehutanan

kepada masyarakat sekitar.

b. Pembinaan kepada masyarakat tentang perlindungan dan pengamanan

hutan.

c. Pemberdayaan masyarakat dengan skema kegiatan Hutan Kemasyarakatan

(HKm) dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR).

d. Memfasilitasi masyarakat dengan pemegang IUPHHK-HTI untuk membuat

kesepakatan bersama (MoU).

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 52

Page 67: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

D. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan pada Areal yang Berizin

Izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan yang telah ada atau

izin baru pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan sesuai ketentuan yang

berlaku yang kedepannya mungkin ada di KPHP Model Bukit Punggur

merupakan bagian tidak terpisahkan dari kawasan KPHP Model Bukit Punggur,

karena keberadaanya menjaga keberlangsungan pengelolaan KPHP Model Bukit

Punggur. Para pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di

KPHP Model Bukit Punggur harus dilakukan pembinaan dan pemantauan secara

terus-menerus. Pembinaan dan pemantauan tersebut mengacu kepada model

pembelajaran bersama dan kesetaraan, sehingga partisipasi dan asimilasi antara

KPH dan masyarakat, pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan

hutan terjalin hubungan yang cukup baik. Salah satu implementasi pembinaan dan

pemantauan terhadap kawasan dan kepada pemegang izin adalah dengan

mendirikan pos pemantauan dan jalan pemeriksaan di dalam KPHP Bukit

Punggur.

Pembinaan dan pemantauan areal yang telah diberi izin, meliputi

kegiatan:

a. Pelaksanaan pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap pemegang izin,

pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.

b. Review rencana pengelolaan para pemegang izin.

c. Identifikasi permasalahan yang akan muncul dalam pemanfaatan dan

penggunaan kawasan hutan.

e. Koordinasi dan sinkronisasi program pembinaan dan pengawasan blok

pemanfaatan.

f. Peningkatan komunikasi antara KPH dengan pemegang izin.

E. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Izin Upaya rehabilitasi hutan dan lahan di kawasan KPHP Model Bukit

Punggur diawali dengan pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi kerusakan

hutan dan lahan di dalam kawasan KPH. Identifikasi ini ditujukan untuk

mengetahui sejauh mana perkembangan ekosistem di dalam kawasan. Apabila

ditemukan kerusakan-kerusakan yang terjadi di dalam hutan, faktor penyebabnya

serta sejauh mana dampaknya terhadap keseluruhan proses ekologis di dalam

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 53

Page 68: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

kawasan, maka akan dihasilkan rekomendasi tentang bentuk-bentuk intervensi

pengelola yang perlu dilakukan untuk permasalahan tersebut.

Rehabilitasi lahan kawasan KPHP Model Bukit Punggur di luar izin,

meliputi kegiatan:

a. Penyusunan rencana rehabilitasi hutan dan lahan.

b. Pembibitan dan penanaman di hutan dan lahan kritis.

c. Monitoring dan evaluasi rehabilitasi hutan dan lahan.

d. Pemeliharaan tanaman.

e. Sosialisasi/penyuluhan terhadap masyarakat.

F. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di Dalam Areal yang Berizin

Pembinaan merupakan pemberian Pedoman / Petunjuk Pelaksanaan /

Petunjuk Teknis, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi pembinaan dan

pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang berizin. Dalam konteks

pembinaan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi terhadap blok yang sudah ada

izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan diarahkan untuk pembinaan teknis

dan administrasi. Pembinaan teknis menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan

ketentuan teknis pelaksanaan kegiatan, sedangkan pembinaan adminsitrasi

menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan administrasi. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan maka proses

pembinaan dan pengawasan meliputi:

1. Pembinaan dan pengawasan terhadap teknis rehabilitasi dan reklamasi yang

dilakukan oleh pemegang izin.

2. Pembinaan dan pengawasan terhadap tata cara rehabilitasi dan reklamasi

berdasarkan juknis yang ditetapkan oleh pemerintah/pengelola KPH.

3. Pembinaan dan pengawasan terhadap tata cara pelaporan rehabilitasi dan

reklamasi oleh pemegang izin.

G. Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Perlindungan dan pengamanan ditujukan untuk menjaga keutuhan fungsi

kawasan, menjaga agar kawasan terbebas dari perambahan, perusakan dan

gangguan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam memperkuat

perlindungan dan pengamanan kawasan diperlukan strategi-strategi yang

melibatkan peran serta semua pihak berdasarkan kewenangan yang dimiliki

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 54

Page 69: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

masing-masing pihak, baik di internal KPHP Model Bukit Punggur, perusahaan

dan kelompok tani pemegang izin maupun pihak-pihak eksternal seperti

Kepolisian, Dinas Kehutanan, dan masyarakat di sekitar kawasan KPHP Model

Bukit Punggur. Perlindungan dan pengamanan dapat dilaksanakan melalui

kegiatan antara lain :

1. Pembagian wilayah kelola ke dalam 3 (tiga) Resort Pengelolaan Hutan (RPH).

2. Penyediaan sarana dan prasarana patroli yang memadai seperti kendaraan

roda empat dan roda dua.

3. Patroli yang dilaksanakan oleh Polisi Kehutanan.

4. Patrolti bersama yang dilaksanakan oleh unsur Polisi Kehutanan Dinas

Kehutanan Kabupaten, Kepolisian setempat, dan pemegang IUPHHK-HTI

serta kelompok tani pemegang izin HKm.

5. Operasi Terpadu.

6. Pembentukan Masyarakat Peduli Api.

7. Penegakan Hukum.

H. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Izin

KPHP Model Bukit Punggur sebagai penanggung jawab pengelolaan

hutan, harus melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan pemegang izin dan

para pihak terkait. Dengan adanya koordinasi dan sinkronisasi ini, maka

diharapkan segala permasalahan dan kendala serta keberhasilan yang dilakukan

oleh pemegang izin dapat diketahui secara jelas sehingga semua pihak dapat

terus berkonstribusi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Proses koordinasi dan sinkronisasi hendaknya dimusyawarahkan dan

dikomunikasikan mulai dari tingkat petak sampai dengan blok pengelolaan KPH.

Koordinasi dan sinkronisasi sangat diperlukan untuk menyamakan visi dan misi

pengelolaan serta menghindari konflik antara pengelola dan pemegang izin.

Koordinasi dan sinkronisasi antara pemegang izin dilakukan melalui

kegiatan:

a. Sosialisasi pokok-pokok kebijakan pengelolaan kawasan.

b. Pertemuan rutin antara pengelola KPH dan pemegang izin dalam rangka

melakukan sinkronisasi rencana kegiatan masing-masing pemegang izin

dengan rencana KPH

c. Membangun kerjasama dengan para pemegang izin

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 55

Page 70: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

d. Membangun dan memperkuat media komunikasi

e. Membangun kolaborasi pengelolaan KPHP

I. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait Pengembangan program bersama akan tercapai jika koordinasi dan

sinergi antar pihak berjalan dengan baik. Koordinasi dan sinergi mengambil peran

yang signifikan dalam mengontrol berjalan atau tidaknya pencapaian program,

baik di internal maupun di eksternal KPHP Model Bukit Punggur. Koordinasi dan

sinergi di internal lebih mengacu kepada Standar Operasional Prosedur (SOP)

atau prosedur kerja yang ada saat ini, sedangkan koordinasi dan sinergi di

eksternal dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan-kesepakatan antar pihak.

Untuk menjamin koordinasi dan sinergi lebih baik, diperlukan kegiatan:

a. Membentuk kelembagaan kolaboratif yang melibatkan para pihak

Kelembagaan yang kolaboratif dan melibatkan para pihak seperti

masyarakat, pemerintah pusat, NGO/LSM dan pihak lain yang relevan,

merupakan langkah yang baik dan memudahkan koordinasi dan sinergi antar

pihak. Kelembagaan kolaboratif berdasarkan kesetaraan masing-masing pihak

dalam mengakomodir kepentingan dan keinginan bersama yang tertuang

dalam perencanaan bersama. Perencanaan dan implementasi kegiatannya,

juga harus dibangun berdasarkan kepentingan bersama sehingga proses

koordinasi dan sinergi terus berjalan.

b. Membangun kolaborasi pengelolaan blok pemanfaatan dan blok pemberdayaan

antar pihak

Blok pemanfaatan dan blok pemberdayaan masyarakat merupakan

bagian yang harus menjadi perhatian dalam pengelolaan, karena ada interaksi

manusia pada wilayah tersebut. Di satu sisi, mengurangi tekanan terhadap

kawasan dan sisi yang lain bermanfaat langsung kepada masyarakat.

Pengelolaan blok pemanfaatan dan blok pemberdayaan masyarakat

diharapkan dapat menjembatani kepentingan semua pihak seperti investor

ataupun pihak swasta dengan masyarakat sehingga meredam konflik sumber

daya alam yang ada di masyarakat.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 56

Page 71: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

J. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM ditujukan untuk

mempersiapkan aparatur pengelola dalam pelayanan publik, menyusun struktur,

fungsi, wewenang, tugas, dan tanggung jawab, serta tata hubungan yang efektif

dan efisien dalam optimalisasi pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur.

Pemantapan kelembagaan KPH harus didukung oleh tersedianya SDM baik

secara kualitas maupun kuantitas. Selain tenaga teknis kehutanan, saat ini

diperlukan juga tenaga teknis yang mampu memfasilitasi konflik sosial ekonomi

di masyarakat. Sehingga dapat menjadi resolusi konflik sosial ekonomi yang ada

di wilayah KPHP Model Bukit Punggur.

Rencana kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut meliputi:

1. Pengembangan organisasi kelembagaan KPHP Model Bukit Punggur, meliputi

kegiatan:

a. Analisa beban kerja dan kebutuhan personil.

b. Analisa penyesuaian struktur organisasi KPHP Model Bukit Punggur.

2. Peningkatan kapasitas SDM pengelola KPHP Model Bukit Punggur, meliputi

kegiatan:

a. Peningkatan jenjang pendidikan.

b. Pemetaan kompetensi.

c. Pelibatan personil KPHP Model Bukit Punggur dalam pendidikan dan latihan

untuk mendukung pengelolaan dan pengembangan organisasi.

d. Penambahan personil pengelola KPHP Model Bukit Punggur, khususnya

personil lapangan, meliputi kegiatan: 1) Permohonan formasi pegawai, dan

2) Rekruitmen petugas lapangan.

3. Penyusunan SOP dan petunjuk teknis kegiatan pengelolaan KPHP Model Bukit

Punggur, tediri dari:

a. Penyusunan Prosedur Kerja KPH.

b. Penyusunan Prosedur Kerja Resort Pengelolaan Hutan (RPH),

c. Penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis) dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)

kegiatan pengelolaan.

4. Monitoring dan evaluasi personil, untuk meningkatkan kinerja dan kedisiplinan

personil, meliputi kegiatan:

a. Pembuatan mekanisme pelaporan yang efektif dan efisien. b. Rapat pembinaan reguler KPH dan RPH. c. Pembuatan Sistem Pengawasan Internal Instansi.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 57

Page 72: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

5. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pengelolaan KPHP

Model Bukit Punggur, meliputi kegiatan:

a. Pembangunan Kantor RPH dan mess lapangan.

b. Pembangunan pondok kerja, pondok jaga dan pos jaga.

c. Pengadaan peralatan kantor KPHP Model Bukit Punggur.

d. Peningkatan perlengkapan kerja personil KPH.

e. Pengadaan peralatan komunikasi lapangan.

f. Penyediaan listrik dan instalasi air bersih.

g. Pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi sarana dan prasarana.

K. Penyediaan Pendanaan KPHP Model Bukit Punggur merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way Kanan sehingga pendanaan

secara umum masih sangat tergantung dari pendanaan yang ada pada Dinas

Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Way Kanan melalui Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Way Kanan. Selain itu

terdapat dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) atau Konvergensi dari Kementerian Kehutanan. Namum kelak bila KPH

sudah menjadi institusi Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) ataupun melalui

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) maka

pendanaan dapat langsung diberikan selain tentunya dapat berasal dari sumber

lain yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Sumber-sumber lain tidak hanya berasal dari pihak lain, tetapi dapat pula

bersumber dari KPHP sendiri dengan meningkatkan peluang-peluang usaha yang

nantinya dapat dikembangkan. Untuk mendukung program ini, dipersiapkan

kegiatan umum untuk jangka panjang yang mencakup:

1. Membangun mekanisme penggalangan dana Proses dan skema pendanaan lain dapat ditempuh dengan

penggalangan bersama melalui mekanisme yang baik dan menguntungkan

antar pihak. Secara sederhana mekanisme ini dapat berupa aturan-aturan yang

sangat memungkinkan dilaksanakan dan tidak menyimpang dari regulasi yang

sudah disepakati bersama. Selain itu, mekanisme ini juga dibangun diatas

kebijakan yang berlaku.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 58

Page 73: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

2. Penyusunan proposal dukungan pendanaan Proposal dukungan pendanaan terbangun berdasarkan kemampuan

KPHP Model Bukit Punggur saat ini dan dibandingkan dengan kekurangan

(gap) yang ada. Gap yang terjadi ini diupayakan sebagai langkah penyusunan

proposal untuk memperoleh dukungan pendanaan pihak lain. Di beberapa

pemberi dana biasanya melihat dana pendamping yang dikeluarkan oleh pihak

lain dalam implementasi program. Kekurangan yang ada baru disusun melalui

proposal yang diinginkan. Penyusunan proposal dan mencari dukungan

pendanaan dapat dilakukan dan bersama pihak-pihak lain seperti konsultan

ataupun NGO/LSM, BUMN, dan Swasta

3. Membangun perencanaan program bersama Perencanaan program bersama merupakan salah satu langkah

strategis dalam menyikapi penggalangan pendanaan bersama. Penyusunan

perencanaan ini lebih melihat kerjasama dengan pihak lain di luar KPHP Model

Bukit Punggur, pihak lain tersebut berupa program-program di pemerintah

daerah (Pemda) melalui musyawarah perencanaan pembangunan

(Musrenbang) baik di tingkat desa maupun di kabupaten, ataupun penyusunan

program bersama NGO maupun pihak swasta yang tertarik dan berminat

dengan suatu isu ataupun obyek tertentu. Penyusunan program ini akan

berjalan dengan sharing pendanaan atau sumber daya masing-masing pihak.

4. Menerapkan PPK-BLUD Salah satu alternatif KPHP Model Bukit Punggur untuk menuju

kemandirian adalah menjadikan KPHP Model Bukit Punggur sebagai suatu

institusi yang menerapkan PPK-BLUD, dengan mengacu kepada Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Penerapan PPK-

BLUD merupakan langkah yang diharapkan untuk peningkatan kinerja dan

produktivitas sumber daya alam maupun SDM di KPHP Model Bukit Punggur

guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di sekitar KPHP Model Bukit

Punggur.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 59

Page 74: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

L. Pengembangan Database Tersedianya informasi dan data yang memuat secara rinci, aktual, dan

akurat tentang aspek teknis kawasan hutan menurut unit pengelolaan, data sosial

ekonomi masyarakat serta variabel lain terkait pengelolaan KPH merupakan hal

yang mutlak untuk dimiliki sehingga terdapat bank data yang berbasis informasi

teknologi secara efektif dan profesional terutama dapat dipercaya oleh berbagai

pihak.

Pembangunan database untuk mendukung pengelolaan KPHP Model

Bukit Punggur, meliputi kegiatan:

a. Pelatihan staf database.

b. Penyiapan perangkat database.

c. Penyusunan dan pengelolaan sistem database.

d. Membangun manajemen sistem pusat informasi.

Secara umum kebutuhan database dalam suatu organisasi KPH dapat

dikelompokkan dalam 4 bagian besar, yaitu :

a. Database Sumberdaya Alam

Database sumber daya alam akan memberikan gambaran jelas

terhadap setiap potensi sumber daya alam yang ada di wilayah kelola KPH

seperti data vegetasi, perkembangan flora dan fauna, keadaan iklim, curah

hujan, daerah aliran sungai termasuk didalamnya data tentang lahan kritis,

tingkat bahaya erosi dan sebagainya.

2. Database Kepegawaian Untuk menjadi sebuah organisasi satuan kerja yang optimal dan mandiri

tentu KPH juga akan mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional,

tangguh dan memiliki kompetensi terhadap pekerjaan yang menjadi

tanggungjawabnya. Pengembangan database kepegawaian adalah upaya

menciptakan suasana kerja yang kondusif dan profesional dimana dengan

dasar database tersebut akan memudahkan menempatkan para personil sesuai

dengan latar belakang pendidikan dan keahliannya dan pada akhirnya tentu

akan terbentuk pola kerja yang baik karena penempatan personil yang tepat

akan meningkatkan kompetisi yang sehat diantara sesama personil untuk

memacu kreatifitas dan kemampuan masing-masing rimbawan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 60

Page 75: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

3. Database Keuangan Pengelolaan yang efektif dan efisien juga harus tergambar dalam pola

pertanggungjawaban keuangan yang dilakukan. Pengembangan database

keuangan memberikan kemudahan dalam menerapkan standar keuangan yang

berlaku sehingga akan memudahkan dalam merencanakan dan menghitung

kebutuhan keuangan untuk setiap satuan pekerjaan. Database keuangan juga

dapat membantu pengelolaan kelembagaan yang akuntabel dan terpercaya.

Untuk dapat mengembangkan database keuangan tentu dibutuhkan pernyiapan

SDM yang terampil selain itu juga sarana dan prasarana baik berupa software

maupun hardware yang tepat.

4. Database Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Hal terpenting dalam pengembangan database dalam suatu KPH juga

harus memperhitungkan kondisi social, ekonomi dan budaya masyarakat yang

berada disekitar kawasan hutan.

Pembangunan database social, ekonomi dan budaya masyarakat

harus dapat memberikan gambaran yang komperhensif tentang kondisi yang

ada, diantaranya adalah dengan mengumpulkan data-data masyarakat

berdasarkan:

a. Jenis kelamin

b. Usia produktif

c. Tingkat pendidikan

d. Mata pencaharian utama

e. Jumlah anggota keluarga

f. Luas lahan garapan

Makin banyak varian dalam pengumpulan database sosial, ekonomi

dan budaya masyarakat akan makin mempermudah untuk melakukan analisis

sehingga pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat akan lebih

memberikan manfaat.

M. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola Untuk mendapatkan wilayah kelola yang optimal sesuai dengan SDM

pengelolanya maka rasionalisasi wilayah kelola menjadi salah satu instrumen

yang akan dijalankan oleh KPH. Pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur di

masa yang akan datang menghadapi tantangan yang berat. Tantangan terberat

adalah bertambahnya populasi penduduk sekitar kawasan KPH yang dapat

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 61

Page 76: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

mempengaruhi keberadaan hutan di KPHP Bukit Punggur. Hal ini menuntut

pihak pengelola KPH untuk melakukan kalkulasi yang scientific based yang

dapat dipertanggungjawabkan.

Rasionalisasi pengurusan wilayah kelola mencakup 2 aspek yaitu:

1. Aspek fisik (kawasan) yang mencakup aspek silvikultur, tata guna hutan,

eksplorasi potensi dan lainnya.

2. Aspek non teknis yang meliputi rasionalisasi kelembagaan wilayah kelola

hutan mulai dari tingkat blok sampai dengan tingkat petak (organisasi,

kewenangan dan personil)

Rasionalisasi wilayah kelola dari aspek fisik merupakan bentuk

penilaian kembali terhadap kawasan blok atau petak pemanfaatan dan

penggunaan kawasan hutan yang mengalami perubahan. Misalnya, jika blok

pemanfaatan kayu pada hutan alam sudah tidak memiliki potensi yang signifikan

maka perlu dirasionalisasi ke bentuk wilayah kelola lain misalnya diarahkan ke

pemanfaatan kayu hutan tanaman. Perubahan wilayah kelola juga akan

mempengaruhi operasional personil di lapangan.

N. Review Rencana Pengelolaan Review RPHJP KPHP Model Bukit Punggur akan dilakukan pada

tahun 2015 dan tahun 2020. Review pada tahun 2015 akan dijadikan dasar

penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Pendek (tahunan), dan penyusunan

Rencana Bisnis (Bussiness Plan). Selain itu, review yang akan dilakukan pada

tahun 2015 maupun tahun 2020 juga akan dijadikan dasr penyusunan rencana

teknis, penyusunan Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan kewajiban

ketika nanti KPHP Model Bukit Punggur sudah menjadi SKPD, penyusunan

Rencana Kerja (Renja), serta penyusunan RPHJP KPHP Model Bukit Punggur

Jangka Pengelolaan selanjutnya, yaitu 2025-2034.

Maksud dilakukannya review terhadap rencana pengelolaan adalah

untuk mewujudkan tatanan pengelolaan hutan secara efisien dan lestari, melalui

evaluasi terhadap seluruh kegiatan di unit-unit pengelolaan hutan tingkat tapak

(blok dan petak), dan membentuk lembaga pengelola yang bertanggung jawab

terhadap penyelenggaraan pengurusan hutan mencakup penyelenggaraan

kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian dan pengembangan, pendidikan dan

latihan serta penyuluhan dan pengawasan. Adapun tujuan dari dilaksanakan

kegiatan ini adalah :

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 62

Page 77: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

1. Mengetahui dan menganalisis semua data dasar yang dipergunakan dalam

proses perencanaan terkait dengan pengelolaan kawasan hutan di KPHP

Model Bukit Punggur.

2. Mengevaluasi efektivitas tata guna kawasan hutan di KPHP Model Bukit

Punggur dan kemungkinan untuk menggali potensi kawasan hutan lainnya

yang dikembangkan.

3. Membuat arahan terbentuknya blok pengelolaan/resort yang baru sesuai

dengan potensi di KPHP Model Bukit Punggur.

4. Menganalisis kinerja organisasi KPHP Model Bukit Punggur di tingkat tapak

(blok dan petak) dan dinamika kelembagaan KPHP Model Bukit Punggur.

Untuk pelaksanaan review rencana pengelolaan harus melibatkan para

pihak yang memiliki kepentingan dan instrumen penilaian yang sesuai dengan

kondisi wilayah KPH. Para pihak yang terlibat hendaknya dapat mewakili semua

lapisan yang memilki kepentingan dengan pengelolaan hutan lestari baik dari

pemerintah, pemegang izin, masyarakat sekitar, akademisi, lembaga swadaya

masyarakat maupun lembaga lain yang berkompeten.

O. Pengembangan Investasi Pengembangan investasi harus menyesuaikan dengan potensi yang

ada di wilayah kelola KPH. Dalam hal ini, sistem pengelolaan database yang

baik juga akan memudahkan pengelola KPH untuk mengembangkan investasi

yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada. Dengan demikian, para

investor dapat memiliki gambaran secara menyeluruh dan transparan tentang

potensi peluang dan kendala investasi di wilayah KPH.

Berdasarkan pengalaman dalam berbisnis sumber daya alam yang

saling menguntungkan, pola kemitraan dalam berinvestasi di KPHP Model Bukit

Punggur merupakan pola yang tepat. Prosedur kemitraan yang diterapkan dalam

pengembangan investasi di KPHP Model Bukit Punggur adalah memposisikan

KPH sebagai fasilitator dan administrator pengelolaan pembangunan di wilayah

KPH.

Kemitraan dalam membangun investasi di KPHP Model Bukit Punggur

sangat penting untuk dilakukan mengingat dua hal, yaitu:

1. Kemitraan merupakan wujud nyata dari partisipasi masyarakat dan swasta

dalam proses pembangunan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 63

Page 78: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

2. Kemitraan merupakan cara efektif untuk efisiensi belanja KPHP Model Bukit

Punggur di sektor pembangunan.

Pengembangan investasi di KPHP Model Bukit Punggur diarahkan

pada kegiatan:

1. Pengembangan investasi hasil hutan bukan kayu (HHBK)/ jasa lingkungan

Pengembangan HHBK dan jasa lingkungan mempunyai peluang yang

cukup besar dan menjanjikan serta kompetitif di wilayah KPHP Model Bukit

Punggur. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan nasional dalam

mengembangkan dan meningkatkan produksi HHBK. Berdasarkan Peraturan

Menteri Kehutanan Nomor P.35/Menhut-II/2007 telah ditetapkan jenis-jenis

HHBK yang terdiri dari 9 kelompok HHBK yang terdiri dari 557 spesies

tumbuhan dan hewan. Untuk memberikan arah, kebijakan serta gambaran

pengembangan HHBK kepada pelaku usaha, para pihak dan masyarakat

yang akan mengembangkan usaha HHBK telah diatur dalam Peraturan

Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-II/2009 tentang Strategi

Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu Nasional.

Penyusunan Grand Strategy ini sekaligus sebagai acuan mulai dari

perencanaan sampai pasca panen bagi pelaku usaha, para pihak dan

masyarakat luas dalam pengembangan HHBK. Sebagai acuan dalam

penetapan jenis HHBK unggulan serta menyamakan pemahaman dan

langkah dalam upaya pengembangan HHBK, untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang telah diatur dalam Peraturan Menteri

Kehutanan Nomor P.21/Menhut-II/2009 tentang Kriteria dan Indikator

Penetapan Jenis Hasil Hutan Bukan Kayu Unggulan. Penetapan kriteria dan

indikator tersebut bertujuan tersedianya jenis-jenis HHBK unggulan yang akan

dikembangkan secara lebih terfokus dan terarah menjadi komoditas yang

mempunyai nilai ekonomi tinggi baik di tingkat nasional maupun daerah.

Adapun bentuk investasi HHBK dan jasa lingkungan di KPH antara lain:

a. Pemanfaatan air untuk Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH)

b. Pemanfaatan wisata alam

c. Pengembangan REDD+

d. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 64

Page 79: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

2. Pengembangan investasi kayu di hutan tanaman Bisnis kayu adalah salah satu bisnis jangka panjang dengan

kemungkinan keuntungan yang sangat tinggi, selama beberapa abad terakhir

permintaan kayu selalu meningkat seiring dengan meningkatnya populasi

dunia. Perubahan ekonomi seperti Cina dan India yang sekarang menjadi

negara konsumen dalam beberapa tahun terakhir, karena hal tersebut

dampaknya pada pasar kayu yang semakin meningkat. Hal ini mengkonfirmasi

bahwa ada hubungan antara pertambahan populasi dengan permintaan kayu.

Tidak ada prediksi adanya penyusutan permintaan kayu dengan melihat

penduduk dunia dalam 30-60 tahun mendatang. Di sisi lain, tidak ada keraguan

bahwa produksi dari hutan alam tropis akan menurun, menurut REDD+

dikarenakan adanya insentif untuk tidak menebang kayu dari Badan Organisasi

Dunia, penegakan hukum, reboisasi. Tetapi pelestarian hutan di seluruh dunia

tidak akan bisa, karena volume dan penanaman tidak akan mampu

mengimbangi permintaan seiring dengan cepatnya pertambahan populasi

dunia, sebab kompensasi penanaman hutan bisa dipanen dalam jangka waktu

25-30 tahun. Kayu adalah satu satunya investasi yang tumbuh dengan

sendirinya, yang tumbuh secara alami, dan tidak terpengaruh terhadap setiap

situasi ekonomi. Oleh karena itu, saham kayu cenderung dalam performa

terbaik ketika saham dan obligasi umumnya mengalami depresi, bahkan harga

kayu tidak terlalu berpengaruh oleh kemerosotan ekonomi dibandingkan

kebanyakan aset lainnya.

Berdasarkan perspektif di atas maka usaha pengembangan investasi

kayu di KPHP Model Bukit Punggur memiliki prospek yang cerah. Prinsip dasar

yang dianut oleh KPHP Model Bukit Punggur dalam pengembangan investasi

kayu adalah:

1. Investasi kayu harus ditujukan untuk kesejahteraan rakyat sekitar hutan

khususnya dan rakyat Kabupaten Way Kanan secara umum

2. Investasi kayu harus dilakukan dengan prinsip-prinsip pengelolaan hutan

lestari.

Rencana kegiatan strategis KPHP Model Bukit Punggur tahun 2015-2024

secara rinci, meliputi: output, sub kegiatan, lokasi, volume, biaya, pihak terkait,

sumber dana serta tata waktu pelaksanaannya sebagaimana Lampiran 15.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 65

Page 80: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN

A. Rencana Pembinaan

Pembinaan adalah kegiatan untuk memberikan pedoman dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian agar KPHP Model Bukit Punggur

dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara berdaya guna dan berhasil

guna. Pembinaan dilakukan terhadap SDM pelaksana pengelolaan dan

masyarakat di sekitar kawasan KPHP Model Bukit Punggur. Dalam rangka

pembinaan tersebut perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Peningkatan kemampuan SDM pengelola KPHP Model Bukit Punggur dalam

penyelenggaraan kegiatan pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur, baik

berupa pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi maupun pendidikan non

formal berupa pendidikan dan pelatihan lainnya yang dapat meningkatkan

penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian guna mendukung jalannya

pengelolaan.

b. Penguatan kerangka semangat kerjasama diantara pihak pengelola, SKPD,

mitra dan masyarakat dalam pelaksanaan pengelolan KPHP Model Bukit

Punggur.

c. Pengembangan sistem informasi yang baik agar dapat menyajikan hal-hal

baru yang bermanfaat bagi semua pihak di dalam pengelolaan.

d. Pembinaan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman

pemegang izin dan masyarakat mengenai arti pentingnya pengelolaan

kawasan KPHP Model Bukit Punggur, mengingat masyarakat di sekitar

kawasan KPHP Model Bukit Punggur merupakan bagian dari pengelolaan.

Hal ini dapat dilihat dari adanya pembagian peran terhadap pemegang izin

dan masyarakat.

Sasaran pembinaan yang dilaksanakan di KPHP Model Bukit Punggur

meliputi:

a. Unsur internal KPHP Model Bukit Punggur, mencakup kelembagaan, SDM,

dan sarana dan prasarana, baik administrasi (perkantoran) maupun

pelaksanaan dan pengelolaan program di lapangan.

b. Para pemegang izin pemanfaatan kawasan hutan, yaitu Perusahaan

pemegang IUPHHK-HTI dan kelompok-kelompok HKm baik yang telah

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

66

Page 81: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

memiliki izin definitif maupun yang masih dalam pengusulan/pengurusan izin.

Aspek pembinaan yang diberikan KPHP Model Bukit Punggur rmeliputi

administrasi (kepatuhan dalam melengkapi persyaratan-persyaratan

administrasi), kelembagaan, dan teknis budidaya tanaman dengan

mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi serta kewirausahaan.

c. Para pemegang izin penggunaan kawasan, yaitu perusahaan-perusahaan

yang telah memiliki izin penggunaan kawasan hutan. Aspek pembinaan

meliputi administrasi (ketaatan dalam melengkapi persyaratan-persyaratan

administrasi) dan teknis konservasi tanah dan air.

d. Kawasan-kawasan tertentu, baik yang terdapat dalam blok Inti maupun blok

pemanfaatan. Aspek pembinaan mencakup administrasi dan kelembagaan

pengelolaan serta aspek teknis konservasi tanah dan air.

Pelaksanaan kegiatan pembinaan yang akan dilakukan oleh KPHP

Model Bukit Punggur meliputi:

a. Pembuatan dan pemberian pedoman/juklak/juknis atau SOP, administrasi dan

teknis pelaksanaan pengelolaan lahan (budidaya dan konservasi) dan

pengelolaan pasca hasil/produksi hutan.

b. Sistem pelaporan yang bersifat periodik (Laporan Tahunan) dan Laporan

Kegiatan.

c. Bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan, dan pembuatan percontohan

(misalnya demplot), dan lain-lain sesuai dengan perkembangan dan

kebutuhan.

B. Rencana Pengawasan

Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap kinerja

KPHP Model Model Bukit Punggur agar dapat melaksanakan tugas dan

fungsinya dengan baik. Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan KPHP

Model Bukit Punggur dilakukan oleh pihak internal pengelola maupun para pihak

yang berkompeten dan dilakukan secara langsung agar pelaksanaan

pengelolaan sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Maksud dan tujuan

pengawasan adalah untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan sesuai

dengan rencana pengelolaan.

Pengawasan internal dilakukan Kepala KPH meliputi kegiatan audit,

review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

67

Page 82: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

penyelenggaraan tugas dan fungsi KPH dalam rangka memberikan keyakinan

yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur

yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Pengawasan eksternal dilakukan

oleh UPT KPHP Model Bukit Punggur terhadap pemegang izin untuk mengetahui

sejauh mana rencana pengelolaan yang sudah ditetapkan oleh pemegang izin

dapat dilaksanakan dengansebenarnya.

Fungsi dari pengawasan dalam hal ini adalah sebagai penghimpun

informasi yang nantinya bermanfaat dalam penilaian, sehingga dapat diketahui

perubahan-perubahan yang terjadi terhadap fungsi dan kelestarian kawasan

KPHP Model Bukit Punggur serta perubahan pada sosial ekonomi masyarakat.

Selain itu, pengawasan juga dapat berfungsi pemeriksaan terhadap ketepatan

dan kesesuaian sasaran pengelolaan. Pada pemeriksaan dimungkinkan

dilakukannya perubahan-perubahan terhadap sasaran dan program yang tidak

tepat.

C. Rencana Pengendalian

Pengendalian internal dilakukan untuk menjamin dan mengarahkan

agar kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai sasaran sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

61 Tahun 2010 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja KPHL dan KPHP di

Daerah disebutkan bahwa Kepala KPHL dan KPHP Provinsi, Kabupaten/Kota

melaksanakan sistem pengendalian intern di lingkungan masing-masing.

Sistem Pengendalian Intern (SPI) menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara

terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan

memadai atas tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien, kehandalan

pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap

peraturan perundang-undangan.

Kegiatan pengendalian internal dilakukan oleh Kepala KPHP Model

Bukit Punggur antara lain: review atas kinerja KPH, pembinaan SDM,

pengendalian atas pengelolaan sistem informasi, pengendalian fisik atas aset,

penetapan dan review atas indikator dan ukuran kinerja, akuntabilitas terhadap

sumber daya dan pencatatannya, dan dokumentasi yang baik atas sistem

pengendalian intern.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

68

Page 83: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Pengendalian eksternal dilakukan KPH terhadap pemegang izin

terhadap pelaksanaan pembangunan HTI dan HKm dan pengendalian terhadap

pemanfaatan hutan dan/atau pengolahan hasil hutan.

Secara umum, dapat dikatakan bahwa strategi pengendalian yang akan

ditempuh oleh KPHP Model Bukit Punggur adalah pengendalian hasil (result

control), pengendalian tindakan (action control), dan pengendalian personil

(people control). Pelaksanaan pengendalian dapat dilakukan secara periodik dan

insidentil sebagai tindak lanjut dari analisa laporan yang disampaikan oleh

KKPH. Pengendalian hasil dilaksanakan dengan menfokuskan pada hasil dari

suatu kegiatan yang akan dicapai, yaitu dengan menerjemahkan hasil yang akan

dicapai menjadi target-target tertentu sesuai dengan kondisi dan kemampuan

KPHP Model Bukit Punggur, baik kemampuan SDM, kemampuan teknis, dan

pendanaan serta skala prioritas.Pengendalian tindakan yang akan dilaksanakan

oleh KPHP Model Bukit Punggur, yaitu dengan menekankan pada cara-cara

personil atau pun elemen KPH dalam menjalankan tugas dikerjakan secara

tanggung jawab. Pada perkembangannya, direncanakan pengendalian di KPHP

Model Bukit Punggur akan mempertimbangkan adanya pemberian insentif

kepada personil yang melakukan pekerjaan dengan baik dan benar, sebaliknya

akan memberikan hukuman bagi yang tidak melakukan pekerjaan dengan baik

dan benar.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

69

Page 84: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Rencana Pemantauan dan Evaluasi Salah satu tugas dan fungsi KPHP adalah melaksanakan

pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan

hutan di wilayahnya sebagaimana disebutkan dalam Peraturan

Menteri Kehutanan Nomor P.6/Menhut-II/2010. Pemantauan dan

evaluasi dilakukan terhadap setiap program yang telah

dilaksanakan dan kegiatan pengelolaan yang sudah direncanakan

KPHP Model Bukit Punggur untuk mengetahui pencapaian hasil,

kemajuan dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan

hutan. Pemantauan dan evaluasi oleh KPH terhadap pemegang

izin dilakukan sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali

untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan atas rencana kerja

yang sudah ditetapkan oleh pemegang izin. Khusus untuk evaluasi

RPHJP dilakukan paling sedikit 5 (lima) tahun sekali. Hasil

pemantauan dan evaluasi dapat digunakan perbaikan pelaksanaan

rencana pengelolaan hutan di masa yang akan datang.

Pemantauan dilaksanakan dengan melakukan penilaian terhadap

seluruh komponen pengelolaan. Hasil yang diperoleh dari

pemantauan akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

evaluasi pengelolaan. Evaluasi dilakukan dengan melihat ukuran

kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian

suatu kegiatan, yang dikategorikan kedalam kelompok masukan

(inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), dan manfaat

(benefits). Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi mencakup:

1. Pemantauan dan evaluasi oleh internal KPHP Model Bukit

Punggur.

2. Pemantauan dan evaluasi oleh institusi lain.

3. Pemantauan dan evaluasi oleh masyarakat.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

70

Page 85: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Evaluasi keberhasilan program pengelolaan KPHP Model Bukit

Punggur dapat diukur dari:

1. Tingkat perambahan terhadap kawasan KPHP Model Bukit

Punggur semakin menurun.

2. Timbulnya kesadaran dan meningkatnya peran aktif masyarakat

terutama yang disekitar kawasan untuk menjaga dan melindungi

kawasan KPHP Model Bukit Punggur dari gangguan keamanan

kawasan serta berkembangnya nilai-nilai kearifan lokal

masyarakat dalam mendukung pengelolaan kawasan.

3. Berhasilnya program pemberdayaan masyarakat di sekitar

kawasan sebagai upaya alternatif dalam peningkatan

perekonomian masyarakat.

4. Meningkatnya pengelolaan kawasan oleh seluruh stakeholder

terkait yang memiliki kepedulian terhadap kawasan KPHP Model

Bukit Punggur yang dimulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah

Daerah, KPHP Model Bukit Punggur sebagai Unit Pelaksana

Teknis pengelolaan dan pihak mitra pendukung. 5. Tersedianya data dan informasi mengenai potensi kawasan.

B. Rencana Pelaporan

Pelaporan merupakan bentuk pertanggungjawaban

kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,

monitoring dan evaluasi. KPHP Model Bukit Punggur rmelaporkan

hasil akhir dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KPHP

Model Bukit Punggur sesuai dengan tugas dan fungsinya secara

berkala. Acuan yang digunakan dalam pelaporan adalah

berdasarkan SOP yang berlaku. Tahapan dari penyampaian

laporan dimulai dari penyiapan format laporan, penyusunan bahan

laporan dan resume telaahan bahan laporan sampai dengan tahap

penyusunan Laporan Bulanan, Laporan Triwulan, Laporan

Semesteran, dan Laporan Tahunan. Seluruh laporan yang telah Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

71

Page 86: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

tersusun ditandatangani oleh Kepala KPH dan disampaikan

kepada Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten sebagai pimpinan

instansi yang menaungi KPHP Model Bukit Punggur dan juga

disampaikan kepada pihak-pihak lain yang memiliki hak dan

kewenangan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

72

Page 87: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

VIII. PENUTUP

Pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur yang dilakukan oleh UPT KPHP

Bukit Punggur masih memiliki kendala dan permasalahan, baik secara internal

maupun eksternal. Disusunnya RPHJP KPHP Model Bukit Punggur Tahun

2015-2024 diharapkan dapat mengatasi berbagai kendala dan permasalahan

tersebut, serta memberikan arahan dalam pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur

dalam waktu 10 (sepuluh) tahun ke depan yang masih bersifat makro dan indikatif.

Karena sifat dan cakupan dari rencana ini masih makro, untuk selanjutnya

diperlukan penjabaran lebih lanjut ke dalam rencana-rencana yang lebih rinci dan

cakupan periode perencanaannya lebih pendek seperti Rencana Pengelolaan Hutan

Jangka Pendek (Tahunan), Rencana Bisnis, Rencana Strategis (Renstra), Rencana

Kerja (Renja), Rencana Teknsi dan sebagainya. Dengan rencana pengelolaan

tersebut KPHP Model Bukit Punggur memiliki kerangka kerja yang terpadu serta

komprehensif dalam pelaksanaan pengelolaan yang lebih efektif, efisien, dan

bermanfaat untuk mencapai visinya “Terbangunnya KPHP Model Bukit Punggur Sebagai Penghasil Kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu dan Terkelolanya Jasa Lingkungan Tahun 2024”.

Selain itu, dengan diimplementasikannya rencana pengelolaan ini maka

akan dapat terus digali alternative PAD melalui usaha produktif yang dilakukan

bersama pihak swasta dan masyarakat dalam wilayah kelola KPHP Model Bukit

Punggur, sehingga dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

73

Page 88: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR
Page 89: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Lampiran 14. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024

HUBUNGAN VISI DAN MISI DENGAN RENCANA KEGIATAN PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL BUKIT PUNGGUR TAHUN 2015-2024

Visi

Misi

Tujuan

Rencana Kegiatan

Terbangunnya KPHP Model Bukit Punggur Sebagai Penghasil Kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu dan Terkelolanya Jasa Lingkungan Tahun 2024

1. Menjamin keberadaan hutan dan memantapkan penataan kawasan KPHP Model Bukit Punggur

Untuk memperoleh kepastian hukum dan kejelasan status serta menghindari sengketa yang bersumber dari tumpang tindihnya perizinan dalam menyediakan ruang bagi masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan baik dalam rangka mendukung program KPHP Model Bukit Punggur dan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.

1. Inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataan hutan 2. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu 3. Rencana rasionalisasi wilayah kelola 4. Review rencana pengelolaan

2. Mengembangkan kelembagaan KPHP Model Bukit Punggur yang mandiri dan efektif

Untuk mempersiapkan aparatur pengelola dalam pelayanan publik, menyusun struktur, fungsi, wewenang, tugas dan tanggung jawab serta tata hubungan yang efektif dan efisien dalam optimalisasi pengelolaan KPHP Model Bukit Punggur.

1. Rencana penyediaan dan peningkatan SDM 2. Penyediaan pendanaan 3. Pengembangan database

3. Mengembangkan partisipasi dan kolaborasi para pihak dalam pengelolaan kawasan KPHP Model Bukit Punggur

Untuk upaya pemberdayaan, memperbaiki kinerja, menciptakan daya saing, memperluas jangkauan pelayanan serta meminimalisir terjadinya konflik.

1. Rencana penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin

2. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait

4. Pemantapan perlindungan dan pengamanan di kawasan KPHP Model Bukit Punggur.

Untuk menjaga fungsi perlindungan, pelestarian dan pengawetan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.

1. Pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutandan penggunaan kawasan hutan pada areal yang berijin

2. Pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang berijin

3. Rencana penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam

5. Pemantapan perlindungan dan pengamanan di kawasan KPHP Model Bukit Punggur.

Untuk menjaga fungsi perlindungan, pelestarian dan pengawetan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.

4. Pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutandan penggunaan kawasan hutan pada areal yang berijin

5. Pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang berijin

6. Rencana penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam

6. Optimalisasi pemanfaatan potensi kayu,hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan di kawasan KPHP Model Bukit Punggur.

Untuk mengembangkan fungsi pemanfaatan khususnya Hasil Hutan Bukan Kayu secara lestari dengan mengatur segala bentuk kegiatan di kawasan KPHP Model Bukit Punggur.

1. Rehabilitasi pada areal kerja di luar ijin 2. Pemberdayaan masyarakat 3. Pengembangan investasi

Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024

Page 90: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Lampiran 15. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024

RENCANA KEGIATAN STRATEGIS KPHP MODEL BUKIT PUNGGUR TAHUN 2015 - 2024

Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume

Biaya *

(x Rp.1.000)

Para Pihak

Sumber Dana *

Tahun

Kegiatan

1. Inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutannya

Diketahui kondisi riil dan tersedianya data SDH dan lingkungan secara lengkap, serta adanya kepastian hokum batas wilayah KPHP Model Bukit Punggur dan adanya kepastian wilayah di luar izin yang dapat dikelola KPHP Model Bukit Punggur

1. Inventarisasi vegetasi, potensi kayu, HHBK, jasa lingkungan serta sosial, ekonomi dan budaya masyarakat

Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42

8 Kegiatan 200.000 KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015, 2017, 2019, 2021

2. Identifikasi potensi HHBK unggulan dan jasa lingkungan

Reg. 24, Reg. 41 3 Lokasi (2x)

1.100.000 KPH, BPPHP APBD/ APBN 2015, 2020

3. Sosialisasi tata batas kawasan KPHP

Reg. 24, Reg. 41, GihamTahmi dan Reg. 42

20 Kegiatan 1.200.000 KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015, 2016, 2017, 2019,

2024 4. Orientasi batas kawasan

KPHP Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42

500 Km 7.000.000 KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015, 2020

5. Pemeliharaan pal batas kawasan KPHP

Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42

500 Km 2.500.000 KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2016, 2021

6. Pembuatan batas blok dengan tanaman kehidupan

Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42

4 Blok 400.000 KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015, 2016, 2017, 2018,

7. Pembagian petak dengan tanaman kehidupan

Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42

101 Petak

400.000

KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015, 2016, 2017, 2019,

2024

Estimasi Biaya -

-

-

-

12.800.000

-

-

-

2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu

Terkelolanya wilayah- wilayah di luar izin

1. Sosialisasi pemantapan kawasan hutan

KPHP Model Bukit Punggur

3 Kegiatan 180.000 KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN/

2015, 2016

2. Membuat perjanjian kemitraan antara masyarakat dengan KPH

Reg. 24. Reg. 41, Giham Tahmi

10 Kegiatan 50.000 KPH, BPKH, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015-2024

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

Page 91: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume

Biaya *

(x Rp.1.000)

Para Pihak

Sumber Dana *

Tahun

Kegiatan

3. Identifikasi kayu, HHBK, dan jasa lingkungan

Blok pemberdayaan / wilayah tertentu

6 Lokasi 150.000 KPH, B2HP, BPKH, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015, 2016, 2017, 2019,

2024 4. Penanaman berbagai jenis

MPTS, TUL, kayu produksi daur pendek

Blok pemberdayaan / wilayah tertentu

3.264 ha 19.584.000 KPH, BPDAS, BPPHP, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015-2024

Estimasi Biaya - - - - 19.964.000 - - -

3. Pemberdayaan Masyarakat

Terwujudnya penataan lahan dan meningkatnya kesadaran masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan, penguatan kelompok masyarakat

1. Pendataan dan Penertiban KTH

Reg. 24.Reg. 41, GihamTahmidanReg 42

10 Kegiatan 100.000 KPH, BPDAS, BPPHP,

Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015-2024

2. Penguatan kelembagaan dan negosiasi

Reg. 24.Reg. 41, GihamTahmidanReg 42

10 Kegiatan 100.000 KPH, BPDAS, BPPHP,

Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN

2015-2024

3. Sosialisi/penyuluhan kepada masyarakat

Reg. 24. Reg. 41, GihamTahmi dan Reg. 42

10 Kegiatan 100.000 KPH, BPDAS, BPPHP,

Diskab/prov, BAKORLUH, BP4K,

masyarakat

APBD/ APBN 2015-2024

4. Penyusunan Kesepakatan Pengelolaan

Reg. 24. Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42

10 Kegiatan 100.000 KPH, BPDAS, BPPHP, BPKH,

Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015-2024

5. Fasilitasi kemitraan pengelolaan hutan di areal ada izin pemanfaatan oleh pihak ketiga

Reg. 24, Giham Tahmi dan Reg. 42

3 Kegiatan 30.000 KPH, BPDAS, BPPHP, BPKH,

Diskab/prov, pemegang izin

APBD/ APBN 2015-2017

6. Fasilitasipelatihandanpengembangan SDM melalui HKm, kemitraan dan jasa lingkungan

Reg. 24. Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42

10 Pelatihan Gapoktan

500.000 KPH, BPDAS, BPTH, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015-2024

Estimasi Biaya - - - - 930.000

- - -

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

Page 92: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume

Biaya *

(x Rp.1.000)

Para Pihak

Sumber Dana *

Tahun

Kegiatan

4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan pada areal yang berizin

Terjaminnya pelaksanaan pengelolaan hutan yang lestari oleh pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan serta terbangunnya kemitraan antara pemegang izin dengan masyarakat

1. Monitoring dan evaluasi HTI dalam realisasi tanaman, RKU dan RKT

Giham Tahmi dan Reg. 42 20 Kegiatan 200.000 KPH, BPPHP APBD/ APBN 2015-2024

2. Pembinaandan monitoring evaluasi pada wilayah pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.

Reg. 24, Giham Tahmi dan Reg. 42

30 Kegiatan 300.000 KPH, BPKH, Diskab/prov

APBD/ APBN 2015-2024

3. Pemetaan potensi dan resolusi konflik

Giham Tahmi, Reg. 42 10 Lokasi (2x)

1.700.000 KPHP, BPPHP APBN/ APBD 2015, 2020

4. Bimbingan teknis pengelolaan hutan produksi

KPHP Model Bukit Punggur

1 KPH (10x) 3.100.000

KPHP, BPPHP APBN/ APBD

2015-2024

Estimasi Biaya - - - - 5.300.000 - - - 5. Rehabilitasipada

Areal Kerja di Luar Izin

Terwujudnya pelaksanaan rehabilitasi lahan dan meningkatnya luas dan kualitas tutupan hutan, serta penyadaran masyarakat

1. Pembuatan pembibitan / persemaian

Reg. 24 dan Reg. 41 2 unit 150.000 KPH, BP2HP, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2016, 2021

2. Rehabilitasi / reboisasi Reg. 24 dan Reg. 41 3000 ha 18.000.000 KPH, BPDAS, BPPHP,

Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015-2024

3. Pemeliharaan tanaman Reg. 24 dan Reg. 41 3000 ha 12.000.000 KPH, BPDAS, BPPHP,

Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015-2024

4. Pembinaan, monitoring dan evaluasi rehabilitasi lahan

Reg. 24 dan Reg. 41 10 Kegiatan 100.000 KPH, BPDAS, BPPHP,

Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015-2024

5. Sosialisasi / penyuluhan RHL

Reg. 24 dan Reg. 41 10 Kegiatan 100.000 KPH, BPDAS, BPTH, BAKORLUH, BP4K,

Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015-2024

6. Sertifikasi sumber benih

Reg. 24 dan Reg. 41 10 Jenis 100.000 KPH, BPTH APBD/ APBN 2015-2024

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

Page 93: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume

Biaya *

(x Rp.1.000)

Para Pihak

Sumber Dana *

Tahun

Kegiatan

Estimasi Biaya - - - - 30.450.000 - - - 6. Pembinaan dan

Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di dalam areal yang berizin

Terwujudnya pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi lahan kritis oleh pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di wilayah KPHP Model Bukit Punggur

1. Pendataan lahan krritis padalahan yang dibeban iizin di HP dan HL

Reg. 24, GihamTahmidanReg 42

3 Lokasi/thn 300.000 KPH, BPKH, Diskab/prov,

pemegang izin

APBD/ APBN 2015-2024

2. Pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi lahan oleh pemegang izin

Reg. 24, Giham Tahmi danReg. 42

3 Lokasi/thn 300.000 KPH, BPKH, Diskab/prov,

pemegang izin

APBD/ APBN 2015-2024

Estimasi Biaya - - - - 600.000 - - - 7. Rencana

Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam

Terwujudnya perlindungan dan pengamanan kawasan dari perambahan dan bahaya kebakaran hutan serta penegakan hukum

1. Pengamanan hutan KPHP Model Bukit Punggur

1 KPH (10x) 10.100.000 KPH, BPPHP APBD/ APBN 2015-2024

2. Membentuk PAM Swakarsa bersama pemegang izin

Reg. 42 dan Giham Tahmi, Reg. 24

3 Lokasi 60.000 KPH, BKSDA, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015, 2018, 2023

3. Membentuk Satgas pemadam kebakaran

Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42

4 Lokasi 80.000 KPH, BKSDA, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015, 2020

4. Membangun menara pengawas dan kantong-kantong air

Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi danReg. 42

4 Unit 200.000 KPH, BKSDA, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015-2020

5. Pendataan flora dan fauna yang dilindungi

Reg. 24 dan Reg. 41 2 Kegiatan 150.000 KPH, BKSDA, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015, 2016

6. Sosialisasi perlindungan hutan dan konservasi alam

Reg. 24 dan Reg. 41 10 Kegiatan 150.000 KPH, BKSDA, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015-2024

Estimasi Biaya - - - - 10.740.000 - - - 8. Rencana

Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar pemegang izin

1. Sosialisasi pokok-pokok kebijakan pengelolaan kawasan

KPHP Model Bukit Punggur

10 Kegiatan 150.000 KPH, BPPHP, BPDAS, Diskab/prov,

masyarakat

APBD/ APBN 2015-2024

2. Pertemuan rutin antara KPH dan pemegang izin

Pemegang izin dan masyarakat

10 Kegiatan 150.000 KPH, BPPHP, BPDAS, Diskab/prov,

masyarakat

APBD/ APBN 2015-2024

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

Page 94: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume

Biaya *

(x Rp.1.000)

Para Pihak

Sumber Dana *

Tahun

Kegiatan

3. Membentuk sistem kerjasama, komunikasi dan kolaborasi pengelolaan kawasan antara KPH dan pemegang izin

Pemegang izin dan masyarakat

1 Kegiatan 50.000 KPH, pemegang izin APBD/ pemegang

izin

2015

Estimasi Biaya - - - - 350.000 - - - 9. Koordinasi dan

sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait

Terbangunnya kemitraan dengan parapihak dan meningkatnya pendapatan masyarakat

1. Membentuk kelembagaan kolaboratif yang melibatkan parapihak

Pemegang izin, Pemda/instansi terkait, masyarakat

1 Kegiatan 50.000 KPH, UPT Kemenhut, Diskab/prov, masyarakat

APBD/ APBN 2015

2. Pengembangan kemitraan pengelolaan blok pemanfaatan dan blok pemberdayaan

Pemegang izin dan masyarakat

10 Kegiatan 100.000 KPH, BPKH, BPDAS, BPPHP, Diskab/prov,

masyarakat

APBD/ APBN,

Dana Pihak Ketiga

2015-2024

Estimasi Biaya - - - - 150.000 - - - 10. Rencana penyediaan

dan peningkatan Kapasitas SDM

Terbentuknya struktur organisasi KPHP Model Bukit Punggur mandiri dan profesional

1. Pengembangan SDM dan Kelembagaan

KPHP Model Bukit Punggur

2 Kegiatan 1.200.000 KPHP, BPPHP APBD/ APBN 2015, 2020

2. Diklat SDM KPH Personil KPHP 10 Kegiatan 1.000.000 KPH, Kemenhut, Pemda

APBD/ APBN 2015-2024

3. Studi banding Personil KPHP

2 Kegiatan 50.000 KPH, Diskab/prov APBD/ APBN 2015-2024

Tersedianya Prosedur Kerja (SOP) sesuai bidang tugas dan kebutuhan

1. Penyusunan Prosedur Kerja KPH

KPHP Model Bukit Punggur

5 Kegiatan 50.000 KPH, Kemenhut Diskab/prov

APBD/ APBN 2015-2024

Meningkatnya sarana dan prasarana penunjang kelembagaan

1. Pembangunan Kantor RPH

Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42

3 Unit 750.000 KPH, BPPHP

APBD/ APBN 2015-2016

2. Pembangunan mess dan sarprasnya

KPHP Model Bukit Punggur

1 Unit 350.000 KPH, BPKH, Diskab/prov,

APBD/ APBN 2015-2016

3. Penyiapan tanah untuk kantor resort

KPHP Model Bukit Punggur

3 Unit 150.000 KPH, Pemda APBD 2015-2016

4. Pembangunan pondok kerja, pondok jaga dan pos jaga

Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi dan Reg. 42

4 Unit 40.000 KPH, Pemda, Kemenhut

APBD/ APBN 2015-2016

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

Page 95: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume

Biaya *

(x Rp.1.000)

Para Pihak

Sumber Dana *

Tahun

Kegiatan

5. Pengadaan peralatan kantor dan peralatan teknis

KPHP Model Bukit Punggur

2 Paket 200.000 KPH, Kemenhut APBD/ APBN 2015-2016

6. Pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi sarana dan prasarana

KPHP Model Bukit Punggur

10 Kegiatan 1.000.000 KPH, Pemda, Kemenhut

APBD/ APBN 2015-2024

Estimasi Biaya -

-

-

-

4.790.000

-

-

-

11. Penyediaan Pendanaan

Tersedianya sistem pendanaan yang didukung oleh pihak terkait

1. Penyusunan skema pendanaan kerja sama dengan pemegang izin/ pihak ketiga

KPHP Model Bukit Punggur

1 Kegiatan 25.000 KPH, Kemenhut, Pemegang izin,

Diskab/prov APBD/

APBN, Dana Pihak Ketiga

2015-2016

2. Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)

KPHP Model Bukit Punggur

1 Kegiatan 25.000 KPH, Pemda APBD/ APBN 2015

Estimasi Biaya - - - - 50.000 - - - 12. Pengembangan

database Terbangunnyabank data / database KPHP Model Bukit Punggur

1. Penyiapan perangkat database

KPHP Model Bukit Punggur

1 Paket 250.000 KPH, Kemenhut, Diskab

APBD/ APBN 2015-2016

2. Pembuatan database sumber daya hutan

KPHP Model Bukit Punggur

1 Paket 50.000 KPH, Kemenhut, Diskab

APBD/ APBN 2015-2016

3. Pembuatan database kepegawaian

KPHP Model Bukit Punggur

1 Paket 50.000 KPH, Kemenhut, Diskab

APBD/ APBN 2015-2016

4. Penyusunan dan pengelolaan sistem database keuangan

KPHP Model Bukit Punggur

1 Paket 50.000 KPH, Kemenhut, Diskab

APBD/ APBN 2015-2016

5. Pembuatan database sosekbud masyarakat

KPHP Model Bukit Punggur

1 Paket 50.000 KPH, Kemenhut, Diskab

APBD/ APBN 2015-2016

6. Membangun manajemen sistem pusat informasi

KPHP Model Bukit Punggur

1 Paket 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab

APBD/ APBN 2015-2016

Estimasi Biaya - - - -

550.000

- - -

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

Page 96: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume

Biaya *

(x Rp.1.000)

Para Pihak

Sumber Dana *

Tahun

Kegiatan

13. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola

Penyesuaian rencana pengelolaan dengan kondisi terkini antara rencana, tata kelola dan fakta di lapangan

1. Review wilayah kelola ke dalam resort-resort

Reg. 24,Reg. 41, Giham Tahmi, dan Reg. 42

2 Kegiatan 100.000 KPH, BPKH, Diskab APBD/ APBN 2019, 2024

2. Review pembagian blok

Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi, dan Reg. 42

2 Kegiatan 100.000 KPH, BPKH, Diskab APBD/ APBN 2019, 2024

Estimasi Biaya - - - - 200.000 - - - 14. Penyusunan

rencana pengelolaan Tersedianya dokumen rencana pengelolaan

1. Review RPHJP KPHP Model Bukit Punggur

2 Dok 1.400.000 KPHP, BPPHP APBD/ APBN 2015, 2020

2. Penyusunan RPH Jangka Pendek

KPHP Model Bukit Punggur

10 Judul 3.000.000 KPHP, BPPHP APBD/ APBN 2015-2024

3. Penyusunan Rencana Bisnis KPHP

KPHP Model Bukit Punggur

7 Judul 2.100.000 KPHP, BPPHP APBD/ APBN 2015-2020

4. Penyusunan Rencana Teknis

KPHP Model Bukit Punggur

5 Judul 150.000 KPHP, BPPHP APBD/ APBN 2015-2020

5. Penyusunan RPHJP Tahun 2025-2034

KPHP Model Bukit Punggur

1 Judul 150.000 KPHP, BPPHP APBD/ APBN 2024

6. Penyusunan Renstra dan Renja

KPHP Model Bukit Punggur

12 Judul 600.000 KPHP, BPPHP APBD/ APBN 2015-2020

Estimasi Biaya - - - - 7.400.000 - - - 15. Pengembangan

Investasi Meningkatnya tutupan hutan, produksi kayu, HHBK dan pendapatan masyarakat

1. Pengembangan Agroforestry / Silvopasture

Blok pemberdayaan, wilayah tertentu

1 Kegiatan 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab, masyarakat

APBD/ APBN/ Dana Pihak Ketiga

2015-2024

2. Pemanfaatan air untuk

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit ListrikTenaga Air (PLTA)

Reg. 24 1 Kegiatan 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab, masyarakat

Dana Pihak Ketiga

2015-2024

3. Pemanfaatan air untuk sumber air minum mineral

Reg. 24 1 Kegiatan 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab, masyarakat

Dana Pihak Ketiga

2015-2024

4. Pemanfaatan jasa lingkungan Air Terjun Putri Malu dan Sumber Air Panas Vilamasin

Blok pemberdayaan, wilayah tertentu

1 Kegiatan 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab, masyarakat

Dana Pihak Ketiga

2015-2024

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024

Page 97: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1496031281RPHJP_KPH… · UNIT PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI BUKIT PUNGGUR

Kegiatan Output Sub Kegiatan Sasaran/Lokasi Volume

Biaya *

(x Rp.1.000)

Para Pihak

Sumber Dana *

Tahun

Kegiatan

5. Pengembangan tanaman gaharu, jabon dan MPTS

Blok pemberdayaan, wilayah tertentu

1 Kegiatan 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab, masyarakat

Dana Pihak Ketiga

2015-2024

6. Pengembangan hasil hutan non kayu (karet, kopi, lebah madu, aren, bambu, serai wangi, jahe, dll.)

Reg. 24, Reg. 41, Giham Tahmi, dan Reg. 42

1 Kegiatan 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab, masyarakat

Dana Pihak Ketiga

2015-2024

7. Pembangunan Penangkaran Rusa

Reg. 41 1 Kegiatan 500.000 KPH, Kemenhut, Diskab

APBD/ APBN/ Dana Pihak Ketiga

2015-2024

8. Pemfaatan jasa karbon

(REDD+) Reg. 24, Giham Tahmi dan Reg. 42

1 Kegiatan 100.000 KPH, Kemenhut, Diskab

Dana Pihak Ketiga

2015-2024

Estimasi Biaya - - - - 1.200.000 - - - Total Estimasi Biaya - - - - 95.474.000 - - -

Keterangan : * Jumlah Biaya dan Sumber Dana yang tercantum dalam RPHJP KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015-2024 digunakan untuk perencanaan kegiatan

dan bukan merupakan dokumen anggaran.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Bukit Punggur Tahun 2015 -2024