laporan - dprdpr.go.id/dokakd/dokumen/k5-12-fde4e7f880896671d... · peninjauan sarana dan prasarana...

21
1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANGGAL 12 – 14 DESEMBER 2019 KOMISI V DPR RI JAKARTA, 2019

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

1

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI

DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI

KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANGGAL 12 – 14 DESEMBER 2019

KOMISI V DPR RI JAKARTA, 2019

Page 2: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

2

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………………… 3

I.1. Dasar Hukum ………………………………………………………………………… 3

I.2. Maksud dan Tujuan ……………………………………………………… 3

I.3. Lokasi dan Waktu ……………………………………………………… 4

II. HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN …………………………….…………………… 5

III. KESIMPULAN/REKOMENDASI ………………………………………… 18

LAMPIRAN ………………………………………………………………………………….. 19

Page 3: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

3

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI

DALAM RANGKA PENINJAUAN INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI

KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANGGAL 12 – 14 DESEMBER 2019

I. PENDAHULUAN

I.1 Dasar Hukum

1. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20,

Perubahan Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23;

2. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-

Undang RI Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

3. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang

Perubahan atas Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib Dewan

Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI adalah :

1. Untuk melaksanakan fungsi pengawasan dengan melihat secara langsung kondisi

infrastruktur dan transportasi di Provinsi Kepulauan Riau.

2. Untuk menyerap aspirasi masyarakat dan pemerintah daerah mengenai kebutuhan dan

permasalahan yang terkait dengan pembangunan infrastruktur dan transportasi pada

umumnya termasuk infrastruktur dan transportasi pendukung sektor pariwisata.

Page 4: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

4

Sedangkan tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja adalah dalam rangka melaksanakan

Fungsi dan Tugas Dewan sesuai dengan Pasal 58, ayat (3), Peraturan Dewan Perwakilan

Rakyat Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan DPR RI Nomor

1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia., yaitu:

butir a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, termasuk APBN,

serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya;

butir d. melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.

Selanjutnya Tata Tertib DPR RI Pasal 59 ayat (3) juga menyatakan bahwa: ”Dalam

melaksanakan tugas komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (3) dan tindak

lanjut pengaduan masyarakat, komisi dapat:”

butir f. mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses atau mengadakan kunjungan kerja

spesifik dalam masa sidang, yang hasilnya dilaporkan dalam rapat komisi untuk

ditindaklanjuti.

I.2. Lokasi dan Waktu

1. Pelaksanaan Kunjungan diadakan pada Tanggal 12 – 14 Desember 2019;

2. Lokasi Kunjungan Kerja Spesifik di Pulau Batam & Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau.

1.3. Agenda Kunjungan

1. Peninjauan Infrastruktur Bandara Hang Nadim, Pulau Batam;

2. Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga

Punggur, Pulau Batam;

3. Peninjauan pembangunan Pelabuhan di Kawasan Industri Lobam;

4. Peninjauan rencana pembangunan Jembatan Batam – Bintan;

5. Peninjauan pembangunan Bandara Busung;

6. Peninjauan pembangunan Bendungan/ DAM Busung;

7. Pertemuan dengan Gubernur Kepulauan Riau, para Bupati/ Walikota bersama SKPD

terkait, serta seluruh Mitra Komisi V DPR RI;

8. Peninjauan Waduk Gesek, Pulau Bintan

9. Peninjauan Pembangunan KEK Galang Batang

Page 5: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

5

II. HASIL KUNJUNGAN DAN TEMUAN LAPANGAN

A. UMUM

Pembangunan di Kepulauan Riau, khususnya di Pulau Batam dan Pulau Bintan,

masih membutuhkan perhatian, percepatan pembangunan, upaya rehabilitasi

dan dukungan politik Komisi V DPR RI terkait kebutuhan pembiayaan yang

bersumber dari APBN.

Permasalahan yang menonjol, baik saat kunjungan maupun diskusi dengan

pemerintah daerah adalah masalah pembebasan lahan dan kurangnya

dukungan terhadap pembiayaan pembangunan di Kepulauan Riau.

B. PENINJAUAN INFRASTRUKTUR BANDARA HANG NADIM, PULAU

BATAM;

Selayang Pandang

- adanya rencana dari Kementerian BUMN yang akan membuat holding

transportasi udara di Bandara Hang Nadim Batam. Rencana tersebut

sedang distudikan atau dalam pembahasan di Kementerian BUMN.

- Kemungkinan sebagai holdingnya adalah PT Angkasa Pura II, PT Angkasa

Pura I sebagai operatornya atau airport operator.

- Meskipun nantinya PT Angkasa Pura I masuk ke Bandara Hang Nadim

Batam yang akan membuka holding transportasi udara, hal tersebut tidak

akan mengubah kewenangan pengelolaan Bandara Hang Nadim Batam

dari BP Batam ke Angkasa Pura I.

Catatan Kunjungan

- Komisi V DPR RI meminta pihak BP Batam maupun PT Angkasa Pura

untuk bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, terhadap

kegiatan pengelolaan Bandar Udara Internasional Hang Nadim termasuk

kegiatan bisnis komersil, dengan tetap mengutamakan Keselamatan,

Keamanan, dan Kualitas Pelayanan kepada pengguna.

- Penyiapan sarana dan prasarana dalam lingkup Bandara Hang Nadim juga

harus memperhitungkan antisipasi kesiapan beralihnya pengelolaan FIR

dari Singapura dan Malaysia ke Indonesia.

Page 6: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

6

C. PENINJAUAN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI

PENYEBERANGAN TERMINAL FERRY TELAGA PUNGGUR, PULAU

BATAM;

Selayang Pandang

- Pada tanggal 05 Desember lalu, dikabarkan Penumpang Kapal Ferry

Batam tujuan Tanjungpinang dikabarkan gagal berangkat yang

mengakibatkan pelayanan terhadap puluhan penumpang yang tak bisa

berangkat dan menumpuk di pelabuhan domestik Telaga Punggur.

- Dari sejumlah pemberitaan, dikabarkan bahwa kejadian ini karena

kurangnya armada atau tidak adanya kapal yang akan mengangkut, serta

tidak adanya BBM untuk kapal tersebut.

Catatan Kunjungan

- Kejadian pada tanggal 05 Desember terkait ketiadaan pasokan BBM untuk

kapal, bukan terjadi di Terminal Ferry Telaga Punggur yang dikelola PT

ASDP, namun terjadi di Terminal Domestik di sebelahnya yang dikelola

oleh Pemerintah Daerah.

- Namun, Komisi V DPR RI meminta kepada pengelola Terminal, baik yang

dikelola pemerintah daerah maupun PT ASDP agar kejadian ini tidak boleh

terulang lagi, utamanya dalam pelayanan kritis dalam menghadapi Natal

dan Tahun Baru, ataupun perayaan keagamaan lainnya seperti mudik

Lebaran.

- Komisi V DPR RI menekankan kepada semua pihak mengedepankan

aspek Keselamatan, Keamanan dan Kualitas Pelayanan dalam ber-

Transportasi meminta klarifikasi dari Pemerintah melalui Ditjen

Perhubungan Darat (ASDP) Kementerian Perhubungan.

- Di masa mendatang, Komisi V DPR RI mendesak Pemerintah agar

kejadian ini tidak boleh terulang lagi, utamanya dalam pelayanan kritis

dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru, ataupun perayaan keagamaan

lainnya seperti mudik Lebaran.

D. PENINJAUAN PEMBANGUNAN PELABUHAN DI KAWASAN INDUSTRI

LOBAM;

Selayang Pandang

- Bintan telah resmi ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan

Pelabuhan Bebas untuk jangka waktu 70 tahun, setelah sebagian wilayah

di Kawasan Industri Galang Batang dikeluarkan dari kawasan Bintan.

Page 7: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

7

- Penetapan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 41 Tahun

2017 tentang Perubahan atas PP No. 47 Tahun 2007 tentang Kawasan

Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan, yang diteken oleh

Presiden Joko Widodo pada 11 Oktober 2017. Berdasarkan PP tersebut,

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan meliputi

sebagian wilayah Kabupaten Bintan dan sebagian wilayah Kawasan

Industri Galang Batang.

- Selain itu, seluruh Kawasan Industri Maritim, dan Pulau Lobam, serta

sebagian wilayah Kota Tanjung Pinang yang meliputi Kawasan Industri

Senggarang dan Kawasan Industri Dompak Darat.

- Bintan Offshore Marine Centre (BOMC) tengah membangun pelabuhan

untuk proyek lepas pantai di kawasan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau,

untuk kepentingan industrial. Pelabuhan itu didirikan di kawasan industri

Bintan Inti Industrial Estate (BIIE), Lobam Bintan Utara. BOMC

merupakan hasil joint venture antara penyedia jasa logistik Australia,

Qube Holdings dan Singatac, perusahaan bidang fabrikasi peralatan

offshore di Singapura. BOMC akan memproduksi peralatan untuk industri

minyak dan gas lepas pantai, perkapalan serta industri penerbangan.

Fasilitas pelabuhan disesuaikan kareteristik proyek offshore: enam

dermaga dengan rentang panjang hingga 700 m, dan kolam sandar

hingga 10 m.

Catatan Kunjungan:

- Komisi V DPR RI mendukung upaya Kawasan Industri Lobam untuk

membangun Pelabuhan dan fasilitas pendukungnya. Untuk itu, Komisi V

DPR RI menggarisbawahi dan meminta Kawasan Industri Lobam untuk

meningkatkan koordinasi dengan Ditjen Perhubungan Laut Kementerian

Perhubungan, utamanya berkenaan dengan aspek Keselamatan,

Keamanan dan Kualitas Pelayanan Pelayaran.

- Penetapan lokasi rencana Pelabuhan Lobam tertuang dalam Keputusan

Menteri Perhubungan No. KP 414 Tahun 2013 tentang Rencana Induk

Pelabuhan Nasional (RIPN). Komisi V DPR RI meminta Ditjen

Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan untuk mengecek status

pelabuhan dimaksud dalam RIPN pada perubahan yang tertuang dalam

Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 432 Tahun 2017, untuk

mensinergikannya dalam Tatanan Kepelabuhanan untuk Kepulauan Riau

dan sekitarnya, serta Tatanan Kepelabuhanan Nasional.

Page 8: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

8

E. PENINJAUAN RENCANA PEMBANGUNAN JEMBATAN BATAM –

BINTAN;

Selayang Pandang

- Jembatan Batam–Bintan atau Jembatan Babin adalah sebuah jembatan

sepanjang 6.4 kilometer yang terletak di Kepulauan Riau. Jembatan

tersebut direncanakan akan dibangun pada tahun 2020 dan dibangun

dengan masa pembangunan sekitar 3-4 tahun. Selain Pulau Batam dan

Pulau Bintan, empat pulau yakni Pulau Tanjung Taluk, Pulau Ngenang,

Pulau Tanjung Sauh, dan Pulau Lobam juga direncanakan akan dilewati

oleh jembatan tersebut.

- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki

Hadimuljono menargetkan pembangunan Jembatan Batam - Bintan mulai

dibangun pada 2020. Saat ini, Menteri PUPR masih akan mengevaluasi

hasil studi kelayakan atau feasibility study (FS).

- Jembatan yang rencananya akan dibangun dengan kisaran biaya Rp 4-5

triliun tersebut digadang-gadang akan menjadi yang terpanjang di

Indonesia. Dengan adanya jembatan Batam-Bintan, transportasi

menuju/dari Pulau Bintan yang semakin lancar diharapkan dapat

meningkatkan aktivitas pariwisata.

- Direncanakan, lalu lintas di jembatan tersebut tidak dipungut biaya.

Potensi ekonomi di Batam pun bisa semakin dimaksimalkan. Karena

kemungkinan besar wisatawan asal Singapura dan Malaysia akan

melewati Batam terlebih dahulu sebelum mengarah ke Bintan.

Catatan Kunjungan

- Proyek fisik pengerjaan jembatan Batam-Bintan (Babin) diundur. Hal

tersebut dikarenakan dengan APBN Tahun anggaran 2020, Kementerian

PUPR masih fokus untuk menuntaskan review Detail Engineering Design

(DED), termasuk penentuan trase, sehingga masih belum dalam proses

pengadaan lahan.

- Saat ini sedang tahaan review FS (fisibility study) terhadap FS yang dibuat

BP Batam tahun 2005 dan FS yang dibuat Pemprov Kepulauan Riau tahun

2010.

- Oleh karena proses review DED dan termasuk FS-nya masih dalam proses

perampungan, maka pembangunan fisik diupayakan pada tahun

berikutnya. Sehingga pelaksanaan fisik proyek strategis tersebut,

kemungkinan baru dimulai pada 2020 atau 2021 mendatang.

-

Page 9: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

9

- Terdapat 2 (dua) alternative Trase:

a) Alternative 1: Batam – Tj Sauh-Buau-Bintan (Panjang total 16,65km,

panjang struktur 7,79km)

b) Alternative 2: Batam – Tj Sauh-Ngenang-Bintan (Panjang total

20,04km, panjang struktur 7,41km)

- Vertical Clearence belum dapat ditentukan dikarenakan masih menunggu

RIP (Rencana Induk Pelabuhan), sementara ini masih digunakan setinggi

40 meter. Untuk itu, Komisi V DPR RI meminta Ditjen Bina Marga untuk

segera melakukan koordinasi dengan Ditjen Perhubungan Laut

Kementerian Perhubungan.

- Mengingat rencana pembangunan Jembatan Batam-Bintan ini sejak lama

direncanakan dan dibutuhkan masyarakat Kepulauan Riau, maka untuk

itu, Komisi V DPR RI mendesak Kementerian PUPR untuk segera

melakukan percepatan review sejumlah dokumen rencana agar dapat

segera memulai proses fisik pembangunan.

F. PENINJAUAN PEMBANGUNAN BANDARA BUSUNG;

BANDARA BUSUNG

Selayang Pandang

- Bandara Bintan Aviation Investmen (BAI) yang dibangun Group Gallant Venture Ltd (GVG) di Desa Busung, Kecamatan Seri Kuala Lobam (SKL), awalnya direncanakan akan beroperasi pada akhir tahun 2019, namun pernah menemui kendala perijinan karena perubahan kebijakan di Kementerian Perhubungan. Setelah kendala tersebut tidak menemui kendala lagi, maka dijadwalkan untuk melakukan percepatan pembangunan dan diupayakan proses pembangunan selesai sesegera mungkin di 2020 atau 2021.

- Bandara Busung ini akan menjadi bandara satu-satunya yang terlengkap dan terpanjang se-Asia. Landasannya memiliki panjang 3,8 Km dan juga ada hanggar perawatan pesawat yang dibangun Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF).

- GMF dan GVG ini juga akan mengembangkan Bintan sebagai pusat

penerbangan dan pariwisata. Bisnis industri penerbangan Commercial

Internasionl Private Airport yang digarap keduanya akan menghadirkan

berbagai jenis pesawat, manufaktur dan perakit mesin, komponen

pesawat, pusat pendidikan dan pelatihan di bidang aviasi, serta pusat

penelitian dan pengembangan. Hangar ini nantinya akan dilengkapi back

Page 10: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

10

up shop, component shop, engine shop beserta produk dan jasa

pendukungnya.

- Di dalam kawasan bandara pertama yang dimiliki pihak swasta di Indonesia akan dibangun sebuah kota tersendiri dan tempat tinggal untuk karyawan, pusat kesehatan, olahraga, dan perbelanjaan.

- Untuk tahap pertama akan dibangun hangar dengan 2 bay dan hangar painting. Pada tahun ketiga, hangar dikembangkan 2 bay sehingga terdapat 4 bay ditambah satu hangar painting. Hangar ini dilengkapi back up shop, component shop dan aircraft relater component.

- Pada tahap berikutnya akan dibangun Componen Shop dan engine shop beserta produk dan jasa pendukungnya. Nantinya BAI ini melayani perawatan pesawat berbadan lebar (wide body) seperti Boeing 777 sebanyak 10 unit, pesawat A330 berjumlah 16 unit yang ditambah menjadi 30 unit, serta pesawat Boeing 747.

- Bahkan maskapai lain dunia, khususnya Asia Pasifik dengan armada berbadan lebarnya akan landing ke BAI. Tercatat tahun 2013 total pasar perawatan pesawat di Asia Pasifik senilai USD 16,4 milyar dan dipastikan pada tahun 2022 akan meningkat 43,4 persen menjadi USD 26,5 milyar.

- Selain GMF, Bandara BAI juga bekerjasama dengan Sriwijaya Air Group (SAG). Dengan banyaknya kerjasama maskapai penerbangan, Bintan maupun Kepri akan menjadi kunjungan wisatawan diseluruh penjuru dunia. Pada tahun 2017, ditargetkan akhir 2019 Bandara BAI akan dipergunakan untuk penerbangan skala lokal dan internasional.

- Dengan hadirnya Bandara BAI, Bintan menjadi destinasi wisata utama didunia. PT BRC akan menyediakan kebutuhan penunjang kepariwisataan, antara lain pengembangan hotel dan resort dengan target 20 ribu kamar, empat wahana atraksi olahraga (lapangan golf internasional), wahana atraksi keluarga, jaringan utilitas listrik sebesar 30 Megawatt (Mw) milik sendiri dan 3O Mw dari PT PLN.

- Berikutnya, ketersediaan air bersih melalui waduk buatan dengan kapasitas 6 juta meter kubik. Kemudian pengelolaan air minum, jalan raya, jaringan kabel optik bawah tanah, pengelolaan limbah, pemadam kebakaran, sekolahan dan fasiltas lainnya, dengan target wisatawan tidak hanya 2 juta orang tapi hingga mencapai 6 juta sampai 8 juta orang pertahunnya.

- Diharapkan, pembangunan akan berdampak pada terserapnya tenaga kerja asal Bintan sebagai dukungan menekan angka kemiskinan, dan Pendapat Asli Derah (PAD) Bintan juga akan bertambah.

-

Page 11: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

11

Catatan Kunjungan:

- Pembangunan Bandara Busung telah diinisiasi sejak lama, dan tengah dalam proses pembangunan.

- Lahan pembangunan Bandara dan perijinan sudah tidak ada masalah.

- Dibutuhkan dukungan politik Komisi V DPR RI untuk percepatan pembangunan Bandara Busung.

- Ruang Udara Bandara Busung dan Bandara Hang Nadim sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan c.q. Perhubungan Udara dengan ditandai keluarnya ijin pembangunan bandara tersebut.

- Pada kegiatan pembangunan mengutamakan bahan material lokal.

- Jika pembangunan fisik telah selesai, diharapkan bahwa operasional bandara mengutamakan penyedia jasa nasional.

- Bandara ini akan mengembangkan Bintan sebagai pusat penerbangan dan pariwisata. Selain itu, bisnis industri penerbangan Commercial Internasional Private Airport akan menghadirkan berbagai jenis pesawat, manufaktur dan perakit mesin, komponen pesawat, pusat pendidikan dan pelatihan di bidang aviasi, serta pusat penelitian dan pengembangan. Untuk itu, diharapkan dukungan Komisi V DPR RI untuk mewujudkannya.

- Sesuai dengan amanat dalam UU No 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, bahwa Penerbangan diselenggarakan dengan tujuan:

“menciptakan daya saing dengan mengembangkan teknologi dan industri angkutan udara nasional”.

Untuk itu, kehadiran industri penerbangan yang handal, harus dikawal dengan sebaik-baiknya, dengan tetap memprioritaskan penyedia jasa penerbangan nasional terkait sebagai ujung tombaknya.

- Kehadiran PT GMF sebagai partner kerja GVG, harus bersinergi dengan pemangku kepentingan/ stakeholder dalam dan luar negeri dengan tetap memperhatikan kepentingan dunia penerbangan nasional.

- Selain itu, Komisi V DPR RI meminta Kementerian Perhubungan untuk memperhatikan dan mengawasi secara ketat aspek keselamatan, keamanan dan kualitas pelayanan di Bandara Busung.

G. PENINJAUAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN/ DAM BUSUNG;

Selayang Pandang

- Dalam prediksi beberapa tahun kedepan, Kota Batam diperkirakan akan

mengalami defisit air akibat pertumbuhan jumlah penduduk. Ketersediaan

air baku juga vital bagi perkembangan Kota Batam sebagai pusat

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau.

Page 12: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

12

- Jika tidak ada permasalahan dalam penyediaan lahan yang dibantu

Pemerintah Daerah, maka proses konstruksi dapat dilakukan paling

lambat tahun 2021. Sei Busung diproyeksikan dapat memasok air baku

untuk Kota Batam, Tanjung Pinang, dan Kabupaten Bintan dengan

kapasitas 4.000 liter/detik pada lahan seluas 4.721 Hektar (Ha). Adapun

rencananya adalah 2.500 liter perdetik untuk kebutuhan Kota Batam.

Sementara itu 1.500 untuk kebutuhan Pulau Bintan.

- Berdasarkan analisasi neraca air baku oleh BWS Sumatera IV, pada 2016

lalu defisit air di Pulau Bintan adalah 211 liter perdetik. Apabila tidak ada

embung atau waduk yang segera dibangun, maka pada 2020 mendatang

defisit air baku di Pulau Bintan mencapai pada angka 948 liter perdetik.

- Bendungan/Dam Busung namun masih tetap dalam kerangka rencana,

walau segala kelengkapan teknis DED dan Dokumen AMDAL-nya

sebenarnya telah dilakukan oleh Ditjen Sumber Daya Air Kementerian

PUPR.

- Kendala yang menghadang adalah belum jelasnya pembebasan lahan,

seyogyanya diselesaikan pemda.

- Bendungan/ Dam Busung diharapkan dapat membantu Bintan dalam

ketersediaan pasokan air hingga lebih 10 tahunan ke depan, dan bahkan

dapat mendukung KEK Galang Batang dan daerah sekitar Bintan.

Catatan Kunjungan

- Waduk Busung saat ini tengah dalam penyelesaian desain dan persiapan

pengadaan lahan.

- Terdapat kurang lebih 1.250 jiwa di area genangan.

- Masih terdapat kendala dalam rencana pembangunan fisik Bendungan/

DAM Busung karena masih terdapat masalah dalam pembebasan lahan,

yang merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah.

- Pembebasan lahan dalam area rencana pembangunan Bendungan/ DAM

Busung dimaksud, termasuk didalamnya ditengarai masuk sejumlah

kawasan hutan lindung.

- Untuk itu, Komisi V DPR RI mendesak Ditjen Sumber Daya Air

Kementerian PUPR untuk meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah

Daerah Kepulauan Riau terkait titik lokasi rencana pembangunan

dimaksud, dan meminta Pemerintah Daerah Kepulauan Riau untuk segera

melakukan pembebasan lahan berdasarkan review Rencana Tata Ruang,

dan melakukan koordinasi dengan Kementerian terkait yang membidangi

Kehutanan dalam rangka penggunaan kawasan di wilayah hutan.

Page 13: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

13

H. PERTEMUAN DENGAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, PARA BUPATI/

WALIKOTA BERSAMA SKPD TERKAIT, SERTA SELURUH MITRA

KOMISI V DPR RI;

Selayang Pandang

- Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, dalam hal ini Pelaksana Tugas

Gubernur Kepulauan Riau, Bapak H. Isdianto, S.Sos., yang didampingi

Forkopimda dan jajaran SKPD, memaparkan usulan pembangunan di

Kepualauan Riau yang memerlukan dukungan APBN, termasuk

diantaranya dukungan APBN dari Mitra Kerja Komisi V DPR RI.

- Permohonan dan usulan dukungan pembiayaan terhadap pembangunan

tersebut, antara lain sebagai berikut:

1. Pembangunan Jembatan Batam-Bintan;

2. Pembangunan Waduk Busung;

3. Pembangunan Pelabuhan Bongkar Muat Kundur di Pulau Kundur;

4. Penetapan Status Hak Atas Labuh Jangkar, yang saat ini masih

dilakukan pungutan dari UPT Kemenhub padahal sesuai UU No 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerag dan Perpres 16/2017

tentang Kebijakan Kelautan Indonesia, sudah merupakan

kewenangan hak Daerah Provinsi;

5. Permintaan Pembentukan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN)

Provinsi Kepri dan Pembentukan Balai Pengelola Transportasi Darat

(BPTD) Provinsi Kepri sendiri;

6. Pembangunan Jalan/Jembatan di Kota Tanjung Pinang

(Pembangunan Jalan Lingkar Kota Tanjung Pinang; Jembatan

Madong-Sungai Nyirih; Jembatan Pinang Marina-Tanjung Lanjut; Fly

Over Simpang Ramayana);

7. Penataan Kawasan Kota Pusaka di Kota Tanjung Pinang (Kawasan

Kota Lama di jalan Merdeka; Kawasan Pulau Penyengat; Kawasan

Kota Rebah);

8. Peningkatan Jalan/jembatan di Kota Batam ( Peningkatan Jalan

Ruas Simpang Batu Besar – Nongsa 8,5km; Peningkatan Jalan

Simpang Jam-Batu Ampar 6,6km; Peningkatan Jalan Simpang Sei

Harapan – Simpang Basecamp 8km; Pembangunan Fly Over

Simpang Kabil; Peningkatan Jalan Pelabuhan Batu Ampar-Bundaran

Nan Tongga-Simpang Baloi Center 5,2km; Pembangunan Jalan

Simpang Tembesi-Tanjung BErikat 7,76km; Pembangunan Jalan

Lingkat Luar (outer ringroad) Tiban-Jodoh 4km; Pembangunan Jalan

Tol Batu Ampar – Muka Kuning – Hang Nadim 25km)

Page 14: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

14

9. Pembangunan Pasar Induk Jodoh;

10. Pembangunan Rusunawa 15 twin block untuk MBR;

11. Pembangunan Jalan yang mendukung Kawasan FTZ, KEK dan

Kawasan Pariwisata Pulau Bintan, dan Major Project Integrasi

Pembangunan Batam-Bintan, yaitu peningkatan Jalan Nasional

Lintas Barat-Timur Pulau Bintan (penambahan Ruas Jalan)

sepanjang 66 km, dan Pembangunan Jalan Lingkar Pantai Timur

(Inner Ring Road) Pulau Bintan sepanjang 40km;

12. Pembangunan Pelabuhan Umum Angkutan Penyeberangan/ Mini Ro-

Ro di daerah pesisir (Pualau Kelong, Pulau Mapur, Pulau Numbing di

Kecamatan Bintan Pesisir, Pulau Mantang dan Pulau Dendun di

Kecamatan Mantang.;

13. Pembangunan Bandara Internasional Kelarik di perbatasan;

14. Penyelesaian Pembangunan Jalan Nasional Payalaman-Peninting

12km;

15. Pembangunan Pelabuhan Peti kemas di Kecamatan Siantan Selatan;

16. Pembangunan Bendungan Arung Hijau Baruk di Kabupaten

Kepulauan Anambas;

17. Pembangunan Pelabuhan Malarko di Kawasan FTZ Karimun;

18. Peningkatan Bandar Udara Raja Abdulah (Sei Bati) dari 1400m

menjadi 1600 meter;

19. Pembangunan Konektivitas Pembangunan Jembatan Pulau Papan-

Pulau Belat-Pulau Kundur;

20. Pembangunan Bendungan Jeluntung;

21. Pembangunan Pelabuhan Bongkar Muat Peti Kemas di Kawasan

Industri Sebayur;

22. Peningkatan Bandara Dabo dari 1350meter menjadi 2300meter.

Adapun selengkapnya terlampir

Catatan Kunjungan

- Komisi V DPR RI mendukung usulan pemerintah provinsi Kepulauan Riau

dalam memajukan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan

infrastruktur dan transportasi di Kepulauan Riau.

- Terkait dengan sejumlah usulan pembangunan yang perlu untuk

diakomodir dengan dukungan pembiayaan melalui APBN dari Mitra Kerja

Komisi V DPR RI, maka Komisi V DPR RI meminta Pemerintah Provinsi

Kepulauan Riau untuk meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi dengan

Mitra Kerja terkait, dengan mengedepankan aspek skala prioritas,

Page 15: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

15

akuntabilitas, dan memberikan output dan outcome yang seluas-luasnya

kepada masyarakat Kepulauan Riau, sesuai koridor aturan paraturan

perundang-undangan.

- Terhadap usulan yang menjadi skala prioritas, Komisi V DPR RI meminta

Mitra Kerja Komisi V DPR RI untuk segera mensinkronisasi dengan

sejumlah dokumen pemerintah, baik RPJM, maupun Renstra masing-

masing Mitra Kerja, dan menyampaikannya ke Komisi V DPR RI.

I. PENINJAUAN WADUK/BENDUNG GESEK, PULAU BINTAN

Selayang Pandang

- Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bintan dan Kota

Tanjung Pinang di Pulau Bintan (Jumlah Penduduk Pulau Bintan

diperkirakan ± 351,128 jiwa – Sumber : Biro Pusat Statistik 2012)

mengakibatkan peningkatan kebutuhan air baku untuk Pulau Bintan baik

untuk kebutuhan domestik / rumah tangga masyarakat serta kebutuhan

kegiatan pemerintahan, perekonomian, dan prasarana lainnya.

- Selain air, persoalan mendasar lain yang menjadi perhatian khusus 2HMS

adalah listrik dan konektiviti. Sejauh ini, Kepulauan Riau, khususnya

Bintan selalu didera dengan persoalan air. Keberadaan waduk Sei Pulai di

KM 14 arah Kijang yang sudah beroperasi sejak lama hanya mampu

menampung debit maksimal 250 liter/detik, dan waduk di Kolong Enam

Kijang baru mampu menampung debit 50 liter per detik. Dengan adanya

tiga waduk yang ada saat ini, yakni Waduk/Embung Gesek, Sei Pulai dan

Kolong Enam baru mampu menampung kapasitas air maksimal total 400

liter/detik.

- Pembangunan tampungan air baku sangat sesuai untuk penyediaan air

baku di Provinsi Kepulauan Riau, mengingat lapisan tanah di bawah

humus adalah bauksit yang bersifat kedap air. Hal ini menyebabkan di

Provinsi Kepulauan Riau tidak terdapat cekungan air tanah. Satu satunya

cara yang efisien dalam rangka menyimpan air hujan adalah dengan

membangun tampungan air baku sebanyak-banyaknya, dengan

mempertahankan dan memperbaiki daerah tangkapan air pada

tampungan tersebut.

Catatan Kunjungan

- Volume air waduk/embung Gesek dalam kondisi normal hanya dua meter.

Saat kemarau, waduk-waduk tersebut seringkali mengalami kekeringan.

Page 16: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

16

Pendalaman waduk yang diusulkan sejak tahun lalu kepada Balai Wilayah

Sungai sampai sekarang belum terealisasi. Pemerintah Provinsi Kepulauan

Riau berencana mengatasi krisis air bersih di wilayah Pulau Bintan dengan

mengintegrasikan ketiga waduk (Waduk Gesek, Waduk Kawal, dan Waduk

Sei Pulai) sebelum didistribusikan ke masyarakat.

- Namun Waduk Gesek, walaupun sudah diselesaikan dan beroperasi sejak

2015, bahkan telah dimanfaatkan oleh PDAM setempat, namun belum

dilakukan proses serah terima asset, dengan berbagai kendala di pihak

pemerintah daerah.

- Dikhawatirkan, dengan belum adanya serah terima asset, maka tidak ada

pihak yang akan melakukan pemeliharaan Waduk tersebut, termasuk

ancaman sedimentasi. yang kian lama kian bertumpuk.

- Untuk itu, Komisi V DPR RI meminta proses percepatan serah terima asset

dari Balai Wilayah Sungai Sumatera IV Batam kepada pemerintah daerah.

- Untuk mengatasi pendangkalan akibat proses sedimentasi yang akan

mempengaruhi fungsi dari Waduk/Embung Gesek terhadap daerah

layanan, Komisi V DPR RI meminta Balai Wilayah Sungai Sumatera IV

Batam untuk segera melakukan koordinasi dengan Ditjen Sumber Daya Air

Kementerian PUPR.

J. PENINJAUAN PEMBANGUNAN KEK GALANG BATANG

Selayang Pandang

- Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang berada di Pulau Bintan

Kepulauan Riau, yang merupakan sentra choke point Selat Malaka,

berdekatan dengan Batam Free Trade Zone dan Selat Philip. Lokasi KEK

Galang Batang mempunyai akses langsung dengan Selat Malaka dan Laut

China Selatan. KEK Galang Batang diusulkan oleh badan usaha PT Bintan

Alumina Indonesia dan telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah

Nomor 42 Tahun 2017, yang diundangkan pada 12 Oktober 2017 dan

diresmikan beroperasinya oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian,

Bapak Darmin Nasution pada tanggal 8 Desember 2018.

- Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang memiliki luas 2.333,6 ha (dua

ribu tiga ratus tiga puluh tiga koma enam helrtar) yang terletak dalam

wilayah Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan

Riau.

Page 17: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

17

- Batas Wilayah:

- Utara: Desa Gunung Kijang

- Timur: Desa Gunung Kijang dan Laut Cina Selatan

- Selatan: Desa Gunung Kijang dan Laut Cina Selatan

- Barat: Desa Gunung Kijang dan Desa Toapaya Selatan

- Keunggulan geostrategi wilayah Kepulauan Riau merupakan bagian dari

kerjasama Segitiga Pertumbuhan Ekonomi Indonesia-Malaysia-Singapura

melalui Growth Triangle Singapura-Johor-Riau dan Kepulauan Riau.

- Kawasan Ekonomi Khusus Gatang Batang akan berkembang bersamaan

dengan pengembangan wilayah beberapa kawasan di Indonesia seperti

Kawasan perdagangan Bebas dan pelabuhan Bebas Bintan, Kawasan

Perdagangan Bebas dan pelabuhan Bebas Batam, dan Kawasan

Perdagangan Bebas dan pelabuhan Bebas Karimun. Dengan demikian

Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang berada pada pasar perdagangan

ASEAN.

- KEK Galang Batang akan dikembangkan sebagai sentra industri

pengolahan mineral hasil tambang (bauksit) dan produk turunannya baik

dari refinery maupun dari proses smelter. Diperkirakan KEK Galang Batang

akan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 23.200 orang, tersebar

untuk industri pengolahan refinery sebesar 350 orang, industri

pengolahan smelter sebesar 260 orang dan jasa dermaga serta pelabuhan

yang berpotensi menciptakan kegiatan ikutan (multiplier effect) di

kawasan tersebut. Adapun nilai investasi pembangunan KEK Galang

Batang adalah sebesar Rp 36,25 Triliun untuk 6 tahun.

Catatan Kunjungan

- Komisi V DPR RI mengharapkan pada pembangunan KEK Galang Batang

ini dilakukan alih teknologi dan menyerap tenaga kerja konstruksi lokal.

- Selain itu, diharapkan penyelenggara pembangunan infrastruktur KEK

Galang Batang, utamanya Pelabuhan dan Jaringan Jalan Akses dari dan ke

lokasi KEK dimaksud, dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah serta

Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan dan Ditjen Bina

Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Page 18: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

18

III. KESIMPULAN/REKOMENDASI

1. Komisi V DPR RI mendorong percepatan pembangunan infrastruktur

dan transportasi di Kepulauan Riau dan meminta Mitra Kerja Komisi V

DPR RI untuk meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi

Kepulauan Riau.

2. Terkait dengan sejumlah kendala pembangunan, antara lain

pembebasan lahan, Komisi V DPR RI meminta Pemerintah Provinsi

Kepulauan Riau untuk segera melakukan proses pembebasan lahan

agar proses pembangunan fisik dapat segera dimulai.

3. Terkait sejumlah usulan pembangunan dari Pemerintah Provinsi

Kepulauan Riau yang disampaikan dalam pertemuan Kunjungan Kerja

Spesifik Komisi V DPR RI ke Kepulauan Riau, Komisi V DPR RI akan

mendukung usulan pembangunan yang terkait infrastruktur dan

transportasi yang berada dalam lingkup tugas dari Mitra Kerja Komisi V

DPR RI dengan mengedepankan aspek aspek skala prioritas,

akuntabilitas, dan memberikan output dan outcome yang seluas-

luasnya kepada masyarakat Kepulauan Riau, sesuai koridor aturan

paraturan perundang-undangan.

Jakarta, 14 Desember 2019

KETUA TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI KE KEPULAUAN RIAU/ PIMPINAN KOMISI V DPR RI, IR, RIDWAN BAE A - 345

Page 19: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

19

LAMPIRAN

1. Daftar Nama Anggota Tim Komisi V DPR RI Dalam Kunjungan Spesifik Ke

Kepulauan Riau

NO NO. ANG

N A M A FRAKSI DAPIL

1. A-345 IR. RIDWAN BAE KETUA TIM/

WAKIL KETUA KOMISI V/ FPG

SULTRA

2. A-253 H. HERSON MAYULU, SIP. F-PDIP/

ANGGOTA SULUT

3. A-153 BAMBANG SURYADI, SH., MH. F-PDIP/ ANGGOTA LAMPUNG II

4. A-275 Drs. H. HASAN BASRI AGUS, M.M F-PG/ ANGGOTA JAMBI

5. A-285 H. ANSAR AHMAD, SE., MM. F-PG/ ANGGOTA KEPRI

6. A-325 H. TUBAGUS HAERUL JAMAN, S.E FPG/ ANGGOTA BANTEN II

7. A-130 H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, SE, MSi. F-GERINDRA/ ANGGOTA SULSEL II

8. A-1 H. IRMAWAN, SSos. MM. F-PKB/ ANGGOTA ACEH I

9. A-5 SOFYAN ALI, S.Ag., SH., M.Pd. F-PKB/ ANGGOTA JAMBI

10. A-568 H. IRWAN, S.IP., MP. F-PD/ ANGGOTA KALTIM

11. A-525 DRH. JHONI ALLEN MARBUN, MM. F.PD/ ANGGOTA SUMUT II

12. A-551 LASMI INDARYANI, SE. F-PD/ ANGGOTA JATENG VII

13. A-418 H. SYAHRUL AIDI MAAZAT, Lc., M.A F-PKS/ ANGGOTA RIAU II

14. A-486 H.A. BAKRI HM., SE. F-PAN/ ANGGOTA JAMBI

15. A-488 HANNA GAYATRI, SH. F-PAN/ ANGGOTA SUMSEL II

16. A-482 ATHARI GHAUTHI ARDI F-PAN/ ANGGOTA SUMBAR I

SEKRETARIAT

18. NUNIK P. BUDIASTUTI, SH. KABAGSET KOMISI V DPR RI

19. MUHAMMAD SUBQI STAF

20. YULIATI DWININGRUM, SH STAF

21. GREGORIUS F.PADULUNA PTT

22. M. HASBI AZIS TENAGA AHLI

23. NUR FUAD TV PARLEMEN

24. M.RIZKY NUGROHO PEMBERITAAN

Page 20: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

20

2. Daftar Mitra Pendamping

NO N A M A JABATAN

KEMENTERIAN PUPR

DITJEN BINA MARGA

1. Ir. Bosar Hasoloan Pasaribu, M.T. Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IV Jambi

2. Endry Z. Djamal, S.T, M.T Kasatker Pelaksanaan Jalan Nasional Kepri

3. Boffi Asril, ST., MT Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Kepri

DITJEN SUMBER DAYA AIR

1. Made Sumiarsih Kepala Pusat Bendungan

2. Dr. Ismail Widadi, S.T., M.Sc. Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera IV Batam

DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN

1. Yudha Rommell Sibero, S.T., M.M. KaSubdit Data & Informasi, Direktorat Perencanaan Penyediaan Perumahan

DITJEN CIPTA KARYA

1. Albert Reinaldo, S.T., M.Si., M.Sc. Kepala Balai Prasarana Permukiman Wil. Kepri

2. Adi Suaidi, S.T., M.T. Kasie Perencana, Balai Prasarana Permukiman Wil. Kepri

3 Indra Setiady, ST Kasie Pelaksanaan, Balai Prasarana Permukiman Wil. Kepri

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DITJEN PERHUBUNGAN DARAT

1. Arif Muljanto Kasubdit Angkutan TSDP

DITJEN PERHUBUNGAN LAUT

1. Capt. Barlet, MM Kepala KSOP Khusus Batam

2. Fakhrin Riza, S.Sos, M.Si Kepala UPP Kelas I Tanjung Uban

DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

1. Asri Santosa Direktur Navigasi Penerbangan

2. Ary Winarni Kasubdit Prasarana Bandara

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

1 Drs. Saudi Lian, M.Si

Kasubdit Sumber Daya Air, Pertanahan dan Maritim, Dit. Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna, Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian DPDTT.

BMKG

1. Edison Kurniawan KaBalai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I BMKG

2. Dhira Utama Kepala Stasiun Meteorologi Kijang - Tanjungpinang

3. Suratman Kasie Datin Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam

4. Reno Sudibyo Staf Subbag Program dan Penyusunan Anggaran I.

Page 21: LAPORAN - DPRdpr.go.id/dokakd/dokumen/K5-12-fde4e7f880896671d... · Peninjauan sarana dan prasarana transportasi penyeberangan Terminal Ferry Telaga Punggur, Pulau Batam; 3. Peninjauan

21

NO N A M A JABATAN

BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN (BASARNAS)

1. F. Indrajaya Direktur Bina Potensi

2. Mumin Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjung Pinang

PT ANGKASA PURA II

1. Ajar Setiadi Director of Human Capital

2. Muhammad Syahril EGM Bandara Raja Haji Fisabilillah

PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY AEROASIA TBK (PT GMF AEROASIA TBK)

1. I Wayan Susena Direktur Business & Base Operation PT GMF AeroAsia Tbk

2. Rahmat Hanafi Senior Executive Project Manager Batam Bintan

3. Ariya Pramudiatama Government Relations Executive

PT ASDP INDONESIA FERRY

1. Arifuddin TS GM ASDP Cabang Batam

2. Sri Lin Astuti SGM Regional 1

PT PELINDO I

1. Syahputera Sembiring Direktur Operasi dan Komersil

3. Pejabat Pemerintah Daerah

PEMERINTAH DAERAH

1 Bapak H. Isdianto, S.Sos., Pelaksana Tugas Gubernur Kepulauan Riau

2 Bupati Bintan

Didampingi juga Perwakilan Pejabat Kabupaten di Kepulauan Riau, dan

Forkopimda Kepulauan Riau