peninjauan kembali rtrw kab

40
Lampiran IV : Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor : 327/KPTS/M/2002 Tanggal: 12 Agustus 2002 PEDOMAN PENINJAUAN KEMBALI PEDOMAN PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN WILAYAH KABUPATEN

Upload: faisol-faisol-rahman

Post on 25-Jul-2015

408 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peninjauan Kembali RTRW Kab

Lampiran IV : Keputusan Menteri KimpraswilNomor : 327/KPTS/M/2002Tanggal: 12 Agustus 2002

PEDOMAN PENINJAUAN KEMBALIPEDOMAN PENINJAUAN KEMBALIRENCANA TATA RUANGRENCANA TATA RUANGWILAYAH KABUPATENWILAYAH KABUPATEN

Page 2: Peninjauan Kembali RTRW Kab

DAFTAR ISI

BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

1.1 Pengertian I -1

1.2 Ruang Lingkup I -1

1.3 Kedudukan Peninjauan Kembali dalam Sistem

Penataan Ruang I - 2

BAB II KONSEP DASAR PENINJAUAN KEMBALI

2.1 Perlunya Peninjauan Kembali II - 1

2.2 Proses dan Tahapan Peninjauan Kembali II - 3

BAB III KRITERIA TIPOLOGI PENINJAUAN KEMBALI RTRWK

3.1 Kelengkapan dan Keabsahan Data III - 1

3.2 Metode dan Hasil Analisis III - 4

3.3 Perumusan Konsep dan Strategi Pemanfaatan

Ruang Wilayah Kabupaten III - 7

3.4 Kesahan Produk rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten III - 8

3.5 Prosedur Penyusunan RTRWK III - 9

BAB IV TATA CARA BAKU PENINJAUAN KEMBALI 4.1 Tahap Evaluasi Data dan Informasi IV - 1

4.2 Tahap Penentuan Perlu/Tidaknya Dilakukan

Peninjauan Kembali RTRWK IV - 2

4.3 Tahap Penentuan Tipologi Peninjauan Kembali IV - 2

4.4 Tahap Kegiatan Peninjauan Kembali IV - 5

4.5 Pengesahan Rencana IV -16

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten i

Page 3: Peninjauan Kembali RTRW Kab

KATA PENGANTAR Sebagaimana telah kita pahami bersama, pelaksanaan otonomi daerah telah menjadi komitmen nasional. Dalam kaitan tersebut, pemerintah pusat berkewajiban mendorong pelaksanaan otonomi daerah tersebut. Penerbitan buku pedoman ini merupakan respon positif terhadap berbagai pertanyaan dan permintaan sehubungan dengan pelaksanaan otonomi daerah. Buku pedoman ini diharapkan dapat dijadikan salah satu pegangan bagi Pemerintah Kabupaten dan seluruh masyarakat terutama para praktisi dan para akademisi di berbagai kegiatan yang dalam tugas dan kegiatannya berkaitan dengan penataan ruang di wilayah kabupaten. Dalam proses penyusunannya telah dilibatkan berbagai kalangan masyarakat dan para akademisi dari Perguruan Tinggi terkemuka. Di samping itu kami juga telah melaksanakan sosialisasi dan temu wicara dengan Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi serta Tokoh Masyarakat. Pedoman yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah no. 327/KPTS/M/2002 tanggal 12 Agustus 2002 ini berisi kriteria, konsep dasar, dan proses standar peninjauan kembali RTRW Kabupaten, yang semuanya ini merupakan pedoman umum yang berlaku secara nasional. Dalam pelaksanaan ada kemungkinan ditemukan hal-hal yang perlu dipertajam dan kurang sesuai dengan kondisi setempat. Oleh karena itu pelaksanaannya tentu dapat disesuaikan dengan karakteristik setempat. Kami harapkan upaya fasilitasi pemerintah ini tidak selesai dengan adanya pedoman ini, namun dapat dilanjutkan dengan upaya penyebarluasan dan penyempurnaannya. Untuk itu segala masukan, saran maupun kritik untuk perbaikan pedoman ini sangat kami hargai. Akhirnya bagi seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan pedoman ini, kami mengucapkan terima kasih. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktur Jenderal Penataan Ruang

Ir. Sjarifuddin Akil

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten

Page 4: Peninjauan Kembali RTRW Kab

BAB I PENGERTIAN DAN RUANG

LINGKUP 1.1 PENGERTIAN

Peninjauan kembali dan/atau penyempurnaan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

(RTRWK) merupakan suatu proses yang dilakukan

secara berkala selama jangka waktu perencanaan

berjalan agar selalu memiliki suatu rencana tata

ruang yang berfungsi seperti yang ditetapkan

dalam UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan

Ruang. Fungsi dari RTRWK tersebut adalah

sebagai pedoman untuk :

a. Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan

dan pengendalian ruang di wilayah kabupaten.

b. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan

keseimbangan perkembangan antar kawasan

wilayah kabupaten, serta keserasian

pembangunan antar sektor.

c. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan

pemerintah dan/atau masyarakat.

d. Penyusunan rencana rinci tata ruang Kabupaten.

e. Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan

ruang bagi kegiatan pembangunan.

1.2 RUANG LINGKUP

Materi yang diatur dalam peninjauan kembali

RTRWK meliputi :

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten I-1

Page 5: Peninjauan Kembali RTRW Kab

a. Kriteria untuk menentukan bahwa RTRWK perlu

ditinjau kembali.

b. Kriteria untuk menentukan tipologi penijauan

kembali RTRWK.

c. Kajian terhadap kinerja dan kemampuan RTRWK

dalam mengakomodasi perubahan kebijaksanaan,

tujuan/sasaran pembangunan, dinamika

perkembangan dan sebagai alat perencanaan.

d. Analisis hubungan faktor-faktor eksternal dengan

kebijaksanaan pembangunan serta struktur

pemanfaatan ruang.

e. Tipologi dan tata cara peninjauan kembali

RTRWK.

f. Tata cara pengesahan rencana yang telah

diperbaiki.

1.3 KEDUDUKAN PENINJAUAN KEMBALI RTRWK DALAM SISTEM PENATAAN RUANG

Walaupun sebuah RTRWK yang baru disusun

setiap 10 tahun sekali, proses perencanaan tidak

berhenti pada dihasilkannya dokumen atau produk

RTRWK. Proses perencanaan merupakan proses

yang terus berlanjut seperti suatu siklus. Dalam

pengertian tersebut, peninjauan kembali

merupakan bagian dari proses yang memperbaiki

rencana tata ruang yang telah disusun.

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten I-2

Page 6: Peninjauan Kembali RTRW Kab

PP Kawasan

PP lain yang terkait

Gambar 1.1 Kedudukan peninjauan kembali RTRW menurut sistem penataan ruang UU No. 24 Tahun 1992

Proses dan prosedur penyusunan dan penetapan RTR sesuai dengan UUPR Pasal 13(1)

PP mengenai kriteria dan tata cara Peninjauan kembali dan atau Penyempurnaan RTR Pasal 13(4)(1)

Pedoman peninjauan Kembali dan penyusunan RTRW

PERENCANAAN TATA RUANG (Psl 13 dan 14)

Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang

Tata Guna Tanah

Tata Guna

Air

Tata Guna Udara

Tata Guna

SD Lain

PP mengenai pola TGT, TGA, TGU, TG

Pelak- sanaan Program Peman- faatan

Program Pembia-

yaan

Penta- hapan

Pasal 15(2)

Pasal 15(1)

Pola

Tata Guna Tanah

Tata Guna

Air

Tata Guna Udara

Tata Guna

SD Lain

Pela- poran

Peman- tauan

Evaluasi Adminis- trasi

Perdata Pidana

Pasal 18(1) Penjelasan Pasal 18(1)

MekanismePengawasan Pengawasan

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG Pasal 17 dan 18

PEMANFAATAN RUANG (Pasal 15 dan 16)

Peraturan Perundangan Tata Cara Penyusunan Tata Ruang Fungsi Hankam Pasal 14(3)

Han Kam

Page 7: Peninjauan Kembali RTRW Kab

BAB II KONSEP DASAR

PENINJAUAN KEMBALI 2.1 PERLUNYA PENINJAUAN KEMBALI

Faktor yang sebenarnya menjadikan kegiatan

peninjauan kembali menjadi suatu aktivitas yang

penting untuk dilakukan secara berkala dalam

proses penataan ruang adalah karena adanya

ketidaksesuaian dan/atau simpangan antara

rencana dengan kenyataan yang terjadi di

lapangan baik karena faktor internal maupun faktor

eksternal.

2.1.1 Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

perlunya peninjauan kembali, yaitu:

i. Adanya perubahan dan/atau penyempurnaan

peraturan dan/atau rujukan sistem penataan

ruang.

ii. Adanya perubahan kebijaksanaan

pemanfaatan ruang dan/atau sektoral dari

tingkat propinsi maupun kabupaten yang

berdampak pada pengalokasian kegiatan

pembangunan yang memerlukan ruang

berskala besar.

iii. Adanya ratifikasi kebijaksanaan global yang

mengubah paradigma sistem pembangunan

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten II-1

Page 8: Peninjauan Kembali RTRW Kab

dan pemerintahan serta paradigma

perencanaan tata ruang.

iv. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang cepat dan seringkali radikal

dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam

meminimalkan kerusakan lingkungan.

v. Adanya bencana alam yang cukup besar

sehingga mengubah struktur dan pola

pemanfaatan ruang, dan memerlukan relokasi

kegiatan budidaya maupun lindung yang ada

demi pembangunan pasca bencana.

2.1.2 Faktor Internal Beberapa faktor internal yang mempengaruhi

perlunya peninjauan kembali adalah:

i. Rendahnya kualitas RTRWK yang

dipergunakan untuk penertiban perizinan

lokasi pembangunan, sehingga kurang dapat

mengoptimalisasi perkembangan dan

pertumbuhan aktivitas sosial ekonomi yang

cepat dan dinamis.

ii. Rendahnya kualitas ini dapat disebabkan

karena tidak diikutinya proses teknis dan

prosedur kelembagaan perencanaan tata

ruang.

iii. Terbatasnya pengertian dan komitmen

aparatur yang terkait dengan tugas penataan

ruang, mengenai fungsi dan kegunaan

RTRWK dalam pelaksanaan pembangunan.

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten II-2

Page 9: Peninjauan Kembali RTRW Kab

iv. Adanya perubahan atau pergeseran

nilai/norma dan tuntutan hidup yang berlaku di

dalam masyarakat.

v. Lemahnya kemampuan aparatur yang

berwenang dalam pengendalian pemanfaatan

ruang.

2.2 PROSES PENINJAUAN KEMBALI

Proses peninjauan kembali merupakan suatu

bagian dari keseluruhan mekanisme dari

rangkaian penataan ruang, dan dilakukan secara

konsisten terhadap proses pemanfaatan ruang

yang menerima pengaruh dari faktor internal dan

eksternal. Proses peninjauan kembali dalam

rangkaian penataan ruang secara skematis

dijelaskan pada Gambar 2.1.

Proses peninjauan kembali RTRWK dilakukan

dengan melalui beberapa tahapan, yaitu :

i. Evaluasi data dan informasi dari hasil kegiatan

pengendalian, dan pemanfaatan ruang.

ii. Penentuan perlu atau tidaknya peninjauan

kembali.

iii. Penentuan tipologi peninjauan kembali

berdasarkan kriteria tipologi.

iv. Kegiatan peninjauan berupa analisis, kajian

dan evaluasi/penilaian.

v. Kegiatan penyempurnaan RTRW.

vi. Pemantapan pemanfaatan dan pengendalian

pemanfaatan RTRW.

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten II-3

Page 10: Peninjauan Kembali RTRW Kab

vii. Menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan

legitimasi hukum pada materi RTRW hasil

peninjauan kembali.

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten II-4

Page 11: Peninjauan Kembali RTRW Kab

Gambar 2.1 Proses Peninjauan Kembali RTRWK

PENGENDALIAN

KRITERIA PERLU REVIEW

MEKANISME PERIZINAN RTR PENATAAN

RUANG

PENGAWASAN

Paradigma Baru Pembangunan

dan/atau Penataan Ruang

PEMAN-FAATAN

PENINJAUAN KEMBALI PEMANTAUAN

EVALUASI Tata Cara Penyempurnaan untuk Masing-Masing

Tipologi

Kriteria Penanganan Masing-Masing Tipologi

TATA RUANG

Analisis untuk Penentuan Tipologi Peninjauan

Kembali

-Profil dan Kualitas RTRW -Tingkat Pemanfaatan & Permasalahan

Peraturan atau Rujukan Baru

Kebijaksanaan Sektor

PELAPORAN

RTR? Masalah? Perubahan Kebijaksanaan?

PENERTIBAN ADM Perd. Pid.

PERLU REVIEW

Ya

Tidak

KRITERIA TIDAK TERPENUHI KRITERIA

TERPENUHI

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL

Page 12: Peninjauan Kembali RTRW Kab

BAB III KRITERIA TIPOLOGI

PENINJAUAN KEMBALI

Peninjauan kembali RTRWK lebih mudah

ditindaklanjuti dengan membuat dan mengikuti

suatu tipologi peninjauan kembali. Adapun kriteria-

kriteria yang yang membentuk tipologi tersebut

adalah:

1. Kelengkapan dan keabsahan data;

2. Relevansi metoda dan hasil analisis;

3. Kesesuaian perumusan konsep dan strategi

pemanfaatan ruang wilayah kabupaten;

4. Prosedur penyusunan RTRWK;

5. Kesahan produk RTRWK.

3.1 KELENGKAPAN DAN KEABSAHAN DATA Data dikatakan lengkap jika minimal terdapat:

a. Data Kebijaksanaan Pembangunan Daerah

(sasaran dan tujuan) dan Data Regional:

• Data kesimpulan arahan Pola Dasar

Pembangunan Daerah dan Propeda Propinsi

terhadap Kabupaten.

• Data kesimpulan Pola Dasar Pembangunan

Daerah dan Propeda Kabupaten.

• Data kebijaksanaan pembangunan sektor

lainnya yang berpengaruh.

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten III-1

Page 13: Peninjauan Kembali RTRW Kab

• Data atau informasi arahan RTRWN, RTR

Pulau atau Perwilayahan, RTRWP terhadap

Kabupaten.

b. Data karakteristik ekonomi wilayah dan

perkembangannya, yang meliputi:

• Data PDRB Kabupaten (time series 5 tahun)

• Data mobilitas orang dan barang di

kabupaten.

• Data sistem jaringan transportasi jalan.

• Data produksi per sektor pembangunan total

kabupaten.

• Data produksi per sektor pembangunan dirinci

per kecamatan.

• Data APBD Kabupaten (time series 5 tahun)

• Data realisasi penerimaan dan pengeluaran

rutin.

• Data realisasi penerimaan dan pengeluaran

pembangunan.

• Data investasi pembangunan per sektor yang

terkait dengan penataan ruang.

c. Data dan kondisi perkembangan kependudukan /

demografi, yang meliputi:

• Data jumlah penduduk kabupaten,

kecamatan, kota-kota (perkotaan), dan

perdesaan.

• Data kepadatan penduduk kabupaten,

kecamatan dan kota.

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten III-2

Page 14: Peninjauan Kembali RTRW Kab

• Data rate pertumbuhan kabupaten,

kecamatan, desa.

• Data lapangan pekerjaan penduduk

kabupaten, dirinci per kecamatan.

d. Data sumber daya buatan, meliputi:

• Data sarana ekonomi tiap kecamatan dan

perkotaan.

• Data sarana sosial tiap kecamatan dan

perkotaan.

• Data dan peta sarana dan prasarana

transportasi di kabupaten.

• Data dan peta prasarana pengairan.

• Data dan peta sumber air baku.

• Data dan peta sistem jaringan listrik.

• Data dan peta sistem telekomunikasi.

e. Data sumber daya alam, meliputi:

• Data dan peta penggunaan lahan/tanah

• Data dan peta hidrologi/sumberdaya air

• Data dan peta topografi dan morfologi

• Data dan peta geologi dan jenis tanah

• Data dan peta sumberdaya mineral

• Data dan peta unsur-unsur iklim

• Data dan peta kehutanan

• Data dan peta kawasan rawan bencana

Peta dibuat dengan kedalaman skala 1:100.000

sampai dengan 1:50.000.

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten III-3

Page 15: Peninjauan Kembali RTRW Kab

3.2 METODE DAN HASIL ANALISIS

Metoda dan hasil analisis yang telah digunakan

dalam penyusunan RTRWK dianggap lengkap jika

minimal terdapat:

a. Analisis untuk melihat kedudukan Kabupaten

dalam sistem perwilayahan nasional, sistem tata

ruang pulau, sistem perwilayahan propinsi, dan

keterkaitannya dengan kabupaten lainnya. Analisis

ini dinyatakan lengkap jika minimal memiliki :

• Analisis mengenai jaringan transportasi

nasional, pulau, propinsi

• Analisis mengenai arahan kebijakan RTRWN,

RTR Pulau, Perwilayahan, RTRWP, dan

kebijaksanaan sektoral.

• Analisis sistem perkotaan, regional yang

berpengaruh terhadap kabupaten.

• Analisis fungsi dan peranan kabupaten dalam

lingkup nasional, pulau, propinsi dilihat dari

aspek ekonomi, transportasi dan pencapaian

pembangunan nasional/ regional secara

umum.

• Analisis sektor-sektor unggulan yang menjadi

prime mover di kabupaten, propinsi, pulau

maupun nasional.

b. Analisis Demografi

• Analisis tingkat perkembangan penduduk

• Analisis mengenai pergerakan/mobilitas

penduduk antar kabupaten dan dalam

kabupaten

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten III-4

Page 16: Peninjauan Kembali RTRW Kab

• Analisis distribusi/kepadatan penduduk

kecamatan, perkotaan, dan perdesaan

• Analisis struktur pekerjaan penduduk

kecamatan, perkotaan dan perdesaan

• Analisis strukltur umur dan tingkat partisipasi

angkatan kerja per kecamatan, perkotaan dan

perdesaan.

c. Analisis Sosial Kemasyarakatan

• Analisis adat-istiadat yang menghambat dan

mendukung pembangunan

• Analisis tingkat partisipasi/peran serta

masyarakat dalam pembangunan

• Analisis kepedulian masyarakat terhadap

lingkungan

• Analisis pergeseran nilai dan norma yang

berlaku dalam masyarakat setempat

• Analisis kinerja tingkat pelayanan fasilitas dan

utilitas sosial

d. Analisis Ekonomi

• Analisis mengenai ekonomi dasar

• Analisis mengenai struktur ekonomi wilayah

kabupaten

• Analisis mengenai peluang pertumbuhan

ekonomi

• Analisis pergerakan barang dan jasa intra dan

inter wilayah

• Analisis pola persebaran ekonomi dalam

wilayah

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten III-5

Page 17: Peninjauan Kembali RTRW Kab

• Analisis mengenai potensi investasi.

e. Analisis Fisik dan Daya Dukung Lingkungan

• Analisis kendala fisik pengembangan

kawasan budidaya (rawan gempa, banjir,

longsor, dll)

• Analisis lokasi dan kapasitas sumber daya

alam

• Analisis kesesuaian lahan untuk kawasan

lindung maupun budidaya.

f. Analisis Sarana dan Prasarana

• Analisis kondisi, jenis dan jumlah sarana

sosial dan ekonomi.

• Analisis sarana dan prasarana transportasi

• Analisis sarana dan prasarana pengairan,

listrik dan telekomunikasi.

g. Analisis struktur dan pola ruang yang ada dan

kecenderungan perkembangannya.

Analisis ini dinyatakan lengkap apabila dapat

dirangkum faktor-faktor pembentuk struktur dan

pola pemanfaatan ruang dari kesimpulan analisis

pola sebaran penduduk, pola sebaran kegiatan

pembangunan (kegiatan budidaya), dan pola

sebaran jaringan sarana-prasaran.

h. Analisis potensi dan kondisi sumber daya alam,

sumber daya buatan dan sumber daya manusia

• Potensi sumber daya alam yang ada,

kemungkinan dan keterbatasan

pengembangannya.

• Potensi pengembangan sumber daya buatan

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten III-6

Page 18: Peninjauan Kembali RTRW Kab

• Kemampuan sumber daya manusia yang ada

untuk mengelola sumber-sumber di atas.

i. Analisis Keuangan dan Kemampuan Pembiayaan

Pembangunan Daerah

• Analisis mengenai jumlah dan proporsi

pembiayaan pembangunan kabupaten serta

arahan dari tingkat propinsi.

• Analisis PAD, subsidi pemerintah pusat, dan

subsidi dari tingkat propinsi.

• Analisis sumber-sumber pembiayaan lainnya

(swasta, BLN, dsb).

3.3 PERUMUSAN KONSEP DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KABUPATEN Bagian-bagian perumusan konsep dan strategi

pemanfaatan yang diperiksa kesesuaiannya

meliputi:

a. Perumusan tujuan pemanfaatan ruang

b. Perumusan masalah pembangunan kabupaten

dan keterkaitannya dengan masalah pemanfaatan

ruang

c. Perumusan konsep dan strategi pengembangan

tata ruang wilayah kabupaten

d. Penjabaran konsep dan strategi pengembangan

tata ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-

langkah berikut :

• Strategi pengelolaan kawasan kawasan

lindung dan budidaya

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten III-7

Page 19: Peninjauan Kembali RTRW Kab

• Strategi pengelolaan kawasan perdesaan,

perkotaan, dan kawasan tertentu.

• Strategi pengembangan sistem kegiatan

pembangunan serta sistem permukiman

perdesaan dan perkotaan.

• Strategi pengembangan sarana dan

prasarana wilayah.

• Strategi pengembangan kawasan prioritas

• Strategi pemanfaatan ruang.

• Strategi pengendalian pemanfaatan ruang,

3.4 KESAHAN PRODUK RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

RTRW Kabupaten dinyatakan sah sesuai UUPR,

apabila memiliki:

• Tujuan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten

serta konsep dan strategi pengembangannya

untuk mencapai tujuan tersebut di atas.

• Rencana struktur pemanfaatan ruang :

a. Rencana sistem kegiatan pembangunan

b. Rencana sistem permukiman perkotaan

dan perdesaan

c. Rencana sistem prasarana wilayah yang

terdiri dari :

i) Rencana sistem prasarana

transportasi

ii) Rencana sistem prasarana

energi/listrik

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten III-8

Page 20: Peninjauan Kembali RTRW Kab

iii) Rencana sistem prasarana

pengelolaan

iv) Rencana sistem prasarana

lingkungan

v) Rencana sistem prasarana lainnya

• Rencana pola pemanfaatan ruang.

3.5 PROSEDUR PENYUSUNAN RTRWK

Penyusunan RTRWK umumnya mengikuti

prosedur yang berciri sebagai berikut:

• Disusun berdasarkan pedoman penyusunan

yang berlaku

• Melibatkan seluruh tim koordinasi penataan

ruang wilayah kabupaten bersangkutan serta

masyarakat dan pakar termasuk swasta

• Melalui suatu proses konsensus dan

musyawarah dari semua pihak dan

mengalokasikan ruang sesuai dengan arahan

dari rencana tata ruang yang lebih tinggi.

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten III-9

Page 21: Peninjauan Kembali RTRW Kab

BAB IV TATA CARA BAKU

PENINJAUAN KEMBALI 4.1 TAHAP EVALUASI DATA DAN INFORMASI

• Pada tahap ini dikumpulkan data mengenai

pemanfaatan ruang kabupaten yang sudah

berlangsung dan dibandingkan dengan

strategi dan rencana struktur dan pola

pemanfaatan ruang kabupaten.

• Data mengenai kebijaksanaan-kebijaksanaan

eksternal, dan evaluasi adanya perubahan

terhadap asumsi faktor-faktor eksternal yang

ada, serta kajian mengenai pengaruhnya

terhadap strategi, struktur dan pola

pemanfaatan ruang Kabupaten

• Melakukan kajian terhadap keabsahan

RTRWK dengan memperhatikan perubahan

pemanfaatan dan adanya perubahan faktor-

faktor eksternal

Kegiatan pada tahap ini akan menghasilkan :

• Profil, kualitas dan kesahan RTRWK

• Tingkat permasalahan pemanfaatan ruang,

berupa simpangan-simpangan pemanfaatan

ruang dan lokasi pembangunan

• Perubahan-perubahan kebijaksanaan diluar

sistem penataan ruang

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-1

Page 22: Peninjauan Kembali RTRW Kab

4.2 TAHAP PENENTUAN PERLU/TIDAKNYA DILAKUKAN PENINJAUAN KEMBALI RTRWK Penentuan perlu/tidaknya dilakukan peninjauan

kembali terhadap RTRWK dilakukan dengan

melihat beberapa kriteria berikut:

• Terjadi perubahan kebijaksanaan

pemerintah/sektor untuk pembangunan

berskala besar atau kegiatan penting yang

tidak dapat ditampung oleh struktur dan pola

pemanfaatan ruang dalam RTRWK yang ada

• Terjadi perubahan faktor-faktor internal dalam

pembangunan daerah karena adanya

perubahan prioritas, perkembangan kawasan

atau sektor yang tidak dipertimbangkan

sebelumnya

• Terjadinya simpangan-simpangan besar

dalam struktur dan pola pemanfaatan ruang

Jika sekurang-kurangnya salah satu dari kriteria

tersebut dipenuhi, maka diperlukan proses

peninjauan kembali atau penyempurnaan terhadap

seluruh proses penataan ruang yang ada.

4.3 TAHAP PENENTUAN TIPOLOGI PENINJAUAN KEMBALI

Setelah dari tahapan (2) diperoleh ketentuan perlu

dilakukan peninjauan kembali, selanjutnya

ditentukan tipologi peninjauan kembali, yaitu :

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-2

Page 23: Peninjauan Kembali RTRW Kab

Tipologi A RTRWK sah, simpangan kecil,

faktor eksternal tetap.

Tipologi B RTRWK sah, simpangan kecil,

faktor eksternal berubah.

Tipologi C RTRWK sah, simpangan besar,

faktor eksternal berubah.

Tipologi D RTRWK sah, simpangan besar,

faktor eksternal tetap.

Tipologi E RTRWK tidak sah, simpangan

kecil, faktor eksternal berubah.

Tipologi F RTRWK tidak sah, simpangan

kecil, faktor eksternal tetap.

Tipologi G RTRWK tidak sah, simpangan

besar, faktor eksternal berubah.

Tipologi H RTRWK tidak sah, simpangan

besar, faktor eksternal tetap.

Ciri-ciri dari masing-masing tipologi adalah : Tipologi A

RTRWK berlaku untuk digunakan sebagai acuan

pembangunan dan memenuhi ketentuan prosedur

dan proses penyusunan rencana dan terpenuhi

substansi RTRWK. Simpangan yang terjadi pada

prinsipnya tidak merubah mempengaruhi

perubahan tujuan, strategi serta struktur dan pola

pemanfaatan ruang.

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-3

Page 24: Peninjauan Kembali RTRW Kab

Tipologi B

Pada tipologi B, terjadi perubahan signifikan pada

faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja

RTRWK, sehingga tidak dapat sepenuhnya

dijadikan acuan pembangunan karena tidak dapat

mengakomodasi perkembangan yang ada. Secara

mendasar, RTRWK ini memerlukan perubahan

dalam tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan

pola pemanfaatan ruang.

Tipologi C

Dalam pemanfaatan RTRWK terjadi simpangan-

simpangan yang menyalahi ketentuan yang

diinginkan dalam RTRWK yang disebabkan oleh

pengaruh faktor-faktor eksternal secara signifikan.

Dalam hal ini perlu dilakukan perubahan tujuan,

sasaran, strategi serta struktur dan pola

pemanfaatan ruang.

Tipologi D

Dalam pelaksanaan RTRWK telah terjadi

simpangan dalam pemanfaatan dan pengendalian

yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam

RTRWK, walaupun kondisi RTRWK sendiri telah

memenuhi prosedur dan ketentuan

penyusunannya.

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-4

Page 25: Peninjauan Kembali RTRW Kab

Tipologi E, F, G, dan H

Keempat tipologi ini pada dasarnya memiliki

kondisi yang sama, yaitu RTRWK yang

bersangkutan tidak sah. Oleh karena itu, pada

keempat tipologi ini perlu dilakukan

penyempurnaan RTRWK atau perubahan tujuan,

sasaran, strategi serta struktur dan pola

pemanfaatan ruang wilayah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dalam pedoman

penyusunan rencana, dan sesuai dengan

perubahan yang diakibatkan oleh faktor eksternal.

4.4 TAHAP KEGIATAN PENINJAUAN KEMBALI Setelah ditentukan salah satu tipe

keadaan/penanganan peninjauan kembali,

selanjutnya dilakukan :

a. Kajian/penilaian dan/atau evaluasi RTRWK

Kegiatan ini berupa :

• Kajian/penilaian terhadap RTRWK dari sisi

kelengkapan materi dan proses penyusunan

dengan mengacu pada UUPR serta standar dan

pedoman teknis penyusunan RTRWK

• Evaluasi kemampuan RTRWK sebagai alat

perencanaan, khususnya dalam identifikasi

pelaksanaan program dan proyek pembangunan

yang terkait dengan penataan ruang

• Penyesuaian terhadap materi RTRWK untuk

mengakomodasi perubahan kebijaksanaan,

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-5

Page 26: Peninjauan Kembali RTRW Kab

tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola

pemanfaatan ruang.

• Evaluasi kemampuan RTRWK untuk

mengakomodasi dinamika perkembangan

pemanfaatan ruang serta sekaligus melakukan

penyesuaian RTRWK, jika dianggap tidak

mampu menampung aspirasi, tuntutan

pembangunan dan perkembangan masyarakat.

• Evaluasi kesesuaian antara perwujudan struktur

dan pola pemanfaatan ruang yang ditetapkan

pada RTRWK yang dituju, dan mencari

tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk

menanggulangi penyimpangan yang terjadi.

b. Penyempurnaan RTRWK

Tergantung pada tipologinya, yaitu berupa :

i. Pembakuan materi RTRWK jika berdasarkan

hasil peninjauan ditemukan bahwa materi

RTRWK yang ditinjau tidak memenuhi

persyaratan minimal sebagai RTRWK yang

baku

ii. Penyesuaian terhadap materi RTRWK agar

mampu mengakomodasi perubahan

kebijaksanaan, tujuan, sasaran, dan dinamika

pembangunan, serta untuk mengkoreksi

struktur dan pola pemanfaatan ruang.

Bentuk dari kegiatan ini adalah :

• Penambahan komponen-komponen rencana

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-6

Page 27: Peninjauan Kembali RTRW Kab

• Perbaikan sebagai komponen rencana

• Perumusan kembali kebijaksanaan dan

strategi pengembangan wilayah serta tujuan

dan sasaran pembangunan

• Revisi total seluruh komponen rencana atau

penyusunan kembali rencana

c. Pemantapan Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan RTRWK

Kegiatan ini anatar lain berupa diseminasi RTRWK

ke setiap sektor, pemanfaatan RTRWK sebagai

alat koordinasi, sebagai acuan pembangunan,

penyempurnaan kegiatan pemantauan dan

pelaporan evaluasi dan sebagainya.

Proses peninjauan kembali untuk masing-masing

tipologi di atas, adalah :

1) Tipologi A

Tidak perlu dilakukan tindakan tertentu karena

RTRWK-nya masih sah, tidak perlu dilakukan

penyempurnaan, dapat dijadikan sebagai acuan

dalam pembangunan daerah Kabupaten.

2) Tipologi B Perlu dilakukan peninjauan kembali yang

disebabkan oleh faktor-faktor eksternal yang

menyebabkan RTRWK tidak berlaku lagi.

Tatacara yang harus dilakukan adalah :

a. Masukan

Identifikasi faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi kinerja RTRWK

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-7

Page 28: Peninjauan Kembali RTRW Kab

b. Proses

• Analisis hubungan faktor eksternal

terhadap kebijaksanaan pembangunan

daerah

• Analisis hubungan faktor eksternal

terhadap rencana struktur dan pola

pemanfaatan ruang

• Apabila faktor eksternal tidak lagi sejalan

dengan strategi pengelolaan, rencana

struktur dan pola pemanfaatan ruang,

dilanjutkan dengan :

1) Pemutakhiran tujuan dan sasaran

pembangunan daerah

2) Perumusan permasalahan

pembangunan dan pemanfaatan

ruang

3) Perumusan kembali strategi

pengembangan wilayah

c. Keluaran

• Rumusan strategi pengembangan

wilayah baru

• Rumusan struktur dan pola pemanfaatan

ruang yang baru

3) Tipologi C (1) Penyesuaian terhadap faktor eksternal

a. Masukan

Identifikasi faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi kinerja RTRWK

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-8

Page 29: Peninjauan Kembali RTRW Kab

b. Proses

• Analisis hubungan faktor eksternal

terhadap kebijaksanaan pembangunan

daerah

• Analisis hubungan faktor eksternal

terhadap rencana struktur dan pola

pemanfaatan ruang

• Apabila faktor eksternal tidak lagi sejalan

dengan strategi pengelolaan, rencana

struktur dan pola pemanfaatan ruang,

dilanjutkan dengan :

1) Pemutakhiran tujuan dan sasaran

pembangunan daerah

2) Perumusan permasalahan

pembangunan dan pemanfaatan

ruang

3) Perumusan kembali strategi

pengembangan wilayah

c. Keluaran

• Rumusan strategi pengembangan

wilayah baru

• Rumusan struktur dan pola

pemanfaatan ruang yang baru

(2) Pemantapan pemanfaatan dan pengendalian

• Penyempurnan/peningkatan pemanfaatan

RTRWK sebagai acuan pembangunan

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-9

Page 30: Peninjauan Kembali RTRW Kab

• Peningkatan diseminasi RTRWK ke

setiap sektor dan menyepakati RTRWK

sebagai acuan pembangunan

• Peningkatan pemanfaatan RTRWK

sebagai dokumen acuan dalam forum

Rapat Koordinasi Pembangunan

• Penyempurnaan kegiatan pemantauan

dan pelaporan secara kontinyu terhadap

program-program pembangunan dan

implementasi ruang

• Penyempurnaan kegiatan evaluasi

terhadap pelaksanaan program

implementasi ruang dan perizinan.

4) Tipologi D Pada tipologi D ini tidak perlu dilakukan

pemutakhiran RTRWK karena rencana masih sah

dan tidak terjadi perubahan eksternal seperti

halnya pada tipologi A, namun karena

permasalahannya adalah terjadinya simpangan

pada pemanfaatannya dan pengendalian, maka

aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam

peninjauan kembali adalah sebagaimana

dilakukan pemantapan pada tipologi C.

Pemanfaatan dan pengendalian yang perlu

dilakukan adalah:

a. Penyempurnaan/peningkatan pemanfaatan

RTRWK sebagai acuan pembangunan.

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-10

Page 31: Peninjauan Kembali RTRW Kab

b. Peningkatan diseminasi RTRWK ke setiap

sektor dan menyepakati RTRWK sebagai

acuan pembangunan

c. Peningkatan pemanfaatan RTRWK sebagai

dokumen acuan dalam forum Rapat

Koordinasi Pembangunan

d. Penyempurnaan kegiatan pemantauan dan

pelaporan secara kontinyu terhadap program

pembangunan dan implementasi ruang

e. Penyempurnaan kegiatan evaluasi terhadap

pelaksanaan program implementasi ruang dan

perizinan

5) Tipologi E

Dilakukan peninjauan kembali karena

ketidaksahan rencana ditinjau dari aspek substansi

yang tidak memenuhi ketentuan prosedur dan

proses penyusunan rencana, dan adanya

perubahan faktor eksternal yang perlu

terakomodasi. Dengan demikian, dalam

peninjauan kembali diperlukan langkah-langkah

menyeluruh terhadap perbaikan substansi rencana

dan penyesuaian terhadap aspek-aspek eksternal.

Tatacara yang dilakukan :

a. Masukan

• Identifikasi faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi kinerja RTRWK

• Identifikasi kinerja RTRWK

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-11

Page 32: Peninjauan Kembali RTRW Kab

• Identifikasi pemanfaatan yang sedang

berjalan

b. Proses

• Analisis hubungan faktor eksternal

terhadap kebijaksanaan pembangunan

daerah

• Analisis hubungan faktor eksternal

terhadap struktur dan pola pemanfaatan

ruang

• Pemutakhiran data, analisis dan produk

rencana disesuaikan dengan faktor-

faktor eksternal yang mengalami

perubahan

• Perumusan permasalahan pembangunan

dan pemanfaatan ruang wilayah

• Perumusan kembali strategi

pengembangan wilayah

c. Keluaran

• Rumusan RTRWK yang disempurnakan

• Rumusan struktur dan pola pemanfaatan

ruang yang baru

6) Tipologi F

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah revisi atau

peninjauan kembali secara menyeluruh dengan

melakukan pemutakhiran data, analisis dan

rencana.

Tatacara yang perlu dilakukan :

a. Masukan

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-12

Page 33: Peninjauan Kembali RTRW Kab

• Identifikasi faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi kinerja RTRWK

• Identifikasi pemanfaatan ruang yang

sedang berjalan

b. Proses (menggunakan pedoman penyusunan

RTRWK)

• Pemutakhiran data, analisis dan produk

rencana disesuaikan dengan

pemanfaatan ruang yang sedang berjalan

yang mengalami perubahan

• Perumusan permasalahan pembangunan

dan pemanfaatan ruang

• Perumusan kembali konsep dan strategi

pengembangan wilayah

c. Keluaran

RTRWK yang baru

7) Tipologi G

Melakukan revisi secara menyeluruh kinerja

produk RTRWK yang berupa pemutakhiran data,

analisis dan rencana dengan menyesuaikannya

pada faktor-faktor eksternal yang mengalami

perubahan.

Tatacara yang dilakukan :

(1) Pemutakhiran Rencana dan Penyesuaian terhadap faktor-faktor eksternal

a. Masukan

• Identifikasi faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi kinerja RTRWK

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-13

Page 34: Peninjauan Kembali RTRW Kab

• Identifikasi kinerja RTRWK

• Identifikasi pemanfaatan yang sedang

berjalan

b. Proses

• Analisis hubungan faktor eksternal

terhadap kebijaksanaan pembangunan

daerah

• Analisis hubungan faktor eksternal

terhadap struktur dan pola pemanfaatan

ruang

• Pemutakhiran data, analisis dan produk

rencana disesuaikan dengan faktor-

faktor eksternal yang mengalami

perubahan

• Perumusan permasalahan pembangunan

dan pemanfaatan ruang wilayah

• Perumusan kembali konsep strategi

pengembangan wilayah

c. Keluaran

RTRWK yang baru

(2) Pemantapan Pemanfaatan dan Pengendalian

• Penyempurnan/peningkatan pemanfaatan

RTRW sebagai acuan pembangunan

• Peningkatan diseminasi RTRWK ke

setiap sektor dan menyepakati RTRWK

sebagai acuan pembangunan

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-14

Page 35: Peninjauan Kembali RTRW Kab

• Peningkatan pemanfaatan RTRWK

sebagai dokumen acuan dalam forum

Rapat Koordinasi Pembangunan

• Penyempurnaan kegiatan pemantauan

dan pelaporan secara kontinyu terhadap

program-program pembangunan dan

implementasi ruang

• Penyempurnaan kegiatan evaluasi

terhadap pelaksanaan program

implementasi ruang dan perizinan.

8) Tipologi H

Yang perlu dilakukan adalah peninjauan kembali

secara menyeluruh dengan melakukan

pemutakhiran data, analisis dan rencana, baik

dalam proses penyusunan maupun substansi yang

ada dalam produk RTRWK, serta pemantapan

pemanfaatan dan pengendalian.

Tatacara yang dilakukan :

(1) Pemutakhiran Rencana

a. Masukan

• Identifikasi kinerja RTRWK

• Identifikasi pemanfaatan yang sedang

berjalan

b. Proses

• Pemutakhiran data, analisis dan produk

rencana disesuaikan dengan faktor-

faktor eksternal yang mengalami

perubahan

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-15

Page 36: Peninjauan Kembali RTRW Kab

• Perumusan permasalahan pembangunan

dan pemanfaatan ruang wilayah

• Perumusan kembali konsep strategi

pengembangan wilayah

• Penyusunan kembali RTRWK

c. Keluaran

RTRWK yang baru

(2) Pemantapan Pemanfaatan dan Pengendalian

• Penyempurnan/peningkatan pemanfaatan

RTRW sebagai acuan pembangunan

• Peningkatan diseminasi RTRWK ke

setiap sektor dan menyepakati RTRWK

sebagai acuan pembangunan

• Peningkatan pemanfaatan RTRWK

sebagai dokumen acuan dalam forum

Rapat Koordinasi Pembangunan

• Penyempurnaan kegiatan pemantauan

dan pelaporan secara kontinyu terhadap

program-program pembangunan dan

implementasi ruang

• Penyempurnaan kegiatan evaluasi

terhadap pelaksanaan program

implementasi ruang dan perizinan.

4.5 PENGESAHAN RENCANA

Masing-masing tipologi mempunyai tingkat

kedalaman aspek yang perlu di tinjau kembali dan

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-16

Page 37: Peninjauan Kembali RTRW Kab

secara prinsip menentukan tata cara pengesahan

dari hasil peninjauan kembali tersebut, yang

disimpulkan pada tabel 4.1. Penjelasan untuk

masing-masing jenis pengesahan adalah :

a. Tanpa Pengesahan

Apabila peninjauan kembali mempunyai kondisi

tidak mempengaruhi isi kesahan suatu RTRWK.

Tipologi yang sesuai dalam katgori ini adalah

tipologi A, dan D.

b. Pengesahan dengan SK Bupati Apabila RTRWK masih sah dan faktor eksternal

berubah, tetapi tidak merubah tujuan, strategi serta

struktur dan pola pemanfaatan ruang. Dalam hal

dapat dilakukan peninjauan kembali dengan

menyampaikan aturan tambahan dalam rangka

penyesuaian rencana. Tipologi yang sesuai dalam

kategori ini adalah tipologi B, dan C.

c. Pengesahan oleh Gubernur Propinsi

Apabila terjadi perubahan tujuan, sasaran, strategi

serta struktur dan pola pemanfaatan ruang

wilayah, maka prosedur pengesahan akan melalui

proses yang utuh yang dimulai dengan penetapan

oleh Pemerintah Daerah, dan pengesahana oleh

Gubernur Propinsi. Tipologi yang sesuai dalam

katgori ini adalah tipologi E, hingga H.

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-17

Page 38: Peninjauan Kembali RTRW Kab

Tabel 4.1 Proses peninjauan kembali RTRW Kabupaten sesuai tipologi

No. Tipologi Proses 1 A RTRWK sah

Simpangan kecil Faktor eksternal tetap

Tidak perlu dilakukan penyempurnaan RTRWK Masih digunakan sebagai acuan pembangunan daerah kabupaten

2 B RTRWK sah Simpangan kecil Faktor eksternal berubah

Perlu perubahan dan penyempurnaan rencana (pola dan struktur diubah)

3 C RTRWK sah Simpangan besar Faktor eksternal berubah

Perlu perubahan dan penyempurnaan rencana

4 D RTRWK sah Simpangan besar Faktor eksternal tetap

Perlu perubahan dan penyempurnaan RTRW

5 E RTRWK tidak sah Simpangan kecil Faktor eksternal berubah

Perlu perubahan dan penyempurnaan RTRW (rumusan pola dan struktur yang baru)

6 F RTRWK tidak sah Simpangan kecil Faktor eksternal tetap

Revisi total (pemutakhiran data, analisis, dan rencana)

7 G RTRWK tidak sah Simpangan besar Faktor eksternal berubah

Revisi total (pemutakhiran data, analisis, dan rencana)

8 H RTRWK tidak sah Simpangan besar Faktor eksternal tetap

Revisi total (pemutakhiran data, analisis, dan rencana)

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-18

Page 39: Peninjauan Kembali RTRW Kab

Tabel 4.2 Proses, produk, dan tindak lanjut penanganan

peninjauan kembali RTRW sesuai tipologi

No Kegiatan Tipologi A B C D E F G HA MASUKAN

1 Identifikasi faktor ekst yg berpengaruh thd kinerja RTRW x x x x

2 Identifikasi kinerja RTRW x x x x 3 Identifikasi pemanfaatan ruang x x x x B PROSES

1 Analisa hub faktor ekst thd kebijaksanaan pemb daerah x x x x

2 Analisa hub faktor ekst thd struktur dan pola pemanf ruang x x x x

3 Pemutakhiran data, analisa & produk rencana (berdsrkan faktor ekst) x x

4 Pemutakhiran data, analisa & produk rencana (pemanf ruang) x x

5 Pemutakhiran tujuan dan sasaran pembangunan x x

6 Perumusan permasalahan pembangunan dan pemanf ruang x x x x x x

7 Perumusan kembali konsep dan strategi pengemb wilayah x x x x x x

8 perumusan dan penyusunan kembali RTRW x x x x

C KELUARAN

1 Rumusan strategi pengemb wilayah yang baru x x

2 Rumusan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah yang baru x x x

3 Rumusan RTRW yang baru x x x x

D PEMANTAPAN RTRW DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN

1 Penyempurnaan pedoman pemanf RTRW sbg acuan pembangunan x x x x

2 Peningkatan diseminasi RTRW ke setiap sektor & menyepakati RTRW x x x x

3 Peningkatan pemanfaatan RTRW sbg dok acuan dlm forum rapat x x x x

4 Penyempurnaan kegtn pemantauan & pelaporan scr kontinu x x x x

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-19

Page 40: Peninjauan Kembali RTRW Kab

5 Penyempurnaan kegtn evaluasi thd pelaksanaan prog implementasi x x x x

E PENGESAHAN RENCANA 1 Tanpa pengesahan x x 2 Pengesahan dengan SK Gubernur/Bupati x x 3 Pengesahan oleh Mendagri/Gubernur x x x x x x

Keterangan: Tipologi B dan C yang mengalami perubahan mendasar dalam tujuan, sasaran, strategi, struktur dan pola pemanfaatan ruang melalui pengesahan oleh Gubernur. Tipologi B dan C yang mengalami perubahan mendasar dalam tujuan, sasaran, strategi, struktur dan pola pemanfaatan ruang, cukup pengesahannya dengan SK Bupati.

Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten IV-20